attachment_1429073666233_laporan resmi kl 2

34
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mengacu pada Kurikulum Pendidikan Progam Studi Teknik Pertambangan, Fakultas Teknologi Mineral, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta, mahasiswa Teknik Pertambangan yang menempuh semester IV diwajibkan untuk mengikuti matakuliah Ekskursi Industri Tambang atau Kuliah Lapangan II dengan agenda kegiatan utama adalah kunjungan ke beberapa industri berbasis pertambangan yang ada di Indonesia. Kegiatan Ekskursi Industri Tambang ini mempunyai bobot I sks. Seiring dengan industri pertambangan yang selalu berkembang, Program Studi Teknik Pertambangan, berupaya memberikan bekal kepada mahasiswa sesuai dengan kebutuhan industri, sehingga dapat menghasilkan sarjana Teknik Pertambangan yang unggul, berkualitas, dan profesional. Di dalam kegiatan ini, mahasiswa diperkenalkan secara langsung kegiatan pertambangan, sehingga diharapkan dapat membantu pemahaman lebih lanjut dalam matakuliah Pengantar Teknologi Mineral (PTM) dan mata kuliah yang lain yang telah di tempuh pada semester sebelumnya.\ 1.2 Maksud dan Tujuan Ekskursi Industri Tambang ini dimaksudkan untuk mengenalkan secara langsung kepada mahasiswa tentang Johan Aru Prayogo, Ekskursi Industri Tambang-2015 <1>

Upload: muhammad-syafiq-isnaya

Post on 18-Dec-2015

32 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

bagus

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar BelakangMengacu pada Kurikulum Pendidikan Progam Studi Teknik Pertambangan, Fakultas Teknologi Mineral, Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta, mahasiswa Teknik Pertambangan yang menempuh semester IV diwajibkan untuk mengikuti matakuliah Ekskursi Industri Tambang atau Kuliah Lapangan II dengan agenda kegiatan utama adalah kunjungan ke beberapa industri berbasis pertambangan yang ada di Indonesia. Kegiatan Ekskursi Industri Tambang ini mempunyai bobot I sks.Seiring dengan industri pertambangan yang selalu berkembang, Program Studi Teknik Pertambangan, berupaya memberikan bekal kepada mahasiswa sesuai dengan kebutuhan industri, sehingga dapat menghasilkan sarjana Teknik Pertambangan yang unggul, berkualitas, dan profesional.Di dalam kegiatan ini, mahasiswa diperkenalkan secara langsung kegiatan pertambangan, sehingga diharapkan dapat membantu pemahaman lebih lanjut dalam matakuliah Pengantar Teknologi Mineral (PTM) dan mata kuliah yang lain yang telah di tempuh pada semester sebelumnya.\

1.2 Maksud dan TujuanEkskursi Industri Tambang ini dimaksudkan untuk mengenalkan secara langsung kepada mahasiswa tentang macam pekerjaan di perusahaan-perusahaan tambang, sehingga mahasiswa mengetahui cara penggalian, pemuatan, pengangkutan, pengolahan, pemasaran beberapa jenis bahan galian, serta pengolahan lingkungan tambang. Kegiatan ini juga bertujuan untuk memberikan gambaran secara langsung kepada mahasiswa tentang pekerjaan sarjana tambang di lapangan, sehingga mereka dapat menentukan sikap dalam menekuni pendidikan di bidang pertambangan dan dapat ketika sudah bekerja di lingkungan tambang. Dengan adanya ekskursi ini diharapkan mahasiswa dapat membandingkan antara teori dalam perkuliahan yang di peroleh dari proses perkuliahan dengan keadaan langsung sebenarnya di lapangan.

1.3 Pelaksanaan KegiatanKegiatan Ekskursi Industri Tambang (Kuliah Lapangan 2) ini diadakan pada tanggal 23-25 Maret 2015 pada gelombang pertama dengan obyek yang dikunjingi meliputi Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Barat.Kegitan Ekskursi Industri Tambang TA. 2014/2015 (tahun 2015) ini dilaksanakan dengan kunjungan ke PT. Jogja Magasa Iron (PT. JMI) terletak di Kulon Progo yang akan melakukan penambangan dan pengolahan Pasir Besi di Kecamatan Temon Kulon Progo. Di daerah Jawa Barat yang dikunjungi Pusat Penelitian dan Pengembangan Mineral dan Batubara (tekMIRA) yang beralamat di jalan jendral sudriman 625 Bandung, tekMIRA Cimahi dan tekMIRA Cirebon. Kita juga mengunjungi juga obyek penambangan dan pengolahan batu andesit di PT. Penghegar yang terletak di Desa Lagadar Kecamatan Leuwi Gajah Kabupaten Bandung Propinsi Jawa Barat.

