asuhan keperawatan anak dengan gagal ginjal kronik

32
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN GAGAL GINJAL KRONIK Pendahuluan Jumlah anak yang menderita gagal ginjal kronis di Indonesia cenderung meningkat. Gagal ginjal kronis biasanya timbul beberapa tahun setelah penyakit atau kerusakan ginjal, tetapi pada situasi tertentu dapat muncul secara mendadak. Gagal ginjal kronik akhirnya menyebabkan dialysis ginjal, transplantasi atau kematian (Corwin, 2001). Gagal ginjal kronis terjadi dengan lambat selama berbulan- bulan atau bertahun-tahun, dengan penurunan terhadap pada fungsi ginjal dan peningkatan bertahap dalam gejala-gejala, mengakibatkan penyakit tahap akhir. Pasien asimtomatik selama tahap pertama berkurangnya cadangan ginjal (Engram, 1999). Penyakit gagal ginjal kronik merupakan suatu kondisi dimana fungsi ginjal mengalami penurunan yang ireversibel. Pada anak-anak, GGK dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain: kelainan kongenital (bawaan sejak lahir), glomerulonefritis, penyakit multsistem (antara lain penyakit lupus). GGK pada anak-anak lebih sering dijumpai pada laki- laki. Pada stadium awal, GGK biasanya tanpa gejala, atau hanya berupa gejala / keluhan yang tidak khas seperti sakit kepala, lelah, lemas, nafsu makan menurun, muntah dan gangguan pertumbuhan. Anak juga kelihatan pucat, dan tekanan darahnya meningkat. Jika dibiarkan, fungsi ginjal akan semakin menurun dan akhirnya mencapai penyakit ginjal kronik tahap terminal. Anak juga akan mengalami hambatan dalam

Upload: tyqqa-chupbbe

Post on 11-Aug-2015

288 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Asuhan Keperawatan Anak Dengan Gagal Ginjal Kronik

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN GAGAL GINJAL KRONIK

 

Pendahuluan

Jumlah anak yang menderita gagal ginjal kronis di Indonesia cenderung meningkat.Gagal ginjal kronis biasanya timbul beberapa tahun setelah penyakit atau kerusakan ginjal, tetapi pada situasi tertentu dapat muncul secara mendadak. Gagal ginjal kronik akhirnya menyebabkan dialysis ginjal, transplantasi atau kematian (Corwin, 2001). Gagal ginjal kronis terjadi dengan lambat selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun, dengan penurunan terhadap pada fungsi ginjal dan peningkatan bertahap dalam gejala-gejala, mengakibatkan penyakit tahap akhir. Pasien asimtomatik selama tahap pertama berkurangnya cadangan ginjal (Engram, 1999).

Penyakit gagal ginjal kronik merupakan suatu kondisi dimana fungsi ginjal mengalami penurunan yang ireversibel. Pada anak-anak, GGK dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain: kelainan kongenital (bawaan sejak lahir), glomerulonefritis, penyakit multsistem (antara lain penyakit lupus). GGK pada anak-anak lebih sering dijumpai pada laki-laki. Pada stadium awal, GGK biasanya tanpa gejala, atau hanya berupa gejala / keluhan yang tidak khas seperti sakit kepala, lelah, lemas, nafsu makan menurun, muntah dan gangguan pertumbuhan. Anak juga kelihatan pucat, dan tekanan darahnya meningkat. Jika dibiarkan, fungsi ginjal akan semakin menurun dan akhirnya mencapai penyakit ginjal kronik tahap terminal. Anak juga akan mengalami hambatan dalam perkembangan kemampuan berbahasa dan motoriknya (Sahabatginjal, 2009). 

Gangguan pada pertumbuhan dapat terjadi pada anak-anak dengan PGK, yang mungkin akan menimbulkan masalah saat anak berinteraksi dengan teman sebayanya. Oleh karena itu, para orang tua sebaiknya berkonsultasi kepada psikolog guna membantu mengatasi masalah tersebut. Memberikan anak aktivitas ekstrakurikuler juga bermanfaat membantu mengatasi perkembangan ketrampilan sosialnya. Selain itu juga perlu dilakukan pemeriksaan secara rutin seperti pengukuran tinggi badan, berat badan, lingkar kepala, status pubertal, dan lingkar lengan atas untuk mendeteksi adanya gangguan kecepatan pertumbuhan sedini mungkin. Pemberian nutrisi perlu diperhatikan agar anak tidak mengalami malnutrisi dan gagal tumbuh (Sahabatginjal, 2009). 

Page 2: Asuhan Keperawatan Anak Dengan Gagal Ginjal Kronik

 

 

Landasan Teorio Anatomi Fisiologi

 

Ginjal terletak pada dinding posterior abdomen di belakang peritoneum pada kedua sisi vertebra thorakalis ke 12 sampai vertebra lumbalis ke-3. Bentuk ginjal seperti biji kacang. Ginjal kanan sedikit lebih rendah dari ginjal kiri, karena adanya lobus hepatis dexter yang besar. 

