askep mastoiditis

27
LAPORAN PENDAHULUAN A. Konsep Dasar 1. Pengertian Mastoiditis merupakan keradangan kronik yang mengenai rongga mastoid dan komplikasi dari Otitis Media Kronis. Lapisan epitel dari telinga tengah adalah sambungan dari lapisan epitel sel-sel mastoid udara (mastoid air cells) yang melekat ditulang temporal. Mastoiditis adalah penyakit sekunder dari otitis media yang tidak dirawat atau perawatannya tidak adekuat. Mastoiditis dapat terjadi secara akut maupun kr onis. Pada saat belum ditemukan-nya antibiotik, mastoiditis merupakan penyebab kematian pada anak-anak serta ketulian/hilangnya pendengaran pada orang dewasa. Saat ini, terapi antibiotik ditujukan untuk pengobatan infeksi telinga tengah sebelum berkembang menjadi mastoiditis 2. Etiologi Menurut Reeves (2001: 19) etiologi mastoiditis adalah: 1. Menyebarnya infeksi dari telinga bagian tengah, infeksi dan nanah mengumpul di sel-sel udara mastoid 2. Mastoiditis dapat terjadi 2-3 minggu setelah otitis media akut Menurut George (1997: 106) etiologi mastoiditis antara lain: 1. Klien imunosupresi atau orang yang menelantarkan otitis media akut yang dideritanya 2. Berkaitan dengan virul ensi dari organis me penyebab otitis media akut yaitu  streptococcus pnemonieae . Bakteri penyebab lain ialah Streptococcus hemolytikus (60%), Pneumococcus (30 %), s taphylococcus albus, Streptococcus viridians, H. Inf luenza  

Upload: widha-widyaningrum

Post on 11-Oct-2015

432 views

Category:

Documents


66 download

TRANSCRIPT

LAPORAN PENDAHULUAN

A. Konsep Dasar1. Pengertian Mastoiditis merupakan keradangan kronik yang mengenai rongga mastoid dan komplikasi dari Otitis Media Kronis. Lapisan epitel dari telinga tengah adalah sambungan dari lapisan epitel sel-sel mastoid udara (mastoid air cells) yang melekat ditulang temporal. Mastoiditis adalah penyakit sekunder dari otitis media yang tidak dirawat atau perawatannya tidak adekuat. Mastoiditis dapat terjadi secara akut maupun kronis. Pada saat belum ditemukan-nya antibiotik, mastoiditis merupakan penyebab kematian pada anak-anak serta ketulian/hilangnya pendengaran pada orang dewasa. Saat ini, terapi antibiotik ditujukan untuk pengobatan infeksi telinga tengah sebelum berkembang menjadi mastoiditis2. EtiologiMenurut Reeves (2001: 19) etiologi mastoiditis adalah:1. Menyebarnya infeksi dari telinga bagian tengah, infeksi dan nanah mengumpul di sel-sel udara mastoid2. Mastoiditis dapat terjadi 2-3 minggu setelah otitis media akut

Menurut George (1997: 106) etiologi mastoiditis antara lain:1. Klien imunosupresi atau orang yang menelantarkan otitis media akut yang dideritanya2. Berkaitan dengan virulensi dari organisme penyebab otitis media akut yaitu streptococcus pnemonieae.Bakteri penyebab lain ialah Streptococcus hemolytikus (60%), Pneumococcus (30 %), staphylococcus albus, Streptococcus viridians, H. Influenza

3. Manifestasi KlinisMenurut George (1997: 106) manifestasi klinis pada penderita mastoiditis antara lain:1. Demam biasanya hilang dan timbul.2. Nyeri cenderung menetap dan berdenyut, terletak di sekitar dan di dalam telinga, dan mengalami nyeri tekan pada mastoid.3. Gangguan pendengaran sampai dengan kehilangan pendengaran.4. Membran timpani menonjol berisi kulit yang telah rusak dan bahas sebaseus (lemak).5. Dinding posterior kanalis menggantung.6. Pembengkakan postaurikula.7. Temuan radiologis yaitu adanya apasifikasi pada sel-sel udara mastoid oleh cairan dan hilangnya trabukulasi normal sel-sel tersebut.8. Keluarnya cairan yang melimpah melalui liang telinga dan berbau.

