sistem sensorik b9

28
LAPORAN FISIOLOGI BLOK PANCA INDERA Kelompok B-09 Ketua : Tyas Aulia 1102010281 Sekretaris : Maya Yulindhini 1102010159 Anggota : Ratu Nur Annisa Shafira 1102010233 Rika Yuliana 1102009246 Milka Anisya N 1102010166 Mutiara Fadhila 1102010192 Muvinda Y. Putri 1102010195 Nidia Ranah Azmi Lubis 1

Upload: shafiraalfitri

Post on 12-Aug-2015

503 views

Category:

Documents


14 download

TRANSCRIPT

Page 1: Sistem Sensorik b9

LAPORAN FISIOLOGI

BLOK PANCA INDERA

Kelompok B-09

Ketua : Tyas Aulia 1102010281

Sekretaris : Maya Yulindhini 1102010159

Anggota : Ratu Nur Annisa Shafira 1102010233

Rika Yuliana 1102009246

Milka Anisya N 1102010166

Mutiara Fadhila 1102010192

Muvinda Y. Putri 1102010195

Nidia Ranah Azmi Lubis 1102010205

Sandra Aldira 1102010262

Silmi Arfiyani 1102010269

UNIVERSITAS YARSI

FAKULTAS KEDOKTERAN

TAHUN PELAJARAN 2012-2013

1

Page 2: Sistem Sensorik b9

SISTEM SENSORIK

Tujuan PraktikumPada akhir latihan ini, mahasiswa harus dapat:1. Membedakan perasaan subjektif panas dan dingin.2. Menetapkan adanya titik-titik panas, dingin, tekan dan nyeri dikulit.3. Memeriksa daya menentukan tempat rangsangan taktil (lokalisasi taktil).4. Memeriksa daya membedakan dua titik tekan (diskriminasi taktil) pada perangsangan

serentak (simultan) dan perangsangan berurutan (suksetif).5. Menentukan adanya perasaan iringan dan menerangkan mekanisme terjadinya (after image).6. Memeriksa daya membedakan berbagai sifat benda:

a. Kekerasan permukaanb. Bentukc. Bahan pakaian

7. Memeriksa daya menetukan sikap anggota tubuh.8. Mengukur waktu reaksi.9. Menyebutkan faktor-faktor sikap anggota tubuh.Alat yang diperlukan1. 3 waskom dengan air bersuhu 20˚C, 30˚C dan 40˚C.2. Gelas beker dan termometer kimia.3. Alkohol atau eter.4. Es.5. Kerucut kuningan + bejana berisi kikiran kuningan + estesiometer rambut Frey dan jarum.6. Pensil + jangka + pelbagai jenis amplas + benda-benda kecil + bahan-bahan pakaian.7. Mistar pengukur reaksi.Teori Dasar

Fungsi sel saraf adalah mengirimkan impuls yang berupa rangsang. Setiap neuron terdiri dari satu badan sel yang di dalamnya terdapat sitoplasma dan inti sel. Dari badan sel keluar dua macam serabut saraf, yaitu dendrit dan akson (neurit). Setiap neuron hanya mempunyai satu akson dan minimal satu dendrit. Kedua serabut saraf ini berisi plasma sel. Pada bagian luar akson terdapat lapisan lemak disebut mielin yang merupakan kumpulan sel Schwann yang menempel pada akson.

Berdasarkan struktur dan fungsinya, sel saraf dapat dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu sel saraf sensorik, sel saraf motorik, dan sel saraf intermediet.a. Sel saraf sensorik berfungsi menghantar impuls dari reseptor ke sistem saraf pusat, yaitu otak

(ensefalon) dan sumsum belakang (medula spinalis). Ujung akson dari saraf sensori berhubungan dengan saraf asosiasi (intermediet).

b. Sel saraf motorik berfungsi mengirim impuls dari sistem saraf pusat ke otot atau kelenjar yang hasilnya berupa tanggapan tubuh terhadap rangsangan. Badan sel saraf motorik berada di sistem saraf pusat. Dendritnya sangat pendek berhubungan dengan akson saraf asosiasi, sedangkan aksonnya dapat sangat panjang.

c. Sel saraf intermediet atau sel saraf asosiasi. Sel ini dapat ditemukan di dalam sistem saraf pusat dan berfungsi menghubungkan sel saraf motorik dengan sel saraf sensorik. Sel saraf intermediet menerima impuls dari reseptor sensori atau sel saraf asosiasi lainnya.

2

Page 3: Sistem Sensorik b9

Reseptor sensorik berupa sel-sel khusus atau proses sel yang memberikan informasi tentang kondisi di dalam dan diluar tubuh kepada susunan saraf pusat. Indera peraba dikulit adalah indera yang digunakan untuk merasakan sensitivitas temeperatur, nyeri, sentuhan, tekanan, getaran dan proprioseptif. NosiseptorReseptor nyeri /nosiseptor terletak pada daerah superficial kulit, kapsul sendi, dalam periostes tulang sekitar dinding pembuluh darah. Reseptor nyeri merupakan free nerve ending dengan daerah reseptif yang luas, sebagai hasilnya sering kali sulit membedakan sumber rasa nyeri yang tepat. Nosiseptor sensitif terhadap temperatur yang ekstrim, kerusakan mekanis dan kimia seperti mediator kimia yang dilepaskan sel yang rusak. Rangsangan pada dendrite di nosiseptor menimbulkan depolarisasi, bila segmen akson mencapai batas ambang dan terjadi potensial aksi di susunan saraf pusat. TermoreseptorTemperatur reseptor/termoreseptor merupakan free nerve ending yang terletak pada dermis, otot skeletal, liver, hipotalamus. Reseptor dingin tiga/empat kali lebih banyak daripada reseptor panas. Tidak ada strukur yang membedakan reseptor dingin dan panas. Sensasi temperature diteruskan pada jalur yang sama dengan sensasi nyeri. Termoreseptor merupakan phasic reseptor, aktif bila temperatur berubah, tetapi cepat beradaptasi menjadi temperatur yang stabil. MekanoreseptorMekanoreseptor sangat sensitif terhadap rangsangan yang terjadi pada membran sel. Membran sel memiliki regulasi mekanis ion channel dimana bias terbuka ataupun tertutup bila ada respon terhadap tegangan, tekanan dan yang bias menimbulkan kelainan pada membrane. Terdapat tiga jenis mechanoreseptor antara lain:

- Tactile reseptor memberikan sensai sentuhan, tekanan dan getaran. Sensasi sentuhan memberikan inforamsi tentang bentuk atau tekstur, dimana tekanan memberikan sensasi derajat kelainan mekanis. Sensasi getaran memberikan sensasi denyutan/ debaran.