1. Fungsi ginjal 

Fungsi ginjal adalah:

1. Memegang peranan penting dalam pengeluaran zat-zat toksis atau racun

2. Mempertahankan suasana keseimbangan cairan3. Mempertahankan keseimbangan kadar asam dan basa dari cairan

tubuh4. Mengeluarkan sisa-sisa metabolisme akhir dari protein ureum,

kreatinin dan amoniak.2.  Fascia

Renalis terdiri dari:

Fascia renalis terdiri dari a) fascia (fascia renalis), b) Jaringan lemak peri renal, dan c) kapsula yang sebenarnya (kapsula fibrosa), meliputi dan melekat dengan erat pada permukaan luar ginjal

3.  StrukturGinjal

Setiap ginjal terbungkus oleh selaput tipis yang disebut kapsula fibrosa, terdapat cortex renalis di bagian luar, yang berwarna cokelat gelap, dan medulla renalis di bagian dalam yang berwarna cokelat lebih terang dibandingkan cortex. Bagian medulla berbentuk kerucut yang disebut

Page 3: Asuhan Keperawatan Anak Dengan Gagal Ginjal Kronik

pyramides renalis, puncak kerucut tadi menghadap kaliks yang terdiri dari lubang-lubang kecil disebut papilla renalis.

Hilum adalah pinggir medial ginjal berbentuk konkaf sebagai pintu masuknya pembuluh darah, pembuluh limfe, ureter dan nervus.. Pelvis renalis berbentuk corong yang menerima urin yang diproduksi ginjal. Terbagi menjadi dua atau tiga calices renalis majores yang masing-masing akan bercabang menjadi dua atau tiga calices renalis minores. Struktur halus ginjal terdiri dari banyak nefron yang merupakan unit fungsional ginjal. Diperkirakan ada 1 juta nefron dalam setiap ginjal. Nefron terdiri dari : Glomerulus, tubulus proximal, ansa henle, tubulus distal dan tubulus urinarius.

4. Proses pembentukan urin

Tahap pembentukan urin

1. Proses Filtrasi ,di glomerulus     terjadi penyerapan darah, yang tersaring adalah bagian cairan darah kecuali protein. Cairan yang tersaring ditampung oleh simpai bowmen yang terdiri dari glukosa, air, sodium, klorida, sulfat, bikarbonat dll, diteruskan ke tubulus ginjal. cairan yang di saring disebut filtrate gromerulus.

2. Proses Reabsorbsi. pada proses ini terjadi penyerapan kembali sebagian besar dari glikosa, sodium, klorida, fospat dan beberapa ion bikarbonat. Prosesnya terjadi secara pasif (obligator reabsorbsi) di tubulus proximal. sedangkan pada tubulus distal terjadi kembali penyerapan sodium dan ion bikarbonat bila diperlukan tubuh. Penyerapan terjadi secara aktif (reabsorbsi fakultatif) dan sisanya dialirkan pada papilla renalis.

3. Proses sekresi. Sisa dari penyerapan kembali yang terjadi di tubulus distal dialirkan ke papilla renalis selanjutnya diteruskan ke luar.

 

Definisi Penyakit

Gagal ginjal kronik adalah destruksi struktur ginjal yang progresif dan terus menerus (Corwin, 2001). Menurut Stein (2001) gagal ginjal kronis didefinisikan sebagai kemunduran fungsi ginjal yang progresif dan tidak reversible yang disebabkan oleg berbagai jenis penyakit. Penyakit yang mendasari sering sulit dikenali bila gagal ginjal telah parah. Gagal ginjal

Page 4: Asuhan Keperawatan Anak Dengan Gagal Ginjal Kronik

kronik yaitu penurunan fungsi ginjal sehingga kadar kreatinin serum lebih dari 2 atau 3 kali nilai normal untuk anak dengan jenis kelamin dan usia yang sama, atau bila laju filtrasi glomerulus <30 ml/menit/1,73 m2 sekurang-kurangnya selama 3 bulan (Hanif, 2007).

 

Etiologi

Menurut Stein (2001) penyebab gagal ginjal kronis yangs erring temui pada anak-anak antara lain:

o Penyakit glomerulonefritiso Penyakit glomerulus yang disertai dengan penyakit sistemiko Penyakit tubulointerstisielo Penyakit polikistik dan penyakit bawaan laino Penyakit renovaskulero Penyakit tromboemboliko Sumbatan kronis saluran kemiho Nefrosklerosis hipertensifo Nefropati diabetes

 

Patofisiologi

   Ginjal mempunyai kemampuan nyata untuk mengkompensasi kehilangan nefron yang persisten yang terjadi pada gagalginjalkronik. Jika angka filtrasi glomerolus menurun menjadi 5-20 ml/menit/1,73 m2, kapasitas ini mulai gagal. Hal ini menimbulkan berbagai masalah biokimia berhubungan dengan bahan utama yang ditangani ginjal. Ketidakseimbangan natrium dan cairan terjadi karena ketidakmampuan ginjal untuk memekatkan urin. Hiperkalemia terjadi akibat penurunan sekresi kalium. Asidosis metabolik terjadi karena kerusakan reabsorbsi bikarbonat dan produksi ammonia. 

