asuhan keperawatan pada pasien asma aplikasi nanda
TRANSCRIPT
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN ASMA APLIKASI NANDA, NOC, NIC
Diposkan oleh Rizki Kurniadi
A. DEFINISI
Asma adalah penyakit jalan nafas obstruksi intermiten, reversible dimana trachea dan bronki
berespon dalam secara hiperaktif terhadap stimuli tertentu. Obstruksi jalan nafas umumnya bersifat
reversible, namun dapat menjadi kurang reversible bahkan relative non reversible tergantung berat dan
lamanya penyakit. Asma dapat menyerang pada sembarang usia. Jenis-jenis asma yaitu asma alergik,
asma non alergik atau asma idiopatik dan asma gabungan antara keduanya.
B. ETIOLOGI
1. Asma alergik disebabkan oleh alergen atau alergen yang dikenal (mis., serbuk sari, binatang,
amarah makanan dan jamur). Kebanyak alergen didapat di udara dan musiman.pasien dengan
asma alergik biasanya mempunyai riwayat keluarga yang alergik.
2. Asma idiopatik atau non alergik, tidak berhubungan dengan alergen spesifik. Fakor-faktor, seperti
common cold, infeksi traktus respiratorius, latihan, emosi dan polutan lingkungan dapat
mencetuskan serangan.
3. Asma gabungan adalah bentuk asma yang paling umum. Asma ini mempunyai karakteristik dari
bentuk alergik maupun dari bentuk idiopatik nonalergik.
C. MANIFESTASI KLINIS
Asma dimanifestasikan dengan penyempitan jalan nafas. Gejala yang timbul biasanya berhubungan
dengan beratnya derajat hiperaktivitas bronkus. Gejala-gejala asma antara lain :
1. Adanya tiga gejala umum yaitu batuk, dispnea dan mengi
2. Rasa sesakndalam dada secara tiba-tiba
3. Pernafasan lambat dan laborious
4. Ekspirasi lebih susah dan lebih panjang dari inspirasi sehingga pasien merasa lebih yaman dengan
posisi duduk dan menggunakan otot aksesori pernafasan
5. terjadi sianosis sekunder terhadap hipoksia hebat dan gejala-gejala retensi karbondioksida,
termasuk berkeringat, takikardi, dan pelebaran tekanan nadi.
Gejalanya bersifat proksismal, yaitu membaik pada siang hari dan memburuk pada malam hari.
Serangan asma biasanya terjadi pada malam hari. Batuk pada awalnya susah dan kering tetapi segera
menjadi labih kuat.
D. PATOFISIOLOGI
E. KOMPLIKASI
Komplikasi asma dapat mencakup status asmatikus, fraktur iga, pneumonia, dan atelektasis.
Obstruksi jalan nafas, terutama selama periode akut.
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Diagnosis asma berdasarkan :
1. Anamnesis : riwayat perjalanan penyakit, factor-faktor yang berpengaruh terhadap asma, riwayat
keluarga dan adanya riwayat alergi serta gejala klinis.
2. Pemeriksaan fisik
3. Pemeriksaan laboratorium : darah (terutama eosinofil, IgE total, IgE spesifik), sputum (eosinofil,
spiral Curshman, kristal Charcot-Leyden).
4. tes fungsi paru dengan spirometri atau peak flow meter untuk menentukan adanya obstruksi jalan
nafas.
G. PENATALAKSANAAN
Tujuan terapi asma adalah :
1. Menyembuhkan dan mengendalikan gejala asma.
2. Mencegah kekambuhan
3. mengupayakan fungsi paru senormal mungkin serta mempertahankannya.
4. Mengupayakan aktivitas harian pada tingkat normal termasuk melakukan exercise.
5. Menghindari efek samping obat asma.
6. Mencegah obstruksi jalan nafas yang ireversibel.
Terapi medikasi untuk asma antara lain :
1. Agonis Beta
agen ini mendilatasi otot polos bronchial. Agen adrenergic juga dapat meningkatkan gerakan silia,
menurunkan mediator kimiawi anafilaksis, dan dapat menguatkan efek bronkodilatasi dari kortikosteroid.
