aspirin

3
ASPIRIN 1. Sejarah penemuan Aspirin  Aspirin atau asam asetil salisilat merupakan salah satu analgesik (pereda rasa ny eri) yang telah dikenal di dunia dan digunakan masyarakat luas. Aspirin dapat digunakan untuk meredakan rasa nyeri seperti nyeri kepala, nyeri gigi, nyeri otot, dan juga dapat menurunkan demam. Aspirin ditemukan oleh Felix Hoffmann pada tahun 1897. Suatu ketika, ayah Felix Hoffmann menderita nyeri rematik ( rheumatoid artritis). Karena itu Hoffmann berusaha melakukan penelitian terhadap obat yang dapat meringankan penderitaan ayahnya. Di musim panas 1987, Hoffmann melakukan proses asetilasi (CH3CO) pada beberapa molekul, dengan harapan dapat meningkatkan kekuatan obat atau menurunkan toksisitas dari zat aktif suatu obat. Dan ia melakukan asetilasi asam salisilat dari sediaan salep yang berasal dari kulit kayu pohon willow. Pada masa dahulu kulit kayu pohon willow telah dikenal dapat menurunkan demam dan meredakan rasa nyeri. Ternyata zat aktif yang terdapat pada kulit kayu tersebut adalah asam salisilat. Pada tahun 1859 Herman Kolbe berhasil menentukan struktur kimia dan menyintesisnya. Asam salisilat memang dapat meredakan rasa nyeri, tetapi juga memiliki efek samping yaitu mengiritasi lambung karena sifatnya yang terlalu asam. Karena alasan itu pula, Hoffmann berusaha mencari turunan asam salisilat yang memiliki efek samping yang lebih ringan. Ia melakukan asetilasi gugus hidroksil (OH) pada asam salisilat pada posisi 1 cincin benzene dan ia berhasil menemukan asam asetil salisilat. Sebelumnya hal ini pernah dilakukan Charles Gerhardt pada tahun 1853. Hanya, Hoffmann menggunakan cara yang lebih baik d alam menghasilkan asam asetil salisilat, yaitu menggunakan asetat anhidrat sebagai agen asetilasi, dibandingkan dengan asetil klorida yang digunakan Gerhardt.  Aspirin merupakan akr onim dari: A : Gugus asetil spir : nama bunga tersebut dalam bahasa Latin spiraea : suku kata tambahan yang sering kali digunakan in : untuk zat pada masa tersebut. Pada tanggal 23 Januari 1899, Bayer mendaftarkan aspirin sebagai nama dagang, dan kemudian diperdagangkan dalam bentuk serbuk. Aspirin dalam bentuk larutan diperkenalkan pada tahun 1900. Dan pada tahun 1915, aspirin diproduksi dalam bentuk tablet. Dan Aspirin telah menjaditrade mark  industri farmasi Bayer. 2. Cara Kerja Aspirin Ketika Anda terluka, tubuh Anda menghasilkan prostaglandin yang asam lemak yang kompleks yang bertindak seperti hormon dalam jaringan tubuh. Prostaglandin bertindak dengan merangsang dilatasi (semakin besar) pembuluh darah dan kontra ksi otot, mereka juga awal Anda meras a sakit. Aspirin muncul untuk menghentikan produksi prostaglandin dengan melampirkan untuk enzim, dan dengan demikian berhenti pesan

Upload: ika-chan

Post on 19-Oct-2015

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

ASPIRIN1.Sejarah penemuan Aspirin

Aspirin atau asam asetil salisilat merupakan salah satu analgesik (pereda rasa nyeri) yang telah dikenal di dunia dan digunakan masyarakat luas. Aspirin dapat digunakan untuk meredakan rasa nyeri seperti nyeri kepala, nyeri gigi, nyeri otot, dan juga dapat menurunkan demam. Aspirin ditemukan oleh Felix Hoffmann pada tahun 1897.Suatu ketika, ayah Felix Hoffmann menderita nyeri rematik (rheumatoid artritis). Karena itu Hoffmann berusaha melakukan penelitian terhadap obat yang dapat meringankan penderitaan ayahnya. Di musim panas 1987, Hoffmann melakukan proses asetilasi (CH3CO) pada beberapa molekul, dengan harapan dapat meningkatkan kekuatan obat atau menurunkan toksisitas dari zat aktif suatu obat. Dan ia melakukan asetilasi asam salisilat dari sediaan salep yang berasal dari kulit kayu pohon willow. Pada masa dahulu kulit kayu pohon willow telah dikenal dapat menurunkan demam dan meredakan rasa nyeri. Ternyata zat aktif yang terdapat pada kulit kayu tersebut adalah asam salisilat. Pada tahun 1859 Herman Kolbe berhasil menentukan struktur kimia dan menyintesisnya. Asam salisilat memang dapat meredakan rasa nyeri, tetapi juga memiliki efek samping yaitu mengiritasi lambung karena sifatnya yang terlalu asam.Karena alasan itu pula, Hoffmann berusaha mencari turunan asam salisilat yang memiliki efek samping yang lebih ringan. Ia melakukan asetilasi gugus hidroksil (OH) pada asam salisilat pada posisi 1 cincin benzene dan ia berhasil menemukan asam asetil salisilat. Sebelumnya hal ini pernah dilakukan Charles Gerhardt pada tahun 1853. Hanya, Hoffmann menggunakan cara yang lebih baik dalam menghasilkan asam asetil salisilat, yaitu menggunakan asetat anhidrat sebagai agen asetilasi, dibandingkan dengan asetil klorida yang digunakan Gerhardt.Aspirin merupakan akronim dari:

A :Gugus asetilspir :nama bunga tersebut dalam bahasa Latinspiraea :suku kata tambahan yang sering kali digunakanin :untuk zat pada masa tersebut.Pada tanggal 23 Januari 1899, Bayer mendaftarkan aspirin sebagai nama dagang, dan kemudian diperdagangkan dalam bentuk serbuk. Aspirin dalam bentuk larutan diperkenalkan pada tahun 1900. Dan pada tahun 1915, aspirin diproduksi dalam bentuk tablet. Dan Aspirin telah menjaditrade markindustri farmasi Bayer.2.Cara Kerja AspirinKetika Anda terluka, tubuh Anda menghasilkan prostaglandin yang asam lemak yang kompleks yang bertindak seperti hormon dalam jaringan tubuh. Prostaglandin bertindak dengan merangsang dilatasi (semakin besar) pembuluh darah dan kontraksi otot, mereka juga awal Anda merasa sakit. Aspirin muncul untuk menghentikan produksi prostaglandin dengan melampirkan untuk enzim, dan dengan demikian berhenti pesan nyeri ke otak anda. Dengan mengurangi produksi yang disebut prostaglandin tromboksan, aspirin juga dapat mencegah penggumpalan darah dan bertindak sebagai sebuah antikoagulan. Ini adalah penggunaan klinis yang penting pada pasien jantung. Seperti aspirin diserap ke dalam aliran darah, dapat melakukan perjalanan ke seluruh bagian tubuh, produksi prostaglandin tinggi hanya di daerah terluka sehingga aspirin hanya efektif di daerah-daerah dan dengan demikian mengurangi rasa sakit di mana pun dirasakan.Dengan mencegah produksi prostaglandin, aspirin juga mengurangi beberapa fungsi tubuh yang diperlukan. Sebuah tablet tunggal sering sekali tidak akan memiliki banyak dampak pada fungsi-fungsi ini, tetapi harus diperhatikan pada pengguna biasa. Mengambil aspirin untuk menghilangkan rasa sakit untuk luka benar-benar dapat memperlambat penyembuhan trombosit tidak bisa menggumpal untuk membentuk scabs. Obat berdasarkan aspirin, seperti ibuprofen, naproxen dan acetaminophen (Tylenol,) telah dikembangkan untuk menghindari beberapa efek samping.3.Efek Samping AspirinAspirin/asam asetil salisilat/asetosal merupakan obat hepatotoksik (obat yang dapat menyebabkan kelainan pada hepar dan tergantung pada besarnya dosis (Predictable)). Gejala hepatotoksik timbul bila kadar salisilat serum lebih dari 25 mg/dl (dosis : 3 5 g/hari). Keadaan ini nampaknya sangat erat hubungannya dengan kadar albumin darah, karena bentuk salisilat yang bebas inilah dapat merusak hepar. Pemilihan obat pada anak terbatas pada NSAID yang sudah diuji penggunaannya pada anak, yaitu: aspirin, naproksen atau tolmetin, kecuali pemberian aspirin pada kemungkinan terjadinya Reyes Syndrome, aspirin untuk menurunkan panas dapat diganti dengan asetaminofen, nimesulide, seperti halnya NSAID lain, tidak dianjurkan untuk anak dibawah 12 tahun karena aspirin bersifat iritatif terhadap lambung sehingga meningkatkan risiko ulkus (luka) lambung, perdarahan, hingga perforasi (kebocoran akibat terbentuknya lubang di dinding lambung), serta menghambat aktivitas trombosit (berfungsi dalam pembekuan darah) sehingga dapat memicu resiko perdarahan).

Teori DasarAspirin dibuat dengan mereaksikan asam salisilat dengan anhidrida asam asetat menggunakan katalis 85% H3PO4 sebagai zat penghidrasi. Asam salisilat adalah asam bifungsional yang mengandung dua gugus OH dan COOH. Karenanya asam salisilat ini dapat mengalami dua jenis reaksi yang berbeda yaitu reaksi asam dan basa. Reaksi dengan anhidrida asam asetat akan menghasilkan aspirin.

Sedangkan reaksi dengan methanol akan menghasilkan metil salisilatUji terhadap asam salisilat, my aspirin, dan aspirin komersil digunakan untuk menguji kemurnian aspirin, khususnya mendeteksi apakah masih terdapat asam salisilat dalam sampel. Kemurnian aspirin bisa diuiji dengan menggunakan besi(III) klorida. Besi(III) klorida bereaksi dengan gugus fenol membentuk kompleks ungu. Asam salisilat (murni) akan berubah menjadi ungu jika FeCl3 ditambahkan, karena asam salisilat mempunyai gugus fenol, seperti terlihat pada gambar.Selain itu kemurnian aspirin juga dapat ditentukan dengan uji titik leleh, dimana seharusnya titik leleh aspirin murni adalah 136 oC . Persen rendemen dapat dihitung dengan :Sedangkan untuk kandungan analisis aspirin dapat digunakan titrasi asam basa menggunakan NaOH setelah Kristal aspirin dilarutkan dalam etanol (pelarut organik)