asma episodik jarang

6
ASMA EPISODIK JARANG Asma adalah kondisi berulang dimana rangsangan tertentu mencetuskan saluran pernafasan menyempit untuk sementara waktu sehingga membuat kesulitan bernafas. Diagnosis asma episodik jarang ini mengacu pada beberapa alasan: Gejala: Batuk (+), sesak (+), mengi (+) → tidak semua serangan asma menghasilkan bunyi mengi Gejala timbul secara episodik dan musiman Bersifat reversibel (bisa sembuh seperti sedia kala) baik secara spontan maupun dengan pengobatan RPD: Ibu pasien mempunyai riwayat atopi yang serupa. Teori mengatakan seorang anak dengan salah satu orangtua yang menderita aatopi memiliki resiko 25 % memiliki asma, jika kedua orangtua memiliki asma, resikonya meningkat menjadi 50 %. Pada auskultasi ditemukan wheezing (+) Episode yang terjadi <1x per 4–6 minggu Keluhan diperberat karena aktifitas yang berlebih (pencetus/pemicu) Namun demikian masih banyak pencetus lainnya yang dapat memicu serangan asma. Beberapa faktor resiko yang dapat memicu serangan asma adalah: A. Faktor penjamu, faktor pada pasien Aspek genetik

Upload: vita-widyasari

Post on 26-Jun-2015

644 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ASMA EPISODIK JARANG

ASMA EPISODIK JARANG

Asma adalah kondisi berulang dimana rangsangan tertentu mencetuskan saluran

pernafasan menyempit untuk sementara waktu sehingga membuat kesulitan bernafas. Diagnosis

asma episodik jarang ini mengacu pada beberapa alasan:

Gejala: Batuk (+), sesak (+), mengi (+) → tidak semua serangan asma menghasilkan

bunyi mengi

Gejala timbul secara episodik dan musiman

Bersifat reversibel (bisa sembuh seperti sedia kala) baik secara spontan maupun dengan

pengobatan

RPD: Ibu pasien mempunyai riwayat atopi yang serupa. Teori mengatakan seorang anak

dengan salah satu orangtua yang menderita aatopi memiliki resiko 25 % memiliki asma,

jika kedua orangtua memiliki asma, resikonya meningkat menjadi 50 %.

Pada auskultasi ditemukan wheezing (+)

Episode yang terjadi <1x per 4–6 minggu

Keluhan diperberat karena aktifitas yang berlebih (pencetus/pemicu)

Namun demikian masih banyak pencetus lainnya yang dapat memicu serangan asma.

Beberapa faktor resiko yang dapat memicu serangan asma adalah:

A. Faktor penjamu, faktor pada pasien

Aspek genetik

Kemungkinan alergi

Saluran napas yang memang mudah terangsang

Jenis kelamin

Ras/etnik

B. Faktor lingkungan

1. Bahan-bahan di dalam ruangan :

- Tungau debu rumah

- Binatang, kecoa

Page 2: ASMA EPISODIK JARANG

2. Bahan-bahan di luar ruangan

- Tepung sari bunga

- Jamur

3. Makanan-makanan tertentu, Bahan pengawet, penyedap,

pewarna makanan

4. Obat-obatan tertentu

5. Iritan (parfum, bau-bauan merangsang, household spray )

6. Ekspresi emosi yang berlebihan

7. Asap rokok dari perokok aktif dan pasif

8. Polusi udara dari luar dan dalam ruangan

9. Infeksi saluran napas

10. Exercise induced asthma, mereka yang kambuh asmanya ketika

melakukan aktivitas fisik tertentu.

11. Perubahan cuaca

Semua pemicu ini menghasilkan reaksi serupa. Setiap reaksi ini memicu kepada

mengecilnya saluran udara secara tiba-tiba (serangan asma). Sel tertentu di saluran udara

melepaskan zat kimia. Zat-zat ini menyebabkan saluran udara menjadi meradang dan bengkak

dan merangsang sel otot pada dinding saluran udara untuk mengkerut.

Pada suatu serangan asma, otot polos dari bronki mengalami kejang dan jaringan yang

melapisi saluran udara mengalami pembengkakan karena adanya peradangan (inflamasi) dan

pelepasan lendir ke dalam saluran udara. Hal ini akan memperkecil diameter dari saluran udara

(disebut bronkokonstriksi) dan penyempitan ini menyebabkan penderita harus berusaha sekuat

tenaga supaya dapat bernafas. Pada kebanyakan anak-anak, saluran udara kembali normal di

antara serangan asma.

Tidak setiap keluhan batuk dan sesak itu adalah asma. Karena tiap-tiap penyakit memiliki

ciri khas yang berbeda tergantung tingkat keparahan penyakit dan tergantug penyebab itu sendiri.

