analisa abc, ven dan put

22
Analisis ABC, VEN dan PUT 1.1 Analisis ABC Metode ABC atau Analisis ABC juga dikenal dengan nama analisis Pareto. Analisis ABC merupakan metode pembuatan grup atau penggolongan berdasarkan peringkat nilai dari nilai tertinggi hingga terendah, dan dibagi menjadi 3 kelompok besar yangdisebut kelompok A (Always), B (Better) dan C (Control). Kelompok A biasanya sejumlah 10-20% dari total item dan merepresentasikan 70-80% total nilai. Kelompok B berjumlah 20% dari total item dan merepresentasikan 20% total nilai. Kelompok C biasanya berjumlah 60-70% dari total item dan merepresentasikan 10-20% total nilai. Kelompok A merupakan kelompok obat yang paling cepat laku dan dalam beberapa kasus merupakan obat yang sangat mahal. Kelompok A merupakan kelompok mayoritas obat di apotek, oleh karena itu kelompok A seharusnya di monitoring dengan sangat ketat, agar tidak mudah dicuri orang. Obat seharusnya dikalkulasi ulang paling sedikit 6 bulan. Kelompok B merupakan obat yang penjualannya agak lambat dan dalam beberapa kasus obat yang lebih murah dibandingkan kelompok A. Kelompok ini cukup di kendalikan dengan menggunakan kartu stok saja, tidak perlu dimonitoring seketat kelompok A. Kelompok C adalah kelompok obat yang penjualannya paling lambat dan dalam beberapa kasus merupakan obat

Upload: made-gitarini

Post on 15-Sep-2015

839 views

Category:

Documents


70 download

DESCRIPTION

Analisa ABC, VEN, PUT

TRANSCRIPT

Analisis ABC, VEN dan PUT1.1 Analisis ABCMetode ABC atau Analisis ABC juga dikenal dengan nama analisis Pareto. Analisis ABC merupakan metode pembuatan grup atau penggolongan berdasarkan peringkat nilai dari nilai tertinggi hingga terendah, dan dibagi menjadi 3 kelompok besar yangdisebut kelompok A (Always), B (Better) dan C (Control). Kelompok A biasanya sejumlah 10-20% dari total item dan merepresentasikan 70-80% total nilai. Kelompok B berjumlah 20% dari total item dan merepresentasikan 20% total nilai. Kelompok C biasanya berjumlah 60-70% dari total item dan merepresentasikan 10-20% total nilai.Kelompok A merupakan kelompok obat yang paling cepat laku dan dalam beberapa kasus merupakan obat yang sangat mahal. Kelompok A merupakan kelompok mayoritas obat di apotek, oleh karena itu kelompok A seharusnya di monitoring dengan sangat ketat, agar tidak mudah dicuri orang. Obat seharusnya dikalkulasi ulang paling sedikit 6 bulan. Kelompok B merupakan obat yang penjualannya agak lambat dan dalam beberapa kasus obat yang lebih murah dibandingkan kelompok A. Kelompok ini cukup di kendalikan dengan menggunakan kartu stok saja, tidak perlu dimonitoring seketat kelompok A. Kelompok C adalah kelompok obat yang penjualannya paling lambat dan dalam beberapa kasus merupakan obat yang paling murah dibandingkan kelompok A dan B. Kelompok ini tidak perlu dimonitor terlalu ketat. Apoteker seharusnya secara periodik memonitoring kelompok C untuk menentukan apakah obat tersebut semestinya disingkirkan dari persediaan. Menyingkirkan kelompok C yang lambat lakunya merupakan metode praktis mengurangi jumlah obat dan investasi persediaan. a. Prosedur analisis ABCPrinsip utama analisis ABC adalah dengan menempatkan jenis-jenis perbekalanfarmasi ke dalam suatu urutan, dimulai dengan jenis yang memakan anggaran terbanyak. Urutan langkah sebagai berikut :1. Kumpulkan kebutuhan perbekalan farmasi yang diperoleh dari salah satumetode perencanaan, daftar harga perbekalan farmasi, dan biaya yangdiperlukan untuk tiap nama dagang. Kelompokkan ke dalam jenis-jenis/katagori, dan jumlahkan biaya per jenis/ katagori perbekalan farmasi.2. Jumlahkan anggaran total, hitung masing-masing prosentase jenis perbekalanfarmasi terhadap anggaran total.3. Urutkan kembali perbekalan farmasi di atas mulai dari yang memakan prosentase biaya paling banyak.4. Hitung prosentase kumulatif, dimuali dengan urutan 1 dan seterusnya.5. Identifikasi perbekalan farmasi yang menyerap 70% anggaran perbekalan total.6. Perbekalan farmasi katagori A menyerap anggaran 70%7. Perbekalan farmasi katagori B menyerap anggaran 20%8. Perbekalan farmasi katagori C menyerap anggaran 10%b. Tahapan-tahapan dalam analisis ABC dengan menggunakan program Microsoftexcel adalah sebagai berikut :1.Buat daftar list semua item dan cantumkan harganya2.Masukkan jumlah kebutuhannya dalam periode tertentu.3.Kalikan harga dan jumlah kebutuhan.4.Hitung persentase harga dari masing-masing item.5.Atur daftar list secara desending dengan nilai harga tertinggi berada di atas.6.Hitung persentase kumulatif dari masing-masing item terhadap total harga.7.Tentukan klasifikasinya A, B atau Cc. Manfaat Analisa ABC1. Membantu manajemen dalam menentukan tingkat persediaan yang efisien2. Memberikan perhatian pada jenis persediaan utama yang dapat memberikan cost benefit yang besar bagi perusahaan3. Dapat memanfaatkan modal kerja (workingcapital) sebaik-baiknya sehingga dapat memacu pertumbuhan perusahaan4. Sumber-sumber daya produksi dapat dimanfaatkan secara efisien yang pada akhirnya dapat meningkatkan produktifitas dan efisiensi fungsi-fungsi produksi

