atau kecukupan isi prospektus ini. setiap ... put iii pt bank...atau sertifikat bukti hmetd atau...

145
Tanggal Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) : 6 Juli 2017 Tanggal Pencatatan Pemegang Saham yang berhak atas HMETD Tanggal Distribusi HMETD, Prospektus dan Formulir : : 27 Desember 2017 28 Desember 2017 Tanggal Efektif Pernyataan Pendaftaran : 13 Desember 2017 Tanggal Pencatatan HMETD di PT Bursa Efek Indonesia : 29 Desember 2017 Tanggal Permohonan Pencatatan Saham Tambahan : 12 Desember 2017 Periode Perdagangan HMETD : 29 Desember 2017- 5 Januari 2018 Tanggal CUM HMETD Periode Pendaftaran, Pemesanan, Pelaksanaan dan Pembayaran HMETD : 29 Desember 2017- 5 Januari 2018 - Pasar Reguler dan Pasar Negosiasi - Pasar Tunai : : 20 Desember 2017 27 Desember 2017 Tanggal Distribusi Saham Hasil Pelaksanaan HMETD Secara Elektronik : 3 Januari 2018 9 Januari 2018 Tanggal Akhir Pembayaran Pemesanan Saham Tambahan : 9 Januari 2018 Tanggal Ex-HMETD : Tanggal Penjatahan Pemesanan Saham Tambahan : 10 Januari 2018 - Pasar Reguler dan Pasar Negosiasi : 21 Desember 2017 Tanggal Pengembalian Uang Pesanan Saham Tambahan : 12 Januari 2018 - Pasar Tunai : 28 Desember 2017 Laporan Hasil Penjatahan : 9 Februari 2018 OTORITAS JASA KEUANGAN (“OJK”) TIDAK MEMBERIKAN PERNYATAAN MENYETUJUI ATAU TIDAK MENYETUJUI EFEK INI, TIDAK JUGA MENYATAKAN KEBENARAN ATAU KECUKUPAN ISI PROSPEKTUS INI. SETIAP PERNYATAAN YANG BERTENTANGAN DENGAN HAL-HAL TERSEBUT ADALAH PERBUATAN MELANGGAR HUKUM. PROSPEKTUS INI PENTING DAN PERLU MENDAPAT PERHATIAN SEGERA. APABILA TERDAPAT KERAGUAN PADA TINDAKAN YANG AKAN DIAMBIL, SEBAIKNYA BERKONSULTASI DENGAN PIHAK YANG KOMPETEN. PT BANK OF INDIA INDONESIA TBK (“PERSEROAN”) BERTANGGUNG JAWAB SEPENUHNYA ATAS KEBENARAN SEMUA KETERANGAN, DATA ATAU LAPORAN DAN KEJUJURAN PENDAPAT YANG TERCANTUM DALAM PROSPEKTUS INI. PT BANK OF INDIA INDONESIA Tbk. Kegiatan Usaha Utama: Bergerak dalam bidang usaha Jasa Perbankan Berkedudukan di Jakarta Pusat, Indonesia PENAWARAN UMUM TERBATAS III (“PUT III”) KEPADA PEMEGANG SAHAM DALAM RANGKA PENERBITAN HAK MEMESAN EFEK TERLEBIH DAHULU (HMETD) Sebanyak-banyaknya sebesar 347.200.000 (tiga ratus empat puluh tujuh juta dua ratus ribu) Saham Baru atas nama dengan nilai nominal Rp200,- (dua ratus Rupiah) per saham yang merupakan 25% (dua puluh lima persen) dari jumlah saham yang beredar setelah PUT III. Setiap pemegang 3 (tiga) saham Perseroan yang namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan pada tanggal 27 Desember 2017 pukul 16.15 WIB berhak atas 1 (satu) HMETD dimana 1 (satu) HMETD berhak untuk membeli 1 (satu) Saham Baru dengan harga penawaran sebesar Rp1.890,- (seribu delapan ratus sembilan puluh Rupiah) per saham. Jumlah dana yang akan diterima Perseroan dalam Penawaran Umum Terbatas III ini adalah sebanyak-banyaknya sebesar Rp656.208.000.000,- (enam ratus lima puluh enam miliar dua ratus delapan juta Rupiah). Saham yang ditawarkan dalam rangka PUT III dengan menerbitkan HMETD ini seluruhnya adalah Saham Baru yang akan dikeluarkan dari portepel Perseroan. Saham yang berasal dari pelaksanaan HMETD akan dicatatkan di Bursa Efek Indonesia. Setiap HMETD dalam bentuk pecahan akan dibulatkan kebawah (rounded down). Dalam hal pemegang saham mempunyai HMETD dalam bentuk pecahan, maka hak atas pecahan Efek tersebut wajib dijual oleh Perseroan dan hasil penjualannya dimasukkan ke dalam rekening Perseroan. Pemegang saham Perseroan yakni Bank of India akan melaksanakan seluruh haknya dalam PUT III ini sesuai dengan porsi kepemilikan sahamnya, yang diperhitungkan sebagai bagian dari setoran modal PT Bank of India Indonesia Tbk. Pernyataan pemegang saham ini sesuai dengan Surat Pernyataan tertanggal 22 September 2017. Apabila Saham Baru yang ditawarkan dalam PUT III ini tidak seluruhnya diambil oleh Pemegang HMETD, maka sisanya akan dialokasikan kepada Pemegang HMETD lainnya yang melakukan pemesanan tambahan, secara proporsional berdasarkan hak yang telah dilaksanakannya. Apabila setelah alokasi tersebut masih terdapat sisa HMETD yang tidak dilaksanakan, maka terhadap seluruh HMETD yang tersisa tersebut tidak akan dikeluarkan saham dari portepel. HMETD DAPAT DIPERDAGANGKAN BAIK DI DALAM ATAU DI LUAR BURSA DALAM WAKTU SEKURANG-KURANGNYA 5 (LIMA) HARI KERJA, SEJAK TANGGAL 29 DESEMBER 2017 SAMPAI DENGAN TANGGAL 5 JANUARI 2018. HARI TERAKHIR PELAKSANAAN HMETD ADALAH 5 JANUARI 2018. SETIAP HMETD YANG TIDAK DILAKSANAKAN SAMPAI DENGAN TANGGAL TERSEBUT MENJADI TIDAK BERLAKU LAGI. PENCATATAN SAHAM BARU HASIL PELAKSANAAN HMETD AKAN DILAKUKAN DI BURSA EFEK INDONESIA PADA TANGGAL 29 DESEMBER 2017. PENTING UNTUK DIPERHATIKAN OLEH PARA PEMEGANG SAHAM SEMUA SAHAM PERSEROAN YANG TELAH DITEMPATKAN DAN DISETOR PENUH TERMASUK SAHAM BARU YANG AKAN DITERBITKAN DALAM PUT III INI MEMILIKI HAK YANG SAMA DAN SEDERAJAT DALAM SEGALA HAL DENGAN SAHAM YANG TELAH DIKELUARKAN SEBELUMNYA OLEH PERSEROAN, TERMASUK HAK ATAS DIVIDEN. PEMEGANG SAHAM PERSEROAN YANG TIDAK MELAKSANAKAN HAKNYA UNTUK MEMBELI SAHAM BARU YANG DITAWARKAN DALAM PUT III INI SESUAI DENGAN HMETD-NYA AKAN MENGALAMI PENURUNAN PERSENTASE KEPEMILIKAN SAHAMNYA (TERDILUSI) DALAM PERSEROAN SAMPAI DENGAN MAKSIMUM 25,00% (DUA PULUH LIMA PERSEN). RISIKO UTAMA YANG DIHADAPI OLEH PERSEROAN ADALAH RISIKO KREDIT, YAITU RISIKO YANG TERJADI AKBIAT KEGAGALAN PIHAK LAWAN (COUNTER PARTY) MEMENUHI KEWAJIBANNYA DAN JIKA JUMLAHNYA CUKUP MATERIAL, MAKA DAPAT MENURUNKAN KINERJA PERSEROAN YANG PADA AKHIRNYA DAPAT MENURUNKAN TINGKAT KESEHATAN DAN PENDAPATAN PERSEROAN. RISIKO TERKAIT DENGAN KEPEMILIKAN ATAS SAHAM PERSEROAN YAITU TIDAK LIKUIDNYA SAHAM YANG DITAWARKAN PADA PENAWARAN UMUM TERBATAS III INI, TERDAPAT KEMUNGKINAN PERDAGANGAN SAHAM PERSEROAN DI BURSA EFEK INDONESIA AKAN MENJADI TIDAK LIKUID. DENGAN DEMIKIAN, PERSEROAN TIDAK DAPAT MEMPREDIKSI APAKAH PERDAGANGAN SAHAM PERSEROAN DI BURSA EFEK AKAN AKTIF ATAU LIKUIDITAS SAHAM PERSEROAN AKAN TERJAGA. RISIKO USAHA PERSEROAN SELENGKAPNYA DICANTUMKAN PADA BAB VI MENGENAI RISIKO USAHA DALAM PROSPEKTUS INI. PERSEROAN DALAM PUT III INI TIDAK AKAN MENERBITKAN SURAT KOLEKTIF SAHAM. SAHAM-SAHAM TERSEBUT AKAN DIDISTRIBUSIKAN SECARA ELEKTRONIK YANG AKAN DIADMINISTRASIKAN DALAM PENITIPAN KOLEKTIF PT KUSTODIAN SENTRAL EFEK INDONESIA (KSEI). Prospektus ini diterbitkan di Jakarta pada tanggal 13 Desember 2017 KANTOR PUSAT Jl. H. Samanhudi No.37 Jakarta Pusat 10710 Indonesia Telp: 021-3500007, Faksimili: 021-3808178 Website: www.boiindonesia.co.id Email: [email protected] KANTOR CABANG Perseroan memiliki 7 Kantor Cabang, 6 Kantor Cabang Pembantu dan 2 Kantor Kas yang tersebar di wilayah Jakarta, Bandung, Surabaya, Bali, Medan dan Makassar. PROSPEKTUS

Upload: others

Post on 13-Dec-2020

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ATAU KECUKUPAN ISI PROSPEKTUS INI. SETIAP ... PUT III PT Bank...ATAU SERTIFIKAT BUKTI HMETD ATAU DOKUMEN-DOKUMEN LAIN YANG BERKAITAN DENGAN PUT III INI, MAKA DOKUMEN-DOKUMEN TERSEBUT

Tanggal Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa

(RUPSLB)

: 6 Juli 2017 Tanggal Pencatatan Pemegang Saham yang berhak atas HMETD

Tanggal Distribusi HMETD, Prospektus dan Formulir

:

:

27 Desember 2017

28 Desember 2017

Tanggal Efektif Pernyataan Pendaftaran : 13 Desember 2017 Tanggal Pencatatan HMETD di PT Bursa Efek Indonesia : 29 Desember 2017

Tanggal Permohonan Pencatatan Saham Tambahan : 12 Desember 2017 Periode Perdagangan HMETD : 29 Desember 2017- 5 Januari 2018

Tanggal CUM HMETD Periode Pendaftaran, Pemesanan, Pelaksanaan dan Pembayaran

HMETD

: 29 Desember 2017- 5 Januari 2018

- Pasar Reguler dan Pasar Negosiasi

- Pasar Tunai

:

:

20 Desember 2017

27 Desember 2017

Tanggal Distribusi Saham Hasil Pelaksanaan HMETD Secara

Elektronik

: 3 Januari 2018 – 9 Januari 2018

Tanggal Akhir Pembayaran Pemesanan Saham Tambahan : 9 Januari 2018

Tanggal Ex-HMETD : Tanggal Penjatahan Pemesanan Saham Tambahan : 10 Januari 2018

- Pasar Reguler dan Pasar Negosiasi : 21 Desember 2017 Tanggal Pengembalian Uang Pesanan Saham Tambahan : 12 Januari 2018

- Pasar Tunai : 28 Desember 2017 Laporan Hasil Penjatahan : 9 Februari 2018

OTORITAS JASA KEUANGAN (“OJK”) TIDAK MEMBERIKAN PERNYATAAN MENYETUJUI ATAU TIDAK MENYETUJUI EFEK INI, TIDAK JUGA MENYATAKAN KEBENARAN

ATAU KECUKUPAN ISI PROSPEKTUS INI. SETIAP PERNYATAAN YANG BERTENTANGAN DENGAN HAL-HAL TERSEBUT ADALAH PERBUATAN MELANGGAR HUKUM.

PROSPEKTUS INI PENTING DAN PERLU MENDAPAT PERHATIAN SEGERA. APABILA TERDAPAT KERAGUAN PADA TINDAKAN YANG AKAN DIAMBIL, SEBAIKNYA

BERKONSULTASI DENGAN PIHAK YANG KOMPETEN.

PT BANK OF INDIA INDONESIA TBK (“PERSEROAN”) BERTANGGUNG JAWAB SEPENUHNYA ATAS KEBENARAN SEMUA KETERANGAN, DATA ATAU LAPORAN DAN

KEJUJURAN PENDAPAT YANG TERCANTUM DALAM PROSPEKTUS INI.

PT BANK OF INDIA INDONESIA Tbk.

Kegiatan Usaha Utama:

Bergerak dalam bidang usaha Jasa Perbankan

Berkedudukan di Jakarta Pusat, Indonesia

PENAWARAN UMUM TERBATAS III (“PUT III”) KEPADA PEMEGANG SAHAM

DALAM RANGKA PENERBITAN HAK MEMESAN EFEK TERLEBIH DAHULU (HMETD)

Sebanyak-banyaknya sebesar 347.200.000 (tiga ratus empat puluh tujuh juta dua ratus ribu) Saham Baru atas nama dengan nilai nominal Rp200,- (dua ratus Rupiah) per

saham yang merupakan 25% (dua puluh lima persen) dari jumlah saham yang beredar setelah PUT III. Setiap pemegang 3 (tiga) saham Perseroan yang namanya tercatat

dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan pada tanggal 27 Desember 2017 pukul 16.15 WIB berhak atas 1 (satu) HMETD dimana 1 (satu) HMETD berhak untuk membeli

1 (satu) Saham Baru dengan harga penawaran sebesar Rp1.890,- (seribu delapan ratus sembilan puluh Rupiah) per saham. Jumlah dana yang akan diterima Perseroan

dalam Penawaran Umum Terbatas III ini adalah sebanyak-banyaknya sebesar Rp656.208.000.000,- (enam ratus lima puluh enam miliar dua ratus delapan juta Rupiah).

Saham yang ditawarkan dalam rangka PUT III dengan menerbitkan HMETD ini seluruhnya adalah Saham Baru yang akan dikeluarkan dari portepel Perseroan. Saham yang

berasal dari pelaksanaan HMETD akan dicatatkan di Bursa Efek Indonesia. Setiap HMETD dalam bentuk pecahan akan dibulatkan kebawah (rounded down). Dalam hal

pemegang saham mempunyai HMETD dalam bentuk pecahan, maka hak atas pecahan Efek tersebut wajib dijual oleh Perseroan dan hasil penjualannya dimasukkan ke

dalam rekening Perseroan.

Pemegang saham Perseroan yakni Bank of India akan melaksanakan seluruh haknya dalam PUT III ini sesuai dengan porsi kepemilikan sahamnya, yang diperhitungkan

sebagai bagian dari setoran modal PT Bank of India Indonesia Tbk. Pernyataan pemegang saham ini sesuai dengan Surat Pernyataan tertanggal 22 September 2017.

Apabila Saham Baru yang ditawarkan dalam PUT III ini tidak seluruhnya diambil oleh Pemegang HMETD, maka sisanya akan dialokasikan kepada Pemegang HMETD

lainnya yang melakukan pemesanan tambahan, secara proporsional berdasarkan hak yang telah dilaksanakannya. Apabila setelah alokasi tersebut masih terdapat sisa

HMETD yang tidak dilaksanakan, maka terhadap seluruh HMETD yang tersisa tersebut tidak akan dikeluarkan saham dari portepel.

HMETD DAPAT DIPERDAGANGKAN BAIK DI DALAM ATAU DI LUAR BURSA DALAM WAKTU SEKURANG-KURANGNYA 5 (LIMA) HARI KERJA, SEJAK TANGGAL 29

DESEMBER 2017 SAMPAI DENGAN TANGGAL 5 JANUARI 2018. HARI TERAKHIR PELAKSANAAN HMETD ADALAH 5 JANUARI 2018. SETIAP HMETD YANG TIDAK

DILAKSANAKAN SAMPAI DENGAN TANGGAL TERSEBUT MENJADI TIDAK BERLAKU LAGI. PENCATATAN SAHAM BARU HASIL PELAKSANAAN HMETD AKAN

DILAKUKAN DI BURSA EFEK INDONESIA PADA TANGGAL 29 DESEMBER 2017.

PENTING UNTUK DIPERHATIKAN OLEH PARA PEMEGANG SAHAM

SEMUA SAHAM PERSEROAN YANG TELAH DITEMPATKAN DAN DISETOR PENUH TERMASUK SAHAM BARU YANG AKAN DITERBITKAN DALAM PUT III INI MEMILIKI

HAK YANG SAMA DAN SEDERAJAT DALAM SEGALA HAL DENGAN SAHAM YANG TELAH DIKELUARKAN SEBELUMNYA OLEH PERSEROAN, TERMASUK HAK ATAS

DIVIDEN. PEMEGANG SAHAM PERSEROAN YANG TIDAK MELAKSANAKAN HAKNYA UNTUK MEMBELI SAHAM BARU YANG DITAWARKAN DALAM PUT III INI SESUAI

DENGAN HMETD-NYA AKAN MENGALAMI PENURUNAN PERSENTASE KEPEMILIKAN SAHAMNYA (TERDILUSI) DALAM PERSEROAN SAMPAI DENGAN MAKSIMUM

25,00% (DUA PULUH LIMA PERSEN).

RISIKO UTAMA YANG DIHADAPI OLEH PERSEROAN ADALAH RISIKO KREDIT, YAITU RISIKO YANG TERJADI AKBIAT KEGAGALAN PIHAK LAWAN (COUNTER PARTY)

MEMENUHI KEWAJIBANNYA DAN JIKA JUMLAHNYA CUKUP MATERIAL, MAKA DAPAT MENURUNKAN KINERJA PERSEROAN YANG PADA AKHIRNYA DAPAT

MENURUNKAN TINGKAT KESEHATAN DAN PENDAPATAN PERSEROAN.

RISIKO TERKAIT DENGAN KEPEMILIKAN ATAS SAHAM PERSEROAN YAITU TIDAK LIKUIDNYA SAHAM YANG DITAWARKAN PADA PENAWARAN UMUM TERBATAS III

INI, TERDAPAT KEMUNGKINAN PERDAGANGAN SAHAM PERSEROAN DI BURSA EFEK INDONESIA AKAN MENJADI TIDAK LIKUID. DENGAN DEMIKIAN, PERSEROAN

TIDAK DAPAT MEMPREDIKSI APAKAH PERDAGANGAN SAHAM PERSEROAN DI BURSA EFEK AKAN AKTIF ATAU LIKUIDITAS SAHAM PERSEROAN AKAN TERJAGA.

RISIKO USAHA PERSEROAN SELENGKAPNYA DICANTUMKAN PADA BAB VI MENGENAI RISIKO USAHA DALAM PROSPEKTUS INI.

PERSEROAN DALAM PUT III INI TIDAK AKAN MENERBITKAN SURAT KOLEKTIF SAHAM. SAHAM-SAHAM TERSEBUT AKAN DIDISTRIBUSIKAN SECARA ELEKTRONIK

YANG AKAN DIADMINISTRASIKAN DALAM PENITIPAN KOLEKTIF PT KUSTODIAN SENTRAL EFEK INDONESIA (KSEI).

Prospektus ini diterbitkan di Jakarta pada tanggal 13 Desember 2017

KANTOR PUSAT

Jl. H. Samanhudi No.37

Jakarta Pusat 10710 Indonesia

Telp: 021-3500007, Faksimili: 021-3808178

Website: www.boiindonesia.co.id

Email: [email protected]

KANTOR CABANG

Perseroan memiliki 7 Kantor Cabang, 6 Kantor Cabang Pembantu dan 2

Kantor Kas yang tersebar di wilayah Jakarta, Bandung, Surabaya, Bali,

Medan dan Makassar.

PR

OS

PEK

TU

S

Page 2: ATAU KECUKUPAN ISI PROSPEKTUS INI. SETIAP ... PUT III PT Bank...ATAU SERTIFIKAT BUKTI HMETD ATAU DOKUMEN-DOKUMEN LAIN YANG BERKAITAN DENGAN PUT III INI, MAKA DOKUMEN-DOKUMEN TERSEBUT

PT Bank of India Indonesia Tbk

i

Perseroan telah menyampaikan Pernyataan Pendaftaran Emisi Efek sehubungan dengan Penawaran Umum Terbatas

III Kepada Para Pemegang Saham dalam rangka Penerbitan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (selanjutnya disebut

sebagai “PUT III”) kepada Otoritas Jasa Keuangan (“OJK”) dengan surat No. 184/KP-BD/OJK/IX/2017 pada tanggal 20

SEPTEMBER 2017, sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan dalam Peraturan OJK No. 32/POJK.04/2015 tanggal 16

Desember 2015 tentang Penambahan Modal Perusahaan Terbuka dengan Memberikan Hak Memesan Efek Terlebih

Dahulu (“POJK No. 32/2015“) dan Peraturan OJK No. 33/POJK.04/2015 tanggal 16 Desember 2015 tentang Bentuk dan

Isi Prospektus Dalam Rangka Penambahan Modal Perusahaan Terbuka Dengan Memberikan Hak Memesan Efek

Terlebih Dahulu (“POJK No. 33/2015“) yang merupakan pelaksanaan dari Undang-undang Republik Indonesia No. 8

Tahun 1995 tentang Pasar Modal, Lembaran Negara Republik Indonesia No. 64 Tahun 1995, Tambahan No. 3608

(“UUPM”) dan peraturan pelaksanaannya.

Perseroan, Lembaga dan Profesi Penunjang Pasar Modal, dalam rangka PUT III ini bertanggung jawab sepenuhnya atas

kebenaran semua informasi atau fakta material, keterangan atau laporan serta kejujuran pendapat yang disajikan

dalam Prospektus ini sesuai dengan bidang tugasnya masing-masing berdasarkan ketentuan peraturan perundang-

undangan yang berlaku di wilayah Republik Indonesia serta kode etik dan standar profesinya masing-masing.

Sehubungan dengan PUT III ini, semua pihak, termasuk pihak terafiliasi tidak diperkenankan untuk memberikan

keterangan atau membuat pernyataan apapun mengenai data atau hal-hal yang tidak diungkapkan dalam Prospektus

ini tanpa sebelumnya memperoleh persetujuan tertulis dahulu dari Perseroan.

Lembaga dan Profesi Penunjang Pasar Modal dalam PUT III ini tidak mempunyai hubungan Afiliasi dengan Perseroan

baik secara langsung maupun tidak langsung sebagaimana didefinisikan dalam UUPM.

Dalam proses PUT III, PT Royal Investium Sekuritas telah ditunjuk sebagai arranger oleh Perseroan yang bertugas

untuk membantu proses pendokumentasian dan administrasi registrasi/Pernyataan Pendaftaran dalam rangka PUT III.

Sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 29 Tahun 1999 (“PP No. 29”) tentang Pembelian Saham Bank Umum sebagai

pelaksanaan dari Undang-undang No. 10 Tahun 1998 tentang Perubahan atas Undang-undang No. 7 Tahun 1992

tentang Perbankan (“Undang-undang Perbankan”) ditetapkan bahwa:

a) Jumlah kepemilikan saham bank oleh Warga Negara Asing dan/atau Badan Hukum Asing yang diperoleh

melalui pembelian secara langsung maupun melalui Bursa Efek sebanyak-banyaknya 99% (sembilan puluh

sembilan persen) dari jumlah saham bank yang bersangkutan (Pasal 3 PP No. 29);

b) Pembelian oleh Warga Negara Asing dan/atau Badan Hukum Asing melalui Bursa Efek dapat mencapai 100%

(seratus persen) dari jumlah saham bank yang tercatat di Bursa Efek ( Pasal 4 ayat 1 PP No. 29);

c) Bank hanya dapat mencatatkan sahamnya di Bursa Efek sebanyak-banyaknya 99% (sembilan puluh sembilan

persen) dari jumlah saham bank yang bersangkutan (Pasal 4 ayat 2 PP No. 29);

d) Sekurang-kurangnya 1% (satu persen) dari saham bank sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat 2 yang

tidak dicatatkan di Bursa Efek harus tetap dimiliki oleh WNI atau Badan Hukum Indonesia (Pasal 4 ayat 3 PP

No. 29).

Sesuai dengan PP No. 29, Perseroan atas nama pemegang saham akan mencatatkan sejumlah 99% (sembilan puluh

sembilan persen) dari jumlah saham yang ditempatkan dan telah disetor penuh. Apabila seluruh HMETD yang

ditawarkan dalam rangka PUT III dilaksanakan menjadi Saham Baru oleh pemegang saham maka jumlah saham yang

akan dicatatkan oleh Perseroan di Bursa Efek Indonesia menjadi sebanyak-banyaknya 1.374.912.000 (satu miliar tiga

ratus tujuh puluh empat juta sembilan ratus dua belas ribu) saham biasa atas nama atau setara dengan 99%

(sembilan puluh sembilan persen) dari modal ditempatkan dan disetor penuh sesudah PUT III ini. Adapun saham yang

tidak dicatatkan adalah sebanyak-banyaknya 13.888.000 (tiga belas juta delapan ratus delapan puluh delapan ribu)

saham biasa atas nama atau setara dengan 1% (satu persen) dari jumlah modal ditempatkan dan disetor penuh

setelah pelaksanaan PUT III, yang dimiliki oleh PT Panca Mantra Jaya.

PUT III INI TIDAK DIDAFTARKAN BERDASARKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN NEGARA LAIN, SELAIN

YANG BERLAKU DI INDONESIA. BARANG SIAPA YANG BERADA DI LUAR INDONESIA MENERIMA PROSPEKTUS INI

ATAU SERTIFIKAT BUKTI HMETD ATAU DOKUMEN-DOKUMEN LAIN YANG BERKAITAN DENGAN PUT III INI, MAKA

DOKUMEN-DOKUMEN TERSEBUT TIDAK DIMAKSUDKAN SEBAGAI DOKUMEN PENAWARAN UNTUK MEMBELI

SAHAM YANG DITAWARKAN PADA PUT III INI ATAU MELAKSANAKAN HMETD, KECUALI APABILA PENAWARAN

DAN PEMBELIAN SAHAM YANG DITAWARKAN PADA PUT III INI ATAU PELAKSANAAN HMETD TERSEBUT TIDAK

Page 3: ATAU KECUKUPAN ISI PROSPEKTUS INI. SETIAP ... PUT III PT Bank...ATAU SERTIFIKAT BUKTI HMETD ATAU DOKUMEN-DOKUMEN LAIN YANG BERKAITAN DENGAN PUT III INI, MAKA DOKUMEN-DOKUMEN TERSEBUT

PT Bank of India Indonesia Tbk

ii

BERTENTANGAN ATAU BUKAN MERUPAKAN PELANGGARAN TERHADAP SETIAP PERATURAN PERUNDANG-

UNDANGAN YANG BERLAKU DI MASING-MASING NEGARA TERSEBUT.

PROSPEKTUS DITERBITKAN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG DAN/ATAU PERATURAN YANG BERLAKU DI

INDONESIA. TIDAK SATUPUN YANG TERCANTUM DALAM DOKUMEN INI DAPAT DIANGGAP SEBAGAI SEBUAH

PENAWARAN EFEK UNTUK MENJUAL DI WILAYAH YANG MELARANG HAL TERSEBUT. SETIAP PIHAK DILUAR

WILAYAH INDONESIA BERTANGGUNG JAWAB SEPENUHNYA UNTUK MEMATUHI KETENTUAN YANG BERLAKU DI

NEGARA TERSEBUT.

PERSEROAN TELAH MENGUNGKAPKAN SEMUA INFORMASI YANG WAJIB DIKETAHUI OLEH PUBLIK DAN TIDAK

ADA LAGI INFORMASI YANG BELUM DIUNGKAPKAN SEHINGGA TIDAK MENYESATKAN PUBLIK.

Page 4: ATAU KECUKUPAN ISI PROSPEKTUS INI. SETIAP ... PUT III PT Bank...ATAU SERTIFIKAT BUKTI HMETD ATAU DOKUMEN-DOKUMEN LAIN YANG BERKAITAN DENGAN PUT III INI, MAKA DOKUMEN-DOKUMEN TERSEBUT

PT Bank of India Indonesia Tbk

iii

DAFTAR ISI

DEFINISI DAN SINGKATAN iv

RINGKASAN ix

I.PENAWARAN UMUM TERBATAS III 1

II.PENGGUNAAN DANA YANG DIPEROLEH DARI PENAWARAN UMUM TERBATAS III 9

III.PERNYATAAN UTANG 10

IV.IKHTISAR DATA KEUANGAN PENTING 15

V.ANALISIS DAN PEMBAHASAN OLEH MANAJEMEN 18

VI.RISIKO USAHA 57

VII.KEJADIAN PENTING SETELAH TANGGAL LAPORAN AKUNTAN 60

VIII. A. KETERANGAN TENTANG PERUSAHAAN TERBUKA, KEGIATAN USAHA, SERTA KECENDERUNGAN

DAN PROSPEK 60

1. RIWAYAT SINGKAT PERSEROAN 60

2. PERKEMBANGAN KEPEMILIKAN SAHAM PERSEROAN 61

3. KETERANGAN SINGKAT MENGENAI PEMEGANG SAHAM BERBENTUK BADAN HUKUM63

4. STRUKTUR ORGANISASI PERSEROAN 65

5. SUMBER DAYA MANUSIA 78

6. HUBUNGAN KEPEMILIKAN, KEPENGURUSAN DAN KEPENGAWASAN PERSEROAN DENGAN

PEMEGANG SAHAM BERBENTUK BADAN HUKUM 80

7. KETERANGAN MENGENAI ASET TETAP 81

8. TRANSAKSI DENGAN PIHAK AFILIASI 83

9. PERJANJIAN-PERJANJIAN PENTING DENGAN PIHAK KETIGA 84

10. PERKARA YANG DIHADAPI PERSEROAN 84

VIII. B. KEGIATAN DAN PROSPEK USAHA PERSEROAN 85

1. UMUM 85

2. JARINGAN DISTRIBUSI 85

3. STRATEGI USAHA 86

4. KEUNGGULAN KOMPETITIF 88

5. KEGIATAN USAHA 88

6. PROSPEK USAHA 93

7. PERSAINGAN DAN PEMASARAN 94

8. MANAJEMEN RISIKO 95

9. TATA KELOLA PERSEROAN 101

10. PRINSIP-PRINSIP PERBANKAN YANG SEHAT 102

11. FUNGSI KEPATUHAN PERSEROAN 107

12. ASURANSI 110

13. HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL 111

14. TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERSEROAN/CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR)111

IX. EKUITAS 112

X.KEBIJAKAN DIVIDEN 114

XI. PERPAJAKAN 115

XII.LEMBAGA DAN PROFESI PENUNJANG PASAR MODAL 117

XIII. PERSYARATAN PEMESANAN PEMBELIAN SAHAM 119

XIV. PENYEBARLUASAN PROSPEKTUS, FORMULIR DAN SERTIFIKAT BUKTI HMETD 126

XV. INFORMASI TAMBAHAN 127

Page 5: ATAU KECUKUPAN ISI PROSPEKTUS INI. SETIAP ... PUT III PT Bank...ATAU SERTIFIKAT BUKTI HMETD ATAU DOKUMEN-DOKUMEN LAIN YANG BERKAITAN DENGAN PUT III INI, MAKA DOKUMEN-DOKUMEN TERSEBUT

PT Bank of India Indonesia Tbk

iv

DEFINISI DAN SINGKATAN

Afiliasi Berarti:

a. hubungan keluarga karena perkawinan dan keturunan sampai

derajat kedua, baik secara horizontal maupun vertikal;

b. hubungan antara satu pihak dengan pegawai, Direktur atau

Komisaris dari pihak tersebut;

c. hubungan antara 2 (dua) perusahaan dimana terdapat 1 (satu)

atau lebih anggota Direksi dan/atau Dewan Komisaris yang sama;

d. hubungan antara perusahaan dengan suatu pihak, baik langsung

maupun tidak langsung, mengendalikan atau dikendalikan oleh

perusahaan tersebut;

e. hubungan antara 2 (dua) perusahaan yang dikendalikan baik

langsung maupun tidak langsung, oleh pihak yang sama; atau

f. hubungan antara perusahaan dan pemegang saham utama.

Anggaran Dasar Berarti Anggaran Dasar Perseroan yang dapat diubah dari waktu ke

waktu.

API Berarti Arsitektur Perbankan Indonesia atau Indonesian Banking

Architecture.

Aset Produktif Berarti penanaman dana Perseroan dalam bentuk kredit, efek-efek,

penempatan dana antar bank, penyertaan termasuk komitmen dan

kontinjensi pada transaksi rekening administratif.

ATM Berarti Anjungan Tunai Mandiri.

BI atau Bank Indonesia Berarti berarti pihak yang mempunyai wewenang untuk mengeluarkan

alat pembayaran yang sah, merumuskan dan melaksanakan kebijakan

moneter, mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran,

mengatur dan mengawasi perbankan serta menjalankan fungsi

sebagai lender of the last resort, yang dalam hal ini diselenggarakan

oleh Bank Sentral Republik Indonesia/Bank Indonesia atau para

pengganti dan penerima hak dan kewajibannya.

BAPEPAM dan LK Berarti BAPEPAM dan Lembaga Keuangan yang merupakan

penggabungan dari Bapepam dan Direktorat Jenderal Lembaga

Keuangan (DJLK), sesuai dengan Keputusan Menteri Keuangan

Republik Indonesia No. 606/KMK.01/2005 tanggal 30 Desember 2005

tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengawas Pasar Modal dan

Lembaga Keuangan dan Peraturan Menteri Keuangan Republik

Indonesia No. 184/PMK.01/2010 tanggal 11 Oktober 2010 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Keuangan, sejak tanggal

31 Desember 2012, fungsi, tugas, dan wewenang pengaturan dan

pengawasan kegiatan jasa keuangan di sektor Pasar Modal, beralih

dari Menteri Keuangan dan BAPEPAM dan LK ke OJK, sesuai dengan

Pasal 55 UU No. 21 Tahun 2011, atau para pengganti dan penerima

hak dan kewajibannya.

BEI atau Bursa Efek Berarti pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan system

Page 6: ATAU KECUKUPAN ISI PROSPEKTUS INI. SETIAP ... PUT III PT Bank...ATAU SERTIFIKAT BUKTI HMETD ATAU DOKUMEN-DOKUMEN LAIN YANG BERKAITAN DENGAN PUT III INI, MAKA DOKUMEN-DOKUMEN TERSEBUT

PT Bank of India Indonesia Tbk

v

dan/atau sarana untuk mempertemukan penawaran jual beli efek

diantara para pihak dengan tujuan memperdagangkan efek diantara

mereka sebagaimana didefinisikan dalam Pasal 1 ayat 4 UUPM, yang

dalam hal ini diselenggarakan oleh PT Bursa Efek Indonesia,

berkedudukan di Jakarta Selatan, atau para pengganti dan penerima

hak dan kewajibannya.

BMPK

BOPO

Berarti singkatan dari Batas Maksimum Pemberian Kredit, adalah

persentase perbandingan batas maksimum penyediaan dana yang

diperkenankan terhadap modal bank yang diberikan kepada nasabah

perorangan atau grupnya sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia.

Berarti singkatan dari Biaya Operasional terhadap Pendapatan

Operasional, yaitu rasio efisiensi bank yang mengukur beban

operasional dibandingkan dengan pendapatan operasional, sesuai

dengan peraturan Bank Indonesia.

CAR

Dilusi

Berarti Capital Adequacy Ratio atau Rasio Kewajiban Penyediaan

Modal Minimum.

Berarti penurunan persentase kepemilikan saham sebagai akibat tidak

dilaksanakannya HMETD dalam PUT III.

DPS

Efek

Efektif

Berarti Daftar Pemegang Saham yang dikeluarkan oleh PT Adimitra

Jasa Korpora selaku Biro Administrasi Efek Perseroan, sebagaimana

diatur dalam Pasal 50 Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang

Perseroan Terbatas (“UUPT”), yang memuat keterangan tentang

kepemilikan saham oleh Pemegang Saham baik yang masih dalam

bentuk script maupun dalam bentuk scriptless. Saham-saham dalam

bentuk script adalah saham-saham yang masih dalam bentuk warkat

dan dikuasai oleh masing-masing pemegang saham, sedangkan saham-

saham dalam bentuk scriptless adalah saham-saham dalam bentuk

elektronik yang berada dalam penitipan kolektif KSEI.

Berarti surat berharga yaitu surat pengakuan utang, surat berharga

komersial, saham, obligasi, tanda bukti utang, unit penyertaan kontrak

investasi kolektif, kontrak berjangka atas efek, dan setiap derivatif dari

efek, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat 5 UUPM.

Berarti terpenuhinya seluruh persyaratan Pernyataan Pendaftaran

dengan memperhatikan ketentuan sebagai berikut:

(i) atas dasar lewatnya waktu, yakni:

- 45 (empat puluh lima) hari sejak tanggal Pernyataan Pendaftaran

diterima OJK secara lengkap; atau

- 45 (empat puluh lima) hari sejak tanggal perubahan terakhir yang

disampaikan Perseroan atau yang diminta OJK dipenuhi; atau

(ii) atas dasar pernyataan efektif dari OJK bahwa tidak ada lagi

perubahan dan/atau tambahan informasi lebih lanjut yang diperlukan.

FPPS Berarti singkatan dari Formulir Pemesanan Pembelian Saham.

FPPS Tambahan Berarti singkatan dari Formulir Pemesanan Pembelian Saham

Page 7: ATAU KECUKUPAN ISI PROSPEKTUS INI. SETIAP ... PUT III PT Bank...ATAU SERTIFIKAT BUKTI HMETD ATAU DOKUMEN-DOKUMEN LAIN YANG BERKAITAN DENGAN PUT III INI, MAKA DOKUMEN-DOKUMEN TERSEBUT

PT Bank of India Indonesia Tbk

vi

Tambahan, yaitu formulir untuk memesan Saham Baru yang melebihi

porsi yang ditentukan sesuai dengan jumlah HMETD yang diterima

oleh 1 (satu) pemegang saham Perseroan dalam rangka pelaksanaan

PUT III.

Harga Pelaksanaan Berarti harga yang harus dibayarkan dalam PUT III ini untuk setiap

pelaksanaan 1 (satu) HMETD menjadi Saham Baru, yaitu Rp1.890,-

(seribu delapan ratus sembilan puluh Rupiah).

Hari Bank Berarti hari kerja bank dimana kantor pusat Bank Indonesia di Jakarta

menyelenggarakan kegiatan kliring antar bank.

Hari Bursa Berarti hari-hari dimana Bursa Efek melakukan kegiatan transaksi

perdagangan efek.

Hari Kalender Berarti setiap hari dalam 1 (satu) tahun sesuai dengan kalender

Gregorius tanpa kecuali, termasuk Sabtu, Minggu dan hari libur

nasional yang sewaktu-waktu ditetapkan oleh Pemerintah Republik

Indonesia dan Hari Kerja biasa yang karena suatu keadaan tertentu

ditetapkan oleh Pemerintah Republik Indonesia sebagai bukan Hari

Kerja biasa.

Hari Kerja Berarti hari Senin sampai dengan hari Jumat, kecuali hari libur nasional

yang ditetapkan oleh Pemerintah Republik Indonesia atau Hari Kerja

biasa yang karena suatu keadaan tertentu ditetapkan oleh Pemerintah

Republik Indonesia bukan sebagai Hari Kerja biasa.

HMETD Berarti Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu yang melekat pada

Sertifikat Bukti HMETD yang merupakan hak Pemegang Saham untuk

membeli Saham Baru yang akan diterbitkan dalam PUT III ini dan dapat

dialihkan atau diperdagangkan sesuai dengan POJK No. 32/2015.

KSEI Berarti pihak yang menyelenggarakan kegiatan kustodian sentral bagi

Bank Kustodian, Perusahaan Efek dan pihak lain sebagaimana

didefinisikan dalam Pasal 1 ayat 10 UUPM, yang dalam hal ini

diselenggarakan oleh PT Kustodian Sentral Efek Indonesia,

berkedudukan di Jakarta Selatan, atau para pengganti dan penerima

hak dan kewajibannya.

LDR Berarti Loan to Deposit Ratio yaitu rasio jumlah kredit yang diberikan

terhadap dana pihak ketiga dan modal berdasarkan formula yang

ditetapkan Bank Indonesia.

LPS Berarti Lembaga Penjaminan Simpanan.

Masyarakat Berarti perorangan maupun badan hukum, baik Warga Negara

Indonesia maupun Warga Negara Asing dan Badan Hukum Indonesia

maupun Badan Hukum Asing, baik yang bertempat tinggal atau

berkedudukan hukum di Indonesia maupun bertempat tinggal atau

berkedudukan hukum di luar wilayah Negara Republik Indonesia.

NIM Berarti Net Interest Margin yaitu Margin Bunga Bersih yang

Page 8: ATAU KECUKUPAN ISI PROSPEKTUS INI. SETIAP ... PUT III PT Bank...ATAU SERTIFIKAT BUKTI HMETD ATAU DOKUMEN-DOKUMEN LAIN YANG BERKAITAN DENGAN PUT III INI, MAKA DOKUMEN-DOKUMEN TERSEBUT

PT Bank of India Indonesia Tbk

vii

merupakan pendapatan bunga bersih dibagi dengan rata-rata Aset

Produktif dalam kolektibilitas Lancar dan Dalam Perhatian Khusus.

NPL Berarti Non-Performing Loan yaitu kredit dengan kualitas kurang

lancar, diragukan dan macet berdasarkan ketentuan penggolongan

kolektibilitas Bank Indonesia.

Otoritas Jasa Keuangan atau OJK Berarti lembaga yang independen dan bebas dari campur tangan pihak

lain, yang mempunyai fungsi, tugas dan wewenang pengaturan,

pengawasan, pemeriksaan dan penyidikan sebagaimana dimaksud

dalam Undang-Undang No. 21 Tahun 2011 tanggal 22 November 2011

tentang Otoritas Jasa Keuangan (“UU No. 21 Tahun 2011”). Sejak

tanggal 31 Desember 2012, fungsi, tugas dan wewenang pengaturan

dan pengawasan kegiatan jasa keuangan di sektor Pasar Modal,

beralih dari Bapepam dan LK ke OJK, sesuai dengan Pasal 55 UU No. 21

Tahun 2011, atau para pengganti dan penerima hak dan

kewajibannya.

PBI Berarti singkatan dari Peraturan Bank Indonesia.

Pemegang HMETD Berarti Pemegang Saham Perseroan atau pemegang HMETD.

Pemerintah Berarti Pemerintah Republik Indonesia.

Penawaran Umum Terbatas III

atau PUT III

Berarti penawaran atas sebanyak-banyaknya 347.200.000 (tiga ratus

empat puluh tujuh juta dua ratus ribu) Saham Baru dengan nilai

nominal Rp200,- (dua ratus Rupiah) per saham. Setiap pemegang 3

(tiga) Saham Lama Perseroan yang namanya tercatat dalam Daftar

Pemegang Saham Perseroan pada tanggal 27 Desember 2017, pukul

16.15 WIB, berhak atas 1 (satu) HMETD, dimana 1 (satu) HMETD

berhak untuk membeli 1 (satu) Saham Baru dengan Harga Pelaksanaan

Rp1.890,- (seribu delapan ratus sembilan puluh Rupiah) per saham

yang wajib dibayar penuh pada saat mengajukan FPPS.

Pernyataan Pendaftaran Berarti pernyataan pendaftaran yang harus disampaikan oleh

Perseroan kepada Kepala Eksekutif OJK dalam rangka PUT III sesuai

dengan POJK No. 32/2015.

Perseroan Berarti PT Bank of India Indonesia Tbk berkedudukan dan berkantor

pusat di Jakarta Pusat.

Prospektus Berarti setiap informasi tertulis yang disusun dan diterbitkan oleh

Perseroan sehubungan dengan PUT III sesuai dengan ketentuan Pasal

1 ayat 26 UUPM juncto POJK No. 33/2015.

PSAK Berarti Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Indonesia.

Saham Baru Berarti saham yang akan dikeluarkan oleh Perseroan dalam PUT III ini

dalam jumlah sebanyak-banyaknya 347.200.000 (tiga ratus empat

puluh tujuh juta dua ratus ribu) saham dengan nilai nominal Rp200,-

(dua ratus Rupiah) setiap saham.

Page 9: ATAU KECUKUPAN ISI PROSPEKTUS INI. SETIAP ... PUT III PT Bank...ATAU SERTIFIKAT BUKTI HMETD ATAU DOKUMEN-DOKUMEN LAIN YANG BERKAITAN DENGAN PUT III INI, MAKA DOKUMEN-DOKUMEN TERSEBUT

PT Bank of India Indonesia Tbk

viii

Saham Lama Berarti saham yang telah ditempatkan dan disetor penuh oleh

pemegang saham Perseroan pada tanggal Prospektus ini diterbitkan.

Sertifikat Bukti HMETD Berarti bukti kepemilikan atas sejumlah HMETD yang memberikan hak

kepada pemegangnya untuk membeli Saham Baru dengan Harga

Pelaksanaan.

ROA Berarti Return On Average Asset atau Pengembalian Aset Rata-Rata.

ROE Berarti Return On Average Equity atau Pengembalian Ekuitas Rata-

Rata.

RRS Berarti Risk Rating System atau Sistem Peringkat Risiko.

Rupiah atau Rp Berarti mata uang sah yang berlaku di Indonesia.

RUPS Berarti singkatan dari Rapat Umum Pemegang Saham, yaitu rapat

umum para pemegang saham Perseroan yang diselenggarakan sesuai

dengan ketentuan-ketentuan Anggaran Dasar Perseroan, UUPT dan

UUPM serta peraturan-peraturan pelaksanaannya.

SBI Berarti Sertifikat Bank Indonesia.

Tanggal Efektif Berarti tanggal dimana terpenuhinya seluruh persyaratan Pernyataan

Pendaftaran dengan memperhatikan ketentuan sebagai berikut:

1. atas dasar lewatnya waktu, yakni:

- 45 (empat puluh lima) hari sejak tanggal Pernyataan

Pendaftaran diterima OJK secara lengkap; atau

- 45 (empat puluh lima) hari sejak tanggal perubahan terakhir

yang disampaikan Perseroan atau yang diminta OJK dipenuhi;

atau

2. atas dasar pernyataan efektif dari OJK bahwa tidak ada lagi

perubahan dan/atau tambahan informasi lebih lanjut yang

diperlukan.

Tanggal Pencatatan di BEI Berarti tanggal pencatatan seluruh Saham Baru hasil pelaksanaan PUT

III yaitu tanggal 29 Desember 2017.

Undang-Undang Pasar Modal

atau UUPM

Berarti Undang-undang Republik Indonesia No. 8 tahun 1995, tanggal

10 November 1995 tentang Pasar Modal, Lembaran Negara Republik

Indonesia No. 64 Tahun 1995, Tambahan No. 3608, beserta peraturan

pelaksanaannya.

US Dollar atau US$ Berarti mata uang Dolar Amerika Serikat.

Page 10: ATAU KECUKUPAN ISI PROSPEKTUS INI. SETIAP ... PUT III PT Bank...ATAU SERTIFIKAT BUKTI HMETD ATAU DOKUMEN-DOKUMEN LAIN YANG BERKAITAN DENGAN PUT III INI, MAKA DOKUMEN-DOKUMEN TERSEBUT

PT Bank of India Indonesia Tbk

ix

RINGKASAN

Ringkasan di bawah ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan harus dibaca dalam kaitannya

dengan keterangan yang lebih terinci dan laporan keuangan serta catatan-catatan yang tercantum dalam

Prospektus ini. Ringkasan ini dibuat atas dasar fakta-fakta dan pertimbangan-pertimbangan yang paling

penting bagi Perseroan. Semua informasi keuangan Perseroan disusun dalam mata uang Rupiah dan

disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia.

RIWAYAT SINGKAT

Perseroan didirikan pertama kali dengan nama “PT BANK PASAR SWADESI”, berkedudukan di Surabaya,

berdasarkan Akta No. 20 tanggal 28 September 1968, yang diubah dengan Akta Perobahan No. 16 tanggal

17 Mei 1973 dan Akta Perobahan No. 18 tanggal 23 Januari 1975, ketiganya dibuat di hadapan Njoo Sioe

Liep, Notaris di Surabaya, yang telah mendapat pengesahan Menteri Kehakiman berdasarkan Surat

Keputusan No. Y.A.5/35/8 tanggal 3 Februari 1975, dan telah didaftarkan pada Kepaniteraan Pengadilan

Negeri Surabaya di bawah No. 550/1973, No. 551/1975, dan No. 552/1975, seluruhnya tertanggal 24

Februari 1975, serta telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 19 tanggal 5 Maret

1976, Tambahan No. 162.

Akta pendirian tersebut yang di dalamnya memuat Anggaran Dasar Perseroan telah mengalami beberapa

kali perubahan. Perubahan yang berkaitan dengan perubahan seluruh Anggaran Dasar untuk disesuaikan

dengan UUPT dan Peraturan BAPEPAM dan LK No. IX.J.1 tentang Pokok-Pokok Anggaran Dasar Perseroan

yang Melakukan Penawaran Umum Bersifat Ekuitas dan Perusahaan Publik adalah sebagaimana dimuat

dalam Akta Pernyataan Keputusan Rapat No. 235 tanggal 25 Juni 2008 dibuat dihadapan Sutjipto, S.H.,

Notaris di Jakarta dan Akta Perubahan Anggaran Dasar No. 7 tanggal 2 Desember 2008 dibuat dihadapan

Aulia Taufani, S.H., pengganti dari Sutjipto, S.H., Notaris di Jakarta, yang telah mendapat persetujuan

Menteri Hukum Dan Hak Asasi Manusia berdasarkan Surat Keputusan No. AHU-98328.AH.01.02.Tahun

2008 tanggal 19 Desember 2008, dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 56

tanggal 14 Juli 2009, Tambahan No. 18232.

Selanjutnya setelah Akta No. 235 tanggal 25 Juni 2008 dan Akta No. 7 tanggal 2 Desember 2008 tersebut,

Anggaran Dasar Perseroan telah mengalami beberapa perubahan. Perubahan yang berkaitan dengan

perubahan nama Perseroan dari “PT Bank Swadesi Tbk” menjadi “PT Bank of India Indonesia Tbk” dimuat

dalam Akta Pernyataan Keputusan Rapat No. 69 tanggal 14 Juni 2011 dibuat dihadapan Aulia Taufani, S.H.,

pengganti dari Sutjipto, S.H., Notaris di Jakarta, yang telah mendapat persetujuan Menteri Hukum Dan Hak

Asasi Manusia berdasarkan Surat Keputusan No. AHU-38360.AH.01.02.Tahun 2011 tanggal 29 Juli 2011,

dan telah didaftarkan pada Kantor Pendaftaran Perusahaan Kota Administrasi Jakarta Pusat pada tanggal

31 Oktober 2011, serta telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 81 tanggal 5 Oktober

2012, Tambahan No.59325.

Setelah Akta No. 69 tanggal 14 Juni 2011 tersebut, Anggaran Dasar Perseroan Perseroan telah mengalami

beberapa perubahan yang berkaitan dengan peningkatan modal dasar dan modal ditempatkan/disetor

Perseroan sebagai hasil pelaksanaan penawaran umum terbatas II.

Terakhir, Anggaran Dasar Perseroan diubah dengan Akta Pernyataan Keputusan Rapat No. 36 tanggal 3

Desember 2015 dibuat dihadapan Dr. Irawan Soerodjo, S.H., M.Si, Notaris di Jakarta, yang telah mendapat

persetujuan Menteri Hukum Dan Hak Asasi Manusia berdasarkan Surat Keputusan No. AHU-

0948823.AH.01.02.Tahun 2015 tanggal 23 Desember 2015, dan yang pemberitahuannya telah diterima dan

dicatat di dalam Sistem Administrasi Badan Hukum, Kementerian Hukum Dan Hak Asasi Manusia

berdasarkan Surat No. AHU-AH.01.03-0991149 tanggal 23 Desember 2015. Perubahan Anggaran Dasar

terakhir Perseroan adalah perubahan seluruh Anggaran Dasar Perseroan termasuk merubah Pasal 3

Anggaran Dasar untuk disesuaikan dengan Peraturan BAPEPAM dan LK No. IX.J.1 tentang Pokok-Pokok

Anggaran Dasar Perseroan yang Melakukan Penawaran Umum Bersifat Ekuitas dan Perusahaan Publik.

Page 11: ATAU KECUKUPAN ISI PROSPEKTUS INI. SETIAP ... PUT III PT Bank...ATAU SERTIFIKAT BUKTI HMETD ATAU DOKUMEN-DOKUMEN LAIN YANG BERKAITAN DENGAN PUT III INI, MAKA DOKUMEN-DOKUMEN TERSEBUT

PT Bank of India Indonesia Tbk

x

Perseroan berusaha di bidang bank umum, sesuai dengan Undang-undang Perbankan dan peraturan

pelaksananya, menyediakan jasa perbankan untuk kelompok nasabah korporasi dan individual. Per 30 Juni

2017, total aset Perseroan mencapai Rp.4.213.639 juta, dengan total kredit yang diberikan - neto

Rp.2.160.084 juta dan total simpanan nasabah mencapai sebesar Rp.3.040.426 juta.

Perseroan memiliki jaringan yang tersebar di wilayah Jakarta, Bandung, Surabaya, Bali, Medan dan

Makassar dengan 1 (satu) Kantor Pusat non-operasional, 7 (tujuh) Kantor Cabang, 6 (enam) Kantor Cabang

Pembantu, 2 (dua) Kantor Kas, dan 1 (satu) jaringan Anjungan Tunai Mandiri.

STRUKTUR PERMODALAN DAN PEMEGANG SAHAM

Struktur Permodalan dan susunan Pemegang Saham Perseroan per tanggal 30 Juni 2017 berdasarkan

Daftar Pemegang Saham (“DPS”) Perseroan yang dikeluarkan oleh PT Adimitra Jasa Korpora selaku Biro

Administrasi Efek (“BAE”) Perseroan, adalah sebagai berikut:

Keterangan

Nilai Nominal

Rp.200,- per saham

% Jumlah Saham

(lembar)

Jumlah Nilai

Nominal (Rp)

Modal Dasar

Jumlah Modal Dasar 3.450.000.000 690.000.000.000

Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh

1. Bank of India 791.616.000 158.323.200.000 76,00

2. PT Panca Mantra Jaya 187.473.442 37.494.688.400 18,00

3. Prakash Rupchand Chugani 16.800.000 3.360.000.000 1,61

4. Masyarakat *) 45.710.558 9.142.111.600 4,39

Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 1.041.600.000 208.320.000.000 100,00

Jumlah Saham Dalam Portepel 2.408.400.000 481.680.000.000

*) Kepemilikan masing-masing dibawah 5%.

Page 12: ATAU KECUKUPAN ISI PROSPEKTUS INI. SETIAP ... PUT III PT Bank...ATAU SERTIFIKAT BUKTI HMETD ATAU DOKUMEN-DOKUMEN LAIN YANG BERKAITAN DENGAN PUT III INI, MAKA DOKUMEN-DOKUMEN TERSEBUT

PT Bank of India Indonesia Tbk

xi

PENAWARAN UMUM TERBATAS III

Jumlah Saham Baru yang

ditawarkan

: Sebanyak-banyaknya 347.200.000 (tiga ratus empat puluh tujuh juta

dua ratus ribu) saham

Nilai Nominal : Rp200,- (dua ratus Rupiah)

Harga Pelaksanaan : Rp1.890,- (seribu delapan ratus sembilan puluh Rupiah)

Nilai Emisi : Sebanyak-banyaknya Rp656.208.000.000,- (enam ratus lima puluh

enam miliar dua ratus delapan juta Rupiah)

Rasio HMETD : Setiap 3 (tiga) Saham Lama berhak mendapatkan 1 (satu) HMETD

dimana 1 (satu) HMETD berhak untuk membeli 1 (satu) Saham Baru.

Tanggal Daftar Pemegang Saham

Perseroan yang berhak atas

HMETD

: 27 Desember 2017

Tanggal Pencatatan HMETD : 29 Desember 2017

Periode Perdagangan HMETD : 29 Desember 2017 – 5 Januari 2018

Periode Pelaksanaan HMETD : 29 Desember 2017 – 5 Januari 2018

Penurunan persentase

kepemilikan (dilusi)

: 25%

HMETD dalam bentuk pecahan : Setiap HMETD dalam bentuk pecahan akan dibulatkan ke bawah

(rounded down). Dalam hal Pemegang Saham memiliki HMETD

dalam bentuk pecahan, maka hak atas pecahan Efek tersebut

menjadi milik Perseroan dan wajib dijual oleh Perseroan serta hasil

penjualannya dimasukkan ke rekening Perseroan.

Hak atas Saham Baru yang

diterbitkan

: Saham Baru yang diterbitkan dalam rangka PUT III ini mempunyai

hak yang sama dan sederajat dalam segala hal dengan Saham Lama

Perseroan yang telah ditempatkan dan disetor penuh lainnya,

termasuk hak atas pembagian dividen.

Direksi atas nama Perseroan dengan ini melakukan PUT III kepada para Pemegang Saham Perseroan dalam

rangka penerbitan HMETD untuk membeli Saham Baru sebanyak-banyaknya 347.200.000 (tiga ratus empat

puluh tujuh juta dua ratus ribu) saham dengan nilai nominal Rp200,- (dua ratus Rupiah) setiap saham

dengan Harga Pelaksanaan sebesar Rp1.890,- (seribu delapan ratus sembilan puluh Rupiah) per saham.

Setiap pemegang 3 (tiga) Saham Lama yang namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan

tanggal 27 Desember 2017 pada pukul 16.15 WIB berhak atas 1 (satu) HMETD dimana 1 (satu) HMETD

berhak untuk membeli 1 (satu) Saham Baru dengan Harga Pelaksanaan sebesar Rp1.890,- (seribu delapan

ratus sembilan puluh Rupiah) per saham yang harus dibayar penuh pada saat mengajukan pemesanan

pembelian saham. Setiap HMETD dalam bentuk pecahan akan dibulatkan ke bawah (rounded down). Dalam

hal Pemegang Saham mempunyai HMETD dalam bentuk pecahan, maka hak atas pecahan Efek tersebut

wajib dijual oleh Perseroan dan hasil penjualannya dimasukkan ke dalam rekening Perseroan.

HMETD akan diperdagangkan di dalam Bursa Efek maupun di luar Bursa Efek sesuai dengan POJK No.

32/2015, tidak kurang dari 5 (lima) Hari Kerja yang dimulai pada tanggal 29 Desember 2017 sampai dengan

tanggal 5 Januari 2018. Pencatatan Saham Baru pada BEI akan dilaksanakan pada tanggal 29 Desember

2017. Apabila sampai dengan batas periode berakhirnya pelaksanaan HMETD yang dimiliki oleh Pemegang

HMETD tidak dilaksanakan, maka HMETD tersebut menjadi tidak berlaku lagi.

Apabila HMETD yang ditawarkan dalam rangka PUT III ini dilaksanakan seluruhnya menjadi Saham Baru,

maka struktur permodalan Perseroan sebelum PUT III dan sesudah dilaksanakannya PUT III, adalah sebagai

berikut:

Page 13: ATAU KECUKUPAN ISI PROSPEKTUS INI. SETIAP ... PUT III PT Bank...ATAU SERTIFIKAT BUKTI HMETD ATAU DOKUMEN-DOKUMEN LAIN YANG BERKAITAN DENGAN PUT III INI, MAKA DOKUMEN-DOKUMEN TERSEBUT

PT Bank of India Indonesia Tbk

xii

Keterangan

Sebelum PUT III Sesudah PUT III

Nilai Nominal Rp200,- per saham Nilai Nominal Rp200,- per saham

Jumlah Saham

(lembar)

Jumlah Nilai

Nominal (Rp) %

Jumlah Saham

(lembar)

Jumlah Nilai

Nominal (Rp) %

Modal Dasar 3.450.000.000 690.000.000.000 3.450.000.000 690.000.000.000

Modal Ditempatkan dan

Modal Disetor

Bank of India 791.616.000 158.323.200.000 76,00 1.055.488.000 211.097.600.000 76,00

PT Panca Mantra Jaya 187.473.442 37.494.688.400 18,00 249.964.589 49.992.917.866 18,00

Prakash Rupchand Chugani 16.800.000 3.360.000.000 1,61 22.400.000 4.480.000.000 1,61

Masyarakat* 45.710.558 9.142.111.600 4,39 60.947.411 12.189.482.133 4,39

Jumlah Modal Ditempatkan

dan Modal Disetor 1.041.600.000 208.320.000.000 100,00 1.388.800.000 277.760.000.000 100,00

Saham Dalam Portepel 2.408.400.000 481.680.000.000 2.061.200.000 412.240.000.000

*) kepemilikan masing-masing saham di bawah 5%

Pemegang saham Perseroan, yakni Bank of India dan PT Panca Mantra Jaya akan melaksanakan haknya

sesuai dengan porsi kepemilikan dalam PUT III ini.

Apabila saham yang ditawarkan dalam PUT III ini tidak seluruhnya diambil bagian oleh Pemegang HMETD,

maka sisanya akan dialokasikan secara proporsional kepada Pemegang HMETD lainnya, yang telah

melaksanakan haknya dan yang melakukan pemesanan lebih besar dari haknya sebagaimana yang

tercantum dalam Sertifikat Bukti HMETD, sesuai dengan peraturan yang berlaku, dan apabila setelah alokasi

tersebut masih terdapat sisa HMETD yang tidak dilaksanakan, maka terhadap seluruh HMETD yang tersisa

tersebut tidak akan dikeluarkan saham dari portepel.

Apabila seluruh HMETD yang ditawarkan dalam rangka PUT III ini hanya dilaksanakan oleh pemegang

saham Perseroan yaitu Bank of India dan PT Panca Mantra Jaya maka struktur permodalan Perseroan

sebelum PUT III dan sesudah dilaksanakannya PUT III, adalah sebagai berikut:

Keterangan

Sebelum PUT III Sesudah PUT III

Nilai Nominal Rp200,- per saham Nilai Nominal Rp200,- per saham

Jumlah Saham

(lembar)

Jumlah Nilai

Nominal (Rp) %

Jumlah Saham

(lembar)

Jumlah Nilai

Nominal (Rp) %

Modal Dasar 3.450.000.000 690.000.000.000 3.450.000.000 690.000.000.000

Modal Ditempatkan dan

Modal Disetor

Bank of India 791.616.000 158.323.200.000 76,00 1.055.488.000 211.097.600.000 77,16

PT Panca Mantra Jaya 187.473.442 37.494.688.400 18,00 249.964.589 49.992.917.867 18,27

Prakash Rupchand Chugani 16.800.000 3.360.000.000 1,61 16.800.000 3.360.000.000 1,23

Masyarakat* 45.710.558 9.142.111.600 4,39 45.710.558 9.142.111.600 3,34

Jumlah Modal Ditempatkan

dan Modal Disetor 1.041.600.000 208.320.000.000 100,00 1.367.963.147 273.592.629.467 100,00

Saham Dalam Portepel 2.408.400.000 481.680.000.000 2.082.036.853 416.407.370.533

*) kepemilikan masing-masing saham di bawah 5%

Pemegang HMETD yang tidak menggunakan haknya untuk membeli Saham Baru dalam PUT III ini, dapat

menjual haknya kepada pihak lain terhitung sejak tanggal 29 Desember 2017 sampai dengan 5 Januari

2018, sesuai dengan POJK NO. 32/2015. Apabila pemegang saham Perseroan tidak melaksanakan haknya

untuk membeli Saham Baru yang ditawarkan dalam PUT III ini sesuai dengan porsi sahamnya, dapat

mengalami penurunan persentase kepemilikan sahamnya dalam Perseroan (terdilusi) sampai dengan

maksimum 25,00%.

