askep kusta print

44
26 ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn. K DENGAN SALAH SATU ANGGOTA KELUARGA PENDERITA KUSTA DI WILAYAH PUSKESMAS ORO-ORO OMBO KECAMATAN KARTOHARJO, KOTA MADIUN 1) PENGKAJIAN KELUARGA 1) Data umum Tanggal Pengkajian : 2Juli 2013 a) Kepala keluarga : Tn. K b) Alamat : Madiun c) Pekerjaan : Swasta d) Pendidikan : STM e) Komposisi keluarga No Nama L/P Umur (Thn ) Hubung an dengan KK Pend i dika n Peker jaan Kond isi Ket 1. Tn. K L 63 KK STM swast a Saki t Pender ita Kusta 2 Ny. R P 63 Istri SD IRT Seha t 3 Ny.S P 83 Ibuny a SD - Seha t 26

Upload: fandri-samudra

Post on 03-Jan-2016

92 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Askep Kusta Print

TRANSCRIPT

Page 1: Askep Kusta Print

26

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn. K

DENGAN SALAH SATU ANGGOTA KELUARGA PENDERITA KUSTA

DI WILAYAH PUSKESMAS ORO-ORO OMBO KECAMATAN

KARTOHARJO, KOTA MADIUN

1) PENGKAJIAN KELUARGA

1) Data umum

Tanggal Pengkajian : 2Juli 2013

a) Kepala keluarga : Tn. K

b) Alamat : Madiun

c) Pekerjaan : Swasta

d) Pendidikan : STM

e) Komposisi keluarga

No Nama L/PUmur(Thn)

Hubungan dengan

KK

Pendidikan

Pekerjaan

Kondisi

Ket

1. Tn. K L 63 KK STM swasta Sakit Penderita Kusta

2 Ny. R P 63 Istri SD IRT Sehat3 Ny.S P 83 Ibunya SD - Sehat

26

Page 2: Askep Kusta Print

27

f) Genogram

Keterangan :

: Laki-laki : garis pernikahan

: Perempuan : garis keturunan

: Laki-laki meninggal

: Perempuan meninggal

: Kasus (klien)

: Tinggal serumah

Penjelasan genogram :

Tn. K tinggal serumah dengan ibu dan istrinya.

Page 3: Askep Kusta Print

28

g) Tipe keluarga

Keluarga Tn. K termasuk dalam keluarga extended family yang terdiri

dari suami, istri, dan ibu.

h) Suku Bangsa

Keluarga Tn. K mengatakan bersuku jawa dan berkebangsaan

Indonesia.

i) Agama

Keluarga Tn. K mengatakan seluruh anggota keluarga beragama Islam

semua tidak ada perbedaan agama dan aktif menjalankan sholat lima

waktu.

j) Status sosial ekonomi keluarga

Keluarga mengatakan sumber penghasilan utama sehari-hari dari Tn.K

sebelum beliau sakit. Dulu Tn.K bekerja sebagai karyawan SPBU di

Pacitan. Pendapatan Tn. K kurang lebih sebesar Rp 800.000,00 per

bulan. Sedangkan Ny. R tidak bekerja, perekonomian keluarga hanya

bergantung kepada suaminya untuk memenuhi kebutuhan sehari-

hari.Sejak 3 bulan yang lalu Tn.K berhenti dari karyawan SPBU

karena sakit, dan sekarang perokonomian keluarga ditanggung oleh ke

lima anaknya sebesar Rp. 600.000 per bulan

2) Tahap dan riwayat perkembangan keluarga

1) Keluarga dengan tahap ke VIII (keluarga tingkat usia lanjut) dengan

karakteristik keluarga yaitu pendapatan berkurang karena suami (Tn.K

tidak bekerja karena sakit kusta dan istri (Ny. R) hanya sebagai ibu

rumah tangga) peran sosial menurun dikarenakan Tn.K hanya bisa keluar

Page 4: Askep Kusta Print

29

diteras rumah serta kemampuan fisik juga menurun/ mengalami

degeneratif karena keluarga masuk dalam usia lanjut.

2) Tugas perkembangan keluarga

Tugas perkembangan keluarga yaitu:

a. Mempertahankan pengaturan hidup yang memuaskan

b. Adaptasi terhadap penurunan pendapatan

c. Mempertahankan hubungan perkawinan.

d. Mempertahankan ikatan keluarga antar generasi diwujudkan dengan

dikunjungi anak dan cucunya.

e. Mempertahankan ikatan sosial dengan diwujudkan sering adanya

interaksi antar keluarga.

3) Data lingkungan

a) Karakteristik rumah

(1) Luas rumah : 9 X 7 meter

(2) Type rumah : permanen

(3) Kepemilikan : milik pribadi

(4) Jumlah dan ratio kamar/ruangan: 3 kamar tidur, 1 ruang tamu, 1 ruang

makan, 1 dapur, 1 kamar mandi, 1 gudang.

(5) Ventilasi/jendela rumah: ada ventilasi > 10 % dari total luas lantai.

(6) Pencahayaan: cukup, terutama didalam kamar, (ditandai dengan petugas

dapat membaca tulisan yang ada di dalam kamar tanpa bantuan lampu

penerangan.