4. Pohon Masalah

Gram negative : proteus, pseudomonas spp E colli, kuman aerobBakterioides spp Gram positif : s pyogenes dan s albusKuman aerob

Timbul Infeksi pada telinga

Otitis Media akut

Endogen : alergi, DM, TBC paruRinogen :dari penyakit ronggga hidung dan sekitarnyaEksogen: infeksi dari luar melalui perforosi membrane tympani

Peradangan padda Mastoid

NyeriKemerahan pada mastoidTimbul suara denging

Sekret

Gangguan harga diriKerusakan jaringan/dikontinuitas jaringanPeningkatan suhu tubuhKerusakan pendengaran

Perubahan persepsi/sensoriGangguan Komunikasi

Resiko infeksi

Cemas5. Pemeriksaan PenunjangPemeriksaan penunjang dari mastoditis dalah : a. Laboratorium Spesimen dari sel mastoid diperoleh selama operasi dan myringotomy cairan, bila diperoleh, harus dikirim untuk budaya untuk kedua bakteri aerobik dan anaerobic, Gram staining, dan asam-cepat staining. Jika selaput anak telinga yang sudah berlubang, kanal eksternal dapat dibersihkan, dan contoh yang segar drainase cairan diambil. Perawatan harus diambil untuk mendapatkan cairan dari telinga dan bukan eksternal kanal. Budaya dan kelemahan dari pengujian isolates dapat membantu memodifikasi terapi antibiotik empiris awal. Hasil benar budaya dikumpulkan untuk kedua aerobik dan anaerobic bakteri panduan yang pasti harus pilihan terapi. Gram noda yang dapat contoh awalnya panduan empiris antimicrobial therapy. Darah budaya harus diperoleh. Dasar yang CBC count dan sedimentasi menilai ditentukan kemudian untuk mengevaluasi keefektifan dari terapi. Memperoleh cairan tulang belakang untuk evaluasi jika intracranial perpanjangan proses diduga.

b. CT Scan dan MRIYang sensitif dari CT di mastoiditis akut adalah 87-100%. Anda mungkin terlalu sensitif karena setiap AOM memiliki komponen radang mastoid. Segera CT scan intracranial kapanpun diperlukan adalah perpanjangan atau komplikasi yang dicurigai. Bukti yang digambarkan oleh mastoiditis Tampilan kekaburan atau kerusakan yang mastoid garis besar dan penurunan atau hilangnya ketajaman dari sel udara mastoid bertulang septa. Dalam kasus di mana CT scan menunjukkan kesuraman dari udara sel, yang technetium-99 bone scan adalah membantu dalam mendeteksi osteolytic perubahan. Plain radiography yang diandalkan, dan hasil temuan gejala klinis ketinggalan di belakang. Di daerah-daerah di dunia di mana CT scan tidak segera tersedia, plain radiography dari mastoids mengungkapkan clouding udara dari sel-sel dengan kerusakan tulang di ASM. Dalam sebagian besar kasus, radiography mencukupi untuk membuat diagnosis tetapi tidak sensitif dalam differentiating tahapan dari penyakit dan gagal mengungkapkan apex kaku dalam setiap detail besar. Temuan berikut ini digunakan untuk membedakan AOM dan / atau tanpa osteitis akut mastoiditis kronis dan mastoiditis akut : Clouding atau kekaburan dari sel udara mastoid dan telinga tengah dapat hadir. Hal ini disebabkan oleh kobaran pembengkakan dari mucosa dan dikumpulkan cairan. Hilangnya ketajaman atau visibilitas mastoid dinding sel karena demineralization, atrophia, atau kebekuan dari bertulang septa Kekaburan mastoid atau distorsi dari garis besar, mungkin dengan cacat terlihat dari tegmen atau mastoid bozonty Peningkatan bidang formasi abscess Ketinggian dari periosteum dari proses mastoid atau lekuk bokong berhubung dgn tengkorak Osteoblastic aktivitas di mastoiditis kronis MRI lebih sering digunakan pada pasien dengan gejala klinis atau CT temuan yang bernada intracranial komplikasi. Namun, MRI tidak secara rutin digunakan untuk mengevaluasi mastoid. MRI adalah standard untuk evaluasi menyebelah lunak jaringan, khususnya struktur intracranial, untuk mendeteksi dan ekstra-aksial cairan koleksi dan vascular yang terkait masalah. MRI adalah membantu dalam perencanaan bedah perawatan efektif.c. Tympanocentesis dan myringotomy Myringotomy mungkin awalnya dilakukan, diikuti dengan terapi antibiotik.d. Culturing tengah-cairan telinga sebelum antimicrobial therapy adalah keharusan. Meskipun penggunaan mikroskop operasi yang dirancang secara khusus dan sedotan perangkap memfasilitasi sampel dari bagian tengah telinga, sebuah otoscope, jarum tulang belakang, dan jarum suntik yang sama-sama membantu. e. Kanal yang mensterilkan dengan antiseptik. Dengan anak terkendali, aspirate cairan dari anterior setengah dari selaput anak telinga.f. Melakukan lumbar menusuk tulang belakang dan keran jika intracranial perpanjangan dari infeksi diduga.

