aspek psikososial pada anak

22
ASPEK PSIKOSOSIAL PADA ANAK I. PENDAHULUAN Manusia adalah makhluk sosial, yang membentuk kelompok-kelompok, yang bergantung satu sama lain secara fisik dan psikologis sepanjang hidup. Hubungan yang erat sekali dengan makhluk hidup lain tampak menjadi suatu kebutuhan. Dan hubungan dengan orang lain dapat menjamin keberadaan dan kelangsungan hidupnya. 1 Kontak sosial pertama manusia adalah dengan orang yang mengasuh pada masa bayi, biasanya orangtua. Cara bagaimana pengasuh itu berespon terhadap kebutuhan bayi-secara sabar, dengan kehangatan dan perhatian, atau secara kasar, dengan sedikit kepekaan-akan mempengaruhi hubungan anak dengan orang lain. Sebagian ahli psikologi yakin bahwa perasaan dasar seseorang untuk percaya pada orang lain ditentukan oleh pengalaman selama tahun-tahun pertama kehidupannya. 2 II. DEFINISI Perkembangan psikososial adalah perkembangan yang berkaitan dengan emosi, motivasi dan perkembangan pribadi manusia serta perubahan dalam bagaimana individu berhubungan dengan orang lain. 5 1

Upload: alif-nakhruddin

Post on 25-Oct-2015

72 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

erikson, psikologi, anak, teori perkembangan

TRANSCRIPT

Page 1: aspek psikososial pada anak

ASPEK PSIKOSOSIAL PADA ANAK

I. PENDAHULUAN

Manusia adalah makhluk sosial, yang membentuk kelompok-kelompok,

yang bergantung satu sama lain secara fisik dan psikologis sepanjang hidup.

Hubungan yang erat sekali dengan makhluk hidup lain tampak menjadi suatu

kebutuhan. Dan hubungan dengan orang lain dapat menjamin keberadaan dan

kelangsungan hidupnya.1

Kontak sosial pertama manusia adalah dengan orang yang mengasuh pada

masa bayi, biasanya orangtua. Cara bagaimana pengasuh itu berespon terhadap

kebutuhan bayi-secara sabar, dengan kehangatan dan perhatian, atau secara kasar,

dengan sedikit kepekaan-akan mempengaruhi hubungan anak dengan orang lain.

