asuhan keperawatan bayi baru lahir

18
ASUHAN KEPERAWATAN BAYI BARU LAHIR A. Pengkajian Pengkajian setelah kelahiran terjadi dalam 3 tahapan: 1. Segera , menggunakan sistem skoring Apgar dan skoring Gray untuk interaksi bayi-orang tua. 2. Transisional, selama periode reaktivitas. 3. Periodik, dengan pengkajian fisik secara sistematis. 1.Pengkajian segera: Selama menit-menit pertama kehidupan neonatus, terjadi perubahan fisiologis. Salah satu cara yang digunakan untuk mengkaji penyesuaian bayi terhadap kehidupan ekstrauterin adalah sistem skoring Apgar, dan pengkajian interaksi bayi - orang tua. 2.Pengkajian transisional: Selama 24 jam pertama bayi mengalami perubahan fisiologis dan perilaku: a. PeriodeI reaktivitas (30 menit pertama setelah lahir) * mata terbuka, memberikan respon terhadap stimulus, mengisap dengan semangat, dan menangis kuat. R: 82 x/'; denyut jantung sampai 180 x/'; bising usus aktif * berlangsung 2 - 4 jam * suhu, respirasi, dan denyut jantung menurun. b. Periode II reaktifitas (berlangsung 2 - 5 jam) * bayi bangun dari tidur yang nyenyak. Denyut jantung dan respirasi meningkat; * neonatus mungkin mengeluarkan mekonium, urin and menghisap * berakhir ketika lendir pernafasan berkurang.

Upload: rio-ady-irwansyah

Post on 29-Dec-2014

113 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Asuhan Keperawatan Bayi Baru Lahir

ASUHAN KEPERAWATAN BAYI BARU LAHIR

A.      Pengkajian

Pengkajian setelah kelahiran terjadi dalam 3 tahapan:

1.    Segera , menggunakan sistem skoring Apgar dan skoring Gray untuk interaksi bayi-orang tua.

2.    Transisional, selama periode reaktivitas.

3.    Periodik, dengan pengkajian fisik secara sistematis.

1.Pengkajian segera: Selama menit-menit pertama kehidupan neonatus, terjadi perubahan fisiologis. Salah satu cara yang digunakan untuk mengkaji penyesuaian bayi terhadap kehidupan ekstrauterin adalah sistem skoring Apgar, dan pengkajian interaksi bayi - orang tua.

2.Pengkajian transisional: Selama 24 jam pertama bayi mengalami perubahan fisiologis dan perilaku:

a.       PeriodeI reaktivitas (30 menit pertama setelah lahir)

  * mata terbuka, memberikan respon terhadap stimulus, mengisap dengan semangat, dan menangis kuat. R: 82 x/'; denyut jantung sampai 180 x/'; bising usus aktif

* berlangsung 2 - 4 jam

* suhu, respirasi, dan denyut jantung menurun.

b.      Periode II reaktifitas (berlangsung 2 - 5 jam)

* bayi bangun dari tidur yang nyenyak. Denyut jantung  dan respirasi meningkat;

* neonatus mungkin mengeluarkan mekonium, urin  and menghisap

* berakhir ketika lendir pernafasan berkurang.

c.       Periode III: stabilitasi  (12 - 24 jam setelah kelahiran)

Page 2: Asuhan Keperawatan Bayi Baru Lahir

     * Beyi lebih mudah untuk tidur dan mudah dibangunkan; tanda-tanda vital stabil; kulit berwarna kemerahan dan hangat.

     *  Periode Equilibirium  6 - 8 jam

3.Pengkajian periodik: setelah 24 jam pertama kehidupan

* pengkajian Gray tentang interaksi bayi-orang tua dilakukan dalam 2 - 3 hari bila memungkinkan.

Riwayat kesehatan bayi

a.         Riwayat ANC maternal :

-         jumlah kunjungan ANC

-         perawatan prenatal maternal: HPHT, TP, penambahan BB, komplikasi, penanganan, perawatan RS.

