karya tulis ilmiah untuk memenuhi salah satu persyaratan...

103
i ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. N DAN NY. G YANG MENGALAMI DIABETES MELLITUS DENGAN KERUSAKAN INTEGRITAS KULIT DIRUANG BOUGENVILE DAN MAWAR DI RSUD UNGARAN Karya Tulis Ilmiah Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam Menyelesaikan Program Diploma Tiga Keperawatan DISUSUN OLEH : NUR WAKHID PUTRO ARIYANTO P14037 PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2017

Upload: others

Post on 15-Mar-2021

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Karya Tulis Ilmiah Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan ...digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/32/01-gdl-nurwakhidp-1565-1-p14037-a.pdfBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Endriyanto

i

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. N DAN NY. G YANG MENGALAMI

DIABETES MELLITUS DENGAN KERUSAKAN INTEGRITAS

KULIT DIRUANG BOUGENVILE DAN MAWAR

DI RSUD UNGARAN

Karya Tulis Ilmiah

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

Dalam Menyelesaikan Program Diploma Tiga Keperawatan

DISUSUN OLEH :

NUR WAKHID PUTRO ARIYANTO

P14037

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2017

Page 2: Karya Tulis Ilmiah Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan ...digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/32/01-gdl-nurwakhidp-1565-1-p14037-a.pdfBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Endriyanto

ii

Page 3: Karya Tulis Ilmiah Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan ...digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/32/01-gdl-nurwakhidp-1565-1-p14037-a.pdfBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Endriyanto

iii

Motto :

“Keindahan hidupmu hanya setinggi harapanmu, sepanjang

kesabaranmu, dan sebesar upayamu“

“Menjadi luar biasa itu perlu waktu, perlu disakiti, perlu air

mata, perlu dihina dan perlu jam terbang yang teruji”

“Jangan sombong. Saat kita bersikap terlalu yakin dan

menyombongi orang diam, bisa jadi dia diam karena sedang

menyiapkan menu agar kita memakan kesombongan kita sendiri”

“Pada saatnya semua akan berbalik, jangan pernah takut, tetap

berikan yang terbaik walau diacuhkan, di ragukan, dan terkesan

tidak dihargai, semua ada masanya, bertemanlah dengan waktu,

walau kadang mebosankan tapi pasti akan terjawab”

Page 4: Karya Tulis Ilmiah Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan ...digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/32/01-gdl-nurwakhidp-1565-1-p14037-a.pdfBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Endriyanto

iv

Page 5: Karya Tulis Ilmiah Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan ...digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/32/01-gdl-nurwakhidp-1565-1-p14037-a.pdfBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Endriyanto

v

Page 6: Karya Tulis Ilmiah Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan ...digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/32/01-gdl-nurwakhidp-1565-1-p14037-a.pdfBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Endriyanto

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena

berkat, rahmat dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya

Tulis Ilmiah dengan judul “Asuhan Keperawatan Pada Ny. N dan Ny. G yang

Mengalami Diabetes Melitus dengan Kerusakan Integritas Kulit diruang

Bougenvile dan Mawar Di RSUD Ungaran”.

Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat

bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini

penulis mengucapkan terimakasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya

kepada yang terhormat :

1. Wahyu Rima Agustin S.Kep., Ns., M.Kep, selaku ketua STIKes yang telah

memberikan kesempatan untuk dapat menimba ilmu di STIKes Kusuma

Husada Surakarta.

2. Meri Oktariani S.Kep., Ns., M.Kep, selaku Ketua Program Studi D3

Keperawatan yang telah memberikan kesempatan untuk dapat menimba

ilmu di STIKes Kusuma Husada Surakarta.

3. Erlina Windyastuti S.Kep., Ns., M.Kep, selaku Sekretaris Program Studi

D3 Keperawatan dan selaku dosen pembimbing sekaligus sebagai penguji

yang telah membimbing dengan cermat memberikan masukan-masukan,

inspirasi, perasaan nyaman dalam bimbingan serta memfasilitasi demi

sempurnanya studi kasus ini yang telah memberikan kesempatan dan

arahan untuk dapat menimba ilmu di STIKes Kusuma Husada Surakarta.

4. Ns. Joko Kismanto, S.Kep, selaku penguji yang telah menguji yang telah

membimbing dengan cermat, memberikan masukan-masukan, inspirasi,

Page 7: Karya Tulis Ilmiah Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan ...digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/32/01-gdl-nurwakhidp-1565-1-p14037-a.pdfBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Endriyanto

vii

perasaan nyaman dalam bimbingan serta memfasilitasi demi sempurnanya

studi kasus ini.

5. Semua dosen Program Studi D3 Keperawatan STIKes Kusuma Husada

Surakarta yang telah memberikan bimbingan dengan sabar dan

wawasannya serta ilmu yang bermanfaat.

6. Kedua orangtua saya, Bapak dan Ibu yang selalu menjadi motivasi saya

dalam menempuh pendidikan dan yang selalu setia mendampingi serta

menyemangati saya dalam keadaan apapun.

7. Keluarga besar saya yang jadi motivasi saya untuk memberikan contoh

yang baik untuk mereka.

8. Teman-teman Mahasiwa Program Studi D3 Keperawatan STIKes Kusuma

Husada Surakarta dan berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu -

persatu, yang telah memberikan dukungan moril dan spiritual.

Semoga laporan studi kasus ini bermanfaat untuk perkembangan ilmu

keperawatan dan kesehatan. Amin.

Surakarta, 20 Juli 2017

Nur Wakhid Putro Ariyanto

Page 8: Karya Tulis Ilmiah Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan ...digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/32/01-gdl-nurwakhidp-1565-1-p14037-a.pdfBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Endriyanto

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... iPERNYATAAN TIDAK PLAGIATISME ................................................. iiMOTO ............................................................................................................ iiiLEMBAR PERSETUJUAN ......................................................................... ivHALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... vKATA PENGANTAR ................................................................................... viDAFTAR ISI .................................................................................................. viiiDAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xDAFTAR TABEL ......................................................................................... xiDAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xiiBAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ................................................................................... 11.2 Tujuan Penulisan ................................................................................ 4

1.2.1 Tujuan Umum ......................................................................... 41.2.2 Tujuan Khusus ........................................................................ 5

1.3 Manfaat Penulisan Karya Ilmiah......................................................... 5BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Penyakit Diabetes Mellitus2.1.1 Definisi .................................................................................... 72.1.2 Klasifikasi DM ........................................................................ 72.1.3 Etiologi .................................................................................... 92.1.4 Gejala ....................................................................................... 102.1.5 Patofisiologi ............................................................................. 102.1.6 Komplikasi .............................................................................. 132.1.7 Penatalaksanaan ....................................................................... 13

2.2 Asuhan Keperawatan2.2.1 Pengkajian ............................................................................... 172.2.2 Diagnosis ................................................................................. 202.2.3 Intervensi .................................................................................. 212.2.4 Implementasi ........................................................................... 272.2.5 Evaluasi ................................................................................... 28

BAB III METODE PENELITIAN3.1 Desain Penelitian ............................................................................... 293.2 Batasan Istilah .................................................................................... 293.3 Partisipan ............................................................................................ 303.4 Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................. 313.5 Pengumpulan Data ............................................................................. 313.6 Uji Keabsahan Data ........................................................................... 353.7 Analisa Data ....................................................................................... 37

BAB IV HASIL4.1.1 Gambaran Lokasi Pengambilan Data .............................................. 404.1.2 Asuhan Keperawatan ...................................................................... 40

1 Pengkajian Pasien ...................................................................... 402 Riwayat Penyakit ...................................................................... 413 Pola Kesehatan Fungsional Gordon .......................................... 43

Page 9: Karya Tulis Ilmiah Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan ...digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/32/01-gdl-nurwakhidp-1565-1-p14037-a.pdfBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Endriyanto

ix

4 Pemeriksaan Fisik ..................................................................... 465 Pemeriksaan Diagnostik ............................................................ 47

4.1.3 Analisa Data ................................................................................... 494.1.4 Diagnosis Keperawatan ................................................................. 504.1.5 Perencanaan Keperawatan ............................................................ 504.1.6 Implementasi Keperawatan ........................................................... 524.1.7 Evaluasi Kperawatan ..................................................................... 57

BAB V PEMBAHASAN5.1 Pembahasan ....................................................................................... 60

5.1.1 Pengkajian ............................................................................... 605.1.2 Diagnosis Keperawatan .......................................................... 625.1.3 Intervensi Keperawatan .......................................................... 635.1.4 Implementasi Keperawatan ..................................................... 655.1.5 Evaluasi ................................................................................... 66

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN6.1 Kesimpulan ....................................................................................... 686.2 Saran ................................................................................................. 70

DAFTAR PUSTAKALAMPIRAN

Page 10: Karya Tulis Ilmiah Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan ...digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/32/01-gdl-nurwakhidp-1565-1-p14037-a.pdfBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Endriyanto

x

DAFTAR GAMBAR

Skema 2.1 Pathway Diabetes Mellitus............................................................ 12

Gambar 4.1 Genogram Ny. N ......................................................................... 42

Gambar 4.2 Genogram Ny. G ......................................................................... 42

Page 11: Karya Tulis Ilmiah Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan ...digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/32/01-gdl-nurwakhidp-1565-1-p14037-a.pdfBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Endriyanto

xi

Daftar Tabel

Tabel 4.1 Identitas Pasien ................................................................................ 40

Tabel 4.2 Riwayat Penyakit ............................................................................. 41

Tabel 4.3 Pola Kesehatan Fungsional Gordon ................................................ 43

Tabel 4.4 Pemeriksaan Fisik ........................................................................... 46

Tabel 4.5 Hasil Pemeriksaan Diagnostik ........................................................ 47

Tabel 4.5 Hasil Pemeriksaan GDS .................................................................. 48

Tabel 4.1.3 Analisa Data ................................................................................. 49

Tabel 4.1.4 Diagnosis Keperawatan ................................................................ 50

Tabel 4.1.5 Perencanaan Keperawatan ........................................................... 50

Tabel 4.1.6 implementasi Keperawatan .......................................................... 52

Tabel 4.1.7 evaluasi Keperawatan .................................................................. 57

Page 12: Karya Tulis Ilmiah Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan ...digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/32/01-gdl-nurwakhidp-1565-1-p14037-a.pdfBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Endriyanto

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Lembar Konsultasi KTI

Lampiran 2. Lembar Konsultasi Askep

Lampiran 3. Lembar Audience

Lampiran 4. Jurnal

Lampiran 5. Daftar Riwayat Hidup

Page 13: Karya Tulis Ilmiah Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan ...digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/32/01-gdl-nurwakhidp-1565-1-p14037-a.pdfBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Endriyanto

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Endriyanto (2012) diabetes mellitus secara luas diartikan sebagai

gangguan metabolisme kronis yang ditandai dengan metabolisme karbohidrat,

protein, dan lemak yang abnormal akibat kegagalan sekresi insulin, kerja

insulin, atau keduanya komplikasi diabetes, diantaranya : pengendalian kadar

glukosa yang adekuat, timbulnya komplikasi diabetes jangka pendek akibat

pengendalian kadar glukosa yang tidak adekuat. Menurut Smeltzer & Barre

(2008) Diabetes Mellitus (DM) merupakan sekumpulan gejala pada seseorang

ditandai dengan kadar glukosa darah yang melebihi nilai normal

(hiperglikemia) akibat tubuh kekurangan insulin baik absolute maupun

relative.

Terdapat beberapa jenis Diabetes Mellitus yaitu Diabetes Mellitus

Tipe I, Diabetes Mellitus Tipe II, Diabetes Mellitus Tipe Gastesional, dan

Diabetes Mellitus Tipe Lainnya. Jenis Diabetes Mellitus yang paling banyak

diderita adalah Diabetes Mellitus Tipe II. Diabetes Mellitus Tipe II (DM Tipe

2) adalah penyakit gangguan metabolik yang ditandai oleh kenaikan gula

darah akibat penurunan sekresi insulin oleh sel β pankreas atau gangguan

fungsi insulin (ADA, 2010).

Page 14: Karya Tulis Ilmiah Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan ...digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/32/01-gdl-nurwakhidp-1565-1-p14037-a.pdfBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Endriyanto

2

Global Status Report on Non Communicable Diseases tahun 2014

yang dikeluarkan oleh World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa

prevalensi DM diseluruh dunia diperkirakan sebesar 9%. Proporsi akibat

kematian DM diseluruh kematian akibat penyakit tidak menular adalah

sebesar 4%. Kematian akibat DM terjadipada negara dan pendapatan rendah

dan menengah dengan proporsi sebesar 80%.

World Health Organization (WHO) menyebutkan Indonesia

menempati urutan yang ke-4 terbesar dalam jumlah penderita Diabetes

Mellitus di dunia sebanyak 80% setelah India, Cina, Amerika Serikat.

Prevalensi dari jenis Diabetes Mellitus yang terus meningkat adalah Diabetes

Mellitus tipe 2 dengan kasus terbanyak yaitu 90% dari seluruh kasus Diabetes

Mellitus di dunia (WHO, 2013). Berdasarkan hasil dari Riskesdas (2013)

prevalensi penderita Diabetes Mellitus pada tahun 2013 sebesar 2,1%

mengalami peningkatan dibandingkan pada tahun 2007 sebesar 1,1%. Di

Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2013 penderita Diabetes Mellitus

tergantung insulin sebesar 9.376 orang lebih rendah dibandingkan dengan

tahun 2012 (1.993 orang). Sedangkan Diabetes Mellitus tidak tergantung

insulin mengalami penurunan dari 181.543 orang menjadi 142.925 orang

(Dinas Kesehatan Jawa Tengah, 2013).

Diabetes Mellitus sering disebut sebagai The Great Imitator

(menyerupai penyakit lain) karena penyakit ini bisa mengenai semua organ

tubuh dan menimbulkan berbagai keluhan dan gejala yang sangat bervariasi.

Diabetes Mellitus jika tidak ditangani dengan baik akan mengakibatkan

Page 15: Karya Tulis Ilmiah Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan ...digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/32/01-gdl-nurwakhidp-1565-1-p14037-a.pdfBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Endriyanto

3

timbulnya beberapa komplikasi bersama-sama atau terdapat satu masalah

yang medominasi seperti kelainan ulkus kaki diabetik (Poerwanto, 2012).

Diabetes Mellitus sebagian besar disebabkan oleh faktor genetik dan

perilaku atau gaya hidup seseorang. Gejala yang dikeluhkan pada penderita

Diabetes Mellitus adalah “polidipsia” (banyak minum), “poliuria” (banyak

kencing), “polifagia” (banyak makan), penurunan berat badan, dan

kesemutan. Diabetes Mellitus juga dapat mengenai semua organ tubuh dan

menimbulkan berbagai macam keluhan. Keluhan yang akan ditimbulkan

antara lain gangguan penglihatan, penyakit jantung, katarak, impotensi

seksual, infeksi paru, luka sulit sembuh dan membusuk atau gangren,

gangguan pembuluh darah, stroke dan sebagainya. Biasanya pada penderita

Diabetes Mellitus yang sudah parah menjalani amputasi anggota tubuh karena

terjadi pembusukan (Maulana, 2009).

Clayton & Tom (2009) mengungkapkan bahwa komplikasi lanjut

ulkus diabetik yang lebih sering terjadi adalah infeksi kronis. Ulkus di kaki

bisa sangat dalam dan mengalami infeksi serta masa penyembuhannya lama

(Maulana, 2008). Agar pasien DM tidak mengalami komplikasi lebih lanjut,

maka harus ditangani dengan dua cara yaitu dengan cara non-farmakologi dan

dengan cara farmakologi. Penanganan dengan cara non-farmakologi yaitu

dengan cara olahraga secara teratur dan pola makan hidup yg sehat.

Sedangkan dengan cara farmakologi salah satunya dengan cara perawatan

pada luka yaitu preparasi bed luka (Sari, 2012).

Page 16: Karya Tulis Ilmiah Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan ...digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/32/01-gdl-nurwakhidp-1565-1-p14037-a.pdfBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Endriyanto

4

Dalam aspek perawatan preparasi bed luka merupakan fokus utama

dalam perawatan luka terdiri dari debridement untuk mengatasi jaringan

nekrotik, kontrol bakteri dan mengatasi infeksi serta produk absortif untuk

mengontrol eksudat. Setelah luka terpreparasi dengan baik dilakukan

penutupan pada luka (Alexiadou & Doupis, 2012).

Dampak dari ulkus kaki diabetik bila penanganannya dengan baik bisa

menghilangkan jaringan kalus dan infeksi lokal, mengangkat jaringan

nekrotik sehingga dapat mempercepat penyembuhan, mengurangi beban

tekanan (offloading), secara alami tubuh akan membuang sendiri jaringan

nekrotik atau slough yang menempel pada luka.

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan oleh penulis bahwa

kasus DM dengan ulkus kaki diabetik masih cukup tinggi dan butuh perhatian

untuk perawatan luka di RSUD Ungaran. Oleh karena itu, penulis tertarik

untuk mengaplikasikan melakukan tindakan asuhan keperawatan pada pasien

Diabetes Mellitus yang mengalami kerusakan integrits kulit diruang

Bougenvile dan Mawar di RSUD Ungaran.

1.2 Tujuan Penulisan

1.2.1 Tujuan Umum

Penulis mampu memahami konsep penyakit Diabetes Melitus

dan mampu memberikan asuhan keperawatan dengan baik dan benar

pada Ny. N dan Ny. G dengan ulkus diabetikum yang mengalami

Page 17: Karya Tulis Ilmiah Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan ...digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/32/01-gdl-nurwakhidp-1565-1-p14037-a.pdfBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Endriyanto

5

kerusakan integritas kulit di ruang Bougenvile dan Mawar RSUD

Ungaran.

1.2.2 Tujuan Kusus

a. Penulis mampu melakukan pengkajian pada Ny. N dan Ny. G

dengan ulkus diabetikum yang mengalami kerusakan integritas

kulit.

b. Penulis mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada Ny. N

dan Ny. G dengan ulkus diabetikum yang mengalami kerusakan

integritas kulit.

c. Penulis menyusun rencana asuhan keperawatan pada Ny. N dan

Ny. G dengan ulkus diabetikum yang mengalami kerusakan

integritas kulit.

d. Penulis mampu melakukan implementasi pada Ny. N dan Ny. G

dengan ulkus diabetikum yang mengalami kerusakan integritas

kulit.

e. Penulis mampu melakukan evaluasi pada Ny. N dan Ny. G

dengan ulkus diabetikum yang mengalami kerusakan integritas

kulit.

1.3 Manfaat Penulisan Karya Ilmiah

1.3.1 Bagi Pihak Rumah Sakit

Bagi pihak kesehatan RSUD Ungaran terutama perawat di

bangsal dalam sebaiknya melakukan asuhan keperawatan yang

Page 18: Karya Tulis Ilmiah Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan ...digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/32/01-gdl-nurwakhidp-1565-1-p14037-a.pdfBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Endriyanto

6

berkualitas dan meningkatkan kepuasan pasien penderita diabetes

melitus dengan tindakan tersebut bertujuan untuk mencegah

terjadinya komplikasi diabetes melitus terutama pada kaki.

1.3.2 Manfaat Bagi Institusi Pendidikan

Dapat memperkaya pengetahuan dengan memperbanyak

membaca referensi tentang Diabetes Melitus dan dapat dijadikan

untuk penambah pengetahuan para pembaca.

1.3.3 Manfaat bagi pasien

Hasil karya tulis ilmiah ini diharapkan dapat menambah

pengetahuan klien maupun keluarga klien mengenai berbagai hal

yang berhubungan dengan diabetes mellitus yang meliputi

penyebab, tanda dan gejala, penatalaksanaan dan komplikasi dari

diabetes mellitus.