Sebagian ahli psikologi yakin bahwa perasaan dasar seseorang untuk percaya pada

orang lain ditentukan oleh pengalaman selama tahun-tahun pertama

kehidupannya.2

II. DEFINISI

Perkembangan psikososial adalah perkembangan yang berkaitan dengan

emosi, motivasi dan perkembangan pribadi manusia serta perubahan dalam

bagaimana individu berhubungan dengan orang lain.5

Perkembangan Psikososial merupakan tahap perkembangan yang

dipengaruhi oleh faktor sosial dan kultur. Erikson menemukan bahwa dalam

tahap-tahap kehidupan setiap individu, terdapat tugas-tugas perkembangan

penting yang perlu diselesaikan dengan baik.4

Keberhasilan individu dalam menyelesaikan suatu tugas perkembangan

awal akan menjadi dasar bagi tugas perkembangan selanjutnya, sehingga

kemungkinan individu untuk dapat menyelesaikan tugas berikutnya akan lebih

besar. Namun sebaliknya, kegagalan individu dalam menyelesaikan tugas dalam

1

Page 2: aspek psikososial pada anak

suatu tahap perkembangan akan cenderung menghambat individu dalam

menyelesaikan tugas perkembangan pada tahap selanjutnya. Seorang anak harus

melewati tahapan perkembangan psikososial ini secara urut dan masing-masing

tahapan harus diselesaikan dengan baik.4

Pada fase ini penting bagi seorang anak yang beranjak remaja untuk

memiliki pandangan bahwa diri memiliki kemampuan untuk menguasai skill

tertentu dan mampu menyelesaikan tugas (disebut juga dengan self esteem). Anak

harus sudah mulai mempelajari keterampilan-keterampilan yang baik sesuai

dengan lingkungan masyarakat mereka (misalnya di kota Jakarta, pada masa ini

anak mulai belajar untuk membaca dan menulis, di Alaska, anak pada masa ini

belajar untuk berburu dan menangkap ikan).4

III. PERILAKU SOSIAL DINI

Pada usia dua bulan, rata-rata anak akan tersenyum saat melihat wajah ibu

atau ayahnya. Karena senang melihat responnya, orangtua akan berupaya untuk

mengulangi mendapatkan respon yang sama. Senyum pertama mengatakan

kepada orangtua bahwa bayi mengenal dan mencintai mereka dan mendorong

orangtua untuk lebih mengasihi dan menstimulasi bayi sebagai responsnya. Bayi

tersenyum dan “mengobrol” pada orang tua; orang tua membelai, tersenyum dan

membalas obrolan bayi, dengan demikian menstimulus respons yang lebih

antusias lagi dari bayi. Dengan demikian terbentuk dan terpeliharalah sistem

interaksi sosial yang saling memperkuat dan mendorong ini.2

Pada usia tiga-empat bulan, bayi memperlihatkan bahwa mereka

mengenali dan lebih menyukai anggota keluarga, tetapi bayi masih cukup reseptif

terhadap orang yang belum dikenal. Tetapi, pada sekitar usia 7 atau 8 bulan,

penerimaan yang tidak pilih-pilih ini berubah. Bayi mulai menunjukkan kehati-

hatian atau sangat kuatir saat didekati oleh orang yang tidak dikenalny, pada saat

yang sama, mereka memprotes kuat jika ditinggal di lingkungan asing atau

ditinggal bersama orang yang tidak dikenal.2

2

Page 3: aspek psikososial pada anak

IV. FASE-FASE PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL

Sedangkan menurut Erik H Erikson perkembangan ini dibagi dalam

beberapa tahapan tertentu, yaitu sebagai berikut :

Erikson's Stages of Psychosocial Development Summary Chart6

StageBasic

ConflictImportant

EventsOutcome

Infancy (birth to 18 months)

Trust vs. Mistrust

Feeding

Children develop a sense of trust when caregivers provide reliability, care, and affection. A lack of this will lead to mistrust.

Early Childhood (2 to 3 years)

Autonomy vs. Shame and Doubt

Toilet Training

Children need to develop a sense of personal control over physical skills and a sense of independence. Success leads to feelings of autonomy, failure results in feelings of shame and doubt.

Preschool (3 to 5 years)

Initiative vs. Guilt

Exploration

Children need to begin asserting control and power over the environment. Success in this stage leads to a sense of purpose. Children who try to exert too much power experience disapproval, resulting in a sense of guilt.

School Age (6 to 11 years)

Industry vs. Inferiority

School

Children need to cope with new social and academic demands. Success leads to a sense of competence, while failure results in feelings of inferiority.

Adolescence (12 to 18 years)

Identity vs. Role Confusion

Social Relationships

Teens needs to develop a sense of self and personal identity. Success leads to an ability to stay true to yourself, while failure leads to role confusion and a weak sense of self.

Young Adulthood (19 to 40 years)

Intimacy vs. Isolation

Relationships

Young adults need to form intimate, loving relationships with other people. Success leads to strong relationships, while failure results in loneliness and isolation.

Middle Generativity Work and Adults need to create or nurture

3

Page 4: aspek psikososial pada anak

Adulthood (40 to 65 years)

vs. Stagnation

Parenthood

things that will outlast them, often by having children or creating a positive change that benefits other people. Success leads to feelings of usefulness and accomplishment, while failure results in shallow involvement in the world.

Maturity(65 to death)

Ego Integrity vs. Despair

Reflection on Life

Older adults need to look back on life and feel a sense of fulfillment. Success at this stage leads to feelings of wisdom, while failure results in regret, bitterness, and despair.