1.2 Analisa VENMetode VEN merupakan pengelompokan obat berdasarkan kepada dampak tiap jenis obat terhadap kesehatan. Semua jenis obat yang direncanakan dikelompokan kedalam tiga kategori yakni :a. Kelompok V (Vital) adalah obat-obatan yang harus ada dan diperlukan untuk menyelamatkan kehidupan (life saving drug) dan bila tidak tersedia akan meningkatkan risiko kematian.b. Kelompok E (Esensial) adalah obat-obatan yang terbukti efektif untuk menyembuhkan penyakit atau mengurangi kesakitan pasien dimana obat golongan ini bekerja secara kausal (bekerja pada sumber penyebab penyakit). c. Kelompok N (Non-Esensial) adalah obat-obat penunjang atau obat yang digunakan untuk penyakit yang dapat sembuh sendiri (self limiting disease), obat yang diragukan manfaatnya dibandingkan obat lain yang sejenis, obat yang kerjanya ringan dan biasa dipergunakan untuk menimbulkan kenyamanan atau mengatasi keluhan ringan.Penggolongan Obat Sistem VEN dapat digunakan untuk penyesuaian rencana kebutuhan obat dengan alokasi dana yang tersedia. Dalam penyusunan rencana kebutuhan obat yang masuk kelompok vital agar diusahakan tidak terjadi kekosongan obat. Untuk menyusun daftar VEN perlu ditentukan terlebih dahulu kriteria penentuan VEN. Dlm penentuan kriteria perlu mempertimbangkan kebutuhan masing-masing spesialisasi.Langkah-langkah menentukan VEN yaitu menyusun kriteria menentukan VEN, menyediakan data pola penyakit, standar pengobatan