- Baroreseptor untuk mendeteksi adanya perubahan tekanan pada dinding pembuluh darah dan pada tractus digestivus, urinarius dan sistem reproduksi.

- Proprioseptor untuk memonitor posisi sendi dan otot, hal ini merupakan struktur dan fungsi yang kompleks pada reseptor sensoris.

KemoreseptorKemoreseptor tidak mengirim informasi pada korteks primer sensoris, jadi kita tidak tahu adanya sensasi yang diberikan kepada reseptor tersebut. Saat informasi datang lalu diteruskan menuju batang otak yang merupakan pusat otonomik yang mengatur pusat respirasi dan fungsi cardiovascular.Tata Kerja

I. Perasaan subyektif panas dan dingin 1. Sediakan 3 waskom yang masing-masing berisi air dengan suhu 20˚C, 30˚C dan 40˚C.2. Masukkan tangan kanan kedalam air bersuhu 20˚C dan tangan kiri kedalam air bersuhu 40˚C

untuk ± 2 menit. Catat kesan apa yang saudara alami.3. Kemudian masukkan segera kedua tangan itu serentak kedalam air bersuhu 30˚C. Catat kesan

apa yang saudara alami.VII.1. Apakah ada perbedaan perasaan subyektif antara kedua tangan tersebut? Apa sebabnya?

3

Page 4: Sistem Sensorik b9

Tangan kanan terasa lebih panas dibandingkan dengan tangan kiri, karena perubahan suhu yang diterima oleh kulit.

4. Tiap perlahan-lahan kulit punggung tangan yang kering dari jarak ± 10 cm.5. Basahi sekarang kulit punggung tangan tersebut dengan air dan tiup sekali lagi dengan

kecepatan seperti diatas. Bnadingkan kesan yang saudara alami hasil tiupan pada sub 4 dan 5.6. Olesi sebagian kulit punggung tangan dengan alkohol atau eter.

VII.2. Apakah ada bedanya antara ke 3 hasil tindakan pada sub 4,5 dan 6? Apa sebabnya?Ada, pada tangan yang di olesi alkohol dingin terasa lebih lama.

Hasil Praktikum dan PembahasanOP. Sandra aldira (20 tahun)

Dari suhu rendah (20°) ke tinggi (30°) terasa hangat.Dari suhu tinggi (40°) ke rendah (30°) terasa dingin.

Hal ini terjadi karena pada saat waskom yang berisi air biasa ada pengurangan kalor pada tangan kiri (dari hangat sampai dingin) dan ada penambahan kalor pada tangan kanan (dari dingin sampai hangat). Pada kulit punggung tangan terasa lebih dingin setelah dibasahi dengan alcohol atau eter.

Kesimpulan Kulit berfungsi sebagai thermoreseptor, terdapat perbedaan subyektif antara rasa panas dan dingin. Untuk mendeteksi rasa panas melalui reseptor Ruffini’s dan untuk mendeteksi rasa dingin melalui reseptor Krause.

II. Titik-titik panas, dingin, tekan dan nyeri kulit 1. Letakkan punggung tangan kanan saudara diatas sehelai kertas dan tarik garis pada pinggir

tangan dan jari-jari sehingga terdapat lukisan tangan.2. Pilih dan gambarkan ditelapak tangan itu suatu daerah seluas 3 x 3 cm dan gambarkan pula

daerah itu dilukisan tangan pada kertas.3. Tutup mata orang percobaan dan letakkan punggung tangan kanannya santai di meja.4. Selidiki secara teratur menurut garis-garis sejajar titik-titik yang memberikan kesan panas

yang jelas pada telapak tangan tersebut dengan menggunakan kerucut kuningan yang telah dipanasi. Cara memanasi kerucut kuningan yaitu dengan menempatkannya dalam bejana berisi kikiran kuningan yang direndam dalam air panas bersuhu 50˚C. Tandai titik-titik panas yang diperoleh dengan tinta.

5. Ulangi penyelidikan yang serupa pada sub. 4 dengan kerucut kuningan yang telah didinginkan. Cara mendinginkan kerucut kuningan yaitu dengan menempatkannya dalam bejana berisi kikiran kuningan yang direndam dalam air es.

6. Selidiki pula menurut cara diatas titik-titik yang memberikan kesan tekan dengan menggunakan estesiometer rambut Frey dan titik-titik yang memberikan kesan nyeri pada jarum.

7. Gambarkan dengan simbol yang berbeda semua titik yang diperopleh pada lukisan tangan dikertas.

4

Page 5: Sistem Sensorik b9

VII.3. Menurut teori, kesan apakah yang akan diperoleh bila titik dingin dirangsang oleh benda panas? Bagaimana keterangannya?Tidak terdapat reaksi karena pada titik tersebut hanya terdapat reseptor dingin dimana reseptor tersebut bekerja bila diberikan rangsangan dingin.

Hasil Praktikum dan PembahasanOP. Muvinda Y. putri ( 20 tahun)

KesimpulanBerdasarkan hasil percobaan pada o.p dapat menyimpukan bahwa sensasi titik panas dan dingin dapat teraba jelas berada pada daerah tengan dari pada tangan. Disini terlihat bahwa reseptor-reseptor panas dan dingin pada daerah tangan terbanyak terletak pada daerah tengah, dan juga bukan karena reseptor-resptor panas dingin saja yang banyak tetapi juga karena di daerah tengah tangan sedikit lebih curam, ini menandakan disana lebih sedikit jaringan lemaknya sehingga sensasi titik panas dan dingin lebih terasa.

III. Lokalisasi Taktil 1. Tutup mata orang percobaan dan tekankan ujung pensil pada suatu titik dikulit ujung jarinya.2. Suruh sekarang orang percobaan melokalisasi tempat yang baru dirangsang tadi dengan

ujung sebuah pensil pula.3. Tetapkan jarak antara titik rangsang dan titik yang ditunjuk.4. Ulangi percobaan ini sampai 5 kali dan tentukan jarak rata-rata untuk kulit ujung jari, telapak

tangan, lengan bawah, lengan atas dan tengkuk.VII.4. Apakah kemampuan lokalisasi taktil seseorang sama besarnya untuk seluruh bagian tubuh? Kemampuan lokalisasi taktil pada seluruh bagian tubuh berbeda-beda. Reseptor taktil adalah mekanoreseptor. Reseptor taktil yang berbeda memiliki kepekaan dan

5

Page 6: Sistem Sensorik b9

kecepatan mengirim impuls yang berbeda pula, seperti pada ujung jari dan bibir yang akan lebih sensitif terhadap rangsangan dibanding telapak tangan, lengan atas dan tengkuk.