Perkembangan Psikososial menurut Erikson didasarkan atas prinsip

Epigenetik yakni bahwa perkembangan manusia itu terbagi atas beberapa tahap

dan setiap tahap mempuyai masa optimal atau masa kritis yang harus

dikembangkan dan diselesaikan.3

1. Kepercayaan Dasar versus Kecurigaan Dasar.3 (Basic Trust vs Mistrust) 0-1

tahun

Masa Bayi, berlangsung antara 0 – 1 tahun, kepercayaan dasar yang paling

awal terbentuk selama tahap sensorik – oral yang ditunjukkan oleh bayi lewat

kapasitasnya untuk tidur dengan tenang, menyantap makanan dengan nyaman dan

membuang kotoran dengan santai. Setiap hari jam – jam jaganya meningkat, bayi

itu menjadi semakin biasa dengan kebiasaannya dan pengalaman – pengalaman

indarawi yang dibarengi dengan perasaan yang menyenangkan dan orang – orang

yang bertanggung jawab menimbulkan kenyamanan ini menjadi akrab dan dikenal

oleh bayi. Berkat kepercayaan dan keakrabannya dengan orang yang menjalankan

fungsi keibuan ini, maka bayi tersebut mampu menerima bahwa orang tersebut

mungkin tidak ada untuk sementara waktu. Prestasi sosial pertama yang dicapai

bayi tersebut mungkin karena ia mengembangkan suatu kepastian dan

kepercayaan dalam dirinya bahwa orang bersifat keibuan itu akan kembali.

Kebiasaan – kebiasaan, konsistensi, dan kontinuitas sehari – hari dalam

lingkungan bayi merupakan dasar paling awal bagi berkembangnya suatu identitas

4

Page 5: aspek psikososial pada anak

psikososial. Perkembangan pada masa ini, sangat tergantung pada kualitas

pemiliharaan ibu. Apabila kualitas pemeliharaan atau pengetahuan tentang

perawatan anak ibu cukup maka akan dapat menumbuhkan kepribadian yang

penuh kepercayaan, baik terhadap dunia luar maupun terhadap diri sendiri.

Sebaliknya, jika tidak terpenuh anak akan memungkinkan jadi penakut, ragu –

ragu dan khawatir terhadap dunia luar, terutama kepada manusia yang lain.

2. Otonomi versus Perasaan Malu dan Keragu – raguan.3 (Autonomy vs Shame

and Doubt) Umur 2-3 tahun

Masa Kanak- Kanak Permulaan, berlangsung pada usia 2 – 3 tahun yang

menentukan tumbuhnya kemauan baik dan kemauan keras, anak mempelajari

apakah yang diharapkan dari dirinya, apakah kewajiban – kewajiban dan hak –

haknya disertai apakah pembatasan – pembatasan yang dikenakan pada dirinya,

inilah tahap saat berkembangnya kebebasan pengungkapan diri dan sifat penuh

kasih sayang, rasa mampu mengendalikan diri akan menimbulkan dalam diri anak

rasa memiliki kemauan baik dan bangga yang bersifat menetap, jika orang tua

dapat menolak anak untuk melakukan apa yang dapat dilakukannya, tetapi tidak

patut dilakukan. Sebaliknya, orang tua dapat mendorong atau memaksa anak

melakukan yang patut, sesuai batas kemampuannya. Hal ini akan menumbuhkan

rasa percaya diri pada anak. Apabila orang tua melindungi anak berlebihan atau

tidak peka terhadap rasa malu anak di hadapan orang lain dapat menumbuhkan

pribadi pemalu dan ragu – ragu yang bersifat menetap.

3. Inisiatif versus Merasa Bersalah.3 (Initiative vs Guilt) Umur 4 tahun

Masa Bermain, berlangsung pada usia 4 tahun sampai usia sekolah. Tahap

ini menumbuhkan inisiatif, suatu masa untuk memperluas penguasaan dan

tanggung jawab. Selama tahap ini anak menampilkan diri lebih maju dan lebih

seimbang secara fisik maupun kejiwaan, jika orang tua mampu mendorong atau

memperkuat kreativitas inisiatif dari anak. Akan tetapi jika orang tua tidak

memberikan kesempatan anak untuk menyelesaikan tugas – tugasnya atau terlalu

banyak menggunakan hukuman verbal atas inisiatif anak, maka anak akan tumbuh

5

Page 6: aspek psikososial pada anak

sebagai pribadi yang selalu takut salah. Masa bermain ini bercirikan ritualisasi

dramatik, anak secara aktif berpartisipasi dalam kegiatan bermain, memakai

pakaian, meniru kepribadian – kepribadian orang dewasa, dan berpura – pura

menjadi apa saja mulai dari seekor kucing sampai seorang astronot. Jika pada

masa bermain ini terjadi keterasingan batin yang dapat timbul pada tahap kanak –

kanak ini ialah suatu perasaan bersalah.