Demineralisasi tulang dan gangguan pertumbuhan terjadi akibat sekresi hormon paratiroid, peningkatan fosfat plasma (penurunan kalsium serum, asidosis) menyebabkan pelepasan kalsium dan fosfor ke dalam aliran darah

Page 5: Asuhan Keperawatan Anak Dengan Gagal Ginjal Kronik

dan gangguan penyerapan kalsium usus. Anemia terjadi karena gangguan produksi sel darah merah, penurunan rentang hidup sel darah merah, peningkatan kecenderungan perdarahan (akibat kerusakan fungsi trombosit). Perubahan pertumbuhan berhubungan dengan perubahan nutrisi dan berbagai proses biokimia. 

Menurut Wong (2004) gagal ginjal kronis atau penyakit ginjal tahap akhir (end stage renal diseases /ERSD) terjadi bila ginjal yang sakit tidak mampu mempertahankan komposisi kimiawi cairan tubuh dalam batas normal di bawah kondisi normal. Akumulasi berbagai subtansi biokimia dalam darah yang terjadi karena penurunan fungsi ginjal yang menimbulkan komplikasi seperti hal berikut (Wong, 2004):

1. Retensi produk sisi, khususnya nitrogen urea darah dan kreatinin2. Retensi air dan natrium yang berperan pada edema dan kongesti vaskuler3. Hiperkalemia dari kadar bahaya4. Asidosis metabolik bersifat terus menerus karena retensi ion hidrogen dan

kehilangan bikarbonat terjadi terus menerus5. Gangguan kalsium dan fosfor yang mengakibatkan perubahan

metabolisme tulang, yang pada gilirannya menyebabkan berhentinya pertumbuhan atau retardasi, nyeri tulang dan deformitas yang diketahui sebagai osteodistrofi renal

6. Anemia yang disebabkan oleh disfungsi hematologis, kerusakan produksi sel darah merah, pemendekan umur sel darah merah yang berhubungan dengan penurunan produksi eritropeitin, pemanajangan masa perdarahan dab anemia nutrisional

7. Gangguan pertumbuhan, kemungkinan disebabkan oleh suatu faktor seperti nutrisi buruk, anoreksi, osteodostrofi renal dan abnormalitas biokimia

 

Pathways

 

 

Page 6: Asuhan Keperawatan Anak Dengan Gagal Ginjal Kronik

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 7: Asuhan Keperawatan Anak Dengan Gagal Ginjal Kronik

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 8: Asuhan Keperawatan Anak Dengan Gagal Ginjal Kronik

 

 

 

Manifestasi Klinik

Menurut STIKIM (2009) manifestasi klinik yang dapat dijumpai pada anak dengan gagal ginjal kronik antara lain :

1. Edema. Oliguria, hipertensi, gagal jantung kongestif 2. Poliuria, dehidrasi 3. Hiperkalemia 4. Hipernatremia 5. Anemia 6. Gangguan fungsi trombosit 7. Apatis, letargi 8. Anoreksia 9. Asidosis 10. gatal-gatal 11. Kejang, koma 12. Disfungsi pertumbuhan 

Menurut AKPER PPNI (2008) manifestasi klinik yang sering jumpai pada anak dengan gagal ginjal kronik antara lain :

1. Kardiovaskuler : 

Hipertensi, gagal jantung kongestif, udema pulmoner, perikarditis, Pitting edema (kaki, tangan, sacrum), Edema periorbital, friction rub pericardial, Pembesaran vena leher.

2. Dermatologi 

Warna kulit abu-abu mengkilat, Kulit kering bersisik, pruritusEkimosis, kuku tipis dan rapuh, rambut tipis dan kasar

3. Pulmoner 

Page 9: Asuhan Keperawatan Anak Dengan Gagal Ginjal Kronik

Krekels, Sputum kental dan liat, Nafas dangkal. Pernafasan kussmaul

1. Gastrointestinal 

Anoreksia, mual, muntah, cegukan, nafas berbau ammonia, ulserasi dan perdarahan mulut, konstipasi dan diare, perdarahan saluran cerna

2. Neurologi

Tidak mampu konsentrasi, kelemahan dan keletihan, konfusi/ perubahan tingkat kesadaran, disorientasi, kejang, rasa panas pada telapak kaki. Perubahan perilaku

3. Muskuloskeletal 

Kram otot, kekuatan otot hilang, kelemahan pada tungkai, fraktur tulang, foot drop

4. Reproduktif5. Amenore, atrofi testekuler

 

Penatalaksanaan Medis dan Perawatan

1. Perawatan

Pasien gagal ginjal kronis memerlukan asuhan keperawatan yang tepat untuk menghindari komplikasi akibat menurunnya fungsi renal dan stress serta cemas dalam menghadapi penyakit yang mengancam jiwa. Asuhan keperawatan diarahkan untuk mengkaji status cairan dan mengidentifikasi sumber potensial yang mengakibatkan ketidak seimbangan, mengimplementasikan program diet untuk menjamin masukan nutrisi yangs esuai dalam batas-batas program penanganan dan meningkatkan rasa positif dengan mendorong peningkatan perawatan diri dan kemandirian (Smeltzer dan Bare, 2002).

