lapsus tht kl

Upload: vidro-alif-gunawan

Post on 03-Jun-2018

249 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/12/2019 Lapsus Tht Kl

    1/24

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Otitis media akut adalah peradangan pada telinga tengah yang bersifat akut

    atau tiba-tiba. Otitis media akut merupakan salah satu kelainan telinga tengah

    yang paling sering ditemukan terutama pada anak-anak. Meskipun dalam

    penelitian dalam pencegahan dan terapi, angka kejadian penyakit ini terus

    meningkat. Sekitar 25 juta orang pertahun mengunjungi dokter akibat otitis media

    akut. Infeksi pada telinga ini merupakan diagnosis yang paling sering ditegakkan

    pada anak di merika dan diagnosis kedua tersering dalam kedokteran

    menyeluruh. !ayi dan anak beresiko paling tinggi terinfeksi otitis media akut,

    dengan angka kejadian pada anak berusia " tahun sekitar #2$ sedangkan anak-

    anak berusia % tahun sekitar &%$. 'i merika serikat, diperkirakan (5$ anak

    mengalami satu episode otitis media sebelum berusia % tahun dan hampir setengah

    dari mereka mengalami tiga kali atau lebih. Insiden otitis media akut tertinggiterjadi pada usia 2 tahun pertama kehidupan, dan yang kedua pada )aktu berusia

    5 tahun bersamaan dengan anak masuk sekolah insiden ini cenderung menurun

    pada anak dengan usia lebih dari # tahun. Otitis media akut *OM+ banyak terjadi

    pada anak karena sumber infeksi dari tenggorok atau pilek yang terjadi terus

    menerus.",2,%

    Indonesia sebagai negara berkembang perlu memperhatikan masalah

    kesehatan ini, namun hal ini tidak didukung dengan pendataan yang jelas tentang

    insidensi otitis media akut itu sendiri. 'ata yang didapat dari profil kesehatan

    dinas kota bekasi, Otitis media akut selalu ada pada 2 besar penyakit dengan

    insidensi tersering. enyebab OM dapat berupa irus atau bakteri. ada 25$

    pasien, /idak ditemukan mikroorganisme penyebabnya, 0irus ditemukan pada

    25$ pasien, tidak ditemukan mikroorganisme penyebabnya, 0irus ditemukan

    pada 25$ kasus dan kadang menginfeksi telinga tengah bersama bakteri.",2,%

    1

  • 8/12/2019 Lapsus Tht Kl

    2/24

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Anatomi Telinga

    Gambar 1.natomi telinga

    /elinga merupakan organ pendengaran sekaligus juga organ keseimbangan.