4. Kerajinan versus Inferioritas.3 (Industri vs Inferiority) 6-11 tahun

Masa Usia Sekolah, berlangsung antara usia 6 – 11 tahun, pada masa ini

berkembang kemampuan berfikir deduktif, disiplin diri dan kemampuan

berhubungan dengan teman sebaya serta rasa ingin tahu akan meningkat. Ia

mengembangkan suatu sikap rajin dan mempelajari adanya prestasi dari

ketekunan dan kerajinan, perhatian pada alat – alat permainan dan kegiatan

bermain berangsur – angsur digantikan oleh perhatian pada situasi – situasi

produktif dan alat – alat serta perkakas – perkakas yang dipakai untuk berkerja.

Apabila lingkungan orang tua dan sekitarnya, termasuk sekolah dapat menunjang

akan menumbuhkan pribadi yang rajin dan ulet serta kompeten. Akan tetapi

lingkungan yang tidak menunjang menumbuhkan pribadi – pribadi anak yang

penuh ketidakyakinan atas kemampuannya ( inkompeten atau inferior ).

5. Identitas versus Kekacauan Identitas.3 (Identity vs Crisis Identity Confusion)

11-18 tahun

Masa Adolesen, berlangsung pada usia 12/13 – 20 tahun. Selama masa ini

individu mulai merasakan suatu perasaan tentang identitasnya sendiri, perasaan

bahwa ia adalah manusia unik, namun siap untuk memasuki suatu peranan yang

berarti ditengah masyarakat, entah peranan ini bersifat menyesuaikan diri atau

sifat memperbaharui, mulai menyadari sifat – sifat yang melekat pada dirinya

sendiri, seperti aneka kesukaan dan ketidaksukaannya, tujuan – tujuan yang

dikejarnya di masa depan kekuatan dan hasrat untuk mengontrol nasibnya sendiri.

Inilah masa dalam kehidupan ketika orang ingin menentukan siapakah ia pada saat

sekarang dan ingin menjadi apakah ia dimasa yang akan datang ( masa untuk

6

Page 7: aspek psikososial pada anak

membuat rencana – rencana karier ). Masa ini mengembangkan perasaan identitas

ego yang mantap pada kutup positif dan identitas ego yang kacau pada kutub

negatif . Erikson menegaskan bahwa ada tiga unsur yang merupakan persyaratan

didalam pembentukan identitas ego, yaitu:

a. Individu yang bersangkutan harus menerima atau menggangap dirinya itu

sama, didalam berbagai situasi pengalaman dengan teman sebayanya.

b. Orang – orang disekitarnya, dalam satu lingkungan sosial harus memiliki

persepsi yang sama terhadap diri individu tersebut.

c. Persepsi diri individu yang bersangkutan harus memdapat uji validitas

dalam pengalaman hubungan antara manusia. Jadi, identitas ego positif

akan menggambarkan kemampuan pemuda – pemudi yang memahami dan

menyakini tuntutan norma – norma sosial, sehingga tumbuh rasa kesetiaan.

6. Keintiman versus Isolasi.3 (Intimacy vs Isolation) 18-40 tahun

Masa Dewasa Muda, berlangsung antara usia 20 – 24 tahun. Pada masa

ini, mereka mengorientasikan dirinya terhadap pekerjaan dan teman hidupnya.

Menurut Erikson, masa ini menumbuhkan kemampuan dan kesediaan meleburkan

diri dengan diri orang lain, tanpa merasa takut merugi atau kehilangan sesuatu

yang ada pada dirinya yang disebut Intimacy. Ketidakmampuan untuk masuk

kedalam hubungan yang menyenangkan serta akrab dapat menimbulkan hubungan

sosial yang hampa dan terisolasi atau tertutup ( menutup diri ).

7. Generativitas versus Stagnasi.3 (Generativity vs Stagnation) 40-65 tahun

Masa Dewasa Tengah, berlangsung pada usia 25 – 45 tahun. Generativitas

yang ditandai jika individu mulai menunjukkan perhatiannya terhadap apa yang

dihasilkan, keturunan, produk – produk, ide – ide, dan keadaan masyarakat yang

berkaitan dengan kehidupan generasi – generasi mendatang adalah merupakan hal

yang positif. Sebaliknya, apabila generativitas lemah atau tidak diungkapkan

maka kepribadian akan mundur dan mengalami pemiskinan serta stagnasi, jika

pada usia ini kehidupan individu didominasi oleh pemuasan dan kesenangan diri

7

Page 8: aspek psikososial pada anak

sendiri saja. Individu negatif tidak menunjukkan fungsi – fungsi produktif, baik

sebagai perseorangan maupun sebagai anggota masyarakat.