Pasien dan keluarga perlu mengetahui masalah yang harus dilaporkan pada tenaga kesehatan : perburukan tanda gagal ginjal (mual, muntah, penurunan haluaran urin, dapas berbau amoni) tanda hiperkalemia (kelemahan otot, diare, kram abdominal). Perawat perlu memberikan

Page 10: Asuhan Keperawatan Anak Dengan Gagal Ginjal Kronik

penyuluhan kesehatan pada klien dan keluarga tentang medikasi (tujuan pengobatan, efek samping, efek yang diharapkan, dosis dan jadual pemberian) (Smeltzer dan Bare, 2002).

2. Pengobatan

Penanganan atau pengobatan penyakit gagal ginjal kronik pada anak dapat dilakukan dengan (sahabatginjal, 2009) :

1. Terapi Konservatif 

Terapi konservatif sebaiknya dilakukan sebelum pasien mencapai keadaan penyakit ginjal kronik tahap terminal. Terapi konservatif ini meliputi pemberian obat-obatan untuk mengurangi gejala mual dan muntah, mempersiapkan penderita dan keluarga untuk menjalani terapi pengganti ginjal. Tujuannya adalah agar anak merasa sehat (tidak ada keluhan atau rasa sakit) dan normal dalam melakukan aktivitasnya, mempertahankan pertumbuhan fisik yang normal, serta mempertahankan fungsi ginjal selama mungkin. 

2. Terapi Pengganti Ginjal 

Terapi Pengganti Ginjal ini umumnya dilakukan bila fungsi ginjal sudah sangat menurun (lebih dari 90 persen). Terapi ini bertujuan bukan hanya untuk memperpanjang usia anak dengan PGK tetapi juga meningkatkan kualitas hidup sehingga mereka diharapkan dapat mencapai dan menjalani kehidupan secara lebih baik di usia dewasa. 

Terapi Pengganti Ginjal terdiri dari dialysis/cuci darah (misalnya dengan peritoneal dialysis atau hemodialisis) dan transplantasi (cangkok) ginjal. Dialisis mulai diberikan jika: 

1. Gejala-gejala PGK sudah mengganggu aktivitas anak sehari-hari.

2. Terjadi gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh yang mengancam jiwa.

3. Anak mengalami gangguan pertumbuhan yang menetap walaupun sudah dilakukan terapi konservatif.

Ada dua jenis metode dialisis yang dapat dipilih: hemodialisis (cuci darah melalui mesin dialisis) dan dialisis peritoneal (dialisis

Page 11: Asuhan Keperawatan Anak Dengan Gagal Ginjal Kronik

melalui selaput rongga perut). Sedangkan transplantasi ginjal dilakukan melalui pembedahan dengan memanfaatkan ginjal sehat yang diperoleh dari donor yang masih hidup atau baru saja meninggal. 

3. Anak dengan GGK perlu berobat secara rutin ke dokter atau menjalani hemodialisis, sehingga mereka mungkin kehilangan waktu selama beberapa jam untuk belajar di sekolah. Sebagai orang tua, perlu mengatur jadwal pengobatan disamping jadwal sekolah sedemikian rupa sehingga mereka tetap dapat mengikuti pelajarannya dengan baik. Penanganan dan terapi yang diberikan secara tepat dan sejak dini memungkinkan anak dengan GGKuntuk menjalani kehidupannya senormal mungkin sebagaimana anak lainnya.

 

Pengkajian

Pengkajian yang dapat dilakukan pada anak dengan gagal ginjal kronik menurut Wong (2004) sebagai berikut :

1. Pengkajian awal1. Lakukan pengkajian fisik rutin dengan perhatian khusus pada

pengukuran parameter pertumbuhan2. Dapatkan riwayat kesehatan, khususnya mengenai disfungsi ginjal,

perilaku makan, frekuensi infeksi dan tingkat energi3. Observasi adanya bukti-bukti manifestasi gagal ginjal kronik

2. Tanda awal1. Kehilangan energi normal2. Peningkatan keletihan pada aktivitas3. Pucat, samara-samar (mungkin tidak terlihat)4. Peningkatan tekanan darah (kadang-kadang)

3. Setelah penyakit berlanjut1. Penurunan nafsu makan (khususnya pada saat sarapan)2. Kehilangan minat pada aktivitas normal3. Peningkatan atau penurunan keluaran urin dengan kompensasi

masukan cairan4. Pucat lebih terlihat5. Penampilan kulit pucat dan keruh

4. Anak mengeluhkan hal berikut: sakit kepala, kram otot dan mual

Page 12: Asuhan Keperawatan Anak Dengan Gagal Ginjal Kronik

5. Tanda dan gejala lain1. Penurunan berat badan2. Edema wajah3. Malaise4. Nyeri tulang ataus endi5. Retardasi pertumbuhan6. Kulit kering atau gatal dan kadang memar7. Kehilangan sensori atau motorik8. Amenorea, umumnya pada remaja putri

