laporan kimia organik aspirin

47
1 Praktikum Kimia Organik/Kelompok II/S.Genap/2015 Lembar Pengesahan Laporan Praktikum Kimia Organik Reaksi Acetylasi “Pembuatan Aspirin” Dosen Pengampu praktikum kimia organik dengan ini menyatakan bahwa : Kelompok 2 Abdul Rasyid Amrin 1407118507 Anapuja Khairul 1407121095 Mhd. Ilham Armedi 1407113157 Rohaya 1407123782 Tantri Wilinda Julia 1407120358 1. Telah melakukan perbaikan-perbaikan yang disarankan oleh Dosen Pengampu/Asisten Praktikum. 2. Telah menyelesaikan laporan lengkap praktikum Acetylasi dari praktikum kimia organik yang disetujui oleh Dosen Pengampu/Asisten Praktikum. Catatan Tambahan : Dosen Pengampu Pekanbaru, 23 Maret 2015 Reaksi Acetylasi “Pembuatan Aspirin”

Upload: abdul-rasyid

Post on 15-Sep-2015

307 views

Category:

Documents


20 download

TRANSCRIPT

Praktikum Kimia Organik/Kelompok II/S.Genap/2015

Lembar Pengesahan Laporan Praktikum Kimia Organik

Reaksi Acetylasi Pembuatan Aspirin

Dosen Pengampu praktikum kimia organik dengan ini menyatakan bahwa :Kelompok 2Abdul Rasyid Amrin1407118507Anapuja Khairul1407121095Mhd. Ilham Armedi1407113157Rohaya1407123782Tantri Wilinda Julia1407120358

1. Telah melakukan perbaikan-perbaikan yang disarankan oleh Dosen Pengampu/Asisten Praktikum.2. Telah menyelesaikan laporan lengkap praktikum Acetylasi dari praktikum kimia organik yang disetujui oleh Dosen Pengampu/Asisten Praktikum.

Catatan Tambahan :

Dosen PengampuPekanbaru, 23 Maret 2015

Drs.Irdoni, HS. MS

AbstrakDaun willow telah banyak digunakan sejak Mesir kuno sebagai obat untuk menekan rasa sakit. Semakin populernya ekstrak dari daun willow mendorong pada ilmuan untuk meneliti dan menghasilkan senyawa yang dapat menekan rasa sakit tersebut. Maka muncullah istilah sintesis aspirin. Praktikum ini bertujuan untuk melakukan sintesis aspirin dalam skala labor, mempelajari proses reaksi-reaksi yang terjadi dan menghitung persentase aspirin yang dihasilkan. Pada labu didih dimasukkan 3 gram C7H6O3, 9 ml (CH3CO)2O dan empat tetes H2SO4. Setelah dipanaskan, didiamkan pada suhu kamar sebelum didinginkan dengan es batu selama 1 jam. Pada pendinginan terbentuk kristal-kristal aspirin berwarna putih dan selanjutnya disaring dengan pompa vakum.Kemudian dilakukan rekristalisasi pada filtrat aspirin dan menghasilkan 2,02 gram aspirin dengan rendemen 51.01%. Tahap terakhir yaitu pengujian terhadap aspirin yang terbentuk dengan cara melarutkan sedikit kristal aspirin dengan C2H5OH1 ml dan ditambahkan tiga tetes FeCl3.6H2O.Jadi aspirin dapat disintesis dari reaksi acetylasiKata kunci: Sintesis, Aspirin, Rekristalisasidan Filtrat

ABSTRACT

The willow leaf has been widely used since ancient Egypt as a remedy to suppress pain. The growing popularity of the extract from the leaves of willow pushed on scientists to research and produce compounds that can suppress the pain. Then came the term synthesis of aspirin. This aims to do practical work, the synthesis of aspirin in the scale of labor, learn the process reactions that occur and calculate the percentage of aspirin are produced. On the boiling flask incorporated 3 g 9 ml C7H6O3 (CH3CO) 2O and four drops of H2SO4. Once heated, it only at room temperature before it is cooled with ice cubes for 1 hour. On the cooling of the formed crystals of aspirin are white and further filtered with a vacuum pump.Then do recrystallization on the filtrate of aspirin and generates 2.02 grams of aspirin with 51.01% yield. The last stage of testing of the aspirin that is formed by dissolving a little aspirin crystals with C2H5OH1 ml and add three drops of FeCl 3.6 H2O. So aspirin can be synthesized from the reaction of acetylasi.Key words: synthesis, Aspirin, Rekristalisasidan Filtrate

DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan...1Abstrak...2Daftar Isi...3Daftar Gambar...5Daftar Tabel...6

BAB I.Pendahuluan1.1 Latar Belakang ......71.2 Tujuan Praktikum......7BAB II.Landasan Teori2.1 Sejarah Aspirin......... 82.2 Reaksi Asetilasi......92.3 Asam Salisilat......102.4 Asetat Glacial..........................112.5 Asam Sulfat.............. 122.6 Aspirin...........132.7 Besi (III) Klorida .......................162.8 Rekristalisasi......................162.9 Manfaat aspirin..192.10 Bahaya Aspirin..19BAB III.Metodologi Percobaan3.1 Alat-alat 203.2 Bahan Bahan ..203.3 Prosedur Percobaan ...203.4 Rangkaian Alat .22BAB IV.Hasil dan Pembahasan4.1Hasil dan Perhitungan 234.2Reaksi yang terjadi ...244.3Reaksi Pengujian Aspirin .244.4Pembahasan .25BAB V.Kesimpulan dan Saran5.1 Kesimpulan ..275.2 Saran...27

DAFTAR PUSTAKA .28LAMPIRAN A ...29LAMPIRAN B 31LAMPIRAN C ........................................................................................................32

