asuhan kebidanan pada an. a umur 4 bulan...

78
ASUHAN KEBIDANAN PADA An. A UMUR 4 BULAN DENGAN ISPA SEDANG DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA TAHUN 2013 KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir Pendidikan Diploma III Kebidanan Disusun Oleh : INTAN NANDIA SAPUTRI B09.086 PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2013 PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com

Upload: others

Post on 28-Jan-2021

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • ASUHAN KEBIDANAN PADA An. A UMUR 4 BULAN DENGAN

    ISPA SEDANG DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

    TAHUN 2013

    KARYA TULIS ILMIAH

    Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir

    Pendidikan Diploma III Kebidanan

    Disusun Oleh :

    INTAN NANDIA SAPUTRI

    B09.086

    PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN

    SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

    SURAKARTA

    2013

    PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com

  • PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com

  • PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com

  • KATA PENGANTAR

    Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

    melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

    Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Asuhan Kebidanan pada An. A Umur 4 Bulan

    dengan ISPA Sedang di RSUD Dr. Moewardi Surakarta Tahun 2013” untuk

    memenuhi tugas akhir sebagai syarat menyelesaikan pendidikan Ahli Madya

    Kebidanan Kusuma Husada Surakarta.

    Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapatkan

    bantuan, bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu pada

    kesempatan ini perkenankan penulis menyampaikan terima kasih kepada :

    1. Ibu Dra. Agnes Sri Harti M.Si, selaku Ketua STIKes Kusuma Husada

    Surakarta.

    2. Ibu Dheny Rohmatika S.SiT, selaku Ka.Prodi D III Kebidanan STIKes

    Kusuma Husada Surakarta.

    3. Ibu Arista Apriani SST, selaku pembimbing yang telah membantu dan

    memberikan bimbingan pada penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

    4. Seluruh Dosen dan Staff Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada

    Surakarta yang telah membantu dengan memberikan dorongan dalam

    penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

    5. Drg. Basoeki Soetardjo MMR, selaku Direktur RSUD Dr. Moewardi yang

    telah memberikan ijin untuk melaksanakan pengambilan data awal dan

    pengambilan kasus di tempat praktek.

    PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com

  • 6. Keluarga Ny. S yang telah bersedia menjadi pasien dalam pengambilan kasus

    dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah.

    7. Perpustakaan Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta yang

    telah menyediakan buku referensi yang penulis perlukan untuk menyelesaikan

    Karya Tulis Ilmiah ini.

    8. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini

    Penulis menyadari Karya Tulis Ilmiah ini masih banyak kekurangan,

    dengan demikian saran dan kritik yang sangat membantu penulis harapkan dan

    penulis terima dengan senang hati. Penulis berharap semoga Karya Tulis ini

    bermanfat bagi para pembaca pada umumnya dan tenaga kesehatan lain pada

    khususnya.

    Surakarta, Juli 2013

    Penulis

    PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com

  • Prodi D III Kebidanan STIKES Kusuma Husada Surakarta Karya Tulis Ilmiah, Juli 2013 Intan Nandia Saputri B09.086

    ASUHAN KEBIDANAN PADA An. A UMUR 4 BULAN DENGAN ISPA SEDANG DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA TAHUN 2013

    (xii + 64 halaman + gambar + 9 lampiran)

    INTISARI

    Latar Belakang : Menurut Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2009, Angka Kematian Balita (AKB) di Indonesia sebesar 44 per 10.000 kelahiran hidup. Penyebab utama kesakitan dan kematian balita di Indonesia yaitu Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) yaitu sebesar 28%. Secara umum efek pencemaran udara terhadap saluran pernafasan dapat menyebabkan pergerakan silia hidung menjadi lambat dan kaku bahkan dapat berhenti sehingga tidak dapat membersihkan saluran pernafasan akibat iritasi oleh bahan pencemar. ISPA merupakan penyakit infeksi yang menyerang salah satu bagian atau lebih dari saluran nafas mulai dari hidung (saluran atas) hingga alveoli (saluran bawah) termasuk jaringan adnetsanya, seperti sinus, rongga telinga tengah dan pleura. Data di RSUD Dr. Moewardi pada bulan Januari sampai dengan September 2012 didapatkan jumlah 785 balita sakit. Balita sakit ISPA 87 balita (11,1%) ISPA berat 43 balita (5,5%), ISPA sedang 28 balita (3,6%) dan ISPA ringan 16 balita (2,04%) Tujuan : mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada balita Ny. S dengan Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) sedang menurut manajemen kebidanan menurut Varney. Metodologi : Jenis studi kasus menggunakan metode deskriptif, lokasi studi kasus di RSUD Dr. Moewardi Surakarta, subjek studi kasus adalah balita Ny. S dengan Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) sedang, waktu pelaksanaan studi kasus dilaksanakan pada tanggal 30 Mei sampai 02 April 2013, tehnik pengumpulan data menggunakan data primer yang diperoleh dengan pemeriksaan fisik yang meliputi inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi serta wawancara dan observasi sedangkan data sekunder meliputi studi kepustakaan dan studi dokumentasi, dan alat yang dibutuhkan untuk pemeriksaan (format askeb, termometer, stetoskop), alat dan bahan untuk observasi (alat ukur tinggi badan, timbangan berat badan, pita LILA, stetoskop, termometer) dan untuk dokumentasi Hasil : Setelah dilakukan asuhan kebidanan selama 4 hari adalah ibu mengerti dan bersedia melakukan perawatan anak di rumah, sudah diberikan pendidikan kesehatan tentang penyakit ISPA dan ibu sudah mengerti, ibu mengerti cara memberikan obat, ibu bersedia untuk menjaga kebersihan lingkungan sekitar, ibu bersedia untuk kontrol ulang ke poli anak jika keadaan anak belum stabil dan bila ada keluhan. Kesimpulan : Pada kasus balita Ny. S dengan ISPA sedang penulis menemukan adanya kesenjangan antara teori dan kasus yang ada dilahan yaitu pada pengkajian, perencanaan dan pelaksanaan.

    Kata Kunci : Asuhan kebidanan, balita, ISPA sedang Kepustakaan : 33 literatur (2004 – 2012)

    PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com

  • MOTTO DAN PERSEMBAHAN

    MOTTO

    � Pelajari apapun yang kita bisa, kapanpun, dan dari siapapun. Di sanalah nanti

    akan tiba waktunya anda mendapat sesuatu yang menyenangkan.

    � Suatu kesalahan tidak semestinya diselesaikan dan tidak harus diulangi,

    melainkan dijadikan suatu pelajaran karena suatu kesalahan adalah guru di

    masa yang akan datang.

    � Belajarlah dari kesalahan orang lain. kita tak dapat hidiup cukup lama untuk

    melakukan semua kesalhan itu sendiri (Robert Hall)

    � Teman sejati adalah ia yang meraih tangan anda dan menyentuh hati anda

    (Mahatma Gandhi)

    PERSEMBAHAN :

    Karya Tulis Ilmiah ini penulis

    persembahkan teruntuk :

    1. Allah SWT yang telah memberikan

    rahmat dan hidayah-Nya sehingga

    penulis mampu menyelesaikan Karya

    Tulis Ilmiah ini.

    2. Kedua orang tua dan mertua ku yang

    telah memberikan kasih sayang

    selama ini kepada penulis.

    3. Suami dan anakku yang telah

    memberikan semangat dan kasih

    sayang selama ini.

    4. Teman-teman ku seperjuangan di

    STIKes Kusuma Husada jangan

    pernah menyerah karena perjalanan

    masih panjang.

    5. Almamater tercinta.

    PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com

  • CURICULUM VITAE

    BIODATA

    Nama : Intan Nandia Saputri

    Tempat / Tanggal Lahir : Purwosari, 18 Oktorber 1990

    Agama : Islama

    Jenis Kelamin : Perempuan

    Alamat : Ngepos RT 001, Desa Jetak, Kecamatan Sidoharjo,

    Kabupaten Sragen

    RIWAYAT PENDIDIKAN

    1. SD N Karang Tengah 3 Lulus tahun 2003

    2. SMP N 3 Sragen Lulus tahun 2006

    3. SMA PGRI Sragen Lulus tahun 2009

    4. Program Studi Diploma III Kebidanan STIKES Kusuma Husada Surakarta

    PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com

  • DAFTAR ISI

    Halaman

    HALAMAN JUDUL ................................................................................. i

    HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................... ii

    HALAMAN PENGESAHAN .................................................................... iii

    KATA PENGANTAR ............................................................................... iv

    INTISARI .................................................................................................. vi

    MOTTO DAN PERSEMBAHAN .............................................................. vii

    CURICULUM VITAE ............................................................................... viii

    DAFTAR ISI ............................................................................................. ix

    DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xi

    BAB I. PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang .................................................................. 1

    B. Perumusan Masalah .......................................................... 3

    C. Tujuan Studi Kasus ........................................................... 3

    D. Manfaat Studi Kasus ......................................................... 4

    E. Keaslian Studi Kasus ........................................................ 5

    F. Sistematika Penulisan ........................................................ 6

    BAB II. TINJAUAN TEORI

    A. Teori Medis ........................................................................ 8

    1. Balita ......................................................................... 8

    2. Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) ..................... 11

    3. Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) Sedang ......... 15

    B. Teori Asuhan Kebidanan .................................................... 20

    PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com

  • C. Data Perkembangan ............................................................ 33

    D. Landasan Hukum ............................................................... 34

    BAB III. METODOLOGI

    A. Jenis Studi Kasus ............................................................... 35

    B. Lokasi Studi Kasus ............................................................. 35

    C. Subyek Studi Kasus ............................................................ 35

    D. Waktu Studi Kasus ............................................................. 36

    E. Instrumen Studi Kasus ........................................................ 36

    F. Teknik Pengumpulan Data ................................................. 36

    G. Alat-alat yang Dibutuhkan ................................................. 39

    BAB IV. TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN

    A. Tinjauan Kasus .................................................................. 40

    B. Pembahasan ....................................................................... 56

    BAB V. PENUTUP

    A. Kesimpulan ........................................................................ 62

    B. Saran .................................................................................. 64

    DAFTAR PUSTAKA

    LAMPIRAN

    PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com

  • DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1. Surat Permohonan Ijin Pengambilan Data Awal

    Lampiran 2. Surat Balasan Pengambilan Data Awal

    Lampiran 3. Surat Permohonan Ijin Pengambilan Kasus

    Lampiran 4. Surat Balasan Pengambilan Kasus

    Lampiran 5. Lembar Persetujuan Pasien

    Lampiran 6. SAP Cara Merawat Anak + Leaflet

    Lampiran 7. SAP Penyakit ISPA Sedang + Leaflet

    Lampiran 8. SAP Makanan Bergizi untuk Anak + Leaflet

    Lampiran 9. Lembar Konsultasi

    PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com

  • BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Anak balita merupakan salah satu populasi paling berisiko terkena

    bermacam gangguan kesehatan (kesakitan dan kematian). Menurut Survei

    Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2009, Angka Kematian

    Balita (AKB) di Indonesia sebesar 44 per 10.000 kelahiran hidup.�Penyebab

    utama kesakitan dan kematian balita di Indonesia yaitu Infeksi Saluran

    Pernafasan Akut (ISPA) yaitu sebesar 28% (Depkes RI, 2010).

    Berdasarkan data profil kesehatan provinsi Jawa Tengah, Angka

    Kematian Balita sebesar 23,14 per 1.000 kelahiran hidup, pada akhir tahun

    2009 angka kematian balita dengan ISPA mencapai 3 per 1.000 balita

    (Profil Jateng, 2009). Data Profil Dinas Kesehatan Kota Surakarta tahun 2009

    menunjukkan bahwa angka kematian balita yang disebabkan oleh penyakit

    ISPA yaitu sebesar 33,02% (Dinkes Kota Surakarta, 2010).