(7) Pemanfaatan ruangan: Keluarga Tn. K memanfaatkan gudang untuk

menyimpan barang-barang rumah tangga yang tidak terpakai. Namun

Page 5: Askep Kusta Print

Ruan

g m

akan

Kam

ar

man

di

Kam

ar

tidur

Kam

artid

ur

Kam

artid

ur

Hal

aman

sam

ping

Ruan

g ta

mu

Ruan

g ta

mu

Dap

ur

Dap

ur

30

karena gudang yang sempit, keluarga memanfaatkan ruang tamu untuk

menampung sisa barang rumah tangga yang tidak terpakai.

(8) Sumber air minum: PAM

(9) Kamar mandi/WC: kamar mandi jadi satu dengan WC jenis leher

angsa, milik sendiri, cukup terawat, tidak terdapat jentik nyamuk &

tidak berlumut.

(10)Sampah: dibuang di tempat sampah dengan diangkut petugas

kebersihan.

(11)Kebersihan lingkungan: lantai rumah terbuat dari keramik, atap terbuat

dari genting , cukup bersih.

b) Denah Rumah

Gambar 4.2 Denah Rumah

U

Page 6: Askep Kusta Print

31

1. Karakteristik rumah

Perumahan yang digunakan adalah permanen dengan luas 9x7 meter,

Keluarga menggunakan 3 kamar setiap kamar berukuran 2,5x2,5 meter

dan masing-masing memiliki jendela ukuran 1x0,5 meter. Pintu ada 2,

jendela ruang tamu ada 2 (jadi satu) ukuran 2x1,5 meter, pencahayaan

dari genteng kaca dan lampu listrik jika malam hari. Kebersihan rumah

cukup bersih tapi kurang rapi. Keluarga memiliki kamar mandi dan WC.

Jenis jamban leher angsa, sumber air minum dari PAM. Keadaan air

jernih, tidak berbau, dan tidak berasa. Keluarga tidak mempunyai tempat

pembuangan limbah sendiri, limbah lewat got mengalir ke selokan sungai,

sampah rumah tangga dibuang ke tempat sampah yang kemudian

diangkut di petugas sampah . Keluarga tidak mempunyai ternak.

2. Karakteristik tetangga dan komunitas

Rumah di sekitar rumah Tn. K berdekatan. Antar anggota saling

toleransi dan mengenal satu sama lain. Kebanyakan di sekitar Tn. K bekerja

sebagai pedagang dan ada juga yang pegawai negeri / swasta. Dalam

berinteraksi sosial, masyarakat sendiri belum menerima keadaan Tn.K dan

menjauhi Tn.K karena merasa takut ketularan penyakitnya.

3. Mobilitas geografis keluarga

Tn.K berasal dari Dolopo dan Ny.R berasal dari Ngawi. KeluargaTn.K

sudah tinggal di daerah tersebut sejak setelah menikah kurang lebih 35

tahun.

Page 7: Askep Kusta Print

32

4. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat

Tn. K sudah 1,5 bulan ini tidak ikut kegiatan kemasyarakatan seperti

pengajian dan kerja bakti dilingkungan sekitar rumahnya karena malu

dengan keadaan penyakit yang dideritanya.

5. Sistem pendukung keluarga

Saat ini Tn. K menderita Kusta sejak 1,5 bulan yang lalu

a. Fasilitas fisik yang dimilik keluarga hanya persediaaan obat yang

didapat dari puskesmas.

b. Fasilitas psikologis; masalah dalam keluarga di bicarakan dengan

isteri dan ibunya yang setiap saat ada di rumah.

c. Fasilitas sosial; Tn. K mempunyai kartu sehat JAMKESMASTA

untuk kontrol rutin di Puskesmas.

3) Struktur keluarga

a) Pola komunikasi keluarga

Keluarga Tn.K menggunakan bahasa Jawa dalam berkomunikasi.

Dalam keluarga mempunyai kebiasaan berkomunikasi setiap saat dalam

waktu santai. Komunikasi dengan keluarga yang lain yang berdomisili jauh

melalui telepon.

b) Struktur kekuatan keluarga

Tn.K melibatkan isterinya dalam pengambilan keputusan. Ny.R

sebagai isteri dari Tn.K dalam upaya peningkatan kesehatan cukup

bijaksana tampak sabar dalam menghadapi penyakit atau masalah yang

dialami oleh suaminya sehingga dapat mendorong Tn.K untuk tetap

Page 8: Askep Kusta Print

33

semangat dan kooperatif terhadap terapi pengobatan Kusta sesuai dengan

program terapi.

c) Struktur peran

Ny.R sebagai isteri dari Tn.K yang selalu membantu dan mendorong

Tn.K untuk selalu kontrol ke puskesmas dan minum obat secara teratur.

Ny.S sebagai ibu dari Tn.K selalu sabar dan memberi motivasi Tn.K

dalam pengobatan kusta.

d) Struktur nilai atau norma keluarga

Keluarga Tn.K menganut agama Islam. Di samping itu, keluarga

juga menganut norma dan kebudayaan Jawa di masyarakat sekitarnya.

Kebiasaan keluarga tidak ada yang bertentangan dengan kesehatan.

4) Fungsi keluarga

a) Fungsi afektif

Dalam kehidupan keseharian, keluarga Tn.K terlihat rukun.

Keduanya saling menghormati dan menghargai serta menyayangi.Apabila

ada keluarga yang sakit atau ditimpa musibah, keluarga saling mendukung

untuk menyelesaikannya.

b) Fungsi sosialisasi peran

Hubungan dalam keluarga Tn. K menganut kebudayaan Jawa.

