askep gga dongoes
TRANSCRIPT
GAGAL GINJAL AKUT
Gagal ginjal akut (GGA) dapat dibagi menjadi tiga klasifikasi utama tergantung pad etaknya:
Prarenal : berhubungan dengan perfusi ginjal (contoh kekurangan volume, perpindahan
volume (sequestrasi cairan “area ketiga,” ekspansi volume) dan dimnestifikasikan oleh
penurunan laju filtrasi glumerulus (LFG).
Trenal (intrarenal) : parenkim berubah disebabkan oleh iskemia atau substansi nefrotik.
Nekrosis tubular akut (NTA) berjumlah 90% dari kasus oliguria akut. Kerusakan sel epitel
tubular diakibatkan :
Iskemia/hipoperfusi (mirip dengan hipoperfusi parenal kecuali bahwa koresi faktor
penyebab dapat diikuti oleh oliguri lanjut selama 30 hari).
Kerusakan langsung pada nefrotik.
Postrenatal : terjadi sebagai akibat dari obstruksi pada sepanjang saluran perkemihan dari
tubulus sampai meatus uretral.
Perhatikan : secara iatrogenik akibat GGA harus dipertimbangkan bila sumber lain telh
disingkirkan. Faktor penyebab paling umum adalah pemberian agen yang potensial
nefrotoksik.
ASUHAN KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN PASIEN
a. AKTIVITAS/ISTIRAHAT
Gejala : keletihan,kelemahan,malaise
Tanda : kelemahan otot, kehilangan tonus
b. SIRKULASI
Tanda :
Hipotensi/hipertensi ( termasuk hipertensi malignam, eklampsia/hipertensi akibat
kehamilan )
Distrimia jantung,
Nadi lemah/halus, hipotensi ortustatik ( hipovolemia )
DVJ, nadi kuat ( hipervolemia ). Edema jaringan umum ( termasuk area
periorbital, mata kaki, sakrum )
Pucat, kecendrungan pedarahan.
c. ELIMINASI
Gejala :
Perubahan pola berkemih biasanya : peningkatan frekwensi, poliuria (kegagalan
dini), atau penurunan frekwensi/oliguria (fase akhir).
Disuria, ragu-ragu, dorongan dan retensi (inflamasi/obstruksi, infeksi).
Abdomen kembung, diare atau konstipasi.
Riwayat hpb, batu/ kalkuli.
Tanda :
Perubahan warna urin contoh kuning pekat, merah, coklat, berawan.
Oliguria ( biasanya 12-21 hari ), poliuria ( 2-6 l per hari ).
d. MAKANAN/CAIRAN
Gejala :
Peningkatan berat badan, penurunan berat badan ( dehidrasi ).
Mual, muntah, anoreksia, nyeri ulu hati.
Penggunaan diuretik.
Tanda :
Perubahan turgor kulit/kelembaban.
Edema ( umum, bagian bawah ).
e. NEUROSENSORI
Gejala :
Sakit kepala, penglihatan kabur.
Kram otot/kejang, sindrom “kaki gelisah”.
Tanda :
Gangguan status mental, contoh penurunan lapang perhatian, ketidakmampuan
berkonsentrasi, hilang memori, kacau, penurunan tingkat kesadaran ( azotemia,
ketidakseimbangan elektrolit/asam/basa ).
Kejang, faskikulasi otot, aktifitas kejang.
f. NYERI/KENYAMANAN
Gejala : Nyeri tubuh, sakit kepala
Tanda : Perilaku berhati-hati/distraksi, gelisah.
g. PERNAPASAN
Gejala : Napas pendek.
Tanda :
Takipnea, dispnea, peningkatan frekwensi, kedalaman ( pernapasan kusmaul ),
napas amonia.
Batuk produktif dengan sputum kental merah muda ( edema paru ).
h. KEAMANAN
Gejala : adanya reaksi transfusi.