1.3 Analisa PUTMetode ini menggabungkan hasil dari metode ABC dan VENa. Kelompok P adalah obat-obatan yang menjadi prioritas pengadaan, sama dengan V pada metode Venb. Kelompok U adalah obat-obatan yang menjadi utama pengadaan, sama dengan E pada metode VENc. Kelompok T adalah obat-obatan yang hanya menjadi tambahan dalam pengadaan, sama dengan N pada metode VEN2. Pengelolaan Perbekalan FarmasiProses pengelolaan perbekalan farmasi merupakan suatu rangkaian kegiatan yang meliputi aspek seleksi, procurement, distribution dan penggunaan obat. Definisi dari keempat proses tersebut yaitu :a. SelectionSeleksi adalah suatu kegiatan yang meliputi penyusunan daftar kebutuhan obat yang berpedoman dan atas dasar konsep kegiatan yang sistematis dengan urutan yang logis dalam mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan. Seleksi terdiri dari perkiraan kebutuhan, pemilihan jenis obat menetapkan sasaran dan menentukan strategi, tanggung jawab dan sumber yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan. Perencanaan dilakukan secara optimal sehingga perbekalan farmasi dapat digunakan secara efektif dan efisien. Beberapa tujuan perencanaan dalam farmasi adalah untuk menyusun kebutuhan obat yang tepat dan sesuai kebutuhan untuk mencegah terjadinya kekurangan atau kelebihan persediaan farmasi serta meningkatkan penggunaan persediaan farmasi secara efektif dan efisien. b. ProcurementPengadaan merupakan proses penyediaan obat yang dibituhkan yang diperoleh dari eksternal melalui pembelian dari manufaktur, distributor, atau pedagang besar farmasi. Pada siklus pengadaan tercakup pada keputusan-keputusan dan tindakan dalam menentukan jumlah obat yang diperoleh, harga yang harus dibayar, dan kualitas obat-obat yang diterima. Siklus pengadaan obat mecakup pemilihan kebutuhan, penyesuaian kebutuhan dan dana, pemilihan metode pengadaan, penetapan atau pemilihan pemasok, penetapan masa kontrak, pemantauan status pemesanan, penerimaan dan pemeriksaan obat, pembayaran, penyimpanan, pendistribusian dan pengumpulan informasi penggunaan obat. Proses pengadaan dikatakan baik apabila tersedianya obat dengan jenis dan jumlah yang cukup sesuai dengan mutu yang terjamin serta dapat diperoleh pada saat diperlukan.c. DistributionDistribusi merupakan suatu proses penyebaran obat secara merata yang teratur kepada yang membutuhkan pada saat diperlukan. Distribusi merupakan suatu proses yang dimulai dari penerimaan barang, kontrol persediaan, penyimpanan sampai pengeluaran obat dari gudang untuk didistribusikan ke depo-depo. Pemilihan sistem distribusi yang tepat memegang peranan penting agar perbekalan farmasi dapat diterima dengan jenis dan jumlah yang tepat pada saat dibutuhkan. Mutu pelayanan farmasi tercermin dalam pelayanan bagian distribusi karena berhadapan langsung dengan pasien. Sistem distribusi dirancang untuk memberikan kemudahan bagi pasien dengan mempertimbangan efisiensi dan efektivitas sumber daya yang ada.d. PenggunaanPenggunaan yaitu proses peresepan dan penyerahan obat dan informasi berdasarkan resep.

2.1 Pengelolaan Perbekalan Farmasi di ApotekContoh : R/ Piroxicam 10 mg No. XS2dd 1R/ Vitamin B Complex No. XS2dd 1R/Captopril 12,5 mg No. XS2dd1

a. Selection/PerencanaanDalam seleksi obat yang akan disediakan dapat berpedoman pada dasar-dasar berikut : Dipilih obat yang secara ilmiah menunjukan efek terpetik lebih besar dibandingakan resiko ESO. Jangan terlalu banyak jenis obat yang diseleksi, hindari duplikasi Untuk obat baru harus berdasarkan bukti ilmiah bahwa lebih baik dibandingkan obat pendahulu Sediaan kombinasi hanya dipilih jika potensinya lebih baik dari sediaan tunggal. Jika alternative pilihan obat banyak. Dipilih DOC dari penyakitnya Pertimbangkan administrasi dan biaya yang dibutuhkan Kontraindikasi, peringatan, ESO harus dipertimbangkan Dipilih obat yang standar mutunya tinggi.Dalam sistem pengadaan obat dapat menggunakan metode analisa ABC, VEN atau gabungan dari kedua metode tersebut.Pada perencanaan obat di Apotek dilihat dari contoh resep tersedbut langkah awal yang dilakuka adalah melihat pada daftar obat apotek. Selanjutnya dilakukan langkah-langkah sebagai berikut. Mencari nama generik dari obat tersebut :Piroxicam : PiroxicamVitamin B Complex: Biomex (Generik : Vitamin B1, B6, & B12)Captopril: Captopril Mencari informasi tentang Produsen yang memproduksi obat tersebut :Piroxicam: SampharindoVitamin B Complex: AlpharmaCaptopril: Hexpharm Mencari informasi tentang DistributorShamparindo: ShamparindoAlpharma: Alpharma/NorgineHexpharm: Merapi Utama Pharma Mencari informasi tentang bentuk sediaan atau dosis :Piroxicam: Piroxicam 10 mg kaplet (1 box berisi 10 strip @ 10 kaplet)Biomex: tersedia dalam kotak berisi 10 strip @ 10 tabletCaptopril: Captopril 12,5 mg tablet (1 box berisi 5 strip @ 10 tablet) Melakukan pemesanan dengan surat pesanan non narkotika karena obat-obat ini bukan merupakan obat golongan narkotika. Menelepon distributor yang dituju.