    Secara umum efek pencemaran udara terhadap saluran pernafasan dapat

    menyebabkan pergerakan silia hidung menjadi lambat dan kaku bahkan dapat

    berhenti sehingga tidak dapat membersihkan saluran pernafasan akibat iritasi

    oleh bahan pencemar. Produksi lendir akan meningkat sehingga menyebabkan

    penyempitan saluran pernafasan dan rusaknya sel pembunuh bakteri di saluran

    pernafasan. Akibat dari hal tersebut akan menyebabkan kesulitan bernafas

    sehingga benda asing tertarik dan bakteri lain tidak dapat dikeluarkan dari

    saluran pernafasan, hal ini akan memudahkan terjadinya infeksi saluran

    pernafasan.

    PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com

  • ISPA merupakan penyakit infeksi yang menyerang salah satu bagian

    atau lebih dari saluran nafas mulai dari hidung (saluran atas) hingga alveoli

    (saluran bawah) termasuk jaringan adnetsanya, seperti sinus, rongga telinga

    tengah dan pleura (Depkes, 2005). Gejala yang sering timbul pada ISPA

    sedang meliputi pernafan lebih dari 50 x/menit, suhu lebih dari 390C,

    tenggorokan berwarna kemerahan, timbul bercak pada kulit menyerupai

    campak, telinga sakit mengeluarkan nanah dari lubang telinga, permafasan

    berbunyi mendengkur dan mencuit-cuit (Nelson, 2007). Penyakit ISPA sedang

    yang tidak mendapatkan pengobatan dan perawatan yang baik dapat

    menimbulkan pneumonia yang berlanjut pada kematian karena adanya sepsis

    yang meluas (Whaley and Wong, 2000).

    Berdasarkan data dari catatan medik di RSUD Dr. Moewardi Surakarta

    pada bulan Januari sampai dengan September 2012 didapatkan jumlah 785

    balita sakit. Balita sakit typhoid 258 balita (32,9%), balita sakit gastroenteritis

    170 balita (21,7%), balita mengalami DHF 144 balita (18,3%), balita sakit

    febris 126 balita (16,1%) dan balita sakit ISPA 87 balita (11,1%) yang terdiri

    dari ISPA berat 43 balita (5,5%), ISPA sedang 28 balita (3,6%) dan ISPA

    ringan 16 balita (2,04%).

    Mengingat masih adanya kasus balita dengan ISPA sedang yang masih

    tinggi dan untuk mengurangi jumlah balita dengan ISPA sedang di Surakarta,

    maka penulis tertarik untuk melaksanakan studi kasus dengan judul “Asuhan

    Kebidanan pada An. A Umur 4 bulan dengan Infeksi Saluran Pernafasan Akut

    (ISPA) Sedang di RSUD dr. Moewardi Surakarta Tahun 2013”.

    PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com

  • B. Perumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang di atas maka perumusan masalah adalah

    sebagai berikut : “Bagaimanakah penatalaksanaan Asuhan Kebidanan pada An.

    A umur 4 bulan dengan Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) Sedang di

    RSUD Dr. Moewardi Surakarta Tahun 2013 dengan menggunakan pendekatan

    asuhan kebidanan menurut Varney?”.

    C. Tujuan Studi Kasus

    1. Tujuan Umum

    Penulis mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada An. A umur 4 bulan

    dengan Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) sedang menurut

    manajemen kebidanan menurut Varney.

    2. Tujuan Khusus

    a. Mahasiswa mampu :

    1) Melakukan pengkajian secara menyeluruh pada An. A umur 4 bulan

    dengan Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) sedang.

    2) Menginterpretasikan data dengan merumuskan diagnosa kebidanan,

    masalah, dan kebutuhan pada An. A umur 4 bulan dengan Infeksi

    Saluran Pernafasan Akut (ISPA) sedang.

    3) Mengidentifikasi diagnosa potensial pada An. A umur 4 bulan

    dengan Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) sedang.

    4) Mengidentifikasi terhadap tindakan segera pada An. A umur 4

    bulan dengan Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) sedang.

    5) Melakukan perencanaan asuhan menyeluruh dengan tepat dan

    rasional berdasarkan keputusan yang dibuat pada An. A umur 4

    bulan dengan Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) sedang.

    PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com

  • 6) Melakukan pelaksanaan asuhan kebidanan pada An. A umur 4

    bulan dengan Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) sedang sesuai

    perencanaan secara efektif dan aman.

    7) Mengevaluasi asuhan yang diberikan pada An. A umur 4 bulan

    dengan Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) sedang sehingga

    dapat mengetahui hasil yang diperoleh.

    b. Menganalisa kesenjangan antara teori dan kasus nyata dilapangan

    termasuk faktor pendukung dan penghambat An. A umur 4 bulan

    dengan Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) sedang.

    c. Memberikan alternatif pemecahan masalah pada An. A umur 4 bulan

    dengan Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) sedang.

    D. Manfaat Studi Kasus

    1. Bagi Diri Sendiri

    Dapat menerapkan teori yang didapat di bangku kuliah dalam praktek di

    lahan, serta memperoleh pengalaman secara langsung dalam masalah

    memberikan asuhan kebidanan pada balita dengan Infeksi Saluran

    Pernafasan Akut (ISPA) sedang.

    2. Bagi Profesi

    Dapat melaksanakan asuhan kebidanan pada balita dengan Infeksi Saluran

    Pernafasan Akut (ISPA) sedang dan menekan angka kesakitan maupun

    angka kematian.

    3. Bagi Institusi

    a. Rumah Sakit

    Memberikan masukan dalam penyusunan kebijakan program pelayanan

    kebidanan khususnya tentang balita dengan Infeksi Saluran Pernafasan

    Akut (ISPA) sedang.

    PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com

  • b. Pendidikan

    Untuk menambah wacana dan referensi bagi pembaca diperpustakaan

    dan informasi mengenai asuhan kebidanan pada balita sakit dengan

    Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) sedang.

    E. Keaslian Studi Kasus

    Studi kasus dengan judul asuhan kebidanan pada balita dengan Infeksi

    Saluran Pernafasan Akut (ISPA) sedang pernah dilakukan oleh :

    1. Nyna Prymi Setyorini (2008) dengan judul “Asuhan Kebidanan pada Anak

    A dengan Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) Sedang di Ruang Bakung

    RS Panti Waluyo Surakarta”. Asuhan yang diberikan yaitu pemberian terapi

    paracetamol dosis 3 x 100 mg, CTM 3 x 25 mg, gliserin guaiacolact dosis

    3 x 50 mg, ambroxol 3 x 100 mg. Hasil dari asuhan yang diberikan pada

    balita A selama 4 hari yaitu keadaan umum baik, tenggorokan sudah tidak

    terlihat merah, telinga sudah tidak sakit dan tidak mengeluarkan nanah,

    pernafasan kembali normal dan tidak ada indikasi yang mengarah ke ISPA

    berat.

    2. Yuliana dwi hastari (2009) dengan judul “Asuhan Kebidanan Pada Balita Z

    Dengan Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) sedang di RSUD Kota

    Surakarta”. Asuhan yang diberikan yaitu pemberian terapi dengan diberi

    puyer 10 bungkus, diberikan 3 x 1 per hari berisi Codixen dosis 3 x 250 mg,

    paracetamol dosis 3 x 100 mg, CTM 3 x 25 mg, gliserin guaiacolact dosis

    3 x 50 mg, ambroxol 3 x 100 mg. Hasil dari asuhan yang diberikan pada

    balita Z selama 5 hari yaitu keadaan umum baik, suhu tubuh kembali

    normal, batuk sudah hilang dan pernafasan kembali normal.

    PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com

  • 3. Hastari (2009) dengan judul “Asuhan Kebidanan pada An. Z dengan ISPA

    sedang di RSUD Kota Surakarta”. Asuhan yang diberikan yaitu pemberian

    terapi gliserin guaiacolact dosis 3 x 50 mg, ambroxol 3 x 100 mg. Hasil dari

    asuhan yang diberikan pada balita Z selama 5 hari yaitu keadaan umum

    baik, suhu tubuh normal, bunyi nafas tidak mengorok, nafas kembali

    normal, tidak ditemukan adanya indikasi ISPA berat.

    Persamaan studi kasus dengan keaslian diatas terletak pada jenis berupa studi

    kasus dan tentang ISPA sedang, perbedaan studi kasus dengan keaslian terletak

    pada subjek, waktu dan lokasi.

    F. Sistematika Penulisan

    Sistematika penulisan Karya Tulis Ilmiah ini terbagi menjadi 5 BAB

    yaitu :

    BAB I PENDAHULUAN

    Bab ini berisi tentang gambaran Karya Tulis Ilmiah secara

    keseluruhan yang meliputi latar belakang, perumusan masalah,

    manfaat studi kasus, tujuan studi kasus, keaslian studi kasus dan

    sistematika penulisan.

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA

    Bab ini menyajikan tentang teori medis yang meliputi pengertian

    balita, tahapan perkembangan balita, penyakit yang biasa terjadi

    pada balita, pengertian ISPA, tanda dan gejala, klasifikasi, etiologi,

    epidemiologi, patologi, manifestasi klinis, komplikasi pencegahan,

    pengertian ISPA sedang, gejala ISPA sedang, etiologi, klasifikasi,

    penyebaran penyakit, faktor resiko, penatalaksanaan, pencegahan,

    dan teori manajeman kebidanan yang meliputi pengkajian,

    PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com

  • interpretasi data, diagnosa potensial, antisipasi, perencanaan,

    pelaksanaan, evaluasi ditambah data perkembangan dengan

    menggunakan SOAP dan kerangka konsep serta landasan hukum.

    BAB III METODOLOGI

    Bab ini berisi tentang jenis studi kasus, lokasi studi kasus, subjek

    studi kasus, waktu studi kasus, instrument studi kasus, tehnik

    pengumpulan data, dan alat-alat yang dibutuhkan dalam studi

    kasus.

    BAB IV TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN

    Bab ini berisi tentang tinjauan kasus tentang asuhan kebidanan

    pada An. A umur 4 bulan dengan ISPA sedang di RSUD Dr.

    Moewardi Surakarta secara nyata sesuai dengan manajemen

    kebidanan menurut 7 langkah Varney yang dimulai dari pengkajian

    sampai evaluasi ditambah data perkembangan SOAP. Sedangkan

    pembahasan penulis menjelaskan tentang masalah atau kesenjangan

    yang ada antara teori dengan kasus yang penulis temukan dilahan.

    BAB V PENUTUP

    Bab ini terdiri dari kesimpulan dan saran. Kesimpulan merupakan

    inti pembahasan asuhan kebidanan pada anak dengan ISPA

    sedang. Saran merupakan alternatif pemecahan masalah dan

    tanggapan. Kesimpulan yang berupa kesenjangan pemecahan

    masalah hendaknya bersifat realistis dan operasional yang artinya

    saran itupun dapat dilaksanakan.

    DAFTAR PUSTAKA

    LAMPIRAN

    PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com

  • BAB II

    TINJAUAN TEORI

    A. Teori Medis

    1. Balita

    a. Pengertian

    Menurut Ferry (2007), balita adalah semua anak termasuk bayi baru

    lahir yang berusia 0 sampai menjelang 5 tahun.

    Menurut Nursalam (2005), balita adalah masa anak berusia 2 - 3 tahun.