1.3.4 Manfaat Bagi Penulis

Meningkatkan wawasan, pengetahuan serta sikap penulis di

dalam memberikan asuhan keperawatan kepada pasien diabetes

mellitus untuk mempercepat proses penyembuhan dan mencegah

komplikasi lebih lanjut.

1.3.5 Bagi Profesi

Sebagai referensi lebih lanjut untuk meningkatkan mutu

pelayanan terhadap pasien dengan Diabetes Mellitus dan acuan

intervensi terhadap perawatan atau penanganan Ulkus Diabetikum.

Page 19: Karya Tulis Ilmiah Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan ...digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/32/01-gdl-nurwakhidp-1565-1-p14037-a.pdfBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Endriyanto

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Diabetes Mellitus

2.1.1 Definisi

Pudiastuti (2013) DM (Diabetes Mellitus) adalah suatu penyakit

dimana kadar glukosa (gula sederhana) di dalam darah tinggi. Diabetes

mellitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metababolik dengan

karakteristik hiperglikemia kronis yang terjadi karena kelainan sekresi

insulin, defek kinerja insulin atau kombinasi keduanya. (Hermawan,

2006).

Berdasarkan pengertian oleh para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa

Diabetes Mellitus merupakan suatu keadaan kelebihan kadar glukosa

dalam tubuh disertai dengan kelainan metabolik akibat gangguan

hormonal dan dapat menimbulkan berbagai komplikasi kronik.

2.1.2 Klasifikasi Diabetes Melitus (DM)

American Diabetes Association (ADA) memperkenalkan sistem

klasifikasi berbasis etiologi dan kriteria diagnosa untuk diabetes yang

diperbaharui pada tahun 2010. Sistem klasifikasi ini menjelaskan tipe

diabetes, antaranya :

1) Diabetes Tipe 1, DM tipe 1 atau yang dulu dikenal dengan nama

Insulin Dependent Diabetes Mellitus (IDDM), terjadi karena

kerusakan sel β pankreas (reaksi autoimun). Bila kerusakan sel beta

Page 20: Karya Tulis Ilmiah Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan ...digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/32/01-gdl-nurwakhidp-1565-1-p14037-a.pdfBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Endriyanto

8

2) telah mencapai 80-90% maka gejala DM mulai muncul. Perusakan

sel β ini lebih cepat terjadi pada anak-anak dari pada dewasa.

Sebagian besar penderita DM tipe 1 mempunyai antibodi yang

menunjukkan adanya proses autoimun, dan sebagian kecil tidak

terjadi proses autoimun. Kondisi ini digolongkan sebagai tipe 1

idiopatik. Sebagian besar (75%) kasus terjadi sebelum usia 30

tahun, tetapi usia tidak termasuk kriteria untuk klasifikasi.

3) Diabetes Tipe 2, DM tipe 2 merupakan 90% dari kasus DM yang

dulu dikenal sebagai Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus

(NIDDM). Pada diabetes ini terjadi penurunan kemampuan insulin

bekerja di jaringan perifer (insulin resistance) dan disfungsi sel β.

Akibatnya, pankreas tidak mampu memproduksi insulin yang

cukup untuk mengkompensasi insulin resistan. Kedua hal ini

menyebabkan terjadinya defisiensi insulin relatif. Gejala minimal

dan kegemukan sering berhubungan dengan kondisi ini, yang

umumnya terjadi pada usia > 40 tahun. Kadar insulin bisa normal,

rendah, maupun tinggi, sehingga penderita tidak tergantung pada

pemberian insulin.

4) DM Dalam Kehamilan, DM dan kehamilan (Gestational Diabetes

Mellitus - GDM) adalah kehamilan normal yang disertai dengan

peningkatan insulin resistan (ibu hamil gagal mempertahankan

euglycemia). Faktor risiko GDM: riwayat keluarga DM,

kegemukan, dan glikosuria. GDM ini meningkatkan morbiditas

neonatus, misalnya hipoglikemia, ikterus, polisitemia, dan

Page 21: Karya Tulis Ilmiah Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan ...digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/32/01-gdl-nurwakhidp-1565-1-p14037-a.pdfBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Endriyanto

9

makrosomia. Hal ini terjadi karena bayi dari ibu GDM mensekresi

insulin lebih besar sehingga merangsang pertumbuhan bayi dan

makrosomia. Frekuensi GDM kira-kira 3--5% dan para ibu tersebut

meningkat risikonya untuk menjadi DM di masa mendatang.

5) Diabetes Tipe Lain, Subkelas DM di mana individu mengalami

hiperglikemia akibat kelainan spesifik (kelainan genetik fungsi sel

β), endokrinopati (penyakit Cushing’s, akromegali), penggunaan

obat yang mengganggu fungsi sel β (dilantin), penggunaan obat

yang mengganggu kerja insulin (β-adrenergik), dan infeksi atau

sindroma genetik.

2.1.3 Etiologi

Penyebab Diabetes Mellitus menurut Pundiastuti (2013), antara lain :

1) Faktor keturunan.

Keturunan merupakan faktor yang tidak dapat diubah,

tetapi faktor lingkungan yang berkaitan dengan gaya hidup seperti

kurang berolahraga dan asupan nutrisi yang berlebihan serta

kegemukan merupakan faktor yang dapat diperbaiki.

2) Nutrisi.

Nutrisi merupakan faktor yang penting timbulnya DM tipe

II. Gaya hidup yang keberat-beratan dan hidup santai serta

panjangnya angka harapan hidup merupakan faktor faktor yang

meningkatkan prevalensi DM.

3) Kadar kortikosteroid yang tinggi.

4) Kehamilan Diabetes gestasional, akan hilang serta melahirkan.

Page 22: Karya Tulis Ilmiah Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan ...digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/32/01-gdl-nurwakhidp-1565-1-p14037-a.pdfBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Endriyanto

10

5) Obat-obatan yang dapat merusak penkreas.

6) Diabetes terjadi jika tubuh tidak menghasilkan insulin yang cukup

untuk mempertahankan kadar glukosa darah yang normal atau jika

sel tidak memberikan respon yang tepat terhadap insulin.

2.1.4 Gejala

Gejala penyakit diabetes mellitus menurut Pundiastuti (2013), antara

lain :

1) Sering buang air kecil terutama pada malam hari.

2) Berat badan menurun tanpa sebab yang jelas.

3) Kesemutan pada kaki atau tungkai.

4) Luka sulit sembuh.

5) Penglihatan kabur.

6) Cepat merasa haus dan lapar.

7) Cepat merasa lelah dan mengantuk.

8) Gatal-gatal.

2.1.5 Patofisiologi Diabetes Mellitus (Muttaqin, 2008)

Pada diabetes tipe ini terdapat dua masalah utama yang

berhubungan dengan insulin itu sendiri, antara lain : resisten insulin dan

gangguan sekresi insulin. Normalnya insulin terikat pada reseptor khusus

di permukaan sel. Akibat dari terikatnya insulin tersebut maka, akan

terjadi suatu rangkaian reaksi dalam metabolisme glukosa dalam sel

tersebut. Resistensi glukosa pada diabetes mellitus tipe 2 ini dapat disertai

adanya penurunan reaksi intra sel atau dalam sel. Dengan hal - hal tersebut

insulin menjadi tidak efektif untuk pengambilan glukosa oleh jaringan

Page 23: Karya Tulis Ilmiah Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan ...digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/32/01-gdl-nurwakhidp-1565-1-p14037-a.pdfBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Endriyanto

11

tersebut. Dalam mengatasai resistensi insulin atau untuk pencegahan

terbentuknya glukosa dalam darah, maka harus terdapat peningkatan

jumlah insulin dalam sel untuk disekresikan.

Pada pasien atau penderita yang toleransi glukosa yang terganggu,

keadaan ini diakibatkan karena sekresi insulin yang berlebihan tersebut,

serta kadar glukosa dalam darah akan dipertahankan dalam angka normal

atau sedikit meningkat. Akan tetapi hal-hal berikut jika sel-sel tidak

mampu mengimbangi peningkatan kebutuhan terhadap insulin maka,

kadar glukosa dalam darah akan otomatis meningkat dan terjadilah

Diabetes Melitus Tipe 2 ini.

Walaupun sudah terjadi adanya gangguan sekresi insulin yang

merupakan cirri khas dari diabetes mellitus tipe 2 ini, namun masih

terdapat insulin dalam sel yang adekuat untuk mencegah terjadinya

pemecahan lemak dan produksi pada badan keton yang menyertainya. Dan

kejadian tersebut disebut ketoadosis diabetikum, akan tetapi hal initidak

terjadi pada penderita diabetes melitus tipe 2.

Page 24: Karya Tulis Ilmiah Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan ...digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/32/01-gdl-nurwakhidp-1565-1-p14037-a.pdfBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Endriyanto

12

Umur

Penurunan fungsi Penurunan fungsi

indra pengecapan pankreas Gaya hidup

Konsumsi makanan Penurunan kualitas

manis berlebih dan kuantitas insulin

Hiperglikemi

penurunan glukosa dalam sel Kerusakan vaskuler

Cadangan lemak & protein Neuropati perifer

menurun Ulkus

BB merunun Resiko Ketidakstabilan Kerusakan Integritas

Kadar Gula Darah Kulit

Pembedahan (Debridement)

Nyeri Akut Pengeluaran histamin Adanya perlukaan pada kaki

dan prostaglandi Luka insisi tidak terawat

Gangguan Mobilitas Peningkatan leukosit

Fisik Resiko Infeksi

Skema 2.1

Pathway Diabetes Mellitus (Muttaqin, 2008)

Page 25: Karya Tulis Ilmiah Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan ...digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/32/01-gdl-nurwakhidp-1565-1-p14037-a.pdfBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Endriyanto

13

2.1.6 Komplikasi

Komplikasi DM menurut Mansjoer (2007) dibagi menjadi 2 yaitu :

a. Akut

1. Koma hipoglikemia.

2. Diabetes ketoasidosis.

b. Koma hiperosmolar.

1. Kronis

2. Makroangiopati

3. Mikroangiopati

4. Neuropati diabetik

5. Rentan dengan infeksi seperti tuberculosis paru, dan infeksi saluran

kemih.

6. Kaki diabetik

2.1.7 Penatalaksanaan DM

Diabetes Mellitus jika tidak dikelola dengan baik akan menimbulkan

berbagai penyakit dan diperlukan kerjasama semua pihak untuk

meningkatan pelayanan kesehatan. Untuk mencapai tujuan tersebut

dilakukan berbagai usaha, antaranya :

1. Preparasi bed luka

Perawatan dengan cara preparasi bed luka merupakan cara

untuk mengatasi jaringan nekrotik, kontrol bakteri dan mengatasi

infeksi serta produk absortif untuk mengontrol eksudat (Sari,

2012).

Page 26: Karya Tulis Ilmiah Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan ...digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/32/01-gdl-nurwakhidp-1565-1-p14037-a.pdfBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Endriyanto

14

2. Perencanaan makanan

Standar yang dianjurkan adalah makanan dengan komposisi

yang seimbang dalam hal karbohidrat, protein dan lemak yang

sesuai dengan kecukupan gizi baik yaitu :

a. Karbohidrat sebanyak 60 – 70 %.

b. Protein sebanyak 10 – 15 %.

c. Lemak sebanyak 20 – 25 %.

Jumlah kalori disesuaikan dengan pertumbuhan, status gizi,

umur, stress akut dan kegiatan jasmani. Untuk kepentingan klinik

praktis, penentuan jumlah kalori dipakai rumus Broca yaitu Barat

Badan Ideal = (TB-100)-10%, sehingga didapatkan :

a. Berat badan kurang = < 90% dari BB Ideal.

b. Berat badan normal = 90-110% dari BB Ideal.

c. Berat badan lebih = 110-120% dari BB Ideal.

d. Gemuk = > 120% dari BB Ideal.

Jumlah kalori yang diperlukan dihitung dari BB Ideal dikali

kelebihan kalori basal yaitu untuk laki-laki 30 kkal/kg BB, dan

wanita 25 kkal/kg BB, kemudian ditambah untuk kebutuhan kalori

aktivitas (10-30% untuk pekerja berat). Koreksi status gizi (gemuk

dikurangi, kurus ditambah) dan kalori untuk menghadapi stress

akut sesuai dengan kebutuhan.

Makanan sejumlah kalori terhitung dengan komposisi

tersebut diatas dibagi dalam beberapa porsi yaitu :

Page 27: Karya Tulis Ilmiah Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan ...digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/32/01-gdl-nurwakhidp-1565-1-p14037-a.pdfBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Endriyanto

15

a. Makanan pagi sebanyak 20%.

b. Makanan siang sebanyak 30%.

c. Makanan sore sebanyak 25%.

d. 2-3 porsi makanan ringan sebanyak 10-15 %

diantaranya.

3. Latihan jasmani

Dianjurkan latihan jasmani secara teratur (3-4 kali

seminggu) selama kurang lebih 30 menit yang disesuaikan dengan

kemampuan dan kondisi penyakit penyerta (Iwan, 2010).

Sebagai contoh olah raga ringan adalah berjalan kaki biasa

selama 30 menit, olehraga sedang berjalan cepat selama 20 menit

dan olah raga berat jogging (Iwan, 2010).

4. Obat hipoglikemik

1. Obat golongan sulfonylurea bekerja dengan cara :

a. Menstimulasi penglepasan insulin yang tersimpan.

b. Menurunkan ambang sekresi insulin.

c. Meningkatkan sekresi insulin sebagai akibat rangsangan

glukosa (Iwan, 2010).

2. Binguanid

Preparat yang ada dan aman dipakai yaitu metformin. Sebagai

obat tunggal dianjurkan pada pasien gemuk (imt 30) untuk

pasien yang berat lebih (IMT 27-30) dapat juga

dikombinasikan dengan golongan sulfonylurea (Iwan, 2010).

Page 28: Karya Tulis Ilmiah Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan ...digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/32/01-gdl-nurwakhidp-1565-1-p14037-a.pdfBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Endriyanto

16

3. Insulin

Indikasi pengobatan dengan insulin menurut Iwan (2010) :

a. Semua penderita DM dari setiap umur dalam keadaan

ketoasidosis atau pernah masuk kedalam ketoasidosis.

b. DM dengan kehamilan atau DM gestasional yang tidak

terkendali dengan diet (perencanaan makan).

c. DM yang tidak berhasil dikelola dengan obat hipoglikemik

oral dosis maksimal. Dosis insulin oral atau suntikan

dimulai dengan dosis rendah dan dinaikkan perlahan - lahan

sesuai dengan hasil glukosa darah pasien. Bila sulfonylurea

atau metformin telah diterima sampai dosis maksimal tetapi

tidak tercapai sasaran glukosa darah maka dianjurkan

penggunaan kombinasi sulfonylurea dan insulin.

d. Penyuluhan untuk merancanakan pengelolaan sangat

penting untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Edukator

bagi pasien diabetes yaitu pendidikan dan pelatihan

mengenai pengetahuan dan keterampilan yang bertujuan

menunjang perubahan perilaku untuk meningkatkan

pemahaman pasien akan penyakitnya, yang diperlukan

untuk mencapai keadaan sehat yang optimal. Penyesuaian

keadaan psikologik kualitas hidup yang lebih baik. Edukasi

merupakan bagian integral dari asuhan keperawatan

diabetes.

Page 29: Karya Tulis Ilmiah Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan ...digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/32/01-gdl-nurwakhidp-1565-1-p14037-a.pdfBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Endriyanto

17

2.2 ASUHAN KEPERAWATAN

Asuhan keperawatan merupakan suatu proses atau rangkaian kegiatan

pada praktek keperawatan yang langsung diberikan kepada klien pada

berbagai tatanan pelayanan kesehatan, dalam pemenuhan kebutuhan dasar

manusia, dengan menggunakan metodologi proses keperawatan, berpedoman

pada standar keperawatan, dilandasi etik dan etika keperawatan, dalam

lingkup wewenang serta tanggung jawab keperawatan (Apriyani, 2007).

Asuhan keperawatan pada klien meliputi :

2.2.1 Pengkajian

Menurut NANDA (2013), fase pengkajian merupakan sebuah

komponen utama untuk mengumpulkan informasi, data, menvalidasi data,

mengorganisasikan data, dan mendokumentasikan data. Pengumpulan data

antara lain meliputi :

a. Biodata

1) Identitas pasien (nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan,

pekerjaan, agama, suku, alamat,status, tanggal masuk, tanggal

pengkajian, diagnosa medis).

2) Identitas penanggung jawab (nama, umur, pekerjaan, alamat,

hubungan dengan pasien).

b. Anamnesa

1) Keluhan utama

Cemas, lemah, anoreksia, mual, muntah, nafas pasien

mungkin berbau aseton pernapasan kussmaul, nyeri abdomen,

Page 30: Karya Tulis Ilmiah Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan ...digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/32/01-gdl-nurwakhidp-1565-1-p14037-a.pdfBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Endriyanto

18

poliuri, polidipsi, penglihatan yang kabur, kelemahan & sakit

kepala

2) Riwayat kesehatan saat ini

Berisi mengenai kapan awal mula terjadinya penyakit, faktor

penyebab terjadinya penyakit ini, serta upaya yang sudah

dilakukan oleh penderita untuk mengatasinya.

3) Riwayat kesehatan dahulu

Adanya riwayat penyakit DM atau penyakit - penyakit lain

yang ada kaitannya dengan defisiensi insulin contohnya penyakit

pankreas. Adanya riwayat penyakit jantung, obesitas, ataupun

arterosklerosis, tindakan medis yg pernah di dapat ataupun obat -

obatan yang biasa dipakai oleh si penderita.

4) Riwayat kesehatan keluarga

Riwayat atau adanya faktor resiko, riwayat keluarga mengenai

penyakit, obesitas, riwayat pankreatitis kronik, riwayat pernah

melahirkan anak lebih dari berat 4 kg, riwayat glukosuria selama

stress (kehamilan, pembedahan, trauma, sebuah infeksi) atau

terapi obat (glukokortikosteroid, diuretik tiasid, kontrasepsi oral).

5) Riwayat psikososial

Mencangkup informasi mengenai perilaku, emosi, dan

perasaan yang dialami penderita sehubungan dengan penyakitnya

serta tanggapan keluarga pada penyakit penderita.

Page 31: Karya Tulis Ilmiah Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan ...digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/32/01-gdl-nurwakhidp-1565-1-p14037-a.pdfBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Endriyanto

19

6) Kaji terhadap manifestasi diabetes mellitus

Poliuria, polifagia, polidipsia, penurunan berat badan,

pruritus vulvular, gangguan penglihatan, kelelahan, peka

rangsang, & kram otot. Temuan ini menunjukkan rintangan

elektrolit & terjadinya komplikasi aterosklerosis.

7) Kaji pemahaman pasien

Tentang kondisi, tindakan, pemeriksaan diagnostik &

mengenai tindakan perawatan diri buat mencegah komplikasi.

c. Pola Fungsional Gordon

1) Pola persepsi kesehatan : adakah riwayat infeksi sebelumnya,

persepsi pasien dan keluarga mengenai pentingnya kesehatan bagi

anggota keluarganya.

2) Pola nutrisi dan cairan : pola makan dan minum sehari - hari,

jumlah makanan dan minuman yang dikonsumsi, jenis makanan

dan minuman, waktu berapa kali sehari, nafsu makan menurun

atau tidak, jenis makanan yang disukai, penurunan berat badan.

3) Pola eliminasi : mengkaji pola BAB dan BAK sebelum dan selama

sakit, mencatat konsistensi, warna, bau, dan berapa kali sehari,

konstipasi, beser.

4) Pola aktivitas dan latihan : reaksi setelah beraktivitas (muncul

keringat dingin, kelelahan atau keletihan), perubahan pola nafas

setelah aktifitas, kemampuan pasien dalam aktivitas secara

mandiri.