BAB IIPENAMBANGAN PASIR BESI PT. JMI2.1 Profile PerusahaanPT. Jogja Magasa Iron (JMI) merupakan industri pertambangan pasir besi yang terintegrasi dengan pengolahannya sampai menjadi produknya, yaitu Pig Iron. Pig iron adalah produk menengah peleburan bijih besi dengan bahan bakar yang tinggi-karbon seperti coke, biasanya dengan kapur sebagai fluks. Ini adalah besi cair dari tanur, yang merupakan tungku berbentuk silinder besar dan didakwa dengan bijih besi, kokas, dan batu kapur. PT. JMI mempunyai kantor di dekat stadion mandala krida, sedangkan pabriknya berlokasi kurang lebih 55 km di selatan kota Yogyakarta di Desa Karangwuni Kecamatan Wates Kabupaten Kulon Progo, dengan luas konsesi 2,977 Ha.PT. JMI pada tahun 2005 melakukan Prospeksi dengan studi literatur dari penyelidikan sebelumnya oleh Government of Australia, May 1973; AMDEL Aneka Tambang, Oct 1973; Davy Mickey Ltd & Lurgi. Lalu dilanjutkan eksplorasi pada tahun 2006 dengan pemboran eksplorsi; Pengambilan conto per meter kedalaman; analisa parameter kualitas; pemetaan topografi & collar bor; kajian hidrologi & hidrologi awal. Saat ini PT. Jogja Magasa Iron (JMI) mencapai tahap konstruksi sesuai SK Mentri ESDM No: 899.K/30/DJB/2012 tanggal 18 Oktober 2012 berlaku surut sejak tanggal 26 April 2012 tentang permulaan Tahap Kegiatan Konstruksi Wilayah Kontrak Karya PT. Jogja Magasa Iron.Visi dan Misi PT. Jogja Magasa IronVISI :Menjadi produsen pig iron dan produk turunan pasir besi lainnya yang terbesar di Indonesia yang membawa nilai tambah dan kemakmuran bagi dunia usaha, komunitas sekitarnya serta bangsa dan negara.MISI :Melakukan eksplorasi, akusisi dan pengembangan usaha yang membuka potensi pasir besi serta mendirikan industri besi baja dan logam dengan biaya produksi rendah

2.2 Genesa Pasir BesiPasir besiadalah pasiryang mengandung konsentrasibesicukup signifikan. Pasir ini biasanya berwarna abu-abu gelap atau berwarna kehitaman. Pasir ini terdiri darimagnetit, Fe3O4, dan juga mengandung sejumlah keciltitanium,silika,mangan,kalsium,vanadium serta mineral yang lain. Pasir besi memiliki kemampuan untuk menyerap banyak kalor di bawah sinar matahari langsung, karena kandungan dan warnanya sehingga dapat menyebabkan suhu yang cukup tinggi untuk menyebabkan luka bakar ringan.Komposisi Kimia Pasir BesiPasir besi mengandung mineral besi utama yaitu titanomagnetite dengan sedikit magnetite dan hematite yang disertai dengan mineral pengotor yang memiliki unsur dominan Alumunium, silicon dan vanadium. Unsur-unsur ini biasa ditulis di sertifikat dengan Al2O3, SiO2dan V2O5. Pengotor lainnya yang biasa terdapat dalam pasir besi adalah fosfor dan sulfur.

Tabel 1. Komposisi Kimia Pasir BesiDiagram Alir Pengolahan Pasir BesiMineral besi utama dalam pasir besi memiliki sifat kemagnetan yang tinggi sedangkan mineral pengotornya memiliki sifat kemagnetan yang rendah sehingga mineral besi dan pengotornya memiliki selisih kemagnetan yang tinggi. Perbedaan sifat kemagnetan inilah yang menjadikan magnetic separator menjadi alat konsentrasi yang cocok, efektif, dan efisien.Beberapa alat konsentrator lain yang biasa digunakan dalam pengolahan pasir besi adalah spiral konsentrator atau palong,sluice box. Alat ini memanfaatkan perbedaan sifat fisik densitas. Prinsip pemisahannya berdasarkan pada perilaku partikel dalam aliran fluida tipis. Konsentrasi dengan alat ini biasanya dilakukan diawal pengolahan.Sifat kemagnetan mineral besi dalam pasir besi sangat kuat, sehingga operasi konsentrasinya dapat menggunakan magnetic separator dengan intensitas rendah, kurang dari 1200 gauss. Sebagian pasir besi terdapat di daerah pesisir atau pantai, oleh karenanya pengolahan selalu dilakukan dengan metoda basah, ditambahkan air dengan perbandingan tertentu.

Gambar 1. Diagram Alir Konsentrasi Pasir BesiGambar 1 menunjukkan salah satu contoh pengolahan pasir besi dengan kadar Fe awal 37 persen. Pengolahan menggunakan dua tahap pemisahan dengan magnetic separator tipe double drum. Dari pengolahan ini diperoleh Konsentrat akhir yang mengandung Fe sebesar 56 persen.Pengaruh Jumlah Tahapan Konsentrasi Terhadap Kadar KonsentratPeningkatan Kadar Fe dengan menggunakan magnetic separator dilakukan dengan melalui beberapa tahapan. Pada tahapan awal, biasanya menggunakan magnetic separator dengan intensitas tinggi. Hal ini untuk mendapatkan atau mengambil Fe dalam mineral besi setinggi mungkin. Pada tahap berikutnya digunakan intesitas magnet yang lebih rendah, agar mendapatkan kadar yang tinggi.

