askep persepsi sensorik pendengaran

22
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Telinga mempunyai reseptor khusus untuk mengenali getaran bunyi dan untuk keseimbangan. Ada tiga bagian utama dari telinga manusia, yaitu bagian telinga luar, telinga tengah, dan telinga dalam. Telinga luar berfungsi menangkap getaran bunyi, dan telinga tengah meneruskan getaran dari telinga luar ke telinga dalam. Reseptor yang ada pada telinga dalam akan menerima rarigsang bunyi dan mengirimkannya berupa impuls ke otak untuk diolah. Telinga mempunyai reseptor khusus untuk mengenali getaran bunyi dan untuk keseimbangan. Ada tiga bagian utama dari telinga manusia, yaitu bagian telinga luar, telinga tengah, dan telinga dalam. Telinga luar berfungsi menangkap getaran bunyi, dan telinga tengah meneruskan getaran dari telinga luar ke telinga dalam. Reseptor yang ada pada telinga dalam akan menerima rarigsang bunyi dan mengirimkannya berupa impuls ke otak untuk diolah. Trauma telinga adalah kompleks, sebagai agen berbahaya yang berbeda dapat mempengaruhi berbagai bagian telinga. Para agen penyebab trauma telinga termasuk faktor mekanik dan termal, cedera kimia, dan perubahan tekanan. Tergantung pada jenis trauma, baik

Upload: rus-ikuyz

Post on 19-Oct-2015

78 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Askep Persepsi Sensorik Pendengarankunjungi http://warungbidan.blogspot.com/

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANGTelinga mempunyai reseptor khusus untuk mengenali getaran bunyi dan untuk keseimbangan. Ada tiga bagian utama dari telinga manusia, yaitu bagian telinga luar, telinga tengah, dan telinga dalam. Telinga luar berfungsi menangkap getaran bunyi, dan telinga tengah meneruskan getaran dari telinga luar ke telinga dalam. Reseptor yang ada pada telinga dalam akan menerima rarigsang bunyi dan mengirimkannya berupa impuls ke otak untuk diolah. Telinga mempunyai reseptor khusus untuk mengenali getaran bunyi dan untuk keseimbangan. Ada tiga bagian utama dari telinga manusia, yaitu bagian telinga luar, telinga tengah, dan telinga dalam. Telinga luar berfungsi menangkap getaran bunyi, dan telinga tengah meneruskan getaran dari telinga luar ke telinga dalam. Reseptor yang ada pada telinga dalam akan menerima rarigsang bunyi dan mengirimkannya berupa impuls ke otak untuk diolah. Trauma telinga adalah kompleks, sebagai agen berbahaya yang berbeda dapat mempengaruhi berbagai bagian telinga. Para agen penyebab trauma telinga termasuk faktor mekanik dan termal, cedera kimia, dan perubahan tekanan. Tergantung pada jenis trauma, baik eksternal, tengah, dan / atau telinga bagian dalam bisa terluka.

1.2 RUMUSAN MASALAH1. Apa pengertianTrauma telinga ?2. Apa etiologi Trauma telinga ?3. Apa saja menifestasi klinis dari Trauma telinga ?4. Apa komplikasi Trauma telinga ?5. Bagaimana patofisiologi Trauma telinga ?6. Apa saja pemeriksaan penunjang Trauma telinga ?7. Bagaimana pencegahan dan penatalaksanaan dari Trauma telinga ?8. Bagaimana konsep asuhan keperawatan Trauma telinga ? 1.3 TUJUAN1.3.1 Tujuan Umum\Mahasiswa dapat melakukan asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan Trauma telinga.

1.3.2 Tujuan KhususSecara khusus ''Asuhan Keperawatan Klien dengan Trauma telinga'', ini disusun supaya :1. Mahasiswa dapat mengetahui pengertian Trauma telinga 2. Mahasiswa dapat mengetahui etiologi Trauma telinga 3. Mahasiswa dapat mengetahui menifestasi klinis dari Trauma telinga4. Mahasiswa dapat mengetahui komplikasi Trauma telinga5. Mahasiswa dapat mengetahui patofisiologi Trauma telinga6. Mahasiswa dapat mengetahui pemeriksaan penunjang Trauma telinga7. Mahasiswa dapat mengetahui pencegahan dan penatalaksanaan dari Trauma telinga8. Mahasiswa dapat mengetahui konsep asuhan keperawatan Trauma telinga

BAB IITINJAUAN TEORI

2.1 PENGERTIANTelinga adalah organ penginderaan dengan fungsi ganda dan kompleks (pendengaran dan keseimbangan) . Indera pendengaran berperan penting pada partisipasi seseorang dalam aktivitas kehidupan sehari-hari. Sangat penting untuk perkembangan normal dan pemeliharaan bicara, dan kemampuan berkomunikasi dengan orang lain melalui bicara tergantung pada kemampuan mendengar.Trauma telinga adalah kompleks, sebagai agen berbahaya yang berbeda dapat mempengaruhi berbagai bagian telinga. Para agen penyebab trauma telinga termasuk faktor mekanik dan termal, cedera kimia, dan perubahan tekanan. Tergantung pada jenis trauma, baik eksternal, tengah, dan / atau telinga bagian dalam bisa terluka.