    /elinga terdiri atas % bagian yaitu 1

    ". /elinga luar

    2. /elinga tengah dan

    %. /elinga dalam

    Anatomi Telinga Tenga

    /elinga tengah atau rongga telinga adalah suatu ruang yang terisi udara yang

    terletak di bagian petrosum tulang pendengaran. /elinga tengah berbentuk kubus

    dengan1

    2

  • 8/12/2019 Lapsus Tht Kl

    3/24

    !atas luar1 membran timpani

    !atas depan1 /uba ustachius

    !atas ba)ah1 0ena jugularis *bulbus jugularis+

    !atas belakang1 aditus ad antrum, kanalis fasialis pars ertikalis

    !atas atas1 tegmen timpani *meningen3 otak+

    !atas dalam1 !erturut- turut dari atas ke ba)ah kanalis semisirkularis

    hori4ontal, kanalis fasialis, tingkap lonjong, tingkap bundar dan

    promontorium.,5

    ". Membran timpani. pitel yang melapisi rongga timpani dan setiap bangunan

    di dalamnya merupakan epitelselapis gepeng atau kuboid rendah, tetapi di

    bagian anterior pada pada celah tuba auditia *tuba ustachius+ epitelnya

    selapis silindris bersilia. 6amina propria tipis dan menyatu dengan

    periosteum.,5

    Membran timpani berbentuk bundar dan cekung bila dilihat dari arah liang

    telinga dan terlihat oblik terhadap sumbu liang telinga. !agian atas disebut

    pars flaksida *membran Sharpnell+ sedangkan bagian ba)ah disebut pars

    3

  • 8/12/2019 Lapsus Tht Kl

    4/24

    tensa *membran propria+. ars flaksida hanya berlapis dua, yaitu bagian luar

    ialah lanjutan epitel kulit liang telinga dan bagian dalam dilapisi oleh sel

    kubus bersilia, seperti epitel mukosa saluran pernafasan. ars tensa memiliki

    satu lapisan lagi di tengah yaitu lapisan yang terdiri dari serat kolagen dan

    sedikit serat elastin yang berjalan secara radier di bagian luar dan sirkuler di

    bagian dalam.,5

    !ayangan penonjolan bagian ba)ah maleus pada membran timpani disebut

    sebagai umbo. 'ari umbo bermula suatu refleks cahaya *cone of light+ ke

    arah ba)ah, yaitu pada pukul 5 untuk membran timpani kanan, sementara

    membran timpani kiri pada arah jam (. 7efleks cahaya adalah cahaya dari

    luar yang dipantulkan oleh membran timpani. 'i membran timpani terdapat

    dua serabut yaitu sirkuler dan radier sehingga menyebabkan timbulnya

    refleks cahaya.,5

    0askularisasi membran timpani telah dipelajari dengan berbagai cara.

    8abang-cabang dari arteri karotis eksterna dalam meatus auditori eksternal,

    memberikan suplai darah pada, ars flaccida, bagian manubrial dari pars

    tensa dan persimpangan antara cincin fibrokartilaginosa dari membran

    timpani dan sulkus timpanikum pada tulang temporal.,5

    embuluh darah yang mensuplai daerah pars flacida dan bagian manubrial

    cincin fibrokartilaginosa terdapat diba)ah lapisan epitel s9uamosa, dekat

    dengan sel mast dan bundel saraf. embuluh darah yang berasal dari rongga

    timpani yang juga berasal dari arteri karotis eksterna mensuplai daerah

    perifer dari pars tensa dengan cabang-cabang kecil, terlokalisasi tepat

    diba)ah epitel membran timpani. :ika dibandingkan dengan bagian

    manubrial, pars tensa memiliki askularisasi yang lebih sedikit. Sehingga

    bagian sentral dan sebagian besar dari pars tensa mendapatkan nutrisi secara

    difusi intra sel. ;eadaan kurangnya pembuluh darah ini juga menyebabkan

    imunitas pada pars tensa ini lebih sedikit dari bagian lainnya. Sehingga

    kecenderungan terjadinya perforasi akibat infeksi sering berada pada bagian

    ini. ,5

    4

  • 8/12/2019 Lapsus Tht Kl

    5/24

    Membran timpani dibagi menjadi kuadran dengan menarik garis searah

    dengan prosesus longus maleus dan garis yang tegak lurus pada garis itu di

    umbo, sehingga didapatkan bagian3kuadran1

    tas-depan

    tas-belakang

    !a)ah depan

    !a)ah belakang

    2. /ulang pendengaran yaitu tulang maleus, inkus dan stapes. ;etiga tulang ini

    merupakan tulang kompak tanpa rongga sumsum tulang. /ulang maleus

    melekat pada membran timpani. /ulang maleus dan inkus tergantung pada

    ligamen tipis di atap ruang timpani. 6empeng dasar stapes melekat pada

    tingkap celah oal *fenestra oalis+ pada dinding dalam.,5

    %. /erdapat 2 otot kecilyang berhubungan dengan ketiga tulang pendengaran.

    Otot-otot ini berfungsi protektif dengan cara meredam getaran-getaran

    berfrekuensi tinggi.,5

    5

  • 8/12/2019 Lapsus Tht Kl

    6/24

    a. Otot tensor timpani terletak dalam saluran di atas tuba auditia,

    tendonnya berjalan mula-mula ke arah posterior kemudian mengait

    sekeliling sebuah tonjol tulang kecil untuk melintasi rongga timpani dari

    dinding medial ke lateral untuk berinsersi ke dalam gagang maleus.

    b. /endo otot stapedius berjalan dari tonjolan tulang berbentuk piramid

    dalam dinding posterior dan berjalan anterior untuk berinsersi ke dalam

    leher stapes.

    . 'ua buah tingkap.

    Tingkap oval pada dinding medial ditutupi oleh lempeng dasar stapes,

    memisahkan rongga timpani dari perilimfe dalam skala estibuli koklea.

    Oleh karenanya getaran-getaran membrana timpani diteruskan oleh

    rangkaian tulang-tulang pendengaran ke perilimf telinga dalam.