8. Integritas versus Keputusasaan.3 (Integrity vs Despair) >65 tahun

Masa Usia Tua, berlangsung diatas usia 65 tahun. Tahap terakhir dalam

proses epigenetis perkembangan disebut Integritas. Integritas paling tepat

dilukiskan sebagai suatu keadaan yang dicapai seseorang setelah memelihara

benda – benda dan orang – orang, produk – produk dan ide – ide, dan setelah

berhasil menyesuaikan diri dengan keberhasilan – keberhasilan dan kegagalan –

kegagalan dalam hidup. Sedangkan keputusasaan tertentu menghadapi perubahan

– perubahan siklus kehidupan individu, terhadap kondisi – kondisi sosial dan

historis, belum lagi kefanaan hidup dihadapan kematian, ini dapat memperburuk

perasaan bahwa kehidupan ini tak berarti, bahwa ajal sudah dekat, ketakutan akan,

dan bahkan keinginan untuk mati. Masa ini menunjukkan positif, jika memiliki

kepribadian yang bulat utuh yang ditandai sikap bijaksana, rasa puas terhadap

masa hidupnya dan tidak takut menghadapi kematian. Sebaliknya, kepribadian

yang pecah selalu menunjukkan pribadi yang penuh keraguan, merasa selalu akan

menerima kegagalan dan merasa selalu dibayangi kematian.

Jadi dapat dikatakan bahwa dalam perkembangan psikososial, diantara 8

vase psikososial Erikson, anak mengalami lima fase awal tersebut dan setiap fase

itu harus dapat terselesaikan secara tuntas. Jika terjadi suatu hambatan pada salah

satu fase maka akan berpengaruh terhadap perkembangan pada fase selanjutnya.

V. ASPEK YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN

PSIKOSOSIAL MASA ANAK-ANAK AWAL (USIA 3 – 6 TAHUN)

1. Aspek Perkembangan Permainan5

Hetherington & Parke (1979) mendefinisikan permainan bagi anak-anak

adalah suatu bentuk aktivitas yang menyenangkan yang dilakukan semata-mata

untuk aktivitas itu sendiri, bukan karena ingin memperoleh sesuatu yang

dihasilkan dari aktivitas tersebut. Hal ini karena bagi anak-anak proses melakukan

8

Page 9: aspek psikososial pada anak

sesuatu lebih menarik daripada hasil yang akan didapatkannya (Schwartzman,

1978).

Permainan sangat penting bagi perkembangan kehidupan anak-anak.

Permainan memiliki beberapa fungsi yang dalam pengaruh pentingnya terhadap

perkembangan anak. Salah satunya adalah fungsi sosial. Fungsi sosial permainan

dapat meningkatkan perkembangan sosial anak. Khususnya dalam permainan

fantasi dengan memerankan suatu peran, anak belajar memahami orang lain dan

peran-peran yang akan ia mainkan dikemudian hari setelah tumbuh menjadi orang

dewasa.

Fungsi Permainan

a. Fungsi Konitif (Piaget 1962)

Menjelajahi lingkungan, mempelajari objek-objek di sekitarnya

dan belajar memecahkan masalah

Mengembangkan potensi dan keterampilan dengan cara

menyenangkan

b. Fungsi Sosial, dapat meningkatkan perkembangan sosial (dramatical

play)

c. Fungsi Emosi, permainan memberikan perasaan senang dan anak dapat

melepaskan energi fisiknya yang berlebihan.

2. Aspek Perkembangan Hubungan dengan Orang Lain5

a. Hubungan dengan Orang Tua

Kasih sayang Orang Tua atau pengasuh pada tahun-tahun pertama

kehidupan anak merupakan kunci utama perkembangan sosial anak. Pola

Hubungan orang tua atau pengasuhnya pada anak usia 3 – 6 tahun merupakan

dasar bagi perkembangan emosional dan sosial anak. Salah satu aspek penting

dalam hubungan antara orang tua dan anak adalah gaya pengasuhan yang

diterapkan oleh orang tua. Ada 3 tipe pengasuhan orang tua yaitu :

Otoritatif  yaitu gaya pengasuhan yang memperlihatkan pengawasan

ekstra ketat terhadap tingkah laku anak –anak, tetapi mereka juga bersikap

9

Page 10: aspek psikososial pada anak

responsif, menghargai dan menghormati pemikiran, perasaan serta

mengikutsertakan anak dalam pengambilan keputusan (Demokratis). Hasilnya

adalah anak-anak yang cenderung percaya diri, memiliki pengawasan terhadap

diri sendiri dan mampu bergaul baik dengan teman sebayanya.