Agen adrenergic yang paling sering digunakan adalah epinefrin, albuterol, metaproterenol, isoprotereniol,
isoetharine, dan tabutamin. Diberikan secara parenteral atau melalui inhalasi.
2. Antikolinergik
Antikolinergik seperti atropine tidak pernah dalam riwayatnya tidak pernah digunakan karena efek
samping sistemiknya.derivatif amoniun kuaternari, seperti atropine metilnitra, dan ipratrotium bromide
(Atroven) mempunyai efek bronkodilator yang sangat baik dan efek samping sistemiknya minimal.
3. Metilsantin
Aminofilin, thoefilin digunakan karena mempunyai efek bronkodilatasi. Agen ini merilekskan otot
polos bronkus, meningkatkan gerakan mucus dalam jalan nafas dan meningkatkan kontraksi difragma.
Aminofilin diberikan secara intravena. Teofilin diberikan secara per oral. Hati-hati dalam pemberian obat
ini, jika terlalu cepat, dapat terjadi takikardi atau disritmia jantung.
3. Kortiikosteroid
Diberikan secara intravena (hidrokortison), secara oral (prednisone, prednisolon) atau melalui inhalasi
(beklometason, deksametason). Medikasi ini diduga mengurangi inflamasi bronco konstriksor.
4. Inhibitor sel mast
Natrium kromolin adalah bagian integral dari pengobatan asma. Diberikan melalui inhalasi. Medikasi
ini mencegah pelepasan mediator kimiawi anafilaktik, yang mengakibatkan bronkodilatasi dan penurunan
inflamasi jalan nafas.
Penatalaksanaan keperawatan :
1. Pengkajian
Data yang dikumpulkan dari pengkajian harus mencakup :
a. Riwayat keperawatan fungsi paru normal klien pada masa lalu dan fungsi paru saat ini serta tindakan
klien yang digunakan untuk mengoptimalkan oksigenasi.
b. Pemeriksaan fisik paru melalui inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi.
c. Peninjauan kembali hasil laboratorium dan hasil pemeriksaan diagnostic.
Riwayat keperawatan harus berfokus pada kemampuan klien dalam memenuhi kebutuhan oksigen.untuk
fungsi paru, yang perlu dikaji adalah adanya keletihan batuk, sesak nafas, mengi, nyeri, pemaparan
lingkungan, masalah pernafasan masa lalu, penggunaan obat-obatan saat ini dan riwayat merokok.
2. Perencanaan
Perencaan keperawatan ditujukan untuk memenuhi kebutuhan oksigenasi actual dan potensial. Sasaran
dari rencana tersebut harus berpusat pada :
a. Klien mempertahankan kepatenan jalan nafas
b. Klien mempertahankan dan meningkatkan ekspansi paru
c. Klien mengeluarkan sekresi paru
d. Klien mencapai peningkatan toleransi aktivitas.
e. Oksigenasi jaringan ditingkatkan atau dipertahankan
f. Fungsi paru klien diperbaiki dan dipertahankan
3. Implementasi
Intervensi keperawatan untuk meningkatkan dan mempertahanlkan jalan nafas meliputi tindakan
mandiri keperawatan (perilaku peningkatan kesehatan dan upaya pencegahan, pengaturan posisi, tehnik
batuk) dan tindakan tidak mandiri (terapi oksigen, tehnik inflasi paru, hidrasi, fisioterapi dada dan obatr-
obatan). Implikasi tindakan keperawatan yang dapat diberikan antara lain :
a. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain dalam pemberian oksigen untuk atasi dispnea, sianosis dan
hipoksemia.
b. Identifikasi tanda-tanda dehidrasi dengan pemeriksaan turgor kulit.
c. Memebrikan terapi cairan untuk mencegah dehidrasi melalui evaporasi.
d. Menganjurkan pasien untuk menghemat energi tubuhnya dan menyediakan ruangan yang tenang dan bebas
dari polutan pernafasan.
e. Mendidik pasien untuk segera melaporkan tanda dan gejala yang menyuklitkan.
f. Kolaborasi dalam pemberian obat-obatan.
E. DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL
1. Kerusakan pertukaran gas yang berhubungan dengan ketidaksamaan perfusi-ventilasi
2. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan denganbronkokonstriksi, peningkatan produksi
lender, batuk tidak efektif dan infeksi bronkopulmonal.