6. KomplikasiMenurut H. Nurbaiti Iskandar. (1997), komplikasi dari mastoiditis adalah :1. Abses retro aurikula2. Paresis/paralisis syaraf fasialis3. Labirintitis4. Komplikasi intra kranial: meningitis, abses extra dural, abses otak.

7. Terapi1. Tipe tube timpanal stadium akhira. Antibiotik : ampisilin/ amoksilin,(3-4 X 500mg oral) atau klidomisin (3X150-300mg oral) per hari selama 5-7 hari.b. Pengobatan sumber infeksi di rongga hidung dan sekitarnya.c. Perawatan lokal dengan perhidoral 3% dan tetes telinga (Klora menikol 1-2%)d. Pengobatan alergi bila ada latar belakang alergie. Pada stadium tenang (kering) dilakukan miringoplastik. ICOPIM2. Tipe degeneratifa. Atikoantritomi (5,203)b. Timpanoplastik (5.195)3. Tipe metaplastik / campurana. Mastoidektomi radikal (5.203)b. Mastoidektomi radikal dan rekonstruksi

B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATANPengkajian1. Pengumpulan Dataa. Identitas klien Meliputi nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan, no. register, diagnosa medis, dan tanggal MRS.b. Keluhan utamaPasien biasanya mengeluh nyeri di belakang telingac. Riwayat penyakit sekarangPada umumnya didapatkan keluhan utama pada klien seperti nyeri di depan telinga d. Riwayat penyakit dahuluBiasanya dikaitkan dengan penyakit yang sama pada masa sebelumnya.e. Riwayat penyakit keluargaMeliputi susunan keluarga dengan penyakit yang sama (mastoiditis), ada/tidak dalam anggota keluarganya yang menderita penyakit menular, turunan.f. Pola-pola fungsi kesehatan Pola persepsi dan tata laksana hidup sehat.Kaji kebiasaan pasien tentang melaksanakan hidup sehat seperti mandi, sikat gigi dan makan atau periksa kalau sakit. Pola nutrisi dan metabolisme.Pada pasien mastoiditis bisa mengalami penurunan nafsu makan karena nyeri dibelakang telinga Pola eliminasi.Kaji kebiasaan BAB atau BAK apakah ada perubahan atau tidak pada pasien pneumothoraks. Pola tidur dan istirahat.Pada pasien mastoiditis biasanya mengalami gangguan pola tidur diakibatkan nyeri di belakang telinga Pola sensori dan kognitif.Pada pasien mastoiditis biasanya mengalami gangguan pada pendengaran. Pola aktifitas.Biasanya pada pola aktivitas mengalami gangguan karena nyeri. Pola reproduksi sexual.Kaji jenis kelamin pasien, mengalami gangguan dalam melaksanakan hubungan seksual apa tidak kelainan pada alat genitalia. Pola hubungan peran.Apakah mengalami gangguan dalam menjalankan perannya seshari-hari. Pola penanggulangan stress.Kaji kebiasaan pasien dalam menghadapi masalah / stres.

