askep plasenta previa

Upload: brock-james

Post on 09-Oct-2015

117 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Askep Plasenta Previa

TRANSCRIPT

  • 5/19/2018 Askep Plasenta Previa

    1/11

    ASKEP PLASENTA PREVIA

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Perdarahan pada kehamilan harus dianggap sebagai kelainan yang berbahaya . Perdarahan pada

    kehamilan muda disebut sebagai abortus sedangkan perdarahan pada kehamilan tua disebut perdarahan

    anterpartum. Batas teoritis antara kehamilan muda dengan kehamilan tua adalah 22 minggu mengingat

    kemungkinan hidup janin diluar uterus .

    Perdarahan anterpartum biasanya berbatas pada perdarahan jalan lahir setelah kehamilan 22 minggu

    tapi tidak jarang terjadi pula pada usia kandungan kurang dari 22 minggu dengan patologis yang sama.

    Perdarahan saat kehamilan setelah 22 minggu biasanya lebih berbahaya dan lebih banyak daripada kehamilan

    sebelum 22 minggu . Oleh karena itu perlu penanganan yang cukup berbeda . Perdarahan antepartum yang

    berbahaya umumnya bersumber pada kelainan plasenta, sedangkan perdarahan yang tidak bersumber pada

    kelainan plasenta umpamanya kelainan serviks biasanya tidak seberapa berbahaya. Pada setiap perdarahan

    anterpartum pertama-tama harus selalu dipikirkan bahwa hal itu bersumber pada kelainan plasenta.

    Perdarahan anterpartum yang bersumber dari kelainan plasenta yang secara klinis biasanya tidak

    terlampau sukar untuk menentukannya ialah plasenta previa dan solusio plasenta serta perdarahan yang

    belum jelas sumbernya . Perdarahan anterpartum terjadi kira-kira 3 % dari semua persalinan yang terbagi atas

    plasenta previa , solusio plasenta dan perdarahan yang belum jelas penyebabnya.

    Pada umumnya penderita mengalami perdarahan pada triwulan tiga atau setelah usia kehamilan ,

    namun beberapa penderita mengalami perdarahan sedikit-sedikit kemungkinan tidak akan tergesa-gesa

    datang untuk mendapatkan pertolongan karena disangka sebagai tanda permulaan persalinan biasa. Baru

    setelah perdarahan yang berlangsung banyak , mereka datang untuk mendapatkan pertolongan.

    Setiap perdarahan pada kehamilan lebih dari 22 minggu yang lebih banyak pada permulaan

    persalinan biasanya harus lebih dianggap sebagai perdarahan anterpartum apapun penyebabnya , penderita

    harus segera dibawah ke rumah sakit yang memiliki fasilitas untuk transfusi darah dan operasi . Perdarahan

    anterpartum diharapkan penanganan yang adekuat dan cepat dari segi medisnya maupun dari aspek

    keperawatannya yang sangat membantu dalam penyelamatan ibu dan janinnya.

    B. Tujuan

    1. Tujuan Umum

    Mampu menerapkan asuhan keperawatan klien dengan plasenta previa

    2. Tujuan Khusus

  • 5/19/2018 Askep Plasenta Previa

    2/11

    a. Dapat melakukan pengkajian secara langsung pada klien plasenta previa.

    b. Dapat merumuskan masalah dan membuat diagnosa keperawatan pada klien plasenta previa.

    c. Dapat membuat perencanaan pada klien plasenta previa.

    d. Mampu melaksanakan tindakan keperawatan dan mampu mengevaluasi tindakan yang telah dilakukan pada

    klien plasenta previa.

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    A. Konsep Dasar Penyakit

    1. Definisi

    Plasenta previa adalah plasenta yang letaknya abnormal yaitu pada segmen bawah uterus sehingga

    dapat menutupi sebagian atau seluruh pembukaan jalan lahir.Menurut Prawiroharjo, plasenta previa adalah plasenta yang ada didepan jalan lahir (prae = di depan ;

    vias = jalan). Jadi yang dimaksud plasenta previa ialah plasenta yang implantasinya tidak normal, rendah

    sekali hingga menutupi seluruh atau sebagian ostium internum.