  • 8/12/2019 Lapsus Tht Kl

    7/24

    2.2. De!ini"i

    Otitis media ialah peradangan sebagian atau seluruh mukosa telinga

    tengah, tuba eustachius, antrum mastoid dan sel-sel mastoid. #,(

    /elinga tengah biasanya steril, meskipun terapat mikroba di nasofaring

    dan faring. Secara fisiologik terdapat mekanisme pencegahan masuknya mikroba

    ke dalam telinga tengah oleh silia mukosa tuba eustachius, en4im dan antibodi. #,(

    Otitis media akut *OM+ terjadi karena faktor pertahanan tubuh ini

    terganggu. Sumbatan tuba eustachius merupakan faktor penyebab utama dari otitis

    media. ;arena fungsi tuba eustachius terganggu, pencegahan inasi kuman kedalam telinga tengah juga terganggu, sehingga kuman masukl kedalam telinga

    tengah dan terjadi peradangan.#,(

    'ikatakan juga, bah)a pencetus terjadinya OM ialah infeksi saluran

    napas atas. ada anak, makin sering anak terserang infeksi saluran napas, makin

    besar kemungkinan terjadinya OM. ada bayi terjadinya OM dipermudah oleh

    karena tuba eustachiusnya pendek, lebar dan letaknya agak hori4ontal.#,(

    7

  • 8/12/2019 Lapsus Tht Kl

    8/24

    2.#. Patologi

    ;uman penyebab utama pada OM ialah bakteri piogenik, seperti

    Streptokokus hemolitikus, Stafilokokus aureus, Pneumokokus. Selain itu kadang-

    kadang ditemukan juga Hemofilus nfluen!a, Escherichia "olli, Streptokokus

    anhemolitikus, Proteus vulgaris dan Pseudomonas aurugenosa.#

    2.$. Sta%i&m '(A

    erubahan mukosa telinga tengah sebagai akibat infeksi dapat dibagi atas

    5 stadium1 *"+ stadium oklusi tuba ustachius, *2+ Stadium hiperemis, *%+ Stadium

    supurasi, *+ Stadium perforasi, *5+ stadium resolusi.. ;eadaan ini berdasarkan

    pada gambaran membran timpani yang diamati melalui liang telinga luar.=,"

    2.$.1. Sta%i&m 'kl&"i T&ba E&"ta)i&"

    /anda adanya oklusi tuba eustachius ialah gambaran retraksi membran

    timpani akibat terjadinya tekanan negatif didalam telinga tengah, akibat absorbsi

    udara. ;adang-kadang membran timpani tampak normal *tidak ada kelainan+ atau

    ber)arna keruh pucat. fusi mungkin telah terjadi, tetapi tidak dapat dideteksi.

    Stadium ini sukar dibedakan dengan otitis media serosa yang disebabkan oleh

    irus atau alergi.=,"

    2.$.2. Sta%i&m Hi*eremi" +*re,S&*&ra"i-

    ada stadium hiperemis, tampak pembuluh darah yang melebar di

    membran timpani atau seluruh membran timpani tampak hiperemis serta edem.

    Sekret yang telah terbentuk mungkin masih bersifat eksudat yang serosa sehingga

    sukar telihat.=,"

    2.$.#. Sta%i&m S&*&ra"i

    dema yang hebat pada mukosa telinga tengah dan hancurnya sel epitel

    superfisial, serta terbentuknya eksudat yang purulen di kaum timpani,

    menyebabkan membran timpani menonjol *bulging+ ke arah liang telinga luar.=,"

    8

  • 8/12/2019 Lapsus Tht Kl

    9/24

    ada keadaam ini pasien tampak sangat skit, nadi dan suhu meningkat,

    serta rasa nyeri di telinga bertambah hebat.=,"

    pabila tekanan nanah di kaum timpani tidak berkurang, maka terjadi

    iskemia, akibat tekanan pada kapiler-kapiler, serta timbul tromboflebitis pada

    ena-ena kecil dan nekrosis mukosa dan submukosa. >ekrosis ini pada membran

    timpani terlihat sebagai daerah yang lebih lembek dan ber)arna kekuningan.

    'itempat ini akan terjadi ruptur.=,"

    !ila tidak dilakukan insisi membran timpani pada stadium ini, maka

    kemungkinan besar membran timpani akan ruptur, maka lubang tempat ruptur

    *perforasi+ tidak mudah menutup kembali.=,"

    2.$.$. Sta%i&m Per!ora"i

    ;arena beberapa sebab seperti terlambatnya pemberian antibiotika atau

    irulensi kuman yang tinggi, maka dapat terjadi ruptur membran timpani dan

    nanah keluar mengalir dari telinga tengah keliang telinga luar. nak yang tadinya

    gelisah sekarang menjadi tenang. Suhu badan turun dan anak dapat tertidur

    nyenyak, keadaan ini disebut dengan otitis media akut stadium perforasi.=,"

