askep pola nafas

17
TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Pola nafas tidak efektif adalah kondisi dimana pola inhalasi dan ekshalasi pasien tidak mampu karena adanya gangguan fungsi paru (Tarwoto,2003). Pola nafas tidak efektif adalah keadaan dimana seseorang individu mengalami kehilangan ventilasi yang aktual atau potensial yang berhubungan dengan perubahan pola nafas (Carpenito, 2001). B. Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Kebutuhan Oksigen Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan oksigen adalah : 1. Faktor Fisiologis Menurunnya kemampuan meningkatkan O2 seperti pada anemia. Menurunnya konsentrasi O2 yang di inspirasi seperti obstruksi saluran pernafasan bagian atas. Hivopolemia sehingga tekanan darah menurun yang mengakibatkan terganggunya O2. Meningkatnya metabolisme seperti adanya infeksi, demam, ibu hamil.

Upload: ibliz-dunia-maya

Post on 12-Aug-2015

755 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Askep Pola Nafas

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi

Pola nafas tidak efektif adalah kondisi dimana pola inhalasi dan ekshalasi

pasien tidak mampu karena adanya gangguan fungsi paru (Tarwoto,2003).

Pola nafas tidak efektif adalah keadaan dimana seseorang individu

mengalami kehilangan ventilasi yang aktual atau potensial yang berhubungan

dengan perubahan pola nafas (Carpenito, 2001).

B. Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Kebutuhan Oksigen

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan oksigen adalah :

1. Faktor Fisiologis

Menurunnya kemampuan meningkatkan O2 seperti pada anemia.

Menurunnya konsentrasi O2 yang di inspirasi seperti obstruksi

saluran pernafasan bagian atas.

Hivopolemia sehingga tekanan darah menurun yang mengakibatkan

terganggunya O2.

Meningkatnya metabolisme seperti adanya infeksi, demam, ibu

hamil.

Kondisi yang mempengaruhi pergerakan dinding dada seperti pada

kehamilan, obesitas, muskulus skeletor yang abnormal, penyakit

kronis seperti TBC paru.

2. Faktor Perkembangan

Bayi prematur, yang disebabkan kurangnya pembentukan surfaktan.

Bayi dan Toddler, adanya resiko infeksi saluran pernafasan acut.

Anak usia sekolah dan remaja, resiko infeksi saluran pernafasan dan

merokok.

Dewasa muda dan pertengahan, diet yang tidak sehat, kurang

aktivitas, stres yang mengakibatkan penyakit jantung dan paru.

Page 2: Askep Pola Nafas

Dewasa tua, adanya proses penuaan yang mengakibatkan

kemungkinan arteriosklerosis, elastisitas menurun, ekspansi paru

menurun.

3. Faktor Perilaku

Nutrisi

Exercise

Exercise akan meningkatkan kebutuhan oksigen

Merokok

Nikotin menyebabkan vasokontriksi pembuluh darah perifir dan

koroner.

Substance abuse (alkohol dan obat-obatan

Kecemasan

4. Faktor lingkungan

Tempat kerja (polusi)

Suhu lingkungan

Ketinggian dari permukaan laut

C. Patofisiologi

Berhubungan dengan adanya obstruksi tracheobroncial oleh skret yang

banyak, penurunan ekspansi paru dan proses inflamasi maka pasien mengalami

kesulitan dalam bernafas menyebabkan pemasukan O2 berkurang sehingga

pemenuhan kebutuhan O2 dalam tubuh tidak mencukupi yang ditandai dengan :

Perubahan kedalaman dan/atau kecepatan pernafasan

Gangguan perkembangan dada

Bunyi nafas tidak normal misalnya mengi

Batuk dengan atau tanpa produksi sputum.

Page 3: Askep Pola Nafas

D. Pathway

Produksi sekret

Obstruksi tracheobroncial

Ekspansi paru

O2 menurun

Pola nafas tidak efektif

E. Diagnosa

Pola nafas tidak efektif berbubungan dengan hiperfentilasi.

F. Intervensi

Intervensi : Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi

Rasional : Fentilasi maksimal dan nafas normal.

Intervensi : Nebulizer

Rasional : Pengeluaran sputum jika ada dalam jalan nafas.

Intervensi : Pemberian O2

Rasional : Mengoptimalkan O2 yang masuk dalam tubuh agar sesuai

yang dibutuhkan.