    Menurut Cunningham, plasenta previa merupakan implantasi plasenta di bagian bawah sehingga

    menutupi ostium uteri internum, serta menimbulkan perdarahan saat pembentukan segmen bawah rahim.

    Plasenta previa adalah keadaan dimana implamasi plasenta terletak pada atau di dekat serviks.

    2. Etiologi

    Plasenta bertumbuh pada segmen bawah uterus tidak selalu jelas dapat diterangkan . bahwasanya

    vaskularisasi yang berkurang atau perubahan atropi pada desidua akibat persalinan yang lampau dapat

    menyebabkan plasenta previa , tidaklah selalu benar . Memang dapat dimengerti bahwa apabila aliran darah

    ke plasenta tidak cukup seperti pada kehamilan kembar maka plasenta yang letaknya normal sekalipun akan

    memperluaskan permukaannya sehingga mendekati atau menutupi sama sekali pembukaan jalan lahir

    .Frekuensi plasenta previa pada primigravida yang berumur lebih 35 tahun kira-kira 10 kali lebih sering

    dibandingkan dengan primigravida yang berumur kurang dari 25 tahun . Pada grandemultipara yang berumur

    lebih dari 30 tahun kira-kira 4 kali lebih sering dari grandemultipara yang berumur kurang dari 25 tahun.

    3. Patofisiologi

    Perdarahan anter partum akibat plasenta previa terjadi sejak kehamilan 20 minggu saat sekmen

    uterus telah terbentuk dan mulai melebar dan menipis. Umumnya terjadi pada trimester ke tiga karena segmen

    bawah uterus lebih banyak menga lami peru baha n. Peleb aran sekme n bawah uterus dan

    pembukaan servik menyababkan sinus uterus robek karena lepasnya plasenta dari dinding uterus atau

  • 5/19/2018 Askep Plasenta Previa

    3/11

    karena robekan sinus marginalis dari plasenta. Perdarahan tak dapat dihindarkankarena adanya

    ketidakmampuan selaput otot segmen bawah uterus untuk berkontraksi seperti pada plasenta letak normal.

    klasifikasi Plasenta Previa :

    a. Plasenta Previa totalis : seluruh ostium internum tertutup oleh plasenta

    b. Plasenta Previa Lateralis : hanya sebagian dari ostium tertutup oleh plasenta.

    c. Plasenta previa parsialis, apabila sebagian pembukaan (ostium internus servisis) tertutup oleh jaringan

    plasenta.

    d. Plasenta previa marginalis, apabila pinggir plasenta berada tepat pada pinggir pembukaan (ostium internus

    servisis).

    e. Plasenta letak rendah, apabila plasenta yang letaknya abnormal pada segmen bawah uterus belum sampai

    menutupi pembukaan jalan lahir atau plasenta berada 3-4 cm diatas pinggir permukaan sehingga tidak akan

    teraba pada pembukaan jalan lahir.4. Gejala Klinis

    Perdarahan adalah gejala primer dari placenta previa dan terjadi pada mayoritas (70%-80%) dari

    wanita-wanita dengan kondisi ini. Perdarahan vagina setelah minggu ke 20 kehamilan adalah karakteristik dari

    placenta previa. Biasanya perdarahan tidak menyakitkan, namun ia dapat dihubungkan dengan kontraksi-

    kontraksi kandungan dan nyeri perut. Perdarahan mungkin mencakup dalam keparahan dari ringan sampai

    parah.

    Pemeriksaan ultrasound digunakan untuk menegakan diagnosis dari placenta previa. Evaluasi

    ultrasound transabdominal (menggunakan probe pada dinding perut) atau transvaginal (dengan probe yang

    dimasukan kedalam vagina namun jauh dari mulut serviks) mungkin dilakukan, tergantung pada lokasi dari

    placenta. Adakalanya kedua tipe-tipe dari pemeriksaan ultrasound adalah perlu. Adalah penting bahwa

    pemeriksaan ultrasound dilakukan sebelum pemeriksaan fisik dari pelvis pada wanita-wanita dengan placenta

    previa yang dicurigai, karena pemeriksaan fisik pelvic mungkin menjurus pada perdarahan yang lebih jauh.