    2.$.. Sta%i&m /e"ol&"i

    !ila membran timpani tetap utuh, maka keadaan membran timpani

    perlahan-lahan akan normal kembali. !ila sudah terjadi perforasi, maka sekret

    akan berkurang dan akhirnya kering. !ila daya tahan tubuh baik atau irulensi

    kuman rendah, maka resolusi dapat terjadi )alaupun tanpan pengobatan. OM

    berubah menjadi OMS; bila perforasi menetap dengan sekret yang keluar terus

    menerus atau hilang timbul. OM dapat menimbulkan gejala sisa berupa otitis

    media serosa bila sekret menetap di kaum timpani tanpa terjadinya perforasi. =,"

    2.. Diagno"i"

    ada anak, keluhan utama adalah rasa nyeri di dalam telinga dan suhu

    tubuh tinggi serta ada ri)ayat batuk pilek sebelumnya. nak juga gelisah, sulit

    tidur, tiba-tiba menjerit )aktu tidur, diare, kejang-kejang, dan kadang-kadang

    9

  • 8/12/2019 Lapsus Tht Kl

    10/24

    anak memegang telinga yang sakit. !ila terjadi ruptur membran timpani, maka

    sekret mengalir ke liang telinga, suhu tubuh turun, dan anak tertidur tenang. ""

    ada anak yang lebih besar atau de)asa, selain rasa nyeri terdapat pula

    gangguan pendengaran dan rasa penuh dalam telinga. 'iagnosis terhadap OM

    tidak sulit, dengan melihat gejala klinis dan keadaan membran timpani biasanya

    diagnosis sudah dapat ditegakkan. enilaian membran timpani dapat dilihat

    melalui pemeriksaan lampu kepala dan otoskopi. erforasi yang terdapat pada

    membran timpani bermacam-macam, antara lain perforasi sentral, marginal, atik,

    subtotal, dan total.""

    'iagnosis OM harus memenuhi % hal berikut ini 1

    ". enyakit ini onsetnya mendadak *akut+?

    2. 'itemukannya tanda efusi *efusi1 pengumpulan cairan di suatu rongga tubuh+

    di telinga tengah. fusi dibuktikan dengan memperhatikan tanda berikut1

    a. Mengembangnya gendang telinga

    b. /erbatas3tidak adanya gerakan gendang telinga

    c. danya bayangan cairan di belakang gendang telinga

    d. 8airan yang keluar dari telinga

    %. danya tanda3gejala peradangan telinga tengah yang dibuktikan dengan

    adanya salah satu diantara tanda berikut 1

    a. ;emerahan pada gendang telinga

    b. >yeri telinga yang mengganggu tidur dan aktiitas normal

    nak dengan OM dapat mengalami nyeri telinga atau ri)ayat menarik-narik

    daun telinga pada bayi, keluarnya cairan dari telinga, berkurangnya pendengaran,

    demam, sulit makan, mual dan muntah serta re)el. >amun gejala-gejala ini tidak

    10

  • 8/12/2019 Lapsus Tht Kl

    11/24

    spesifik untuk OM sehingga diagnosis OM tidak dapat didasarkan pada

    ri)ayat semata.""

    fusi telinga tengah diperiksa dengan otoskop untuk melihat dengan jelas

    keadaan gendang telinga3membrane timpani yang menggembung, eritema bahkan

    kuning dan suram serta adanya cairan ber)arna kekuningan di liang telinga. ""

    :ika konfirmasi diperlukan, umumnya dilakukan dengan otoskopi pneumatic

    *alat untuk melihat gendang telinga yang dilengkapi dengan pompa udara kecil

    untuk menilai respon gendang telinga terhadap perubahan tekanan udara+.

    @erakan gendang telinga yang kurang dapat dilihat dengan pemeriksaan ini.

    emeriksaan ini dapat digunakan sebagai pemeriksaan tambahan untuk

    memperkuat diagnosis OM. >amun umumya OM sudah dapat ditegakkan

    dengan pemeriksaan otoskop biasa.""

    fusi telinga tengah juga dapat dibuktikan dengan timpanosentesis *penusukan

    terhadap gendang telinga+. >amun pemeriksaan ini tidak dilakukan pada

    sembarang anak. Indikasi perlunya timpanosentesis anatara lain OM pada bayiberumur di ba)ah # minggu dengan ri)ayat pera)atan intensif di rumah sakit,

    anak dengan gangguan kekebalan tubuh, anak yang tidak memberi respon pada

    beberapa pemberian antibiotic atau dengan gejala sangat berat dan komplikasi.""

    2.0. Tera*i

    OM umumnya adalah penyakit yang akan sembuh dengan sendirinya.