    Sedangkan menurut Depkes RI (2005), balita adalah anak usia 12 – 59

    bulan.

    b. Tahapan perkembangan Balita

    Menurut Depkes RI (2005), tahapan perkembangan balita ada 6 tahapan

    yaitu :

    1) Umur 9 – 12 bulan

    Mengangkat badannya ke posisi berdiri, belajar berdiri selama

    30 detik atau berpegangan di kursi, dapat berjalan dengan dituntun,

    mengulurkan lengan/badan untuk meraih mainan yang diinginkan,

    menggenggam erat pensil, memasukkan benda ke mulut, mengulang

    menirukan bunyi yang didengar, menyebut 2 – 3 suku kata yang

    sama tanpa arti, mengekplorasi sekitar, ingin tahu, ingin menyentuh

    apa saja, bereaksi terhadap suara yang perlahan atau bisikan, senang

    diajak bermain “Ci, Luk, Ba”, mengenal anggota keluarga, takut

    pada orang yang belum dikenal.

    PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com

  • 2) Umur 12 – 18 bulan

    Berdiri sendiri tanpa berpegangan, membungkuk memungut

    mainan kemudian berdiri kembali, berjalan mundur 5 langkah,

    memanggil ayah dengan “papa”, memanggil ibu dengan kata

    “mama”, menumpuk 2 kubus, memasukkan kubus di kotak,

    menunjuk apa yang diinginkan tanpa menangis/merengek, anak bisa

    mengeluarkan suara yang menyenangkan atau menarik tangan ibu,

    memperlihatkan rasa cemburu/bersaing.

    3) Umur 18 – 24 Bulan

    Berdiri sendiri tanpa berpegangan 30 detik, berjalan tanpa

    terhuyung-huyung, bertepuk tangan, melambai-lambai, menumpuk 4

    buah kubus, memungut benda kecil dengan ibu jari dan jari telujuk,

    menggelindingkan bola ke arah sasaran, menyebut 3 – 6 kata yang

    mempunyai arti, membantu/menirukan pekerjaan rumah tangga,

    memegang cangkir sendiri, belajar makan-minum sendiri.

    4) Umur 24 – 36 bulan

    Jalan naik tangga sendiri, dapat bermain dan menendang bola

    kecil, mencorat-coret pensil pada kertas, bicara dengan baik,

    menggunakan 2 kata, dapat menunjukkan 1 atau lebih bagian

    tubuhnya ketika diminta, melihat gambar dan dapat menyebut

    dengan benar nama 2 benda atau lebih, membantu memungut

    mainannya sendiri atau membantu mengangkat piring jika diminta,

    makan nasi sendiri tanpa banyak tumpah, melepas pakaiannya

    sendiri.

    PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com

  • 5) Umur 36 – 48 bulan

    Berdiri 1 kaki 2 detik, melompat kedua kaki diangkat,

    mengayuh sepeda roda tiga, menggambar garis lurus, menumpuk 8

    buah kubus, mengenal warna 2 – 4 warna, menyebut nama, umur,

    tempat, mengerti arti kata di atas, di bawah, di depan, mendengarkan

    cerita, mencuci dan mengeringkan tangan sendiri, bermain bersama

    teman, mengikuti aturan permainan, mengenakan sepatu sendiri,

    mengenakan celana panjang, kemeja, baju.

    6) Umur 48 – 60 bulan

    Berdiri 1 kaki 6 detik, melompat-lompat 1 kaki, menari,

    menggambar tanda silang, menggambar lingkaran, menggambar

    orang dengan 3 bagian tubuh, mengancing baju atau pakaian boneka,

    menyebut nama lengkap tanpa dibantu, senang menyebut kata-kata

    baru, senang bertanya tentang sesuatu, menjawab pertanyaan dengan

    kata-kata yang benar, bicaranya mudah dimengerti, bisa

    membandingkan / membedakan sesutu dari ukuran dan bentuknya,

    menyebut angka menghitung jari, menyebut nama-nama hari,

    berpakaian sendiri tanpa dibantu, menggosok gigi tanpa dibantu,

    bereaksi tenang dan tidak rewel ketika ditinggal ibu.

    c. Penyakit yang biasa terjadi pada balita

    Menurut Kishore (2007), masalah yang sering timbal pada balita

    yaitu :

    1) Demam atau suhu tubuh di atas 37,50C.

    PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com

  • 2) Infeksi saluran pernafasan adalah penyakit infeksi yang menyerang

    salah satu bagian dari saluran nafas bagian atas maupun bagian

    bawah.

    3) diare adalah keadaan dimana BAB anak lebih 3 kali sehari dengan

    konsistensi encer.

    2. Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA)

    a. Pengertian

    ISPA adalah infeksi saluran pernapasan akut yang berlangsung

    sampai 14 hari yang dimaksud dengan saluran pernapasan adalah organ

    dari hidung sampai gelembung paru. Beserta organ-organ disekitar

    sinus, ruang telinga tengah dan selaput paru ispa hanya bersifat ringan

    seperti batuk dan pilek (Rasmaliah, 2007).

    ISPA adalah infeksi saluran pernapasan akut, istilah ini meliputi

    tiga unsur yakni infeksi, saluran pernapasan dan akut. Dengan

    pengertian infeksi adalah masuknya kuman atau mikro organisme

    kedalam tubuh manusia dan berkembang biak sehingga menimbulkan

    gejala penyakit. Saluran pernapasan adalah organ dari hidung hingga

    alvioli serta organ adneksanya seperti sinus-sinus rongga telinga tengah

    dan pleura. ISPA secara anatomis mencakup saluran pernapasan atas

    (Depkes RI, 2007).

    ISPA adalah radang akut saluran pernafasan atas maupun bawah

    yang disebabkan infeksi jasad remik atau bakteri, virus maupun rikitsia

    tanpa atau disertai radang parenkim paru (Vietha, 2009).

    PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com

  • b. Tanda dan gejala

    Pada umumnya suatu penyakit saluran pernapasan dimulai

    dengan keluhan-keluhan dan gejala-gejala yang ringan. Dalam

    perjalanan penyakit mungkin gejala-gejala menjadi lebih berat dan

    bila semakin berat dapat jatuh dalam keadaan kegagalan pernapasan

    dan mungkin meninggal. Bila sudah dalam kegagalan pernapasan maka

    dibutuhkan penatalaksanaan yang lebih rumit, meskipun demikian

    mortalitas masih tinggi, maka perlu diusahakan agar yang ringan tidak

    menjadi lebih berat dan yang sudah berat cepat-cepat ditolong dengan

    tepat agar tidak jatuh dalam kegagalan pernapasan (Rasmaliah, 2004).

    Sedangkan menurut Nelson (2007), tanda dan gejala ISPA sangat

    bervariasi antara lain demam, pusing, malaise, lemas, anoreksia,

    vornitus, malgia, photopobia, iritatle, gelisah, keluar sekret, dypsnoe,

    hipoksia dan dapat berlanjut pada gagal nafas apabila tidak

    mendapatkan pertolongan dan dapat mengakibatkan kematian.

    c. Klasifikasi ISPA

    Menurut derajat keparahannya, ISPA dibagi menjadi 3 golongan

    menurut (Nelson, 2007), yaitu :

    1) ISPA ringan (bukan pneumonia) yaitu jika tidak ada napas cepat,

    dan tidak ditemukan tarikan dinding dada bagian bawah.

    2) ISPA sedang (pneumonia) yaitu jika dalam pemeriksaan fisik

    ditemukan nafas cepat dengan frekuensi pernafasan 50 x/menit atau

    lebih (usia 2 – 12 bulan) atau frekuensi pernafasan 40 x/menit atau

    lebih (untuk usia 1 – 5 tahun).

    3) ISPA berat (pneumonia berat) yaitu jika ditemukan sesak nafas

    dalam pemeriksaan fisik dan saat inspirasi adanya tarikan dinding

    dada bagian bawah.

    PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com

  • d. Etiologi

    Menurut Vietha (2009), etiologi ISPA adalah lebih dari 200 jenis

    bakteri, virus dan jamur. Bakteri penyebabnya antara lain genus

    streptococus, Stafilococus, hemafilus, bordetella, hokinebacterium. Virus

    penyebabnya antara lain golongan mikrovirus, adnovirus, dan virus yang

    paling sering menjadi penyebab ISPA di influensa yang di udara bebas

    akan masuk dan menempel pada saluran pernafasan bagian atas yaitu

    tenggorokan dan hidung. Biasanya bakteri dan virus tersebut menyerang

    anak-anak di bawah usia 2 tahun yang kecepatan tubuhnya lemah atau

    belum sempurna. Peralihan musim kemarau ke musim hujan juga

    menumbulkan resiko serangan ISPA. Beberapa faktor lain yang

    diperkirakan berkontrubusi terhadap kejadian ISPA pada anak adalah

    rendahnya asupan antioksidan, status gizi kurang, dan buruknya senetasi

    lingkungan.

    e. Epidemiologi

    Kerentanan agen yang menyebabkan nasofaring akut adalah

    universal, tetapi karena alasan yang kurang mengerti kerentanan ini

    bervariasi pada orang yang sama dari waktu ke waktu. Anak menderita

    rata-rata lima sampai delapan infeksi setahun dan angka terjadi selama

    umur 2 Tahun pertama frekuensi nasofaringitis akut berbanding langsung

    dengan angka pemejanan, dan sekolah taman kanak-kanak serta pusat

    perawatan harian mungkin epidemiologi sebenarnya. Kerentanan dapat

    bertambah karena nutrisi yang jelek (Nelson, 2007).

    f. Patologi

    Masuknya kuman atau virus ke dalam tubuh melalui sistem

    pernafasan mengakibatkan terjadinya reaksi antigen dan antibodi pada

    PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com

  • salah satu tempat tertentu di saluran nafas bagian atas. Reaksi tersebut

    berupa reaksi radang, sehingga banyak sekali dihasilkannya mukus seteret,

    dari reaksi radang tersebut akan merangsang interleukin 1 yang berupa

    pengeluaran mediator kima berupa prostaglandin, hal tersebut akan

    menggeser sel point pada hipotalamus posterior yang mengakibatkan

    tubuh menggigil dan demam. Reaksi tersebut disebut dengan comoon

    cold. Respon batuk akan muncul seiring dengan terangsangnya villi-villi

    saluran pernafasan akibat adanya mukus (Khaidirmuhaj, 2008)

    g. Manifestasi Klinis

    Pada umumnya anak umur tiga bulan sampai tiga tahun menderita

    demam pada awal perjalanan infeksi. Kadang-kadang beberapa jam

    sebelum tanda-tanda yang berlokalisasi muncul. Bayi yang lebih muda

    biasanya tidak demam dan anak yang lebih tua dapat menderita demam

    ringan. Pada anak yang lebih tua gejala awalnya adalah kekeringan dan

    iritasi dalam hidung dan tidak jarang di dalam faring. Gejala ini dalam

    beberapa jam disertai bersin, rasa menggigil nyeri otot, ingus hidung yang

    encer kadang batuk., nyeri kepala lesu dan demam ringan. Dalam satu

    sekresi biasanya lebih kental dan akhirnya perulen. Obstruksi hidung

    menyebabkan pernapasan melalui mulut (Nelson, 2007).

    h. Komplikasi

    Komplikasi merupakan invasi bakteri sinus pranasal dan bagian-

    bagian lain saluran pernafasan. linfonodi servikalis dapat juga menjadi

    terlibat kadang-kadang bernanah. Selulitis pritonsiler, sinusitis dan

    selulitis periobital dapat terjadi. Komlikasi yang paling sering terjadi

    adalah otitis media. Kebanyakan ISPA melibatkan saluran pernapasan

    bawah (Nelson, 2007).

    PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com

  • i. Pencegahan

    Pencegahan dapat dilakukan dengan: menjaga keadaan gizi tetap

    baik, imunisasi, menjaga kebersihan perorangan, mencegah anak tidak

    berhubungan dengan penderita ISPA (Prabu, 2009).