Page 14: ATAU KECUKUPAN ISI PROSPEKTUS INI. SETIAP ... PUT III PT Bank...ATAU SERTIFIKAT BUKTI HMETD ATAU DOKUMEN-DOKUMEN LAIN YANG BERKAITAN DENGAN PUT III INI, MAKA DOKUMEN-DOKUMEN TERSEBUT

PT Bank of India Indonesia Tbk

xiii

Tanggal terakhir pelaksanaan HMETD adalah tanggal 5 Januari 2018 dimana hak yang tidak dilaksanakan

setelah tanggal tersebut menjadi tidak berlaku lagi. Dalam hal Pemegang Saham memiliki HMETD dalam

bentuk pecahan, maka hak atas pecahan Efek tersebut akan menjadi milik Perseroan dan wajib dijual oleh

Perseroan serta hasil penjualannya akan dimasukkan ke rekening Perseroan. Bagi Pemegang Saham yang

mendapatkan HMETD kurang dari 1 (satu), maka akan dilakukan pembulatan ke bawah (rounded down).

Keterangan lebih lanjut mengenai PUT III dapat dilihat pada Bab I Prospektus ini.

RENCANA PENGGUNAAN DANA HASIL PUT III

Dana yang diperoleh Perseroan dari hasil PUT III ini setelah dikurangi dengan seluruh biaya yang terkait

dengan PUT III akan digunakan untuk memperkuat struktur permodalan dan meningkatkan aset produktif

dalam bentuk penyaluran kredit.

Keterangan lebih lanjut mengenai rencana penggunaan dana hasil PUT III dapat dilihat pada Bab II

Prospektus ini.

KEBIJAKAN DIVIDEN

Seluruh saham Perseroan yang telah ditempatkan, termasuk saham yang akan ditawarkan dalam rangka

PUT III ini mempunyai hak yang sama dan sederajat atas dividen.

Perseroan tidak berencana membayar dividen pada tahun 2017. Perseroan akan memberikan

mengalokasikan dividen guna menambah modal sesuai dengan komitmen perusahaan untuk meningkatkan

modal menjadi 1 Triliun Rupiah yang besarnya akan dikaitkan dengan keuntungan perseroan setelah tahun

buku 2017, dengan tetap memperhatikan tingkat kesehatan Perseroan dan kebutuhan dana yang

diperlukan untuk investasi dalam rangka pengembangan usaha tanpa mengurangi hak dari Rapat Umum

Pemegang Saham (RUPS) Perseroan untuk menentukan lain sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar

Perseroan.

Dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan yang berlaku, manajemen Perseroan mulai tahun

buku 2017 menetapkan kebijakan dividen kas (tunai) atas laba bersih Perseroan setelah pajak adalah

sebagai berikut:

Laba Bersih setelah Pajak Dividen Kas (Tunai) terhadap Laba Bersih setelah

Pajak

Sampai dengan Rp 150 miliar 25,00%

Lebih dari Rp 150 miliar 30,00%

RISIKO USAHA

Risiko yang dapat mempengaruhi kegiatan usaha Perseroan dapat dikelompokkan sebagai berikut:

A. RISIKO TERKAIT KEGIATAN USAHA PERSEROAN

1. Risiko Kredit

2. Risiko Pasar

3. Risiko Likuiditas

4. Risiko Operasional

5. Risiko Hukum

6. Risiko Reputasi

7. Risiko Strategis

8. Risiko Kepatuhan

Page 15: ATAU KECUKUPAN ISI PROSPEKTUS INI. SETIAP ... PUT III PT Bank...ATAU SERTIFIKAT BUKTI HMETD ATAU DOKUMEN-DOKUMEN LAIN YANG BERKAITAN DENGAN PUT III INI, MAKA DOKUMEN-DOKUMEN TERSEBUT

PT Bank of India Indonesia Tbk

xiv

B. RISIKO TERKAIT INVESTASI SAHAM PERSEROAN

Risiko likuiditas saham merupakan risiko yang disebabkan oleh terbatasnya jumlah saham yang

beredar di pasar saham yang menyebabkan transaksi saham Perseroan tidak aktif.

MANAJEMEN PERSEROAN MENYATAKAN BAHWA SEMUA RISIKO YANG DIHADAPI OLEH PERSEROAN

DALAM MELAKSANAKAN KEGIATAN USAHA TELAH DIUNGKAPKAN DAN DISUSUN BERDASARKAN BOBOT

DARI DAMPAK MASING-MASING RISIKO TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERSEROAN DALAM

PROSPEKTUS.

Page 16: ATAU KECUKUPAN ISI PROSPEKTUS INI. SETIAP ... PUT III PT Bank...ATAU SERTIFIKAT BUKTI HMETD ATAU DOKUMEN-DOKUMEN LAIN YANG BERKAITAN DENGAN PUT III INI, MAKA DOKUMEN-DOKUMEN TERSEBUT

PT Bank of India Indonesia Tbk

xv

IKHTISAR DATA KEUANGAN PENTING

Tabel berikut ini menggambarkan ikhtisar data keuangan penting Perseroan untuk periode enam bulan

yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2017 dan tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2016

dan 2015. Yang seluruhnya terdiri dari Laporan Keuangan Perseroan, disusun dan disajikan sesuai dengan

PSAK di Indonesia.

Laporan keuangan Perseroan untuk periode 6 (enam) bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2017 telah

diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Aria Kanaka & Rekan (Member of Mazars) dan ditandatangani oleh

Akuntan Publik Dudi Hadi Santoso dengan pendapat wajar tanpa modifikasian. Laporan keuangan

Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2016 telah diaudit oleh Kantor Akuntan

Publik Aria Kanaka & Rekan (Member of Mazars) dan ditandatangani oleh Akuntan Publik Dudi Hadi Santoso

dengan pendapat wajar tanpa modifikasian. Laporan keuangan Perseroan untuk tahun yang berakhir pada

tanggal 31 Desember 2015 telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Gani Sigiro dan Handayani (Member of

Grant Thornton International Ltd) dan ditandatangani oleh Akuntan Publik Renie Feriana, CPA dengan

pendapat wajar tanpa modifikasian.

LAPORAN POSISI KEUANGAN, LABA (RUGI) BERSIH DAN KOMPREHENSIF

(dalam jutaan Rupiah)

Keterangan 30 Juni 31 Desember

2017 2016 2015

Jumlah Aset 4.213.639 4.306.074 6.087.483

Jumlah Liabilitas 3.205.604 3.197.858 4.972.595

Jumlah Ekuitas 1.008.035 1.108.216 1.114.888

Pendapatan Bunga 163.385 408.092 553.935

Beban Bunga 83.104 247.804 364.277

Pendapatan Operasional Lainnya 15.863 9.992 25.176

Pembentukan CKPN 31.335 678.723 197.497

Beban Operasional Lainnya 38.475 65.550 63.082

Laba (Rugi) Operasi 26.334 -573.993 -45.745

Laba (Rugi) bersih tahun berjalan -101.069 -505.002 -44.667

Laba (Rugi) Komprehensif Tahun Berjalan -100.181 -506.672 74.520

LAPORAN ARUS KAS

(dalam jutaan Rupiah)

Keterangan 30 Juni 31 Desember

2017 2016 2015

Arus Kas Dari Aktivitas Operasi -49.775 -997.736 -115.559

Arus Kas Dari Aktivitas Investasi 904.533 335.143 -838.578

Arus Kas Dari Aktivitas Pendanaan - 500.000 484.119

Kenaikkan (Penurunan) Bersih Kas dan Setara Kas 854.758 -162.593 -470.018

Kas Dan Setara Kas Awal Periode 421.140 586.085 1.042.995

Kas Dan Setara Kas Akhir Periode 1.274.724 421.140 586.085

RASIO KEUANGAN

Page 17: ATAU KECUKUPAN ISI PROSPEKTUS INI. SETIAP ... PUT III PT Bank...ATAU SERTIFIKAT BUKTI HMETD ATAU DOKUMEN-DOKUMEN LAIN YANG BERKAITAN DENGAN PUT III INI, MAKA DOKUMEN-DOKUMEN TERSEBUT

PT Bank of India Indonesia Tbk

xvi

(dalam persentase)

Keterangan 30 Juni 31 Desember

2017 2016 2015

CAR 36,92 34,50 23,85

NPL gross 4,66 15,82 8,90

NPL neto 3,49 4,69 4,96

ROA 2,59 -11,15 -0,77

ROE 10,03 64,14 -4,50

NIM 1,93 3,69 3,70

LDR 72,88 82,70 82,06

Laba (Rugi) terhadap Pendapatan -56,32 -120,59 -7,71

Liabilitas terhadap Ekuitas 318,01 288,56 446,02

Liabilitas terhadap Aset 76,08 74,26 81,69

STRATEGI USAHA

Dari kondisi ekonomi saat ini memberikan peluang kepada Perseroan untuk melakukan:

1. Segera masuk dalam peta persaingan baik untuk pasar Asia yang bertumbuh secara pesat maupun

dalam persaingan global.

2. Untuk ekspansi bisnis dimasa mendatang, Perseroan akan fokus pada pemanfaatan peluang investasi

pada pasar yang tumbuh secara pesat.

3. Sinergi dengan Bank of India akan meningkatkan daya saing Perseroan khususnya dukungan yang

signifikan atas faktor-faktor:

• Pengembangan infrastruktur IT;

• Peningkatan pendapatan dari trade finance, remittance dan treasury.

Selain itu dalam Rencana Bisnis Bank, Perseroan telah membagi strategi usahanya kedalam dua tahap,

yaitu:

1. Target Jangka Pendek, antara lain:

• Pemenuhan modal inti minimum;

• Pemenuhan kewajiban mengenai kepemilikan tunggal (Single Presence Policy);

• Peningkatan Transfer Knowledge dari tenaga kerja asing, dll.

2. Target Jangka Menengah

• Penyesuaian struktur organisasi sejalan dengan perkembangan bisnis;

• Peningkatan kesejahteraan karyawan dan stakeholder value;

• Peningkatan kompetensi karyawan lokal agar setara dengan TKA melalui pelbagai pelatihan;

• Pengembangan produk perbankan yang sesuai dengan kebutuhan nasabah antara lain:

• Produk financing dan trade finance yang bersifat Tailor Made;

• Pengembangan produk Internet Banking, dll.

PROSPEK USAHA

Pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2017 diharapkan masih akan tumbuh di level 5,01%. Hal tersebut

dikarenakan bank sentral masih menerapkan kebijakan moneter yang ketat, sehingga menyebabkan tahun

2017 merupakan tahun yang penuh tantangan terutama dengan suku bunga yang diperkirakan akan tetap

tinggi. Kondisi eksternal ekonomi diharapkan akan terus membaik sehingga memberi efek positif kepada

kondisi ekonomi Indonesia. Investasi dan konsumsi domestik akan tetap kuat walaupun lebih lambat dari

tahun-tahun sebelumnya. Inflasi akan tetap menjadi perhatian utama otoritas moneter agar tetap berada

pada kondisi terkendali.

Page 18: ATAU KECUKUPAN ISI PROSPEKTUS INI. SETIAP ... PUT III PT Bank...ATAU SERTIFIKAT BUKTI HMETD ATAU DOKUMEN-DOKUMEN LAIN YANG BERKAITAN DENGAN PUT III INI, MAKA DOKUMEN-DOKUMEN TERSEBUT

PT Bank of India Indonesia Tbk

xvii

Kondisi tersebut dimanfaatkan Perseroan seoptimal mungkin untuk melakukan akselerasi proses

transformasi menuju bank BUKU 2 dengan tetap menjalankan praktek kehatian-hatian bank. Perseroan

mencanangkan ekspansi kredit dengan pendekatan yang lebih komprehensif dengan menekankan aspek

manajemen risiko yang lebih prudent.

KEUNGGULAN KOMPETITIF

Beberapa keunggulan kompetitif yang dimiliki oleh Perseroan antara lain adalah:

• Dukungan dari pemegang saham yaitu Bank of India yang memiliki jaringan dan cabang yang tersebar di

seluruh dunia.

• Sebagai satu diantara hanya dua bank lokal di Indonesia yang pemegang sahamnya adalah pemerintah

India, PT Bank of India Indonesia Tbk lebih banyak diminati oleh kalangan pengusaha maupun nasabah

India yang berada di Jakarta, Medan, Surabaya dimana banyak warga Indonesia keturunan India

menjalankan usahanya dan bertempat tinggal;

• Perseroan mempunyai market niche tersendiri yaitu pengusaha ataupun investasi yang dilakukan oleh

korporasi India di Indonesia.

Bahwa keunggulan kompetitif yang dimiliki oleh Perseroan adalah dimana nasabah-nasabah Perseroan

merupakan nasabah lama di Perseroan yang terdiri dari Evergreen Customer, dengan jumlah keseluruhan

60% dari kalangan etnis India.

(Sumber: PT Bank of India Indonesia, Tbk. per 30 Juni 2017)

Page 19: ATAU KECUKUPAN ISI PROSPEKTUS INI. SETIAP ... PUT III PT Bank...ATAU SERTIFIKAT BUKTI HMETD ATAU DOKUMEN-DOKUMEN LAIN YANG BERKAITAN DENGAN PUT III INI, MAKA DOKUMEN-DOKUMEN TERSEBUT

PT Bank of India Indonesia Tbk

1

I. PENAWARAN UMUM TERBATAS III

Dalam rangka pelaksanaan PUT III, para pemegang saham Perseroan telah menyetujui rencana

penambahan modal dengan memberikan HMETD dalam RUPS Luar Biasa tanggal 6 Juli 2017, dengan hasil

keputusan antara lain menyetujui penambahan modal ditempatkan dan disetor Perseroan melalui

penerbitan HMETD dengan jumlah sebanyak-banyaknya sejumlah 1.200.000.000 (satu miliar dua ratus juta)

saham dengan nilai nominal Rp200,- (dua ratus Rupiah) per saham. Hasil RUPS Luar Biasa tersebut telah

diumumkan pada surat kabar harian Kontan, website Perseroan (www.boiindonesia.co.id), dan website BEI

pada tanggal 10 Juli 2017, sesuai dengan Peraturan OJK No. 32/POJK.04/2014 tanggal 8 Desember 2014

tentang Rencana dan Penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan Terbuka.

Direksi atas nama Perseroan melakukan Penawaran Umum Terbatas III kepada para pemegang saham

Perseroan dalam rangka penerbitan HMETD untuk membeli Saham Baru sebanyak-banyaknya 347.200.000

(tiga ratus empat puluh tujuh juta dua ratus ribu) saham dengan nilai nominal Rp200,- (dua ratus Rupiah)

setiap saham yang akan ditawarkan dengan Harga Pelaksanaan Rp1.890,- (seribu delapan ratus sembilan

puluh Rupiah) per saham.

Setiap pemegang saham yang memiliki 3 (tiga) Saham Lama yang namanya tercatat dalam Daftar Pemegang

Saham Perseroan pada tanggal 27 Desember 2017 pukul 16:15 WIB berhak atas 1 (satu) HMETD, dimana

setiap 1 (satu) HMETD memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli sebanyak 1 (satu) Saham

Baru dengan Harga Pelaksanaan Rp1.890,- (seribu delapan ratus sembilan puluh Rupiah) per saham yang

harus dibayar penuh pada saat mengajukan pemesanan pembelian saham. Setiap HMETD dalam bentuk

pecahan akan dibulatkan ke bawah.

Jumlah dana yang akan diperoleh Perseroan sehubungan dengan PUT III ini adalah sebanyak-banyaknya

sebesar Rp656.208.000.000,- (enam ratus lima puluh enam miliar dua ratus delapan juta Rupiah). Jumlah

Saham Baru yang ditawarkan dalam PUT III ini adalah saham yang berasal dari portepel Perseroan, dan

seluruhnya akan dicatatkan di BEI. HMETD ini diperdagangkan dan dilaksanakan sekurang-kurangnya 5

(lima) Hari Kerja mulai tanggal 29 Desember 2017 sampai dengan tanggal 5 Januari 2018. HMETD yang

tidak dilaksanakan hingga tanggal akhir periode tersebut dinyatakan tidak berlaku lagi.

Bank of India, pemegang saham utama Perseroan, menyatakan akan mengambil bagian atas seluruh hak

yang dimilikinya untuk membeli Saham Baru yang ditawarkan dalam PUT III ini sesuai dengan Surat

Pernyataan dari Bank of India tertanggal 22 September 2017, yaitu sebanyak 263.872.000 (dua ratus enam

puluh tiga juta delapan ratus tujuh puluh dua ribu) saham atau dengan nilai nominal seluruhnya

Rp498.718.080.000,- (empat ratus sembilan puluh delapan miliar tujuh ratus delapan belas juta delapan

puluh ribu Rupiah). Sehubungan dengan pelaksanaan haknya, Bank of India telah menyetorkan

Rp500.000.000.000(lima ratus miliar Rupiah) pada tanggal 10 Agustus 2016 dan Pencatatannya sebagai

Modal Perseroan, dana tersebut dapat diperhitungkan sebagai bagian dari setoran modal dalam rangka

Perseroan melakukan penawaran umum terbatas.

Selain pernyataan dari Bank of India untuk mengambil bagian atas seluruh hak yang dimilikinya, PT Panca

Mantra Jaya selaku pemegang saham Perseroan juga menyatakan akan mengambil bagian atas seluruh hak

yang dimilikinya untuk membeli Saham Baru yang ditawarkan dalam PUT III ini sebagaimana dimuat dalam

Surat tertanggal 25 September 2017.

Jumlah Saham Baru yang ditawarkan dalam PUT III ini akan dicatatkan di BEI dengan memperhatikan

peraturan perundangan yang berlaku. Saham Baru dari PUT III memiliki hak yang sama dan sederajat dalam

segala hal dengan Saham Lama termasuk hak atas dividen. Dalam hal pemegang saham mempunyai HMETD

Page 20: ATAU KECUKUPAN ISI PROSPEKTUS INI. SETIAP ... PUT III PT Bank...ATAU SERTIFIKAT BUKTI HMETD ATAU DOKUMEN-DOKUMEN LAIN YANG BERKAITAN DENGAN PUT III INI, MAKA DOKUMEN-DOKUMEN TERSEBUT

PT Bank of India Indonesia Tbk

2

dalam bentuk pecahan, maka hak atas pecahan Efek tersebut wajib dijual oleh Perseroan dan hasil

penjualannya dimasukkan ke dalam rekening Perseroan.

Apabila Saham Baru yang ditawarkan dalam PUT III ini tidak seluruhnya diambil bagian oleh Pemegang

HMETD, maka sisanya akan dialokasikan secara proporsional kepada Pemegang HMETD lainnya, yang telah

melaksanakan haknya dan yang melakukan pemesanan tambahan, sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Apabila setelah alokasi tersebut masih terdapat sisa HMETD yang belum dilaksanakan, maka terhadap

seluruh HMETD yang tersisa tersebut tidak akan dikeluarkan saham dari portepel.

PT BANK OF INDIA INDONESIA TBK

Kegiatan Usaha Utama:

Bergerak dalam bidang usaha Jasa Perbankan

Berkedudukan di Jakarta Pusat, Indonesia

KANTOR PUSAT

Jl. H. Samanhudi No.37

Jakarta Pusat 10710 Indonesia

Telp: 021-3500007, Faksimili: 021-3808178

Website: www.boiindonesia.co.id Email:

[email protected]

KANTOR CABANG

Perseroan memiliki 7 Kantor Cabang, 6 Kantor

Cabang Pembantu dan 2 Kantor Kas yang tersebar di

wilayah Jakarta, Bandung, Surabaya, Bali, Medan

dan Makassar.

RISIKO UTAMA YANG DIHADAPI OLEH PERSEROAN ADALAH ADALAH RISIKO KREDIT, YAITU RISIKO YANG

TERJADI AKIBAT KEGAGALAN PIHAK LAWAN (COUNTER PARTY) MEMENUHI KEWAJIBANNYA DAN JIKA

JUMLAHNYA CUKUP MATERIAL, MAKA DAPAT MENURUNKAN KINERJA PERSEROAN YANG PADA

AKHIRNYA DAPAT MENURUNKAN TINGKAT KESEHATAN DAN PENDAPATAN PERSEROAN.

RISIKO TERKAIT DENGAN KEPEMILIKAN ATAS SAHAM PERSEROAN YAITU TIDAK LIKUIDNYA SAHAM YANG

DITAWARKAN PADA PENAWARAN UMUM TERBATAS INI, TERDAPAT KEMUNGKINAN PERDAGANGAN

SAHAM PERSEROAN DI BURSA EFEK INDONESIA AKAN MENJADI TIDAK LIKUID. DENGAN DEMIKIAN,

PERSEROAN TIDAK DAPAT MEMPREDIKSI APAKAH PERDAGANGAN SAHAM PERSEROAN DI BURSA EFEK

AKAN AKTIF ATAU LIKUIDITAS SAHAM PERSEROAN AKAN TERJAGA.

RISIKO USAHA PERSEROAN SELENGKAPNYA DIUNGKAPKAN PADA BAB VI DARI PROSPEKTUS INI.

Page 21: ATAU KECUKUPAN ISI PROSPEKTUS INI. SETIAP ... PUT III PT Bank...ATAU SERTIFIKAT BUKTI HMETD ATAU DOKUMEN-DOKUMEN LAIN YANG BERKAITAN DENGAN PUT III INI, MAKA DOKUMEN-DOKUMEN TERSEBUT

PT Bank of India Indonesia Tbk

3

Perseroan didirikan pertama kali dengan nama “PT BANK PASAR SWADESI”, berkedudukan di Surabaya,

berdasarkan Akta No. 20 tanggal 28 September 1968, yang diubah dengan Akta Perobahan No. 16 tanggal

17 Mei 1973 dan Akta Perobahan No. 18 tanggal 23 Januari 1975, ketiganya dibuat di hadapan Njoo Sioe

Liep, Notaris di Surabaya, yang telah mendapat pengesahan Menteri Kehakiman berdasarkan Surat

Keputusan No. Y.A.5/35/8 tanggal 3 Februari 1975, dan telah didaftarkan pada Kepaniteraan Pengadilan

Negeri Surabaya di bawah No. 550/1973, No. 551/1975, dan No. 552/1975, seluruhnya tertanggal 24

Februari 1975, serta telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 19 tanggal 5 Maret

1976, Tambahan No. 162.

Akta pendirian tersebut yang di dalamnya memuat Anggaran Dasar Perseroan telah mengalami beberapa

kali perubahan. Perubahan yang berkaitan dengan perubahan seluruh anggaran dasar untuk disesuaikan

dengan UUPT dan Peraturan BAPEPAM dan LK No. IX.J.1 tentang Pokok-Pokok Anggaran Dasar Perseroan

yang Melakukan Penawaran Umum Bersifat Ekuitas dan Perusahaan Publik adalah sebagaimana dimuat

dalam Akta Pernyataan Keputusan Rapat No. 235 tanggal 25 Juni 2008 dibuat dihadapan Sutjipto, S.H.,

Notaris di Jakarta dan Akta Perubahan Anggaran Dasar No. 7 tanggal 2 Desember 2008 dibuat dihadapan

Aulia Taufani, S.H., pengganti dari Sutjipto, S.H., Notaris di Jakarta, yang telah mendapat persetujuan

Menteri Hukum Dan Hak Asasi Manusia berdasarkan Surat Keputusan No. AHU-98328.AH.01.02.Tahun

2008 tanggal 19 Desember 2008, dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 56

tanggal 14 Juli 2009, Tambahan No. 18232.

Selanjutnya setelah Akta No. 235 tanggal 25 Juni 2008 dan Akta No. 7 tanggal 2 Desember 2008 tersebut,

Anggaran Dasar Perseroan telah mengalami beberapa perubahan. Perubahan yang berkaitan dengan

perubahan nama Perseroan dari “PT Bank Swadesi Tbk” menjadi “PT Bank of India Indonesia Tbk” dimuat

dalam Akta Pernyataan Keputusan Rapat No. 69 tanggal 14 Juni 2011 dibuat dihadapan Aulia Taufani, S.H.,

pengganti dari Sutjipto, S.H., Notaris di Jakarta, yang telah mendapat persetujuan Menteri Hukum Dan Hak

Asasi Manusia berdasarkan Surat Keputusan No. AHU-38360.AH.01.02.Tahun 2011 tanggal 29 Juli 2011,

dan telah didaftarkan pada Kantor Pendaftaran Perusahaan Kota Administrasi Jakarta Pusat pada tanggal

31 Oktober 2011, serta telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 81 tanggal 5 Oktober

2012, Tambahan No.59325.

Setelah Akta No. 69 tanggal 14 Juni 2011 tersebut, Anggaran Dasar Perseroan Perseroan telah mengalami

beberapa perubahan yang berkaitan dengan peningkatan modal dasar dan modal ditempatkan/disetor

Perseroan sebagai hasil pelaksanaan penawaran umum terbatas II.

Terakhir, Anggaran Dasar Perseroan diubah dengan Akta Pernyataan Keputusan Rapat No. 36 tanggal 3

Desember 2015 dibuat dihadapan Dr. Irawan Soerodjo, S.H., M.Si, Notaris di Jakarta, yang telah mendapat

persetujuan Menteri Hukum Dan Hak Asasi Manusia berdasarkan Surat Keputusan No. AHU-

0948823.AH.01.02.Tahun 2015 tanggal 23 Desember 2015, dan yang pemberitahuannya telah diterima dan

dicatat di dalam Sistem Administrasi Badan Hukum, Kementerian Hukum Dan Hak Asasi Manusia

berdasarkan Surat No. AHU-AH.01.03-0991149 tanggal 23 Desember 2015. Perubahan Anggaran Dasar

terakhir Perseroan adalah perubahan seluruh Anggaran Dasar Perseroan termasuk merubah Pasal 3

Anggaran Dasar untuk disesuaikan dengan Peraturan BAPEPAM dan LK No. IX.J.1 tentang Pokok-Pokok

Anggaran Dasar Perseroan yang Melakukan Penawaran Umum Bersifat Ekuitas dan Perusahaan Publik.

STRUKTUR PERMODALAN DAN SUSUNAN PEMEGANG SAHAM PERSEROAN

Struktur Permodalan dan susunan Pemegang Saham Perseroan per tanggal 30 Juni 2017 berdasarkan DPS

Perseroan yang dikeluarkan oleh PT Adimitra Jasa Korpora selaku BAE, adalah sebagai berikut:

Page 22: ATAU KECUKUPAN ISI PROSPEKTUS INI. SETIAP ... PUT III PT Bank...ATAU SERTIFIKAT BUKTI HMETD ATAU DOKUMEN-DOKUMEN LAIN YANG BERKAITAN DENGAN PUT III INI, MAKA DOKUMEN-DOKUMEN TERSEBUT

PT Bank of India Indonesia Tbk

4

Keterangan

Nilai Nominal

Rp.200,- per saham

% Jumlah Saham

(lembar)

Jumlah Nilai

Nominal (Rp)

Modal Dasar

Jumlah Modal Dasar 3.450.000.000 690.000.000.000

Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh

1. Bank of India 791.616.000 158.323.200.000 76,00

2. PT Panca Mantra Jaya 187.473.442 37.494.688.400 18,00

3. Prakash Rupchand Chugani 16.800.000 3.360.000.000 1,61

4. Masyarakat *) 45.710.558 9.142.111.600 4,39

Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 1.041.600.000 208.320.000.000 100,00

Jumlah Saham Dalam Portepel 2.408.400.000 481.680.000.000

*) Kepemilikan masing-masing dibawah 5%.

Apabila HMETD yang ditawarkan dalam rangka PUT III ini dilaksanakan seluruhnya menjadi Saham Baru,

maka struktur permodalan Perseroan sebelum PUT III dan sesudah dilaksanakannya PUT III, adalah sebagai

berikut:

Keterangan

Sebelum PUT III Sesudah PUT III

Nilai Nominal Rp200,- per saham Nilai Nominal Rp200,- per saham

Jumlah Saham

(lembar)

Jumlah Nilai

Nominal (Rp) %

Jumlah Saham

(lembar)

Jumlah Nilai

Nominal (Rp) %

Modal Dasar 3.450.000.000 690.000.000.000 3.450.000.000 690.000.000.000

Modal Ditempatkan dan

Modal Disetor

Bank of India 791.616.000 158.323.200.000 76,00 1.055.488.000 211.097.600.000 76,00

PT Panca Mantra Jaya 187.473.442 37.494.688.400 18,00 249.964.589 49.992.917.866 18,00

Prakash Rupchand Chugani 16.800.000 3.360.000.000 1,61 22.400.000 4.480.000.000 1,61

Masyarakat* 45.710.558 9.142.111.600 4,39 60.947.410 12.189.482.133 4,39

Jumlah Modal Ditempatkan

dan Modal Disetor 1.041.600.000 208.320.000.000 100,00 1.388.800.000 277.760.000.000 100,00

Saham Dalam Portepel 2.408.400.000 481.680.000.000 2.061.200.000 412.240.000.000

*) kepemilikan masing-masing saham di bawah 5%

Apabila HMETD yang ditawarkan dalam rangka PUT III ini hanya dilaksanakan oleh pemegang saham

Perseroan yaitu Bank of India dan PT Panca Mantra Jaya, maka struktur permodalan Perseroan sebelum

PUT III dan sesudah dilaksanakannya PUT III adalah sebagai berikut:

Keterangan

Sebelum PUT III Sesudah PUT III

Nilai Nominal Rp200,- per saham Nilai Nominal Rp200,- per saham

Jumlah Saham

(lembar)

Jumlah Nilai

Nominal (Rp) %

Jumlah Saham

(lembar)

Jumlah Nilai

Nominal (Rp) %

Modal Dasar 3.450.000.000 690.000.000.000 3.450.000.000 690.000.000.000

Modal Ditempatkan dan

Modal Disetor

Bank of India 791.616.000 158.323.200.000 76,00 1.055.488.000 211.097.600.000 77,16

PT Panca Mantra Jaya 187.473.442 37.494.688.400 18,00 249.964.589 49.992.917.867 18,27

Prakash Rupchand Chugani 16.800.000 3.360.000.000 1,61 16.800.000 3.360.000.000 1,23

Masyarakat* 45.710.558 9.142.111.600 4,39 45.710.558 9.142.111.600 3,34

Jumlah Modal Ditempatkan

dan Modal Disetor 1.041.600.000 208.320.000.000 100,00 1.367.963.147 273.592.629.467 100,00

Saham Dalam Portepel 2.408.400.000 481.680.000.000 2.082.036.853 416.407.370.533

*) kepemilikan masing-masing saham di bawah 5%

Page 23: ATAU KECUKUPAN ISI PROSPEKTUS INI. SETIAP ... PUT III PT Bank...ATAU SERTIFIKAT BUKTI HMETD ATAU DOKUMEN-DOKUMEN LAIN YANG BERKAITAN DENGAN PUT III INI, MAKA DOKUMEN-DOKUMEN TERSEBUT

PT Bank of India Indonesia Tbk

5

Pemegang saham Perseroan, yakni Bank of India dan PT Panca Mantra Jaya akan melaksanakan haknya

sesuai dengan porsi kepemilikan dalam PUT III ini.

Pemegang HMETD yang tidak menggunakan haknya untuk membeli Saham Baru dalam rangka PUT III ini

dapat menjual haknya kepada pihak ketiga dari tanggal 29 Desember 2017 sampai dengan tanggal 5 Januari

2018 melalui Bursa Efek atau di luar Bursa Efek sesuai dengan POJK NO. 32/2015. Para pemegang saham

yang tidak menggunakan haknya untuk membeli Saham Baru yang ditawarkan pada PUT III ini dapat

mengalami dilusi yang material terhadap persentase kepemilikan sahamnya sampai dengan 25,00%.

Apabila Saham Baru yang ditawarkan dalam PUT III ini tidak seluruhnya diambil bagian oleh Pemegang

HMETD, maka sisanya akan dialokasikan secara proporsional kepada Pemegang HMETD lainnya, yang telah

melaksanakan haknya dan yang melakukan pemesanan lebih besar dari haknya sebagaimana yang

tercantum dalam Sertifikat Bukti HMETD, sesuai dengan peraturan yang berlaku. Apabila setelah alokasi

tersebut masih terdapat sisa HMETD yang belum dilaksanakan, maka terhadap seluruh HMETD yang tersisa

tersebut tidak akan dikeluarkan saham dari portepel.

Berdasarkan PP No. 29, bank hanya dapat mencatatkan sahamnya di BEI sebanyak-banyaknya 99%

(sembilan puluh sembilan persen) dari jumlah modal setor bank yang bersangkutan, dan seluruh saham

yang dicatatkan tersebut dapat dibeli oleh investor asing. Sisanya sebesar 1% (satu persen) harus dimiliki

oleh pemegang saham Warga Negara Indonesia dan/atau Badan Hukum Indonesia serta tidak dapat

dicatatkan di Bursa Efek, saat ini Perseroan telah memenuhi Peraturan Pemerintah tersebut.

Adapun saham yang tidak dicatatkan adalah sebanyak-banyaknya 13.888.000 (tiga belas juta delapan ratus

delapan puluh delapan ribu) saham biasa atas nama atau setara dengan 1% (satu persen) dari jumlah modal

ditempatkan dan disetor penuh setelah pelaksanaan PUT III, yang dimiliki oleh PT Panca Mantra Jaya.

Faktor-faktor yang dapat mengakibatkan perdagangan Efek yang ditawarkan pada PUT III menjadi terbatas

atau kurang likuid adalah sebagai berikut:

1. Terbatasnya jumlah saham yang beredar di masyarakat dan jumlah pemegang saham Perseroan.

Banyaknya jumlah saham Perseroan yang beredar di pasar modal turut mempengaruhi jumlah transaksi

saham tersebut. Hal ini didukung pula dengan jumlah pemegang saham yang terbatas dikarenakan

profil pemegang saham yang membeli saham Perseroan sebagian besar merupakan investor dengan

profil investor yang melakukan investasi jangka panjang sehingga mempengaruhi volume transaksi atas

saham Perseroan.

2. Analyst coverage

Adanya laporan analisa perusahaan oleh analis sangat mendukung likuiditas saham perusahaan yang

telah dicatatkan. Sampai saat ini belum terdapat analis yang mengeluarkan laporan riset atas saham

Perseroan. Ke depan Perseroan akan berusaha untuk lebih aktif melakukan update atas kinerja

Perseroan kepada analis perbankan.

3. Kondisi pasar modal yang sedang tidak baik

Pasar modal memiliki kondisi yang fluktuatif dimana tidak ada kepastian bahwa saham-saham yang

telah dicatatkan akan dapat meningkat dan berkembang sesuai dengan kinerja Perseroan. Faktor-faktor

peningkatan dan penurunan ekonomi secara regional juga ikut mempengaruhi kinerja saham di pasar

modal di Indonesia pada umumnya dan mempengaruhi kinerja saham Perseroan pada khususnya.

Page 24: ATAU KECUKUPAN ISI PROSPEKTUS INI. SETIAP ... PUT III PT Bank...ATAU SERTIFIKAT BUKTI HMETD ATAU DOKUMEN-DOKUMEN LAIN YANG BERKAITAN DENGAN PUT III INI, MAKA DOKUMEN-DOKUMEN TERSEBUT

PT Bank of India Indonesia Tbk

6

KETERANGAN TENTANG HAK MEMESAN EFEK TERLEBIH DAHULU

Saham yang ditawarkan dalam PUT III ini diterbitkan berdasarkan HMETD yang dapat diperdagangkan baik

di luar bursa maupun melalui bursa.

Pemegang Saham Yang Berhak Menerima HMETD

Setiap pemegang 3 (tiga) saham yang namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan tanggal

27 Desember 2017 pada pukul 16.15 WIB berhak atas 1 (satu) HMETD dimana 1 (satu) HMETD berhak

untuk membeli 1 (satu) saham baru.

Pemegang HMETD Yang Sah

Pemegang HMETD yang sah adalah:

1. Para pemegang saham yang berhak menerima HMETD yang tidak dijual HMETD-nya;

2. Pembeli HMETD yang namanya tercantum dalam Sertifikat Bukti HMETD; atau

3. Para pemegang HMETD dalam penitipan kolektif KSEI;

4. Sampai dengan tanggal terakhir periode perdagangan HMETD.

Perdagangan HMETD

Pemegang HMETD dapat memperdagangkan atau mengalihkan HMETD yang dimilikinya selama periode

perdagangan, yaitu mulai tanggal 29 Desember 2017 sampai 5 Januari 2018.

Perdagangan HMETD harus memperhatikan ketentuan perundang-undangan yang berlaku di wilayah

Negara Kesatuan Republik Indonesia, termasuk tetapi tidak terbatas pada ketentuan perpajakan dan

ketentuan di bidang Pasar Modal termasuk peraturan bursa dimana HMETD tersebut diperdagangkan di

Bursa Efek, dan peraturan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI). Bila pemegang HMETD mengalami

keragu-raguan dalam mengambil keputusan, sebaiknya anda berkonsultasi dengan penasehat investasi,

perantara pedagang efek, manajer investasi, penasehat hukum, akuntan publik, atau penasehat profesional

lainnya.

HMETD di sistem penitipan kolektif di KSEI diperdagangkan di Bursa Efek, sedangkan Sertifikat Bukti HMETD

di formulir yang ditentukan hanya dapat diperdagangkan di luar Bursa Efek.

Penyelesaian perdagangan HMETD yang dilakukan melalui Bursa akan dilaksanakan dengan cara

pemindahbukuan atas rekening efek, atas nama bank kustodian atau perusahaan efek di KSEI.

Segala biaya dan pajak yang mungkin timbul akibat perdagangan dan pemindahtanganan HMETD menjadi

tanggung jawab dan beban pemegang HMETD atau calon pemegang HMETD.

Bentuk Dari HMETD

Bagi pemegang saham yang sahamnya belum dimasukkan dalam sistem penitipan kolektif di KSEI,

Perseroan akan menerbitkan Sertifikat Bukti HMETD yang mencantumkan nama dan alamat pemegang

HMETD, jumlah saham yang dimiliki, jumlah HMETD yang dapat digunakan untuk membeli saham, kolom

jumlah saham yang akan dibeli, jumlah harga yang harus dibayar dan jumlah pemesanan saham tambahan.

Bagi pemegang saham yang sahamnya berada dalam sistem penitipan kolektif di KSEI, Perseroan tidak akan

menerbitkan Sertifikat Bukti HMETD, melainkan akan melakukan pengkreditan rekening efek atas nama

bank kustodian atau perusahan efek yang ditunjuk masing-masing pemegang saham di KSEI.

Page 25: ATAU KECUKUPAN ISI PROSPEKTUS INI. SETIAP ... PUT III PT Bank...ATAU SERTIFIKAT BUKTI HMETD ATAU DOKUMEN-DOKUMEN LAIN YANG BERKAITAN DENGAN PUT III INI, MAKA DOKUMEN-DOKUMEN TERSEBUT

PT Bank of India Indonesia Tbk

7

Permohonan Pemecahan Sertifikat Bukti HMETD

Bagi pemegang Sertifikat Bukti HMETD yang ingin menjual atau mengalihkan sebagian dari HMETD yang

telah dimilikinya, maka pemegang HMETD yang bersangkutan dapat menghubungi BAE Perseroan untuk

mendapatkan denominasi HMETD yang diinginkan. Pemegang HMETD dapat melakukan pemecahan

Sertifikat Bukti HMETD mulai dari tanggal 29 Desember 2017 sampai dengan 5 Januari 2018.

Setiap pemecahan akan dikenakan biaya yang menjadi beban pemohon, yaitu sebesar Rp 11.000 (sebelas

ribu Rupiah) per sertifikat Bukti HMETD baru hasil pemecahan. Biaya tersebut sudah termasuk pajak

pertambahan nilai.

Nilai HMETD

a. Nilai dari HMETD yang ditawarkan oleh pemegang HMETD yang sah akan berbeda-beda dari HMETD

yang satu dengan yang lainnya berdasarkan kekuatan permintaan dan penawaran yang ada pada saat

ditawarkan.

b. Berikut disajikan perhitungan teoritis nilai HMETD dalam Penawaran Umum Terbatas ini. Perhitungan

di bawah ini hanya merupakan ilustrasi teoritis dan bukan dimaksudkan sebagai jaminan ataupun

perkiraan dari nilai HMETD. Ilustrasi ini diberikan untuk memberikan gambaran umum dalam

menghitung nilai HMETD:

Bila harga saham pada tanggal terakhir perdagangan Saham yang mengandung HMETD (Cum HMETD) = Rp

C

Harga pelaksanaan Penawaran Umum Terbatas (Exercise Price) = Rp E

Bila setiap pemegang sejumlah L saham lama berhak membeli sejumlah B Saham Baru, maka jumlah

seluruh saham setelah pelaksanaan HMETD adalah L + B.

Dengan demikian harga teoritis saham baru mulai tanggal perdagangan saham yang tidak mengandung

HMETD adalah:

(Rp C X L) + (Rp E X B)

-------------------------------------- = Rp N

(L + B)

Harga teoritis HMETD = Rp N - Rp E

Pecahan HMETD

Sesuai dengan POJK 32/2015 tentang Penambahan Modal Perusahaan Terbuka Dengan Memberikan Hak

Memesan Efek Terlebih Dahulu, maka pecahan HMETD tersebut wajib dijual oleh Perseroan dan hasil

penjualannya dimasukkan ke dalam rekening Perseroan.

Penggunaan Sertifikat Bukti HMETD

Sertifikat Bukti HMETD adalah bukti hak yang diberikan Perseroan kepada pemegangnya untuk membeli

saham baru atas nama yang ditawarkan Perseroan dalam rangka Penawaran Umum Terbatas. Sertifikat

Bukti HMETD tidak dapat ditukarkan dengan uang atau apapun pada Perseroan, serta tidak dapat

diperdagangkan dalam bentuk fotokopi. Bukti kepemilikan HMETD untuk pemegang HMETD dalam

penitipan kolektif KSEI akan diberikan oleh KSEI melalui Anggota Bursa atau Bank Kustodiannya.

Page 26: ATAU KECUKUPAN ISI PROSPEKTUS INI. SETIAP ... PUT III PT Bank...ATAU SERTIFIKAT BUKTI HMETD ATAU DOKUMEN-DOKUMEN LAIN YANG BERKAITAN DENGAN PUT III INI, MAKA DOKUMEN-DOKUMEN TERSEBUT

PT Bank of India Indonesia Tbk

8

Lain-lain

Pemegang HMETD atau calon pemegang HMETD harus bertanggung jawab atas biaya-biaya yang timbul

dari peralihan HMETD. Untuk keterangan lebih lanjut mengenai HMETD, investor dapat menghubungi BAE

Perseroan untuk PUT III ini.

PENCATATAN SAHAM PERSEROAN DI BURSA EFEK INDONESIA

Bersamaan dengan pencatatan Saham Baru yang berasal dari PUT III yaitu sebanyak-banyaknya

347.200.000 (tiga ratus empat puluh tujuh juta dua ratus ribu) saham maka jumlah saham yang akan

dicatatkan Perseroan di BEI setelah PUT III sebanyak-banyaknya 1.374.912.000 (satu miliar tiga ratus tujuh

puluh empat juta sembilan ratus dua belas ribu) saham atau setara dengan 99,00% (sembilan puluh

sembilan persen) dari jumlah modal ditempatkan dan disetor penuh setelah pelaksanaan PUT III.

SEMUA SAHAM PERSEROAN YANG TELAH DITEMPATKAN DAN DISETOR PENUH TERMASUK SAHAM BARU

YANG AKAN DITERBITKAN DALAM PUT III INI MEMILIKI HAK YANG SAMA DAN SEDERAJAT DALAM

SEGALA HAL DENGAN SAHAM YANG TELAH DIKELUARKAN SEBELUMNYA OLEH PERSEROAN, TERMASUK

HAK ATAS DIVIDEN.

Page 27: ATAU KECUKUPAN ISI PROSPEKTUS INI. SETIAP ... PUT III PT Bank...ATAU SERTIFIKAT BUKTI HMETD ATAU DOKUMEN-DOKUMEN LAIN YANG BERKAITAN DENGAN PUT III INI, MAKA DOKUMEN-DOKUMEN TERSEBUT

PT Bank of India Indonesia Tbk

9

II. PENGGUNAAN DANA YANG DIPEROLEH DARI PENAWARAN UMUM TERBATAS III

Dana yang diperoleh Perseroan dari hasil PUT III ini setelah dikurangi dengan seluruh biaya yang terkait

dengan PUT III akan digunakan untuk memperkuat struktur permodalan dan meningkatkan aset produktif

dalam bentuk penyaluran kredit.

Sesuai dengan Peraturan OJK No. 30/POJK.04/2015 tanggal 16 Desember 2015 tentang Laporan Realisasi

Penggunaan Dana Hasil Penawaran Umum (“POJK No. 30/2015”), Perseroan akan menyampaikan laporan

realisasi penggunaan dana hasil PUT III ini kepada OJK dan mempertanggungjawabkan pada RUPS Tahunan

Perseroan. Laporan realisasi penggunaan dana yang disampaikan kepada OJK akan dibuat secara berkala

setiap 6 (enam) bulan dengan tanggal laporan 30 Juni dan 31 Desember sampai dengan seluruh dana hasil

PUT III ini telah direalisasikan. Perseroan akan menyampaikan laporan tersebut selambat-lambatnya

tanggal 15 bulan berikutnya.

Apabila di kemudian hari Perseroan bermaksud mengubah rencana penggunaan dana hasil PUT III ini, maka

Perseroan akan terlebih dahulu melaporkan rencana tersebut ke OJK dengan mengemukakan alasan

beserta pertimbangannya, dan perubahan penggunaan dana tersebut harus mendapat persetujuan terlebih

dahulu dari para pemegang saham Perseroan dalam RUPS.

Perseroan akan mengikuti ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, khususnya dibidang

pasar modal, dalam penggunaan dana hasil PUT III ini.

Dalam hal terdapat dana hasil PUT III yang belum direalisasikan, maka sesuai dengan POJK No. 30/2015,

Perseroan akan menempatkan dana tersebut dalam instrument keuangan yang aman dan likuid.

Sesuai dengan POJK No.33/2015, total biaya yang dikeluarkan Perseroan sehubungan dengan PUT III

diperkirakan berjumlah sekitar 0,35% dari total dana yang diperoleh dari PUT III. Perkiraan biaya tersebut

dialokasikan sebagai berikut:

• Biaya jasa arranger sebesar 0,06%dari nilai emisi;

• Biaya jasa akuntan publik sebesar 0,06% dari nilai emisi;

• Biaya jasa penasehat hukum sebesar 0,04% dari nilai emisi;

• Biaya notaris sebesar 0,04% dari nilai emisi;

• Biaya jasa Lembaga Penunjang Pasar Modal sebesar 0,08% yang merupakan biaya jasa BAE;

• Biaya pernyataan pendaftaran ke OJK sebesar 0,05% dari nilai emisi; dan

• Biaya lain-lain sebesar 0,02%, termasuk biaya RUPS, pencatatan di BEI, auditor penjatahan, biaya

percetakan prospektus, sertifikat dan formulir, dan biaya-biaya lain yang berhubungan dengan PUT

III ini.

Perseroan telah menyampaikan laporan realisasi penggunaan dana hasil penawaran umum terbatas II

kepada PT Bursa Efek Indonesia dengan surat No.038/KP-BD/BEI/ITA/X/17 pada tanggal 09 Oktober 2017

Perihal Penyampaian Laporan Realisasi Penggunaan Dana Hasil Penawaran Umum PT. Bank Of India

Indonesia Tbk. Periode 30 September 2017, dimana dana yang diperoleh dari hasil penawaran umum

terbatas II setelah dikurangi biaya-biaya penawaran umum terbatas II, sudah habis dipergunakan untuk

penyaluran kredit sebagaimana di muat dalam surat No. 213/KP-BD/OJK/ITA/XI/17 tertanggal 8 November

2017 yang telah disampaikan kepada OJK perihal klarifikasi terhadap surat OJK No. S-1702/PM.22/2017

tanggal 2 November 2017 perihal Laporan Realisasi Penggunaan Dana Hasil Penawaran Umum.

Page 28: ATAU KECUKUPAN ISI PROSPEKTUS INI. SETIAP ... PUT III PT Bank...ATAU SERTIFIKAT BUKTI HMETD ATAU DOKUMEN-DOKUMEN LAIN YANG BERKAITAN DENGAN PUT III INI, MAKA DOKUMEN-DOKUMEN TERSEBUT

PT Bank of India Indonesia Tbk

10

III. PERNYATAAN UTANG

Tabel informasi yang terdapat dalam pembahasan berikut diekstrak dari laporan posisi keuangan Perseroan

pada tanggal 30 Juni 2017 telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Aria Kanaka & Rekan (Member of

Mazars) dan ditandatangani oleh Akuntan Publik Dudi Hadi Santoso dengan pendapat wajar tanpa

modifikasian. Pada tanggal 30 Juni 2017, Perseroan mempunyai liabilitas yang seluruhnya berjumlah Rp

3.205.604 juta, dengan rincian sebagai berikut:

A. LIABILITAS (dalam jutaan Rupiah)

Keterangan 30 Juni 2017

Liabilitas segera 2.435

Simpanan nasabah:

- Pihak berelasi 30.542

- Pihak ketiga 3.009.884

Jumlah 3.040.426

Simpanan dari bank lain:

- Pihak berelasi 56.863

- Pihak ketiga 39.178

Jumlah 96.041

Liabilitas derivatif 16

Utang akseptasi 40.049

Utang pajak 2.724

Pendapatan diterima dimuka 1.340

Liabilitas imbalan pasca-kerja 9.012

Liabilitas lain-lain 13.561

Jumlah liabilitas 3.205.604

1. LIABILITAS SEGERA (dalam jutaan Rupiah)

Keterangan 30 Juni 2017

Rupiah

Bunga yang masih harus dibayar 117

Kiriman uang 153

Biaya yang masih harus dibayar 1.289

Lainnya -

Mata uang asing

Bunga yang masih harus dibayar 69

Kiriman uang 308

Biaya yang masih harus dibayar 499

Jumlah liabilitas segera 2.435

2. SIMPANAN NASABAH

Simpanan nasabah pada tanggal 30 Juni 2017 yang berhasil dihimpun Perseroan adalah sebesar Rp

3.040.426 juta yang terdiri dari giro, tabungan dan deposito berjangka dengan perincian sebagai

berikut: (dalam jutaan Rupiah)

Keterangan 30 Juni 2017

Pihak berelasi Pihak ketiga Total

Rupiah

Giro 2.106 112.516 114.622

Tabungan 1.844 130.747 132.591

Deposito berjangka 19.490 2.141.416 2.160.906

Jumlah Rupiah 23.440 2.384.679 2.408.119

Page 29: ATAU KECUKUPAN ISI PROSPEKTUS INI. SETIAP ... PUT III PT Bank...ATAU SERTIFIKAT BUKTI HMETD ATAU DOKUMEN-DOKUMEN LAIN YANG BERKAITAN DENGAN PUT III INI, MAKA DOKUMEN-DOKUMEN TERSEBUT

PT Bank of India Indonesia Tbk

11

Keterangan 30 Juni 2017

Pihak berelasi Pihak ketiga Total

Dolar Amerika Serikat

Giro 6.422 104.438 110.860

Deposito berjangka 680 520.767 521.447

Jumlah mata uang asing 7.102 625.205 632.307

Jumlah 30.542 3.009.884 3.040.426

Saldo deposito berjangka berdasarkan jangka waktunya (dalam jutaan Rupiah)

Keterangan 30 Juni 2017

Pihak berelasi Pihak ketiga Total

≤ 1 bulan 10.222 504.252 514.474

> 1-3 bulan 8.653 399.246 407,899

>3-6 bulan 1.005 1.125.921 1.126.926

>6-12 bulan 290 632.764 633.054

Jumlah deposito berjangka 20.170 2.662.183 2.682.353

Pada tanggal 30 Juni 2017, jumlah deposito berjangka yang dijadikan sebagai jaminan kredit yang

diberikan adalah sebesar Rp 39.959.630.386 dan USD 344.272.

3. SIMPANAN DARI BANK LAIN

Jumlah simpanan dari bank lain yang terdiri dari giro, interbank call money dan deposito berjangka

sebagaimana diuraikan dibawah ini: (dalam jutaan Rupiah)

Keterangan 30 Juni 2017

Pihak berelasi

Rupiah

Giro 61

Dolar Amerika Serikat

Interbank Call Money 39.982

Deposito berjangka 16.820

Pihak ketiga

Rupiah

Giro 8.428

Deposito berjangka 30.750

Jumlah simpanan dari bank lain 96.041

4. LIABILITAS DERIVATIF (dalam jutaan Rupiah)

Transaksi

30 Juni 2017

Jumlah Nosional Nilai Wajar

Beli Jual Tagihan Liabilitas

Terkait instrumen lindung nilai

Pihak ketiga

Transaksi Spot

-

-

-

16

Jumlah Bersih - - - 16

5. UTANG AKSEPTASI

Utang akseptasi dikategorikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan

diamortisasi dengan menggunakan suku bunga efektif.

Page 30: ATAU KECUKUPAN ISI PROSPEKTUS INI. SETIAP ... PUT III PT Bank...ATAU SERTIFIKAT BUKTI HMETD ATAU DOKUMEN-DOKUMEN LAIN YANG BERKAITAN DENGAN PUT III INI, MAKA DOKUMEN-DOKUMEN TERSEBUT

PT Bank of India Indonesia Tbk

12

Estimasi nilai wajar dari utang akseptasi yang merupakan instrumen tanpa suku bunga adalah jumlah

yang harus dikembalikan saat ada permintaan. (dalam jutaan Rupiah)

30 Juni 2017

Berdasarkan

Waktu

Jangka

Akseptasi

Berdasarkan

Umur

Sisa

Jatuh Tempo

Tagihan

Akseptasi

Utang

Akseptasi

Tagihan

Akseptasi Utang Akseptasi

Rupiah

Kurang dari 1 bulan - - - -

3-6 bulan - - - -

Jumlah - - - -

Mata uang asing

Kurang dari 1 bulan - - - -

1-3 bulan

3-6 bulan

40.049

-

40.049

-

40.049

-

40.049

-

Lebih dari 6 bulan - - - -

Jumlah 40.04940.04940.04940.049 40.04940.04940.04940.049 40.04940.04940.04940.049 40.04940.04940.04940.049

Jumlah – bersih 40.04940.04940.04940.049 40.04940.04940.04940.049 40.04940.04940.04940.049 40.04940.04940.04940.049

6. UTANG PAJAK

Jumlah utang pajak pada tanggal 30 Juni 2017 adalah sebesar Rp. 2.724 juta yang terdiri dari: (dalam jutaan Rupiah)

Keterangan 30 Juni 2017

Pajak Penghasilan Badan -

Pajak penghasilan:

Pasal 4(2) 2.567

Pasal 21 126

Pasal 23/26 26

Pasal 25 -

Pajak Pertambahan Nilai – bersih 5

Jumlah simpanan dari bank lain 2.724

7. LIABILITAS IMBALAN PASCA-KERJA

Perseroan menghitung imbalan pasca-kerja karyawan sesuai dengan Undang-Undang Ketenagakerjaan

No.13/2003. Jumlah karyawan yang berhak atas imbalan pasca-kerja tersebut pada tanggal 30 Juni

2017 adalah sebanyak 276 karyawan.

Jumlah liabilitas imbalan pasca-kerja pada tanggal 30 Juni 2017 adalah sebesar Rp 9.012 juta dengan

mutasi sebagai berikut: (dalam jutaan Rupiah)

Keterangan 30 Juni 2017

Saldo awal tahun 8.040

Beban tahun berjalan

Biaya yang diakui pada penghasilan komprehensif lain

1.535

(552)

Pembayaran selama tahun berjalan (11)

Total liabilitas imbalan pasca-kerja 9.012

Usia pensiun normal : 55 tahun

Tingkat diskonto : 7,00%

Tingkat proyeksi kenaikan gaji : 8,00%

Tingkat kematian : 100% TMI 3

Page 31: ATAU KECUKUPAN ISI PROSPEKTUS INI. SETIAP ... PUT III PT Bank...ATAU SERTIFIKAT BUKTI HMETD ATAU DOKUMEN-DOKUMEN LAIN YANG BERKAITAN DENGAN PUT III INI, MAKA DOKUMEN-DOKUMEN TERSEBUT

PT Bank of India Indonesia Tbk

13

Tingkat pengunduran diri : 7% sampai dengan umur 40, kemudian menurun hingga 0% di

umur 55, kemudian tetap

Tingkat pesiun normal : 100%

Tingkat pemutusan yang lain : Nihil

Dasar penetapan persentase tingkat diskonto dilakukan oleh Perseroan berdasarkan rata-rata sisa

masa kerja karyawan dan disesuaikan dengan tingkat suku bunga obligasi pemerintah.

Tingkat kenaikan gaji didasarkan pada tingkat inflasi yang ditetapkan oleh pemerintah dan proyeksi

kenaikan kesejahteraan karyawan.

8. LIABILITAS LAIN-LAIN

Jumlah bunga yang masih harus dibayar dan liabilitas lain-lain Perseroan pada tanggal 30 Juni 2017

adalah sebesar Rp 13.561 juta.

B. KOMITMEN DAN KONTINJENSI

Pada tanggal 30 Juni 2017, jumlah liabilitas komitmen dan kontinjensi - bersih Perseroan adalah

sebesar Rp 446.898 juta, yang terdiri dari liabilitas komitmen - bersih sebesar Rp 455.661 juta dan

tagihan kontinjensi - bersih sebesar Rp 8.763 juta. (dalam jutaan Rupiah)

Keterangan 30 Juni 2017

KOMITMEN

Tagihan komitmen

Rupiah

Lainnya -

Dolar Amerika Serikat

Pembelian valuta asing

tunai yang belum selesai -

Pembelian berjangka

Valuta asing yang belum selesai -

Lainnya 58.426

Jumlah tagihan komitmen 58.426

Liabilitas komitmen

Rupiah

Fasilitas kredit kepada nasabah yang belum digunakan 367.061

L/C yang irrevocable dan masih berjalan -

Dolar Amerika Serikat

Fasilitas kredit kepada nasabah yang belum digunakan 72.607

L/C yang irrevocable dan masih berjalan 58.426

Penjualan valuta asing tunai yang belum selesai 15.993

Penjualan berjangka valuta asing yang belum selesai -

Jumlah liabilitas komitmen 514.087

Jumlah liabilitas komitmen – bersih 455.661

KONTINJENSI

Tagihan kontinjensi

Rupiah

Pendapatan bunga dalam penyelesaian 8.763

Garansi yang diterima 10.981

Dolar Amerika Serikat

Garansi yang diterima 10.795

Jumlah tagihan kontijensi 30.539

Page 32: ATAU KECUKUPAN ISI PROSPEKTUS INI. SETIAP ... PUT III PT Bank...ATAU SERTIFIKAT BUKTI HMETD ATAU DOKUMEN-DOKUMEN LAIN YANG BERKAITAN DENGAN PUT III INI, MAKA DOKUMEN-DOKUMEN TERSEBUT

PT Bank of India Indonesia Tbk

14

Keterangan 30 Juni 2017

Liabilitas kontinjensi

Rupiah

Penerbitan jaminan dalam bentuk bank garansi 10.981

Dolar Amerika Serikat

Penerbitan jaminan dalam bentuk bank garansi 10.795

Jumlah liabilitas kontinjensi 21.776

Jumlah tagihan kontinjensi – bersih 8.763

Jumlah liabilitas komitmen dan kontinjensi 446.898

LAIN-LAIN

Titipan kliring

Titipan cek dan biyet giro 25.131

Titipan inkaso -

Jumlah 25.131

SELURUH LIABILITAS PERSEROAN PADA TANGGAL 30 JUNI 2017 TELAH DIUNGKAPKAN DALAM

PROSPEKTUS INI. SAMPAI DENGAN TANGGAL DITERBITKANNYA PROSPEKTUS INI, PERSEROAN TELAH

MELUNASI SELURUH LIABILITAS YANG TELAH JATUH TEMPO.

SETELAH TANGGAL 30 JUNI 2017 SAMPAI DENGAN TANGGAL LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN DAN

SETELAH TANGGAL LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN SAMPAI DENGAN TANGGAL EFEKTIFNYA

PERNYATAAN PENDAFTARAN, PERSEROAN TIDAK MEMILIKI LIABILITAS-LIABILITAS DAN IKATAN LAIN

KECUALI LIABILITAS-LIABILITAS YANG TIMBUL DARI KEGIATAN USAHA NORMAL PERSEROAN SERTA

LIABILITAS-LIABILITAS YANG TELAH DINYATAKAN DI ATAS DAN YANG TELAH DIUNGKAPKAN DALAM

LAPORAN KEUANGAN YANG DISAJIKAN DALAM BAB V PROSPEKTUS INI.

DENGAN ADANYA PENGELOLAAN YANG SISTEMATIS ATAS ASET DAN LIABILITAS SERTA

PENINGKATAN HASIL OPERASI DI MASA YANG AKAN DATANG, MANAJEMEN PERSEROAN

MENYATAKAN KESANGGUPANNYA UNTUK DAPAT MENYELESAIKAN SELURUH LIABILITASNYA YANG

TELAH DIUNGKAPKAN DALAM PROSPEKTUS INI SESUAI DENGAN PERSYARATAN SEBAGAIMANA

MESTINYA.

SAMPAI DENGAN PROSPEKTUS INI DITERBITKAN TIDAK TERDAPAT PEMBATASAN-PEMBATASAN

(NEGATIVE COVENANT) YANG AKAN MERUGIKAN HAK-HAK PEMEGANG SAHAM PUBLIK.

Page 33: ATAU KECUKUPAN ISI PROSPEKTUS INI. SETIAP ... PUT III PT Bank...ATAU SERTIFIKAT BUKTI HMETD ATAU DOKUMEN-DOKUMEN LAIN YANG BERKAITAN DENGAN PUT III INI, MAKA DOKUMEN-DOKUMEN TERSEBUT

PT Bank of India Indonesia Tbk

15

IV. IKHTISAR DATA KEUANGAN PENTING

Tabel berikut ini menggambarkan ikhtisar data keuangan penting Perseroan untuk periode enam bulan

yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2017 dan tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2016

dan 2015. Yang seluruhnya terdiri dari Laporan Keuangan Perseroan, disusun dan disajikan sesuai dengan

PSAK di Indonesia.

Laporan keuangan Perseroan untuk periode 6 (enam) bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2017 telah

diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Aria Kanaka & Rekan (Member of Mazars) dan ditandatangani oleh

Akuntan Publik Dudi Hadi Santoso dengan pendapat wajar tanpa modifikasian. Laporan keuangan

Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2016 telah diaudit oleh Kantor Akuntan

Publik Aria Kanaka & Rekan (Member of Mazars) dan ditandatangani oleh Akuntan Publik Dudi Hadi Santoso

dengan pendapat wajar tanpa modifikasian. Laporan keuangan Perseroan untuk tahun yang berakhir pada

tanggal 31 Desember 2015 telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Gani Sigiro dan Handayani (Member of

Grant Thornton International Ltd) dan ditandatangani oleh Akuntan Publik Renie Feriana, CPA dengan

pendapat wajar tanpa modifikasian.