DAFTAR GAMBARGambar 2.1 Reaksi Asetilasi Pembuatan Aspirin (Fitri, 2012)9Gambar 2.2Asam Salisilat (Ratna, 2010).10Gambar 2.3 Struktur Kimia Aspirin (Anonim, 2015)...13Gambar 2.4 Reaksi Asetilasi Pembuatan Aspirin (Fitri, 2012).14Gambar 2.5 Reaksi Pembuatan Aspirin (Habib, 2010)15Gambar 2.6 Diskoneksi Asam Salisilat (Habib, 2010).15Gambar 2.7 Sintesis Asam Asetil Salisilat (Anonim, 2003).15Gambar 3.1 Proses Penyaringan dengan Pompa Vakum......22Gambar 3.2 Proses Pemanasan dengan Penangas Air .22Gambar 4.1 Reaksi Pembuatan Aspirin (Anonim, 2014).24Gambar 4.2 Reaksi Asam Salisilat dengan FeCl3.6H2O(Anonim, 2014).................24

DAFTAR TABELTabel 4.1. Hasil Pengamatan Pembuatan Aspirin......................................................23Tabel 4.2. Hasil Pengamatan Rekristalisasi Aspirin ...............23Tabel 4.3. Hasil Pengamatan Uji Kemurnian Aspirin 24

BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar BelakangAspirin atau asam asetilsalisilat (asetosal) adalah sejenis obat turunan dari salisiat yang sering digunakan sebagai senyawa analgesik (penahan rasa sakit atau nyeri minor),antipiretik (terhadap demam), dan anti-inflamasi (peradangan). Aspirin juga memiliki efek antikoagulan dan dapat digunakan dalam dosis rendah dalam tempo lama untuk mencegah serangan jantung (Anonim, 2015).Aspirin dapat disintesis melalui reaksi asetilasi. Reaksi asetilasi merupakan suatu reaksi yang memasukkan gugus asetil ke dalam suatu substrat yang sesuai. Gugus asetil adalah R-C-OO (dimana R merupakan alkil atau aril). Aspirin disebut juga asam asetil salisilat atau acetylsalicylic acid, dapat dibuat dengan cara asetilasi senyawa phenol (dalam bentuk asam salisilat) menggunakan anhidrida asetat dengan bantuan sedikit asam sulfat pekat sebagai katalisator (Anonim, 2015).Dahulu obat yang dikonsumsi oleh masyarakat adalah asam salisilat, tetapi asam salisilat memiliki efek negatif bagi tubuh. Pada tahun 1845,Arthur Eichengrun menemukan aspirin pertama kali untuk memodifikasi asam salisilat yang dilatarbelakangi memiliki efek negatif bagi tubuh (Mella. 2014).Aspirin ini juga dapat digunakan bagi penderita iritasi perut yang parah. Mengetahui efek dari aspirin ini yang sangat bermanfaat yaitu efek anti koagulan dan juga dapat mencegah serangan jantung. Sehingga praktikum ini dilakukan karena kepopulerannya serta efek positif yang ditimbulkan dari aspirin itu sendiri (Mella. 2014).1.2 Tujuan Praktikuma. Membuat aspirin dalam skala laborb. Mengamati dan mempelajari proses reaksi yang terjadic. Menghitung persentase aspirin yang dihasilkan

BAB IILANDASAN TEORI2.1 Sejarah AspirinSenyawa alami dari tumbuhan yang digunakan sebagai obat telah ada sejak awal mula peradaban manusia. Di mulai pada peradaban Mesir kuno, bangsa tersebut telah menggunakan suatu senyawa yang berasal dari daun willow untuk menekan rasa sakit. Pada era yang sama, bangsa Sumeria juga telah menggunakan senyawa yang serupa untuk mengatasi berbagai jenis penyakit. Hal ini tercatat dalam ukiran-ukiran pada bebatuan di daerah tersebut. Barulah pada tahun 400 SM, filsafat Hippocrates menggunakannya sebagai tanaman obat yang kemudian segera tersebar luas (Anonim, 2015).Reverend Edward Stone dari Chipping Norton, Inggris, merupakan orang pertama yang mempublikasikan penggunaan medis dari aspirin. Pada tahun 1763, ia telah berhasil melakukan pengobatan terhadap berbagai jenis penyakit dengan menggunakan senyawa tersebut. Pada tahun 1826, peneliti berkebangsaan Italia, Brugnatelli dan Fontana, melakukan uji coba terhadap penggunaan suatu senyawa dari daun willow sebagai agen medis (Anonim, 2015).Dua tahun berselang, pada tahun 1828, seorang ahli farmasi Jerman, Buchner, berhasil mengisolasi senyawa tersebut dan diberi namasalicin yang berasal dari bahasa latin willow, yaitu salix. Senyawa ini memiliki aktivitas antipiretik yang mampu menyembuhkan demam (Anonim, 2015).Penelitian mengenai senyawa ini berlanjut hingga pada tahun 1830 ketika seorang ilmuwan Perancis bernama Leroux berhasil mengkristalkan salicin. Penelitian ini kemudian dilanjutkan oleh ahli farmasi Jerman bernama Merck pada tahun 1833. Sebagai hasil penelitiannya, ia berhasil mendapatkan kristal senyawa salicin dalam kondisi yang sangat murni. Senyawa asam salisilat sendiri baru ditemukan pada tahun 1839 oleh Raffaele Piria dengan rumus empiris C7H6O3 (Anonim, 2015).Bayer meupakan perusahaan pertama yang berhasil menciptakan senyawa aspirin (asam asetilsalisilat). Ide untuk memodifikasi senyawa asam salisilat dilatar belakangi oleh banyaknya efek negatif dari senyawa ini. Pada tahun 1945, Arthur Eichengrun dari perusahaan Bayer mengemukakan idenya untuk menambahkan gugus asetil dari senyawa asam salisilat untuk mengurangi efek negatif sekaligus meningkatkan efisiensi dan toleransinya (Anonim, 2015).Pada tahun 1897, Felix Hoffman berhasil melanjutkan gagasan tersebut dan menciptakan senyawa asam asetilsalisilat yang kemudian umum dikenal dengan istilah aspirin. Aspirin adalah zat sintetik pertama di dunia dan penyebab utama perkembangan industri farmateutikal. Bayer mendaftarkan aspirin sebagai merek dagang pada 6 Maret1899. Felix Hoffmann bukanlah orang pertama yang berusaha untuk menciptakan senyawa aspirin ini. Sebelumnya pada tahun 1853, seorang ilmuwan Perancis bernama Frederick Gerhardt telah mencoba untuk menciptakan suatu senyawa baru dari gabungan asetil klorida dan sodium salisilat (Anonim, 2015).Bayer kehilangan hak merek dagang setelah pasukan sekutu merampas dan menjual aset luar perusahaan tersebut setelah Perang Dunia Pertama. Di Amerika Serikat (AS), hak penggunaan nama aspirin telah dibeli oleh AS melalui Sterling Drug Inc., pada 1918. Walaupun masa patennya belum berakhir, Bayer tidak berhasil menghalangi saingannya dari peniruan rumus kimia dan menggunakan nama aspirin. Akibatnya, Sterling gagal untuk menghalangi "Aspirin" dari penggunaan sebagai kata generik. Di negara lain seperti Kanada, "Aspirin" masih dianggap merek dagang yang dilindungi (Anonim, 2015).2.2 Reaksi AsetilasiReaksi asetilasi merupakan suatu reaksi yang memasukkan gugus asetil ke dalam suatu substrat yang sesuai. Gugus asetil adalah R-C-OO (dimana R merupakan alkil atau aril). Aspirin disebut juga asam asetil salisilat atau acetylsalicylic acid, dapat dibuat dengan cara asetilasi senyawa phenol (dalam bentuk asam salisilat) menggunakan glacial asetat dengan bantuan sedikit asam sulfat pekat sebagai katalisator. O ||O-C-CH3O-H