V.II.5. Apakah istilah kemampuan seseorang untuk menentukan tempat rangsangan taktil? Lokalisasi taktil/ TPL (Two Point Localization)

Hasil Praktikum dan PembahasanOP. Muvinda Y.putri (20 tahun)

Lokalisasi taktilJarak titik di kulit ujung jari = 0 cmJarak titik di telapak tangan = 0,6 cmJarak titik di lengan bawah = 1cmJarak titik di lengan atas = 1 cmJarak titik di tengkuk = 2,5 cm

Dari data yang didapatkan lokalisasi taktil yang dilakukan normal. Hampir semua informasi mengenai sentuhan, tekanan, dan getaran masuk ke korda spinalis melalui akar dorsal saraf spinal yang sesuai.

Kesimpulan Kemampuan lokalisasi taktil seseorang tidak sama besar pada seluruh bagian tubuh. Reseptor taktil yang berbeda memiliki kepekaan dan kecepatan mengirim impuls yang berbeda pula.

IV. Diskriminasi Taktil 1. Tentukan secara kasar ambang membedakan dua titik untuk ujung jari dengan menempatkan

kedua ujung sebuah jangka secara serentak (simultan) pada kulit ujung jari.2. Dekatkan kedua ujung jangka itu sampai dibawah ambang dan kemudian jauhkan berangsur-

angsur sehingga kedua ujung jangka itu tepat dapat dibedakan sebagai 2 titik.VII.6. Bagaimana caranya saudara mengatahui bahwa jarak antar kedua ujung jangka dibawah ambang diskriminasi taktil?Ketajaman taktil relatif suatu bagian dapat ditentukan dengan uji ambang diskriminasi 2 titik. Apabila 2 ujung dari jangka tersebut ditempelkan ke permukaan kulit dan merangsang 2 medan reseptif yang berbeda, maka dirasakan 2 titik terpisah. Namun jika kedua ujung jangka tersebut menempel di permukaan kulit dan merangsang medan reseptif yang sama, akan dirasakan sebagai 1 titik. Ambang 2 titik berkisar dari 2mm di ujung jari, dan 48mm di kulit betis yang diskriminasinya paling rendah.

3. Ulangi percobaan ini dari suatu jarak permulaan diatas ambang. Ambil angka ambang terkecil sebagai ambang diskriminasi taktil tempat itu.

4. Lakukan percobaan diatas sekali lagi, tetapi sekarang dengan menempatkan kedua ujung jangka secara berturut-turut (suksetif).

5. Tentukan dengan cara yang sama (simultan dan suksetif) ambang membedakan dua titik ujung jari, tengkuk, bibir, pipi dan lidah.

6

Page 7: Sistem Sensorik b9

6. Berikan sekarang jarak kedua ujung jangka yang sebesar-besarnya yang masih dirasakan oleh kulit pipi depan telinga sebagai satu titik. Dengan jarak ini gerakan jangka itu dengan ujungnya pada kulit kearah pipi muka, bibir atas dan bibir bawah. Arah gerakan harus tegak lurus terhadap garis yang menghubungkan kedua ujung jangka.

7. Catat apa yang saudara alami.

Hasil Praktikum dan PembahasanOP. Silmi arfiani (20 tahun)

Diskriminasi taktilUjung jari = 0,4 cmTengkuk = 0,3 cmBibir = 0,7 cmPipi = 0,6 cmLidah = 0,5 cm

Dari data yang didapatkan dari praktikum diskriminasi taktil, apabila kedua titik menyentuh lapangan reseptif yang sama, keduanya akan dirasakan sebagai satu titik. TPL (Two Point Localization) lebih peka pada bagian yang menonjol, seperti bibir, pipi. Jarak tusuk 1 dan 2 tergantung waktu, jadi waktu mempengaruhi sehingga ada penyebaran sensasi. Kesimpulan Dikriminasi titik merupakan kemampuan membedakan rangsangan kulit oleh satu ujung benda dari dua ujung disebut diskriminasi dua titik. Berbagai daerah tubuh bervariasi dalam kemampuan membedakan dua titik pada tingkat derajat pemisahan bervariasi.

V. Perasaan Iringan (After image) 1. Letakkan sebuah pensil antara kepala dan daun telinga dan biarakan ditempat itu selama

saudara melakukan percobaan VI.2. Setelah saudara selesai dengan percobaan VI angkatlah pensil dari telinga saudara dan

apakah yang saudara rasakan setelah pensil itu diambil.VII.7. Bagaimana mekanisme terjadinya perasaan iringan?Hal ini dapat terjadi karena adanya reseptor fasik yang cepat beradaptasi. Karena cepatnya beradaptasi reseptor yang mencakup reseptor taktil ini, maka titik yang terus menerus diletakkan pensil atau menggunakan jam tangan, akan tidak dirasakan lagi karena sudah terbiasa dan karena adaptasi cepat reseptor ini.

Hasil Praktikum dan PembahasanOP. Sandra aldira ( 20 tahun)OP merasakan perbedaan pada telinga, op merasa ada yang hilang dari atas daun teling saat pensil diambil. Telinga beradaptasi dengan adanya pulpen atau pensil, daun telinga tidak terasa seperti memakai pulpen atau pensil. Ketika pulpen atau pensil dilepas seperti ada yang hilang karena beratnya sudah konstan atau sudah biasa atau sudah kembali. Adanya adaptasi reseptor terhadap rangsangan benda yang dihasilkan melalui tekanan, getaran dan sifat fisik benda, mengakibatkan kita terbiasa dalam memakai benda tersebut.

Kesimpulan

7

Page 8: Sistem Sensorik b9

Sensasi merupakan suatu perasaan yang timbul sebagai akibat adanya stimulus reseptor. Sensasi yang berlangsung secara terus menerus disebut sensasi beriringan (after image).

VI. Daya Membedakan Berbagai Sifat Benda

A. Kekasaran permukaan benda1. Dengan mata tertutup suruh orang percobaan meraba-raba permukaan ampelas yang derajat

kekasaran yang berbeda-beda.2. Perhatikan kemampuan orang percobaanm untuk membedakan derajat kekasaran ampelas.

Hasil praktikumOP. Sandra aldira ( 20 tahun)Dari 3 kain yang diberikan op dapat menyusun letak kebenaran dari kasar sampai ke yang halus dengan benar. Sehingga dapat disimpulkan kemampuan membedakan derajat kekasaran pada op normal. Kesimpulan Kemampuan dapat membedakan berbagai sifat benda menunjukkan bahwa sifat sensoris baik.