    Gejala paling khas dari plasenta previa adalah perdarahan pervaginam (yang keluar melalui vagina)

    tanpa nyeri yang pada umumnya terjadi pada akhir triwulan kedua. Ibu dengan plasenta previa pada umumnya

    asimptomatik (tidak memiliki gejala) sampai terjadi perdarahan pervaginam. Biasanya perdarahan tersebut

    tidak terlalu banyak dan berwarna merah segar. Pada umumnya perdarahan pertama terjadi tanpa faktor

    pencetus, meskipun latihan fisik dan hubungan seksual dapat menjadi faktor pencetus. Perdarahan terjadi

    karena pembesaran dari rahim sehingga menyebabkan robeknya perlekatan dari plasenta dengan dinding

    rahim. Koagulapati jarang terjadi pada plasenta previa. Jika didapatkan kecurigaan terjadinya plasenta previa

    pada ibu hamil, maka pemeriksaan Vaginal Tousche (pemeriksaaan dalam vagina) oleh dokter tidak boleh

    dilakukan kecuali di meja operasi mengingat risiko perdarahan hebat yang mungkin terjadi.

  • 5/19/2018 Askep Plasenta Previa

    4/11

    5. Komplikasi

    a. Plasenta abruptio. Pemisahan plasenta dari dinding rahim

    b. Perdarahan sebelum atau selama melahirkan yang dapat menyebabkan histerektomi (operasi pengangkatan

    rahim).

    c. Plasenta akreta, plasenta inkreta, plasenta perkreta

    d. Prematur atau kelahiran bayi sebelum waktunya (< 37 minggu)

    e. Kecacatan pada bayi

    6. Pemeriksaan diagnostik

    a. Pemeriksaan darah : hemoglobin, hematokrit

    b. Pemeriksaan ultra sonografi, dengan pemeriksaan ini dapat ditentukan plasenta atau jarak tepi plasenta

    terhadap ostiumc. Pemeriksaan inspekkulo secara hati-hati dan benar, dapat menentukansumberperdarahan dari karnalis

    servisis atau sumber lain (servisitis, polip,keganasan, laserasi/troma)

    7. Penatalaksanaan

    a. Penatalaksanaan Medis

    Episode pendarahan significan yang pertama biasanya terjadi di rumah pasien, dan biasanya tidak

    berat. Pasien harus di rawat di ru mah saki t dan ti dak dilakukan pemeriksaan vagina, karena akan

    mencetuskan perdarahan yang sangat berat. Dirumah sakit TTV pasien diperiksa, dinilai jumlah darah yang

    keluar, dandilakukan close match. Kehilangan darah yang banyak memerlukan

    transf us i. Dilakukan palpasi abdomen untuk menentukan umur kehamilan janin, presentasi,dan posisinya.

    Pemeriksaan Ultrasonografi dilakukan segara setelah masuk, untuk mengkonfirmasi diagnosis

    Penatalaksanaan selajutnya tergantung pada perdarahan dan umur kehamilan janin. Dalam kasus perdarahan

    hebat, diperlukan tindakan darurat untuk melahirkan bayi (dan plasenta) tanpa memperhitungkan umur

    kehamilan janin. Jika perdarahan tidak hebat, perawatan kehamilan dapat dibenarkan jika umur kehamilan

    janin kurang dari 36 minggu. Karena perdarahan ini cenderung berulang,ibu harus tetap dirawat di RS. Episode

    perdarahan berat mungkin mengharuskan pengeluaran janin darurat, namum pada kebanyakan kasus

    kehamilan dapat dilanjutkan hingga 36 minggu ; kemudian pilihan melahirkan bergantung padaapakah derajat

