aspirin

19
ABSTRAK Reaksi acetylasi merupakan suatu reaksi memasukkan gugus acetyl ke dalam suatu substrat yang sesuai. Asam asetilsalisilat atau yang lebih dikenal sekarang sebagai aspirin memiliki nama sistematik 2-acetoxybenzoic acid. Aspirin merupakan hasil sintesis asam salisilat dengan anhidrida asetat dengan reaksi acetylasi yang berfungsi sebagai antipiretik dan analgesik. Pada pembuatan aspirin, asam salisilat (0-hydroxy benzoic acid) berfungsi sebagai alkohol dan reaksinya berlangsung pada gugus hidroksi. Pembuatan aspirin dalam percobaan ini bertujuan untuk membuat aspirin dalam skala labor dengan mengamati reaksi yang terjadi serta menghitung rendemen yang dihasilkan. Bahan baku berupa 2.5 gram asam salisilat dan 7 ml asetat anhidrat serta penambahan katalis asam sulfat pekat yang direaksikan dalam labu didih dasar bulat dengan bantuan pemanasan pada suhu (50-60) o C selama 20 menit. Kristal aspirin terbentuk setelah dilakukan pendinginan selama 30 menit dan disaring dengan pompa vakum. Rekristalisasi bertujuan untuk menghasilkan aspirin yang lebih murni dengan mereaksikan kristal aspirin yang terbentuk dengan alkohol hangat dan air hangat serta dilakukan pendinginan untuk mendapatkan kristal aspirin kembali. Hasil rekristalisasi berupa aspirin murni dengan berat 1.139 gram dan rendemen 35%. Pengujian kemurnian aspirin dengan mereaksikan kristal aspirin dengan FeCl 3 sehingga terbentuk warna kuning kecoklatan yang menandakan aspirin telah murni. Kata Kunci : Acetylasi, asam salisilat, aspirin, kristal ABSTRACT Acetylasi reaction is a reaction of the acetyl group to enter into a suitable substrate. Acetylsalicylic acid, better known now as aspirin has the systematic name 2-acetoxybenzoic acid. Aspirin is a synthesis of salicylic acid with acetic anhydride by reaction acetylasi that serves as an antipyretic and analgesic. In the manufacture of aspirin, salicylic acid (0-hydroxy benzoic acid) as a function of alcohol and the reaction takes place at the hydroxyl group. Manufacture of aspirin in this trial aims to make aspirin in laboratory scale by observing the reaction and calculating the resulting yield. Raw materials in

Upload: madriantanjung

Post on 22-Oct-2015

37 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Aspirin

ABSTRAK

Reaksi acetylasi merupakan suatu reaksi memasukkan gugus acetyl ke dalam suatu substrat yang sesuai. Asam asetilsalisilat atau yang lebih dikenal sekarang sebagai aspirin memiliki nama sistematik 2-acetoxybenzoic acid. Aspirin merupakan hasil sintesis asam salisilat dengan anhidrida asetat dengan reaksi acetylasi yang berfungsi sebagai antipiretik dan analgesik. Pada pembuatan aspirin, asam salisilat (0-hydroxy benzoic acid) berfungsi sebagai alkohol dan reaksinya berlangsung pada gugus hidroksi. Pembuatan aspirin dalam percobaan ini bertujuan untuk membuat aspirin dalam skala labor dengan mengamati reaksi yang terjadi serta menghitung rendemen yang dihasilkan. Bahan baku berupa 2.5 gram asam salisilat dan 7 ml asetat anhidrat serta penambahan katalis asam sulfat pekat yang direaksikan dalam labu didih dasar bulat dengan bantuan pemanasan pada suhu (50-60)oC selama 20 menit. Kristal aspirin terbentuk setelah dilakukan pendinginan selama 30 menit dan disaring dengan pompa vakum. Rekristalisasi bertujuan untuk menghasilkan aspirin yang lebih murni dengan mereaksikan kristal aspirin yang terbentuk dengan alkohol hangat dan air hangat serta dilakukan pendinginan untuk mendapatkan kristal aspirin kembali. Hasil rekristalisasi berupa aspirin murni dengan berat 1.139 gram dan rendemen 35%. Pengujian kemurnian aspirin dengan mereaksikan kristal aspirin dengan FeCl3 sehingga terbentuk warna kuning kecoklatan yang menandakan aspirin telah murni.