3. Pola pernafasan tidak efektif berhubungan dengannafas pendek, lender, bronkokonstriksi dan
iritan jalan nafas.
4. Defisit perawatan diri berhubungan dengan keletihan sekunderakibat peningkatan upaya
pernafasan dan insufisiensi pernafasan dan oksigenasi.
5. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan keletihan, hipoksemia, dan pola pernafasan tidak
efektif.
6. Koping individu tidak efektif berhubungan dengan kurang sosialisasi, ansietas, depresi tingkat
aktivitas rendah dan ketidakmampuan untuk bekerja.
7. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d dyspneu
F. Discharge Planning
1. Jelaskan proses penyakit dengan menggunakan gambar gambar
2. Fokuskan pada perawatan mandiri di rumah
3. Hindari factor pemicu : Kebersihan lantai rumah, debu debu, karpet, bulu binatang dsb
4. Jelaskan tanda tanda bahaya yang akan muncul
5. Ajarkanpenggunaan nebulizer
6. Keluarga perlumemahami tentang pengobatan, nama obat, dosis, efek samping, waktu pemberian.
7. Ajarkan strategi kontrol kecemasan, takut, stress
8. Jelaskanpentingnya istirahat danlatihan, termasuk latihan nafas
9. jelaskan pentingnya intake cairan dan nutrisi yang adekuat
F. INTERVENSI
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN
TUJUAN DAN KRITERIA HASIL
INTERVENSI
1 Gangguan pertukaran gas yang berhubungan dengan ketidaksamaan perfusi-ventilasi
Definisi : Kelebihan atau kekurangan dalam oksigenasi dan atau pengeluaran karbondioksida di dalam membran kapiler alveoli
Batasan karakteristik : è Gangguan penglihatanè Penurunan CO2è Takikardiè Hiperkapniaè Keletihanè somnolenè Iritabilitasè Hypoxiaè kebingunganè Dyspnoeè nasal faringè AGD Normalè sianosisè warna kulit abnormal (pucat, kehitaman)è Hipoksemiaè hiperkarbiaè sakit kepala ketika bangunèfrekuensi dan kedalaman nafas abnormal
Faktor faktor yang berhubungan :
è ketidakseimbangan perfusi ventilasi
èperubahan membran kapiler-alveolar
NOC : Respiratory Status : Gas
exchange Respiratory Status :
ventilation Vital Sign Status
Kriteria Hasil : Mendemonstrasikan
peningkatan ventilasi dan oksigenasi yang adekuat
Memelihara kebersihan paru paru dan bebas dari tanda tanda distress pernafasan
Mendemonstrasikan batuk efektif dan suara nafas yang bersih, tidak ada sianosis dan dyspneu (mampu mengeluarkan sputum, mampu bernafas dengan mudah, tidak ada pursed lips)
Tanda tanda vital dalam rentang normal
NIC :Airway Management
è Buka jalan nafas, guanakan teknik chin lift atau jaw thrust bila perlu
è Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
è Identifikasi pasien perlunya pemasangan alat jalan nafas buatan
è Pasang mayo bila perluè Lakukan fisioterapi dada
jika perluè Keluarkan sekret dengan
batuk atau suctionè Auskultasi suara nafas,
catat adanya suara tambahan
è Lakukan suction pada mayo
è Berika bronkodilator bial perlu
è Barikan pelembab udaraè Atur intake untuk cairan
mengoptimalkan keseimbangan.è Monitor respirasi dan status O2 Respiratory Monitoring
è Monitor rata – rata, kedalaman, irama dan usaha respirasi
è Catat pergerakan dada,amati kesimetrisan, penggunaan otot tambahan, retraksi otot supraclavicular dan intercostal
è Monitor suara nafas, seperti dengkur
è Monitor pola nafas : bradipena, takipenia, kussmaul, hiperventilasi, cheyne stokes, biot
è Catat lokasi trakeaè Monitor kelelahan otot
diagfragma (gerakan paradoksis)
è Auskultasi suara nafas, catat area penurunan / tidak adanya ventilasi dan suara tambahan
è Tentukan kebutuhan suction dengan mengauskultasi crakles dan ronkhi pada jalan napas utama
è auskultasi suara paru setelah tindakan untuk mengetahui hasilnya
2 Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan denganbronkokonstriksi, peningkatan produksi lender, batuk tidak efektif dan infeksi bronkopulmonal.