    plasenta previanya minor atau mayor. Wanita yag memiliki derajat plasenta previa minor dapat memilih

    menunggu kelahiran sampai term atau denganinduksi persalinan, asalkan kondisinya sesuai. Plasenta previa

    derajat mayor ditangani dengan seksio seksarae pada waktu yang ditentukan oleh pasien ataudokter,

    meskipun biasanya dilakukan sebelum tanggal yang disepakati, karena perdarahan berat dapat terjadi setiap

    saat

  • 5/19/2018 Askep Plasenta Previa

    5/11

    b. Penatalaksanaan keperawatan

    Sebelum dirujuk anjurkan pasien untuk tirah baring total dengan menghadap ke kiri, tidak

    melakukan senggama, menghidari peningkatan tekanan rongga perut (misal batuk, mengedan karena sulit

    buang air besar). Pasang infus NaCl fisiologis. Bila tidak memungkinkan, beri cairal peroral, pantau

    tekanan darah dan frekuensi nadi pasien secara teratur tiap 15 manit untuk mende teks i adanya hipo tens i

    ata u syo k aki bat perdarahan. Pan tau pul a BJJ dan pergerakan janin.Bila terjadi renjatan, segera

    lakukan resusitasi cairan dan transfusi darah bila tidakteratasi, upaya penyelamatan optimal, bila teratasi,

    perhatikan usia kehamilan.Penanganan di RS dilakukan berdasarkan usia kehamilan. Bila

    te rd ap at renjatan, usia gestasi kurang dari 37 minggu, taksiran Berat Janin kurang dari 2500g, maka :

    - Bila perdarahan sedikit, rawat sampai sia kehamilan 3 7 m i n g g u , lalulakukan mobilisasi bertahap, beri

    kortikosteroid 12 mg IV/hari selama 3hari.

    - Bila perdarahan berulang, lakukan PDMO kolaborasi (PemeriksaanDalam Di atas Meja Operasi),

    bila ada kontraksi tangani seperti kehamilan preterm. Bila ti dak ada renjatan us ia gestaj i 37 minggu atau

    lebih, taksiran berat janin 2500g atau lebih lakukan PDMO, bila ternyata plasenta previa lakukan persalinan

    perabdominam, bila bukan usahakan partus pervaginam.

    B. Konsep Asuhan Keperawatan

    1. Pengkajian

    a. Pengumpulan data

    1) Anamnesa

    a) Identitas klien: Data diri klien meliputi : nama, umur, pekerjaan, pendidikan, alamat, medicalrecord dll.

    b) Keluhan utama : Gejala pertama; perdarahan pada kehamilan setelah 28 minggu/trimester III.

    - Sifat perdarahan; tanpa sebab, tanpa nyeri, berulang

    - Sebab perdarahan; placenta dan pembuluh darah yang robek; terbentuknya SBR,

    terbukanya osteum/ manspulasi intravaginal/rectal.

    - Sedikit banyaknya perdarahan; tergantung besar atau kecilnya robekan pembuluh darah dan placenta.

    c) Inspeksi

    - Dapat dilihat perdarahan pervaginam banyak atau sedikit.

    - Jika perdarahan lebih banyak; ibu tampak anemia.

    d) Palpasi abdomen

    - Janin sering belum cukup bulan; TFU masih rendah.

    - Sering dijumpai kesalahan letak

    - Bagian terbawah janin belum turun, apabila letak kepala biasanya kepala masih goyang/floating

    2) Riwayat Kesehatan

  • 5/19/2018 Askep Plasenta Previa

    6/11

    a) Riwayat Obstetri

    Memberikan imformasi yang penting mengenai kehamilan sebelumnyaagar perawat dapat

    menentukan kemungkinan masalah pada kehamilansekarang. Riwayat obstetri meliputi:

    - Gravida, para abortus, dan anak hidup (GPAH)

    - Berat badan bayi waktu lahir dan usia gestasi

    - Pengalaman persalinan, jenis persalinan, tempat persalinan, dan penolong persalinan

    - Jenis anetesi dan kesulitan persalinan

    - Komplikasi maternal seperti diabetes, hipertensi, infeksi, dan perdarahan.

