askep uji sidang print
DESCRIPTION
KETRANSCRIPT
LAPORAN PENDAHULUAN
GASTRITIS
1. DEFINISI
Gastritis adalah inflamasi dari mukosa lambung. Gambaran klinis yang ditemukan berupa
dyspepsia/indigesti. Berdasarkan pemeriksaan endoskopi ditemukan eritema mukosa, sedangkan
hasil foto memperlihatkan iregularitas mukosa.
Gastritis terbagi dua, yaitu:
a. Gastritis Akut
Merupakan kelainan klinis akut yang jelas penyebabnya dengan tanda dan gejala yang
khas. Biasanya ditemukan sel inflamasi akut dan netrofil.
b. Gastritis Kronik
Penyebabnya tidak jelas, sering bersifat multi factor dengan perjalanan klinik yang
bervariasi. Kelainan ini berkaitan erat dengan infeksi H. pylori.
2. ETIOLOGI
a. Gastritis Akut
Penyebabnya adalah obat analgetik, anti inflamasi terutama aspirin. Bahan kimia,
missal: lisol, alcohol, kafein, lada, steroid, dan digitalis.
b. Gastritis Kronik
Penyebab dan pathogenesis pada umumnya belum diketahui. Gastritis merupakan
kejadian biasa pada orang tua, tapi diduga pada peminum alcohol dan merokok.
3. PATOFISIOLOGI
a. Gastritis Akut
Jika mukosa lambung teriritasi ada 2 hal yang akan terjadi:
Karena terjadi iritasi mukosa lambung sebagai kompensasi lambung akan
meningkatkan sekresi mukosa yang berupa HCO3, di lambung HCO3 akan
berikatan dengan NaCl sehingga menghasilkan HCl dan NaCO3. Hasil dari
persenyawaan tersebut akan meningkatkan asam lambung. Jika asam lambung
1
meningkat maka akan meningkatkan mual muntah, maka akan terjadi gangguan
nutrisi, cairan, dan elektrolit.
Iritasi mukosa lambung akan menyebabkan mukosa inflamasi, jika mucus yang
dihasilkan dapat melindungi mukosa lambung dari kerusakan HCl maka akan
terjadi hemostatis dan akhirnya akan terjadi penyembuhan tetapi jika mucus gagal
melindungi mukosa lambung maka akan terjadi erosi pada mukosa lambung. Jika
erosi ini terjadi dan sampai pada lapisan pembuluh darah maka akan terjadi
perdarahan yang akan menyebabkan nyeri dan hipovolemik.
b. Gastritis Kronik
Gastritis kronik disebabkan oleh gastritis akut yang berulang sehingga terjadi iritasi
mukosa lambung yang berulang-ulang dan terjadi penyembuhan yang tidak sempurna
akibatnya akan terjadi atropi kelenjar epitel dan hilangnya sel pariental dan sel chief.
Karena sel pariental dan sel chief hilang maka produksi HCl, pepsin, dan fungsi
intrinsic lainnya akan menurun dan dinding lambung juga menjadi tipis serta
mukosanya rata. Gastritis itu bias sembuh dan juga bias terjadi perdarahan serta
formasi ulser.
4. MANIFESTASI KLINIS
Gastritis Akut
Sindrom dyspepsia berupa nyeri epigastrium, mual, kembung, muntah, merupakan
salah satu keluhan yang sering muncul. Ditemukan pula perdarahan saluran cerna
berupa hematemesis dan melena, kemudian disusul dengan tanda-tanda anemia pasca
perdarahan. Biasanya, jika dilakukan anamnesis lebih dalam, terdapat riwayat
penggunaan obat-obatan/bahan kimia tertentu.
Gastritis Kronik
Kebanyakan pasien tidak mempunyai keluhan. Hanya sebagian kecil mengeluh nyeri
ulu hati, anoreksia, nausea, dan pada pemeriksaan fisik tidak dijumpai kelainan.
2
5. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Endoskopi: akan tampak erosi multi yang sebagian biasanya berdarah da letaknya
tersebar.
b. Histopatologi: akan yampak kerusakan mukosa.
c. Pemeriksaan Radiologi.
d. Pemeriksaan Laboratorium:
o Analisa gaster untuk mengetahui tingkat sekresi HCl, sekresi HCl menurun
pada klien dengan gastritis kronik.
o Kadar serum vit. B12: nilai normalnya 200-1000 pg/mL, kadar vit. B12 yang
rendah merupakan anemia megaloblastik.
o Kadar hemoglobin, hematokrit, trombosit, leukosit, dan albumin.
e. Gastroscopy: untuk mengetahui permukaan mukosa (perubahan) mengidentifikasi
arah perdarahan dan mengambil jaringan untuk biopsy.