    Seikitar &$ OM sembuh dalam % hari tanpa antibiotic. enggunaan antibiotic

    tidak mengurangi komplikasi yang terjadi, termasuk berkurangnya pendengaran.

    :ika gejala tidak membaik dalam &-(2 jam atau ada perburukan gejala, merican

    cademy of ediatric *+ mengkategorikan OM yang dapat diobserasi dan

    yang harus segera diberikan terapi antibiotik. ilihan obserasi selama &-(2 jam

    hanya dapat dilakukan pada anak usia # bulan-2 tahun dengan gejala ringan saat

    pemeriksaan atau diagnosis meragukan pada anak di atas 2 tahun. nalgesia harus

    tetap diberikan selama obserasi."2

    11

  • 8/12/2019 Lapsus Tht Kl

    12/24

    ilihan pertama pemberian antibiotik pada OM adalah dengan

    amoAycilin. $merican $cadem% of &amil% Ph%sicians *B+ menganjurkan

    pemberian dosis standar mg3kg!!3hari pada anak dengan resiko rendah *umur

    C2tahun, tidak dalam pera)atan intensif, belum pernah menerima pengobatan

    antibiotik dalam % bulan terakhir+. Sedangkan pemberian dosis tinggi

    &mg3kg!!3hari diberikan pada anak dengan resiko tinggi * umur D2tahun, dalam

    per)atan, ada ri)ayat pemberian antibiotik dalam % bulan terakhir serta resisten

    terhadap pemberian dosis rendah amoAycilin+."2

    Setelah pengobatan adekuat, perforasi pada membran timpani dapat

    menutup kembali. Sekitar &$ pasien dengan perforasi, didapatkan membran

    timpani kembali intak dalam " hari setelah terjadinya perforasi. enyembuhan

    membran timpani ini akibat migrasi dari sel-sel epitel membran timpani pada tepi

    perforasi. >amun penyembuhan ini tidak disertai pemulihan pada pars tensa

    lapisan fibrosa dan kolagen yang berada ditengahnya. Sehingga lapisan

    neomembran tersebut cenderung lebih tipis dan lebih rentan terjadi perforasi."2

    2.. Penatalak"anaan

    /erapi OM tergantung pada stadiumnya. ada stadium oklusi, tujuan

    terapi dikhususkan untuk membuka kembali tuba eustachius. 'iberikan obat tetes

    hidung E8l efedrin ,5$ dalam larutan fisiologik untuk anak D"2 thn dan E8l

    efedrin "$ dalam larutan fisiologik untuk anak yang berumur C"2 thn atau

    de)asa.. selain itu, sumber infeksi juga harus diobati dengan memberikan

    antibiotik."2

    ada stadium presupurasi, diberikan antibiotik, obat tetes hidung, dan

    analgesik. !ila membran timpani sudah hiperemi difus, sebaiknya dilakukan

    miringotomi. ntibiotik yang diberikan ialah penisilin atau eritromisin. :ika

    terdapat resistensi, dapat diberikan kombinasi dengan asam klaunalat atau

    sefalosporin.

  • 8/12/2019 Lapsus Tht Kl

    13/24

    diberikan ampisilin A5-" mg3;g!!, amoksisilin A mg3;g!!3hari, atau

    eritromisin A mg3kg!!3hari."2

    engobatan stadium supurasi selain antibiotik, pasien harus dirujuk untuk

    dilakukan miringotomi bila membran timpani masih utuh. Selain itu, analgesik

    juga perlu diberikan agar nyeri dapat berkurang."2

    ada stadium perforasi, diberikan obat cuci telinga E2O2%$ selama %-5

    hari serta antibiotik yang adekuat sampai % minggu."2

    Stadium resolusi biasanya akan tampak sekret mengalir keluar. ada

    keadaan ini dapat dilanjutkan antibiotik sampai % minggu, namun bila masih

    keluar sekret diduga telah terjadi mastoiditis."2

    /erapi pada OM menurut 'jafar *2(+ /ergantung pada stadium penyakitnya1

    Sta%i&m

    okl&"i

    o /ujuan1 membuka tubatekanan negatif telinga tengah

    hilang

    o 'iberi obat tetes hidung 1 E8l efedrin ,5$ dalam larutan

    fisiologik *D"2 tahun+, atau E8l efedrin "$ dalam larutan

    fisiologik *C"2 tahun, dan de)asa+

    o Obati sumber infeksi

    Sta%i&m

    *re"&*&ra"i

    o ntibiotik *minimal selama ( hari+ 1 golongan penicilin

    *lini pertama+ *a)alnya diberikan secara IM sehingga

    didapat konsentrasi yang adekuat dalam darah tidak

    terjadi mastoiditis terselubung, gangguan pendengaran

    sebagai gejala sisa, maupun kekambuhan+.