6. Sindroma uremik1. Gastro interstinal : anoreksia, mual dan muntah2. Kecenderungan perdarahan : memar, feses cair berdarah,

stomatitis, perdarahn vivir dan mulut3. Gatal yang membandel4. Bekuan uermik (deposit cristal urea pada kulit)5. Bau napas uremia yang tidak enak6. Pernapasan dalam7. Hipertensi8. Gagal jantung kongestif9. Edema paru-paru. 

 

Diagnosa Keperawatan

Menurut Speer (2008) dan Wong (2004) diagnosa keperawatan yang dapat dirumuskan pada anak yang menderita gagal ginjal kronis antara lain :

1. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan oliguria2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

anoreksia3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelelahan4. Risiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan imobiltas, pruritus

dan edema5. Pola napas inefektif berhubungan dengan hiperventilasi dan dispnea6. Perubahan peran keluarga berhubungan dengan anak menderita penyakit

kronis (gagal ginjal kronis)

 

Page 13: Asuhan Keperawatan Anak Dengan Gagal Ginjal Kronik

Intervensi Keperawatan

Menurut Speer (2008) dan Wong (2004) intervensi keperawatan yang dapat dirumuskan pada anak yang menderita gagal ginjal kronis untuk mengatasi diagnosa keperawatan yang dialami anak antara lain :

1. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan oliguria1. Tujuan

Anak dapat mempertahankan volume cairan normal yang ditandai dengan haluaran urine rata-rata sebanyak 1-2 ml/kg/jam

2. Intervensi1. Timbang berat badan anak setiap hari dan pantau haluaran

urinenya setiap 4 jam

Rasional : Menimbang berat badan setiap hari dan pemantauan haluaran urine yangs ering memungkinkan haluaran urine yangs ering, memungkinkan deteksi dini dan terapi yang tepat terhadap perubahan yang terjadi pada status cairan anak. Kenaikan berat badan yang cepar mengindikasikan retensi cairan. Penurunan haluaran urine dapat mengindikasikan ancaman gagal ginjal

2. Kaji anak untuk deteksi edema, ukur lingkar abdomen setiap 8 jam dan (untuk anak laki-laki) periksa pembengkakan pada skrotum

Rasional : Pengkajian dan pengukuran yangs ering memungkinkan deteksi dini dan pemberian terapi yang tepat terhadap setiap perubahan kondisi anak. Lingkar abdomen yang bertambah dan pembengkakan pada skrotum biasanya mengindikasikan asites

3. Pantau anak dengan cermat untuk melihat efek samping pemberian terapi diuretik, khususnya ketika menggunakan hidroklorotiazid atau furosemid

Rasional : Obat-obatan diuretik ini dapat menyebabkan hipokalemua sehingga membutuhkan pemberian suplemen kalium per intravena

Page 14: Asuhan Keperawatan Anak Dengan Gagal Ginjal Kronik

4. Pantau dan catat asupan cairan yang masuk

Rasional : Anak membutuhkan pembatasan asupan cairan akibat retensi cairan dan penurunan laju filtrasi glomerulus, ia juga membutuhkan restriksi asupan natrium

5. Kaji warna, konsistensi dan berat jenis urine anak

Rasional : Urine yang berbusa mengindikasikan peningkatan deplesi protein, suatu tanda kerusakan fungsi ginjal 

6. Pantau semua hasil uji laboratorium

Rasional : Peningkatan kadar nitrogen urea darah dan kreatinin dapat mengindikasikan kerusakan fungsi ginjal

2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia

1. Tujuan

Anak akan mengalami peningkatan asupan nutrisi yang berhubungan dengan anoreksia dan makan sekurang-kurangnya 80% porsi setiap kali makan

2. Intervensi1. Beri diet tinggi karbohidrat

Rasional : Diat tinggi karbohidrat biasanya terasa lebih lezat dan memberi kalori esensial bagi anak 

2. Berikan makanan porsi kecil dalam frekuensi sering, yang mencakup beberapa makanan favorit anak

Rasional : menyediakan makanan dalam porsi kecil yang lebihs ering untuk satu kali makan tidak akan memmbebani anak sehingga mendorongnya untuk makan lebih banyak setiap kali anak duduk, dengan memberi anak makanan favoritnya akan memastikan ia mengkonsumsi setiap porsi makanan lebih banyak

3. Batas asupan natrium dan protein anak sesuai program

Page 15: Asuhan Keperawatan Anak Dengan Gagal Ginjal Kronik

Rasional : Karena matrium dapat menyebabkan retensi cairan, biasanya natrium dibatasi pada anak dengan gangguan ini. Pada kasus-kasus berat, ginjal tidak mampu metabolisasi protein sehingga membutuhkan restriksi protein

3. Risiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan imobiltas, pruritus dan edema

1. Tujuan

Anak akan mempertahankan kulit yang berhubungan dengan imobiltas dan esdema dengan kriteria tidak ada kemerahan, edema, serta keruskan kulit

2. Intervensi1. Beri matras busa berlekuk sebagai tempat tidur anak

Rasional : Matras busa berlekuk mengalasi bagian-bagian tulang yang menonkol kerusakan kulit

2. Bantu anak mengubah posisi setiap 2 jam

Rasional : Mengganti posisi dengans ering dapat mengurangu tekanan pada area kapiler dan meningkatkan sirkulasi sehingga mengurangi risiko kerusakan kulit

3. Mandikan anak setiap hari, menggunakan sabun mengandung lemak tinggi

Rasional : Deodoran dan sabun yang mengandung parfum dapat mengeringkan kulit sehingga mengakibatkan kerusakan kulit

4. Topang dan tinggikan ekstremitas yang mengalami edema

Rasional : Menopang dan meninggikan ekstremitas dapat meningkatkan alir-balik vena dan dapat mengurangi pembengkakan

5. Pada anak laki-laki, letakkan bantalan disekitar skrotumnya

Page 16: Asuhan Keperawatan Anak Dengan Gagal Ginjal Kronik

Rasional : Pemberian bantalan dapat mencegah kerusakan kulit

4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelelahan1. Tujuan

Anak akan mengalami peningkatan toleransi beraktivitas yang ditandai oleh kemampuan bermain dalam waktu yang lama

2. Intervensi1. Jadualkan periode istirahat untuk setiap kali beraktivitas

Rasional : Periode istirahat yangs ering dapat menyimpan energi dan mengurangi produksi sisa metabolit yang dapat membebani kerja ginjal lebih lanjut

2. Sediakan permainan yang tenang dan menantang sesuai dengan usia anak

Rasional : Permainan yang demikian dapat menyimpan energi, tetapi mencegah kebosanan

3. Kelompokkan asuhan keperawatan anak untuk memungkinkan anak tidur tanpa gangguan di malam hari 

Rasional : mengelompokkan pemberian asuhan keperawatan, membantu anak tidur sesuai dengan kebutuhan.

5. Pola napas inefektif berhubungan dengan hiperventilasi dan dispnea1. Tujuan

Anak akan mempertahankan status pernapasan dengan adekuat yang ditandai oleh warna kulit kemerahmudaa, frekuensi napas normal, bunyi napas bersih dan gerakan udara yang efektif

2. Intervensi1. Bantu anak untuk batuk, membalikkan badan dan bernapas

dalam setiap 2 jam

Page 17: Asuhan Keperawatan Anak Dengan Gagal Ginjal Kronik

Rasional : Batuk dapat membuang lendir dari paru, membalikan badan dapat mengeluarkan sekresi, napas dalam dapat meningkatkan oksigenasi.

2. Lakukan fisioterapi dada setiap 4 jam

Rasional : Fisioterapi dada menanggalkan dan membuang sekresu membuat bernapas lebih mudah

3. Lakukan pengisapan pada anak, jika dibutuhkan

Rasional : Pengisapan membantu membersihkan lendir dari jalan napas

4. Kaji peningkatan frekuensi napas, penurunan gerakan udara, bunyi napas kasar, perubahan warna atau konsistensi sputum

Rasional : Tanda-tanda infeksi pernapasan biasanya mengindikasikan pemberian antibiotik 

6. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan kelemahan, paralisis hipotonik atau paralisis /hemiparesis, kehilangan keseimbangan dan koordinasi (Doenges, 2000 : 296; Smeltzer & Bare, 2002: 2139; Tucker, 1997: 489 ; Hudak & Gallo, 1996 : 266)

1. Tujuan

Klien terbebas dari komplikasi imobilitas yang dapat dicegah dengan kriteria : terbebas dari kontraktur, footdrop mennujukkan perilaku melakukan aktivitas, terbebas dari atelektasis, nyeri akibat tekanan dan trombosis vena dalam

2. Intervensi1. Kaji dan catat derajat ketidakmampuan fungsional 

Rasional : Mengidentifikasi kekuatan /kelemahan dan dapat memberikan informasi mengenai pemulihan. Bantu dalam pemilihan terhadap intervensi.