Gambar 2. Pengaruh Jumlah Tahap Konsentrasi Pada Kadar Fe Di Konsentrat, MS.1 = Magnetic Separator Ke Satu, MS.4 = Magnetic Separator Ke EmpatPada Gambar 2 ditunjukkan pengaruh jumlah tahapan konsentrasi yang menggunakan magnetic separator, mulai dari satu tahap, artinya pengolahan hanya menggunakan satu magnetic separator. Sampai konsentrasi menggunakan empat tahap, artinya pengolahan menggunakan empat magnetic separator secara seri.Dari gambar dapat diketahui jika pemisahan hanya mengunakan satu magnetic separator, maka konsentrat akan mengandung Fe sebesar 36 persen. Namun jika pemisahan menggunakan empat magnetic separator, maka konsentrat akan memiliki kandungan Fe sekitar 56 persen. Pasir besi sebagai umpan memiliki kandungan Fe awal sekitar 21 persen.Mineral Besi Dan Kandungan Unsur TiUnsur logam yang terikat dalam mineral besi adalah Titan, yang membentuk mineral titanomagnetite. Dengan demikian operasi konsentrasi, selain menaikkan unsure Fe, secara alami unsur Ti juga ikut naik. Kehadiran Ti dalam mineral besi ini tentunya akan membatasi kandungan maksimum dari unsur Fe. Setiap kenaikan Fe akan diikuti oleh kenaikan unsurTi. Setelah operasi konsentrasi Fe dapat naik menjadi sekitar 58 sampai 61 persen dengan kandungan Ti sekitar 3 sampai 5 persen.

Gambar 3. Hubungan Kandungan Ti dan Fe Pada Pasir BesiMikroskopik Pasir Besi.Keberhasilan pemisahan pasir besi sangat ditentukan oleh derajat liberasi dari mineral besi dan gangue-nya. Derajat liberasi partikel mineral besi tergantung pada ukuran partikelnya. Observasi mikroskop menunjukkan pada ukuran kasar derajat liberasi mineral besi sangat rendah. Pada ukuran kasar Partikel mineral besi dan gangue masih terikat dalam satu partikel. Parikel-partikel yang mengadung mineral besi dan gangue disebut mineral middling. Kehadiran Mineral middling akan berdampak pada kualitas pengolahan.

Gambar 4. Mineral Besi Pada Pasir BesiGambar 5 menunjukkan hubungan derajat liberasi dengan ukuran partikel pasir besi. Pada ukuran kasar, 500 mikron pasir besi hanya memiliki derajat leberasi 54 persen. Artinnya hanya 54 persen mineral besi yang terbebas dari ikatan dengan gangue mineral. Ada sekitar 46 persen mineral besi yang terikat dengan gangue membentuk mineral middling. Derajat liberasi relatif tinggi pada pasir besi yang berukuran kurang daripada 125 mikron. Hanya sekitar 8 persen mineral besi yang terikat dengan gangue membentuk mineral middling.

Gambar 5. Hubungan Derajat Liberasi Dengan Ukuran Pasir BesiPengaruh Middling Mineral Terhadap Recovery Dan Kadar Fe Di KonsentratKetika pengolahan harus menghasilkan kadar Fe yang tinggi, maka middling mineral harus masuk dalam jalur tailing. Hal ini akan menyebabkan sebagian mineral besi, yaitu mineral besi yang terikat dengan gangue atau middling masuk dalam jalur tailing. Hasil akhirnya adalah recovery Fe menjadi turun atau rendah. Ketika pengolahan harus mendapatkan recovery Fe yang tinggi, maka mineral middling akan masuk dalam konssentrat. Karena middling mineral mengikat gangue mineral, maka konsentrat yang dihasilkan akan memiliki kadar Fe rendah.Di sini sangat jelas bahwa middling mineral menjadi sangat kompromis dalam pengolahan. Artinya jika mineral middling tetap seperti apa adanya maka, kadar dan recovery akan menjadi saling berlawanan seperti yang ditunjukkan pada Gambar 6. Dari Gambar 6 dapat dijelaskan, jika pengolahan pasir besi mentargetkan kadar Fe sekitar 59 persen, maka Fe yang dapat direcover atau diambil hanya sekitar 52 persen. Artinya sekitar 48 persen Fe akan masuk jalur tailing. Sebaliknya, jika pengolahan pasir besi mentargetkan recoveri Fe sekitar 80 persen, maka konsentrat hanya akan memiliki kadar Fe sekitar 54 persen. Artinya sejumlah mineral gangue, biasaanya dalam middling masuk jalur konsentrat.

Gambar 6. Hubungan Recovery Fe Dengan Kadar Fe Di KonsentratHubungan Kadar Fe Konsentrat Dengan Ukuran Partikel Pasir BesiPengaruh ukuran partikel pasir besi terhadap kandungan Fe setelah dilakukan konsentrasi dapat dilihat pada Gambar 7 di bawah. Pada ukuran yang kasar sekitar 500 mikron, kandungan Fe adalah antara 38 48 persen. Sedangkan kandungan Fe dapat mencapai 59 61 persen jika ukuran pasir besi yang diolah kurang dari 125 mikron.

Gambar 7. Pengaruh Ukuran Pasir Besi Terhadap Kadar Fe Dalam KonsentratDari gambar diketahui, jika pasir besi yang diolah memiliki ukuran 100 sampai 500 mikron, maka kandungan Fe dalam konsentrat tidak akan pernah mencapai 61 persen. Kandungan Fe hanya akan mencapai angka 59 -61 persen, jika pasir besi yang berukuran lebih besar daripada 125 mikron dikeluarkan dari proses pengolahan dengan cara diayak. Tentu saja hal ini akan menyebabkan recovery menjadi sangat rendah.Pasir besi merupakan salah satu sumber besi yang dalam pemanfaatannya masih belum optimal. Di Indonesia pasir besi sampai saat ini masih terbatas hanya digunakan sebagai bahan tambahan pada pabrik semen. Sedangkan pemanfaatan pasir besi di luar negeri seperti di Negara Selandia Baru sudah digunakan sebagai bahan baku pembuatan besi baja. Begitu juga dengan Negara Cina yang sudah sejak lama menggunakan pasir besi sebagai bahan baku pembuatan besi baja.

