nomor putusan put-114082.15/2013/pp/m.iva tahun 2018 …

22
Nomor Putusan : PUT-114082.15/2013/PP/M.IVA Tahun 2018 Jenis Pajak : PPh Badan Tahun Pajak : 2013 Pokok Sengketa : bahwa nilai sengketa yang terbukti dalam banding ini adalah koreksi positif Penghasilan Neto Tahun Pajak 2013 sebesar Rp12.825.432.801,00 dengan perincian koreksi sebagai berikut: 1. Koreksi Penyesuaian fiskal positif berupa Pembentukan Dana Cadangan Bad Debt Expense-CF sebesar Rp11.649.697.432,00; 2. Koreksi Penyesuaian fiskal positif berupa Gain (Loss) Sale Repo Assets sebesar Rp1.175.735.369,00; 1. Koreksi Penyesuaian fiskal positif berupa Pembentukan Dana Cadangan Bad Debt Expense-CF sebesar Rp11.649.697.432,00 Menurut Terbanding : bahwa berdasarkan Berita Acara Hasil Uji Bukti, Terbanding menyatakan hal-hal sebagai berikut: bahwa dokumen yang dilakukan uji bukti adalah: Dokumen Penghapusan Piutang berupa: - Perjanjian Kredit antara Pemohon Banding dengan debitur; - Jurnal Pencatatan Kredit, Detail Pembayaran Cicilan, Jurnal Pengakuan Non Performing Loan, Jurnal Penghapusan Piutang Tak Tertagih; - Daftar Piutang Tak Tertagih yang dilampirkan dalam SPT PPh Badan 2013 bahwa dalam pelaksanaan uji bukti, Pemohon Banding memberikan dokumen tersebut dengan detail debitur sebagai berikut: - Sapto Yuwono (debitur nomor urut 152) dengan nilai piutang tak tertagih sebesar Rp23.053.897,00 - Suyaono Rusharjanto (debitur nomor urut 336) dengan nilai piutang tak tertagih sebesar Rp18.398.630,00; - Sutoto (debitur nomor urut 339) dengan nilai piutang tak tertagih sebesar Rp1.045.047,00; PENGADILAN PAJAK

Upload: others

Post on 22-Oct-2021

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Nomor Putusan PUT-114082.15/2013/PP/M.IVA Tahun 2018 …

Nomor Putusan : PUT-114082.15/2013/PP/M.IVA Tahun 2018

Jenis Pajak : PPh Badan

Tahun Pajak : 2013

Pokok Sengketa : bahwa nilai sengketa yang terbukti dalam banding ini adalahkoreksi positif Penghasilan Neto Tahun Pajak 2013 sebesarRp12.825.432.801,00 dengan perincian koreksi sebagaiberikut:

1. Koreksi Penyesuaian fiskal positif berupaPembentukan Dana Cadangan Bad Debt Expense-CFsebesar Rp11.649.697.432,00;

2. Koreksi Penyesuaian fiskal positif berupa Gain (Loss)Sale Repo Assets sebesar Rp1.175.735.369,00;

1. Koreksi Penyesuaian fiskal positif berupa Pembentukan Dana Cadangan BadDebt Expense-CF sebesar Rp11.649.697.432,00

Menurut Terbanding :

bahwa berdasarkan Berita Acara Hasil Uji Bukti, Terbanding menyatakan hal-halsebagai berikut:

bahwa dokumen yang dilakukan uji bukti adalah:

Dokumen Penghapusan Piutang berupa:

- Perjanjian Kredit antara Pemohon Banding dengan debitur;- Jurnal Pencatatan Kredit, Detail Pembayaran Cicilan, Jurnal Pengakuan Non

Performing Loan, Jurnal Penghapusan Piutang Tak Tertagih;- Daftar Piutang Tak Tertagih yang dilampirkan dalam SPT PPh Badan

2013

bahwa dalam pelaksanaan uji bukti, Pemohon Banding memberikan dokumen tersebutdengan detail debitur sebagai berikut:

- Sapto Yuwono (debitur nomor urut 152) dengan nilai piutang tak tertagih sebesarRp23.053.897,00

- Suyaono Rusharjanto (debitur nomor urut 336) dengan nilai piutang tak tertagihsebesar Rp18.398.630,00;

- Sutoto (debitur nomor urut 339) dengan nilai piutang tak tertagih sebesarRp1.045.047,00;

PENGAD

ILAN

PAJA

K

Page 2: Nomor Putusan PUT-114082.15/2013/PP/M.IVA Tahun 2018 …

bahwa atas pelaksanaan uji bukti, Terbanding berpendapat:

a. bahwa berdasarkan Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) Nomor048/WPJ.20/KP.0705/2015 tanggal 30 Desember 2015, dijelaskan dasar koreksisebagai berikut:

bahwa berdasarkan Pasal 6 ayat (1) huruf h UU Nomor 7 Tahun 1983sebagaimana telah diubah terakhir dengan UU Nomor 36 Tahun 2008 (UU PPh)antara lain diatur bahwa biaya yang dapat dikurangkan dari penghasilan brutoantara lain berupa piutang yang nyata-nyata tidak dapat ditagih, yangpelaksanaannya diatur lebih lanjut dengan atau berdasarkan Peraturan MenteriKeuangan (PMK);

bahwa berdasarkan Pasal 4 ayat (1) PMK Nomor 105/PMK.03/2009 sebagaimanatelah diubah dengan PMK Nomor 57/PMK.03/2010 sebagai pelaksanaanketentuan Pasal 6 ayat (1) huruf h UU PPh diatur bahwa:

“Daftar piutang yang nyata-nyata tidak dapat ditagih yang diserahkan kepadaDirektorat Jenderal Pajak sebagaimana dimaksud Pasal 3 ayat (1) huruf b harusmencantumkan identitas debitur berupa nama, Nomor Pokok Wajib Pajak,alamat dan jumlah piutang yang nyata-nyata tidak dapat ditagih”

bahwa berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap Daftar Nama Debitur Piutang TakTertagih Tahun Pajak 2013 dengan jumlah sebesar Rp20.077.051.360,00diketahui:⁃ Jumlah Piutang Tak Tertagih Rp 20.077.051.360,00⁃ Jumlah Piutang Ada NPWP Rp 8.427.353.928,00⁃ Jumlah Piutang Tidak Ada NPWP Rp 11.649.697.432,00

⁃ bahwa berdasarkan fakta temuan dalam pemeriksaan dikaitkan denganketentuan peraturan perpajakan sebagaimana diuraikan di atas, Terbandingberpendapat bahwa atas Biaya Piutang Tak Tertagih (Bad Debt Expense), yangtidak mencantumkan NPWP sebesar Rp11.649.697.432,00tidak dapat dikurangkan dari penghasilan bruto karena tidak memenuhipersyaratan sebagaimana diatur dalam Pasal 6 ayat (1) huruf h UU PPh Jo.Pasal 4 ayat (1) PMK Nomor 105/PMK.03/2009 s.t.d.d. PMK Nomor57/PMK.03/2010;

b. bahwa dalam surat bandingnya, Pemohon Banding berpendapat sebagai berikut:

bahwa kewajiban untuk mencantumkan NPWP Debitur tidak diatur dalam UU PPh; bahwa Terbanding sangat tidak adil karena terkait NPWP berada di luar

kontrol/kewenangan Pemohon Banding; bahwa Terbanding tidak menyediakan fasilitas bagi Pemohon Banding untuk

mengetahui NPWP Debitur;