2. Pertahankan tirah baring : posisikan pasien untuk mendapatkan kenyamanan

Page 18: Asuhan Keperawatan Anak Dengan Gagal Ginjal Kronik

Rasional : Membantu mempertahankan ekstensi pinggul fungsional tetapi kemungkinan akan meningkatkan ansietas terutama mengenai kemampuan pasien untuk bernapas

3. Sangga ekstremitas dengan bantal dan papan kaki 

Rasional : Selama paralisis flasid, penggunaan penyangga dapat menurunkan risiko terjadinya subluksasio lengan

4. Ubah posisi setiap 2 sampai 4 jam, lakukan perawatan kulit setiap 2 sampai 4 jam sesuai indikasi 

Rasional : Menurunkan risiko terjadinya trauma/iskemia jaringan. Daerah yang terkena mengalami perburukan/sirkulasi yang lebih jelek dan menurunkan sensasi dan lebih besar menimbulkan kerusakan pada kulit/dekubitus

5. Lakukan latihan rentang gerak pasif pada semua ekstremitas setelah melewati fase akut

Rasional : Meminimalkan atrofi otot, meningkatkan sirkulasi, membantu mencegah kontraktur. 

6. Berikan dorongan untuk melakukan ambulasi sesuai toleransi 

Rasional : Latihan secara bertahan dapat meningkatkan kemampuan melakukan aktivitas tanpa disertai dengan perubahan tekanan darah dan nadi serta kelelahan.

7. Kemudian anjurkan pasien untuk berjalan di ruangan atau lorong selama 15 menit empat kali sehari 

Rasional : dapat melatih ketahanan tubuh terhadap aktivitas

8. Konsulkan dengan bagian terapi fisik untuk menentukan jadwal program latihan 

Rasional : program yang khusus dapat dikembangkan untuk menemukan kebutuhan yang berarti/menjaga

Page 19: Asuhan Keperawatan Anak Dengan Gagal Ginjal Kronik

kekurangan tersebut dalam keseimbangan, koordinasi dan kekuatan

9. Pertahankan waktu istirahat yang telah direncanakan 

Rasional : Istirahat dapat menghemat energi untuk melakukan aktivitas sehingga klien tidak terlalu kelelahan

7. Perubahan proses keluarga berhubungan dengan anak menderita penyakit kronis (gagal ginjal kronis)

1. Tujuan

Pasien dan keluarga mendapat dukungan yang adekuat dan keluarga dapat terlibat dengan kelompok-kelompok khusus

2. Intervensi1. Kenali masalah keluarga dan kebutuhan akan informasi dan

dukungan

Rasional : dengan mengkaji masalah yang dihadapi keluarga perawat dapat membuat rencana intervensi yang tepat serta dapat melakukan pendekatan dengan keluarga dengan cara yang tepat.

2. Kaji pemahaman keluarga tentang diagnosa dan rencana perawatan

Rasional : Tingkat pemahaman keluarga tentang penyakit dan terapinya sangat diperlukan perawat dapat menentukan intervensi yang tepat

3. Tekankan dan jelaskan penjelasan profesional kesehatan tentang kondisi anak, prosedur dan terapi yang dianjurkan serta prognosanya

Rasional : penjelasan yang tepat dari profesonal akan mempertegas bahwa informasi yang didapatkan tentang penyakit dan terainya tersebut tepat 

4. Gunakan setiap kesempatan untuk meningkatkan pemahaman keluarga tentang penyakit dan terapinya dan ulangi informasi seseirng mungkin 

Page 20: Asuhan Keperawatan Anak Dengan Gagal Ginjal Kronik

Rasional : Untuk memfasilitasi keluarga belajar dan meningkatkan kemampuannya dalam merawat klien

5. Bantu orang tua mengintepretasikan perilaku dan respon bayi atau anak 

Rasional : Menginteoretasikan perilaku dan respon bayi atau anak secara tepat dapat membantu keluarga dalam mengambil keputusan kapan harus lapor perawat atau dokter

6. Sambut keberadaan keluargatanpa batas

Rasional : untuk meningkatkan hubungan keluarga

7. Dorong keluarga untuk memberikan barang-barang yang berarti dan dapat diatur pafa anak

Rasional : Untuk memberikan rasa aman

8. Rujuk pada kelompok pendukung dan lembaga-lembaga khusus (mis yayasan gagal ginjal Indonesia)

Rasional : untuk dukungan interpersonal tambahan dan konkret (misalnya pelayanan sosial, rohaniawan dan yayasan Epilepsi Indonesia)

8. Nyeri akut berhubungan dengan nyeri tulang dan deformitas1. Tujuan

Anak akan memperlihatkan peningkatan rasa nyaman ditandai oleh tampilan wajah yang rileks, keterlibatan aktif dalam bermain dan ekspresi rasa nyaman

2. Intervensi1. Kaji anak untuk menilai keparahan dan lokasi nyeri atau

rasa tidak nyaman, dengan menggunakan instrumen pengkajian nyeri pediatrik (seperti: interval wajah atau number line pain-rating)

Rasional : Memahami keparahan dan lokasi nyeri anak membantu menentukan upaya kontrol nyeri yang tepat.