    - Komplikasi pada bayi

    - Rencana menyusui bayi

    b) Riwayat mensturasi

    Riwayat yang lengkap di perlukan untuk menetukan taksiran persalinan(TP). TP ditentukanberdasarkan hari pertama haid terakhir (HPHT). Untuk men entuka n TP berd asarkan HPH t dapa t

    digunaka n rumus naeg le , ya itu ha ri ditambah tujuh, bulan dikurangi tiga, tahun disesuaikan.

    c) Riwayat Kontrasepsi

    Beberapa bentuk kontrasepsi dapat berakibat buruk pada janin, ibu, at a u keduanya. Riwayat

    kontrasepsi yang lengkap harus didapatkan pada saat kunjungan pertama. Pengguna an kont rase ps i

    oral sebelum kelahiran dan berlanjut pada kehamilan yang tidak diketahui dapat berakibat buruk pada

    pembentukan organ seksual pada janin.

    d) Riwayat penyakit dan operasi:

    Kondisi kronis sepert i dibet es melit us, hi pertens i, dan penyakit ginj al bisa berefek

    buruk pada kehamilan. Oleh karena itu, adanya riwayat infeksi, prosedur operasi, dan trauma pada persalinan

    sebelumnya harus di dokumentasikan

    3) Pemeriksaan fisik

    a) Umum

    Pemeriksaan fisik umum meliputi pemeriksaan pada ibu hamil:

    (1) Rambut dan kulit

    - Terjadi peningkatan pigmentasi pada areola, putting susu dan linea nigra.

    - Striae atau tanda guratan bisa terjadi di daerah abdomen dan paha.

    - Laju pertumbuhan rambut berkurang.Wajah

    (2) Mata : pucat, anemis

    (3) Hidung

    (4) Gigi dan mulut

  • 5/19/2018 Askep Plasenta Previa

    7/11

    (5) Leher

    (6) Buah dada / payudara

    - Peningkatan pigmentasi areola putting susu

    - Bertambahnya ukuran dan noduler

    (7) Jantung dan paru

    - Volume darah meningkat

    - Peningkatan frekuensi nadi

    - Penurunan resistensi pembuluh darah sistemik dan pembulu darah pulmonal.

    - Terjadi hiperventilasi selama kehamilan.

    - Peningkatan volume tidal, penurunan resistensi jalan nafas.

    - Diafragma meningga.

    -

    Perubahan pernapasan abdomen menjadi pernapasan dada.(8) Abdomen

    - Menentukan letak janin

    - Menentukan tinggi fundus uteri

    (9) Vagina

    - Peningkatan vaskularisasi yang menimbulkan warna kebiruan ( tanda Chandwick)

    - Hipertropi epithelium

    (10) System musculoskeletal

    - Persendian tulang pinggul yang mengendur

    - Gaya berjalan yang canggung

    - Terjadi pemisahan otot rectum abdominalis dinamakan dengan diastasis rectal

    b) Khusus

    (1) Tinggi fundus uteri

    (2) Posisi dan persentasi janin

    (3) Panggul dan janin lahir

    (4) Denyut jantung janin

    2. Diagnosa keperawatan

    a. Penurunan cardiac out put berhubungan dengan perdarahan dalam jumlah yang besar.

    b. Ansietas yang berhubungan dengan perdarahan kurangnya pengetahuan mengenai efek perdarahan dan

    menejemennya.

    c. Resiko tinggi cedera (janin) b/d Hipoksia jaringan / organ, profil darah abnormal, kerusakan system imun.