Pemeriksaan fisik1. Sistem respirasiBiasanya tidak mengalami gangguan2. Sistem kardiovaskulerPada kasus mastoiditis biasanya tidak mengalami gangguan3. Sistem PersyarafanBiasanya Pasien sering merasa gelisah4. Sistem Perkemihan Eliminasi UriPada kasus mastoiditis biasanya tidak mengalami gangguan5. Sistem Pencernaan Eliminasi AlviPada kasus mastoiditis biasanya tidak mengalami gangguan6. Sistem Tulang-Otot-IntegumenBiasanya tidak mengalami gangguan7. Sistem endokrinBiasanya pada kasus ini sistem endokrin tidak mengalami gangguan8. Sistem genitourinariaBiasanya tidak mengalami gangguan

DIAGNOSA KEPERAWATANDiagnosa keperawatan yang dapat muncul pada mastoiditis antara lain:1) Nyeri akut berhubungan dengan peradangan pada tulang mastoid akibat infeksi2) Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses inflamasi.3) Perubahan persepsi/ sensori auditoris berhubungan dengan kerusakan pendengaran.4) Risiko infeksi berhubungan dengan kerusakan jaringan.5) Ansietas berhubungan dengan ketidakmampuan unutk berkomunikasi6) Gangguan harga diri berhubungan dengan stigmasi berkenaan dengan kondisiINTERVENSI KEPERAWATAN1. Nyeri akut berhubungan dengan peradangan pada tulang mastoid akibat infeksiTujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam nyeri teratasiKH: Pasien mengatakan nyeri berkurang Skala nyeri turun Wajah pasien rileksINTERVENSIRASIONAL

1. Kaji ulang skala nyeri, lokasi, intensitas.2. Berikan posisi yang nyaman 3. Ajarkan teknik relaksasi dan ciptakan lingkungan yang tenang4. Kolaborasi pemberian analgesik, antibiotika, dan anti inflamasi sesuai indikasiMengetahui ketidakefektifan intervensi

Mengurangi nyeriMengalihkan perhatian pasien terhadap nyeri dan mengurangi nyeriDapat mengurangi nyeri, membunuh kuman dan mengurangi peradangan sehingga mempercepat penyembuhan.

2. Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses inflamasiTujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam suhu tubuh dapat normal (360-370C)Kriteria Hasil : Suhu tubuh dalam rentang normal (360-370C) Kulit tidak teraba hangat Wajah tidak tampak merah Tidak terjadi dehidrasi

INTERVENSIRASIONAL

1. Pantau input dan output2. Ukur suhu tiap 4-8 jam3. Kolaborasi dengan pemberian antipiretik4. Ajarkan kompres hangat dan banyak minumUntuk mengetahui balance cairan pasienUntuk mengetahui perkembangan klienUntuk menurunkan panas

Untuk menurunkan panas tubuh dan mengganti cairan tubuh yang hilang

3. Perubahan sensori/ persepsi (auditoris) berhubungan dengan kerusakan pendengaranTujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam pasien mampu mendengar dengan baikKH: Pasien mengalami potensial pendengaran maksimum Pasien menggunakan alat bantu dengar dengan tepatINTERVENSIRASIONAL

1. Kaji tentang ketajaman pendengaran2. Diskusikan tipe alat bantu dengar dan perawatannya yang tepat3. Bantu pasien berfokus pada semua bunyi di lingkungan dan membicarakannya hal tersebutMenentukan seberapa baik tingkat pendengaran klienUntuk menjamin keuntungan maksimal

Untuk memaksimalkan pendengaran

4. Risiko infeksi berhubungan dengan kerusakan jaringan.Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam risiko infeksi dapat hilang atau teratasiKH : Pasien tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi

INTERVENSIRASIONAL

1. Observasi keadaan umum pasien selama 24 jam2. Anjurkan pentingnya cuci tangan3. Ajarkan prosedur mencuci telinga luar4. Kolaborasi pemberian antibiotik profilaksiMengetahui keadaan umum pasien