Page 21: Asuhan Keperawatan Anak Dengan Gagal Ginjal Kronik

Intervensi meliputi medikasi, pengaturan posisi, pengalihan, imajinasi, relaksasi dan teknik pernapasan

2. Tempatkan anak pada posisi yang nyaman ketika mempertahankan kesejajaran tubuh yang tepat dan menopang titik tekanan

Rasional : Pengaturan posisi yang demikian menghindari terjadinya kontraktur, kram dan pemberian tekanan pada satu bagian tubuh selama periode waktu yang lama

3. Beri anak kesempatan untuk membawa objek yang sudah dikenali dari rumah, misalnya mainan dans elimut

Rasional : Objek yang mudah dikenali anak dapat meningkatkan rasa aman dan mengurangi kecemasan yang dapat mempengaruhi tingkat kenyamanan anak

4. Berikan obat analgesik sesuai program

Rasional : Obat analgesik dapat menredakan rasa nyeri sehingga meningkatkan rasa nyaman anak

5. Lakukan aktivitas pengalihan, misalnya, mainan, games, televisi atau buku

Rasional : Aktivitas pengalihan dapat mengalihkan anak dari rasa nyeri

9. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang sumber informasi tentang penyakit dan penanganannya

1. Tujuan

Orang tua akan mengekspresikan pemahaman tentang instruksi perawatan di rumah

 

2. Intervensi1. Jelaskan kepada orang tua tentang patofisiologi penyakit

Page 22: Asuhan Keperawatan Anak Dengan Gagal Ginjal Kronik

Rasional : Penjelasan yang demikian membantu orang tua memahami penyakit dan pentingnya melanjutkan terapi di rumah

2. Yakinkan kembali orang tua bahwa penyakit tersebut jarang menyebabkan efek jangka panjang

Rasional : Orang tua biasanya khawatir tentang efek penyakit, khususnya jika menjalani dialisis selama fase akut penyakit

3. Jelaskan kepada orang tua tentang pentingnya mempertahankan anak pada restriksi diet natrium, sampai edema mereda dan fungsi ginjal kembali normal

Rasional : Diet restriksi natrium diperlukan karena asupan natrium yang berlebihan dapat menghalangi ekskresi air

4. Instruksikan orang tua untuk membatasi aktivitas anak sampai dokter menyetujui bahwa anak dapat melakukan aktivitas seperti sediakala

Rasional : Restriksi natrium diperlukan untuk mencegah stres pada ginjal yang dapat menyebabkan kekambuhan penyakit 

5. Ajarkan orang tua tentang tanda dan gejala infeksi pernapasan atas, seperti meningkatkanya suhu tubuh, nyeri tenggorok dan batuk, juga ajarkan mereka tentang tanda gagal ginjal, misalnya penurunan haluaran urine, kenaikan berat badan dan edema

Rasional : Dengan mengetahui tanda dan gejala gagal ginjal maka mendorong orang tua mencari bantuan medis saat diperlukan

6. Anjurkan orang tua untuk menepati semya perjanjian tindak lanjut

Rasional : Suatu kunjungan tidak lanjut sangat diperlukan untuk menentujkan resolusi penyakit dan mendeteksi komplikasi

Page 23: Asuhan Keperawatan Anak Dengan Gagal Ginjal Kronik

AKPER PPNI. (2008). Askep Gagal Ginjal

Kronik.http://akperppnisolojateng.blogspot.com/2008/09/.html. Diakses

tanggal 16 Maret 2009

Corwin, E.J. (2001). Buku Saku Patofisiologi(terjemahan). Cetakan 1. Jakarta :

Penerbit Buku Kedokteran EGC 

Engram, B. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan Medikal-Bedah (terjemahan).

Volume 1. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC 

Hanif. (2007). Gagal Ginjal Kronik. .http://hanif.web.ugm.ac.id/gagal-ginjal-

kronik/. Diakses tanggal 16 Maret 2009 

Ismar. 92008). Waspada, Gagal Ginjal Pada

Anak.http://ismar71.wordpress.com/2008/03/29. Diakses tanggal 16

Maret 2009

Lukman, (2009). Anatomi Fisiologi Sistem

Perkemihan.http://lukmanrohimin.blogspot.com.html. Diakses tanggal 16

Maret 2009 

Sahabat Ginjal. (2009). Penyakit Ginjal Kronik Pada

Anak.http://www.sahabatginjal.com/display_articles.aspx?artid=35.

Diakses tanggal 16 Maret 2009 

Smeltzer, S.C dan Bare, B.G. (2002). Buku Ajar kepertawatan Medikal-

Bedah Brunner & Suddarth (terjemahan). Edisi 8. Jakarta : Penerbit Buku

Kedokteran EGC 

Speer, K.M. (2008). Rencana Asuhan Keperawatan Pediatrik dengan Clinical

Pathways (terjemahan). Edisi 3. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC

Stein, J.H. (2001). Panduan Klinik Ilmu Penyakit Dalam (terjemahan). Edisi 3.

Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC 

STIKIM.(2008). Gagal Ginjal

Kronik.http://www.stikim.ac.id/stikim/download/.Diakses tanggal 16

Maret 2009

Page 24: Asuhan Keperawatan Anak Dengan Gagal Ginjal Kronik

Wong, D/L. (2004). Pedoman Klinis Keperawatan pediatric (terjemahan). Edisi 4.

Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC