askep marasmus

38
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Marasmus adalah kekurangan kalori dalam diit yang berlangsung lama yang akan menimbulkan gejala undernutrition yaitu pertumbuhan kurang atau terhenti, anak masih menangis walaupun telah mendapat minum/susu, sering bangun waktu malam, konstipasi/diare, jaringan bawah kulit menghilang, kulit keriput, lemak pipi menghilang sehingga seperti wajah orang tua. (Mansjoer, 2000). Marasmus dapat terjadi pada segala umur, akan tetapi yang sering dijumpai pada bayi yang tidak mendapat cukup ASI dan tidak diberi makanan penggantinya atau sering diserang diare. Marasmus juga dapat terjadi akibat berbagai penyakit lain seperti infeksi, kelainan bawaan saluran pencernaan atau jantung, malabsorpsi, gangguan metabolik, penyakit ginjal menahun dan juga gangguan pada saraf pusat. (Dr. Solihin, 1990). Dalam keadaan kekurangan makanan, tubuh selalu berusaha untuk mempertahankan hidup dengan memenuhi kebutuhan pokok atau energi. Kemampuan tubuh untuk mempergunakan karbohidrat, protein dan lemak merupakan hal yang sangat penting untuk mempertahankan kehidupan, karbohidrat (glukosa) dapat dipakai oleh seluruh 1

Upload: zilimas

Post on 26-Sep-2015

239 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

keperawatan

TRANSCRIPT

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Marasmus adalah kekurangan kalori dalam diit yang berlangsung lama yang akan menimbulkan gejala undernutrition yaitu pertumbuhan kurang atau terhenti, anak masih menangis walaupun telah mendapat minum/susu, sering bangun waktu malam, konstipasi/diare, jaringan bawah kulit menghilang, kulit keriput, lemak pipi menghilang sehingga seperti wajah orang tua. (Mansjoer, 2000).

Marasmus dapat terjadi pada segala umur, akan tetapi yang sering dijumpai pada bayi yang tidak mendapat cukup ASI dan tidak diberi makanan penggantinya atau sering diserang diare. Marasmus juga dapat terjadi akibat berbagai penyakit lain seperti infeksi, kelainan bawaan saluran pencernaan atau jantung, malabsorpsi, gangguan metabolik, penyakit ginjal menahun dan juga gangguan pada saraf pusat. (Dr. Solihin, 1990).

Dalam keadaan kekurangan makanan, tubuh selalu berusaha untuk mempertahankan hidup dengan memenuhi kebutuhan pokok atau energi. Kemampuan tubuh untuk mempergunakan karbohidrat, protein dan lemak merupakan hal yang sangat penting untuk mempertahankan kehidupan, karbohidrat (glukosa) dapat dipakai oleh seluruh jaringan tubuh sebagai bahan bakar, sayangnya kemampuan tubuh untuk menyimpan karbohidrat sangat sedikit, sehingga setelah 25 jam sudah dapat terjadi kekurangan. Akibatnya katabolisme protein terjadi setelah beberapa jam dengan menghasilkan asam amino yang segera diubah jadi karbohidrat di hepar dan ginjal. Selama puasa jaringan lemak dipecah menjadi asam lemak, gliserol dan keton bodies. Otot dapat mempergunakan asam lemak dan keton bodies sebagai sumber energi kalau kekurangan makanan ini berjalan menahun.

Keadaan ini memerlukan diet yang berisi jumlah cukup protein yang kualitas biologiknya baik. Diit tinggi kalori, protein, mineral dan vitamin. Pemberian terapi cairan dan elektrolit. Penatalaksanaan segera setiap masalah akut seperti masalah diare berat.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari Marasmus?

2. Apa klasifikasi dari Marasmus?

3. Apa etiologi dari Marasmus?

4. Bagaimana patofisiologi dari Marasmus?

5. Bagaimana pathway dari Marasmus?

6. Apa manifestasi klinis dari Marasmus?

7. Apa komplikasi dari Marasmus?

8. Apa pemeriksaan penunjang dari Marasmus?

9. Bagaimana penatalaksanaan dati Marasmus?

10. Bagaimana pencegahan dari marasmus?

11. Bagaimana pengkajian keperawatan pada anak dengan Marasmus?

12. Bagaimana diagnosa keperawatan pada anak dengan Marasmus?

13. Bagaimana intervensi keperawatan pada anak dengan Marasmus?

14. Bagaimana implementasi keperawatan pada anak dezngan Marasmus?

15. Bagaimana evaluasi keperawatan pada anak dengan Marasmus?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian dari Marasmus

2. Untuk mengetahui klasifikasi dari Marasmus.

3. Untuk mengetahui etiologi dari Marasmus.

4. Untuk mengetahui patofisiologi dari Marasmus.

5. Untuk mengetahui pathway dari Marasmus.

6. Untuk mengetahui manifestasi klinis dari Marasmus.

7. Untuk mengetahui komplikasi dari Marasmus.

8. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang dari Marasmus.

9. Untuk mengetahui penatalaksanaan dari Marasmus.

10. Untuk mengetahui pencegahan dari marasmus

11. Untuk mengetahui pengkajian keperawatan pada anak dengan marasmus

12. Untuk mengetahui diagnosa keperawatan pada anak dengan marasmus.

13. Untuk mengetahui intervensi keperawatan pada anak dengan Marasmus.

14. Untuk mengetahui implementasi keperawatan pada anak dengan marasmus.

15. Untuk mengetahui evaluasi keperawatan pada anak dengan marasmus.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian

Marasmus adalah suatu bentuk malgizi protein energi karena kelaparan, semua unsur diet kurang. Marasmus terjadi karena masukan kalori yang tidak adekuat, penyakit usus menahun, kelainan metabolik atau infeksi menahun seperti tuberkolosis. (Arisman, 2004).

Marasmus adalah kekurangan kalori dalam diit yang berlangsung lama yang akan menimbulkan gejala undernutrition yaitu pertumbuhan kurang atau terhenti, anak masih menangis walaupun telah mendapat minum/susu, sering bangun waktu malam, konstipasi/diare, jaringan bawah kulit menghilang, kulit keriput, lemak pipi menghilang sehingga seperti wajah orang tua. (Mansjoer, 2000).

Marasmus adalah malnutrisi energi protein berat yang disebabkan oleh defisiensi makanan sumber energi (kalori) dapat terjadi bersama/tanpa di sertai defisiensi protein. (Betz, 2002).

Marasmus adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh kekurangan kalori protein. (Suriyadi, 2001).

Dari berbagai pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa marasmus adalah suatu penyakit malnutrisi energi protein berat akibat dari kurang mendapat masukan makanan dalam waktu lama yang ditandai dengan penurunan berat badan dan atropi jaringan tubuh secara bertahap terutama subkutan sehingga anak tampak lebih tua dengan kulit keriput dan turgor kulit menurun.

2.2 Klasifikasi Marasmus

1. KEP (Kurang Energi Protein) Ringan

Bila hasil penimbangan berat badan pada KMS terletak pada pita warna kuning

2. KEP Sedang

Bila hasil penimbangan berat badan pada KMS terletak di Bawah Garis Merah (BGM).

3. KEP Berat atau Gizi Buruk

Bila hasil penimbangan BB/U