Mencegah penularan penyakitMencegah infeksi berlanjut

Agar dapat membunuh kuman, sehingga tidak menularkan penyakit terus-menerus

5. Ansietas berhubungan dengan Ketidakmampuan berkomunikasi.Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam ansietas berkurang.KH: Menunjukkan ketrampilan interaksi sosial yang efektif

INTERVENSIRASIONAL

1. Informasikan pasien tentang peran advokat perawat intra operasi2. Identifikasi tingkat rasa takut yang mengharuskan dilakukan penundaan prosedur pembedahan

3. Cegah pemajan tubuh yang tidak diperlukan selama pemindahan ataupun pada tulang operasi4. Berikan petunjuk/ penjelasan yang sederhana pada pasien yang tenang

5. Kontrol stimulasi eksternal

6. Berikan obat sesuai petunjuk, misal; zat-zat sedatif, hipnotisKembangkan rasa percaya/ hubungan, turunkan rasa takut akan kehilangan kontrol pada lingkungan yang asing Rasa takut yang berlebihan/ terus-menerus akan mengakibatkan reaksi stress yang berlebihan, risiko potensial dari pembalikan reaksi terhadap prosedur/ zat-zat anestesi

Pasien akan memperhatikan masalah kehilangan harga diri dan ketidakmampuan untuk melatih controlKetidakseimbangan dari proses pemikiran akan membuat pasien menemui kesulitan untuk memahami petunjuk-petunjuk yang panjang dan berbelit-belit Suara gaduh dan keributan akan meningkatkan ansietasUntuk meningkatkan tidur malam hari sebelum pembedahan; meningkatkan kemampuan koping

ImplementasiAdalah mengelolah dan mewujudkan dari rencana perawatan meliputi tindakan yang telah direncanakan oleh perawat, melaksanakan anjuran dokter dengan ketentuan rumah sakit.Evaluasi Evaluasi merupakan tahap akhir dari suatu proses perawatan dan merupakan perbandingan yang sistematik dan terencana tentang kesehatan klien dengan tujuan yang telah dilakukan dengan cara melibatkan klien dan sesama tenaga kesehatan (Nasrul F, 1995)

DAFTAR PUSTAKACarpenito, Lynda Juall. 2001. Buku Saku Diagnosis Keperawatan. EGC. Jakarta.Donna. 1995. Medical Surgical Nursing; 2nd Edition. WB Saunders.Iskandar, H. Nurbaiti,dkk 1997. Buku Ajar Ilmu Penyakit THT. Balai Penerbit FKUI. Jakarta.Mukmin, Sri; Herawati, Sri. 1999. Teknik Pemeriksaan THT. Laboratorium Ilmu Penyakit THT, FK UNAIR. Surabaya.

PROGRAM STUDI S-1 ILMU KEPERAWATANSEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HUSADA JOMBANGJln. Veteran Ds. Mancar Kec. Peterongan Kab. Jombang Jawa TimurTelp/Fax (0321) 877025

Dokumentasi Asuhan KeperawatanNama: Ny SNo. Reg: 150965Umur: 31 tahunTgl MRS: 25 Oktober 2011Jenis kelamin: Perempuan 08.30 WIBSuku/bangsa: Jawa/indonesiaDiagnosa: MastoiditisAgama: IslamPekerjaan: SwastaPendidikan: SMAAlamat: Ds. Mancar Kec. Peterongan Kab. Jombang

I. RIWAYAT KEPERAWATAN (NURSING HISTORY)Riwayat keluhan utama :Pasien mengatakan nyeri pada telinga.

Riwayat penyakit sekarang :Pasien mengatakan nyeri pada telinga disertai keluarnya cairan, kemudian pasien berobat ke poliklinik THT RSUD JOMBANG, pasien dianjurkan untuk rawat inap.

Upaya yang dilakukan :Pasien mengatakan pasien pergi berobat ke poliklinik THT.

Terapi/operasi yang pernah dilakukan :Pasien mengatakan tidak pernah melakukan terapi/operasi apapun.