Definisi : Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran pernafasan untuk mempertahankan kebersihan jalan nafas.
Batasan Karakteristik :- Dispneu, Penurunan suara nafas
- Orthopneu- Cyanosis- Kelainan suara nafas (rales, wheezing)
- Kesulitan berbicara- Batuk, tidak efekotif atau tidak ada
- Mata melebar- Produksi sputum- Gelisah- Perubahan frekuensi dan irama nafas
Faktor-faktor yang berhubungan:
- Lingkungan : merokok, menghirup asap rokok, perokok pasif-POK, infeksi
NOC : Respiratory status :
Ventilation Respiratory status : Airway
patency Aspiration Control
Kriteria Hasil :Mendemonstrasikan batuk
efektif dan suara nafas yang bersih, tidak ada sianosis dan dyspneu (mampu mengeluarkan sputum, mampu bernafas dengan mudah, tidak ada pursed lips)
Menunjukkan jalan nafas yang paten (klien tidak merasa tercekik, irama nafas, frekuensi pernafasan dalam rentang normal, tidak ada suara nafas abnormal)
Mampu mengidentifikasikan dan mencegah factor yang dapat menghambat jalan nafas
NIC :Airway Management
è Buka jalan nafas, guanakan teknik chin lift atau jaw thrust bila perlu
è Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
è Identifikasi pasien perlunya pemasangan alat jalan nafas buatan
è Pasang mayo bila perluè Lakukan fisioterapi dada
jika perluè Keluarkan sekret dengan
batuk atau suctionè Auskultasi suara nafas,
catat adanya suara tambahan
è Lakukan suction pada mayo
è Berikan bronkodilator bila perlu
è Berikan pelembab udara Kassa basah NaCl Lembab
è Atur intake untuk cairan mengoptimalkan keseimbangan.
è Monitor respirasi dan status O2
- Fisiologis : disfungsi neuromuskular, hiperplasia dinding bronkus, alergi jalan nafas, asma.
- Obstruksi jalan nafas : spasme jalan nafas, sekresi tertahan, banyaknya mukus, adanya jalan nafas buatan, sekresi bronkus, adanya eksudat di alveolus, adanya benda asing di jalan nafas.
3 Pola pernafasan tidak efektif berhubungan dengannafas pendek, lender, bronkokonstriksi dan iritan jalan nafas.
Definisi : Pertukaran udara inspirasi dan/atau ekspirasi tidak adekuat
Batasan karakteristik : - Penurunan tekanan inspirasi/ekspirasi
- Penurunan pertukaran udara per menit
- Menggunakan otot pernafasan tambahan
- Nasal flaring - Dyspnea- Orthopnea - Perubahan penyimpangan dada
- Nafas pendek - Assumption of 3-point position
- Pernafasan pursed-lip - Tahap ekspirasi berlangsung sangat lama
- Peningkatan diameter anterior-posterior
- Pernafasan rata-rata/minimal Bayi : < 25 atau > 60 Usia 1-4 : < 20 atau > 30 Usia 5-14 : < 14 atau > 25 Usia > 14 : < 11 atau > 24
- Kedalaman pernafasan Dewasa volume tidalnya 500
ml saat istirahat Bayi volume tidalnya 6-8
ml/Kg- Timing rasio - Penurunan kapasitas vital
Faktor yang berhubungan :
NOC : Respiratory status :
Ventilation Respiratory status : Airway
patency Vital sign Status
Kriteria Hasil : Mendemonstrasikan batuk
efektif dan suara nafas yang bersih, tidak ada sianosis dan dyspneu (mampu mengeluarkan sputum, mampu bernafas dengan mudah, tidak ada pursed lips)
Menunjukkan jalan nafas yang paten (klien tidak merasa tercekik, irama nafas, frekuensi pernafasan dalam rentang normal, tidak ada suara nafas abnormal)
Tanda Tanda vital dalam rentang normal (tekanan darah, nadi, pernafasan)
NIC :
Airway Management
è Buka jalan nafas, guanakan teknik chin lift atau jaw thrust bila perlu
è Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
è Identifikasi pasien perlunya pemasangan alat jalan nafas buatan
è Pasang mayo bila perluè Lakukan fisioterapi dada
jika perluè Keluarkan sekret dengan
batuk atau suctionè Auskultasi suara nafas,
catat adanya suara tambahan
è Lakukan suction pada mayo
è Berikan bronkodilator bila perlu
è Berikan pelembab udara Kassa basah NaCl Lembab
è Atur intake untuk cairan mengoptimalkan keseimbangan.