H2OH2SO4+++ O ||CH3-C-OH

C-OH||O C-OH || O

Asam Salisilat Asam Asetat Aspirin Air

Gambar 2.1 Reaksi Asetilasi Pembuatan Aspirin (Fitri, 2012).Pada pembuatan aspirin, asam salisilat (o-hydroxiy benzoic acid) berfungsi sebagai alkohol dan reaksinya berlangsung pada gugus hidroksi. Aspirin (asam asetil salisilat) bersifat analgesik yang efektif sebagai penawar nyeri. Selain itu, aspirin juga merupakan zat anti-inflamasi untuk mengurangi sakit pada cedera ringan seperti bengkak dan luka yang memerah. Aspirin juga merupakan zat antipretik yang berfungsi sebagai obat penurun demam. Biasanya aspirin dijual dalam bentuk garam natriumnya, yaitu natrium asetil salisilat (Irdoni dan Nirwana, 2013).2.3 Asam SalisilatAsam Salisilat merupakan senyawa turunan Asam benzoat yang dikenal juga dengan nama Asam orto-hidroksi benzoat. Rumus strukturnya adalah :

Gambar 2.2Asam Salisilat (Ratna, 2010).Asam salisilat merupakan asam yang bersif atiritan lokal, yang dapat digunakan secara topikal. Terdapat berbagai turunan yang digunakan sebagai obat luar, yang terbagi atas 2 kelas, ester dari asam salisilat dan ester salisilat dari asam organik. Di samping itu digunakan pula garam salisilat. Turunannya yang paling dikenal asalah asam asetilsalisilat (Anonim, 2010). Asam salisilat dapat ditemukan pada banyak tanaman dalam bentuk metal salisilat dan dapat disintesa dari fenol. Asam salisilat mimiliki rumus molekul C7H6O3, massa molar 138,12 g/mol, densitas 1,44 g/cm3, berasa manis, membentuk kristal berwarna putih, sedikit larut dalam air, meleleh pada 158,5C 161C, mendidih pada pada suhu 211C, serta kelarutannya dalam kloroform, etanol dan methanol ialah 0,19 M, 1,84 M dan 2,65 M. Asam salisilat biasanya digunakan untuk memproduksi ester dan garam yang cukup penting. Asam salisilat menjadi bahan baku pembuatan aspirin. Sintesa asam salisilat yang terkenal adalah Sintesis Kolbe (Fary, 2009).

a Sifat fisika asam salisilat% Unsur Penyusun: C = 7 (43,75 %), H= 6 (37,5 %), O= 3 (18,75%)Rumus Molekul : C7H6O3Bobot Molekul : 138,12 gr/molTitik leleh: 156oCDensitas: 1,443 g/mlTitik nyala: 76oCTekanan Uap: 1 mmHg pada 330CDaya Ledak: 1,146 g/cm3 (Anonim, 2010).b Sifat kimia asam salisilatKelarutan: Larut dalam 550 bagian air dan dalam 4 bagianetanol (95 %), mudah larut dalam kloroform dandalam eter. Sifat Lainnya: Tidak cepat menguap, tidak mudah terbakar (Anonim, 2010).2.4 Asetat GlacialAsam asetat merupakan salah satu asam karboksilat paling sederhana, setelah asam format. Larutan asam asetat dalam air merupakan sebuah asam lemah, artinya hanya terdisosiasi sebagian menjadi ion H+ dan CH3COO-. Asam asetat merupakan pereaksi kimia dan bahan baku industri yang penting. Asam asetat digunakan dalam produksi polimer seperti polietilena tereftalat, selulosa asetat, dan polivinil asetat, maupun berbagai macam serat dan kain. Asam asetat murni (disebut asam asetat glasial) adalah cairan higroskopis tak berwarna, dan memiliki titik beku 16.7C (Mella, 2014).

a. Sifat kimia dan fisikaBentuk: CairanWarna: Tidak berwarnaBau: TajamNilai pH (50g/l H2O): (20oC) 2,5Kekentalan Dinamik: (20oC) 1,22 mm2/s Kekentalan Kinematik: (20oC) 1,77Titik lebur: (17oC)Titik didih: 116-118Suhu penyalaan: 485oCTitik nyala: 39oCBatas ledakan: Lebih rendah 4 Vol%, leboh tinggi 19,9 Vol%Tekanan uap: (20oC) 1,54 hPaDensitas uap relative: 2,07Densitas: (20oC) 1,05 g/cm3Kelarutan dalam air: (20oC) Dapat larutLog Pow: -0,17Faktor Biokonsentras: 1Indeks Refraksi: (20oC) 1,37 (Mella, 2014).