BAB IIItekMIRA3.1 Profile PerusahaantekMIRA merupakan Pusat Penelitian dan Pengembangan Mineral dan Batubara yang berada dibawah kementrian Sumberdaya Mineral Republik Indonesia. tekMIRA memiliki kantor pusat di Jalan Jendral Sudirman 623 Bandung. tekMIRA memiliki Sentra Percontohan Pengolahan/Pemanfaatan Mineral di Desa Citatah Kecamatan Cipatat Kabupaten Bandung Barat . Sedangkan untuk peningkatan dan pengolahan Batubara tertletak di Palimanan Cirebon Jawa Barat. Pada sentra pengolahan mineral dapat dilakukan peningkatan kadar dan pemanfaatan dari berbagai mineral seperti terlihat pada brosur-brosur berikut.Tempat ini didirikan yang bertujuan untuk meneliti dan mengembangkan, perekayasaan teknologi, penngkajian dan survey serta pelayanan jasa di bidang mineral dan batu bara. Latar belakang didirikannya karena di Indonesia bahan galian masih berkadar rendah, makan deprlukan teknologi untuk memaksimalkan nilai jual. Juga diberlakukannya Undang-Undang Minerba tahun No. 4, 2009 bahwa tidak boleh menjual bahan mentah.Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral dan Batubara atau dikenal dengan nama Puslitbang tekMIRA telah mengalami perjalanan yang cukup panjang yang dimulai dari sebuah biro di bawah naungan Pusat Djawatan Geologi dengan nama Balai Penyelidikan Mineral (1956). Institusi tersebut kemudian berkembang dan mengalami beberapa kali perubahan seperti yang terjadi pada 1976 menjadi Pusat Pengembangan Teknologi Mineral (PPTM) sebagai penggabungan dari Balai Penelitian Tambang dan Pengolahan Bahan Galian dengan Akademi Geologi dan Pertambangan. Pada 1992, Pusat Pengembangan Teknologi Mineral (PPTM) berubah menjadi Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral (P3TM). Ketika Departemen Pertambangan dan Energi berubah menjadi Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral pada 2001, organisasi ini berubah menjadi Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral dan Batubara yang berada di bawah Badan Penelitian dan Pengembangan Energi dan Sumber Daya Mineral. DR. Lobo Balia, M.Sc. yang menjabat sebagai kepala pusat pada waktu itu memperkenalkan istilah tekMIRA untuk menyebut institusi ini, nama tekMIRA diharapkan dapat menjadi identitas atau ikon lembaga yang profesional dalam melakukan litbang dan pelayanan jasa teknologi mineral dan batubara.PuslitbangtekMIRA mempunyai visi dan misi sebagai berikut :Visi :Menjadi Puslitbang yang terdepan, unggul, dan terpercaya dalam pemanfaatan mineral dan batubara.Misi :Untuk mewujudkan visi tersebut, PuslitbangtekMIRA memiliki empat misi utama, yaitu :1. Melakukan penelitian dan pengembangan, perekayasaan dan rancang bangun di bidang teknologi pengolahan dan pemanfaatan mineral dan batubara yangup to date, efektif, efisien dan berwawasan lingkungan;2. Melakukan penelitian dan pengembangan, perekayasaan dan rancang bangun di bidang teknologi penambangan mineral dan batubara yang sesuai dengan kaidahgood mining practices;3. Melaksanakan pengkajian tekno ekonomi dan kebijakan mineral dan batubara terkini;4. Melaksanakan pengelolaan keuangan, sumber daya manusia, sarana prasarana, program, kerjasama dan sistem informasi yang sesuai dengan kaidah kepemerintahan/kelembagaan yang baik (good governance).Tujuan :Terdapat lima tujuan pokok yang ingin dicapai oleh Puslitbang tekMIRA, yaitu:1. Tercapainya penguasaan teknologi, nilai tambah dan diversifikasi pemanfaatan mineral dan batubara;2. Tercapainya penguasaan teknologi pertambangan yang bermanfaat bagi industri pertambangan;3. Tersedianya hasil kajian tekno ekonomi mnineral dan batubara;4. Tersedianya masukan kebijakan dan peraturan bidang mineral dan batubara;5. Tercapainya pengelolaan keuangan, sumber daya manusia, sarana prasarana, program, kerjasama dan sistem informasi untuk mewujudkan kepemerintahan/kelembagaan yang baik.Kelima tujuan tersebut mendukung misi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral yang berkaitan dengan kebijakan mineral dan energi nasional melalui hasil kegiatan litbang yang berguna untuk kesinambungan penyediaan energi khususnya yang berasal dari batubara dan bahan baku serta produk mineral dan batubara yang memiliki nilai tambah untuk keperluan sektor industri dan sektor pengguna lainnya.

Jumlah karyawan PuslitbangtekMIRA sampai 1 Januari 2014 tercatat 281 orang, terdiri atas 221 fungsional, antara lain:62 orang peneliti, 45 orang perekayasa, 111 orang teknisi litkayasa, 9 orang pranata komputer, 6 orang penyelidik bumi, 3 orang arsiparis, 3 orang analis kepegawaian, 2 orang surveyor, 5 orang perencana, 1 orang penerjemah dan 34 orang fungsional umum.