2.2 ETIOLOGI 1. Faktor kesengajaan, biasanya terjadi pada anak-anak balita.2. Faktor kecerobohan sering terjadi pada orang dewasa sewaktu menggunakan alat-alat pembersih telinga misalnya kapas, tangkai korek api atau lidi yang tertinggal di dalam telinga.3. Faktor kebetulan terjadi tanpa sengaja dimana benda asing masuk kedalam telinga contoh masuknya serangga, kecoa, lalat dan nyamuk.

2.3 MENIFESTASI KLINISEfek dari trauma tersebut tersebut ke adalah dapat berkisar dari tanpa gejala sampai dengan gejala nyeri berat dan adanya penurunan pendengaran.Trauma liang telinga umumnya disebabkan oleh kesalahan sewaktu membersihkan telinga dengan cotton bud atau alat pembersih telinga lainnya. Akibatnya terjadi luka atau hematoma pada kulit liang telinga.

1. Merasa tidak enak ditelinga :Karena benda asing yang masuk pada telinga, tentu saja membuat telinga merasa tidak enak, dan banyak orang yang malah membersihkan telinganya, padahal membersihkan akan mendoraong benda asing yang mauk kedalam menjadi masuk lagi.2. TersumbatKarena terdapat benda asing yang masuk kedalam liang telinga, tentu saja membuat telinga terasa tersumbat.3. Pendengaran tergangguBiasanya dijumpai tuli konduktif namun dapat pula bersifat campuran. Beratnya ketulian tergantung dari besar dan letak perforasi membran timpani serta keutuhan dan mobilitas sistem pengantaran suara ke telinga tengah.4. Rasa nyeri telinga (otalgia)Nyeri dapat berarti adanya ancaman komplikasi akibat hambatan pengaliran sekret, terpaparnya durameter atau dinding sinus lateralis, atau ancaman pembentukan abses otak.

2.4 KOMPLIKASIAkibat Trauma telinga yaitu akan terjadi komplikasi, yaitu tulang rawan hancur dan menciut serta keriput, sehingga terjadi telinga lisut (cauliflower ear).(Helmi Sosialisman dkk,2004)

2.5 PATOFISIOLOGI1 Trauma liang telinga umumnya disebabkan oleh kesalahan sewaktu membersihkan telinga dengancotton budatau alat pembersih telinga lainnya. Akibatnya terjadi luka atau hematoma pada kulit liang telinga.2 Benda asing yang masuk ke telinga biasanya disebabkan oleh beberapa factor antara lain pada anak anak yaitu factor kesengajaan dari anak tersebut, factor kecerobohan misalnya menggunakan alat-alat pembersih telinga pada orang dewasa seperti kapas, korek api ataupun lidi.3 Masuknya benda asing ke dalam telinga yaitu ke bagian kanalis audiotorius eksternus akan menimbulkan perasaaan tersumbat pada telinga, sehingga klien akan berusaha mengeluarkan benda asing tersebut. Namun, tindakan yang klien lakukan untuk mengeluarkan benda asing tersebut sering kali berakibat semakin terdorongnya benda tersebut ke bagian tulang kanalis eksternus sehingga menyebabkan laserasi kulit dan melukai membrane timpani. Akibat dari laserasi kulit dan lukanya membrane timpanai, akan menyebabkan gangguan pendengaran , rasa nyeri telinga atau otalgia dan kemungkinan adanya risiko terjadinya infeksi.

2.6 PEMERIKSAAN PENUNJANG1. Pemeriksaan dengan Otoskopika. Mekanisme: Bersihkan serumen Lihat kanalis dan membran timpanib. Interpretasi: Warna kemerahan, bau busuk dan bengkak menandakan adanya infeksi Warna kebiruan dan kerucut menandakan adanya tumpukan darah dibelakang gendang. Kemungkinan gendang mengalami robekan.