B. Bentuk benda1. Dengan mata tertutup suruh orang percobaan memegang-megang benda-benda kecil yang

saudara berikan.2. Suruh orang percobaan menyebutkan nama/bentuk benda-benda itu.

Hasil praktikumOP. Sandra aldira ( 20 tahun)Dari 3 benda yang diberikan op dapat menyebutkan dan membedakan semua dengan benar. Sehingga dapat disimpulkan kemampuan membedakan bentuk benda pada op normal.

Kesimpulan Kita dapat membedakan benda-benda tanpa melihat bentuknya. Proses berperan adalah reseptor kinaesthesi. Bentuk dan berat benda dapat dibedakan dengan reseptor tekanan yang digeserkan. Pada tempat di mana tidak ada rambut, tetapi dengan kepekaan yang besar terdapat stimulus taktil, ternyata mempunyai corpuscullum tactus.

C. Bahan pakaian1. Dengan mata tertutup suruh orang percobaan meraba-raba bahan-bahan pakaian yang saudara

berikan.2. Suruh orang percobaan setiap kali menyebutkan jenis/bentuk benda-benda itu.

VII.8. Bila orang percobaan membuat kesalahan dalam membedakan sifat benda (ukuran, bentuk, berat, permukaan), apa kelainan neurologis yang dideritanya?Terjadi lesi pada lobus parietal yang tidak dominan gangguannya disebut “agnosia”. Jika pasien mempunyai daya visus normal dan tidak dapat mengenali benda disebut “agnosia visual”. Jika ketidakmampuan seorang pasien mengenali sebuah benda dengan palpasi tanpa adanya gangguan sensorik sebut “agnosia taktil”.

8

Page 9: Sistem Sensorik b9

Hasil PraktikumOP. Sandra aldira (20 tahun)Dari 3 kain yang diberikan op dapat menyebutkan jenis/benda yang diberikan dengan benar. Sehingga dapat disimpulkan kemampuan membedakan pada op normal.

Kesimpulan Kepekaan kulit yang berambut terhadap stimulus besar, sehingga diduga bahwa akhiran syaraf yang mengelilingi foliculus rambut adalah reseptor taktil.

VII. Tafsiran Sikap 1. Suruh orang percobaan duduk dan tutup mata.2. Pegang dan gerakan secara pasif lengan bawah orang percobaan kedekat kepala, kedekat

dadanya, kedekat lututnya dan akhirnya gantungkan disisi badannya.3. Tanyakan setiap kali sikap dan lokasi lengan orang percobaan.4. Suruh orang percobaan dengan telunjuknya menyentuh telinga, hidung dan dahinya dengan

perlahan-lahan setelah setiap kali mengangkat lurus lengannya.5. Perhatikan apakah ada kesalahan.

VII.9. Bila orang percobaan membuat kesalahan dalam melikalisasi tempat-tempat yang diminta, apa nama kelainan neurologis yang dideritanya?Apabila pasien tidak mampu mengenali tubuh pasien sendiri disebut “autopagnosia”. Jika pasien tidak mampu melakukan suatu gerakan volunter tanpa adanya gangguan dalam kekuatan, sensasi atau koordinasi motorik disebut “apraksia”, dan jika pasien dapat mendengar dan memahami perintah tetapi tidak dapat mengintegrasikan aktivitas motorik yang akan melakukan gerakan itu disebut “dispraksia”.

Hasil PraktikumOP. muvinda Y.putri (20 tahun)Dari hasil percobaan, op dapat meniru atau mengsingkronkan gerakan dengan tangannya. Sehingga dapat disimpulkan tafsiran sikap pada op normal.

Kesimpulan Seluruh mekanisme gerak yang terjadi di tubuh tak lepas dari peranan sistem saraf. Jika tafsiran sikap benar, maka daya menentukan sikap anggota tubuh baik.

VIII. Waktu Reaksi 1. Suruh orang percobaan duduk dan meletakkan lengan bawah dan tangannya ditepi meja

dengan ibu jari dan telunjuk berjarak 1 cm siap menjepit.2. Pemeriksa memegang mistar pengukur waktu reaksi pada titik hitam dengan menempatkan

garis tebal diantara dan setinggi ibu jari dan telunjuk orang percobaan tanpa menyentuh jari-jari orang percobaan.

3. Dengan tiba-tiba pemeriksa melepaskan mistar tersebut dan orang percobaan harus menangkap mistar itu dengan secepat-cepatnya. Ulangi percobaan ini sebanyak 5 kali.

4. Tetapkan waktu reaksi orang percobaan (rata-rata dari ke 5 hasil yang diperoleh).VII.10. Apa yang menentukan waktu reaksi seseorang? Waktu reaksi seseorang dipengaruhi kecepatan dalam merespon rangsangan dari luar. Pada ujung ujung perifer,

9

Page 10: Sistem Sensorik b9

neuron aferen memiliki reseptor yang memberitahu SSP mengenai perubahan yang dapat di deteksi atau rangsangan baik dari dunia luar maupun lingkungan dalam dengan membangkitkan potensial aksi sebagai respon terhadap rangsangan.

Hasil PraktikumOP. mutiara fadhila (20 tahun)Lepasan 1 = 0.19 detikLepasan 2 = 0.19 detikLepasan 3 = 0.21 detikLepasan 4 = 0.22 detikLepasan 5 = 0.18 detik

Rata-rata yang di peroleh = o .19+0.19+0.21+0.22+0.18

5 = 0.19 detik

Dari hasil data yang didapatkan terlihat gerak refleks berjalan sangat cepat dan tanggapan terjadi secara otomatis terhadap rangsangan, tanpa memerlukan kontrol dari otak. Jadi dapat dikatakan gerakan terjadi tanpa dipengaruhi kehendak atau tanpa disadari terlebih dahulu.

Kesimpulan Waktu reaksi seseorang ditentukan oleh kecepatan dan ketanggapannya.

VII.2.Sikap dan Keseimbangan Badan

Tujuan PraktikumPada akhir latihan ini, mahasiswa harus dapat:1. Mengemukakan berbagai reaksi perubahan sikap badan katak oleh perangsangan kanalis

semisirkularis dan reaksi “menegakkan badan” setelah ekstirpasi labirin.2. Menyebutkan beberapa faktor yang dapat mempengaruhi reaksi perubahan sikap diatas.3. Mendemonstrasikan kepentingan kedudukan kepala dan mata dalam mempertahankan

keseimbangan badan manusia.4. Mendemonstrasikan dan menerangkan pengaruh percepatan sudut :

a. Dengan kursi Barany terhadap- Gerakan bola mata- Tes penyimpangan penunjukan- Tes jatuh- Kesan (sensai)

b. Dengan berjalan mengelilingi statifAlat dan binatang percobaan yang diperlukan :1. Katak2. Papan fiksasi katak + gelas beker3. Ether + kapas + jarum pentul4. Skapel + gunting halus + pinset halus + bor halus5. Kursi putar barany

10

Page 11: Sistem Sensorik b9

6. Tongkat atau statif yang panjang.7. Bak berisi air.

Teori DasarAparatus vestibular merupakan organ yang berperan dalam keseimbangan. Jaringan tulang

menutupi saluran-saluran bermembran. Saluran tersebut terdiri dari duktus koklearis, tiga kanalis semisirkularis, utrikulus dan sakulus. Akan tetapi, duktus koklearis (skala media) lebih berperan dalam pendengaran dibanding keseimbangan. Di dalam sakulus dan utrikulus, terdapat suatu area sensorik yang kecil (diameter sekitar 2 mm) yang disebut sebagai makula.

Makula terdiri dari sel-sel rambut yang sisi basolateralnya bersinaps dengan nervus vestibularis. Sedangkan silianya tertanam di lapisan gelatinosa. Pada lapisan gelatinosa ini juga terdapat kristal kalsium karbonat yang disebut statokonia/otolith. Otolith mempunyai berat jenis sebesar 2-3 kali lipat disbanding jaringan/cairan disekitarnya. Berat jenis yang besar ini berperan untuk menarik silia ke arah gravitasi. Pada setiap sel rambut, terdapat 50-70 silia kecil (stereosilia) dan satu silia besar (kinosilium). Kinosilium terletak di tepi permukaan apikal sel rambut, dan kinosilium yang terletak di sebelahnya berukuran semakin kecil. Cara kerja sel rambut di aparatus vestibular sama dengan sel rambut di organ Corti.

Di dekat utrikulus, terdapat tiga kanalis semisirkularis: anterior, posterior, dan lateral. Pada satu ujung setiap kanalis semisirkularis terdapat pembesaran yang disebut ampula. Didalam ampula ini terdapat suatu hubungan yang disebut krista ampularis. Ketika kepala seseorang bergerak, inersia cairan endolimfe yang terdapat dalam kanalis semisirkularis menyebabkan cairan cenderung diam, sedangkan kanalis semisirkularis ikut bergerak bersama kepala. Hal ini menyebabkan cairan bergerak dari saluran ke ampula, yang akhirnya mendorong kupula kesatu arah.

Dalam kupula terdapat ratusan silia yang dapat terstimulasi jika membengkok (seperti sel rambut di organ Corti). Kinosilia pada kupula mengarah ke satu arah, berbeda dengan sel rambut pada makula. Jika kupula terdorong ke satu arah, maka sel rambut terdepolarisasi.

Tata Kerja

I. Percobaan pada katak1. Meletakkan seekor katak dipapan fiksasi dan menutup dengan gelas beker.2. Memegang papan fiksasi dan gelas beker itu dengan kedua belah tangan dan menggerakkan

keatas, kebawah dan memutar kekanan dan ke kiri.3. Memperhatikan dengan seksama perubahan-perubahan sikap pada katak:

a. Posisi kepalab. Fleksi/ekstensi ekstermitas

4. Membuka gelas beker dan memalingkan kepala katak kanan, memperhatikan sikap dan kedudukan kakinya.P.VI.4.6 Apa maksud kita memalingkan kepala katak ?Memberikan rangsangan untuk mengecek kesadaran katak serta melihat sikap dan kedudukan kaki yang normal bila kepala katak dimiringkan ke kanan.

5. Memasukkan katak itu kedalam bak yang berisi air dan memperhatikan gerakan kaki dan arah berenangnya.

6. Membuang labirin kanan katak itu dengan cara sebagai berikut :

11

Page 12: Sistem Sensorik b9

a. Membius katak dengan cara memasukkan bersama-sama dengan kapas yang telah dibasahi dengan eter ke dalam gelas beker yang ditelungkupkan.

b. Setelah katak itu terbius, meletakkan katak telentang dipapan fiksasi dan sematkan jarum-jarum pentul pada kakinya.

P.VIA.7. Bagaimana kita mengetahui bahwa katak sudah terbius ?Dengan memberikan rangsnagan berupa sentuhan apabila katak sudah tidak bergerak menandakan katak sudah terbius.c. Fiksasi rahang atas katak dengan jarum pentul pada papan fiksasi dan membuka mulut

selebar-lebarnya.d. Mengunting selaput lendir rahang atas di garis median dengan guting halus sesuai dengan

garis y pada gambar.e. Membebaskan selaput lender itu dari jaringan dibawahnya dan mendorong kea rah

lateral. Mencegah perdarahan sedapat-dapatnya.f. Memperhatikan dasar tengkorak katak terutama os. Parabasalenya yang membayang (= p

pada gambar).g. Merusak labirin kanan dengan jalan member os parabasale di tempat yang diberikan

tanda X secara hati-hatu sedalam ± 1-2 mm (sampai terasa bahwa bor telah menembus tulang yang keras)

h. Membersihkan daerah operasi dengan kapas dan mengembalikan selaput lender ketempat semula dengan demikian alat keseimbangan kanan telah dibuang.

7. Setelah efek pembiusan pada katak menghilang, mengulangi tindakan no. 1 s/d no. 58. Membuang sekarang labirin kiri dengan cara yang sama seperti sub. 6 dengan demikian

kedua alat keseimbangan telah dibuang.9. Menggulangi sekarang tindakan no. 1 s/d no. 510. Mencatat hasil pengamatan pada formulir yang tersedia. Hasil Percobaan dan Pembahasan

12

Gbr.1 Posisi Kepala Katak sebelum di guncang Gbr.2 Posisi Kepala Katak setelah di guncang

Page 13: Sistem Sensorik b9

Pada gambar 1 didapatkan kepala katak ekstensi dan ekstremitas sedikit flexi sedangkan pada gambar 2 setelah katak diputar atau dikocok ke atas dan bawah kepala katak sedikit ekstensi dan ekstremitasnya sedikit ekstensi.

Setelah katak diputar dengan keadaan kedua labirin masih utuh, katak dilepaskan ke dalam waskom berisi air, di air katak terlihat berenang lurus (terlihat pada gambar 3) sedangkan setelah dilakukan pengrusakan pada labirin katak, arah jalan katak disesuaikan dengan labirin yang dirusak. Ketika labirin sebelah kanan dirusak, di air katak akan berenang ke arah kanan dan sebaliknya ketika labirin sebelah kiri yang dirusak maka katak akan berenang ke arah kiri.