LAPORAN POSISI KEUANGAN (dalam jutaan Rupiah)

Keterangan 30 Juni 31 Desember

2017 2016 2015

ASET

Kas 16.514 8.737 13.519

Giro pada Bank Indonesia 232.252 234.752 409.940

Giro pada bank lain – bersih 167.882 58.529 83.505

Tagihan akseptasi 40.049 33.585 99.867

Tagihan derivative - 29 1.673

Kredit yang diberikan – bersih 2.160.084 2.191.948 3.401.455

Efek-efek – bersih 345.394 1.182.154 1.568.732

Agunan yang diambil alih 50.541 186.672 206.883

Biaya dibayar dimuka 3.276 3.216 3.035

Aset pajak tangguhan – bersih 76.476 68.642 -

Aset tetap – bersih 123.056 141.922 144.834

Aset tak berwujud – bersih 2.213 2.801 4.848

Aset lain-lain – bersih 137.981 74.113 70.228

Penempatan pada BI dan bank lain 857.921 118.974 78.964

Jumlah Aset 4.213.639 4.306.074 6.087.483

(dalam jutaan Rupiah)

Keterangan 30 Juni 31 Desember

2017 2016 2015

LIABILITAS

Liabilitas segera 2.435 3.229 9.577

Simpanan nasabah 3.040.426 3.020.224 4.378.123

Simpanan dari bank lain 96.041 111.118 442.827

Liabilitas derivative 16 32 1.590

Utang akseptasi 40.049 33.585 99.867

Utang pajak 2.724 3.523 6.188

Liabilitas imbalan pasca-kerja 9.012 8.040 4.465

Liabilitas pajak tangguhan - - 1.806

Biaya masih harus dibayar dan liabilitas lain-lain 13.561 14.419 25.955

Pendapatan diterima dimuka 1.340 688 2.197

Jumlah Liabilitas 3.205.604 3.194.858 4.972.595

Page 34: ATAU KECUKUPAN ISI PROSPEKTUS INI. SETIAP ... PUT III PT Bank...ATAU SERTIFIKAT BUKTI HMETD ATAU DOKUMEN-DOKUMEN LAIN YANG BERKAITAN DENGAN PUT III INI, MAKA DOKUMEN-DOKUMEN TERSEBUT

PT Bank of India Indonesia Tbk

16

EKUITAS

(dalam jutaan Rupiah)

Keterangan 30 Juni

2017

______________

2016

31_Des___________

2015

Modal saham nilai nominal Rp 200,-

per saham. Modal dasar 3.450.000.000 lembar saham pada

30 Juni 2017, 31 Desember 2016, 2015, 2014 dan 2013.

Modal ditempatkan dan disetor penuh 1.041.600.000 pada

30 Juni 2017, 31 Desember 2016 dan 2015. Modal

ditempatkan dan disetor penuh pada 31 Desember 2014

dan 2013 868.000.000 lembar saham

208.320 208.320 208.320

Uang muka setoran modal 500.000 500.000 -

Tambahan modal disetor – neto 478.301 478.301 478.301

Surplus revaluasi aset tetap - bersih 117.070 117.070 117.070

Cadangan nilai wajar - - -

Laba belum direalisasi atas pemilikan

efek tersedia untuk dijual

474 - 451

Pengukuran kembali atas program imbalan pasti - bersih (2.832) (3.246) (2.027)

Saldo laba (defisit) :

Telah ditentukan penggunaannya 20.000 20.000 20.000

Belum ditentukan penggunaannya (313.298) (212.229) 292.773

Jumlah Ekuitas 1.008.035 1.108.216 1.114.888

Jumlah Liabilitas dan Ekuitas 4.213.639 4.306.074 6.087.483

LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF (dalam jutaan Rupiah)

Keterangan 30 Juni 31 Desember

2017 2016 2015

Pendapatan bunga 163.385 408.092 553.935

Beban bunga (83.104) (247.804) (364.277)

Pendapatan bunga – bersih 80.281 160.288 189.658

Pendapatan provisi dan komisi selain dari kredit – bersih 1.687 7.916 13.460

Pendapatan operasional lainnya 14.176 2.076 11.716

Beban operasional lainnya (69.810) (744.273) (260.579)

Laba (rugi) operasional – bersih 26.334 (573.993) (45.745)

Pendapatan (beban) non-operasional - bersih (135.375) (1.051) (1.855)

Laba (rugi) sebelum pajak penghasilan (109.041) (575.044) (47.600)

Beban pajak penghasilan 7.972 70.042 2.933

Laba (Rugi) Bersih tahun berjalan (101.069) (505.002) (44.667)

Rugi komprehensif lain 888 (1.670) 119.187

Laba (Rugi) Komprehensif Tahun Berjalan (100.181) (506.672) 74.520

LAPORAN ARUS KAS

(dalam jutaan Rupiah)

Keterangan 30 Juni 31 Desember

2017 2016 2015

Arus Kas Dari Aktivitas Operasi -49.775 -997.736 -115.559

Arus Kas Dari Aktivitas Investasi 904.533 335.143 -838.578

Arus Kas Dari Aktivitas Pendanaan - 500.000 484.119

Kenaikkan (Penurunan) Bersih Kas dan Setara Kas 854.758 -162.593 -470.018

Kas Dan Setara Kas Awal Periode 421.140 586.085 1.042.995

Kas Dan Setara Kas Akhir Periode 1.274.724 421.140 586.085

Page 35: ATAU KECUKUPAN ISI PROSPEKTUS INI. SETIAP ... PUT III PT Bank...ATAU SERTIFIKAT BUKTI HMETD ATAU DOKUMEN-DOKUMEN LAIN YANG BERKAITAN DENGAN PUT III INI, MAKA DOKUMEN-DOKUMEN TERSEBUT

PT Bank of India Indonesia Tbk

17

RASIO-RASIO KEUANGAN PENTING (dalam persentase)

Keterangan 30 Juni 31 Desember

2017 2016 2015

Rasio Pertumbuhan

1. Pendapatan bunga – bersih (49,91) (15,48) 8,57

2. Laba operasional – bersih 104,58 (1.154,77) (132,14)

3. Laba bersih 79,98 (1.030,59) (141,99)

4. Jumlah aset (2,14) (29,26) 17,05

5. Jumlah liabilitas 0,34 (35,75) 7,07

6. Jumlah ekuitas (9,28) (0,33) 100,42

7. Laba (Rugi) terhadap Pendapatan -56,32 -120,59 -7,71

8. Liabilitas terhadap Ekuitas 318,01 288,56 446,02

9. Liabilitas terhadap Aset 76,08 74,26 81,69

Permodalan

1. Rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM)

dengan perhitungan risiko kredit dan risiko operasional

36,92 34,50 23,85

2. KPMM dengan perhitungan risiko kredit, risiko pasar dan

risiko operasional

36,92 34.50 23,85

3. Aset tetap terhadap modal 12,20 12,80 12,99

Aset Produktif

1. Aset produktif bermasalah terhadap aset produktif 3,74 11,80 7,45

2. Kerugian penurunan nilai terhadap aset produktif 1,47 9,60 3,92

3. NPL bruto 4,66 15,82 8,90

4. NPL neto 3,49 4,69 4,96

5. Cadangan kerugian penurunan nilai terhadap jumlah kredit

yang diberikan

2,75 9,60 3,92

6. Pemenuhan cadangan kerugian penurunan nilai terhadap

penyisihan penghapusan aset produktif yang wajib dibentuk

1,47 8,58 56,71

Rentabilitas

1. ROA (2,59) (13,35) (0,78)

2. ROE (10,03) (45,57) (4,09)

3. NIM 4,69 3,69 3,70

4. Beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) 85,31 237,29 250,56

Likuiditas

LDR 72,88 82,70 82,06

Kepatuhan (Compliance)

1. GWM Rupiah

GWM Primer 7,04 6,64 8,11

GWM Sekunder 46,75 42,16 42,42

2. GWM mata uang asing 9,19 8,26 8,46

3. Posisi Devisa Neto (keseluruhan) 0,31 5,85 6,23

4. Persentase pelanggaran BMPK

a. Pihak berelasi - - -

b. Pihak tidak berelasi - - -

5. Persentase pelampauan BMPK

a. Pihak berelasi - - -

b. Pihak tidak berelasi - - -

Page 36: ATAU KECUKUPAN ISI PROSPEKTUS INI. SETIAP ... PUT III PT Bank...ATAU SERTIFIKAT BUKTI HMETD ATAU DOKUMEN-DOKUMEN LAIN YANG BERKAITAN DENGAN PUT III INI, MAKA DOKUMEN-DOKUMEN TERSEBUT

PT Bank of India Indonesia Tbk

18

V. ANALISIS DAN PEMBAHASAN OLEH MANAJEMEN

1. UMUM

Perseroan didirikan pertama kali dengan nama “PT BANK PASAR SWADESI”, berkedudukan di

Surabaya, berdasarkan Akta No. 20 tanggal 28 September 1968, yang diubah dengan Akta Perobahan

No. 16 tanggal 17 Mei 1973 dan Akta Perobahan No. 18 tanggal 23 Januari 1975, ketiganya dibuat di

hadapan Njoo Sioe Liep, Notaris di Surabaya, yang telah mendapat pengesahan Menteri Kehakiman

berdasarkan Surat Keputusan No. Y.A.5/35/8 tanggal 3 Februari 1975, dan telah didaftarkan pada

Kepaniteraan Pengadilan Negeri Surabaya di bawah No. 550/1973, No. 551/1975, dan No. 552/1975,

seluruhnya tertanggal 24 Februari 1975, serta telah diumumkan dalam Berita Negara Republik

Indonesia No. 19 tanggal 5 Maret 1976, Tambahan No. 162.

Akta pendirian tersebut yang di dalamnya memuat Anggaran Dasar Perseroan telah mengalami

beberapa kali perubahan. Perubahan terakhir Anggaran Dasar Perseroan adalah sebagaimana dimuat

dalam Akta Pernyataan Keputusan Rapat No. 36 tanggal 3 Desember 2015 dibuat dihadapan Dr.

Irawan Soerodjo, S.H., M.Si, Notaris di Jakarta, yang telah mendapat persetujuan Menteri Hukum Dan

Hak Asasi Manusia berdasarkan Surat Keputusan No. AHU-0948823.AH.01.02.Tahun 2015 tanggal 23

Desember 2015, dan yang pemberitahuannya telah diterima dan dicatat di dalam Sistem Administrasi

Badan Hukum, Kementerian Hukum Dan Hak Asasi Manusia berdasarkan Surat No. AHU-AH.01.03-

0991149 tanggal 23 Desember 2015.

Perseroan bergerak dalam bidang usaha jasa perbankan berdasarkan Surat Keputusan Menteri

Keuangan No. 906/KMK.013/1989 tanggal 16 Agustus 1989 dan mempunyai kantor pusat di Jakarta

Pusat. Saat ini Perseroan memiliki 7 (tujuh) Kantor Cabang, 6 (enam) Kantor Cabang Pembantu dan 2

(dua) Kantor Kas yang berlokasi di Jakarta, Surabaya, Bali, Medan, Bandung dan Makassar.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi keuangan dan kinerja Perseroan adalah sebagai berikut:

Kondisi Perekonomian dan Sektor Perbankan di Indonesia

Pertumbuhan ekonomi pada tahun 2017 diperkirakan mencapai 5.1%-5.5% lebih rendah dibandingkan

proyeksi sebelumnya yaitu 5,5%-5,9%, dengan kisaran sasaran inflasi 4,5 +/-1%. Di tengah menurunnya

kinerja ekspor yang disebabkan oleh kebijakan pembatasan ekspor mineral mentah serta

pertumbuhan ekonomi Tiongkok dan harga komoditas global yang lebih lemah dari proyeksi semula,

pertumbuhan ekonomi lebih banyak ditopang oleh permintaan domestik yang cukup tinggi terutama

konsumsi rumah tangga yang tumbuh cukup tinggi, antara lain didorong peningkatan keyakinan

konsumen, dan dampak aktivitas pemilu legislatif. Investasi juga mulai meningkat ditopang oleh

investasi non bangunan yang kembali tumbuh positif. Hal ini didukung oleh kondisi ekonomi makro

dan sistem keuangan yang kondusif sehingga memungkinkan sektor rumah tangga dan sektor usaha

melakukan kegiatan ekonominya dengan lebih baik. Selain itu, kuatnya permintaan domestik di tengah

melemahnya kinerja ekspor menyebabkan terjadinya ketidakseimbangan neraca transaksi berjalan.

Meskipun pertumbuhan ekonomi Indonesia melambat tetapi hal ini tidak signifikan berpengaruh

terhadap kinerja perseroan. Sampai dengan bulan Juni 2017 ini, terjadi peningkatan kinerja Bank

Page 37: ATAU KECUKUPAN ISI PROSPEKTUS INI. SETIAP ... PUT III PT Bank...ATAU SERTIFIKAT BUKTI HMETD ATAU DOKUMEN-DOKUMEN LAIN YANG BERKAITAN DENGAN PUT III INI, MAKA DOKUMEN-DOKUMEN TERSEBUT

PT Bank of India Indonesia Tbk

19

dalam sejumlah indikator utama, antara lain aset Perseroan secara konsolidasi meningkat sebesar

14,84% menjadi Rp 4,13 triliun dari Rp. 3,60 triliun, total portfolio kredit meningkat 10,88% dari Rp

2,55 triliun pada 31 Desember 2013 menjadi Rp 2,82 triliun pada 30 Juni 2014 dan total dana pihak

ketiga yang meningkat sebesar 12,25% pada 30 Juni 2014. Selain itu kinerja operasional 30 Juni 2014

yang positif berhasil mendorong pertumbuhan laba bersih sebesar 23,38% dengan rasio kredit

bermasalah (Gross Non Performing Loans – Gross NPL) yang menurun menjadi 1,22% dari sebelumnya

1,59% di akhir tahun 2013 atau berada sepenuhnya dalam kisaran target yang sehat. Sementara itu

tingkat pengembalian atas aset (ROA) tercatat sebesar 3,34% dan tingkat pengembalian atas ekuitas

(ROE) sebesar 22,92%.

Pendapatan Bunga Bersih dan Net Interest Margin (NIM)

NIM Perseroan bergantung kepada kemampuan Perseroan mendapatkan marjin yang optimal melalui

usaha Perseroan dalam mendapatkan biaya dana yang rendah dan yield yang didapat dari penyaluran

kredit. Penurunan secara umum pada NIM adalah akibat dari penurunan pada pendapatan bunga tidak

diimbangi dengan penurunan pada biaya yang setara pada pendanaan Perseroan.

Dalam rangka untuk memitigasi dampak dari penurunan NIM, Perseroan berencana untuk terus

meningkatkan kualitas portofolio kredit dan efisiensi pembiayaannya. NIM Perseroan dapat juga

dipengaruhi oleh NPL dimana akun-akun NPL tidak akan memberikan kontribusi pendapatan bunga.

Perseroan menerapkan manajemen risiko secara efisien terkait penyaluran kredit dimana analisa

terhadap debitur dilakukan dengan prinsip kehati-hatian.

Kemampuan Perseroan untuk Menghimpun Pendanaan dengan Suku Bunga Rendah

Perseroan berkeyakinan bahwa pertumbuhan kredit dan pembiayaan Perseroan akan dipengaruhi oleh

kemampuan Perseroan untuk mendapatkan sumber pendanaan dengan tingkat beban biaya yang

sesuai. Sumber pendanaan dengan suku bunga rendah diperoleh melalui produk tabungan dan giro.

Perseroan mengembangkan berbagai jenis produk perbankan terkait dengan tabungan dan giro untuk

meningkatkan pendanaan.

Perseroan telah berupaya untuk memperoleh pendanaan dengan jangka waktu yang lebih panjang dan

dengan biaya yang kompetitif agar dapat menyesuaikan aset dan kewajiban Perseroan dengan lebih

baik. Bagaimanapun, biaya pendanaan Perseroan pada umumnya lebih tinggi untuk pendanaan jangka

panjang dibandingkan dengan pendanaan jangka pendek. Seiring dengan rencana Perseroan untuk

memperluas penggunaan sumber-sumber pendanaan tersebut, Perseroan masih menghadapi kendala

rendahnya kesadaran masyarakat untuk menggunakan jasa-jasa perbankan.

Kemampuan Perseroan untuk menjaga dan meningkatkan dana pihak ketiga Perseroan, sangat

bergantung pada situasi ekonomi makro di Indonesia dan pada kemampuan Perseroan untuk menjaga

dan meningkatkan pangsa pasar dana pihak ketiga. Strategi Perseroan mencakup penawaran fitur-fitur

tambahan untuk produk-produk dana pihak ketiga untuk menarik perhatian nasabah dan memperluas

akses kepada nasabah-nasabah potensial melalui perluasan jaringan kantor di Indonesia. Perseroan

juga secara berkesinambungan berusaha untuk melakukan diversifikasi sumber pendanaan Perseroan

dan menurunkan beban bunga, dengan cara meningkatkan portofolio sumber dana murah.

Ketergantungan pada Kebijakan Bank Indonesia dan Peraturan Lainnya yang Mengatur Bank

Bisnis bank bersifat well regulated bussines seperti beberapa contoh di bawah ini:

• Untuk mendorong penyaluran kredit, Bank Indonesia menetapkan batas bawah Loan to Deposit

Ratio (LDR) sebesar 78% dan batas atas sebesar 92%, dan menerapkan ketentuan disinsentive

Page 38: ATAU KECUKUPAN ISI PROSPEKTUS INI. SETIAP ... PUT III PT Bank...ATAU SERTIFIKAT BUKTI HMETD ATAU DOKUMEN-DOKUMEN LAIN YANG BERKAITAN DENGAN PUT III INI, MAKA DOKUMEN-DOKUMEN TERSEBUT

PT Bank of India Indonesia Tbk

20

kepada bank yang memiliki LDR di luar range tersebut. LDR Perseroan per 30 Juni 2017 adalah

72,88%, namun Perseroan dikecualikan dari disinsentive karena CAR per 30 Juni 2017 diatas 14%.

• Ekspansi bisnis Perseroan yang pesat dalam hal portofolio kredit dan pembiayaan tetap diiringi

dengan penerapan prinsip kehati-hatian dalam pemberian kredit, Perseroan tidak akan

menurunkan standar penilaian terhadap kredit dan mengorbankan kualitas kredit Perseroan untuk

mengejar laba yang lebih tinggi.

• Upaya peningkatan LDR secara nasional tidak berpengaruh secara signifikan atas suku bunga

perkreditan dimana diantaranya disebabkan masih relatif tingginya marjin bunga (NIM) yang

diterapkan perbankan Indonesia. Di lain pihak, perbankan sulit untuk menurunkan suku bunga

pinjaman karena kenaikan suku bunga simpanan dan kenaikan portofolio NPL secara nasional.

• Namun demikian Perseroan yakin bahwa OJK dan otoritas keuangan akan mampu untuk menjaga

stabilitas dan pertumbuhan perekonomian nasional serta mengeluarkan kebijakan yang terbaik

untuk negeri ini.

• Terdapat beberapa peraturan baru yang sudah terbit pada tahun 2013 yang memberikan dampak

signifikan terhadap kegiatan usaha Perseroan mulai tahun 2013, diantara:

- Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 15/15/PBI/2013 tanggal 24 Desember 2013 mengenai giro

wajib minimum bank umum pada Bank Indonesia dalam Rupiah dan Valuta Asing.

- Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 15/11/PBI/2013 tanggal 22 November 2013 mengenai

prinsip kehati-hatian dalam kegiatan penyertaan modal.

- Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 15/2/PBI/2013 tanggal 20 Mei 2013 penetapan status dan

tindak lanjut pengawasan bank umum konvensional.

Perubahan Suku Bunga dan Nilai Surat Berharga

Bisnis perbankan sangat dipengaruhi fluktuasi kegiatan ekonomi, fluktuasi tersebut mempengaruhi,

antara lain, permintaan atas produk dan jasa yang ditawarkan Perseroan, NIM Perseroan, nilai dan

tingkat pengembalian atas aset Perseroan, ketersediaan dan biaya pendanaan serta kondisi keuangan

nasabah Perseroan.

Sebagai sebuah bank, Perseroan bergantung terhadap suku bunga pembiayaan dan deposito di

Indonesia yang berdampak terhadap kondisi keuangan dan kinerja operasional Perseroan melalui

beberapa cara antara lain dengan mempengaruhi biaya pendanaan, imbal hasil dari portofolio kredit

dan pembiayaan, marjin bunga neto (“NIM” atau “Net Interest Margin”), dan rasio NPL Perseroan.

Bisnis bank-bank Indonesia, termasuk Perseroan, dipengaruhi oleh fluktuasi suku bunga pasar atas

aset produktif interest bearing liabilities. Perseroan harus melakukan evaluasi kebijakan suku bunga

atas kewajiban secara lebih akurat yang dilakukan oleh ALCO (Asset and Liabilities Management

Commitee).

Sumber utama pendanaan utama sampai saat ini masih didominasi deposito berjangka, yang

merupakan sumber dana mahal. Kenaikan suku bunga pasar deposito menyebabkan meningkatnya

biaya dana perseroan yang lebih pesat dibandingkan suku bunga kredit yang akhirnya menurunkan

NIM. Untuk menghadapi hal ini Perseroan dapat mengambil berbagai kebijakan seperti peningkatan

efisiensi operasional Perseroan, meningkatkan fee based income termasuk transaksi internasional

dalam trade finance dan valuta asing, perluasan jasa perbankan.

Page 39: ATAU KECUKUPAN ISI PROSPEKTUS INI. SETIAP ... PUT III PT Bank...ATAU SERTIFIKAT BUKTI HMETD ATAU DOKUMEN-DOKUMEN LAIN YANG BERKAITAN DENGAN PUT III INI, MAKA DOKUMEN-DOKUMEN TERSEBUT

PT Bank of India Indonesia Tbk

21

Persaingan

Persaingan dalam sektor perbankan memberikan dampak yang signifikan terhadap kinerja operasional

Perseroan dan akan berlanjut ke penajaman produk, efisiensi dan pada akhirnya tingkat keuntungan

dari bank-bank di Indonesia.

Perseroan menghadapi persaingan di seluruh kegiatan usahanya. Pesaing-pesaing utama Perseroan

terdiri dari bank-bank Indonesia dan bank-bank asing yang beroperasi di Indonesia. Krisis keuangan

global secara signifikan meningkatkan persaingan perbankan dalam hal penghimpunan dana.

Perseroan bersaing dengan bank-bank lain terutama dalam hal harga dan pelayanan. Selain persaingan

dari bank lain, Perseroan menghadapi persaingan tidak langsung dari berbagai jenis perusahaan jasa

keuangan lainnya. Untuk informasi lebih lanjut dapat dilihat pada bagian Bab VIII Kegiatan dan Prospek

Usaha Perseroan pada prospektus ini.

Informasi Segmen

Informasi segmen disusun sesuai dengan kebijakan akuntansi yang dianut dalam penyusunan dan

penyajian laporan keuangan.

Segmen wilayah adalah komponen Bank yang secara jelas operasionalnya dapat dibedakan

mengenai aset, kinerja dan aktivitas suatu wilayah dengan wilayah lain dalam Bank.

Bank menyajikan segmen berdasarkan laporan internal bank yang disajikan kepada pengambil

keputusan operasional sesuai PSAK No. 5 (Penyusuaian 2015). Pengambil keputusan operasional

Bank adalah Direksi.

Aset dan liabilitas yang digunakan bersama dalam satu segmen atau lebih dialokasikan kepada

setiap segmen jika, dan hanya jika, pendapatan dan beban yang terkait dengan aset tersebut juga

dialokasikan kepada segmen-segmen tersebut.

Bank beroperasi di dua wilayah utama yaitu Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta dan di luar DKI

Jakarta.

Berikut ini adalah informasi segmen berdasarkan segmen wilayah:

Page 40: ATAU KECUKUPAN ISI PROSPEKTUS INI. SETIAP ... PUT III PT Bank...ATAU SERTIFIKAT BUKTI HMETD ATAU DOKUMEN-DOKUMEN LAIN YANG BERKAITAN DENGAN PUT III INI, MAKA DOKUMEN-DOKUMEN TERSEBUT

PT Bank of India Indonesia Tbk

22

DKI Jakarta /

Special District of

Jakarta

Luar DKI Jakarta

/ Outside DKI

Jakarta

Eliminasi /

Elimination Jumlah / Total

PENDAPATAN INCOME

Pendapatan bunga 139,327 23,957 - 163,284 Interest income

Pendapatan lainnya 44,570 2,377 - 46,947 Other income

Jumlah 183,897 26,334 - 210,231 Total

Laba segmen 36,080 (9,746) - 26,334 Segment income

Rugi sebelum pajak (99,442) (9,599) - (109,041) Loss before tax

Rugi bersih (101,069) Net loss

INFORMASI LAINNYA OTHER INFORMATION

ASET ASSETS

Penempatan pada Bank Indonesia Placements with Bank Indonesia

dan bank lain - bersih 1,257,746 309 - 1,258,055 and other banks - net

Efek-efek - bersih 345,394 - - 345,394 Marketable securities - net

Kredit yang diberikan - bersih 1,795,173 364,911 - 2,160,084 Loans - net

Aset tetap - bersih 81,232 41,824 - 123,056 Fixed assets - net

Aset lain-lain - bersih 383,003 112,591 (168,544) 327,050 Other assets - net

Jumlah Aset 3,862,548 519,635 (168,544) 4,213,639 Total Assets

LIABILITAS LIABILITIES

Simpanan 2,622,233 418,193 - 3,040,426 Deposits

Liabilitas lain-lain 230,541 103,181 (168,544) 165,178 Other liabilities

Jumlah Liabilitas 2,852,774 521,374 (168,544) 3,205,604 Total Liabilities

Pengeluaran modal 141 21 - 162 Capital expenditures

Penyusutan dan amortisasi 1,746 637 - 2,383 Depreciation and amortization

DKI Jakarta /

Special District of

Jakarta

Luar DKI Jakarta

/ Outside DKI

Jakarta

Eliminasi /

Elimination Jumlah / Total

PENDAPATAN INCOME

Pendapatan bunga 184,761 33,044 - 217,805 Interest income

Pendapatan lainnya 5,520 1,695 - 7,215 Other income

Jumlah 190,281 34,739 - 225,020 Total

Rugi segmen (541,790) (598) - (542,388) Segment loss

Rugi sebelum pajak (541,943) 65 - (541,878) Loss before tax

Rugi bersih (475,877) Net loss

Pengeluaran modal 122 746 868 Capital expenditures

Penyusutan dan amortisasi 2,431 474 - 2,905 Depreciation and amortization

30 Jun / Jun 30 , 2017

30 Jun / Jun 30 , 2016 *)

*) Tidak di Audit / Unaudited

Page 41: ATAU KECUKUPAN ISI PROSPEKTUS INI. SETIAP ... PUT III PT Bank...ATAU SERTIFIKAT BUKTI HMETD ATAU DOKUMEN-DOKUMEN LAIN YANG BERKAITAN DENGAN PUT III INI, MAKA DOKUMEN-DOKUMEN TERSEBUT

PT Bank of India Indonesia Tbk

23

DKI Jakarta /

Special District of

Jakarta

Luar DKI Jakarta

/ Outside DKI

Jakarta

Eliminasi /

Elimination Jumlah / Total

PENDAPATAN INCOME

Pendapatan bunga 346,211 60,458 - 406,669 Interest income

Pendapatan lainnya 10,000 1,415 - 11,415 Other income

Jumlah 356,211 61,873 - 418,084 Total

Rugi segmen (570,899) (3,094) (573,993) Segment loss

Rugi sebelum pajak (572,606) (2,438) (575,044) Loss before tax

Rugi bersih (505,002) Net loss

INFORMASI LAINNYA OTHER INFORMATION

ASET ASSETS

Penempatan pada Bank Indonesia Placements with Bank Indonesia

dan bank lain - bersih 412,255 - - 412,255 and other banks - net

Efek-efek - bersih 1,182,154 - - 1,182,154 Marketable securities - net

Kredit yang diberikan - bersih 1,815,100 376,848 - 2,191,948 Loans - net

Aset tetap - bersih 99,650 42,272 - 141,922 Fixed assets - net

Aset lain-lain - bersih 513,459 76,595 (212,259) 377,795 Other assets - net

Jumlah Aset 4,022,618 495,715 (212,259) 4,306,074 Total Assets

LIABILITAS LIABILITIES

Simpanan 2,607,462 415,762 - 3,023,224 Deposits

Liabilitas lain-lain 308,857 78,036 (212,259) 174,634 Other liabilities

Jumlah Liabilitas 2,916,319 493,798 (212,259) 3,197,858 Total Liabilities

Pengeluaran modal 575 862 1,437 Capital expenditures

Penyusutan dan amortisasi 4,840 1,551 6,391 Depreciation and amortization

DKI Jakarta /

Special District of

Jakarta

Luar DKI Jakarta

/ Outside DKI

Jakarta

Eliminasi /

Elimination Jumlah / Total

PENDAPATAN INCOME

Pendapatan bunga 477,594 74,820 - 552,414 Interest income

Pendapatan lainnya 21,820 4,877 - 26,697 Other income

Jumlah 499,414 79,697 - 579,111 Total

Rugi segmen (38,198) (7,547) (45,745) Segment loss

Rugi sebelum pajak (40,108) (7,492) (47,600) Loss before tax

Rugi bersih (44,667) Net loss

INFORMASI LAINNYA OTHER INFORMATION

ASET ASSETS

Penempatan pada Bank Indonesia Placements with Bank Indonesia

dan bank lain - bersih 572,396 13 - 572,409 and other banks - net

Efek-efek - bersih 1,568,732 - - 1,568,732 Marketable securities - net

Kredit - bersih 2,860,951 540,504 - 3,401,455 Loans - net

Aset tetap - bersih 102,457 42,377 - 144,834 Fixed assets - net

Aset lain-lain - bersih 522,294 276,808 (399,049) 400,053 Other assets - net

Jumlah Aset 5,626,830 859,702 (399,049) 6,087,483 Total Assets

LIABILITAS LIABILITIES

Simpanan 3,573,708 804,415 - 4,378,123 Deposits

Liabilitas lain-lain 922,057 71,464 (399,049) 594,472 Other liabilities

Jumlah Liabilitas 4,495,765 875,879 (399,049) 4,972,595 Total Liabilities

Pengeluaran modal 2,061 75 - 2,136 Capital expenditures

Penyusutan dan amortisasi 4,294 577 - 4,871 Depreciation and amortization

31 Des / Dec 31 , 2016

31 Des / Dec 31 , 2015

Risiko Nilai Tukar

Risiko nilai tukar merupakan risiko yang timbul dari transaksi valuta asing baik dari posisi laporan

posisi keuangan maupun dari sisi off balance sheet.

Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No. 5/13/PBI/2003 tanggal 17 Juli 2003 dan

perubahannya, Peraturan Bank Indonesia No. 6/20/PBI/2004 tanggal 15 Juli 2004,

Page 42: ATAU KECUKUPAN ISI PROSPEKTUS INI. SETIAP ... PUT III PT Bank...ATAU SERTIFIKAT BUKTI HMETD ATAU DOKUMEN-DOKUMEN LAIN YANG BERKAITAN DENGAN PUT III INI, MAKA DOKUMEN-DOKUMEN TERSEBUT

PT Bank of India Indonesia Tbk

24

No. 7/37/PBI/2005 tanggal 30 September 2005 dan No. 12/10/ PBI/2010 tanggal 1 Juli 2010, bank-

bank diwajibkan untuk memelihara posisi devisa netonya setinggi-tingginya 20% dari modal.

Berdasarkan pedoman Bank Indonesia, “posisi devisa neto” merupakan penjumlahan dari nilai

absolut atas selisih bersih aset dan liabilitas untuk setiap mata uang asing dan selisih bersih

tagihan dan liabilitas, berupa komitmen dan kontinjensi di rekening administratif, untuk setiap

mata uang, yang semuanya dinyatakan dalam Rupiah.

Berikut ini disajikan rincian Posisi Devisa Neto (PDN) Bank:

Aset dan tagihan

komitmen dan

kontinjensi / Assets,

commitment and

contingent

receivables

Liabilitas dan liabilitas

komitmen dan

kontinjensi / Liabilities,

commitment and

contingent liabilities

Bersih - absolut /

Net - absolute

Dolar Amerika Serikat 811,592 813,230 1,638 United States Dollar

Dolar Singapura 131 - 131 Singapore Dollar

Yen Jepang 44 - 44 Japanese Yen

Dolar Hongkong 57 - 57 Hongkong Dollar

Euro Eropa 383 - 383 European Euro

Pound Sterling Inggris 132 - 132 Great Britain Pound Sterling

India Rupee 700 20 680 Indian Rupee

Jumlah 813,039 813,250 3,065 Total

Modal 983,837 Total Capital

Presentase PDN Percentage of Net Open

terhadap modal 0.31 Position to capital

30 Jun / Jun 30, 2017

Page 43: ATAU KECUKUPAN ISI PROSPEKTUS INI. SETIAP ... PUT III PT Bank...ATAU SERTIFIKAT BUKTI HMETD ATAU DOKUMEN-DOKUMEN LAIN YANG BERKAITAN DENGAN PUT III INI, MAKA DOKUMEN-DOKUMEN TERSEBUT

PT Bank of India Indonesia Tbk

25

Aset dan tagihan

komitmen dan

kontinjensi / Assets,

commitment and

contingent

receivables

Liabilitas dan liabilitas

komitmen dan

kontinjensi / Liabilities,

commitment and

contingent liabilities

Bersih - absolut /

Net - absolute

Dolar Amerika Serikat 850,233 910,325 60,092 United States Dollar

Dolar Singapura 42 - 42 Singapore Dollar

Yen Jepang 23 - 23 Japanese Yen

Dolar Hongkong 44 - 44 Hongkong Dollar

Euro Eropa 49 - 49 European Euro

Pound Sterling Inggris 122 - 122 Great Britain Pound Sterling

India Rupee 306 370 64 Indian Rupee

Jumlah 850,819 910,695 60,436 Total

Modal 1,032,389 Total Capital

Presentase PDN Percentage of Net Open

terhadap modal 5.85 Position to capital

Aset dan tagihan

komitmen dan

kontinjensi / Assets,

commitment and

contingent

receivables

Liabilitas dan liabilitas

komitmen dan

kontinjensi / Liabilities,

commitment and

contingent liabilities

Bersih - absolut /

Net - absolute

Dolar Amerika Serikat 1,687 1,742 55 United States Dollar

Euro Eropa - - - European Euro

India Rupee 1 - 1 Indian Rupee

Dolar Singapura - - - Singapore Dollar

Dolar Hongkong - - - Hongkong Dollar

Yen Jepang - - - Japanese Yen

Pound Sterling Inggris - - - Great Britain Pound Sterling

Jumlah 1,688 1,742 56 Total

Modal 897,975 Total Capital

Presentase PDN Percentage of Net Open

terhadap modal 6.23 Position to capital

Aset dan tagihan

komitmen dan

kontinjensi / Assets,

commitment and

contingent

receivables

Liabilitas dan liabilitas

komitmen dan

kontinjensi / Liabilities,

commitment and

contingent liabilities

Bersih - absolut /

Net - absolute

Dolar Amerika Serikat 2,430 2,424 6 United States Dollar

Euro Eropa 5 4 1 European Euro

India Rupee 5 4 1 Indian Rupee

Dolar Singapura - - - Singapore Dollar

Dolar Hongkong - - - Hongkong Dollar

Yen Jepang - - - Japanese Yen

Pound Sterling Inggris - - - Great Britain Pound Sterling

Jumlah 2,440 2,432 8 Total

Modal 503,352 Total Capital

Presentase PDN Percentage of Net Open

terhadap modal 1.51 Position to capital

31 Des / Dec 31 , 2016

31 Des / Dec 31 , 2015

31 Des / Dec 31 , 2014

Likuiditas Perseroan

Likuiditas Perseroan berasal dari sumber internal dan eksternal.

Sumber eksternal likuiditas, antara lain berasal dari:

1. Pinjaman antar Bank

2. Sumber Dana Masyarakat

Page 44: ATAU KECUKUPAN ISI PROSPEKTUS INI. SETIAP ... PUT III PT Bank...ATAU SERTIFIKAT BUKTI HMETD ATAU DOKUMEN-DOKUMEN LAIN YANG BERKAITAN DENGAN PUT III INI, MAKA DOKUMEN-DOKUMEN TERSEBUT

PT Bank of India Indonesia Tbk

26

3. Pinjaman dari Bank Sentral

Sumber internal likuiditas, antara lain berasal:

1. Pinjaman dari pemegang saham

2. Penjualan surat berharga, antara lain: SBI, SUN, dan obligasi

Sumber likuiditas yang material dari Perseroan yang belum digunakan berasal dari Fasilitas Likuiditas

Intrahari dan Fasilitas Pinjaman dari Bank Sentral

Ketidakpastian yang mungkin mengakibatkan terjadinya penurunan yang material terhadap likuiditas

Perseroan apabila terjadinya “Rush” dari masyrakat, Pergerakan suku bunga pasar yang signifikan dan

pergerakan fluktuasi suku bunga yang sangat signifikan.

Perseroan akan melakukan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) untuk meningkatkan

tambahan likuiditas Perseroan yang diperlukan.

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING

a. Aset keuangan

Perseroan menerapkan PSAK No. 50 (Revisi 2014), “Instrumen Keuangan: Penyajian”, PSAK No. 55

(Revisi 2014), “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran” dan PSAK No. 60 (Revisi 2014),

“Instrumen Keuangan: Pengungkapan”.

PSAK No. 50 (Revisi 2014) berisi persyaratan penyajian dari instrumen keuangan dan

mengidentifikasikan informasi yang harus diungkapkan. Persyaratan pengungkapan berlaku terhadap

klasifikasi instrumen keuangan, dari perspektif penerbit, dalam aset keuangan, liabilitas keuangan dan

instrumen ekuitas; pengklasifikasian yang terkait dengan suku bunga, dividen, kerugian dan

keuntungan; dan keadaan dimana aset keuangan dan liabilitas keuangan akan saling hapus. PSAK ini

mensyaratkan pengungkapan, antara lain informasi mengenai faktor yang mempengaruhi jumlah,

waktu dan tingkat kepastian arus kas masa datang suatu entitas yang terkait dengan instrumen

keuangan dan kebijakan akuntansi yang diterapkan untuk instrumen tersebut.

PSAK No. 55 (Revisi 2014) mengatur prinsip-prinsip pengakuan dan pengukuran aset keuangan,

liabilitias keuangan dan beberapa kontrak pembelian atau penjualan item non-keuangan. PSAK ini,

antara lain menyediakan definisi dan karakteristik derivatif, kategori instrumen keuangan, pengakuan

dan pengukuran, akuntansi lindung nilai dan penetapan hubungan lindung nilai.

PSAK No. 60 (Revisi 2014) mensyaratkan pengungkapan tambahan atas pengukuran nilai wajar dan

risiko likuiditas. Pengukuran nilai wajar terkait pos yang dicatat pada nilai wajar disajikan berdasarkan

sumber input dengan menggunakan tiga tingkatan hirarki nilai wajar untuk setiap kelas instrumen

keuangan yang diukur pada nilai wajar. Sebagai tambahan, PSAK ini mewajibkan rekonsiliasi antara

saldo awal dan akhir untuk pengukuran nilai wajar tingkat 3, demikian pula pengungkapan transfer

antar tingkatan dalam hirarki nilai wajar.

PSAK ini juga menjelaskan lebih lanjut persyaratan pengungkapan risiko likuiditas transaksi derivatif

dan aset yang digunakan untuk pengelolaan likuiditas.

Aset keuangan dalam ruang lingkup PSAK No. 55 (Revisi 2014) diklasifikasikan sebagai aset keuangan

yang dinilai pada nilai wajar melalui laba atau rugi, pinjaman yang diberikan dan piutang, investasi

yang dimiliki hingga tanggal jatuh tempo dan aset keuangan tersedia untuk dijual. Aset keuangan pada

Page 45: ATAU KECUKUPAN ISI PROSPEKTUS INI. SETIAP ... PUT III PT Bank...ATAU SERTIFIKAT BUKTI HMETD ATAU DOKUMEN-DOKUMEN LAIN YANG BERKAITAN DENGAN PUT III INI, MAKA DOKUMEN-DOKUMEN TERSEBUT

PT Bank of India Indonesia Tbk

27

awalnya diukur pada nilai wajar, dan dalam hal aset keuangan yang tidak diukur pada nilai wajar

melalui laporan laba rugi, ditambah dengan biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung.

Aset keuangan Perseroan diklasifikasikan sebagai berikut:

• Nilai wajar melalui laporan laba rugi (FVTPL)

• Dimiliki hingga jatuh tempo

• Pinjaman yang diberikan dan piutang

Nilai Wajar Melalui Laporan Laba Rugi (FVTPL)

Aset keuangan diklasifikasikan dalam FVTPL, jika aset keuangan sebagai kelompok diperdagangkan

atau pada saat pengakuan awal ditetapkan untuk diukur pada FVTPL.

Aset keuangan diklasifikasikan sebagai kelompok diperdagangkan, jika:

• diperoleh atau dimiliki terutama untuk tujuan dijual kembali dalam waktu dekat; atau

• merupakan bagian dari portofolio instrumen keuangan tertentu yang dikelola bersama dan

terdapat bukti mengenai pola ambil untung dalam jangka pendek yang terkini; atau

• merupakan derivatif yang tidak ditetapkan dan tidak efektif sebagai instrumen lindung nilai.

Aset keuangan selain aset keuangan yang diperdagangkan, dapat ditetapkan sebagai FVTPL pada saat

pengakuan awal, jika:

• penetapan tersebut mengeliminasi atau mengurangi secara signifikan ketidak-konsistenan

pengukuran dan pengakuan yang dapat timbul; atau

• aset keuangan merupakan bagian dari kelompok aset keuangan, yang dikelola dan kinerjanya

berdasarkan nilai wajar, sesuai dengan dokumentasi manajemen risiko atau strategi investasi

Perseroan, dan informasi tentang kelompok tersebut disediakan secara internal kepada manajemen

kunci; atau

• merupakan bagian dari kontrak yang mengandung satu atau lebih derivatif melekat, dan PSAK No.

55 (Revisi 2014) memperbolehkan kontrak gabungan (aset atau liabilitas) ditetapkan sebagai FVTPL.

Aset keuangan FVTPL disajikan sebesar nilai wajar, keuntungan atau kerugian yang timbul diakui dalam

laporan laba rugi komprehensif. Keuntungan atau kerugian bersih yang diakui dalam laporan laba rugi

komprehensif mencakup deviden atau bunga yang diperoleh dari aset keuangan.

Pada tanggal 30 Juni 2017, 31 Desember 2016, 2015 dan 2014, kategori ini mencakup tagihan derivatif.

Dimiliki hingga jatuh tempo

Aset keuangan diklasifikasikan sebagai investasi dimiliki hingga jatuh tempo hanya jika investasi

tersebut memiliki pembayaran yang tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah ditetapkan

serta Perseroan mempunyai intensi positif dan kemampuan untuk memiliki aset keuangan tersebut

hingga jatuh tempo. Pada saat pengakuan awal, investasi dimiliki hingga jatuh tempo diukur pada nilai

wajar ditambah dengan biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung dengan perolehan

aset keuangan. Setelah pengakuan awal, investasi dimiliki hingga jatuh tempo diukur dengan biaya

perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif dikurangi kerugian

penurunan nilai yang ada.

Pada tanggal 30 Juni 2017, 31 Desember 2016, 2015 dan 2014, kategori ini mencakup efek-efek.

Page 46: ATAU KECUKUPAN ISI PROSPEKTUS INI. SETIAP ... PUT III PT Bank...ATAU SERTIFIKAT BUKTI HMETD ATAU DOKUMEN-DOKUMEN LAIN YANG BERKAITAN DENGAN PUT III INI, MAKA DOKUMEN-DOKUMEN TERSEBUT

PT Bank of India Indonesia Tbk

28

Pinjaman yang diberikan dan piutang

Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non derivatif dengan pembayaran tetap

atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif.

Pada saat pengakuan awal, aset keuangan ini diakui pada nilai wajarnya ditambah biaya transaksi dan

selanjutnya dinyatakan sebesar biaya perolehan yang diamortisasi dengan menggunakan metode suku

bunga efektif. Pendapatan dari aset keuangan dalam kelompok ini disajikan sebagai pendapatan

keuangan dalam laporan laba rugi komprehensif.

Dalam hal terjadi penurunan nilai, kerugian penurunan nilai dilaporkan sebagai pengurang dari nilai

tercatat dari aset keuangan dalam kelompok pinjaman yang diberikan dan piutang dan diakui di dalam

laporan laba rugi komprehensif.

Pada tanggal 30 Juni 2017, 31 Desember 2016, 2015 dan 2014, kategori ini mencakup kas, giro pada

Bank Indonesia, giro pada bank lain, penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain, efek-efek, kredit

yang diberikan, tagihan akseptasi dan aset lain-lain.

Metode suku bunga efektif

Metode suku bunga efektif adalah metode yang digunakan untuk menghitung biaya perolehan

diamortisasi dari instrumen keuangan dan metode untuk mengalokasikan pendapatan bunga dan

beban bunga selama periode yang relevan.

Suku bunga efektif adalah suku bunga yang secara tepat mendiskontokan estimasi penerimaan kas di

masa datang (mencakup seluruh komisi dan bentuk lain yang dibayarkan dan diterima oleh para pihak

dalam kontrak yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari suku bunga efektif, biaya transaksi

dan premium dan diskonto lainnya) selama perkiraan umur instrumen keuangan, atau, jika lebih tepat,

digunakan periode yang lebih singkat untuk memperoleh nilai tercatat bersih dari aset keuangan pada

saat pengakuan awal.

Perhitungan dari suku bunga efektif termasuk semua fee dan pembayaran atau penerimaan poin yang

merupakan bagian integral dari suku bunga efektif. Biaya transaksi termasuk biaya incremental yang

secara langsung berkaitan dengan akuisisi atas penerbitan aset atau liabilitas keuangan.

Penghentian pengakuan aset keuangan

Perseroan menghentikan pengakuan aset keuangan jika dan hanya jika hak kontraktual atas arus kas

yang berasal dari aset berakhir, atau Perseroan mentransfer aset keuangan dan secara substansial

mentransfer seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset kepada entitas lain. Jika Perseroan tidak

mentransfer serta tidak memiliki secara substansial atas seluruh risiko dan manfaat kepemilikan serta

masih mengendalikan aset yang ditransfer, maka Perseroan mengakui keterlibatan berkelanjutan atas

aset yang ditransfer dan liabilitas terkait sebesar jumlah yang mungkin harus dibayar. Jika Perseroan

memiliki secara substansial seluruh risiko dan manfaat kepemilikan aset keuangan yang ditransfer,

Perseroan masih mengakui aset keuangan dan juga mengakui pinjaman yang dijamin sebesar pinjaman

yang diterima.

b. Liabilitas keuangan dan instrumen ekuitas

Perseroan mengklasifikasikan liabilitas keuangannya sebagai liabilitas keuangan yang diukur pada nilai

wajar melalui laporan laba rugi dan biaya perolehan yang diamortisasi.

Page 47: ATAU KECUKUPAN ISI PROSPEKTUS INI. SETIAP ... PUT III PT Bank...ATAU SERTIFIKAT BUKTI HMETD ATAU DOKUMEN-DOKUMEN LAIN YANG BERKAITAN DENGAN PUT III INI, MAKA DOKUMEN-DOKUMEN TERSEBUT

PT Bank of India Indonesia Tbk

29

Nilai Wajar Melalui Laporan Laba Rugi

Kategori ini terdiri dari liabilitas keuangan diklasifikasikan sebagai diperdagangkan.

Liabilitas keuangan diklasifikasikan sebagai diperdagangkan jika diperoleh terutama untuk tujuan dijual

atau dibeli kembali dalam waktu dekat. Derivatif diklasifikasikan sebagai diperdagangkan kecuali

ditetapkan dan efektif sebagai instrumen lindung nilai.

Keuntungan dan kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar liabilitas keuangan yang

diklasifikasikan sebagai diperdagangkan disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif.

Pada tanggal 30 Juni 2017, 31 Desember 2016, 2015 dan 2014, kategori ini mencakup liabilitas

derivatif.

Liabilitas keuangan diukur pada biaya perolehan yang diamortisasi

Liabilitas keuangan yang tidak diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar

melalui laba rugi dikategorikan dan diukur dengan biaya perolehan diamortisasi.

Setelah pengakuan awal, Perseroan mengukur seluruh liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya

perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif.

Pada tanggal 30 Juni 2017, 31 Desember 2016, 2015 dan 2014, kategori ini mencakup liabilitas segera,

simpanan nasabah, simpanan dari bank lain, utang akseptasi dan liabilitas lain-lain.

Penghentian pengakuan liabilitas keuangan

Perseroan menghentikan pengakuan liabilitas keuangan, jika dan hanya jika, liabilitas Perseroan telah

dilepaskan, dibatalkan atau kadaluarsa.

c. Nilai wajar instrumen keuangan

Perseroan melakukan pengukuran nilai wajar atas instrumen keuangan yang dimilikinya berdasarkan

hirarki berikut:

1. Harga kuotasi dalam pasar aktif untuk instrumen yang serupa. Untuk aset keuangan yang dimiliki,

nilai wajar yang digunakan adalah bid price (harga penawaran). Sedangkan untuk liabilitas

keuangan yang dimiliki, nilai wajar yang digunakan adalah ask price (harga permintaan).

Jika instrumen keuangan tersebut tidak memiliki harga kuotasi di pasar aktif, maka digunakan

teknik penilaian dalam menentukan nilai wajarnya.

2. Teknik penilaian yang berdasarkan pada input yang dapat diobservasi. Termasuk dalam kategori ini

adalah instrumen yang dinilai menggunakan: harga kuotasi pada pasar aktif untuk instrumen yang

serupa; harga kuotasi untuk instrumen serupa pada pasar yang dianggap kurang aktif; atau teknik

penilaian dimana semua input yang signifikan didapatkan secara langsung atau tidak langsung dari

data pasar yang diobservasi.

3. Teknik penilaian menggunakan input yang tidak dapat diobservasi. Termasuk dalam kategori ini

adalah semua instrumen dimana input untuk teknik penilaian yang digunakan tidak berdasarkan

pada data yang dapat diobservasi dan penggunaan input yang tidak dapat diobservasi memiliki

dampak yang signifikan terhadap penilaian instrumen.

Page 48: ATAU KECUKUPAN ISI PROSPEKTUS INI. SETIAP ... PUT III PT Bank...ATAU SERTIFIKAT BUKTI HMETD ATAU DOKUMEN-DOKUMEN LAIN YANG BERKAITAN DENGAN PUT III INI, MAKA DOKUMEN-DOKUMEN TERSEBUT

PT Bank of India Indonesia Tbk

30

Termasuk dalam kategori ini adalah instrumen yang dinilai berdasarkan harga kuotasi untuk instrumen

serupa dimana penyesuaian atau asumsi yang tidak dapat diobservasi secara signifikan diperlukan

untuk menggambarkan perbedaan antara instrumen-instrumen yang ada.

d. Kredit

Kredit diakui sebesar biaya perolehan yang diamortisasi dengan menggunakan suku bunga efektif

dikurangi dengan cadangan kerugian penurunan nilai.

Untuk kredit yang direstrukturisasi, kerugian yang timbul dari restrukturisasi kredit yang berkaitan

dengan modifikasi persyaratan kredit diakui bila nilai sekarang dari jumlah penerimaan kas yang akan

datang yang telah ditentukan dalam persyaratan kredit yang baru, termasuk penerimaan yang

diperuntukkan sebagai bunga maupun pokok, adalah lebih kecil dari nilai kredit yang diberikan yang

tercatat sebelum restrukturisasi.

Agunan digunakan untuk memitigasi risiko kredit dan kebijakan mitigasi risiko menentukan jenis

agunan yang dapat diterima oleh Perseroan. Umumnya jenis agunan yang diterima Perseroan untuk

memitigasi risiko kredit diantaranya adalah giro, tabungan deposito berjangka, tanah dan bangunan,

logam mulia, kendaraan bermotor, piutang, mesin dan persediaan barang.

Umumnya agunan yang diperlukan dalam setiap pemberian kredit sebagai sumber terakhir pelunasan

kredit (‘secondary source of credit repayment’) dan sebagai salah satu bentuk mitigasi risiko kredit.

Sumber utama pelunasan kredit adalah dari hasil usaha debitur.

Kredit dihapuskan jika tidak ada peluang yang realistis untuk pengembalian masa datang dan semua

agunan telah terealisasi atau sudah diambil alih oleh Perseroan.

Kriteria penghapusbukuan kredit kepada debitur adalah sebagai berikut:

a. Kredit yang memiliki kualitas macet;

b. Fasilitas kredit telah dibentuk cadangan kerugian penurunan nilai aset sebesar 100% dari pokok

kredit;

c. Hapusbuku dilakukan terhadap seluruh liabilitas kreditnya, sehingga penghapusbukuan tidak boleh

dilakukan pada sebagian kreditnya (partial write-off);

d. Telah dilakukan berbagai upaya penagihan dan pemulihan, namun tidak berhasil;

e. Usaha debitur sudah tidak mempunyai prospek atau kinerja debitur buruk atau tidak ada

kemampuan membayar.

e. Penurunan nilai aset keuangan dan non-keuangan

Penurunan nilai aset keuangan

Aset keuangan, selain aset keuangan FVTPL, dievaluasi terhadap indikator penurunan nilai pada setiap

tanggal laporan posisi keuangan. Aset keuangan diturunkan nilainya bila terdapat bukti objektif,

sebagai akibat dari satu atau lebih peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal aset keuangan, dan

peristiwa yang merugikan tersebut berdampak pada estimasi arus kas masa depan atas aset keuangan

yang dapat diestimasi secara handal.

Bukti obyektif penurunan nilai termasuk sebagai berikut:

• kesulitan keuangan signifikan yang dialami penerbit atau pihak peminjam; atau

Page 49: ATAU KECUKUPAN ISI PROSPEKTUS INI. SETIAP ... PUT III PT Bank...ATAU SERTIFIKAT BUKTI HMETD ATAU DOKUMEN-DOKUMEN LAIN YANG BERKAITAN DENGAN PUT III INI, MAKA DOKUMEN-DOKUMEN TERSEBUT

PT Bank of India Indonesia Tbk

31

• pelanggaran kontrak, seperti terjadinya wanprestasi atau tunggakan pembayaran pokok atau

bunga; atau

• terdapat kemungkinan bahwa pihak peminjam akan dinyatakan pailit atau melakukan re-organisasi

keuangan; atau

• penurunan yang signifikan atau jangka panjang pada nilai wajar dari investasi ekuitas dibawah biaya

perolehannya.

Estimasi periode antara peristiwa dan kerugian identifikasinya ditentukan oleh manajemen untuk

setiap portofolio yang diidentifikasi. Pada umumnya, periode tersebut bervariasi antara 1 (satu) dan 12

(dua belas) bulan dan untuk kasus tertentu diperlukan periode yang lebih lama.

Untuk aset keuangan yang diukur pada biaya perolehan yang diamortisasi, jumlah kerugian penurunan

nilai merupakan selisih antara nilai tercatat aset keuangan dengan nilai kini dari estimasi arus kas masa

datang yang didiskontokan menggunakan tingkat suku bunga efektif awal dari aset keuangan.

Kerugian penurunan nilai dihitung secara individual untuk aset keuangan yang signifikan secara

individual, Bank melakukan penilaian secara individual untuk kredit yang diberikan diatas Rp

1.000.000.000 dan terdapat bukti objektif penurunan nilai serta kolektif untuk aset yang secara

individual tidak signifikan atau secara individual signifikan namun tidak terdapat bukti obyektif

penurunan nilai. Di dalam menentukan penurunan nilai kolektif, aset keuangan dikelompokkan pada

kelompok aset keuangan berdasarkan karakteristik risiko kredit yang serupa. Arus kas masa depan dari

kelompok aset keuangan ini diestimasi berdasarkan arus kas kontraktual dan pengalaman kerugian

historis untuk aset yang memiliki karakteristik risiko kredit yang serupa. Pengalaman historis kerugian

disesuaikan berdasarkan hasil pengamatan data pada masa kini, untuk merefleksikan efek dari kondisi

masa kini yang tidak mempengaruhi periode dari pengalaman historis.

Dalam melakukan penilaian secara kolektif, Perseroan harus menghitung:

• Probability of Default (”PD”) - model ini menilai probabilitas konsumen gagal melakukan

pembayaran kembali secara penuh dan tepat waktu.

• Loss Given Default (”LGD”) - Perseroan mengestimasi kerugian ekonomis yang mungkin akan

diderita Perseroan apabila terjadi tunggakan fasilitas kredit. LGD menggambarkan jumlah utang

yang tidak dapat diperoleh kembali dan umumnya ditunjukkan dalam persentase dari Exposure At

Default (EAD). Model perhitungan LGD mempertimbangkan jenis peminjam, fasilitas dan mitigasi

risiko, misalnya ketersediaan agunan.

PD dan LGD diperoleh dari observasi data kredit selama minimal tiga tahun.

Sebelum 1 Januari 2012, dalam menentukan penyisihan kerugian penurunan nilai kredit secara

kolektif, Perseroan mengacu pada pembentukan penyisihan umum dan penyisihan khusus sesuai

dengan ketentuan Bank Indonesia mengenai penilaian kualitas aset bank umum, sebagai berikut:

• 1% atas kredit dengan kualitas lancar, kecuali untuk bagian kredit yang dijamin dengan agunan

tunai;

• 5% atas kredit dengan kualitas dalam perhatian khusus, setelah dikurangi dengan nilai agunan yang

diperkenankan.

Perseroan berpendapat bahwa persentase kerugian di atas adalah sesuai dengan tingkat kerugian

kredit serupa di dalam industri perbankan Indonesia (peer data). Penggunaan pendekatan ini juga

sesuai dengan Surat Edaran Bank Indonesia No. 11/33/DPNP tanggal 8 Desember 2009 tentang

perubahan atas Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia (“PAPI”) 2008 mengenai ketentuan transisi

Page 50: ATAU KECUKUPAN ISI PROSPEKTUS INI. SETIAP ... PUT III PT Bank...ATAU SERTIFIKAT BUKTI HMETD ATAU DOKUMEN-DOKUMEN LAIN YANG BERKAITAN DENGAN PUT III INI, MAKA DOKUMEN-DOKUMEN TERSEBUT

PT Bank of India Indonesia Tbk

32

atas estimasi penurunan nilai kredit secara kolektif bagi bank yang memenuhi syarat, dimana Bank

Indonesia mengizinkan penerapan ketentuan transisi tersebut sampai dengan tanggal 31 Desember

2011.

Efektif 1 Januari 2012, Perseroan mulai menerapkan statistical model analysis method yaitu migration

analysis method dengan menggunakan data historis kerugian kredit minimal 3 tahun dan

mempertimbangkan hal-hal berikut ini dalam menentukan penyisihan kerugian penurunan nilai kredit

secara kolektif:

• Data historis probability of default,

• Waktu pemulihan,

• Jumlah kerugian yang terjadi (loss given default), dan

• Pertimbangan pengalaman manajemen mengenai apakah kondisi ekonomi dan kredit saat ini

mungkin menyebabkan kerugian aktual lebih besar atau lebih kecil daripada jumlah yang

didasarkan pada pengalaman historis.

Jika pada periode berikutnya, jumlah kerugian penurunan nilai berkurang dan pengurangan tersebut

dapat dikaitkan secara obyektif pada peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai yang sebelumnya

diakui (seperti meningkatnya peringkat kredit debitur) harus dipulihkan, baik secara langsung maupun

dengan menyesuaikan akun cadangan. Jumlah pemulihan penurunan nilai diakui pada laporan laba

rugi dan penghasilan komprehensif lain.

Sehubungan dengan kepatuhan terhadap Bank Indonesia, Perseroan menerapkan Peraturan Bank

Indonesia No. 14/15/PBI/2012 tanggal 24 Oktober 2012 tentang “Penilaian Kualitas Aset Bank Umum”

sebagai panduan untuk menghitung minimum Penyisihan Penghapusan Aset Produktif (PPAP) yang

wajib dibentuk sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia.

Aset produktif terdiri dari giro pada Bank Indonesia dan bank lain, penempatan pada Bank Indonesia

dan bank lain, efek-efek, obligasi pemerintah dan komitmen dan kontinjensi yang mempunyai risiko

kredit.

Penyisihan Penghapusan Aset Produktif yang harus dihitung sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia

adalah sebagai berikut:

a. 1% dari aset produktif yang digolongkan Lancar, di luar penempatan pada Bank Indonesia, Obligasi

Pemerintah, instrumen hutang lain yang diterbitkan oleh Pemerintah Republik Indonesia dan aset

produktif yang dijamin dengan agunan tunai;

b. 5% dari aset produktif yang digolongkan Dalam Perhatian Khusus setelah dikurangi agunan;

c. 15% dari aset produktif yang digolongkan Kurang Lancar setelah dikurangi agunan;

d. 50% dari aset produktif yang digolongkan Diragukan setelah dikurangi agunan; dan

e. 100% dari aset produktif yang digolongkan Macet setelah dikurangi agunan.

Kriteria penilaian nilai agunan yang dapat dikurangkan dalam penghitungan penyisihan penghapusan

aset sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia.

Saldo aset produktif dihapusbukukan pada saat manajemen Perseroan berpendapat bahwa aset

produktif tersebut tidak dapat tertagih. Ketika pinjaman yang diberikan tidak tertagih, kredit tersebut

dihapusbukukan dengan menjurnal balik cadangan kerugian penurunan nilai. Pinjaman yang diberikan

tersebut dapat dihapusbukukan setelah semua prosedur yang diperlukan telah dilakukan dan jumlah

kerugian telah ditentukan.

Page 51: ATAU KECUKUPAN ISI PROSPEKTUS INI. SETIAP ... PUT III PT Bank...ATAU SERTIFIKAT BUKTI HMETD ATAU DOKUMEN-DOKUMEN LAIN YANG BERKAITAN DENGAN PUT III INI, MAKA DOKUMEN-DOKUMEN TERSEBUT

PT Bank of India Indonesia Tbk

33

Penerimaan kemudian atas pinjaman yang diberikan yang telah dihapusbukukan, pada periode

berjalan dikreditkan dengan menyesuaikan pada akun cadangan kerugian penurunan nilai.

Penurunan nilai aset non-keuangan

Sebelum 1 Januari 2011, Perseroan menentukan cadangan kerugian penurunan nilai atas komitmen

dan kontinjensi yang memiliki risiko kredit berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No. 7/2/PBI/2005

tanggal 20 Januari 2005 dan sesuai dengan Surat Bank Indonesia No. 12/516/DPNP/IDPnP tanggal

21 September 2010.

Penentuan cadangan kerugian penurunan nilai atas transaksi komitmen dan kontinjensi diklasifikasikan

menjadi lima kategori dengan persentase minimum atas cadangan penyisihan kerugian sebagai

berikut:

Klasifikasi Persentase minimum cadangan kerugian

penurunan nilai

Lancar 1%

Dalam Perhatian Khusus 5%

Kurang Lancar 15%

Diragukan 50%

Macet 100%

Persentase di atas berlaku untuk komitmen dan kontinjensi (fasilitas pinjaman committed yang

diberikan yang belum digunakan, letter of credit dan bank garansi yang diberikan), dikurangi nilai

agunan, kecuali untuk komitmen dan kontinjensi yang dikategorikan sebagai lancar, dimana

persentasenya berlaku langsung atas saldo komitmen dan kontinjensi yang bersangkutan.

Sejak tanggal 1 Januari 2011, Perseroan menentukan cadangan kerugian penurunan nilai atas

komitmen dan kontinjensi yang memiliki risiko kredit berdasarkan selisih antara nilai amortisasi (nilai

tercatat) dan present value atas pembayaran liabilitas yang diharapkan akan terjadi (ketika

pembayaran atas jaminan tersebut menjadi probable).

Sebelum 1 Januari 2011, cadangan kerugian penurunan nilai untuk agunan yang diambil alih

ditetapkan sebagai berikut:

Klasifikasi Periode

Lancar Sampai dengan 1 tahun

Kurang lancar Lebih dari 1 tahun sampai dengan 3 tahun

Diragukan Lebih dari 3 tahun sampai dengan 5 tahun

Macet Lebih dari 5 tahun

Berdasarkan Surat Bank Indonesia No. 13/658/DPNP/IDPnP, tanggal 23 Desember 2011, Perseroan

tidak diwajibkan lagi untuk membentuk penyisihan kerugian atas aset non-produktif dan estimasi

kerugian komitmen dan kontinjensi. Namun, Perseroan tetap harus menghitung cadangan kerugian

penurunan nilai mengacu pada standar akuntansi yang berlaku. Perseroan telah melakukan beberapa

penyesuaian dengan menjurnal balik penyisihan kerugian untuk aset non-produktif dan estimasi

kerugian komitmen dan kontinjensi dan telah dibebankan dalam laporan laba rugi komprehensif untuk

tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dengan pertimbangan materialitas.

Page 52: ATAU KECUKUPAN ISI PROSPEKTUS INI. SETIAP ... PUT III PT Bank...ATAU SERTIFIKAT BUKTI HMETD ATAU DOKUMEN-DOKUMEN LAIN YANG BERKAITAN DENGAN PUT III INI, MAKA DOKUMEN-DOKUMEN TERSEBUT

PT Bank of India Indonesia Tbk

34

Sejak tanggal 1 Januari 2011, Perseroan menentukan cadangan kerugian penurunan nilai atas agunan

yang diambil alih berdasarkan pada nilai yang lebih rendah antara nilai tercatat dan nilai bersih yang

dapat direalisasi (net realizable value).