Dalam berhubungan dengan masyarakat, Tn.K sering merasa canggung,

minder, malu dengan penyakit yang dideritanya. Dalam berinteraksi kontak

mata klien kurang, klien sering melihat ke arah bawah ketika di ajak bicara.

c) Fungsi reproduksi

Dalam keluarga, Tn.K sudah menikah dan mempunyai 5 orang anak.

Page 9: Askep Kusta Print

34

c) Fungsi ekonomi

(1) Pendapatan keluarga: Sebelum Tn.K sakit pendapatan keluarga

tergantung dari hasil pekerjaan Tn K sebagai karyawan SPBU, namun

selama Tn.K sakit dan keluar menjadi karyawan SPBU pendapatan

keluarga berasal dari kelima anaknya.

(2) Kebutuhan yang dikeluarkan: kebutuhan sehari-hari.

(3) Tabungan: keluarga memiliki tabungan (± Rp.50.000/bulan) yang akan

digunakan untuk memasang plavon rumah.

d) Fungsi perawatan kesehatan

Kemampuan keluarga melaksanakan tugas perawatan kesehatan,

meliputi :

(1) Kemampuan keluarga mengenal masalah kesehatan

Sebelum memeriksakan diri ke puskesmas , keluarga Tn. K

tidak mengetahui tentang penyakit kusta.Tn.K mengatakan merasa

gatal-gatal pada tangan kanan dan kiri,kedua kaki dan punggung sejak

tahun 2011.Tn.K sudah berobat namun tidak kunjung sembuh dan

gatal-gatal tersebut kambuh lagi. Saat gatal-gatal kambuh lagi dan Tn.K

minum obat bersih darah kembang gula kemudian timbul bercak-bercak

kemerahan pada kedua tangan, kaki, punggung dan dada kemudian oleh

Tn.K baru diperiksakan pada bulan Juni 2013 di puskesmas. Setelah

mendapatkan pengetahuan/penjelasan dari petugas kesehatan, Keluarga

Tn. K baru mampu mengenal adanya masalah kesehatan yang dialami

Tn.K yaitu Tn.K terdiagnosa kusta tipe MB. Namun keluarga Tn.K

masih bertanya-tanya tentang tanda gejala, program terapi, cara

Page 10: Askep Kusta Print

35

perawatan diri, serta penularannya.Karena Tn.K merasa malu jika

penyakitnya tidak bisa sembuh.

(2) Kemampuan keluarga mengambil tindakan yang tepat

Kemampuan keluarga mengenal sifat masalah baik setelah

mendapatkan penjelasan dari petugas puskesmas setelah klien

mendapatkan perawatan, terbukti jika ada anggota keluarga yang sakit

segera memeriksakan di pelayanan kesehatan (Puskesmas Induk Oro-

oro Ombo). Sejak 1,5 bulan yang lalu, Tn.K terdiagnosa kusta tipe MB,

beliau selalu rutin kontrol dan minum obat dari puskesmas. Selain itu

beliau juga mentaati anjuran-anjuran yang diberikan petugas kesehatan

seperti penggunaan pelindung tangan dan kaki.

(3) Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit

(a) Pola pemberian nutrisi

Makan: Keluarga Tn.K biasa makan 3 kali sehari. Dengan menu

nasi/mie, sayur, dan lauk pauk bervariasi yang terkadang

diselingi dengan buah-buahan. KeluargaTn.K terbiasa

konsumsi makanan rendah garam, kolestrol dan gula.

Minum: keluarga Tn.K terbiasa minum air putih rebus ± 8 gelas air

putih/hari, serta minuman teh 1 gelas/hari.

(b) Pola aktivitas/latihan dan rekreasi

Jika ada waktu luang klien biasanya melihat TV,membaca buku.

Page 11: Askep Kusta Print

36

(c) Pola tidur dan istirahat

Tn.K mengatur waktu tidur siang keluarga dari jam 13.00

sampai jam 15.00. sedangkan malam hari jam 21.00 sampai jam

04.00 WIB.

(d) Pola penggunaan obat

Dalam keluarga tidak ada yang mengkonsumsi bahan

berisiko seperti rokok, kopi, alkohol dan obat-obatan terlarang.

Hanya Tn.K yang rutin minum obat sebagai program terapi

pengobatan kusta yang didapatkan dari Puskesmas Oro-oro Ombo

yaitu: Rimfampicin 600 mg, Diaminodiphenylsulfone 100 mg,

Lamprin 300 mg (diminum setiap bulan sekali dalam pengawasan

petugas puskesmas). Setiap hari DDS 100 mg & lamprin 50 mg.

Sedangkan Keluarga Tn.K memanfaatkan puskesmas Oro-oro

Ombo untuk kontrol dan mendapat obat sesuai keluhannya.

(e) Kemampuan merawat anggota yang sakit

Apabila ada anggota keluarga yang sakit segera

memeriksakannya ke Puskesmas atau Rumah Sakit.Untuk

mengatasi penyakitnya sekarang, Tn.K rutin periksa ke Puskesmas

Oro-oro Ombo untuk kontrol kesehatan dan mengambil obat yang

diprogramkan untuk penyakit kustanya.Ny.R dan keluarga selalu

memotivasi Tn.K untuk mentaati program pengobatan penyakitnya.

(4) Kemampuan keluarga memelihara lingkungan yang menunjang

kesehatan dan mencegah terjadinya sakit.

Page 12: Askep Kusta Print

37

Keluarga Tn.K menyempatkan diri untuk membersihkan dan

merawat rumah dan lingkungannya. Rumah terlihat cukup tertata rapi.