-         hasil tes screening maternal: GO, Hepatitis, Herpes, AIDS, Rubella, Toxoplasmosis, dll.

b.         Riwayat Intranatal

-         Riwayat persalinan: tipe, tempat persalinan, mulai, lama, komplikasi, pengobatan, anesthesi.

-         Pecahnya ketuban: lama, jumlah, konsistensi, warna, bau.

-         Pencatatan pengawasan janin: indikasi, tipe, pola DJJ, gawat janin, ada/tidak

c.          Riwayat Postnatal

-          pernafasan, resusitasi, obat-obatan, interaksi orang tua, cedera.

d.         Riwayat sosial yang bermakna

-         Riwayat sosial yang penting: struktur keluarga , suku, rencana menyusui, masalah sosial.

Anthropometri:

Page 3: Asuhan Keperawatan Bayi Baru Lahir

LD (N: 32 -34 cm) LLA (N: 10 - 11 cm) PB lahir (+ 50cm); bertambah sangat pesat pada tahun pertama, kemudian bertambah + 5 cm/thn, berangsur-angsur pada tahun ke 4 berkurang: umur 1 thn           = 1,5 x Pblahir

*        2 thn                      = 1thn + 5 cm

*        4 thn                      = 2 x PB lahir

*        6 thn                      = 1,5 x panjang 1 thn

*        menjelang remaja  = 3 x PB lahir

*        setelah 3 thn          = 80 + 5N  (N) = usia

BB

*pada hari ke 2 - 3 bayi mengalami p BB fisiologis (p > 10%  waspada.

* hari ke 10 - 14  akan mencapai BB semula (N) 2500 -4000 gram.

* ke BB tribulan I (1-3 bln): 150 - 200gr/mgg.

II (4-6bln)              : + 125gr/mgg

III (7-12 bln)          : + 100 gr/mgg

Usia 6 bln               : 2 x BB lahir

1 thn                     : 3 x BB lahir

2-3 thn                  : 4 x Bblahir

lebih 3 thn            : 8 + 2N  (N): usia

*Lingkar kepala (N lahir; + 33 - 35,6 cm)

4 bln I bertambah 5 cm

8 bln lagi bertambah 5 cm

1 thn                       43,2 - 45,7cm

10 thn                     + 55 cm

Page 4: Asuhan Keperawatan Bayi Baru Lahir

Dewasa                   + 55 - 58 cm

* Penampilan umum

        Postur  normal, fleksi

        Warna : kulit  merah muda (pink), akrosianosis (sianosis pada tangan dan kaki  umum ditemukan pada bayi), sirkumoral sianosis (sianosis sekitar mulut, terdapat pada waktu makan/menangis, abnormal menunjukkan anomali jantung), mottling (bercak merah muda dan putih pada kulit normal akibat dari instabilitasvasomotor bila bayi kedinginan), jaundice ( fisiologis 48-72 jam dan patologis 24 jam pertama)

        Keadaan kulit : merah muda, lembut, utuh, turgor baik

        Abnormalitas  minum, menangis

        Vernix caseosa: putih seperti keju

        Milia  papula putih kecil pada  hidung, dahi, pipi, dagu bayi ( bintik putih)  kelenjar sebasea)

        Lanugo rambut-rambut yang lembut dan halus pada pundak, lengan atas, punggung

        usaha bernafas : tenang, dangkal, dan tidak teratur

        Eritema toksikum : bercak makulopapula ringan dengan dasar eritema dan papula pucat dan kuning (pada hari ke 2 - 3)  normal tidak perlu pengobatan

        Tanda lahir : pigmented nevi  sel-sel berwarna karena melanin (kuning hitam), vaskular nevi pembuluh darah yang membesar kemerahan (ungu).

        Dan bintik mongol adalah normal.

  * Pemeriksaan Fisik

        Kepala dan muka

-         Kepala: besarnya, bentuk, sutura tertutup/melebar, caput succedaneum, chephal haematoma, hidrocephalus, anenchephali. Rambut: tumbuh rata/tertutup vernik kaseosa atau tidak.