è Monitor respirasi dan status O2Terapi Oksigen
Bersihkan mulut, hidung dan secret trakea
Pertahankan jalan nafas yang paten
Atur peralatan oksigenasiMonitor aliran oksigenPertahankan posisi pasienOnservasi adanya tanda
tanda hipoventilasiMonitor adanya kecemasan
pasien terhadap oksigenasiVital sign Monitoring
- Hiperventilasi - Deformitas tulang - Kelainan bentuk dinding
dada - Penurunan energi/kelelahan - Perusakan/pelemahan
muskulo-skeletal - Obesitas - Posisi tubuh - Kelelahan otot pernafasan - Hipoventilasi sindrom - Nyeri - Kecemasan - Disfungsi Neuromuskuler - Kerusakan persepsi/kognitif - Perlukaan pada jaringan
syaraf tulang belakang - Imaturitas Neurologis
Monitor TD, nadi, suhu, dan RR
Catat adanya fluktuasi tekanan darah
Monitor VS saat pasien berbaring, duduk, atau berdiri
Auskultasi TD pada kedua lengan dan bandingkan
Monitor TD, nadi, RR, sebelum, selama, dan setelah aktivitas
Monitor kualitas dari nadi Monitor frekuensi dan
irama pernapasan Monitor suara paru Monitor pola pernapasan
abnormal Monitor suhu, warna, dan
kelembaban kulit Monitor sianosis perifer Monitor adanya cushing
triad (tekanan nadi yang melebar, bradikardi, peningkatan sistolik)
Identifikasi penyebab dari perubahan vital sign
4 Defisit perawatan diri berhubungan dengan keletihan sekunderakibat peningkatan upaya pernafasan dan insufisiensi pernafasan dan oksigenasi
Definisi : Gangguan kemampuan untuk melakukan ADL pada diri
Batasan karakteristik : ketidakmampuan untuk mandi, ketidakmampuan untuk berpakaian, ketidakmampuan untuk makan, ketidakmampuan untuk toileting
Faktor yang berhubungan : kelemahan, kerusakan kognitif atau perceptual, kerusakan neuromuskular/ otot-otot saraf
NOC : Self care : Activity of Daily
Living (ADLs)Kriteria Hasil :
Klien terbebas dari bau badan
Menyatakan kenyamanan terhadap kemampuan untuk melakukan ADLs
Dapat melakukan ADLS dengan bantuan
NIC :Self Care assistane : ADLs
Monitor kemempuan klien untuk perawatan diri yang mandiri.
Monitor kebutuhan klien untuk alat-alat bantu untuk kebersihan diri, berpakaian, berhias, toileting dan makan.
Sediakan bantuan sampai klien mampu secara utuh untuk melakukan self-care.
Dorong klien untuk melakukan aktivitas sehari-hari yang normal sesuai kemampuan yang dimiliki.
Dorong untuk melakukan secara mandiri, tapi beri bantuan ketika klien tidak mampu melakukannya.
Ajarkan klien/ keluarga untuk mendorong kemandirian, untuk memberikan bantuan hanya jika pasien tidak
mampu untuk melakukannya.
Berikan aktivitas rutin sehari- hari sesuai kemampuan.
Pertimbangkan usia klien jika mendorong pelaksanaan aktivitas sehari-hari.
5 Intoleransi aktivitas berhubungan dengan keletihan, hipoksemia, dan pola pernafasan tidak efektif.
Definisi : Ketidakcukupan energu secara fisiologis maupun psikologis untuk meneruskan atau menyelesaikan aktifitas yang diminta atau aktifitas sehari hari.