2. Pemeriksaan KetajamanTest penyaringan sederhanaa. Lepaskan semua alat bantu dengarb. Uji satu telinga secara bergiliran dengan cara tutup salah satu telingac. Berdirilah dengan jarak 30 cmd. Tarik nafas dan bisikan angka secara acak (tutup mulut)e. Untuk nada frekuensi tinggi: lakukan dgn suara jam

3. Uji Ketajaman Dengan Garpu TalaUji webera. Menguji hantaran tulang (tuli konduksi)b. Pegang tangkai garpu tala, pukulkan pada telapak tanganc. Letakan tangkai garpu tala pada puncak kepala pasien.d. Tanyakan pada pasien, letak suara dan sisi yang paling keras.

2.7 PENATALAKSANAAN MEDIS1. Pasien diistirahatkan duduk atau berbaring2. Atasi keadaan kritis ( tranfusi, oksigen, dan sebagainya )3. Bersihkan luka dari kotoran dan dilakukan debridement,lalu hentikan perdarahan4. Pasang tampon steril yang dibasahi antiseptik atau salep antibiotik.5. Periksa tanda-tanda vital6. Pemeriksaan otoskopi secara steril dan dengan penerangan yang baik, bila mungkin dengan bantuan mikroskop bedah atau loup untuk mengetahui lokasi lesi.7. Pemeriksaan radiology bila ada tanda fraktur tulang temporal. Bila mungkin langsung dengan pemeriksaan CT scan.

2.8 PENCEGAHANHigienisitas yang baik seperti mencuci tangan secara teratur, dapat mencegah terjadinya infeksi aurikula, pasien dilarang menyentuh telinganya dan kuku harus dipotongpendek. (Helmi Sosialisman dkk,2004)

BAB IIIKONSEP ASUHAN KEPERAWATAN TRAUMA TELINGA

3.1 Pengkajian 1. Identitas PasienRiwayat kesehatana. Keluhan UtamaBiasanya klien mengeluh adanya nyeri, apalagi jika daun telinga disentuh. Didalam telinga terasa penuh karena adanya penumpukan serumen atau disertai pembengkakan.Terjadi gangguan pendengaran dan kadang-kadang disertai demam.Telinga juga terasa gatal.b. Riwayat penyakit sekarangWaktu kejadian, penyebab trauma, posisi saat kejadian, status kesadaran saat kejadian, pertolongan segera yang diberikan setelah kejadianc. Riwayat penyakit dahuluPernah mengalami nyeri pada telinga sebelumnya.d. Riwayat penyakit keluargaTidak ada salah satu keluarga yang mengalami sakit telinga.

2. Pemeriksaan Fisika. InspeksiInspeksi keadaan umum telinga, pembengkakan pada MAE (meatusauditorius eksterna) perhatikan adanya cairan atau bau, warna kulit telinga,penumpukan serumen, tonjolan yang nyeri dan berbentuk halus, serta adanya peradangan.b. PalpasiPalpasi, Lakukan penekanan ringan pada daun telinga, jika terjadi respon nyeridari klien, maka dapat dipastikan klien menderita otitis eksternasirkumskripta (furunkel).

3.2 Diagnosa Keperawatan1. Nyeri berhubungan dengan proses inflamasi.2. Gangguan sensori persepsi (auditori) berhubungan dengan perubahan sensori persepsi3. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang terpaparnya informasi tentang penyakit, pengobatan.

3.3 Rencana KeperawatanDiagnosis keperawatanTujuan dan Kriteria HasilIntervensiRasional

Nyeri berhubungan dengan proses inflamasi

Tujuan :Setelah diberikan tindakan keperawatan rasa nyeri pasien dapat berkurang,Kriteria hasil:- Melaporkan nyeri berkurang/ terkontrol.- Menunjukkan ekspresi wajah/ postur tubuh rileks.1. Observasi keluhan nyeri, perhatikan lokasi atau karakter dan intensitas skala nyeri (0-5)2. Ajarkan tehnik relaksasi progresif, nafas dalam guided imagery.3. Kolaborasi: Berikan obat analgetik sesuai indikasi1Dapat mengidentifikasi terjadinya komplikasi dan untuk intervensi selanjutnya.

2 Membantu klien untuk mengurangi persepsi nyeri atau mangalihkan perhatian klien dari nyeri.3 Membantu mengurangi nyeri

Diagnosa keperawatanTujuan dan Kreteria HasilIntervensiRasional

Gangguan sensori persepsi (auditori) b.d. perubahan sensori persepsi

Tujuan : Setelah diberikan tindakan keperawatan diharapkan ketajaman pendengaran pasien meningkatKriteriaHasil : Pasien dapat mendengar dengan baik tanpa alat bantu pendengaran, mampu menentukan letak suara dan sisi paling keras dari garputala, membedakan suara jam dengan gesekan tangan- Pasien tidak meminta mengulang setiap pertanyaan yang diajukan kepadanya

Observasi ketajaman pendengaran, catat apakah kedua telinga terlibat.