2.5 Asam SulfatAsam sulfat H2SO4, merupakan asam mineral (anorganik) yang kuat. Zat ini larut dalam air pada semua perbandingan. Asam sulfat mempunyai banyak kegunaan dan merupakan salah satu produk utama industri kimia (Anonim, 2015).a. Sifat fisika Asam Sulfat :% Unsur Penyusun: H=2 (28,57%), S=1 (14,28 %), O = 4 (57,14%)Rumus Molekul: H2SO4Bobot molekul: 98,07 gr/molTitik didih: 340oCTitik beku: 10,49oCDensitas: 1,9224 gr/cm3 (Anonim, 2015).b. Sifat kimia asam sulfatKegunaan: Sebagai katalisatorSifat Lainnya: Mudah menguap, terbakar, disimpan pada lemari asam (Anonim, 2015).

2.6 AspirinAspirin adalah zat sintetik pertama di dunia dan istilah lainnya adalah Asam Salisilat (ASA). Obat ini sering digunakan sebagai analgesik untuk menghilangkan atau meringankan rasa nyeri, sebagai antipiretik untuk mengurangi demam, serta sebagai anti-inflamasi untuk mengurangi peradangan (Fitri, 2012).

Gambar 2.3 Struktur Kimia Aspirin (Anonim, 2015).

Rumus Molekul : C9H8O4Berat molekul: 180,16Nama kimia : Asam asetil salisilatPemerian :Hablur putih, umumnya seperti jarum atau lempengan tersusun, atau serbuk hablur putih, tidak berbau atau berbau lemah. Stabil di udara kering, di dalam udara lembab secara bertahap terhidrolisa menjadi asam salisilat dan asam asetat. Kelarutan : Sukar larut dalam air, mudah larut dalam etanol, larut dalam kloroform, dan dalam eter, agak larut dalam eter mutlak (Baysinger, 2004).a. Sifat fisika Aspirin Rumus molekul: C9H8O4Bobot Molekul: 180,2 gr/molTitik didih: 1400CTitik lebur: 1380C 1400CBerat jenis: 1.40g/cmKelarutan dalam air: 10mg/mL (20C) (Habib, 2010).b. Sifat kimia aspirinKelarutan: Larut dalam air, mudah larut dalam etanol, larut dalam kloroform,dan dalam eter, sukar larut dalam eter mutlak.Sifat Lainnya: Tidak mudah terbakar, disimpan pada tempat yang steril (Habib, 2010).Aspirin yang merupakan bentuk salah satu aromatik asetat yang paling dikenal dapat disintesa dengan reaksi esterifikasi gugus hidroksi fenolat dari asam salisilat dengan menggunakan asam asetat. Reaksinya adalah sebagai berikut :Asam Salisilat Asam asetat anhidrat Asam asetil salisilat Asam asetat

Gambar 2.4 Reaksi Asetilasi Pembuatan Aspirin (Fitri, 2012).Ester dapat terbentuk salah satunya dengan cara mereaksikan alkohol dengan anhidrida asam. Disini, asam salisilat berperan sebagai alkohol karena mempunyai gugus OH, sedangkan asam asetat anhidrat sebagai pembawa gugus asetil. Ester yang terbentuk adalah asam asetil salisilat ( aspirin ) dengan hasil samping berupa asam asetat. Gugus asetil ( CH3CO ) berasal dari asam asetat, sedangkan gugus R-nya berasal dari asam salisilat. Saat sintesis dilakukan penambahan H3PO4 atau H2SO4 yang berfungsi sebagai katalis dan sebagai zat penghidrasi, sehingga asam asetat yang terbentuk akan segera terhidrasi oleh asam sulfat pekat menjadi asam asetat anhidrat kembali yang bereaksi lagi dengan asam salisilat dan begitulah selanjutnya hingga asam salisilatnya habis. Selain itu juga ditambahkan etanol, yang bertujuan untukmemastikan bahwa produk yang dihasilkan adalah aspirin (Habib, 2010).Reaksi ini juga dilakukan pada air yang dipanaskan agar mempercepat tercapainya energi aktivasi. Selain pemanasan juga dilakukan pendinginan yang dimaksudkan untuk membentuk kristal, karena ketika suhu dingin molekul-molekul aspirin dalam larutan akan bergerakmelambat dan pada akhirnya terkumpul membentuk endapan melalui proses nukleasi (Induced nucleation) (Anonim, 2009).

Adapun tahapan dalam pembentukan kristal aspirin adalah sebagai berikut :1. Anhidrida asam asetat mengalami resonansi2. Anhidrida asam asetat menyerang gugus fenol dari asam salisilat3. H+ terlepas dari -OH dan berikatan dengan atom O pada anhidrida asam asetat4. Anhidrida asam asetat terputus menjadi asam asetat dan asam asetilsalisilat5. H+ akan lepas dari aspirin (Anonim, 2013).Secara umum, sesuai reaksi asetylasi, pada pembuatan aspirin terjadi reaksi sebagai berikut: O ||O-C-CH3O-H

H2OH2SO4+++ O ||CH3-C-OH

C-OH||O C-OH || O

Asam Salisilat Asam Asetat Aspirin Air

Gambar 2.5 Reaksi Pembuatan Aspirin (Habib, 2010).

Dimana diskoneksi dan sintesis dari asam asetil salisilat adalah sebagai berikut:

Gambar 2.6 Diskoneksi Asam Salisilat (Habib, 2010).