6. KOMPLIKASI
a. Gastritis Akut
Komplikasi yang timbul pada gastritis akut yaitu perdarahan saluran cerna bagian atas
(SCBA) berupa hematemesis dan melena, berakhir dengan syok hemoragik, terjadi
ulkus jika prosesnya hebat dn jarang terjadi perforasi.
b. Gastritis Kronik
Komplikasi yang timbul pada gastritis kronis yaitu gangguan penyerapan vitamin
B12, akibat kurang penyerapan B12 menyebabkan anemia pernisiosa, penyerapan
besi terganggu dan penyempitan daerah antrum pylorus.
7. PENATALAKSANAAN MEDIS
a. Gastritis Akut
Pemberian obat-obatan H2 blocking (antagonis reseptor H2). Inhibitor pompa proton,
antikolinergik dan antacid (obat-obatan ulkus lambung yang lain). Fungsi obat
tersebut untuk mengatur sekresi asam lambung.
3
b. Gastritis Kronik
Pemberian obat-obatan atau pengobatan empiris berupa antacid, antagonis H2 atau
inhibitor pompa proton.
8. PENGKAJIAN
Faktor predisposisi dan presipitasi.
Factor predisposisi adalah bahan-bahan kimia, merokok, kafein, steroid, analgetik,
anti inflamasi, cuka, atau lada.
Factor presipitasinya adalah kebiasaan mengkonsumsi alcohol dan rokok,
penggunaan obat-obatan, pola makan dan diet yang tidak teratur, serta gaya hidup
seperti kurang istirahat.
9. DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL DAN INTERVENSI
a. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan intake yang tidak adekuat,
muntah.
Intervensi:
1. Kaji tanda dan gejala dehidrasi.
2. Observasi TTV.
3. Ukur intake dan output.
4. Anjurkan klien untuk minum kurang lebih 1500-2500 ml.
5. Observasi kulit dan membrane mukosa.
6. Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian cairan infuse.
b. Gangguan keseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh erhubungan
dengan intake yang tidak adekuat, anorexia.
Intervensi:
1. Kaji intake makanan.
2. Timbang BB secara teratur.
3. Berikan perawatan oral secara teratur.
4. Anjurkan pasien makan sedikit tapi sering.
5. Kaji makanan yang disukai.
4
c. Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri biologi.
Intervensi:
1. Kaji skala nyeri dan lokasi nyeri.
2. Observasi TTV.
3. Berikan lingkungan yang tenang dan nyaman.
4. Anjurkan teknik relaksasi dengan nafas dalam.
5. Lakukan kolaborasi dalam pemberian analgetik.
d. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik.
Intervensi:
1. Tingkatkan tirah baring/duduk.
2. Berikan lingkungan yang tenang dan nyaman.
3. Batasi pengunjung.
4. Ajarkan penggunaan teknik relaksasi.
5. Berikan obat sesuai indikasi.
e. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi.
Intervensi:
1. Kaji tingkat pengetahuan klien.
2. Beri pendidikan kesehatan (penyuluhan) tentang penyakit.
3. Beri kesempatan klien/keluarga untuk bertanya.
4. Beritahu tentang pentingnya obat-obatan untuk kesembuhan klien.
10. EVALUASI
a. Keseimbangan cairan dan elektrolit tercapai.
b. Kebutuhan nutrisi tercapai.
c. Gangguan rasa nyeri berkurang.
d. Klien dapat melakukan aktivitas.
e. Pengetahuan klien bertambah.
5
DAFTAR PUSTAKA
Brunner, Suddarth.2002.Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8 Vol 2.EGC.Jakarta.
Joanne C. Mc Closkey.1996.Nursing Intervention Classification (NIC).Mosby Year Book.St.
Louis
Long.1996.Perawatan Medikal Bedah.Yayasan Ikatan Alumni Pendidikan Keperawatan
Padjajaran.Bandung.