Riwayat kesehatan keluarga :Pasien mengatakan dalam keluarganya tidak ada yang menderita penyakit menurun (DM, asma ,hemofilia) dan penyakit menular (HIV/ AIDS, hepatitis).

Genogram :

= perempuan = Laki - laki = pasien= satu rumah = meninggalRiwayat kesehatan masa lalu :Pasien mengatakan sejak 2 tahun yang lalu telinganya sering mengeluarkan cairan berbau (Otitis Media Akut).

Riwayat kesehatan lainnya :Pasien mengatakan tidak memiliki penyakit menurun (DM, asma ,hemofilia) dan menular (HIV/ AIDS, hepatitis).

Alat bantu yang dipakai : Gigi Palsu: yatidak Pendengaran: yatidak Kacamata:yatidak

Riwayat sebelum sakit :Pasien mengatakan sebelum menderita penyakit ini, pasien sering membersihkan telinga dengan cotton bud terlalu dalam. Akibat kebiasaannya itu telinga pasien mengeluarkan cairan yang berbau.

Riwayat berat yang pernah diderita :Pasien mengatakan tidak pernah memiliki penyakit berat.

Obat obat yang biasa d konsumsi:Pasien mengatakan biasanya minum obat dari poliklinik dan obat-obatan warung (penyakit ringan)

Kebiasaan berobat:Pasien mengatakan biasanya berobat ke poliklinik terdekat atau puskesmas

Alergi:Pasien mengatakan tidak memiliki alergi obat atau makanan apapun.

Kebiasaan merokok/alkohol:Pasien mengatakan tidak merokok dan tidak mengkonsumsi minuman beralkohol.

II. OBSERVASI DAN PEMERIKSAAN FISIK.Keadaan umum : pasien tampak menyeringai kesakitan.Tanda tanda vital, TB dan BB :S : 36,5oCN : 84x/menitTD : 130/80mmHgAxila (ya)teratur(ya)lengan kiri (ya)rectaltidak teraturlengan kananoralkuatberbaringlemahdudukRR : 20x/menitHR : ..... x/menitnormal(ya)teraturcyanosistidak teraturcheynestokekusmaulLainnya (sebutkan)................................................................................................................................ TB : 158 cmBB : 60 kg

Body Systems :1. Pernapasan (B1 : Breathing)Hidung : simetris, tidak ada nyeri tekan, tidak ada massaRR :20x/menit Trachea :nyeridyspneaorthopneacyanosisbatuk darahnapas dangkalretraksi dadasputumtracheostomyrespiratorSuara napas :Vesikuler(ya)BronchovesikulerronchialeSuara ucapan :BronchofonipectoryloquisophoniPerkusi :sonor (ya)reduppekakSuara tambahan :Wheezing: tidak adaRochi: tidak adaRales: tidak adaCrackles: tidak ada

Bentuk dada :Simetris (ya)tidak simetrisLainnya (sebutkan).......................................................................................................................Masalah keperawatan : TIDAK ADA

2. Kardiovaskuler (B2 : Bleeding)Nyeri dadapusingkram kakipalpitasiClubbing fingerSuara jantung :Perkusi: S1 S2 Tunggal Palpasi: Tidak ada nyeri tekan, tidak ada massa.Ictus cordis : terasa Irama jantung :N : 84x/menitCRT : 2 SEdema :palpebraanasarkaekstremitas atasekstremitas bawahascitestidak ada (ya)lainnya (sebutkan) :...................................................................................................................................Masalah keperawatan : TIDAK ADA

3. Persyarafan (B3 : Brain)Composmetis (ya)apatissomnolentspoorkomagelisahGlasgow Coma Scale (GCS) :E : 4V : 5 M : 6Nilai normal : 15Kepala dan wajah :Mata :Sklera : putih(ya)icterusmerahperdarahankonjungtiva : pucatmerah muda (ya)pupil : isokor (ya)anisokormiosismidriasisLeher (sebutkan)Tidak ada pembesaran kelenjar limfe, teraba vena jugularisRefleks (spesifik)...................................................................................................................................Lainnya (sebutkan)...................................................................................................................................