Nilai tercatat dari aset yang bukan aset keuangan Perseroan, kecuali aset pajak tangguhan, ditelaah

setiap tanggal pelaporan untuk menentukan apakah terdapat indikasi penurunan nilai. Jika indikasi

tersebut ada, maka nilai yang dapat dipulihkan dari aset tersebut akan diestimasi.

Nilai yang dapat diperoleh kembali dari suatu aset atau unit penghasil kas adalah sebesar jumlah yang

lebih tinggi antara nilai pakainya dan nilai wajar aset atau unit penghasil kas dikurangi biaya untuk

menjual. Dalam menilai nilai pakai, estimasi arus kas masa depan didiskontokan ke nilai sekarang

dengan menggunakan tingkat diskonto sebelum pajak yang mencerminkan penilaian pasar saat ini

terhadap nilai kas kini dan risiko spesifik terhadap aset tersebut.

Cadangan penurunan nilai diakui pada tahun sebelumnya dinilai pada setiap tanggal pelaporan untuk

melihat adanya indikasi bahwa kerugian telah menurun atau tidak ada lagi. Kerugian penurunan nilai

dijurnal balik jika terdapat perubahan estimasi yang digunakan dalam menentukan nilai yang dapat

dipulihkan.

Cadangan kerugian penurunan nilai dijurnal balik hanya hingga nilai tercatat yang telah ditentukan,

dikurangi dengan depresiasi atau amortisasi, jika cadangan penurunan nilai tidak pernah diakui.

f. Aset tetap

Perseroan menerapkan PSAK No 16 (Penyesuaian 2015), "Aset Tetap". Penyesuaian PSAK ini juga

mengatur akuntansi tanah dan sekaligus mencabut PSAK No. 47, "Akuntansi Tanah".

Biaya perolehan awal aset tetap meliputi harga perolehan, termasuk bea impor dan pajak pembelian

yang tidak boleh dikreditkan dan biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung untuk

membawa aset ke lokasi dan kondisi yang diinginkan sesuai dengan tujuan penggunaan yang

ditetapkan.

Sejak Desember 2015, Perseroan melakukan perubahan kebijakan akuntansi atas tanah dan bangunan

dari model biaya menjadi model revaluasi.

Tanah dan bangunan disajikan sebesar nilai wajar, dikurangi akumulasi penyusutan untuk bangunan.

Penilaian terhadap tanah dan bangunan dilakukan oleh penilai independen eksternal yang telah

memiliki sertifikasi. Penilaian atas aset tersebut dilakukan secara berkala untuk memastikan bahwa

nilai wajar aset yang direvaluasi tidak berbeda secara material dengan nilai tercatatnya. Akumulasi

penyusutan pada tanggal revaluasi dieliminasi terhadap nilai tercatat bruto aset, dan nilai netonya

disajikan kembali sebesar nilai revaluasian aset tetap.

Revaluasi dilakukan dengan keteraturan yang memadai untuk memastikan bahwa nilai wajar dari aset

yang dinilai kembali tidak berbeda material dari nilai tercatatnya.

Kenaikan nilai tercatat yang timbul dari revaluasi tanah dan bangunan dicatat sebagai “Cadangan

Revaluasi Aset” dan disajikan sebagai “Pendapatan Komprehensif Lain”. Penurunan nilai tercatat yang

timbul dari revaluasi dicatat sebagai beban pada tahun berjalan. Apabila aset tersebut memiliki saldo

“Keuntungan Revaluasi Aset Tetap” yang disajikan sebagai “Pendapatan Komprehensif Lain”, maka

selisih penurunan nilai tercatat tersebut dibebankan terhadap “Keuntungan Revaluasi Aset Tetap” dan

sisanya diakui sebagai beban tahun berjalan.

Page 53: ATAU KECUKUPAN ISI PROSPEKTUS INI. SETIAP ... PUT III PT Bank...ATAU SERTIFIKAT BUKTI HMETD ATAU DOKUMEN-DOKUMEN LAIN YANG BERKAITAN DENGAN PUT III INI, MAKA DOKUMEN-DOKUMEN TERSEBUT

PT Bank of India Indonesia Tbk

35

Surplus revaluasi tanah dan bangunan yang telah disajikan dalam ekuitas dipindahkan langsung ke

saldo laba pada saat aset tersebut dihentikan pengakuannya.

Aset tetap, kecuali tanah, dinyatakan sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan

rugi penurunan nilai. Biaya perolehan termasuk biaya penggantian bagian aset tetap saat biaya

tersebut terjadi, jika memenuhi kriteria pengakuan. Selanjutnya, pada saat inspeksi yang signifikan

dilakukan, biaya inspeksi itu diakui ke dalam jumlah nilai tercatat (“carrying amount”) aset tetap

sebagai suatu penggantian jika memenuhi kriteria pengakuan. Semua biaya pemeliharaan dan

perbaikan yang tidak memenuhi kriteria pengakuan diakui dalam laporan laba rugi dan penghasilan

komprehensif lain pada saat terjadinya.

Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode saldo menurun ganda (double declining balance

method), kecuali untuk bangunan yang dihitung dengan menggunakan metode garis lurus (straight-

line method), berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis aset tetap sebagai berikut:

Tahun % per Tahun

Bangunan 20 5

Perlengkapan dan peralatan kantor 4 – 8 25-12,5

Kendaraan bermotor 4 – 8 25-12,5

Renovasi sewa 4 25

Masa manfaat ekonomis, nilai residu dan metode penyusutan direviu setiap akhir tahun dan pengaruh

dari setiap perubahan estimasi tersebut berlaku prospektif.

Sebelum Desember 2015, tanah dinyatakan sebesar harga perolehan dan tidak diamortisasi karena

manajemen berpendapat bahwa besar kemungkinan hak atas tanah tersebut dapat

diperbarui/diperpanjang pada saat jatuh tempo.

Sebelum Desember 2015, bangunan dicatat menggunakan metode biaya dan dinyatakan sebesar

harga perolehan dikurangi dengan akumulasi penyusutan.

Pada saat inspeksi yang signifikan dilakukan, biaya inspeksi itu diakui ke dalam jumlah tercatat

(carrying amount) aset tetap sebagai suatu penggantian jika memenuhi kriteria pengakuan. Semua

biaya pemeliharaan dan perbaikan yang tidak memenuhi kriteria pengakuan diakui dalam laba rugi

pada saat terjadinya. Pada setiap akhir tahun buku, nilai residu, umur manfaat, dan metode

penyusutan ditelaah kembali dan jika sesuai dengan keadaan, disesuaikan secara prospektif.

Jumlah tercatat aset tetap dihentikan pengakuannya pada saat dilepaskan atau saat tidak ada manfaat

ekonomis masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya. Laba atau rugi yang

timbul dari penghentian pengakuan aset (dihitung sebagai perbedaan antara jumlah neto hasil

pelepasan dan nilai tercatat dari aset) dimasukkan dalam laporan laba rugi dan penghasilan

komprehensif lain pada tahun aset tersebut dihentikan pengakuannya.

Pada setiap akhir periode/tahun buku, nilai residu, umur manfaat ekonomis dan metode penyusutan

dikaji ulang dan jika tidak sesuai dengan keadaan akan disesuaikan secara prospektif.

g. Liabilitas imbalan pasca-kerja

Pesangon pemutusan kontrak kerja terhutang ketika karyawan dihentikan kontrak kerjanya sebelum

usia pensiun normal. Perseroan mengakui pesangon pemutusan kontrak kerja ketika Perseroan

menunjukkan komitmennya untuk memutuskan kontrak kerja dengan karyawan berdasarkan suatu

Page 54: ATAU KECUKUPAN ISI PROSPEKTUS INI. SETIAP ... PUT III PT Bank...ATAU SERTIFIKAT BUKTI HMETD ATAU DOKUMEN-DOKUMEN LAIN YANG BERKAITAN DENGAN PUT III INI, MAKA DOKUMEN-DOKUMEN TERSEBUT

PT Bank of India Indonesia Tbk

36

rencana formal terperinci yang kecil kemungkinannya untuk dibatalkan. Biaya pemutusan kontrak

kerja diakui pada periode ketika Perseroan telah menunjukkan komitmennya untuk mengurangi secara

signifikan jumlah pekerja yang ditanggung oleh program.

Perseroan mengakui penyisihan imbalan kerja berdasarkan Undang-undang No. 13/2003. Penyisihan

tersebut diakui berdasarkan perhitungan aktuaris. Metode perhitungan aktuaria yang digunakan

aktuaris adalah metode Projected Unit Credit.

Liabilitas imbalan pasti yang diakui dalam laporan posisi keuangan adalah nilai kini liabilitas imbalan

pasti pada tanggal laporan posisi keuangan disesuaikan dengan keuntungan atau kerugian aktuarial

dan biaya jasa lalu yang belum diakui.

Nilai kini liabilitas imbalan pasti ditentukan dengan mendiskontokan arus kas estimasi menggunakan

tingkat bunga Obligasi Pemerintah (dengan pertimbangan saat ini tidak ada pasar aktif untuk obligasi

korporasi berkualitas tinggi) dalam mata uang yang sama dengan mata uang imbalan yang akan

dibayarkan dan waktu jatuh tempo yang kurang lebih sama dengan waktu jatuh tempo liabilitas

pensiun yang bersangkutan.

Pengukuran kembali dapat timbul dari perubahan pada asumsi-asumsi aktuarial yang dibebankan atau

dikreditkan ke ekuitas di penghasilan komprehensif lain dan disajikan bagian dari penghasilan

komprehensif lain di ekuitas.

Biaya jasa lalu diakui segera di laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain.

h. Pajak penghasilan

Perseroan menerapkan PSAK No. 46 (Revisi 2014), yang mengharuskan Perseroan untuk

memperhitungkan konsekuensi pajak kini dan pajak masa depan atas pemulihan di masa depan

(penyelesaian) dari jumlah tercatat aset (liabilitas) yang diakui dalam laporan posisi keuangan, dan

transaksi - transaksi serta peristiwa lain yang terjadi dalam periode berjalan yang diakui dalam laporan

keuangan.

Beban pajak kini untuk tahun berjalan dihitung berdasarkan taksiran penghasilan kena pajak dalam

periode yang bersangkutan. Penangguhan pajak penghasilan dilakukan untuk mencerminkan pengaruh

pajak atas beda temporer antara dasar pelaporan komersial dan pajak atas aset dan liabilitas dan

akumulasi rugi fiskal.

Aset dan liabilitas pajak tangguhan diakui atas konsekuensi pajak periode mendatang yang timbul dari

perbedaan jumlah tercatat aset dan liabilitas menurut laporan keuangan dengan dasar pengenaan

pajak aset dan liabilitas.

Liabilitas pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer kena pajak dan aset pajak

tangguhan diakui untuk perbedaan temporer yang boleh dikurangkan, sepanjang besar kemungkinan

dapat dimanfaatkan untuk mengurangi laba kena pajak pada masa datang.

Pajak tangguhan diukur dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara substansial telah

berlaku pada tanggal laporan posisi keuangan. Pajak tangguhan dibebankan atau dikreditkan dalam

laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain, kecuali pajak tangguhan yang dibebankan atau

dikreditkan langsung ke ekuitas.

Aset dan liabilitas pajak tangguhan disajikan di laporan posisi keuangan, atas dasar kompensasi sesuai

dengan penyajian aset dan liabilitas pajak kini.

Page 55: ATAU KECUKUPAN ISI PROSPEKTUS INI. SETIAP ... PUT III PT Bank...ATAU SERTIFIKAT BUKTI HMETD ATAU DOKUMEN-DOKUMEN LAIN YANG BERKAITAN DENGAN PUT III INI, MAKA DOKUMEN-DOKUMEN TERSEBUT

PT Bank of India Indonesia Tbk

37

i. Laba per saham dasar

Perseroan menerapkan PSAK No. 56 (Revisi 2011), yang menetapkan prinsip penentuan dan penyajian

laba per saham.

Laba per saham dasar dihitung dengan membagi total laba dengan jumlah rata-rata tertimbang saham

biasa yang beredar pada tahun yang bersangkutan.

3. ANALISIS KEUANGAN

Analisis dan pembahasan yang disajikan di bawah ini disusun berdasarkan, serta harus dibaca bersama-

sama dengan mengacu pada laporan keuangan Perseroan untuk periode enam bulan yang berakhir pada

tanggal 30 Juni 2017 dan 2016 dan untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2016 dan

2015.

Laporan keuangan Perseroan untuk periode 6 (enam) bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2017 telah

diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Aria Kanaka & Rekan (Member of Mazars) dan ditandatangani oleh

Akuntan Publik Dudi Hadi Santoso dengan pendapat wajar tanpa modifikasian. Laporan keuangan

Perseroan untuk periode 6 (enam) bulan yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2016 telah riviu oleh

Kantor Akuntan Publik Aria Kanaka & Rekan (Member of Mazars) dan ditandatangani oleh Akuntan Publik

Dudi Hadi Santoso dengan kesimpulan tidak ada hal-hal yang menjadi perhatian yang menyebabkan bahwa

laporan keuangan tidak menyajikan secara wajar dalam semua hal yang material, kinerja keuangan dan

arus kas. Laporan keuangan Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 telah

diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Gani Sigiro dan Handayani (Member of Grant Thornton International

Ltd) dan ditandatangani oleh Akuntan Publik Renie Feriana, CPA dengan pendapat wajar tanpa

modifikasian.

Laporan Laba Rugi dan penghasilan Komprehensif (dalam jutaan Rupiah)

Keterangan 30 Juni 31 Desember

2017 2016 2016 2015

Pendapatan bunga 163.385 218.658 408.092 553.935

Beban bunga (83.104) (146.207) (247.804) (364.277)

Pendapatan bunga – bersih 80.281 72.451 160.288 189.658

Pendapatan operasional lainnya 15.863 6.362 9.992 25.176

Beban operasional lainnya (38.475) (31.565) (65.550) (63.082)

Pembentukan cadangan kerugian penurunan

nilai

(31.335) (589.636) (678.723) (197.497)

Laba (rugi) operasional – bersih 26.334 (542.388) (573.993) (45.745)

Pendapatan (beban) non-operasional – bersih (135.375) 510 (1.051) (1.855)

Laba (rugi) sebelum pajak penghasilan (109.041) (541.878) (575.044) (47.600)

Manfaat (Beban) pajak penghasilan 7.972 66.001 70.042 2.933

Laba (rugi) bersih tahun berjalan (101.069) (475.877) (505.002) (44.667)

Penghasilan (rugi) komprehensif lain 888 (829) (1.670) 119.187

Laba (rugi) komprehensif tahun berjalan (100.181) (476.706) (506.672) 74.520

Page 56: ATAU KECUKUPAN ISI PROSPEKTUS INI. SETIAP ... PUT III PT Bank...ATAU SERTIFIKAT BUKTI HMETD ATAU DOKUMEN-DOKUMEN LAIN YANG BERKAITAN DENGAN PUT III INI, MAKA DOKUMEN-DOKUMEN TERSEBUT

PT Bank of India Indonesia Tbk

38

Pendapatan Bunga (dalam jutaan Rupiah)

Keterangan 30 Juni 31 Desember

2017 2016 2016 2015

Kredit yang diberikan 126.682 167.875 312.399 438.765

Efek-efek 25.026 46.257 87.263 96.222

Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain 11.576 3.673 7.007 17.427

Provisi dan komisi 101 853 1.423 1.521

Jumlah pendapatan bunga 163.385 218.658 408.092 553.935

163,385

218,658

408,902

553,935

JUNI 2017 JUNI 2016 DES 2016 DES 2015

Pendapatan Bunga

(dalam jutaan Rupiah)

Periode 6 (enam) bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2017 dibandingkan dengan 6 (enam) bulan

yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2016

Pendapatan bunga Perseroan untuk periode 6 (enam) bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2017

adalah sebesar Rp 163.385 juta, menurun sebesar Rp 55.273 juta atau 25,28% dari pendapatan bunga

Perseroan untuk periode 6 (enam) bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2016 sebesar Rp 218.658 juta.

Menurunnya pendapatan bunga Perseroan seiring dengan penurunan dari aset Perseroan per 30 Juni 2017,

terutama dari sisi penurunan kredit yang diberikan dan peningkatan volume trade finance. Selama tahun

2017, penurunan kredit bersih adalah sebesar Rp 31.864 juta. Ditambah lagi sejalan dengan peningkatan BI

Reverse Repo rate sebagai suku bunga acuan pada tahun 2016 sehingga Perseroan meningkatkan suku

bunga kredit pada tahun 2017.

Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2016 dibandingkan dengan tahun yang berakhir pada

tanggal 31 Desember 2015

Pendapatan bunga Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2016 adalah sebesar

Rp 408.902 juta, menurun sebesar Rp 145.843 juta atau 26,33% dari pendapatan bunga Perseroan untuk

untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 sebesar Rp 553.935 juta. Menurunnya

pendapatan bunga Perseroan disebabkan oleh menurunnya kredit yang diberikan dan penempatan efek-

efek dari tahun 2015 ke tahun 2016.

Page 57: ATAU KECUKUPAN ISI PROSPEKTUS INI. SETIAP ... PUT III PT Bank...ATAU SERTIFIKAT BUKTI HMETD ATAU DOKUMEN-DOKUMEN LAIN YANG BERKAITAN DENGAN PUT III INI, MAKA DOKUMEN-DOKUMEN TERSEBUT

PT Bank of India Indonesia Tbk

39

Beban Bunga (dalam jutaan Rupiah)

Keterangan 30 Juni 31 Desember

2017 2016 2016 2015

Simpanan

Deposito berjangka 75.258 135.152 228.528 342.843

Tabungan 2.788 2.823 5.812 5.533

Jasa giro 1.306 1.461 2.803 2.927

Interbank Call Money

Lainnya

439

-

2.121

-

3.220

108

3.858

-

Premi program penjaminan simpanan 3.313 4.650 7.333 9.116

Jumlah beban bunga 83.104 146.207 247.804 364.277

Periode 6 (enam) bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2017 dibandingkan dengan 6 (enam) bulan

yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2016

Beban bunga Perseroan untuk periode 6 (enam) bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2017 adalah

sebesar Rp 83.104 juta, menurun sebesar Rp 63.103 juta atau 43,16% dari beban bunga Perseroan untuk

periode 6 (enam) bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2016 sebesar Rp 146.207 juta. Penurunan

terutama disebabkan oleh menurunnya beban bunga yang berasal dari simpanan nasabah sejalan dengan

menurunnya volume simpanan nasabah.

Beban bunga yang berasal dari simpanan nasabah untuk periode 6 (enam) bulan yang berakhir pada

tanggal 30 Juni 2017 adalah sebesar Rp 79.352 juta, menurun sebesar Rp 60.084 juta atau 43,09% dari

beban bunga yang berasal dari simpanan nasabah untuk periode 6 (enam) bulan yang berakhir pada

tanggal 30 Juni 2016 sebesar Rp 139.436 juta.

Beban bunga yang berasal dari Interbank Call Money untuk periode 6 (enam) bulan yang berakhir pada

tanggal 30 Juni 2017 adalah sebesar Rp 439 juta, menurun sebesar Rp 1.682 juta atau 79,30% dari beban

bunga yang berasal dari Interbank Call Money untuk periode 6 (enam) bulan yang berakhir pada tanggal 30

Juni 2015 sebesar Rp 2.121 juta. Terjadi penurunan biaya bunga atas Interbank Call Money yang disebabkan

adanya penurunan pinjaman antar bank-valuta asing (USD) dari jaringan internasional Bank of India. Dana

yang diterima dari pinjaman valuta asing ini dipergunakan untuk mendanai transaksi eksportir dalam

bentuk diskonto surat berharga ekspor.

Page 58: ATAU KECUKUPAN ISI PROSPEKTUS INI. SETIAP ... PUT III PT Bank...ATAU SERTIFIKAT BUKTI HMETD ATAU DOKUMEN-DOKUMEN LAIN YANG BERKAITAN DENGAN PUT III INI, MAKA DOKUMEN-DOKUMEN TERSEBUT

PT Bank of India Indonesia Tbk

40

Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2016 dibandingkan dengan tahun yang berakhir pada

tanggal 31 Desember 2015

Beban bunga Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2016 adalah sebesar Rp

247.804 juta, menurun sebesar Rp 116.473 juta atau 31,97% dari beban bunga Perseroan untuk untuk

tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 sebesar Rp 364.277 juta. Menurunnya beban bunga

Perseroan terutama disebabkan oleh penurunan beban bunga deposito berjangka sebesar Rp 114.315 juta

atau sebesar 33,34%.

Pendapatan Operasional lainnya

Periode 6 (enam) bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2017 dibandingkan dengan 6 (enam) bulan

yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2016

Pendapatan operasional lainnya untuk periode 6 (enam) bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2017

adalah sebesar Rp 15.863 juta, meningkat sebesar Rp 9.501 juta atau 149,34% dari pendapatan operasional

lainnya untuk periode 6 (enam) bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2016 sebesar

Rp 6.362 juta. Meningkatnya pendapatan operasional lainnya Perseroan disebabkan oleh peningkatan

portofolio kredit dan volume transaksi layanan perbankan.

Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2016 dibandingkan dengan tahun yang berakhir pada

tanggal 31 Desember 2015

Pendapatan operasional lainnya Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2016

adalah sebesar Rp 9.992 juta, menurun sebesar Rp 15.184 juta atau 60,31 % dari pendapatan operasional

lainnya Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 sebesar Rp 25.176 juta.

Meningkatnya pendapatan provisi dan komisi selain dari kredit - bersih Perseroan disebabkan oleh ekspansi

portofolio kredit dan kenaikan pemberian transaksi jasa perbankan.

Beban Operasional lainnya

Page 59: ATAU KECUKUPAN ISI PROSPEKTUS INI. SETIAP ... PUT III PT Bank...ATAU SERTIFIKAT BUKTI HMETD ATAU DOKUMEN-DOKUMEN LAIN YANG BERKAITAN DENGAN PUT III INI, MAKA DOKUMEN-DOKUMEN TERSEBUT

PT Bank of India Indonesia Tbk

41

Periode 6 (enam) bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2017 dibandingkan dengan 6 (enam) bulan

yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2016

Beban operasional lainnya Perseroan untuk periode 6 (enam) bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni

2017 adalah sebesar Rp 38.475 juta, meningkat sebesar Rp 6.910 juta atau 21,89% dari beban operasional

lainnya Perseroan untuk periode 6 (enam) bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2016 adalah Rp 31.565

juta. Kenaikan beban operasional lainnya disebabkan peningkatan biaya tenaga kerja serta biaya umum dan

administrasi.

Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2016 dibandingkan dengan tahun yang berakhir pada

tanggal 31 Desember 2015

Beban operasional lainnya Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2016 adalah

sebesar Rp. 65.550 juta, meningkat Rp. 2.468 juta atau 3,91% dari beban operasional lainnya Perseroan

untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 adalah sebesar Rp 63.082. Kenaikan beban

operasional lainnya disebabkan peningkatan biaya umum dan administrasi.

Laba (Rugi) Komprehensif Tahun Berjalan (dalam jutaan Rupiah)

Keterangan 30 Juni 31 Desember

2017 2016 2016 2015

Pendapatan (beban) non-operasional - bersih (135.375) 510 (1.051) (1.855)

Laba (rugi) sebelum pajak penghasilan (109.041) (541.878) (575.044) (47.600)

Manfaat (Beban) pajak penghasilan 7.972 66.001 70.042 2.933

Laba (rugi) bersih tahun berjalan (101.069) (475.877) (505.002) (44.667)

Mutasi sehubungan dengan surplus revaluasi aset tetap

Mutasi sehubungan dengan pengukuran kembali atas

program imbalan pasti

Mutasi sehubungan dengan perubahan nilai wajar

pemilikan efek yang tersedia untuk dijual – bersih

Pajak penghasilan terkait

-

552

474

(138)

-

(812)

(220)

203

-

(1.625)

(451)

406

126.613

3.373

(413)

(10.386)

Total (rugi) laba komprehensif tahun berjalan (100.181) (476.706) (506.672) 74.520

Periode 6 (enam) bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2017 dibandingkan dengan 6 (enam) bulan

yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2016

Page 60: ATAU KECUKUPAN ISI PROSPEKTUS INI. SETIAP ... PUT III PT Bank...ATAU SERTIFIKAT BUKTI HMETD ATAU DOKUMEN-DOKUMEN LAIN YANG BERKAITAN DENGAN PUT III INI, MAKA DOKUMEN-DOKUMEN TERSEBUT

PT Bank of India Indonesia Tbk

42

Perseroan membukukan rugi bersih untuk periode 6 (enam) bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2017

adalah sebesar Rp 100.181 juta, menurun sebesar Rp 376.525 juta atau 78,98% dari rugi bersih untuk

periode 6 (enam) bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2016 sebesar Rp 476.706 juta. Menurunnya rugi

bersih Perseroan disebabkan oleh penurunan pembentukan cadangan kerugian penurunan nilai aset

keuangan.

Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2016 dibandingkan dengan tahun yang berakhir pada

tanggal 31 Desember 2015

Perseroan membukukan rugi bersih untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2016 adalah

sebesar Rp 506.672 juta, menurun sebesar Rp 581.192 juta atau 779,91% dari Perseroan membukukan laba

bersih untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 sebesar Rp 74.520 juta. Menurunnya

laba bersih Perseroan disebabkan oleh kenaikan pembentukan cadangan kerugian penurunan nilai.

Aset, Liabilitas dan Ekuitas

a. Aset

Tabel berikut ini menunjukkan komposisi aset Perseroan pada tanggal 30 Juni 2017, 31 Desember 2016

dan 2015 sebagai berikut: (dalam jutaan Rupiah)

Keterangan 30 Juni 31 Desember

2017 2016 2015

Aset

Kas 16.514 8.737 13.519

Giro pada Bank Indonesia 232.252 234.752 409.940

Giro pada bank lain 167.882 58.529 83.505

Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain 857.921 118.974 78.964

Tagihan derivatif - 29 1.673

Kredit yang diberikan - bersih 2.160.084 2.191.948 3.401.455

Tagihan akseptasi 40.049 33.585 99.867

Efek-efek – bersih 345.394 1.182.154 1.568.732

Biaya dibayar dimuka 3.276 3.216 3.035

Aset pajak tangguhan - bersih 76.476 68.642 -

Aset tetap - bersih 123.056 141.922 144.834

Aset tak berwujud - bersih 2.213 2.801 4.848

Aset lain-lain - bersih 188.522 260.785 277.111

Jumlah aset 4.213.639 4.306.074 6.087.483

Page 61: ATAU KECUKUPAN ISI PROSPEKTUS INI. SETIAP ... PUT III PT Bank...ATAU SERTIFIKAT BUKTI HMETD ATAU DOKUMEN-DOKUMEN LAIN YANG BERKAITAN DENGAN PUT III INI, MAKA DOKUMEN-DOKUMEN TERSEBUT

PT Bank of India Indonesia Tbk

43

Pada tanggal 30 Juni 2017 dibandingkan dengan tanggal 31 Desember 2016

Jumlah aset Perseroan pada tanggal 30 Juni 2017 adalah sebesar Rp 4.213.639 juta mengalami

penurunan sebesar Rp 92.435 juta atau 2,15% dibandingkan jumlah aset pada tanggal 31 Desember

2016 sebesar Rp 4.306.074 juta. Sebagian besar penurunan aset disebabkan penurunan efek-efek

produktif sebesar 72,06%

Pada tanggal 31 Desember 2016 dibandingkan dengan tanggal 31 Desember 2015

Jumlah aset Perseroan pada tanggal 31 Desember 2016 adalah sebesar Rp 4.306.074 juta mengalami

penurunan sebesar Rp 1.781.409 juta atau 29,26% dibandingkan jumlah aset pada tanggal 31

Desember 2015 sebesar Rp 6.087.483 juta. Perseroan selalu menetapkan efisiensi yang tinggi dalam

aset-asetnya dalam arti berfokus pada penanaman dana dalam aset produktif.

Aset Likuid

Aset likuid dimaksudkan untuk memenuhi komitmen kepada nasabah dan pihak lainnya, baik untuk

kebutuhan uang tunai, pembayaran kembali dana pihak ketiga, pemberian kredit dan memenuhi

kebutuhan likuiditas lainnya. Adapun komposisi aset likuid Perseroan terdiri dari kas, giro pada Bank

Indonesia, giro pada bank lain, penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain dan Sertifikat Bank

Indonesia (SBI) yang jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang dari tanggal perolehan dan yang

tidak dijaminkan serta tidak dibatasi penggunaannya. (dalam jutaan Rupiah)

Keterangan 30 Juni 31 Desember

2017 2016 2015

Kas 16.514 8.737 13.519

Giro pada Bank Indonesia 232.252 234.752 409.940

Giro pada Bank Lain 168.037 58.677 83.662

Penempatan pada Bank Indonesia dan Bank Lain 857.921 118.974 78.964

Jumlah aset likuid 1.274.724 421,140 586.085

Pada tanggal 30 Juni 2017 dibandingkan dengan tanggal 31 Desember 2016

Jumlah aset likuid Perseroan pada tanggal 30 Juni 2017 adalah sebesar Rp 1.274.724 juta mengalami

peningkatan sebesar Rp 853.584 juta atau 202,68% dibandingkan jumlah aset pada tanggal 31

Page 62: ATAU KECUKUPAN ISI PROSPEKTUS INI. SETIAP ... PUT III PT Bank...ATAU SERTIFIKAT BUKTI HMETD ATAU DOKUMEN-DOKUMEN LAIN YANG BERKAITAN DENGAN PUT III INI, MAKA DOKUMEN-DOKUMEN TERSEBUT

PT Bank of India Indonesia Tbk

44

Desember 2016 sebesar Rp 421.140 juta. Peningkatan ini terutama disebabkan karena peningkatan

dana pihak ketiga yang harus didukung dengan peningkatan jumlah lukuiditas.

Pada tanggal 31 Desember 2016 dibandingkan dengan tanggal 31 Desember 2015

Jumlah aset likuid Perseroan pada tanggal 31 Desember 2016 adalah sebesar Rp 421.140 juta

mengalami penurunan sebesar Rp 164.945 juta atau 28.14% dibandingkan jumlah aset pada tanggal

31 Desember 2015 sebesar Rp 586.085 juta. Penurunan ini terutama disebabkan karena penurunan

dana pihak ketiga yang harus didukung dengan penurunan jumlah likuiditas.

Aset Produktif

Aset produktif terdiri atas giro pada Bank Indonesia, giro pada bank lain, penempatan pada Bank

Indonesia dan bank lain, tagihan derivatif, kredit yang diberikan, efek-efek, tagihan akseptasi,

komitmen dan kontijensi yang memiliki risiko kredit. (dalam jutaan Rupiah)

Keterangan 30 Juni 31 Desember

2017 2016 2015

Giro pada Bank Indonesia 232.252 234.752 409.940

Giro pada bank lain 167.882 58.529 83.505

Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain 857.921 118.974 78.964

Tagihan derivatif - bersih - 29 1.673

Kredit yang diberikan – bersih 2.160.084 2.191.948 3.401.455

Efek-efek - bersih 345.394 1.182.154 1.568.732

Tagihan akseptasi 40.049 33.585 99.867

Komitmen dan kontijensi yang memiliki risiko kredit 425.487 383.967 853.314

Jumlah aset produktif 4.229.069 4.203.938 6.497.450

Pada tanggal 30 Juni 2017 dibandingkan dengan tanggal 31 Desember 2016

Jumlah aset produktif Perseroan pada tanggal 30 Juni 2017 adalah sebesar Rp 4.229.069 juta

mengalami kenaikan sebesar Rp 25.131 juta atau 0,59% dibandingkan jumlah aset pada tanggal 31

Desember 2016 sebesar Rp 4.203.938 juta. Peningkatan ini terutama disebabkan karena peningkatan

penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain dan peningkatan komitmen dan kontinjensi yang

memiliki risiko kredit.

Pada tanggal 31 Desember 2016 dibandingkan dengan tanggal 31 Desember 2015.

Jumlah aset produktif Perseroan pada tanggal 31 Desember 2016 adalah sebesar Rp 4.203.938 juta

mengalami penurunan sebesar Rp 2.293.512 juta atau (35,29)% dibandingkan jumlah aset pada

tanggal 31 Desember 2015 sebesar Rp 6.497.450 juta. Penurunan ini terutama disebabkan karena

penurunan kredit yang diberikan , penurunan portofolio efek-efek , penurunan tagihan akseptasi dan

penurunan komitmen dan kontinjensi yang memiliki risiko kredit.

Kredit yang Diberikan

Kredit yang diberikan - bersih berdasarkan sektor ekonomi adalah sebagai berikut: (dalam jutaan Rupiah)

Keterangan 30 Juni 31 Desember

2017 2016 2015

Perdagangan 1.242.169 1.221.326 1.560.413

Industri 413.540 567.645 1.096.050

Jasa bisnis 169.379 160.012 212.794

Page 63: ATAU KECUKUPAN ISI PROSPEKTUS INI. SETIAP ... PUT III PT Bank...ATAU SERTIFIKAT BUKTI HMETD ATAU DOKUMEN-DOKUMEN LAIN YANG BERKAITAN DENGAN PUT III INI, MAKA DOKUMEN-DOKUMEN TERSEBUT

PT Bank of India Indonesia Tbk

45

Keterangan 30 Juni 31 Desember

2017 2016 2015

Transportasi 69.254 69.040 103.341

Konstruksi 50.746 46.460 63.643

Pertanian 1.843 975 27.706

Jasa pelayanan sosial 8.352 11.280 12.654

Pertambangan 86.807 200.894 201.419

Lain-lain 173.809 222.530 314.767

Total kredit yang diberikan 2.215.899 2.500.162 3.592.787

Cadangan kerugian penurunan nilai (55.815) (308.214) (191.332)

Total kredit yang diberikan – bersih 2.160.084 2.191.948 3.401.455

Pada tanggal 30 Juni 2017 dibandingkan dengan tanggal 31 Desember 2016

Kredit yang diberikan Perseroan pada tanggal 30 Juni 2017 adalah sebesar Rp 2.160.084 juta

mengalami penurunan sebesar Rp 31.864 juta atau -1,45% dibandingkan kredit yang diberikan pada

tanggal 31 Desember 2016 sebesar Rp 2.191.948 juta. Hingga saat ini Perseroan masih terfokus pada

pembiayaan sektor komersil dalam perdagangan, manufaktur ataupun jasa.

Pada tanggal 31 Desember 2016 dibandingkan dengan tanggal 31 Desember 2015

Kredit yang diberikan Perseroan pada tanggal 31 Desember 2016 adalah sebesar Rp 2.191.948 juta

mengalami penurunan sebesar Rp 1.209.507 juta atau 35,36% dibandingkan kredit yang diberikan

pada tanggal 31 Desember 2015 sebesar Rp 3.401.455 juta. Peningkatan ini disebabkan kenaikan

pembiayaan oleh Perseroan kepada sektor riil-komersial.

Kualitas Kredit yang Diberikan

Berikut ini merupakan komposisi kualitas kredit yang diberikan Perseroan pada tanggal 30 Juni 2017,

31 Desember 2016 dan 2015: (dalam jutaan Rupiah)

Keterangan

30 Juni 31 Desember

2017 2016 2015

Rp % Rp % Rp %

Lancar 1.883.387 84,99 1.817.826 72,71 2.693.490 74,97

Dalam perhatian khusus 229,196

10,34 286.785

11,47 579.542 16,13

Kurang lancar 3.292 0,15 20.255 0.81 711 0,02

Diragukan 34,764 1,57 - - 2.880 0,08

Macet 65.260 2,95 375.296 15,01 316.164 8,80

Total-bruto 2.215.899 100 2.500.162 100 3.592.787 100

Cadangan penurunan nilai (55.815) (308.214) (191.332)

Total 2.160.084 100 2.191.948 100 3.401.455 100

Kualitas kredit yang diberikan yang dikategorikan sebagai Non-Performing Loan (NPL) adalah kredit

yang diberikan dengan kolektibilitas kurang lancar, diragukan dan macet. Bank Indonesia menetapkan

batas maksimum NPL Neto untuk bank-bank di Indonesia adalah 5%. Kondisi ini mengindikasikan

pengelolaan kredit berdasarkan prudential banking principals.

Pada tanggal 30 Juni 2017 dibandingkan dengan tanggal 31 Desember 2016.

Page 64: ATAU KECUKUPAN ISI PROSPEKTUS INI. SETIAP ... PUT III PT Bank...ATAU SERTIFIKAT BUKTI HMETD ATAU DOKUMEN-DOKUMEN LAIN YANG BERKAITAN DENGAN PUT III INI, MAKA DOKUMEN-DOKUMEN TERSEBUT

PT Bank of India Indonesia Tbk

46

Perseroan mencatat NPL bruto pada tanggal 30 Juni 2017 adalah sebesar 4,67% mengalami penurunan

sebesar 11,15% dibandingkan pada tanggal 31 Desember 2016 sebesar 15,82%. Penurunan disebabkan

terjadi peningkatan jumlah penghapusbukuan kredit.

Pada tanggal 31 Desember 2016 dibandingkan dengan tanggal 31 Desember 2015.

Perseroan mencatat NPL bruto pada tahun 2016 adalah sebesar 15,82% atau mengalami kenaikan dari

tahun sebelumnya, dimana pada tahun 2015 NPL bruto sebesar 8,90%. Kenaikan ini disebabkan oleh

kenaikan jumlah kredit bermasalah, namun Perseroan sudah melakukan litigasi kredit yang lebih

intensif.

Kredit yang Diberikan Berdasarkan Jenis Kredit (dalam jutaan Rupiah)

Keterangan 30 Juni 31 Desember

2017 2016 2015

Modal kerja 1.998.649 2.199.060 3.134.567

Investasi 169.048 248.881 352.786

Konsumsi 47.245 50.928 103.625

Karyawan 957 1.293 1.809

Jumlah kredit yang diberikan - bruto 2.215.899 2.500.162 3.592.787

Berdasarkan komposisi jenis kredit, kredit modal kerja mempunyai porsi terbesar dari kredit yang

diberikan - bruto masing-masing sebesar 90,20% dan 87,96%, diikuti oleh kredit investasi masing-

masing sebesar 7,63% dan 9,95% dan kredit konsumsi masing-masing sebesar 2,13% dan 2,04% dari

portofolio kredit yang diberikan masing-masing pada tanggal 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016.

Peningkatan kredit modal kerja, kredit investasi dan kredit sindikasi sejalan dengan fokus Perseroan

dalam pembiayaan sektor komersil.

b. Liabilitas

Tabel berikut ini menunjukan liabilitas Perseroan pada tanggal 30 Juni 2017, 31 Desember 2016 dan

2015 sebagai berikut: (dalam jutaan Rupiah)

Keterangan 30 Juni 31 Desember

2017 2016 2015

Liabilitas segera 2.435 3.229 9.577

Simpanan nasabah 3.040.426 3.023.224 4.378.123

Simpanan dari bank lain 96.041 111.118 442.827

Liabilitas derivatif 16 32 1.590

Liabilitas imbalan pasca-kerja 9.012 8.040 4.465

Liabilitas lain-lain 13.561 14.419 25.955

Utang akseptasi 40.049 33.585 99.867

Utang pajak 2.724 3.523 6.188

Liabilitas pajak tangguhan - - 1,806

Pendapatan diterima dimuka 1.340 688 2.197

Jumlah liabilitas 3.205.604 3.197.858 4.972.595

Page 65: ATAU KECUKUPAN ISI PROSPEKTUS INI. SETIAP ... PUT III PT Bank...ATAU SERTIFIKAT BUKTI HMETD ATAU DOKUMEN-DOKUMEN LAIN YANG BERKAITAN DENGAN PUT III INI, MAKA DOKUMEN-DOKUMEN TERSEBUT

PT Bank of India Indonesia Tbk

47

Pada tanggal 30 Juni 2017 dibanding dengan tanggal 31 Desember 2016

Jumlah liabilitas Perseroan pada tanggal 30 Juni 2017 adalah sebesar Rp 3.205.604 juta mengalami

peningkatan sebesar Rp 7.746 juta atau 0,24% bila dibandingkan dengan jumlah liabilitas Perseroan

pada tanggal 31 Desember 2016 yang sebesar Rp 3.197.858 juta. Porsi terbesar peningkatan liabilitas

direpresentasi oleh kenaikan dana simpanan nasabah, utang akseptasi dan liabilitas imbalan pasca

kerja.

Pada tanggal 31 Desember 2016 dibandingkan dengan tanggal 31 Desember 2015

Jumlah liabilitas Perseroan pada 31 Desember 2016 adalah sebesar Rp 3.197.858 juta, menurun

sebesar Rp 1.774.737 juta atau 35,69% bila dibandingkan dengan jumlah liabilitas Perseroan pada

akhir tahun 2015 yang sebesar Rp 4.972.595 juta. Porsi terbesar penurunan liabilitas direpresentasi

oleh penurunan dana simpanan nasabah, simpanan dari bank lain serta kenaikan utang akseptasi. Hal

ini sesuai dengan kebijakan Perseroan untuk menjaga stabilitas sumber dana.

Simpanan Nasabah

Berikut ini adalah rincian untuk simpanan nasabah: (dalam jutaan Rupiah)

Keterangan 30 Juni 31 Desember

2017 2016 2015

Rupiah:

Giro 114.622 123.888 144.056

Tabungan 132.591 155.319 144.583

Deposito berjangka 2.160.906 2.059.485 3.053.463

Dolar Amerika Serikat:

Giro 110.860 145.181 153.920

Deposito berjangka 521.447 539.351 882.101

Jumlah simpanan:

Giro 225.482 269.069 297.976

Tabungan 132.591 155.319 144.583

Deposito berjangka 2.682.353 2.598.836 3.935.564

Jumlah 3.040.426 3.023.224 4.378.123

Page 66: ATAU KECUKUPAN ISI PROSPEKTUS INI. SETIAP ... PUT III PT Bank...ATAU SERTIFIKAT BUKTI HMETD ATAU DOKUMEN-DOKUMEN LAIN YANG BERKAITAN DENGAN PUT III INI, MAKA DOKUMEN-DOKUMEN TERSEBUT

PT Bank of India Indonesia Tbk

48

Giro

Pada tanggal 30 Juni 2017 dibanding dengan tanggal 31 Desember 2015

Pada tanggal 30 Juni 2017, Perseroan telah berhasil menghimpun simpanan nasabah dalam bentuk

giro sebesar Rp 225.482 juta, menurun sebesar Rp 43.587 juta atau 16,20% dibandingkan tanggal

31 Desember 2016 yang sebesar Rp 269.069 juta. Penurunan ini terutama disebabkan karena

pembayaran nasabah atas kewajiban segera mereka. Rekening giro mempunyai karakteristik volatilitas

saldo yang sangat tinggi namun merupakan sumber dana murah.

Pada tanggal 31 Desember 2016 dibandingkan dengan tanggal 31 Desember 2015

Pada tanggal 31 Desember 2016 Perseroan telah berhasil menghimpun simpanan nasabah dalam

bentuk giro sebesar Rp 269.069 juta, menurun sebesar Rp 28.907 juta atau 9,7% dibandingkan tanggal

31 Desember 2015 yang sebesar Rp 297.976 juta.

Tabungan

Pada tanggal 30 Juni 2017 dibandingkan dengan tanggal 31 Desember 2016

Pada tanggal 30 Juni 2017, Perseroan telah berhasil menghimpun simpanan nasabah dalam bentuk

tabungan sebesar Rp 132.591 juta atau menurun sebesar Rp 22.728 juta atau 14,63% dibandingkan

tanggal 31 Desember 2016 sebesar Rp 155.319 juta. Penurunan disebabkan oleh terjadinya pengalihan

sebagian saldo tabungan kedalam rekening deposito yang memberi bunga lebih tinggi.

Pada tanggal 31 Desember 2016 dibandingkan dengan tanggal 31 Desember 2015

Pada tanggal 31 Desember 2016, Perseroan telah berhasil menghimpun simpanan nasabah dalam

bentuk tabungan sebesar Rp 155.319 juta atau meningkat sebesar Rp 10.737 juta atau 7,43%

dibandingkan tanggal 31 Desember 2015 sebesar Rp 144.582 juta. Peningkatan disebabkan oleh

ekspansi perseroan dalam menggalang sumber dana tabungan serta peingkatan jenis layanan

perbankan yang terkait dengan rekening tabungan seperti payroll system, pembayaran biaya

pendidikan dan payment point.

Deposito Berjangka

Pada tanggal 30 Juni 2017 dibandingkan dengan tanggal 31 Desember 2016

Pada tanggal 30 Juni 2017, Perseroan telah berhasil menghimpun simpanan nasabah dalam bentuk

deposito berjangka sebesar Rp2.682.353 juta atau menurun sebesar Rp 83.517 juta atau 3,21%

dibandingkan tanggal 31 Desember 2016 sebesar Rp 2.598.836 juta. Penurunan disebabkan oleh

penurunan transaksi deposito baik nasabah maupun volume transaksi.

Pada tanggal 31 Desember 2016 dibandingkan dengan tanggal 31 Desember 2015

Pada tanggal 31 Desember 2016, Perseroan telah berhasil menghimpun simpanan nasabah dalam

bentuk deposito berjangka sebesar Rp 2.598.836 juta atau menurun sebesar Rp 1.336.728 juta atau

33.97% dibandingkan tanggal 31 Desember 2015 sebesar Rp 3.935.564 juta. Penurunan disebabkan

oleh Penurunan transaksi deposito baik nasabah maupun volume transaksi.

Page 67: ATAU KECUKUPAN ISI PROSPEKTUS INI. SETIAP ... PUT III PT Bank...ATAU SERTIFIKAT BUKTI HMETD ATAU DOKUMEN-DOKUMEN LAIN YANG BERKAITAN DENGAN PUT III INI, MAKA DOKUMEN-DOKUMEN TERSEBUT

PT Bank of India Indonesia Tbk

49

c. Ekuitas (dalam jutaan Rupiah)

Keterangan 30 Juni 31 Desember

2017 2016 2015

Modal ditempatkan dan disetor penuh 208.320 208.320 208.320

Tambahan modal disetor – bersih

Uang muka setoran modal

478.301

500.000

478.301

500.000

478.301

-

Laba belum direalisasi atas pemilikan efek tersedia untuk dijual 474 - 451

Surplus revaluasi aset tetap

Pengukuran kembali atas program imbalan pasti

Saldo laba

117.070

(2.832)

(293.298)

117.070

(3.246)

(192.229)

117.070

(2.027)

312.773

Jumlah ekuitas 1.008.035 1.108.216 1.114.888

Pada tanggal 30 Juni 2017 dibandingkan dengan tanggal 31 Desember 2016

Pada tanggal 30 Juni 2017, jumlah ekuitas sebesar Rp 1.008.035 juta atau menurut sebesar Rp 100.181

juta atau 9,04% dibandingkan tanggal 31 Desember 2016 sebesar Rp 1.108.216 juta. Penurunan

ekuitas ini disebabkan oleh penurunan saldo laba Perseroan.

Pada tanggal 31 Desember 2016 dibandingkan dengan tanggal 31 Desember 2015

Pada tanggal 31 Desember 2016, jumlah ekuitas sebesar Rp 1.108.216 juta atau menurun sebesar Rp

6.672 juta atau 0.60% dibandingkan tanggal 31 Desember 2015 sebesar Rp 1.114.888 juta. Penurunan

disebabkan oleh peningkatan kerugian Perseroan pada tahun berjalan.

Analisa Laporan Arus Kas

Tabel berikut ini memuat ikhtisar laporan arus kas Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal

30 Juni 2017 dan 2016 serta 31 Desember 2016 dan 2015: (dalam jutaan Rupiah)

Keterangan 30 Juni 31 Desember

2017 2016 2016 2015

Arus kas bersih digunakan untuk aktivitas operasi (49.775) (324.344) (997.736) (115.559)

Arus kas bersih diperoleh dari digunakan untuk)

untuk aktivitas investasi 904.533 206.340 335.143 (838.578)

Arus kas bersih diperoleh dari aktivitas pendanaan - - 500.000 484.119

Page 68: ATAU KECUKUPAN ISI PROSPEKTUS INI. SETIAP ... PUT III PT Bank...ATAU SERTIFIKAT BUKTI HMETD ATAU DOKUMEN-DOKUMEN LAIN YANG BERKAITAN DENGAN PUT III INI, MAKA DOKUMEN-DOKUMEN TERSEBUT

PT Bank of India Indonesia Tbk

50

Keterangan 30 Juni 31 Desember

2017 2016 2016 2015

Kenaikan (penurunan) bersih kas dan setara kas 854.758 (118.004) (162.593) (470.018)

Arus Kas dari Aktivitas Operasi

Perbandingan arus kas dari aktivitas operasi Perseroan untuk tanggal 30 Juni 2017 dengan 30 Juni

2016

Arus kas bersih yang diperoleh dari aktivitas operasi pada tanggal 30 Juni 2017 menurun sebesar

84,65% atau sebesar Rp 274.569 juta dari penurunan sebesar Rp 324.344 juta menjadi penurunan

sebesar Rp 49.775 juta. Penurunan ini disebabkan oleh menurunnnya penerimaan bunga, provisi dan

komisi meningkatnya penempatan pada bank lain untuk periode 6 (enam) bulan yang berakhir pada

tanggal 30 Juni 2017

Perbandingan arus kas dari aktivitas operasi Perseroan untuk tahun yang berakhir tanggal

31 Desember 2016 dengan 31 Desember 2015

Arus kas bersih yang diperoleh dari aktivitas operasi pada tanggal 31 Desember 2016 menurun sebesar

763,40% atau sebesar Rp 882.177 juta dari penurunan sebesar Rp 115.559 juta menjadi penurunan

sebesar Rp 997.736 juta. Penurunan ini disebabkan oleh penurunan pennerimaan bunga, provisi dan

komisi dan penurunan simpanan pada tanggal 31 Desember 2016.

Arus Kas dari Aktivitas Investasi

Perbandingan arus kas dari aktivitas investasi Perseroan untuk tanggal 30 Juni 2017 dengan 30 Juni

2016

Arus kas bersih yang diperoleh dari aktivitas investasi pada tanggal 30 Juni 2017 meningkat sebesar Rp

698.193 juta disebabkan oleh kenaikan efek-efek yang dimiliki hingga jatuh tempo dan penurunan

penjualan aset tetap.

Perbandingan arus kas dari aktivitas investasi Perseroan untuk tahun yang berakhir tanggal

31 Desember 2016 dengan 31 Desember 2015

Arus kas bersih yang diperoleh dari aktivitas investasi untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31

Desember 2016 meningkat sebesar Rp 1.173.721 juta disebabkan oleh kenaikan efek-efek yang dimiliki

hingga jatuh tempo dan peningakatan penjualan aset tetap.

Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan

Tidak ada arus kas yang diperoleh maupun digunakan untuk aktivitas pendanaan untuk tahun yang

berakhir pada tanggal 30 Juni 2017 dan 2016. Arus kas bersih aktivitas pendanaan pada tahun 2016

dan tahun 2015 berasal dari tambahan modal disetor sebesar masing-masing Rp 500.000 juta dan Rp.

484.119 juta.

4. PRINSIP-PRINSIP PERBANKAN YANG SEHAT (dalam persentase)

Keterangan 30 Juni 31 Desember

2017 2016 2015

I. Permodalan

1. KPMM yang tersedia untuk risiko kredit dan risiko 36,92 34,50 23,85

Page 69: ATAU KECUKUPAN ISI PROSPEKTUS INI. SETIAP ... PUT III PT Bank...ATAU SERTIFIKAT BUKTI HMETD ATAU DOKUMEN-DOKUMEN LAIN YANG BERKAITAN DENGAN PUT III INI, MAKA DOKUMEN-DOKUMEN TERSEBUT

PT Bank of India Indonesia Tbk

51

Keterangan 30 Juni 31 Desember

2017 2016 2015

operasional

2. KPMM yang tersedia untuk risiko kredit, risiko pasar dan

risiko operasional

36,92 34,50 23,85

3. Aset tetap terhadap total modal 12,20 12,80 12,99

II. Aset Produktif

1. Aset produktif bermasalah terhadap aset produktif 3,75 11,80 7,45 2. Cadangan kerugian penurunan nilai terhadap aset

produktif

0,84 9,60 3,92

3. NPL-bruto 4,66 15,82 8,90 4. NPL-neto 3,49 4,69 4,96 5. Cadangan kerugian penurunan nilai terhadap jumlah

kredit yang diberikan

2,52 9,60 3,92

6. Pemenuhan cadangan kerugian penurunan nilai

terhadap penyisihan penghapusan aset produktif yang

wajib dibentuk

117,08 101,04 56,71

III Rentabilitas

1. ROA 1) (2,59) (11,15) (0,77)

2. ROE 2) (10,03) (64,14) (4,50)

3. NIM 1,93 3,69 3,70

4. Beban operasional terhadap pendapatan operasional

(BOPO)

85,31 237,29 250,56

IV Likuiditas

1. Loan to Deposit Ratio (LDR) 72,88 82,70 82,06

a. Kecukupan Modal

Tabel berikut menyajikan rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) Perseroan yang

dihitung sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia yang berlaku pada tanggal 30 Juni 2017, 31

Desember 2016 dan 2015: (dalam jutaan Rupiah)

Keterangan 30 Juni 31 Desember

2017 2016 2015

I. Komponen modal

A. Modal inti (Tier 1) 958.618 1.012.597 882.496

B. Modal pelengkap (Tier 2) 25.219 19.792 15.479

II. Jumlah modal inti dan modal pelengkap (A+B) 983.837 1.032.389 897.975

III. Penyertaan (-/-) - - -

IV. Jumlah Modal (II- Ill) 983.837 1.032.389 897.795

V. Aset tertimbang menurut risiko kredit 2.683.069 2.494.184 1.432.896

VI. Aset tertimbang menurut risiko pasar 1.364 - -

VII. Aset tertimbang menurut risiko operasional 238.801 200.148 186.501

VIII. Rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum yang

tersedia untuk risiko kredit (IV: V)

17,18% 16,50% 23,85%

IX. Rasio kewajiban penyediaan modal minimum yang

tersedia untuk risiko kredit dan risiko operasional (IV:

(V+VII))

15,77% 15,28% 21,10%

X. Rasio kewajiban penyediaan modal minimum yang

tersedia untuk risiko kredit dan risiko pasar (IV: (V+VI))

17,17% 16,50% 23,85%

XI. Rasio kewajiban penyediaan modal minimum yang

tersedia untuk risiko kredit, risiko pasar, dan risiko

operasional (IV: (V+VI+VII))

36,92% 34,50% 23,85%

XII. Rasio kewajiban penyediaan modal minimum yang

diwajibkan

10,00% 10,00% 11,00%

Page 70: ATAU KECUKUPAN ISI PROSPEKTUS INI. SETIAP ... PUT III PT Bank...ATAU SERTIFIKAT BUKTI HMETD ATAU DOKUMEN-DOKUMEN LAIN YANG BERKAITAN DENGAN PUT III INI, MAKA DOKUMEN-DOKUMEN TERSEBUT

PT Bank of India Indonesia Tbk

52

KPMM Perseroan pada tanggal 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016 dan 2015 masih diatas

ketentuan KPMM yang diwajibkan masing-masing sebesar 10%, 10% dan 11%.

b. Aset Produktif

Kualitas aset produktif akan dipengaruhi keadaan ekonomi Indonesia secara keseluruhan. Untuk

mengelola risiko kredit dan juga menjaga kualitas aset, Perseroan menetapkan kebijakan-kebijakan

dan prosedur-prosedur yang mengatur penerimaan kredit, asal kredit, persetujuan kredit,

penetapan harga, pemantauan, pengelolaan kredit bermasalah dan manajemen portofolio.

Perseroan juga dengan teliti memantau perkembangan portofolio kredit yang memungkinkan

untuk inisiasi tindakan pencegahan tepat waktu apabila terjadi pemburukan kualitas kredit.

Perseroan juga telah membentuk Komite Kredit untuk proses persetujuan proposal kredit. Komite

Kredit juga bertanggung jawab terhadap kualitas standar pemberian kredit (underwriting

standards) dalam Perseroan. Anggota Komite Kredit didelegasikan limit berdasarkan kemampuan

dan pengalaman mereka. Sistem Informasi Manajemen telah tersedia dan mencakup tingkat yang

cukup rinci untuk mendeteksi setiap perkembangan yang kurang baik pada tahap awal,

mempertimbangkan pengukuran tepat waktu yang akan diambil atas setiap kemungkinan

penurunan kualitas kredit atau untuk meminimalisasi kerugian kredit. Selain itu, proses penagihan

menjadi salah satu kunci utama untuk menjaga risiko penurunan kualitas aset terutama untuk

kredit tanpa agunan.

Aset produktif bermasalah

Rasio ini digunakan untuk menghitung besarnya aset produktif bermasalah dibandingkan dengan

jumlah aset produktif secara keseluruhan namun tidak termasuk rekening administratif.

Rasio aset produktif bermasalah pada tanggal 30 Juni 2017 mengalami penurunan sebesar 84,89%

menjadi 2,94% dari 19,46% pada tanggal 31 Desember 2016. Penurunan ini disebabkan oleh adanya

penurunan portofolio NPL Perseroan.

Cadangan kerugian penurunan nilai terhadap aset produktif

Rasio ini digunakan untuk menghitung besarnya cadangan kerugian yang telah dibentuk atas aset

produktif dibandingkan dengan jumlah aset produktif secara keseluruhan di luar rekening

administratif.

Rasio cadangan kerugian penurunan nilai terhadap aset produktif pada tanggal 30 Juni 2017

mengalami penurunan menjadi 0,84% dari 15,63% pada tanggal 31 Desember 2016. Hal ini

disebabkan terjadi penurunan signifikan dalam kebijakan Perseroan atas pembentukan cadangan

kerugian nilai terhadap aset produktif.

NPL - bruto dan neto

NPL - bruto mengalami penurunan sebesar 82,50% pada tanggal 30 Juni 2017 menjadi 4,59% dari

26,24% pada tanggal 31 Desember 2016. Penurunan ini disebabkan oleh adanya perbaikan kualitas

kredit. NPL - neto mengalami penurunan sebesar 19,46% menjadi 3,60% pada tanggal 30 Juni 2017

dari 4,47% pada tanggal 31 Desember 2016. Hal ini sehubungan dengan menurunnya jumlah kredit

bermasalah dan kualitas agunan yang dijaminkan untuk memitigasi risiko kredit bermasalah.

Page 71: ATAU KECUKUPAN ISI PROSPEKTUS INI. SETIAP ... PUT III PT Bank...ATAU SERTIFIKAT BUKTI HMETD ATAU DOKUMEN-DOKUMEN LAIN YANG BERKAITAN DENGAN PUT III INI, MAKA DOKUMEN-DOKUMEN TERSEBUT

PT Bank of India Indonesia Tbk

53

Cadangan kerugian penurunan nilai terhadap jumlah kredit yang diberikan

Rasio ini digunakan untuk menghitung besarnya cadangan kerugian penurunan nilai yang telah

dibentuk dibandingkan dengan jumlah kredit yang diberikan. Rasio cadangan kerugian penurunan

nilai terhadap jumlah kredit pada tanggal 30 Juni 2017 mengalami penurunan sebesar menjadi

12,48% dari 15,23% pada tanggal 31 Desember 2016 menjadi 2,75%. Penurunan ini disebabkan

oleh perbaikan dalam kualitas kredit.

Pemenuhan cadangan kerugian penurunan nilai terhadap penyisihan penghapusan aset produktif

yang wajib dibentuk

Rasio ini digunakan untuk menghitung besarnya cadangan kerugian penurunan nilai yang telah

dibentuk dibandingkan dengan jumlah penyisihan penghapusan aset produktif yang wajib dibentuk.

Rasio pemenuhan cadangan kerugian penurunan nilai terhadap penyisihan penghapusan aset

produktif yang wajib dibentuk pada tanggal 30 Juni 2017 mengalami peningkatan sebesar 16,04%

menjadi 117,08% dari 101,04% pada tanggal 31 Desember 2016. Peningkatan ini terutama

sehubungan dengan meningkatnya jumlah kredit bermasalah dan menurunnya kualitas kredit

sehingga jumlah arus kas masa depan yang diharapkan akan diterima dari kredit yang diberikan

menurun sehingga cadangan kerugian penurunan nilai yang dibentuk jauh lebih besar dibandingkan

dengan penyisihan penghapusan aset produktif yang dihitung berdasarkan peraturan Bank

Indonesia yang berlaku.

c. Rasio Rentabilitas/Profitabilitas

Imbal hasil terhadap aset / Return on Asset (ROA)

ROA digunakan untuk mengukur kemampuan Perseroan dalam memperoleh laba bersih dari aset

yang dimiliki. Rasio ini diperoleh dengan membandingkan (rugi) laba bersih dengan aset rata-rata

pada tahun tertentu.

Selama periode 6 (enam) bulan di tahun 2017, ROA Perseroan adalah -2,59% meningkat sebesar

8,59% dari -11,15% di tahun 2016. Peningkatan ROA ini terutama disebabkan oleh adanya laju

penurunan aset yang lebih kecil daripada kenaikan keuntungan. Kondisi ini disebabkan sensitifitas

biaya sumber dana yang lebih besar daripada pendapatan kredit. Kenaikan suku bunga Deposito

yang lebih cepat daripada kenaikan suku bunga Kredit.

Imbal hasil terhadap ekuitas / Return on Equity (ROE)

ROE digunakan untuk mengukur kemampuan Perseroan untuk mendapatkan laba bersih dari

ekuitas yang diinvestasikan. Rasio ini diperoleh dengan membandingkan (rugi) laba bersih dengan

ekuitas rata-rata pada tahun tertentu.

Selama periode 6 (enam) bulan di tahun 2017, ROE Perseroan adalah -10,03% meningkat sebesar

54,11% dari -64,14% di tahun 2013. Peningkatan ROE ini terutama disebabkan oleh peningkatan

keuntungan Perseroan yang lebih pesat dibandingkan peningkatan permodalan. Hingga saat ini

kenaikan laba Perseroan berasal dari akumulasi laba operasi (pos laba ditahan). Kondisi ini

mengindikasikan kenaikan efisiensi dari penggunaan permodalan Perseroan.

Rasio pendapatan bunga bersih / Net Interest Margin (NIM)

Selama periode 6 (enam) bulan di tahun 2017, NIM Perseroan adalah 1,93% menurun sebesar

1,76% dari 3,69% di tahun 2016. Penurunan NIM ini terutama disebabkan oleh peningkatan biaya

Page 72: ATAU KECUKUPAN ISI PROSPEKTUS INI. SETIAP ... PUT III PT Bank...ATAU SERTIFIKAT BUKTI HMETD ATAU DOKUMEN-DOKUMEN LAIN YANG BERKAITAN DENGAN PUT III INI, MAKA DOKUMEN-DOKUMEN TERSEBUT

PT Bank of India Indonesia Tbk

54

sumber dana yang lebih besar daripada peningkatan pendapatan dari aset produktif. Kondisi ini

disebabkan sensitifitas biaya sumber dana yang lebih besar daripada pendapatan kredit. Kenaikan

suku bunga Deposito yang lebih cepat daripada peningkatan suku bunga Kredit.

Rasio Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) selama 30 Juni 2017 adalah

85,31% menurun 151,98% dari 237,29% di tahun 2016. Hal ini terutama disebabkan oleh

penurunan biaya operasional dan disertai dengan penurunan pendapatan operasional yang setara.

d. Rasio Likuiditas

Perseroan berkeyakinan bahwa dana yang diperoleh dapat digunakan secara optimal untuk

menghasilkan laba secara maksimal tanpa mempengaruhi likuiditas Perseroan. Salah satu

pengukuran yang digunakan adalah rasio rata-rata mingguan kredit yang diberikan terhadap dana

pihak ketiga (LDR).

Pada tanggal 30 Juni 2017, LDR Perseroan turun sebesar 9,82% menjadi 72,88% dari 82,70% pada

tanggal 31 Desember 2016. Penurunan LDR disebabkan Perseroan ingin menjaga GWM sekunder di

atas 4% sehingga mengalokasikan penyaluran konsentrasi kreditnya ke SBI dan SDBI.