Page 32: Karya Tulis Ilmiah Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan ...digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/32/01-gdl-nurwakhidp-1565-1-p14037-a.pdfBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Endriyanto

20

5) Pola tidur dan istirahat : berapa jam sehari, terbiasa tidur siang,

gangguan selama tidur (sering terbangun), nyenyak, nyaman.

6) Pola persepsi kognitif : konsentrasi, daya ingat, dan kemampuan

mengetahui tentang penyakitnya.

7) Pola persepsi dan konsep diri : adakah perasaan terisolasi diri atau

perasaan tidak percaya diri karena sakitnya.

8) Pola reproduksi dan seksual.

9) Pola mekanisme dan koping : emosi, ketakutan terhadap

penyakitnya, kecemasan yang muncul tanpa alasan yang jelas.

10) Pola hubungan : hubungan antar keluarga harmonis, interaksi,

komunikasi, cara berkomunikasi.

11) Pola keyakinan dan spiritual : agama pasien, gangguan

beribadah selama sakit, ketaatan dalam berdoa dan beribadah.

2.2.2 Diagnosa keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah penentuan sifat dan keluasan masalah

keperawatan yang ditunjukkan oleh pasien individual oleh keluarga

yangmenerima asuhan keperawatan (Apriyani, 2007).

Maka diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada klien

Diabetes Mellitus yaitu :

1. Nyeri akut berhubungan dengan luka ulkus DM.

2. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan luka post operasi

debridement.

3. Resiko infeksi berhubungan dengan adanya luka post debridement.

4. Gangguan Mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri akut.

Page 33: Karya Tulis Ilmiah Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan ...digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/32/01-gdl-nurwakhidp-1565-1-p14037-a.pdfBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Endriyanto

21

5. Ketidakstabilan kadar glukosa darah berhubungan dengan

penurunan berat badan.

2.2.3 Intervensi keperawatan

Intervensi keperawatan adalah sesuatu yang telah dipertimbangkan

secara mendalam, tahap yang sistematis dari proses keperawatan meliputi

kegiatan pembuatan keputusan dan pemecahan masalah (Kozier et al,

2007).

1. Diagnosa : nyeri akut berhubungan dengan luka ulkus DM.

Tujuan : Setelah dilkukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam

nyeri akan berkurang atau hilang dengan kriteria hasil :

1. skala nyeri berkurang.

2. pasien terlihat rileks atau nyaman.

3. pasien mampu mengontrol nyeri.

Intervensi :

1. Pertahankan tirah baring dan posisi yang nyaman.

Rasional : dengan adanya tirah baring akan mengurangi nyeri.

2. Kaji nyeri menggunakan metode PQRST :

a. Provocate : tanyakan apa yang menyebabkan nyeri atau

rasa tidak nyaman.

b. Quality : kualitas dan nilai jenis nyeri.

c. Region : daerah perjalanan nyeri menjalar.

d. Severity : keparahan atau intensitas nyeri.

e. Treatment : usaha meredakan nyeri.

Page 34: Karya Tulis Ilmiah Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan ...digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/32/01-gdl-nurwakhidp-1565-1-p14037-a.pdfBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Endriyanto

22

Rasional : pengkajian dari frekuensi, skala, waktu, dapat

dipertimbangkan untuk tindakan selanjutnya.

3. Ajarkan teknik relaksasi napas dalam.

Rasional : teknik relaksasi dapat mengurangi nyeri dan

membuat rileks.

4. Monitor Tanda – tanda vital : pernapasan, tekanan darah, nadi,

suhu.

Rasional : mengetahui perkembangan pasien.

5. Kolaborasi untuk pemberian analgetik.

Rasional : pemberian analgetik dapat mengurangi rasa nyeri

yang dirasakan pasien.

2. Diagnosa 2 : kerusakan integritas kulit berhubungan dengan luka

akibat post operasi debridement.

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24

jam integritas kulit bisa teratasi dengan kriteria hasil :

1. Integritas kulit yang baik dapat dipertahankan.

2. Luka sembuh sesuai kriteria.

3. Tidak ada luka atau lesi.

4. Perfusi jaringan baik.

5. Menunjukkan proses penyembuhan luka.

Intervensi :

1. Anjurkan pasien memakai pakaian yang longgar.

Rasional : udara tidak lembab jadi tidak menyebabkan kuman

tumbuh.

Page 35: Karya Tulis Ilmiah Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan ...digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/32/01-gdl-nurwakhidp-1565-1-p14037-a.pdfBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Endriyanto

23

2. Hindari dari kerutan tempat tidur.

Rasional : meminimalkan perlukaan atau nyeri tekan.

3. Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering.

Rasional : mencegah kuman maupun bakteri berkembang

disekitar lingkungan.

4. Mobilisasi pasien (ubah posisi), miring kanan, miring kiri

setiap 2 jam.

Rasional : menghindari adanya tekanan dalam waktu yang

lama.

5. Monitor perkembangan kulit pada luka post debridement setiap

hari.

Rasional : perkembangan luka atau kulit lebih baik.

6. Mengobservasi luka : perkembangan, tanda - tanda infeksi,

kemerahan,perdarahan, jaringan nekrotik, jaringan granulasi.

Rasional : proses penyembuhan luka terkontrol.

7. Lakukan teknik perawatan luka dengan prinsip steril.

Rasional : luka terkontrol dari luka infeksi.

8. Kolaborasi pemberian diit kepada penderita ulkus dm.

Rasional : glukosa darah pasien terkontrol.

3. Diagnosa : Resiko infeksi berhubungan dengan adanya luka

post debridement.

Tujuan : setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3 x 24 jam

diharapkan resiko infeksi dpat dicegah dan teratasi kriteria hasil :

Page 36: Karya Tulis Ilmiah Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan ...digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/32/01-gdl-nurwakhidp-1565-1-p14037-a.pdfBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Endriyanto

24

1. Pasien bebas dari tanda gejala infeksi secara klinis seperti

peningkatan suhu tubuh dan jumlah hitungan leukosit yang

meningkat.

2. Menunjukkan kemampuan untuk mencegah timbulnya infeksi.

3. Jumlah lekosit dalam batas normal untuk laki-laki : 4.000 –

11.000 (/ul), perempuan : 5.000 – 10.000 (/ul).

4. Menunjukkan perilaku hidup sehat.

Intervensi :

1. Pertahankan teknik aseptif.

Rasional : mencegah terjadinya infeksi.

2. Cuci tangan sebelum dan sesudah tindakan keperawatan.

Rasional : mencegah terjadinya infeksi.

3. Monitor tanda dan gejala infeksi.

Rasional : merencanakan tindakan untuk menghambat tanda

gejala infeksi.

4. Meningkatkan intake nutrisi.

Rasional : mencegah terjadinya kelemahan atau kelelahan pada

pasien.

5. Berikan perawatan luka pada area epiderma.

Rasional : mencegah resiko infeksi, membersihkan luka.

6. Observasi kulit, membrane mukosa terhadap kemerahan, panas,

drainase.

Rasional : mengetahui perkembangan penyembuhan luka.

7. Inspeksi kondisi luka.

Page 37: Karya Tulis Ilmiah Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan ...digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/32/01-gdl-nurwakhidp-1565-1-p14037-a.pdfBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Endriyanto

25

Rasional : mengetahui kondisi luka.

8. Kolaborasi pemberian antibiotik.

Rasional : merencanakan pencegahan bakteri patologi atau

anaerop menyerang pada insisi pembedahan.

4. Diagnosa : Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri

akut pada kaki.

Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24

jam diharapkan gangguan perfusi jaringan dapat diatasi dengan

kriteria hasil :

1. Nyeri berkurang atau hilang.

2. Pergerakan atau aktivitas pasien bertambah dan tidak terbatasi.

3. Pasien mampu memenuhi kebutuhan secara mandiri.

Intervensi :

1. Kaji kemampuan pasien dalam mobilisasi setiap hari.

Rasional : mengetahui kemampuan pasien dalam aktivitasnya

sehari –hari.

2. Monitoring tanda – tanda vital pasien sebelum dan sesudah

latihan.

Rasional : mencegah penurunan status kesehatan pasien.

3. Bantu klien menggunakan tongkat saat berjalandan cegah

terhadap cidera.

Rasional : mencegah cidera

4. Damping dan bantu pasien dalam pemenuhan ADL.

Rasional : kebutuhan ADL pasien terpenuhi.

Page 38: Karya Tulis Ilmiah Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan ...digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/32/01-gdl-nurwakhidp-1565-1-p14037-a.pdfBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Endriyanto

26

5. Mendekatkan alat atau barang yang dibutuhkan pasien.

Rasional : pasien tidak kesulitan dalam kebutuhan fasilitasnya.

6. Kolaborasi dengan keluarga untuk pemenuhan ADL paisen.

Rasional : memaksimalkan nafsu makan, dan kebutuhan ADL

yang lain.

7. Kaji kemampuan pasien dalam mobilisasi setiap hari.

Rasional : mengetahui kemampuan pasien dalam aktivitasnya

sehari – hari.

8. Monitoring tanda - tanda vital pasien sebelum dan sesudah

latihan.

Rasional : mencegah penurunan status kesehatan pasien.

9. Bantu klien menggunakan tongkat saat berjalandan cegah

terhadap cidera.

Rasional : mencegah cidera.

10. Damping dan bantu pasien dalam pemenuhan ADL.

Rasional : kebutuhan ADL pasien terpenuhi.

11. Mendekatkan alat atau barang yang dibutuhkan pasien.

Rasional : pasien tidak kesulitan dalam kebutuhan fasilitasnya.

12. Kolaborasi dengan keluarga untuk pemenuhan ADL paisen.

Rasional : memaksimalkan nafsu makan, dan kebutuhan ADL

yang lain.

5. Diagnos : Ketidakstabilan kadar glukosa dalam darah berhubungan

dengan hiperglikemia.

Page 39: Karya Tulis Ilmiah Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan ...digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/32/01-gdl-nurwakhidp-1565-1-p14037-a.pdfBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Endriyanto

27

Tujuan : setelah dilakukan tindkan keperawatan selama 3 x 24 jam

kadar glukosa dalam dara darah stabil dengan kriteria hasil :

1. Kadar glukosa dalam darah normal (80 – 100 mg/dL).

2. Berat badan ideal atau tidak mengalami penurunan.

Intervensi :

1. Kaji faktor penyebab ketidakstabilan glukosa.

Rasional : untuk mengetahui tanda gejala ketidak stabilan

glukosa.

2. Pantau keton urine.

Rasional : terjadi atau tidak komplikasi ketoasidosis diabetik.

3. Gambarkan mengenai proses perjalanan penyakit.

Rasional : memberika sebuah gambaran tentang masalah yang

dialami pasien.

4. Pantau tanda gejala terjadinya hipoglikemi dan hiperglikemi.

Rasional : upaya untuk mengontrol kadar glukosa dalam darah.

5. Memberikan penyuluhan mengenai penyakit ulkus diabetik,

diit, obat, resep.

Rasional : merencanakan, melakukan program penyuluhan,

pasien melaksanakan program diet, dan menerima obat resep.

2.2.4 Implementasi

Implementasi keperawatan merupakan serangkaian tindakan yang

dilakukan oleh perawat maupun tenaga medis lain untuk membantu pasien

dalam proses penyembuhan dan perawatan serta masalah kesehatan yang

Page 40: Karya Tulis Ilmiah Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan ...digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/32/01-gdl-nurwakhidp-1565-1-p14037-a.pdfBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Endriyanto

28

dihadapi pasien yang sebelumnya disusun dalam rencana keperawatan

(Nursalam, 2011).

2.2.5 Evaluasi

Menurut Nursalam (2011) , evaluasi keperawatan terdiri dari dua jenis

yaitu :

1. Evaluasi formatif. Evaluasi ini disebut juga evaluasi berjalan

dimana evaluasi dilakukan sampai dengan tujuan tercapai.

2. Evaluasi sumatif , merupakan evaluasi akhir dimana dalam metode

evaluasi ini menggunakan SOAP :

a. Subjektif : menggambarkan pendokumentasian hanya

pengumpulan data klien melalui anamnesa.

b. Objektif : menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dan

fisik klien, hasil lab, dan tes diagnosa lain yang dirumuskan

dalam data fokus untuk mendukung assesment.

c. Assesment : masalah atau diagnosa yang ditegakkan

berdasarkan data atau informasi.

d. Planning : menggambarkan pendokumentasian dari

perencanaan dan evaluasi berdasarkan assesment.

Page 41: Karya Tulis Ilmiah Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan ...digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/32/01-gdl-nurwakhidp-1565-1-p14037-a.pdfBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Endriyanto

29

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Desain penelitian adalah pedoman atau prosedur serta teknik dalam

perencanaan penelitian yang berguna sebagai panduan untuk membangun

strategi yang menghasilkan model penelitian (Susilo & Gudnanto, 2011).

Studi kasus adalah suatu metode untuk memahami individu yang

dilakukan secara integratif dan komprehensif agar diperoleh pemahaman

yang mendalam tentang individu tersebut beserta masalah yang dihadapinya

dengan tujuan masalahnya dapat terselesaikan dan memperoleh

perkembangan diri yang baik (Susilo & Gudnanto, 2011).

Studi kasus ini adalah studi untuk mengeskplorasi masalah asuhan

keperawatan Diabetes Mellitus pada Ny. N dan Ny. G dengan ulkus

diabetikum yang mengalami kerusakan integritas kulit diruang Bougenvile

dan Mawar di RSUD Ungaran.

3.2 Batasan Istilah

Batasan istilah adalah definisi yang berkenaan dengan judul dan atau

permasalahan penilitian. Studi kasus ini menjabarkan mengenai Diabetes

Mellitus dengan kerusakan integritas kulit diruang Bougenvile dan Mawar di

RSUD Ungaran.

Batasan istilah dalam keperawatan ini adalah sebagai berikut :

Page 42: Karya Tulis Ilmiah Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan ...digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/32/01-gdl-nurwakhidp-1565-1-p14037-a.pdfBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Endriyanto

30

Asuhan keperawatan merupakan suatu proses atau rangkaian kegiatan

pada praktek keperawatan yang langsung diberikan kepada klien pada

berbagai tatana pelayanan kesehatan dalam pemenuhan kebutuhan

dasar manusia, dengan menggunakan metodologi proses keperawatan,

berpedoman pada standar keperawatan, dilandasi etik dan etika

keperawatan, dalam lingkup wewenang serta tanggung jawab

keperawatan (Apriyani, 2007). Diabetes mellitus (DM) merupakan

suatu kelompok penyakit metababolik dengan karakteristik

hiperglikemia kronis yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, defek

kinerja insulin atau kombinasi keduanya. (Hermawan, 2006).

3.3 Partisipan

Partisipan merupakan objek yang ditentukan melalui suatu kriteria tertentu

yang akan dikategorikan ke dalam objek tersebut bisa termasuk orang,

dokumen atau catatan yang dipandang sebagi objek penelitian (Sugiyono,

2012).

Unit analisis atau partisipan dalam asuhan keperawatan ini mengambil dari

dua klien dengan masalah asuhan keperawatan dengan ulkus diabetikum yang

mengalami kerusakan integritas kulit pada Ny. N dan Ny. G diruang

Bougenvile dan Mawar di RSUD Ungaran dan dengan diagnosa keperawatan

yang sama.

Page 43: Karya Tulis Ilmiah Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan ...digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/32/01-gdl-nurwakhidp-1565-1-p14037-a.pdfBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Endriyanto

31

3.4 Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi studi kasus ini telah dilaksanakan di RSUD Ungaran. Pengambilan

data ini telah dilaksanakan tanggal 22 Mei 2017 sampai dengan 3 Juni 2017.

Lama waktu yang digunakan untuk satu pasien yaitu sejak pasien pertama

kali masuk rumah sakit sampai pulang atau pasien yang dirawat minimal tiga

hari. Jika sebelum tiga hari klien sudah pulang, maka perlu penggantian klien

lainnya yang sejenis. Dan bila perlu dapat dilanjutkan dalam bentuk home

care.

3.5 Pengumpulan Data

Menurut Sugiyono (2013) dalam setiap penelitian, peneliti dituntut untuk

menguasai teknik pengumpulan data sehingga menghasilkan data yang

relevan dengan penelitian. Pengumpulan data merupakan langkah yang paling

strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah

mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka

peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar yang

ditetapkan. Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah dengan cara

sebagai berikut :

a. Wawancara

Metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

berinteraksi, bertanya dan mendengarkan apa yang disampaikan secara

lisan oleh responden atau partisipan. Metode wawancara merupakan

pilihan yang tepat jika ingin mendapatkan data yang mendalam atau

ingin memperjelas terhadap sesuatu yang diamati dari responden.

Page 44: Karya Tulis Ilmiah Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan ...digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/32/01-gdl-nurwakhidp-1565-1-p14037-a.pdfBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Endriyanto

32

Metode ini sering digunakan untuk mengetahui pendapat, pandangan,

pengalaman atau persepsi responden tentang suatu permasalahan

(Dharma, 2013). Dalam penelitian ini penulis melakukan wawancara

terhadap pasien ataupun keluarga, ataupun perawat lainnya, dan hasil

wawancara berisi tentang identitas pasien, keluhan utama, riwayat

penyakit sekarang, riwayat penyakit dahulu, riwayat penyakit keluarga,

riwayat imunisasi pasien, riwayat alergi, riwayat gizi, kondisi

lingkungan pasien dan pola kebiasaan pasien.

b. Observasi dan Pemeriksaan Fisik

Observasi adalah kegiatan pengumpulan data melalui

pengamatan langsung terhadap aktivitas responden atau partisipan

yang terencana, dilakukan secara aktif dan sistematis (Dharma,

2013). Observasi merupakan cara pengumpulan data dengan

mengadakan pengamatan secara langsung kepada responden

penelitian untuk mencari perubahan atau hal-hal yang akan diteliti.

Dalam metode observasi ini, instrumen yang dapat digunakan antara

lain, lembar observasi, panduan pengamatan, atau lembar checlist.

Observasi ada tiga macam yaitu, obervasi partisipan, observasi tidak

terstruktur, dan observasi kelompok. Observasi partisipan

merupakan pengamatan melalui pengindraan dengan peneliti

terlibat secara langsung. Observasi tidak terstruktur merupakan

observasi yang dilakukan tanpa pedoman observasi. Observasi

kelompok merupakan observasi yang dilakukan oleh sekelompok

tim peneliti.

Page 45: Karya Tulis Ilmiah Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan ...digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/32/01-gdl-nurwakhidp-1565-1-p14037-a.pdfBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Endriyanto

33

Dalam penelitian ini penulis melakukan observasi serta

dengan melakukan pemeriksaan fisik pada sistem tubuh pasien,

yaitu dengan cara pendekatan IPPA: inspeksi, palpasi, perkusi,

auskultasi. Adapun penjelasan mengenai teknik pemerikasaan fisik

tersebut adalah sebagai berikut:

a) Inspeksi

Inspeksi merupakan proses observasi yang dilaksanakan secara

sistematik. Inspeksi dilakukan dengan menggunakan indra

penglihatan, pendengaran, dan penciuman sebagai alat untuk

mengumpulkan data. Inspeksi dimulai pada awal saat

berinteraksi dengan klien dan diteruskan pada pemeriksaan

selanjutnya. Penerangan yang cukup sangat diperlukan agar

perawat dapat membedakan warna, bentuk dan kebersihan

tubuh. Fokus inspeksi pada setiap bagian tubuh meliputi

ukuran tubuh, warna kulit, bentuk tubuh, serta posisi dan

kesimetrisan tubuh. Pada proses inspeksi perawat harus

membandingkan bagian tubuh yang norma dengan bagian

tubuh yang abnormal (Hidayat, 2014).

b) Palpasi

Palpasi merupakan tehnik pemeriksaan yang menggunakan

indra peraba. Tangan dan jari-jari adalah instrumen yang

sensitif dan dapat digunakan untuk pengumpulan data suhu,

turgor, bentuk, kelembapan, vibrasi, dan ukuran (Hidayat,

2014).