    3. Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) Sedang

    a. Pengertian

    ISPA sedang adalah masuknya kuman atau mikroorganisma ke

    dalam tubuh manusia dan berkembang biak sehingga menimbulkan

    gejala penyakit. mencakup saluran pernafasan bagian atas, saluran

    pernafasan bagian bawah yang menimbulkan infeksi yang berlangsung

    sampai dengan 14 hari (Indah, 2005).

    ISPA sedang adalah suatu tanda dan gejala akut akibat infeksi

    yang terjadi pada setiap bagian saluran pernafasan baik atas maupun

    bawah yang disebabkan oleh jasad remik atau bakteri, virus maupun

    riketsin tanpa atau disetai radang dari parenkim

    (Whaley dan Wong, 2005).

    b. Gejala ISPA Sedang

    Menurut Nelson (2007), seorang anak dinyatakan menderita ISPA

    sedang jika dijumpai gejala ISPA ringan disertai satu atau lebih gejala

    berikut :

    1) Pernapasan lebih dari 50 kali /menit pada anak umur kurang dari

    satu tahun atau lebih dari 40 kali/menit pada anak satu tahun atau

    lebih.

    PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com

  • 2) Suhu lebih dari 390C.

    3) Tenggorokan berwarna merah.

    4) Timbul bercak-bercak pada kulit menyerupai bercak campak.

    5) Telinga sakit atau mengeluarkan nanah dari lubang telinga.

    6) Pernafasan berbunyi seperti mendengkur.

    7) Pernafasan berbunyi seperti mencuit-cuit.

    c. Etiologi ISPA Sedang

    Saluran pernafasan dari hidung sampai bronkhus dilapisi oleh

    membran mukosa bersilia, udara yang masuk melalui rongga hidung

    disaring, dihangatkan dan dilembabkan. Partikel debu yang kasar dapat

    disaring oleh rambut yang terdapat dalam hidung, sedangkan partikel

    debu yang halus akan terjerat dalam lapisan mukosa. Gerakan silia

    mendorong lapisan mukosa ke posterior ke rongga hidung dan ke arah

    superior menuju faring (Lamusa, 2006).

    Secara umum efek pencemaran udara terhadap saluran pernafasan

    dapat menyebabkan pergerakan silia hidung menjadi lambat dan kaku

    bahkan dapat berhenti sehingga tidak dapat membersihkan saluran

    pernafasan akibat iritasi oleh bahan pencemar. Produksi lendir akan

    meningkat sehingga menyebabkan penyempitan saluran pernafasan dan

    rusaknya sel pembunuh bakteri di saluran pernafasan. Akibat dari hal

    tersebut akan menyebabkan kesulitan bernafas sehingga benda asing

    tertarik dan bakteri lain tidak dapat dikeluarkan dari saluran pernafasan,

    hal ini akan memudahkan terjadinya infeksi saluran pernafasan

    (WHO, 2007).

    PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com

  • Kebanyakan infeksi saluran pernafasan (ISPA) sedang disebabkan

    oleh virus seperti virus sinsisial pernafasan (VSP), virus parainfluenza,

    adenovirus, rhinovirus, dan koronavirus, koksaki virus A dan B dan

    mikoplasma. Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan (ISPA) sedang juga

    bisa disebabkan karena faktor kelelahan, daya tahan tubuh lemah,

    populasi udara, asap kendaraan dan pembakaran hutan setelah

    pergantian musim (Erlien, 2008).

    d. Klasifikasi ISPA Sedang

    Menurut Depkes RI (2005), Pembagian ISPA sedang berdasarkan

    atas umur dan tanda-tanda klinis yang didapat yaitu :

    1) Untuk anak umur 2 bulan-5 tahun

    Anak yang usianya lebih muda, kemungkinan untuk menderita

    atau terkena penyakit ISPA lebih besar bila dibandingkan dengan

    anak yang usianya lebih tua karena daya tahan tubuhnya lebih

    rendah.

    2) Untuk anak dalam berbagai golongan umur ini ISPA sedang

    diklasifikasikan menjadi 2 yaitu :

    a) Pneumonia berat

    Tanda utama yaitu adanya tanda bahaya yaitu tidak bisa

    minum, kejang, kesadaran menurun, stridor, serta gizi buruk.

    Adanya tarikan dinding dada kebelakang. Hal ini terjadi bila

    paru-paru menjadi kaku dan mengakibatkan perlunya tenaga

    untuk menarik nafas. Tanda lain yang mungkin ada : nafas

    cuping hidung, suara rintihan dan sianosis (pucat).

    PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com

  • b) Pneumonia tidak berat

    Tanda utama yaitu tidak ada tarikan dinding dada ke

    dalam dan disertai nafas cepat lebih dari 50 x/menit untuk usia

    2 bulan – 1 tahun dan lebih dari 40 x/menit untuk usia 1 tahun –

    5 tahun.

    e. Penyebaran penyakit

    Pada ISPA dikenal 3 cara penyebaran infeksi menurut

    (WHO, 2007), yaitu :

    1) Melalui areosol (partikel halus) yang lembut, terutama oleh karena

    batuk-batuk.

    2) Melalui areosol yang lebih berat, terjadi pada waktu batuk-batuk

    dan bersin.

    3) Melalui kontak langsung atau tidak langsung dari benda-benda yang

    telah dicemari oleh jasad renik.

    f. Faktor Risiko ISPA Sedang

    Faktor risiko yang mempengaruhi ISPA sedang menurut

    (WHO, 2007), yaitu :

    1) Usia

    Anak yang usianya lebih muda, kemungkinan untuk menderita

    atau terkena penyakit ISPA lebih besar bila dibandingkan dengan

    anak yang usianya lebih tua karena daya tahan tubuhnya lebih

    rendah.

    2) Status Imunisasi

    Anak dengan status imunisasi yang lengkap, daya tahan

    tubuhnya lebih baik dibandingkan dengan anak yang status

    imunisasinya tidak lengkap.

    PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com

  • 3) Lingkungan

    Lingkungan yang udaranya tidak baik, seperti polusi udara di kota-

    kota besar dan asap rokok dapat menyebabkan timbulnya penyakit ISPA

    pada anak.

    g. Penatalaksanaan

    Menurut WHO (2007), penatalaksanaan ISPA sedang meliputi :

    1) Suportif

    Meningkatkan daya tahan tubuh berupa nutrisi yang adekuat, pemberian

    multivitamin.

    2) Antibiotik :

    a) Idealnya berdasarkan jenis kuman penyebab.

    b) Utama ditujukan pada pneumonia, Influenza dan Aureus.

    c) Pneumonia rawat jalan yaitu kotrimoksasol 1 mg, Amoksisillin 3 x ½

    sendok teh, Ampisillin (500 mg) 3 tab puyer/ x bungkus / 3x

    sehari/8jam, Penisillin Prokain 1 mg.

    d) Pnemonia berat yaitu Benzil penicillin 1 mg, klorampenikol (4 mg) 3

    tab puyer/x bungkus/3x sehari/8jam, kloksasilin 1 mg, gentamisin

    (100 mg) 3 tab puyer/x bungkus/3x sehari/8jam.

    e) Antibiotik baru lain yaitu Sefalosforin 3 x 1 ½ sendok teh, quinolon 5

    mg, dll.

    f) Beri obat penurun panas seperti paracetamol 500 mg, asetaminofen 3

    x ½ sendok teh.

    h. Pencegahan

    Hal-hal yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya penyakit ISPA

    sedang pada anak menurut Prabu (2009), antara lain :

    1) Mengusahakan agar anak memperoleh gizi yang baik, diantaranya dengan

    cara memberikan makanan kepada anak yang mengandung cukup gizi.

    PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com

  • 2) Memberikan imunisasi yang lengkap kepada anak agar daya tahan

    tubuh terhadap penyakit baik.

    3) Menjaga kebersihan perorangan dan lingkungan agar tetap bersih.

    4) Mencegah anak berhubungan dengan klien ISPA. Salah satu cara

    adalah memakai penutup hidung dan mulut bila kontak langsung

    dengan anggota keluarga atau orang yang sedang menderita penyakit

    ISPA.

    B. Teori Asuhan Kebidanan

    1. Pengertian

    Menajemen kebidanan adalah metode kerja profesional dengan

    menggunakan langkah-langkah pemecahan masalah sehingga merupakan

    alat kerja dan pengorganisasian, pemikiran serta langkah-langkah dalam

    suatu urutan yang logis yang menguntungkan bagi pasien maupun bidan

    (Varney, 2007)

    2. Proses Asuhan Kebidanan

    Adapun tujuh langkah proses menajemen menurut Varney (2007), yaitu :

    Langkah I : Pengkajian

    Pada langkah pertama ini melakukan pengkajian dengan

    mengumpulkan data dasar, data subyektif, dan obyektif semua informasi

    yang akurat dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien

    secara lengkap pengkajian balita dengan ISPA sedang antara lain :

    a. Anamnesa (Data Subyektif)

    Anamnesa adalah data yang didapat dari pasien sebagai suatu pendapat

    terhadap suatu situasi dan kejadian (Nursalam, 2007).

    PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com

  • 1) Identitas

    Identitas adalah data yang didapat dari pasien sebagai suatu pendapat

    terhadap suatu situasi dan kejadian (Nursalam 2007). Identitas

    tersebut meliputi :

    a) Nama Bayi : Diperlukan untuk memastikan bahwa yang

    diperiksa benar-benar anak yang dimaksud

    nama harus jelas dan lengkap serta ditulis

    juga nama penggilan akrabnya

    (Matondang, 2007).

    b) Umur : Perlu diketahui mengingat periode anak

    mempunyai kekhasannya sendiri dalam

    morbiditas dan martalitas usia anak juga

    diperlukan untuk mengintepretasi apakah

    data pemerikasaan klinis anak tersebut

    normal sesuai umurnya (Matondang, 2007).

    Pada kasus ISPA sedang anak dibawah usia

    2 tahun daya tahan tubuhnya lebih rendah

    dibandingkan usia 2 tahun keatas.

    c) Jenis Kelamin : Dikaji untuk membedakan dengan bayi lain

    (Matondang, 2007).

    d) Alamat : Dikaji untuk mengetahui keadaan sosial

    budaya di lingkungan tempat tinggal

    (Matondang, 2007).

    PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com

  • e) Nama Orang tua : Di tuliskan dengan jelas agar tidak keliru

    dengan orang lain mengingat banyak nama

    yang sama (Matondang, 2007).

    f) Agama : Menggambarkan pola nilai-nilai spiritual

    dan keyakinan orang tua pasien, yang

    merupakan pedoman hidup dan dijadikan

    pegangan dalam mengambil keputusan

    (Matondang, 2007).

    g) Pendidikan : Dikaji untuk mengetahui keakuratan data

    yang diperoleh serta dapat di tentukan pola

    pendekatan dalam anamnesis. Tingkat

    pendidikan orang tua juga berperan dalam

    pemeriksaan penunjang dan penentuan

    tatalaksana pasien selanjutnya

    (Matondang, 2007)

    h) Pekerjaan : Dikaji untuk mengetahui kemampuan orang

    tua untuk membiayai perawatan bayi

    (Matondang, 2007).

    2) Keluhan Utama

    Keluhan utama adalah keluhan atau gejala yang menyebabkan klien

    di bawa berobat (Matondang, 2007). Pada kasus balita dengan ISPA

    sedang keluhan utama batuk pilek dan badannya panas

    (Nelson, 2005).

    PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com

  • 3) Riwayat Kesehatan yang lalu

    a) Imunisasi

    Status imunisasi klien dinyatakan, khususnya imunisasi BCG,

    DPT, Polio, Campak dan Hepatitis B. Hal-hal tersebut selain

    diperlukan untuk mengetahui status perlindungan pediatrik yang

    diperoleh, juga membantu diagnosis pada beberapa keadaan

    tertentu (Matondang, 2003). Pada kasus ISPA sedang anak

    dengan status imunisasi lengkap daya tahan tubuhnya lebih baik

    (WHO, 2007).

    b) Riwayat kesehatan keluarga atau menurun

    Dikaji untuk mengetahui apakah dalam keluarga terdapat riwayat

    hipertensi, riwayat kembar dan penyakit TBC, hepatitis, jantung

    dan lain-lain. Karena riwayat keluarga yang mempunyai penyakit

    ISPA bisa menular (Nursalam, 2005).

    c) Riwayat Penyakit yang lalu

    Dikaji untuk mengetahui riwayat penyakit yang lalu seperti

    penyakit batuk, pilek dan demam (Matondang, 2007).

    d) Riwayat Penyakit Sekarang

    Dikaji untuk mengetahui apakah anak mengalami demam

    (Nursalam, 2007). Pada kasus balita dengan ISPA sedang batuk

    pilek, badannya panas, rewel dan susah makan (Nelson, 2005).

    PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com

  • 4) Pola Kebiasan Sehari-hari

    a) Pola Nutrisi

    Dikaji tentang nafsu makan, jenis makanan yang dikonsumsi

    sehari-hari (Nursalam, 2005). Pada kasus balita dengan ISPA

    sedang pola makan berkurang (Alimul, 2009).

    b) Pola Istirahat atau tidur

    Untuk mengetahui pola istirahat dan pola tidur, berapa jam klien

    tidur dalam sehari dan apakah ada gangguan (Saifuddin, 2005).

    Menjelang usia 3 tahun anak biasanya tidur selama sepuluh

    sampai 12 jam, dengan tidur siang sesekali dan singkat

    (Dowsheri, 2006).

    c) Pola Hygiene

    Untuk mengetahui bagaimana cara menjaga kebersihan dan

    menilai kerentanan terhadap infeksi (Farrer, 2006). Pada kasus

    balita dengan ISPA sedang mengalami gangguan integritas kulit

    (Mansjoer, 2005).

    d) Pola Aktivitas

    Mengenai keadaan anak seperti warna kulit, frekuensi jantung,

    reaksi terhadap rangsangan, tonus otot dan usaha napas

    (Nursalam, 2007). Balita dengan ISPA sedang aktivitasnya

    menurun, terlihat letih (Prabu, 2009).

    e) Pola eliminasi

    Pengkajian tentang BAB dan BAK yang meliputi kondisi,

    frekuensi dan warnanya (Nursalam, 2007).

    PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com

  • b. Pemeriksaan Fisik (Data Objektif)

    Pemeriksaan fisik adalah data yang dapat di observasi dan dilihat oleh

    tenaga kesehatan (Nursalam 2007).

    1) Keadaan umum

    Untuk mengetahui keadaan umum ibu apakah baik, sedang, jelek.

    Keadaan umum pada balita dengan ISPA sedang, yaitu anak rewel

    (Nursalam, 2007).

    2) Kesadaran

    Untuk mengetahui tingkat kesadaran balita apakah composmentis

    (kesadaran penuh dengan memberikan respon yang cukup terhadap

    stimulus yang diberikan), somnolen (kesadaran yang mau tidur saja.

    Dapat dibangunkan dengan rangsang nyeri, tetapi jatuh tidur lagi),

    koma (tidak dapat bereaksi terhadap stimulus atau rangsangan

    apapun, reflek pupil terhadap cahaya tidak ada) (Nursalam, 2008).

    Pada kasus anak dengan ISPA kesadaaran somnolen

    (Motondang, 2007)

    3) Tanda-tanda vital meliputi :

    a) Denyut Jantung

    Menilai kecepatan irama, suara jantung jelas dan teratur. denyut

    jantung normal adalah 120 - 160 x/menit (Farrer, 2006).

    b) Pernafasan

    Menilai sifat pernafasan dan bunyi nafas dalam 1 menit.

    Respirasi normal 40 – 60 x/menit (Farrer, 2006). Pada balita

    dengan ISPA sedang > 50 x/menit (Nelson, 2007).

    PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com

  • c) Suhu demam bila > 390 C dan hipotermi bila < 35,5

    0 C. Pada

    kasus balita dengan ISPA sedang suhu > 390C (Nelson, 2007).

    c. Antropometri

    1) Lingkar Kepala

    Untuk mengetahui pertumbuhan otak (normal 31-35,5 cm)

    (Alimul, 2009).

    2) Lingkar dada

    Untuk mengetahui keterlambatan pertumbuhan (normal 30,5 –

    33 cm) (Alimul, 2009).

    3) Panjang badan

    Normal 48 – 53 (Farrer, 2006)

    4) Karakteristik pertumbuhan fisik balita

    Apakah perkembangannya normal atau tidak sesuai dengan umurnya

    (Surasmi, 2005)

    d. Pemeriksaan Sistematis

    1) Kulit : Apakah kulit lembab atau hangat ketika disentuh, adakah

    pengelupasan pada kulit (Varney, 2007). Pada kasus ISPA

    sedang timbul bercak pada kulit seperti campak

    (Nelson, 2007).

    2) Kepala : Untuk mesochepal, makrochepal, serta adakah kelainan

    (Priharjo, 2007). Pada balita dengan ISPA sedang yang

    disertai mal nutrisi mempunyai rambut yang jarang,

    kemerahan, seperti rambut jagung dan mudah di cabut

    tanpa menyebabkan rasa sakit (WHO, 2009).

    3) Leher : Adakah pembesaran kelenjar tiroid (Priharjo, 2007). Pada

    kasus balita dengan ISPA sedang tenggorokan berwarna

    merah (Nelson, 2007).

    PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com

  • 4) Mata : Adakah kotoran dimata, merah muda sampai pucat, sklera

    putih, kelopak mata cekung bila disertai panas

    (Prabu, 2009).

    5) Telinga : Adakah kotoran/cairan bagaimana tulang rawannya

    (Priharjo, 2007). Pada balita ISPA sedang telinga sakit dan

    mengeluarkan nanah dari lubang telinga (Nelson, 2007).

    6) Hidung : Adakah nafas kotoran yang membuat jalan napas sesak

    atau terganggu (Matondang, 2007). Pada balita dengan

    ISPA sedang kemungkinan pernafasan berbunyi seperti

    mengorok (WHO, 2009).

    7) Mulut : Bibir warna pucat, kebiruan, kemerahan, kering pecah-

    pecah, lidah kemerahan (Engel, 2005).

    8) Dada

    Menurut Depkes RI (2007), pemeriksaan dada pada balita dengan

    ISPA sedang meliputi :

    a) Inspeksi : Nafas cepat dan tarikan dinding dada bagian bawah

    ke dalam.

    b) Auskultasi : Adanya sridor atau wheezing menunjukkan tanda

    bahaya.

    9) Perut : Adakah pembesaran hati atau limfe, lemas dan tegang

    (Farrer, 2006).

    10) Anogenital : Jika laki-laki apakah testis sudah turun, jika

    perempuan apakah labia mayora sudah menutupi labia

    minora (Nursalam, 2007).

    11) Ekstremitas : Adakah oedem, tanda sianosis (Nursalam, 2007).

    PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com

  • e. Pemeriksaan tingkat balita

    Tingkat perkembangan balita usia 12 – 59 bulan menurut

    Depkes (2005), adalah sebagai berikut :

    1) Motorik Kasar

    Motorik kasar adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan

    anak melakukan pergerakan dan sikap tubuh yang melibatkan otot-

    otot besar, pada anak usia 9 – 12 bulan seperti :

    a) Anak bisa berdiri.

    b) Anak bisa berjalan sambil berpegangan.

    c) Anak bisa bejalan dengan bantuan.

    d) Anak bisa bermain bola.

    e) Anak bisa naik tangga

    2) Motorik halus

    Motorik halus adalah aspek yang berhubungan kemampuan anak

    melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu

    dan dilakukan oleh otot-otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi

    yang cermat, pada usia anak 36 – 48 bulan seperti :

    a) Anak bisa memasukkan benda ke dalam wadah.

    b) Anak bisa bermain dengan mainan yang mengapung di air.

    c) Anak menyusun balok atau kotak.

    d) Anak bisa menggambar.

    3) Perkembangan sensorik

    Aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri anak

    bersosialisasi dan berintegrasi dengan lingkungannya dan

    sebagainya, pada umur 48 – 60 bulan.

    PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com

  • a) Anak bisa minum sendiri dari sebuah cangkir.

    b) Anak ikut makan bersama-sama.

    c) Anak bisa menarik mainan yang letaknya agak jauh.

    4) Perkembangan kognitif

    Perkembangan kognitif adalah aspek yang berhubungan dengan

    kemampuan untuk memberikan respon terhadap suara, berbicara,

    komunikasi, mengikuti perintah dan sebagainya, pada umur 24 – 36

    bulan

    a) Anak bisa bermain bola

    b) Anak bisa berjalan sendiri

    c) Anak bisa naik tangga.

    d) Anak bisa berjala sambil berpegangan.

    f. Pemeriksaan Penunjang

    Untuk mendukung pemeriksaan yang tak dapat diketahui dengan

    pemeriksaan fisik yang meliputi pemeriksaan laboratorium serta terapi

    (Nursalam, 2007). Pada kasus ISPA sedang tidak dilakukan

    pemeriksaan penunjang.

    Langkah II : Interpretasi Data

    Interpretasi data dasar merupakan rangkaian, menghubungkan data

    yang diperoleh dengan konsep teori, prinsip relevan untuk mengetahui

    kesehatan pasien. Pada langkah ini data diinterpretasikan menjadi

    diagnosa, masalah, kebutuhan (Varney, 2007).

    a. Diagnosa kebidanan

    Diagnosa kebidanan adalah diagnosa yang ditegakkan bidan dalam

    lingkup praktek kebidanan dan memenuhi standar diagnosa kebidanan

    (Nursalam, 2007).

    PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com

  • Balita X Umur ......... dengan ISPA sedang

    Data Dasar :

    Data Subyektif :

    1) Ibu mengatakan umur balita ......bulan.

    2) Ibu mengatakan balitanya berjenis kelamin .........

    3) Ibu mengatakan balitanya batuk (Nelson, 2005).

    4) Ibu mengatakan nafsu makannya menurun (Alimul, 2009).

    5) Ibu mengatakan nafas anaknya cepat (Depkes RI, 2007).

    Data Obyektif :

    Menurut Nelson (2007), data obyektif meliputi :

    1) Keadaan umum : sedang atau rewel

    2) Kesadaran : somnolen

    3) Pernafasan lebih dari 50 kali / menit

    4) Suhu lebih dari 390C

    5) Tenggorokan berwarna merah

    6) Timbul bercak-bercak pada kulit menyerupai bercak campak

    7) Telinga sakit atau mengeluarkan nanah dari lubang telinga

    8) Pernafasan berbunyi seperti mendengkur

    9) Pernafasan berbunyi seperti menciut-ciut

    b. Masalah

    Masalah adalah hal-hal yang berkaitan dengan pengalaman klien dari

    hasil pengkajian (Varney, 2007). Masalah yang muncul pada balita

    dengan ISPA sedang umumnya anak batuk, pilek, demam dan nafsu

    makan berkurang (WHO, 2006).

    PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com

  • c. Kebutuhan

    Kebutuhan merupakan hal-hal yang dibutuhkan pasien dan belum

    teridentifikasi dalam diagnosa dan masalah (Varney, 2007). Kebutuhan

    pada penanganan balita ISPA sedang menurut Nelson (2005), meliputi :

    1) Pemberian makanan

    2) Pemberian cairan

    3) Pemberian obat penurun panas contohnya Paracetamol 500 mg.

    4) Kolaborasi dengan dokter untuk memberikan terapi (antibiotic,

    paracetamol)

    Langkah III : Diagnosa Potensial

    Mengidentifikasi dengan hati-hati tanda dan gejala yang memerlukan

    tindakan kebidanan untuk membantu pasien mengatasi atau mencegah

    masalah-masalah yang spesifik (Varney, 2007).

    Diagnosa yang muncul pada balita dengan ISPA sedang yaitu ISPA

    berat. Diagnosa pada balita dengan ISPA sedang dibuat jika terjadi gejala

    atau tanda bahaya pada anak (Matondang, 2007).

    Langkah IV : Antisipasi

    Mengdentifikasikan situasi yang gawat dimana bidan harus bertindak

    segera untuk kepentingan keselamatan jiwa balita (Varney, 2007).

    Antisipasi muncul jika diagnosa potensial muncul kegawatdaruratan yang

    memerlukan tindakan segera. Langkah yang perlu dilaksanakan menurut

    WHO (2006) yaitu :

    a. Pemberian cairan tergantung keadaan pasien

    b. Pemberian obat penurun panas contohnya Paracetamol 500 mg.

    c. Kolaborasi dengan dokter untuk memberikan terapi antibiotik

    contohnya benzil penicillin.

    PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com

  • Langkah V : Perencanaan

    Perencanaan adalah suatu tindakan yang tepat untuk mengatasi

    masalah atau kebutuhan pasien berfungsi untuk menuntun perawatan yang

    diberikan kepada pasien sehingga tercapai tujuan dan hasil yang optimal

    atau yang diharapkan (Varney, 2007).

    Menurut WHO (2007), rencana yang diberika kepada balita dengan

    ISPA sedang adalah sebagai berikut :

    a. Suportif

    Meningkatkan daya tahan tubuh berupa nutrisi yang adekuat, pemberian

    multivitamin.

    b. Antibiotik

    1) Idealnya berdasarkan jenis kuman penyebab

    2) Utama ditujukan pada pneumonia, influenza dan aureus

    3) Pneumonia rawat jalan yaitu kontrimoksasol 1 mg, amoksisillin 3 x

    ½ sendok teh, ampisilin (500 mg) 3 tab puyer/x bungkus/3x sehari/8

    jam, penisilin prokain 1 mg.

    4) Pneumonia berat yaitu benzil penicilin 1 mg, klorampenikol (4 mg) 3

    tab puyer/x bungkus /3x sehari/8 jam, kloksasilin 1 mg, gentamisin

    (100 mg) 3 tab puyer/x bungkus/3x sehari/8 jam.

    5) Antibiotik baru lain yaitu sefalosforin 3 x 1 ½ sendok teh, quinolon 5

    mg dan lain-lain

    6) Beri obat penurun panas seperti paracetamol 500 mg, asetaminofen 3

    x ½ sendok teh.

    PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com

  • Langkah VI : Pelaksanaan

    Langkah ini merupakan pelaksanaan dari rencana asuhan

    menyeluruh seperti telah diuraikan pada langkah kelima secara efisien dan

    aman (Varney, 2007). Pelaksanaan dilakukan berhubungan dengan

    diagnosa (tanda dan gejala, masalah pada anak dengan ISPA sedang).

    Langkah VII : Evaluasi

    Langkah ini merupakan evaluasi apakah rencana asuhan tersebut

    yang meliputi pemenuhan kebutuhan benar-benar terpenuhi sesuai dengan

    kebutuhan dalam masalah dan diagnosa (Varney, 2007).

    Hasil evaluasi yang diharapkan menurut Depkes RI (2006) :

    a. ISPA sudah sembuh

    b. Nafsu makan meningkat

    c. Demam sudah turun

    d. Nafas sudah tidak mendengkur

    Data perkembangan

    Metode pendokumentasian yang digunakan dalam asuhan kebidanan

    menurut Varney (2007) pada balita dengan ISPA sedang adalah SOAP,

    adalah sebagai berikut :

    S :

    Subyektif

    Menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data klien

    melalui anamnesa.

    PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com

  • O :

    Obyektif

    Menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik pasien,

    hasil laboratotium dan test diagnostik yang dirumuskan dalam data

    untuk mendukung assesment.

    A :

    Assesment

    Menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dan interpretasi

    data. Diagnosa potensial meliputi diagnosa yang mungkin timbul

    serta cara untuk mengantisipasinya.

    P : Planning

    Menggambarkan pendokumentasian dan perencanaan pelaksanaan

    dan evaluasi berdasarkan assesment.

    C. Landasan Hukum

    Menurut Permenkes RI No. 149/Menkes/2010 tentang izin dan

    penyelenggaraan praktik bidan pasal 10 ayat 2 pelayanan kebidanan kepada

    bayi meliputi : pemeriksaan bayi baru lahir, perawatan tali pusat, perawatan

    bayi, resusitasi pada bayi baru lahir, pemberian imunisasi dan pemberian

    penyuluhan (Kepmenkes RI, 2010).

    Dalam memberikan asuhan kebidanan pada bayi dan balita tertuang

    dalam standar kompetensi ke-7 yaitu bidan memberikan pengobatan sesuai

    kewenangan, kolaborasi atau merujuk dengan cepat dan tepat sesuai keadaan

    bayi dan balita.

    PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com

  • BAB III

    METODOLOGI

    A. Jenis Studi Kasus

    Jenis laporan ini adalah laporan studi kasus dengan menggunakan

    metode observasional deskriptif yaitu metode penelitian yang digunakan

    dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskripsi tentang suatu

    keadaan secara objektif (Notoadmodjo, 2010). Studi kasus yaitu laporan yang

    digunakan dengan cara meneliti suatu permasalahan melalui suatu kasus yang

    terdiri dari unit tunggal (Notoadmodjo, 2010).

    B. Lokasi Studi Kasus

    Merupakan tempat atau lokasi yang digunakan untuk mengambil

    laporan kasus (Notoadmodjo, 2010). Laporan kasus ini dilaksanakan di RSUD

    dr. Moewardi Surakarta.

    C. Subyek Studi Kasus

    Subyek studi kasus adalah suatu hal atau seseorang yang akan dikenai

    kegiatan laporan kasus (Notoadmodjo, 2010). Subyek dari laporan kasus ini

    adalah An. A umur 4 bulan dengan Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA)

    sedang.

    PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com

  • D. Waktu Studi Kasus

    Waktu studi kasus adalah tentang waktu yang digunakan untuk

    pelaksanaan laporan kasus (Notoadmodjo, 2010). Laporan kasus ini

    dilaksanakan pada tanggal 30 Mei sampai 02 April 2013.

    E. Instrumen Studi Kasus

    Merupakan alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam

    mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik,

    dalam arti kata lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah di

    olah (Arikunto, 2006). Pada studi kasus ini penulis menggunakan instrumen

    format asuhan kebidanan balita sakit untuk pengumpulan data.

    F. Teknik Pengumpulan Data

    Penulis dalam mengumpulkan data menggunakan teknik :

    1. Data Primer

    Data primer adalah data yang diambil secara langsung dari objek

    penelitian oleh peneliti perorangan maupun organisasi (Riwidikdo, 2007)

    Data primer diperoleh dengan cara :

    a. Pemeriksaan Fisik

    1) Inspeksi

    Merupakan proses observasi yang dilaksanakan secara sistematik.

    Inspeksi dilakukan dengan menggunakan indera penglihatan,

    pendengaran dan penciuman (Nursalam, 2007). Inspeksi ini dilakukan

    PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com

  • secara berurutan mulai dari kepala sampai kaki (Notoatmodjo, 2010).

    Pada kasus balita dengan ISPA sedang yaitu melihat warna kulit

    secara berurutan mulai dari kepala sampai kaki, pemeriksaan dada

    untuk mengetahui nafas cepat dan tarikan dinding dada bagian bawah

    ke dalam dan melihat hidung.

    2) Palpasi

    Palpasi adalah teknik pemeriksaan menggunakan indera peraba.

    Tangan dan jari-jari adalah instrumen yang sensitif (Nursalam, 2007).

    Pada laporan kasus asuhan kebidanan pada An. A umur 4 bulan

    dengan ISPA sedang palpasi dilakukan untuk memeriksa turgor kulit

    bayi (Notoatmodjo, 2010).

    3) Perkusi

    Merupakan teknik pemeriksaan dengan mengetukkan jari ke bagian

    tubuh klien yang akan dikaji untuk membandingkan bagian yang kiri

    dengan yang kanan (Nursalam, 2007).

    4) Auskultasi

    Auskultasi adalah pemeriksaan dengan menggunakan stetoskop untuk

    mendengarkan bunyi yang dihasilkan oleh tubuh (Nusalam, 2007).

    Pemeriksaan ini dilakukan untuk mendeteksi bunyi jantung dan nafas

    (Saifuddin, 2006).

    b. Wawancara

    Wawancara yaitu suatu metode yang digunakan untuk

    mengumpulkan data dimana peneliti mendapatkan keterangan atau

    PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com

  • pendirian secara lisan dari seseorang sasaran peneliti (respon) atau

    bercakap-cakap berhadapan muka dengan orang tersebut

    (Notoadmodjo, 2010). Pada kasus ini wawancara atau tanya jawab

    dengan keluarga klien dan tenaga kesehatan yang lain.

    c. Observasi

    Observasi adalah suatu teknik pengumpulan data yang berencana,

    antara lain meliputi : melihat, mencatat jumlah dan taraf aktivitas tertentu

    yang ada hubungannya dengan masalah yang akan diteliti

    (Notoadmodjo, 2010). Observasi dapat berupa pemeriksaan umum,

    pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang (Notoadmodjo, 2010).

    2. Data Sekunder

    Data sekunder adalah dokumentasi catatan medis merupakan sumber

    informasi yang penting bagi tenaga kesehatan untuk mengidentifikasi

    masalah untuk menegakkan diagnosa, merencanakan tindakan kebidanan

    dan memonitor respon pasien terhadap tindakan (Notoatmodjo, 2010). Cara

    mendapatkan data sekunder yaitu dengan :

    a. Studi dokumentasi

    Studi dokumentasi yaitu bentuk sumber informasi yang berhubungan

    dengan dokumentasi (Notoadmodjo, 2010). Pengambilan kasus ini

    menggunakan catatan untuk memperoleh informasi data medik yang ada

    di RSUD Dr. Moewardi Surakarta.

    b. Studi kepustakaan

    Studi kepustakaan yaitu bahan-bahan pustaka yang sangat penting dalam

    menunjang latar belakang suatu penelitian (Notoadmodjo, 2010). Studi

    kepustakaan ini diambil dari buku-buku yang berhubungan dengan

    penyakit ISPA yaitu buku referensi tahun 2004 - 2010.

    PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com

  • G. Alat-alat yang Dibutuhkan

    Alat- alat yang dibutuhkan dalam teknik pengumpulan data menurut

    Winkjosastro (2005), antara lain :

    1. Untuk pemeriksaan

    a. Format Asuhan kebidanan pada bayi

    b. Termometer

    c. Stetoskop

    d. Jam tangan

    2. Alat dan bahan yang dibutuhkan dalam pemeriksaan dan observasi adalah

    alat ukur tinggi badan, timbangan berat badan, pita LILA, stetoskop,

    termometer

    3. Untuk dokumen

    a. Buku referensi

    b. Data sekunder dari RSUD dr. Moewardi

    c. Komputer

    d. Alat tulis

    PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com

  • BAB IV

    TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN

    A. TINJAUAN KASUS

    Ruang : Melati 2

    No. RM : 01-18-15-74

    Tanggal : 30 Maret 2013 Pukul : 08.30 WIB

    I. Pengkajian

    1. Identitas

    1. Identitas Anak

    1) NamaAnak : An. A

    2) Umur : 4 bulan

    3) Jenis Kelamin : Perempuan

    4) Anak Ke : 2 (dua)

    2. Identitas Ibu Identitas Ayah

    1) Nama : Ny. S Nama : Tn. H

    2) Umur : 32 tahun umur : 35 tahun

    3) Agama : Islam Agama : Islam

    4) Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA

    5) Pekerjaan : Swasta Pekerjaan : Swasta

    6) Alamat : Semanggi RT 05 RW 06 Pasar Kliwon,

    Surakarta

    2. Anamnesa (Data Subyektif)

    1. Keluhan utama / Alasan datang ke rumah sakit

    Ibu mengatakan anaknya sejak 2 hari yang lalu batuk pilek dan

    badannya terasa panas.

    PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com

  • 2. Riwayat Kesehatan

    1) Imunisasi

    Hbo : Tanggal 19 November 2012

    BCG : Tanggal 21 Desember 2012

    DPT 1 : Tanggal 21 Januari 2013

    DPT 2 : Tanggal 23 Februari 2013

    DPT 3 : Tanggal 23 Maret 2013

    Polio 1 : Tanggal 21 Desember 2012

    Polio 2 : Tanggal 21 Januari 2013

    Polio 3 : Tanggal 23 Februari 2013

    Polio 4 : Tanggal 23 Maret 2013

    HB 1 : Tanggal 21 Januari 2013

    HB 2 : Tanggal 23 Februari 2013

    HB 3 : Tanggal 23 Maret 2013

    2) Riwayat penyakit yang lalu

    Ibu mengatakan sebelumnya anaknya pernah sakit panas pada

    usia 2 bulan setelah imunisasi DPT2, Hb2 dan Polio3.

    3) Riwayat penyakit sekarang

    Ibu mengatakan anaknya batuk, pilek serta badan terasa panas,

    rewel dan susah makan sejak 2 hari yang lalu yaitu tanggal

    28 Maret 2013.

    4) Riwayat penyakit keluarga / menurun

    Ibu mengatakan dalam keluarga baik bapak maupun ibu tidak

    ada yang mempunyai penyakit menurun seperti asma, jantung,

    ginjal, hepatitis, hipertensi, DM dan penyakit menular seperti

    TBC dan pneumonia.

    PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com

  • c. Riwayat Sosial

    1) Yang Mengasuh

    Ibu mengatakan mengasuh sendiri anaknya dibantu dengan

    suami dan orang tuanya.

    2) Hubungan dengan anggota keluarga.

    Ibu mengatakan hubungan anak dengan anggota keluarga

    sangat baik.

    3) Hubungan dengan teman sebaya

    Ibu mengatakan anaknya belum mempunyai teman yang

    sebaya dengannya.

    4) Lingkungan rumah

    Ibu mengatakan lingkungan rumah aman, rapi dan bersih, letak

    rumah berdekatan dengan rumah yang lain.

    5) Pola Kebiasaan Sehari-hari

    a) Nutrisi

    (1) Makanan yang disukai

    Ibu mengatakan anaknya hanya minum ASI dan

    makanan pendamping bubur bayi serta minum ASI

    sesuai dengan keinginan anaknya.

    (2) Makanan yang tidak disukai : Tidak ada

    (3) Pola makanan yang digunakan

    Pagi jam 06.00 WIB

    Sebelum sakit : Ibu mengatakan anaknya hanya

    minum ASI.

    PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com

  • Selama sakit : Ibu mengatakan anaknya hanya

    minum ASI.

    Siang jam 12.00 WIB

    Sebelum sakit : Ibu mengatakan anaknya hanya

    minum ASI dan ditambah dengan

    setengah porsi bubur bayi.

    Selama sakit : Ibu mengatakan nafsu makan anaknya

    berkurang dan hanya minum ASI

    saja.

    Malam jam 18.00 WIB

    Sebelum sakit : Ibu mengatakan kadang memberikan

    anaknya bubur bayi dan ASI sebelum

    tidur.

    Selama sakit : Ibu mengatakan tidak memberikan

    bubur bayi dan hanya memberi ASI

    sebelum tidur.

    b) Istirahat / Tidur

    Sebelum sakit : Ibu mengatakan anaknya tidur tidur

    siang + 3 jam dan tidur malam + 12

    jam, kadang terbangun untuk minum

    dan ngompol.

    Selama sakit : Ibu mengatakan anaknya tidur + 10

    jam karena sering menangis, rewel

    dan sulit untuk ditidurkan.

    PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com

  • c) Mandi

    Sebelum sakit : Ibu mengatakan anaknya mandi 2 kali

    sehari, ganti baju sewaktu-waktu ketika

    baju kotor terkena kencing, berak atau

    keringat dan selesai mandi.

    Selama sakit : Ibu mengatakan anaknya tidak

    dimandikan karena masih demam dan

    hanya dibasuh dengan air hangat.

    d) Aktifitas

    Sebelum sakit : Ibu mengatakan anaknya aktif dan ceria

    serta merespon jika dipanggil.

    Selama sakit : Ibu mengatakan anaknya tidak aktif dan

    lemah, sering menangis, kurang merespon

    jika dipanggil.

    e) Eliminasi

    Sebelum sakit : Ibu mengatakan bayinya BAB 2 - 3 x/hari

    dengan konsistensi lembek, kuning

    tengguli dan BAK 5 - 6 x/hari dengan

    konsistensi warna kuning jernih, bau

    amoniak, memancar.

    Selama sakit : Ibu mengatakan anaknya BAB 4 – 5

    x/hari, konsistensi lunak, warna kuning

    kecoklatan dan BAK 6 – 7 x/hari, warna

    kuning pekat dan bau khas.

    PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com

  • 3. Pemeriksaan Fisik (Data Objektif)

    1. Status Generalis

    1) Keadaan umum : Sedang

    2) Kesadaran : Somnolen

    3) TTV : R : 32 x/menit, S : 37ºC, N : 110 x/menit

    4) BB / TB : 5,2 kg / 55 cm

    5) LK : 32 cm

    2. Pemeriksaan Sistematis

    1) Kulit : Kulit terasa hangat, tidak timbul bercak-

    bercak campak, turgor kulit lembab.

    2) Rambut : Bersih, warna hitam, tidak mudah rontok.

    3) Muka : Bersih, tidak ada oedema, agak pucat.

    4) Mata : Kanan kiri simetris, conjungtiva berwarna

    merah muda, sklera berwarna putih dan

    bersih.

    5) Telinga : Kanan kiri simetris, tidak ada cairan yang

    keluar.

    6) Mulut : Bibir berwarna merah muda, tidak ada

    stomatitis, gusi tidak bengkak/berdarah,

    mulut tidak berbau.

    7) Hidung : Hidung simetris terdapat cairan / lendir

    berwarna jernih dan encer kulit hidung

    bagian luar tampak kemerahan.

    8) Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid,

    tenggorokan berwarna merah.

    PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com

  • 9) Dada : Tidak ada tarikan dinding dada waktu

    bernafas, tampak simetris, pernafasan

    mengorok.

    10) Perut : Tidak ada penonjolan umbilikus, tidak ada

    nyeri tekan, tidak kembung.

    11) Ekstremitas : Dapat bergerak bebas, jari-jari tangan dan

    kaki lengkap, tidak ada kelainan.

    3. Pemeriksaan tingkat perkembangan

    Tidak dilakukan

    4. Pemeriksaan penunjang

    1) Pemeriksaan laboratorium : Dilakukan pemeriksaan

    2) Pemeriksaan penunjang lain : tidak dilakukan.

    II. Interpretasi Data

    Tanggal : 30 Maret 2013 Pukul : 09.30 WIB

    a. Diagnosa Kebidanan

    An. A, umur 4 bulan dengan ISPA sedang

    Data Dasar

    Data subjektif

    1. Ibu mengatakan anaknya lahir tanggal 19 November 2012

    2. Ibu mengatakan umur anaknya 4 bulan

    3. Ibu mengatakan anaknya berjenis kelamin perempuan

    4. Ibu mengatakan anaknya mengalami batuk, pilek serta badan

    terasa panas sejak 2 hari yang lalu dan nafsu makannya menurun.

    PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com

  • Data objektif

    1. Keadaan umum : sedang

    2. Kesadaran : Somnolen

    3. Respirasi : 32 x/menit, Suhu : 37ºC, N : 110 x/menit

    4. Pada pemeriksaan muka tampak agak pucat, hidung terdapat

    cairan jernih dan encer kulit hidung bagian luar tampak

    kemerahan, pernafasan cepat, pernafasan mendengkur,

    tenggorokan berwarna merah, pada perabaan kulit terasa hangat

    tidak timbul bercak-bercak seperti campak, telinga tidak sakit.

    b. Masalah

    Batuk, pilek, demam dan nafsu makan berkurang.

    c. Kebutuhan

    1. Pemberian asupan nutrisi berupa makanan dan cairan.

    2. Kolaborasi dengan dokter untuk memberikan therapi (antibiotik

    dan paracetamol) dan obat pereda batuk pilek.

    III. Diagnosa Potensial

    ISPA berat.

    IV. Antisipasi

    1. Pemberian cairan berupa infus RL 6 tpm.

    2. Kolaborasi dengan dokter untuk memberikan terapi antibiotik

    amoxillin 250 mg dan obat pereda batuk ambroxol 250 mg.

    PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com

  • V. Perencanaan

    Tanggal : 30 Maret 2013 Pukul 10.30 WIB

    1. Beritahu ibu hasil pemeriksaan.

    2. Berkolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi cetrizine 250

    mg, ambroxol 250 mg, metil prednisolon 75 mg, amoxillin 250 mg,

    Vit. C. Semua obat tersebut ada 4 tablet, obat – obat tersebut dibuat

    puyer di bagi menjadi 12 bungkus diminum 3 x 1 per hari, beri infus

    RL 6 tetes per menit.

    3. Anjurkan ibu untuk menjaga kebersihan perorangan dan lingkungan

    agar tetap bersih.

    4. Beri pendidikan kesehatan tentang penyakit ISPA sedang pada ibu

    beserta tanda bahaya dan tindakan yang harus dilakukan apabila ada

    tanda bahaya penyakit ISPA.

    5. Anjurkan ibu untuk menyusui anaknya sesering mungkin.

    VI. Pelaksanaan

    Tanggal : 30 Maret 2013 Pukul 11.00 WIB

    1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa anaknya mengalami

    ISPA sedang dan harus dirawat dirumah sakit.

    2. Berkolaborasi dengan dokter untuk pemberikan terapi cetrizine 250

    mg, ambroxol 250 mg, metil prednisolon 75 mg, amoxillin 250 mg,

    Vit. C. Semua obat tersebut ada 4 tablet, obat – obat tersebut dibuat

    puyer di bagi menjadi 12 bungkus diminum 3 x 1 per hari, memberi

    infus RL 6 tetes per menit.

    PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com

  • 3. Menganjurkan ibu untuk menjaga kebersihan perorangan dan

    lingkungan agar tetap bersih dengan cara membersihkan lendir di

    hidung menggunakan tisue dan mengganti pakaian bila basah atau

    kotor.

    4. Memberi pendidikan kesehatan tentang penyakit ISPA sedang pada

    ibu beserta tanda bahaya dan tindakan yang harus dilakukan apabila

    ada tanda bahaya penyakit ISPA yaitu memberitahu petugas

    kesehatan.