Mansjoer,dkk.2000.Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3 Jilid 2.Media Aescullapius.Jakarta.
6
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. M
DENGAN GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN: GASTRITIS
DI RUANG MAWAR RSUD Prof. Dr. MARGONO SOEKARJO
PURWOKERTO
Tanggal/Jam MRS : 3 Januari 2012 Jam 16.00 WIB
Ruang : Mawar
No. Register : 883757
Diagnosa Medis : Gastritis
Tanggal Pengkajian : 4 Januari 2012
I. IDENTITAS DIRI KLIEN
Nama : Ny. M
Umur : 41 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Banjar Anyar
Status Perkawinan : Kawin
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Jawa
Bahasa : Jawa
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
PENANGGUNG JAWAB
Nama : Tn. N
Alamat : Banjar Anyar
Hubungan dengan klien : Suami
7
II. RIWAYAT PENYAKIT
1. Keluhan Utama
Pasien mengatakan perutnya nyeri.
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke IGD tanggal 3 Januari 2012 Jam 16.00 WIB dengan keluhan nyeri
di atas pusar, menjalar hingga belakang sejak kurang lebih 2 minggu yang lalu, mual,
dan muntah.
3. Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien belum pernah menderita penyakit yang sama dan belum pernah dirawat di RS
sebelumnya.
4. Riwayat Kesehatan Keluarga
Pasien mengatakan dalam keluarganya tidak ada riwayat penyakit keturunan dan
menular.
III. POLA FUNGSI KESEHATAN MENURUT GORDON
1. Pola Persepsi dan Tatalaksana Kesehatan.
Persepsi pasien tentang kesehatan adalah tidak menderita suatu penyakit dan bila
sakit pasien memeriksakan diri ke Puskesmas.
2. Pola Nutrisi dan Metabolisme.
a. Program diit RS: Bubur saring.
b. Intake Makanan:
Sebelum sakit : makan 3x sehari, habis 1 porsi, menu: nasi, sayur, dan lauk.
Saat sakit : diit RS, habis ½ porsi.
c. Intake Cairan:
Sebelum sakit : air putih, 5 gelas sehari.
Saat sakit : air putih, 4 gelas sehari, infuse RL 20 tpm.
8
3. Pola Eliminasi.
a. Buang Air Besar
Sebelum sakit : 1x sehari, warna kuning, konsistensi lembek.
Saat sakit : sulit BAB sejak 1 minggu yang lalu, BAB sakit.
b. Buang Air Kecil
Sebelum sakit : 5x sehari, warna kuning jernih, bau khas.
Saat sakit : 4x sehari, warna kuning jernih, bau khas.
4. Pola Aktivitas dan Latihan.
Ket:
0 = mandiri
1 = alat bantu
2 = dibantu orang lain
3 = dibantu orang lain dan alat
4 = tergantung total
Kemampuan Perawatan DiriSebelum Sakit Saat Sakit
0 1 2 3 4 0 1 2 3 4
Makan / minum v v
Mandi v v
Toileting v v
Berpakaian v v
Mobilitas di tempat tidur v v
Berpindah v v
Ambulasi / ROM v v
5. Pola Istirahat dan Tidur.
a. Sebelum sakit : tidur 8 jam, kualitas baik.
b. Saat sakit : tidur terganggu karena ada nyeri di perut.
9
6. Pola Kognitif dan Persepsi Sensori.
a. Pandangan klien tentang penyakitnya :
Pasien tidak tahu tentang penyakitnya.
b. Penglihatan :
Pandangan masih jelas, tidak menggunakan alat bantu penglihatan.c. Pendengaran :
Pendengaran masih jelas, tidak menggunakan alat bantu pendengaran.
d. Pengecap :
Dapat merasakan rasa makanan, minuman,dll.
e. Sensasi :
Ada nyeri di atas pusar, seperti diremas-remas, nyeri bertambah saat malam hari,
skala nyeri 5 (1-10), nyeri terus-menerus ada.
7. Pola Konsep Diri.
a. Kecemasan :
Pasien tampak gelisah dengan penyakitnya.
b. Konsep Diri :
Pasien yakin akan sembuh dari penyakitnya.
8. Pola Peran dan Hubungan.
Pasien berperan sebagai seorang ibu dan istri. Pasien mempunyai hubungan yang baik
dengan keluarga, teman, dan tetangga.