Seperti perbedaan penyakit asma dengan penyakit bronkitis:

1) ASMA

Penyebab asma adalah penyempitan sementara pada saluran pernapasan yang dapat

menyebabkan penderitanya merasakan sesak napas. Penyempitan terjadi pada pembuluh

Page 3: ASMA EPISODIK JARANG

tenggorokan. Faktor keturunan sangat berperan pada penyakit ini, bila ada orangtua atau

kakek nenek yang menderita penyakit ini dapat menurun kepada anak atau cucunya.

Gejala sesak napas disertai suara mengi (wheezing). Pencegahan dan solusi adalah

menghindari hal-hal yang dapat menyebabkan alergi pada penderita sehingga terjadi

serangan asma.

2) BRONKITIS

Penyakit bronkitis disebabkan karena peradangan pada bronkus (saluran yang membawa

udara menuju paru-paru). Penyebabnya bisa karena infeksi kuman, bakteri atau virus.

Penyebab lainnya adalah asap rokok, debu, atau polutan udara. Gejala berupa batuk yang

disertai demam atau dahak berwarna kuning bila disebabkan oleh infeksi kuman.

Sedangkan bila bersifat kronik, batuk berdahak serta sesak napas selama beberapa bulan

sampai beberapa tahun. Pencegahan dan solusi adalah dengan meningkatkan daya tahan

tubuh. Sedangkan untuk mencegah bronkitis kronik adalah dengan menghentikan

kebiasaan merokok juga menghindari asap rokok agar tidak menjadi perokok pasif yang

sangat berbahaya. Untuk pengobatan bila disebabkan oleh bakteri atau kuman dapat

diatasi dengan meminum antibiotik sesuai anjuran dokter. Bila disebabkan oleh virus,

biasanya digunakan obat-obatan untuk meringankan gejala.

Klasifikasi penyakit asma:

Asma episodik jarang (ringan)

Asma episodik sering (sedang)

Asma Persisten (berat)

1) Asma Episodik Jarang

• 75% populasi asma anak

• Episode yang terjadi <1x per 4–6 minggu,

• wheezing setelah aktivitas berat,

• Tanpa gejala diantara episode serangan

• Fungsi paru yang normal diantara serangan

• Terapi profilaksis tidak dibutuhkan

2) Asma Episodik Sering

• 20% populasi asma

Page 4: ASMA EPISODIK JARANG

• Serangan lebih sering

• wheezing pada aktivitas sedang

• dapat dicegah dengan pemberian β2-agonis

• Gejala terjadi kurang 1x/minggu

• Fungsi paru diantara serangan normal atau hampir normal

• Perlu controller (pengendali)

3) Asma Persisten

± 5% anak asma

Episode akut yang sering,

wheezing pada aktivitas ringan

diantara interval gejala membutuhkan 2-agonis lebih dari 3 kali/minggu baik

karena terbangun malam hari maupun dada terasa berat pada pagi hari

Perlu controller (pengendali)

Pada dasarnya, penanganan terhadap orang yang terkena infeksi harus mendapat gizi

yang baik, istirahat, serta vitamin yang cukup karena infeksi tersebut menyebabkan luka di

dalam tubuh. Penyembuhan dapat terjadi jika penyebab luka dibunuh dan jaringan yang luka

disupport agar cepat diganti dengan jaringan yang baru. Asma tidak dapat sembuh total, namun

dapat dikontrol.

Penanganan pertama, non farmakologik (pengobatan tidak dengan obat-obatan)

1. Pendidikan pada penderita mengenai penyaktinya sehingga dia dapat menyikapi penyakitnya

dengan baik;

2. Menghindari penyebab/pencetus serangan (allergen), dan kontrol lingkungan hidupnya;

3. Latihan relaksasi, kontrol terhadap emosi dan lakukan senam atau olah raga yang bermanfaat

memperkuat otot pernapasan, misalnya berenang;

4. Fisioterapi, sehingga lendir mudah keluar.

Penanganan kedua, secara farmakologik (menggunakan obat-obatan)

1. Pelonggar nafas, misalnya salbutamol, aminofilin

2. Pemelihara, misalnya prednisone, dexametason dll.

Page 5: ASMA EPISODIK JARANG

3. Pengencer lendir, misalnya bromhexin, ambroxol dll.

Pada asma episodik jarang cukup diobati dengan reliever berupa bronkodilator

(melebarkan bronkus/batang paru-baru) beta agonis hirupan (inhaler/spray) kerja pendek (short

acting Beta2-agonist, SABA) atau golongan xantin kerja cepat, bila terjadi gejala/serangan.