Tanda : demam ( sepsis, dehidrasi ). Petekie, area kulit ekimosis. Peruritus, kulit
kuring.
i. PENYULUHAN/PEMBELAJARAN
Gejala :
Riwayat penyakit polikistik keluarga, nevritis herediter, batuk nurinarus,
malignansi.
Riwayat terpajan toksin, contoh obat, racun lingkungan. Obat neprotik,
penggunaan berulang/ saat ini contoh amino glikosida, ampoterisin B, anestetik,
pasodilator. Tes diagnostik dengan media kontras radiografik.
Kondisi yang terjadi bersamaan : tumor pada saluran perkemihan, sepsisgram
negatif, trauma/cedera kekerasan, perdarahan, KID luka berkemih, cedera listrik,
gangguan auto imun ( contoh skleroderma, paskulitis ), oklusi paskular/bedah,
DM, gagal jantung/hati.
Pertimbangan rencana pemulangan. :
DRG menunjukkan rerata lama dirawat : 6.4 hari.
Memerlukan pilihan/bantuan dengan obat, pengobatan, suplai, transport, tugas
pemeliharaan rumah.
j. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
a. Urine :
- Volume : Biasanya kurang dari 400 ml/24 jam (fase oliguria), yang terjadi dalam
24-48 jam setelah ginjal rusak. Warna : kotor, sedimen kecoklatan menunjukkan
adanya darah, Hb, mioglubulin, porfirin. Berat jenis : Kurang dari 1.020
menunjukkan penyakit ginjal, contoh glomerulonefritis, pielonefritis, dengan
kehilangan kemampuan untuk memekatkan ; menetap pada 1.010 menunjukkan
kerusakan ginjal berat. pH ; Lebih besar dari 7 ditemukan pada ISK, nekrosis
tubular ginjal, dan gagal ginjal kronis (GGK). Osmolalitas: Kurang dari 350
mOsm/kg menunjukkan kerusakan ginjal, dan rasio urine/serum sering 1:1.
- Klirens kreatinin: Mungkin secara bermakna menurun sebelum BUN dan kreatinin
serum menunjukkan peningkatan bermakna.
- Natrium: Biasanya menurun tetapi dapat lebih dari 40 mEq/L bila ginjal tidak
mampu mengabsorbsi natrium.
- Bikarbonat: Meningkat apabila ada asidosis metabolik
- SDM: Mungkin ada karena adanya infeksi, batu, trauma, tumor atau peningkatan
GF.
- Protein: Proteinuria darajt tinggi (3.4+) sangat menunjukkan kerusakan
glomerulus bila SDM dan warna tambahan juga ada. Proteinuria drajat rendah (1-
2+) dan SDM dapat menunjukkan infeksi atau nefritis intersitial. Pada NTA
biasanya ada proteinuria minimal.
- Warna tambahan: Biasanya tanda penyakit ginjal atau infeksi.Warna tambahan
seluler dengan pigmen keciklatan dan sejumlah sel epitel tubular ginjal
terdiagnostik pada NTA.
b. Darah:
- Hb: Menurun pad adanya anemia.
- SDM: Sring menurun mengikuti peningkatan kerapuhan/penurunan hidup.
- pH: Asidosis metabolik (kurang dari 7,2) dapat terjadi karena penurunan
kemampuan ginjal untuk berkeskresi.
- BUN/kreatinin: Biasanya meningkat pada proporsi rasio 10: 1.
- Osmolalitas serum: Lebih besar dari 285 msOm/kg; sering sama dengan urine.
- Kalium: Meningkat sehubungan dengan retensi seiring dengan perpindahan
selular (asidosis atau pengeluaran jaringan [ hemolisis sel darah merah]).
- Natrium: Biasanya meningkat, tetapi dapat berpariasi.
- pH, kalsium, dan bikaronat : Menurun.
- Klorida, posfat, dan magnesium: Meningkat.
- Protein: Penurunan pada kadar serum dapat menunjukkan kehilangan protein
melalui urine, perpindahan cairan, penurunan pemasukan, dan penurunan
sintesis karena kakuranga asam amino esensial.