Kata Kunci : Acetylasi, asam salisilat, aspirin, kristal

ABSTRACT

Acetylasi reaction is a reaction of the acetyl group to enter into a suitable substrate. Acetylsalicylic acid, better known now as aspirin has the systematic name 2-acetoxybenzoic acid. Aspirin is a synthesis of salicylic acid with acetic anhydride by reaction acetylasi that serves as an antipyretic and analgesic. In the manufacture of aspirin, salicylic acid (0-hydroxy benzoic acid) as a function of alcohol and the reaction takes place at the hydroxyl group. Manufacture of aspirin in this trial aims to make aspirin in laboratory scale by observing the reaction and calculating the resulting yield. Raw materials in the form of 2.5 g of salicylic acid and 7 ml of acetic anhydride and the addition of concentrated sulfuric acid catalyst that reacted in a round bottom boiling flask with the aid of high temperature heating (50-60) oC for 20 minutes. Aspirin crystals formed after cooling for 30 minutes and filtered with a vacuum pump. Recrystallization aims to produce a more pure aspirin with aspirin crystals formed reacting with warm alcohol and warm water and performed cooling the crystal aspirin to get back. Recrystallization results in the form of pure aspirin weighing 1,139 grams and 35% yield. Testing the purity of aspirin with aspirin crystals react with FeCl3 to form a brownish yellow color that indicates aspirin has

Page 2: Aspirin

been pure.Keywords: Acetylasi, salicylic acid, aspirin, crystal

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Aspirin atau asam asetilsalisilat adalah sejenis obat turunan dari salisilat

yang sering digunakan sebagai senyawa analgesik (penahan rasa sakit atau nyeri

minor), antipiretik (terhadap demam), dan anti-inflamasi (peradangan). Aspirin

yang awalnya berasal dari daun willow yang diprakarsai oleh Hippokrates

kemudian dikembangkan oleh perusahaan Bayer menjadi senyawa asam asetil

salisilat yang dikenal dengan nama aspirin. Aspirin yang dipasarkan saat ini

dalam bentuk tablet, sebelumnya aspirin diperdagangkan dalam bentuk bubuk

(puyer).

Asam salisilat merupakan obat yang populer digunakan sebagai obat

nyeri. Namun, asam salisilat ini  memiliki efek negatif bagi tubuh yaitu memiliki

sifat yang keras didalam tubuh sehingga dapat merusak organ tubuh seperti

ginjal. Dalam pengkonsumsian tempo lama tanpa disadari asam salisilat ini dapat

menjadi pembunuh bagi tubuh pengkonsumsi ( beresiko kematian ), karena asam

salisilat memiliki efek negatif maka dikembangkan dengan cara sintesis  menjadi

aspirin. Pembuatan aspirin dilakukan dengan cara mereaksikan asam salisilat

dengan asam asetat anhidrat. Pembuatan aspirin tidak terlepas dengan

penambahan katalis asam sulfat pekat sekaligus berfungsi sebagai penghidrasi.

Melihat banyaknya kegunaan aspirin, karena itulah dilakukan praktikum

pembuatan aspirin dalam skala labor untuk mengamati reaksi yang terjadi dalam

proses pembuatan aspirin tersebut serta menghitung persentase rendemen yang

dihasilkan

Page 3: Aspirin

1.2. Tujuan Percobaan

1. Membuat aspirin dalam skala labor

2. Mengamati dan mempelajari proses reaksi yang terjadi

3. Menghitung persentase aspirin yang dihasilkan.

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Reaksi Asetilasi

Reaksi acetylasi merupakan suatu reaksi memasukkan gugus acetyl ke dalam

suatu sustrat yang sesuai. Gugus acetyl adalah R-C-OO’(dimana R adalah alkil atau

aril). Aspirin disebut juga asam asetil salisilat atau acetylsalicylic acid, dapat dibuat

dengan cara acetylasi senyawa phenol (dalam bentuk asam salisilat) menggunakan

asetat anhidrat dengan bantuan sedikit katalis asam sulfat pekat (Hendriayana, 2003).

Pada pembuatan aspirin, asam salisilat (o-hydroxy benzoic acid) berfungsi

sebagai alkohol dan reaksinya berlangsung pada gugus hidroksi. Kemurnian aspirin

bisa diuiji dengan menggunakan besi (III) klorida. Sebelum dimurnikan aspirin

dilakukan rekristalisasi terlebih dahulu agar didapatkan aspirin yang murni. Aspirin

digunakan sebagai obat penurun demam, antibiotik, dan penawar nyeri

(analgenetika). Biasanya aspirin di jual sebagai garam natriumnya, yaitu natrium

asetil salisilat (Irdoni, 2010).