Persepsi sensori :Pendengaran :Lesi : tidak adaMasa : adaNyeri tekan : adaPenciuman: Fungsi Penciuman : baik Pengecapan : manis: baikasin : baikpahit : baikPengelihatan : Kanan: baik Kiri: baikPerabaan :panas : baikdingin : baiktekan : baikMasalah keperawatan : GANGGUAN PENDENGARAN

4. Perkemihan (B4 : Bladder)Produksi urine: 1650 mLfrekuensi : 2-3x/hariWarna: Kuning jernihbau : khas ( ammonia/urea)oliguripoliuridysurihematurinucturinyeridipasang katetermenetespanasseringinkontinenretensicystotomitidak ada masalah (ya)lainnya (sebutkan) :...................................................................................................................................Masalah keperawatan : TIDAK ADA

5. Pencernaan (B5 : Bowel)Mulut dan tenggorokan : Warna lidah : merah muda Lesi : tidak ada Masa : tidak ada Gangguan bicara : tidak ada Sakit tenggorokan :tidak adaAbdomen : Inspeksi : simetris, tidak ada massa, tidak ada lesi Auskultasi : bising usus 10x/menit Perkusi : timpani Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembesaran hatiRectum : BAB: 1x/harikonsestensi : lembekdiarekonstipasifeses berdarahtidak berasakesulitanmelenacolostomiwasirpencaharlavamenttidak ada bermasalah (ya)Lainnya (sebutkan)................................................................................................................................diet : tidak adaMasalah keperawatan : TIDAK ADA

6. Tulang (B6 : Bone)Kemampuan pergerakan sendi bebas terbatas Parese:tidak Paralise:tidak Hemiparasetidak Lainnya (sebutkan)...................................................................................................................................Ekstremitas : Atas: tidak ada kelainan (ya)peradanganpatah tulangperlukaanLokasi ....................................................................................................................... Bawah:tidak ada kelainan (ya)peradanganPatah tulangperlukaanLokasi .......................................................................................................................Uji kekuatan otot :55 55Jelaskan: kekuatan normal, gerakan penuh yang normal melawan gravitasi dan tahanan penuh.Tulang belakang:Tidak ada kelainan, tidak ada nyeri tekan Kulit : Warna kulit : ikterikcyanoticpucatkemerahanpigmentasi Akral : hangat (ya)panasdingin keringDingin basah Turgor : baik (ya)cukupjelek/menurunMasalah keperawatan : TIDAK ADA

Sistem Endokrin (tidak dikaji)Terapi hormon :Karakteristik sex sekunder :Riwayat pertumbuhan dan perkembangan fisik : Perubahan ukuran kepala, tangan atau kaki pada waktu dewasa. Kekeringan kulit atau rambut Exopthalmus Goiter Hipoglikemia Tidak toleran terhadap panas Tidak toleran terhadap dingin Polidipsi Poliuria Poliphagi Postural hipotensi KelemahanSistem Reproduksi (tidak dikaji)Laki-laki: Kelamin: Bentuknormaltidak normal(Jelaskan)....................................................................................................... Kebersihan : bersihkotor(Jelaskan).......................................................................................................Perempuan : Payudara : Bentuksimetrisasimetris(Jelaskan)....................................................................................................... Benjolan : tidak adaada(Jelaskan)....................................................................................................... Kelamin : Bentuknormaltidak normal(Jelaskan).......................................................................................................Keputihan : tidak adaada(Jelaskan)....................................................................................................... Siklus haid : ............hariteraturtidak teratur(Jelaskan).......................................................................................................Masalah Keperawatan :.......................................................................................................................