Page 4: Askep Pola Nafas

ASUHAN KEPERAWATAN

Tanggal pengkajian : 16 November 2012

Pengkaji : Rian Setya Budi

Pukul :17.00 WIB

A. Biodata

Nama : Ny.K

Umur : 55 tahun

Pekerjaan : Buruh

Alamat : Kebangsari

Tanggal masuk : 16 November 2012

Dx Medis : Bronkhitis

B. Pengkajian Primer

a. AIRWAY

Ada sumbatan jalan nafas

Terdapat sputum

b. BREATHING

RR : 32x / menit

Menggunakan otot bantu saat bernafas.

Ada retraksi dinding dada.

Pasien terpasang oksigen dengan binasal kanul 3lt/menit

c. CIRCULATION

TD : 130 / 80 mmHg

N: 80 x / menit

CRT kurang dari 3 detik

S : 36,60C

Tidak sianosis

Page 5: Askep Pola Nafas

d. DISABILITY

KU : Sedang

Kesadaran : Compos metis

GCS : 15 : E4M6V5

Drugs : Dexametasone 1 ampul = 1ml

Cefotoxine 1000mg/vial

D5 500cc + drip Aminophilin 1,5ampul = 15mL

C. Pengkajian Sekunder

A. Riwayat kesehatan sekarang

Pasien datang ke IGD RS. Purbowangi tanggal 16 November 2012 jam

17.00. Dengan mengeluh nafasnya sesak dan batuk sejak 2hari sebelum

pengkajian.

TTV : N : 80 x/m

RR : 32x/menit

S : 36,6 0C

TN : 130/80mmHg

B. Riwayat Kesehatan Dahulu

Pasien mengatakan sebelumnya pernah mengalami keluhan yang sama dan

pernah dirawat di RS.

C. Pemeriksaan Fisik

1) Kepala :

Kulit kepala bersih, tidak terdapat lesi, bentuk mesochepal, rambut hitam dan

tidak rontok.

2) Mata :

Simetris, konjungtiva tidak anemis, pandangan normal, pupil : 2mm/2mm,

rangsangan cahaya kanan dan kiri : +/+

Page 6: Askep Pola Nafas

3) Hidung

Lubang hidung simetris, tidak ada polip, ada sedikit kotoran, dan terpasang O2

denganaliran 3lt/menit.

4) Mulut

Mulut bersih, gigi agak kekuningan, mukosa bibir terlihat kering.

5) Telinga

Kedua telinga simetris dan tidak ada serumen.

6) Dada

Dada simetris, pergerakan dada simetris

I : Ada retraksi dinding dada, nafas cepat

P : Tedak ada nyeri tekan.

P : Ronkhi

A : Ronkhi basah

7) Abdomen

Kulit lembut, datar, tidak ada lesi, bising usus 11 x/mnt, bunyi thimpani.

I : Tidak ada luka atau bekas luka.

A : Bising usus normal 11x/menit.

P : Tidak ada nyeri tekan pada abdomen.

P : Bunyi Thimpani

8) Genetalia

Jenis Kelamin : Perempuan

Tidak ada gangguan pola eliminasi dan pasien tidak terpasang DC.

9) Akstremitas

Atas : Pada ekstermitas atas tidak ada gangguan dan untuk skala

kekuatan otot menujukan angka 5.

Bawah : Tidak ada ganguan dan menunjukan skala 5.

Page 7: Askep Pola Nafas

D. Analisa Data

NO DATA PATHWAY ETIOLOGI MASALAH

1. Ds :

Pasien mengatakan

sesak saat bernafas.

Do :

Terdapat retraksi

dinding dada

Saat bernafas

menggunakan otot

bantu pernafasan.

RR : 32

Nafasnya terlihat

sesak.

Terpasang O2

Terlihat lemas

Terpasang infuse D5

500ml + drip

Aminophilin

1,5ampul = 15mL

Produksi sekret

Obstruksi

tracheobroncial

Ekspansi paru

O2 menurun

Pola nafas

tidak efektif

+

Hiperfentilasi Pola nafas

tidak efektif

Diagnosa Keperawatan

Pola nafas tidak efektif berbubungan dengan hiperfentilasi.

Page 8: Askep Pola Nafas

E. Intervensi Keperawatan

NO

Dx.

TUJUAN INTERVENSI

1.Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1x1jam

diharapkan pola nafas menjadi

normal :

Indktr awal trgt

o Frekuensi pernafasan

sesuai yang diharapkan

o Irama nafas sesuai yang

diharapkan

o Bernafas mudah

o Pengeluaran sputum

pada jalan nafas

o Tidak didapatkan otot

tambahan saat bernafas

o Tidak didapatkan nafas

pendek

o Kebutuhan O2

terpenuhi

2

2

2

2

2

2

2

2

5

5

5

5

5

5

5

5

Keterangan :

1. Keluhan Kuat

2. Keluhan Berat

3. Keluhan Sedang

4. Keluhan Ringan

5. Tidak ada keluhan

1. Memposisikan pasien semi fowler.

2. Identifikasi pasien perlunya

pemasangan O2

3. Auskultasi suara nafas, catat jika

ada tambahan.