- Pencitraan radio nuklida: Dapat menunjukkan kalikektasis, hidro nefrosis,
penyempitan dan lambatnya pengisian dan pengosongan sebagai akibat dari
GGA.
- KUB (abdomen): Menunjukkan ukuran ginjal/ureter/kandung kemih, adanya
kista, tumor, dan perpindahan ginjal atau obstruksi.
- Pielogram retrogad: Menunjukkan abnormalitas pelvis dan ureter.
- Arterigram ginjal: Mengkaji sirkulasi ginjal dan mengidentifikasi
ekstravaskularitas dan masa.
- Sistouretrogram berkemih: Menunjukkan ukuran kadnung kemih, refluks
kedalam ureter, retensi.
- Ultrasound ginjal: Menentukan ukuran ginjal dan hanya masa kista, obstruksi
pada saluran perkemihan atas.
- Scan CT: Gambaran bagian menyilang dari ginjal dan saluran perkemihan
mendetaksi adanya penyaklit.
- MRI: Memberikan informasi tentang jaringan lunak.
- Urografi eksretorius: Kinsentrasi zat tembus pandang kontras pada urine dan
memudahkan penglihatan pada ginjal, ureter, kandung kemih.
- Enduorologi: Penglihatan langsung dapat dilakukan pada uretra, kandung
kemih, ureter, dan ginjal untuk mendiagnosa masalah biopsi dan pembuangan
lesi kecil.EKG: Mungkin abnormal menunjukkan ketidak seimbangan elektrolit
dan asam basa.
k. PERIORITAS KEPERAWATAN
1. Membuat keseimbangan cairan dan elektrolit.
2. Mencegah komplikasi.
3. Memberikan dukungan emosi untuk pasien.
4. Memberikan informasi tentang penyakit/prognosis dan kebutuhan
pengobatan.
l. TUJUAN PEMULANGAN
1. Homeostasis meningkat
2. Komplikasi dicegah atau minimal
3. Menerima kenyataan situasi
4. Proses penyakit, prognosis dan program pengobatan yang dipahami.
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1) Perubahan volume cairan: kelelahan berhubungan dengan mempengarhi mekanisme
regulatori (gagal ginjal) dengan retensi air ditandai dengan: pemasukan lebih besar
dari pengeluaran oliguria, perubahan pada berat jenis urin Distensi vena, TD/CV
berubah. Edema jaringan umum, peningkatan berat badan perubahan status mental,
gelisah. Penurunan HB/HT, ganguan elektrolit, kongesti paru pada foto dada.
Kriteria evaluasi: Menunjukan Saluran Urin Tepat Dengan berat jenis hasil
laboratorium mendekati normal: berat badan stabil, tanda vital dalam batas normal
tak ada edema
TINDAKAN / INTERVENSI RASIONAL
Mandiri
Awasi denyut jantung, TD, dan CVP Takikardia dan hipertensi terjadi karena
(1).kegagalan ginjal untuk mengeluarkan
urine, 2.pembatasan cairan berlebihan selama
mengobati hivopolemia/ hipotensi atau
perubahan fase oliguria gagal ginjal, dan
(3).perubahan pada system rennin-angitensin.
Catatan: pengawasan infasif diperlukan untuk
mengkaji volume intravaskuler, khususnya
pada pasien dengan fungsi jantung buruk
Catat pemasukan dan pengeluaran akurat.
Termasuk cairan tersembunyi seperti adetif
antibiotic.ukuran kehilangan GI dan
perkirakan kehilangan tak kasat mata, contoh
berkeringat
Perlu untuk menentukan fungsi ginjal,
kebutuhan penggantian cairan dan penurunan
resiko kelebihan cairan. Catatan:
hiperpolemia terjadi pada fase anurik pada
GGA
Awasi berat jenis urin. Mengukur kemampuan ginjal untuk
mengkonsentrasikan urin. Pada gagal
intrarenal, berat jenis biasanya sama
/ kurang dari 1,010 menunjukan kehilangan
kemampuan untuk memekatkan urin.