Perseroan berusaha menjaga tingkat LDR maksimal sebesar 92,00%, agar tidak terkena disinsentif

dari OJK. Untuk posisi 31 Desember 2016 sebesar 82,70% yang lebih rendah dari ketentuan

maksimal, Perseroan tidak terkena disinsentif karena CAR Perseroan sebesar 36,92%.

Disinsentif tersebut sesuai dengan PBI No. 15/7/PBI/2013 tentang perubahan kedua atas peraturan

Bank Indonesia No. 12/19/PBI/2010 tentang giro wajib minimum bank umum pada Bank Indonesia

dalam rupiah dan valuta asing dimana dalam Pasal 11 point 1 dinyatakan sebagai berikut:

1) Besaran dan parameter yang digunakan dalam perhitungan GWM LDR dalam Rupiah

ditetapkan sebagai berikut:

a. Batas bawah LDR Target sebesar 78% (tujuh puluh delapan persen);

b. Batas atas LDR Target sebesar 92% (Sembilan puluh dua persen);

c. KPMM Insentif sebesar 14% (empat belas persen);

d. Parameter Disinsentif Bawah sebesar 0,1 (nol koma satu);

e. Parameter Disinsentif Atas sebesar 0,2 (nol koma dua).

Kemudian dalam Pasal 12 point d dinyatakan bahwa “Dalam hal LDR Bank lebih besar dari batas

atas LDR Target dan KPMM Bank sama atau lebih besar dari KPMM Insentif maka GWM LDR Bank

adalah sebesar 0% (nol persen) dari DPK dalam Rupiah”.

e. Kepatuhan

Pada tanggal 30 Juni 2017 tidak terdapat pelanggaran maupun pelampauan Batas Maksimum

Pemberian Kredit (BPMK) baik kepada pihak berelasi maupun kepada pihak ketiga.

Bank Indonesia mewajibkan bank umum untuk memelihara Giro Wajib Minimum (GWM) harian,

dalam bentuk rekening tanpa bunga pada Bank Indonesia untuk cadangan likuiditas sebesar

persentase tertentu dari dana pihak ketiga. GWM pada tanggal 30 Juni 2017, 31 Desember 2016

dan 2015 adalah sebagai berikut: (dalam persentase)

Keterangan 30 Juni 31 Desember

2017 2016 2015

GWM Rupiah

GWM Primer 7,04 6,64 8,11

Page 73: ATAU KECUKUPAN ISI PROSPEKTUS INI. SETIAP ... PUT III PT Bank...ATAU SERTIFIKAT BUKTI HMETD ATAU DOKUMEN-DOKUMEN LAIN YANG BERKAITAN DENGAN PUT III INI, MAKA DOKUMEN-DOKUMEN TERSEBUT

PT Bank of India Indonesia Tbk

55

Keterangan 30 Juni 31 Desember

2017 2016 2015

GWM Sekunder 46,75 42,16 42,42

GWM valuta asing 9,19 8,26 8,46

Bank Indonesia mewajibkan bank umum untuk mengelola dan memelihara Posisi Devisa Neto

(PDN) pada akhir hari kerja secara keseluruhan paling tinggi 20% dari modal. PDN pada tanggal

30 Juni 2017, 31 Desember 2016 dan 2015 adalah sebagai berikut: (dalam persentase)

Keterangan 30 Juni 31 Desember

2017 2016 2015

PDN 0,31 5,85 6,23

Perseroan senantiasa memonitor kepatuhan terhadap ketentuan-ketentuan yang dipersyaratkan

Bank Indonesia.

f. Pengeluaran untuk Aset Tetap dan Aset Takberwujud/Belanja Modal

Pembelian barang modal yang dilakukan sebagian besar berupa pengembangan sistem dan

infrastruktur yang diorientasikan pada 3 hal utama yaitu pengembangan cabang, pengembangan

core banking dan penyempurnaan sistem informasi manajemen sebagai dasar dalam pengambilan

keputusan oleh manajemen. Pendanaan atas pembelian barang modal tersebut bersumber dari

hasil operasi Perseroan. Adanya ketentuan baru (seperti penerapan PSAK baru) dan peraturan Bank

Indonesia yang baru tekait dengan Basel II (seperti LBU 2008) mengharuskan Perseroan untuk

mengembangkan dan mengimplementasikan sistem dan piranti lunak dan keras yang diperlukan

untuk dapat memenuhi ketentuan dan peraturan baru tersebut. Selain itu, dalam meningkatkan

kenyamanan nasabah, juga terdapat belanja modal untuk relokasi dan perbaikan kantor cabang.

Pengeluaran untuk aset tetap dan aset takberwujud/belanja modal Perseroan untuk tahun yang

berakhir pada tanggal 30 Juni 2017, 31 Desember 2016 dan 2015 adalah sebagai berikut:

(dalam jutaan Rupiah)

Keterangan 30 Juni 31 Desember

2017 2016 2015

Tanah - - -

Bangunan

Perlengkapan dan perabotan kantor

162

437

463

-

665

Kendaraan bermotor - 288 941

Aset dalam penyelesaian - - -

Perangkat lunak dan hak atas tanah - 249 530

Jumlah 162 1.437 2.136

Belanja modal Perseroan menggunakan sumber pendanaan dari kas internal Perseroan dan

pembelian perlengkapan dan perabotan kantor.

5. PENILAIAN KESEHATAN BANK

Berdasarkan hasil penilaian sendiri (self assessment) atas tingkat kesehatan Perseroan sesuai dengan

Peraturan Bank Indonesia No.13/1/PBI/2011 tanggal 5 Januari 2011 serta Surat Edaran Bank Indonesia

No.13/24/DPNP tanggal 25 Oktober 2011 perihal Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum (TKB),

berikut penilaian tingkat kesehatan Perseroan pada tanggal 30 Juni 2017:

Page 74: ATAU KECUKUPAN ISI PROSPEKTUS INI. SETIAP ... PUT III PT Bank...ATAU SERTIFIKAT BUKTI HMETD ATAU DOKUMEN-DOKUMEN LAIN YANG BERKAITAN DENGAN PUT III INI, MAKA DOKUMEN-DOKUMEN TERSEBUT

PT Bank of India Indonesia Tbk

56

Faktor-Faktor Penilaian Peringkat

Profil Risiko 3

Good Corporate Governance 3

Rentabilitas 4

Permodalan 3

Peringkat TKB Berdasarkan Risiko 3

Page 75: ATAU KECUKUPAN ISI PROSPEKTUS INI. SETIAP ... PUT III PT Bank...ATAU SERTIFIKAT BUKTI HMETD ATAU DOKUMEN-DOKUMEN LAIN YANG BERKAITAN DENGAN PUT III INI, MAKA DOKUMEN-DOKUMEN TERSEBUT

PT Bank of India Indonesia Tbk

57

VI. RISIKO USAHA

Perseroan telah menyampaikan seluruh risiko usaha maupun risiko usaha yang bersifat material yang

timbul sehubungan dengan kegiatan usaha yang dijalani pada saat ini, sebagaimana dicantumkan dalam

bab ini.

Seperti bidang usaha lainnya, bidang usaha Perseroan juga tidak luput dari tantangan dan risiko usaha yang

disebabkan oleh berbagai faktor dan secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi:

A. Risiko Terkait Kegiatan Usaha

1. Risiko Kredit

Risiko kredit adalah risiko yang terjadi akibat kegagalan pihak lawan (counterparty) dalam

memenuhi kewajibannya kepada Perseroan. Risiko kredit dapat bersumber dari berbagai aktivitas

fungsional Perseroan seperti perkreditan (penyediaan dana), treasury dan investasi, dan

pembiayaan perdagangan, yang tercatat dalam banking book maupun trading book. Apabila risiko

kredit tidak dikelola dengan baik maka dapat meningkatkan NPL, pada akhirnya dapat

mengakibatkan penurunan modal dikarenakan harus dilakukan pembentukan cadangan kerugian

penurunan nilai yang cukup besar. Kelompok industri terbesar yang memperoleh penyaluran kredit

dari Perseroan adalah sektor perdagangan, industri, pertambangan dan sektor komersil lainnya.

2. Risiko Pasar

Risiko pasar merupakan risiko kerugian yang timbul karena adanya pergerakan yang signifikan

dalam nilai tukar dan/atau suku bunga yang dapat merugikan Perseroan. Risiko pasar bersumber

pada aktivitas fungsional Perseroan seperti kegiatan penyaluran kredit, investasi dalam surat

berharga, perdagangan mata uang asing, atau produk derivatif lainnya.

3. Risiko Likuiditas

Risiko likuiditas adalah risiko yang disebabkan ketidakmampuan Perseroan untuk memenuhi

kewajiban yang telah jatuh tempo. Risiko likuiditas dapat melekat pada aktivitas fungsional

perkreditan (penyediaan dana), treasury dan investasi, kegiatan pendanaan dan surat berharga.

Dampak dari risiko likuiditas, apabila Perseroan tidak mampu memenuhi kewajibannya pada saat

jatuh tempo yang disebabkan karena ketidaksesuaian antara jangka waktu penghimpunan Dana

Pihak Ketiga (DPK) dibandingkan dengan jangka waktu penyaluran dana, maka dapat menyebabkan

ketidakpercayaan masyarakat terhadap Perseroan.

4. Risiko Operasional

Risiko operasional adalah risiko yang antara lain disebabkan ketidakcukupan dan atau tidak

berfungsinya proses internal, kesalahan manusia, kegagalan sistem, atau adanya problem eksternal

yang mempengaruhi operasional Perseroan. Risiko operasional dapat melekat pada setiap aktivitas

fungsional Perseroan, seperti kegiatan perkreditan (penyediaan dana), treasury dan investasi,

operasional dan jasa, pembiayaan perdagangan, pendanaan dan instrumen utang, sistem teknologi

informasi dan sistem informasi manajemen, dan pengelolaan sumber daya manusia. Dampak risiko

operasional bagi Perseroan adalah dapat menimbulkan kerugian keuangan secara langsung

maupun tidak langsung dan kerugian potensial atas hilangnya kesempatan memperoleh

keuntungan.

Page 76: ATAU KECUKUPAN ISI PROSPEKTUS INI. SETIAP ... PUT III PT Bank...ATAU SERTIFIKAT BUKTI HMETD ATAU DOKUMEN-DOKUMEN LAIN YANG BERKAITAN DENGAN PUT III INI, MAKA DOKUMEN-DOKUMEN TERSEBUT

PT Bank of India Indonesia Tbk

58

5. Risiko Hukum

Risiko hukum adalah risiko yang disebabkan oleh adanya kelemahan aspek yuridis, yang antara lain

disebabkan adanya tuntutan hukum, ketiadaan peraturan perundang-undangan yang mendukung,

atau kelemahan perikatan seperti tidak dipenuhinya syarat sahnya kontrak dan pengikatan agunan

yang tidak sempurna. Risiko hukum dapat melekat pada aktivitas fungsional perkreditan

(penyediaan dana), treasury dan investasi, operasional dan jasa, jasa pembiayaan perdagangan,

sistem teknologi informasi dan Sistem Informasi Manajemen dan pengelolaan sumber daya

manusia. Dampak risiko hukum bagi Perseroan dapat berpotensi terjadinya tuntutan hukum dari

pihak ketiga sebagai akibat tidak terpenuhinya prosedur legal, yang dapat memicu

ketidakmampuan memenangkan suatu perkara serta terjadinya risiko sistemik, yang berdampak

luas terhadap kelangsungan usaha Perseroan.

6. Risiko Reputasi

Risiko reputasi adalah risiko yang antara lain disebabkan oleh adanya publikasi negatif yang terkait

dengan kegiatan usaha Perseroan atau persepsi negatif terhadap Perseroan. Risiko reputasi

bersumber pada aktivitas fungsional perkreditan (penyediaan dana), treasury dan investasi,

operasional dan jasa, jasa pembiayaan perdagangan, sistem teknologi informasi dan sistem

informasi manajemen dan pengelolaan sumber daya manusia. Dampak risiko reputasi bagi

Perseroan adalah berpotensi menurunkan kemampuan Perseroan dalam mengembangkan jaringan,

jasa, pelayanan terhadap nasabah serta dapat mengakibatkan penurunan corporate value yang

pada akhirnya dapat menurunkan bahkan menghilangkan loyalitas para nasabah.

7. Risiko Strategis

Risiko strategis adalah risiko yang antara lain disebabkan oleh adanya penetapan dan pelaksanaan

strategi Perseroan yang tidak tepat, pengambilan keputusan bisnis yang tidak tepat atau kurang

responsifnya Perseroan terhadap perubahan eksternal. Risiko strategis melekat pada aktivitas

fungsional seperti perkreditan (penyediaan dana), treasury dan investasi serta operasional dan jasa.

Dampak risiko strategis bagi Perseroan adalah pengambilan keputusan bisnis yang tidak tepat

mengakibatkan tidak tercapainya rencana kerja dan anggaran tahunan Perseroan.

8. Risiko Kepatuhan

Risiko kepatuhan merupakan risiko yang disebabkan Perseroan tidak mematuhi atau tidak

melaksanakan peraturan perundang-undangan dan ketentuan lain yang berlaku. Risiko kepatuhan

melekat pada risiko Perseroan yang terkait dengan peraturan perundang-undangan dan ketentuan

lain yang berlaku, seperti risiko kredit yang terkait dengan ketentuan Kewajiban Penyediaan Modal

Minimum melekat pada aktivitas fungsional seperti perkreditan (penyediaan dana), treasury dan

investasi serta operasional dan jasa. Dampak kegagalan mengelola risiko kepatuhan mengakibatkan

penilaian Good Corporate Governance yang buruk dari masyarakat dan atau Bank Indonesia, yang

berakibat menurunnya tingkat kepercayaan masyarakat terhadap Perseroan.

B. Risiko Terkait Investasi Saham

Risiko Likuiditas Saham

Risiko likuiditas saham merupakan risiko yang disebabkan oleh terbatasnya jumlah saham yang

beredar di pasar saham yang menyebabkan transaksi saham Perseroan tidak aktif. Tingkat fluktuasi

harga di pasar modal Indonesia juga cenderung tidak stabil dibandingkan dengan pasar modal lainnya.

Oleh karena itu, Perseroan tidak bisa memprediksi apakah pasar perdagangan untuk saham Perseroan

Page 77: ATAU KECUKUPAN ISI PROSPEKTUS INI. SETIAP ... PUT III PT Bank...ATAU SERTIFIKAT BUKTI HMETD ATAU DOKUMEN-DOKUMEN LAIN YANG BERKAITAN DENGAN PUT III INI, MAKA DOKUMEN-DOKUMEN TERSEBUT

PT Bank of India Indonesia Tbk

59

dapat berkembang atau apakah pasar tersebut akan likuid. Terdapat pemegang saham institusi yang

tidak aktif melakukan transaksi saham Perseroan secara reguler yang turut menyebabkan tidak

likuidnya perdagangan saham Perseroan.

MANAJEMEN PERSEROAN MENYATAKAN BAHWA SEMUA RISIKO YANG DIHADAPI OLEH PERSEROAN

DALAM MELAKSANAKAN KEGIATAN USAHA TELAH DIUNGKAPKAN DAN DISUSUN BERDASARKAN BOBOT

DARI DAMPAK MASING-MASING RISIKO TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERSEROAN DALAM

PROSPEKTUS.

Page 78: ATAU KECUKUPAN ISI PROSPEKTUS INI. SETIAP ... PUT III PT Bank...ATAU SERTIFIKAT BUKTI HMETD ATAU DOKUMEN-DOKUMEN LAIN YANG BERKAITAN DENGAN PUT III INI, MAKA DOKUMEN-DOKUMEN TERSEBUT

PT Bank of India Indonesia Tbk

60

VII. KEJADIAN PENTING SETELAH TANGGAL LAPORAN AKUNTAN

Kejadian penting yang material dan relevan yang perlu diungkapkan setelah tanggal laporan Auditor Independen

yang diterbitkan kembali tertanggal 20 November 2017 atas laporan keuangan yang berakhir pada tanggal 30

Juni 2017 yang telah diaudit oleh kantor Akuntan Publik Aria Kanaka & Rekan (Member of Mazars) dan

ditandatangani oleh Akuntan Publik Dudi Hadi Santoso dengan pendapat wajar tanpa modifikasian, adalah

sebagai berikut:

1. Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa pada tanggal 29 November 2017 dengan hasil sebagai

berikut:

a. Menyetujui pengunduran diri Bapak Radhamangalam Anantharaman Sankara Narayanan,

selaku Komisaris Utama Perseroan

b. Mengangkat dan menetapkan Bapak Neelam Damodharan sebagai Komisaris Utama

Perseroan

c. Menyetujui Perseroan untuk berupaya memperbaiki peringkat GCG dari peringkat 3 menjadi

peringkat 2 atau 1 pada tahun 2017, 2018 dan 2019. Jika perbaikan peringkat dilakukan,

pemegang saham pengendali, Bank Of India (BOI) berharap OJK mengizinkan BOI untuk

tetap menjadi pemegang saham mayoritas sebesar 76%. Namun jika OJK tidak dapat

menyetujui permintaan BOI, maka BOI akan melakukan langkah-langkah penyesuaian

kepemilikan saham dari 76% sampai menjadi 40% selama tahun 2020 dan 2021 melalui

beberapa mekanisme atau cara lain yang dianggap tepat dan sesuai dengan kebijakan BOI

serta mengacu pada ketentuan yang berlaku di Indonesia.

2. Berdasarkan surat kepada OJK tanggal 29 November 2017 No. 239/KP-BD/OJK/ITA/XI/17, Perseroan

telah menerima dana sebesar Rp 5.000.000.000 dari PT Panca Mantra Jaya (pemegang saham

minoritas) per tanggal tersebut untuk dipergunakan sebagai Tambahan Modal Disetor PT Panca

Mantra Jaya terkait Penambahan Modal Dengan Memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu

III PT Bank of India Indonesia Tbk.

3. Berdasarkan surat kepada OJK tanggal 6 Desember 2017 No. 246/KP-BD/OJK/ITA/XII/17, Perseroan

telah menerima dana sebesar Rp 22.000.000.000 dari PT Panca Mantra Jaya (pemegang saham

minoritas) per tanggal tersebut untuk dipergunakan sebagai Tambahan Modal Disetor PT Panca

Mantra Jaya terkait Penambahan Modal Dengan Memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu

III PT Bank of India Indonesia Tbk.

VIII. A. KETERANGAN TENTANG PERUSAHAAN TERBUKA, KEGIATAN USAHA, SERTA KECENDERUNGAN

DAN PROSPEK

1. Riwayat Singkat Perseroan

Perseroan didirikan pertama kali dengan nama “PT BANK PASAR SWADESI”, berkedudukan di

Surabaya, berdasarkan Akta No. 20 tanggal 28 September 1968, yang diubah dengan Akta Perobahan

No. 16 tanggal 17 Mei 1973 dan Akta Perobahan No. 18 tanggal 23 Januari 1975, ketiganya dibuat di

hadapan Njoo Sioe Liep, Notaris di Surabaya, yang telah mendapat pengesahan Menteri Kehakiman

berdasarkan Surat Keputusan No. Y.A.5/35/8 tanggal 3 Februari 1975, dan telah didaftarkan pada

Kepaniteraan Pengadilan Negeri Surabaya di bawah No. 550/1973, No. 551/1975, dan No. 552/1975,

seluruhnya tertanggal 24 Februari 1975, serta telah diumumkan dalam Berita Negara Republik

Indonesia No. 19 tanggal 5 Maret 1976, Tambahan No. 162.

Akta pendirian tersebut yang di dalamnya memuat Anggaran Dasar Perseroan telah mengalami

beberapa kali perubahan. Perubahan yang berkaitan dengan perubahan seluruh anggaran dasar untuk

disesuaikan dengan UUPT dan Peraturan BAPEPAM dan LK No. IX.J.1 tentang Pokok-Pokok Anggaran

Page 79: ATAU KECUKUPAN ISI PROSPEKTUS INI. SETIAP ... PUT III PT Bank...ATAU SERTIFIKAT BUKTI HMETD ATAU DOKUMEN-DOKUMEN LAIN YANG BERKAITAN DENGAN PUT III INI, MAKA DOKUMEN-DOKUMEN TERSEBUT

PT Bank of India Indonesia Tbk

61

Dasar Perseroan yang Melakukan Penawaran Umum Bersifat Ekuitas dan Perusahaan Publik adalah

sebagaimana dimuat dalam Akta Pernyataan Keputusan Rapat No. 235 tanggal 25 Juni 2008 dibuat

dihadapan Sutjipto, S.H., Notaris di Jakarta dan Akta Perubahan Anggaran Dasar No. 7 tanggal 2

Desember 2008 dibuat dihadapan Aulia Taufani, S.H., pengganti dari Sutjipto, S.H., Notaris di Jakarta,

yang telah mendapat persetujuan Menteri Hukum Dan Hak Asasi Manusia berdasarkan Surat

Keputusan No. AHU-98328.AH.01.02.Tahun 2008 tanggal 19 Desember 2008, dan telah diumumkan

dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 56 tanggal 14 Juli 2009, Tambahan No. 18232.

Selanjutnya setelah Akta No. 235 tanggal 25 Juni 2008 dan Akta No. 7 tanggal 2 Desember 2008

tersebut, Anggaran Dasar Perseroan telah mengalami beberapa perubahan. Perubahan yang berkaitan

dengan perubahan nama Perseroan dari “PT Bank Swadesi Tbk” menjadi “PT Bank of India Indonesia

Tbk” dimuat dalam Akta Pernyataan Keputusan Rapat No. 69 tanggal 14 Juni 2011 dibuat dihadapan

Aulia Taufani, S.H., pengganti dari Sutjipto, S.H., Notaris di Jakarta, yang telah mendapat persetujuan

Menteri Hukum Dan Hak Asasi Manusia berdasarkan Surat Keputusan No. AHU-38360.AH.01.02.Tahun

2011 tanggal 29 Juli 2011, dan telah didaftarkan pada Kantor Pendaftaran Perusahaan Kota

Administrasi Jakarta Pusat pada tanggal 31 Oktober 2011, serta telah diumumkan dalam Berita Negara

Republik Indonesia No. 81 tanggal 5 Oktober 2012, Tambahan No.59325.

Setelah Akta No. 69 tanggal 14 Juni 2011 tersebut, Anggaran Dasar Perseroan Perseroan telah

mengalami beberapa perubahan yang berkaitan dengan peningkatan modal dasar dan modal

ditempatkan/disetor Perseroan sebagai hasil pelaksanaan penawaran umum terbatas II.

Terakhir, Anggaran Dasar Perseroan diubah dengan Akta Pernyataan Keputusan Rapat No. 36 tanggal 3

Desember 2015 dibuat dihadapan Dr. Irawan Soerodjo, S.H., M.Si, Notaris di Jakarta, yang telah

mendapat persetujuan Menteri Hukum Dan Hak Asasi Manusia berdasarkan Surat Keputusan No. AHU-

0948823.AH.01.02.Tahun 2015 tanggal 23 Desember 2015, dan yang pemberitahuannya telah diterima

dan dicatat di dalam Sistem Administrasi Badan Hukum, Kementerian Hukum Dan Hak Asasi Manusia

berdasarkan Surat No. AHU-AH.01.03-0991149 tanggal 23 Desember 2015. Perubahan Anggaran Dasar

terakhir Perseroan adalah perubahan seluruh Anggaran Dasar Perseroan termasuk merubah Pasal 3

Anggaran Dasar untuk disesuaikan dengan Peraturan BAPEPAM dan LK No. IX.J.1 tentang Pokok-Pokok

Anggaran Dasar Perseroan yang Melakukan Penawaran Umum Bersifat Ekuitas dan Perusahaan Publik.

Perseroan bergerak dalam bidang usaha jasa perbankan berdasarkan Surat Keputusan Menteri

Keuangan No. 906/KMK.013/1989 tanggal 16 Agustus 1989 dan mempunyai kantor pusat di Jakarta

Pusat. Saat ini Perseroan memiliki 7 (tujuh) Kantor Cabang, 6 (enam) Kantor Cabang Pembantu, 2 (dua)

Kantor Kas dan 1 Anjungan Tunai Mandiri di Indonesia. Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar

Perseroan, kegiatan usaha utama Perseroan adalah menjalankan kegiatan umum perbankan.

Perseroan memperoleh persetujuan menjadi Pedagang Valuta Asing berdasarkan Surat Bank Indonesia

No. 25/242/UD/ADv tanggal 25 November 1992. Perseroan memperoleh persetujuan menjadi Bank

Devisa berdasarkan Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No.27/68/KEP/DIR tanggal 12 Oktober

1994. Selanjutnya, dan Perseroan memperoleh persetujuan menjadi Bank Persepsi Kas Negara

berdasarkan Surat Menteri Keuangan No. S-7/MK.03/95 tanggal 2 Januari 1995.

2. Perkembangan Kepemilikan Saham Perseroan

Struktur permodalan dan susunan pemegang saham Perseroan pada saat penawaran umum saham

perdana sampai dengan sebelum dilaksanakannya penawaran umum terbatas II telah diungkapkan

dalam masing-masing Prospektus yang diterbitkan dalam rangka penawaran umum saham perdana

dan penawaran umum terbatas tersebut. Dibawah ini disajikan struktur permodalan dan susunan

pemegang saham Perseroan pada dan sejak penawaran umum terbatas II Tahun 2014 sampai dengan

tanggal diterbitkannya Prospektus ini.

Page 80: ATAU KECUKUPAN ISI PROSPEKTUS INI. SETIAP ... PUT III PT Bank...ATAU SERTIFIKAT BUKTI HMETD ATAU DOKUMEN-DOKUMEN LAIN YANG BERKAITAN DENGAN PUT III INI, MAKA DOKUMEN-DOKUMEN TERSEBUT

PT Bank of India Indonesia Tbk

62

Tahun 2014

Sesuai dengan Akta Pernyataan Keputusan Rapat No. 26 tanggal 9 Juni 2014 dibuat dihadapan Aryanti

Artisari, S.H., M.Kn., Notaris di Kota Administrasi Jakarta Selatan, yang telah mendapat persetujuan

Menteri Hukum Dan Hak Asasi Manusia berdasarkan Surat Keputusan No. AHU-03743.40.20.2014

tanggal 9 Juni 2014, modal dasar Perseroan ditingkatkan dari semula Rp400.000.000.000,- (empat

ratus miliar Rupiah) terbagi atas 2.000.000.000 (dua miliar) saham menjadi Rp690.000.000.000,-

(enam ratus sembilan puluh miliar Rupiah) terbagi atas 3.450.000.000 (tiga miliar empat ratus lima

puluh juta) saham. Dengan adanya peningkatan modal dasar tersebut maka struktur permodalan dan

susunan pemegang saham Perseroan per tanggal 30 Juni 2014 adalah sebagai berikut:

Keterangan

Nilai Nominal

Rp.200,- per saham

(%) Jumlah Saham

(lembar)

Jumlah Nilai

Nominal (Rp)

Modal Dasar

Jumlah Modal Dasar 3.450.000.000 690.000.000.000

Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh

1. Bank of India 659.680.000 131.936.000.000 76,00

2. PT Panca Mantra Jaya 148.609.500 29.721.900.000 17,12

3. Prakash Rupchand Chugani 14.000.000 2.800.000.000 1,61

4. Masyarakat *) 45.710.500 9.142.100.000 5,27

Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 868.000.000 173.600.000.000 100,00

Jumlah Saham Dalam Portepel 2.582.000.000 516.400.000.000

*) Kepemilikan masing-masing dibawah 5%.

Tahun 2015

Sesuai dengan Akta Pernyataan Keputusan Rapat No. 47 tanggal 20 Maret 2015 dibuat dihadapan

Fathiah Helmi, S.H., Notaris di Jakarta, yang pemberitahuan perubahannya telah diterima dan dicatat

di dalam Sistem Administrasi Badan Hukum, Kementerian Hukum Dan Hak Asasi Manusia berdasarkan

Surat No. AHU-AH.01.03-0018134 tanggal 21 Maret 2015, modal ditempatkan/disetor Perseroan

meningkat dari semula Rp173.600.000.000,- (seratus tujuh puluh tiga miliar enam ratus juta Rupiah)

terbagi atas 868.000.000 (delapan ratus enam puluh delapan juta) saham menjadi

Rp208.320.000.000,- (dua ratus delapan miliar tiga ratus dua puluh juta Rupiah) terbagi atas

1.041.600.000 (satu miliar empat puluh satu juta enam ratus ribu Rupiah). Peningkatan modal

ditempatkan/disetor Perseroan tersebut sebagai hasil dari pelaksanaan penawaran umum terbatas II

yang dilaksanakan oleh Perseroan dengan mengeluarkan 173.600.000 (seratus tujuh puluh tiga juta

enam ratus ribu) saham dengan nilai nominal masing-masing saham Rp200,- (dua ratus Rupiah) atau

seluruhnya Rp34.720.000.000,- (tiga puluh empat miliar tujuh ratus dua puluh juta Rupiah). Dengan

adanya peningkatan modal ditempatkan/disetor tersebut maka struktur permodalan dan susunan

pemegang saham Perseroan per tanggal 31 Desember 2015 adalah sebagai berikut:

Page 81: ATAU KECUKUPAN ISI PROSPEKTUS INI. SETIAP ... PUT III PT Bank...ATAU SERTIFIKAT BUKTI HMETD ATAU DOKUMEN-DOKUMEN LAIN YANG BERKAITAN DENGAN PUT III INI, MAKA DOKUMEN-DOKUMEN TERSEBUT

PT Bank of India Indonesia Tbk

63

Keterangan

Nilai Nominal

Rp.200,- per saham

% Jumlah Saham

(lembar)

Jumlah Nilai

Nominal (Rp)

Modal Dasar

Jumlah Modal Dasar 3.450.000.000 690.000.000.000

Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh

1. Bank of India 791.616.000 158.323.200.000 76,00

2. PT Panca Mantra Jaya 187.473.442 37.494.688.400 18,00

3. Prakash Rupchand Chugani 16.800.000 3.360.000.000 1,61

4. Masyarakat *) 45.710.558 9.142.111.600 4,39

Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 1.041.600.000 208.320.000.000 100,00

Jumlah Saham Dalam Portepel 2.408.400.000 481.680.000.000

*) Kepemilikan masing-masing dibawah 5%.

3. Keterangan Singkat Mengenai Pemegang Saham Berbentuk Badan Hukum

I. Bank of India

Bank of India didirikan berdasarkan hukum dan peraturan perundang-undangan Negara Republik

India pada tanggal 7 September 1906 sebagaimana dimuat dalam Certificate of Registry of the

Memorandum and Articles of Association of the Bank of India Limited, berkedudukan

berkedudukan dan berkantor pusat di Star Hause, C-5, “G” Block, Banra Kurla Complex, Bandra

(East), Mumbai, India.

Maksud dan tujuan serta kegiatan usaha utama Bank of India adalah bergerak dalam bidang jasa

perbankan. Bank of India memiliki jaringan di 22 negara-negara yang tersebar di 5 benua dengan 56

kantor, 5 kantor anak cabang , 5 kantor perwakilan dan 1 kantor usaha bersama yang terletak di

pusat bisnis dan keuangan yaitu Tokyo, Singapura, Hong Kong, London, Paris dan New York.

Sesuai dengan Surat Perseroan kepada OJK No. 147/KP-BD/OJK/RR/VII/2017 tanggal 25 Juli 2017

perihal Daftar Rincian Pihak Terkait PT Bank of India Indonesia Tbk Posisi 30 Juni 2017 (“Surat

Perseroan tanggal 25 Juli 2017”), dan telah diterima oleh OJK pada tanggal 26 Juli 2017, susunan

pemegang saham Bank of India per tanggal 30 Juni 2017 adalah sebagai berikut:

No. Kategori

Pemegang Saham

Persentase (%)

Kepemilikan Saham

1. Central Government/

State Government

73,72

2. Mutual Funds/UTI 1,18

3. Financil Institutions/Banks 1,38

4. Insurance Companies 13,77

5. Foreign Institutional Investors &

Other Foreign Holding

2,92

6. Bodies Corporate 1,17

7. Individuals/Others 5,86

Total 100,00

Sesuai dengan Surat Perseroan tanggal 25 Juli 2017, susunan pengurus Bank of India adalah sebagai

berikut:

- Non-Executive Chairman : G. Padmanabhan

- Managing Director & CEO : Dinabandhu Mohapatra

Page 82: ATAU KECUKUPAN ISI PROSPEKTUS INI. SETIAP ... PUT III PT Bank...ATAU SERTIFIKAT BUKTI HMETD ATAU DOKUMEN-DOKUMEN LAIN YANG BERKAITAN DENGAN PUT III INI, MAKA DOKUMEN-DOKUMEN TERSEBUT

PT Bank of India Indonesia Tbk

64

- Executive Director : R.A. Sankara Narayan

- Executive Director : Neelam Damodharan

- Executive Director : Atanu Kumar Das

- Govt. Nominee Director : Girish Chandra Murmu

- RBI Nominee Director : Rosemary Sebastian

- Part-Time

Non-Official Director : Veni Thapar

- Shareholder Director : Neeraj Bhatia

- Shareholder Director : Sanjiv Kumar Arora

R.A. Sankara Narayanan telah menjabat sebagai Managing Director dan CEO Vijaya Bank terhitung

efektif sejak tanggal 1 September 2017, dan karenanya yang bersangkutan telah melepaskan

jabatannya sebagai Executive Director Bank of India.

Ikhtisar Data Keuangan Penting

Tabel berikut ini menggambarkan ikhtisar data keuangan penting Bank of India untuk periode yang

berakhir pada tanggal 30 Juni 2017 dan tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2016, 2015,

dan 2014. (dalam jutaan Lakhs)

Keterangan 31 Maret*

2017 2016 2015 2014

Jumlah aset 6.263.092 6.099.139 6.186.977 5,731.901

Jumlah liabilitas 6.252.548 6.090.967 6.180.321 5.725.471

Jumlah ekuitas 10.544 8.172 6.656 6.430

Pendapatan operasional 460.631 454.490 476.626 422,019

Beban operasional 476.214 515.382 459.536 394.726

Laba (Rugi) bersih tahun berjalan (78.069) (60.892) 17.089 27.292

*Laporan Audit Bank of India menggunakan buku Maret setiap tahunnya sesuai ketentuan yang berlaku di India

II. PT Panca Mantra Jaya (PMJ)

Pendirian

PMJ didirikan berdasarkan Akta No. 177 tanggal 30 Juli 1997 dibuat dihadapan Mutia Haryani, S.H.,

Notaris di Surabaya, yang telah mendapat pengesahan Menteri Kehakiman berdasarkan Surat

Keputusan No. C2-8.774.HT.01.01.TH.97 tanggal 29 Agustus 1997, dan telah didaftarkan pada Kantor

Pendaftaran Perusahaan Kodya Surabaya di bawah No. 547/BH.13.01/Jan/1998 tanggal 15 Januari 1998,

serta telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 20 tanggal 10 Maret 1998, Tambahan

No. 1509.

Akta pendirian PMJ yang memuat anggaran dasar telah mengalami perubahan. Perubahan anggaran dasar

PMJ berkenaan dengan penyesuaian anggaran dasar dengan UUPT dimuat dalam Akta Berita Acara Rapat

Umum Pemegang Saham Luar Biasa No. 58 tanggal 25 Juli 2008 dibuat dihadapan Jusuf Patrianto Tjahjono,

S.H., Notaris di Surabaya, yang telah mendapat persetujuan Menteri Hukum Dan Hak Asasi Manusia

berdasarkan Surat Keputusan No. AHU-62554.AH.01.02.Tahun 2008 tanggal 15 September 2008, dan telah

diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 44 tanggal 2 Juni 2009, Tambahan No. 14582.

Setelah penyesuaian anggaran dasar dengan UUPT, anggaran dasar PMJ mengalami perubahan yang

berkaitan dengan perubahan struktur permodalan PMJ sebagaimana dimuat dalam Akta Pernyataan

Keputusan Rapat No. 57 tanggal 16 Desember 2013 dibuat dihadapan Jusuf Patrianto Tjahjono, S.H., M.H.,

Notaris di Surabaya, yang telah mendapat persetujuan Menteri Hukum Dan Hak Asasi Manusia berdasarkan

Surat Keputusan No. AHU-09118.AH.01.02.Tahun 2014 tanggal 3 Maret 2014, dan terakhir dengan Akta

Page 83: ATAU KECUKUPAN ISI PROSPEKTUS INI. SETIAP ... PUT III PT Bank...ATAU SERTIFIKAT BUKTI HMETD ATAU DOKUMEN-DOKUMEN LAIN YANG BERKAITAN DENGAN PUT III INI, MAKA DOKUMEN-DOKUMEN TERSEBUT

PT Bank of India Indonesia Tbk

65

Pernyataan Keputusan Rapat No. 93 tanggal 26 Januari 2015 dari Notaris yang sama, yang telah mendapat

persetujuan Menteri Hukum Dan Hak Asasi Manusia berdasarkan Surat Keputusan No. AHU-

0001549.AH.01.02.Tahun 2015 tanggal 30 Januari 2015.

Maksud Dan Tujuan

Berdasarkan Pasal 3 anggaran dasar PMJ, maksud dan tujuan PMJ adalah berusaha dalam bidang

perdagangan, industri, pembangunan dan jasa.

Struktur Permodalan

Struktur permodalan dan susunan pemegang saham PMJ adalah sebagaimana yang dimuat dalam Akta

Pernyataan Keputusan Rapat No.93 tanggal 26 Januari 2015 dibuat dihadapan Jusuf Patrianto Tjahjono,

S.H., M.H. Notaris di Surabaya, yang telah mendapat persetujuan Mentri Hukum Dan Hak Asasi Manusia

berdasarkan surat keputusan No.AHU-0001549.AH.01.02. Tahun 2015 tanggal 30 Januari 2015, dan Akta

Pernyataan Keputusan Sirkuler Para Pemegang Saham No.05 tanggal 15 September 2015 dibuat dihadapan

Herlina, S.H., M.Kn., Notaris di Kabupaten Tangerang, yang pemberitahuan atas perubahan datanya telah

diterima dan di catat di Sistem Administrasi Badan Hukum Kementrian Hukum Dan Hak Asasi Manusia

berdasarkan surat No.AHU-AH.01.03-0082423 tanggal 22 September 2016, yaitu sebagai berikut :

Keterangan

Nilai Nominal

Rp.1.000.000,- per saham

% Jumlah Saham

(lembar)

Jumlah Nilai Nominal

(Rp)

Modal Dasar

Jumlah Modal Dasar 400.000 400.000.000.000

Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh

1. Dilip Rupo Chugani 56.670 56.670.000.000 33,34

2. Deepak Rupo Chugani 56.665 56.665.000.000 33,33

3. Prakash Rupchand Chugani 56.665 56.665.000.000 33,33

Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 170.000 170.000.000.000 100,00

Jumlah Saham Dalam Portepel 230.000 230.000.000.000

Pengurus dan Pengawasan

Pada tanggal Prospektus ini, susunan Dewan Komisaris dan Direksi PMJ adalah sebagai berikut:

Dewan Komisaris

Komisaris : Prakash Rupchand Chugani

Direksi

Direktur : Dilip Rupo Chugani

Direktur : Prakash Kotumal Narwani (Narwani Prakash Kotumal)

Anggota Dewan Komisaris dan Direksi PMJ telah diangkat berdasarkan keputusan pemegang saham

tanggal 9 September 2016 yang dituangkan dalam Akta Pernyataan Keputusan Sirkuler Para

Pemegang Saham No. 05 tanggal 15 September 2016 dibuat dihadapan Herlina, S.H., M.Kn., Notaris di

Kabupaten Tangerang, yang pemberitahuan atas perubahan datanya telah diterima dan dicatat di

dalam Sistim Administrasi Badan Hukum Kementerian Hukum Dan Hak Asasi Manusia berdasarkan

Surat No. AHU-AH.01.03-0082423 tanggal 22 September 2016.

4. Struktur Organisasi Perseroan

Struktur organisasi Perseroan pada tanggal 30 Juni 2017 adalah sebagai berikut:

Page 84: ATAU KECUKUPAN ISI PROSPEKTUS INI. SETIAP ... PUT III PT Bank...ATAU SERTIFIKAT BUKTI HMETD ATAU DOKUMEN-DOKUMEN LAIN YANG BERKAITAN DENGAN PUT III INI, MAKA DOKUMEN-DOKUMEN TERSEBUT

PT Bank of India Indonesia Tbk

66

Pengurusan dan Pengawasan

Pada tanggal Prospektus ini diterbitkan, susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan adalah

sebagai berikut:

Dewan Komisaris

Komisaris Utama : Neelam Damodharan *)

Komisaris : Prakash Rupchand Chugani

Komisaris Independen : Raharjo Satrio Unggul

Komisaris Independen : Handadjaja Sulaiman *) Efektif setelah mendapat persetujuan OJK.

Direksi

Direktur Utama : Sindbad Rijadi Hardjodipuro

Direktur Independen : Ferry Koswara

Direktur : Prashant Thapliyal

Direktur : Primasura Pandu Dwipanata

Susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan sebagaimana diuraikan di atas dimuat dalam Akta

Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan No.28 tanggal 27 November 2017

dibuat dihadapan Winter Sigiro, S.H., M.H., Notaris di Jakarta, dan Surat No.3612/Not.WS/XI/2017

tanggal 29 November 2017 perihal Resume RUPS Luar Biasa PT Bank of India Indonesia Tbk yang

dikeluarkan oleh Notaris Winter Sigiro, S.H., M.H. (selanjutnya disebut “Surat Notaris Winter Sigiro

tanggal 29 November 2017”).

Page 85: ATAU KECUKUPAN ISI PROSPEKTUS INI. SETIAP ... PUT III PT Bank...ATAU SERTIFIKAT BUKTI HMETD ATAU DOKUMEN-DOKUMEN LAIN YANG BERKAITAN DENGAN PUT III INI, MAKA DOKUMEN-DOKUMEN TERSEBUT

PT Bank of India Indonesia Tbk

67

Surat Notaris Winter Sigiro tanggal 29 November 2017 memuat resume hasil keputusan rapat umum

pemegang saham luar biasa tanggal 29 November 2017, antara lain menyetujui pengunduran diri

Radhamangalam Anantharaman Sankara Narayanan selaku Komisaris Utama Emiten terhitung sejak

tanggal ditutupnya rapat umum pemegang saham luar biasa tanggal 29 November 2017, dan

menyetujui pengangkatan dan penetapan Neelam Damodharan selaku Komisaris Utama Perseroan.

Sebagaimana yang diterangkan dalam Surat Notaris Winter Sigiro tanggal 29 November 2017 tersebut,

bahwa keputusan rapat umum pemegang saham luar biasa tanggal 29 November 2017 dibuat dalam

Akta Berita Acara Rapat tertanggal 29 November 2017 yang dibuat oleh Notaris Winter Sigiro, S.H.,

M.H., yang salinan aktanya masih dalam proses penyelesaian di kantor Notaris Winter Sigiro, S.H., M.H.

Pengangkatan anggota Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan tersebut di atas masing-masing telah

sesuai dengan Peraturan OJK No. 33/POJK.04/2014 tanggal 8 Desember 2014 tentang Direksi dan

Dewan Komisaris Emiten atau Perusahaan Publik dan telah mendapat persetujuan Uji Kemampuan dan

Kepatutan dari Bank Indonesia atau OJK, kecuali untuk Neelam Damodharan yang baru diangkat

sebagai Komisaris Utama Perseroan berdasarkan hasil keputusan rapat umum pemegang saham luar

biasa tanggal 29 November 2017.

Berikut ini adalah keterangan singkat mengenai masing-masing anggota Dewan Komisaris dan Direksi

Perseroan:

DEWAN KOMISARIS

Neelam Damodharan

Presiden Komisaris

Warga Negara India, 58 tahun.

Menjabat sebagai Executive Director Bank of India sejak 16 Februari

2017. Sebelumnya, menjabat sebagai Chief Executive, US Operation,

Bank of Baroda

Memperoleh gelar Diploma bidang Financial Management dan lulusan

Ilmu Sains, CAIIB (Certified Association of the Indian Institute of

Bankers).

Bergabung dengan Bank of India Mumbai pada 16 Februari 2017

sebagai Executive Director. Sebelumnya memulai karirnya di Bank of

Baroda sebagai Direct Recruit Office pada tahun 1983 dan meningkat

hingga posisi General Manager yang bertanggungjawab atas kegiatan

dan proyek-proyek internasional. Dia juga pernah menduduki beberapa

pos-pos penting di beberapa kantor perwakilan Bank of Baroda di

negara lain. Dia memiliki pengalaman dibidang perbankan selama 34

tahun yang memiliki pengalaman luas yang mencakup aspek-aspek

kebijakan (policy) maupun bidang operasional.

Page 86: ATAU KECUKUPAN ISI PROSPEKTUS INI. SETIAP ... PUT III PT Bank...ATAU SERTIFIKAT BUKTI HMETD ATAU DOKUMEN-DOKUMEN LAIN YANG BERKAITAN DENGAN PUT III INI, MAKA DOKUMEN-DOKUMEN TERSEBUT

PT Bank of India Indonesia Tbk

68

Prakash Rupchand Chugani

Komisaris

Warga Negara Indonesia, 46 tahun.

Menjabat sebagai Komisaris PT Bank of India Indonesia Tbk sejak tahun

1996.

Memperoleh gelar Bachelor of Science bidang Keuangan dari Bentley

College Boston, USA pada tahun 1991.

Memulai karir sebagai Trainee di Prudential Insurance Co. Boston, USA

pada tahun 1991-1992. Tahun 1992-1996 menjabat sebagai Asisten

Direktur kemudian Direktur Pemasaran PT Bank Swadesi. Menjabat

Direktur di PT Classic Prima Carpet Industries pada tahun 1996-1997.

Sejak tahun 1997 sampai dengan saat ini, menduduki jabatan Komisaris

PT Panca Mantra Jaya.

Raharjo Satrio Unggul

Komisaris Independen

Warga Negara Indonesia, 58 tahun.

Menjabat sebagai Komisaris Independen PT Bank of India Indonesia Tbk

sejak 6 Juli 2017.

Memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dari Universitas Indonesia.

Memulai karir melalui program pendidikan eksekutif PT Bank Niaga dan

memegang berbagai posisi penting di PT Bank Niaga (sebelum

mengubah namanya menjadi PT CIMB Niaga Tbk) sejak tahun 1984 –

2016 seperti Risk Management, credit policy and procedure, retail

commercial dan auto finance

Handadjaja Sulaiman

Komisaris Independen

Warga Negara Indonesia, 58 tahun.

Menjabat sebagai Komisaris PT Bank of India Indonesia Tbk, sejak tahun

2013.

Menyandang gelar Insinyur dari Universitas Katolik Parahyangan pada

tahun 1982 dan pada tahun 1987 menyandang gelar Master of Business

Administration dari California State University, Long Beach.

Memulai karir sebagai Junior Engineer dan Construction Manager di

Mulia Group pada tahun 1983-1986. Kemudian menjadi Business

Development di PT The First National Glassware pada tahun 1988-1990.

Sebagai Assistant Manager dan Local Director Jones Lang

Wooton/Jones Lang LaSalle Indonesia pada tahun 1990-1998.

Selanjutnya bergabung di PT Procon Indah dari tahun 1999-2007

sebagai National Director dan Executive Director. Pada tahun 2007-saat

ini menjabat sebagai Executive Director di PT Cushman & Wakefield

Indonesia.

Page 87: ATAU KECUKUPAN ISI PROSPEKTUS INI. SETIAP ... PUT III PT Bank...ATAU SERTIFIKAT BUKTI HMETD ATAU DOKUMEN-DOKUMEN LAIN YANG BERKAITAN DENGAN PUT III INI, MAKA DOKUMEN-DOKUMEN TERSEBUT

PT Bank of India Indonesia Tbk

69

DIREKSI

Sindbad R. Hardjodipuro

Direktur Utama

Warga Negara Indonesia, 55 tahun.

Menjabat sebagai Direktur Utama Bank of India Indonesia sejak tahun

2015.

Memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dari Universitas Khatolik

Parahyangan , Bandung pada tahun 1986

Sebelumnya pernah menjabat sebagai Direktur di MNC Bank sejak Mei

2012 dan Commonwealth Bank pada tahun 2008 dan memegang

beberapa jabatan termasuk Wakil Direktur UKM dan Komersial, Kepala

Penjualan UKM, dan Penasihat kepada Wakil CEO. Memulai karir di

Bank Niaga setelah menyelesaikan Program Pendidikan Eksekutif pada

tahun 1988, dimulai sebagai Pejabat Kas, Pejabat Operasi hingga

Petugas Kredit di Cirebon dan Manajer Cabang Bandung, Branch

Manager Makassar, Kepala Perbankan secara bersamaan Remedial

untuk Kawasan Timur Indonesia di Surabaya, Manajer Area Sumatera di

Medan Posisi lainnya adalah Komisaris Utama PT Niaga International

Factors, Manajer Bisnis Kawasan Jabodetabek dan Lampung, Kepala

Pengembangan Link Komersial, Kepala Grup KPR, Manajer Kawasan

Ritel wilayah Jabodetabek.

Prashant Thapliyal

Direktur

Warga Negara India, 51 tahun.

Menjabat sebagai Direktur sejak 2015.

Memperoleh gelar Master of Arts dari University of Garhwal pada

tahun 1987.

Bergabung dengan Bank of India pada tahun 1992 sebagai Direct

Recruit Officer dan dipromosikan sebagai Branch Manager, Finance

Manager, Chief Manager dan jabatan terakhir sebagai General

Manager di CPC Andheri-India.

Page 88: ATAU KECUKUPAN ISI PROSPEKTUS INI. SETIAP ... PUT III PT Bank...ATAU SERTIFIKAT BUKTI HMETD ATAU DOKUMEN-DOKUMEN LAIN YANG BERKAITAN DENGAN PUT III INI, MAKA DOKUMEN-DOKUMEN TERSEBUT

PT Bank of India Indonesia Tbk

70

Primasura Pandu Dwipanata

Direktur

Warga Negara Indonesia, 49 tahun.

Menjabat sebagai Direktur Kepatuhan sejak 2014.

Memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada tahun 1996 dari STIE

Perbanas.

Memulai karirnya di Biro Direksi pada tahun 1996-2001 di Bank

Swadesi, kemudian menjabat berbagai posisi penting pada rentang

waktu tahun 2001-2013 seperti Kepala Bagian Biro Direksi, Sekretaris

Perusahaan dan Kepala Divisi Manajemen Risiko.

Ferry Koswara

Direktur Independen

Warga Negara Indonesia, 52 tahun.

Menjabat sebagai Direktur Operasional sejak 2013.

Memperoleh gelar Sarjana dari Universitas Katholik Parahyangan,

Bandung pada tahun 1989 dan gelar Magister Manajemen dari STIE

IBII pada tahun 2003.

Memulai karir di Bank Bali cabang Bandung sebagai Account

Officer/Assistant Manager pada tahun 1989-1990. Melanjutkan karir

di pasar modal Indonesia di Bali Securities pada tahun 1993-1995 dan

Bhakti Investama sebagai Fixed Income Head pada tahun 1995-1996.

Kembali ke industri perbankan pada periode 1996-2005 sebagai

Kepala Divisi Treasury dan International serta tahun 2008-2013

sebagai Kepala KPO PT Bank Swadesi Tbk.

Pengangkatan Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan telah mendapatkan persetujuan Bank Indonesia

dan/atau OJK dengan Surat Bank Indonesia No. 29/274/UPB2/Adb2 tanggal 2 Mei 1996 sebagaimana

diputuskan dalam Rapat Pemegang Saham dalam Akta No 105 tanggal 14 Maret 1996 dan Surat

No.2/38/DPIP/Pra/Rahasia tanggal 25 Mei 2000 (Prakash Rupchand Chugani), Pengangkatan sesuai

Akta No 128 tanggal 23 Desember 2013 dan berlaku efektif sebagai Komisaris Independen setelah

memperoleh Surat No.SR-132/D.03/2014 tanggal 7 Agustus 2014 (Handadjaja Sulaiman), Surat

No.KEP-19/PB.1/2017 tanggal 22 November 2017 (Raharjo Satrio Unggul), Surat No.SR-210/D.03/2015

tanggal 18 November 2015 (Sindbad Rijadi Hardjodipuro), Surat No.15/12/GBI/ DPIP/Rahasia tanggal

28 Januari 2013 (Ferry Koswara), Surat No.SR-32/D.03/2014 tanggal 20 Maret 2014 (Primasura Pandu

Dwipanata), dan Surat No.SR-228/D.03/2015 tanggal 22 Desember 2015 (Prashant Thapliyal).

Gaji dan tunjangan yang dibayarkan kepada Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan masing-masing

untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2016 adalah sebesar Rp 30.449 juta dan Rp

1.500 juta dan pada tanggal 31 Desember 2015 Rp 29.051 juta dan Rp 5.023 juta. Gaji dan tunjangan

diberikan berdasarkan orientasi kerja, persaingan pasar dan kapasitas keuangan Perseroan yang telah

disampaikan melalui RUPS berdasarkan usulan dari Komite Remunerasi Perseroan.

Page 89: ATAU KECUKUPAN ISI PROSPEKTUS INI. SETIAP ... PUT III PT Bank...ATAU SERTIFIKAT BUKTI HMETD ATAU DOKUMEN-DOKUMEN LAIN YANG BERKAITAN DENGAN PUT III INI, MAKA DOKUMEN-DOKUMEN TERSEBUT

PT Bank of India Indonesia Tbk

71

Komite-komite di Tingkat Dewan Komisaris

Dalam rangka mendukung efektivitas pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya, Peraturan Bank

Indonesia mewajibkan Dewan Komisaris wajib untuk membentuk komite-komite, yang

pengangkatannya dilakukan oleh Direksi berdasarkan keputusan rapat atau keputusan sirkuler Dewan

Komisaris.

Komite-komite yang dibentuk oleh Dewan Komisaris ialah Komite Audit, Komite Pemantau Risiko, serta

Komite Remunerasi dan Nominasi.

Komite Audit

Komite Audit dibentuk berdasarkan Peraturan OJK No. 35/POJK.03/2016 tanggal 7 Desember 2016

mengenai Penerapan Tata Kelola Bagi Bank Umum dan Peraturan OJK No. 55/POJK.04/2015 tanggal 23

Desember 2015 mengenai Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit.

Susunan Komite Audit Perseroan berdasarkan Surat Keputusan Direksi No. 455/KP-

PERS/SK/ESC/XI/2017 tanggal 29 November 2017, yaitu sebagai berikut:

Ketua : Raharjo Satrio Unggul

Anggota : Handadjaja Sulaiman

Anggota : Haryono Adi Prasetyo

Komite Audit menjalankan tugas, tanggung jawab, dan kewenangannya dengan tujuan utama untuk

membantu dan memfasilitasi Dewan Komisaris dalam menjalankan fungsi pengawasan serta

memastikan keefektifan sistem pengendalian internal Perusahaan, termasuk keefektifan pelaksanaan

tugas Auditor Eksternal dan Internal Audit yang berkaitan dengan sistem pengendalian internal.

Secara lebih terperinci, tugas dan tanggung jawab Komite Audit tertuang dalam Piagam Kerja Komite

Audit untuk memberikan pendapat profesional yang independen kepada Dewan Komisaris terhadap

laporan atau hal-hal yang disampaikan oleh Direksi kepada Dewan Komisaris serta mengidentifikasi

hal-hal yang memerlukan perhatian Dewan Komisaris antara lain:

1. Membantu Dewan Komisaris dalam memastikan Direksi telah menindak lanjuti temuan audit dan

rekomendasi dari Satuan Kerja Audit Intern Bank, auditor eksternal, hasil pengawasan Bank

Indonesia dan/atau hasil pengawasan otoritas lainnya.

2. Melakukan pemantauan dan evaluasi atas perencanaan dan pelaksanaan audit serta pemantauan

atas tindak lanjut hasil audit dalam rangka menilai kecukupan pengendalian intern termasuk

kecukupan proses pelaporan keuangan.

3. Dalam rangka melaksanakan tugas sesuai angka 2 di atas, Komite Audit paling kurang melakukan

pemantauan dan evaluasi terhadap:

a. pelaksanaan tugas Satuan Kerja Audit Intern;

b. kesesuaian pelaksanaan audit oleh Kantor Akuntan Publik dengan standar audit yang berlaku;

c. kesesuaian laporan keuangan dengan standar akuntansi yang berlaku;

d. pelaksanaan tindak lanjut oleh Direksi atas hasil temuan Satuan Kerja Audit Intern, Akuntan

Publik dan hasil pengawasan Bank Indonesia;

e. pelaksanaan tindak lanjut oleh Direksi atas hasil temuan Satuan Kerja Audit Intern, Akuntan

Publik dan hasil pengawasan Bank Indonesia guna memberikan rekomendasi kepada Dewan

Komisaris.

Page 90: ATAU KECUKUPAN ISI PROSPEKTUS INI. SETIAP ... PUT III PT Bank...ATAU SERTIFIKAT BUKTI HMETD ATAU DOKUMEN-DOKUMEN LAIN YANG BERKAITAN DENGAN PUT III INI, MAKA DOKUMEN-DOKUMEN TERSEBUT

PT Bank of India Indonesia Tbk

72

4. Komite Audit wajib memberikan rekomendasi mengenai penunjukan Akuntan Publik dan Kantor

Akuntan Publik kepada Dewan Komisaris untuk disampaikan kepada Rapat Umum Pemegang

Saham.

a. mengakses dokumen, data dan informasi Emiten atau Perseroan tentang hal-hal yang

dibutuhkan dalam pelaksanaan kerjanya;

b. berkomunikasi langsung dengan karyawan, termasuk Direksi dan pihak yang menjalankan fungsi

audit internal, manajemen risiko dan Akuntan terkait tugas dan tanggung jawab Komite Audit;

c. melibatkan pihak independen di luar anggota Komite Kredit yang diperlukan untuk membantu

pelaksanaan tugasnya (jika diperlukan); dan

Selama tahun 2017 (6 Bulan) dan 2016 , Komite Audit telah mengadakan 2 (dua) dan 3 (tiga) kali

rapat.

Berikut ini adalah keterangan singkat mengenai masing-masing anggota Komite-Komite sebagaimana

disebutkan di atas:

Handadjaja Sulaiman, Komisaris Independen dan Anggota Komite Audit

Warga Negara Indonesia, 58 tahun.

Menjabat sebagai Komisaris PT Bank of India Indonesia Tbk, sejak tahun 2013.

Menyandang gelar Insinyur dari Universitas Katolik Parahyangan pada tahun 1982 dan pada tahun

1987 menyandang gelar Master of Business Administration dari California State University, Long

Beach.

Memulai karir sebagai Junior Engineer dan Construction Manager di Mulia Group pada tahun 1983-

1986. Kemudian menjadi Business Development di PT The First National Glassware pada tahun 1988-

1990. Sebagai Assistant Manager dan Local Director Jones Lang Wooton/Jones Lang LaSalle

Indonesia pada tahun 1990-1998. Selanjutnya bergabung di PT Procon Indah dari tahun 1999-2007

sebagai National Director dan Executive Director. Pada tahun 2007-saat ini menjabat sebagai

Executive Director di PT Cushman & Wakefield Indonesia.

Haryono Adi Prasetyo, Anggota Komite Audit

Warga Negara Indonesia, 49 tahun.

Menyelesaikan program D-III dan D-IV Spesialisasi Akuntansi dari STAN Jakarta.

Memimpin Kantor Akuntan Publik Haryono Adi Prasetyo sejak Januari 2012 serta telah memiliki

sertifikat Fraud Examiner dan menjadi anggota Komite Audit PT Bank of India Indonesia Tbk sejak

tahun 2009.

Raharjo Satrio Unggul, Komisaris Independen dan Ketua Komite Audit

Warga Negara Indonesia, 58 tahun.

Menjabat sebagai Komisaris Independen PT Bank of India Indonesia Tbk sejak 6 Juli 2017.

Memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dari Universitas Indonesia.

Memulai karir melalui program pendidikan eksekutif PT Bank Niaga dan memegang berbagai posisi

penting di PT Bank Niaga (sebelum mengubah namanya menjadi PT CIMB Niaga Tbk) sejak tahun 1984

– 2016 seperti Risk Management, credit policy and procedure, retail commercial dan auto finance.

Page 91: ATAU KECUKUPAN ISI PROSPEKTUS INI. SETIAP ... PUT III PT Bank...ATAU SERTIFIKAT BUKTI HMETD ATAU DOKUMEN-DOKUMEN LAIN YANG BERKAITAN DENGAN PUT III INI, MAKA DOKUMEN-DOKUMEN TERSEBUT

PT Bank of India Indonesia Tbk

73

Komite Pemantau Risiko

Pembentukan Komite Pemantau Risiko mengacu pada Peraturan OJK No. 55/POJK.03/2016 tanggal 7

Desember 2016 mengenai Penerapan Tata Kelola Bagi Bank Umum, dan Surat Edaran Bank Indonesia

(SEBI) No.15/15/DPNP tanggal 29 April 2013 mengenai Penerapan Good Corporate Governance untuk

Bank Umum, dalam rangka mendukung efektivitas dalam pelaksanaan tugas dan tanggung jawab

Dewan Komisaris.

Susunan Komite Pemantau Risiko Perseroan berdasarkan Surat Keputusan Direksi No. 392/KP-

PERS/SK/ESC/VII/2017 tanggal 6 Juli 2017 tentang Komite Pemantau Risiko PT Bank of India Indonesia

Tbk, yaitu sebagai berikut:

Ketua : Handadjaja Sulaiman

Anggota : Raharjo Satrio Unggul

Anggota : Teddy R. Sondakh

Anggota : Renaldi Arianto

Tugas dan tanggung jawab Komite Pemantau Risiko sebagaimana tertuang dalam Piagam Kerja Komite

Pemantau Risiko adalah sebagai berikut:

1. Memberikan masukan-masukan kepada Dewan Komisaris sebagai bahan pertimbangan Dewan

Komisaris sebagai bahan pertimbangan Dewan Komisaris dalam memberikan persetujuan dan

evaluasi terhadap Manajemen Risiko;

2. Monitoring terhadap pelaksanaan kebijakan Manajemen Risiko melalui paparan-paparan program

kerja yang dilakukan Satuan Kerja Manajemen Risiko dan hasil monitoring dijadikan bahan evaluasi

pelaksanaan kebijakan Manajemen Risiko;

3. Memberikan masukan-masukan kepada Dewan Komisaris dalam mengevaluasi dan memutuskan

permohonan Direksi yang berkaitan dengan transaksi yang memerlukan persetujuan Dewan

Komisaris.

Selama tahun 2017 (6 Bulan) dan 2016, Komite Pemantau Risiko telah mengadakan 1 (satu) dan 3

(tiga) kali rapat.

Berikut ini adalah keterangan singkat mengenai masing-masing anggota Komite-Komite sebagaimana

disebutkan:

Handadjaja Sulaiman, Komisaris Independen dan Ketua Komite Pemantau Risiko

Warga Negara Indonesia, 58 tahun.

Menjabat sebagai Komisaris PT Bank of India Indonesia Tbk, sejak tahun 2013.

Menyandang gelar Insinyur dari Universitas Katolik Parahyangan pada tahun 1982 dan pada tahun

1987 menyandang gelar Master of Business Administration dari California State University, Long Beach.

Memulai karir sebagai Junior Engineer dan Construction Manager di Mulia Group pada tahun 1983-

1986. Kemudian menjadi Business Development di PT The First National Glassware pada tahun 1988-

1990. Sebagai Assistant Manager dan Local Director Jones Lang Wooton/Jones Lang LaSalle Indonesia

pada tahun 1990-1998. Selanjutnya bergabung di PT Procon Indah dari tahun 1999-2007 sebagai

National Director dan Executive Director. Pada tahun 2007-saat ini menjabat sebagai Executive

Director di PT Cushman & Wakefield Indonesia.

Page 92: ATAU KECUKUPAN ISI PROSPEKTUS INI. SETIAP ... PUT III PT Bank...ATAU SERTIFIKAT BUKTI HMETD ATAU DOKUMEN-DOKUMEN LAIN YANG BERKAITAN DENGAN PUT III INI, MAKA DOKUMEN-DOKUMEN TERSEBUT

PT Bank of India Indonesia Tbk

74

Raharjo Satrio Unggul, Komisaris Independen dan Anggota Komite Pemantau Risiko

Warga Negara Indonesia, 58 tahun.