Dalam percobaan diatas dapat dilihat bahwa visual memegang peran penting dalam sistem sensoris. Cratty & Martin (1969) menyatakan bahwa keseimbangan akan terus berkembang sesuai umur, mata akan membantu agar tetap fokus pada titik utama untuk mempertahankan keseimbangan, dan sebagai monitor tubuh selama melakukan gerak statik atau dinamik. Penglihatan juga merupakan sumber utama informasi tentang lingkungan dan tempat kita berada, penglihatan memegang peran penting untuk mengidentifikasi dan mengatur jarak gerak sesuai lingkungan tempat kita berada. Penglihatan muncul ketika mata menerima sinar yang berasal dari obyek sesuai jarak pandang. Dengan informasi visual, maka tubuh dapat menyesuaikan atau bereaksi terhadap perubahan bidang pada lingkungan aktivitas sehingga memberikan kerja otot yang sinergis untuk mempertahankan keseimbangan tubuh.

KesimpulanProses pengelihatan dapat mempengaruhi keseimbangan.

II. Percobaan pada manusiaTeori Dasar

Pada posisi berdiri seimbang, susunan saraf pusat berfungsi untuk menjaga pusat massa tubuh(center of body mass) dalam keadaan stabil dengan batas bidang tumpu tidak berubah kecualitubuh membentuk batas bidang tumpu lain (misalnya: melangkah). Pengontrol keseimbangan pada tubuh manusia terdiri dari tiga komponen penting, yaitu sistem informasi sensorik (visual, vestibular dan somatosensoris), central processing dan efektor.

13

Gbr.3 Katak berenang lurus Gbr.1 Katak berenang miring

Page 14: Sistem Sensorik b9

Pada sistem informasi, visual berperan dalam contras sensitifity (membedakan pola dan bayangan) dan membedakan jarak. Selain itu masukan (input) visual berfungsi sebagaikontrol keseimbangan, pemberi informasi, serta memprediksi datangnya gangguan. Bagian vestibular berfungsi sebagai pemberi informasi gerakan dan posisi kepala ke susunan saraf pusat untuk respon sikap dan memberi keputusan tentang perbedaan gambaran visual dan gerak yang sebenarnya.

Posisi tubuh ketika berdiri dapat dilihat kesimetrisannya dengan : kaki selebar sendi pinggul, lengan di sisi tubuh, dan mata menatap ke depan. Walaupun posisi ini dapat dikatakan sebagai posisi yang paling nyaman, tetapi tidak dapat bertahan lama, karena seseorang akan segera berganti posisi untuk mencegah kelelahan. Pengaruh kedudukan kepala dan mata yang normal terhadap keseimbangan badan :1. Menyuruh orang percobaan berjalan mengikuti suatu garis lurus dilantai dengan mata terbuka

dan kepala serta badan sikap yang biasa. Memperhatikan jalannya dan menanyakan apakah ia mengalami kesukaraan dalam mengikuti garis lurus tersebut.

2. Mengulangi percobaan diatas (no.1) dengan mata tertutup.3. Mengulangi percobaan diatas (no.1 dan 2) dengan :

a. Kepala dimiringkan dengan kuat ke kiri.b. Kepala dimiringkan dengan kuat ke kanan.P.VI.4.8. Bagaimana pengaruh sikap kepala dan mata terhadap keseimbangan badan?Pengaruhnya adalah pada saat kepala dimiringkan, maka mata akan ikut miring kearah miringnya kepala. Mata akan membantu agar tetap fokus pada titik utama untuk mempertahankan keseimbangan, dan sebagai monitor tubuh selama melakukan gerak statik atau dinamik. penglihatan memegang peran penting untuk mengidentifikasi dan mengatur jarak gerak sesuai lingkungan tempat kita berada.

Hasil Praktikum

OP. ratu nur annisa (20 tahun) Hasil pengamatan1. Jalan lurus dengan mata terbuka dan

kepala serta badan sikap yang biasaArah jalannya tetap lurus dan tidak mengalami kesukaran

2. Jalan lurus dengan mata tertutup dan kepala serta badan sikap yang biasa

Arah jalannya tetap lurus dan tidak mengalami kesukaran

3.1.a. jalan lurus dengan mata terbuka dan kepala dimiringkan ke kiri

Arah jalannya sedikit miring ke kiri dan mengalami kesukaran

3.1.b. jalan lurus dengan mata terbuka dan kepala dimiringkan ke kanan

Arah jalannya sedikit miring ke kanan dan mengalami kesukaran

3.2.a. jalan lurus dengan mata tertutup dan kepala dimiringkan ke kiri

Arah jalannya miring ke kiri dan mengalami kesukaran

3.2.b. jalan lurus dengan mata tertutup dan kepala dimiringkan ke kanan

Arah jalannya miring ke kanan dan mengalami kesukaran

OP. silmi arfiyani (20 tahun) Hasil pengamatan1. Jalan lurus dengan mata terbuka dan

kepala serta badan sikap yang biasaArah jalannya tetap lurus dan tidak mengalami kesukaran

2. Jalan lurus dengan mata tertutup dan kepala serta badan sikap yang biasa

Arah jalannya agak miring ke kiri dan tidak mengalami kesukaran

14

Page 15: Sistem Sensorik b9

3.1.a. jalan lurus dengan mata terbuka dan kepala dimiringkan ke kiri

Arah jalannya miring ke kiri dan mengalami kesukaran

3.1.b. jalan lurus dengan mata terbuka dan kepala dimiringkan ke kanan

Arah jalannya miring ke kanan dan mengalami kesukaran

3.2.a. jalan lurus dengan mata tertutup dan kepala dimiringkan ke kiri

Arah jalannya miring ke kiri dan mengalami kesukaran

3.2.b. jalan lurus dengan mata tertutup dan kepala dimiringkan ke kanan

Arah jalannya miring ke kanan dan mengalami kesukaran

PembahasanHal diatas terjadi dikarenakan proses keseimbangan dalam berjalan juga dipengaruhi oleh visualisasi atau pengelihatan. Mata akan membantu agar tetap fokus pada titik utama untuk mempertahankan keseimbangan, dan sebagai monitor tubuh selama melakukan gerak statik atau dinamik.

KesimpulanProses pengelihatan dapat mempengaruhi keseimbangan seseorang.

