asuhan keperawatan pasien kardiomiopati sistem kardiovaskuler

5
Nama : Lismaria NIM : 1211135871 Asuhan keperawatan pasien kardiomiopati sistem kardiovaskuler NO PROSES KEPERAWATAN STANDAR PENCAPAIAN 1 Pengkajian Anamnesa Kelemahan,, Kelelahan/kletihan Nyeri dada Dispnea Syncope(pingsan) Merokok Konsumsi alkohol Konsumsi lemak berkolesterol tinggi Keluarga dengan penyakit jantung Pemeriksaan Fisik Auskultasi : disritmia,terdapat murmur,krekels menandakan ada edema pulmonari Inspeksi : lemah, sianosis, sesak nafas, distensi vena jugularis Palpasi : denyut jantung cepat Pemeriksaan Penunjang Chest X-Ray : kardiomegali ECG : disritmia Ekokardiogram : mendeteksi pergerakan dinding jantung yang abnormal Radionuclide imaging : untuk mengkaji fungsi ventrikuler Cardiac catheteruzation : untuk membedakan iskemik dan non iskemik Diagnosis 1. Penurunan cardiac output berhubungan dengan perubahan kontraktilitas miokard atau disritmia 2. Intoleransi aktivitas berhubungan

Upload: lisma-ria

Post on 12-Nov-2015

235 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

d

TRANSCRIPT

Nama : Lismaria

NIM : 1211135871

Asuhan keperawatan pasien kardiomiopati sistem kardiovaskulerNOPROSES KEPERAWATANSTANDAR PENCAPAIAN

1Pengkajian Anamnesa

Kelemahan,, Kelelahan/kletihan Nyeri dada Dispnea Syncope(pingsan) Merokok Konsumsi alkohol Konsumsi lemak berkolesterol tinggi Keluarga dengan penyakit jantungPemeriksaan Fisik

Auskultasi : disritmia,terdapat murmur,krekels menandakan ada edema pulmonari

Inspeksi : lemah, sianosis, sesak nafas, distensi vena jugularis Palpasi : denyut jantung cepat

Pemeriksaan Penunjang

Chest X-Ray : kardiomegali

ECG : disritmia

Ekokardiogram : mendeteksi pergerakan dinding jantung yang abnormal

Radionuclide imaging : untuk mengkaji fungsi ventrikuler

Cardiac catheteruzation : untuk membedakan iskemik dan non iskemik

Diagnosis1. Penurunan cardiac output berhubungan dengan perubahan kontraktilitas miokard atau disritmia2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai oksigen ,tirah baring lama3. Gangguan perfusi jaringan miokard berhubungan dengan penurunan aliran darah

4. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan ketidak adekuatan ventilasi (Kelemahan otot jantung).

5. Ansiates b.d perubahan status kesehatan,menghadapi kematian dan hospitalisasi

Rencana Intervensi1. Tujuan : Cardiac output klien kembali adekuat Monitor denyut jantung,ritme,temperatur dan respirasi rate setiap 4 jam

Pantau haluaran urin Kolaborasi dalam pemberian oksigen Pantau EKG dan FotoThorak Kolaborasi pemberian obat anti koagulan contoh:Heparin dosis rendah Pemberian cairan IV sesuai indikasi.Hindari cairan garam2. Tujuan : Klien dapat menunjukkan peningkatan toleransi terhadap aktivitas Monitor TTV sebelum dan setelah aktivitas khususnya bila pasien mengggunakan vasodilator, diuretic. Catat respon kardiopulmunal setelah beraktivitas: takikardi, disritmia, dispnea, berkeringat, pucat. Bantu klien dalam memenuhi kebutuhan ADL sesuai tingkat keterbatasan Letakkan barang- barangkebutuhan klien di tempat yang mudah terjangkau Jelaskan kepada klien untuk istirahat segera jika timbul kelelahan/kelemahan.3. Tujuan : Perfusi jaringan miokard kembali adekuat Monitor TTV:TD dan Nadi Observasi perubahan warna kulit, kondisi daerah perifer. Anjurkan klien untuk tidak mengejan saat BAB, tidak menahan batuk, melakukan aktivitas yang berat Monitor intake output. Pemberian anti aritmia dan anti hipertensi sesuai program pengobatan4. Tujuan : Pola napas kembali efektif Evaluasi frekuensi pernafasan dan kedalaman, catat adanya dispnea, penggunaan alat bantu nafas.

Tingikan kepala, letakkan pada posisi duduk atau semi fowler, Bantu ambulasi Monitor adanya distress pernapasan Takikardi, agitasi, dan penurunan TD Kolaborasi pemberian oksigen5. Tujuan : Klien menunjukkan cemas berkurang/hilang

Kaji tingkat kecemasan klien terhadap penyakit Identifikasi lebih lanjut faktor-faktor yang menyebabkan kecemasan. Beri kesempatan klien untuk mengungkapkan perasaannya. Hadirkan orang terdekat untuk suport sistem Kolaborasi obat anti ansietas : Diazepam sesuai indikasi

Implementasi1. Tujuan : Cardiac output klien kembali adekuat Memonitor denyut jantung,ritme,temperatur dan respirasi rate setiap 4 jam

Melakukan pemantau haluaran urin Melakukan kolaborasi dalam pemberian oksigen Memantau EKG dan FotoThorak Melakukan kolaborasi pemberian obat anti koagulan contoh:Heparin dosis rendah Memberikan cairan IV sesuai indikasi.2. Tujuan : Klien dapat menunjukkan peningkatan toleransi terhadap aktivitas Memonitor TTV sebelum dan setelah aktivitas khususnya bila pasien mengggunakan vasodilator, diuretic. Mencatat respon kardiopulmunal setelah beraktivitas: takikardi, disritmia, dispnea, berkeringat, pucat. Membantu klien dalam memenuhi kebutuhan ADL sesuai tingkat keterbatasan Meletakkan barang- barangkebutuhan klien di tempat yang mudah terjangkau Menjelaskan kepada klien untuk istirahat segera jika timbul kelelahan/kelemahan.3. Tujuan : Perfusi jaringan miokard kembali adekuat Memonitor TTV:TD dan Nadi mengobservasi perubahan warna kulit, kondisi daerah perifer. Menganjurkan klien untuk tidak mengejan saat BAB, tidak menahan batuk, melakukan aktivitas yang berat Memonitor intake output. Memberikan anti aritmia dan anti hipertensi sesuai program pengobatan4. Tujuan : Pola napas kembali efektif Mengevaluasi frekuensi pernafasan dan kedalaman, catat adanya dispnea, penggunaan alat bantu nafas.

Meninggikan kepala,meletakkan pada posisi duduk atau semi fowler, Membantu ambulasi Memonitor adanya distress pernapasan Takikardi, agitasi, dan penurunan TD Berkolaborasi pemberian oksigen5. Tujuan : Klien menunjukkan cemas berkurang/hilang

Mengkaji tingkat kecemasan klien terhadap penyakit Mengindentifikasi lebih lanjut faktor-faktor yang menyebabkan kecemasan. Memberi kesempatan klien untuk mengungkapkan perasaannya. Menghadirkan orang terdekat untuk suport sistem Berkolaborasi untuk obat anti ansietas : Diazepam sesuai indikasi

Evaluasi1. Kardiak output adekuat

2. Aktivitas meningkat

3. Perfusi jaringan miokard adekuat

4. Pola nafas kembali efektif

5. Cemas berkurang

6. TTV stabil

7. Intake output adekuat