Menjabat sebagai Komisaris Independen PT Bank of India Indonesia Tbk sejak 6 Juli 2017.

Memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dari Universitas Indonesia.

Memulai karir melalui program pendidikan eksekutif PT Bank Niaga dan memegang berbagai posisi

penting di PT Bank Niaga (sebelum mengubah namanya menjadi PT CIMB Niaga Tbk) sejak tahun 1984

– 2016 seperti Risk Management, credit policy and procedure, retail commercial dan auto finance

Teddy R. Sondakh, Anggota Komite Pemantau Risiko

Warga Negara Indonesia, 69 tahun.

Memperoleh gelar Sarjana Hukum dari Universitas Katholik Dharma Cendika Surabaya pada tahun

1998, Sarjana Psikologi dari Universitas Putra Bangsa Surabaya pada tahun 1999, Magister Hukum dari

Universitas Surabaya pada tahun 2000, Doktor Ilmu Hukum dari Universitas Brawijaya Malang pada

tahun 2009.

Memulai karir sebagai dosen di fakultas hukum Universitas Darma Cendika Surabaya dan advokat sejak

tahun 1999. Menjadi anggota Komite Pemantau Risiko di PT Bank of India Indonesia Tbk sejak tahun

2014.

Renaldi Arianto, Anggota Komite Pemantau Risiko

Warga Negara Indonesia, 57 tahun.

Memperoleh gelar Barchelor of Science dari Woodbury University, Los Angeles, California, Amerika

Serikat.

Memulai karir perbankan pada tahun 1985 melalui PT Bank Niaga dengan berpartisipasi dalam

Executive Development Program. Menjadi anggota Komite Pemantau Risiko di PT Bank of India

Indonesia Tbk sejak Juli 2017.

Komite Remunerasi dan Nominasi

Pembentukan Komite Remunerasi dan Nominasi Perseroan berdasarkan Peraturan OJK No.

55/POJK.03/2016 tanggal 7 Desember 2016 mengenai Penerapan Tata Kelola Bagi Bank Umum, Surat

Edaran Bank Indonesia (SEBI) No. 15/15/DPNP tanggal 29 April 2013 mengenai Implementasi Good

Corporate Governance untuk Bank Komersial, dan Peraturan OJK No. 34/POJK.04/2014 tanggal 8

Desember 2014 mengenai Nominasi dan Remunerasi Penerbit atau Perusahaan Publik.

Susunan Komite Remunerasi dan Nominasi Perseroan berdasarkan Surat Keputusan Direksi No.

393/KP-PERS/SK/ESC/VII/2017 tanggal 6 Juli 2017 tentang Komite Remunerasi & Nominasi PT Bank of

India Indonesia Tbk, yaitu sebagai berikut:

Ketua : Handadjaja Sulaiman

Anggota : Prakash R. Chugani

Anggota : M. Joko Yunianto

Adapun tugas dan tanggung jawab Komite Remunerasi dan Nominasi sebagaimana tertuang dalam

Pedoman dan Tata Tertib Kerja Komite Remunerasi dan Nominasi adalah sebagai berikut:

Page 93: ATAU KECUKUPAN ISI PROSPEKTUS INI. SETIAP ... PUT III PT Bank...ATAU SERTIFIKAT BUKTI HMETD ATAU DOKUMEN-DOKUMEN LAIN YANG BERKAITAN DENGAN PUT III INI, MAKA DOKUMEN-DOKUMEN TERSEBUT

PT Bank of India Indonesia Tbk

75

1. Remunerasi

Membantu dan memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris dalam melakukan evaluasi

terhadap kebijakan Remunerasi dan Nominasi, mengenai:

a. Kebijakan remunerasi bagi Dewan Komisaris dan Direksi untuk disampaikan kepada Rapat

Umum Pemegang Saham (RUPS);

b. Kebijakan remunerasi bagi Pejabat Eksekutif dan pegawai secara keseluruhan untuk

disampaikan kepada Direksi;

c. Dalam memberikan rekomendasi yang terkait dengan Remunerasi ini juga harus memperhatikan

faktor-faktor sebagai berikut:

1. Kinerja keuangan Perseroan dan kecukupan pemenuhan cadangan;

2. Prestasi kerja individu;

3. Kewajiban dengan peer group; dan

4. Pertimbangan sasaran dan strategi jangka panjang Perseroan.

2. Nominasi

a. Menyusun kebijakan sistem dan prosedur pemilihan dan/atau penggantian anggota Komisaris

dan Direksi untuk disampaikan kepada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS);

b. Memberikan rekomendasi mengenai calon anggota Dewan Komisaris dan/atau Direksi, kepada

Dewan Komisaris untuk disampaikan kepada Rapat Umum Pemegang saham (RUPS);

c. Memberikan rekomendasi mengenai pihak independen yang akan menjadi:

1. Anggota Komite Audit yang memiliki keahlian di bidang Hukum/Perbankan;

2. Anggota Komite Pemantau Risiko, yang memiliki keahlian di bidang keuangan dan seorang di

bidang Manajemen Risiko.

3. Dalam melaksanakan wewenang, Komite Remunerasi dan Nominasi bekerja sama dengan

Divisi/Unit Kerja/Satuan Kerja yang menangani Sumber Daya Manusia.

4. Mengevaluasi kebijakan dan keputusan yang telah diambil oleh Direksi terkait dengan penerapan

remunerasi dan nominasi.

5. Menjaga kerahasiaan dokumen dan informasi Bank.

Berikut ini adalah keterangan singkat mengenai anggota Komite sebagaimana disebutkan di atas:

Handadjaja Sulaiman, Komisaris Independen dan Ketua Komite Remunerasi dan Nominasi

Warga Negara Indonesia, 58 tahun.

Menjabat sebagai Komisaris PT Bank of India Indonesia Tbk, sejak tahun 2013.

Menyandang gelar Insinyur dari Universitas Katolik Parahyangan pada tahun 1982 dan pada tahun

1987 menyandang gelar Master of Business Administration dari California State University, Long Beach.

Memulai karir sebagai Junior Engineer dan Construction Manager di Mulia Group pada tahun 1983-

1986. Kemudian menjadi Business Development di PT The First National Glassware pada tahun 1988-

1990. Sebagai Assistant Manager dan Local Director Jones Lang Wooton/Jones Lang LaSalle Indonesia

pada tahun 1990-1998. Selanjutnya bergabung di PT Procon Indah dari tahun 1999-2007 sebagai

National Director dan Executive Director. Pada tahun 2007-saat ini menjabat sebagai Executive

Director di PT Cushman & Wakefield Indonesia.

Prakash Rupchand Chugani, Komisaris dan Anggota Komite Remunerasi dan Nominasi

Warga Negara Indonesia, 46 tahun.

Menjabat sebagai Komisaris PT Bank of India Indonesia Tbk sejak tahun 1996.

Page 94: ATAU KECUKUPAN ISI PROSPEKTUS INI. SETIAP ... PUT III PT Bank...ATAU SERTIFIKAT BUKTI HMETD ATAU DOKUMEN-DOKUMEN LAIN YANG BERKAITAN DENGAN PUT III INI, MAKA DOKUMEN-DOKUMEN TERSEBUT

PT Bank of India Indonesia Tbk

76

Memperoleh gelar Bachelor of Science bidang Keuangan dari Bentley College Boston, USA pada tahun

1991.

Memulai karir sebagai Trainee di Prudential Insurance Co. Boston, USA pada tahun 1991-1992. Tahun

1992-1996 menjabat sebagai Asisten Direktur kemudian Direktur Pemasaran PT Bank Swadesi.

Menjabat Direktur di PT Classic Prima Carpet Industries pada tahun 1996-1997. Sejak tahun 1997

sampai dengan saat ini, menduduki jabatan Komisaris PT Panca Mantra Jaya.

M. Joko Yunianto, Anggota Komite Remunerasi dan Nominasi.

Warga Negara Indonesia, 51 tahun.

Menempuh pendidikan di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.

Memulai karir perbankan di PT Bank Niaga sebagai Department Head ATM Center pada tahun 1992

dan bergabung dengan PT Bank of India Indonesia Tbk sejak Juli 2017 sebagai anggota Komite

Remunerasi dan Nominasi.

Selama Tahun 2017 (6 Bulan) dan 2016, Komite Remunerasi dan Nominasi telah mengadakan rapat

sebanyak 3 (tiga) kali dan 8 (delapan) kali.

Sekretaris Perusahaan (Corporate Secretary)

Dalam rangka memenuhi Peraturan OJK No.35/POJK.04/2014 tanggal 8 Desember 2014 tentang

Sekretaris Perusahaan Emiten Atau Perusahaan Publik dan berdasarkan Surat Keputusan Direksi No.

025/KP-BD/Int/SK/DKI/X/2013 tanggal 23 Oktober 2013, Perseroan telah menunjuk Ferry Koswara

sebagai Sekretaris Perusahaan. Dengan alamat Perseroan di Jalan Samanhudi No 37, Kelurahan Pasar

Baru, Kecamatan Sawah Besar, Jakarta Pusat 10710 dan Nomor Telepon Perseroan 021 – 3500007.

Laporan Pelaksanaan Tugas

Sesuai peraturan OJK, Perusahaan Publik atau Emiten wajib membentuk Sekretaris Perusahaan.

Adapun tugas dan tanggung jawab Sekretaris Perusahaan adalah:

1. Sebagai penghubung atau contact person dan menjaga komunikasi atau hubungan dengan baik dan

efektif antara Perseroan dengan otoritas pasar modal, investor dan publik.

2. Mempersiapkan laporan-laporan keterbukaan informasi Perseroan sesuai ketentuan yang berlaku.

3. Memfasilitasi, mencatat dan mendokumentasikan pelaksanaan rapat Dewan Komisaris dan Direksi,

dokumen perizinan (terkait Pemegang Saham, Dewan Komisaris dan Direksi) dan korespondensi

dengan Otoritas Pasar Modal.

4. Bertanggungjawab dan berkoordinasi atas penyelenggaraan corporate action antara lain

Penawaran Umum Terbatas, RUPS serta Public Expose.

5. Melakukan koordinasi dan administrasi pencatatan kepemilikan saham.

6. Mengikuti perkembangan ketentuan Otoritas Pasar Modal, khususnya peraturan-peraturan yang

berlaku di Pasar Modal.

Internal Audit

Untuk memenuhi Peraturan OJK No.56/POJK.04/2015 tanggal 23 Desember 2015 tentang

Pembentukan Dan Pedoman Penyusunan Piagam Unit Audit Internal dan Peraturan Bank Indonesia

No. 1/6/PBI/1999 tanggal 20 September 1999 tentang Penugasan Direktur Kepatuhan (Compliance

Director) dan Penerapan Standar Pelaksanaan Fungsi Audit Intern Bank Umum (SPFAIB) yang kemudian

diperbaharui dengan Peraturan Bank Indonesia No. 13/2/PBI/2011 tanggal 12 Januari 2011 tentang

Pelaksanaan Fungsi Kepatuhan Bank Umum sebagai ukuran minimal yang harus dipatuhi oleh

Page 95: ATAU KECUKUPAN ISI PROSPEKTUS INI. SETIAP ... PUT III PT Bank...ATAU SERTIFIKAT BUKTI HMETD ATAU DOKUMEN-DOKUMEN LAIN YANG BERKAITAN DENGAN PUT III INI, MAKA DOKUMEN-DOKUMEN TERSEBUT

PT Bank of India Indonesia Tbk

77

Perseroan sebagai perusahaan publik serta untuk memastikan terselenggaranya fungsi audit intern

Perseroan yang efektif melalui kesamaan pemahaman dan dukungan komitmen mengenai visi, misi,

struktur dan kedudukan, kewenangan, fungsi, tugas, tanggungjawab, independensi dan ruang lingkup

pekerjaan audit intern Bank, Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan menetapkan Piagam Audit Intern

(Internal Audit Charter).

Perseroan telah memiliki Piagam Audit Internal (Internal Audit Charter) yang ditetapkan Direksi

dengan persetujuan Dewan Komisaris tertanggal 17 Juli 2014. Piagam Audit lntern ini dimaksudkan

sebagai pedoman standar yang memuat ukuran minimal tentang fungsi Audit lntern yang perlu

diselenggarakan oleh Perseroan serta aspek-aspek yang berkaitan dengan pelaksanaan Audit Intern.

Piagam Audit lntern ini ditujukan pula untuk terciptanya kesamaan pemahaman dan landasan

mengenai tingkat pemeliharaan kepentingan dan komitmen dari semua pihak yang terkait dengan

Perseroan.

Hal-hal yang diatur dalam Piagam Audit Intern Perseroan adalah visi dan misi Divisi Audit Internal

(DAI), struktur dan kedudukan Internal Audit Division dalam organisasi bank, ruang lingkup pekerjaan

dan kegiatan DAI, wewenang fungsi tugas dan tanggung jawab DAI, pernyataan dukungan dan

independensi SKAI, tanggung jawab auditee, kode etik dan persyaratan auditor internal. Perlindungan

hukum kepada pemimpin dan auditor Divisi Audit, tanggung jawab manajemen, metodologi audit.

Divisi Audit Internal Perseroan dipimpin oleh Jusa T. Tondok sebagai Kepala Satuan Kerja Audit Intern.

Tujuan adanya divisi ini adalah untuk memberikan rekomendasi perbaikan terhadap kualitas dan

efektivitas pengelolahan risiko serta kecukupan efektivitas pengendalian intern. Ruang lingkup

kegiatan Divisi Internal Audit mencakup pelaksanaan assurance dan konsultasi terhadap seluruh

kegiatan Perseroan dan semua tingkatan manajemen Perseroan.

Tugas pokok dan tanggung jawab Divisi Audit Internal diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Menyusun dan melaksanakan realisasi rencana audit dan konsultasi tahunan;

2. Melaporkan realisasi rencana audit dan konsultasi tahunan setiap semester kepada Direktur

Utama dan Komisaris;

3. Melakukan pemeriksaan dan penilaian atas efisiensi dan efektivitas di bidang keuangan,

akuntansi, operasional, sumber daya manusia, pemasaran, teknologi informasi dan kegiatan

lainnya;

4. Menguji dan mengevaluasi pelaksanaan pengendalian intern dan sistem Manajemen Risiko sesuai

dengan kebijakan Perseroan;

5. Memberikan saran perbaikan dan informasi yang obyektif tentang kegiatan yang diperiksa pada

semua tingkat manajemen;

6. Membuat laporan hasil audit dan menyampaikan laporan tersebut kepada Direktur Utama dan

Komisaris dengan tembusan kepada Direktur Kepatuhan;

7. Memberikan konsultasi kepada pihak intern Perseroan untuk memberikan nilai tambah dan

perbaikan terhadap kualitas pengendalian, pengelolahan risiko dan tata kelola Perseroan;

8. Melakukan audit pendalaman (khusus) apabila diperlukan;

9. Melaksanakan pemantauan tindak lanjut audit dan melaporkan kepada Direktur Utama dan

Dewan Komisaris setiap triwulan;

10. Melaporkan segera atas setiap temuan audit yang diperkirakan dapat menggangu kelangsungan

usaha Perseroan kepada Direktur Utama dan Dewan Komisaris;

11. Menyiapkan laporan pelaksanaan dan pokok hasil audit dan menyampaikan kepada Bank

Indonesia;

12. Mengajukan anggaran tahunan untuk tahun yang akan datang dan melaporkan kepada direktur

utama setiap semester;

13. Menyusun kebijakan dan prosedur tertulis sebagai pedoman bagi auditor internal dalam

melaksanakan tugasnya;

Page 96: ATAU KECUKUPAN ISI PROSPEKTUS INI. SETIAP ... PUT III PT Bank...ATAU SERTIFIKAT BUKTI HMETD ATAU DOKUMEN-DOKUMEN LAIN YANG BERKAITAN DENGAN PUT III INI, MAKA DOKUMEN-DOKUMEN TERSEBUT

PT Bank of India Indonesia Tbk

78

14. Menyusun program untuk mengevaluasi mutu kegiatan audit yang dilakukan;

15. Melaksanakan pendidikan secara berkelanjutan dan sesuai dengan kompetensi auditor;

16. Bekerjasama dengan Komite Audit;

17. Pasangan istri/suami, anak atau orang tua dari auditor tidak bekerja pada PT Bank of India

Indonesia Tbk;

18. Mematuhi kebijakan dan prosedur Perseroan yang ada serta menggunakan standar dan pedoman

praktek terbaik oleh lembaga profesional seperti Institute of Internal Audit (IIA), Information

Systems Audit and Control Association (ISACA), Committee of Sponsoring Organizations of the

Treadsay Commission (COSO), dll sebagai regerensi/acuan;

19. Berkontribusi atas proses manajemen risiko perusahaan termasuk Anti Money Laundring (AML)

dan Anti Terrorist Financing (AFT), Teknologi Informasi dan Keamanan Informasi dan fungsi

manajemen risiko lain untuk memastikan bahwa risiko secara tepat diidentifikasi dan dikelola.

Wewenang Divisi Audit Internal adalah sebagai berikut:

1. Melakukan akses secara penuh, bebas dan tidak terbatas terhadap catatan, informasi, karyawan,

dana, aset, lokasi/area serta sumber daya lain Perseroan yang berkaitan dengan pelaksanaan

audit dan konsultasi.

2. Melakukan verifikasi, wawancara, konfirmasi dan teknik pemeriksaan lainnya kepada nasabah

atau pihak lain berkaitan dengan pelaksanaan audit dan konsultasi.

3. Melakukan komunikasi secara langsung dengan Direksi, Dewan Komisaris dan/atau Komite Audit

serta anggota dari Direksi, Dewan Komisaris dan/atau Komite Audit.

4. Melakukan rapat secara berkala dan insidentil dengan Direksi, Dewan Komisaris dan/atau Komite

Audit.

5. Menentukan jadwal, auditee, personil, ruang lingkup dan menggunakan metodologi, teknik,

perangkat dan pendekatan audit dalam melaksanakan tugas pokok yang telah ditetapkan.

6. Melakukan koordiansi dengan auditor eksternal.

7. Menggunakan jasa pihak ekstern dalam pelaksanaan audit apabila dipandang perlu.

5. Sumber Daya Manusia

Per tanggal 30 Juni 2017, jumlah Direksi 4 (empat) orang terbagi atas direksi lokal 3 (tiga) orang dana

sing 1 (satu) orang. Jumlah karyawan (termasuk manager dan minus direksi) adalah sebanyak 302 (tiga

ratus dua) orang, terbagi atas karyawan local sebanyak 300 (tiga ratus) orang dan asing sebanyak 2

(dua) orang.

Berikut ini jumlah dan komposisi karyawan Tetap Perseroan berdasarkan jenjang manajemen, jenjang

pendidikan, dan jenjang kelompok usia.

Komposisi Karyawan Tetap Menurut Jenjang Manajemen

Keterangan 30 Juni 31 Desember

2017 % 2016 % 2015 % 2014 % 2013 %

Direksi 4 1,31 5 1,57 4 1,26 5 1,17 4 1,17

Manager 18 5,88 20 6,29 17 5,36 20 6,73 19 5,56

Supervisor 52 16,99 51 16,04 44 13,88 45 11,40 44 12,87

Staff 173 56,54 183 57,55 188 59,31 190 60,82 207 60,52

Non-Staff 59 19,28 59 18,55 64 20,19 68 19,88 68 19,88

Jumlah 306 100 318 100 317 100 328 100 342 100

Page 97: ATAU KECUKUPAN ISI PROSPEKTUS INI. SETIAP ... PUT III PT Bank...ATAU SERTIFIKAT BUKTI HMETD ATAU DOKUMEN-DOKUMEN LAIN YANG BERKAITAN DENGAN PUT III INI, MAKA DOKUMEN-DOKUMEN TERSEBUT

PT Bank of India Indonesia Tbk

79

Komposisi Karyawan Tetap Menurut Jenjang Pendidikan

Keterangan 30 Juni 31 Desember

2017 % 2016 % 2015 % 2014 % 2013 %

S2 9 2,56 12 3,77 6 1,89 10 3,05 6 1,49

S1 169 56,41 181 56,92 180 56,78 177 53,96 191 54,64

D3,D2,D1 36 11,36 37 11,64 35 11,04 40 12,20 40 10,04

SMA 79 26,74 79 24,84 85 26,81 86 26,22 89 29,74

SMP/SD 9 2,93 9 2,83 11 3,47 15 4,57 12 4,09

Jumlah 302 100 318 100 317 100 328 100 338 100

Komposisi Karyawan Tetap Menurut Kelompok Usia

Keterangan 30 Juni 31 Desember

2017 % 2016 % 2015 % 2014 % 2013 %

S/D 30 tahun 51 13,55 57 16,67 57 17,98 67 20,43 73 11,52

31 - 40 tahun 87 28,21 92 28,93 95 29,97 98 29,88 106 34,57

41 - 60 tahun 164 58,24 169 54,40 165 52,05 162 49,39 159 53,91

60 tahun ke atas 0 - 0 0 0 0 1 0,30 0 0

Jumlah 302 100 318 100 317 100 328 100 338 100

Selain jumlah karyawan sebagaimana disebutkan di atas, saat ini juga terdapat 2 orang tenaga kerja

asing yang menduduki jabatan sebagai Komisaris Utama dan Direktur Perseroan yang berasal dari

Negara India. Berikut ini adalah penjelasan mengenai tenaga kerja asing tersebut:

No. Nama Jabatan No.IMTA Masa Berlaku IMTA

s/d

No.KITAS

1. Neelam Damodharan *) Komisaris Utama - - -

2. Prashant Thapliyal Direktur 20524/MEN/P/IMTA/ 2017 25-04-2018 2C21JD1050-R

*) Pasal 37 Ayat 2 Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No.16 Tahun 2015 tentang Tata Cara

Penggunaan Tenaga Kerja Asing sebagaimana diubah dengan Peraturan Menteri Ketenagakerjaan

No.35 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No.16 Tahun 2015

tentang Tata Cara Penggunaan Tenaga Kerja Asing (“Permen Ketenagakerjaan tentang TKA”)

mengatur bahwa Tenaga Kerja Asing yang menduduki jabatan anggota Direksi, anggota Dewan

Komisaris atau anggota Pembina, anggota Pengurus, anggota Pengawas yang berdomisili di luar negeri

tidak wajib memiliki Izin Mempekerjakan Tenaga Kerja Asing (“IMTA”). Pasal 39 Ayat 3 Permen

Ketenagakerjaan tentang TKA mengatur bahwa penerbitan IMTA menjadi dasar untuk pengajuan salah

satunya pemberian dan perpanjangan Izin Tinggal Terbatas (“ITAS”). Neelam Damodharan sebagai

Komisaris Utama Perseroan tidak berdomisili di dalam wilayah Indonesia karenanya sesuai dengan

Permen Ketenagakerjaan tentang TKA, yang bersangkutan tidak wajib memiliki IMTA dan ITAS.

Tidak ada pembatasan jumlah tenaga kerja asing yang dipekerjakan Perseroan untuk menduduki

jabatan tertentu dan telah memenuhi peraturan Kementerian Ketenagakerjaan.

Pegawai Perseroan menerima paket kompensasi yang telah sesuai dengan Upah Minimum Regional

(UMR) yang berlaku yang mencakup gaji pokok, tunjangan hari raya, tunjangan pendidikan, tunjangan

akhir tahun, tunjangan transportasi, tunjangan hari tua dari Jamsostek, kredit karyawan dengan bunga

yang lebih rendah dibandingkan yang disalurkan Perseroan kepada nasabahnya, kredit kepemilikan

rumah dan fasilitas kesehatan sesuai dengan kebijakan Perseroan.

Peningkatan kompetensi karyawan dilaksanakan secara berkelanjutan melalui berbagai program

pelatihan, baik dengan metode internal maupun eksternal. Program-program yang diikuti para

Page 98: ATAU KECUKUPAN ISI PROSPEKTUS INI. SETIAP ... PUT III PT Bank...ATAU SERTIFIKAT BUKTI HMETD ATAU DOKUMEN-DOKUMEN LAIN YANG BERKAITAN DENGAN PUT III INI, MAKA DOKUMEN-DOKUMEN TERSEBUT

PT Bank of India Indonesia Tbk

80

karyawan meliputi program sosialisasi, pelatihan dan workshop. Setiap program pengembangan

karyawan selalu diawali dengan analisa kebutuhan karyawan melalui training need analysis (TNA) yang

kemudian dirumuskan menjadi suatu rencana training. Sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia,

Perseroan senantiasa menyisihkan 5% dan biaya tenaga kerja untuk pengembangan karyawannya.

Karyawan Perseroan belum membentuk Serikat Pekerja.

6. Hubungan Kepemilikan, Kepengurusan Dan Kepengawasan Perseroan Dengan Pemegang Saham

Berbentuk Badan Hukum

a. Diagram Kepemilikan

Per tanggal prospektus ini diterbitkan, struktur kepemilikan Perseroan adalah sebagai berikut :

* Pengendali Perseroan adalah Pemerintah Republik India

Berikut adalah keterangan mengenai Pemegang Saham Utama Perseroan

NO

. NAMA

HUBUNGAN

KETERKAITAN PEMEGANG SAHAM PENGURUS

1 BANK OF INDIA

PEMEGANG

SAHAM

PENGENDALI CENTRAL GOVT./STATE

GOVT 73.72%

NON EXECUTIVE

CHAIRMAN MR. G. PADMANABHAN

BANK (76%)

MUTUAL FUNDS/UTI* 1.18%

MANAGING

DIRECTOR & CEO

MR. DINABANDHU

MOHAPATRA

FINANCIAL

INSTITUTIONS/BANKS* 1.38%

EXECUTIVE

DIRECTOR

MR. R.A SANKARA

NARAYANAN

INSURANCE COMPANIES* 13.77%

EXECUTIVE

DIRECTOR MR. NEELAM DAMODHARAN

FOREIGN INSTITUTIONAL

INVESTORS &

2.92%

EXECUTIVE

DIRECTOR MR. ATANU KUMAR DAS

OTHER FOREIGN HOLDING*

BODIES CORPORATE* 1.17%

GOVT. NOMINEE

DIRECTOR

MR. GIRISH CHANDRA

MURMU

INDIVIDUALS/OTHERS* 5.86%

RBI NOMINEE

DIRECTOR MS. ROSEMARY SEBASTIAN

TOTAL 100.00% PARTIME NON- MS. VENI THAPAR

Page 99: ATAU KECUKUPAN ISI PROSPEKTUS INI. SETIAP ... PUT III PT Bank...ATAU SERTIFIKAT BUKTI HMETD ATAU DOKUMEN-DOKUMEN LAIN YANG BERKAITAN DENGAN PUT III INI, MAKA DOKUMEN-DOKUMEN TERSEBUT

PT Bank of India Indonesia Tbk

81

OFFICIAL

DIRECTOR

SHAREHOLDER

DIRECTOR

MR. NEERAJ BHATIA (FROM

25.10.2014)

SHAREHOLDER

DIRECTOR

MR. SANJIV KUMAR ARORA

(FROM 25.10.2014)

2

PT PANCA

MANTRA JAYA

PEMEGANG

SAHAM BANK

(18.00%)

DILIP RUPO CHUGANI 33.34% KOMISARIS

PRAKASH RUPCHAND

CHUGANI

DEEPAK RUPO CHUGANI 33.33% DIREKTUR DILIP RUPO CHUGANI

PRAKASH RUPCHAND

CHUGANI 33.33% DIREKTUR

PRAKASH KORTUMAL

NARWANI (NARWANI

PRAKASH KOTUMAL)

T O T A L 100.00%

3

PRAKASH R.

CHUGANI

PEMEGANG

SAHAM BANK

(1.61%)

4 MASYARAKAT

PEMEGANG

SAHAM BANK

(4.39%)

b. Hubungan Pengurusan dan Pengawasan serta Afiliasi

Hubungan pengurusan dan pengawasan antara Perseroan dan pemegang saham berbentuk badan

hukum Perseroan Terbatas dapat dilihat dari tabel berikut ini:

Perseroan Bank of India

PT Panca Mantra

Jaya

Radhamangalam Anantharaman

Sankara Narayanan

Komisaris Utama Executive

Director

-

Prakash Rupchand Chugani Komisaris - Komisaris

Raharjo Satrio Unggul Komisaris Independen - -

Handadjaja Sulaiman Komisaris Independen - -

Sinbad Rijadi Hardjodipuro Direktur Utama - -

Ferry Koswara Direktur - -

Prashant Thapliyal Direktur - -

Primasura Pandu Dwipanata Direktur - -

7. Keterangan Mengenai Aset Tetap

Perseroan memiliki dan/atau menguasai bidang-bidang tanah dan bangunan yang terletak di Jakarta,

Surabaya, dan Makassar dengan jenis hak berupa Hak Guna Bangunan (HGB) dan Hak Milik Atas

Satuan Rumah Susun (HMSRS), dimana sebagian besar diantaranya dipergunakan untuk kegiatan

Page 100: ATAU KECUKUPAN ISI PROSPEKTUS INI. SETIAP ... PUT III PT Bank...ATAU SERTIFIKAT BUKTI HMETD ATAU DOKUMEN-DOKUMEN LAIN YANG BERKAITAN DENGAN PUT III INI, MAKA DOKUMEN-DOKUMEN TERSEBUT

PT Bank of India Indonesia Tbk

82

operasional Perseroan. Jumlah aset tetap Perseroan pada tanggal 30 Juni 2017 setelah dikurangi

akumulasi penyusutan adalah sebesar Rp 123.056 juta.

Tanah dan bangunan yang dimiliki oleh Perseroan adalah:

No. Lokasi Luas

(M2) Sertipikat

Terdaftar

Atas Nama

Jangka Waktu

(s/d tanggal)

TANAH

1. Jl. H. Samanhudi No.37

Jakarta Pusat 617

HGB No.4818

Tgl 21-02- 2012

PT Bank

Swadesi Tbk 20-02-2032

2. Jl. Tunjungan No.32

Surabaya 488

HGB No.623

Tgl 23-10-2007

PT Bank

Swadesi Tbk 13-06-2027

3. Jl. Coklat No.2022

Surabaya 188

HGB No.1972

Tgl 23-11-2006

PT Bank

Swadesi Tbk 07-09-2026

4.

Jl. Raya Bogor Km.21 No.18,

Jakarta Timur

172 HGB No.00256

Tgl 08-04-2016

PT Bank of

India

Indonesia Tbk

07-04-2036

5. 132

HGB No.105

Tgl 09-04-1998

PT Bank

Swadesi Tbk 09-04-2018

6. Jl. Danau Sunter Utara

Blok D-1/12-13/3, Jakarta

Utara

109 HGB No.10.251

Tgl 17-12-2003

PT Bank

Swadesi Tbk 19-12-2024

7. Jl. Kelapa Gading Boulevard

Blok LC-7 No.07 Kelapa

Gading, Jakarta Utara

182 HGB No.2526

Tgl 31-08-1994

PT Bank

Swadesi 11-05-2032

8. Villa Pertama Gading A.5/42,

Tugu Selatan, Koja,

Jakarta Utara

99 HGB No.698

Tgl 28-06-2002

PT Bank of

India

Indonesia Tbk

04-08-2036

9. Jl. Ujung Pandang

Ruko Taman Bahari No.13,

Makassar

100 HGB No.20106

Tgl 25-05-2007

PT Bank

Swadesi Tbk 10-05-2041

BANGUNAN

1. Rusun Non Hunian

Wisma Eka Jiwa,

Jl. Arteri Mangga Dua No.

RM/17

Jakarta Pusat

348

HMSRS No.778/I-II-

III-IV

Tgl 05-09-1997

PT Bank

Swadesi Tbk 15-06-2029

2. Rusun Non Hunian

JITC Blok IA Lt. IV No.296

Jl. Raya Mangga Dua

Jakarta Utara

8,51 HMSRS No.296/IV/IA

Tgl 29-10-1994

PT Bank

Swadesi Tbk 16-07-2028

3. Rusun Hunian

Taman Kemayoran

Condominium

No.01, Lt. II, Blok C Blok A I,

Jakarta Pusat

44,02 HMSRS No.2942/II/C

Tgl 27-02-1997

PT Bank of

India

Indonesia Tbk

19-06-2035

4. Rusun Hunian

Taman Kemayoran

Condominium

No.03, Lt. XII, Blok A Blok A I,

Jakarta Pusat

90,05

HMSRS

No.2816/XII/A

Tgl 27-02-1997

PT Bank of

India

Indonesia Tbk

19-06-2035

5. Rusun Hunian

Mediterania Lagoon 97

HMSRS No.5715/X/B

Tgl 28-12-2007

PT Bank of

India 15-08-2022

Page 101: ATAU KECUKUPAN ISI PROSPEKTUS INI. SETIAP ... PUT III PT Bank...ATAU SERTIFIKAT BUKTI HMETD ATAU DOKUMEN-DOKUMEN LAIN YANG BERKAITAN DENGAN PUT III INI, MAKA DOKUMEN-DOKUMEN TERSEBUT

PT Bank of India Indonesia Tbk

83

Residences

Jl. Komplek Kemayoran Blok

A 1, Lt.10 No. B/10/L Tower

B, Jakarta Pusat

Indonesia Tbk

6. Rusun Hunian

Mediterania Lagoon

Residences

Jl. Komplek Kemayoran Blok

A 1, Lt.10 No. B/10/M Tower

B, Jakarta Pusat

97 HMSRS No.5716/X/B

Tgl 28-12-2007

PT Bank of

India

Indonesia Tbk

15-08-2022

7. Rusun Hunian

Apartemen Eksekutif

Menteng

No.14.10, Lt. XIV Tower B2,

Jl. Pegangsaan Barat No.6-12,

Jakarta Pusat

141,247

HMSRS

No.231/XIV/B2

Tgl 30-12-1997

PT Bank

Swadesi Tbk 05-06-2027

8. Transaksi Dengan Pihak Afiliasi

Dalam menjalankan kegiatan usahanya, Perseroan melakukan transaksi dengan pihak afiliasi.

Transaksi-transaksi tersebut telah dilaksanakan dengan persyaratan yang sama untuk transaksi dengan

pihak lainnya. Nilai transaksi dengan pihak afiliasi adalah wajar karena penentuan bunga sesuai dengan

ketentuan Perseroan dan jangka waktu transaksi sesuai dengan jenis produk perbankan. Pada tanggal

30 Juni 2017, rincian sifat hubungan dan jenis transaksi dengan pihak afiliasi adalah sebagai berikut:

No. Pihak-pihak afiliasi Sifat relasi istimewa Jenis transaksi Persentase (%)

1. Bank of India Pemegang saham Giro pada bank lain 0,05

2. PT Panca Mantra jaya Pemegang saham Simpanan nasabah < 1% 3. Deepak Rupo Chugani Keluarga Komisaris Kredit yang diberikan 23,99 4. PT Metro Global

Services

Penjamin oleh

Pemegang Saham

Kredit yang diberikan 8,18

5. PT Multindo Velvet

Industries

Perusahaan Keluarga

Komisaris

Kredit yang diberikan 20,84

6. Dilip R. Chugani Keluarga Komisaris Kredit yang diberikan 44,31 7. PT Classic Automotive

Manufacturing

Perusahaan Keluarga

Pemegang Saham

Kredit yang diberikan 2,62

8. Personil manajemen

kunci dan keluarga

Hubungan

pengendalian kegiatan

Bank

Kredit yang diberikan

dan simpanan nasabah

0,05

Rincian transaksi dengan pihak berelasi adalah sebagi berikut:

(dalam jutaan Rupiah)

Keterangan

30 Juni 31 Desember

2017 2016 2015

Rp % Rp % Rp %

Giro pada bank lain 2.122 0,05 736 0,02 5.097 0,08

Kredit yang diberikan 206.468 4,90 65.757 1,53 192.929 3,17

Simpanan nasabah 30.542 0,95 31.048 0,97 278.144 5,59

Giro 8.528 0,27 14.684 0,46 12.661 0,25

Tabungan 1.844 0,06 699 0,02 4.393 0,09

Deposito berjangka 20.170 0,62 15.665 0,49 261.090 5,25

Simpanan dari bank lain 56.863 1,77 98.642 3,08 418.509 8,42

Pendapatan bunga 7.548 4,62 9.062 2,22 16.783 3,03

Beban bunga (598) 0,72 (5.201) 2,10 (17.850) 4,90

Page 102: ATAU KECUKUPAN ISI PROSPEKTUS INI. SETIAP ... PUT III PT Bank...ATAU SERTIFIKAT BUKTI HMETD ATAU DOKUMEN-DOKUMEN LAIN YANG BERKAITAN DENGAN PUT III INI, MAKA DOKUMEN-DOKUMEN TERSEBUT

PT Bank of India Indonesia Tbk

84

9. Perjanjian-Perjanjian Penting Dengan Pihak Ketiga

Sampai dengan Prospektus ini diterbitkan, tidak adanya Perjanjian Penting dengan Pihak Ketiga

berdasarkan Laporan Keuangan 30 Juni 2017.

10. Perkara Yang Dihadapi Perseroan

Perseroan saat ini sedang menghadapi 3 (tiga) perkara perdata yang terdaftar pada beberapa

Pengadilan Negeri. Perkara-perkara perdata tersebut secara material tidak mempengaruhi

kelangsungan usaha dan operasional Perseroan serta keadaan keuangan Perseroan dan bukan perkara

yang melibatkan anggota Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan. Selain perkara-perkara perdata

tersebut, Perseroan tidak terlibat dalam perkara lainnya baik dalam lingkup perdata, pidana,

kepailitan, hubungan industrial, tata usaha negara, perpajakan, perkara arbitrase maupun sengketa

atau klaim lainnya dengan pihak manapun, dan juga tidak terdapat somasi atau laporan terhadap

Perseroan yang berpotensi menjadi perkara. Adapun ringkasan dari 3 (tiga) perkara perdata yang

melibatkan Perseroan tersebut adalah sebagai berikut:

No. No.Perkara Jenis Perkara Kedudukan

Perseroan

Nilai Tuntutan/

Perkara Keterangan

1. Perkara pada Pengadilan Negeri

Surabaya dibawah Rol Perkara

No.534/Pdt.Plw/2011/PN.Sby.

Perlawanan Terlawan I Tidak disebutkan

dalam Putusan

Pengadila Negeri

Surabaya dan

Pengadilan Tinggi

Surabaya

Menang pada tingkat

Pengadilan Negeri Surabaya dan

pada tingkat Pengadilan Tinggi

Surabaya. Menang pada tingkat

Kasasi berdasarkan informasi

dari laman (website) Mahkamah

Agung.

2. Perkara pada Pengadilan

Negeri Bekasi dibawah Rol

Perkara No.02/Pdt.G/2013/

PN.BKS.

Perbuatan

Melawan

Hukum

Tergugat III Rp.5 miliar dan

bunga 30%

Menang pada tingkat

Pengadilan Negeri Bekasi dan

sampai saat ini belum ada

upaya hukum lain dari

Penggugat maupun Tergugat.

3. Perkara pada Pengadilan

Negeri Medan dibawah Rol

Perkara No.06/Pdt.G/2016/

PN.Mdn

Perbuatan

Melawan

Hukum

Tergugat I Materiil:

Rp154.316.800.000,-

Imaterial:

Rp559.645.000.000,-

Sedang dalam proses

pemeriksaan perkara di

Pengadilan Negeri Medan.

Page 103: ATAU KECUKUPAN ISI PROSPEKTUS INI. SETIAP ... PUT III PT Bank...ATAU SERTIFIKAT BUKTI HMETD ATAU DOKUMEN-DOKUMEN LAIN YANG BERKAITAN DENGAN PUT III INI, MAKA DOKUMEN-DOKUMEN TERSEBUT

PT Bank of India Indonesia Tbk

85

VIII. B. KEGIATAN DAN PROSPEK USAHA PERSEROAN

1. Umum

Perseroan bergerak dalam bidang usaha jasa perbankan berdasarkan Surat Keputusan Menteri

Keuangan No. 906/KMK.013/1989 tanggal 16 Agustus 1989 dan mempunyai kantor pusat di Jakarta

Pusat. Saat ini Perseroan memiliki 7 Kantor Cabang, 6 Kantor Cabang Pembantu dan 2 Kantor Kas, yang

berlokasi di Jakarta, Surabaya, Medan, Bali, Bandung, dan Makassar.

Sesuai dengan Anggaran Dasar Perseroan, ruang lingkup kegiatan Perseroan adalah menjalankan

kegiatan umum perbankan. Perseroan memperoleh persetujuan menjadi Pedagang Valuta Asing

berdasarkan Surat Bank Indonesia No. 25/242/UD/ADv tanggal 25 November 1992. Perseroan

memperoleh persetujuan menjadi Bank Devisa berdasarkan Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia

No. 27/68/KEP/DIR tanggal 12 Oktober 1994. Selanjutnya, Perseroan memperoleh persetujuan

menjadi Bank Persepsi Kas Negara berdasarkan Surat Menteri Keuangan Republik Indonesia No.S-

7/MK.03/95 tanggal 2 Januari 1995.

2. Jaringan Distribusi

Pada saat prospektus ini diterbitkan, Perseroan memiliki 7 (tujuh) Kantor Cabang, 6 (enam) Kantor

Cabang Pembantu, dan 2 (dua) Kantor Kas.

Tabel di bawah ini menunjukkan jaringan kantor cabang Perseroan dan status penguasaannya:

NO. STATUS OPERASIONAL STATUS PENGUASAAN JANGKA WAKTU

(s/d tanggal)

KANTOR PUSAT

1. Jl. H. Samanhudi No.37

Jakarta Pusat

Milik

HGB No.4818 tgl 21-02- 2012 20-02-2032

KANTOR CABANG (KC)

1. KC Mangga Dua

Rusun Non Hunian

Wisma Eka Jiwa, Jl. Arteri

Mangga Dua No. RM/17,

Jakarta Pusat

Milik

HMSRS No.778/I-II-III-IV tgl 05-09-

1997

15-06-2029

2. KC Tunjungan

Jl. Tunjungan No.32,

Surabaya

Milik

HGB No.623 tgl 23-10-2007 13-06-2027

3. KC Coklat

Jl. Coklat No.20-22,

Surabaya

Milik

HGB No.1972 tgl 23-11-2006 07-09-2026

4. KC Denpasar

Jl. Diponegoro No.135-137 Blok

27, Denpasar

Sewa 18-10-2018

5. KC Medan

Jl. H. Zainal Arifin

No.55-C/31, Medan

Sewa 01-01-2020

6. KC Makassar

Jl. Ujung Pandang

Ruko Taman Bahari No.13,

Makassar

Milik

HGB No.20106 tgl 25-05-2007 10-05-2041

7. KC Bandung

Jl. Veteran No.49,

Bandung

Sewa 01-04-2021

Page 104: ATAU KECUKUPAN ISI PROSPEKTUS INI. SETIAP ... PUT III PT Bank...ATAU SERTIFIKAT BUKTI HMETD ATAU DOKUMEN-DOKUMEN LAIN YANG BERKAITAN DENGAN PUT III INI, MAKA DOKUMEN-DOKUMEN TERSEBUT

PT Bank of India Indonesia Tbk

86

KANTOR CABANG PEMBANTU (KCP)

1. KCP Kelapa Gading

Jl. Raya Boulevard Barat

Blok XC 5-6 No.A, Kelapa

Gading, Jakarta Utara

Sewa 07-09-2022

2. KCP Kramat Jati

Jl. Raya Bogor Km.21 No.18,

Jakarta Timur

Milik

HGB No.00256 tgl 08-04-2016

&

HGB No.105 tgl 09-04-1998

07-04-2036

&

09-04-2018

3. KCP Sunter

Jl. Danau Sunter Utara

Blok D-1/12-13/3, Jakarta Utara

Milik

HGB No.10.251 tgl 17-12-2003 19-12-2024

4. KCP MD Place

Gedung MD Place

Lt. Dasar, Jl. Setiabudi Selatan

No.7, Jakarta Selatan

Sewa 30-06-2018

5. KCP Ngagel

Jl. Ngagel Jaya Selatan 169A,

Surabaya

Ijin Pemakaian Tanah

No.188.45/1955P/436.6.18/2016

tgl 09-06-2016

09-06-2021

6. KCP Wiyung

Taman Pondok Indah

Blok A-37 Wiyung, (Jl. Raya

Menganti 211 Blok A-37),

Surabaya

Sewa 01-10-2022

KANTOR KAS (KK)

1. KK Ancol

Gandhi Memorial

International School, Ancol

Izin penggunaan ruangan Tanpa jangka waktu

2. KK Kemayoran

Gandhi Memorial

International School,

Kemayoran

izin penggunaan ruangan Tanpa jangka waktu

3. Strategi Usaha

Pertumbuhan perekonomian domestik tahun 2017 diperkirakan dapat berada pada kisaran 5,2%

sejalan dengan kinerja perekonomian dunia yang diperkirakan meningkat secara bertahap. Permintaan

domestik diperkirakan tetap menjadi kontributor utama pertumbuhan ekonomi kedepan, baik dari sisi

konsumsi maupun investasi. [faktor yang mendorong pertumbuhan ekonomi domestik yang lebih

tinggi 2017]. Dari sisi eksternal, pertumbuhan perekonomian dunia yang lebih tinggi dan peningkatan

harga komoditas diperkirakan meningkatkan permintaan produk ekspor, sehingga kontribusi ekspor ke

depan diperkirakan akan lebih baik.

Dari situasi pasar tersebut, memberikan implikasi pada arah strategis yang harus dilakukan oleh

Perseroan untuk dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Implikasi strategis secara global yang

akan dilakukan adalah:

1. Perseroan akan segera masuk dalam peta persaingan baik untuk pasar Asia yang bertumbuh secara

pesat maupun dalam persaingan global.

2. Untuk ekspansi bisnis dimasa mendatang, Perseroan akan fokus pada pemanfaatan peluang

investasi pada pasar yang tumbuh secara pesat.

Page 105: ATAU KECUKUPAN ISI PROSPEKTUS INI. SETIAP ... PUT III PT Bank...ATAU SERTIFIKAT BUKTI HMETD ATAU DOKUMEN-DOKUMEN LAIN YANG BERKAITAN DENGAN PUT III INI, MAKA DOKUMEN-DOKUMEN TERSEBUT

PT Bank of India Indonesia Tbk

87

3. Sinergi dengan Bank of India akan meningkatkan daya saing Perseroan khususnya dukungan yang

signifikan atas faktor-faktor:

• Pengembangan infrastruktur IT;

• Peningkatan pendapatan dari trade finance, remittance dan treasury.

Selain itu strategi usaha Perseroan dituangkan ke dalam Rencana Bisnis Bank 2014-2016 yang terbagi

menjadi dua tahapan yaitu kebijakan jangka pendek dan kebijakan jangka menengah.

1. Target Jangka Pendek;

Merupakan target pencapaian selama 1 (satu) tahun:

• Melengkapi anggota Dewan Komisaris dan Dewan Direksi;

• Pemenuhan modal inti minimum;

• Pemenuhan kewajiban mengenai kepemilikan tunggal (Single Presence Policy);

• Penelaahan kinerja setiap unit bisnis berdasarkan sisi positifnya untuk mencapai kinerja terbaik.

Untuk meningkatkan kinerja Perseroan dapat melakukan penutupan/relokasi cabang, ataupun

membuka cabang di daerah lain yang lebih potensial;

• Sesuai dengan temuan Pengawas BI atas masih adanya kelemahan dalam bidang IT, Perseroan

akan memohon persetujuan dari otoritas untuk menambah 1 IBO untuk pengembangan IT di

Kantor Pusat Jakarta yang akan bertanggung jawab atas: upgrading core banking, program

aplikasi system banking dan optimalisasi produk SMS Banking;

• Peningkatan Transfer Knowledge dari tenaga kerja asing;

• Pembukaan Kantor Cabang Pembantu (capem);

• Perseroan akan melakukan kajian untuk merelokasi cabang Perseroan ke tempat yang lebih

potensial sehingga diharapkan dapat memberikan kontribusi yang optimal;

• Peningkatan produktivitas cabang;

• Menjaga Peringkat Komposit Perseroan, minimal 2;

• Menjaga Peringkat GCG pada level 2;

• Peningkatan kualitas kredit;

• Meningkatkan proporsi dana murah;

• Meningkatkan pendapatan non-bunga;

• Memenuhi komitmen atas hasil pemeriksaan dari regulator dan auditor;

2. Target Jangka Menengah;

Merupakan target pencapaian selama 1-3 tahun:

• Penyesuaian struktur organisasi sejalan dengan perkembangan bisnis;

• Peningkatan kesejahteraan karyawan dan stakeholder value;

• Peningkatan kompetensi karyawan lokal agar setara dengan TKA melalui pelbagai pelatihan;

• Pengembangan produk perbankan yang sesuai dengan kebutuhan nasabah antara lain:

• Produk financing dan trade finance yang bersifat Tailor Made;

• Pengembangan produk Internet Banking;

• Pengembangan fitur jasa pelayanan ATM;

• Produk pendanaan yang lebih menarik dan kompetitif;

• Menjaga kualitas aset produktif pada level sekarang ini;

• Pengembangan sistem informasi manajemen yang mampu menghasilkan informasi secara cepat

dan akurat.

Page 106: ATAU KECUKUPAN ISI PROSPEKTUS INI. SETIAP ... PUT III PT Bank...ATAU SERTIFIKAT BUKTI HMETD ATAU DOKUMEN-DOKUMEN LAIN YANG BERKAITAN DENGAN PUT III INI, MAKA DOKUMEN-DOKUMEN TERSEBUT

PT Bank of India Indonesia Tbk

88

4. Keunggulan Kompetitif

Beberapa keunggulan kompetitif yang dimiliki oleh Perseroan antara lain adalah:

• Dukungan dari pemegang saham yaitu Bank of India yang memiliki jaringan dan cabang yang

tersebar di seluruh dunia.

• Sebagai satu diantara hanya dua bank lokal di Indonesia yang pemegang sahamnya adalah

pemerintah India, PT Bank of India Indonesia Tbk lebih banyak diminati oleh kalangan pengusaha

maupun nasabah India yang berada di Jakarta, Medan, Surabaya dimana banyak warga Indonesia

keturunan India menjalankan usahanya dan bertempat tinggal;

• Perseroan mempunyai market niche tersendiri yaitu pengusaha ataupun investasi yang dilakukan

oleh korporasi India di Indonesia.

Bahwa keunggulan kompetitif yang dimiliki oleh Perseroan adalah dimana nasabah-nasabah

Perseroan merupakan nasabah lama di Perseroan yang terdiri dari Evergreen Customer, dengan

jumlah keseluruhan 60% dari kalangan etnis India. (Sumber: PT Bank of India Indonesia, Tbk. per 30

Juni 2017)

5. Kegiatan Usaha

Ekonomi global yang menurun di tahun 2017. Perekonomian Indonesia tahun 2016 tumbuh sebesar

5,02%, lebih tinggi bila dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi tahun 2015 sebesar 4,88%. Untuk

tahun 2017 sampai dengan kuartal II pertumbuhan ekonomi mencapai 5,01%, namun lebih rendah bila

dibandingan dengan pertumbuhan ekonomi 2016 kuartal II yang mencapai 5,18% (Sumber:

Kompas.com, bisnis.liputan6.com, cnn.indonesia.com). Penurunan pertumbuhan ekonomi akhir-akhir

ini berdampak pada terbatasnya pertumbuhan ekspor akibat melambatnya ekonomi global, namun

permintaan domestik yang cukup besar masih mampu untuk menunjang kegiatan perekonomian

nasional.

Hingga saat ini, BPS mencatata persentase ekspor Indonesia ke A.S. tetap tumbuh sepanjang kuartal

pertama meski ketidakpastian atas kebijakan perdagangan A.S. tetap membayangi. Kuartal pertama

tahun ini, ekspor Indonesia ke A.S. menyentuh 11,7% dari seluruh komposisi ekspor Pertumbuhan

ekspor kuartal kali ini bahkan menyentuh 18,16%. Hal ini dinilai menjadi pemicu pertumbuhan

ekonomi Indonesia. Yang merupakan alasan utama perbaikan kinerja ekspor kuartal ini adalah adanya

perbaikan harga komoditas nonmigas.

konsumsi rumah tangga masih menjadi penggerak utama pertumbuInan ekonomi. Kondisi ini

mendapat respon dari Bank Indonesia yang secara konsisten melahirkan kebijakan pro-stabilitas

ekonomi dengan menetapkan BI 7-day Reverse Repo Rate menjadi sebesar 4,50%, dengan suku bunga

Lending Facility dan suku bunga Deposit Facility masing-masing tetap pada level 5,50% dan 4,00%

Kebijakan BI ini telah turut mendorong peningkatan suku bunga kredit di tengah-tengah bergairahnya

aktivitas ekonomi di sektor riil.

Beberapa pengembangan produk Perseroan mencakup:

Penghimpunan Dana

Kegiatan operasional Perseroan selain dibiayai dengan modal sendiri dan pemupukan laba, juga

diperoleh dari penghimpunan dana masyarakat melalui giro, tabungan serta deposito berjangka.

Secara historis sumber pendanaan terbesar Perseroan dari deposito berjangka. Biaya pendanaan dari

deposito berjangka umumnya lebih tinggi dibandingkan dengan tabungan dan giro. Oleh karena itu di

masa datang Perseroan berusaha menurunkan biaya pedanaan melalui peningkatan jumlah tabungan

dan giro.

Page 107: ATAU KECUKUPAN ISI PROSPEKTUS INI. SETIAP ... PUT III PT Bank...ATAU SERTIFIKAT BUKTI HMETD ATAU DOKUMEN-DOKUMEN LAIN YANG BERKAITAN DENGAN PUT III INI, MAKA DOKUMEN-DOKUMEN TERSEBUT

PT Bank of India Indonesia Tbk

89

Jumlah Dana Pihak Ketiga dan pinjaman yang berhasil dihimpun Perseroan dalam kurun waktu 2 tahun

terakhir dapat dilihat pada tabel di bawah ini. (dalam jutaan Rupiah)

Simpanan Nasabah 30 Juni-17 31 Des-16 31 Des-15

Rp % Rp % Rp %

Giro 225.482 7,19 269.069 8,58 297.976 6,18

Tabungan 132.591 4,23 155.319 4,96 144.583 3,00

Deposito berjangka 2.682.353 85,52 2.598.836 82,91 3.935.564 81,63

Simpanan dari bank lain 96.041 3,06 111.118 3,55 442.827 9,19

Jumlah 3.136.467 100 3.134.342 100 4.820.950 100

Tabungan

Jumlah Tabungan yang berhasil dihimpun Perseroan dalam kurun waktu 2 tahun terakhir dapat dilihat

pada tabel di bawah ini. (dalam jutaan Rupiah)

Tabungan 30 Juni-17 31 Des-16 31 Des-15

Rp % Rp % Rp %

Tabungan Star/ Swadesi 23.801 17,95 29.246 18,83 26.171 18,10

Tabungan Si Boss 88.800 66,97 95.477 61,47 89.606 61,98

Tabungan Lainnya 19.990 15,08 30.596 19,70 28.806 19,92

Jumlah 132.591 100 155.319 100 144.583 100

Giro

Jumlah Giro yang berhasil dihimpun Perseroan dalam kurun waktu 2 tahun terakhir dapat dilihat pada

tabel di bawah ini. (dalam jutaan Rupiah)

Giro 30 Juni-17 31 Des-16 31 Des-15

Rp % Rp % Rp %

Rupiah 114.622 50,83 123.888 46,04 144.056 48,34

Dolar Amerika Serikat 110.860 49,17 145.181 53,96 153.920 51,66

Jumlah 225.482 100 269.069 100 297.976 100

Deposito Berjangka

Jumlah Deposito Berjangka yang berhasil dihimpun Perseroan dalam kurun waktu 2 tahun terakhir

dapat dilihat pada tabel di bawah ini. (dalam jutaan Rupiah)

Deposito Berjangka 30 Juni-17 31 Des-16 31 Des-15

Rp % Rp % Rp %

Rupiah 2.160.906 80,56 2.059.485 79,25 3.053.463 77,58

Dolar Amerika Serikat 521.447 19,44 539.351 20,75 882.101 22,42

Jumlah 2.682.353 100 2.598.836 100 3.935.564 100

Penempatan dan Penyaluran Dana

Perseroan menyalurkan dana dalam bentuk kredit dan penempatan pada efek-efek dan instrumen

pasar uang. Aktivitas utama Perseroan adalah penyaluran dana melalui kredit yang dilakukan sesuai

dengan asas-asas yang sehat serta menerapkan prinsip kehati-hatian yang meliputi independensi,

Page 108: ATAU KECUKUPAN ISI PROSPEKTUS INI. SETIAP ... PUT III PT Bank...ATAU SERTIFIKAT BUKTI HMETD ATAU DOKUMEN-DOKUMEN LAIN YANG BERKAITAN DENGAN PUT III INI, MAKA DOKUMEN-DOKUMEN TERSEBUT

PT Bank of India Indonesia Tbk

90

profesionalisme dan integritas dalam penyaluran kredit. Perseroan tidak memiliki kelompok-kelompok

tertentu yang menjadi nasabah Perseroan baik untuk penyaluran kredit atau penghimpunan dana.

Selama ini nasabah Perseroan pada umumnya adalah perusahaan trading atau ritel. Proses umum

pemberian kredit di Perseroan dan permohonan seluruh kredit di Perseroan dilaksanakan melalui

kantor cabang atau kantor cabang pembantu yang selanjutnya akan melakukan proses review dan

analisa atas kelayakan usaha calon peminjam atau debitur pada kantor cabang bersangkutan. Semua

kredit yang diajukan calon peminjam atau debitur, akan diajukan ke kantor pusat untuk memperoleh

keputusan dari Komite Kredit. Apabila kredit tersebut disetujui maka kantor cabang akan menerbitkan

Surat Penawaran Kredit (SPK) dan apabila kredit tersebut tidak disetujui maka kantor cabang akan

memberi surat penolakan. Berikut ini adalah gambar skema pemberian kredit:

a. Jenis Kredit

i. Kredit Modal Kerja

Kredit yang diberikan untuk kebutuhan modal kerja yang umumnya berjangka waktu pendek (1

tahun) dan dapat diperpanjang.

ii. Kredit Investasi

Kredit yang diberikan untuk membiayai barang modal dan jasa yang diperlukan untuk investasi

dengan jangka waktu menengah atau panjang (lebih dari 1 tahun).

iii. KPR (Kredit Pemilikan Rumah)

Kredit yang diberikan untuk pembelian, pembangunan, perluasan dan perbaikan rumah,

berjangka waktu sampai 7 (tujuh) tahun dengan sistem pembayarannya secara angsuran.

iv. KKKB (Kredit Kepemilikan Kendaraan Bermotor)

Kredit yang diberikan untuk pembelian mobil yang dilakukan nasabah, dengan jangka waktu

kredit sampai 5 tahun.

b. Portofolio Investasi (dalam jutaan Rupiah)

Keterangan 30 Juni 31 Desember

2017 2016 2015

Efek pemerintah 198,373 1.033.173 1.460.850

Page 109: ATAU KECUKUPAN ISI PROSPEKTUS INI. SETIAP ... PUT III PT Bank...ATAU SERTIFIKAT BUKTI HMETD ATAU DOKUMEN-DOKUMEN LAIN YANG BERKAITAN DENGAN PUT III INI, MAKA DOKUMEN-DOKUMEN TERSEBUT

PT Bank of India Indonesia Tbk

91

Efek bukan pemerintah/ korporasi 152.087 221.317 129.983

Jumlah efek-efek 350.460 1.254.490 1.590.833

Cadangan kerugian penurunan nilai (5.066) (72.336) (22.101)

Jumlah efek-efek - bersih 345.394 1.182.154 1.568.732

c. Jenis Keuangan Lainnya (Fee-based Income)

Perseroan juga menawarkan jasa keuangan lainnya seperti:

• Pengiriman uang (Remittance)

Perseroan memberikan pelayanan pengiriman uang antar rekening, antar bank dan antar

negara, fasilitas ini diberikan kepada nasabah pemegang rekening Perseroan.

• Kliring dan Inkaso

Kliring adalah sarana perhitungan warkat yang bertujuan untuk memperluas dan memperlancar

lalu lintas pembayaran giral. Inkaso adalah proses penagihan warkat-warkat kepada bank lain di

Indonesia.

• Jasa Penyewaan Safe Deposit Box

Jasa pelayanan kepada nasabah berupa penyewaan Safe Deposit Box dalam berbagai ukuran box

dengan biaya yang bersaing dan keamanan terjamin selama 24 jam. Penyewa dapat menyimpan

atau mengambil dokumen atau surat berharga tersebut setiap saat selama jam kerja.

• ATM

Perseroan memiliki mesin ATM (Automatic Teller Machine) yaitu suatu fasilitas yang disediakan

bagi nasabah Perseroan untuk melaksanakan sendiri transaksi penarikan tunai, pengiriman uang

(Inter Bank Fund Transfer/IBFT dan pemindahbukuan), melihat saldo dan transaksi lainnya

melalui terminal ATM. Jaringan ATM Perseroan merupakan anggota dari jaringan ATM Bersama.

• Referensi Bank

Referensi Bank diberikan untuk nasabah perorangan atau badan hukum, yang berupa

keterangan secara tertulis yang diberikan oleh Perseroan kepada nasabahnya untuk satu macam

keperluan dan bersifat tidak mengikat, tidak menjanjikan dan tidak memberikan jaminan.

• Jasa Bank Persepsi

Jasa pelayanan pembayaran pajak bagi nasabah seperti pembayaran pajak penghasilan, pajak

pertambahan nilai, pajak impor dan pajak-pajak lainnya.

d. Kredit yang Diberikan

Berikut adalah tabel kredit yang diberikan berdasarkan periode perjanjian kredit pada tanggal

30 Juni 2017, 31 Desember 2016, 2015, 2014 dan 2013:

(dalam jutaan Rupiah)

Jatuh Tempo 30 Juni-17 31 Des-16 31 Des-15 31 Des-14 31 Des-13

Rp % Rp % Rp % Rp % Rp %

≤ 1 tahun 1.347,648 60,82 1.093.033 43,72 954.361 26,56 2.248.812 71,22 361.065 14,05

> 1-2 tahun 434.957 19,63 886.221 35,45 1.952.820 54,35 182.459 5,78 1.575.604 61,32

>2-5 tahun 164.679 7,43 155.463 6,22 161.189 4,49 191.344 6,06 176.922 6,89

> 5 tahun 268.615 12,12 365.445 14,61 524.417 14,60 534.812 16,94 455.728 17,74

Page 110: ATAU KECUKUPAN ISI PROSPEKTUS INI. SETIAP ... PUT III PT Bank...ATAU SERTIFIKAT BUKTI HMETD ATAU DOKUMEN-DOKUMEN LAIN YANG BERKAITAN DENGAN PUT III INI, MAKA DOKUMEN-DOKUMEN TERSEBUT

PT Bank of India Indonesia Tbk

92

Jatuh Tempo 30 Juni-17 31 Des-16 31 Des-15 31 Des-14 31 Des-13

Rp % Rp % Rp % Rp % Rp %

Jumlah kredit yang

diberikan – bruto

2.215.899 100 2.500.162 100 3.592.787 100 3.157.427 100 2.569.319 100

Cadangan kerugian

penurunan nilai

(55.815) (308.214) (191.332) (27.560) (22.009)

Jumlah kredit yang

diberikan – bersih

2.160.084 2.191.948 3.401.455 3.129.867 2.547.310

Tabel di bawah ini adalah komposisi kredit yang diberikan berdasarkan jenis penggunaan kredit

pada tanggal 30 Juni 2017, 31 Desember 2016, 2015, 2014, dan 2013: (dalam jutaan Rupiah)

Jatuh Tempo 30 Juni-17 31 Des-16 31 Des-15 31 Des-14 31 Des-13

Rp % Rp % Rp % Rp % Rp %

Konsumsi 47.245 2,13 50.928 2,04 103.625 2,88 88.451 2,80 100.925 3,93

Modal kerja 1.998.649 90,20 2.199.060 87,96 3.134.567 87,25 2.639.301 83,59 2.072.395 80,66

Investasi 169.048 7,63 248.881 9,95 352.786 9,82 427.795 13,55 393.812 15,33

Karyawan 957 0,04 1.293 0,05 1.809 0,05 1.880 0,06 2.187 0,08

Jumlah kredit yang

diberikan - bruto

2.215.899 100 2.500.162 100 3.592.787 100 3.157.427 100 2.569.319 100

Cadangan kerugian

penurunan nilai

(55.815) (308.214) (191.332) (27.560) (22.009)

Jumlah kredit yang

diberikan –

bersih

2.160.084 2.191.948 3.401.455 3.129.867 2.547.310

Berdasarkan jenis kredit, portofolio kredit yang diberikan Perseroan lebih banyak terkonsentrasi

pada kredit konsumsi dan modal kerja.