Puslitbang tekMIRA telah berpengalaman dalam menghasilkan litbang di bidang teknologi mineral dan batubara yang diakui oleh para pemangku kepentingan berkat dukungan tenaga yang profesional, laboratorium pengujian yang terakreditasi oleh KAN, serta sistem pengelolaan manajemen yang telah mendapatkan sertifikasi ISO 9001:2008. Selama ini pola litbang yang dilakukan Puslitbang tekMIRA lebih ditekankan kepada penelitian terapan dibandingkan dengan penelitian dasar. Hal ini dilakukan untuk menjawab kebutuhan industri dalam menghadapi perkembangan global. Untuk menjaga kualitas kelitbangan dan pelayanan jasa teknologi, Puslitbang tekMIRA dilengkapi oleh standar mutu yang diterapkan secara konsisten.Dalam pelaksanaan kegiatan litbang dan pelayanan jasa teknologi, PuslitbangtekMIRA didukung oleh :Laboratorium Pengujian : Laboratorium Kimia Mineral dan Lingkungan Laboratorium Fisika Mineral Laboratorium Batubara Laboratorium Geomekanika

Laboratorium Penelitian : Laboratorium Pengolahan Mineral Laboratorium Piro/Hidro/Elektrometalurgi Laboratorium Teknologi Bahan Laboratorium Batubara Laboratorium SIG danRemote Sensing Laboratorium Penelitian Lingkungan Pertambangan Laboratorium Penelitian Swabakar Batubara Laboratorium Desain dan Permodelan Penambangan Laboratorium Otomatisasi Peralatan Eksplorasi dan Penambangan

Sentra percontohan dan peralatan penunjang yang dimiliki antara lain : Sentra Teknologi Pemanfaatan Batubara di Palimanan Cirebon; Sentra Percontohan Pengolahan Mineral di Cipatat Bandung Barat; Peralatan Pemboran canggih dan mutakhir; Peralatan litbang Penambangan dan Air Tanah; Perangkat Teknologi Informasi.

Puslitbang tekMIRA bergerak di bidang penelitian dan pengembangan teknologi mineral dan batubaraPRODUK- Geoteknologi Tambang - Teknologi Penambangan - Lingkungan Pertambangan - Teknologi Pengolahan Mineral - Teknologi Pengolahan dan Pemanfaatan Batu Bara - Tekno-Ekonomi Mineral dan Batu Bara - Teknologi Informasi Pertambangan JASAJasa teknologi merupakan salah satu bentuk pelayanan kepada masyarakat yang dilakukan oleh tekMIRA.Kegiatan ini merupakan penunjang yang sangat penting untuk mendukung mandirinya institusi. Banyaknya pelayanan jasa yang dikerjakan merupakan salah satu tolok ukur kepercayaan masyarakat terhadap kredibilitas tekMIRA.Jenis pelayanan jasa yang dapat diberikan tekMIRA kepada masyarakat meliputi : - JASA PENGUJIAN KOMPOSISI KIMIA MINERAL - JASA PENGUJIAN KIMIA LINGKUNGAN - JASA PENGUJIAN X-RAY - JASA PENGUJIAN MINERALOGI - JASA PENGUJIAN FISIKA MINERAL - JASA PENGUJIAN EKSTRAKTIF METALURGI - JASA PENGUJIAN KIMIA DAN FISIKA BATUBARA - JASA PENGUJIAN ANALISIS PROKSIMAT - JASA PENGUJIAN ANALISIS ULTIMAT - JASA PENGUJIAN ANALISIS BENTUK BELERANG - JASA PENGUJIAN LAINNYA - JASA ANALISIS GAS DAN CAIRAN BATU3.2 Underground Coal Gascification (UCG)Underground Coal Gascification adalah metode pemanfaatan batubara pada kedalaman 200 meter yang sudah tidak ekonomis lagi jika ditambang dengan cara konvensional.Tahapan UCG adalat terdapat deposit batu bara dengan luas sekitar 2 km dengan kedalamna sekitar 200 meter. Lalu membuat lubang sumur menggunakan alat bor sampai menyentuh batu bara tersebut. Setelah itu membuat lubang lain dengan jarak sekita 1 km dari lubang pertama dan dihubungkan dalam batu bara.Setelah itu dilubang kedua (lubang injeksi) dilakukan pembakaran batubara dengan cara menatik api pada kedalaman batubara lalu ditambahkan Oksigen agar api tetap konsisten. Setelah batubra terbakar makan akan menghasilkan gas yang akan dialirkan ke lubuang sumur pertama (lubang produksi) yang berguna untuk power plan dan lain-lainKeuntungan menggunakan metode UCG adalah lebih aman, lebih ekonomis, tidak perlu membuka open pit, peralatan yang digunakan sedikit, dan tidak menyebabkan lubang-lubang seperti penambangan pada umumnya.