    :ika alergi pensilin, beri eritromisin.

    'osis ampisilin anak1 5-" mg3kg!!3hari dibagi

    dalam dosis

    tau amoksisilin *anak+ mg3kg!!3hari daibagi dalam

    % dosis

    13

  • 8/12/2019 Lapsus Tht Kl

    14/24

    tau eritromisin *anak+ mg3kg!!3hari

    o nalgetika

    Sta%i&m

    "&*&ra"i

    o ntibiotika

    o Miringotomi *bila membran timpani masih utuh+1 dapat

    menghindari ruptur, gejala klinis lebih cepat hilang

    o Miringotomi ialah tindakan incisi pada pars tensa

    membran timpani agar terjadi drenase sekret dari telinga

    tengah ke telinga luar

    o Miringotomi memiliki banyak komplikasi *eA.

    erdarahan, trauma pada n. Bacialis+ tidak perlu

    dilakukan bila terapi antibiotik yang adekuat dapat

    diberikan

    Sta%i&m

    *er!ora"i

    o Obat cuci telinga E2O2 %$ selama %-5 hari serta

    antibiotik yang adekuat.

    o !iasanya 'alam (-" hari perforasi dapat menutup

    kembali.

    Jika ti%ak

    tera%i

    re"ol&"i

    o 6anjutkan antibiotik hingga % minggu jika sekret

    masih tetap banyakmungkin terjadi mastoiditis

    :ika sekret terus keluar C% minggu otitis media

    supuratif subakut

    :ika perforasi menetap dan sekret terus keluar C",5-2

    bulanotitis media supuratif kronik *OMS;+

    TABEL 1./erapi OM

    2.3. Kom*lika"i

    14

  • 8/12/2019 Lapsus Tht Kl

    15/24

    Sebelum ada antibiotik, komplikasi paling sering pada OM ialah abses

    subperiosteal sampai komplikasi yang berat seperti meningitis dan abses otak.

    Otitis media yang tidak diatasi juga dapat menyebabkan kehilangan pendengaran

    permanen.&,=

    2.4. Pen)egaan

    !eberapa hal yang tampaknya dapat mengurangi risiko OM adalah1

    ".encegahan IS pada bayi dan anak-anak.

    2.emberian SI minimal selama # bulan.

    %.enghindaran pemberian susu di botol saat anak berbaring.

    .enghindaran pajanan terhadap asap rokok.

    5. !erenang kemungkinan besar tidak meningkatkan risiko OM.&.=

    15

  • 8/12/2019 Lapsus Tht Kl

    16/24

    BAB III

    LAP'/AN KASUS

    #.1. I%entita"

    >ama 1 >y. '

    o.2=& 7t.%# 7).( ;ayu gung

    >o.7M 1 %=5#2#

    /anggal M7S 1 "% Maret 2"%

    #.2. Aname"i"

    Kel&an Utama1

    enderita datang dengan keluhan keluar cairan putih kental pada telinga

    sebelah kiri sejak F 2 minggu yang lalu.

    /i5a6at Peralanan Pen6akit1

    enderita datang ke poliklinik /E/ 7S. alembang !7I dengan keluhan

    keluar cairan seperti nanah dari telinga kiri sejak F 2 minggu yang lalu.

    Sejak " bulan yang lalu, penderita mengaku menderita batuk pilek. Sejak

    2 hari sebelum masuk rumah sakit , penderita mengeluh keluar cairan

    putih dari telinga kiri, konsistensi kental, tidak bau dan disertai nyeri

    16

  • 8/12/2019 Lapsus Tht Kl

    17/24

    telinga. asien juga mengaku pendengarannya juga berkurang. ;eluhan

    penderita tidak disertai demam.

    /i5a6at Pen6akit Da&l&

    - asien tidak pernah mengalami penyakit yang sama sebelumnya.

    /i5a6at Alergi

    /idak ada

    /i5a6at Pengobatan

    /idak ada

    #.#. Pemerik"aan 7i"ik

    Status @eneralis

    ;eadaan umum 1 !aik

    ;esadaran 1 8ompos mentis

    /anda ital 1

    >adi 1 & A3menit

    7espirasi 1 2 A3menit

    Suhu 1 %#,& 8

    Status 6okalis

    Telinga

    Telinga kanan Telinga kiriA&rik&la dema *-+, hiperemi *-+,

    massa *-+.

    dema *-+, hiperemi *-+,

    massa *-+.