Penyaluran kredit berdasarkan denominasi Rupiah masih mendominasi penyaluran kredit

Perseroan. Berikut adalah tabel penyaluran kredit yang diberikan berdasarkan mata uang Rupiah

dan mata uang asing pada tanggal 30 Juni 2017, 31 Desember 2016, 2015, 2014 dan 2013: (dalam jutaan Rupiah)

Jatuh Tempo 30 Juni-17 31 Des-16 31 Des-15 31 Des-14 31 Des-13

Rp % Rp % Rp % Rp % Rp %

Rupiah 1.749.394 78,95 1.800.706 72,02 2.377.926 66,19 2.437.496 77,20 1.997.422 77,74

Dolar Amerika

Serikat

466.505 21,05 699.456 27,98 1.214.861 33,81 719.931 22,80 571.897 22,26

Jumlah kredit yang

diberikan – bruto

2.215.899 100 2.500.162 100 3.592.787 100 3.157.427 100 2.569.319 100

Cadangan Kerugian

Penurunan Nilai

(55.815) (308.214) (191.332) (27.560) (22.009)

Jumlah kredit yang

diberikan- bersih

2.160.084 2.191.948 3.401.455 3.129.867 2.547.310

Kredit yang diberikan adalah komponen aset produktif utama bagi Perseroan. Oleh karenanya

Perseroan senantiasa berpedoman pada prinsip kehati-hatian dalam penyaluran kreditnya. Tabel di

bawah ini menunjukkan bahwa penyaluran kredit kepada pihak berelasi dijaga pada tingkat

seminimal mungkin. (dalam jutaan Rupiah)

Jatuh Tempo 30 Juni-17 31 Des-16 31 Des-15 31 Des-14 31 Des-13

Rp % Rp % Rp % Rp % Rp %

Pihak ketiga 2.009.431 90,68 2.434.405 97,37 3.399.858 94,63 3.024.676 95,80 2.415.169 94

Pihak berelasi 206.468 9,32 65.757 2,63 192.929 5,37 132.751 4,20 154.150 6

Jumlah kredit yang 2.215.899 100 2.500.162 100 3.592.787 100 3.157.427 100 2.569.319 100

Page 111: ATAU KECUKUPAN ISI PROSPEKTUS INI. SETIAP ... PUT III PT Bank...ATAU SERTIFIKAT BUKTI HMETD ATAU DOKUMEN-DOKUMEN LAIN YANG BERKAITAN DENGAN PUT III INI, MAKA DOKUMEN-DOKUMEN TERSEBUT

PT Bank of India Indonesia Tbk

93

Jatuh Tempo 30 Juni-17 31 Des-16 31 Des-15 31 Des-14 31 Des-13

Rp % Rp % Rp % Rp % Rp %

diberikan – bruto

Cadangan Kerugian

Penurunan Nilai

(55.815) (308.214) (191.332) (27.560) (22.009)

Jumlah kredit yang

diberikan- bersih

2.160.084 2.191.948 3.401.455 3.129.867 2.547.310

6. Prospek Usaha

Berdasarkan data yang dirilis oleh BPS untuk data Inflasi Indonesia bulan Juli 2017 mencatat kenaikan

ke level 3,88% (yoy), data ini tidak mengikuti trend liburan pertengahan tahun dan momentum lebaran

yang selalu menunjukkan kenaikan inflasi. Meskipun sedikit melenceng dari proyeksi ekonom namun

secara bulanan inflasi Indonesia masih sesuai harapan, dimana Pemerintah menargetkan inflasi tahun

2017 sebesar 4,00% dengan deviasi kurang lebih 1%.

Laporan data neraca perdaganan Indonesia untuk bulan Juni 2017 menjunjukan bahwa Indonesia

mengalami surplus US$1,63 miliar dimana total ekspor mencapai US$ 11,64 miliar dan total impor

mencapai US 10,01 miliar. Peningkatan dari data Mei 2017 yang mencatatkan surplus sebesar US$ 470

juta didorong oleh surplus sektor nonmigas meskipun perdagangan sektor migas mengalami deficit.

Realisasi pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) pada kuartal II tahun 2017 sebesar 5,01% (yoy)

masih stabil dibandingkan dengan pertumbuhan PDB kuartal I sebesar 5,00%

Pada bulan Juli 2017 bank Indonesia telah menetapkan suku bunga acuan atau BI 7-day Reverse Repo

Rate menjadi sebesar 4,50%, dengan suku bunga Lending Facility dan suku bunga Deposit Facility

masing-masing tetap pada level 5,50% dan 4,00% Kebijakan BI ini telah turut mendorong peningkatan

suku bunga kredit di tengah-tengah bergairahnya aktivitas ekonomi di sektor riil.

Untuk pergerakan nilai tukar kurs Rupiah pada bulan Juni 2017 sebesar Rp 13.319 per dollar A.S. tidak

mengalami perubahan significan secara bulanan dibandingkan dengan Mei 2017 sebesar Rp 13.315 per

dollar A.S. walaupun dibandingan dengan awal tahun 2017 Rupiah menguat 1,22%.

Kondisi tersebut dimanfaatkan Perseroan seoptimal mungkin untuk melakukan akselerasi proses

transformasi menuju bank BUKU 2 dengan tetap menjalankan praktek kehatian-hatian bank.

Perseroan mencanangkan ekspansi kredit dengan pendekatan yang lebih komprehensif dengan

menekankan aspek manajemen risiko yang lebih prudent.

Berdasarkan kinerja keuangan yang memuaskan selama ini, kami mempunyai tingkat keyakinan yang

tinggi untuk dapat mempertahankan bahkan meningkatkan mutu kinerja di masa mendatang.

Profitabilitas tinggi dibarengi dengan NPL yang rendah, efisiensi operasional, struktur permodalan yang

kuat, serta penerapan prinsip kehati-hatian perbankan merupakan kondisi akan selalu dipelihara dan

akan ditingkatkan.

Menjadi bank yang progresif dengan Standar Internasional dalam memenuhi kebutuhan nasabah, baik

dalam transaksi perbankan nasional maupun international. Menyediakan layangan unggulan dengan

didukung penerapan teknologi yang tepat guna, berdasarkan prinsip Kehati-hatian bank dan Good

Corporate Governance memaksimalkan nilai bagi Stakeholder.

Sesuai dengan perkembangan bisnis saat ini, Perseroan telah mengubah Visi menjadi: Menjadi bank

yang progresif dengan Standar Internasional dalam memenuhi kebutuhan nasabah, baik dalam

transaksi perbankan nasional maupun internasional. Visi ini menyatakan kemampuan Perseroan untuk

Page 112: ATAU KECUKUPAN ISI PROSPEKTUS INI. SETIAP ... PUT III PT Bank...ATAU SERTIFIKAT BUKTI HMETD ATAU DOKUMEN-DOKUMEN LAIN YANG BERKAITAN DENGAN PUT III INI, MAKA DOKUMEN-DOKUMEN TERSEBUT

PT Bank of India Indonesia Tbk

94

menyediakan pelayanan perbankan yang bersifat komprehensif. Lingkup target market telah meluas

kepada pelayanan perbankan internasional dengan memanfaatkan jaringan global Bank of India.

Perseroan akan lebih banyak menggunakan pendekatan perbankan internasional dalam bisnisnya.

Untuk memenuhi permodalan minimum untuk Bank kategori BUKU 2 sesuai ketentuan dalam PBI

14/26/PBI/2012 tentang Kegiatan Usaha dan Jaringan Kantor Berdasarkan Modal Inti Bank Dalam,

Perseroan berkomitmen untuk menambah jumlah permodalan hingga di atas Rp 1 Triliun sebelum

akhir 2017. Perseroan telah memutuskan untuk tidak membagikan dividen sebelum angka Rp 1 Triliun

tercapai.

Bank Dunia memproyeksikan bahwa ekonomi Indonesia akan tumbuh pada tingkat 5,3 persen pada

tahun 2018, lebih tinggi dari proyeksi tahun ini sebesar 5,2 persen, menurut laporan Triwulan Ekonomi

Indonesia Juni 2017.

Sementara itu, pemerintah dan Komisi XI DPR RI yang mengawasi urusan keuangan sepakat untuk

menetapkan target pertumbuhan ekonomi antara 5,2 dan 5,6 persen pada APBN 2018.

Perkiraan pertumbuhan tersebut sejalan dengan perkiraan kenaikan PDB global dari 2,7 persen tahun

ini menjadi 2,9 persen pada periode 2018-2019.

Kinerja fiskal di semester I tahun 2017 menguat, dengan peningkatan pendapatan dibandingkan tahun

lalu dan kualitas pengeluaran yang lebih baik.

Konsumsi swasta diperkirakan akan meningkat dengan inflasi moderat, nilai tukar yang stabil,

kepercayaan konsumen yang lebih kuat dan suku bunga kredit konsumen yang rendah.

Dalam perkiraan awal, investasi diperkirakan akan menguat karena berlanjutnya pemulihan harga

komoditas, meningkatkan kepercayaan investor yang didukung oleh kenaikan peringkat S & P, dan

penurunan suku bunga pinjaman komersial.

Dengan adanya gelaran Asian Games dan IMF-World Bank’s pertemuan tahunan dan pilkada serentak

di 2018, akan menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia lebih tinggi.

Pada industri perbankan, risiko kredit jelas masih menjadi perhatian besar namun terlihat stabilitas

yang telah membaik

Pada umumnya, pandangannya mengarah kepada NPL yang meningkat dengan pertumbuhan kredit

yang lebih rendah dari pada masa lalu. Pelaku industri mengharapkan pertumbuhan 10% atau lebih di

tahun 2018. Pelaku industri perbankan melihat bahwa Indonesia menjadi pasar perbankan yang paling

menarik di Asia Tenggara, dan sebagian besar merasakan kondisi pasar membaik.

Namun, lingkungan makro ekonomi masih terlihat oleh responden menjadi risiko nomor satu untuk

industri ini. Akan ada tekanan pada margin, karena tren penurunan suku bunga acuan.

7. Persaingan dan Pemasaran

Segmentasi utama Perseroan ialah pada perdagangan dan industri yang berorientasi pada ekspor.

Perseroan dalam menjalankan kegiatan usahanya menghadapi persaingan dalam semua lini bisnisnya.

Pesaing utama Perseroan terdiri dari bank-bank Indonesia dari kelas menengah dengan aset dibawah

Rp 10 triliun, Bank Pemerintah Daerah, dan Bank Perkreditan Rakyat. Selain itu, Perseroan

menghadapi persaingan tidak langsung dari beragam jenis perusahaan jasa keuangan lainnya, seperti

perusahaan sewa-guna usaha, perusahaan pembiayaan, dan koperasi serta menghadapi persaingan

Page 113: ATAU KECUKUPAN ISI PROSPEKTUS INI. SETIAP ... PUT III PT Bank...ATAU SERTIFIKAT BUKTI HMETD ATAU DOKUMEN-DOKUMEN LAIN YANG BERKAITAN DENGAN PUT III INI, MAKA DOKUMEN-DOKUMEN TERSEBUT

PT Bank of India Indonesia Tbk

95

dari perusahaan yang terkait dengan pemerintah yang menyediakan jasa penghimpunan dana dan

pembiayaan dan pelayanan ekspor/impor.

Sejalan dengan perkembangan dan reformasi sektor keuangan Indonesia yang berkesinambungan,

Perseroan mengantisipasi persaingan yang semakin ketat dari institusi keuangan yang dapat

menawarkan pelayanan dan produk perbankan komersial yang lebih luas atau memiliki batas

pembiayaan yang lebih besar atau neraca yang lebih kuat. Banyak institusi keuangan ini yang secara

substansial memiliki nasabah yang sama dengan Perseroan, dan banyak dari bank-bank ini juga

memiliki ikatan dengan pemerintah atau kelompok bisnis yang besar dengan sumber-sumber

keuangan yang signifikan.

Perseroan akan fokus pada pertumbuhan bisnis yang bersifat sustainable dengan memanfaatkan

peluang pasar yang timbul dikemudian hari. Peluang Pasar Perseroan diantaranya ialah pembiayaan

pada industri yang berorientasi ekspor dan pengolahan hasil bumi, seperti pembangunan pengolahan

kelapa di daerah Sulawesi Utara dan Sulawesi Tengah, selain itu pembangunan pabrik gula di Aceh dan

pabrik gliceryn di Sumatera Utara.

Untuk mencapai tujuan yang diharapkan, dibutuhkan pembangunan kapabilitas yang memadai dalam

menggarap pasar yang telah dipilih secara intensif, dengan cara membangun kapabilitas produk dan

layanan terbaik dikelasnya, Investasi IT dan mengembangkan jaringan cabang dan produk perbankan

internasional, kerjasama yang saling menguntungkan dengan aliansi strategis, mengembangkan

sumber daya yang handal dan mengelola kinerja secara ketat.

Tabel berikut ini menetapkan rasio pendapatan bunga bersih (NIM), rasio kecukupan modal (CAR),

rasio efisiensi (BOPO), rasio imbal hasil terhadap aset (ROA), rasio jumlah kredit bermasalah terhadap

jumlah kredit yang diberikan (NPL) dan rasio kredit yang diberikan terhadap penghimpunan dana

masyarakat (LDR) per 30 Juni 2017. (dalam persentase)

NIM CAR BOPO ROA NPL LDR

Rata-rata Bank Umum di Indonesia 5,28 23,47 81,69 2,35 3,09 89,12

Bank of India Indonesia 4,69 36,92 85,31 1,36 3,60 72,88

Sumber: Laporan triwulan I OJK 2017

Perseroan menyadari jaringan distribusi dalam bisnis perbankan memiliki peranan penting dalam

pemasaran produk Perseroan.

Berbagai strategi ditempuh oleh Perseroan untuk memperluas jaringan distribusi Perseroan dengan

menambah jaringan kantor cabang pembantu yang berlokasi di Jakarta, lalu pembukaan cabang di

Medan, Makassar, Bandung dan Denpasar dan juga merelokasi kantor cabang pembantu di Surabaya.

Perseroan juga aktif dalam program pemasaran produk penghimpunan dan penyaluran dana yang

dimiliki Perseroan dengan promosi-promosi yang dilakukan baik melalui media reklame, cetak dan

sebagainya. Promosi yang dilakukan untuk nasabah lama (existing) adalah dengan menyampaikan

informasi terbaru terkait dengan produk-produk yang diluncurkan Perseroan secara berkala.

8. Manajemen Risiko

Penerapan manajemen risiko oleh Perseroan merupakan suatu proses yang meliputi identifikasi,

pengukuran, pengendalian dan pemantauan risiko, atas hal-hal sebagai berikut:

a. Pengawasan aktif Dewan Komisaris dan Direksi

Page 114: ATAU KECUKUPAN ISI PROSPEKTUS INI. SETIAP ... PUT III PT Bank...ATAU SERTIFIKAT BUKTI HMETD ATAU DOKUMEN-DOKUMEN LAIN YANG BERKAITAN DENGAN PUT III INI, MAKA DOKUMEN-DOKUMEN TERSEBUT

PT Bank of India Indonesia Tbk

96

Pengawasan aktif Dewan Komisaris, berupa pengawasan atas kebijakan operasional Perseroan

secara umum, seperti pelaksanaan GCG, penentuan strategi, pengendalian intern, kepatuhan,

investasi, target kinerja dan manajemen risiko. Dalam menjalankan fungsi pengawasan, Dewan

Komisaris dapat melakukan rapat langsung dengan Dewan Direksi.

Keputusan kredit kepada pihak terkait serta kredit untuk di atas nominal tertentu, memerlukan

persetujuan dari anggota Dewan Komisaris.

Pengawasan aktif oleh Direksi dilakukan melalui rapat-rapat yang membahas berbagai macam

operasinal temuan SKAI, rapat antar Divisi, ALCO dan Komite Manajemen Risiko.

Disamping itu Direksi juga aktif dalam mereview kebijakan dan prosedur kerja Perseroan, serta

evaluasi atas pencapaian rencana bisnis Perseroan. Proses keputusan pemberian kredit diputuskan

dalam rapat komite kredit.

Pengawasan berkala dari Direksi dan Dewan Komisaris atas seluruh aktivitas yang memiliki risiko

maupun potensi risiko di masa mendatang dilakukan setiap triwulan dalam Rapat Komite Pemantau

Risiko.

b. Kecukupan kebijakan, prosedur dan penetapan limit

Perseroan menyusun kebijakan dan penetapan limit yang memadai sesuai dengan strategi bisnis

dan ukuran bank. Sesuai dengan perkembangan bisnis ataupun ketentuan, Perseroan dapat

melakukan perubahan sesuai dengan kebutuhan.

Kebijakan dan prosedur pengelolaan risiko mencakup antara lain produk atau transaksi yang

mengandung risiko, penetapan limit, penetapan tugas, wewenang dan tanggung jawab masing-

masing bagian, sistem pelaporan dan dokumentasi serta sistem pengendali intern.

Disamping itu sejalan dengan adanya perubahan peraturan dan/atau adanya peraturan baru,

Perseroan telah melakukan penyempurnaan dan melengkapi kebijakan dan prosedur yang ada.

Perseroan telah menetapkan limit transaksi antar bank berupa money market dan foreign exchange

limit. Sedangkan limit transaksi lainnya seperti legal lending limit (BMPK), Posisi Devisa Neto, serta

batasan lainnya ditetapkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

c. Kecukupan proses identifikasi, pengukuran, pemantauan dan pengendalian risiko serta sistem

informasi manajemen risiko

Proses identifikasi dan pengukuran

Proses identifikasi dan pengukuran risiko atas seluruh aktivitas penanaman dana pada pemberian

kredit dan penetapan dana antar bank dilakukan melalui suatu proses analisa kredit dan penetapan

peringkat debitur (credit rating).

Atas aktivitas operasional perbankan lainnya Perseroan selalu melakukan identifikasi dan

pengukuran risiko. Pengukuran risiko kredit dan operasional dilaporkan setiap bulan dan

selanjutnya dibuatkan penyusuhan profil risiko.

Proses pemantauan risiko

Page 115: ATAU KECUKUPAN ISI PROSPEKTUS INI. SETIAP ... PUT III PT Bank...ATAU SERTIFIKAT BUKTI HMETD ATAU DOKUMEN-DOKUMEN LAIN YANG BERKAITAN DENGAN PUT III INI, MAKA DOKUMEN-DOKUMEN TERSEBUT

PT Bank of India Indonesia Tbk

97

Pemantauan atas eksposur risiko dilakukan oleh satuan kerja yang independen atas unit

pengambilan risiko yaitu Divisi Manajemen Risiko, Satuan Kerja Audit Intern, Divisi Kepatuhan dan

Komite ALCO.

Sistem Informasi Manajemen

Hingga saat ini Sistem Informasi Manajemen belum bersifat fully integrated, dimana divisi terkait

harus mengirimkan laporan secara parsial per divisi. Namun demikian, hingga saat ini pihak

Manajemen serta unit kerja yang berkepentingan atas pelaporan menerima laporan secara rutin

dan relatif tepat waktu.

d. Sistem pengendalian intern yang menyeluruh

Struktur organisasi Perseroan memisahkan fungsi antara unit kerja operasional dengan yang unit

kerja pengendalian. Perseroan juga memiliki nilai-nilai perusahaan (corporate value) yang telah

dikomunikasikan kepada individu organisasi.

Satuan Kerja Audit Intern (SKAI) telah melaksanakan pemeriksaan atas semua transaksi, serta

laporan-laporan pemeriksaan atas kinerja dari baik unit operasional maupun unit yang

melaksanakan pengendalian.

Setiap hasil audit didokumentasikan dan dimonitor tindak lanjutnya. Hasil tindak lanjut akan

disampaikan kepada Manajemen dan di evaluasi untuk menilai sistem pengendalian intern suatu

unit kerja atau divisi. Kinerja SKAI akan dievaluasi oleh Komite Audit dan dilaporkan kepada Dewan

Komisaris.

Untuk menjamin ketaatan serta kepatuhan atas segala ketentuan formal, kebijakan dan prosedur

internal Perseroan, Direktur dan Divisi Kepatuhan telah menjalankan fungsi pencegahan

pelanggaran serta melakukan sosialisasi terhadap ketentuan internal maupun eksternal Perseroan.

Selama ini pelaksanaan pemenuhan komitmen kepada Otoritas Jasa Keuangan (dahulu Bank

Indonesia), secara umum dapaat dipenuhi sesuai dengan batas waktu yang diperjanjikan dengan

Otoritas Jasa Keuangan (dahulu Bank Indonesia).

Perseroan membentuk Komite Manajemen Risiko dan Stauan Kerja Manajemen Risiko yang

Independen terhadap Satuan Kerja Operasional maupun Satuan Kerja Audit Intern (SKAI).

Pengelolaan risiko dapat dilakukan secara terpadu, terarah, terkoordinir dan berkesinambungan.

Pengelolaan risiko dilakukan pula atas rencana produk atau aktivitas baru yang akan dilakukan.

Untuk memantau efektifitas pelaksanaan tugas Komite Manajemen Risiko dan Satuan Kerja

Manajemen Risiko, Perseroan membentuk Komite Pemantauan Risiko yang bertanggung jawab

secara langsung kepada Dewan Komisaris. Selama periode Januari sampai dengan 30 Juni 2017,

Komite Pemantau Risiko telah melaksanakan rapat sebanyak 1 kali.

Untuk meningkatkan kualitas sistem manajemen risiko yang ada, Perseroan telah mengikutsertakan

seluruh Direksi dan Dewan Komisaris serta Pejabat Perseroan untuk mengikuti Program Sertifikasi

Manajemen Risiko. Dengan adanya program ini, diharapkan dapat meningkatkan kompetensi dan

keahlian setiap Pejabat Perseroan dalam melaksanakan penerapan manajemen risiko sebagai salah

satu upaya memenuhi persyaratan manajemen risiko sesuai dengan Arsitektur Perbankan

Indonesia. Hingga Desember 2016 Perseroan telah menserifikasi dan telah Lulus Ujian Sertifikasi

Manajemen Risiko adalah sebagai berikut:

Page 116: ATAU KECUKUPAN ISI PROSPEKTUS INI. SETIAP ... PUT III PT Bank...ATAU SERTIFIKAT BUKTI HMETD ATAU DOKUMEN-DOKUMEN LAIN YANG BERKAITAN DENGAN PUT III INI, MAKA DOKUMEN-DOKUMEN TERSEBUT

PT Bank of India Indonesia Tbk

98

Keterangan LULUS

Level 1 Level 2 Level 3 Level 4

1 Level dibawah Direksi 2 - 7 13

2 Level dibawah Direksi 2 2 1 -

3 Level dibawah Direksi 30 7 - -

4 Level dibawah Direksi 125 - - -

Selanjutnya untuk memantau efektivitas dari pelaksanaan tugas Komite Manajemen Risiko dan

Satuan Kerja Manajemen Risiko, Bank juga telah membentuk Komite Pemantau Risiko yang

bertanggung jawab secara langsung kepada Dewan Komisaris

Penilaian profil risiko Bank secara keseluruhan per 30 Juni 2017 berada pada Tingkat Komposit 3

dengan hasil penilaian risiko Moderate.

A. Risiko Kredit Risiko kredit timbul dari kemungkinan kegagalan counterparty dalam memenuhi liabilitasnya

kepada Bank. Dalam pengelolaan risiko kredit ini, kebijakan perkreditan Bank dirumuskan

sejalan dengan fungsi Bank sebagai lembaga intermediasi. Dalam menyalurkan kredit, Bank

berlandaskan pada prinsip kehati-hatian sebagaimana digariskan oleh Bank Indonesia maupun

kebijakan yang dirumuskan manajemen bank. Selain itu, pengelolaan risiko kredit juga

dilakukan antara lain melalui diversifikasi risiko kredit dan portofolio (segmen usaha/sektor

industri/ debitur), pemantauan terhadap kualitas aset produktif dan peningkatan aktivitas

remedial serta kecukupan pembentukan cadangan kerugian penurunan nilai.

Pengelolaan kredit yang efektif dapat meminimalkan kerugian dan mengoptimalkan

penggunaan modal yang dialokasikan untuk risiko kredit. Pengelolaan kredit Bank

diarahkan untuk melakukan ekspansi kredit dan mengelola kualitas setiap kredit sejak saat

diberikan sampai dengan dilunasi untuk mencegah kredit tersebut menjadi Non

Performing Loan (NPL).

Bank telah memiliki kebijakan dan pedoman tertulis terkait dengan kegiatan perkreditan

yang antara lain mengatur prosedur analisa kredit, persetujuan kredit, pencatatan dan

pengawasan kredit dan restrukturisasi kredit. Kebijakan dan prosedur tersebut dikaji

secara berkala untuk disesuaikan dengan ukuran dan kompleksitas bisnis Bank.

Bank juga telah menerapkan standar dan prosedur untuk mendukung terciptanya suatu

proses pemberian kredit yang mempertimbangkan risiko dan perolehan hasil. Bank

mengukur dan memantau risiko untuk setiap debitur baik secara individual, sektor

ekonomi maupun seluruh portofolio kredit dengan menerapkan four-eyes principle secara

konsisten.

Bank senantiasa melakukan pemantauan terhadap perkembangan risiko portofolio kredit

melalui laporan Profil Risiko Kredit yang disusun secara bulanan yang merupakan penilaian

komposit dari penilaian terhadap Risiko Inheren dan Kualitas Penerapan Manajemen

Risiko, di mana hal ini secara khusus diatur oleh Bank Indonesia.

Dalam penilaian profil risiko kredit antara lain parameter penilaian yang dilakukan adalah

pada konsentrasi pemberian kredit berdasarkan sektor ekonomi tertentu, kualitas kredit

bermasalah, konsentrasi pembelian surat berharga, kecukupan cadangan dan agunan.

B. Risiko Likuiditas Pengelolaan likuiditas selain meliputi pemeliharaan likuiditas pada tingkat yang cukup untuk

memenuhi liabilitas yang jatuh tempo disuatu waktu tetapi juga melalui Asset and Liability

Page 117: ATAU KECUKUPAN ISI PROSPEKTUS INI. SETIAP ... PUT III PT Bank...ATAU SERTIFIKAT BUKTI HMETD ATAU DOKUMEN-DOKUMEN LAIN YANG BERKAITAN DENGAN PUT III INI, MAKA DOKUMEN-DOKUMEN TERSEBUT

PT Bank of India Indonesia Tbk

99

Committee (ALCO) yang mengawasi posisi dan kondisi laporan posisi keuangan Bank

sehubungan dengan kondisi pasar melalui rapat-rapat bulanannya

dalam menentukan strategik optimal untuk mengelola risiko likuiditas. Risiko likuiditas

merupakan suatu ketidakmampuan untuk mengakomodasikan jatuh tempo liabilitas dan

penarikan serta pembiayaan pertumbuhan aset keuangan dan untuk memenuhi kewajiban

pada tingkat harga pasar yang layak.

Penilaian Bank atas risiko likuiditas adalah 2 dikarenakan bank menempatkan idle fund pada

instrumen SBI dalam jumlah yang cukup untuk mengantisipasi kebutuhan likuiditas harian dan

sumber pendanaan berupa pendanaan volatile tidak signifikan.

C. Risiko Pasar

Potensi timbulnya kerugian yang diakibatkan oleh gejolak pasar, seperti perubahan tingkat

suku bunga dan nilai tukar valuta asing dapat di kategori sebagai Risiko Pasar. Risiko pasar

dikelola dalam batas risiko secara menyeluruh. Seluruh aktivitas perdagangan sehubungan

dengan pertukaran mata uang asing, derivatif, dan pasar uang dipantau tiap hari dan dikaji

dengan basis mark to market sesuai limit yang telah ditetapkan.

D. Risiko Operasional

Pengelolaan risiko operasional meliputi hal-hal yang terkait dengan pengembangan produk,

sistem, sumber daya manusia dan prinsip “know your customer” sebagai aspek pencegahan

terhadap kemungkinan adanya hal-hal yang tidak diinginkan. Risiko operasional merupakan

peluang kerugian yang disebabkan adanya kegagalan proses, kelemahan sistem atau personil,

kelalaian, kejahatan, kombinasi faktor diatas maupun karena faktor yang tidak selalu berada

dibawah kendali Bank. Dalam pengelolaan risiko operasional, masing-masing unit usaha

bertanggung jawab untuk risiko yang terjadi pada kegiatan operasional sehari-hari dengan

mengacu pada kebijakan dan prosedur, pengendalian dan pengawasan rutin.

Bank telah meningkatkan fungsi kontrol dalam pemrosesan transaksi yang dilakukan antara lain

dengan cara menerapkan prosedur yang menjamin ketepatan waktu penyelesaian transaksi,

melakukan penyesuaian metode akuntansi terhadap standar yang berlaku, memelihara

dokumen dan arsip secara tertib, mengamankan akses terhadap aset, data dan aset dalam

kustodian melalui penggunaan password dan menerapkan prinsip mengenal nasabah untuk

meminimalisasi risiko operasional yang timbul. Penambahan intensitas pelatihan dan sosialisasi

yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan awareness setiap individu dalam

menjalankan tugas dan tanggung jawabnya merupakan suatu langkah untuk minimalisasi risiko

operasional dari segi sumber daya manusia.

Penilaian Bank atas risiko operasional adalah 3 dikarenakan bisnis yang dijalankan Bank

memiliki karakteristik yang dinilai belum terlalu kompleks

E. Risiko Hukum

Risiko hukum merupakan risiko yang disebabkan oleh kelemahan sistem yuridis atau oleh

adanya gugatan hukum, ketiadaan hukum yang jelas dan mendukung atau adanya kelemahan

dalam kontrak, klaim atau agunan. Risiko hukum di Bank dikelola dengan memastikan seluruh

aktivitas dan hubungan kegiatan usaha Bank dengan semua pihak telah sesuai dan didasarkan

pada aturan dan persyaratan yang dapat melindungi kepentingan Bank dari segi hukum. Bank

terus menerus meningkatkan kompetensi karyawan dalam bidang hukum dan meningkatkan

sosialisasi nilai-nilai bank sebagai upaya menurunkan risiko.

Antisipasi terhadap risiko hukum, Bank memiliki Divisi Legal dan Remedial yang bertugas

memantau atau mengurangi risiko hukum yang mungkin timbul melalui pengadministrasian

Page 118: ATAU KECUKUPAN ISI PROSPEKTUS INI. SETIAP ... PUT III PT Bank...ATAU SERTIFIKAT BUKTI HMETD ATAU DOKUMEN-DOKUMEN LAIN YANG BERKAITAN DENGAN PUT III INI, MAKA DOKUMEN-DOKUMEN TERSEBUT

PT Bank of India Indonesia Tbk

100

dokumentasi hukum yang tertib dan memadai, melakukan prosedur analisis aspek hukum

terhadap produk dan aktivitas baru, meyakinkan bahwa transaksi- transaksi telah memenuhi

ketentuan aspek hukum dan apabila dibutuhkan, melakukan konsultasi dengan penasihat

hukum.

Penilaian Bank atas risiko hukum adalah 3 dikarenakan perjanjian yang dibuat Bank dinilai perlu

lebih ditingkatkan ke depannya, dalam menjalankan penerapan manajemen risiko secara

menyeluruh dan prosedur terkait bidang legal harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya

dengan mempertimbangkan risiko-risiko yang ada, antara lain terkait jaminan-jaminan kredit.

F. Risiko Strategis

Risiko yang disebabkan oleh adanya pengambilan keputusan dan/atau penerapan strategi bank

yang tidak tepat atau kegagalan bank dalam merespon perubahan-perubahan dari kondisi

eksternal dapat dikategorikan sebagai Risiko Strategis. Risiko strategis dikelola oleh Bank setiap

akhir tahun untuk penetapan strategi pada awal tahun berikutnya, dengan melibatkan berbagai

pihak internal Bank sehingga diharapkan pencapaian strategi bank dapat lebih terfokus dan

dipahami oleh setiap key-person.

Rencana Kerja dan Rencana Strategik yang telah ditetapkan Bank dikomunikasikan kepada

pejabat dan pegawai Bank pada setiap jenjang organisasi, dan memantau kemajuan yang

dicapai dari realisasi anggaran dan kinerja sesuai dengan yang telah ditetapkan.

Penilaian Bank atas risiko strategis adalah 3 dikarenakan pencapaian rencana bisnis bank dinilai

memadai dan mayoritas target masih belum dapat tercapai.

G. Risiko Reputasi

Risiko reputasi Bank dikelola dengan memperhatikan keluhan nasabah serta dengan cepat

merespon setiap berita yang dapat menimbulkan dampak negatif bagi Bank. Risiko reputasi

timbul dari adanya publikasi negatif yang terkait dengan kegiatan usaha bank atau persepsi

negatif mengenai Bank.

Pemberian pelayanan terbaik kepada nasabah, pembentukan unit pengaduan nasabah

merupakan upaya yang dilakukan Bank untuk mengendalikan risiko reputasi, Bank berupaya

antara lain dengan sesegera mungkin menyelesaikan pengaduan nasabah yang masuk, serta

meningkatkan kualitas sumber daya manusia agar setiap proses terkait transaksi perbankan

dapat dilaksanakan secara benar dan tepat waktu.

Penilaian Bank atas risiko reputasi adalah 3.

H. Risiko Kepatuhan

Risiko kepatuhan adalah risiko yang disebabkan Bank tidak mematuhi atau tidak memenuhi

atau tidak melaksanakan peraturan perundang-undangan dan ketentuan lain yang berlaku,

antara lain pemenuhan rasio Kewajiban Pemenuhan Modal Minimum (KPMM), Batas

Maksimum Pemberian Kredit (BMPK), Posisi Devisa Neto (PDN), penerapan tata kelola

perusahaan (GCG) dan lain-lain, termasuk juga pemenuhan target-target laporan yang harus

disampaikan baik ke Bank Indonesia maupun ke institusi pasar modal terkait status Bank

sebagai perusahaan terbuka dan tercatat di Bursa Efek Indonesia.

Tidak terpenuhinya ketentuan-ketentuan tersebut membawa risiko bagi Bank antara lain

pengenaan sanksi denda dan juga sanksi lainnya terhadap Manajemen Bank. Dalam

pelaksanaannya, Direktur Kepatuhan dibantu sepenuhnya oleh Divisi Kepatuhan dalam hal

Page 119: ATAU KECUKUPAN ISI PROSPEKTUS INI. SETIAP ... PUT III PT Bank...ATAU SERTIFIKAT BUKTI HMETD ATAU DOKUMEN-DOKUMEN LAIN YANG BERKAITAN DENGAN PUT III INI, MAKA DOKUMEN-DOKUMEN TERSEBUT

PT Bank of India Indonesia Tbk

101

memantau terlaksananya pemenuhan atas peraturan-peraturan yang ada, baik internal

maupun eksternal.

Penilaian Bank atas risiko kepatuhan adalah 3 dikarenakan Bank masih belum sepenuhnya

mematuhi ketentuan-ketentuan yang ada.

9. Tata Kelola Perseroan

Secara umum menajemen Perseroan telah melaksanakan penerapan Good Corporate Governance

dengan baik. Hal ini tercermin dari pemenuhan yang memadai dari prinsip-prinsip Good Corporate

Governance. Meskipun ditemukan adanya kelemahan dalam penerapan Good Corporate Governance,

secara umum kelemahan tersebut kurang signifikan dan dapat diselesaikan melalui tindakan normal

dari manajemen Perseroan.

a. Governance Structure

Kecukupan struktur dan infrastruktur tata kelola Perseroan agar proses pelaksanaan prinsip GCG

menghasilkan outcome yang sesuai dengan yang diharapkan, sudah memadai. Struktur tata kelola

tersebut antara lain keberadaan Dewan Komisaris, Direksi, Komite dan satuan-satuan kerja pada

Perseroan, telah menjalankan tugas dan fungsinya sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Infrastruktur tata kelola Perseroan antara lain adalah kebijakan dan prosedur Perseroan, sistem

informasi manajemen serta tugas pokok dan fungsi (tupoksi) masing-masing struktur organisasi,

sudah ada dan dijalankan secara konsisten.

b. Governance Process

Efektivitas proses pelaksanaan prinsip Good Corporate Governance (GCG) yang didukung oleh

kecukupan struktur dan infrastruktur tata kelola sehingga menghasilkan outcome yang sesuai

dengan yang diharapkan, telah berjalan efektif, baik dan konsisten. Proses pelaksanaan prinsip GCG

ini tercermin dalam risalah rapat yang diselenggarakan oleh masing-masing organ organisasi

(governance structure), berbagai penyempurnaan kebijakan, sistem dan prosedur serta temuan

pemeriksaan dari unit kerja terkait yang tidak ditemukan adanya temuan yang mengganggu

kelangsungan usaha Perseroan.

c. Governance Outcome

Kualitas outcome yang sesuai harapan dan merupakan hasil proses pelaksanaan prinsip GCG yang

didukung oleh kecukupan struktur dan infrastruktur tata kelola Perseroan, relatif baik. Outcome ini

mencakup aspek kualitatif dan aspek kuantitatif, antara lain yaitu:

1) kecukupan transparansi laporan, sebagaimana tercermin dari publikasi laporan

keuangan/laporan tahunan/SBDK, pegumuman informasi penjaminan LPS, penyediaan

informasi melalui website, dll.

2) obyektifitas pemeriksaan sebagaimana tercermin dari hasil laporan pemeriksaan baik oleh SKAI

maupun Unit Internal Control. SKAI telah menggunakan prinsip Risk Based Audit dalam proses

pemeriksaannya.

3) pertumbuhan yang ditetapkan pada Rencana Bisnis Bank telah sesuai dengan yang diharapakan

serta sesuai dengan risk appetite yang diambil oleh Perseroan. Kinerja Perseroan seperti

rentabilitas, efisiensi, dan permodalan secara keseluruhan menunjukan hasil yang lebih baik

dibandingkan dengan peer group.

4) peningkatan kepatuhan terhadap ketentuan yang berlaku dan tidak ada permasalahan

signifikan yang dihadapi Perseroan seperti fraud, pelanggaran BMPK, pelanggaran ketentuan

Page 120: ATAU KECUKUPAN ISI PROSPEKTUS INI. SETIAP ... PUT III PT Bank...ATAU SERTIFIKAT BUKTI HMETD ATAU DOKUMEN-DOKUMEN LAIN YANG BERKAITAN DENGAN PUT III INI, MAKA DOKUMEN-DOKUMEN TERSEBUT

PT Bank of India Indonesia Tbk

102

terkait laporan Perseroan kepada Bank Indonesia. Permasalahan lebih bersifat minor dapat

dapat diatasi dengan tindakan normal manajemen.

10. Prinsip-Prinsip Perbankan Yang Sehat

Otoritas Jasa Keuangan (dahulu Bank Indonesia) setiap tahunnya menilai kesehatan bank-bank di

Indonesia dengan tujuan membantu manajemen bank memonitor apakah bank telah dikelola dengan

prinsip kehati-hatian dan sistem perbankan yang sehat, serta sesuai dengan ketentuan Otoritas Jasa

Keuangan (dahulu Bank Indonesia). Otoritas Jasa Keuangan (dahulu Bank Indonesia) menggunakan

penilaian tersebut untuk melaksanakan fungsinya sebagai pembina dan pengawas perbankan di

Indonesia. Penilaian dilakukan terutama didasarkan faktor kuantitatif dan kualitatif atas berbagai

aspek yang berpengaruh terhadap kondisi dan perkembangan suatu bank, termasuk faktor

permodalan, kualitas aset, manajemen, rentabilitas dan likuiditas. Penilaian ini mempertimbangkan

pula adanya pelanggaran ketentuan yang akan mempengaruhi hasil penilaian. Tingkat kesehatan

Perseroan per posisi 30 Juni 2017 adalah sebagai berikut:

Faktor-Faktor Penilaian 30 Juni 2017 31 Desember

2016 2015

Profil Risiko 3 3 3

Good Corporate Governance 3 3 3

Rentabilitas 4 4 4

Permodalan 3 3 3

Peringkat TKB Berdasarkan Risiko 3 3 3

a. Profil Risiko

Profil risiko adalah salah satu kriteria yang digunakan dalam memperhitungkan tingkat kesehatan

suatu bank. Profil risiko Perseroan ditentukan dengan menilai 8 jenis risiko yang dimiliki oleh

Perseroan. Peringkat profil risiko Perseroan berada pada tingkat Peringkat 2 atau Low to Moderate.

Hal tersebut dikarenakan, Risiko Inheren Perseroan pada periode penilaian dinilai tergolong rendah

untuk kurun waktu tertentu dimasa mendatang, dan Kualitas Penerapan Manajemen Risiko

Perseroan secara komposit dinilai memadai. Kondisi ini menggambarkan bahwa Perseroan secara

umum telah memperhatikan faktor-faktor risiko yang mungkin timbul di masa mendatang dengan

eksposure dan segala sumber daya yang dimiliki. Perseroan juga masih memiliki kelemahan-

kelemahan, namun Perseroan dinilai telah melakukan berbagai upaya mitigasi maupun upaya-

upaya yang mengarah pada peningkatan kualitas kerja.

1) Risiko Kredit

Risiko Kredit secara komposit dinilai berada pada level 4 (”Moderate to High”), dikarenakan

total nilai kredit bermasalah yang masih cukup tinggi dan kualitas penerapan manajemen risiko

kredit dinilai "Fair". Peringkat risiko inheren dinilai "Moderate to High" dikarenakan antara lain,

masih cukup tingginya rasio debitur inti, serta belum maksimalnya pemantauan debitur oleh

cabang, sementara Perseroan telah memasuki sektor korporasi dengan potensi risiko yang kian

meningkat. Sementara itu dari sisi kualitas penerapan manajemen risiko, Perseroan dinilai masih

perlu menyempurnakan strategi, kebijakan dan prosedur kredit yang ada, serta terintegrasi

dengan sistem pengawasan internal guna memitigasi potensi risiko yang ada. Menunjuk hasil

pemeriksaan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terakhir, terdapat beberapa temuan bidang

perkreditan yang masih dalam proses.

2) Risiko Pasar

Page 121: ATAU KECUKUPAN ISI PROSPEKTUS INI. SETIAP ... PUT III PT Bank...ATAU SERTIFIKAT BUKTI HMETD ATAU DOKUMEN-DOKUMEN LAIN YANG BERKAITAN DENGAN PUT III INI, MAKA DOKUMEN-DOKUMEN TERSEBUT

PT Bank of India Indonesia Tbk

103

Risiko Pasar secara komposit dinilai ”Low to Moderate” dikarenakan peringkat risiko inheren

dinilai "Low to Moderate" dan kualitas penerapan manajemen risiko pasar juga dinilai "Fair".

Peringkat risiko inheren dinilai "Low to Moderate" antara lain, dikarenakan risiko pada posisi

neraca dan rekening administratif termasuk transaksi derivatif dan spot dinilai rendah, dan

aktivitas bisnis Perseroan terkait dengan trading dan posisi di pasar dinilai masih relatif sedikit

atau dinilai kurang sensitif terhadap perubahan suku bunga dan nilai tukar. Disamping itu

kemampuan Perseroan untuk mengcover potensial loss karena fluktuasi suku bunga dan nilai

tukar dinilai “Low to Moderate”. Kualitas Penerapan Manajemen Risiko dinilai “Fair” antara lain

dikarenakan Direksi dan Dewan Komisaris dinilai cukup aktif dalam memantau perkembangan

risiko pasar, antara lain melalui mekanisme monitoring harian. Kondisi ini masih relatif sama

dengan penilaian pada triwulan sebelumnya.

3) Risiko Likuiditas

Risiko Likuiditas secara komposit dinilai ”Low to Moderate” dikarenakan peringkat risiko inheren

dinilai "Low to Moderate" dan kualitas penerapan manajemen risiko likuiditas dinilai

"Satisfactory". Peringkat risiko inheren dinilai "Low to Moderate" dikarenakan antara lain

Perseroan dinilai memiliki aset likuid yang berkualitas tinggi dan memadai untuk menutup

kewajiban yang akan jatuh tempo. Walaupun komposisi dana didominasi oleh penempatan dana

jangka pendek, namun nasabah cenderung untuk terus memperpanjang periode

penempatannya (evergreen). Sementara itu, dari sisi Kualitas Penerapan Manajemen Risiko

dinilai “Satisfactory” antara lain dikarenakan Direksi dan Dewan Komisaris dinilai cukup aktif

dalam memantau perkembangan risiko likuiditas yang dilakukan melalui monitoring secara

harian.

4) Risiko Operasional

Risiko Operasional secara komposit dinilai ”Low to Moderate” dikarenakan peringkat risiko

inheren dinilai "Low to Moderate" dan kualitas penerapan manajemen risiko operasional dinilai

"Satisfactory". Peringkat risiko inheren dinilai "Low to Moderate" dikarenakan antara lain

karekteristik dan kompleksitas bisnis Perseroan dinilai belum terlalu kompleks, tidak ada fraud

yang terjadi, nilai kerugian risiko operasional sepanjang periode semester 2 tahun 2013, didapati

denda dari regulator yang walaupun angkanya relatif rendah dibandingkan laba Perseroan,

namun perlu mendapat perhatian dari Manajemen, khususnya terkait dengan kualitas maupun

kuantitas SDM yang ada. Sementara itu, dari sisi Kualitas Penerapan Manajemen Risiko

walaupun Perseroan telah memiliki PODP Operasional, namun perlu dilakukan review agar

dapat terus up-to-date dengan kondisi di lapangan.

5) Risiko Hukum

Risiko Hukum secara komposit dinilai ”Low to Moderate” dikarenakan peringkat risiko inheren

dinilai "Low to Moderate" dan kualitas penerapan manajemen risiko hukum dinilai

"Satisfactory". Peringkat risiko inheren dinilai "Low" dikarenakan antara lain belum terdapat

tuntutan berkaitan dengan permasalahan hukum yang dapat menimbulkan kerugian yang cukup

besar bagi Perseroan. Sementara itu, dari sisi Kualitas Penerapan Manajemen Risiko dinilai

“Satisfactory” antara lain dikarenakan, Perseroan dinilai memiliki awareness serta mampu

menangani permasalahan-permasalahan hukum. Namun demikian, Perseroan dinilai perlu

menetapkan Kebijakan terkait risiko hukum yang terintegrasi dengan ketentuan operasional

Perseroan. Direksi dan Dewan Komisaris dinilai sangat aktif dalam memantau perkembangan

risiko hukum yang terjadi atas Perseroan.

Page 122: ATAU KECUKUPAN ISI PROSPEKTUS INI. SETIAP ... PUT III PT Bank...ATAU SERTIFIKAT BUKTI HMETD ATAU DOKUMEN-DOKUMEN LAIN YANG BERKAITAN DENGAN PUT III INI, MAKA DOKUMEN-DOKUMEN TERSEBUT

PT Bank of India Indonesia Tbk

104

6) Risiko Strategis

Risiko Strategis secara komposit dinilai “Moderate to high” dikarenakan peringkat risiko inheren

dinilai "Moderate to High" dan kualitas penerapan manajemen risiko strategis dinilai

"Satisfactory". Peringkat risiko inheren dinilai "Moderate to High" dikarenakan antara lain

pencapaian rencana bisnis Perseroan sampai dengan akhir Tw.II/2017 dinilai baik, dan realisasi

kinerja Perseroan masih relatif sesuai / tidak berbeda signifikan dengan rencana yang ditetapkan

pada Rencana Bisnis Bank. Dari sisi Kualitas Penerapan Manajemen Risiko dinilai “Satisfactory”

antara lain disebabkan pemantauan kinerja Perseroan dilaksanakan secara aktif oleh Direksi

serta dilaporkan kepada Komisaris melalui mekanisme Rapat. Perseroan juga telah melakukan

beberapa aktivitas terkait rencana penambahan modal hingga mencapai Rp 1 triliun sejalan

dengan rencana menuju BUKU 2.

7) Risiko Kepatuhan

Risiko Kepatuhan secara komposit dinilai ”Moderate” dikarenakan peringkat risiko inheren

dinilai "Moderate" dan kualitas penerapan manajemen risiko kepatuhan dinilai "Satisfactory".

Peringkat risiko inheren dinilai "Moderate" dikarenakan antara lain, pada periode penilaian

Perseroan didapati masih belum menindaklanjuti hasil temuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

terkait penerapan ketentuan Good Corporate Governance (GCG), selain itu Perseroan juga masih

terkena denda-denda terkait pelaporan yang belum sesuai dengan ketentuan regulator.

Sementara itu, dari sisi Kualitas Penerapan Manajemen Risiko dinilai “Satisfactory” antara lain

dikarenakan antara lain Perseroan telah memiliki seorang Direktur Kepatuhan yang khusus

membawahi bidang Kepatuhan, Perseroan juga telah melakukan penambahan tenaga SDM yang

handal untuk mengurangi terjadinya kesalahan pekerjaan, Perseroan juga dinilai kooperatif

dengan menindaklanjuti berbagai temuan pemeriksa (OJK) terakhir. Terkait dengan penerapan

GCG, Perseroan juga telah menyiapkan calon pengurus baru yang telah diangkat melalui RUPST.

8) Risiko Reputasi

Risiko Reputasi secara komposit dinilai “Moderate” dikarenakan peringkat risiko inheren dinilai

"Moderate" dan kualitas penerapan manajemen risiko hukum dinilai "Satisfactory". Peringkat

risiko inheren dinilai "Moderate" dikarenakan antara lain sepanjang semester 1 tahun 2014 tidak

ditemukan adanya publikasi negatif terkait dengan pemberitaan mengenai Perseroan.

Disamping itu, pengaruh reputasi dari nama Bank of India selaku ultimate share-holder yang

memiliki reputasi internasional yang baik, dan memiliki kemampuan finansial yang kuat, yang

didukung oleh pemerintah India selaku pemilik mayoritas. Sementara itu, dari sisi Kualitas

Penerapan Manajemen Risiko dinilai “Fair” antara lain dikarenakan, pengendalian risiko reputasi

belum sepenuhnya didukung dengan SDM yang cukup dan adanya standar penanganan publikasi

negatif. Bank telah memiliki unit corporate secretary untuk mengelola risiko reputasi. Direksi

dan Dewan Komisaris dinilai sangat aktif dalam memantau perkembangan risiko reputasi yang

terjadi atas Perseroan.

b. Good Corporate Governance (GCG)

Penerapan GCG berada pada peringkat 3 dan secara umum, manajemen Perseroan telah

melaksanakan penerapan GCG dengan baik. Hal ini tercermin dari pemenuhan yang memadai dari

prinsip-prinsip Good Corporate Governance. Meskipun ditemukan adanya kelemahan dalam

penerapan Good Corporate Governance, secara umum kelemahan tersebut kurang signifikan dan

dapat diselesaikan melalui tindakan normal dari manajemen Perseroan. Tindakan tersebut antara

lain:

Page 123: ATAU KECUKUPAN ISI PROSPEKTUS INI. SETIAP ... PUT III PT Bank...ATAU SERTIFIKAT BUKTI HMETD ATAU DOKUMEN-DOKUMEN LAIN YANG BERKAITAN DENGAN PUT III INI, MAKA DOKUMEN-DOKUMEN TERSEBUT

PT Bank of India Indonesia Tbk

105

1) Melakukan perbaikan prosedur kerja antara Dewan Komisaris dengan Satuan Kerja Audit

Internal (SKAI), Komite Audit dan Direksi.

2) Pemenuhan Komite, pertemuan Komite Manajemen Risiko dan Komite Pemantau Risiko, Komite

Audit dan Komite Remunerasi serta pemenuhan prosedur kerja.

c. Rentabilitas

Rentabilitas Perseroan memadai dan selama ini telah terbukti dapat mendukung pertumbuhan

permodalan Perseroan. Kondisi tersebut didasari hal-hal sebagai berikut:

1) Kinerja Perseroan dalam menghasilkan laba (rentabilitas) memadai, sebagaimana tercermin dari

pencapaian laba dari periode ke periode yang selalu meningkat.

2) Perseroan memperoleh pendapatan selain dari sektor kredit, juga dari fee based income seperti

transaksi remittance dan transaksi ekspor-impor. Sumber utama rentabilitas masih didominasi

oleh core earnings, yaitu pendapatan yang berasal dari penyaluran kredit. Dari total pendapatan

(gross) sampai dengan 30 Juni 2017 sebesar Rp 198 miliar, 84% berasal dari pendapatan bunga.

3) Komponen-komponen yang mendukung pencapaian core aernings sangat stabil sebagaimana

tercermin dari komponen pendapatan bunga maupun biaya bunga (NII) dalam beberapa tahun

terakhir yang senantiasa stabil.

4) Peroleh laba dalam meningkatkan permodalan dan prospek laba di masa datang dinilai tinggi,

dimana laba Perseroan terus meningkat dari tahun ke tahun.

d. Permodalan

Permodalan Perseroan berada pada peringkat 1. Perseroan memiliki kualitas dan kecukupan

permodalan yang sangat memadai relatif terhadap profil risikonya, disertai dengan pengelolaan

permodalan yang sangat kuat sesuai karakteristik, skala dan kompleksitas usaha.

Kondisi tersebut didasari hal-hal sebagai berikut:

1) Perseroan dinilai memiliki kualitas dan kecukupan permodalan yang memadai relatif terhadap

risiko-risiko yang ada, serta dinilai masih mampu mendukung ekspansi usaha Perseroan ke

depan. Sampai dengan posisi 30 Juni 2017 CAR Perseroan mencapai lebih 30% (setelah

memperhitungkan risiko kredit, pasar dan operasional). Pencapaian CAR ini masih diatas

ketentuan Otoritas Jasa Keuangan (dahulu Bank Indonesia) dan kondisi ini memberikan peluang

bagi Perseroan untuk terus melakukan ekspansi usaha kedepan. Perseroan juga telah melakukan

komitmennya untuk melakukan penambahan modal terkait dengan ketentuan Otoritas Jasa

Keuangan (Bank Indonesia), untuk masuk dalam kelompok BUKU 2 (Bank Umum Kegiatan Usaha

2) agar dapat menjalankan transaksi mata uang asing & ekspor impor, Perseroan harus memiliki

modal inti sedikitnya Rp 1 triliun.

2) Kualitas komponen permodalan sangat baik, permanen dan dapat menyerap kerugian,

sebagaimana tercermin pada pencapaian rasio modal inti terhadap modal pelengkap yang

sangat tinggi yaitu 30%, dan juga tercermin dari perhitungan (ICAAP) KPMM sesuai profil risiko

Perseroan.

3) Perseroan memiliki manajemen permodalan dan/atau memiliki proses penilaian kecukupan

modal yang memadai dan disesuaikan dengan strategi dan tujuan bisnis serta kompleksitas

usaha dan skala Perseroan.

4) Perseroan memiliki akses sumber permodalan yang sangat baik dan/atau memiliki dukungan

permodalan dari kelompok usaha atau perusahaan induk yaitu Bank of India. Selain itu, terkait

dengan status Perseroan sebagai perusahaan terbuka, Perseroan memiliki akses ke pasar saham

Page 124: ATAU KECUKUPAN ISI PROSPEKTUS INI. SETIAP ... PUT III PT Bank...ATAU SERTIFIKAT BUKTI HMETD ATAU DOKUMEN-DOKUMEN LAIN YANG BERKAITAN DENGAN PUT III INI, MAKA DOKUMEN-DOKUMEN TERSEBUT

PT Bank of India Indonesia Tbk

106

antara lain dengan opsi melakukan Right Issue untuk memperoleh tambahan modal.

5) Perseroan memiliki manajemen permodalan dan/atau memiliki proses penilaian kecukupan

modal yang memadai dan disesuaikan dengan strategi dan tujuan bisnis serta kompleksitas

usaha dan skala Perseroan.

e. Ketentuan Giro Wajib Minimum (GWM)

Perkembangan rasio GWM Perseroan adalah sebagai berikut: (dalam persentase)

Tanggal GWM Rupiah GWM Mata Uang Asing

Perseroan Ketentuan BI Perseroan Ketentuan BI

30 Juni 2017 7 7 9,19 8

31 Desember 2016 7 7 8,26 8

31 Desember 2015 8 8 8,46 8

31 Desember 2014 8 8 8,20 8

31 Desember 2013 17,00 8 9,38 8

f. Batasan Maksimum Pemberian Kredit (BMPK)

BMPK adalah batas maksimum penyediaan dana yang diperkenankan kepada suatu pihak atau

suatu grup obligor terhadap modal bank. Untuk menghindari pemberian kredit secara terpusat

kepada satu atau kelompok peminjam tertentu, serta untuk menghindari risiko yang akan timbul,

Bank Indonesia melakukan pembatasan persentase pemberian kredit kepada satu pihak atau satu

kelompok terhadap total modal yang dimiliki bank sebagaimana tertuang dalam PBI

No.7/3/PBI/2005 tanggal 20 Januari 2005 tentang Batas Maksimum Pemberian Kredit yang

kemudian diubah dengan PBI No. 8/13/PBI/2006 tanggal 5 Oktober 2006. Ketentuan BMPK adalah

sebagai berikut:

Untuk pihak-pihak tidak terkait dengan bank untuk satu peminjam maupun keseluruhan adalah

sebagai berikut:

a. Penyediaan dana kepada 1 (satu) peminjam yang bukan merupakan pihak terkait ditetapkan

paling tinggi 20% dari modal bank; dan

b. Penyediaan dana kepada 1 (satu) kelompok peminjam yang bukan merupakan pihak terkait

ditetapkan paling tinggi 25% dari modal bank.

Untuk pihak-pihak yang terkait dengan bank untuk satu peminjam maupun keseluruhan setinggi-

tingginya 10% dari modal bank.

Tabel berikut menggambarkan Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK) Perseroan, baik untuk

pihak yang terkait maupun pihak yang tidak terkait untuk periode yang berakhir tanggal 30 Juni

2017, 31 Desember 2016, 2015, 2014 dan 2013: (dalam jutaan Rupiah)

Keterangan 30 Juni 2017 31 Desember

2016 2015 2014 2013

BMPK - Pihak Terkait 103.752 103.239 89.797 50.876 41.447

BMPK - Pihak Tidak Terkait 466.884 464.576 404.089 228.940 186.511

Total 570.636 567.815 493.886 279.816 227.958

Berikut ini adalah tabel portofolio kredit kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa dan

pihak ketiga per tanggal 30 Juni 2017, 31 Desember 2016, 2015, 2014 dan 2013: (dalam jutaan Rupiah)

Jenis 30 Juni 2017 31 Desember

Page 125: ATAU KECUKUPAN ISI PROSPEKTUS INI. SETIAP ... PUT III PT Bank...ATAU SERTIFIKAT BUKTI HMETD ATAU DOKUMEN-DOKUMEN LAIN YANG BERKAITAN DENGAN PUT III INI, MAKA DOKUMEN-DOKUMEN TERSEBUT

PT Bank of India Indonesia Tbk

107

2016 2015 2014 2013

Nilai % Nilai % Nilai % Nilai % Nilai %

Pihak Ketiga 2.009.431 90,68 2.434.405 97,37 3.399.858 94,63 3.024.676 95,80 2.415.169 94,00

Pihak Berelasi 206.468 9,32 65.757 2,63 192.929 5,37 132.751 4,20 154.150 6,00

Jumlah Kredit

– gross

2.215.899 100 2.500.162 100 3.592.787 100 3.157.427 100 2.569.319 100

Perseroan dalam melaksanakan kegiatan operasionalnya selalu mematuhi ketentuan BMPK.

g. Posisi Devisa Neto (PDN)

Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No.5/13/PBI/2003 tanggal 17 Juli 2003, sebagaimana diubah

dengan Peraturan Bank Indonesia No.6/20/PBI/2004 tanggal 15 Juli 2004, Peraturan Bank Indonesia

No.7/37/PBI/2005 tanggal 30 September 2005 dan terakhir diubah dengan Peraturan Bank

Indonesia No.12/10/PBI/2010 tanggal 1 Juli 2010, bank-bank diharuskan mempertahankan posisi

devisa netonya pada akhir kerja secara keseluruhan setinggi-tingginya 20 dari modal. Berdasarkan

pedoman Bank Indonesia, Posisi Devisa Neto secara keseluruhan merupakan penjumlahan dari nilai

absolut atas selisih bersih aktiva dan pasiva dalam neraca untuk setiap mata uang asing ditambah

dengan selisih bersih tagihan dan liabilitas baik yang berupa komitmen maupun kontinjensi di

rekening administratif, untuk setiap mata uang asing yang semuanya dinyatakan dalam Rupiah.

Tanggal Posisi Devisa Neto (PDN)

30 Juni 2017 0,31

31 Desember 2016 5,85

31 Desember 2015 6,23

31 Desember 2014 1,51

31 Desember 2013 1,28

11. Fungsi Kepatuhan Perseroan

a. Pelaksanaan Fungsi Kepatuhan

Pelaksanaan Fungsi Kepatuhan di Perseroan dijalankan oleh Divisi Kepatuhan. Dalam melaksanakan

fungsi tersebut, Divisi Kepatuhan bertangung jawab langsung kepada Direktur Kepatuhan.

Hubungan kerja Divisi Kepatuhan dengan unit organisasi lainnya adalah sebagai partner yang

independen, baik dalam proses rancangan kebijakan maupun review kepatuhan terhadap aktivitas

operasional lainnya.

Kompleksitas kegiatan usaha perbankan yang semakin meningkat sejalan dengan perkembangan

teknologi informasi, globalisasi dan integrasi pasar keuangan akan memberikan dampak yang

sangat besar terhadap eksposur risiko yang dihadapi oleh bank.

Dalam rangka meningkatkan pengelolaan terhadap risiko kepatuhan, Perseroan senantiasa

memperkuat struktur organisasi dan jajaran SDM, melakukan penyempurnaan terhadap peraturan

dan ketentuan yang ada serta melakukan sosialisasi kepada seluruh jajaran karyawan baik melalui

pelatihan-pelatihan internal maupun eksternal dan sebagainya.

Untuk mewujudkan hal tersebut diperlukan peningkatan peran dan fungsi kepatuhan. Fungsi pokok

dari Satuan Kerja Kepatuhan meliputi tindakan:

1) Mewujudkan terlaksananya Budaya Kepatuhan pada semua tingkatan organisasi dan kegiatan

usaha Perseroan.

Page 126: ATAU KECUKUPAN ISI PROSPEKTUS INI. SETIAP ... PUT III PT Bank...ATAU SERTIFIKAT BUKTI HMETD ATAU DOKUMEN-DOKUMEN LAIN YANG BERKAITAN DENGAN PUT III INI, MAKA DOKUMEN-DOKUMEN TERSEBUT

PT Bank of India Indonesia Tbk

108

2) Mengelola risiko kepatuhan yang dihadapi oleh Perseroan.

3) Memastikan agar pedoman, sistem, prosedur dan kebijakan internal Perseroan telah sesuai

dengan ketentuan Otoritas Jasa Keuangan, Bank Indonesia dan peraturan perundang-undangan

yang berlaku.

4) Memastikan kepatuhan Perseroan terhadap komitmen yang dibuat oleh Perseroan kepada Bank

Indonesia dan atau otoritas pengawas lain yang berwenang.

Dalam melaksanakan fungsi tersebut, Satuan Kerja Kepatuhan bertanggung jawab terhadap

Direktur Kepatuhan.

Tugas dan tanggung jawab Direktur Kepatuhan mencakup:

1) Mengusulkan kebijakan kepatuhan atau prinsip-prinsip kepatuhan yang akan ditetapkan oleh

Direksi.

2) Menetapkan sistem dan prosedur kepatuhan yang akan digunakan untuk menyusun ketentuan

dan pedoman internal Perseroan.

3) Merumuskan strategi guna mendorong terciptanya budaya kepatuhan Perseroan.

4) Memastikan bahwa seluruh kebijakan internal, pedoman, ketentuan, sistem dan prosedur serta

kegiatan usaha Perseroan telah sesuai ketentuan Otoritas Jasa Keuangan, Bank Indonesia dan

peraturan perundang-undangan yang berlaku.