BAB IVPERTAMBANGAN ANDESIT PT. PANGHEGAR

4.1 Profile PerusahaanKuari Andesit PT. Panghegar Bandung berdiri tahun 1986. PT. Panghegar merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang pertambangan dan pengolahan batu andesit yang nantinya akan dijadikan produk untuk bahan baku pembuatan jalan raya, jembatan, dan untuk campuran hotmix. Lokasi pertambangan dan pengolahan PT. Panghegar terletak di Desa Lagadar Kecamatan Leuwi Gajah Kabupaten Bandung. PT. Panghegar Bandung mempunyai cadangan batu andesit 5 - 7 tahun.4.2 Genesa Batu AndesitAndesitadalah suatu jenisbatuan bekuvulkanikdengan komposisi antara dan tekstur spesifik yang umumnya ditemukan pada lingkungansubduksitektonik di wilayah perbatasan lautan seperti di pantai baratAmerika Selatanatau daerah-daerah dengan aktivitas vulkanik yang tinggi seperti Indonesia. Nama andesit berasal dari nama PegununganAndes.Andesit berasal dari magma yang biasanya meletus dari stratovolcanoes pada lahar tebal yang mengalir beberapa diantaranya penyebarannya dapat mencapai beberapa kilometer. Magma andesti dapat juga menghasilkan letusan seperti bahan peledak yang kuat yang kemudian membentuk arus pyroclastic dan surges dan suatu kolom letusan yang sangat besar. Andesit terbentuk pada temperatur antara 900 dan 1100 derajat celcius. Di dalamnya andesitterdapat sekitar 52 dan 63 persen kandungan silika (SiO2). Mineral mineral penyusun andesit yang utama terdiri dari plagioclase feldspar dan juga terdapat mineral pyroxene (clinopyroxene dan orthopyroxene) dan hornblende dalam jumlah yang kecil.Sebaran batuan ini banyak dijumpai di daerah kaki perbukitan maupun lembah-lembah sungai. Keterdapatan batuan ini terdapat hampir disemua tempat di indonesia terutama di Indonesia bagian timur.4.3 EksplorasiEksplorasi batu andesit yang umum dikerjakn adalah untuk menghitung volume cadangan dan mengetahui kualitas cadangan, sedangkan kegiatan awal berupa pencarian endapan (prospeksi) umumnya dilakukan dengan nmempelajari peta geologi kemudian dilakukan survey tinjau di daerah yang mengandung batuan beku. Batu andesit termasuk dalam batun beku luar yang bersifat intermediet, batu andesit mempunyai resistensi yang tinggi sehingga biasanya di jumpai dalam bentuk bukit-bukit. Tahapan kegiatan eksplorasi antara lain dapat dilakukan sebagai berikut : Pemetaan topografi Pengambilan conto bongkah Pemboran inti Analisa conto (sifat fisik, dan mekanik) Perhitungan cadanganEksplorasi geofisika kadang-kadang juga dilakukan untuk menentukan geometri endapan batugamping sebelum dilakukan pemboran inti.4.4 PenambanganKegiatan awal penambangan meliputi kegiatan pembersihan lahan, pengupasan lapisan penutup, batu kegiatan utama penambangan yang terdiri dari pembongkaran, pemuatan dan pengankutan.4.4.1 Pembersihan Lahan (Land Clearing)Pembersihan Lahan merupakan suatu kegiatan yang dilakukan sebelum pengupasan lapisan penutup. Kegiatan ini dikerjakan bila pada suatu lahan yang akan ditambang terdapat pohon-pohon besar atau semak-semak, sehingga jika tidak dilakukan pembersihan lahan akan mengganggu kegiatan pengupasan lapisan tanah penutup.4.4.2 Pengupasan Lapisan Penutup (Stripping Over Burden)Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengupas lapisan tanah penutup sehingga andesit yang memenuhi syarat dapat ditambang dengan mudah. Lapisan penutup ini dapat berupa tanah, batuan lapuk atau batuan yang menutupi bahan galian yang akan ditambang4.4.3 Pembongkaran (Loosening)Pembongkaran merupakan kegiatan untuk melepaskan material dari batuan asalnya agar material tersebut dapat lepas atau terbongkar sehingga mudah untuk dilakukan penangannya selanjutnya.Pembongkaran untuk andesit yang umumnya keras dilakukan dengan pemboran dan peledakan.Dalam pemboran PT. Panghegar menggunakan alah CRD dan Rock breaker. Serta dalam peledakan PT. Panghegar menggunakan satu set alat peledak yang terdiri dari ammonium nitrate, solar, detonator, dan power gel 90.4.4.4 Pemuatan (loading)Pemuatan merupakan kegiatan pemindahan material hasil pembongkaran ke alat angkut. Alat muat yang dapat digunakan antara lain backhoe dan wheel loader. Hasil bongkaran biasanya dikumpulkan terlebih dahulu sebelum dimuat ke alat angkut.Dalam pemuatan material ini PT. Panghegar menggunakan backhoe merk Komatsu DC 300 dan backhoe merk Kobelco4.4.5 PengangkutanAlat angkut yang digunakan berupa dump truck, yang berfungsi mengangkut material hasil bongkaran ke tempat penimbunan sementara ata ke tempat peremuk batuan.Dalam pengangkutan material ini PT. Panghegar menggunakan dump truck merk Hyno.4.5 PengolahanPengolahan andesit dilakukan dengan cara peremukan batuan kemudian dilakukan pengayakan untuk mendapatkan ukurang yang diinginkan. Batu andesit merupakan batuan beku yang sangat banyak terdapat di Indonesia. Batu andesit yang masih segar berwarna abu-abu.Sifat-sifat1. Batu andesit mempunyai warna abu-abu keputihan, dengan kilap tanah.2. Densitas 1,93 ton / m33. Kuat tekan sekitar 1259 kg / cm24. Tidak mudah larut dalam asam maupun biasa.Berdasarkan sifat-sifat batuan andesit tersebut maka batuan ini banyak digunakan dalam pembanguna sarana dan prasarana infra struktur sipil, seperti bahan bangunan, bahan baku pembuatan jalan raya (baik untuk sub grade maupun lapisan atasnya, serta untuk campuran hot mix) maupun jembatan, bahan baku beton bertulang, tiang listrik, untuk dinding (eksterior) dan lain-lain.Tujuan pengolahan terhadap batu andesit adalah:1) Untuk memisahkan tanah yang terikut saat kegiatan penambangan.2) Untuk memperkecil ukuran bongkah batuan hasil penambangan sehingga diperoleh fraksi-fraksi yang mempunyai ukuran butir (sebagai contoh) Fraksi kasar ukuran butir -30 +20 mm Fraksi sedang ukuran butir -20 +10 mm Fraksi halus ukuran butir -10 + 5mm Fraksi sangat halus ukuran butir -5 mm3) Melakukan pemisahan ukuran butir dari hasil proses peremukan sesuai dengan ukuran yang diinginkan oleh konumen.Untuk memperkecil ukuran bongkah hasil kegiatan penambangan dilakukan dengan cara peremukan, sedangkan tahapan peremukan yang digunakan sangat tergantung dari ukuran bongkah hasil tambang serta ukuran produk yang diinginkan.Alat yang bisa digunakan dalam peremukan adalah Jaw crusher. Setelah dilakukan peremukan maka dilakukan penyaringan / ayak untuk mendapatkan ukuran tertentu. Alat yang digunakan untuk tahap sizing adalah vibrating screen.Adapun salah satu contoh diagram alir pengolahan andesit untuk mendapatkan ukuran fraksi tertentu. Ukuran fraksi ini sangat tergantung dari pemanfaatan fraksi batu andesit tersebut. Contoh fraksi batu andesit yang akan digunakan untuk campuran beton (bahan bangunan) akan mempunyai ukuran berbeda dengan fraksi batu andesit untuk bahan baku hot mix (untuk pengaspalan jalan raya)Sedangkan bila batu andesit akan digunakan sebagai dinding eksterior (dimensional stone), maka sejak dari tahap penambangan sudah dilakukan proses pembongkaran batuan supaya menghasilkan batuan dengan bentuk kubus. Dan untuk proses pengolahannya dengan cara dilakukan penggergajian (dipotong-potong) menjadi ukuran sesuai keinginan konsumen.4.6 ReklamasiPenambangan dapat mengubah lingkungan fisik, kimia dan biologi, seperti pada bentuk lahan, kondisi tanah, kualitas air, debu, geteran, perubahan, vegetasi dan fauna, dan lain sebagainya. Reklamasi antara lain bertujuan untuk mencegah dan mengurangi dampak negatif yang ditimbulkan akibat adanya kegiatan pertambangan.Reklamasi bekas lahan penambangan dilakukan dengan membuat lubang lubang galian ukuran 1 x 1 x 1 meter, yang selanjutnya diisi dengan tanah yang mengandung humus agar dapat ditanami dengan pohon-pohonan. Sedangkan cekungan-cekungan yang cukup dalam ditimbun dengan lapisan penutup.BAB VPEMBAHASAN