Terdapat tempat sampah di depan rumah, selokan mengalir lancar.

Keluarga kurang memperhatikan masalah penularan penyakit kusta,

yang ditandai dengan keluarga Tn.K dan Ny.R tidur dalam satu

ruangan, Ny.R dan Ny.S jarang mencuci tangan setelah kontak dengan

Tn.K

(5) Kemampuan keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan

Pemanfaatan fasilitas kesehatan, keluarga Tn. K mampu untuk

memanfaatkannya, karena Tn.K selama sakit berobat ke Puskesmas

Oro-oro Ombo dengan bantuan jaminan kesehatan. Tn.K

memanfaatkan puskesmas Oro-oro Ombo untuk kontrol kesehatan dan

mendapatkan obat sesuai keluhan begitu juga keluargaTn.K

5) Riwayat Kesehatan Keluarga

a) Riwayat kesehatan keluarga

(1) Riwayat kesehatan keluarga saat ini:

Tn.K mengatakan sedang menderita penyakit kusta dalam proses

pengobatan dan Tn.K tidak mempunyai keluhan lain saat ini. Sekitar

bulan Juni 2013 , klien periksa ke laboratorium puskesmas dengan BTA

kusta (+) tipe MB

Ny.R dan Ny.S mengatakan keluarganya tidak ada keluhan

tentang kesehatannya saat ini.

Page 13: Askep Kusta Print

38

(2) Riwayat penyakit keturunan

Dalam anggota keluarga tidak ada yang menderita penyakit menurun

seperti hipertensi,DM dan penyakit menular seperti TBC,HVB dan

HIV/AIDS.

b) Riwayat penyakit keluarga sebelumnya

(1) Ny.R dan Ny.S mengatakan keluarganya tidak ada yang menderita

penyakit kusta,penyakit kronis dan penyakit menurun.

(2) Tn.K mengatakan tidak pernah menderita penyakit kronis dan

menurun. Sebelum terdiagnosa kusta sejak 1,5 bulan yang lalu Tn.K

mengaku terdapat ruam merah pada muka, bercak kemerahan di kedua

tangan,kedua kaki,pundak dan punggungnya.

c) Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan Fisik Pada Keluarga Sdr.SmNo. Pemeriksaan Tn.K Ny.S Ny. R

1 Keadaan Umum

Baik Baik Baik

Penampilan Tinggi badan 165 cm, BB= 67 kg.IMT = BB(kg) : TB(m)²= 67 kg : 1,65m2

= 67 : 2,72= 24,6

Tinggi badan 161 cm, BB= 59 kg.IMT = BB(kg) : TB(m)² = 53kg : 1,61m² = 53 : 2,6 = 20,38(normal)

Tinggi badan 154 cm, BB= 49 kg.IMT = BB(kg) : TB(m)² = 49kg : 1,54m² = 49 : 2,3716 = 20,66(normal)

3 TTV TD:120/80 mmHgRR:20x/menitNadi:86x/menitSuhu: 36,8ºCCRT: <3 detik (normal)Turgor kulit: <3 detik (normal)

TD:130/90 mmHgRR: 22 x/menitNadi:84x/menitSuhu: 36,7ºCCRT: < 2 detik (normal)Turgor kulit: < 2 detik (normal)

TD:130/90 mmHgRR: 22 x/menitNadi:84x/menitSuhu: 36,7ºCCRT: < 2 detik (normal)Turgor kulit: < 2 detik (normal)

4 Kepala Rambut pendek Rambut putih Rambut putih

Page 14: Askep Kusta Print

39

hitam sebagian putih, tidak ada lesi, tidak ada benjolan abnormal, tidak ada bercak, nodul, maupun infiltrate

pendek, tidak ada lesi, tidak ada benjolan abnormal, tidak ada bercak-nodul maupun infiltrat

pendek, tidak ada lesi, tidak ada benjolan abnormal, tidak ada bercak-nodul maupun infiltrat

5 Muka simetris,Tidak ada oedem, tidak ada lesi,.

Terdapat ruam merah di pipi kanan

Simetris,Tidak ada oedem, tidak ada lesi, terdapat bekas luka jerawat.

Tidak ada bercak-nodul maupun infiltrat

Simetris,Tidak ada oedem, tidak ada lesi,.

Tidak ada bercak-nodul maupun infiltrat

6 Mata simetris, pupil isokhor, tidak lagoptalmus, penglihatan menurun, tidak strabismus, konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik

Simetris, pupil isokhor, tidak lagoptalmus, penglihatan menurun, tidak strabismus, konjungtiva merah muda, sklera putih

Tidak ada bercak-nodul maupun infiltrat

Simetris, pupil isokhor, tidak lagoptalmus, penglihatan menurun, tidak strabismus, konjungtiva merah muda, sklera putih

Tidak ada bercak-nodul

7. Mulut Bibir lembab, tidak ada stomatitis, tidak ada perdarahan guzi

Bibir lembab, tidak ada stomatitis, lidah bersih, tidak ada keluhan.

Bibir lembab, tidak ada stomatitis, lidah bersih, tidak ada keluhan.