    Prea&rik&la dema *-+, hiperemi *-+,

    massa *-+, fistula *-+, abses

    *-+.

    dema *-+, hiperemi *-+,

    massa *-+, fistula *-+, abses

    *-+.

    /etroa&rik&la dema *-+, hiperemi *-+,

    massa *-+, fistula *-+, abses

    *-+.

    dema *-+, hiperemi *-+,

    massa *-+, fistula *-+, abses

    *-+.

    17

  • 8/12/2019 Lapsus Tht Kl

    18/24

    Pal*a"i >yeri pergerakan aurikula

    *-+, nyeri tekan tragus *-+.

    >yeri pergerakan aurikula

    *-+, nyeri tekan tragus *-+.

    (AE dema *-+, hiperemi *-+,

    serumen *-+ kental,

    furunkel *-+.

    dema *-+, hiperemi *-+,

    serumen *G+, furunkel *-+.

    (embran

    T6m*ani

    Intak, ber)arna putih,

    reflek cahaya *G+

    erforasi *G+ sentral, aktif,

    reflek cahaya *-+.

    TABEL 2. Status 6okalis /elinga

    Hidung

    emeriksaan Eidung Eidung kanan Eidung kiriEidung luar !entuk *normal+, hiperemi

    *-+, nyeri tekan *-+,

    deformitas *-+

    !entuk *normal+, hiperemi

    *-+, nyeri tekan *-+,

    deformitas *-+

    7inoskopi anterior

    0estibulum nasi >ormal, ulkus *-+ >ormal, ulkus *-+

    8aum nasi !entuk *normal+, mukosa

    pucat *-+, hiperemia *-+

    !entuk *normal+, mukosa

    pucat *-+, hiperemia *-+

    Meatus nasi media Mukosa normal, sekret *-+,

    massa ber)ara putih

    mengkilat *-+.

    Mukosa normal, sekret *-+,

    massa ber)ara putih

    mengkilat *-+.

    ;onka nasi inferior dema *-+, mukosa hiperemi

    *G+

    dema *-+, mukosa

    hiperemi *G+

    Septum nasi 'eiasi *-+, perdarahan *-+,

    ulkus *-+

    'eiasi *-+, perdarahan *-+,

    ulkus *-+

    /!6 %. Status lokalis Eidung

    18

  • 8/12/2019 Lapsus Tht Kl

    19/24

    Tenggorok

    !ibir Mukosa bibir basah, ber)arna merah muda *>+Mulut Mukosa mulut basah ber)arna merah muda

    @eligi >ormal

    6idah /idak ada ulkus, pseudomembrane *-+

  • 8/12/2019 Lapsus Tht Kl

    20/24

    :enis antihistamin misalnya 6oratadin, terfenidin, klofeniramin,

    dipenhidramin, dan lain-lain.

    . ;ortikosteroid, misalnya budesonid, metil prednisolon, deAametason, dan

    prednison.

    ;I pasien

    asien dianjurkan untuk tetap menjaga kebersihan telinga dan tidak

    mengorek-ngorek liang telinga.

    ntibiotik harus digunakan sampai habis )alaupun gejala sudah hilang,

    agar penyembuhan berlangsung baik dan tidak terjadi komplikasi.

  • 8/12/2019 Lapsus Tht Kl

    21/24

    Otitis media merupakan suatu peradangan pada telingah tengah. Otitis

    dapat disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya yang paling sering ialah

    sumbatan tuba eustachius akibat infeksi. Selain itu, otitis media dapat juga

    merupakan suatu komplikasi akibat penyakit lain misalnya rhinitis, sinusitis,

    faringitis, otitis eksterna, dan lain-lain. @ejala yang sering ditimbulkan pada otitis

    media biasanya ialah rasa nyeri, pendengaran berkurang, demam, pusing, juga

    kadang disertai mendengar suara dengung *tinitus+.

    'iagnosis Otitis Media kut Stasium erforasi didapatkan melalui hasil

    anamnesis dan pemeriksaan fisik telinga yang dilakukan. ada anamnesis,

    tergambar jelas mengenai etiologi dan perjalanan penyakit pasien. namnesis

    adanya ri)ayat batuk-pilek dengan sekret kuning keruh sebelum keluhan telinga

    muncul menunjukkan penyebab terjadinya infeksi pada telinga tengah. Infeksi

    pada hidung dan tenggorokan dapat menyebabkan gangguan tuba auditia yang

    selanjutnya menyebabkan tekanan negatif pada telinga tengah, bermanifestasi

    sebagai rasa penuh pada telinga yang dirasakan pasien. Sumbatan tuba yang terus

    berlanjut menyebabkan hipersekresi sel goblet pada mukosa telinga tengah. Sekret

    merupakan media pertumbuhan bakteri yang baik, sehingga kemudian timbul

    proses infeksi pada telinga tengah. 7asa nyeri pada telinga akibat proses

    inflamasi. Easil anamnesis menunjukkan proses perjalanan penyakit yang sesuai

    dengan perjalanan penyakit pada OM mulai dari stadium oklusi tuba, stadium

    hiperemis, stadium supurasi dan stadium perforasi saat pasien datang berobat ke

    oliklinik.