Rencanakan penggantian cairn pada pasien
dalam pembatasan multiple berikan minum
yang disukai sepanjang 24 jam. Beikan
berpariasi contoh panas, dingin, beku.
Membantu menghindari periode tanpa cairan,
meminimalkan kebosanan pilihan yang
terbatas dan menurunkan rasa kekurangan
dan haus.
Timbang berat badabn tiap hari dengan alat
dan pakaian yang sama
Penimbangan berat badan harian adalah
pengawasan status cairan terbaik.
Peningkatan berat badan lebih dari 0,5 kg
pehari diduka ada retensi cairan.
Kaji kulit, wajah, area tergantung untuk
edema. Evaluasi derajat edma (pada skala
+1-+4)
Edema terjadi terutama pada jaringan
tergantung pada tubuh contohnya tangan,
kaki, area lumbosakral. BB pasien dapat
meningkat sampai 4,5 kg cairan sebelum
edema penting terdeteksi. Edema periorbital
dapat menunjukan tanda perpindahan cairan
ini, karena cairan rapuh ini mudah terdistensi
oleh akumulasi cairan walaupun minimal.
Auskultasi paru dan bunyi jantung Kelebihan cairan dapat menimbulkan edema
paru dan GCK dibuktikan oleh terjadinya
bunyi napas tambahan bunyi jantung extra.
(rujuk DK: curah jantung penurunan )
Kaji tingkat kesadaran selidiki perubahan
mental, adanya gelisah.
Dapat menunjukan perpindahan cairan,
akumalasi toksin asidosis ketidak seimbangan
elektrolit atau terjadinya hipoksia,
Kolaborasi
Perbaiki penyebab yang dapat kembali
karena GGA, contoh memperbaiki perkusi
ginjal, memaksimalkan curah jantung,
menghilangkan obstruksi melalui
pembedahan.
Mampu mengembalikan fungsi normal dari
disfungsi ginjal atau membatasi efek residu.
Awasi pemeriksaan laboratorium , contoh:
BUN
Mengkaji selanjutnya dan penanganan
disfunsi atau gagal ginjal meskipun kedua
nilai mungkin meningakt, kretinin adalah
indakator yang lebih baik untuk fungsi ginjal
Karen atidak di pengurahi oleh hidrasi, diet,
dan katabolisme jaringan.
Natrium dan kreatini urin. Pada NTA, integritas fungsi tubular hilang
dan resorbsi natrium terganggu,
mengakibatkan peningkatan ekskresi natrium.
Natrium serum Hiponatremia dapat diakibatkan dari
kelebihan cairan (dilusi) atau ketidak
mampuan ginjal untuk menyimpan natrium
hipernatremia menunjukan deficit cairan
tubuh total
Kalium serum Kekurangan ekskresi ginjal dan retensi
selektif kalium untuk mengekskresikan
kelebihan ion hydrogen ( memperbaiki
asidosis) menimbulkan hiperkalemia.
HB/HT Penurunan nilai dapat mengidentifikasikan
hemodilusi (hiperpolemia) namun selama
gagal lama, anemia sering terjdi sebagai
akibat kehilangan atau penurunan produksi
SDM kemungkinan penyebab lain
(pendarahan aktif atau nyata) juga harus
dievaluasi
Poto dada Peningkatan ukuran jantung, batas vascular
paru prominem, evusi pleura, inviltrat atau
kongesti menunjukan respon akut terhadap
kelebihan cairan atau perubahan kronis
sehubungan dengan gagal ginjal dan jantung.
Berikan atau batasi cairan sesuai indikasi Menejemen cairan diukur untuk
menggantikan pengeluaran dari semua
sumber ditambah perkiraan kehilangan yang
tak tampak ( metabolism, diaphoresis). Gagal
prerenal (azotemia) diatasi dengan
penggantian cairan pasopresov. Pasien
oliguria dengan volume sirkulasi adekuat
atau kelabihan cairan yang tak resvonsip
teradap pembatasan cairan dan diuretic
memerukan dialysis.