    3. Rencana keperawatan

  • 5/19/2018 Askep Plasenta Previa

    8/11

    NoDiagnosa

    Keperawatan

    Tujuan/Kriteria

    HasilIntervensi Rasional

    1 Penurunan kardiak

    output berhubungan

    dengan perdarahandalam jumlah yang

    besar

    Setelah

    dilakukkanya

    tindakankeperawatan 2 X 24

    jam diharapkan

    penurunan kardiak

    output tidak terjadi

    atau teratasi dengan

    kriteria hasil :

    Volume darah

    intravaskuler dan

    kardiak outputdapat diperbaiki

    sampai nadi,

    tekanan darah, nilai

    hemodinamik, serta

    nilai laboratorium

    menunjukkan tanda

    normal

    Kaji dan catat

    TTV, TD serta

    jumlahperdarahan.

    Bantu pemberian

    pelayanan

    kesehatan atau

    mulai sarankan

    terapi cairan IV

    atau terapi

    transfusi darahsesuai kebutuhan.

    Pengkajian yang

    akurat mengenai

    status hemodinamikmerupakan dasar

    untuk perencanaan,

    intervensi, evaluasi.

    Memperbaiki volume

    vaskuler

    membutuhkan terapi

    IV dan intervensi

    farmakologi.

    Kehilangan volumedarah harus

    diperbaiki untuk

    mencegah

    komplikasi seperti

    infeksi, gangguan

    janin dan gangguan

    vital ibu hamil.

    2 Ansietas

    berhubungan

    dengan kurangnya

    pengetahuan efek

    perdarahan dan

    manejemennya.

    Setelah dilakukan

    tindakan

    keperawatan

    selama 3 x 24

    diharapkan ansietas

    dapat berkurang

    dengan kriteria

    hasil :

    Pasangan dapat

    mengungkapkan

    harapannya dengan

    kata-kata tentang

    manajemen yang

    sudah

    direncanakan,

    sehingga dapat

    mengurangi

    kecemasan

    Terapi bersama

    pasangan dan

    menyatakan

    perasaan.

    Menentukan

    tingkat

    pemahaman

    pasangan tentang

    situasi dan

    manajemen yang

    sudah

    direncanakan.

    Berikan pasangan

    informasi tentang

    manajemen yang

    sudah

    direncanakan.

    Kehadiran perawat

    dan pemahaman

    secara empati

    merupakan alat terapi

    yang potensial untuk

    mempersiapkan

    pasangan untuk

    menanggulangi

    situasi yang tidak

    diharapkan.

    Hal yang diberikan

    perawat akan

    memperkuat

    penjelasan dokter

    dan untuk

    memberitahu dokter

    jika ada penjelasan

    yang penting.

  • 5/19/2018 Askep Plasenta Previa

    9/11

    pasangan. Pendidikan pasien

    yang diberikan

    merupakan cara yang

    efektif mencegah dan

    menurunkan rasacemas. Pengetahuan

    akan mengurangi

    ketakutan akan ha-

    hal yang tidak

    diketahui.

    3. Resiko tinggi

    cedera (janin) b/d

    hipoksia jaringan/

    organ,profil darahabnormal,kerusakan

    system imun.

    Kriteria evaluasi :

    Menunjukkan profil

    darah dengan

    hitung SDP, Hb,dan pemeriksaan

    koagulasi DBN

    normal.

    Kaji jumlah darah

    yang hilang.

    Pantau

    tanda/gejala syok

    Catat suhu,

    hitung SDP, dan

    bau serta warna

    rabas vagina,

    dapatkan kultur

    bila dibutuhkan.

    Catat

    masukan/haluaran

    urin. Catat berat

    jenis urin.

    Berikan heparin,

    bila diindikasikan

    Berikan antibiotic

    Hemoragi berlebihan

    dan menetap dapat

    mengancam hidup

    klien ataumengakibatkan

    infeksi pascapartum,

    anemia pascapartum,

    KID, gagal ginjal,

    atau nekrosis

    hipofisis yang

    disebabkan oleh

    hipoksia jaringan dan

    malnutrisi.

    Kehilangan darah

    berlebihan dengan

    penurunan Hb

    meningkatkan risiko

    klien untuk terkena

    infeksi.

    Penurunan perfusi

    ginjal mengakibatkan

    penurunan haluaran

    urin.