9. Pola Fungsi Seksual.
Paien berjenis kelamin perempuan, sudah menikah, dan mempunyai dua orang anak.
10. Pola Mekanisme Koping.
Pasien bila memiliki masalah dibicarakan dengan keluarga.
11. Pola Nilai dan Kepercayaan.
Pasien beragama Islam dan berdoa agar cepat sembuh.
10
IV. PEMERIKSAAN FISIK
1. Status Kesehatan Umum:
a. Kesadaran : Compos Mentis
b. GCS : 15 (E=4,V=5,M=6)c. Keadaan Umum : Sedang
d. Tanda Vital : TD : 150/100 mmHg.
Suhu : 36°C.
RR : 20 x/menit.
Nadi : 100 x/menit.
e. Berat Badan : 58 kg.
f. Tinggi Badan : 162 cm
2. Kepala :
Mesochepal, rambut bersih, beruban, simetris, tidak ada peradangan/tumor/luka, tidak
ada nyeri tekan.
a. Mata : konjungtiva ananemis, sclera anikterik, tidak ada nyeri tekan.
b. Hidung : simetris, tidak ada polip, tidak ada nyeri tekan, septum dan secret dalam
batas normal, tidak ada nyeri tekan.
c. Telinga : tidak ada masa/lesi, serumen dalam batas normal, tidak ada nyeri tekan.
d. Mulut : gigi bersih, lidah bersih, tidak ada stomatitis.
3. Leher :
Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid.
4. Thorax / Dada :
a. Payudara: areola mamae dalam batas normal, tidak ada masa, simetris.
b. Jantung:
Inspeksi: simetris.
Palpasi: tidak ada nyeri tekan.
Perkusi: suara pekak, tidak ada pembesaran jantung.
Auskultasi: S1>S2, regular, tidak ada suara murmur/gallop.
11
c. Paru-paru:
Inspeksi: dinding dada simetris, tidak ada lesi/peradangan.
Palpasi: vocal fremitus lobus kanan dan kiri sama.
Perkusi: bunyi sonor.
Auskultasi: vesikuler, tidak ada bunyi ronchi basah/kering, tidak ada bunyi
wheezing.
5. Abdomen:
Inspeksi: dinding abdomen cembung, tidak ada lesi.
Auskultasi: bising usus 7x/menit.
Perkusi: hipertimpani.
Palpasi: ada nyeri tekan di atas pusar.
6. Ekstremitas:
Atas: tidak ada oedem/lesi/peradangan, terpasang infuse RL 20 tpm di tangan kiri.
Bawah: tidak ada oedem/lesi/peradangan.
7. Neurologis:
Pupil: ischocor.
Kesadaran: Compos Mentis.
GCS: 15.
12
V. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Laboratorium
Nama : Ny. M
Umur/Seks : 41 Th/Perempuan
Alamat : Banjar Anyar
No. Lab : 12000614
No. RM : 883757
No. Register : -
Tgl. Permintaan : 03-01-2012 Jam 13.09
Tgl. Pelaporan : 03-01-2012 Jam 13.58
PEMERIKSAAN HASIL SATUAN NILAI RUJUKAN
HEMATOLOGI
Darah Lengkap
Hemoglobin 13,7 g/dL 12,0-16,0
Leukosit 8270 /uL 4800-10.800
Hematokrit 41 % 37-47
Eritrosit 4,8 106/uL 4,2-5,4
Trombosit 379.000 /uL 150.000-450.000
MCV 86,5 fL 79,0-99,0
MCH 28,8 pg 27,0-31,0
MCHC 33,3 % 33,0-37,0
RDW 13,1 % 11,5-14,5
MPV 10,2 fL 7,2-11,1
Hitung Jenis
Basofil 0,4 % 0,0-1,0
Eosinofil L1,8 % 2,0-4,0
Batang L0,00 % 2,00-5,00
Segmen 59,1 % 40,0-70,0
Limfosit L19,0 % 25,0-40,0
Monosit H19,7 % 2,0-8,0
KIMIA KLINIK
13
SGOT 24 U/L 15-37
SGPT 32 U/L 30-65
Ureum Darah 17,8 mg/dL 14,98-38,52
Kreatinin Darah 0,62 mg/dL 0,60-1,00
Glukosa Sewaktu 77 mg/dL <=200
VI. TERAPI
1. Tanggal 4 Januari 2012:
Oral:
Antacid 3x1 tablet.