Page 46: Karya Tulis Ilmiah Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan ...digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/32/01-gdl-nurwakhidp-1565-1-p14037-a.pdfBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Endriyanto

34

Langkah yang perlu diperhatikan selama melakukan tehnik

palpasi:

(1) Ciptakan lingkungan yang kondusif, nyaman, dan santai.

(2) Tangan perawat harus dalam keadaan kering dan hangat

serta kuku-kuku jari harus dipotong rapi dan pendek.

(3) Bagian yang nyeri dipalpasi paling terakhir.

c) Perkusi

Perkusi merupakan tehnik pemeriksaan dengan mengetuk-

ngetukkan jari perawat (sebagai alat untuk menghasilkan

suara) ke bagian tubuh klien yang akan dikaji untuk

membandingkan bagian yang kiri dengan yang kanan. Perkusi

bertujuan untuk mengidentifikasi lokasi, ukuran, bentuk, dan

konsistensi jaringan (Hidayat, 2014). Suara-suara yang akan

muncul yaitu:

(1) Sonor : suara perkusi jaringan normal.

(2) Pekak : suara perkusi jaringan padat yang terdapat jika ada

cairan di rongga pleura, perkusi daerah jantung, dan

perkusi daerah hepar.

(3) Redup : suara perkusi jaringan yang lebih padat atau

konsolidasi paru-paru, seperti pneumonia.

(4) Hipersonor atau timpani : suara perkusi padat daerah yang

mempunyai rongga kosong seperti pada daerah caverna-

caverna paru dan klien dengan asma kronik.

Page 47: Karya Tulis Ilmiah Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan ...digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/32/01-gdl-nurwakhidp-1565-1-p14037-a.pdfBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Endriyanto

35

d) Auskultasi

Auskultasi merupakan tehnik pemeriksaan dengan

menggunakan stetoskop untuk mendengarkan bunyi yang

dihasilkan tubuh (Hidayat, 2014). Ada empat ciri-ciri bunyi

yang perlu dikaji dengan auskultasi yaitu:

(1) pitch (bunyi yang tinggi ke rendah)

(2) keras (bunyi yang halus ke keras)

(3) kualitas (menguat sampai melemah)

(4) lama (pendek, menengah, panjang)

c. Studi Dokumentasi

Menurut Hidayat (2014) studi dokumentasi merupakan

pengumpulan data dengan cara mengambil data yang berasal

dari dokumen asli. Dokumen asli tersebut dapat berupa gambar,

tabel, atau daftar periksa, dan film dokumenter.

d. Angket

Angket merupakan cara pengumpulan data berupa

kuesioner dengan beberapa pertanyaan. Alat ukur ini digunakan

bila responden jumlahnya besar dan dapat membaca dengan

baik yang dapat mengungkapkan hal-hal yang bersifat rahasia.

Pembuatan kuesioner ini dengan mengacu pada parameter yang

sudah dibuat oleh peneliti terhadap penelitian yang akan

dilakukan (Dharma, 2013). Dalam penelitian ini penulis tidak

menggunakan teknik angket untuk pengumpulan data.

Page 48: Karya Tulis Ilmiah Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan ...digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/32/01-gdl-nurwakhidp-1565-1-p14037-a.pdfBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Endriyanto

36

3.6 Uji Keabsahan Data

Setelah semua data terkumpul maka langkah selanjutnya yang dilakukan

adalah melakukan uji keabsahan data. Kegiatan ini dilakukan untuk melihat

kebenaran data yang telah dikumpulkan dan agar hasil-hasil data dapat di

pertanggungjawabkan dari segala segi (Sugiyono, 2013). Dalam penelitian ini

uji keabsahan data yang dimaksud kan untuk menguji kulitas data atau

informasi yang diperoleh sehingga menghasilkan data dengan validitas tinggi.

Disamping integritas peneliti (karena peneliti menjadi instrument utama), uji

keabsahan data dilakukan dengan :

1) Memperpanjang waktu pengamatan atau tindakan

Dengan perpanjangan pengamatan ini, peneliti mengecek kembali

apakah data yang telah diberikan selama ini merupakan data yang

sudah benar atau tidak. Bila data yang diperoleh selama ini setelah

dicek kembali pada sumber data asli atau sumber lain ternyata tidak

benar, maka peneliti melakukan pengamatan lagi yang lebih luas dan

mendalam sehingga diperoleh data yang pasti kebenarannya

(Sugiyono, 2013).

2) Sumber informasi tambahan menggunakan triagulasi dari tiga sumber data

utama yaitu pasien, perawat dan keluarga pasien yang berkaitan dengan

masalah yang diteliti yaitu pasa pasien Diabetes Mellitus di RSUD

Ungaran. Menurut Sugiyono (2013) Triagulasi diartikan sebagai teknik

pengumpulan data yag bersifat menggabungkan dari berbagai teknik

pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Dengan teknik

pengumpulan data triagulasi, maka peneliti akan meningkatkan kredibilitas

Page 49: Karya Tulis Ilmiah Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan ...digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/32/01-gdl-nurwakhidp-1565-1-p14037-a.pdfBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Endriyanto

37

data karena menggunakan lebih dari satu pespektif sehingga kebenarannya

terjamin.

3.7 Analisa Data

Analisis data merupakan proses mencari dan menyusun secara sistematis

data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi

dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan kedalam

unit-unit, menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan yang

akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri

sendiri maupun orang lain (Sugiyono, 2013). Dalam penelitian ini analisis

data dilakukan sejak peneliti di lapangan, sewaktu pengumpulan data sampai

dengan semua data terkumpul. Analisa data dilakukan dengan cara

mengemukakan fakta, selanjutnya membandingkan dengan teori yang ada dan

selanjutnya dituangkan dalam opini pembahasan.

Teknik analisis yang digunakan dengan cara menarasikan jawaban-

jawaban yang diperoleh dari hasil interpretasi wawancara mendalam yang

dilakukan untuk menjawab rumusan masalah. Teknik analisis digunakan

dengan cara observasi oleh peneliti dan studi dokumentasi yang menghasilkan

data untuk selanjutnya diinterpretasikan dan dibandingkan teori yang ada

sebagai bahan urutan untuk memberikan rekomendasi dalam intervensi

tersebut. Langkah-langkah dalam analisis data adalah sebagi berikut :

1) Pengumpulan Data

Pengumpulan data yaitu mengumpulkan data di lokasi penelitian

dengan melakukan observasi wawancara dan dokumentasi dengan

Page 50: Karya Tulis Ilmiah Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan ...digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/32/01-gdl-nurwakhidp-1565-1-p14037-a.pdfBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Endriyanto

38

menentukan stategi pengumpulan data yang dipandang tepat dan

untuk menentukan fokus serta pendalaman data pada proses

pengumpulan data berikutnya (Sugiyono, 2013). Dalam penelitian ini

data dikumpulkan dari hasil WOD (wawancara, observasi, dokumen).

Hasil ditulis dalam bentuk catatan lapangan, kemudian disalin dalam

bentuk transkrip (catatan terstruktur).

2) Mereduksi Data

Mereduksi data merupakan cara dimana peneliti merangkum,

memilih hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting,

mencari tema polanya, sehingga data lebih mudah dikendalikan

(Sugiyono, 2013). Dalam peneltian ini mereduksi data yang dimaksud

adalah data hasil wawancara yang terkumpul dalm bentuk catatan

lapangan dijadikan satu dalam bentuk transkrip dan dikelompokkan

menjadi data subjektif dan objektif, dan dianalisis berdasarkan hasil

pemeriksaan diagnostik kemudian dibandingkan nilai normal.

3) Penyajian Data

Setelah data direduksi, maka langkah penyajian data. Dalam

penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk

singkat, bagan, hubungan antar kategoti dan dengan teks yang bersifat

naratif (Sugiyono 2013). Dalam penelitian ini penyajian data dpat

dilakukan dengan table, gambar, bagan maupun teks naratif.

Kerahasiaan dari klien dijamin dengan jalan mengaburkan identitas

dari klien.

Page 51: Karya Tulis Ilmiah Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan ...digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/32/01-gdl-nurwakhidp-1565-1-p14037-a.pdfBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Endriyanto

39

4) Kesimpulan

Menurut Sugiyono (2013) kesimpulan dalam penelitian kulitatif

yang diharapkan adalah temuan baru yang sebelumnya belum pernah

ada atau berupa gambaran suatu obyek yang sebelumnya masih belum

jelas sehingga setelah diteliti menjadi jelas. Kesimpulan ini masih

sebagai hipotesis, dan data menjadi teori jika didukung oleh data-data

yang lain. Dalam penelitian ini penarikan kesimpulan dilakukan dari

data yang disajikan, kemudian data dibahas dan dibandingkan dengan

hasil-hasil penelitian terdahulu dan secara teoritis dengan perilaku

kesehatan. Dan penarikan kesimpulan ini dilakukan dengan dengan

metode induksi. Data yang dikumpulkan terkait dengan data-data

pengkajian, diagnosis, perencanaan, tindakan, dan evaluasi.

Page 52: Karya Tulis Ilmiah Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan ...digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/32/01-gdl-nurwakhidp-1565-1-p14037-a.pdfBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Endriyanto

40

BAB IV

HASIL

4.1 Hasil

4.1.1 Gambaran Lokasi Pengambilan Data

Pengambilan data telah dilakukan ruang Mawar dan Bougenvile Di

RSUD Ungaran pada 22 Mei 2017 - 3 juni 2017. Data yang telah diambil

yaitu 2 pasien yang mempunyai diagnosa medis yang sama yaitu Diabetes

Mellitus.

4.1.2 Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian pasien

Penulis menguraikan pengkajian identitas pasien pada tabel 4.1

Tabel 4.1 Identitas Pasien

IDENTITAS KLIEN Pasien 1 Pasien 2

NamaAlamatUmurAgamaPendidikanPekerjaanStatus perkawinan

Ny. NGunung Pati, Ungaran63 TahunIslamTidak terkajiIbu Rumah TanggaMenikah

Ny. GSumurejo, Semarang71 TahunIslamTidak terkajiIbu Rumah TanggaMenikah

Identitas PenanggungJawab

Pasien 1 Pasien 2

NamaAlamatUmurAgamaPendidikanPekerjaanHubungan dengan klien

An. OGunung Pati, Ungaran24 TahunIslamMahasiswaMahasiswaAnak

Tn. RSumurejo, Semarang73 TahunIslamTidak terkajiPetaniSuami

Page 53: Karya Tulis Ilmiah Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan ...digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/32/01-gdl-nurwakhidp-1565-1-p14037-a.pdfBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Endriyanto

41

2. Riwayat Penyakit

Penulis menguraikan riwayat penyakit pasien pada tabel 4.2

Tabel 4.2 Riwayat PenyakitRIWAYAT PENYAKIT Pasien 1 Pasien 2

Keluhan UtamaPasien mengatakan lukapada kaki kanan tidaksembuh sembuh

Pasien mengatakan nyeri di kaki

Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien mengatakan kakikanan mengalami luka dandi bawa ke puskesmasterdekat tp tak kunjungsembuh, kemudian keluargamembawa pasien ke RSUDUngaran. Pasien mengeluhsakit pada kaki yang luka,pasien mempunyai riwayatpenyakit DM. Padapengkajian di bangsaltanggal 22 Mei 2017 ditemukan TTV pasien :TD : 160/90 mmHg, N : 90x/menit, RR : 21 x/menit, S :37° C, GCS : 15 E : 4 V : 5M : 6, GDS : 200 mg/dl.

Pasien mengatakan sebelum dibawa ke RSUD Ungaran pasiendi bawa ke pelayanan kesehatanterdekat untuk memeriksakankakinya yang tak kunjungsembuh, lalu pasien di bawa keIGD RSUD Ungaran nyeri dikaki kanan karena luka ulkusDM. Pengkajian yang di lakukandi bangsal pada tanggal 22 Mei2017 di temukan TTV pasien :TD : 110/90 mmHg, N : 88x/menit, S : 37° C, RR : 21x/menit, GCS : 15E : 4 V : 5 M : 6, GDS : 110mg/dl, terdapat luka gangrenpada kaki.

Riwayat Penyakit Dahulu

Pasien mengatakanmempunyai riwayat penyakithipertensi dan DM sekitar1.5 tahun yang lalu dansudah menjalani pengobatansuntik insulin dirumah.

Pasien mengatakan mempunyairiwayat penyakit hipertensi danDM sekitar 2 tahun yang laludan sudah menjalani pengobatansuntik insulin dirumah.

Riwayat Penyakit Keluarga

Pasien dan keluargamengatakan tidak ada yangmempunyai penyakitmenurun.

Keluarga mengatakan hanya Ny.G yang mengalami penyakit DMdan Hipertensi.

Riwayat KesehatanLingkungan

Pasien mengatakanlingkungan rumahnya bersihdan jauh dari pabrik.

Pasien mengatakan lingkunganrumahnya bersih dan jauh daripabrik dan pembuangan sampahdan di sekitar rumahnya banyaakpepohonan.

Page 54: Karya Tulis Ilmiah Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan ...digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/32/01-gdl-nurwakhidp-1565-1-p14037-a.pdfBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Endriyanto

42

Gambar 4.1 genogram Ny. N

Ket :

: Laki – laki.

: Perempuan.

X : Meninggal.

: Pasien.

: Garis keturunan.

: Tinggal serumah.

Gambar 4.2 genogram Ny. G

Page 55: Karya Tulis Ilmiah Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan ...digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/32/01-gdl-nurwakhidp-1565-1-p14037-a.pdfBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Endriyanto

43

Ket :

: Laki – laki.

: Perempuan.

X : Meninggal.

: Pasien.

: Garis keturunan.

: Tinggal serumah.

3. Pola Kesehatan Fungsional Gordon

Penulis menguraikan pola kesehatan fungsional gordon pasien pada

tabel 4.3

Tabel 4.3 Pola Kesehatan Fungsional GordonPOLA

KESEHATANPasien 1 Pasien 2

Pola ManagementKesehatan

Sebelum sakit : Pasien mengatakansehat itu penting dan harus di jaga.Selama sakit : pasien mengatakaningin cepat sembuh dan berkumpulbersama keluarga.

Sebelum sakit : pasien mengatakansehat itu penting dan harus di jaga.Selama sakit : pasien mengatakaningin cepat sembuh dan berkumpulbersama keluarga.

Pola Nutrisi Sebelum sakit :Frekuensi : Pasien mengatakanmakan 3 x sehari dan minum 5-6gelas/hari.Jenis : Nasi, sayur, lauk, minum teh,air putih.Porsi : Makan habis 1 porsi.Keluhan : Tidak ada keluhan.Selama sakit:Frekuensi : Pasien mengatakanmakan 3 x sehari, minum 4-5 gelas.Jenis : Makanan diit dari rumah sakitbubur, minuman rendah gula.Porsi : Makan habis ½ piring.Keluhan : Kurang nafsu makan.Pemeriksaan :A : BB 50 kg, TB 155 cm, IMT 16.2(under weigh).B : Hemoglobin 10.1 gr/dl, GDS 200mg/dL.C : Turgor kulit baik, mukosa bibirkering.D : Bubur rendah gula.

Sebelum sakit :Frekuensi : Pasien mengatakanmakan 3 x sehari, minum 5-6gelas/hari.Jenis : Nasi, sayur, lauk, minumteh, air putih.Porsi : Makan habis 1 porsi.Keluhan : Tidak ada keluhan.Selama saki :Frekuensi : Pasien mengatakanmakan 3 x sehari, minum 3-4 gelas.Jenis : Makanan diit dari rumahsakit bubur, minuman rendah gula.Porsi : Makan habis ½ piring.Keluhan : Kurang nafsu makan.A : BB 55 kg, TB 150 cm, IMT18.3 (under weigh).B : Hasil lab tidak ditemukan, GDS110 mg/dL.C : Turgor kulit baik, mukosa bibirkering.D : Bubur rendah gula.

Pola Eliminasi a. BABSebelum sakit :

a. BABSebelum sakit :

Page 56: Karya Tulis Ilmiah Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan ...digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/32/01-gdl-nurwakhidp-1565-1-p14037-a.pdfBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Endriyanto

44

Frekuensi : BAB 1 x sehari tiap pagi.Konsistensi : Lembek.Bau : khas.Warna : Kuning kecoklatan.Keluhan : Tidak ada keluhan.Selama sakit :Frekuensi : BAB 1 x sehari.Konsistensi : Lunak.Bau : Khas.Warna : Kecoklatan.Keluhan : Sulit untuk BAB, terakhirBAB 2 hari yang lalu.

a. BAKSebelum sakit :Frekuensi : BAK 5-7 x sehari.Pancaran : Kuat.Jumlah : ± 1200ccBau : Khas urine.Warna : Kuning beningKeluhan : Tidak ada keluhan.Selama sakit :Frekuensi : BAK 4-6 x sehari.Pancaran : Kuat.Jumlah : ± 1000ccBau : Khas urine.Warna : Kuning beningKeluhan : Tidak ada keluhan.

Frekuensi : BAB 1 x sehari tiappagi.komsistensi : Lembek.Bau : Khas.Warna : Kuning kecoklatan.Keluhan : Tidak ada keluhan.Selama sakit :Frekuensi : BAB 1 x sehari.Konsistensi : Lunak.Bau : Khas.Warna : Kecoklatan.Keluhan : BAB sulit sejak 1 hariyang lalu.

a. BAKSebelum sakit :Frekuensi : BAK 6-8 x sehari.Pancaran : Kuat.Jumlah : ± 1300ccBau : Khas urineWarna : Kuning beningKeluhan : Tidak ada keluhan.Selama sakit:Frekuensi : BAK 4-5 x sehari.Pancaran : Kuat.Jumlah : ± 800ccBau : Khas urine.Warna : Kuning bening.Keuhan : Tidak ada keluhan.

Pola AktivitasDan Latihan

Sebelum sakit : Pasien dalammelakukan aktivitas di lakukan secaramandiri.Selama sakit : Pasien dalampemenuhan aktivitas di bantu olehkeluarga maupun perawat.

Sebelum sakit : Pasien dalammelakukan aktivitas di lakukansecara mandiri.Selama sakit : Pasien dalampemenuhan aktivitas di bantu olehkeluarga maupun perawat.

Pola Istirahat -Tidur

Sebelum sakit : Pasien mengatakanbiasanya tidur malam dari jam 20.00-05.00 WIB dan tidur siang ± 1,5 jam.Selama sakit : Pasien mengatakankurang tidur, tidur sehari ± 6-8jam/hari.

Sebelum sakit : Pasien mengatakanbiasanya tidur malam dari jam20.00-05.00 WIB dan tidur siang ±1 jam.Selama sakit : Pasien mengatakankurang tidur, tidur sehari ± 5-6jam/hari.

Pola KognitifPerseptual

Sebelum sakit : Pasien mengatakanbisa melakukan aktivitas sehari –harin dengan baik. Pasienmengatakan penglihatan kabur,pendengaran berkurang, kaki dantangan kanan kiri berfungsi denganbaik.Selama sakit : Pasien mengatakantidak bisa beraktivitas dengan baikkarena luka di kaki belum sembuh,dan kaki sebelah kanan terasa kakudan sakit, penglihatan kabur.

Sebelum sakit : Pasien mengatakanbisa melakukan aktivitas sehari –harin dengan baik. Pasienmengatakan penglihatan kabur,pendengaran berkurang, kaki dantangan kanan kiri berfungsi denganbaik.Selama sakit : Pasien mengatakantidak bisa beraktivitas dengan baikkarena luka di kaki belum sembuh,dan kaki sebelah kanan terasa kakudan sakit, penglihatan kabur.

