review plasenta previa

Upload: handre-putra

Post on 13-Jul-2015

210 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Placenta Previa

Oleh : dr. Handre Putra

PLASENTA PREVIA DEFINISI : Plasenta previa ialah plasenta yang letaknya abnormal, yaitu pada segmen-bawah uterus sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh pembukaan jalan lahir. Pada keadaan normal plasenta terletak di bagian atas uterus

Insiden Lebih kurang 1/3 kasus perdarahan antepartum adalah plasenta previa. Insiden berkisar 0,5-1% kehamilan.(6) Delapan puluh persen kasus adalah multipara. Insiden meningkat pada usia > 35 tahun, paritas tinggi, dan pada kehamilan kembar

PATOFISIOLOGI Plasenta previa diawali oleh implantasi embryo (embryonic plate) pada bagian bawah (cauda) uterus. Dengan menempelnya plasenta dan terus tumbuh, ostium uteri selanjutnya ditutupi oleh plasenta. Terdapat suatu defek vaskularisasi desidua, yang kemungkinan sekunder terhadap inflammasi atau perubahan atrofi

ETIOLOGIDiduga multifaktorial dan dipostulasi antara lain: Teori Dropping down Aktifitas khorionik yang persisten pada desidua kapsularis dan perkembangan selanjutnya menjadi plasenta kapsuler sehingga berkontak dengan desidua vera dari SBR dapat menjleaskan terjadinya plasenta previa lainnya. Defek pada desidua, mengakibatkan penyebaran villi khorionik pada daerah yang luas di dinding uterus untuk mencari makan. Selama proses ini tidak hanya plasenta menjadi membranasea tetapi juga meluas ke SBR. Permukaan plasenta yang luas seperti pada kehamilan kembar dapat meluas ke SBR.

FAKTOR FAKTOR PREDISPOSISI Umur dan paritas primigravida > 35 th lebih sering dari usia 10 gr%. Usia kehamilan < 37 minggu Perdarahan aktif pervagina tidak ada. Janin hidup.

EKSPEKTAN Tatalaksana ekspektan: Tirah baring: sekurang-kurangya 2-3 hari setelah perdarahan berhenti. Pemeriksaan: kadar Hb, golongan darah. Inspeksi secara periodik duk yang dipakai dan BJA Pemberian suplemen hematinik.

Terminasi ekspektan: Dilakukan sampai usia kehamilan 37 minggu, dimana pada saat ini janin cukup matur. Perdarahan berulang dan terus menerus Janin mati Janin dengan kelainan kongenital

AKTIFAKTIF. Indikasi pengobatan aktif adalah: Perdarahan terjadi pada usia kehamilan > 37 minggu Pasien dalam proses persalinan (inpartu) KU jelek pada saat masuk (perbaiki KU terlebih dahulu) Perdarahan berlanjut ke tingkat moderat Janin mati atau diketahui janin menderita kelainan kongenital yang berat.

AKTIFCARA PERSALINAN (1,2) Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap dan tindakan persalinan : jenis plasenta previa perdarahan: banyak atau sedikit tapi berulang keadaan umum ibu hamil keadaan janin: hidup, gawat, meninggal pembukaan jalan lahir paritas atau jumlah anak hidup fasilitas penolong dan rumah sakit

Persalinan pervaginam AmniotomiIndikasi amniotomi pada plasenta previa : Plasenta previa lateralis atau marginalis atau letak rendah, bila telah ada pembukaan Primigravida dengan plasenta previa lateralis atau marginalis dengan pembukaan 4 cm atau lebih Plasenta previa lateralis atau marginalis dengan janin yang sudah meninggal

Memasang cunam Willet Gausz Versi Braxton-Hicks Menembus plasenta diikuti dengan versi Baxton-Hicks atau Willet Gausz, sekarang tidak dilakukan lagi karena bahaya perdarahan banyak. Menembus plasenta dilakukan pada plasenta previa sentralis Metreurynter, memasukkan kantong karet yang diisi udara atau air sebagai tampon, cara ini sekarang tidak dipakai lagi

Persalinan perabdominam, dengan seksio sesareaIndikasi seksio sesarea pada plasenta previa : Semua plasenta previa sentralis, janin hidup atau meninggal. Semua plasenta lateralis posterior, karena perdarahan yang sulit dikontrol Semua plasenta previa dengan perdarahan yang banyak dan tidak berhenti dengan tindakan-tindakan yang ada Plasenta previa dengan panggul sempit, letak lintang

PROGNOSIS Karena dulu penanganan bersifat konservatif, maka mortalitas dan morbiditas ibu dan bayi tinggi, mortalitas ibu mencapai 8-10% dan mortalitas janin 50-80%. Sekarang penanganan relatif bersifat operatif dini, maka angka kematian dan kesakitan ibu dan perinatal jauh menurun. Kematian maternal menjadi 0,1-5% terutama disebabkan perdarahan, infeksi, emboli udara, dan trauma karena tindakan. Kematian perinatal juga turun menjadi 7-25%, terutama disebabkan oleh prematuritas, asfiksia, prolaps funikuli, dan persalinan buatan (tindakan)