Batasan karakteristik :a. melaporkan secara verbal
adanya kelelahan atau kelemahan.
b. Respon abnormal dari tekanan darah atau nadi terhadap aktifitas
c. Perubahan EKG yang menunjukkan aritmia atau iskemia
d. Adanya dyspneu atau ketidaknyamanan saat beraktivitas.
Faktor factor yang berhubungan :
Tirah Baring atau imobilisasi
Kelemahan menyeluruh Ketidakseimbangan antara
suplei oksigen dengan kebutuhan
Gaya hidup yang dipertahankan.
NOC : Energy conservation Self Care : ADLs
Kriteria Hasil : Berpartisipasi dalam
aktivitas fisik tanpa disertai peningkatan tekanan darah, nadi dan RR
Mampu melakukan aktivitas sehari hari (ADLs) secara mandiri
NIC :Energy Management
Observasi adanya pembatasan klien dalam melakukan aktivitas
Dorong anak untuk mengungkapkan perasaan terhadap keterbatasan
Kaji adanya factor yang menyebabkan kelelahan
Monitor nutrisi dan sumber energi tangadekuat
Monitor pasien akan adanya kelelahan fisik dan emosi secara berlebihan
Monitor respon kardivaskuler terhadap aktivitas
Monitor pola tidur dan lamanya tidur/istirahat pasien
Activity TherapyKolaborasikan dengan
Tenaga Rehabilitasi Medik dalammerencanakan progran terapi yang tepat.
Bantu klien untuk mengidentifikasi aktivitas yang mampu dilakukan
Bantu untuk memilih aktivitas konsisten yangsesuai dengan kemampuan fisik, psikologi dan social
Bantu untuk mengidentifikasi dan mendapatkan sumber yang diperlukan untuk aktivitas yang diinginkan
Bantu untuk mendpatkan alat bantuan aktivitas seperti kursi roda, krek
Bantu untu mengidentifikasi aktivitas yang disukai
Bantu klien untuk membuat jadwal latihan diwaktu luang
Bantu pasien/keluarga untuk mengidentifikasi kekurangan dalam beraktivitas
Sediakan penguatan positif bagi yang aktif beraktivitas
Bantu pasien untuk mengembangkan motivasi diri dan penguatan
Monitor respon fisik, emoi, social dan spiritual
6 Koping individu tidak efektif berhubungan dengan kurang sosialisasi, ansietas, depresi tingkat aktivitas rendah dan ketidakmampuan untuk bekerja.
Batasan karakteristik :è Gangguan tidurè Penyalahgunaan bahan
kimiaè Penurunan penggunaan
dukungan socialè Konsentrasi yang burukè Kelelahanè Mengeluhkan
ketidakmampuan kopingè Perilaku merusak terhadap
diri/orang lainè Ketidakmampuan memenuhi
harapan peran
Factor yang berhubungan :è Perbedaan gender dalam
strategi kopingè Tingkat percaya diri tidak
adekuatè Ketidak pastianè Support social tidak efektifè Derajat pengobatan tingkat
tinggiKrisis situasional/maturasional
KopingIndicator :
è Menunjukan fleksibilitas peran
è keluarga menunjukan fleksibilitas peran para anggotanya
è pertentangan masalahè nilai keluarga dapat
mengatur masalah-masalahè memanaj masalahè melibatkan anggota
keluarga dalam membuat keputusan
è mengekspresikan perasaan dan kebebasan emosional
è menunjukan strategi untuk memanaj masalah
è menggunakan strategi penurunan stress
è peduli terhadap kebutuhan anggota keluarga
è menentukan prioritasè menentukan jadwal untuk
rutinitas danm aktivitas keluarga]
è menjadwalkan untuk respite care
è mempunyai perencanaan pada kondisi kegawatan
è memelihara kestabilan financial
è mencari bantuan ketika dibutuhkan
è menggunakan support social
keterangan penilaian NOC1= tidak dilakukan sama sekali2= jarang dilakukan
Peningkatan kopingè hargai pemahaman pasien
tentang proses penyakit dan konsep diri
è hargai dan diskusikan alternative respon terhadap situasi
è hargai sikap klien terhadap perubahan peran dan hubungan
è dukung penggunaan sumber spiritual jika diminta
è gunakan pendekatan yang tenang dan berikan jaminan
è sediakan informasi actual tentang diagnosis, penangan dan prognosis
è sediakan pilihan yang realistis tentang aspek perawatan saat ini
è dukung penggunaan mekanisme defensive yang tepat
è dukung keterlibatan keluarga dengan cara yang tepat
è Bantu pasien untuk mengidentifikasi strategi positif untuk mengatasi keterbatasan dan mengelola gaya hidup dan perubahan peran
è Bentu klien mengidentifikasi kemungkinan yang dapt terjadi
è Bantu klien beradaptasi dan mengantisipasi perubahan klien
3= kadang dilakukan4= sering dilakukan5= selalu dilakukan
7 Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d dyspneuDefinisi : Intake nutrisi tidak cukup untuk keperluan metabolisme tubuh.