Pola Persepsi Diri a. Selama sakit a. Selama sakit

Page 57: Karya Tulis Ilmiah Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan ...digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/32/01-gdl-nurwakhidp-1565-1-p14037-a.pdfBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Endriyanto

45

Gambaran diri : Pasien menerimakondisi saat ini.Ideal diri : Pasien ingin cepatsembuh.Peran diri : Sebagai ibu rumah tanggadari anak dan suami.Identitas diri : Pasien adalah ibu darianak anaknya dan istri bagisuaminya.Harga diri : Pasien tetap bersyukurwalau sedang sakit.

Gambaran diri : Pasien mengatakanmerasa malu dengan keadaan saatini.Ideal diri : Pasien ingin cepatpulang.Peran diri : Pasien mengatakan saatini sebagai ibu dari anaknya danistri bagi suaminya.Identitas diri : Pasien mengatakansebagai ibu rumah tangga dari anakdan suaminya.Harga diri : Pasien merasa dirinyamalu karena ada anggota badanyang di amputasi.

Pola HubunganPeran

Sebelum sakit : Pasien mengatakanjika ada masalah dengan keluargabisa di selesaikan dengankekeluargaan.Selama sakit : Hubungan pasiendengan keluarga saling terjaga.

Sebelum sakit : Pasien mengatakanjika ada masalah dengan keluargaatau dengan tetangga bisa diselesaikan secara kebersamaan.Selama sakit: Hubungan pasiendengan keluarga saling terjaga.

Pola SeksualitasReproduksi

Sebelum sakit : Pasien mengatakansudah menikah dan mempunyai 2anak.Selama sakit : Pasien mengatakansudah menikah dan mempunyai 2anak.

Sebelum sakit : Pasien mengatakansudah menikah dan mempunyai 2anak.Selama sakit : Pasien mengatakansudah menikah dan mempunyai 2anak.

Pola MekanismeKoping

Sebelum sakit : Pasien mengatakanjika ada masalah dengan keluargabisa di selesaikan secarakekeluargaan.Selama sakit : Pasien mengatakanjika ada masalah di selesaikan dengankebersamaan.

Sebelum sakit : Pasien mengatakanjika ada masalah dengan keluargabisa di selesaikan secarakekeluargaan.Selama sakit : Pasien mengatakanjika ada masalah di selesaikandengan kebersamaan.

Pola Nilai DanKeyakinan

Sebelum sakit : Pasien mengatakanberibadah itu sangat penting.Selama sakit : Pasien mengatakanwalau sedang sakit tetap berdoa agarcepat diberi kesembuhan.

Sebelum sakit : Pasien mengatakanberibadah itu sangat penting.Selama sakit : Pasien mengatakanwalau sedang sakit tetap berdoaagar cepat diberi kesembuhan.

Page 58: Karya Tulis Ilmiah Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan ...digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/32/01-gdl-nurwakhidp-1565-1-p14037-a.pdfBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Endriyanto

46

4. Pemeriksaan fisik

Penulis menguraikan pemeriksaan fisik pasien pada tabel 4.4

Tabel 4.4 Pemeriksaan FisikPemeriksaan fisik Pasien 1 Pasien 21. Keadaan / penampilan umum

a. Kesadaran

b. Tanda – tanda vital- Tekanan darah- Nadi

FrekuensiIramaKekuatan

- PernafasanIrama

- Suhu2. Kepala

- Bentuk kepala- Kulit kepala- Rambut

3. Muka4. Mata

- Palpebra- Konjungtiva- Sclera- Pupil- Diameter- Reflek terhadap cahaya- Penggunaan alat bantu

5. Hidung6. Mulut

7. Telinga

8. Leher

9. Dada (Thorax)a. Paru – paru

- Inspeksi

- Palpasi

- Perkusi- Auskultasi

a. Jatntung- Inspeksi- Palpasi

- Perkusi

Chomposmentis. E=4, V=5,M=6 GCS=15.

160/90 mmHg.90 x/menit.Cepat.Teratur.Kuat.21 x/menit.Teratur.37° C.

Mesochepale.Bersih.Hitam beruban.

Simetris.Anemis.Tidak ikterik.Isokor.Simetris kanan - kiri.Kurang baik.Tidak menggunakan alatbantu penglihatan.Bentuk simetris.Mukosa bibir kering, lidahbersih.Tidak menggunakan alatbantu dengar.Tidak ada kaku kuduk,tidak ada pembesarankelenjar tyroid, nadi karotisteraba.

Simetris perkembangandada ka/ki sama.Vocal vremitus kanan – kirisama.Suara sonor.Bunyi vesikuler, tidak adahambatan.

Ictus cordis teraba.Ictud cordis teraba di SICIV dan V Mid ClaviculaSinistra.Suara pekak.

Chomposmentis. E=4, V=5,M=6 GCS=15.

130/70 mmHg.72 x/menit.Cepat.Teratur.Kuat.20 x/menit.Teratur.37.6° C.

Mesochepale.Bersih.Hitam beruban.

Simetris.Anemis.Tidak ikterik.Isokor.Simetris kanan - kiri.Kurang baik.Tidak menggunakan alatbantu penglihatan.Bentuk simetris.Mukosa bibir kering, lidahbersih.Tidak menggunakan alatbantu dengar.Tidak ada kaku kuduk, tidakada pembesaran kelenjartyroid, nadi karotis teraba.

Simetris perkembangan dadaka/ki sama.Vocal vremitus kanan – kirisama.Suara sonor.Bunyi vesikuler, tidak adahambatan.

Ictus cordis teraba.Ictud cordis teraba di SIC IVdan V Mid Clavicula Sinistra.Suara pekak.Bunyi jantung 1 dan 2 irama

Page 59: Karya Tulis Ilmiah Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan ...digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/32/01-gdl-nurwakhidp-1565-1-p14037-a.pdfBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Endriyanto

47

- Auskultasi

b. Abdomen- Inspeksi- Auskultasi- Perkusi

- Palpasi

c. Genetalia

d. Rectume. Ekstremitasa. Atas

- Kekuatan otot ka/ki

- ROM ka/ki- Perubahan bentuk

tulang- Perubahan akral

b. Bawah- Kekuatan otot ka/ki- ROM ka/ki- Perubahan bentuk

tulang.

- Perubahan akral

Bunyi jantung 1 dan 2irama sama.

Bentuk simetris.Bising usus 16 x/menit.Pekak kuadran 1, tympanikuadran 2, 3, 4.Tidak ada nyeri tekan.

Tidak terpasang kateter.

Tidak terkaji.

Tangan kanan terpasanginfus kekuatan otot 5,kekuatan otot tangan kiri 5.Aktif.Tidak ada perubahanbentuk tulang.Hangat.

5/5.Aktif.Adanya perubahan bentuktulang karena ulkus DMdibagian kaki kanan.Hangat.

sama.

Bentuk simetris.bising usus 10 x/menit.Pekak kuadran 1, tympanikuadran 2, 3, 4.Tidak ada nyeri tekan.

Tidak terpasang kateter.

Tidak terkaji.

Tangan kanan terpasang infuskekuatan otot 5, kekuatan otottangan kiri 5.Aktif.Tidak ada perubahan bentuktulang.Hangat.

5/5.Aktif.Adanya perubahan bentuktulang dikarenakan ulkus DMpada kedua jari kaki kanan.Hangat.

5. Hasil Pemeriksaan Diagnostik

Penulis menguraikan hasil pemeriksaan diagnostik pasien pada tabel

4.5

Tabel 4.5 Hasil Pemeriksaan DiagnostikPasien 1

Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai rujukan Satuan Metode

Darah Rutin :HemoglobinLeukositTrombositHematokritEritrosit

10.114.319330.14.33

11.5 – 16.004.0 – 11

150 – 44035.0 – 49.03.8 – 5.2

Gr/dL10^3 /uL10^3 /uL

%10^6 /uL

Elek ImpedanceElek ImpedanceElek Impedance

Integral Volume RIElek Impedance

Hitung Jenis :GranulositLimfostMonosit

84.212.83.0

50 – 7020 – 40

2 – 8

%%%

Elek ImpedanceElek Impedance

-

Indeks Eritrosit :

Page 60: Karya Tulis Ilmiah Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan ...digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/32/01-gdl-nurwakhidp-1565-1-p14037-a.pdfBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Endriyanto

48

MCVMCHMCHCRDW

7023.333.617.4

82 – 9227 – 3132 – 36

11.6 – 14.8

RLPQ

g/dL%

Elek ImpedanceElek ImpedanceElek ImpedanceElek Impedance

Pasien 2

Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan Metode

Koagulasi :Waktu ProtrombinAPTTINRElektrolit :NatriumKaliumChlorida

11.227.61.08

136.84.58

102.3

10.0 – 18.020 – 40

0.9 – 1.15

135 – 1483.5 – 5.349 – 107

DetikDetik

-

mg/dLmg/dLmg/dL

---

ISEISEISE

Tabel 4.6 Hasil Pemeriksaan GDSHasil pemeriksaan GDS pada Ny. N

Tanggal Pemeriksaan Hasil PemeriksaanTanggal 22 Mei 2017 jam 010.00 WIBTanggal 23 Mei 2017 jam 08.00 WIBTanggal 23 Mei 2017 jam 14.45 WIBTanggal 24 Mei 2017 jam 09.00 WIBTanggal 24 Mei 2017 jam 20.00 WIB

GDS = 210 mg/dLGDS = 134 mg/dLGDS = 111 mg/dLGDS = 238 mg/dLGDS = 333 mg/dL

Hasil pemeriksaan GDS pada Ny. GTanggal 22 Mei 2017 jam 09.00 WIBTanggal 23 Mei 2017 jam 08.15 WIBTanggal 24 Mei 2017 jam 11.00 WIB

GDS = 200 mg/dLGDS = 215 mg/dLGDS = 156 mg/dL

Page 61: Karya Tulis Ilmiah Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan ...digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/32/01-gdl-nurwakhidp-1565-1-p14037-a.pdfBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Endriyanto

49

4.1.3 Analisa Data

Tabel 4.1.3 analisa data

Data Etiologi Masalah

Pasien 1

Ds : Pasien mengatakan nyeri di kakiP = nyeri di rasakan karena luka.Q = nyeri seperti di tusuk – tusuk.R = di kaki sebelah kanan.S = skala 5.T = nyeri hilang timbul.Do : Pasien terlihat meringis kesakitan,pasien tampak menahan nyeri, TD160/90 mmHg.

Nyeri akut Luka Ulkus DM

Ds : Pasien mengatakan ada lukadipunggung kaki sebelah kanan.Do : Tampak adanya luka gangren,diameter luka ± 4 cm dengankedalaman ± 1.5 cm luas ± 6 cm.

Kerusakan integritaskulit

Luka post operasidebridement

Ds : Pasien mengatakan telahdilakukan cek GDS.Do : GDS 200 mg/dl

Resiko tinggi infeksi Hiperglikemia

Pasien 2

Ds :P = Nyeri diraskan karena luka dikedua jari kaki kanan setelah diamputasi.Q = Nyeri seperti ditusuk – tusuk.R = Di kedua jari bagian kaki kanan.S = Skala 5.T = Hilang timbul.Do : Pasien terlihat meringis kesakitan.

Nyeri akut Luka ulkus DM.

Ds : Pasien mengeluh ada lukadibagian jari kaki kanan.Do : Terdapat luka pada kedua jari kakiyang di amputasi.

Kerusakan integritaskulit

Luka post operasidebridement

Ds : Pasien mengatakan kurangpercaya diri dengan keadaan saat ini.Do : Kedua jari kaki kanan diamputasi.

Gangguan gambaran diri Perubahan bentuk salah satuanggota tubuh.

Page 62: Karya Tulis Ilmiah Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan ...digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/32/01-gdl-nurwakhidp-1565-1-p14037-a.pdfBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Endriyanto

50

4.1.4 Diagnosis Keperawatan

Tabel 4.1.4 diagnosa keperawatan

4.1.5 Perencanaan Keperawatan

Tabel 4.1.5 perencanaan keperawatan

Problem (masalah)Etiologi (Penyebab & tanda

gejala)Diagnosa Keperawatan

Pasien 1

Nyeri akut Luka ulkus DM Nyeri akut berhubungan denganluka ulkus DM

Kerusakan integritaskulit

Luka post operasi debridement Kerusakan integritas kulitberhubungan dengan luka postoperasi debridement

Resiko tinggi infeksi Hiperglikemia Resiko tinggi infeksiberhubungan denganHiperglikemia

Pasien 2

Nyeri akut Luka ulkus DM Nyeri akut berhubungan denganluka ulkus DM

Kerusakan integritaskulit

Luka post operasi debridement Kerusakan integritas kulitberhubungan dengan luka postoperasi debridement

Gangguan gambaran diri Perubahan bentuk salah satuanggota tubuh

Gangguan gambaran diriberhubungan dengan perubahanbentuk salah satu anggota tubuh

Dx Keperawatan KRITERIA HASIL INTERVENSI

Pasien 1

Diagnosis 1 Setelah dilakukan tindakankeperawatan selama 3 x 24 jamnyeri dapat berkurang dengankriteria hasil :- Klien tidak mengeluh nyeri.- Klien tidak menahan kesakitan.- Skala nyeri berkurang menjadi

3.

- Observasi karakteristik nyeri (P,Q, R, S, T).

- Ajarkan teknik relaksasi nafasdalam.

- Informasikan kepada pasien jikanyeri timbul lakukan teknikrelaksasi nafas dalam.

- Kolaborasi dengan dokter dalampemberian obat analgetik.

Diagnosis 2 Setelah dilakukan tindakan - Observasi keadaan klien.

Page 63: Karya Tulis Ilmiah Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan ...digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/32/01-gdl-nurwakhidp-1565-1-p14037-a.pdfBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Endriyanto

51

keperawatan selama 3 x 24 jamintegritas kulit dapat teratasidengan kriteria hasil :- Luka membaik.- Klien tidak mengeluh

kesakitan.- Menunjukkan proses

penyembuhan luka.

- Bersihan luka dengan carapreparasi bed luka.

- Informasikan kepada klien agarselalu menjaga kebersihan luka.

- kolaborasi dalam pemberianobat antibiotik.

Diagnosis 3 Setelah dilakukan tindakankeperawatan selama 3 x 24 jamdiharapkan tidak terjadi resikoinfeksi dengan kriteria hasil :- Pasien terbebas dari tanda dangejala infeksi : Rubor, Calor,Dolor, Functio laesa.

- Monitor tanda dan gejalainfeksi.

- Pertahankan teknik aseptik.- Cuci tangan setelah dan sebelum

melakukan tindakan.- kolaborasi dalam pemberian

obat antibiotik.

Pasien 2

Diagnosis 1 Setelah dilakukan tindakankeperawatan selama 3 x 24 jamnyeri dapat berkurang dengankriteria hasil :- TTV normal TD 120/80mmHg, Nadi 70-80 x/menit,Pernapasan 16-20 x/menit, Suhu36° C-37° C.- Pasien mampu mengontrol

nyeri.- Nyeri berkurang menjadi 3.

- Kaji P, Q, R, R, T.- Ajarkan teknik relaksasi nafas

dalam.- Atur posisi yang nyaman.- Kolaborasi dengan dokter dalam

pemberian analgetik.

Diagnosis 2 Setelah dilakukan tindakankeperawatan selama 3 x 24 jamintegritas kulit dapat teratasidengan kriteria hasil :- Luka membaik.- menunjukkan proses

penyembuhan luka.- Integritas kulit yang baik dapat

dipertahankan.

- Observasi luka klien.- Jaga kebersihan kulit agar tetap

kering dan bersih.- lakukan tekknik perawatan luka.- kolaborasi dalam pemberian

obat antibiotik.

Diagnosis 3 Setelah dilakukan tindakankeperawatan selama 3 x 24jam diharapkan menerimaperubahan bentuk salah satuanggota tubuhnya secarapositif dengan kriteria hasil :

- Pasien mau beradaptasi denganlingkungan tanpa rasa malu.

- Pasien yakin akan kemampuanyang dimilikinya.

- Kaji persepsi klien berhubungndengan perubahan bentuk tubuh.

- Lakukan pendekatan dan binahubungan saling percaya.

- Beri kesempatan pasien untukmengekspresikan perasaan.

- Beri dorongan pada pasienuntuk berpartisipasi dalamperawatan diri.

Page 64: Karya Tulis Ilmiah Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan ...digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/32/01-gdl-nurwakhidp-1565-1-p14037-a.pdfBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Endriyanto

52

4.1.6 Implementasi Keperawatan

Tabel 4.1.6 implementasiDiagnosakeperawatan

Senin, 22 Mei 2017 Selasa, 23 Mei 2017 Rabu, 24 Mei 2017

Pasien 1No. Dx Jam Implementasi Respon pasien Jam Implementasi Respon pasien Jam implementasi Respon pasienDx 1 09.00 Mengobservasi

karakteristik nyeri (P,Q, R, S, T).

S : Pasienmengatakannyeri dikaki.O :P : nyeridirasakankarena luka.Q : Nyeriseperti ditusuk– tusuk.R : Kakisebelah kanan.S : Skala 5T : Setiap saat.

08.15 Mengkajikeluhan pasiendan TTV.

S : Pasienmengatakankakinya masihnyeri.O : Pasienmelakukanteknik relaksasi.TD = 180/90mmHg, N = 78x/menit, RR =19 x/menit,GDS = 215mg/dL.

08.00 Mengkaji skalanyeri.

S : Pasienmengatakannyeri dikaki.O :P : Nyeri karenaluka.Q : Nyeri sepertiditusuk – tusuk.R : Kaki sebelahkanan.S : Skala nyeri3.T : Hilangtimbul.

09.10 Mengajarkan teknikrelaksasi danmenginformasikankepada pasien bilanyeri timbul lakukanteknik relaksasi nafasdalam.

S : Pasienmengatakanluka sepertiditusuk – tusuk.O : Skala 5.

08.20 Mengajarkanteknik relaksasinafas dalam dankeluhan.

S : Pasienmengatakanluka sepertiditusuk – tusuk.O : Skala 4.

08.00 Menginformasikan kembali padapasien bila nyeritimbul lakukanteknik relaksasinafas dalam.

S : Pasienmengatakanmengerti.O : Pasientampakmelakukanteknik relaksasinafas dalam.

Page 65: Karya Tulis Ilmiah Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan ...digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/32/01-gdl-nurwakhidp-1565-1-p14037-a.pdfBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Endriyanto

53

10.00 Memberikan injeksianalgetik.

S : Pasienmengataknnyeri.O : obat injeksimasuk melaluiselang infusCefotaxim 1000mg/12 jam.

Dx 2 09.30 Membersihkan lukadengan cara preparasibed luka.

S : Pasienbersedia untukdibersihkanlukanya.O : Sudahdibersihkandengan carapreparasi bedluka, sudahdiambilnyajaringannekrotik danterdapat pushpada luka.

08.20 mengobservasikeadaan klien.

S : Pasienbersediadiobservasi.O : Pasientampakkooperatif.

08.30 Membersihkanluka dengancara preparasibed luka.

S : Pasienmengatakanbersedia untukdibersihkan.O : Sudahdibersihkandengan carapreparasi bedluka, sudahdiambilnyajaringannekrotik danterdapat pushpada luka.

08.50 Membersihkanluka dengancara preparasibed luka.

S : Pasienbersediadibersihkanlukanya.O : Sudahdibersihkandengan carapreparasi bedluka, terdapatpush pada luka.

10.30 Kolaborasidalampemberian obat.

S : Pasien maudiberi obat.O : ObatMetformin3x1000 mgmelalui selanginfus.