Percobaan Keseimbangan pada Manusia

Tujuan PraktikumPada akhir latihan ini, mahasiswa harus dapat:1. Mendemonstrasikan kepentingan kedudukan kepala dan mata dalam mempertahankan

keseimbangan badan manusia2. Mendemonstrasikan dan menerangkan pengaruh percepatan sudut :

a. Dengan kursi Barany terhadap- Gerakan bola mata- Tes penyimpangan penunjukan- Tes jatuh (sensasi)

b. Dengan berjalan mengelilingi statifAlat yang diperlukan1. Kursi barany + tongkat/statif yang panjang.Teori Dasar

Keseimbangan adalah kemampuan untuk mempertahankan kesetimbangan tubuh ketika ditempatkan di berbagai posisi. Definisi menurut O’Sullivan, keseimbangan adalah kemampuan untuk mempertahankan pusatgravitasi pada bidang tumpu terutama ketika saat posisi tegak. Keseimbangan melibatkan berbagai gerakan di setiap segmen tubuh dengan di dukung oleh sistem muskuloskleletal dan bidang tumpu.

Keseimbangan merupakan interaksi yang kompleks dari integrasi/interaksi sistem sensorik (vestibular, visual, dan somatosensorik termasuk proprioceptor) dan muskuloskeletal (otot, sendi, dan jaringan lunak lain) yang diatur dalam otak sebagai respon terhadap perubahan kondisi

15

Page 16: Sistem Sensorik b9

internaldan eksternal. Dipengaruhi juga oleh faktor lain seperti, usia, motivasi, kognisi, lingkungan,kelelahan, pengaruh obat dan pengalaman terdahulu.

Fisiologi KeseimbanganTujuan dari tubuh mempertahankan keseimbangan adalah: menyanggah tubuh melawan gravitasi dan faktor eksternal lain, untuk mempertahankan pusat massa tubuh agar seimbang dengan bidang tumpu, serta menstabilisasi bagian tubuhketika bagian tubuh lain bergerak. Komponen-komponen pengontrol keseimbangan adalah : Sistem informasi sensorisPenglihatan muncul ketika mata menerima sinar yang berasal dari obyek sesuai jarak pandang. Dengan informasi visual, maka tubuh dapat menyesuaikan atau bereaksi terhadap perubahan bidang pada lingkungan aktivitas sehingga memberikan kerja otot yang sinergis untuk mempertahankan keseimbangan tubuh. Sistem vestibular Reseptor sensoris vestibular berada di dalam telinga. Reseptor pada sistem vestibular meliputi kanalis semisirkularis, utrikulus, sertasakulus. Reseptor dari sistem sensoris ini disebut dengan sistem labyrinthine. Sistem labyrinthine mendeteksi perubahan posisi kepala dan percepatan perubahan sudut. Beberapa stimulus tidak menuju nukleus vestibular tetapi ke serebelum, formatio retikularis, thalamus dan korteks serebri.Respon otot-otot postural yang sinergis ( postural muscles response synergies ) Respon otot-otot postural yang sinergis mengarah pada waktu dan jarak dari aktivitas kelompok otot yang diperlukan untuk mempertahankan keseimbangan dan kontrol postur. Beberapa kelompok otot baik pada ekstremitas atas maupun bawah berfungsi mempertahankan postur saat berdiri tegak serta mengatur keseimbangan tubuh dalam berbagai gerakan.

Kekuatan otot ( muscle Strength ) Kekuatan otot umumnya diperlukan dalam melakukan aktivitas. Semua gerakan yang dihasilkan merupakan hasil dari adanya peningkatan tegangan otot sebagai respon motorik. Kekuatan otot dapat digambarkan sebagai kemampuan otot menahan beban baik berupa bebaneksternal (eksternal force) maupun beban internal (internal force). Kekuatan otot sangat berhubungan dengan sistem neuromuskuler yaitu seberapa besar kemampuan sistem saraf mengaktifasi otot untuk melakukan kontraksi.

Faktor-faktor yang mempengaruhi keseimbangan1) Pusat gravitasi (Center of Gravity-COG). Pusat gravitasi adalah titik utama pada tubuh yang akan mendistribusikanmassa tubuh secara merata. Bila tubuh selalu ditopang oleh titik ini, maka tubuh dalamkeadaan seimbang. Pada manusia, pusat gravitasi berpindah sesuai dengan arah atau perubahan berat. Derajat stabilitas tubuh dipengaruhi oleh empat faktor, yaitu : ketinggian dari titik pusat gravitasi dengan bidang tumpu, ukuran bidang tumpu, lokasi garis gravitasi dengan bidangtumpu, serta berat badan.2) Garis gravitasi (Line of Gravity-LOG). Garis gravitasi merupakan garis imajiner yang berada vertikal melalui pusat gravitasi dengan pusat bumi. Hubungan antara garis gravitasi, pusat gravitasi dengan bidang tumpu adalah menentukan derajat stabilitas tubuh.

16

Page 17: Sistem Sensorik b9

3) Bidang tumpu (Base of Support-BOS). Bidang tumpu merupakan bagian dari tubuh yang berhubungan dengan permukaan tumpuan.Ketika garis gravitasi tepat berada di bidang tumpu, tubuh dalam keadaan seimbang. Stabilitas yang baik terbentuk dari luasnya area bidang tumpu. Semakin besar bidang tumpu, semakin tinggi stabilitas.

Tata Kerja

A. Percobaan dengan kursi BaranyNistagmus

a. Menyuruh orang percobaan duduk tegak di kursi Barany dengan kedua tangannya memegang erat tangan kursi.

b. Menutup kedua matanya dengan sapu tangan dan menundukkan kepala o.p 30° kedepan.P.VIA.9. Apa maksud tindakan penundukan kepala o.p 30° ke depan?

17

Page 18: Sistem Sensorik b9

Untuk meneliti hubungan antara aparatus vestibularis yang memberi informasi esensial bagi sensasi keseimbangan terhadap koordinasi gerakan kepala, leher, gerakan mata dan postur tubuh.

c. Memutarkan kursi ke kanan 10 kali dalam 20 detik secara teratur dan tanpa sentakan.d. Menghentikan pemutaran kursi secara tiba-tiba.e. Membuka sapu tangan dan menyuruh lagi o.p melihat jauh kedepanf. Memperhatikan adanya nistagmus. Menempatkan arah komponen lambat dan cepat

nistagmus tersebut.P.VIA.10. Apa yang dimaksud Rotatory Nistagmus dan Postrotatory nystagmus?Rotatory Nistagmus : Gerakan involunter bola mata sesuai gerak rotasi dari axis.Postrotatory Nistagmus: Apabila seseorang sedang berputar dan secara tiba-tiba dihentikan, dimana fase cepat dari nistagmus berlawanan arah dari gerakan rotasi sebelumnya.