5) Meminimalkan potensi risiko kepatuhan dan melakukan tindakan pencegahan agar kebijakan

dan atau keputusan yang diambil anggota Direksi tidak menyimpang dari ketentuan Otoritas

Jasa Keuangan, Bank Indonesia dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

6) Melakukan tugas-tugas lain yang terkait dengan Fungsi Kepatuhan.

b. Indikator Kepatuhan

1. Risiko kepatuhan Perseroan per 30 Juni 2017 berada pada peringkat 3 (tiga) dengan level

Moderate pada Risiko Inheren dan peringkat 3 (tiga) dengan level Moderate pada Kualitas

Penerapan Manajemen Risiko. Hal tersebut menunjukkan bahwa kemungkinan kerugian

Perseroan dari risiko kepatuhan inheren secara komposit tergolong rendah dengan kualitas

penerapan manajemen risiko kepatuhan memadai.

2. Hasil Self Assessment pelaksanaan GCG per 30 Juni 2017 khusus aspek Penerapan Fungsi

Kepatuhan bank ditetapkan pada peringkat 2 dua) dimana Direktur Kepatuhan telah

melaksanakan tugasnya secara independen.

c. Divisi Kepatuhan

Divisi Kepatuhan juga bertanggung jawab atas penerapan Anti Pencucian Uang dan Pencegahan

Pendanaan Terorisme (APU-PPT).

Menindaklanjuti komitmen Perseroan dalam upaya mendukung pencegahan tindak pidana

pencucian uang dan pendanaan terorisme, aktivitas unit kerja AML yang telah dilakukan selama

tahun 2017 di Perseroan mencakup:

1) Penerapan program Anti Pencucian Uang (APU) dan Pencegahan Pendanaan Terorisme (PPT)

yang disesuaikan dengan Peraturan Bank Indonesia No.14/27/PBI/20120 tanggal 28 Desember

2012 dan SEBI No.15/21/DPNP tanggal 14 Juni 2013.

2) Pelaksanaan program APU dan PPT telah dilakukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku,

mencakup beberapa hal sebagai berikut:

• Peran manajemen Perseroan;

Page 127: ATAU KECUKUPAN ISI PROSPEKTUS INI. SETIAP ... PUT III PT Bank...ATAU SERTIFIKAT BUKTI HMETD ATAU DOKUMEN-DOKUMEN LAIN YANG BERKAITAN DENGAN PUT III INI, MAKA DOKUMEN-DOKUMEN TERSEBUT

PT Bank of India Indonesia Tbk

109

• Kebijakan CDD;

• Kebijakan Pendekatan Berdasarkan Risiko (Risk Based Approach) dan Pengelompokan

nasabah;

• Prosedur Penerimaan, Identifikasi dan Verifikasi, dan Penutupan Hubungan Usaha Dengan

Nasabah;

• Area Berisiko Tinggi dan Political Exposure People (PEP);

• Prosedur Pelaksanaan CDD oleh Pihak Ketiga;

• Cross Border Coresspondent Banking;

• Prosedur Transfer Dana;

• Sistem Manajemen Informasi;

• Sumber Daya Manusia dan Pelatihan Karyawan;

• Kebijakan dan Prosedur Penerapan APU-PPT pada Kantor Perseroan dan Perusahaan di Luar

Negeri;

• Penatausahaan Dokumen dan Pelaporan.

3) Menyusun Pelaporan Transaksi Keuangan Tunai (CTR) dan Transaksi Keuangan Mencurigakan

(STR) kepada Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan mencurigakan (PPATK).

4) Program Pelatihan yang berkesinambungan dengan topik pelatihan mencakup:

• Implementasi peraturan perundang-undangan yang terkait dengan program APU dan PPT;

• Teknik, metode, dan tipologi pencucian uang atau pendanaan terorisme; dan

• Kebijakan dan prosedur penerapan, program APU dan PPT serta peran dan tanggung jawab

pegawai dalam memberantas pencucian uang atau pendanaan teroris.

5) Pendistribusian Database Daftar Teroris kepada Kantor Cabang/Kantor Cabang Pembantu setiap

6 (enam) bulan sekali untuk dilakukan monitoring secara berkala sesuai ketentuan PBI APU dan

PPT.

6) Monitoring pelaksanaan pengkinian data dengan menggunakan pendekatan berdasarkan tingkat

risiko (Risk Based Approach) dan melakukan penyesuaian Teknologi Informasi untuk

Pelaksanaan Program Pengkinian Data Nasabah.

7) Menyusun dan menyiapkan Sistem Transfer Dana (IFTI) untuk Pelaporan ke PPATK.

8) Menyampaikan laporan Action Plan tentang Rencana Kegiatan Pengkinian Data kepada Otoritas

Jasa keuangan (Bank Indonesia).

d. Aktivitas Kepatuhan sepanjang 2017

Aktivitas kepatuhan yang telah dilakukan sepanjang tahun 2017 di PT Bank of India Indonesia Tbk

adalah sebagai berikut:

1) Memastikan tidak adanya pelanggaran ketentuan yang berlaku dan semua laporan-laporan ke

institusi terkait (Bank Indonesia, institusi pasar modal dan lainnya) selama tahun 2016 telah

disampaikan sebagai mana mestinya sesuai batas waktu yang ditentukan.

2) Melakukan pemantauan dan pengujian terhadap kebijakan/keputusan penting/transaksi

investasi yang berkaian dengan dengan prinsip kehati-hatian, yaitu BMPK, PPAP, KAP,KPMM dan

PDN serta kepatuhan terhadap pelaporan den komitmen kepada otoritas.

Page 128: ATAU KECUKUPAN ISI PROSPEKTUS INI. SETIAP ... PUT III PT Bank...ATAU SERTIFIKAT BUKTI HMETD ATAU DOKUMEN-DOKUMEN LAIN YANG BERKAITAN DENGAN PUT III INI, MAKA DOKUMEN-DOKUMEN TERSEBUT

PT Bank of India Indonesia Tbk

110

3) Melakukan sosialisasi Pedoman tentang Penerapan Program Anti Pencucian Uang dan

Pencegahan Pendanaan Terorisme (APU dan PPT) yang telah direvisi sesuai ketentuan PBI No.

14/27/PBI/2012.

4) Mensoliasiasi revisi ketentuan penerapan strategi anti fraud serta memantau pelaksanaannnya

sebagai upaya untuk mengurangi/menghilangkan terjadinya fraud.

5) Membuat ringkasan ketentuan perbankan dan ketentuan perundang-undangan lainnya yang

baru. Selama tahun 2017, hasil ringkasan Peraturan Bank Indonesia dan/atau Surat Edaran Bank

Indonesia yang telah disampaikan/disosialisasikan ke unit kerja terkait dan Cabang/Capem.

6) Menyampaikan/melaporkan hasil sosialisasi ketentuan perbankan atau ketentuan peraturan

perundang-undangan lainnya yang baru yang diberikan oleh Bank Indonesia/Instansi lainnya

yang disampaikan/dilaporkan kepada Direksi/Cabang/Unit terkait melalui memo internal atau

pembahasan secara langsung(presentasi/diskusi).

12. Asuransi

Perseroan telah menutup asuransi atas harta kekayaannya berupa benda-benda tidak bergerak

maupun benda-benda bergerak yang penting bagi Perseroan dalam menjalankan kegiatan usahanya

dan uang dalam kas, uang dalam perjalanannya dan operasionalnya melalui beberapa perusahaan

asuransi yang tidak memiliki hubungan Afiliasi dengan Perseroan.

No. Jenis Asuransi Total Nilai

Pertanggungan

Berlaku s/d

1. Property All Risk Rp34.470.134.678,-

US$700,000.00

01-06-2018, 06-06-2018, 01-10-2018,

06-10-2018, 15-11-2018, 17-2018

2. Earth Quake Rp31.270.134.678,-

06-06-2018, 06-10-2018,

15-11-2018, 17-11-2018

3.

Cash in Safe dan

Cash in Cashier Box

Rp26.920.000.000,-

US$380,000.00

06-06-2018, 21-07-2018, 11-08-2018,

19-10-2018, 28-10-2018, 14-11-2018

4.

Cash in Transit Rp490.530.000.000,-

US$1,910.250.00

27-04-2018, 01-06-2018, 11-08-2018,

19-10-2018, 03-11-2018, 14-11-2018

5.

Kebongkaran Rp328.075.250,-

06-06-2018

6.

Kendaraan Bermotor Rp4.810.000.000,-

19-02-2018, 04-04-2018, 01-06-2018,

06-06-2018, 01-07-2018, 31-07-2018,

05-10-2018, 19-10-2018

Page 129: ATAU KECUKUPAN ISI PROSPEKTUS INI. SETIAP ... PUT III PT Bank...ATAU SERTIFIKAT BUKTI HMETD ATAU DOKUMEN-DOKUMEN LAIN YANG BERKAITAN DENGAN PUT III INI, MAKA DOKUMEN-DOKUMEN TERSEBUT

PT Bank of India Indonesia Tbk

111

Perseroan berkeyakinan telah memiliki asuransi dengan nilai pertanggungan yang cukup untuk

mengganti aset yang diasuransikan atau menutup kemungkinan kerugian atas aset yang

dipertanggungkan.

13. Hak Kekayaan Intelektual

Perseroan memiliki hak atas kekayaan intelektual yang telah didaftarkan kepada Direktorat Jenderal

Kekayaan Intelektual Kementerian Hukum Dan Hak Asasi Manusia dengan data-data sebagai berikut:

Sertifikat Merek atas nama Perseroan dengan etiket merek “Bank of India Indonesia + Logo”, kategori

kelas barang/jasa (NCL 9) 36, yang telah didaftarkan pada tanggal 22 Maret 2012 dengan pendaftaran

No.IDM000510339, dan berlaku selama 10 (sepuluh) tahun terhitung sejak tanggal 22 Maret 2012

sampai dengan tanggal 22 Maret 2022.

14. Tanggung Jawab Sosial Perseroan/Corporate Social Responsibility (CSR)

Sebagai institusi yang bertanggung jawab terhadap lingkungan sosialnya, Perseroan berkomitmen

untuk selalu mengedepankan kinerja usaha yang tidak hanya diukur dari profit semata. Seiring dengan

pertumbuhan Perseroan yang berkelanjutan dan menjangkau wilayah regional memberikan semangat

bagi Perseroan untuk dengan sebaik-baiknya memberikan kontribusi positif bagi masyarakat dan juga

lingkungan hidup serta para pemangku kepentingan lainnya.

Penciptaan hubungan yang harmonis dan sinergis dengan masyarakat dan lingkungan sekitar

memungkinkan Perseroan untuk membangun eksistensi Perseroan sebagai sebuah institusi yang baik

secara sosial melalui peran serta aktif dalam wujud tanggung jawab sosial (Corporate Social

Responsibility atau CSR). Dalam konteks ini, Perseroan memiliki tanggung jawab dalam pembangunan

masyarakat di semua aspek kehidupan melalui kegiatan yang tidak berorientasi pada keuntungan (non-

profit oriented) saja, akan tetapi lebih ditekankan untuk mewujudkan hubungan yang harmonis

dengan masyarakat dan lingkungan sekitar. Diharapkan kegiatan ini dapat saling memberikan nilai

tambah (added value) kepada semua pihak secara berkesinambungan.

Selain itu, dengan mengambil dasar hukum yang berdasarkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan

Nomor 29/POJK.04/2016 tanggal 29 Juli 2016, tentang Laporan Tahunan Emiten atau Perusahaan

Publik dengan memperhatikan aspek-aspek berikut:

• Pengembangan sosial dan kemasyarakatan

• Lingkungan hidup

• Praktik ketenagakerjaan, kesehatan dan keselamatan kerja

• Tanggung jawab terhadap konsumen

Dari keempat aspek tersebut, penyelenggaraan kegiatan CSR di PT Bank of India Indonesia Tbk saat ini

lebih ditekankan pada aspek pengembangan sosial dan kemasyarakatan diantaranya melakukan

kunjungan sosial ke panti jompo dan memberikan sumbangan financial untuk kesejahteraan penghuni

rumah jompo, donasi untuk Palang Merah Indonesia dan pemberian beasiswa kepada anak karyawan

yang berprestasi.

Page 130: ATAU KECUKUPAN ISI PROSPEKTUS INI. SETIAP ... PUT III PT Bank...ATAU SERTIFIKAT BUKTI HMETD ATAU DOKUMEN-DOKUMEN LAIN YANG BERKAITAN DENGAN PUT III INI, MAKA DOKUMEN-DOKUMEN TERSEBUT

PT Bank of India Indonesia Tbk

112

IX. EKUITAS

Laporan keuangan Perseroan untuk periode 6 (enam) bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2017 telah

diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Aria Kanaka & Rekan (Member of Mazars) dan ditandatangani oleh

Akuntan Dudi Hadi Santoso dengan pendapat wajar tanpa modifikasian. Laporan keuangan Perseroan

untuk periode 6 (enam) bulan yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2016 telah diaudit oleh Kantor

Akuntan Publik Aria Kanaka & Rekan (Member of Mazars) dan ditandatangani oleh Akuntan Dudi Hadi

Santoso dengan pendapat wajar tanpa modifikasian. Laporan keuangan Perseroan untuk periode 6 (enam)

bulan yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Gani Sigiro

dan Handayani (Member of Grant Thornton International Ltd) dan ditandatangani oleh Akuntan Hanna P.

Handayani, CPA dengan pendapat wajar tanpa modifikasian.

(dalam jutaan Rupiah)

Keterangan 30 Juni 31 Desember

2017 2016 2015

Modal saham nilai nominal Rp 200,- per saham. Modal dasar

3.450.000.000 lembar saham pada 30 Juni 2017, 31 Desember

2016 dan 2015. Modal ditempatkan dan disetor penuh

1.041.600.000 lembar saham

208.320 208.320 208.320

Tambahan modal disetor – neto 478.301 478.301 478.301

Uang muka setoran modal 500.000 500.000 -

Laba belum direalisasi atas pemilikan efek tersedia untuk dijual

Surplus revaluasi aset tetap

Pengukuran kembali atas program imbalan pasti

474

117.070

(2.832)

-

117.070

(3.246)

451

117.070

(2.027)

Saldo laba (defisit) :

Telah ditentukan penggunaannya 20.000 20.000 20.000

Belum ditentukan penggunaannya (313.298) (212.229) 292.773

Jumlah Ekuitas 1.008.035 1.108.216 1.114.888

Tabel Proforma Ekuitas

Perseroan telah menyampaikan Pernyataan Pendaftaran dalam rangka PUT III untuk penerbitan sebanyak-

banyaknya sebesar 347.200.000 (tiga ratus empat puluh tujuh juta dua ratus ribu) Saham Baru atas nama

dengan nilai nominal Rp200,- (dua ratus Rupiah) per saham yang merupakan 25% (dua puluh lima persen)

dari jumlah saham yang beredar setelah PUT III. Setiap pemegang 3 (tiga) saham Perseroan yang namanya

tercatat dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan pada tanggal 27 Desember 2017 pukul 16.15 WIB

berhak atas 1 (satu) HMETD dimana 1 (satu) HMETD berhak untuk membeli 1 (satu) Saham Baru dengan

harga penawaran sebesar Rp1.890,- (seribu delapan ratus sembilan puluh Rupiah) per saham. Jumlah dana

yang akan diterima Perseroan dalam Penawaran Umum Terbatas III ini adalah sebanyak-banyaknya sebesar

Rp656.208.000.000,- (enam ratus lima puluh enam miliar dua ratus delapan juta Rupiah). Saham yang

ditawarkan dalam rangka PUT III dengan menerbitkan HMETD ini seluruhnya adalah Saham Baru yang akan

dikeluarkan dari portepel Perseroan. Saham yang berasal dari pelaksanaan HMETD akan dicatatkan di Bursa

Efek Indonesia. Setiap HMETD dalam bentuk pecahan akan dibulatkan kebawah (rounded down). Dalam hal

pemegang saham mempunyai HMETD dalam bentuk pecahan, maka hak atas pecahan Efek tersebut wajib

dijual oleh Perseroan dan hasil penjualannya dimasukkan ke dalam rekening Perseroan.

Seandainya perubahan ekuitas Perseroan karena adanya PUT III dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu

terjadi pada tanggal 30 Juni 2017, maka susunan proforma struktur permodalan Perseroan pada tanggal

tersebut adalah sebagai berikut:

Page 131: ATAU KECUKUPAN ISI PROSPEKTUS INI. SETIAP ... PUT III PT Bank...ATAU SERTIFIKAT BUKTI HMETD ATAU DOKUMEN-DOKUMEN LAIN YANG BERKAITAN DENGAN PUT III INI, MAKA DOKUMEN-DOKUMEN TERSEBUT

PT Bank of India Indonesia Tbk

113

Uraian Modal

ditempatkan

dan disetor

penuh

Tambahan

modal

disetor

Uang

muka

setoran

modal

Laba

belum

direalisasi

atas

pemilikan

efek

tersedia

untuk

dijual

Surplus

revaluasi

aset tetap

dan

pengukur

an

kembali

atas

imbalan

hasil pasti

Saldo

laba

(Defisit)

Jumlah

Ekuitas

Posisi ekuitas

menurut

laporan

keuangan

pada tanggal

30 Juni 2017

dengan nilai

nominal Rp

200 setiap

saham

208.320 478.301 500.000 474 114.238 (293.298) 1.008.035

PUT III

Sebesar

347.200.000

saham baru

atas nama

dengan nilai

nominal Rp

200 dengan

harga

penawaran

Rp 1,890

setiap saham

sebelum

dikurangi

biaya emisi

69.440 586.768 656.208

Biaya Emisi (2.296,728) (2.296,728)

Proforma

ekuitas pada

tanggal 30

Juni 2017

sesudah PUT

III

277.760 500.000 474 114.238 (293.298) 1.661.946,

272

Tidak ada perubahan struktur permodalan setelah tanggal laporan keuangan terakhir.

Page 132: ATAU KECUKUPAN ISI PROSPEKTUS INI. SETIAP ... PUT III PT Bank...ATAU SERTIFIKAT BUKTI HMETD ATAU DOKUMEN-DOKUMEN LAIN YANG BERKAITAN DENGAN PUT III INI, MAKA DOKUMEN-DOKUMEN TERSEBUT

PT Bank of India Indonesia Tbk

114

X.KEBIJAKAN DIVIDEN

Seluruh saham Perseroan yang telah ditempatkan, termasuk saham yang akan ditawarkan dalam rangka

Penawaran Umum Terbatas III ini mempunyai hak yang sama dan sederajat atas dividen.

Dividen yang diterima oleh pemegang saham non-Warga Negara Indonesia (WNI) akan dikenakan pajak

sesuai dengan peraturan yang berlaku di Indonesia. Untuk definisi pemegang saham non-WNI dan

informasi mengenai perpajakan di Indonesia selanjutnya, dapat dilihat pada bab XII mengenai perpajakan

dalam Prospektus ini.

Perseroan tidak berencana membayar dividen pada tahun 2017. Pembagian Dividen memperhatikan saldo

laba yang positif sesuai dengan undang-undang No 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas pada pasal

71. Perseroan akan memberikan dividen yang besarnya akan dikaitkan dengan keuntungan perseroan

setelah tahun buku 2017, dengan tetap memperhatikan tingkat kesehatan Perseroan dan kebutuhan dana

yang diperlukan untuk investasi dalam rangka pengembangan usaha tanpa mengurangi hak dari Rapat

Umum Pemegang Saham (RUPS) Perseroan untuk menentukan lain sesuai dengan ketentuan Anggaran

Dasar Perseroan.

Dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan yang berlaku, manajemen Perseroan mulai tahun

buku 2018 menetapkan kebijakan dividen kas (tunai) atas laba bersih Perseroan setelah pajak adalah

sebagai berikut:

Laba Bersih setelah Pajak Dividen Kas (Tunai) terhadap Laba Bersih setelah

Pajak

Sampai dengan Rp 150 miliar 25,00%

Lebih dari Rp 150 miliar 30,00%

Tidak ada pembatasan negatif (negative covenant) sehubungan dengan pembatasan pihak ketiga dalam

rangka pembagian dividen Perseroan.

Riwayat pembayaran Dividen Perseroan antara lain:

• Tahun Fiskal 2008, price per Share for dividen Rp 20,00 sebesar Rp 17.360.000.000

• Tahun Fiskal 2009, price per Share for dividen Rp 24,00 sebesar Rp 20.832.000.000

• Tahun Fiskal 2010, price per Share for dividen Rp 23,00 sebesar Rp 19.964.000.000

• Tahun Fiskal 2011, price per Share for dividen Rp 31,51 sebesar Rp 27.348.000.000

Page 133: ATAU KECUKUPAN ISI PROSPEKTUS INI. SETIAP ... PUT III PT Bank...ATAU SERTIFIKAT BUKTI HMETD ATAU DOKUMEN-DOKUMEN LAIN YANG BERKAITAN DENGAN PUT III INI, MAKA DOKUMEN-DOKUMEN TERSEBUT

PT Bank of India Indonesia Tbk

115

XI. PERPAJAKAN

Pajak Penghasilan atas dividen dikenakan sesuai dengan peraturan Perundang-undangan yang berlaku.

Sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia No. 36 Tahun 2008 tentang Perubahan keempat atas

Undang-Undang No. 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan, dividen atau bagian keuntungan yang

diterima atau diperoleh Perseroan Terbatas sebagai Wajib Pajak dalam negeri, koperasi, Badan Usaha Milik

Negara atau Badan Usaha Milik Daerah, dari penyertaan modal pada badan usaha yang didirikan dan

bertempat kedudukan di Indonesia tidak termasuk sebagai obyek Pajak Penghasilan dengan syarat:

1. Dividen berasal dari cadangan laba yang ditahan; dan

2. Bagi Perseroan Terbatas, Badan Usaha Milik Negara dan Badan Usaha Milik Daerah yang menerima

dividen, kepemilikan saham pada badan yang memberikan dividen paling rendah 25% (dua puluh lima

persen) dari jumlah modal yang disetor.

Sesuai dengan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 234/PMK.03/2009 tanggal

29 Desember 2009 tentang Bidang-bidang Penanaman Modal Tertentu yang Memberikan Penghasilan

kepada Dana Pensiun yang Dikecualikan sebagai Obyek Pajak dari Pajak Penghasilan, maka penghasilan

yang diterima atau diperoleh Dana Pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan

Republik Indonesia tidak termasuk sebagai Obyek Pajak Penghasilan apabila penghasilan tersebut diterima

atau diperoleh dari penanaman modal antara lain dividen dari saham pada Perseroan Terbatas yang

tercatat di bursa efek di Indonesia.

Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 14 Tahun 1997 tentang Perubahan Peraturan

Pemerintah No. 41 Tahun 1994 tentang Pajak Penghasilan atas penghasilan dari Transaksi Penjualan Saham

di Bursa Efek, ditetapkan sebagai berikut :

1. Atas penghasilan yang diterima atau diperoleh orang pribadi dan badan dari transaksi penjualan saham

di Bursa Efek dikenakan Pajak Penghasilan sebesar 0,1% (satu per sepuluh persen) dari jumlah bruto

nilai transaksi penjualan dan bersifat final. Penyetoran Pajak Penghasilan yang terhutang dilakukan

dengan cara pemotongan oleh penyelenggara Bursa Efek melalui perantara pedagang efek pada saat

pelunasan transaksi penjualan saham;

2. Untuk transaksi penjualan saham pendiri dikenakan tambahan Pajak Penghasilan sebesar 0,5% (nol

koma lima persen) dari nilai jual saham pendiri yang dimilikinya pada saat Penawaran Umum Perdana.

3. Pemilik saham pendiri diberikan kemudahan untuk memenuhi kewajiban pajaknya berdasarkan

perhitungan sendiri sesuai dengan ketentuan di atas. Dalam hal ini, pemilik saham pendiri untuk

kepentingan perpajakan dapat menghitung final atas dasar anggapannya sendiri bahwa sudah ada

penghasilan. Penyetoran tambahan Pajak Penghasilan yang terutang dapat dilakukan oleh masing-

masing pemilik saham pendiri selambat-lambatnya 1 (satu) bulan setelah saham tersebut

diperdagangkan di Bursa Efek. Namun apabila pemilik saham pendiri tidak memanfaatkan kemudahan

tersebut, maka penghitungan Pajak Penghasilannya dilakukan berdasarkan tarif Pajak Penghasilan yang

berlaku umum sesuai dengan Pasal 17 Undang-Undang No. 36 Tahun 2008.

4. Berdasarkan Pasal 23.a.1 Undang-Undang No. 36 Tahun 2008, dividen yang berasal dari saham, baik

yang diperdagangkan di Pasar Modal maupun yang tidak, yang terutang atau dibayarkan kepada Wajib

Pajak Dalam Negeri atau Bentuk Usaha Tetap, dipotong PPh Pasal 23 sebesar 15% (lima belas persen)

dari jumlah bruto.

5. Berdasarkan Pasar 17.2.c Undang-Undang No. 36 Tahun 2008, dividen yang dibagikan kepada Wajib

Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri dipotong PPh Pasal 4 (2) sebesar 10% (sepuluh persen) dan bersifat

final.

Page 134: ATAU KECUKUPAN ISI PROSPEKTUS INI. SETIAP ... PUT III PT Bank...ATAU SERTIFIKAT BUKTI HMETD ATAU DOKUMEN-DOKUMEN LAIN YANG BERKAITAN DENGAN PUT III INI, MAKA DOKUMEN-DOKUMEN TERSEBUT

PT Bank of India Indonesia Tbk

116

Dividen yang dibayar atau terutang kepada Wajib Pajak Luar Negeri akan dikenakan tarif sebesar 20% (dua

puluh persen) atau tarif yang lebih rendah dalam hal pembayaran dilakukan kepada mereka yang

merupakan penduduk dari suatu negara yang telah menandatangani suatu Perjanjian Penghindaran Pajak

Berganda (P3B) dengan Indonesia, dengan memenuhi syarat sebagaimana diatur dalam Peraturan Dirjen

Pajak No. PER-61/PJ/2009 tanggal 5 November 2009 tentang Tata Cara Penerapan Persetujuan

Penghindaran Pajak Berganda.

CALON PEMBELI SAHAM DALAM PUT III INI DIHARAPKAN UNTUK BERKONSULTASI DENGAN KONSULTAN

PAJAK MASING-MASING MENGENAI AKIBAT PERPAJAKAN YANG TIMBUL DARI PEMBELIAN, PEMILIKAN

MAUPUN PENJUALAN SAHAM YANG DIBELI MELALUI PUT III INI.

KEWAJIBAN PERPAJAKAN PERSEROAN

Sebagai Wajib Pajak, Perseroan memiliki kewajiban perpajakan untuk Pajak Penghasilan (PPh), Pajak

Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB). Perseroan telah memenuhi kewajiban

perpajakannya sesuai dengan ketentuan perundang-undangan dan peraturan perpajakan yang berlaku.

Sampai dengan tanggal Prospektus ini diterbitkan, Perseroan tidak memiliki tunggakan pajak. Perhitungan

pajak penghasilan badan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2017 telah sesuai dengan yang

dilaporkan dalam Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT) pajaknya.

Page 135: ATAU KECUKUPAN ISI PROSPEKTUS INI. SETIAP ... PUT III PT Bank...ATAU SERTIFIKAT BUKTI HMETD ATAU DOKUMEN-DOKUMEN LAIN YANG BERKAITAN DENGAN PUT III INI, MAKA DOKUMEN-DOKUMEN TERSEBUT

PT Bank of India Indonesia Tbk

117

XII.LEMBAGA DAN PROFESI PENUNJANG PASAR MODAL

Lembaga dan Profesi Penunjang Pasar Modal yang berperan dalam PUT II ini adalah sebagai berikut:

Konsultan Hukum : Warens & Partner

Menara Taspen, Lantai 3, Suite 301 & 302

Jl. Jend. Sudirman Kav.2, Jakarta 10220

No.STTD : 69/STTD-KH/PM/1996 tanggal 26 Februari 1996 atas nama Indra

Wargadalem, S.H., MBA.

Anggota Himpunan Konsultan Hukum Pasar Modal (HKHPM) No.95001

Tugas Pokok:

Fungsi utama Konsultan Hukum di dalam PUT III ini adalah melakukan

pemeriksaan dari segi hukum atas fakta mengenai Perseroan yang disampaikan

oleh Perseroan kepada Konsultan Hukum. Hasil pemeriksaan tersebut dimuat

dalam Laporan Hasil Pemeriksaan dari segi hukum yang merupakan penjelasan

atas Perseroan dari segi hukum dan menjadi dasar dan bagian yang tidak

terpisahkan dari Pendapat Segi Hukum yang diberikan secara obyektif dan

mandiri.

Pedoman kerja berdasarkan Standar Profesi Himpunan Konsultan Hukum Pasar

Modal yang berlaku dilandasi dengan prinsip keterbukaan dan materialitas.

Surat penunjukkan dari Perseroan Surat No.105/KP-BD/LN/ITA/V/17 tanggal 26

Mei 2017.

Akuntan Publik : Aria Kanaka dan Rekan (Member of Mazars International)

Gedung Sona Topas, Lantai 7

Jl. Jend. Sudirman Kav. 26

Jakarta Selatan 12920

No.STTD: 16/PM.2.3/STTD-AP/2013

Tugas Pokok:

Fungsi utama Akuntan Publik di dalam PUT III ini adalah melakukan audit

berdasarkan standar auditing yang ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik

Indonesia. Standar tersebut mengharuskan Akuntan Publik merencanakan dan

melaksanakan audit agar Akuntan Publik memperoleh keyakinan memadai

bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material dan bertanggung jawab

atas pendapat yang diberikan terhadap laporan keuangan yang diaudit. Suatu

audit meliputi pemeriksaan, atas dasar pengujian, bukti-bukti yang mendukung

jumlah-jumlah dan pengungkapan dalam laporan keuangan. Audit juga

meliputi penilaian atas prinsip akuntansi yang digunakan dan estimasi

signifikan yang dibuat oleh manajemen, serta penilaian terhadap penyajian

laporan keuangan secara keseluruhan.

Pedoman kerja yang digunakan oleh KAP Aria Kanaka dan Rekan dalam

menjalankan tugasnya sebagai Akuntan Publik adalah Standar Akuntansi

Keuangan di Indonesia dan Standar Profesional Akuntan Publik.

Page 136: ATAU KECUKUPAN ISI PROSPEKTUS INI. SETIAP ... PUT III PT Bank...ATAU SERTIFIKAT BUKTI HMETD ATAU DOKUMEN-DOKUMEN LAIN YANG BERKAITAN DENGAN PUT III INI, MAKA DOKUMEN-DOKUMEN TERSEBUT

PT Bank of India Indonesia Tbk

118

Surat penunjukkan dari Perseroan No. 1070/BOI/MAKR-VII/2017 tanggal 18 Juli

2017.

Notaris : Winter Sigiro, SH, MH

Apartemen Taman Sari Suriman UG 23

JL BEK Murad Bo 42 – Kawasan WTC Sudirman

Jakarta Selatan

No.STTD:13/bl/STTD-N/2006 atas nama WINTER SIGIRO SH., MH.

Keanggotaan Asosiasi: Ikatan Notaris Indonesia (INI) No.001-00526-281059

Pedoman Kerja: Pernyataan Undang-undang No.30 Tahun 2004 tentang

Jabatan Notaris dan Kode Etik Ikatan Notaris Indonesia.

Tugas Pokok:

Membuat akta-akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Perseroan

dan perjanjian-perjanjian sehubungan dengan Penawaran Umum Saham,

sesuai dengan Peraturan Jabatan Notaris dan Kode Etik Notaris serta

menghadiri rapat-rapat mengenai pembahasan segala aspek dalam rangka

penawaran umum kecuali rapat-rapat mengenai keuangan, penentuan harga

dan strategi pemasaran. Pedoman kerja berdasarkan Pernyataan Undang-

Undang No.30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris dan Kode Etik Ikatan

Notaris Indonesia.

Surat penunjukkan dari Perseroan No. 197/KP-BD/LN/ITA/VIII/17 tanggal 16

Agustus 2017.

Biro Administrasi Efek : PT Adimitra Jasa Korpora

Kirana Boutique Office

Jl. Kirana Avenue III Blok F3 No.5 Kelapa Gading

Jakarta Utara 14250

Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 1440/KMK.010/1990

tanggal 3 November 1990 No. ABI/VII/2010-003

Tugas Pokok:

Melaksanakan pengelolaan administrasi saham dan settlement agent, antara

lain pengiriman Formulir Sertifikat Bukti HMETD kepada setiap Pemegang

Saham, melayani permohonan pemecahan Sertifikat Bukti HMETD, melayani

Formulir Pemesanan Pembelian SahamTambahan dan Prospektus kepada para

pemegang saham yang berhak, bertanggung jawab atas penerimaan Sertifikat

Bukti HMETD dan Formulir Pemesanan Pembelian Saham Tambahan,

menerbitkan dan menyampaikan Surat Kolektif Saham kepada para pemegang

saham sesuai jadwal yang telah ditentukan.

Surat penunjukkan dari Perseroan No. PW-074/BSWD/072017 tanggal

17 Juli 2017.

Para Lembaga dan Profesi Penunjang Pasar Modal dalam rangka PUT III ini menyatakan tidak ada hubungan

afiliasi baik secara langsung maupun tidak langsung dengan Perseroan (sebagaimana didefinisikan dalam

Undang-Undang No.8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal).

Page 137: ATAU KECUKUPAN ISI PROSPEKTUS INI. SETIAP ... PUT III PT Bank...ATAU SERTIFIKAT BUKTI HMETD ATAU DOKUMEN-DOKUMEN LAIN YANG BERKAITAN DENGAN PUT III INI, MAKA DOKUMEN-DOKUMEN TERSEBUT

PT Bank of India Indonesia Tbk

119

XIII. PERSYARATAN PEMESANAN PEMBELIAN SAHAM

Perseroan telah menunjuk BAE Perseroan yaitu, PT Adimitra Jasa Korpora sebagai Pelaksana Pengelola

Administrasi Saham dan sebagai Agen Pelaksana PUT III Perseroan, sesuai dengan Akta No. 11 tanggal 18

September 2017 dibuat di hadapan Winter Sigiro, S.H.,M.H, Notaris di Jakarta.

Persyaratan dan tata cara pemesanan pembelian saham dalam Penawaran Umum Terbatas III adalah

sebagai berikut:

1. Pemesanan yang Berhak

Para pemegang saham yang namanya tercatat dalam DPS Perseroan pada tanggal 27 Desember 2017

berhak untuk mengajukan pemesanan Saham Baru dalam rangka PUT III ini dengan ketentuan bahwa

setiap pemegang 3 (tiga) Saham Lama yang namanya tercatat dalam DPS Perseroan tanggal 20 27

Desember 2017 pada pukul 16:15 WIB berhak atas 1 (satu) HMETD dimana setiap 1 (satu) HMETD

berhak untuk membeli 1 (satu) Saham Baru hasil pelaksanaan HMETD dengan nilai nominal Rp200,-

(dua ratus Rupiah) per saham dengan Harga Pelaksanaan sebesar Rp1.890,- (seribu delapan ratus

sembilan puluh Rupiah).

Pemesan yang berhak untuk melakukan pembelian Saham Baru adalah:

a. Para pemegang saham Perseroan yang namanya tercatat dengan sah dalam DPS Perseroan pada

tanggal 27 Desember 2017 sampai dengan pukul 16:15 WIB yang tidak menjual HMETD-nya sampai

dengan akhir periode perdagangan HMETD;

b. Pembeli HMETD yang namanya tercantum dalam Sertifikat Bukti HMETD sampai dengan akhir

periode perdagangan HMETD; atau

c. Para Pemegang HMETD dalam Penitipan Kolektif KSEI sampai dengan akhir periode perdagangan

HMETD.

Pemesan dapat terdiri atas perorangan, warga negara Indonesia dan/atau asing dan/atau lembaga

dan/atau badan hukum/badan usaha baik Indonesia/asing sebagaimana diatur dalam UUPM berikut

dengan peraturan pelaksanaannya.

Untuk memperlancar serta terpenuhinya jadwal pendaftaran pemegang saham yang berhak, maka

para pemegang saham yang memegang saham Perseroan dalam bentuk warkat yang akan

menggunakan haknya untuk memperoleh HMETD dan belum melakukan pencatatan peralihan

kepemilikan sahamnya disarankan untuk mendaftar di BAE sebelum batas akhir pendaftaran

pemegang saham yaitu tanggal 27 Desember 2017.

2. Pendistribusian HMETD, Prospektus dan Formulir-formulir

Bagi pemegang saham yang sahamnya berada dalam sistem Penitipan Kolektif di KSEI, HMETD akan

didistribusikan secara elektronik ke dalam Rekening Efek di KSEI melalui Rekening Efek Anggota Bursa

atau Bank Kustodian masing-masing di KSEI selambat-lambatnya 1 (satu) Hari Bursa setelah tanggal

pencatatan pada DPS yang berhak atas HMETD, yaitu tanggal 28 Desember 2017. Prospektus dan

petunjuk pelaksanaan akan didistribusikan oleh Perseroan melalui KSEI yang dapat diperoleh oleh

pemegang saham Perseroan dari masing-masing Anggota Bursa atau Bank Kustodiannya.

Bagi pemegang saham yang sahamnya tidak dimasukan dalam Penitipan Kolektif di KSEI, Perseroan

akan menerbitkan Sertifikat Bukti HMETD atas nama pemegang saham, yang dapat diambil oleh

pemegang saham yang berhak atau kuasanya di BAE pada setiap hari dan jam kerja mulai tanggal 29

Desember 2017 sampai dengan tanggal 5 Januari 2018 dengan membawa:

Page 138: ATAU KECUKUPAN ISI PROSPEKTUS INI. SETIAP ... PUT III PT Bank...ATAU SERTIFIKAT BUKTI HMETD ATAU DOKUMEN-DOKUMEN LAIN YANG BERKAITAN DENGAN PUT III INI, MAKA DOKUMEN-DOKUMEN TERSEBUT

PT Bank of India Indonesia Tbk

120

a. fotokopi identitas diri yang masih berlaku (bagi pemegang saham perorangan) dan fotokopi

anggaran dasar (bagi pemegang saham badan hukum/lembaga). Pemegang saham juga wajib

menunjukkan asli dari fotokopi tersebut.

b. asli surat kuasa (jika dikuasakan) dilengkapi fotokopi identitas diri lainnya yang masih berlaku baik

untuk pemberi kuasa maupun penerima kuasa (asli identitas pemberi dan penerima kuasa wajib

diperlihatkan).

3. Prosedur Pendaftaran/ Pelaksanaan HMETD

Pelaksanaan HMETD dapat dilakukan mulai tanggal 29 Desember 2017 sampai dengan tanggal 5

Januari 2018.

a. Para Pemegang HMETD dalam Penitipan Kolektif di KSEI yang akan melaksanakan HMETD-nya wajib

mengajukan permohonan pelaksanaan melalui Anggota Bursa/Bank Kustodian yang ditunjuk

sebagai pengelola Efeknya. Selanjutnya Anggota Bursa/Bank Kustodian melakukan permohonan

atau instruksi pelaksanaan (exercise) melalui sistem Central Depository – Book Entry Settlement

System (C-BEST) sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan oleh KSEI.

b. Dalam melakukan instruksi pelaksanaan, Anggota/Bursa Bank Kustodian harus memenuhi

ketentuan sebagai berikut:

1) Pemegang HMETD harus menyediakan dana pelaksanaan HMETD pada saat mengajukan

permohonan tersebut;

2) kecukupan HMETD dan dana pembayaran atas pelaksanaan HMETD harus telah tersedia di

dalam Rekening Efek Pemegang HMETD yang melaksanakan HMETDnya.

Satu hari kerja berikutnya KSEI akan menyampaikan Daftar Pemegang HMETD dalam Penitipan Kolektif

di KSEI yang melaksanakan haknya dan menyetorkan dana pembayaran pelaksanaan HMETD tersebut

ke rekening bank Perseroan.

Saham Baru hasil pelaksanaan HMETD akan didistribusikan oleh Perseroan/BAE Perseroan dalam

bentuk elektronik ke rekening yang telah ditentukan oleh KSEI untuk selanjutnya didistribusikan oleh

KSEI ke masing-masing Rekening Efek Pemegang HMETD yang bersangkutan yang melaksanakan

haknya. Saham Baru hasil pelaksanaan HMETD akan didistribusikan Perseroan/BAE Perseroan

selambatnya 2 (dua) Hari Kerja setelah permohonan pelaksanaan diterima dari KSEI dan dana

pembayaran telah diterima dengan baik (in good funds) di rekening bank Perseroan.

Para Pemegang HMETD dalam bentuk warkat/Sertifikat Bukti HMETD yang akan melaksanakan

HMETD-nya harus mengajukan permohonan pelaksanaan HMETD kepada BAE Perseroan, dengan

menyerahkan dokumen sebagai berikut:

a. asli Sertifikat Bukti HMETD yang telah ditandatangani dan diisi lengkap;

b. asli bukti pembayaran dengan transfer/pemindahbukuan/giro/cek/tunai ke rekening Perseroan dari

bank tempat menyetorkan pembayaran;

c. fotokopi KTP/Paspor/KITAS yang masih berlaku (untuk perorangan), atau fotokopi anggaran dasar

dan lampiran susunan direksi/pengurus (bagi lembaga/badan hukum);

d. asli surat kuasa yang sah (jika dikuasakan) bermeterai Rp6.000,- (enam ribu Rupiah) dilampiri

dengan fotokopi KTP/Paspor/KITAS dari pemberi dan penerima kuasa;

e. apabila Pemegang HMETD menghendaki Saham Baru hasil pelaksanaan HMETD dalam bentuk

elektronik maka permohonan pelaksanaan kepada BAE Perseroan melalui Anggota Bursa atau Bank

Kustodian yang ditunjuk dengan menyerahkan dokumen tambahan berupa:

1) asli surat kuasa dari Pemegang HMETD kepada Anggota Bursa atau Bank Kustodian untuk

mengajukan permohonan pelaksanaan HMETD dan melakukan pengelolaan efek atas Saham

Baru hasil pelaksanaan HMETD dalam Penitipan Kolektif di KSEI atas nama pemberi kuasa;

Page 139: ATAU KECUKUPAN ISI PROSPEKTUS INI. SETIAP ... PUT III PT Bank...ATAU SERTIFIKAT BUKTI HMETD ATAU DOKUMEN-DOKUMEN LAIN YANG BERKAITAN DENGAN PUT III INI, MAKA DOKUMEN-DOKUMEN TERSEBUT

PT Bank of India Indonesia Tbk

121

2) asli formulir penyetoran Efek yang diterbitkan oleh KSEI yang telah diisi dan ditandatangani

dengan lengkap.

Perseroan akan menerbitkan Saham Baru hasil pelaksanaan HMETD dalam bentuk fisik Surat Kolektif

Saham (SKS) jika pemegang Sertifikat Bukti HMETD tidak menginginkan Saham Baru hasil pelaksanaan

HMETD dimasukkan dalam Penitipan Kolektif di KSEI.

Setiap dan semua biaya konversi atas pengalihan saham Perseroan dalam bentuk warkat menjadi

bentuk elektronik dan/atau sebaliknya dari bentuk elektronik menjadi bentuk warkat harus dibayar

dan ditanggung sepenuhnya oleh pemegang saham Perseroan yang bersangkutan.

Pendaftaran pelaksanaan Sertifikat Bukti HMETD dilakukan di kantor BAE Perseroan pada hari dan jam

kerja (Senin sampai dengan Jumat, 09.00 – 15.00 WIB).

Bilamana pengisian Sertifikat Bukti HMETD tidak sesuai dengan petunjuk/syarat-syarat pemesanan

saham yang tercantum dalam Sertifikat Bukti HMETD dan Prospektus, maka hal ini dapat

mengakibatkan penolakan pemesanan. HMETD hanya dianggap telah dilaksanakan pada saat

pembayaran tersebut telah terbukti diterima dengan baik (in good funds) di rekening bank Perseroan

sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam syarat-syarat pembelian.

4. Pemesanan Saham Tambahan

Pemegang saham Perseroan yang tidak menjual HMETD-nya atau pembeli/Pemegang HMETD yang

namanya tercantum dalam Sertifikat Bukti HMETD atau Pemegang HMETD dalam Penitipan Kolektif di

KSEI, dapat memesan saham tambahan melebihi hak yang dimilikinya dengan cara mengisi kolom

pemesanan pembelian saham tambahan yang telah disediakan pada Sertifikat Bukti HMETD dan atau

FPPS tambahan dalam jumlah sekurang-kurangnya 100 saham atau kelipatannya.

a. Bagi Pemegang HMETD dalam bentuk warkat/ Sertifikat Bukti HMETD yang menginginkan Saham

Baru hasil pelaksanaan HMETD hasil penjatahannya dalam bentuk elektronik harus mengajukan

permohonan kepada BAE Perseroan melalui Anggota Bursa/Bank Kustodian dengan menyerahkan

dokumen sebagai berikut:

1) Asli Formulir Pemesanan Pembelian Saham (FPPS) tambahan yang telah diisi dengan lengkap

dan benar;

2) asli surat kuasa dari pemegang HMETD kepada Anggota Bursa atau Bank Kustodian untuk

mengajukan permohonan pemesanan pembelian Saham Baru hasil pelaksanaan HMETD

tambahan dan melakukan pengelolaan Efek atas Saham Baru hasil pelaksanaan HMETD hasil

penjatahan dalam Penitipan Kolektif di KSEI dan kuasa lainnya yang mungkin diberikan

sehubungan dengan pemesanan pembelian Saham Baru hasil pelaksanaan HMETD tambahan

atas nama pemberi kuasa;

3) fotokopi KTP/Paspor/KITAS yang masih berlaku (untuk perorangan), atau fotokopi anggaran

dasar dan lampiran susunan direksi/pengurus (bagi lembaga/badan hukum);

4) asli bukti pembayaran dengan transfer/pemindahbukuan/giro/cek/tunai ke rekening bank

Perseroan dari bank tempat menyetorkan pembayaran;

5) asli formulir penyetoran Efek yang dikeluarkan KSEI yang telah diisi lengkap untuk keperluan

pendistribusian Saham Baru hasil pelaksanaan HMETD oleh BAE.

Page 140: ATAU KECUKUPAN ISI PROSPEKTUS INI. SETIAP ... PUT III PT Bank...ATAU SERTIFIKAT BUKTI HMETD ATAU DOKUMEN-DOKUMEN LAIN YANG BERKAITAN DENGAN PUT III INI, MAKA DOKUMEN-DOKUMEN TERSEBUT

PT Bank of India Indonesia Tbk

122

b. Bagi Pemegang HMETD dalam bentuk warkat/ Sertifikat Bukti HMETD yang menginginkan Saham

Baru hasil pelaksanaan HMETD hasil penjatahannya tetap dalam bentuk warkat/fisik Surat Kolektif

Saham (SKS) harus mengajukan permohonan kepada BAE Perseroan dengan menyerahkan

dokumen sebagai berikut:

1) asli FPPS tambahan yang telah diisi dengan lengkap dan benar;

2) fotokopi KTP/Paspor/KITAS yang masih berlaku (untuk perorangan), atau fotokopi anggaran

dasar dan lampiran susunan direksi/pengurus (bagi lembaga/badan hukum);

3) asli surat kuasa yang sah (jika dikuasakan) bermeterai Rp6.000,- (enam ribu Rupiah) dilampiri

dengan fotokopi KTP/Paspor/KITAS dari pemberi dan penerima kuasa;

4) asli bukti pembayaran dengan transfer/pemindahbukuan/giro/cek/tunai ke rekening bank

Perseroan dari bank tempat menyetorkan pembayaran.

c. Bagi pemegang HMETD dalam Penitipan Kolektif di KSEI, mengisi dan menyerahkan FPPS Tambahan

yang telah didistribusikan dengan melampirkan dokumen sebagai berikut:

1) asli instruksi pelaksanaan (exercise) yang telah berhasil (settled) dilakukan melalui C-BEST yang

sesuai atas nama pemegang HMETD tersebut (khusus bagi pemegang HMETD dalam Penitipan

Kolektif di KSEI yang telah melaksanakan haknya melalui sistem C-BEST);

2) asli formulir penyetoran efek yang dikeluarkan KSEI yang telah diisi lengkap untuk keperluan

pendistribusian Saham Baru hasil pelaksanaan HMETD hasil pelaksanaan oleh BAE;

3) asli bukti pembayaran dengan transfer/pemindah-bukuan/giro/cek/tunai ke rekening

Perseroan dari bank tempat menyetorkan pembayaran.

Pembayaran atas pemesanan tambahan tersebut dapat dilaksanakan dan harus telah diterima pada

rekening Bank Perseroan selambat-lambatnya pada tanggal 9 Januari 2018 dalam keadaan tersedia (in

good funds). Pemesanan yang tidak memenuhi petunjuk sesuai dengan ketentuan pemesanan dapat

mengakibatkan penolakan pemesanan.

5. Penjatahan Pemesanan Tambahan

Penjatahan atas pemesanan saham tambahan akan ditentukan pada tanggal 10 Januari 2018 dengan

ketentuan sebagai berikut:

a. bila jumlah seluruh saham yang dipesan, termasuk pemesanan saham tambahan tidak melebihi

jumlah seluruh saham yang ditawarkan dalam PUT III ini, maka seluruh pesanan atas saham

tambahan akan dipenuhi;

b. Bila jumlah seluruh saham yang dipesan, termasuk pemesanan saham tambahan melebihi jumlah

seluruh saham yang ditawarkan dalam PUT III ini, maka kepada pemesan yang melakukan

pemesanan saham tambahan akan diberlakukan sistem penjatahan secara proporsional sesuai

dengan tambahan pemesanan dari HMETD yang dilaksanakan oleh masing-masing pemegang

saham yang meminta pemesanan saham tambahan.

Perseroan akan menyampaikan Laporan Hasil Pemeriksaan Akuntan kepada OJK mengenai kewajiban

dari pelaksanaan penjatahan saham dalam PUT III ini sesuai dengan Peraturan OJK No. 32/2015 dan

berpedoman pada Peraturan Bapepam No. VIII.G.12, Lampiran dari Keputusan Ketua Bapepam No.

Kep-17/PM/2004 tanggal 13 April 2004 tentang Pedoman Pemeriksaan oleh Akuntan atas Pemesanan

Penjatahan Efek atau Pembagian Saham Bonus paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal

penjatahan berakhir.

Page 141: ATAU KECUKUPAN ISI PROSPEKTUS INI. SETIAP ... PUT III PT Bank...ATAU SERTIFIKAT BUKTI HMETD ATAU DOKUMEN-DOKUMEN LAIN YANG BERKAITAN DENGAN PUT III INI, MAKA DOKUMEN-DOKUMEN TERSEBUT

PT Bank of India Indonesia Tbk

123

6. Persyaratan Pembayaran

Pembayaran pemesanan pembelian Saham Baru dalam rangka PUT III yang permohonan

pemesanannya diajukan langsung kepada BAE Perseroan harus dibayar penuh (in good funds) dalam

mata uang Rupiah pada saat pengajuan pemesanan secara tunai/cek/bilyet giro/ pemindahbukuan/

transfer dengan mencantumkan Nomor Sertifikat Bukti HMETD atau Nomor FPPS tambahan dan

pembayaran harus ditransfer ke rekening bank Perseroan (“Bank Perseroan”) sebagai berikut:

PT Bank of India Indonesia Tbk

Rekening a/n PT Bank of India Indonesia Tbk.

Cabang KPO Samanhudi

No.Rekening: 3001020209

Semua cek dan wesel bank akan segera dicairkan pada saat diterima. Bilamana pada saat pencairan

cek atau wesel bank tersebut ditolak oleh bank yang bersangkutan, maka pemesanan pembelian

Saham Baru hasil pelaksanaan HMETD dianggap batal. Bila pembayaran dilakukan dengan

cek/pemindahbukuan/bilyet giro, maka tanggal pembayaran dihitung berdasarkan tanggal penerimaan

cek/pemindahbukuan/bilyet giro yang dananya telah diterima baik (in good funds) di rekening Bank

Perseroan tersebut di atas.

Untuk pemesanan pembelian Saham Baru hasil pelaksanaan HMETD tambahan, pembayaran dilakukan

pada hari pemesanan yang mana pembayaran tersebut harus sudah diterima dengan baik (in good

funds) di rekening Bank Perseroan tersebut di atas paling lambat tanggal 9 Januari 2018.

Segala biaya yang mungkin timbul dalam rangka pembelian Saham Baru dalam rangka PUT III ini

menjadi beban pemesan. Pemesanan Saham Baru yang tidak memenuhi persyaratan pembayaran

akan dibatalkan.

7. Bukti Tanda Terima Pemesanan Pembelian Saham

Perseroan melalui BAE Perseroan yang menerima pengajuan pemesanan pembelian Saham Baru hasil

pelaksanaan HMETD akan menyerahkan bukti tanda terima pemesanan saham yang telah dicap dan

ditandatangani kepada pemesan sebagai tanda bukti pemesanan pembelian Saham Baru hasil

pelaksanaan HMETD untuk kemudian dijadikan salah satu bukti pada saat mengambil Saham Baru hasil

pelaksanaan HMETD. Bagi Pemegang HMETD dalam Penitipan Kolektif di KSEI akan mendapat

konfirmasi atas permohonan pelaksanaan HMETD (exercise) dari C-BEST di KSEI melalui Pemegang

Rekening di KSEI.

8. Pembatalan Pemesanan Saham

Perseroan berhak untuk membatalkan pemesanan Saham Baru hasil pelaksanaan HMETD, baik

sebagian atau secara keseluruhan dengan memperhatikan persyaratan yang berlaku. Pemberitahuan

mengenai pembatalan pemesanan Saham Baru hasil pelaksanaan HMETD akan disampaikan dengan

surat pemberitahuan penjatahan dan pengembalian uang pemesanan kepada Anggota Bursa/Bank

Kustodian/pemegang saham dalam bentuk warkat.

Hal-hal yang dapat menyebabkan dibatalkannya pemesanan Saham Baru hasil pelaksanaan HMETD

antara lain:

a. pengisian Sertifikat Bukti HMETD atau FPPS Tambahan tidak sesuai dengan petunjuk/syarat-syarat

pemesanan Saham Baru hasil pelaksanaan HMETD yang tercantum dalam Sertifikat Bukti HMETD

dan Prospektus;

b. tidak terpenuhinya persyaratan pembayaran;

Page 142: ATAU KECUKUPAN ISI PROSPEKTUS INI. SETIAP ... PUT III PT Bank...ATAU SERTIFIKAT BUKTI HMETD ATAU DOKUMEN-DOKUMEN LAIN YANG BERKAITAN DENGAN PUT III INI, MAKA DOKUMEN-DOKUMEN TERSEBUT

PT Bank of India Indonesia Tbk

124

c. tidak terpenuhinya persyaratan kelengkapan dokumen permohonan.

Dalam hal terdapat pihak-pihak yang walaupun tidak diperbolehkan untuk melaksanakan HMETD

karena pelaksanaan HMETD ke saham dilarang oleh hukum yang berlaku tetapi tetap melakukan

pemesanan Saham Baru dan melakukan pembayaran uang pemesanan, maka Perseroan berhak untuk

memperlakukan HMETD tersebut atau dokumentasi HMETD lain yang disampaikan orang pihak

tersebut dalam pemesanan Saham Baru tidak sah dan mengembalikan seluruh uang pemesanan yang

telah dibayarkan tersebut dalam mata uang Rupiah dengan mentransfer ke rekening bank atas nama

pemesan. Pengembalian uang oleh Perseroan akan dilakukan selambat-lambatnya 2 (dua) Hari Kerja

setelah tanggal penjatahan. Pengembalian uang yang dilakukan sampai dengan tanggal tersebut tidak

akan disertai bunga.

9. Pengembalian Uang Pemesanan

Dalam hal tidak terpenuhinya sebagian atau seluruhnya dari pemesanan Saham Baru hasil pelaksanaan

HMETD tambahan atau dalam hal terjadi pembatalan pemesanan saham, maka Perseroan akan

mengembalikan sebagian atau seluruh uang pemesanan tersebut dalam mata uang Rupiah dengan

mentransfer ke rekening bank atas nama pemesan. Pengembalian uang oleh Perseroan akan dilakukan

pada tanggal 12 Januari 2018 (selambat-lambatnya 2 (dua) Hari Kerja setelah tanggal penjatahan.

Pengembalian uang yang dilakukan sampai dengan tanggal 12 Januari 2018 tidak akan disertai bunga.

Apabila terjadi keterlambatan pengembalian uang melebihi 2 (dua) Hari Kerja setelah tanggal

penjatahan, jumlah uang yang dikembalikan akan disertai denda yang diperhitungkan mulai Hari Kerja

ke-3 (tiga) setelah tanggal penjatahan sampai dengan tanggal pengembalian uang yang dihitung

berdasarkan tingkat suku bunga rata-rata deposito jangka waktu 1 (satu) bulan pada bank dimana

dana tersebut ditempatkan. Perseroan tidak dikenakan denda atas keterlambatan pengembalian uang

pemesanan saham apabila keterlambatan tersebut disebabkan oleh kesalahan pemesan pada saat

mencantumkan nama bank dan nomor rekening bank.

Bagi pemegang HMETD dalam Penitipan Kolektif KSEI yang melaksanakan haknya melalui KSEI

pengembalian uang pemesanan akan dilakukan oleh KSEI.

10. Penyerahan Saham Hasil Pelaksanaan HMETD dan Pengkreditan ke Rekening Efek

Saham Baru hasil pelaksanaan HMETD bagi pemesan yang melaksanakan HMETD sesuai haknya

melalui KSEI, akan dikreditkan pada Rekening Efek dalam 2 (dua) Hari Kerja setelah permohonan

pelaksanaan HMETD diterima dari KSEI dan dana pembayaran telah diterima dengan baik di rekening

bank Perseroan.

Saham Baru hasil pelaksanaan HMETD bagi pemegang HMETD dalam bentuk warkat yang

melaksanakan HMETD sesuai haknya akan mendapatkan Sertifikat Kolektif Saham (SKS) atau saham

dalam bentuk warkat selambatnya 2 (dua) Hari Kerja setelah permohonan diterima oleh BAE

Perseroan dan dana pembayaran telah efektif (in good funds) di rekening bank Perseroan.

Adapun Saham Baru hasil pelaksanaan HMETD hasil penjatahan atas pemesanan Saham Baru hasil

pelaksanaan HMETD tambahan akan tersedia untuk diambil Sertifikat Kolektif Sahamnya atau akan

didistribusikan dalam bentuk elektronik dalam Penitipan Kolektif di KSEI selambat-lambatnya 2 (dua)

Hari Kerja setelah penjatahan.

Page 143: ATAU KECUKUPAN ISI PROSPEKTUS INI. SETIAP ... PUT III PT Bank...ATAU SERTIFIKAT BUKTI HMETD ATAU DOKUMEN-DOKUMEN LAIN YANG BERKAITAN DENGAN PUT III INI, MAKA DOKUMEN-DOKUMEN TERSEBUT

PT Bank of India Indonesia Tbk

125

Surat Kolektif Saham (SKS) untuk Saham Baru hasil pelaksanaan HMETD dapat diambil pada setiap Hari

Kerja (Senin - Jumat, pukul 09.00 – 15.00 WIB) mulai tanggal 3 Januari 2018 hingga 9 Januari 2018.

Pengambilan dilakukan di kantor BAE dengan menunjukkan/menyerahkan dokumen-dokumen sebagai

berikut:

a. asli KTP/Paspor/KITAS yang masih berlaku (untuk perorangan); atau

b. fotokopi anggaran dasar (bagi lembaga/badan hukum) dan susunan direksi/dewan komisaris atau

pengurus yang masih berlaku;

c. asli surat kuasa sah (bagi lembaga/badan hukum atau perorangan yang dikuasakan) bermaterai

Rp6.000,- (enam ribu Rupiah) dilengkapi dengan fotokopi KTP/Paspor/KITAS dari pemberi dan

penerima kuasa;

d. Asli bukti tanda terima pemesanan saham.

11. Alokasi Terhadap HMETD yang Tidak Dilaksanakan

Jika Saham Baru yang ditawarkan dalam PUT III ini tidak seluruhnya diambil oleh Pemegang HMETD,

maka sisanya akan dialokasikan kepada Pemegang HMETD lainnya yang melakukan pemesanan

tambahan, secara proporsional berdasarkan hak yang telah dilaksanakannya. Apabila setelah alokasi

tersebut masih terdapat sisa HMETD yang tidak dilaksanakan, maka terhadap seluruh HMETD yang

tersisa tersebut tidak akan dikeluarkan saham dari portepel.

Page 144: ATAU KECUKUPAN ISI PROSPEKTUS INI. SETIAP ... PUT III PT Bank...ATAU SERTIFIKAT BUKTI HMETD ATAU DOKUMEN-DOKUMEN LAIN YANG BERKAITAN DENGAN PUT III INI, MAKA DOKUMEN-DOKUMEN TERSEBUT

PT Bank of India Indonesia Tbk

126

XIV. PENYEBARLUASAN PROSPEKTUS, FORMULIR DAN SERTIFIKAT BUKTI HMETD

Perseroan telah mengumumkan informasi penting berkaitan dengan PUT III ini melalui iklan di surat kabar.

1. Bagi pemegang saham yang sahamnya berada dalam sistem penitipan kolektif di KSEI, HMETD akan

didistribusikan secara elektronik melalui rekening Efek Anggota Bursa atau Bank Kustodian masing-

masing di KSEI selambat-lambatnya satu Hari Kerja setelah tanggal pencatatan pada DPS yang berhak

atas HMETD, yaitu pada tanggal 28 Desember 2017 pada jam 16:15 WIB. Prospektus, FPPS Tambahan

dan formulir lainnya akan didistribusikan oleh Perseroan kepada KSEI dan dapat diperoleh oleh

pemegang saham dari masing-masing Anggota Bursa atau Bank Kustodiannya.

2. Bagi pemegang saham yang sahamnya tidak dimasukkan dalam sistem penitipan kolektif di KSEI,

Perseroan akan menerbitkan Sertifikat Bukti HMETD atas nama pemegang saham.

Para pemegang saham baik yang beralamat di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek)

maupun yang beralamat di luar Jabodetabek dapat mengambil sendiri Sertifikat Bukti HMETD, FPPS

Tambahan dan formulir lainnya selama waktu dan hari kerja pada tanggal 27 Desember 2017 dengan

menunjukkan asli kartu tanda pengenal yang sah (KTP/Paspor/KITAS) dan menyerahkan fotokopinya serta

asli Surat Kuasa bagi yang tidak bisa mengambil sendiri, pada BAE Perseroan:

PT Adimitra Jasa Korpora

Kirana Boutique Office

Jl. Kirana Avenue III Blok F3 No.5 Kelapa Gading

Jakarta Utara

Telp. 021 - 2974 5222

Fax. 021 – 2928 9961

Apabila sampai dengan tanggal 5 Januari 2018 pemegang saham Perseroan yang namanya tercatat dalam

DPS Perseroan tanggal 27 Desember 2017 belum mengambil Sertifikat Bukti HMETD, Prospektus, FPPS

Tambahan dan formulir lainnya dan tidak menghubungi BAE Perseroan, maka segala risiko ataupun

kerugian yang mungkin timbul bukan menjadi tanggung jawab Perseroan ataupun BAE, melainkan

merupakan tanggung jawab para pemegang saham yang bersangkutan.

Page 145: ATAU KECUKUPAN ISI PROSPEKTUS INI. SETIAP ... PUT III PT Bank...ATAU SERTIFIKAT BUKTI HMETD ATAU DOKUMEN-DOKUMEN LAIN YANG BERKAITAN DENGAN PUT III INI, MAKA DOKUMEN-DOKUMEN TERSEBUT

PT Bank of India Indonesia Tbk

127

XV. INFORMASI TAMBAHAN

Untuk informasi lebih lanjut atau pertanyaan sehubungan dengan Prospektus ini, para pemegang saham

dipersilahkan menghubungi:

PT Bank of India Indonesia

Jl. KH. Samanhudi No.37

Jakarta 10710

Telp: (021) 3500007 Faks: (021) 3808178

Situs Internet: www.boiindonesia.co.id