Page 66: Karya Tulis Ilmiah Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan ...digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/32/01-gdl-nurwakhidp-1565-1-p14037-a.pdfBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Endriyanto

54

Dx 3 12.45 Memonitor tanda dangejala infeksi :Rubor, Calor, Dolor,Functio laesa.

S : Pasienmengatakantelah di cekGDS.O : Balutanbersih dan tidakterjadi infeksi.

09.45 Mempertahankan teknik aseptik.

S : Pasienmengatakanbersedia.O : Pasien maumelakukanteknik aseptik.

08.30 Memonitortanda dan gejalainfeksi.

S : Pasienmengatakansudah dilakukancek GDS.O : Balutanbersih.

10.00 Kolaborasidalampemberianantibiotik.

S : Pasienbersedia.O : Obat masukCefotaxim 1000mg/12 jammelalui selanginfus

09.15 Kolaborasidalampemberianantibiotik.

S : Pasienmengatakanbersedia.O : Obat masukmelalui selanginfus Cefotaxim1000 mg/12jam.

Pasien 2No. Dx Jam implementasi Respon pasien Jam Implementasi Respon pasien Jam Implementasi Respon pasienDx 1 09.50 Observasi

karakteristik nyeri (P,Q, R, S, T).

S : Pasienmengatakannyeri dikaki.O :P : Nyeridirasakankarena luka postdebridement.Q : Nyeriseperti ditusuk –tusuk.R : Jari kakisebelah kanan.S : Skala nyeri6.T : Nyeri timbulsetiap saat.

08.00 MengobservasiTTV dankeluhan pasien.

S : Pasienmengatakankakinya masihnyeri.O : TD 110/90mmHg, N 80x/menit, RR 22x/menit, GDS134 mg/dL.

11.00 Mengkaji nyeri. S : Pasienmengatakannyeri dikaki.O :P : Nyeridirasakankarena lukapasca amputasiluka DM.Q : Nyeri sepertiditusuk – tusuk.R : Jari kakisebelah kanan.S : skala nyeri 3T : Hilangtimbul.

Page 67: Karya Tulis Ilmiah Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan ...digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/32/01-gdl-nurwakhidp-1565-1-p14037-a.pdfBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Endriyanto

55

09.50 Mengajarkan teknikrelaksasi nafas dalam.

S : Pasienmengatakanluka sepertiditusuk – tusuk.O : Skala nyeri6.

08.00 Mengajarkanteknik reaksasinafas dalam.

S : Pasienmengatakannyeri sepertiditusuk – tusuk.O : Skala nyeri5.

11.00 Mengatur posisinyaman.

S : Pasien maumelakukanperubahanposisi.O : Pasientampak rileksdan nyaman.

10.15 Memberikan injeksiantibiotik.

S : Pasienmengatakannyeri.O : obatCefotaxim 1000mg/12 jammasuk melaluiselang infus.

11.00 Mengajarkanteknik relaksasinafas dalam.

S : Pasien maumelakukanteknik relaksasinafas dalam.O : Pasientampak rileks.

Dx 2 10.00 Melakukanperawatan lukadengan cara preparasibed luka.

S : pasienmengatakanbersedia untukdilakukanperawatan.O : Sudahdibersihkandengan carapreparasi bedluka, sudahdiambilnyajaringannekrotik danterdapat pushpada luka.

08.30 Membersihkanluka dengancara preparasibed luka.

S : Pasienmengatakanmau dibersihkanlukanya.O : Sudahdibersihkandengan carapreparasi bedluka, terdapatpush pada luka.

09.30 Melakukanperawatan lukadengan carapreparasi bedluka.

S : Pasien maudilakukanperawatan luka.O : Sudahdibersihkandengan carapreparasi bedluka, sudahdiambilnyajaringannekrotik danterdapat pushpada luka.

09.00 Kolaborasidalampemberian obat.

S : Pasienmengatakanmau diberi obat.O : Obat

09.45 Kolaborasidalampemberianantibiotik.

S : Pasien maudiberi obat.O : obatCefotaxim 1000

Page 68: Karya Tulis Ilmiah Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan ...digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/32/01-gdl-nurwakhidp-1565-1-p14037-a.pdfBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Endriyanto

56

Metformin1000 mg masukmelalui selanginfus.

mg/12 jammelalui selanginfus.

Dx 3 10.45 Mengkaji persepsiklien.

S : Pasienmembicarakantentanggambarandirinya.O : Pasientampak murungdengankeadaanya.

08.00 Melakukanpendekatan danbina hubungansaling percaya.

S : Pasien mauberkomunikasi.O : Pasientampak salingpercaya.

12.30 Memberidorongankepada pasienuntukberpartisipasidalamperawatan diri.

S : Pasienmengatakanmau melakukanperawatan diri.O : Pasientampakmengerti apayangdisampaikanoleh perawat.

Page 69: Karya Tulis Ilmiah Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan ...digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/32/01-gdl-nurwakhidp-1565-1-p14037-a.pdfBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Endriyanto

57

4.1.7 Evaluasi Keperawatan

Tabel 4.1.7 evaluasi keperawatan

Evaluasi Hari 1 Hari 2 Hari 3

Pasien 1Dx 1

S : Klien mengeluh nyeripada daerah punggungkaki.O :P = Nyeri dirasakankarena luka.Q = Nyeri seperti ditusuk– tusuk.R = Dikaki bagian kanan.S = Skala 5.T = Setiap saat.A : Masalah belumteratasi.P : Lanjut intervensi

- Ajarkan teknikrelaksasi.

- Kolaborasidengan dokterdalam pemberiananalgetik.

S : Klien mengeluhnyeri pada daerahpunggung kaki.O :P = Nyeri dirasakankarena luka DM.Q = Nyeri sepertiditusuk – tusuk.R = Dikaki kanan bagianpunggung.S = Skala 4.T = Hilang timbul.A : Masalah belumteratasi.P : Lanjutkan intervensi.

- Beri injeksiOmeprazole 40mg/24jam

S : Pasien masihmengeluh pada daerahpunggung kaki kanan.O :P = nyeri dirasakankarena luka DM.Q = Nyeri sepertiditusuk – tusuk.R = Dibagianpunggung kaki kanan.S = Skala 3.T = Hilang timbul.A : Masalah teratasisebagian.P : Lanjutkanintervensi.

- Ajarkanteknikrelaksasi nafasdalam.

- Kolaborasidalampemberianobat.

Dx 2 S : Pasien mengeluh adaluka dibagian punggungkaki kanan.O : Tampak ada lukagangren.A : Gangguan integritaskulit belum teratasi.P : Lanjutkan intervensi.

- Bersihkan lukadengan carapreparasi bedluka.

S : Pasien mengeluh adaluka dibagian punggungkaki kanan.O : Tampak ada lukagangren.A : Gangguan integritaskulit belum teratasi.P : Lanjutkan intervensi.

- Lakukanperawatan lukadan jagakebersihanluka.

S : Pasien mengeluhada luka dibagianpunggung kaki kanan.O : Tampak ada lukagangren.A : Gangguanintegritas kulit belumteratasi.P : Lanjutkanintervensi.

- Jagakebersihanluka.

- Lakukanperawatanluka dengancara preparasibed luka.

Dx 3 S : Pasien mengatakantelah dilakukan cek GDS.O : Balutan bersih.A : Masalah teratasisebagian.P : Lanjut intervensi.Jaga kebersihan luka.

S : Pasien mengatakantelah dilakukan cekGDS.O : Balutan bersih.A : Masalah teratasisebagian.P : Pertahankan

S : Pasien mengatakantelah dilakukan cekGDS.O : Balutan bersih.A : Masalah teratasisebagian.P : Pertahankan

Page 70: Karya Tulis Ilmiah Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan ...digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/32/01-gdl-nurwakhidp-1565-1-p14037-a.pdfBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Endriyanto

58

intervensi.Jaga kebersihan balutanluka.

intervensi.Menjaga kebersihanbalutan.

Pasien 2Dx 1

S : Klien mengeluh nyeridibagian kedua jari kakibagian kanan.O :P = Nyeri dirasakankarena luka amputasiakibat DM.Q = Nyeri seperti ditusuk– tusuk.R = Dikaki bagian kanan.S = Skala 6.T = Terus menerus.A : Masalah belumteratasi.P : Lanjutkan intervensi.

- Ajarkan teknikrelaksasi nafasdalam.

S : Klien mengeluhnyeri dibagian kedua jarikaki bagian kanan.O :P = Nyeri dirasakankarena luka amputasiakibat DM.Q = Nyeri sepertiditusuk – tusuk.R = Dikaki bagiankanan.S = Skala 5.T = Terus menerus.A : Masalah belumteratasi.P : Masalah belumteratasi.

- Ajarkan teknikrelaksasi nafasdalam.

- Kolaborasidengan dokterdalampemberiananalgetik.

S : Klien mengeluhnyeri dibagian keduajari kaki bagian kanan.O :P = Nyeri dirasakankarena luka amputasiakibat DM.Q = Nyeri sepertiditusuk – tusuk.R = Dikaki bagiankanan.S = Skala 3.T = Hilang timbul.A : Masalah teratasisebagian.P : Lanjutkanintervensi.

- Beri posisinyaman.

- Ajarkanteknikrelaksasi nafasdalam.

- Kolaborasidalampemberianobat.

Dx 2 S : Pasien mengeluh lukadirasakan di kedua jaribagian kanan.O : Tampak kedua jarikaki di amputasi akibatDM.A : Masalah gangguanintegritas kulit belumteratasi.P : Lanjutkan intervensi.

- Bersihkan lukadan perawatanluka dengan carapreparasi bedluka.

S : Pasien mengeluhluka dirasakan di keduajari bagian kanan.O : Tampak kedua jarikaki di amputasi akibatDM.A : Masalah gangguanintegritas kulit belumteratasi.P : Lanjutkan intervensi.

- Lakukanperawatan lukadengan baik.

S : Pasien mengeluhluka dirasakan di keduajari bagian kanan.

O : Tampak kedua jarikaki di amputasi akibatDM.A : Masalah gangguanintegritas kulit belumteratasi.P : Lanjutkanintervensi.

- Bersihkanluka dengancara preparasibed luka danperawatanluka denganbaik.

Dx 3 S : Pasien mengatakankurang percaya diridengan keadaan saat ini.O : Kedua jari kaki kanandi amputasi.A : Masalah gangguan

S : Pasien mengatakankurang percaya diridengan keadaan saat ini.O : Kedua jari kakikanan di amputasi.A : Masalah gangguan

S : Pasien mengatakankurang percaya diridengan keadaan saatini.

O : Kedua jari kaki

Page 71: Karya Tulis Ilmiah Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan ...digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/32/01-gdl-nurwakhidp-1565-1-p14037-a.pdfBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Endriyanto

59

gambaran diri belumteratassi.P : Lanjutkan intervensi.

- Kaji persepsiklien.

- Lakukanpendekatan danbina hubungansaling percaya.

gambaran diri belumteratassi.P : Lanjutkan intervensi.Beri kesempatan padapasien untukmengekspresikanperasaannya.

kanan di amputasi.A : Pertahankanintervensi.P : Lanjutkanintervensi.Beri dorongan padapasien untukberpartisipasi dalamperawatan diri.

Page 72: Karya Tulis Ilmiah Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan ...digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/32/01-gdl-nurwakhidp-1565-1-p14037-a.pdfBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Endriyanto

60

BAB V

PEMBAHASAN

5.1 Pembahasan

Pada bab ini penulis akan membahas tentang asuhan keperawatan pada

Ny. N dan Ny.G dengan Diabetes Mellitus yang dilaksanakan pada tanggal 22

Mei 2017-24 Mei 2017 dengan ulkus diabetikum yang mengalami masalah

kerusakan integritas kulit berhubungan dengan luka post operasi debridement.

5.1.1 Pengkajian

Menurut Hidayat (2012), pengkajian adalah langkah awal dari tahap

proses keperawatan, kemudian dalam mengkaji harus memperhatikan data

dasar dari klien, untuk informasi yang diharapkan dari klien. Pengkajian

keperawatan pada seluruh tingkat analisis (individu, keluarga, komunitas)

terdiri atas data subjektif dari seseorang atau kelompok, dan data objektif

dari pemeriksaan diagnostik dan sumber lain. Pengkajian individu terdiri

atas riwayat kesehatan (data subjektif) dan pemeriksaan fisik (data

objektif).

Pada saat pengkajian didapatkan data umum yaitu Ny. N dan Ny. G

dengan GDS Ny. N yaitu 210 mg/dl dan Ny. G yaitu 200 mg/dl ini

disebabkan karena nafsu makan berkurang. Sesuai dengan teori American

Diabetes Association, Diabetes Mellitus adalah penyakit metabolik yang

bersifat kronik, ditandaai dengan meningkatnya kadar glukosa darah

sebagai akibat dari adanya gangguan penggunaan insulin, sekresi insulin,

atau keduanya (ADA, 2013).

Page 73: Karya Tulis Ilmiah Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan ...digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/32/01-gdl-nurwakhidp-1565-1-p14037-a.pdfBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Endriyanto

61

Pada tahap pengkajian riwayat kesehatan didapatkan data yaitu Ny. N

mengatakan luka pada kaki kanan tidak sembuh – sembuh, pasien

mengatakan mempunyai riwayat penyakit DM 1.5 tahun yang lalu,

sedangkan Ny. G mengatakan nyeri dipunggung kaki sebelah kanan

dengan skala nyeri 5, pasien mengatakan mempunyai riwayat DM 2 tahun

yang lalu. Hal ini kuatkan dengan adanya teori yang mengatakan menurut

Poerwanto (2012) Diabetes Mellitus sering disebut sebagai The Great

Imitator (menyerupai penyakit lain) karena penyakit ini bisa mengenai

semua organ tubuh dan menimbulkan berbagai keluhan dan gejala yang

sangat bervariasi. Diabtes Mellitus jika tidak ditangani dengan baik akan

mengakibatkan timbulnya beberapa komplikasi bersama-sama atau

terdapat satu masalah yang medominasi seperti kelainan ulkus kaki

diabetik. Jadi diantara fakta dan teori tidak ada kesenjangan.

DM (Diabetes Mellitus) adalah suatu penyakit dimana kadar

glukosa (gula sederhana) di dalam darah tinggi. Kadar gula darah tinggi

adalah ketika kadar gula darah menunjukkan lebih dari 150 mg/dL

(Pudiastuti 2013). Jadi diantara fakta dan teori tidak ada kesenjangan.

Data objektif didapatkan pada Ny. N yaitu keadaan umum baik,

pasien mengatakan ada luka dipunggung kaki sebelah kanan dengan

diameter 4 cm dengan kedalaman 1.5 cm, luas 6 cm, tampak adanya luka

gangren, TD 160/90 mmHg, Nadi 90 x/menit, RR 21 x/menit, S 37° C.

Data objektif pada Ny. G yaitu keadaan umum pasien baik, pasien

mengatakan luka dikedua jari kaki kanan post amputasi akibat DM tidak

Page 74: Karya Tulis Ilmiah Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan ...digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/32/01-gdl-nurwakhidp-1565-1-p14037-a.pdfBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Endriyanto

62

kunjung membaik, terdapat luka gangren pada jari kaki, TD 110/90

mmHg, N 88 x/menit, RR 21 x/menit, S 37° C.

Pengkajian tersebut didapatkan data Ny. N mengalami gangguan

integritas kulit 1 minggu sebelum masuk ke RSUD Ungaran dan Ny. G

mengalami gangguan integritas kulit kurang lebih 1 bulan sebelum masuk

ke RSUD Ungaran. Hal yang perlu dikaji sejauh mana Ny. N dan Ny. G

mengalami gangguan integritas kulit berhubungan dengan luka post

operasi debridement.

5.1.2 Diagnosis Keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah penilaian klinis tentang respon manusia

terhadap gangguan kesehatan atau proses kehidupan atau kerentanan

respon dari seorang individu, keluarga, kelompok atau komunitas

(Heardman & Kamitsuru, 2015).

Proses keperawatan yang diambil oleh penulis adalah gangguan

integritas kulit berhubungan dengan luka post operasi debridement pada

klien Ny. N dan Ny. G yang telah disesuaikan dengan diagnosa

keperawatan NANDA pada klien Ny. N dan Ny. G terjadi kerusakan

integritas kulit adalah kerusakan pada epidermis dan atau dermis.

Berdasarkan batasan karakteristik kerusakan integritas kulit menurut

Herdman (2015) adalah benda asing menusuk permukaan kulit, kerusakan

integritas kulit.

Penulis mengarahkan pada suatu masalah keperawatan yang spesifik

yaitu diagnosa kerusakan integritas kulit pada pasien Ny. N dan Ny. G,

karena penulis menekankan pada aspek yang sesuai dengan tujuan yang

Page 75: Karya Tulis Ilmiah Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan ...digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/32/01-gdl-nurwakhidp-1565-1-p14037-a.pdfBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Endriyanto

63

telah ditetapkan sebelumnya. Berdasarkan pengkajian diperoleh bahwa

Ny. N mengatakan ada luka di punggung kaki sebelah kanan dan tampak

adanya luka gangren, diameter luka ± 4 cm dengan kedalaman ± 1.5 cm

luas ± 6 cm sedangkan hasil pengkajian Ny. G mengatakan mengeluh ada

luka dibagian jari kaki kanan dan terdapat luka pada kedua jari kaki yang

di amputasi. Data tersebut menjadi data pendukung penulis menuliskan

etiologi luka post operasi debridement. Luka post operasi debridement

merupakan merupakan pembuangan jaringan yang tidak sehat dari luka

untuk mempromosikan penyembuhan.

Berdasarkan problem dan etiologi diatas penulis merumuskan diagnosa

keperawatan kerusakan integritas kulit berhubungan dengan luka post

operasi debridement. Diagnosa dalam teori dan kasus memiliki kesamaan

dikarenakan sesuai dengan masalah atau kondisi yang ditemukan saat

pengkajian.

5.1.3 Intervensi Keperawatan

Intervensi keperawatan (perencanaan keperawatan) merupakan suatu

perawatan yang dilakukan perawat berdasarkan penilaian klinis dan

pengetahuan perawat untuk meningkatkan outcome pasien atau klien.

Intervensi keperawatan mencakup baik perawatan langsung dan

tidak langsung yang ditujukan pada individu, keluarga dan masyarakat,

serta orang-orang dirujuk oleh perawat, dirujuk oleh dokter maupun

pemberi pelayanan kesehatan lainnya (Bulechek, et al 2015).

Tujuan umum dari intervensi keperawatan dengan diagnosa

kerusakan integritas kulit berhubungan dengan luka post operasi

Page 76: Karya Tulis Ilmiah Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan ...digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/32/01-gdl-nurwakhidp-1565-1-p14037-a.pdfBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Endriyanto

64

debridement pada pasien Ny. N dan Ny. G adalah setelah dilakukan

tindakankeperawatan selama 3 x 24 jam gangguan integritas kulit

berhubungan dengan luka post operasi debridement dapat teratasi dengan

baik dengan kriteria hasil meliputi klien tidak mengeluh kesakitan luka

menunjukkan proses penyembuhan, GDS 80 – 120 mg/dl, TTV dalam

batas normal: TD 120 mmHg, N 80 – 100 x/menit, RR 18– 24 x/menit, S

36 – 37, 5 oC, keadaan umum baik. Intervensi yang dibuat penulis

berdasarkan diagnosa keperawatan gangguan integritas kulit berhubungan

dengan luka post operasi debridement adalah perencanaan yang pertama

yaitu mengobservasi keadaan klien untuk mengetahiu bagaimana keadaan

klien. Perencanaan yang kedua adalah membersihkan luka dengan cara

preparasi bed luka untuk mengangkat jaringan nekrotik sehingga dapat

mempercepat penyembuhan. Perencanaan yang ketiga menginformasikan

kepada klien agar selalu menjaga kebersihan untuk mencegah terjadinya

infeksi. Perencanaan yang keempat kolaborasi dalam pemberian obat

antibiotik untuk mengurangi rasa nyeri. Melakukan tindakan keperawatan

membersihkan luka dengan cara preparasi bed luka bertujuan untuk

mengatasi jaringan nekrotik, kontrol bakteri dan mengatasi infeksi serta

produk absortif untuk mengontrol eksudat (Alexiadou & Doupis, 2012).