b. Pengadaan/Procurement Pengadaan barang baik obat-obatan dan perbekalan farmasi lainnya dilakukan oleh karyawan dibidang perencanaan dan pengadaan dalam hal ini dilakukan oleh asisten apoteker yang bertanggung jawab kepada Apoteker Pengelola Apotek. Pengadaan barang dilakukanberdasarkan data yang tercatat pada buku defekta dan perkiraan kebutuhan konsumen dengan arahan dan kendali APA. Kebutuhan barang tersebut dimasukkan pada surat pemesanan barang. Setelah barang datang maka dilakukan penerimaan dan pemeriksaan barang. Petugas kemudian mencocokkan barang dengan surat pesanan, apabila sesuai dengan surat pesanan, maka surat tanda penerimaan barang di tanda tangani oleh petugas apotek, untuk pembayaran itu tergantung kesepakatan antara PBF dan pihak pembelian di apotek, bisa secara tunai, kredit, atau konsinyasi dan lain lain. Penyimpanan obat atau pembekalan farmasi dilakukan oleh Asisten Apoteker. Setiap pemasukan dan penggunaan obat atau barang diinput ke dalam sistem komputer dan dicatat pada kartu stok yang meliputi tanggal penambahan atau pengurangan, nomor dokumennya, jumlah barang yang diisi atau diambil, sisa barang dan paraf petugas yang melakukan penambahan atau pengurangan barang. Kartu stok ini diletakan di masing-masing obat atau barang. Setiap Asisten Apoteker bertanggung jawab terhadap stok barang yang ada di lemari. Penyimpanan barang disusun berdasarkan jenis sediaan, bentuk sediaan dan alfabetis untuk obat-obat ethical, serta berdasarkan farmakologi untuk obat-obat OTC (Over The Counter) Penyimpanan obat atau barang disusun sebagai berikut : 1. Lemari penyimpanan obat ethical atau prescription drugs. 2.Lemari penyimpanan obat narkotik dan psikotropik dengan pintu rangkap dua dan terkunci. 3. Lemari penyimpanan sediaan sirup, suspensi dan drops. 4. Lemari penyimpanan obat tetes mata dan salep mata. 5. Lemari penyimpanan salep kulit. 6. Lemari es untuk penyimpanan obat yang termolabil seperti suppositoria, insulin dan lain lain.7. Lemari penyimpanan obat bebas, obat bebas terbatas dan alat kesehatan. Selanjutnya dilakukan penulisan kartu stok untuk barang datang Pengarsipan terhadap faktur

c. DistributionPendistribusian obat di Apotek bisa dialurkan dari Pabrik sebagai Produksi kemudian PBF sebagai Penyalur lalu Apotek sebagai Pelayanan dan Pasien sebagai Konsumen. Pelayanan dibagi menjadi pelayanan obat bebas dan obat bebas terbatas serta Resep dokter, baik secara tunai maupun non tunai.

d. PenggunaanAgar obat digunakan dengan benar oleh pasien sehingga tujuan terapi dicapai maka pada proses penyerahan obat perlu dilakukan KIE kepada pasienPenggunaan obat yang rasional merupakan prinsip pengobatan dimana pasien mendapatkan obat sesuai dengan indikasinya, dosis dan bentuk sediaan yang tepat, jagkan waktu terapi yang adekuat dan dengan harga yang terjangkau.