Hasil Praktikum dan PembahasanOP. nidia ranah azmi ( 21 tahun)Pada percobaan ini, setelah o.p diputar dengan kursi ke kanan sebanyak 10 kali maka pada mata o.p terjadi nistagmus horizontal. Nistagmus horizontal adalah nistagmus yang gerakannya berada mata disekitar aksis visual.

B. Test penyimpangan penunjukan (Pas Pointing Test of Barany)1. Menyuruh o.p duduk tegak di kursi Barany dan menutup kedua matanya dengan sapu tangan.2. Memeriksa sendiri tepat dimuka kursi Barany sambil mengulurkan tangan kearah o.p3. Menyuruh o.p meluruskan lengan kanannya kedepan sehingga dapat menyentuh jari tangan

pemeriksa yang telah diulurkan sebelumnya.4. Menyuruh o.p mengangkat lengan kanannya keatas dan kemudian dengan cepat menurunkan

kembali sehingga dapat menyentuh jari pemeriksa lagi. Tindakan no. 1 s/d 4 merupakan persiapan untuk tes yang sesungguhnya sebagai berikut :a. Menyuruh o.p dengan kedua tangannya memegang erat tangan kursi.b. Memutar kursi ke kanan 10 kali dalam 20 detik secara teratur tanpa sentakan.

Hasil Praktikum dan Pembahasan OP. Nida ranah azmi ( 21 tahun)Pada o.p terjadi nistagmus dan o.p masih bisa menunjuk dengan deviasi ke arah kanan. Saat mata o.p dalam keadaan tertutup, terdapat koordinasi yang salah dari o.p karena sensasi perputaran yang dialaminya. Namun, setelah mata dibuka, o.p dapat menyentuh jari tangan pemeriksa dengan tepat.

C. Kesan sensasi1. Menggunakan orang percobaan yang lain2. Menyuruh o. duduk dikursi Barany dan menutup kedua matanya dengan sapu tangan.3. Memutar kursi Barany tersebut ke kanan dengan kecepatan yang berangsur-angsur

bertambah dan kemudian mengurangi kecepatan putarannya secara berangsur-angsur sampai terhenti.

4. Menanyakan kepada o.p arah perasaan berputara. Sewaktu kecepatan putar masih bertambahb. Sewaktu kecepatan putar menetapc. Sewaktu kecepatan putar dikurangid. Segera setelah kursi dihentikan.

18

Page 19: Sistem Sensorik b9

5. Memberikan keterangan tentang mekanisme terjadinya arah perasaan berputar yang dirasakan oleh o.p

Hasil Praktikum dan Pembahasan OP. mutiara fadhila ( 20 tahun)Dengan adanya sensasi dari arah kanan, maka reaksi tubuh pasien bergerak kesebelah kiri.

Mekanisme terjadinya arah perasaan berputar yang dirasakan o.p :Saat kursi mulai diputar ke kanan, endolimfe akan berputar ke arah sebaliknya, yaitu ke kiri. Akibatnya, kupula akan bergerak ke kiri dan o.p akan merasa berputar ke kiri. Kemudian, kupula akan bergerak ke kanan searah dengan putaran kursi sehingga o.p akan merasa bergerak ke kanan. Saat kecepatan mulai konstan, kupula dalam posisi tegak sehingga o.p akan merasa tidak berputar. Saat kursi dihentikan, kupula akan bergerak ke arah sebaliknya, yaitu ke kanan, sehingga o.p akan merasa berputar ke kanan. Namun, pada praktikum o.p masih merasa berputar ke kanan saat kecepatan sudah konstan dan o.p tidak merasa berputar ke kanan saat kursi dihentikan. Hal ini mungkin disebabkan oleh persepsi keseimbangan o.p yang baik.

D. Percobaan sederhana untuk kanalis semisirkularis horizontal1. Menyuruh o.p dengan mata tertutup dan kepala ditundukan 30°, berputar sambil berpegangan

pada tongkat atau statif, menurut arah jarum jaram sebanyak 10 kali dalam 30 detik.2. Menyuruh o.p berhenti, kemudian membuka matanya dan berjalan lurus ke muka.3. Memperhatikan apa yang terjadi4. Mengulangi percobaan ini dengan berputar menurut arah yang berlawanan dengan arah

jarum jam.P.VI.4.11 a. Apa yang saudara harapkan terjadi pada o.p ketika berjalan lurus ke muka setelah berputar 10 kali searah dengan jarum jam? o.p seharusnya berjalan sempoyongan atau tidak lurus garis.

b. Bagaimana keterangannya ?Jadi, yang berperan dalam mendeteksi gerakan akselerasi kepala yang sedang rotasi adalah canalis semisirkularis. Di dalam kanalis sirkularis terdapat sel sel rambut reseptif di ampula dan terbenam dalam lapisan gelatinosa diatasnya yaitu kupula dan terdapat endolimfe. Apabila terjadi rotasi pada kepala, maka endolimfe di dalam kanalis semisirkularis ini akan ikut bergerak berlawanan arah dan akan terus bergerak sampai nantinya gerakan kepala terhenti, sel-sel rambut ini pula akan berhenti.

Hasil Praktikum dan Pembahasan OP. Mutiara fadhila ( 20 tahun)Setelah diputar baik searah maupun berlawanan arah jarum jam, maka o.p berjalan miring ke arah kiri ataupun o.p merasa sempoyongan.Kesimpulan

Aparatus vestibularis terdiri dari kanalis semisirkularis dan organ otolit (utrikulus dan sakulus). Berfungsi untuk mendeteksi perubahan posisi dan gerakan kepala. Kanalis semisirkularis mendeteksi akselarasi atau deselarasi anguler atau rotasional kepala.

Akselarasi atau deselarasi selama rotasi kepala ke segala arah menyebabkan pergerakan endolimfe yang awalnya tidak ikut bergerak sesuai arah rotasi kepala karena inersia. Apabila gerakan kepala berlanjut dalam arah dan kecepatan yang sama, endolimfe akan menyusul dan bergerak bersama dengan kepala sehingga rambut-rambut kembali ke posisi tegak. Ketika kepala berhenti, keadaan sebaliknya terjadi. Endolimfe secara

19

Page 20: Sistem Sensorik b9

singkat melanjutkan diri bergerak searah dengan rotasi kepala sementara kepala melambat untuk berhenti. Ketika seseorang berada dalam posisi tegak, rambut-rambut pada utrikulus berorientasi secara vertikal dan rambut-rambut sakulus berjajar secara horizontal.

20