Batasan karakteristik : - Berat badan 20 % atau lebih
di bawah ideal - Dilaporkan adanya intake
makanan yang kurang dari RDA (Recomended Daily Allowance)
- Membran mukosa dan konjungtiva pucat
- Kelemahan otot yang digunakan untuk menelan/mengunyah
- Luka, inflamasi pada rongga mulut
- Mudah merasa kenyang, sesaat setelah mengunyah makanan
- Dilaporkan atau fakta adanya kekurangan makanan
- Dilaporkan adanya perubahan sensasi rasa
- Perasaan ketidakmampuan untuk mengunyah makanan
- Miskonsepsi - Kehilangan BB dengan
makanan cukup - Keengganan untuk makan - Kram pada abdomen - Tonus otot jelek - Nyeri abdominal dengan
atau tanpa patologi - Kurang berminat terhadap
makanan- Pembuluh darah kapiler
mulai rapuh - Diare dan atau steatorrhea - Kehilangan rambut yang
cukup banyak (rontok) - Suara usus hiperaktif- Kurangnya informasi,
misinformasi
Faktor-faktor yang berhubungan : Ketidakmampuan
NOC : Nutritional Status : food and
Fluid Intake Nutritional Status : nutrient
Intake Weight control
Kriteria Hasil : Adanya peningkatan berat
badan sesuai dengan tujuan
Berat badan ideal sesuai dengan tinggi badan
Mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi
Tidk ada tanda tanda malnutrisi
Menunjukkan peningkatan fungsi pengecapan dari menelan
Tidak terjadi penurunan berat badan yang berarti
NIC :Nutrition Management
Kaji adanya alergi makanan
Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien.
Anjurkan pasien untuk meningkatkan intake Fe
Anjurkan pasien untuk meningkatkan protein dan vitamin C
Berikan substansi gula Yakinkan diet yang
dimakan mengandung tinggi serat untuk mencegah konstipasi
Berikan makanan yang terpilih ( sudah dikonsultasikan dengan ahli gizi)
Ajarkan pasien bagaimana membuat catatan makanan harian.
Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori
Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi
Kaji kemampuan pasien untuk mendapatkan nutrisi yang dibutuhkanNutrition Monitoring
BB pasien dalam batas normal
Monitor adanya penurunan berat badan
Monitor tipe dan jumlah aktivitas yang biasa dilakukan
Monitor interaksi anak atau orangtua selama makan
Monitor lingkungan selama makan
Jadwalkan pengobatan dan tindakan tidak selama jam makan
Monitor kulit kering dan perubahan pigmentasi
Monitor turgor kulit Monitor kekeringan,
rambut kusam, dan mudah
pemasukan atau mencerna makanan atau mengabsorpsi zat-zat gizi berhubungan dengan faktor biologis, psikologis atau ekonomi.
patah Monitor mual dan muntah Monitor kadar albumin,
total protein, Hb, dan kadar Ht
Monitor makanan kesukaan
Monitor pertumbuhan dan perkembangan
Monitor pucat, kemerahan, dan kekeringan jaringan konjungtiva
Monitor kalori dan intake nuntrisi
Catat adanya edema, hiperemik, hipertonik papila lidah dan cavitas oral.
Catat jika lidah berwarna magenta, scarlet