asuhan keperawatan pada klien dengan striktur uretra

6
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN STRIKTUR URETRA Posted on 10 January 2009 by eds89r A. Pendahuluan Berdasarkan Etiologinya Striktur dibagi dalam 3 jenis, Yaitu stirktur konginetal, striktur traumatik dan stritur akibat infeksi. Striktur Uretra Kongenital Sering terjadi di Fosa nafikularis dan Pars membranasea, sifat striktur ini adalah stationer. Striktur Uretra Traumatik Trauma pada daerah kemaluan dapat menyebabkan ruptura uretra. Timbul Striktur traumatik dalam waktu satu bulan. Striktur akibat trauma lebih progresif dari pada striktur akibat infeksi. Pada ruptura uretra ditemukan hematuri gross. Striktur akibat Infeksi Jenis ini biasanya disebabkan oleh infeksi Veneral. Timbulnya lebih lambat dari pada triktur traumatik. Gambaran Klinik : Pancaran kecil, lemah dan sering disertai mengejan, biasanya karena ada retensio urin serta timbul gejala-gejala sistitis. Gejala ini timbul perlahan-lahan selama beberapa bulan atau bertahun-tahun , apa bila satu hari

Upload: muhammad-mauludin-harahap

Post on 14-Aug-2015

195 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Striktur Uretra

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN STRIKTUR URETRA

Posted on 10 January 2009 by eds89r

A. Pendahuluan

Berdasarkan Etiologinya Striktur dibagi dalam 3 jenis, Yaitu stirktur konginetal,

striktur traumatik dan stritur akibat infeksi. Striktur Uretra Kongenital Sering

terjadi di Fosa nafikularis dan Pars membranasea, sifat striktur ini adalah

stationer. Striktur Uretra Traumatik Trauma pada daerah kemaluan dapat

menyebabkan ruptura uretra. Timbul Striktur traumatik dalam waktu satu bulan.

Striktur akibat trauma lebih progresif dari pada striktur akibat infeksi. Pada

ruptura uretra ditemukan hematuri gross. Striktur akibat Infeksi Jenis ini biasanya

disebabkan oleh infeksi Veneral. Timbulnya lebih lambat dari pada triktur

traumatik.

Gambaran Klinik : Pancaran kecil, lemah dan sering disertai mengejan, biasanya

karena ada retensio urin serta timbul gejala-gejala sistitis. Gejala ini timbul

perlahan-lahan selama beberapa bulan atau bertahun-tahun , apa bila satu hari

pancaran normal kemudian hari berikutnya pancaran kecil dan lemah jangan

dipikirkan striktur uretra tetapi ke arah batu buli-buli yang turun ke uretra.

Diagnosis : Dengan anamnesis yang baik, diagnosa striktura uretra dapat

ditegakkan. Apalagi bila ada riwayat infeksi veneral atau “Straddle Injury”.

Diagnosis dapat ditegakkan dengan Uretrosistograf.

Ke dalam lumen uretra dimasukkan zat kontras, kemudian difoto sehingga dapat

dilihat seluruh saluran uretra dan buli-buli.

Dari foto tersebut dapat ditentukan :

1. Lokasi striktur : terletak proksimal atau distal dari sphincter , sebab ini

penting untuk tindakan operasi

Page 2: Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Striktur Uretra

2. Besar kecilnya striktur

3. Panjang striktur

4. Jenis strikturnya.

B. Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian :

a. Inspeksi :

a) Memeriksa uretra dari bagian meatus dan jaringan sekitarnya

b) Observasi adanya penyempitan, perdarahan, mukus atau cairan

purulent ( nanah )

c) Observasi kulit dan mukosa membran disekitar jaringan

d) Perhatikan adanya lesi hiperemi atau keadaan abnormal lainnya pada

penis, scrotom, labia dan orifisium Vagina.

e) Iritasi pada uretra ditunjukan pada klien dengan keluhan ketidak

nyamanan pada saat akan mixi.

b. Pengkajian Psikososial :

a) Respon emosional pada penderita sistim perkemihan, yaitu : menarik

diri, cemas, kelemahan, gelisah, dan kesakitan.

b) Respon emosi pada pada perubahan masalah pada gambaran diri, takut

dan kemampuan seks menurun dan takut akan kematian. Pengkajian

Diagnostik

c) Sedimen urine untuk mengetahui partikel-partikel urin yaitu sel,

eritrosit, leukosit, bakteria, kristal, dan protein.

d) Urine kultur

2. Diagnosa Perawatan yang sering timbul:

a. Nyeri sehubungan dengan penyempitan pada uretra

b. Potensial infeksi sehubungan dengan luka trauma pada uretra

Page 3: Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Striktur Uretra

c. Potensial infeksi sehubungan dengan faktor resiko obstruksi

d. Cemas sehubungan dengan ketidaknyamanan pada proses miksi dan

fungsi seksual menurun.

e. Kurang pengetahuan sehubungan dengan kurangnya informasi ntuk

mencegah terjadi sakit yang berulang.

3. Pentalaksanaan

Intervensi

a. Tingkatkan kemampuan pada : Hygiene perorangan, eliminasi, dan

pergerakkan.

b. Jelaskan tentang pentingnya kebersihan kelamin (pada wanita catat bila

terjadi kelainan pada vagina).

c. Hindari penggunaan bedak pada kelamin.

d. Jelaskan tehnik penanmpungan urine bila terjadi gangguan ( perdarahan )

e. Bila perlu disarankan untuk sirkumsisi.

Rasional :

Untuk mencegah terjadinya infeksi dan injuri.

Intervensi

Ganti alat tenun secara periodik.

Rasional

Meningkatkan relaksasi keyamanan pada saat bedrest.

Intervensi

Observasi tanda-tanda vital.

Rasional

Syok neurogenik terjadi akibat nyeri berlebihan, tanda-tanda vital merupakan

deteksi dini dari tanda-tanda syok.

Intervensi

Page 4: Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Striktur Uretra

Bantu aktifitas jika diperlukan (turun dari tempat tidur, pergerakkan, dan lain-

lain)

Rasional

Mencegah terjadinya cedera

Intervensi

Mengatasi kecemasan

Rasional

Dengan mengurangi rasa cemas dapat membantu proses penyembuhan.

Intervensi

Kolaborasi : Berikan obat-obatan : analgetik, untuk mengatasi nyeri

Rasional

Obat-obat narkotik, analgetik : Oxybutimin cloride (diazepam) dan

propantelin bromid (pro-banthin)

Daftar Pustaka

Purnawan Junadi, Kapita Selekta Kedokteran, Edisi ke 2. Media Aeskulapius, FKUI

1982. Soeparman, Ilmu Penyakit Dalam, Jilid II, Balai Penerbit FKUI 1990.

Sylvia Anderson Price, Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Alih

Bahasa Adji Dharma, Edisi II.

Marllyn E. Doengoes, Nursing Care Plan, Fa. Davis Company, Philadelpia, 1987.