Gambar 2.7 Sintesis Asam Asetil Salisilat (Anonim, 2003).2.7 Besi(III) KloridaBesi(III) klorida memiliki titik lebur yang relatif rendah dan mendidih pada 315C. Uapnya merupakan dimer Fe2Cl6, yang pada suhu yang semakin tinggi lebih cenderung terurai menjadi monomer FeCl3, daripada penguraian reversibel menjadi besi(III) klorida dan gas klorin (Anonim, 2015).a. Sifat fisika dan kimia Ferri klorida (FeCl3) :Nama lain: Besi (III) kloridaRumus molekul: FeCl3Berat Molekul: 162,22 gr/molDensitas: 2,898 g/cm3Titik didih: 315OCTitik lebur: 282OCKelarutan: Larut dalam air, larutan berpalensi berwarna jingga.Penyimpanan: Dalam wadah tertutup rapat.Kegunaan: Sebagai indikator uji kemurniaan aspirinSifat Lainnya: Mudah menguap ,merupakan asam lewis yang relatif kuat (Anonim, 2015).

2.8 RekristalisasiRekristalisasi merupakan cara yang paling efektif untuk memurnikan zat zat organik dalam bentuk padat. Oleh karena itu teknik ini secara rutin digunakan untuk pemurnian senyawa hasil sintesis atau hasil isolasi dari bahan alami, sebelum dianalisis lebih lanjut, misalnya dengan instrumen spektroskopi seperti UV, IR, NMR, dan MS. Sebagai metoda pemurnian padatan, rekristalisai memiliki sejarah yang panjang seperti distilasi. Walaupun beberapa metoda yang lebih rumit telah dikenalkan, rekristalisasi adalah metoda yang paling penting untuk pemurnian sebab kemudahannya ( tidak perlu alat khusus ) dan arena keefektifannya. Kedepannya rekristalisasi akan tetap metoda standar untuk memurnikan padatan (Fary, 2009).Metode ini sederhana, material padatan ini terlarut dalam pelarut yang cocok pada suhu tinggi (pada atau dekat titik didih pelarutnya) untuk mendapatkan jumlah larutan jenuh atau dekat jenuh. Ketika larutan panas perlahan didinginkan, kristal akan mengendap karena kelarutan padatan biasanya menurun bila suhu diturunkan. Diharapkan bahwa pengotor tidak akan pengkristal karena konsentrasinya dalam larutan tidak terlalu tinggi untuk mencapai jenuh (Fary, 2009).Walaupun rekristalisasi adalah metoda yang sangat sederhana, dalam prakteknya bukan berarti mudah dilakukan. Adapun saran saran yang dibutuhkan untuk melakukan metoda kristalisasi adalah sebagai berikut :1 Kelarutan material yang akan dimurnikan harus memiliki ketergantungan yang besar pada suhu. Misalnya, ketergantungan pada suhu NaCl hampir dapat diabaikan. Jadi pemurnian NaCl dengan rekristalisasi tidak dapat dilakukan.2 Kristal tidak harus mengendap dari larutan jenuh dengan pendinginan karena mungkin terbentuk super jenuh. Dalam kasus semacam ini penambahan Kristal bibit, mungkin akan efektif.3 Untuk mencegah reaksi kimia antara pelarut dan zat terlarut, penggunaan pelarut non polar lebih disarankan. Namun, pelarut non polar cenderung merupakan pelarut yang buruk untuk senyawa polar. 4 Umumnya, pelarut dengan titik didih rendah lebih diinginkan. Namun sekali lagi pelarut dengan titik didih lebih rendah biasanya non polar. Jadi, pemilihan pelarut biasanya bukan masalah sederhana (Fary, 2009).Adapun tahaptahap yang dilakukan pada proses rekristalisasi pada umumnya, yaitu :1 Memilih pelarut yang cocokPelarut yang umum digunakan jika dirutkan sesuai dengan kenaikan kepolarannya adalah petroleum eter ( n-heksan , toluene, kloroform, aseton, etil asetat, etanol, methanol dan air). Pelarut yang cocok untuk merekristalisasi suatu sampel zat tertentu adalah pelarut yang dapat melarutkan secara baik zat tersebut dalam keadaan panas, tetapi sedikit melarutkan dalam keadaan dingin.2 Melarutkan senyawa ke dalam pelarut panas sedikit mungkinZat yang akan dilarutkan hendaknya dilarutkan dalam pelarut panas dengan volume sedikit mungkin, sehingga diperkirakan tepat sekitar titik jenuhnya. Jika terlalu encer, uapkan pelarutnya sehingga tepat jenuh. Apabila digunakan kombinasi dua pelarut, mula mula zat itu dilarutkan dalam pelarut yang baik dalam keadaan panas sampai larut, kemudian ditambahkan pelarut yang kurang baik tetes demi tetes sampai timbul kekeruhan. Tambahkan beberapa tetes pelarut yang baik agar kekeruhannya hilang kemudian disaring.3 PenyaringanLarutan disaring dalam keadaan panas untuk menghilangkan pengotor yang tidak larut. Penyaringan larutan dalam keadaan panas dimaksudkan untuk memisahkan zatzat pengotor yang tidak larut atau tersuspensi dalam larutan, seperti debu, pasir, dan lainnya.Agar penyaringan berjalan cepat, biasanya digunakan corong Buchner. Jika larutannya mengandung zat warna pengotor, maka sebelum disaring ditambahkan sedikit ( 2 % berat ) arang aktif untuk mengadsorbsi zat warna tersebut. Penambahan arang aktif tidak boleh terlalu banyak karena dapat mengadsorbsi senyawa yang dimurnikan.4 Pendinginan filtratFiltrat didinginkan pada suhu kamar sampai terbentuk kristal. Terkadang pendinginan ini dilakukan dalam air es. Penambahan umpan yang berupa kristal murni ke dalam larutan atau penggoresan dinding wadah dengan batang pengaduk dapat mempercepat rekristalisasi.5 Penyaringan dan pendinginan KristalApabila proses kristalisasi telah berlangsung sempurna, kristal yang diperoleh perlu disaring dengan cepat menggunakan corong Buchner. Kemudian kristal yang diperoleh dikeringkan dalam eksikator (Fessenden, 1999).2.9 Manfaat aspirinAspirin bersifat analgesik yang efektif sebagai penghilang rasa sakit. Selain itu, aspirin juga merupakan zat anti-inflamasi, untuk mengurangi sakit pada cedera ringan seperti bengkak dan luka yang memerah. Aspirin juga merupakan zat antipiretik yang berfungsi untuk mengurangi demam. Penggunaan aspirin secara berulang-ulang dapat mengakibatkan pendarahan pada lambung dan pada dosis yang cukup besar dapat mengakibatkan reaksi seperti mual atau kembung, diare, pusing dan bahkan berhalusinasi. Dosisrata-rata adalah 0,3 - 1 gram, dosis yang mencapai 10-30 gram dapat mengakibatkan kematian (Clark, Jim. 2007).