    5. Menganjurkan ibu untuk menyusui anaknya sesering mungkin.

    VII. Evaluasi

    Tanggal : 30 Maret 2013 Pukul : 11.30 WIB

    1. Ibu sudah diberitahu hasil pemeriksaan anaknya bahwa anaknya

    mengalami penyakit ISPA sedang.

    2. Anak A sudah minum obat terapi cetrizine 250 mg, ambroxol 250

    mg, metil prednisolon 75 mg, amoxillin 250 mg, Vit. C. Semua obat

    tersebut ada 4 tablet, obat–obat tersebut dibuat puyer di bagi menjadi

    12 bungkus diminum 3 x 1 per hari dan sudah diberi infus RL 6 tpm.

    3. Ibu sudah mengerti cara menjaga kebersihan anaknya

    4. Ibu sudah mengerti tentang penyakit ISPA sedang

    5. Nutrisi anak sudah terpenuhi

    PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com

  • DATA PERKEMBANGAN I

    Tanggal 31 Maret 2013 Pukul 08.00 WIB

    Subjektif

    1. Ibu mengatakan anaknya masih batuk, pilek dan masih panas.

    2. Ibu mengatakan anaknya masih rewel, nafsu makan 2 x sehari porsi 4

    sendok makan dan minum ASI 4 – 5 x/hari.

    3. Ibu mengatakan sudah meminumkan obat pada anaknya pada pukul 08.00

    WIB berupa cetrizine 250 mg, ambroxol 250 mg, metil prednisolon 75 mg,

    Amoxillin 250 mg, Vit. C semua 4 tablet dibuat puyer.

    4. Ibu mengatakan anaknya sudah BAB 3 x/hari dan BAK 6 x/hari.

    Objektif

    1. Keadaan umum : sedang

    Kesadaran : somnolen

    S : 39ºC, N : 120 x/menit, R : 54 x/menit

    2. Hidung masih ada lendir yang jernih dan encer yang masih keluar.

    3. Kulit pada perabaan terasa sedikit hangat, turgor baik lembab, pada

    ekstremitas timbul bercak-bercak pada kulit seperti campak.

    4. Pernafasan mengorok.

    5. Tenggorokan berwarna merah.

    6. Hasil pemeriksaan laboratorium

    Hemoglobin 11,9 normal 9,4 – 19,8

    Hematokrit 36,0 normal 28 – 65

    Eritrosit 5,07 normal 3,1 – 5,9

    Leukosit 10,0 normal 6,0 – 17,0

    PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com

  • Natrium 134 normal 136 – 145

    Kalium 4,0 normal 9,4 – 19,8

    Ion kalsium 101 normal 98 – 106

    Assesment

    An. A umur 4 bulan dengan ISPA sedang perawatan hari kedua.

    Planning

    Tanggal 31 Maret 2013 Pukul 09.00 WIB

    1. Memberitahu hasil pemeriksaan pada ibu bahwa anaknya masih menderita

    ISPA sedang.

    2. Memberikan pendidikan kesehatan pemberian makan pada anak usia 4

    bulan dengan ISPA sedang termasuk pemberian ASI dan makanan

    pendamping berupa bubur.

    3. Menganjurkan pada ibu untuk meneruskan pemberian therapi cetrizine 250

    mg, ambroxol 250 mg, metil prednisolon 75 mg, amoxillin 250 mg, Vit. C

    semua 4 tablet dibuat puyer.

    4. Melepas infus RL

    Evaluasi

    Tanggal : 31 Maret 2013 Pukul : 10.30 WIB

    1. Ibu sudah tahu hasil pemeriksaan pada anaknya.

    2. Ibu mengerti tentang pola pemberian makanan pada anak usia 4 bulan

    dengan ISPA sedang termasuk pemberian ASI dan makanan pendamping

    berupa bubur.

    3. Ibu bersedia melanjutkan pemberian therapi cetrizine 250 mg, ambroxol

    250 mg, metil prednisolon 75 mg, amoxillin 250 mg, Vit. C.

    4. Infus RL sudah dilepas

    PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com

  • DATA PERKEMBANGAN II

    Tanggal 01 April 2013 Pukul 08.30 WIB

    Subjektif

    1. Ibu mengatakan anaknya masih agak pilek, kadang-kadang masih batuk.

    2. Ibu mengatakan anaknya masih sedikit rewel, nafsu makan 2 x sehari porsi

    6 sendok makan dan minum ASI 6 – 7 x/hari dan anaknya masih sedikit

    panas.

    3. Ibu mengatakan masih memberikan obat yang diberikan oleh dokter

    kepada anaknya berupa cetrizine 250 mg, ambroxol 250 mg, metil

    prednisolon 75 mg, amoxillin 250 mg, Vit. C semua 4 tablet dan dibuat

    puyer.

    Objektif

    1. Keadaan umum : sedang

    2. Kesadaran : somnolen

    3. S : 37ºC, N : 120 x/menit, R : 32 x/menit

    4. Hidung masih sedikit berlendir.

    5. Kulit pada perabaan tidak teraba hangat, turgor baik lembab, masih ada

    sedikit bercak-bercak pada ekstremitas.

    6. Pernafasan sudah baik, meskipun sedikit mengorok.

    7. Tenggorokan berwarna merah.

    Assesment

    An. A umur 4 bulan dengan riwayat ISPA sedang perawatan hari ketiga

    Planning

    Tanggal 01 April 2013 Pukul 09.00 WIB

    1. Memberitahu hasil pemeriksaan pada ibu bahwa anaknya masih agak

    pilek, kadang-kadang masih batuk

    PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com

  • 2. Menganjurkan pada ibu untuk memperhatikan asupan gizi pada anaknya.

    3. Menganjurkan pada ibu untuk menjaga kondisi anaknya agar dalam

    kondisi sehat dengan cara menjaga kebersihan.

    4. Menganjurkan ibu untuk memberikan obat cetrizine 250 mg, ambroxol

    250 mg, metil prednisolon 75 mg, amoxillin 250 mg, Vit. C yang sudah

    diberikan oleh dokter.

    5. Memberikan salbutamol 250 mg dengan cara diuap

    Evaluasi

    Tanggal 01 April 2013 Pukul 10.00 WIB

    1. Ibu sudah tahu hasil pemeriksaan anaknya

    2. Ibu mengerti tentang kepentingan menjaga kebersihan lingkungan dan

    perilaku.

    3. Ibu dapat meningkatkan asupan nutrisi pada anaknya.

    4. Ibu bersedia mempertahankan anak tetap dalam kondisi sehat.

    5. Ibu bersedia memberikan obat yang telah diberikan oleh dokter kepada

    anaknya.

    PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com

  • DATA PERKEMBANGAN III

    Tanggal 02 April 2013 Pukul 08.00 WIB

    Subjektif

    1. Ibu mengatakan anaknya sudah tidak pilek, panas dan sudah tidak rewel.

    2. Ibu mengatakan nafsu makannya meningkat, makan 2 x sehari porsi 6

    sendok dan minum ASI 7 – 8 x sehari.

    3. Ibu mengatakan BAB 4 x sehari dan BAK 6 – 7 x sehari.

    Objektif

    1. Keadaan umum : baik

    2. Kesadaran : composmentis

    3. TTV : Suhu : 370C, R : 40 x/menit, N : 120 x/menit

    4. Hidung sudah tidak berlendir.

    5. Kulit pada perabaan tidak teraba hangat, turgor baik lembab, sudah tidak

    ada bercak-bercak pada kulit.

    6. Pernafasan sudah baik dan tidak mengorok.

    7. Tenggorokan tidak berwarna merah.

    Assesment

    An. A umur 4 bulan dengan riwayat ISPA perawatan hari keempat.

    Planning

    Tanggal 02 April 2013 Pukul 08.30 WIB

    1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan anaknya bahwa anaknya sudah

    sembuh.

    2. Memberi KIE pada ibu tentang perawatan anak di rumah seperti

    memandikan anak dan mengganti pakaian bila basah atau kotor.

    PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com

  • 3. Memberi KIE tentang penyakit ISPA meliputi pengertian, etiologi, gejala

    dan pencegahan penyakit ISPA.

    4. Mengajurkan ibu untuk memberikan obat yang sudah diberikan oleh

    dokter sesuai anjuran.

    5. Mempersiapkan pasien untuk pulang dengan memberikan terapi obat

    ambroxol 250 mg, amoxillin 250 mg semua 4 tablet dibuat puyer.

    6. Menganjurkan ibu untuk melakukan kontrol ulang 1 minggu atau jika ada

    keluhan pada anaknya.

    Evaluasi

    Tanggal 02 April 2013 Pukul 09.30 WIB

    1. Ibu sudah tahu hasil pemeriksaan anaknya

    2. Ibu sudah tahu cara merawat anaknya

    3. Ibu sudah tahu apa itu penyakit ISPA

    4. Ibu bersedia memberikan obat yang sudah diberikan oleh dokter sesuai

    dosis yang diberikan

    5. Ibu bersedia melakukan kontrol ulang 1 minggu atau jika ada keluhan pada

    anaknya.

    PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com

  • B. PEMBAHASAN

    Pada pembahasan kasus ini penulis menguraikan tentang proses asuhan

    kebidanan pada An. A dengan ISPA sedang di RSUD Dr. Moewardi

    Surakarta dengan menggunakan 7 langkah Varney. Pembahasan ini

    dimaksudkan agar diambil suatu kesimpulan dan pemecahan masalah dari

    kesenjangan yang ada, sehingga dapat digunakan sebagai tindak lanjut dalam

    penerapan asuhan kebidanan yang tepat, efektif dan efisien.

    1. Pengkajian

    Pada langkah pertama ini melakukan pengkajian dengan

    mengumpulkan data dasar, data subyektif, dan obyektif semua informasi

    yang akurat dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien. Data

    subjektif didapatkan keluhan utama batuk pilek dan badannya panas

    (Nelson, 2005). Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum anak

    rewel (Nursalam, 2007), kesadaran somnolen (Matondang, 2007), tanda-

    tanda vital : pernafasan > 50 x/menit, suhu > 390C (Nelson, 2007). Pada

    pemeriksaan sistematis diperoleh data pada kulit timbul bercak pada kulit

    seperti campak (Nelson, 2007), tenggorokan berwarna merah, telinga sakit

    dan mengeluarkan nanah dari lubang telinga (Nelson, 2007) dan

    pernafasan berbunyi mengorok (WHO, 2009).

    Sedangkan pada kasus An. A dengan ISPA sedang diperoleh data

    subjektif dengan keluhan utama ibu mengatakan anaknya sejak 2 hari yang

    lalu batuk pilek dan badannya terasa panas. Pada pemeriksaan fisik (data

    objektif) diperoleh keadaan umum sedang, kesadaran somnolen, respirasi

    PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com

  • 32 x/menit, suhu 37ºC, N : 110 x/menit, tidak timbul bercak pada kulit

    seperti campak, tenggorokan berwarna merah, pernafasan mendengkur dan

    pada hidung keluar lendir berwarna jernih dan encer.

    Pada langkah ini penulis menemukan adanya kesenjangan antara

    teori dan kasus yang ada dilahan praktek yaitu pada pernafasan > 50

    x/menit dan suhu > 390C sedangkan pada kasus pernafasan 32 x/menit,

    suhu 37ºC dan pada teori telinga sakit dan mengeluarkan nanah dari

    lubang telinga sedangkan pada kasus hidung keluar lendir berwarna jernih

    dan encer.

    2. Interpretasi Data

    Interpretasi data adalah dasar merupakan rangkaian, menghubungkan

    data yang diperoleh dengan konsep teori, prinsip relevan untuk mengeta