Page 5: Asuhan Keperawatan Bayi Baru Lahir

-         ukuran  normal 35,5 cm

        Circumferentia suboccipito bregmatica (lingk.kecil kepala): 32cm

        Circumferentia fronto occipitalis (lingk.sedang kepala): 34 cm

        Circumferentia mento occipitalis (lingk.besar kepala): 35 cm

Page 6: Asuhan Keperawatan Bayi Baru Lahir

Refleks Diskripsi Timbul/hilang   Moro Rangsangan mendadak, lengan terangkat

ke atas dan ke bawah, terkejut  relaksasi secara lambat

Sejak lahir, hilang + usia 2 bulan

Menggenggam/

grasp

Bayi menggenggam setiap benda yang diletakkan ditangan dengan cukup kuat, sehingga tubuh terangkat  rileks

Sejak lahir, hilang + usia 2 bulan

Mata berkedip Kelopak mata menutup dan membuka saat ada rangsang cahaya/sentuhan

Sejak lahir sampai sepanjang kehidupan

Menangis Sakit mendadak, dingin, lapar, kencing, BAB

Sejak lahir sampai sepanjang kehidupan

Tonick neck Bayi ditengkurapkan, spontan bayi memiringkan kepala

 

Stapping Bayi diangkat tegak, kakinya disentuhkan suatu dasar maka bayi akan melangkah bersifat reflek

 

Menghisap Menghisap karena lapar dan rangsangan bibir

Sejak lahir sampai 6-8 bulan

Rooting Sentuhan pada pipi/bibir sehingga kepala menoleh searah sentuhan

Sejak lahir sampai 6 bulan

Menelan Otot-otot tenggorokan menutup trachea dan membuka esofagus ketika makanan berada dalam mulut

Sejak lahir sampai sepanjang kehidupan

Gag Pada rangsangan uvula, esofagus terbuka, sehingga terjadi peristaltik balik

Sejak lahir sampai sepanjang kehidupan

Gerakan bernafas Inspirasi dan ekspirasi Sejak lahir sampai sepanjang kehidupan

Bersin Rangsangan pada hidung, aliran udara yang keras dari hidung sampai tenggorokan

Sejak lahir sampai sepanjang kehidupan

Batuk Rangsangan pada tenggorokan, aliran udara yang kuat dari tenggorokan dan paru-paru

1 tahun sampai sepanjang kehidupan

Sentuhan rasa sakit, tekanan

Paling sensitif  bibir bayi Sejak lahir sampai sepanjang kehidupan

Penciuman Persepsi bahu Sejak lahir sampai sepanjang kehidupan

Pengecap Manis, hambar, nikmat dipelajari kemudian

Sejak lahir sampai sepanjang kehidupan

Pendengaran Persepsi bunyi keras

 

Pengenalan suara

2-3 hari setelah tuba eustachean telah bersih

6 bulan

Penglihatan Sensitif cahaya

Menerima dan mengikuti cahay

Fokus dan pembentukan air mata

Sejak lahir sampai sepanjang kehidupan

Page 7: Asuhan Keperawatan Bayi Baru Lahir

-        Fontanel: Mayor menutup :12 - 18 bulan

     Minor menutup  : 8 -12 minggu

-        Molding : Moulase kepela pada saat persalinan akan kembali normal pada saat bayi telah lahir.

-        Caput succedaneum & cephalhematom

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

* Muka:

 bentuk asimetris;;jarak antara 2 mata; hidung keluaran; ada gerakan cuping hidung ; birthmarks

*        Telinga: bentuk: simetris, kelainan daun telinga.