PENGAD

ILAN

PAJA

K

Page 3: Nomor Putusan PUT-114082.15/2013/PP/M.IVA Tahun 2018 …

c. bahwa dalam pelaksanaan uji bukti Pemohon Banding menyampaikan penjelasanbeserta bukti dan dokumen sebagai berikut:

bahwa Pemohon Banding menjelaskan bahwa dalam Daftar Piutang Tak Tertagihsebesar Rp20.077.051.360,00 di dalamnya juga terdapat penghapusan piutangtak tertagih berupa Gain (Loss) Sale Repo Asset atau kerugian karena penjualanaset tarikan yang telah dikoreksi tersendiri oleh Terbanding pada penyesuaianfiskal positif (sengketa ke-2);

bahwa atas argumen double koreksi di atas, Pemohon Banding hanyamenyampaikan 3 set dokumen transaksi berupa jurnal transaksi pembiayaan,estimated gain/loss, data pembayaran, rincian perhitungan kerugian penarikanaset, dan dokumen lainnya terkait penarikan aset dan lelang atas Debitur:

- Sapto Yuwono (debitur nomor urut 152) dengan nilai piutang tak tertagih sebesarRp23.053.897,00

- Suyaono Rusharjanto (debitur nomor urut 336) dengan nilai piutang tak tertagihsebesar Rp18.398.630,00;

- Sutoto (debitur nomor urut 339) dengan nilai piutang tak tertagih sebesarRp1.045.047,00;

d. bahwa dalam pelaksanaan uji bukti Pemohon Banding tidak dapat menunjukkanbahwa Daftar Piutang Tak Tertagih yang dikoreksi sebesar Rp11.649.697.432,00telah mencantumkan NPWP sebagaimana disyaratkan dalam Pasal 4 ayat (1) PMKNomor 105/PMK.03/2009 s.t.d.d. PMK Nomor 57/PMK.03/2010;

e. bahwa terkait data 3 Debitur yang ganda menurut Pemohon Banding, sehinggaterjadi koreksi ganda karena sebelumnya telah masuk dalam koreksi Bad DebtExpenses (karena tidak ada NPWP Debitur), sebagaimana diuraikan pada huruf c diatas, dapat Terbanding sampaikan hasil penelitian sebagai berikut:

- Pemohon Banding tidak dapat memberikan bukti berupa Perjanjian Pembiayaanuntuk ketiga Debitur di atas;

- Untuk Debitur atas nama Suyono nilai piutang tak tertagih (Rp18.398.630,00)berbeda dengan nilai kerugian berdasarkan dokumen yang disampaikanPemohon Banding (Rp18.000.660,00);

- Untuk Debitur atas nama Sutoto, nilai piutang tak tertagih (Rp1.045.047,00)berbeda dengan nilai kerugian berdasarkan dokumen yang disampaikanPemohon Banding (Rp10.055.159,00);

f. bahwa Pemohon Banding juga tidak dapat membuktikan dokumen pendukung terkaitkoreksi ganda, selain atas 3 Debitur (Sapto Yuwono, Suyono Yusharjanto danSutoto);

g. bahwa atas dasar uraian tersebut pada huruf a sampai dengan e di atas, Terbandingberpendapat sebagai berikut:

PENGAD

ILAN

PAJA

K

Page 4: Nomor Putusan PUT-114082.15/2013/PP/M.IVA Tahun 2018 …

1) bahwa terkait dasar hukum atas koreksi, yaitu berdasarkan Pasal 6 ayat(1) huruf h UU PPh Jo. Pasal 4 ayat (1) PMK Nomor 105/PMK.03/2009 s.t.d.d.PMK Nomor 57/PMK.03/2010, Terbanding berpendapat sebagai berikut:

a) bahwa PMK Nomor 105/PMK.03/2009 s.t.d.d. PMK Nomor 57/PMK.03/2010diterbitkan dengan mendapat kewenangan dari Pasal 6 ayat (1) huruf h UUPPh;

b) bahwa PMK Nomor 105/PMK.03/2009 s.t.d.d. PMK Nomor 57/PMK.03/2010merupakan pelaksanaan atas Pasal 6 ayat (1) huruf h UU PPh;

c) bahwa PMK Nomor 105/PMK.03/2009 s.t.d.d. PMK Nomor 57/PMK.03/2010adalah hukum positif yang secara fakta masih berlaku dan tidak terdapatPutusan Mahkamah Agung sebagai lembaga yang berwenang melakukan ujimateri Judicial Review atas peraturan di bawah UU;

d) bahwa maksud dan tujuan pencantuman NPWP dalam daftar piutang taktertagih sebagaimana diatur dalam Pasal 4 ayat (1) PMK Nomor105/PMK.03/2009 s.t.d.d. PMK Nomor 57/PMK.03/2010 adalah sebagaiinformasi bagi Direktorat Jenderal Pajak dalam menindaklanjuti penghapusanpiutag dari sisi debitur yang utangnya dihapuskan;

bahwa tindak lanjut oleh Direktorat Jenderal Pajak ini adalah dalam rangkamenerapkan prinsip perpajakan Taxable – Deductble, dimana pembebananbiaya di satu sisi (kreditur) akan berdampak sebagai penghasilan di sisi lain(debitur);

e) bahwa pencantuman NPWP ini bukanlah hal sulit bagi Pemohon Banding yangdalam hal transaksi pembiayaan seharusnya menjadikan NPWP sebagaisyarat yang harus dipenuhi debitur;

bahwa ini juga akan menjadi kepentingan kreditur (perusahaan pembiayaan)dalam hal terdapat piutang tak tertagih yang akan dihapusbukukan;

f) bahwa atas dasar uraian di atas, koreksi Terbanding berdasarkan Pasal 6 ayat(1) huruf h UU PPh Jo. PMK Nomor 105/PMK.03/2009 s.t.d.d. PMK Nomor57/PMK.03/2010 telah benar dan sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan yang berlaku serta memperhatikan prinsip perpajakandan unsur keadilan;

2) bahwa terkait adanya double koreksi, Terbanding berpendapat sebagai berikut:

a) bahwa dalam pelaksanaan uji bukti, Pemohon Banding hanya dapatmemberikan bukti dan dokumen atas 3 Debitur dengan total nilai piutang taktertagih sebesar Rp42.497.574,00. Namun demikian berdasarkan hasil

PENGAD

ILAN

PAJA

K

Page 5: Nomor Putusan PUT-114082.15/2013/PP/M.IVA Tahun 2018 …

penelitian atas bukti-bukti dimaksud, tidak terdapat keyakinan Terbanding atasadanya koreksi ganda, karena:

- Tidak terdapat perjanjian pembiayaan antara Pemohon Banding dan 3Debitur dimaksud;

- Untuk Debitur atas nama Suyono dan Sutoto, terdapat perbedaan nilaipiutang tak tertagih antara dokumen dan pencatatan Pemohon Banding;

- Untuk Debitur atas nama Sutoto, ternyata dalam daftar piutang tak tertagihtelah tercantum NPWP, sehingga tidak benar telah terjadi koreksi ganda;

bahwa dalam hal ini, Pemohon Banding tidak dapat membuktikan alasanbanding nya terkait adanya koreksi ganda;

3) bahwa dengan tidak bermaksud mengurangi independensi Majelis Hakim dalammemutus sengketa ini, Terbanding menyampaikan Putusan Pengadilan Pajak ataskasus sejenis, yaitu Putusan Nomor Put-84384/PP/PP/M.IIIB/15/2017;

bahwa dalam Putusan tersebut Majelis Hakim memutuskan menolak bandingPemohon Banding atas sengketa “tidak terdapat pencantuman NPWP dalamDaftar Piutang Tak Tertagih yang disampaikan ke Direktorat Jenderal Pajak(halaman 70-71);

bahwa dalam pertimbangannya Majelis Hakim menyatakan sebagai berikut:

bahwa berdasarkan Pasal 4 ayat (1) PMK Nomor 105/PMK.03/2009 s.t.d.d.PMK Nomor 57/PMK.03/2010, bahwa NPWP Debitur dalam daftar Piutangyang nyata-nyata tidak dapat ditagih yang disampaikan kepada DirektoratJenderal Pajak, wajib dicantumkan;

bahwa pencantuman NPWP calam daftar piutang yang nyata-nyata tidak dapatditagih bukan merupakan hal yang sulit bagi Pemohon Banding, karena dalampersyaratan pengajuan kredit harus dilampiri dengan NPWP, sehingga dataNPWP debitur sudah ada di data Pemohon Banding;

bahwa atas Putusan Pengadilan Pajak Nomor Put-84384/PP/PP/M.IIIB/15/2017,sebagaimana diuraikan di atas, Terbanding berpendapat bahwa pertimbanganMajelis Hakim dalam putusan dimaksud selaras dengan pendapat Terbandingsebagaimana diuraikan pada butir 2) di atas;

bahwa koreksi Terbanding atas Penyesuaian Fiskal Positif Lainnya – Bad Debt Expensesebesar Rp11.649.697.432,00 telah sesuai dengan data, fakta dan dokumen sertaketentuan perundang-undangan yang berlaku;

