astigmatisma against the rule oculi dextra dan ambliopia

Click here to load reader

Upload: shanty-manek

Post on 23-Oct-2015

23 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

ASTIGMATISMA AGAINST THE RULE OCULI DEXTRA DAN AMBLIOPIA REFRAKTIF

Oleh:Maria Krishanta Manek, S.Ked

Pembimbing:dr. M.A. Sri Wahyuningsih, Sp.THT-KL

SMF/bagian ILMU THT-KLBLUD RSUD PROF. DR. W. Z. JOHANNES KUPANG 2013

TONSILITIS KRONIKLAPORAN KASUSPENDAHULUAN

(Organ Limfoid)menangkap dan mengumpulkan benda asingorgan utama produksi antibodi serta sensitisasi sel limfosit dengan antigen spesifikMudah terjadi infeksiIritasi MakananKronis (Perubahan histologis)Antibiotik yg tidak tepat & tidak teraturSetiap kali infeksi akutTerus menerusPENDAHULUANKomplikasi:Penyebaran ke jaringan sekitar dan organ lain (sendi, ginjal, jantung, dll)Perubahan histologisTonsil menjadi fokus infeksiLAPORAN KASUSIdentitas PasienNama: Ny. WHDJenis Kelamin: PerempuanUmur: 29 tahunAlamat: WalikotaAgama: Kristen ProtestanPendidikan Terakhir: S1Pekerjaan: Pegawai RSUStatus Pernikahan: MenikahKunjungan ke Poli THT : 22 Mei 2013Dikasuskan: 22 Mei 2013Anamnesis (22 Juni 2013, pukul 10.30 WITA)AutoanamnesisKeluhan Utama: Nyeri saat menelan sejak 4 hari yang laluRiwayat Penyakit Sekarang:Pasien datang ke Poli THT RSU Prof. Dr. W.Z. Johannes dengan keluhan nyeri saat menelan. Keluhan ini mulai dirasakan pasien sejak 4 hari yang lalu. Nyeri seperti tertikam pada bagian tenggorok setiap kali pasien menelan, terutama saat pasien mencoba menelan makanan. Pasien juga mengeluhkan sulit menelan dan napas berbau bersamaan dengan keluhan nyeri menelan. Ada demam dan rasa tidak enak badan sejak 6 hari yang lalu. Demam tidak tinggi dan hilang muncul dengan atau tanpa obat penurun panas (Paracetamol).

Anamnesis Tidak ada sakit kepala, sakit di daerah wajah, pilek, bersin-bersin, batuk, rasa adanya cairan mengalir di tenggorokan, suara serak, maupun rasa mual. Tidak ada keluhan nyeri telinga, keluarnya cairan dari telinga, telinga berdenging atau pun gangguan keseimbangan. Tidak ada riwayat ngorok maupun nyeri pada leher. Tidak ada keluhan sesak napas, nyeri dada, maupun nyeri perut. Buang air besar padat, lancar, 1-2 kali per hari. Buang air kecil lancar tanpa nyeri maupun darah.

AnamnesisRiwayat Penyakit Dahulu:Gejala yang sama muncul 2-3x/tahun (saat cuaca dingin & kelelahan fisik), kadang gejala membaik sendiri kadang hilang dengan amoxicilin (pasien tidak minum amoxicilin secara teratur)Riwayat Penyakit Dalam Keluargariwayat keluhan yang sama (-)Riwayat Pengobatanpasien minum obat amoxicillin dan paracetamol yang dibelinya sendiri, namun keluhannya tidak berkurang. Riwayat Kebiasaankonsumsi gorengan (+), makanan pedas (+), minuman dingin (+)