4. Nebulizer dengan Dexametaxone

1ml + Ventolin 2,5ml

5. Ajarkan batuk efektif

6. Pemberian cairan infus D5 + drip

Aminophilin 1,5 ampul = 15mL

7. Injeksi Cefotoxine = 1000mg

8. Injeksi Ranitidine = 2ml

Page 9: Askep Pola Nafas

C. Implementasi

10 November 2012

No. Waktu No.Dx IMPLEMENTASI RESPON PASIEN

1 10.00 1 Menerima Pasien. Pasien cemas.

10.05 Membawa Pasien ke ruang

obserfasi.

Pasien bersedia

menuju ruang

obserfasi.

10.10 Mengkaji KU, memeriksa

tanda-tanda vital.

KU : Sedang

TN : 130/80

N : 80 x/mnt

RR : 32x/mnt

10.15 Ajarkan batuk efektif. Pasien mau

mengikuti apa

yang diajarkan.

10.20 Pemberian infuse D5 500ml+

drip Aminophiline 15mL

Memberiakn injeksi

Ranitidine dan Skin Test

Cefotoxine

Klien bersedia

dilakukan tindakan

10.25 Memberiakan terapi Nebulizer

dengan Dexametaxone 1ml +

Ventolin 2,5ml

Klien bersedia

dilakukan

tindakan.

10.30 Mengecek hasil skin test dan

memasukkan injeksi

Cefotoxine

Klien bersedia

dilakukan

tindakan.

11.00 Mengevaluasi pasien dan

memindah pasien keruangan.

Pasien

mengatakan

sekarang batuknya

Page 10: Askep Pola Nafas

mengeluarkan

lendir

Pola nafas masih

belum normal.

RR : 34x/menit

Pasien bersedia

pindah keruang

rawat inap.

D. Evaluasi

NO WAKTU SOAP TTD

1. 18.00 wib S :

Klien mengatakan nafasnya masih

sesak namun sudah tidak seperti

pertama datang.

O :

Klien tampak lemah.

Klien masih terpasang O2 dengan

Binasal kanul 3lt/menit.

RR : 32x/menit

Nafasnya terlihat masih sesak.

Masih menggunakan otot bantu

pernafasan

A :

Indktr awal hasil

o Frekuensi pernafasan

sesuai yang diharapkan

o Irama nafas sesuai yang

diharapkan

o Bernafas mudah

o Pengeluaran sputum

2

2

2

2

2

2

2

4

Page 11: Askep Pola Nafas

pada jalan nafas

o Tidak didapatkan otot

tambahan saat bernafas

o Tidak didapatkan nafas

pendek

o Kebutuhan O2

terpenuhi

2

2

2

2

2

2

P :

Lanjutkan intervensi

Pemberian PENKES tentang cara

batuk efektif dan fungsinya

PEMBAHASAN

Page 12: Askep Pola Nafas

Dilihat dari hasil anamnesa pada pasien yang menunjukan bahwa RR : 32,

menggunakan otot bantu nafas, dan pasien juga mengatakan nafasnya terasa sesak. Dapat

diambil diagnosa “Pola nafas tidak efektif b.d hiperfentilasi”. Dan sehingga dilakukan

tindakan seperti tertera pada intervensi diatas, namun hasil evaluasi akhir masih

menunjukan bahwa masalah pada pola nafas klien belum teratasi sehingga masih perlu

meningkatkan intervensi.

DAFTAR PUSTAKA

Page 13: Askep Pola Nafas

Gordon, Marjory dkk. 2001. Nursing Diagnoses: Definitions and Classification 2001-2002.

Philadelphia: USA

Johnson, Marlon, M.Maas, S. Moorhead. 2000. Nusing Outcomes Classification ( NOC)

Second edition. Mosby: USA.

Kozier, Barbara, G. Erb, K. Blais. 1995. Fundamental of Nursing Concept, Process and

Practice. Addison-Wesley: California

McCloskey. 1996. Nursing Intervention Classification ( NIC). Mosby: USA

Wartonah, Tarwoto. 2006. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan Edisi 3.

Salemba Medika: Jakarta.