PENGAD

ILAN

PAJA

K

Page 6: Nomor Putusan PUT-114082.15/2013/PP/M.IVA Tahun 2018 …

Menurut Pemohon Banding :

bahwa Pemohon Banding dalam Berita Acara Uji Bukti berpendapat sebagai berikut:

Kewajiban mencantumkan NPWP debitur tidak diatur dalam UU PPh

bahwa Biaya Bad Debt Expense merupakan biaya penghapusan piutang yangtercantum di dalam laporan keuangan yang telah diaudit oleh kantor akuntanindependen pada tahun 2013;

bahwa biaya ini telah sesuai Pasal 6 ayat (1) huruf h Undang-Undang No. 36 Tahun2008 tentang perubahan keempat atas Undang-Undang No. 7 Tahun1983 tentang Pajak Penghasilan (“UU PPh”) yang menyebutkan bahwa:

“Besarnya Penghasilan Kena Pajak bagi Wajib Pajak dalam negeri dan bentuk usahatetap, ditentukan berdasarkan penghasilan bruto dikurangi biaya untuk mendapatkan,menagih, dan memelihara penghasilan, termasuk piutang yang nyata-nyata tidak dapatditagih dengan syarat:1. Telah dibebankan sebagai biaya dalam laporan laba rugi komersial;2. Wajib Pajak harus menyerahkan daftar piutang yang tidak dapat ditagih kepada

Direktorat Jenderal Pajak; dan3. telah diserahkan perkara penagihannya kepada Pengadilan Negeri atau instansi

pemerintah yang menangani piutang negara; atau adanya perjanjian tertulismengenai penghapusan piutang/pembebasan utang antara kreditur dan debitur yangbersangkutan; atau telah dipublikasikan dalam penerbitan umum atau khusus; atauadanya pengakuan dari debitur bahwa utangnya telah dihapuskan untuk jumlahutang tertentu;

4. syarat sebagaimana dimaksud pada angka 3 tidak berlaku untuk penghapusanpiutang tak tertagih debitur kecil sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) hurufk.”

bahwa Undang-Undang Pajak Penghasilan (“UU PPh”) mengamanatkan bahwapelaksanaan dari peraturan diatas diatur lebih lanjut berdasarkan Peraturan MenteriKeuangan;

bahwa menurut Tata Cara Perundangan yang berlaku, peraturan pelaksanaan tidakboleh bertentangan secara substantif maupun secara formal (prosedural);

bahwa pertentangan dengan Undang-Undang terjadi ketika suatu peraturanpelaksanaan Undang-Undang menyimpangi, memperluas, atau mempersempitketentuan yang diatur dalam Undang-Undang;

bahwa menurut pendapat Pemohon Banding, Pasal 6 ayat (1) huruf (h) UU PPh No. 36Tahun 2008 tidak mensyaratkan Wajib Pajak untuk melampirkan NPWP debitur, akantetapi PMK 105/PMK.03/2009 sebagaimana telah diubah terakhir dengan (stdd) PMKNo. 57/PMK.03/2010 menambahkan persyaratan yang tidak ada di dalam Pasal 6 ayat

PENGAD

ILAN

PAJA

K

Page 7: Nomor Putusan PUT-114082.15/2013/PP/M.IVA Tahun 2018 …

(1) huruf (h) yaitu adanya keharusan untuk melampirkan NPWP;

bahwa dengan demikian, tambahan persyaratan tersebut batal demi hukum;

bahwa dalam daftar nominatif penghapusan piutang yang dilaporkan pada SPT PPhBadan 2013, Pemohon Banding tidak diwajibkan untuk mengukuhkan debitur apabilatidak mempunyai NPWP, namun Pemohon Banding sudah mencantumkan alamat jelasdan KTP berikut tanggal lahir (apabila orang pribadi) sehingga DJP seharusnya dapatmengetahui apakah debitur tersebut mempunyai NPWP atau tidak;

Tidak Terdapat Kewajiban NPWP dalam pemberian kredit di perusahaan Multifinance

bahwa dalam memberikan kredit, tidak seperti industri perbankan yangmempersyaratkan debitur dengan pemberian kredit melebihi Rp50.000.000,00 (limapuluh juta) diwajibkan untuk memiliki NPWP oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK);

bahwa sedangkan industri multifinance tidak mempersyaratkan debiturnya untukmemiliki NPWP dalam pemberian kreditnya, sehingga menurut Pemohon Bandingdalam praktiknya sangat sulit untuk melampirkan NPWP debitur pada saatpenghapusan piutang;

Terbanding perlu mempertimbangkan Asas Keadilan

bahwa sangatlah tidak adil bagi Pemohon Banding apabila tidak dapat mengakui bebanpenghapusan piutang apabila debitur tidak dapat menyediakan NPWP kepadaPemohon Banding dan/atau tidak mempunyai NPWP;

bahwa hal ini harus dipertimbangkan karena sistem perpajakan Indonesia berpedomanpada asas keadilan, dan NPWP debitur tersebut diluar kontrol atau wewenangPemohon Banding apabila debitur tidak mempunyai NPWP, mengingat hal-hal berikut dibawah ini:

1. bahwa Pemohon Banding telah mengalami kerugian dengan dihapuskannyapiutang tak tertagih tersebut dan harus menanggung beban pajak ataspenghapusan piutang tak tertagih tersebut hanya karena semata-mata PemohonBanding tidak dapat memberikan informasi mengenai NPWP debitur;

2. bahwa dalam daftar nominatif penghapusan piutang yang dilaporkan pada SPTPPh Badan 2013, Pemohon Banding tidak diwajibkan untuk mengukuhkan debiturapabila tidak mempunyai NPWP, namun Pemohon Banding mencantumkan alamatjelas dan KTP berikut tanggal lahir (apabila orang pribadi) sehingga Terbandingseharusnya dapat mengetahui apakah debitur tersebut mempunyai NPWP atautidak. Informasi NPWP ini tidak menjadi persyaratan pada saat pemberian kreditdan pengakuan penghasilan dari kredit bagi Pemohon Banding. Pemohon Bandingbahkan tidak dapat lagi menemukan debitur yang dimaksud;

3. bahwa lebih lanjut, Terbanding tidak menyediakan fasilitas bagi Pemohon Banding

PENGAD

ILAN

PAJA

K

Page 8: Nomor Putusan PUT-114082.15/2013/PP/M.IVA Tahun 2018 …

untuk dapat membuat Pemohon Banding mengetahui NPWP debitur berdasarkandata yang ada dan memverifikasi keabsahan NPWP & SKT debitur tersebut;

4. bahwa selain daripada itu, apabila Pemohon Banding menerima kembali piutangyang awalnya telah dihapuskan (recovery) dan diakui sebagai penghasilan (sebagaipenambah penghasilan kena pajak), Terbanding tidak melakukan koreksi negatifatas recovery tersebut, dikarenakan Terbanding tidak mewajibkan untukmencantumkan NPWP;

bahwa dengan demikian, Terbanding mengenakan pajak dua kali untuk objek yangsama dikarenakan pada saat penghapusan tanpa NPWP dikenakan pajak atautidak boleh sebagai pengurang penghasilan kena pajak;