PEMERIKSAAN FISISStatus GeneralisataKeadaan umum: tampak sakit ringanKesadaran: compos mentisHabitus: piknikusTekanan Darah: 130/80 mmHgNadi: 86x/menit, reguler, isi cukupPernapasan: 20x/menit, regulerTemperatur: 36,90CKepala: dalam batas normalWajah: dalam batas normalMata: dalam batas normalHidung: lihat status lokalis THTTelinga: lihat status lokalis THTMulut: dalam batas normalLeher: pembesaran KGB submandibular (+) sebanyak 1 buah tanpa nyeri tekanThoraks: dalam batas normalAbdomen: dalam batas normalGenitalia: dalam batas normalEkstremitas: dalam batas normal

PEMERIKSAAN FISISSTATUS LOKALIS THT

TelingaHidung luar: Deformitas (-), eritem (-), nyeri tekan (-), krepitasi (-)Vestibulum: Lapang (+/+), rambut (+/+), hiperemis (-/-), sekret (-/-), massa (-/-)Cavum nasi: Hiperemis (-/-), edema (-/-), massa (-/-), hipertrofi (-/-)Septum nasi: Deviasi (-/-)Aliran udara: Hambatan (-/-)Sinus frontalis: Tidak ada kelainan, nyeri tekan (-/-)Sinus maksilaris: Tidak ada kelainan, nyeri tekan (-/-)

STATUS LOKALIS THTHidungPharynxDinding pharynx: merah muda, hiperemis (-),granular (-)Arcus pharynx: simetris, hiperemis (-), edema (-)Tonsil: T2/T2, hiperemis (+/+), granular (-/-), permukaan tonsil tidak rata (+/+), detritus (-/+)Uvula: Letak di tengah, hipermis (-)Laring (laringoskopi): tidak dilakukan

STATUS LOKALIS THTPemeriksaan PenunjangTidak dilakukan

DiagnosisJ35.0 Tonsilitis kronik

Usulan Pemeriksaan Penunjang Kultur dan uji resistensi kuman dari sediaan apusan tonsil

DiagnosisAstigmatisma oculi dextra (against the rule)Ambliopia refraktif bilateral et causa astigmatisma

Rencana DiagnostikKeratoskopi

TerapiPenalisasi dekat, dimana mata yang sehat (dengan visus yang lebih baik (OD)) diberi koreksi penuh (C-1.5 D x 1800) dengan artropinisasi mata ambliopia dibiasakan melihat dekat dengan memberi lensa +2,5 D.Monitoring kemajuan/ kemunduran visus

PrognosisAd vitam: dubia ad bonamAd functionam: dubia ad malamAd sanationam: dubia ad malam.

PEMBAHASANANATOMI

DefinisiTonsilitis kronik:Peradangan kronis tonsila palatina >3 bulan setelah serangan akut berulang-ulang atau infeksi subklinis. Pada keadaan ini terjadi perubahan histologi pada tonsil dan terdapat jaringan fibrotik yang menyelimuti mikroabses dan dikelilingi oleh zona-zona sel radang.Pasien sering mengalami gejala yang sama 2-3 kali/tahunPemeriksaan Fisis:permukaan tonsil tidak rataTerdapat detritus di antara kripta tonsila palatina kiri

EtiologiInfeksi berulang atau tonsilitis akut yang tidak diobati dengan tepatPenyebab:Stafilokokus aureus, Streptokokus beta hemolitikus grup A, stafilokokus epidermis, dan kuman gram negatif yaitu Enterobakter, Pseudomonas aeruginosa, Klebsiella, dan E.coli Riwayat tonsilitis akut yang tidak diobati secara tepat & teraturUntuk mengetahui mikroorganisme penyebabnya dibutuhkan pemeriksaan penunjang

GejalaPasienKasusOdinofagiaDisfagiaRasa mengganjal di tenggorokan-Rasa kering-Napas berbauMalaiseArtralgia-DemamNyeri pada leher-Pemeriksaan FisisPasienKasusHipertrofi tonsilHiperemisJaringan parut-Permukaan tonsil tidak rataKriptus melebar-Beberapa kriptus terisi detritusKlasifikasi Pembesaran TonsilCody & Thane (1993)

PenatalaksanaanPenatalaksanaan