8. Hidung Simetris, tidak ada polip, tidak ada sekret, tidak ada radang, tidak ada septum deviasi, pernafasan cuping hidung tidak ada, ada infiltrat di sebagian permukaan hidung (tidak mati rasa)

Simetris, tidak ada polip, tidak ada sekret, tidak ada radang, tidak ada septum deviasi, pernafasan cuping hidung tidak ada, tidak ada bercak

Simetris, tidak ada polip, tidak ada sekret, tidak ada radang, tidak ada septum deviasi, pernafasan cuping hidung tidak ada, tidak ada bercak

9. Telinga Simetris, tidak ada Simetris, tidak Simetris, tidak

Page 15: Askep Kusta Print

40

serumen, terdapat bercak kemerahan (tidak mati rasa) pada cuping telinga kanan (diameter 0,5 cm), pendengaran normal.

ada serumen, tidak ada bercak, pendengaran normal

ada serumen, tidak ada bercak, pendengaran normal

10. Dada Inspeksi: ada bercak-kemerahan (0,5-2 cm) Simetris, tidak ada retraksi dinding dada, irama nafas 20 x/menit

Auskultasi: bunyi nafas vesikular di seluruh lapang paru.

Jantung: BJ1 dan BJ2 tunggal, perkusi pekak, ictus kordis teraba di ICS 5 midklavikula sinistra.

palpasi: tactil fremitus simetris kanan kiri, ekspansi paru simetris kanan kiri.

Perkusi: sonor

Inspeksi: Simetris, tidak ada retraksi dinding dada, irama nafas 22 x/menit

palpasi: tactil fremitus simetris kanan kiri, ekspansi paru simetris kanan kiri, tidak ada napas paradok.

Perkusi: sonor

Auskultasi: bunyi nafas vesikular di seluruh lapang paru.

Jantung: BJ1 dan BJ2 tunggal, perkusi pekak, ictus kordis teraba di ICS 5 midklavikula sinistra.

Inspeksi: Simetris, tidak ada retraksi dinding dada, irama nafas 22 x/menit

palpasi: tactil fremitus simetris kanan kiri, ekspansi paru simetris kanan kiri, tidak ada napas paradok.

Perkusi: sonor

Auskultasi: bunyi nafas vesikular di seluruh lapang paru.

Jantung: BJ1 dan BJ2 tunggal, perkusi pekak, ictus kordis teraba di ICS 5 midklavikula sinistra.

11. Abdomen Inspeksi: tidak nampak ascites, tidak ada lesi, bentuk abdomen cembung, tidak ada bercak-nodul maupun infiltrat.

Auskultasi: terdengar peristaltik usus 12x/menit

Inspeksi: tidak nampak ascites, tidak ada lesi, bentuk abdomen cembung.

Auskultasi: terdengar peristaltik usus 11x/menit

Palpasi: tidak

Inspeksi: tidak nampak ascites, tidak ada lesi, bentuk abdomen cembung.

Auskultasi: terdengar peristaltik usus 11x/menit

Palpasi: tidak

Page 16: Askep Kusta Print

41

Palpasi: tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan abnormal, tidak ada ascites

Perkusi: tympani

ada nyeri tekan, tidak ada benjolan abnormal, tidak ada ascites

Perkusi: tympani

ada nyeri tekan, tidak ada benjolan abnormal, tidak ada ascites

Perkusi: tympani

12. Ekstremitas Tidak ada oedem, simetris, rentang gerak abnormal(kekuatan otot 4/4), kontraktur otot melemah.Terdapat bercak kemerahan pada lengan kiri dan kanan(diameter 2 cm) dan terdapat bercak mati rasa) pada tlapak tangan kanan dan kedua tlapak kaki kiri dan kanan(diameter 0,5 cm – 2 cm

Tidak ada oedem, simetris, rentang gerak normal (kekuatan otot 5/5) tidak ada bercak, nodul maupun infiltrat.

Tidak ada oedem, simetris, rentang gerak normal (kekuatan otot 5/5) tidak ada bercak, nodul maupun infiltrat.

13 Neuro sensori

Terdapat gangguan Saraf ekstremitas

- terbukti telapak tangan kanan dan kiri kaku dan mengalami penurunansensori Pemeriksaan rasa raba pada telapak kaki dan tangan mengalami penurunan sensasi rasa.

Saraf fasialis normal

Saraf ulnalis, radialis peronius, tibialis posterior normal (tidak teraba penebalan)

Saraf fasialis normal

Saraf ulnalis, radialis peronius, tibialis posterior normal (tidak teraba penebalan)

14 Integumen Turgor kurang dari 1 detik (normal). Akral teraba hangat. Terdapat bercak kemerahan pada muka, lengan kanan-kiri, kaki kanan kiri.(total lebih dari 5

Turgor kurang dari 1 detik. Akral hangat. Tidak ada lesi, bercak, infiltrat, benjolan abnormal maupun iritasi/

Turgor kurang dari 1 detik. Akral hangat. Tidak ada lesi, bercak, infiltrat, benjolan abnormal maupun iritasi/

Page 17: Askep Kusta Print

42

bercak kemerahan) yang sebagian bersifat mati rasa, tdak nyeri, tidak panas, dan tidak gatal

infeksi lainnya. infeksi lainnya

6) Stress dan Koping Keluarga

a) Stress jangka panjang (> 6 bulan) dan jangka pendek (< 6 bulan) yang

terjadi pada keluarga

Tn.K mengetahui menderita kusta merasa takut, tetapi perasaan takut

hilang setelah mengetahui bahwa penyakitnya dapat disembuhkan sehingga

tetap mempunyai kemauan untuk sembuh.Untuk itu klien bersedia

menjalani pengobatan.Namun klien merasa minder ketika mau melakukan

kegiatan sosial di lingkungannya.

b) Strategi koping yang digunakan baik fungsional maupun disfungsional.