2.10 Bahaya AspirinPenggunaan aspirin di kalangan anak-anak sangat tidak dianjurkan. Hal ini disebabkan aspirin dapat menimbulkan efek samping yang disebut sebagai penyaki Reye. Suatu keadaan yang membawa kepada kerusakan hati, otak dan dapat menyebabkan kematian. Mengkonsumsi aspirin harus sesuai dosis, jika melebihi dosis yang dianjurkan yaitu 20-25 g akan menyebabkan kematian. Pada awalnya, dampak yang ditimbulkan yaitu akan berasa muntah, lesu dsan sakit perut. Kemudian akan mengganggu alat pendengaran, mengeluarkan keringat yang berlebihan, suhu badan akan meningkat dan akhirnya tidak sadarkan diri dan denyutan jantung akan berhenti (Anonim, 2010).

BAB IIIMETODOLOGI PERCOBAAN3.1 Alat-alat:32Praktikum Kimia Organik/Kelompok II/S.Genap/2015

1. Reaksi Acetylasi Pembuatan Aspirin

2. Labu didih dasar bulat3. Batang Pengaduk4. Penangas Air5. Kertas Saring6. Timbangan Analitik7. Corong Buchner8. Pompa Vakum9. Gelas Piala10. Tabung Reaksi11. Pipet Tetes12. Termometer13. Statif14. Cawan Petri3.2

3.3 Bahan Bahan:1. Asam Salisilat2. Asam Asetat Glasial3. Asam Sulfat Pekat4. Etanol5. Ferri Klorida6. Aquadest3.4 Prosedur Percobaan3.3.1. Pembuatan Aspirin1. Ke dalam labu didih dasar bulat (reaktor) dimasukkan asam salisilat sebanyak 5 gram dan ditambahkan 16 ml asam asetat glasial sedikit demi sedikit serta 3 tetes asam sulfat pekat.2. Zat diaduk agar tercampur dengan baik (lakukan dalam lemari asam).3. Dengan penangas air, campuran dipanaskan pada temperatur 500 - 600C sambil diaduk selama 15 menit. 4. Campuran didingin pada suhu kamar, diaduk sekali- sekali.5. Ditambahkan 60 ml aquadest, lalu laruran diaduk dengan sempurna.6. Selanjutnya dengan pompa pengisap/vakum larutan disaring.

3.3.2. Rekristalisasi Aspirin (Pemurnian Aspirin)1. Dalam 15 ml alkohol hangat aspirin dilarutkan2. 40 ml air hangat dituangkan kedalam larutan aspirin-alkohol.3. Dengan penangas air, larutan dipanaskan sampai larut bila terjadi endapan, disaring dalam keadaan panas dengan cepat.4. Larutan diamati hingga kristal yang terbentuk cukup banyak.5. Dengan kertas saring dan corong buchner, larutan dan endapan disaring, sebelumnya kertas saring ditimbang terlebih dahulu.6. Endapan yang didapat dikeringkan pada suhu kamar.7. Berat aspirin kering yang terbentuk ditimbang.8. Rendamen dari aspirin kemudian dihitung.

3.3.3. Uji Kemurnian Aspirin1. Kedalam tabung reaksi sedikit kristal aspirin dimasukkan2. Kedalam tabung reaksi yang berbeda, sedikit asam salisilat dimasukkan3. Dengan 1 ml Alkohol pada tiap tabung reaksi, kristal aspirin dan asam salisilat dilarutkan.4. Pada tiap tabung reaksi, ditambahkan 3 tetes larutan ferri klorida kemudian perubahan diamati. Apabila larutan aspirin berubah menjadi ungu berarti aspirin yang dibuat belum murni ( lihat warna ungu yang dihasilkan dari tabung reaksi yang berisi asam salisisat ) . Jika larutan aspirin tetap bening berarti aspirin yang terbentuk telah murni.5. Jika belum murni, rekristalisasi terhadap aspirin diulangi beberapa kali dengan cara diatas.

3.5 Rangkaian Alat

Gambar 3.1 Proses Penyaringan dengan Pompa Vakum

Gambar 3.2 Proses Pemanasan dengan Penangas Air Keterangan :1. Statif2. Termometer3. Penangas air4. Labu didih dasar bulat

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN4.1 Hasil dan Perhitungan 4.1.1 Data yang didapat :a. Berat kertas saring: 1.13 gb. Berat kertas saring + Aspirin: 3.64 gc. Berat Aspirin: 2.51 g4.1.2 Pembuatan Aspirin:Tabel 4.1. Hasil Pengamatan Pembuatan AspirinNoPerlakuanHasil