2.2 Pengelolaan Perbekalan Farmasi Di Rumah SakitContoh :R/ Piroxicam 10 mg No. XS2dd 1R/ Vitamin B Complex No. XS2dd 1R/Captopril 12,5 mg No. XS2dd1a. SelectionSeleksi obat dilakukan oleh oleh panitia farmasi dan terapi (PFT) dengan menyusun suatu daftar obat dan alat kesehatan yang akan digunakan di rumah sakit sebagai bagian dari pelayanan rumah sakit. Setelah dilakukan seleksi, maka pengadaan obat dimulai dengan perencanaan obat. Pedoman perencanaan obat untuk rumah sakit yaitu DOEN, Formularium RS, Standar Terapi RS, data catatan medis, anggaran yang tersedia, penetapan prioritas, siklus penyakit, sisa persediaan, data pemakaian periode yang lalu, atau dari rencana pengembangan. Untuk resep diatas, terlebih dahulu dicek ketersediaan obat pada formularium RS, apabila obat tercantum dalam formularium maka proses dapat dilanjutkan, apabila tidak maka hubungi dokter penulis resep agar meresepkan obat yang ada pada formularium RS.Metode yang digunakan dalam melakukan perencanaan suatu obat atau sedian farmasi lainnya dapat dilakukan dengan cara: Metode morbiditas, dasar perhitungan adalah jumlah kebutuhan obat yang digunakan untuk beban kesakitan (morbidity load) yang harus dilayani. Metode konsumsi adalah perhitungan kebutuhan didasarkan pada data riil konsumsi obat periode yang lalu dengan penyesuaian dan koreksi berdasarkan pada penggunaan obat periode sebelumnya. Metode gabungan adalah penggabungan kedua metode untuk menutupi kelemahan kedua metode sebelumnya (morbiditas dan konsumsi). Metode just in time. Perencanaan dilakukan saat obat dibutuhkan dan obat yang ada di apotek dalam jumlah terbatas. Perencanaan ini untuk obat-obat yang jarang dipakai atau diresepkan dan harganya mahal serta memiliki waktu kadaluarsa yang pendek.Pada perencanaan obat di Apotek dilihat dari contoh resep tersedbut langkah awal yang dilakuka adalah melihat pada daftar obat apotek. Selanjutnya dilakukan langkah-langkah sebagai berikut. Mencari nama generik dari obat tersebut :Piroxicam : PiroxicamVitamin B Complex: Biomex (Generik : Vitamin B1, B6, & B12)Captopril: Captopril Mencari informasi tentang Produsen yang memproduksi obat tersebut :Piroxicam: SampharindoVitamin B Complex: AlpharmaCaptopril: Hexpharm Mencari informasi tentang DistributorShamparindo: ShamparindoAlpharma: Alpharma/NorgineHexpharm: Merapi Utama Pharma Mencari informasi tentang bentuk sediaan atau dosis :Piroxicam: Piroxicam 10 mg kaplet (1 box berisi 10 strip @ 10 kaplet)Biomex: tersedia dalam kotak berisi 10 strip @ 10 tabletCaptopril: Captopril 12,5 mg tablet (1 box berisi 5 strip @ 10 tablet) Melakukan pemesanan dengan surat pesanan non narkotika karena obat-obat ini bukan merupakan obat golongan narkotika. Menelepon distributor yang dituju.

b. Pengadaan/ProcurementTerdapat banyak mekanisme metode pengadaan obat, baik dari pemerintah, organisasi non pemerintahan dan organisasi pengadaan obat lainnya. Secara umum metode pengadaan meliputi :1. Tender terbuka berlaku untuk semua rekanan yang terdaftar, dan sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan. Pada penentuan harga lebih menguntungkan. 2. Tender terbatas sering disebut dengan lelang tertutup. Hanya dilakukan pada rekanan tertentu yang sudah terdaftar dan punya riwayat yang baik. Harga masih bisa dikendalikan 3. Pembelian dengan tawar menawar dilakukan bila jenis barang tidak urgen dan tidak banyak, biasanya dilakukan pendekatan langsung untuk jenis tertentu 4. Pengadaan langsung, pembelian jumlah kecil, perlu segera tersedia. Harga tertentu relative agak mahal. Hal- hal yang dilakukan dan perlu dicek saat penerimaan barang adalah Kesesuaian jenis dan jumlah antara barang dan Surat Pesanan dan Faktur, Keadaan fisik barang, Catat No Batch dan ED. Penyimpanan merupakan kegiatan pengaturan perbekalan farmasi menurut persyaratan yang ditetapkan : Dibedakan menurut bentuk sediaan dan jenisnya, Dibedakan menurut suhunya, kestabilannya, Mudah tidaknya meledak/terbakar, Tahan tidaknya terhadap cahaya