Berikan obat sesuai indikasi deuretik,
contohnya urosemik (lasix), mannitol
(osmitrol)
Diberikan dini pada fase oliguri pada GGa
pada upaya mengubah kefase nonoliguria,
untuk melebarkan lumentubural dari defris,
menurunkan hiperkalemia, dan meningkatkan
volume urin adekuat.
Antihivertensiv, contoh klonidin ( catapres)
metildopa (aldomed) parazosin (minipress)
Mungkin diberikan untuk mengatasi
hipertensi dengan efek berbalikan dari
penurunan alurn darah ginjal, dan kelebihan
volume sirkulasi.
Masukan/ pertahankan kater tak menetap Kateterisasi mengeluarkan obstruksi saluran
bawah dan memberikan rata-rata pengawasan
sesuai indikasi. akurat terhadap pengeluaran urin selama fase
akut. Namun kateter tak menetap dapat
dikonstra indikasikan sehubungan dengan
tinnginya resiko infeksi.
Siapkan untuk dialisis sesuai indikasi Dilakukan untuk memperbaiki kelebihan
volume ketidak seimbangan elektrolit, asam
basa, dan untuk menghilangkan toksin.
2) Gangguan curah jantung berhubungan dengan kelebihan cairan (difungsi/gagal
ginjal,kelebihan pemberian cairan), ketidak seimbangan elektrolit (kalium,kalsium);
asidosis berat. Efek uremik pada otot jantung /oksigenasi. Ditandai dengan Tidak
dapat di terapkan ;adanya tanda-tanda dan gejala membuat diagnosa aktual.
Kriteria evaluasi : Pasien akan Mempertahankan curah jantung di butuhkan oleh TD
dan denyut jantung/irama dalam batas normal pasien; nadi perifer kuat,sama dengan
waktu pengisian kapiler.
TINDAKAN /INTERVENSI RASIONAL
Mandiri
Awasi TD dan frekuensi jantung .
Kelebihan volume cairan,di sertai dengan
hipertensi (sering terjadi pada gagal
ginjal)dan efek uremia,meningkatkan kerja
jantung,dan dapat menimbulkan gagal
jantung pada GGA,gagal jantung biasanya
dapat kembali.
Observasi EKG atau telemetri untuk perubaan
irama.
Perubahan pada fungsi eletrimekanis dapat
menjadi bukti pada respon terhadap
melanjutnya gagal ginjal/akumolasi toksin
dan ketidak keseimbangan elektrolit .
Auskultasi bunyi jantung. Terbentuknya S3/S4 menunjukan ke
gagalan.friksi gesekan pericardial mungkin
hanya manifestasi perikardikus ureni,
memerlukan upaya interfensi/kemungkinan
dialisis akut.
Kaji warna kulit,membrane mukosa,dan dasar Pucat mungkin menunjukan fasokontriksi
kuku.perhatikan waktu pengisian kapiler. atau anemia sianosis mungkin berhubungan
dengan kongesti paru/gagal jantung.
Perhatikan terjadinya nadi
lambat,hipotensi,kemerahan,mual/muntah,dan
penurunan tingkat kesadaran(deprsi SSP)
Penggunaan obat(antasida)mengandung
magnesium dapat mengakibatkan
hipermaknegsemia,potensial disfungsi
neuromoskular dan resiko henti
napas/jantung
Selidiki laporan kram otot,kebas/kesemutan
pada jarum,dengan kejang otot,hiperefleksia
Neuromuskular indicator hipokalemia,yang
dapat juga mempengaruhi kontraktilitas dan
fungsi jantung.
Pertahankan tirah baring atau dorong istirahat
adekuat dan berikan bantuan dengan peralatan
dan aktifitas yang di inginkan.
Menurunkan konsumsi oksigen/kerja
jantung.