1. Pencampuran asam salisiat + asam asetat glasial + asam sulfat pekat-Larutan dengan endapan putih

2.Pengadukan larutan- Larutan bening

3.Pemanasan pada suhu 50-60 oC- Endapan putih larut dan bersisa sedikit

4. Penambahan 60 ml aquades- Terbentuk banyak endapan

5. Pendinginan dengan batu es- Terbentuk endapan

6.Penyaringan dengan pompa vakum- Endapan dan filtratnya terpisah

4.1.3 Rekristalisasi Aspirin :Tabel 4.2. Hasil Pengamatan Rekristalisasi AspirinNoPerlakuanHasil

1.Endapan aspirin + alkohol hangat - Larutan dengan endapan putih

2.Aspirin-alkohol + air hangat- Terbentuk banyak kristal putih

3.Pemanasan dengan suhu 50-60 o C- Aspirin larut

4.Pendinginan dengan batu es- Aspirin mulai mengendap lagi

5.Penyaringan dengan pompa vakum- Dihasilkan aspirin sebanyak 2,5gr

4.1.4 Uji kemurnian aspirin :Tabel 4.3. Hasil Pengamatan Uji Kemurnian AspirinNo PerlakuanHasil

1.Asam salisilat + alcoholAsam salisilat larut

2.Aspirin + alcoholAspirin larut

3.Asam salisilat-alkohol + ferri kloridaWarna menjadi ungu pekat

4.Aspirin-alkohol + ferri kloridaUngu pudar (seharusnya berwarna bening)

4.2 Reaksi yang terjadi O ||O-C-CH3O-H

H2OH2SO4+++ O ||CH3-C-OH

C-OH||O C-OH || O

Asam Salisilat Asam Asetat Aspirin Air

Gambar 4.1. Reaksi Pembuatan Aspirin (Anonim, 2014).Gambar 4.2 Reaksi Asam Salisilat dengan FeCl3.6H2O(Anonim, 2014)4.3 Pembahasan TeoritisPada awal reaksi pembuatan aspirin dilarutkan 5 gam Asam salisilat dengan 16 ml asam asetat glasial. Adapun secara stoikiometri dapat dituliskan seperti gambar dibawah ini .Asam Salisilat+As. Asetat GlasialAspirin+As. AsetatM: 0,036 mol0,28 molB: 0,036 mol0,036 mol0,036 mol0,036 molS: -0,244 mol0,036 mol0,036 mol

Pada stoikiometri diatas terlihat bahwa Asam salisilat habis bereaksi serta menjadi pereaksi pembatas. Untuk menentukan pereaksi pembatas, mesar mol dari reaktan dibagi koefisiennya masing-masing, sehingga reaktan yang memiliki perbandingan lebih kecil akan menjadi reaksi pembatas .Pada reaksi ini, asam salisilat memiliki perbandingan mol terhadap koefisien yang lebih kecil dari asam asetat glasial, sehingga asam salisilat menjadi pereaksi pembatas dalam reaksi ini .4.4PembahasanPada percobaan pertama pembuatan aspirin dilarutkan 5 gram asam salisilat dengan 16 ml asam asetat glasial dan ditambahkan dengan 4 tetes asam sulfat pekat di dalam labuh didih dasar bulat. Asam sulfat pekat berfungsi sebagai katalis yang akan mempercepat reaksi . Pencampuran ini menghasilkan larutan dengan endapan putih yang merupakan asam salisilat yang belum larut. Labu dipanaskan dengan penangas air dengan suhu 50 60 o C . suhu dijaga pada rentang 50-60 o C karena apabila suhu terlalu tinggi maka aspirin akan terhidrolisis menjadi asam asetat kembali . Pada saat pemanasan, asam salisilat larut dalam campuran, namun timbul sedikit zat pengotor yang berwarna putih .Setelah pemanasan proses selanjutnya yaitu pendinginan. Awalnya labu didinginkan di dalam wadah berisi air biasa untuk menjaga agar labu tidak pecah. Kemudian, larutan ditambahkan 60 ml aquades dan didinginkan di dalam wadah berisi es selama 30 menit hingga terbentuk banyak Kristal. Setelah itu, larutan disaring menggunakan corong Buchner dan pompa vakum . Penyaringan bertujuan untuk memisahkan antara pelarut dengan aspirin. Aspirin yang didapat setelah penyaringan berwarna putih, sedangkan pelarut yang terbisah dari aspirin dibuang. Setelah itu, percobaan dilanjutkan dengan proses rekristalisasi.Rekristalisasi aspirin yang dilakukan untuk mendapatkan kristal aspirin yang lebih murni. Kristal aspirin hasil penyaringan dilarutkan dengan 15 ml alkohol hangat dan ditambahkan dengan 40 ml aquades hangat. Pada pencampuran ini, aspirin belum larut, sehingga harus dipanaskan pada suhu 50 60 oC. Kemudian, larutan didinginkan di dalam wadah berisi es selama 30 menit. Kelarutan aspirin akan berkurang seiring dengan penurunan suhu, sehingga kristal aspirin terbentuk kembali saat pendinginan ini. Setelah 30 menit, Kristal aspirin yang terbentuk cukup banyak dan larutan disaring menggunakan corong Buchner dan pompa vakum . Berat aspirin yang didapat yaitu 2,15 gram dan berwarna lebih putih dari penyaringan pertama . Rendemen yang kami dapatkan yaitu 38.7 % dengan berat aspirin yang dihasilkan sebanyak 2,15 gram. Berat aspirin secara stoikiometri yaitu 6.48 gram. Berat aspirin yang didapat tidak mencapai 100 % disebabkan beberapa faktor . Pertama, proses rekristalisasi dilakukan hanya selama 30 menit, sehingga pada waktu yang singkat ini tidak seluruh aspirin yang terlarut dapat membentuk kristal kembali. Kedua, adanya kandungan air baik pada saat pencampuran maupun yang terdapat pada alat percobaan menyebabkan air tersebut beraksi dengan air dan menghasilkan asam salisilat kembali, sehingga mengurangi aspirin yang terbentuk . Percobaan terakhir yaitu uji kemurnian aspirin, sedikit aspirin ditambahkan dengan 1 ml alkohol dan 3 tetes ferri klorida dan dibandingkan dengan warna yang terbentuk pada larutan asam salisilat yang juga ditambahkan dengan 1 ml alkohol dan 3 tetes ferri klorida. Larutan yang mengandung aspirin menghasilkan warna yang sama dengan laruta yang mengandung asam salisilat. Ini menandakan aspirin yang didapat belum murni dan harus dilakukan rekristalisasi kembali. Rekristalisasi dilakukan sebanyak dua kali, namun warna yang didapat saat pengujian tetap berwarna ungu .Produk aspirin yang didapat tidak murni menandakan aspirin masih mengandung asam salisilat yang dapat disebabkan masih terdapat air pada saat percobaan yang menyebabkan aspirin bereaksi dengan air dan menghasilkan asam salisilat kembali. Selain itu, asam asetat yang digunakan sebagai bahan baku adalah asam asetat glasial. Apabila menggunakan asam asetat glasial kemungkinan besar aspirin akan terhidrolisis kembali menjadi asam salisilat. Hal ini disebabkan asam asetat glasial tidak seperti asam asetat anhidrat yang memiliki kemampuan untuk mengikat air .BAB VKESIMPULAN DAN SARAN5.3 Kesimpulan1. Aspirin dibuat dengan cara mereaksikan asam salisilat dengan asam asetat anhidridat menggunakan asam sulfat pekat sebagai katalis. 1. Reaksi yang terjadi pada pembuatan aspirin adalah Reaksi Asetilasi. 1. Berat aspirin yang didapatkan dari percobaan yaitu 2.15gram dengan rendemen sebesar 38.7 %.5.4 Saran1. Sebaiknya melakukan pencampuran zat-zat untuk membuat aspirin dilakukan di dalam lemari asam dengan hati-hati.1. Gunakan pelindung yang disarankan, seperti: masker dan sarung tangan.1. Perhatikan rentang suhu pada saat pemanasan dengan hati-hati dan teliti.1. Lakukan penyaringan zat pengotor dengan segera setelah aspirin dipanaskan agar aspirin yang didapat lebih murni.