Braxidin 2x1 tablet.
Injeksi:
Ceftriaxon 2x1 gr.
Ranitidine 2x1 ampul.
Infuse RL 20 tpm.
2. Tanggal 5 Januari 2012:
Oral:
Antacid 3x1 tablet.
Injeksi:
Ceftriaxon 2x1 gr.
Ranitidine 2x1 ampul.
Infuse RL 20 tpm.
3. Tanggal 6 Januari 2012:
Oral:
Antasid 3x1 tablet.
Injeksi:
Ceftriaxon 2x1 gr.
Ranitidine 2x1 ampul.
Infuse RL 20 tpm.
ANALISA DATA
14
NO TGL/JAM DATA ETIOLOGI PROBLEM
1. 4-1-2012
Jam 14.10
DS:
-P: pasien mengatakan nyeri
bertambah saat malam hari.
-Q: nyeri seperti diremas-
remas.
-R: di atas pusar.
-S: skala 5 (1-10).
-T: terus-menerus.
DO: pasien terlihat menahan
nyeri diatas pusar.
Agen injuri biologi. Nyeri Akut.
2. 4-1-2012
Jam 14.15
DS: pasien mengatakan mual
dan muntah.
DO:
- pasien makan habis ½
porsi.
- BB= 57 kg.
Ketidakmampuan
pemasukan atau
mencerna makanan
atau mengabsorpsi
zat-zat gizi
berhubungan dengan
factor biologis.
Ketidakseimba
ngan nutrisi:
kurang dari
kebutuhan
tubuh.
3. 4-1-2012
Jam 14.20
DS: pasien mengatakan sulit
BAB sejak 1 minggu yang
lalu.
DO: bising usus=7x/menit.
Penurunan motilitas
saluran
gastrointestinal.
Konstipasi.
PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri biologi ditandai dengan:
DS:
P: pasien mengatakan nyeri bertambah saat malam hari.
Q: nyeri seperti diremas-remas.
R: di atas pusar.
S: skala 5 (1-10).
15
T: terus-menerus.
DO: pasien terlihat menahan nyeri di atas pusar.
2. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
ketidakmampuan pemasukan atau mencerna makanan atau mengabsorpsi zat-zat gizi
berhubungan dengan factor biologi ditandai dengan:
DS: pasien mengatakan mual dan muntah.
DO: pasien makan habis ½ porsi, BB=57 kg.
3. Konstipasi berhubungan dengan penurunan motilitas saluran gastrointestinal ditandai
dengan:
DS: pasien mengatakan sulit BAB sejak 1 minggu yang lalu.
DO: bising usus= 7x/menit.
INTERVENSI KEPERAWATAN
NOTGL/
JAM
DX.
KEPE
RAWAT
AN
TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
1. 4-1-2012
Jam 14.30
Nyeri
akut
berhubun
gan
dengan
agen
injuri
biologi.
Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
selama 1x24 jam
diharapkan masalah
nyeri akut dapat
teratasi dengan KH:
DS: pasien
mengatakan perutnya
sudah tidak nyeri.
DO: pasien tampak
rileks.
1.Kaji skala
nyeri.
2.Anjurkan
pasien untuk
istirahat.
3.Ciptakan
lingkungan yang
tenang dan
nyaman.
4.Ajarkan teknik
relaksasi.
5.Kolaborasi
medis untuk
1.Berguna dalam
pengawasan
keefektifan obat.
2.Berguna untuk
mengurangi nyeri.
3.Membuat pasien
lebih nyaman.
4.Untuk
mengurangi rasa
nyeri.
5.Mengurangi rasa
nyeri dan
mempermudah
16
pemberian obat. melanjutkan
intervensi.
2. 4-1-2012
Jam 14.40
Ketidaks
eimbanga
n nutrisi:
kurang
dari
kebutuha
n tubuh
tubuh
berhubun
gan
dengan
ketidakm
ampuan
pemasuk
an atau
mencerna
makanan
atau
mengabs
orpsi zat-
zat gizi
berhubun
gan
dengan
factor
biologi.
Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
selama 3x24 jam
diharapkan masalah
ketidakseimbangan
nutrisi: kurang dari
kebutuhan tubuh
dapat teratasi dengan
KH:
DS: pasien
mengatakan sudah
tidak mual dan
muntah.