Penyusunan intervensi dalam kasus ini sesuai dengan teori dan

keadaan pasien. selain itu, penyusunan intervensi disusun berdasarkan satu

masalah keperawatan yang spesifik yaitu diagnosa kerusakan integritas

kulit pada pasien Ny. N dan Ny. G karena penulis lebih menekankan pada

aspek yang sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.

Page 77: Karya Tulis Ilmiah Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan ...digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/32/01-gdl-nurwakhidp-1565-1-p14037-a.pdfBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Endriyanto

65

5.1.4 Implementasi Keperawatan

Implementasi keperawatan merupakan catatan tentang tindakan yang

diberikan kepada klien. Pencataan mencakup tindakan keperawatan yang

diberikan baik secara mandiri maupun kolaboratif, serta pemenuhan

kriteria hasil terhadap tindakan yang diberikan kepada klien (Hutahean,

2010).

Implementasi dalam kasus ini sesuai dengan teori dan keadaan

pasien. Selain itu, tindakan keperawatan dilakukan berdasarkan satu

masalah keperawatan yang spesifik yaitu diagnosa kerusakan integritas

kulit berhubungan dengan luka post operasi debridement pada pasien Ny.

N dan Ny. G karena penulis lebih menekankan pada aspek yang sesuai

dengan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.

Implementasi keperawatan dilakukan untuk mengatasi masalah

keperawatan utama berdasarkan rencana tindakan tersebut maka dilakukan

tindakan keperawatan, sebagai tindak lanjut pelaksanaan asuhan

keperawatan pada Ny. N dan Ny. G dengan diagnosa keperawatan

kerusakan integritas kulit berhubungan dengan luka post operasi

debridement yaitu pertama pada hari Senin, 22 Mei 2017 membersihkan

luka dengan cara preparasi bed luka. Implementasi keperawatan pada Ny.

N dan Ny. G, Selasa, 23 Mei 2017 yaitu mengobservasi keadaan klien,

membersihkan luka dengan cara preparasi bed luka. Implementasi

keperawatan pada Ny. N dan Ny. G, Rabu, 24 Mei 2017 yaitu

membersihkan luka dengan cara preparasi bed luka, kolaborasi dalam

pemberian obat.

Page 78: Karya Tulis Ilmiah Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan ...digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/32/01-gdl-nurwakhidp-1565-1-p14037-a.pdfBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Endriyanto

66

Perawatan luka merupakan cara untuk menghilangkan jaringan

kalus dan infeksi lokal, mengangkat jaringan nekrotik sehingga dapat

mempercepat penyembuhan. Dalam aspek perawatan preparasi bed luka

merupakan fokus utama dalam perawatan luka terdiri dari debridement

untuk mengatasi jaringan nekrotik, kontrol bakteri dan mengatasi infeksi

serta produk absortif untuk mengontrol eksudat. Setelah luka terpreparasi

dengan baik dilakukan penutupan pada luka (Alexiadou & Doupis, 2012).

Berdasarkan keluhan yang dirasakan pada pasien Ny. N dan Ny. G

tindakan debridement ini dilakukan untuk membuang jaringan yang mati

serta membantu mempercepat penyembuhan luka. Perawatan luka meliputi

penggunaan dressing luka dan offloading harus dilakukan dengan tepat

untuk mencegah trauma dan ulkus berulang. Pemeriksaan yang

komprehensif meliputi pemeriksaan vaskular dan neurologi harus

dilakukan rutin untuk mencari kausa dari ulkus kaki diabetik (Wesnawa,

2013).

5.1.5 Evaluasi

Tahap evaluasi adalah kegiatan mengukur pencapaian tujuan

klien dan menentukan keputusan dengan cara membandingkan data yang

terkumpul dengan tujuan dan pencapaian tujuan (Nursalam, 2009).

Menurut Dermawan (2012) penulisan evaluasi berdasarkan pada SOAP.

S (Subjective data atau data subyektif), O (Objective data atau data

objektif), A (Analysis atau analisis), P (Plan of care atau rencana asuhan

keperawatan).

Page 79: Karya Tulis Ilmiah Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan ...digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/32/01-gdl-nurwakhidp-1565-1-p14037-a.pdfBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Endriyanto

67

Evaluasi pada pasien Ny. N hari Rabu, 24 Mei 2017 adalah

subyektif : pasien mengatakan mengeluh adanya luka dibagian punggung

kaki kanan. Data obyektif : kaki pasien tampak adanya luka gangren,

sudah diambil jaringan nekrotik, terdapat push pada luka. Assesment :

kerusakan integritas kulit belum teratasi. Planning : melanjutkan

intervensi jaga kebersihan luka, bersihkan luka dengan cara preparasi bed

luka, kolaborasi dalam pemberian obat antibiotik.

Evaluasi pada pasien Ny. G hari Rabu, 24 Mei 2017 adalah

subyektif : Pasien mengeluh luka dirasakan di kedua jari bagian kanan.

Obyektif : sudah dibersihkan lukanya, sudah diambil jaringan nekrotik

dan terdapat push pada luka. Assesment : kerusakan integritas kulit belum

teratasi. Planning : lanjutkan intervensi observasi keadaan pasien,

bersihkan luka dengan cara preparasi bed luka dan perawatan luka

dengan baik, informasikan kepada pasien agar selalu menjaga kebersihan

luka, kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat antibiotik.

Page 80: Karya Tulis Ilmiah Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan ...digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/32/01-gdl-nurwakhidp-1565-1-p14037-a.pdfBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Endriyanto

68

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

Penulis akan menyimpulkan proses keperawatan dari pengkajian, penentuan

diagnosa, perencanaan, implementasi dan evaluasi tentang asuhan keperawatan

pada Ny. N dan Ny. G dengan diabetes mellitus di RSUD Ungaran yang

dilaksanakan pada tanggal 22 Mei – 24 Mei 2017 secara metode studi kasus, maka

dapat ditarik kesimpulan :

6.1 Kesimpulan

1. Pengkajian terhadap masalah kerusakan integritas kulit berhubungan

dengan luka post operasi debridement telah dilakukan secara komprehensif

dan diperoleh hasil yaitu pada Ny. N mengatakan ada luka di punggung

kaki sebelah kanan dan tampak adanya luka gangren, diameter luka ± 4

cm dengan kedalaman ± 1.5 cm luas ± 6 cm sedangkan hasil pengkajian

Ny. G mengatakan mengeluh ada luka dibagian jari kaki kanan dan

terdapat luka pada kedua jari kaki yang di amputasi.

2. Diagnosa keperawatan yang muncul pada pasien Ny. N dan Ny. G adalah

kerusakan integritas kulit berhubungan dengan luka post operasi

debridement.

3. Rencana keperawatan yang disusun untuk diagnosa kerusakan integritas

kulit berhubungan dengan luka post operasi debridement yaitu Intervensi

yang dibuat penulis berdasarkan diagnosa keperawatan gangguan

Page 81: Karya Tulis Ilmiah Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan ...digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/32/01-gdl-nurwakhidp-1565-1-p14037-a.pdfBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Endriyanto

69

integritas kulit berhubungan dengan luka post operasi debridement yaitu

mengobservasi keadaan klien untuk mengetahiu bagaimana keadaan klien,

membersihkan luka dengan cara preparasi bed luka untuk mengangkat

jaringan nekrotik sehingga dapat mempercepat penyembuhan,

menginformasikan kepada klien agar selalu menjaga kebersihan untuk

mencegah terjadinya infeksi, kolaborasi dalam pemberian obat antibiotik

untuk mengurangi rasa nyeri.

4. Tindakan keperawatan yang dilakukan perawat sesuai dengan intervensi

yang telah dibuat perawat yaitu perawatan luka dengan cara preparasi bed

luka. Melakukan tindakan keperawatan membersihkan luka dengan cara

preparasi bed luka bertujuan untuk mengatasi jaringan nekrotik, kontrol

bakteri dan mengatasi infeksi serta produk absortif untuk mengontrol

eksudat.

5. Evaluasi yang didapatkan setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3

hari meliputi yang pertama adalah Ny. N dengan data subyektif : pasien

mengatakan mengeluh adanya luka dibagian punggung kaki kanan. Data

obyektif : kaki pasien tampak adanya luka gangren, sudah diambil jaringan

nekrotik, terdapat push pada luka. Assesment : kerusakan integritas kulit

belum teratasi. Planning : melanjutkan intervensi jaga kebersihan luka,

bersihkan luka dengan cara preparasi bed luka, kolaborasi dalam

pemberian obat antibiotik. Sedangkan Ny. G dengan data subyektif :

Pasien mengeluh luka dirasakan di kedua jari bagian kanan. Obyektif :

sudah dibersihkan lukanya, sudah diambil jaringan nekrotik dan terdapat

push pada luka. Assesment : kerusakan integritas kulit belum teratasi.

Page 82: Karya Tulis Ilmiah Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan ...digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/32/01-gdl-nurwakhidp-1565-1-p14037-a.pdfBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Endriyanto

70

Planning : lanjutkan intervensi observasi keadaan pasien, bersihkan luka

dengan cara preparasi bed luka dan perawatan luka dengan baik,

informasikan kepada pasien agar selalu menjaga kebersihan luka,

kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat antibiotik.

6.2 Saran

1. Bagi Penulis

Bisa memberikan tindakan pengelolaan selanjutnya pada klien dengan

kerusakan integritas kulit pada Asuhan Keperawatan Keperawatan

Medikal Bedah.

2. Bagi Institusi Pelayanan Kesehatan

Perawat sebagai tim kesehatan yang paling sering berhubungan dengan

pasien sangat perlu meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan agar

mampu merawat pasien secara komprehensif dan optimal, dan perawat

juga harus bekerjasama dengan tim kesehatan yang lain (dokter, ahli gizi,

psikiatri dan pekerja sosial) dalam melakukan perawatan atau penanganan

pasien dengan Diabetes Mellitus.

3. Bagi institusi pendidikan

Dapat meningkatkan mutu pelayanan pendidikan yang lebih berkualitas

dan profesional sehingga dapat tercipta perawat profesional terampil,

inovatif dan bermutu memberikan asuhan keperawatan secara menyeluruh

berdasarkan kode etik keperawatan.

Page 83: Karya Tulis Ilmiah Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan ...digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/32/01-gdl-nurwakhidp-1565-1-p14037-a.pdfBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Endriyanto

DAFTAR PUSTAKA

American Diabetes Association, 2010. Diagnosis and Classification of DiabetesMellitus. Diabetes Care Vol. 33 : 562-569.

American Diabetes Assosiation. 2014. Standards of Medical Care in Diabetes -2014. Diabetes care. 37 : S15.

Apriani, L. 2014. Hambatan Perawat Anak Dalam Pelaksanaan Atraumatic CareDi Ruang Anggrek Rumah Sakit Umum Daerah Kota Salatiga. Skripsi.Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.

Apriani, M. 2007. Analisis Pengaruh Fasilitas, Kualitas Pelayanan, danPelanggan Terhadap Minat Mereferensikan. Skripsi Sarjana Ekonomi,Universitas Diponegoro Semarang.

Gloria M. Bulechek, (et al).2015. Nursing Interventions Classifications (NIC) 6thEdition. Missouri: Mosby Elsevier

Clayton. W .Jr. & Tom. A.E. (2009). A Review of The Path Pathophysiology :Clasification And Treatment Of Foot Ulcer In Diabetic Patient.http://www.clinical_diabetes_mellitus./article.html#.

Dharma, K.K. 2011. Metodologi Penelitian Keperawatan. Jakarta : Trans InfoMedia.

Dinkes, Jateng. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012 – 2013.Semarang: Dinkes Jateng.

Doupis, J. Alexiadou, K. 2012. Management Of Diabetic Foot Ulcers. DiabetesTher Vol. 34 : 1 – 15.

Depkes. 2011. Prevalensi Penyakit Diabetes Melitus Dalamhttp://www.depkes.go.id/download.publikasi Ditjen

Endriyanto, Eko. 2012. Efektifitas Senam Kaki Diabetes Mellitus Dengan KoranTerhadap Tingkat Sensitifitas Kaki Pada Pasien DM Tipe 2. Jurnal IlmuKeperawatan Universitas Riau 2012.

Hidayat, A.A.. (2014). Metode penelitian keperawatan dan teknis analisis data.Jakarta : Salemba Medika

Hermawan. 2006. Bed Side Teaching Ilmu Penyakit Dalam. Sebelas MaretUniversity Press. Surakarta.

Herdman, T . H., & Kamitsuru, S. (2015). Diagnosis KeperawatanDefinisi &Klasifikasi2015-2017 Edisi 10. Jakarta: EGC.

Page 84: Karya Tulis Ilmiah Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan ...digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/32/01-gdl-nurwakhidp-1565-1-p14037-a.pdfBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Endriyanto

Hutahaean, Serry. 2010. “Perawatan Antenatal”. Jakarta: Salemba Medika

Iwan S, 2010. Askep Klien Dengan Gangguan Sistem Endokrin: DiabetesMellitus. Available from : http://ahmadyozi.blogspot.com/2010/01/askep-klien dengan gangguan-sistem.html.

Kozier, B Berman, A And Shirlee J. Snyde, alih bahasa Pamilih Eko Karyuni,dkk. 2010. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep Proses DanPraktik Edisi VII Volume 1. Jakarta : EGC

Mansjoer, Arif. 2007. Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3 Jilid II. Jakarta : MediaAesculapius

Maulana. 2009. Mengenal diabetes melitus. Jakarta: Ar-Russ Media Group.

Muttaqin, Arif. 2008. Asuhan Keperawatan Diabetes Mellitus. Jakarta: SalembaMedika

NANDA. 2013. Aplikasi Askep Berdasarkan Diagnosis Medis & NANDA. EdisiJilid 1. Jakarta : Media Action Publising.

Nursalam. 2011. Manajemen Keperawatan Edisi 3. Jakarta : Salemba Medika.

Pudiastuti, D, W. 2013. Penyakit Penyakit Mematikan. Yogjakarta : Nuha Medika

Poerwanto. 2011. Dampak Senam Aerobik Terhadap Daya Tahan Tubuh DanPenyakit. Artikel Penelitian. Jurnal Media Ilmu Keolahragaan Indonesia.Universitas Negeri Semarang. Semarang

Riskesdas. 2013. Epidemiologi Diabetes Mellitus. Dalam Laporan Pusat Data DanInformasi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Riskesdas. 2013. Riset Keperawatan Dasar : Jakarta.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D. Cetakan ke17. Bandung : Alfabeta.

Smeltzer & Bare. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medical Bedah. Brunner &Suddarth Jilid II Edisi 8. Jakarta : EGC

Smeltzer & Bare . 2008. Textbook Of Medical Surgical Nursing Vol. 2.Philadelphia: Linppincott William & Wilkins.

Susilo, Gudnanto. 2011. Pemahaman Individu Non Tes. Kudus: Universitas MuriaKudus

Sari, R. N. 2012. Diabetes Melitus.Yogyakarta : Nulia Medika.

Page 85: Karya Tulis Ilmiah Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan ...digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/32/01-gdl-nurwakhidp-1565-1-p14037-a.pdfBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Endriyanto

Wesnawa, I Gede Astra. 2004. Menumbuhkan Kesadaran Lingkungan MelaluiPembelajaran Geografi. Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP NegeriSingaraja. No. 1 TH. XXXVII Januari 2004 ISSN 0215 – 8250, Hal 115-125 http://pasca.undiksha.ac.id/images/img_item/763.doc

Page 86: Karya Tulis Ilmiah Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan ...digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/32/01-gdl-nurwakhidp-1565-1-p14037-a.pdfBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Endriyanto
Page 87: Karya Tulis Ilmiah Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan ...digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/32/01-gdl-nurwakhidp-1565-1-p14037-a.pdfBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Endriyanto
Page 88: Karya Tulis Ilmiah Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan ...digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/32/01-gdl-nurwakhidp-1565-1-p14037-a.pdfBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Endriyanto
Page 89: Karya Tulis Ilmiah Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan ...digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/32/01-gdl-nurwakhidp-1565-1-p14037-a.pdfBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Endriyanto
Page 90: Karya Tulis Ilmiah Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan ...digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/32/01-gdl-nurwakhidp-1565-1-p14037-a.pdfBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Endriyanto
Page 91: Karya Tulis Ilmiah Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan ...digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/32/01-gdl-nurwakhidp-1565-1-p14037-a.pdfBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Endriyanto
Page 92: Karya Tulis Ilmiah Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan ...digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/32/01-gdl-nurwakhidp-1565-1-p14037-a.pdfBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Endriyanto
Page 93: Karya Tulis Ilmiah Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan ...digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/32/01-gdl-nurwakhidp-1565-1-p14037-a.pdfBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Endriyanto
Page 94: Karya Tulis Ilmiah Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan ...digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/32/01-gdl-nurwakhidp-1565-1-p14037-a.pdfBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Endriyanto
Page 95: Karya Tulis Ilmiah Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan ...digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/32/01-gdl-nurwakhidp-1565-1-p14037-a.pdfBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Endriyanto

eJournal Administrasi Negara, 4 (4) 2013: 4869-4881 (Ganjil)

ISSN 0000-0000, eJournal.an.fisip.unmul.ac.id

© Copyright 2013

DEBRIDEMENT SEBAGAI TATALAKSANA ULKUS KAKI DIABETIK

Made Agustya Darmaputra Wesnawa. S.KedFakultas Kedokteran Universitas Udayana Denpasar-Bali

ABSTRAK

Dilaporkan kasus seorang pasien perempuan usia 45 tahun dengan diagnosis Diabetes Melitustipe 2 dengan Ulkus Kaki Diabetik Wagner derajat 2 pada regio pedis dekstra. Dilakukantindakan debridement. Jenis debridement yang dilakukan adalah surgical debridement.Tindakan ini dilakukan dengan membuang jaringan nekrotik dan hiperkeratosis hinggamencapai jaringan yang sehat. Selanjutnya luka ditutup dengan kain kasa steril dan elasticbandage. Selama perawatan, pada luka tidak didapatkan pus, perdarahan dan luka tidak berbau,tampak jaringan granulasi, serta nyeri pada kaki dirasakan berkurang.

Kata kunci : ulkus kaki diabetik, debridement, diabetes mellitusABSTRACT

Reported a case of female patient 45 years old with diagnose Diabetes Mellitus Type 2 withDiabetic Foot Ulcer Wagner grade 2 at region pedis dextra. Debridement was done in thispatient. The type of debridement was surgical debridement. The purpose of this procedure is toremove necrotic tissue and hyperkeratosis until reach the health tissue. After debridement, thewound was dressed with kassa sterile and elastic bandage. During treatment, there were no pus,bleeding, and unpleasant odor on wound, granulation tissue begin to appear, and pain on thepedis was reduced.

Keywords : diabetic foot ulcer, debridement, diabetes mellitus

PENDAHULUAN

Ulkus kaki diabetik adalah kaki pada pasien

dengan diabetes melitus yang mengalami

perubahan patologis akibat infeksi, ulserasi

yang berhubungan dengan abnormalitas

neurologis, penyakit vaskular perifer dengan

derajat bervariasi, dan atau komplikasi

metabolik dari diabetes pada ekstrimitas

bawah.1,2

Prevalensi ulkus kaki diabetik

pada populasi diabetes adalah 4 – 10%,

lebih sering terjadi pada pasien usia lanjut.