    Heparin dapat

    digunakan pada KID

    di kasus kematian

    janin, atau kematian

    satu janin pada

    kehamilan multiple,

  • 5/19/2018 Askep Plasenta Previa

    10/11

    secara parenteral atau untukmemblok

    siklus pembekuan

    dengan melindungi

    factor-faktor

    pembekuan danmenurunkan

    hemoragi sampai

    terjadi perbaikan

    pembedahan

    Mungkin

    diindikasikan untuk

    mencegah atau

    meminimalkan

    infeksi.

    4. Pelaksanaan

    Pelaksanaan keperawatan merupakan kegiatan yang dilakukan sesuai dengan rencana yang telah

    ditetapkan. Selama pelaksanaan kegiatan dapat bersifat mandiri dan kolaboratif. Selama melaksanakan

    kegiatan perlu diawasi dan dimonitor kemajuan kesehatan klien.

    5. Evaluasi

    Tahap penilaian atau evaluasi adalah perbandingan yang sistematik dan terencana tentang kesehatan

    klien dengan tujuan yang telah ditetapkan dilakukan dengan cara berkesinambungan dengan melibatkan klien

    dan tenaga kesehatan lainnya.

    Penilaian dalam keperawatan merupakan kegiatan dalam melaksanakan rencana kegiatan klien

    secara optimal dan mengukur hasil dari proses keperawatan.

    Penilaian keperawatan adalah mengukur keberhasilan dari rencana dan pelaksanaan tindakan

    perawatan yang dilakukan dalam memenuhi kebutuhan klien.

    Evaluasi dapat berupa : masalah teratasi dan masalah teratasi sebagian.

    6. Penkes

    Plasenta previa merupakan perdarahan di trimester ketiga dan jika tidak mendapat penanganan yang

    cepat bisa mendatangkan syok dan kematian. Asuhan keperawatan pada ibu hamil dengan komplikasi

    Plasenta previa dikategorikan pada asuhan keperawatan pada lingkup emergensi obstetri. Maka untuk

    meminimalkan keterlambatan tahap III yaitu tidak adekuatnya penanganan di fasilitas kesehatan diperlukan

    perawat yang sudah melalui pendidikan formal seperti perawat spesialis keperawatan maternitas.

    BAB III

  • 5/19/2018 Askep Plasenta Previa

    11/11

    PENUTUP

    A. Kesimpulan

    Perdarahan yang salah satunya disebabkan oleh plasenta previa, dapat menyebabkan kesakitan atau

    kematian baik pada ibu maupun pada janinnya. Faktor resiko yang juga penting dalam terjadinya plasenta

    previa adalah kehamilan setelah menjalani seksio sebelumnya ,kejadian plasenta previa meningkat 1% pada

    kehamilan dengan riwayat seksio. Kematian ibu disebabkan karena perdarahan uterus atau karena DIC

    (Disseminated Intravascular Coagulopathy). Sedangkan morbiditas/ kesakitan ibu dapat disebabkan karena

    komplikasi tindakan seksio sesarea seperti infeksi saluran kencing, pneumonia post operatif dan meskipun

    jarang dapat terjadi embolisasi cairan amnion (Hanafiah, 2004).

    Terhadap janin, plasenta previa meningkatkan insiden kelainan kongenital dan pertumbuhan janin

    terganggu sehingga bayi yang dilahirkan memiliki berat yang kurang dibandingkan dengan bayi yang lahir dari

    ibu yang tidak menderita plasenta previa. Risiko kematian neonatal juga meningkat pada bayi dengan plasentaprevia (Hanafiah, 2004).

    B. Saran

    1. Bagi Mahasiswa

    Diharapkan makalah ini dapat menambah pengetahuan mahasiswa dalam memberikan pelayanan

    keperawatan dan dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

    2. Bagi petugas-petugas Kesehatan

    Diharapkan dengan makalah ini dapat meningkatkan pelayanan kesehatan khususnya dalam bidang

    keperawatan sehingga dapat memaksimalkan kita untuk memberikan health education dalam perawatan luka

    perineum untuk mencegah infeksi