Gambar.2.1 Struktur kimia aspirin (Sumber : Hendriayana, 2003)

Page 4: Aspirin

2.2 Faktor yang mempengaruhi reaksi Asetilasi

1. Pengaruh Suhu

Jika suhu diperbesar dan bila reaksi membutuhkan panas, maka kecepatan

reaksi meningkat dan hasil yang diperoleh akan bertambah besar, tetapi kenaikan

suhu dibatasi oleh sifat-sifat fisis zat-zat yang ada dalam sistem. Mengingat

reaksi asetilasi adalah reaksi kesetimbangan, maka apabila suhu terlalu tinggi

kemungkinan akan terjadi reaksi samping. Reaksi esterifikasi dengan katalisator

asam, suhu mendekati 100°C. Katalisator asam yang sering dipakai adalah asam

sulfat

2. Waktu

Pada proses batch, makin lama waktu reaksi makin banyak hasil yang

diperoleh, tetapi dalam reaksi asetilasi (esterifikasi), waktu reaksi dibatasi dalam

keadaan seimbang.

3. Pengadukan

Pengadukan akan menurunkan energi aktifasi karena dengan melakukan

pengadukan akan memperbesar jumlah tumbukan antara dua reaktan sehingga

reaksi yang terjadi lebih cepat daripada tanpa pengadukan

4. Perbandingan Zat Pereaksi

Supaya reaksi berjalan dengan baik dan diperoleh konversi tinggi, maka

salah satu reaktan harus berlebih. Kelebihan salah satu pereaksi menyebabkan

kesetimbangan bergeser ke kanan, tetapi pemakaian zat pereaksi berlebihan

dibatasi oleh kemungkinan adanya reaksi samping dan dari segi kinetiknya

mungkin ada pergantian tingkat reaksi. Perbandingan pereaksi juga berpengaruh

pada faktor frekwensi dimana apabila salah satu pereaksi berlebih, maka faktor

frekwensi menjadi lebih besar sehingga konstanta kecepatan reaksinya

bertambah besar.

5. Faktor Tumbukan

Untuk memperbesar konversi, tenaga aktifasi perlu diperkecil. Hal ini

dapat dilakukan dengan menggunakan katalisator, yang akan mengaktifkan zat-

Page 5: Aspirin

zat yang bereaksi, sehingga tumbukan yang terjadi makin cepat dan reaksi makin

mudah terjadi. Pada reaksi kesetimbangan adanya katalisator tidak

mempengaruhi letak kesetimbangan dan juga tidak berpengaruh terhadap hasil.

Katalisator yang banyak dipakai adalah H2SO4 dan HCI. Tetapi yang sering

digunakan adalah H2SO4, sebab asam ini relatif kurang korosif dibanding HCI

dan harganya lebih murah.

2.3. Aspirin

2.3.1. Pengertian Aspirin

Aspirin (asetosal) adalah suatu ester dari asam asetat dengan asam

salisilat. Oleh karena itu senyawa ini dapat dibuat dengan mereaksikan asam

salisilat dengan anhidrida asam asetat menggunakan asam sulfat pekat sebagai

katalisator. Persamaan reaksinya :

Gambar 2.2 Pembentukan Aspirin

Asam asetil salisilat atau yang lebih dikenal sekarang sebagai aspirin

memiliki nama sistematik 2 – acetoxybenzoic acid. Aspirin yang merupakan

bentuk salah satu aromatik asetat yang paling dikenal dapat disintesa dengan

reaksi esterifikasi gugus hidroksi fenolat dari asam salisilat dengan menggunakan

asam asetat. Aspirin memiliki sifat – sifat sebagai berikut : Mr = 180, titik leleh =

133,4°C, dan titik didih = 140°C.

Aspirin dibuat dengan mereaksikan asam salisilat dengan anhidrida asam

asetat menggunakan katalis H2SO4 pekat sebagai zat penghidrasi. Asam salisilat

adalah asam bifungsional yang mengandung dua gugus –OH dan –COOH.

Page 6: Aspirin

Karenanya asam salisilat ini dapat mengalami dua jenis reaksi yang berbeda.

Dengan anhidrida asam asetat akan menghasilkan aspirin, sedangkan dengan

metanol ekses akan menghasilkan metil salisilat.

Aspirin bersifat analgesik yang efektif sebagai penghilang rasa sakit.