Keluarga memilih musyawarah mufakat untuk menyelesaikan

permasalahan keluarga.

7) Terapi Medis

Tanggal 2 Juli 2013

Prednisolon 5 mg

2 minggu I 8x1 tablet pred 40 mg

2 minggu II 6x1 tablet pred 30 mg

2 minggu III 4x1 tablet pred 20 mg

2 minggu IV 3x1 tablet pred 15 mg

2 minggu V 2x1 tablet pred 10 mg

2 minggu VI 1x1 tablet pred 5 mg

NB : Pada Tn.K berada dalam pengobatan 2 minggu ke IV

Page 18: Askep Kusta Print

43

Analisa Data Keperawatan Keluarga dengan Masalah Kesehatan Kusta pada Tn.S

di wilayah kerja Puskesmas Oro-oro Ombo, Tanggal 2 Juli 2013

DataMasalah

Keperawatan

Kemungkinan Penyebab

1. Data subyektifKlien mengatakan seluruh badannya penuh dengan bercak kemerahan dari kustaKlien dan keluarga mengatakan tidak tahu cara penularan penyakit kustaKlien dan keluarga mengatakan belum tahu cara merawat penyakit kustaTanda gejala kusta klien terjadi pada tahun 2011, namun keluarga baru memeriksakan masalah kesehatan klien pada bulan Juni tahun 2013.

Data Objektif :a) Terdapat bekas infiltrate, ruam kemerahan pada muka,

punggung, dada, kedua tangan, kedua kakib) Pada jari-jari klien mulai ada kekakuan

2. Data Subyektif :a) Klien mengatakan malu/minder dengan keadaan dirinya

(terdapat penyakit kusta).b) Klien dan keluarga mengatakan belum mengetahui tanda

dan gejala penyakit kusta sebelum pendapatkan menjelasan dari petugas.

c) klien mengatakan tetangga belum menerima sepenuhnya keadaannya dan menjauhinya takut ketularan.

Data Objektif :d) Keluarga terlambat memeriksakan kesehatan klien.c) Terdapat bercak kemerahan pada tangan ka/ki, kaki ka/ki,

wajah, punggung dan dada.d) Kurang adanya kontak mata saat bicara dan kontak mata

kurang, ekspresi wajah terlihat sendu.e) Tanda gejala kusta klien terjadi pada tahun 2011, namun

keluarga baru memeriksakan masalah kesehatan klien pada bulan Junil tahun 2013.

f) Pandangan negatif tetangga kepada keluarga Tn.K terhadap penyakit Tn.K yang takut ketularan penyakitnyadan mengucilkan Tn.K

Resiko tinggi kecacatan

Harga Diri Rendah

Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan tentang penyakit kusta

Ketidak memampuan keluarga mengenal masalah kesehatan

Page 19: Askep Kusta Print

44

A. Skoring

a. Proritas masalah

Untuk mengatasi masalah keluarga Tn K secara keseluruham tidak

mungkin.Oleh karena itu perlu dilakukan proritas masalah kesehatan, mana

masalah kesehatan dan keperawatan yang mengancam kehidupan dan

mengancam kesehatan keluarga.

Untuk membuat prioritas masalah tersebut berdasarkan skoring.

1. Resiko tinggi terjadinya kecacatan berhubungan dengan ketidakmampuan

keluarga mengenal masalah kusta

N

o

Kriteria Perhitunga

n

Skor Pembenaran

1. Sifat masalah:

Resiko

2/3 x 1 2/3 Ancaman masalah.

2. Kemungkinan

masalah dapat

diubah

2/2 x 2 2 Keluarga klien dapat mencegah

terjadinya kecacatan.

3. Potensi untuk

mencegah

masalah

3/3 x 1 1 Untuk menghindari terjadinya

resiko tinggi terjadinya

kecacatan yaitu dengan

perawatan yang sesuai.

4. Menonjolnya

masalah

2/2 x 1 1 Keluarga menyadari dan perlu

segera diatasi.

Page 20: Askep Kusta Print

45

Total Skor 4 2/3

2. Harga Diri RendahKetidak memampuan keluarga mengenal masalah kesehatan

No Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran

1. Sifat masalah:

resiko

1/3 x 1 1/3 Ancaman psikologis.

2. Kemungkinan

masalah dapat

diubah

2/2 x 2 1 Kebiasaan klien yang dapat

mendorong kekambuhan akan

terulang kembali saat klien

merasakan tidak ada dukungan

dari keluarga

3. Potensi untuk

mencegah

masalah

3/3 x 1 1 Sumber-sumber dan tindakan

yang mencegah kekambuhan

dapat dijangkau oleh klien

4. Menonjolnya

masalah

1/2 x 1 1/2 Kebiasaan dalam mengatasi

masalah yang sedederhana

menyebabkan masalah tidak

dianggap serius oleh klien dan

keluarga

Total Skor 2 5/6

Page 21: Askep Kusta Print

46

Diagnosa Keperawatan

1. Resiko tinggi terjadinya kecacatan berhubungan dengan ketidakmampuan

keluarga mengenal masalah kusta.

2. Gangguan konsep diri: harga diri rendah berhubungan dengan ketidak

mampuan keluarga mengenal masalah psikologis klien..

Perencanaan Keperawatan

1. Resiko tinggi terjadinya kecacatan berhubungan dengan ketidakmampuan

keluarga mengenal masalah kusta.