5. bahwa adanya koreksi ganda yang dikenakan oleh Terbanding kepada PemohonBanding;

Contoh Bukti Pendukung Sengketa telah diserahkan kepada Terbanding

bahwa sesuai dengan Proses Uji Bukti yang dilaksanakan antara Pemohon Bandingdan Terbanding pada tanggal 4 April 2018;

bahwa Pemohon Banding telah menyampaikan dokumen lengkap atas alur prosespembukaan kredit hingga penghapusan piutang tak tertagih. Pemohon Bandingmenyampaikan dokumen sebagai berikut:

1. Jurnal Pencatatan Kredit, Jurnal Pencatatan Non-Performing Loan, JurnalPenghapusan Piutang Tak Tertagih;

2. Daftar Penghapusan Piutang Tak Tertagih;

bahwa detail debitur yag Pemohon Banding sampaikan selama proses uji bukti adalahuntuk debitur:

- Sapto Yuwono (debitur nomor urut 152) dengan nilai piutang tak tertagih sebesarRp23.053.897,00

- Suyaono Rusharjanto (debitur nomor urut 336) dengan nilai piutang tak tertagihsebesar Rp18.398.630,00;

- Sutoto (debitur nomor urut 339) dengan nilai piutang tak tertagih sebesarRp1.045.047,00;

Terdapat koreksi ganda dalam sengketa yang diajukan Banding

bahwa dalam proses persidangan, terbanding secara mengakui adanya koreksi gandaatas sengeketa ketidaksediaan Nomor Pokok Wajib Pajak (“NPWP”) didalam daftarnominatif Penghapusan Piutang dan Rugi atas Aset Repo;

bahwa Pemohon Banding menjelaskan bahwa atas debitur yang asetnya ditarik oleh

PENGAD

ILAN

PAJA

K

Page 9: Nomor Putusan PUT-114082.15/2013/PP/M.IVA Tahun 2018 …

Pemohon Banding selama proses pencarian, atas kerugian yang terjadi selama prosestersebut akan dihapuskan dan termasuk dalam daftar penghapusan piutang tak tertagihyang juga disampaikan sebagai lampiran dalam penyampaian SPT PPh Badan Tahun2013;

bahwa berikut Pemohon Banding sampaikan ringkasan atas Penghapusan Piutangyang dilakukan oleh Pemohon Banding pada tahun 2013:

PenghapusanPiutang

Debitur memilikiNPWP (Rp)

Debitur TidakMemiliki NPWP

(Rp)

Jumlah (Rp)

LOR 1.391.092.640,00 1.489.810.255,00 2.880.902.895,00WO 7.212.498.793,00 9.983.649.673,00 17.196.148.466,0

0TOTAL 8.603.591.433,00 11.473.459.928,0

020.077.051.361,0

0

bahwa sesuai dengan tabel di atas, bahwa sudah dengan benar daftar piutang taktertagih Pemohon Banding sebesar Rp20.077.051.361,00, yang terdiri ataspenghapusan AR melalui WO sebesar Rp17.196.148.466,00 dan penghapusan ARmelalui LOR sebesar Rp2.880.902.895,00;

bahwa berdasarkan tabel di atas, Terbanding telah melakukan kekeliruan dalampenetuan jumlah koreksi, hal ini dikarenakan sebenarnya Pemohon Banding telahmenyampaikan daftar debitur yang memiliki NPWP dalam daftar nominatifpenghapusan piutang tak tertagih sebesar Rp8.603.591.433,00 sehingga terdapatkelebihan koreksi sebesar Rp176.237.504,00 yang atas nilai piutang tersebut nyata-nyata memiliki NPWP;

bahwa lebih lanjut, atas koreksi Terbanding sebesar Rp11.649.697.432,00 tersebuttedapat koreksi LOR sebesar Rp1.489.810.255,00 yang menjadi koreksi ganda atassengketa yang sama;

bahwa Pemohon Banding juga telah memberikan dokumen pendukung atas terjadinyakoreksi ganda yang dilakukan oleh Terbanding;bahwa Pemohon Banding memberikan dokumen pendukung berupa:

1. Jurnal Pencatatan Kredit, Non Performing Loan, Penarikan Aset, Penjualan Aset;2. Berita Acara Serah Terima Kendaraan;3. Tagihan dari Balai Lelang kepada Pemohon Banding;4. Bukti Penerimaan Uang dari Balai Lelang atas Penjualan Aset;5. Daftar Penghapusan Piutang Tak Tertagih;

bahwa hal tersebut terbukti dengan adanya pengakuan rugi penjualan Aset Repo dalamdaftar penghapusan piutang tak tertagih;

PENGAD

ILAN

PAJA

K

Page 10: Nomor Putusan PUT-114082.15/2013/PP/M.IVA Tahun 2018 …

bahwa Pemohon Banding telah memberikan dokumen pendukung atas penjelasantersebut atas detail debitur sebagai berikut:

- Sapto Yuwono (debitur nomor urut 152) dengan nilai piutang tak tertagih sebesarRp23.053.897,00

- Suyaono Rusharjanto (debitur nomor urut 336) dengan nilai piutang tak tertagihsebesar Rp18.398.630,00;

- Sutoto (debitur nomor urut 339) dengan nilai piutang tak tertagih sebesarRp1.045.047,00;

Putusan Mahkamah Agung

bahwa dengan tidak bermaksud mengurangi independensi Majelis Hakim dalammemutus sengketa ini, Terbanding menyampaikan Putusan Mahkamah Agung ataskasus sejenis, yaitu Putusan Nomor Put-1556/B/PK/PJK/2017 sebagai penegasan atasPutusan Pengadilan Pajak Nomor: Put.69238/PP/M.IIA/15/2016;

bahwa dalam Putusan tersebut Majelis Hakim memutuskan menolak PeninjauanKembali Pemohon PK atas sengketa “tidak terdapat pencantuman NPWP dalam DaftarPiutang Tak Tertagih yang disampaikan ke Direktorat Jenderal Pajak (halaman 29)”;

bahwa dalam pertimbangannya Majelis Hakim menyatakan sebagai berikut:

bahwa atas koreksi Pemohon Peninjauan Kembali tersebut dibatalkan oleh MajelisHakim Pengadilan Pajak dengan pertimbangan bahwa Termohon Peninjauan Kembalitelah dapat membuktikan memenuhi semua persyaratan yang diatur dalam ketentuanPasal 6 ayat (1) huruf (h) UU PPh yaitu:

menyerahkannya daftar piutang yang tidak dapat ditagih kepadaDirektorat JenderalPajak sebagai lampiran SPT TahunanPemohon Banding tahun pajak 2013;

telah mengumumkan jumlah piutang yang dihapusbukukan sebagaipiutang yangtidak dapat ditagih dalam penerbitan khusus, yaitu majalah Probank edisi XXVIIIdan Majalah Sinergi edisi XXXV;

biaya piutang tak tertagih telah dibebankan pada laba rugi komersial;bahwa atas Putusan Mahkamah Agung Nomor Put-1556/B/PK/PJK/2017,sebagaimana diuraikan di atas, Pemohon Banding berpendapat bahwa pertimbanganMajelis Hakim dalam putusan dimaksud selaras dengan pendapat Terbandingsebagaimana diuraikan pada butir 6 di atas;

Menurut Majelis:

PENGAD

ILAN

PAJA

K

Page 11: Nomor Putusan PUT-114082.15/2013/PP/M.IVA Tahun 2018 …

bahwa pada dasarnya koreksi Terbanding berdasarkan Peraturan Menteri KeuanganNomor 105/PMK.03/2009 tanggal 10 Juni 2009 sebagaimana telah diubah denganPeraturan Menteri Keuangan Nomor 57/PMK.03/2010 tanggal 9 Maret 2010 Pasal 4ayat (1) yang menyatakan sebagai berikut:

“daftar piutang yang nyata-nyata tidak dapat ditagih yang diserahkan kepada DirektoratJenderal Pajak sebagaimana dimaksud Pasal 3 ayat (1) huruf b harus mencantumkanidentitas debitur berupa nama, Nomor Pokok Wajib Pajak, alamat dan jumlah piutangyang nyata-nyata tidak dapat ditagih”

bahwa Terbanding melakukan koreksi atas Bad Debt Expense sebesarRp11.649.697.432,00, yang menurut Terbanding adalah piutang yang tidak dapatditagih;

bahwa menurut Terbanding, untuk dapat menghapuskan biaya yang tidak dapat ditagihharus melampirkan daftar nominatif dari piutang yang tidak dapat ditagih dan dalamdaftar nominatif piutang yang tidak dapat ditagih tersebut harus mencantumkan NPWPdebitur;

bahwa dalam daftar nominatif yang dilampirkan dalam SPT Pemohon Banding padakolom NPWP ada yang tidak mencantumkan NPWP debitur, sehingga atas tidakdicantumkannya NPWP debitur tersebut, Terbanding melakukan koreksi atas piutangyang tidak dapat ditagih sebanyak daftar debitur yang tidak dicantumkan NPWP-nya;

bahwa dengan demikian Majelis berpendapat bahwa koreksi Terbanding semata-matahanya berdasarkan atas tidak adanya NPWP debitur pada daftar nominatif piutang yangtidak dapat ditagih;

bahwa Pasal 6 ayat (1) huruf h Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang PajakPenghasilan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 36Tahun 2008, antara lain mengatur:

“besarnya Penghasilan Kena Pajak bagi Wajib Pajak dalam negeri dan bentuk usahatetap, ditentukan berdasarkan penghasilan bruto dikurangi biaya untuk mendapatkan,menagih, dan memelihara penghasilan, termasuk:h. piutang yang tidak dapat ditagih dengan syarat:

1. telah dibebankan sebagai biaya dalam laporan laba rugi komersial;2. Wajib Pajak harus menyerahkan daftar piutang yang daftar piutang yang tidak

dapat ditagih kepada Direktorat Jenderal Pajak;3. telah diserahkan perkara penagihannya kepada Pengadilan Negeri atau

instansi pemerintah yang yang menangani piutang negara; atau adanyaperjanjian tertulis mengenai penghapusan piutang /pembebasan utang antarakreditur dan debitur yang bersangkutan; atau telah dipublikasikan dalampenerbitan umum atau khusus; atau adanya pengakuan dari debitur bahwautangnya telah dihapuskan untuk jumlah tertentu;

PENGAD

ILAN

PAJA

K

Page 12: Nomor Putusan PUT-114082.15/2013/PP/M.IVA Tahun 2018 …

4. Syarat sebagaimana dimaksud pada angka 3 tidak berlaku untukpenghapusan piutang tak tertagih debitur kecil sebagaimana dimaksud dalamPasal 4 ayat (1) huruf k;

yang pelaksanaannya diatur lebih lanjut dengan atau berdasarkan PeraturanMenteri Keuangan.

bahwa Pasal 4 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 57/PMK.03/2010 tanggal 9 Maret2010 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 105/PMK.03/2009tanggal 10 Juni 2009 tentang Piutang yang Nyata-Nyata Tidak Dapat Ditagih yangDapat Dikurangkan dari Penghasilan Bruto, antara lain mengatur:

1. Daftar piutang yang nyata-nyata tidak dapat ditagih yang diserahkan kepadaDirektorat Jenderal Pajak sebagaimana dimaksud Pasal 3 ayat (1) huruf b harusmencantumkan identitas debitur berupa nama, Nomor Pokok Wajib Pajak,alamatdan jumlah piutang yang nyata-nyata tidak dapat ditagih.

2. Pemenuhan ketentuan sebagaimana dimaksud Pasal 3 ayat (1) huruf c dilakukandengan cara melampirkan:

a. fotokopi bukti penyerahan perkara penagihannya ke Pengadilan Negeri atauinstansi pemerintah yang menangani piutang negara; atau

b. fotokopi perjanjian tertulis mengenai penghapusan piutang/pembebasan utangusaha yang telah diiegalisir oleh notaris;atau

c. fotokopi bukti publikasi dalam penerbitan umum atau penerbitan khusus; ataud. surat yang berisi pengakuan dari debitur bahwa utangnya telah dihapuskan

yang disetujui oleh kreditur tentang penghapusan piutang untuk jumlah utangtertentu.yang disetujui oleh kreditur

3. Daftar piutang yang nyata-nyata tidak dapat ditagih dan bukti/dokumensebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) harus disampaikan bersamaandengan penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT)

bahwa Pasal 6 ayat (1) huruf h Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang PajakPenghasilan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 36Tahun 2008 tersebut mengatur biaya-biaya yang dapat dikurangkan dari penghasilanbruto, namun Peraturan Menteri Keuangan Nomor 57/PMK.03/2010 tanggal 9 Maret2010 mengatur juga tentang biaya yang tidak dapat dikurangkan dari penghasilan brutoyaitu daftar piutang yang tidak dapat ditagih yang tidak mencantumkan NPWP;

bahwa dengan mengacu pada azas lex superior derogat legi inferior, maka Majelisberpendapat karena Peraturan Menteri Keuangan Nomor 57/PMK.03/2010 tanggal 9Maret 2010 bertentangan dengan Pasal 6 ayat (1) huruf h Undang-Undang Nomor 7Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah diubah denganUndang-Undang Nomor 36 Tahun 2008, maka seharusnya sebagai dasar menentukanbiaya yang dapat dikurangkan dari penghasilan bruto harus mengacu kepada Pasal 6ayat (1) huruf h Undang-Undang Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang PajakPenghasilan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 36 Tahun2008;

PENGAD

ILAN

PAJA

K

Page 13: Nomor Putusan PUT-114082.15/2013/PP/M.IVA Tahun 2018 …

bahwa berdasarkan pemeriksaan Majelis, atas piutang yang tidak dapat ditagih telahsesuai dengan syarat-syarat yang diatur dalam Pasal 6 ayat (1) huruf hUndang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telahdiubah dengan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008, maka koreksi Terbanding atasBad Debt Expense sebesar Rp11.649.697.432,00 tidak dapat dipertahankan;

2. Koreksi Penyesuaian fiskal positif berupa Gain (Loss) Sale Repo Assetssebesar Rp1.175.735.369,00

Menurut Terbanding :

bahwa berdasarkan Berita Acara Hasil Uji Bukti, Terbanding menyatakan hal-halsebagai berikut:

bahwa dokumen yang dilakukan uji bukti adalah:

Dokumen Penghapusan Piutang berupa:

- Perjanjian Kredit- Perjanjian Kredit antara debitur dengan Pemohon Banding;- Jurnal Pencatatan Kredit, Non Performing Loan, Penarikan Aset, Penjualan Aset;- Berita Acara Serah Terima Kendaraan;- Tagihan dari Balai Lelang kepada Pemohon Banding;- Bukti penerimaan uang dari Balai Lelang kepada Pemohon Banding- Daftar Penghapusan Piutang Tak Tertagih;

bahwa dalam pelaksanaan uji bukti, Pemohon Banding memberikan dokumen tersebutdengan detail debitur sebagai berikut:

- Sapto Yuwono (debitur nomor urut 152) dengan nilai piutang tak tertagih sebesarRp23.053.897,00

- Suyaono Rusharjanto (debitur nomor urut 336) dengan nilai piutang tak tertagihsebesar Rp18.398.630,00;

- Sutoto (debitur nomor urut 339) dengan nilai piutang tak tertagih sebesarRp1.045.047,00;

bahwa atas bukti yang disampaikan oleh Pemohon Banding, Terbanding berpendapat:

a. bahwa berdasarkan Halaman 21 dan 22 Laporan Hasil Pemeriksaan Nomor00048/WPJ.20/KP.0705/2015 tanggal 30 Desember 2015 dijelaskan dasar koreksisebagai berikut:

- bahwa berdasarkan Pasal 6 ayat (1) huruf d UU PPh diatur bahwa biaya yangdapat dikurangkan dari penghasilan bruto adalah kerugian karena penjualanatau pengalihan harta yang dimiliki dan digunakan dalam perusahaan atauyang dimiliki untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan;

PENGAD

ILAN

PAJA

K

Page 14: Nomor Putusan PUT-114082.15/2013/PP/M.IVA Tahun 2018 …

- bahwa berdasarkan Pasal 6 ayat (1) huruf h UU PPh Jo. PMK Nomor105/PMK.03/2009 s.t.d.d. PMK Nomor 57/PMK.03/2010 diatur bahwa piutangyang nyata-nyata tidak dapat ditagih yang dapat dikurangkan dari penghasilanbruto harus memenuhi persyaratan, antara lain harus sudah melalui upayapenagihan yang maksimal;

- bahwa berdasarkan Pasal 33 dan 34 UU Nomor 42 Tahun 1999 tentang JaminanFiducia, diatur bahwa Kreditur (Pemohon Banding) tidak diperkenankan untukmemiliki barang yang menjadi jaminan fidusia. Dalam hal penjualan aset jaminandi bawah jumlah utang, maka Debitur tetap bertanggung jawab atas utang yangbelum terbayar;

- bahwa koreksi Penyesuaian Fiskal Positif Lainnya – Gain/Loss Sale Repo Assetsebesar Rp1.175.735.369,00 tidak dapat dikurangkan dari penghasilan brutokarena aset tarikan bukan milik Pemohon Banding, sehingga penjualan asettarikan di bawah nilai sisa utang debitur masih menjadi kewajiban debitur untukmelunasi sisa utang. Dengan demikian, selisih antara Harga Jual Aktiva danutang debitur bukan merupakan kerugian bagi kreditur. Dalam hal ini Krediturseharusnya melakukan upaya penagihan terhadap Deditur;

b. bahwa Pemohon Banding dalam surat bandingnya menyatakan bahwa:

bahwa Pemohon Banding tidak melakukan write off atas Aset Yang Diambil Alih(AYDA) atau kendaraan tarikan karena bukan merupakan aset PemohonBanding;

bahwa kegiatan penarikan aset, penjualan aset tarikan, dan pelunasan kewajibandebitur dari hasil penjualan aset tarikan adalah bagian dari kegiatan usahapembiayaan Pemohon Banding. Dengan demikian kerugian yang timbul daripenjualan aset tarikan seharusnya dapat dikurangkan dari penghasilan bruto;

c. bahwa terkait sengketa ini, tidak terdapat pembuktian mengenai substansi transaksi;

bahwa dalam hal ini Pemohon Banding dan Terbanding memiliki pemahaman yangsama terhadap UU Fiducia dan Perjanjian Pembiayaan;

d. bahwa dalam pelaksanaan uji bukti Pemohon Banding tidak dapat memberikan buktidan dokumen pendukung terkait upaya penagihan maksimal yang telah dilakukandalam rangka menagih sisa utang, yaitu selisih antara utang debitur dan penjualanaset tarikan (jaminan);

bahwa Pemohon Banding juga tidak dapat menunjukkan standar akuntansipencatatan atas kerugian penjualan aset tarikan dalam perusahaan pembiayaan;

e. bahwa berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 105/PMK.03/2009 s.t.d.d.

PENGAD

ILAN

PAJA

K

Page 15: Nomor Putusan PUT-114082.15/2013/PP/M.IVA Tahun 2018 …

PMK Nomor 57/PMK.03/2010 antara lain diatur:

Pasal 1 angka 2:

“Piutang yang nyata-nyata tidak dapat ditagih adalah piutang yang timbul daritransaksi bisnis yang wajar sesuai dengan bidang usahanya, yang nyata-nyata tidakdapat ditagih meskipun telah dilakukan upaya-upaya penagihan yang maksimal atauterakhir oleh Wajib Pajak”

f. bahwa atas dasar uraian tersebut di atas, Terbanding berpendapat sebagai berikut:

1) bahwa berdasarkan UU Fiducia dan Perjanjian Pembiayaan aset (kendaraan)antara lain diatur dan disepakati bahwa:

bahwa aset (kendaraan) tarikan bukan merupakan milik Pemohon Banding.Dalam hal ini Pemohon Banding hanya diberikan kuasa untuk menjual;

bahwa apabila hasil penjualan aset tarikan di bawah jumlah utang, makaDebitur tetap bertanggung jawab atas utang yang belum terbayar;

Pemohon Banding dalam surat bandingnya juga menyatakan hal yang samabahwa aset tarikan bukan merupakan milik Pemohon Banding;

bahwa dengan demikian, jelas bahwa hasil penjualan aset tarikan tidak dapatlangsung dibukukan sebagai kerugian piutang tidak tertagih;

bahwa dalam hal ini debitur masih bertanggung jawab untuk melunasi sisa utangdan Pemohon Banding sebagai kreditur berhak melakukan penagihan kepadadebitur;

bahwa dalam hal ini tidak terdapat laba (rugi) penarikan aset atau Gain/Loss SaleRepo Asset sebesar Rp1.408.563.322,00;

2) bahwa karena aset tarikan bukan merupakan harta yang dimilki dan digunakandalam perusahaan atau yang dimiliki untuk mendapatkan, menagih, danmemelihara penghasilan, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1)huruf d UU PPh, maka hasil penjualan kendaraan tarikan yang lebih kecil dariutang debitur bukan merupakan kerugian Pemohon Banding, sehingga tidakdapat dikurangkan dari penghasilan bruto;

3) bahwa hasil penjualan aset tarikan yang lebih rendah dari utang Debitur,menyebabkan masih terdapat sisa utang yang harus dilunasi dan masih menjadikewajiban debitur;

bahwa atas Piutang kepada Debitur tersebut Pemohon Banding seharusnyamelakukan upaya penagihan yang maksimal sebelum menyatakan sebagai

PENGAD

ILAN

PAJA

K

Page 16: Nomor Putusan PUT-114082.15/2013/PP/M.IVA Tahun 2018 …

Piutang yang nyata-nyata tidak tertagih;

4) bahwa Pemohon Banding tidak dapat membuktikan upaya penagihan yangdilakukan untuk menagih Piutang sebesar Rp1.408.563.322,00 yang masih tersisasetelah penjualan aset tarikan;

bahwa dengan demikian Terbanding berpendapat bahwa Piutang sebesarRp1.175.735.369,00 (yang menurut Pemohon Banding adalah Gain/Loss SaleRepo Asset) tidak termasuk dalam pengertian Piutang yang nyata-nyatatidak dapat ditagih sebagaimana diatur dalam Pasal 1 angka 2 PMKNo.105/PMK.03/2009 s.t.d.d. PMK No. 57/PMK.03/2010;

5) bahwa Pemohon Banding tidak konsisten terhadap pernyataannya, di satu sisimenyatakan aset tarikan bukan merupakan milik Pemohon Banding, namun di sisilainnya atas penjualan aset yang bukan miliknya di bawah utang debitur yangbersangkutan, diakui sebagai kerugian penjualan asset;

6) bahwa argumen Pemohon Banding terkait pengakuan kerugian karena penjualanaset tarikan tidak didukung mekanisme pencatatan pembukuan berdasarkanstandar akuntansi yang berlaku (PSAK). Dengan demikian perlakuanpembebanan kerugian atas penjualan aset tarikan yang dilakukan PemohonBanding tidak berdasar pada PSAK;

7) bahwa koreksi Terbanding telah sesuai dengan data, fakta, dokumen pendukungdan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku;

bahwa Terbanding mengusulkan kepada Majelis Hakim IVA untuk menolak bandingPemohon Banding dan tetap mempertahankan Koreksi Penyesuaian Fiskal PositifLainnya – Gain/Loss Sale Repo Asset sebesar Rp1.175.735.369,00;