Selain itu, aspirin juga merupakan zat anti-inflammatory, untuk mengurangi sakit

pada cedera ringan seperti bengkak dan luka yang memerah. Aspirin juga

merupakan zat antipiretik yang berfungsi untuk mengurangi demam. Tiap

tahunnya, lebih dari 40 juta pound aspirin diproduksi di Amerika Serikat,

sehingga rata-rata penggunaan aspirin mencapai 300 tablet untuk setiap pria,

wanita serta anak-anak setiap tahunnya. Penggunaan aspirin secara berulang-

ulang dapat mengakibatkan pendarahan pada lambung dan pada dosis yang cukup

besar dapat mengakibatkan reaksi seperti mual atau kembung, diare, pusing dan

bahkan berhalusinasi. Dosis rata-rata adalah 0.3-1 gram, dosis yang mencapai 10-

30 gram dapat mengakibatkan kematian.

2.3.2 Sifat – Sifat Aspirin

A. Sifat fisika

Rumus molekulnya C9H8O4 dan dengan berat molekulnya 180,2 serta

berat jenisnya 1.40 g/cm3

Titik didihnya adalah 140 oC dengan titik lebur 138 oC – 140 oC

Nama lainnya (sinonim) 2-acetyloxybenzoic acid

Larut dalam air, mudah larut dalam etanol, larut dalam

kloroform,dan dalam eter, sukar larut dalam eter mutlak

Bentuk Kristal seperti jarum

Berwarna putih mengkilat

Larut dalam alcohol panas

Titik lelehnya 135-136 o C

Bilangan molekul: 180 g/mol

B. Sifat Kimia

Page 7: Aspirin

Tidak mudah terbakar, disimpan pada tempat yang steril (Austin,

1984).

2.3.3 Manfaat Aspirin

Aspirin bersifat analgesik yang efektif sebagai penghilang rasa sakit. Selain

itu, aspirin juga merupakan zat anti-inflammatory, untuk mengurangi sakit pada

cedera ringan seperti bengkak dan luka yang memerah. Aspirin juga merupakan

zat antipiretik yang berfungsi untuk mengurangi demam. Tiap tahunnya, lebih dari

40 juta pound aspirin diproduksi di Amerika Serikat, sehingga rata-rata

penggunaan aspirin mencapai 300 tablet untuk setiap pria, wanita serta anak-anak

setiap tahunnya. Penggunaan aspirin secara berulang-ulang dapat mengakibatkan

pendarahan pada lambung dan pada dosis yang cukup besar dapat mengakibatkan

reaksi seperti mual atau kembung, diare, pusing dan bahkan berhalusinasi. Dosis

rata-rata adalah 0.3-1 gram, dosis yang mencapai 10-30 gram dapat

mengakibatkan kematian.

BAB III

Page 8: Aspirin

METODOLOGI PERCOBAAN

3.1. Alat-Alat yang Digunakan

Labu didih dasar bulat.

Cawan Petri

Batang Pengaduk

Penangas Air

Kertas Saring

Timbangan Analitik

Corong Buchner

Pompa Vakum

Gelas Piala

Tabung Reaksi

Pipet Tetes

Termometer

3.2. Bahan-Bahan yang Digunakan

Asam Salisilat

Asetat Anhidrat

Asam Sulfat Pekat

Etanol

Ferri Klorida

Aquades

3.3. Prosedur Percobaan

a. Pembuatan Aspirin

Masukkan asam salisilat sebanyak 2.5 gram ke dalam labu didih dasar

bulat (reactor) dan tambahkan 7 ml asam asetat anhidrat sedikit demi

sedikit serta 3 tetes asam sulfat pekat. Goyang-goyangkan labu agar zat

tercampur baik (lakukan dalam almari asam).

Page 9: Aspirin

Panaskan di atas penangas air pada temperatur 50OC – 60OC sambil

diaduk selama 15 menit.

Biarkan campuran menjadi dingin pada suhu kamar, aduk sekali-sekali.

Tambahkan 40 ml aquadest, aduk dengan sempurna, diamkan selama 1

jam, selanjutnya saring endapan dengan pompa pengisap.

b. Rekristalisasi Aspirin (Pemurnian Aspirin)

Larutkan aspirin dalam 7 ml alkohol hangat.

Tuangkan ke dalam larutan aspirin – alkohol 40 ml air hangat.

Panaskan sampai larut (dalam penangas air) bila terjadi endapan, saring

larutan dalam keadaan panas dan cepat.

Dinginkan larutan jernih pada temperatur kamar.

Biarkan kemudian amati kurang lebih sehari larutan tersebut sampai

kristal yang terbentuk cukup banyak.

Saring larutan dan endapan menggunakan kertas saring dengan corong

Buchner, sebelumnya timbang dulu kertas saring yang digunakan.