Otoriter yaitu gaya pengasuhan yang membatasi dan menuntut anak untuk

mengikuti perintah-perintah orang tua (tidak demokratis). Hasilnya adalah anak-

anak yang cenderung curiga pada orang lain dan tidak merasa bahagia dengan

dirinya sendiri, canggung dalam pergaulan juga memiliki prestasi belajar yang

rendah.

Permisif yaitu gaya pengasuhan dimana orang tua hanya sedikit terlibat

dalam kehidupan anak atau bahkan sama sekali tidak terlibat dalam kehidupan

anak (masa bodoh). Hasilnya adalah anak-anak yang kurang percaya diri,

memiliki pengendalian diri yang buruk (berbuat semaunya), memaksakan

keinginan dan memiliki rasa harga diri yang rendah.

Pada fase Inisiatif vs merasa bersalah, anak-anak tentu membutuhkan gaya

pengasuhan yang dapat membantunya tampil percaya diri, memiliki prestasi

belajar yang baik, memiliki pengendalian dan pengawan diri sendiri, dapat

bergaul dengan baik, serta mampu membedakan yang benar dan yang salah.

b. Hubungan Dengan Teman Sebaya (Peer)

Sejumlah penelitian telah merekomendasikan betapa hubungan sosial

dengan teman sebaya memiliki arti yang sangat penting bagi perkembangan

pribadi anak. Salah satu fungsi kelompok teman sebaya yang paling penting

adalah menyediakan suatu sumber informasi  dan perbandingan tentang dunia luar

diluar keluarga. Anak menerima umpan balik tentang kemampuan-kemampuan

mereka dari kelompok teman sebaya. Anak-anak mengevaluasi apakah yang

mereka lakukan lebih baik, sama atau lebih jelek dari yang dilakukan oleh anak-

anak lain.  Mereka menggunakan orang lain sebagai tolok ukur untuk

membandingkan dirinya. Proses pembandingan sosial ini merupakan dasar bagi

10

Page 11: aspek psikososial pada anak

pembentukan rasa harga diri dan gambaran diri anak (Hetherington & Parke,

1981).

Relasi yang harmonis diantara teman sebaya pada masa remaja

diasosiasikan dengan kesehatan mental yang positif pada usia tengah baya.

Sebaliknya social isolastion atau ketidakmampuan untuk melebur ke dalam suatu

jaringan sosial, diasosiasikan dengan banyak masalah dan kelainan yang beragam,

mulai dari kenakalan dan masalah minuman keras hingga depresi. Bahkan relasi

yang buruk diantara teman2 sebaya pada masa anak-anak diasosiasikan dengan

suatu kecenderungan untuk putus sekolah dan perilaku nakal pada masa remaja

(Santrock, 1995).

3. Aspek Perkembangan Gender dalam Permainan dan Aktivitas5

            Gender merupakan salah satu aspek penting yang mempengaruhi

perkembangan sosial pada masa awal anak-anak. Istilah gender dimaksudkan

sebagai tingkah laku dan sikap yang  dihubungkan dengan laki-laki atau

perempuan. Kebanyakan anak mengalami sekurang-kurangnya tiga tahap dalam

perkembangan gender  (Shepherd-Look, 1982)

a. Anak mengembangkan kepercayaan tentang identitas gender , yaitu

rasa laki-laki atau perempuan.

b. Anak mengembangkan keistimewaan gender, sikap tentang jenis

kelamin mana yang mereka kehendaki.

c. Anak memperoleh ketetapan gender, suatu kepercayaan bahwa jenis

kelamin seseorang ditentukan secara biologis, permanen, dan tak

berubah-ubah.

Perkembangan gender pada masa anak-anak usia 3 – 6 tahun masih dalam

tahap mempelajari stereotif gender konvensional yang dihubungkan dengan

berbagai aktivitas dan objek-objek umum (Ruble&ruble, 1980). Mereka

menghubungkan gender dengan mainan, pakaian namun dalam tahap ini anak

belum mengerti konsep / ketetapan gender.