Tujuan :Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x kunjungan dalam

1 minggu klien dan keluarga semakin yakin untuk mencegah terjadinya

kecacatan pada klien.

Kriteria hasil : pasien semakin faham mengenai penyuluhan yang diberikan

petugas kesehatan mengenai pencegahan kecacatan.

a. Berikan informasi kepada keluarga mengenai: pengertian, penyebab,

tanda dan gejala kusta,komplikasi dan pencegahan penularan kusta.

R/ menambah pengetahuan keluarga dan klien tentang penyakit kusta

b. Berikan informasi tentang alternatif pencegahan yang dapat diambil

untuk mengatasi kecacatan pada penderita kusta, seperti perawatan mata

dengan lagophthalmos :

a) Penderita memeriksa mata setiap hari apakah ada kemerahan atau

kotoran

b) Penderita harus ingat sering kedip dengan kuat dan senam mata.

c) Melakukan senam muka dan senam mulut.

d) Mata perlu dilindungi dari kekeringan dan debu.

Perawatan tangan dan kaki yang mati rasa

a) Penderita memeriksa tangan dan kakinya tiap hari untuk mencari

tanda- tanda luka, melepuh

b) Perlu direndam setiap hari dengan air dingin selama lebih kurang

setengah jam kemudian disabun dan dikeringkan dengan handuk.

c) Kemudian diolesi minyak sambil dipijat-pijat.

d) Kulit yang tebal digosok agar tipis dan halus.

Page 22: Askep Kusta Print

47

e) Jari bengkok diurut agar lurus dan sendi-sendi tidak kaku

f) Tangan dan kaki yang mati rasa dilindungi dari panas, benda tajam,

luka

R/untuk menambah pengetahun klien dan keluarga dalam perawatan

penyakit kusta

c. Jelaskan akibat bila tidak melakukan tindakan keperawatan untuk

mengatasi kusta

R/ Penjelasan yang diberikan dapat untuk memotivasi klien teratur

dalam melakukan pengobatan kusta

d. Berikan kesempatan untuk mengambil keputusan tentang tindakan

kesehatan yang diambil pada anggota keluarga yang terkena kusta

R/untuk membantu mempercepat kesembuhan

e. Sarankan atau anjurkan kepada keluarga selalu mengingatkan untuk

minum obat secara teratur pada penderita kusta

R/ mempercepat kesembuhan klien.

f. Motivasi keluarga untuk kontrol rutin kepelayanan kesehatan.

R/dukungan keluarga membuat semangat klien untuk cepat sembuh.

2. Gangguan konsep diri: harga diri rendah berhubungan dengan ketidak-

mampuan keluarga mengenal masalah penyakit kusta.

Tujuan :Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x kunjungan dalam

1 minggu, klien menjadi yakin jika penyakitnya bisa disembuhkan..

Kriteria hasil : - Keluarga dapat mengenal kebutuhan harga diri pada

penderita kusta.

- Keluarga dapat mengidentifikasi faktor- faktor yang

dapat menyebabkan harga diri rendah pada pasien kusta.

- Klien dapat menerima keadaan dirinya

Intervensi :

a. Lakukan kontrak program.

a) Jelaskan maksud dan tujuan asuhan keperawatan.

b) Diskusikan waktu pertemuan tindakan keperawatan.

Rasional :Menentukan program keperawatan.

Page 23: Askep Kusta Print

48

b. Jelaskan kebutuhan harga diri klien penderita kusta

Rasional :Pengenalan keluarga akan kebutuhan harga diri pada penderita kusta

c. Jelaskan kepada klien dan keluarga tentang faktor penyebab harga diri rendah

dan pemenuhan kebutuhan harga diri penderita kusta.

Rasional :Memberikan pengetahuan keluarga seputar harga diri rendah.

d. Berikan kesempatan klien dan keluarga untuk menanyakan penjelasan yang

telah didiskusikan.

Rasional :Mengkonfirmasi informasi yang telah didiskusikan.

e. Berikan pujian terhadap kemampuan materi yang diberikan.

Rasional :Apresiasi dapat menumbuhkan umpan balik positif serta dapat

meningkatkan rasa percaya diri klien.

f. Anjurkan keluarga untuk memberikan dukungan motivasi kepada klien untuk

mengikuti kegiatan masyarakat.

Rasional :Memotivasi klien dalam beraktivitas sosial.

g. Anjurkan keluarga untuk memfasilitasi perawatan diri mandiri klien di rumah.

Rasional :Sebagai sarana penunjang kesembuhan klien.

Implementasi

Waktu Diagnosa Implementasi TTD

3Juli

2013

16.00

WIB

Diagnosa

1

a. Memberikan informasi kepada keluarga

mengenai: pengertian, penyebab, tanda dan gejala

kusta,komplikasi dan pencegahan penularan

kusta.

R/ keluarga mengerti tentang penjelasan yang diberkan.

b. Memberikan informasi tentang alternatif

pencegahan dapat diambil untuk mengatasi

kecacatan pada penderita kusta, seperti :

Perawatan mata dengan lagophthalmos :

a) Penderita memeriksa mata setiap hari apakah

ada kemerahan atau kotoran

b) Penderita harus ingat sering kedip dengan

kuat dan senam mata.

c) Senam wajah dan senam mulut

Page 24: Askep Kusta Print

49

d) Mata perlu dilindungi dari kekeringan dan

debu.