DO: pasien makan
habis 1 porsi.
1.Monitor intake
nutrisi lkien.
2.Anjurkan klien
makan sedikit
tapi sering.
3.Berikan
makanan yang
disukai pasien.
4.Timbang berat
badan secara
teratur.
5.Jelaskan
tentang
pentingnya
nutrisi.
1.Mengatur
keefektifan
nutrisi.
2.Mengurangi
iritasi saluran
pencernaan.
3.Meningkatkan
status nutrisi
pasien.
4.Untuk
memantau
keefektifan intake
nutrisi pasien.
5.Untuk
mengetahui
tingkat
pengetahuan
pasien tentang
pentingnya nutrisi.
3. 4-1-2012 Konsti
pasi
Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
1.Anjurkan
pasien untuk
1.Untuk
membantu
17
Jam 14.50 berhubu
ngan
dengan
penuru
nan
motilitas
saluran
gastroin
testinal.
selama 3x24 jam
diharapkan masalah
konstipasi dapat
teratasi dengan KH:
DS: pasien
mengatakan BAB 1x
sehari.
DO: bising usus 10-
15x/menit.
makan tinggi
serat.
2.Anjurkan
pasien untuk
banyak minum.
3.Kaji frekuensi
BAB.
4.Kaji warna
dan konsistensi
feses.
5.Kolaborasi
dalam
pemberian obat
pencahar.
memperlunak
feses.
2.Untuk
membantu
memperlunak
feses.
3.Untuk
mengetahui
frekuensi BAB.
4.Untuk
memantau
keefektifan obat
pencahar.
5.Untuk
merangsang
pengeluaran feses.
IMPLEMENTASI
18
NO.
DX
HARI
/TGL/
JAM
IMPLEMENTASI RESPON PARAF
1 Rabu,
4-1-
2012
Jam
15.00.
Jam
20.45.
Jam
20.35.
Jam
15.10.
Jam
17.00.
Kamis
, 5-1-
2012.
Jam
07.15.
Jam
07.30.
1.Mengkaji skala nyeri.
2.Menganjurkan pasien untuk
istirahat.
3.Menciptakan lingkungan yang
tenang dan nyaman.
4.Mengajarkan teknik relaksasi.
5.Memberikan obat Antacid 1
tablet.
1.Mengkaji skala nyeri.
2.Menganjurkan pasien untuk
istirahat.
DS: pasien mengatakan
perutnya nyeri, skala 5 (1-
10).
DO: pasien tampak menahan
nyeri di perut.
DS: pasien mengatakan akan
istirahat.
DO: pasien tampak
termotivasi untuk istirahat.
DS: pasien mengatakan lebih
nyaman.
DO: pasien tampak nyaman.
DS: pasien mengatakan lebih
nyaman.
DO: raut wajah pasien
tampak lebih rileks.
DS: pasien mengatakan
terima kasih.
DO: obat masuk, tidak ada
reaksi alergi.
DS: pasien mengatakan
perutnya nyeri, skala 5 (1-
10).
DO: pasien tampak menahan
nyeri di perut.
DS: pasien mengatakan akan
istirahat.
19
Jam
07.40.
Jam
08.00.
Jam
10.00.
Jumat,
6-1-
2012.
Jam
21.10.
Jam
21.20.
Jam
21.25.
Jam
21.30.
3.Menciptakan lingkungan yang
tenang dan nyaman.
4.Mengajarkan teknik relaksasi.
5.Memberikan obat:
Ceftriaxon 1 gr.
Ranitidine 1 ampul.
Antasid 1 tablet.
Braxidin 1 tablet.
1.Mengkaji skala nyeri.
2.Menganjurkan pasien untuk
istirahat.
3.Menciptakan lingkungan yang
tenang dan nyaman.
4.Mengajarkan teknik relaksasi.
DO: pasien tampak
termotivasi untuk istirahat.
DS: pasien mengatakan lebih
nyaman.
DO: pasien tampak nyaman.
DS: pasien mengatakan lebih
nyaman.
DO: raut wajah pasien
tampak lebih rileks.
DS: pasien mengatakan
terima kasih.
DO: obat masuk, tidak ada
reaksi alergi.
DS: pasien mengatakan
perutnya nyeri, skala 3
(1-10).
DO: pasien tampak menahan
nyeri di perut.