4. Aspek Perkembangan Moral5

11

Page 12: aspek psikososial pada anak

            Perkembangan moral adalah perkembangan dengan aturan dan

hubungan  mengenai apa yang seharunya dilakukan oleh manusia sebagai

interaksi dengan orang lain (Stanrock, 1995). Pada Masa anak-anak Awal

perkembangan moral anak ada pada tahap Preconventional Morality (Lawrence

Kohlberg) yaitu anak mengenal moralitas dari dampak perbuatan yang

dilakukannya :

Perbuatan menyenangkan (sesuai aturan)  =   Hadiah dan Pujian

Perbuatan menyakitkan (tidak sesuai aturan)  = Hukuman

Perbuatan Meniru apa yang dilakukan orang-orang disekitarnya

VI. PRINSIP-PRINSIP PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL MASA

ANAK-ANAK AWAL  (USIA 3 – 6 TAHUN)

1. Pengalaman Masa Lalu5

Perkembangan Psikososial anak pada usia 3 – 6 tahun merupakan hasil

dari perkembangan psikososial pada fase sebelumnya, yaitu fase percaya vs tidak

percaya dan fase otonomi vs malu dan ragu-ragu. Apabila pada fase ini anak tidak

berkembang secara normal, maka hal ini akan mempengaruhi perkembangan

Psikososial anak pada fase ini.

2. Perkembangan Dimasa yang Akan Datang5

Masa anak-anak merupakan masa yang berfungsi untuk mengembangkan

psikososial anak ke arah yang positif. Positif berarti mengembangkan anak sesuai

dengan fase perkembangan psikososialnya. Apabila anak tidak mengalami

perkembangan psikososial yang positif maka di masa depan, anak akan

mengalami berbagai hambatan dalam perkembangan psikososialnya.

3. Perlakuan Orang-Orang di Sekitar Anak5

Orang-orang yang berada di sekitar anak, baik orang tua maupun guru

berperan dalam mengembangkan psikososial anak. Oleh sebab itu, orang tua dan

guru perlu memberikan kesempatan pada anak unruk berinteraksi sosial, untuk

mengungkapakan pikiran dan perasaannya.

VII. Kesimpulan

12

Page 13: aspek psikososial pada anak

Dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa perkembangan

psikososial merupakan suatu perkembangan yang terjadi pada tiap

individu yang terbagi atas tahap-tahap tertentu. Perkembangan ini sanagat

erat hubungannya dengan kemampuan individu atau anak untuk

berinteraksi dengan lingkungan sekitar. Perkembangan psikososial tiap

individu meliputi beberapa tahap yang harus dilewati. Apabila semua

tahap dapat terlaksana dengan baik maka tugas perkembangan ini dapat

dikatakan telah tercapai secara sempurna.

Perkembangan psikososial anak dipengaruhi oleh beberapa faktor,

diantaranya keluarga, kematangan, status sosial ekonomi, pendidikan, dan

kapasitas mental. Semua faktor ini sangat berpengaruh terhadap

terselenggaranya implikasi perkembangan psikososial anak di dalam

pendidikannya.

13

Page 14: aspek psikososial pada anak

DAFTAR PUSTAKA

1. Davidoff, L. 1998. Psikologi Suatu Pengantar. Ed. 2. Jakarta: Erlangga

2. Atkinson. RL, Atkinson. RC. Smith. EE. 2001. Pengantar Psikologi. Ed.

11. Jakarta: Grahapari

3. Ihsan. 2009. Teori Psikososial Tentang Perkembangan.

http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2009/09/1445/#more-1445. Diakses

pada tanggal 7 November 2013

4. Giantoro. N. 2010. Psikososial Masa Anak-anak Akhir.

http://dessyrilia.blogspot.com/2013/02/perkembangan-psikososial-masa-

anak-anak.html. Diakses tanggal 5 November 2013

5. Rilia, D. 2013. Perkembangan Psikososial Masa Anak-anak Awal (Usia 3-

6 Tahun). http://indonesia-admin.blogspot.com/2010/02/perkembangan-

psikososial-pada-masa-anak.html#.Un1yyGBQEgw. Diakses pada tanggal

7 November 2013

6. Anonymus. 2013. Erikson's Theory of Psychosocial Development.

14