Berikan lingkungan yang tenang dan tidak kacau, jika diperlukan seperti musik lembut.

Anjurkan pasien dan keluarganya untuk mematuhi program terapi yang diberikanMengetahui tingkat ketajaman pendengaran pasien dan untuk menentukan intervensi selanjutnya.Membantu untuk menghindari masukan sensori pendengaran yang berlebihan dengan mengutamakan kualitas tenang.

Mematuhi program terapi akan mempercepat proses penyembuhan.

Diagnosa keperawatanTujuan dan Kriteria HasilIntervensiRasional

Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang terpaparnya informasi tentang penyakit, pengobatan

Tujuan :Setelah diberikan tindakan keperawatan, diharapkan terjadi peningkatan pengetahuan mengenai kondisi dan penanganan yang bersangkutan Kreteria hasil :- Melaporkan pemahaman mengenai penyakit yang dialami- -Menanyakan tentang pilihan terapi yang merupakan petunjuk kesiapan belajarKaji tingkat pengetahuan pasien.

Berikan informasi pada pasien tentang perjalanan penyakitnya.Berikan penjelasan pada pasien tentang setiap tindakan keperawatan yang diberikan.Mengetahui tingkat pemahaman dan pengetahuan pasien tentang penyakitnya serta indikator dalam melakukan intervensiMeningkatkan pemahaman klien tentang kondisi kesehatanMengurangi tingkat kecemasan dan membantu meningkatkan kerjasama dalam mendukung program terapi yang diberikan

BAB IVPENUTUP

4.1 KesimpulanTelinga adalah organ penginderaan dengan fungsi ganda dan kompleks (pendengaran dan keseimbangan) . Indera pendengaran berperan penting pada partisipasi seseorang dalam aktivitas kehidupan sehari-hari. Sangat penting untuk perkembangan normal dan pemeliharaan bicara, dan kemampuan berkomunikasi dengan orang lain melalui bicara tergantung pada kemampuan mendengar.Trauma telinga adalah kompleks, sebagai agen berbahaya yang berbeda dapat mempengaruhi berbagai bagian telinga. Para agen penyebab trauma telinga termasuk faktor mekanik dan termal, cedera kimia, dan perubahan tekanan. Tergantung pada jenis trauma, baik eksternal, tengah, dan / atau telinga bagian dalam bisa terluka.

4.2 SaranMahasiswa harus mampu memahami mengenai pengertian, penyebab, penatalaksanaan prikondritis, agar dalam menjalankan proses keperawatan dapat membuat intervensi dan menjalankan implementasi dengan tepat sehingga mencapai evaluasi dan tingkat kesembuhan yang maksimal pada klien perikondritis. Selain itu Mahasiswa juga dapat memperbanyak ilmu dengan mengunjungi seminar dan membaca dari berbagai sumber.

DAFTAR PUSTAKA

Alvi A, Bereliani A 4th. Trauma to the temporal bone: diagnosis and management of complications. J Craniomaxillofac Trauma 1996:2:36-48

Sosialisman, Helmi. KelainanTelingaLuar. In :Soepardi E.A., Iskandar N. 2004. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala Leher. Edisi 5. Jakarta. Balai Penerbit FKUI;.P.45.

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta salam semoga tercurah limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita semua ke jalan kebenaran yang diridhoi Allah SWT.Maksud penulis membuat makalah ini adalah untuk dapat lebih memahami tentang Fisiologi Persalinan Kala I, II, III dan IV yang akan sangat berguna terutama untuk mahasiswa. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini banyak sekali kekurangannya baik dalam cara penulisan maupun dalam isi. Mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat, khususnya bagi penulis yang membuat dan umumnya bagi yang membaca makalah ini. Amin.

Sukabumi, November 2013

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR iDAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang 11.2 Rumusan Masalah 2 1.3 Tujuan Penulisan 2

BAB II TINJAUAN TEORI2.1 Pengertian 32.2 Etiologi 32.3 Menifestasi Klinis 42.4 Komplikasi 42.5 Patofisiologi 42.6 Pemeriksaan Penunjang 52.7 Penatalaksanaan dan Pencegahan 52.8 Pencegahan 6

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN3.1 Pengkajian 73.2 Diagnosa Keperawatan 73.3 Rencana Keperawatan 7

BAB IV PENUTUP4.1 Kesimpulan 114.2 Saran 11

DAFTAR PUSTAKA