III. POLA AKTIVITASNutrisiDi rumahDi Rumah Sakit

Makan :FrekuensiJenis dietPorsi yang dihabiskanKomposisi menu

PantanganAlergiMinum :FrekuensiJenis minumanPantanganAlergiKeluhan3x/hari4 sehat,5 sempurna1 piringNasi,sayur sayuran,lauk pauk

Tidak adaTidak ada

1LiterAir putih,susu,tehTidak adaTidak adaTidak ada3x/hari4 sehat,5senpurna1 piringSusu,nasi,sayur-syuran ,lauk pauk,buah-buahanTidak adaTidak ada

1 literSusu,air putih,tehTidak adaTidak adaTidak ada

Kebersihan diri:Mandi: 2x/hariKeramas: 3x/mingguSikat gigi: 2x/hariMemotong kuku: 1x/mingguGanti pakaian: 1x/hari

Istirahat dan aktivitas:Sehat:Tidur siang: lama 2 jam; jam 12.00 s/d 15.00 jam Tidur malam: lama 8 jam; jam 21.00 s/d 05.00 jam Sakit :Tidur siang: lama 1,5 jam; jam 12.30 s/d 14.00 jam Tidur malam: lama 5 jam; jam 22.00 s/d 07.00 jam

IV. PSIKOSOSIAL1. Sosial/Interaksi: Hubungan dengan klien: KenalDukungan keluarga: aktifDukungan kelompok/teman/masyarakat: aktifReaksi saat interaksi: defensiveLainnya(sebutkan) : Bicara dengan pasien harus keras dan menggunakan isyarat dengan tangan jarak jauh harus dengan klienKonflik yang terjadi terhadap : peran dalam keluargaLainnya(sebutkan) : Pasien memikirkan penyakitnya dan juga memikirkan keluarganya (suami dan anak-anaknya).

2. Spiritual:Konsep tentang penguasa kehidupan:AllahSumber kekuatan/harapan saat sakit:AllahRitual agama yang bermakna/berarti/diharapkan saat ini:ShalatSarana/peralatan/orang yang diperlukan untuk melaksanakan ritual agama yang diharapkan saat ini:Lewat ibadahUpaya kesehatan yang bertentangan dengan keyakinan agama:MakananKeyakinan/kepercayaan bahwa Tuhan akan menolong dalam menghadapi situasi sakit saat ini:yaKeyakinan/kepercayaan bahwa penyakit dapat disembuhkan:yaPersepsi terhadap penyebab penyakit :cobaan/peringatan

V. PEMERIKSAAN PENUNJANGFoto Ro pada tanggal 25 Oktober 2011 Mastoiditis bilateral tipe sklerotik. Cor: besar dan bentuk normal. Pulmo: tidak tampak kelainan. Sinus phrenice-costalis kiri dan kanan.

Laboratorium pada tanggal 25 Oktober 2011 Urea N: 6 mg/dl. Kreatinin serum: 0,7 mg/dl. Bilirubin direk: 0,18 mg/dl. Bilirubin total: 0,73 mg/dl. SGOT: 20 U/L. SGPT: 18 U/L.

TERAPIJenis TerapiDosis

Infus RL Klindamycin Mefenamat acid Rawat luka (ganti verban)20 tetes/ menit3x300 mg3x500 mg k/p

ANALISA DATANoDATAETIOLOGIMASALAH

1DS: pasien mengatakan nyeri telingaDO: Pasien terlihat menyeringai kesakitan Adanya otore Adanya nyeri tekanP = nyeri telingaQ = Belakang daun telingaR = cenut cenutS = 5T = kambuh-kambuhanTTV : S:36,5 O C N: 84x/menit RR: 20x/menit TD:130/80 mmhg

Nyeri akut

2DS: pasien mengatakan tidak dapat mendengarDO: Pasien terlihat kurang respon dalam berkomunikasi Bicara harus keras Adanya otore Adanya nyeri tekanTTV S:36,5 O C N: 84x/menit RR: 20x/menit TD:130/80 mmhg Perubahan persepsi dan sensori

3DS: Pasien takut penyakitnya bertambah parah.

DO: Pasien tampak gelisah Bicara harus keras Komunikasi dengan orang lain sulit.

Cemas

DIAGNOSA KEPERAWATAN1. Nyeri akut berhubungan dengan peradangan pada tulang mastoid akibat infeksi.2. Perubahan sensori dan persepsi berhubungan dengan kerusakan pendengaran3. Cemas berhubungan dengan ketidakmampuan berkomunikasi.