Perawatan tangan dan kaki yang mati rasa

a) Penderita memeriksa tangan dan kakinya tiap

hari untuk mencari tanda- tanda luka, melepuh

b) Merendam setiap hari dengan air dingin selama

lebih kurang setengah jam kemudian disabun

dan dikeringkan dengan handuk.

c) Mengolesi dengan minyak sambil dipijat-pijat

d) Menggosok kulit yang tebal agar tipis dan halus

e) Mengurut jari yang bengkok agar lurus dan

sendi-sendi tidak kaku

g) Tangan dan kaki yang mati rasa dilindungi dari

panas, benda tajam, luka

R/klien dan keluarga bersedia melakukan

perawatan pencegahan kecacatan kusta.

c. Mendiskusikan akibat bila tidak melakukan

tindakan keperawatan untuk mengatasi kusta

R/ keluarga bersedia melakukan tindakan keperawatan yang

diberikan

d. Memberikan kesempatan untuk mengambil

keputusan tentang tindakan kesehatan yang diambil

pada anggota keluarga yang terkena kusta

R/keluarga bersedia memeriksakan anggota keluarganya yang

terkena kusta

e. Menganjurkan kepada keluarga selalu

mengingatkan untuk minum obat secara teratur

pada penderita kusta

R/ keluarga bersedia mengingatkan klien untuk mkinum obat

teratur

f. Motivasi keluarga untuk kontrol rutin kepelayanan

kesehatan.

Page 25: Askep Kusta Print

50

R/ klien bersedia untuk control rutin jika obat habis

Diagnosa 2 a. Melakukan kontrak program.

a) Menjelaskan maksud dan tujuan asuhan

keperawatan.

b) Mendiskusikan waktu pertemuan tindakan

keperawatan.

Respon: Klien dan keluarga setuju dengan rencana

asuhan keperawatan yang akan diberikan.

b. Menjelaskan kebutuhan harga diri klien penderita

kusta

Respon: Klien dan keluarga memahami penjelasan

kebutuhan harga diri.

c. Menjelaskan kepada klien dan keluarga tentang

faktor penyebab harga diri rendah dan pemenuhan

kebutuhan harga diri penderita kusta.

Respon : klien dan keluarga dapat memahami

faktor penyebab harga diri rendah dan pemenuhan

kebutuhan harga diri penderita kusta.

d. Memberikan kesempatan klien dan keluarga untuk

menanyakan penjelasan yang telah didiskusikan.

Respon : Klien dan keluarga bertanya tentang cara

waktu yang dibutuhan dalam perawatan.

e. Memberikan pujian terhadap kemampuan materi

yang diberikan.

Respon : Klien dan keluarga bersemangat dalam

menerima materi.

EVALUASI

Diagnosis Tanggal Evaluasi

Resiko tinggi terjadinya 6 Juli 2013 Subyektif :

Page 26: Askep Kusta Print

51

kecacatan berhubungan

dengan ketidakmampuan

keluarga mengenal

masalah kusta.

Gangguan konsep diri :

harga diri rendah

berhubungan dengan

kemampuan keluarga

mengenal masalah

kesehatan.

16.00 WIB

6 Juli 2013

16.30 WIB

- Klien mengatakan jari-jari

tangannya masih terasa kaku

- Klien dan keluarga mengatakan

sudah tahu cara penularan kusta

- Keluarga mengatakan mengerti

dengan cara perawatan kusta.

Objektif :

Jari-jari tangan terlihat sedikit kaku

Analisis : Masalah teratasi

(Intervensi a,b,c,d,e,f)

Planning : Motivasi keluarga dan

klien untuk melakukan perawatan

pencegahan kecacatan pada pasien

kusta secara teratur.

Subyektif :

a) Klien mengatakan masih

canggung jika berinteraksi

dengan orang lain.

b) Klien berjanji setelah sembuh

nanti akan terlibat dalam

kegiatan sosial, berusaha

mengembangkan kemampuan

diri saat bekerja, dan

menyelesaikan pengobatan

kusta dengan tertib serta akan

aktif dalam paguyuban kusta.

c) Klien dan keluarga mengatakan

telah mengetahui tanda dan

gejala penyakit kusta setelah

pendapatkan menjelasan dari

petugas.

Page 27: Askep Kusta Print

52

d) Klien dan keluarga telah

mengetahui dampak psikologis

(harga diri rendah) akibat kusta,

kebutuhan harga diri, faktor

menyebab dan cara pemenuhan

kebutuhan harga diri penderita

kusta.

e) Keluarga berjanji akan segera

membawa anggota keluarga

yang sakit ke puskesmas atau

rumah sakit terdekat.

Obyektif :

a) Terdapat bercak kemerahan

pada seluruh tubuh.

b) Mulai ada kontak mata yang

lama dari klien saat diajak

berkomunikasi, ekspresi wajah

menunjukkan percaya diri

Analisis

Masalah teratasi sebagian dengan :

a) Mulai adanya kontak mata yang

lama dari klien saat diajak

berkomunikasi, ekspresi wajah

sesuai.

b) Kondisi lingkungan yang

terawat, jendela kamar dibuka

setiap hari, kelurga sering

mencuci tangan

c) Klien berjanji untuk

menuntaskan pengobatannya.

Page 28: Askep Kusta Print

53

d) Keluarga berjanji akan segera

memeriksakan anggota

keluarga jika ada yang sakit ke

layanan kesehatan.

Planning

1) Motivasi klien melakukan

anjuran dan penjelasan yang

diberikan.

2) Kolaborasi dengan petugas

puskesmas dalam memantauan

kondisi kesehatan klien.