c.DistributionDistribusi obat di RS dibagi menjadi distribusi untuk pasien rawat inap dan distribusi untuk pasien rawat jalan. Pada pasien rawat inap sistem penyediaan obat terdiri dari :1. Resep atau pesanan obat secara idividuPada sistem ini diberikan pelayanan pada perorangan, semua pesanan obat lagsung diberikan oleh farmasi, ada interaksi antara farmasi, dokter, peraat, pengawasan obat lebih teliti2. Sistem Floor Stok lengkapHampir semua obat-obatan disediakan pada pos perawata kecuali stok obat yang mahal dan jarang digunakan. Periksa keamanan mekanisme kunci, penerangan lemari, wadah obat, persediaan obat.3. Sistem distribusi dosis UnitObat dipesan, dikerjakan atau disiapkan, diberikan dan dibayar dalam bentuk satuan dosis unit yang terdiri dari obat dalam jumlah telah ditentukan atau penyediaan yang efektif untuk satu kali penggunaan4. Perpaduan antara resep dan floorstok lengkapRumah sakit menggunakan sistem penulisan resep sebagai sarana utama untuk penjualan obat dan memanfaatkan Floor stok terbatas.Dalam pegiriman obat dari farmasi dan pos perawatan ke tempat pasien diperlukan pemantauan sistem trasnportasi yang adekuat.Untuk pasien rawat jalan dilakukan dengan pelayanan resep. Prosedur penyiapan berurut atau proses dan berjalan. Seseorang menerima resep, staf lain mengintepretasikan dan mengkaji resep, lalu meulis etiket, menyerahkan resep dan etiket ke staf lain yang memproses resep da staf lain menyerahkan obat ke pasien. Setiap pendistribuasian dilakukan, dicatat pada buku stok.

d.PenggunaanAgar obat digunakan dengan benar oleh pasien sehingga tujuan terapi dicapai maka pada proses penyerahan obat perlu dilakukan KIE kepada pasienPenggunaan obat yang rasional merupakan prinsip pengobatan dimana pasien mendapatkan obat sesuai dengan indikasinya, dosis dan bentuk sediaan yang tepat, jagkan waktu terapi yang adekuat dan dengan harga yang terjangkau.