DAFTAR PUSTAKAAnonim. 2003. Encyclopedia Aspirin. http://www.statemaster.com/encyclopedia/Aspirin. 19 Maret 2015Anonim. 2009.Msds.http://www.sciencelab.com/msds.php?msdsid=9927249. 19 Maret 2015Anonim. 2010.Esterifikasi Fenol : Sintesis Aspirin. http://habib.blog.ugm.ac. id/kuliah/esterifikasi-fenol-sintesis-aspirin/. 19 Maret 2015Anonim. 2013. Asam Asetil Salisilat. Blogfarmasi.blogspot.com /2013/12/Asam_asetil_salisilat.html. 19 Maret 2015Anonim. 2014. Aspirin (Part 4). Lobakwortel.blogspot.com/2014/01/Aspirin-part-4.html. 19 Maret 2015Anonim. 2015. Asam Sulfat. http://id.wikipedia.org/Asam-sulfat. 19 Maret 2015Anonim. 2015. Aspirin. http://id.wikipedia.org/Aspirin. 19 Maret 2015Baysinger, Grace.Et all. 2004. CRC Handbook Of Chemistry and Physics. 85thed.(hal : 132)Clark, Jim. 2007. Reaksi Anhirida Asam dengan Air, Alkohol dan Fenol. http://www.chem-is-try.org. 19 Maret 2015Fary. 2009.Rekristalisasi, Pembuatan Aspirin dan Penentuan Titik Leleh.http://faryjackazz.blogspot.com/2009/03/rekristalisasi-pembuatan-aspirin-dan.html,. 19 Maret 2015Fessenden, J Ralp. Joan S. Fessenden. 1999. Kimia Organik Jilid 2. Erlangga:JakartaKarinawati. Fitri. 2012. Laporan Kimia Organik II. Fitrikarinawati16.blogspot.com/2012/ 05/laporan-kimia-organik-ii.html 19 Maret 2015Irdoni,HS dan Nirwana,HZ. 2015. Modul Praktikum Kimia Organik.Pekanbaru Fakultas Teknik Universitas Riau.Ratna. 2010. Sintesis Alkohol, Eter, dan Asam Salisilat. Letsgoinjisekaie.blogspot.com/ 2013/04/Sintesis-alkohol-eter-dan-asam-salisilat-ii.html. 19 Maret 2015Rusmayanti. Mella. 2014. Material Safety Data Sheet MSDS Asam. Mella.rusmayanti .blogspot.com/2014/15/material-safety-data-sheet-msds-asam.html. 19 Maret 2015

LAMPIRAN BHASIL PERHITUNGAN4.4 Hasil / Perhitungan1 Berat aspirin :a. Berat kertas saring + aspirin = 3.64 gramb. Berat kertas saring = 1.13 gramc. Berat aspirin = Berat kertas saring dan aspirin berat kertas saring = 3.64 gram 1.13 gram = 2.51 gram2 Mol asam salisilat dan asam asetat anhidridaa. b. Asam salisilatMol = Mol = Mol = 0,036 mol

c. Asam asetat anhidridra 1,049= Massa = 16.784 gramMol = = = 0,28 mol

3 Menghitung Massa Secara Teoritis :Asam Salisilat+As. Asetat GlasialAspirin+As. AsetatM: 0,036 mol0,28 molB: 0,036 mol0,036 mol0,036 mol0,036 molS: -0,244 mol0,036 mol0,036 mol

a Massa aspirin = Mr x Mol aspirin = 180 x 0,036 = 6.48 gramb Rendemen = = x 100% = 38.7%LAMPIRAN CDOKUMENTASI PELAKSANAAN PRAKTIKUM

Gambar C. 1 Asam salisilat 5 gramGambar C.2 Asam salisilat dalam labu didih

Gambar C.3 Pendinginan AspirinGambar C.4 Penyaringan dengan pompa vakum

Gambar C.6 Aspirin sebelum ditetesi FeCl3