Menurut Pemohon Banding :

bahwa atas pendapat Terbanding, Pemohon Banding berpendapat dalam Berita AcaraUji Bukti sebagai berikut:

bahwa sejalan dengan fakta hukum dimana sesuai perjanjian pembiayaan PemohonBanding dengan customer, customer memberi kuasa kepada Perusahaan untukmenjual atau melakukan tindakan lainnya dalam upaya penyelesaian pinjamankonsumen bila terjadi wanprestasi terhadap perjanjian pembiayaan;

bahwa berdasarkan perjanjian pembiayaan tersebut, customer hanya memberi kuasauntuk menjual, dan customer tidak menyerahkan atau menjual asetnya kepadaPemohon Banding;

bahwa setelah melakukan upaya pemberitahuan dan memberikan jangka waktu kepadacustomer untuk melunasi aset tersebut, maka dilakukan penarikan aset yang kemudian

PENGAD

ILAN

PAJA

K

Page 17: Nomor Putusan PUT-114082.15/2013/PP/M.IVA Tahun 2018 …

atas kuasa yang dimiliki untuk menjual atau tindakan lainnya untuk melunasi pinjamancustomer setelah adanya wanprestasi, maka Pemohon Banding melakukan penjualanmelalui juru lelang;

bahwa untuk kepentingan pembukuan, atas aset/kendaraan tarikan yang diambil aliholeh Pemohon Banding dari debitur harus dicatat dalam pembukuan sebagai aktivadalam rangka penyelesaian sisa kewajiban debitur;bahwa debitur berhak atas selisih lebih antara nilai penjualan aset dengan sisakewajiban debitur;

bahwa jika terjadi selisih kurang, Pemohon Banding akan mencatat sebagai kerugianpenjualan aset yang diambil alih (loan sale repo asset);

bahwa menurut Pemohon Banding, kegiatan penjualan aktiva berupa aset tarikan yangdiserahkan oleh debitur kepada Pemohon Banding dalam rangka pelunasan kewajbandan merupakan bagian dari kegiatan usaha pembiayaan Pemohon Banding;

bahwa atas hasil penjualan lelang aset tarikan tersebut akan menjadi bagian daripelunasan dari pembiayaan debitur;

bahwa apabila terjadi adanya selisih kurang antara hasil penjualan aset tarikan dengansaldo kredit debitur, maka atas kerugian tersebut akan menjadi bagian penghapusanpiutang tak tertagih Pemohon Banding yang dilampirkan dalam penyampaian SPT PPhBadan 2013;

bahwa kerugian yang timbul dari penjualan aset tarikan seharusnya dapat dikurangkandikarenakan biaya tersebut merupakan rugi atas penghapusan piutang tak tertagih,sesuai dengan Pasal 6 ayat (1) huruf h Undang-Undang No. 36 Tahun 2008 tentangperubahan keempat atas Undang-Undang No. 7 Tahun 1983 tentang PajakPenghasilan (“UU PPh”) yang menyebutkan bahwa:

“Besarnya Penghasilan Kena Pajak bagi Wajib Pajak dalam negeri dan bentuk usahatetap, ditentukan berdasarkan penghasilan bruto dikurangi biaya untuk mendapatkan,menagih, dan memelihara penghasilan, termasuk piutang yang nyata-nyata tidakdapat ditagih dengan syarat:1. Telah dibebankan sebagai biaya dalam laporan laba rugi komersial;2. Wajib Pajak harus menyerahkan daftar piutang yang tidak dapat ditagih kepada

Direktorat Jenderal Pajak; dan3. telah diserahkan perkara penagihannya kepada Pengadilan Negeri atau instansi

pemerintah yang menangani piutang negara; atau adanya perjanjian tertulismengenai penghapusan piutang/pembebasan utang antara kreditur dan debituryang bersangkutan; atau telah dipublikasikan dalam penerbitan umum ataukhusus; atau adanya pengakuan dari debitur bahwa utangnya telah dihapuskanuntuk jumlah utang tertentu;

4. syarat sebagaimana dimaksud pada angka 3 tidak berlaku untuk penghapusanpiutang tak tertagih debitur kecil sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1)

PENGAD

ILAN

PAJA

K

Page 18: Nomor Putusan PUT-114082.15/2013/PP/M.IVA Tahun 2018 …

huruf k.”

bahwa Pemohon Banding telah melaksanakan segala daya upaya maksimal agardebitur tersebut dapat melunasi kewajibannya kepada Pemohon Banding, sehinggaatas kerugian yang timbul atas kerugian penjualan aset tarikan tersebut sudahseharusnya dapat diklasifikan usaha maksimal dan terakhir oleh Pemohon Banding;bahwa seperti telah dijelaskan di atas, secara akuntansi aset jaminan yang diserahkanoleh debitur (pemberi fidusia) untuk pelunasan kewajibannya dicatat sebagai asettarikan Pemohon Banding;

bahwa apabila terjadi kerugian atas penjualan aset tersebut maka kerugian tersebutmenjadi beban pihak kreditur sendiri, bukan debitur;

bahwa dalam proses persidangan, terbanding secara mengakui adanya koreksi gandaatas sengeketa ketidaksediaan Nomor Pokok Wajib Pajak (“NPWP”) didalam daftarnominatif Penghapusan Piutang dan Rugi atas Aset Repo;

bahwa Pemohon Banding menjelaskan bahwa atas debitur yang asetnya ditarik olehPemohon Banding selama proses pencarian, atas kerugian yang terjadi selama prosestersebut akan dihapuskan dan termasuk dalam daftar penghapusan piutang tak tertagihyang juga disampaikan sebagai lampiran dalam penyampaian SPT PPh Badan Tahun2013;

bahwa berikut Pemohon Banding sampaikan ringkasan atas Penghapusan Piutangyang dilakukan oleh Pemohon Banding pada tahun 2013:

PenghapusanPiutang

Debitur memilikiNPWP (Rp)

Debitur TidakMemiliki NPWP

(Rp)

Jumlah (Rp)

LOR 1.391.092.640,00 1.489.810.255,00 2.880.902.895,00WO 7.212.498.793,00 9.983.649.673,00 17.196.148.466,0

0TOTAL 8.603.591.433,00 11.473.459.928,0

020.077.051.361,0

0

bahwa Pemohon Banding juga telah memberikan dokumen pendukung atas terjadinyakoreksi ganda yang dilakukan oleh Terbanding. Pemohon Banding memberikandokumen pendukung berupa:

a. Jurnal Pencatatan Kredit, Non Performing Loan, Penarikan Aset, Penjualan Aset;b. Berita Acara Serah Terima Kendaraan;c. Tagihan dari Balai Lelang kepada Pemohon Banding;d. Bukti Penerimaan Uang dari Balai Lelang atas Penjualan Aset;e. Daftar Penghapusan Piutang Tak Tertagih;

bahwa hal tersebut terbukti dengan adanya pengakuan rugi penjualan Aset Repo

PENGAD

ILAN

PAJA

K

Page 19: Nomor Putusan PUT-114082.15/2013/PP/M.IVA Tahun 2018 …

dalam daftar penghapusan piutang tak tertagih;

bahwa Pemohon Banding telah memberikan dokumen pendukung atas penjelasantersebut atas detail debitur sebagai berikut:

- Sapto Yuwono (debitur nomor urut 152) dengan nilai piutang tak tertagih sebesarRp23.053.897,00

- Suyaono Rusharjanto (debitur nomor urut 336) dengan nilai piutang tak tertagihsebesar Rp18.398.630,00;

- Sutoto (debitur nomor urut 339) dengan nilai piutang tak tertagih sebesarRp1.045.047,00;