5.1 PT. Jogja Magasa Iron (JMI)

PT. Jogja Magasa Iron melakukan kegiatan prospeksi pada tahun 2005. Dilanjutkan dengan kegiatan pemetaan geologi lokal dan pengambilan conto. Pada tahun 2006 melakukan Eksplorasi pemboran dengan metode aircore yang pola mengikuti Penyebaran Kadar. Dilanjutkan dengan pengambilan conto per meter kedalaman, analisis parameter kualitas, pemetaan topografi & collar bor, sertakajian hidrologi & hidrogeologi awal. Saat ini PT Jogja Magasa Iron dalam tahapan konstruksimenurut SK Meneteri ESDM No. 899.K/30/DJB/2012 tanggal 18 Oktober 2012 berlaku sejak tanggal 26 April 2012 tentang permulaan tahap konstruksi wilayah kontrak karya PT. Jogja Magasa Iron.

5.2 tekMIRA

Puslitbang tekMIRA adalah Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral dan Batubara. Disini kita dijelaskan beberapa Laboratorium yang ada di tekMIRA dan cara pengujian yang ada pada Laboratorium dan SOP nya.Dalam sentra percontohan teknologi pengolahan & pemanfaatan mineral untuk meningkatkan mutu & nilai tambah mineral, yang produknya dapat dipenuhi syarat sebagai bahan baku industri berbasi mineral. Disini kita diajak oleh pengelola untuk berkeliling gudang, antara lain gudang pupu, gudang emas, dan gudang bauksit. Kita juga jelaskan cara pengolahan pada masing-masing gudang tersebut.Saat ini tekMIRA sedang mengembangkan teknologi untuk batubara dengan kedalaman 200 meter yang tidak lagi ekonomis jika ditambang menggunakan metode konvensional. Teknologi itu adalah Undergroun Coal Gascification (UCG), teknologi yang sudah diterapkan diberbagai negara. Teknologi ini pengoprasiannnya dengan cara membuat 2 lubang sumur yang saling terhubung dibagian bawah. Lalu pada salah satu lubang dilakukan pembakaran yang mengahsilkan gas yang akan diproduksi pada lubang yang lain.