Sebagian besar (60-80%) ulkus akan sembus

sendiri, 10-15% akan tetap aktif,

dan 5-25% akan berakhir pada amputasi

dalam kurun waktu 6-18 bulan dari evaluasi

pertama. Faktor risiko pada ulkus kaki

diabetik adalah neuropati diabetik, penyakit

arteri perifer, dan trauma pada kaki.1,2,3

Pemeriksaan fisik pada kaki diabetik

melalui penilaian terhadap kulit, vaskular,

neurologi, dan sistem muskuloskeletal.2,4

Klasifikasi Wagner adalah yang paling

popular dan tervalidasi untuk klasifikasi

ulkus kaki diabetik (tabel 1).2

Tujuan utama dari tatalaksana ulkus

kaki diabetik adalah untuk penyembuhan

luka yang lengkap.1,5

Gold standard untuk

Page 96: Karya Tulis Ilmiah Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan ...digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/32/01-gdl-nurwakhidp-1565-1-p14037-a.pdfBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Endriyanto

terapi ulkus kaki diabetik meliputi

debridement luka, tatalaksana infeksi,

prosedur revaskularisasi atas indikasi, dan

off-loading ulkus.1,6

Debridement harus

dilakukan pada semua luka kronis untuk

membuang jaringan nekrotik dan debris.7,8

Tabel 1. Sistem Klasifikasi Wagner2

Derajat Lesi

1 Ulkus diabetik superfisial

2 Ulkus yang meluas ke ligament,tendon, kapsul sendi, atau fasciadengan tanpa abses atauosteomielitis

3 Ulkus dalam dengan abses atauosteomielitis

4 Gangren pada sebagian kaki

5 Gangren luas pada seluruh kaki

Surgical debridement adalah metode

yang paling efisien dan langsung untuk

membersihkan luka, yang dipertimbangkan

sebagai gold standard.1,9,10

Tindakan ini

dilakukan menggunakan blade scalpel,

selanjutnya semua jaringan nekrotik

dibuang hingga jaringan dasar ulkus yang

sehat. Bau adalah indikator yang baik untuk

menilai keberhasilan debridement, jika luka

tidak berbau, bisa menjadi tanda bahwa

tindakan debridement berhasil.8

Jika

dicurigai terdapat iskemia berat,

debridement yang agresif harus ditunda

hingga pemeriksaan vaskular dilakukan, dan

jika diperlukan, prosedur revaskularisasi

dapat dilakukan.1

ILUSTRASI KASUS

Pasien wanita usia 45 tahun datang

dengan keluhan utama luka pada punggung

dan telapak kaki kanan yang tidak sembuh

sejak 2 minggu sebelum masuk rumah sakit.

Luka awalnya berupa bisul pada punggung

kaki yang kemudian bertambah bengkak,

bernanah, dan meluas hampir ke seluruh

punggung kaki kanan. Riwayat trauma pada

kaki disangkal. Luka pada kaki disertai

dengan rasa nyeri tertusuk-tusuk dan panas

serta rasa tebal. Pasien juga mengalami

demam dengan suhu 38oC. Pasien diketahui

menderita Diabetes Melitus sejak 4 tahun

dengan pengobatan antidiabetik oral tidak

teratur.

Pemeriksaan kulit regio pedis kanan

bagian dorsum didapatkan edema, ulkus,

dengan kulit berwarna gelap. Kulit tampak

kering, serta tidak tampak kelainan pada

kuku. Pemeriksaan vaskular melalui palpasi

terhadap arteri popliteal, arteri dorsalis pedis

dan arteri tibialis posterior, denyut pada

ketiga arteri ini teraba pada ekstrimitas

bawah kanan dan kiri. Pemeriksaan

neurologi didapatkan penurunan sensasi

sentuhan ringan (dengan menggunakan

Cotton-wool) dan nyeri (menggunakan

jarum) pada pedis kanan. Pemeriksaan

Page 97: Karya Tulis Ilmiah Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan ...digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/32/01-gdl-nurwakhidp-1565-1-p14037-a.pdfBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Endriyanto

muskuloskeletal tidak didapatkan

deformitas.

Pada pemeriksaan laboratorium

didapatkan WBC 17,44.103, Hb : 11,0 g/dL,

PT 14,2 (13,1), APTT 32,9(34,8) , GDS

awal saat MRS 433 mg/dL, GD puasa 188

mg/dL,HbA1C 14,37 %. Pada pemeriksaan

rontgen pedis dekstra AP dan Oblik

didapatkan tulang dan sendi tidak tampak

kelainan.

Pada pasien ini ditegakkan diagnosis

Diabetes Melitus dengan Kaki Diabetik

Wagner derajat 2. Pasien kemudian

dilakukan tindakan debridement.

Pengobatan yang telah diberikan adalah

insulin, antibiotika, dan anelgetik. Setelah

perbaikan keadaan umum selama 1 minggu,

dilakukan tindakan debridement di kamar

operasi pada tanggal 6 november 2013,

dilakukan selama 50 menit, dengan

perdarahan sekitar 50 cc. Posisi pasien

supine, diberikan anestesi regional yaitu

block spinal anesthesia/BSA. Dilakukan

disinfeksi dengan betadine lalu dipasang

duk steril untuk mempersempit lapangan

operasi. Insisi dimulai pada dorsal pedis

dekstra sepanjang 5 cm, evaluasi didapatkan

pus dan tampak jaringan nekrotik lalu

dilakukan debridement dan dicuci dengan

perhidrol. Insisi pada plantar pedis

sepanjang 5 cm, didapatkan jaringan

nekrotik, lalu dilakukan debridement dan

dicuci dengan perhidrol. Luka

ditutup/dressing dengan menggunakan kain

kasa steril betadine dan elastic bandage.

Setelah operasi, kondisi pasien stabil

dengan keluhan nyeri kaki ringan (Visual

Analogue Scale 2). Dilakukan rawat

bersama antara divisi penyakit dalam untuk

penatalaksanaan DM tipe 2, divisi bedah

thoraks-kardiovaskular untuk perawatan dan

evaluasi luka, serta bagian anestesi untuk

penatalaksanaan nyeri pada luka. Perawatan

luka dilakukan setiap 2 hari, keadaan luka

saat pasien pulang dari RS adalah tidak ada

perdarahan atau pus, dengan dasar luka

berupa jaringan sehat dan tidak berbau.

Selanjutnya pasien disarankan kontrol rutin

untuk perawatan luka dan kontrol gula

darah.

DISKUSI

Pasien didiagnosis dengan Diabetes

Melitus dengan Kaki Diabetik, berdasarkan

atas adanya riwayat DM sejak 4 tahun

dengan pengobatan antidiabetik oral yang

diminum dengan tidak teratur serta adanya

luka pada kaki kanan yang tidak sembuh

dan bertambah berat. Berdasarkan

klasifikasi Wagner, didapatkan pasien

dengan kaki diabetik derajat 2 atas temuan

ulkus yang meluas ke ligament, tendon,

kapsul sendi, atau fascia dengan tanpa

adanya abses atau osteomielitis.2

Tidak

adanya abses atau osteomielitis ini

berdasarkan hasil pemeriksaan rontgen pada

pedis. Pada pasien ditemukan tanda

Page 98: Karya Tulis Ilmiah Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan ...digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/32/01-gdl-nurwakhidp-1565-1-p14037-a.pdfBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Endriyanto

inflamasi berupa edema, panas, merah pada

kulit, serta ulkus yang berbau sehingga

dicurigai mengalami infeksi.8

Infeksi pada

kaki diabetik harus dievaluasi dan

didiagnosis secara klinis berdasarkan tanda

dan gejala inflamasi lokal.11,12

Pemeriksaan

laboratorium (mikrobiologi) dapat dilakukan

seperti pemeriksaan kultur darah pada luka

untuk mencari etiologi kuman penyebab

infeksi dan pemilihan antibiotik yang sesuai.

Pada pasien ini diberikan terapi antibiotik

dan dilakukan pemeriksaan kultur

darah.13,14

Zimny et al (2002) menemukan

bahwa lamanya waktu penyembuhan pada

ulkus kaki diabetik dipengaruhi oleh etiologi

dari ulkus, dimana waktu penyembuhan

tercepat adalah pada jenis ulkus neuropati

(akibat disfungsi saraf) dibandingkan

dengan ulkus kaki jenis neuroiskemik

(akibat kombinasi dari disfungsi saraf dan

suplai darah yang buruk).2,7

Luka neuropati

dapat sembuh dalam kurun waktu 20

minggu, sedangkan ulkus neuroiskemik

sembuh lebih lama dan lebih sering berakhir

dengan amputasi. Oleh karena itu,

diperlukan pemeriksaan yang komprehensif

untuk menentukan etiologi ulkus kaki

diabetik yaitu melalui pemeriksaaan

vaskular dan neurologi.3

Adanya neuropati diabetik dapat

ditegakkan dari anamnesis riwayat medis

dan pemeriksaan fisik. Gejala-gejala

meliputi sensasi terbakar, tertusuk jarum,

dan kram otot yang terdistribusi secara

simetris pada kedua kaki dan memberat

pada malam hari sering terjadi pada

neuropati perifer. Pemeriksaan fisik pada

kaki untuk menilai persepsi nyeri superfisial

(jarum), sensasi temperatur (logam panas

dan dingin), sensasi sentuhan lembut(cotton-

wool), dan tekanan(Semmes-Weinstein 5.07

monofilament).1,2

Etiologi pada kasus ini

dicurigai neuropati diabetik berdasarkan

hasil pemeriksaan neurologis didapatkan

penurunan sensasi sentuhan ringan dan nyeri

pada kaki. Diperlukan juga evaluasi dan

pemeriksaan rutin untuk menilai keadaan

vaskular pada ekstrimitas bawah.

Pemeriksaan rutin yang harus dilakukan

adalah palpasi denyut secara bilateral dari

arteri dorsalis pedis, arteri tibialis posterior,

arteri popliteal, dan arteri femoral penting

untuk menilai sirkulasi darah pada

ekstrimitas bawah.2,6

Tatalaksana pada ulkus kaki diabetik

berdasarkan atas prinsip debridement luka,

identifikasi dan penanganan infeksi,

penggunaan dressing untuk

mempertahankan kelembaban penyembuhan

luka, dan offloading/redistribusi tekanan

dari luka.6,7,8

Pasien direncanakan untuk

dilakukan tindakan debridement di ruang

operasi. Sebelum operasi, dilakukan

perbaikan keadaan umum pada pasien yaitu

menurunkan kadar gula darah yang tinggi.

Page 99: Karya Tulis Ilmiah Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan ...digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/32/01-gdl-nurwakhidp-1565-1-p14037-a.pdfBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Endriyanto

Tindakan debridement ini dilakukan untuk

membuang jaringan yang mati serta

membantu mempercepat penyembuhan

luka. Debridement dapat dilakukan secara

surgical, kimia, mekanik, biologis, atau

autolisis.10,11

Tindakan ini dilakukan

melalui pembuangan dasar luka abnormal

dan jaringan tepi luka seperti epidermis

hiperkeratosis(kalus) dan jaringan dermal

nekrotik, debris, dan element bakteri yang

dapat menghambat penyembuhan luka. Dari

beberapa penelitian uji klinis didapatkan

bahwa debridement berperan dalam

membantu penyembuhan luka melalui

produksi jaringan granulasi.1,6,9

Jenis debridement yang dilakukan

pada kasus ini adalah surgical debridement.

Surgical debridement merupakan gold

standard untuk penatalaksanaan luka kronis

seperti ulkus kaki diabetik. Keuntungan dari

surgical debridement adalah dapat

membuang jaringan nekrotik dan kalus,

menurukan tekanan, dapat melakukan

inspeksi secara luas pada ulkus, membantu

drainase sekresi atau pus, membantu

optimalisasi efektifitas terapi topikal, serta

menstimulasi penyembuhan.12,13,14

Edmonds et al (2004) merekomendasikan

surgical debridement secara regular untuk

membuang kalus dan jaringan nekrotik akan

menurunkan tekanan lokal dan

memfasilitasi drainase dan stimulasi

pembentukan jaringan baru. Surgical

debridement diperlukan untuk membuang

jaringan hiperkeratosis pada kaki diabetik

untuk mengurangi tahanan pada luka

sehingga dapat mencegah kerusakan

jaringan lebih lanjut.6

Tindakan ini harus

dilakukan secara teliti untuk melindungi

jaringan yang sehat, yaitu dengan tampilan

warna merah atau pink (jaringan granulasi).

Dengan menggunakan blade scalpel

membentuk sudut 45o

terhadap area operasi,

selanjutnya semua jaringan yang mati

dibuang hingga jaringan dasar ulkus yang

sehat hingga membentuk cawan pada tepi

luka. Adanya clotted vessel, stringy fascia,

dan tendon menandakan bahwa jaringan

sudah tidak layak dan harus dibuang.1,8

Pemantauan pada luka post

debridement dan dressing luka harus

dilakukan dengan teratur. Untuk luka

terinfeksi atau banyak eksudat, pemantauan

luka dan pergantian dressing luka harus

dilakukan tiap 2 – 3 hari hingga infeksi

stabil. Pergantian jenis dressing luka perlu

dilakukan sesuai dengan perubahan jenis

luka.13,14

sampai saat ini belum ada data

yang menjelaskan jenis dressing luka yang

terbaik untuk ulkus kaki diabetik.

Konsensus yang ada saat ini menyarankan

bahwa penggunaan dressing luka harus non-

adherent untuk mengurangi risiko

kerusakan jaringan saat membuka dan

menggantinya. Pada kasus ini, luka telah

dibersihkan hingga jaringan sehat dan

Page 100: Karya Tulis Ilmiah Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan ...digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/32/01-gdl-nurwakhidp-1565-1-p14037-a.pdfBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Endriyanto

terdapat sedikit eksudat luka. Selama

perawatan, pada luka tidak terdapat pus,

perdarahan, dan bau yang menandakan

bahwa tindakan debridement telah

berhasil.6,12

Pada pasien dengan lesi pada telapak

kaki, diperlukan offloading melalui

beberapa metode atau alat untuk menggeser

titik tumpu berat badan menjauhi sisi ulkus.

Tujuan dari offloading ini adalah untuk

mencegah trauma jaringan dan

memfasilitasi penyembuhan luka.6,7

Beberapa metode yang dapat dilakukan

meliputi tirah baring, penggunaan kursi

roda, alat bantu jalan hingga sepatu yang

didesain khusus.14,15

Pasien diabetes dengan riwayat

ulkus disarankan untuk melakukan

perawatan dan penilaian kaki serta

konsultasi vaskular jika dicurigai adanya

penyakit arteri perifer setiap 1-2 bulan oleh

dokter spesialis bedah dan penyakit

dalam.2,6

Penilaian dan tatalaksana jangka

panjang yang dilakukan meliputi

debridement secara regular dari kalus atau

jaringan nekrotik untuk mengurangi tekanan

dan risiko ulkus kaki. Kontrol gula yang

ketat, pemantauan status vaskular dan

neurologi, serta penggunaan alas kaki yang

sesuai akan menurunkan risiko kelanjutan

ulkus kaki diabetik pada pasien yang

berisiko tinggi ini.1,2,14

RINGKASAN

Telah dilaporkan kasus Diabetes

Melitus Tipe 2 dengan Kaki Diabetes

wagner derajat 2. Dilakukan tindakan

surgical debridement yang merupakan gold

standard pada tatalaksana ulkus kaki

diabetik. Tindakan debridement ini

dilakukan untuk membuang jaringan yang

mati serta membantu mempercepat

penyembuhan luka. Perawatan luka meliputi

penggunaan dressing luka dan offloading

harus dilakukan dengan tepat untuk

mencegah trauma dan ulkus berulang.

Pemeriksaan yang komprehensif meliputi

pemeriksaan vaskular dan neurologi harus

dilakukan rutin untuk mencari kausa dari

ulkus kaki diabetik.

DAFTAR PUSTAKA

1. Alexiadou K, Doupis J. Management

of Diabetic Foot Ulcers. Diabetes

Ther. 2012:3;4

2. Clayton W, Elasy TA. A Review of

the Pathophysiology, Classification,

and Treatment of Foot Ulcers in

Diabetic Patients. Clinical

Daibetes.2009;27:2:52-8

3. American College of Foot and Ankle

Surgeons. Diabetic Foot Disorders A

Clinical Practice Guidline.

2006:45;5

4. Baal JGV. Surgical Treatment of the

Infected Diabetic Foot. Clinical

Page 101: Karya Tulis Ilmiah Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan ...digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/32/01-gdl-nurwakhidp-1565-1-p14037-a.pdfBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Endriyanto

Infectious Diseases. 2004;39:123-8

5. Golinko et al. Operative Debridement of Diabetic Foot Ulcers. J Am Coll

Surg.2008;207:6

6. Mc Intosh C,Kelly L. Importance of Wound Debridement in Management of Diabetic

Foot Ulcers:Case report. Wound Essentials.2009;4:122-5

7. Shankhdhar et al. A Case Report: Offloading the Diabetic Foot Wound in the Developing

World. The Journal of Diabetic Foot Complications.2011;3(2):26-9

8. Wu SC, Driver VR, Armstrong DG. Foot Ulcers in the Diabetic Patient, Prevention, and

Treatment. Vasc Health Risk Manag.2007;3(1):65-76

9. Lebrun E, Tomic-Canic M, Kirsner RS. The Role of Surgical Debridement in Healing of

Diabetic Foot Ulcers. Wound Repai and Regeneration.2010;18:5:433-8

10. Jeffcoate WJ, Harding KG. Diabetic Foot Ulcers. The Lancet.2003. Available at

http//image.thelancet.com/extras/02a rt6190web.pdf (diakses tanggal 10 November 2013.

11. International Best Practice. Best Practice Guideline: Wound Management in Diabetic

Foot Ulcers. Wounds International.2013

Page 102: Karya Tulis Ilmiah Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan ...digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/32/01-gdl-nurwakhidp-1565-1-p14037-a.pdfBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Endriyanto

12. Frykberg RG, Rogers LC. Emerging Evidence on Advanced Wound Care for Diabetic

Foot Ulceration.2010. Available at http://www.podiatrytoday.com/files/ ABH_PT.pdf

(diakses tanggal 10 November 2013)

13. Barry University. The Standard of Care for Evaluation and Treatment of Diabetic Foot

Ulcers.2010. Available at http://www.barry.edu/include/docs/c ontinuing-medical-

education/diabetic (diakses tanggal 10 November 2013)

14. Lipsky et al. Diagnosis and Treatment of Diabetic Foot Infections. Clinical Infectious

Disease.2004;39:885-910

15. Snyder RJ, Hanft JR. Diabetic Foot Ulcers – Effects on Quality of Life, Cost, and

Mortality and the Role of Standard Wound Care and Advanced-care Therapies in

Healing:A Review. Ostomy Wound Management.2009;55(11):28-38

Page 103: Karya Tulis Ilmiah Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan ...digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/32/01-gdl-nurwakhidp-1565-1-p14037-a.pdfBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Endriyanto

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Nur Wakhid Putro Ariyanto

Tempat tanggal lahir : Karanganyar, 27 Desember 1995

Jenis kelamin : Laki-laki

Alamat rumah : Blodro RT/RW 28/13, Tlobo, Jatiyoso, Karanganyar, Jawa

Tengah

Riwayat pendidikan :

1. TK AISYIYAH TLOBO JATIYOSO

2. SDN 02 TLOBO

3. SMPN 02 JATIYOSO

4. SMAN JUMAPOLO

5. LULUS DIII KEPERAWATAN STIKES

KUSUMA HUSADA SURAKARTA TAHUN

2017

Riwayat pekerjaan : -

Riwayat organisasi : -

Publikasi : -