    enyebab yang mungkin sebagai pencetus otitis media pada pasien di atas

    ialah rhinitis yang sudah lama dialami. asien mengalami batuk pilek sudah lama.

    emeriksaan fisik telinga mengkonfirmasi adanya proses inflamasi akibat infeksi

    pada telinga tengah. /ampak sekret mukopurulen pada liang telinga kiri, dengan

    membran timpani juga terlihat perforasi pada posterior-superior pars tensa dengan

    sekret yang aktif keluar melalui lubang perforasi.

    Earus dibedakan antara OM dan OMS;. 7i)ayat keluhan telinga yang

    baru terjadi selama " hari yang disertai keluarnya sekret, menunjukkan adanya

    proses akut pada telinga. asien juga mengaku sebelumnya tidak pernah keluar

    21

  • 8/12/2019 Lapsus Tht Kl

    22/24

    cairan dari telinga kiri. ada pemeriksaan fisik didapatkan lubang perforasi sentral

    kecil tunggal, tidak terdapat penipisan pada bagian lain membran timpani.

    enanganan ditujukan pada eradikasi infeksi dan simtomatis untuk

    mengurangi gejala yang dirasakan pasien. radikasi infeksi pada OM harus

    adekuat sehingga infeksi tidak menetap dan berubah menjadi OMS;. /erapi lini

    pertama diberikan pada pasien ini berupa antibiotik selama ( hari. asien diminta

    kembali lagi untuk kontrol setelah ( hari untuk melihat perkembangan terutama

    penutupan pada perforasi membran timpani. 'ekongestan nasal topikal digunakan

    untuk mengurangi sumbatan pada tuba ustachius, sehingga drainase sekret lebih

    lancar dan fungsi fisiologis proteksi tuba kembali normal. seudoefedrin E8l

    dipilih dalam bentuk tablet oral untuk meringankan sumbatan pada rongga hidung

    bagian posterior atar tuba ustachius agar fungsi normal tuba kembali normal.

    Sediaan murni pseudoefedrine E8l tidak ada, karena itu digunakan sediaan tablet

    yang ada di pasaran, yang dicampur dengan antihistamin E", digunakan selama %

    hari untuk menghindari efek samping berupa penurunan produksi sekret.

    ;ontrol diperlukan untuk menilai terapi telah adekuat atau belum, agar

    dapat mencegah perkembangan penyakit menjadi OMS;. ntibiotik oral

    diberikan pada pasien ini untuk menjamin adekuasi terapi. ntibiotic topikal

    dapat diberikan pada pasien setelah dilakukan cuci telinga menggunakan E22%$

    agar hasil dari penggunaan antibiotika topical dapat maksimal.

    DA7TA/ PUSTAKA

    ". nonim. 2&. 'titis edia $kut . ccessed1

    http**+++.nlm.nih.gov*medlineplus*enc%*imagepages*-2.htm.

    22

    http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/imagepages/1092.htmhttp://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/imagepages/1092.htm
  • 8/12/2019 Lapsus Tht Kl

    23/24

    2. !allenger. "==(. enyakit /elinga Eidung /enggorok, dan leher. :akarta1

    !ina 7upa ksara.

    %. !oeis.et al. "==(./'ES /uku $0ar Pen%akit THT Edisi 1eenam. :akarta1

    @8.

    . 'jaafar, H. 2#. 1elainan Telinga Tengah. 'alam1 /elinga Eidung

    /enggorokan, cetakan ke-5. !alai enerbit B;

  • 8/12/2019 Lapsus Tht Kl

    24/24

    "". Soepardi , Iskandar E>, editor. 2", /uku $0ar lmu 1esehatan

    Telinga Hidung Tenggorok 1epala 9eher Edisi kelima. :akarta1 !alai

    penerbit B;o. 5 May pp

    "5"-"5#. http133aappolicy.aappublications.org3cgi3content3full3pediatrics

    ""%353"5"

    http://aappolicy.aappublications.org/cgi/content/full/pediatricshttp://aappolicy.aappublications.org/cgi/content/full/pediatrics