*                       Mata: bentuk: simetris, pembengkakan, perdarahan subconjunctiva, icterus

Caput succedaneum cephalhematom          Muncul lahir, tidak

bertambah besar

          Hilang beberapa hari

          Batas tidak tegas

          Penyebab difusi bengkak

          Kadang-kadang melewati sutura

          Komplikasi : kadang -kadang amenia

 

          Muncul  bbrp jam setelah lahir

                                > besar 2 - 3  hari

                                Hilang setelah 6 minggu

                                Batas tegas

      Penyebab: peradangan sub periosteal

      Tidak pernah lewat sutura

      Komplokasi: jaundice, fraktur, perdarahan, syok,

 

Page 8: Asuhan Keperawatan Bayi Baru Lahir

*        Mulut dan dagu : simestris, palatum, refleks, milia, lihat, raba kedua bibir dan tulang langit, kelainan: labiolisis, palatoskisis

*        Leher dan bahu : pergerakan dan posisi;

*        Dada: bentuk: simetris, pembesaran buah dada, retraksi inter costal, subcostal, merintih, suara tambahan paru; bunyi jantung: kelainan, HR

*        Punggung: lihat, raba, kelaianan (spinabipida, meningocel, mielomeningocel)

*        Abdomen

      Rata  IUGR, membuncit (pembesaran hati, lympa, tumor, asites), distensi  obstruksi, bising usus, keadaan tali pusat: perdarahan, bersih/kotor

*        Genitalia

-       bentuk normal/tidak, ganda/tunggal, tanda hematom (letak sungsang),

-       Wanita; labia mayor sudah menutupi labia minor , pseudomenstruasi

-       Pria : lubang uretra, testis sudah turun/tidak, skrotum, hernia inguinalis/sacrotalis

-       bokong:  anus, atresia ani ada/tidak

*                       Estremitas

 posture, tonus otot, nadi, jumlah jari, garis tangan/kaki, Anggota gerak/ekstremitas atas/bawah: paralisis, kelainan: sindaktil, polidaktil; talipes varus, talipes valgus, talipes equinus, talipes equinovarus.

*        Reflek pada bayi baru lahir

      bayi baru lahir memilki banyak reflek primitive dan waktu muncul dan menghilang reflek tadi menunjukan kematangan dan perkembangan system saraf.

           * Refleks ( moro, grasp refleks, mata berkedip, menangis, tonic neck, stapping, menghisap, rooting, menelan, gag, gerakan pernafasan,

Page 9: Asuhan Keperawatan Bayi Baru Lahir

bersin, batuk, sentuhan rasa sakit tekanan, penciuman, pengecap, pendengaran, penglihatan)

 

Tabel reflek primitive pada BBL

 tanda-tTanda vital dan pengukuran

        Frekuensi pernafasan (30 - 60 ) X/menit; denyut nadi ( 120-160 ) X/menit; tidur: 100 X/menit ; menangis: 180 X/menit ; suhu (36,4-37,2) oC ; berat badan (cukup bln 2500-4250 gr); Panjang Badan  (49,5 cm) ; LK (35,5 cm), 2 cm lebih besar dari dada; LD (33 cm), 2-3 cm lebih kecil dari kepala;  TD lahir (80/46 mmHg).

    * Keadaan tidur, sadar atau bangun

        Tidur pulas (deep sleep) : mata tertutup, tidak ada gerakkan mata, pernafasan teratur, tidak ada aktifitas spontan (terkejut)

        Tidur ringan (light sleep) : mata tertutup, rapid eye movement (gerakan bolamata), pernafasan tidak teratur, gerak acak, kadang menghisap dan terkejut.

        Mengantuk (drowsy state) : mata dapat terbuka/tertutup, kelopak mata bergerak, aktifitas motorik intermitent, reaktif terhadap stimulus sensorik, gerakan halus.

        Bangun dengan tenang (quiet alert state) : fokus perhatian terhadap stimulus, periode panjang, ideal untuk interaksi orang tua-bayi, aktifitas motorik minimal.

        Tahap membuka mata(eyes open state) : memperhatikan aktifitas motorik, bereaksi terhadap stimulus eksternal, peningkatan aktifitas motorik dan terkejut.

        Tahap menangis (crying state) : menangis keras, tidak berespon terhadap stimulus dari luar, terkadang diam.