DS: pasien mengatakan akan
istirahat.
DO: pasien tampak
termotivasi untuk istirahat.
DS: pasien mengatakan lebih
nyaman.
DO: pasien tampak nyaman.
DS: pasien mengatakan lebih
nyaman.
20
DO: raut wajah pasien
tampak lebih rileks.
2 Rabu,
4-1-
2012
Jam
14.10.
Jam
14.20.
Jam
14.30.
Jam
14.35.
Jam
14.45.
Kamis
, 5-1-
2012.
1.Memonitor intake nutrisi klien.
2.Menganjurkan klien makan
sedikit tapi sering.
3.Memberikan makanan yang
disukai pasien.
4.Menimbang berat badan secara
teratur.
5.Menjelaskan tentang
pentingnya nutrisi.
1.Memonitor intake nutrisi klien.
DS: pasien mengatakan
makan habis ½ porsi.
DO: pasien makan habis ½
porsi.
DS: pasien mengatakan akan
makan sedikit tapi sering.
DO: pasien tampak mengerti
untuk makan sedikit tapi
sering.
DS: pasien mengatakan akan
makan makanan yang
disukai.
DO: pasien tampak mengerti
untuk makan makanan yang
disukai.
DS: pasien mengatakan berat
badannya turun.
DO: BB=57 kg.
DS: pasien mengatakan akan
banyak makan.
DO: pasien tampak
memahami pentingnya
nutrisi.
DS: pasien mengatakan
makan habis ½ porsi.
DO: pasien makan habis ½
21
Jam
10.30.
Jam
10.40.
Jam
10.45.
Jam
10.55.
Jam
11.10.
Jumat,
6-1-
2012.
Jam
21.15.
Jam
21.20.
2.Menganjurkan klien makan
sedikit tapi sering.
3.Memberikan makanan yang
disukai pasien.
4.Menimbang berat badan secara
teratur.
5.Menjelaskan tentang
pentingnya nutrisi.
1.Memonitor intake nutrisi klien.
2.Menganjurkan klien makan
sedikit tapi sering.
porsi.
DS: pasien mengatakan akan
makan sedikit tapi sering.
DO: pasien tampak mengerti
untuk makan sedikit tapi
sering.
DS: pasien mengatakan akan
makan makanan yang
disukai.
DO: pasien tampak mengerti
untuk makan makanan yang
disukai.
DS: pasien mengatakan berat
badannya turun.
DO: BB=57,5 kg.
DS: pasien mengatakan akan
banyak makan.
DO: pasien tampak
memahami pentingnya
nutrisi.
DS: pasien mengatakan
makan habis 1 porsi.
DO: pasien makan habis 1
porsi.
DS: pasien mengatakan akan
makan sedikit tapi sering.
DO: pasien tampak mengerti
untuk makan sedikit tapi
sering.
22
Jam
21.25.
Jam
21.30.
Jam
21.35.
3.Memberikan makanan yang
disukai pasien.
4.Menimbang berat badan secara
teratur.
5.Menjelaskan tentang
pentingnya nutrisi.
DS: pasien mengatakan akan
makan makanan yang
disukai.
DO: pasien tampak mengerti
untuk makan makanan yang
disukai.
DS: pasien mengatakan berat
badannya turun.
DO: BB=58 kg.
DS: pasien mengatakan akan
banyak makan.
DO: pasien tampak
memahami pentingnya
nutrisi.
3 Rabu,
4-1-
2012
Jam
14.05.
Jam
14.15.
Jam
14.20.
Jam
14.30.
Kamis
1.Menganjurkan pasien untuk
makan tinggi serat.
2.Menganjurkan pasien untuk
banyak minum.
3.Mengkaji frekuensi BAB.
4.Mengkaji warna dan konsistensi
feses.
1.Menganjurkan pasien untuk
DS: pasien mengatakan akan
banyak makan sayuran.
DO: pasien tampak mengerti
untuk makan tinggi serat.
DS: pasien mengatakan akan
banyak minum.
DO: pasien tampak mengerti
untuk banyak minum.
DS: pasien mengatakan hari
ini belum BAB.
DO: bising usus 7x/menit.
DS: pasien mengatakan
belum BAB.
DO: pasien belum BAB.
DS: pasien mengatakan akan
23
, 5-1-
2012.