Keringkan pada suhu kamar.

Timbang berat aspirin yang terbentuk bila telah kering.

Hitung rendemennya.

c. Uji Kemurnian Aspirin

Ambil sedikit kristal aspirin hasil rekristalisasi, masukkan dalam tabung

reaksi.

Larutkan kristal menggunakan etanol kira-kira 1 ml.

Tambahkan 5 tetes larutan ferri klorida dan amati, bila larutan berubah

menjadi ungu berarti aspirin yang dibuat belum murni.

Page 10: Aspirin

3.4. Rangkaian Alat

Gambar 3.1. Rangkaian Alat Proses Pemanasan Pembuatan Aspirin

1

2

3

4

Page 11: Aspirin

Gambar 3.2. Rangkaian Alat Proses Penyaringan Pembuatan Aspirin

Keterangan :

1. Statif

2. Termometer

3. Penangas air

4. Labu didih dasar bulat

5. Pompa penghisap/vakum

6. Saklar

7. Selang pembuangan gas

8. Corong Buchner

9. Erlenmeyer

Page 12: Aspirin

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Percobaan

4.1.1 Data yang diperoleh :

1) Asam Salisilat

a) Berat Asam Salisilat : 2.5 gram

b) Mol : 0.018 mol

c) Massa Relatif : 138.12 gr/mol

2) Asam Asetat Anhidrat

a) Volume : 7 ml

b) Massa : 7.56 gram

c) Mol : 0.07 mol

3) Asam Sulfat Pekat : 3 tetes

4) Aquadest : 40 ml

5) Etanol : 1 ml

6) Ferri klorida : 4 tetes

7) Berat aspirin : 1.139 gram

4.1.2 Pembuatan Aspirin

Tabel 4.1 Pengamatan proses pembuatan aspirin

No Perlakuan Pengamatan

1 2.5 gram Asam salisilat (putih) + 7 ml asam

asetat anhidrat (bening).

Larutan yang

dihasilkan terdapat

endapan (gumpalan)

asam salisilat.

2 Larutan + 3 tetes H2SO4. Larutan berwarna

bening dan tidak

terdapat lagi endapan.

3 Larutan lalu dipanaskan selama 20 menit

dengan suhu 50-60oC

Tidak terjadi

perubahan (warna

Page 13: Aspirin

larutan tetap bening).

4 Larutan didinginkan pada suhu kamar + 40

ml aquades

Larutan berwarna

putih keruh.

5 Larutan didinginkan selama 1 jam dengan

batu es.

Terdapat endapan

putih dalam larutan

bening.

6 Endapan putih dalam larutan bening disaring

dengan pompa vakum.

Didapat endapan putih

(aspirin).

4.1.3 Rekristalisasi Aspirin

Tabel 4.2 Pengamatan proses rekristalisasi aspirin

No Perlakuan Pengamatan

1 Aspirin + 7 ml alkohol hangat + 40 ml

aquades hangat. Endapan yang terbentuk

tersebut disaring dan yang diambil adalah

larutan beningnya.

Berwarna keruh dan

terbentuk endapan.

2 Setelah itu didinginkan selama 1.5 jam pada

suhu kamar.

Terbentuk kristal yang

cukup banyak.

3 Kristal disaring dari larutannya dengan

menggunakan kertas saring Whatman 42

dengan corong Buchner

Didapat kristalnya.

4 Dikeringkan pada suhu kamar, lalu ditimbang

berat aspirin.

Diperoleh1.62 gram

aspirin.

4.1.4 Uji kemurnian aspirin

Tabel 4.3 Pengamatan uji kemurnian aspirin

No Perlakuan Pengamatan

1 Sedikit kristal aspirin + 1 ml etanol. Larutan bening.

2Larutan bening + 3 tetes FeCl3 (kuning

kecoklatan)

Larutan kuning bening

(aspirin murni).

Page 14: Aspirin

4.2 Reaksi yang terjadi

1. Reaksi Esterifikasi (Reaksi antara Asam Salisilat dan Asam Asetat

Anhidridrat)

Asam Salisilat Anhidrida Asetat Aspirin

AsamAsetat

Gambar 4.1. Reaksi Esterifikasi Asam salisilat dan Anhidrat asetat

2. Reaksi Pengujian Aspirin

Gambar 4.2 Reaksi Asam Salisilat dengan FeCl3 (Prasetya, 2009 )

OH

COOH

+ O

CH3C

O

C

O

H3CO

COOH

C

O

CH3

+ CH3COOH