B.    DIAGNOSA KEPERAWATAN

1.      Risiko tidak efektifnya bersihan  jalan nafas b.d mukus dan lendir yang berlebih, posisi yang tidak tepat

Page 10: Asuhan Keperawatan Bayi Baru Lahir

2.      Risiko tinggi perubahan suhu tubuh b.d kontrol suhu tubuh yang immatur, perubahan suhu lingkungan

3.      Risiko tinggi cidera bayi b.d ketidakmampuan fisik

4.      Risiko gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh b.d immaturitas, kurang pengetahuan keluarga

5.      Perubahan proses keluarga b.d krisis maturitas, kelahiran bayi, perubahan dalam unit keluarga

  Diagnosa keperawatan (prioritas berdasarkan pada:

a.       Termoregulasi yang tidak efektif

b.      Jalan nafas yang tidak efektif

c.        Gangguan curah jantung: menurun

d.      Gangguan nutrisi : kurang

e.       Gangguan parenting (fungsi orang tua)

C.      TUJUAN DAN TINDAKAN ASKEP

1.      Peningkatan adaptasi fisiologis: pernafasan, suhu tubuh & nutrisi

a.       Peningkatan adaptasi pernafasan:

1)      Penghisapan lendir:

-       penghisap karet (bulb syringe)

-       mesin mekanik, sesuai kebutuhan, terlalu lama stimulasi vagal  bradikardia

2)      Pengaturan posisi

-       memungkinkan untuk mempertahankan jalan nafas

-       memberikan tempat yang aman bagi bayi

-       menciptakan pengaturan suhu yang baik

-       memudahkan pengeluaran secret

Page 11: Asuhan Keperawatan Bayi Baru Lahir

-       memungkinkan interaksi dan ikatan tali kasih

-       orang tua -bayi: Posisi: abdomen, "skin to skin", aman, hangat, kontak mata

b.      Perubahan suhu tubuh, melalui:

1)      Lingkungan persalinan yang hangat dan bersih

2)      Hindari kontak langsung dengan alat, tangan dan bahan yang basah dan dingin

3)      Keringkan bayi segera setelah lahir

4)      Gunakan pengahangat atau kontak kulit dengan ibu

5)      Topi bayi

2.      Pencegahan infeksi

a.       Cuci tangan

b.      Profilaksis mata

c.       Perawatan tali pusat

d.      Kebersihan lingkungan

e.       Perawatan/kebersihan genitalia

3.      Peningkatan hubungan orang tua dan bayi

a.       Kenyamanan fisik

b.      Makanan dan minuman

c.       Informasi yang adekuat

d.      Selimut tambahan

e.       Membantu proses menyusui

 

D.       PERAWATAN SEHARI-HARI

Page 12: Asuhan Keperawatan Bayi Baru Lahir

1.        Tujuan:

-       Evaluasi adaptasi

-       Mendukung keseimbangan cairan

-       Mendukung nutrisi

-       Mendukung eliminasi

-       Meningkatkan interaksi

-       Meningkatkan discharge planning

2.        Observasi: KU, BB, pola tidur, refleks

3.        Keseimbangan cairan dan nutrisi:

-       Timbang BB  menurun 5-15% pada 3-4 hr I, meningkat 30 gr/hr

-       Kebutuhan minum: 105 ml/kgBB/hr ( susu formula: 60-120 cc/3-4jam; ASI : 15-20 menit)

-       Kebutuhan kalori : 120 Kcal/kgBB/hr

4.        Eliminasi

-       Urine output meningkat akhir minggu I  sekitar 20 - 30 kali/hr

-       BAB  tergantung frekuensi dan jumlah minum

5.        Peningkatan hubungan orang tua-bayi

6.        Prosedur tertentu  sirkumsisi, test lab

7.        Discharge planning  kebutuhan belajar ortu, prinsip belajar, fisik & psikologis ortu, sosbud, lama rawat

 

Materi Caput SuccedaneumBAB IIPEMBAHASAN

1.  Pengertian

Page 13: Asuhan Keperawatan Bayi Baru Lahir

Caput succedaneum ini ditemukan biasanya pada presentasi kepala, sesuai dengan posisi bagian yang bersangkutan. Pada bagian tersebut terjadi oedema sebagai akibat pengeluaran serum dari pembuluh darah. Caput succedaneum tidak memerlukan pengobatan khusus dan biasanya menghilang setelah 2-5 hari. (Sarwono, 2002).Kejadian Caput succedaneum pada bayi sendiri adalah benjolan pada kepala bayi akibat tekanan uterus atau dinding vagina dan juga pada persalinan dengan tindakan vakum ekstraksi. (Saifuddin, 2001).Caput succedaneum adalah Kelainan ini akibat sekunder dari tekanan uterus atau dinding vagina pada kepala bayi sebatas caput. Keadaan ini dapat pula terjadi pada kelahiran spontan dan biasanya menghilang dalam 2-4 hari setelah lahir. Tidak diperlukan tindakan dan tidak ada gejala sisa yang dilaporkan. (Sarwono, 2002).Caput succedaneum adalah benjolan yang membulat disebabkan kepala tertekan leher rahim yang saat itu belum membuka penuh yang akan menghilang dalam waktu satu dua hari.

2. PenyebabCaput succedaneum terjadi karena adanya tekanan yang kuat pada kepala pada saat memasuki jalan lahir sehingga terjadi bendungan sirkulasi perifer dan limfe yang disertai dengan pengeluaran cairan tubuh ke jaringan ekstravaskuler. Keadaan ini bisa terjadi pada partus lama atau persalinan dengan Vaccum ektrasi.

3. Faktor predisposisi :Faktor predisposisi terjadinya Caput succedaneum antara lain:1.    Makrosomia2.    disproporsi sefalopelvik3.    Distosia4.     persalinan lama5.    persalinan yang diakhiri dengan alat (ekstraksi vakum dan forceps)6.    kelahiran sungsang7.     presentasi bokong8.     presentasi muka9.    kelainan bayi letak lintang4. Gejala

Gejala terjadinya Caput succedaneum antara lain:1.    Udema di kepala2.    Terasa lembut dan lunak pada perabaan3.    Benjolan berisi serum dan kadang bercampur dengan darah4.    Udema melampaui tulang tengkorak5.    Batas yang tidak jelas

Page 14: Asuhan Keperawatan Bayi Baru Lahir

6.    Permukaan kulit pada benjolan berwarna ungu atau kemerahan7.    Benjolan akan menghilang sekitar 2-3 minggu tanpa pengobatan.(Dewi, 2010)

5. Patofisiologi Caput SuccedaneumKelainan ini timbul karena tekanan yang keras pada kepala ketika memasuki jalan lahir sehingga terjadi bendungan sirkulasi kapiler dan limfe disertai pengeluaran cairan tubuh ke jaringan extravasa. Benjolan caput ini berisi cairan serum dan sering bercampur dengan sedikit darah. Benjolan dapat terjadi sebagai akibat bertumpang tindihnya tulang kepala di daerah sutura pada suatu proses kelahiran sebagai salah satu upaya bayi untuk mengecilkan lingkaran kepalanya agar dapat melalui jalan lahir. Umumnya moulage ini ditemukan pada sutura sagitalis dan terlihat segera setelah bayi lahir. Moulage ini umumnya jelas terlihat pada bayi premature dan akan hilang sendiri dalam satu sampai dua hari. (Markum, 1991)6. Komplikasi Caput Succedaneum dan CephalhematomaKomplikasi Caput Succedaneum antara lain:1.    InfeksiInfeksi pada caput succedaneum bisa terjadi karena kulit kepala terluka. (kosim, 2003)2.    IkterusPada bayi yang terkena caput succedanieum dapat menyebabkan ikterus karena inkompatibilitas faktor Rh atau golongan darah A, B, O antara ibu dan bayi. (Kosim, 2003)3.    AnemiaAnemia bisa terjadi pada bayi yang terkena caput succedanieum karena pada benjolan terjadi perdarahan yang hebat atau perdarahan yang banyak.