2.3 Pengelolaan Perbekalan Farmasi Di PuskesmasContoh :R/ Piroxicam 10 mg No. XS2dd 1R/ Vitamin B Complex No. XS2dd 1R/Captopril 12,5 mg No. XS2dd1a. Seleksi/PerencananPerencanaan dilakukan untuk menetapkan jenis dan jumlah obat dan perbekalan kesehatan yang tepat sesuai dengan kebutuhan pelayanan kesehatan dasar. Dalam merencanakan pengadaan obat diawali dengan kompilasi data yang disampaikan Puskesmas kemudian oleh instalasi farmasi kabupaten/kota diolah menjadi rencana kebutuhan obat dengan menggunakan teknik-teknik tertentu.Tahap-tahap yang dilakukan antara lain : Tahap pemilihan obat, dimana pemilihan obat didasarkan pada Obat Generik terutama yang tercantum dalam Daftar Obat Esensial Nasional (DOEN), dengan harga berpedoman pada penetapan Menteri. Pada resep tersebut terlebih dahulu obat tersebut termasuk ke dalam daftar obat esensial nasional (DOEN), kemudian dilihat nama generik sari obat tersebutPiroxicam : PiroxicamVitamin B Complex: Biomex (Generik : Vitamin B1, B6, & B12)Captopril: Captopril Penggunaan obat dalam pelayanan harian dicatat dalam Buku Pemakaian Obat Harian. Buku ini mencakup informasi tentang item obat dan jumlah obat yang digunakan setiap harinya. Jumlah pemakaian obat harian kemudian diakumulasikan dalam Buku Register Obat. Buku ini berisi informasi tentang item dan jumlah obat yang dipakai tiap bulan. Jumlah obat yang terpakai tiap bulan kemudian di rekapitulasi dalam Kartu Stok tiap item obat. Dari pengisian Kartu Stok akan didapatkan informasi tentang item obat, jumlah obat yang terpakai, dan sisa obat yang ada di gudang Puskesmas. Hasil pengisian Kartu Stok merupakan dasar untuk perencanaan pengadaan menggunakan LPLPO. Dari informasi yang ada pada Kartu Stok tiap-tiap item obat dapat diketahui ketersediaan obat di Puskesmas, dan jumlah pemakaiannya tiap bulan, sehingga dapat dijadikan sebagai dasar untuk permintaan akan item obat beserta jumlah yang diminta. Pengiriman LPLPO dari sub unit ke puskesmas pusat Pada puskesmas pusat, LPLPO dari sub unit dirangkap oleh penanggung jawab. LPLPO dibuat sebanyak 3 rangkap. Dari puskesmas pusat, LPLPO diserahkan oleh kepala puskesmas kepada kepala dinas kesehatan kabupaten/kota sebanyak 3 rangkap untuk ditandatangi oleh Kepala Dinas Kesehatan Kab/Kota. Satu rangkap untuk kepala dinas kesehatan, satu rangkap untuk Instalasi farmasi kab/kota dan satu rangkap dikembalikan ke puskesmas. LPLPO sudah harus diterima oleh Instalasi Farmasi Kab/kota paling lambat tgl 10 tiap bulannya.

b. Procurement/PengadaanSetelah mendapat persetujuan dari Kepala Dinas kesehatan Kab/kota, selanjutnya Instalasi farmasi Kab/kota akan menyerahka obat ke puskesmas. Saat penerimaan obat dilakukan pengecekan terhadap obat yang diserahterimakan, meliputi kemasan, jenis dan jumlah obat, bentuk sediaan obat sesuai dengan isi dokumen (LPLPO), dan ditandatangi oleh petugas penerima serta diketahui oleh Kepala Puskesmas. Obat yang diterima disimpan pada tempat yang sesuai. Obat disusun secara alfabetis untuk setiap jenis sediaan, obat dirotasi dengan sistem FEFO dan FIFO, Obat disimpan pada rak, obat yang disimpan pada lantai harus diletakkan di atas palet. Tumpukan dus sebaiknya harus sesuai dengan petunjuk. Sediaan obat cairan dipisahkan dari padatan. Untuk menjaga mutu obat perlu diperhatikan kondisi penyimpanan yang dikontrol kelembaban, sinar matahari, temperatur/panas. Pada saat penerimaan obat ditulis di buku daftar stok obat yang datang.c. DistribusiDistribusi atau penyaluran adalah kegiatan pengeluaran dan penyerahan obat secara merata dan teratur untuk memenuhi kebutuhan baik di dalam gedung puskesmas atau diluar gedung puskesmas. Distribusi dai dalam gedung puskesmas meliputi gudang puskesmas, kamar obat, kamar suntik, UGD puskesmas, poli. Di luar gedung puskesmas meliputi sub-sub unit pelayanan kesehatan antara lain sub unit pelayanan kesehatan di lingkungan puskesmas, puskesmas pembantu, puskesmas keliling, posyandu, polindes. Dalam proses distribusi ditentukan frukuensi distribusinya, jumlah dan jenis obat yang diberikan sesuai dengan LPLPO yang diajukan oleh sub unit. Selama pendistribusian diperhatikan wadah yang digunakan dan kondisi lingkungan agar mempertahankan produk tetap pada standar yang ditetapkan. Untuk setiap obat yang dikeluarkan dicatat pada kartu stok.

d. Penggunaan ObatAgar obat digunakan dengan benar oleh pasien sehingga tujuan terapi dicapai maka pada proses penyerahan obat perlu dilakukan KIE kepada pasienPenggunaan obat yang rasional merupakan prinsip pengobatan dimana pasien mendapatkan obat sesuai dengan indikasinya, dosis dan bentuk sediaan yang tepat, jagkan waktu terapi yang adekuat dan dengan harga yang terjangkau.