Jam
11.20.
Jam
11.25.
Jam
11.30.
Jam
11.40.
Jumat,
6-1-
2012.
Jam
21.05.
Jam
21.10.
Jam
21.15.
Jam
21.20.
makan tinggi serat.
2.Menganjurkan pasien untuk
banyak minum.
3.Mengkaji frekuensi BAB.
4.Mengkaji warna dan konsistensi
feses.
1.Menganjurkan pasien untuk
makan tinggi serat.
2.Menganjurkan pasien untuk
banyak minum.
3.Mengkaji frekuensi BAB.
4.Mengkaji warna dan konsistensi
feses.
banyak makan sayuran.
DO: pasien tampak mengerti
untuk makan tinggi serat.
DS: pasien mengatakan akan
banyak minum.
DO: pasien tampak mengerti
untuk banyak minum.
DS: pasien mengatakan hari
ini BAB 1x.
DO: bising usus 10x/menit.
DS: pasien mengatakan
BAB-nya agak lembek.
DO: warna feses kuning
kehitaman, konsistensi agak
lunak.
DS: pasien mengatakan akan
banyak makan sayuran.
DO: pasien tampak mengerti
untuk makan tinggi serat.
DS: pasien mengatakan akan
banyak minum.
DO: pasien tampak mengerti
untuk banyak minum.
DS: pasien mengatakan hari
ini BAB 1x.
DO: bising usus 11x/menit.
DS: pasien mengatakan
BAB-nya agak lembek.
DO: warna feses kuning
24
kehitaman, konsistensi lunak.
EVALUASI
NO.
DX
TGL/
JAMCATATAN PERKEMBANGAN PARAF
1 Rabu, S: pasien mengatakan perutnya masih nyeri, skala 5 (1-10). Retnowati
25
4-1-2012.
Jam
21.00.
Kamis,
5-1-2012.
Jam
14.00.
Sabtu,
7-1-2012.
Jam
07.00.
O: pasien tampak menahan nyeri di perut.
A: masalah nyeri akut belum teratasi.
P: lanjutkan intervensi no. 1,2,3,4,5.
S: pasien mengatakan perutnya masih nyeri, skala 5 (1-10).
O: pasien tampak menahan nyeri di perut.
A: masalah nyeri akut belum teratasi.
P: lanjutkan intervensi no. 1,2,3,4,5.
S: pasien mengatakan perutnya masih nyeri, skala 3 (1-10).
O: pasien tampak menahan nyeri di perut.
A: masalah nyeri akut teratasi sebagian.
P: lanjutkan intervensi no. 1,2,3,4,5.
Retnowati
Retnowati
2 Rabu,
4-1-2012.
Jam
21.00.
Kamis,
5-1-2012.
Jam
14.00.
Sabtu,
7-1-2012.
Jam
07.00.
S: pasien mengatakan makan habis ½ porsi.
O: BB=57 kg.
A: masalah ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari
kebutuhan tubuh belum teratasi.
P: lanjutkan intervensi no. 1,2,3,4,5.
S: pasien mengatakan makan habis 1 porsi.
O: BB=57,5 kg.
A: masalah ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari
kebutuhan tubuh teratasi sebagian.
P: lanjutkan intervensi no. 1,2,3,4,5.
S: pasien mengatakan makan habis 1 porsi.
O: BB=58 kg.
A: masalah ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari
kebutuhan tubuh sudah teratasi.
Retnowati
Retnowati
Retnowati
26
P: pertahankan intervensi no. 1,2,3,4,5.
3 Rabu,
4-1-2012.
Jam
21.00.
Kamis,
5-1-2012.
Jam
14.00.
Sabtu,
7-1-2012.
Jam
07.00.
S: pasien mengatakan belum BAB.
O: bising usus 7x/menit.
A: masalah konstipasi belum teratasi.
P: lanjutkan intervensi no. 1,2,3,4,5.
S: pasien mengatakan BAB 1x sehari.
O: bising usus 10x/menit.
A: masalah konstipasi sudah teratasi.
P: pertahankan intervensi no. 1,2,3,4,5.
S: pasien mengatakan BAB 1x sehari.
O: bising usus 11x/menit.
A: masalah konstipasi sudah teratasi.
P: pertahankan intervensi no. 1,2,3,4,5.
Retnowati
Retnowati
Retnowati
27