7. Penatalaksanaan Caput Succedaneum dan CephalhematomaPenatalaksanaan Caput Succedaneum antara lain:1.    Perawatan bayi sama dengan  perawatan bayi normal.2.    Pengawasan keadaan umum bayi.3.    Berikan lingkungan yang baik, adanya ventilasi dan sinar matahari yang cukup.4.    Pemberian ASI yang adekuat, bidan harus mengajarkan pada ibu teknik menyusui dengan benar.5.    Pencegahan infeksi harus dilakukan untuk menghindari adanya infeksi pada benjolan.6.    Berikan konseling pada orang tua, tentang:a.    Keadaan trauma yang dialami oleh bayib.    Jelaskan bahwa benjolan akan menghilang dengan sendirinya setelah sampai 3 minggu tanpa pengobatan.c.    Perawatan bayi sehari-hari.

Page 15: Asuhan Keperawatan Bayi Baru Lahir

d.    Manfaat dan teknik pemberian ASI.8. Perbedaan Caput Succedaneum dan CephalhematomaPerbedaan caput succedaneum dan cephalhematoma

Caput succedaneum       Cephalhematoma

Muncul waktu lahir, mengecil setelah lahir.

 Muncul waktu lahir atau setelah lahir, dapat membesar sesudah lahir.

Lunak, tidak berfluktuasi. Teraba fluktuasi.

Melewati batas sutura, teraba moulase.

Batas tidak melampaui sutura.

Bisa hilang dalam beberapa jam atau 2-4 hari

Hilang lama (beberapa minggu    atau bulan).

Berisi cairan getah bening Berisi darah

Sumber : Kosim, 2003

Pendokumentasian (SOAP)1. PengkajianSubyektif Identitas : terjadi pada bayi baru lahir

Keluhan Utama : adanya benjolan di kepala

Riwayat pesalinan : partus lama, partus dengan tindakan (Vacum Ekstraksi)

Obyektif- Pemeriksaan Fisik

1. Pada perabaan kepala teraba benjolan yang teraba lembut dan lunak

2. Benjolan terletak di luar periosteum hingga melampaui sutura

Assesment Diagnosa : Caput Succedaneum

Masalah : Kecemasan orang tua

Planning Tidak diperlukan terapi, rawat bayi seperti pada perawatan bayi normal

Lakukan Observasi TTV

Ciptakan suasana lingkungan yang menunjang untuk mencegah infeksi

Berikan ASI secara adekuat

Beri penyuluha pada ibu tentang : perawatan bayi sehari-hari, manfaat dan cara pemberian ASI, tidak memijat bagian kepala bayi, benjolan akan hilang dalam waktu beberapa hari

Page 16: Asuhan Keperawatan Bayi Baru Lahir

BAB IIIPENUTUPKesimpulanCaput succedaneum adalah pembengkakan yang edematosa atau kadang-kadang ekimotik dan difus dari jaringan lunak kulit kepala yang mengenai bagian yang telah dilahirkan selama persalinan verteks. Edema pada caput succedaneum dapat hilang pada hari pertama, sehingga tidak diperlukan terapi. Tetapi jika terjadi ekimosis yang luas, dapat diberikan indikasi fototerapi untuk kecenderungan hiperbilirubin. Kadang-kadang caput succedaneum disertai dengan molding atau penumpangan tulang parietalis, tetapi tanda tersebut dapat hilang setelah satu minggu.Saran1.    Diharapkan kepada tenaga kesehatan khususnya bidan agar selalu memantau keadaan pada bayi.2.    Diharapkan kepada bidan untuk benar-benar mengerti tentang penatalaksanaan pada setiap kelainan kepala yang mungkin terjadi pada neonatus.3.    Diharapkan kepada setiap orang tua untuk melakukan perawatan bayinya secara rutin dirumah guna mencegah kemungkinan terjadinya infeksi dan iritasi.

DAFTAR PUSTAKAhttp://www.qirtin.com/pengertian-caput-succedaneum-dan-cephalhematoma/#ixzz1eDdh7yiB

http://mediabidan.blogspot.com/2009/02/asuhan-pada-bayi-dgn-caput-succedaneum.html