5.3 PT. Panghegar

Pada kunjungan di PT. Panghegar kita diperkenalkan tentang tahapan penambangan yaitu bongkar muat dan angkut. Disini kita juga diperlihatkan satu set bahan peledak yang terdiri dari ammonium nitrate, solar, power gel 90, dan detonator sebagai metode pembongkaran. Kita juga diperlihatkan blasting itu sendiri dengan 3 kali blasting. Selain dengan peledakan, dalam pembongkaran material PT. Panghegar juga menggunakan alat seperti rock breaker dan CRD.Dalam tahapan pemuatan PT. Panghegar menggunakan backhoe dengan merk Komatsu DC 300 dan Kobelco. Setelah itu dalam proses pengangkutan PT. Panghegar menggunakan dump truck merk hyno. Kita juga diprlihatkan cycle time yang lumayan bagus yang dilakukan oleh PT. Panghegar.Dalam pengolahannya PT. Panghegar menggunakan Jaw crusher dan Cone crusher serta bantuan belt conveyor dalam pendistribusian material. Produk yang dihasilkan adalah fraksi kasar, fraksi sedang, dan fraksi halus yang digunakan untuk campuran hot mix dan bahan bangunan. Tapi sayang saat kita berkunjung disini proses pengolahan sedang tidak beroperasi.

BAB VI KESIMPULAN

6.1 PT. Jogja Magasa Iron (JMI)

PT. Jogja Magasa Iron (JMI) merupakan penambangan pasir besi yang terintegrasi dengan pengolahannya sampai dengan Pig Iron. PT. JMI mempunyai pabrik yang berlokasi -+ 55 km di selatan kota Yogyakarta di Desa Karangwuni Kecamatan Wates Kabupaten Kulon Progo. dengan luas konsesi 2,977 Ha.

Setelah melakukan prospeksi pada tahun 2005 dan eksplorasi tahun 2006 sampai saat ini PT. Jogja Magasa Iron sampai saat ini baru mancapai pada tahap konstruksi sesuia dengan SK Menteri ESDM No: 899.K/30/DJB/2012 tanggal 18 Oktober 2012 berlaku surut sejak tanggal 26 April 2012 tentang Permulaan Tahap Kegiatan Konstruksi Wilayah Kontrak Karya PT. Jogja Magasa Iron, karena bmasih merupakan tahapan investasi dan tidak ada pemasukan bagi perusahaan.

6.2 tekMIRAtekMIRA merupakan Pusat Penelitian dan Pengembangan Mineral dan Batubara yang berada dibawah kementrian Sumberdaya Mineral Republik Indonesia. tekMIRA memiliki kantor pusat di Jalan Jendral Sudirman 623 Bandung. tekMIRA memiliki Sentra Percontohan Pengolahan/Pemanfaatan Mineral di Desa Citatah Kecamatan Cipatat Kabupaten Bandung Barat . Sedangkan untuk peningkatan dan pengolahan Batubara tertletak di Palimanan Cirebon Jawa Barat. Pada sentra pengolahan mineral dapat dilakukan peningkatan kadar dan pemanfaatan dari berbagai mineral seperti terlihat pada brosur-brosur berikut.

Di tekMIRA terdapat banyak laboratorium antara lain Laboratorium Mekanika Batuan, Laboratorium Mekanika Tanah, Laboratorium Mineral, dan Laboratorium Batubara. Serta mempunyai beberapa Gudang di sentra percontohan Pengolahan / Pemanfaatan Mineral.

Saat ini tekMIRA sedang mengembangkan teknologi batubara yaitu Underground Coal Gascification (UCG). Dengan cara membuat 2 pipa yang saling terhubung, lalu membakar batubara dengan kedalaman 200 meter yang tidak ekonomis lagi jika ditambang, sehingga dimanfaatkan hasil gas pembakaran batubara tersebut yg dialirkan pada pipa produksi.

6.3 PT. Panghegar

Kuari Andesit PT. Panghegar Bandung berdiri tahun 1986. PT. Panghegar merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang pertambangan dan pengolahan batu andesit yang nantinya akan dijadikan produk untuk bahan baku pembuatan jalan raya, jembatan, dan untuk campuran hotmix. Lokasi pertambangan dan pengolahan PT. Panghegar terletak di Desa Lagadar Kecamatan Leuwi Gajah Kabupaten Bandung. PT. Jara Silika Tuban mempunyai cadangan batu andesit 5 - 7 tahun.

Dalam proses penambangan bongkar muat dan angkut PT. Panghegar menggunakan berbagai macam alat. Saat pembongkaran menggunakan CRD, Rock breaker dan peledakan. Satu set alat peledakan terdiri dari ammonium nitrate, solar, power gel, dan detonator yang dimasukkan dalam lubang dengan kedalaman 9 meter. Saat pengangkutan material PT. Panghegar menggunakan backhoe merk Komatsu DC 600 dan Kobelco. Sedangakan saat pengangkutan menggunakan dump truck merk hyno.

Dalam pengolahannya PT. Panghegar menggukan Jaw Crusher dan Cone Crusher yang akan menghasilkan 3 produk yaitu fraksi kasar, fraksi sedang, dan fraksi halus.Johan Aru Prayogo, Ekskursi Industri Tambang-2015