Menurut Majelis:

bahwa pada dasarnya Terbanding menyatakan bahwa dengan demikian Terbandingberpendapat bahwa Piutang sebesar Rp1.175.735.369,00 (yang menurut PemohonBanding adalah Gain/Loss Sale Repo Asset) tidak termasuk dalam pengertian Piutangyang nyata-nyata tidak dapat ditagih sebagaimana diatur dalam Pasal 1 angka 2Peraturan Menteri Keuangan Nomor 105/PMK.03/2009 tanggal 10 Juni 2009sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor57/PMK.03/2010 tanggal 9 Maret 2010);

bahwa Pasal 1 angka 2 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 105/PMK.03/2009 tanggal10 Juni 2009 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor57/PMK.03/2010 tanggal 9 Maret 2010 menyatakan:

“Piutang yang nyata-nyata tidak dapat ditagih adalah piutang yang timbul dari transaksibisnis yang wajar sesuai dengan bidang usahanya, yang nyata-nyata tidak dapat ditagihmeskipun telah dilakukan upaya-upaya penagihan yang maksimal atau terakhir olehWajib Pajak”

bahwa menurut Pemohon Banding bahwa Gain (Loss) Sale Repo Assets merupakankeuntungan/kerugian atas penarikan aset yang dijual oleh Pemohon Banding karenadebitur tidak bisa melunasi utangnya, dalam sengketa a quo, yang dikoreksi Terbandingadalah kerugian dari barang tarikan yang dijual oleh Pemohon Banding;

bahwa berdasarkan Pasal 1 angka 2 Peraturan Menteri Keuangan Nomor105/PMK.03/2009 tanggal 10 Juni 2009 sebagaimana telah diubah dengan PeraturanMenteri Keuangan Nomor 57/PMK.03/2010 tanggal 9 Maret 2010 tersebut, Terbandingmenyatakan bahwa Pemohon Banding belum melakukan upaya penagihan yangmaksimal, atas dalil Terbanding tersebut Majelis berpendapat bahwa dengan ditariknyaasset debitur dan kemudian dijual, hal tersebut sudah merupakan upaya penagihanyang maksimal atau terakhir dari Pemohon Banding sehingga ketentuan Pasal 1 angka2 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 105/PMK.03/2009 tanggal 10 Juni 2009sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor57/PMK.03/2010 tanggal 9 Maret 2010 telah terpenuhi;

PENGAD

ILAN

PAJA

K

Page 20: Nomor Putusan PUT-114082.15/2013/PP/M.IVA Tahun 2018 …

bahwa menurut pendapat majelis, kegiatan penjualan aset tarikan tidak dapatdipisahkan dengan kegiatan usaha dari Pemohon Banding karena hasil dari penjualanaset tarikan tersebut dipergunakan untuk pelunasan kewajiban debitur atau untukpelunasan pembiayaan debitur;

bahwa berdasarkan uraian tersebut di atas, Majelis berkesimpulan bahwa kerugian daripenjualan repo asset dapat dikatagorikan sebagai piutang yang nyata-nyata tidak dapatditagih, sehingga koreksi Terbanding atas penyesuaian fiskal positif Gain (Loss) SaleRepo Assets sebesar Rp1.175.735.369,00 tidak dapat dipertahankan;

Menimbang :

bahwa kesimpulan Majelis terhadap hasil pemeriksaan dalam persidangan atas koreksiPenghasilan Neto Tahun Pajak 2013 sebesar Rp12.825.432.801,00 adalah sebagaiberikut:

Sengketa Penghasilan Neto TahunPajak 2013

Nilai KoreksiTerbanding yangmenjadi sengketa

(Rp)

Koreksi yang tidakdapat

dipertahankanMajelis (Rp)

Koreksi yangdipertahankanMajelis (Rp)

1. Koreksi Penyesuaian fiskal positifberupa Pembentukan DanaCadangan Bad Debt Expense-CF

2. Koreksi Penyesuaian fiskal positifberupa Gain (Loss) Sale Repo Assets

11.649.697.432,00

1.175.735.369,00

11.649.697.432,00

1.175.735.369,00

0,00

0,00

Jumlah 12.825.432.801,00 12.825.432.801,00 0,00

bahwa Majelis berkesimpulan koreksi Penghasilan Neto Tahun Pajak Pajak 2013 yangdilakukan oleh Terbanding sebesar Rp12.825.432.801,00 tidak dapat dipertahankan;

Menimbang :

bahwa dalam sengketa banding ini tidak terdapat sengketa mengenai kredit pajak;

Menimbang :

bahwa dalam sengketa banding ini tidak terdapat sengketa mengenai tarif pajak;

Menimbang :

bahwa dalam sengketa banding ini tidak terdapat sengketa mengenai sanksiadministrasi, kecuali bahwa besarnya sanksi administrasi tergantung padapenyelesaian sengketa lainnya;

PENGAD

ILAN

PAJA

K

Page 21: Nomor Putusan PUT-114082.15/2013/PP/M.IVA Tahun 2018 …

Memperhatikan :

penjelasan dan fakta persidangan serta bukti-bukti yang disampaikan dalampersidangan;

Menimbang :

bahwa berdasarkan pemeriksaan dalam persidangan, Majelis berketetapan untukmenggunakan kuasa Pasal 80 ayat (1) huruf b Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2002tentang Pengadilan Pajak untuk mengabulkan seluruhnya permohonan bandingPemohon Banding, sehingga Penghasilan Neto Tahun Pajak 2013 dihitung kembalisebagai berikut:

Penghasilan Neto menurut Terbanding Rp56.133.436.662,00Koreksi yang tidak dapat dipertahankan Rp12.825.432.801,00Penghasilan Neto menurut Majelis Rp43.308.003.861,00

Mengingat :

Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak, dan peraturanperundang-undangan lainnya serta peraturan hukum yang berlaku dan yang berkaitandengan sengketa ini;

Memutuskan :

Mengabulkan seluruhnya Banding Pemohon Banding terhadap Keputusan DirekturJenderal Pajak Nomor: KEP-00161/KEB/WPJ.20/2017 tanggal03 April 2017 tentang Keberatan Wajib Pajak atas Surat Ketetapan Pajak Kurang BayarPajak Penghasilan Tahun Pajak 2013 Nomor: 00001/206/13/007/16 tanggal 08 Oktober2016 atas nama Pemohon Banding sehingga Pajak Penghasilan Tahun Pajak 2013dihitung kembali menjadi sebagai berikut:

Penghasilan Neto Rp43.308.003.861,00Kompensasi Kerugian Rp 0,00Penghasilan Kena Pajak Rp43.308.003.861,00Pajak Penghasilan Terutang Rp10.827.000.965,00Kredit Pajak Rp10.812.563.576,00Pajak Penghasilan Kurang/(Lebih) Bayar Rp 14.437.389,00Sanksi Administrasi Bunga Pasal 13 ayat (2) UU KUP Rp 6.929.947,00Jumlah Pajak Penghasilan yang masih harus dibayar Rp 21.367.336,00

Demikian diputus di Jakarta berdasarkan musyawarah setelah pemeriksaan dalampersidangan terakhir pada hari Selasa tanggal 22 Mei 2018 oleh Hakim Majelis IVAPengadilan Pajak dengan susunan Majelis sebagai berikut:

Idawati, S.H., M.Sc -------------- sebagai Hakim Ketua,

PENGAD

ILAN

PAJA

K

Page 22: Nomor Putusan PUT-114082.15/2013/PP/M.IVA Tahun 2018 …

Naseri, S.E., M.Si. -------------- sebagai Hakim Anggota,Aryo R. Hatmoko, S.IP., M.M. -------------- sebagai Hakim Anggota,

dengan dibantu olehM. Adnan Abdullah, S.E., M.M. -------------- sebagai Panitera Pengganti,

Putusan diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum oleh Hakim Ketua Majelis IVApada hari Selasa tanggal 28 Agustus 2018 dengan dihadiri oleh para Hakim Anggota,Panitera Pengganti, tanpa dihadiri oleh Pemohon Banding maupun Terbanding.

PENGAD

ILAN

PAJA

K