Kolaborasi
Awasin pemeriksaan labolatorium,contoh:
Kalium;
Selama fase oliguria,hiperkalemia dapat
terjadi tetapi menjadi hipokalemia pada fase
diuretik atau perbaikan.
Kalsium; Selain efek pada jantung defisit kalium
meningkatkan efek toksin kalium.
Magnesium; Dialisis atau pemberian kalsium di perlukan
untuk melawan efek depresif SSP dari
peningkatan kadar magnesium serum.
Berikan atau batasi cairan sesuai indikasi
(rujuk pada DK:Volume cairan dan
kekurangan volume cairan).
Curah jantung tergantung pada volume
sirkulasi (di pengaruhi oleh kelebihan dan
kekurangan cairan)dan fungsi miokardium.
Berikan tambahan oksigen , tambahan sesuai
indikasi.
Memaksimalkan sendian oksigen untuk
kebutuhan miokardial untuk menurunkan
kerja jantung dan hipoksial seluler.
Berikan obat-obatan sesuai indikasi:
Agen inotropik contoh digoksin (linoxin). Di gunakan untuk memperbaiki curah
jantung dengan meningkatkan kontratilitas
miokardial dan volume sekuncup.
Kalsium glukonat . Kalsium glukonat sering merendah tetapi
biasanya tidak memerlukan pengobatan
khusus pada GGA.
Jel alumenium hidroksida(amphojel,basalgel). Peningkatan kadar fosfat dapat terjadi
sebagai akibat dari gagal GF dan
memerlukan penggunaan antasida ikatan
fosfat untuk membatasi absorpsi fosfat dari
traktus GI.
Cairan glukosa/insulin. Tindakan sementara untuk menurunkan
kalium serum dengan mengendalikan
kalium ke dalam sel bila irama jantung
bebahaya.
Natrium bikarbonat atau natrium sitrat. Mungkin di gunakan untuk memperbaiki
asidosis atau hiperkalemia peningkatan PH
serum,bila pasien asidosis berat dan tidak
kelebihan cairan.
Natruim kolisitiren sulfonat(kayexalate)
dengan/tanpa sorbitol.
Pertukaran resin yang menukar natrium
untuk kalium pada tratus GI untuk
menurunkan kadar kalium serum. Sorbitol
mungkin termasuk penyebab diera osmotik
dapat membantu ekskresi kalium
Kolborasi
Siapkan/ bantu dengan dialisis sesuai
keperluan.
Diindikasi untuk disritmia menetap, gagal
jantung progresif yang tidak responsif
terhadap terapi lain.
3) Diagnose keperawatan nutrisi berhubungn dengan katabolisme protein; pembatasan
diet untuk menurun kan produk sisa nitrogen.peningkatan kebutuhan
metabolik.anoreksia, mual/muntah; ulkus mukosa mulut ditandaai denga tidak dapat
diterapkan; adanya tanda-tanda dan gejala-gejala membuat diagnosa aktual.
Kriteria evaluasi : pasien akan mempertahankan/ meningkatkan berat badan seperti
yang diindikasikan oleh situasi individu, bebas edema.
TINDAKAN/ INTERVENSI RASIONAL
Mandiri
Kaji/ catat pemasukan diet. Membantu dalam mengidentifikasi defesiensi
dan kebutuhan diet. Kondisi fisik umum,
gejala uremik (contoh mual, anoreksia,
gangguan rasa) dan pembatasan diet multiple
mempengaruhi pemasukkanmakanan.
Berikan makanan sedikit dan sering. Meminilkan anoreksia dan mual sehubungan
dengan status uremik/ menurunnya peristaltik
Beriakan pasien/ orang terdekat daftar
makanan/ cairan yang diizinkan dan dorong
terlibat pada piihan menu
Meminimalkan pasien tindakan kontrol
dalam pembatasan diet. Makanan dari rumah
dapat meningkatkan napsu makan.
Twarkan perawatan mulut sering/ cuci
dengan larutan (25%) cairan asam asetat.
Berikan permen karet, permen keras,
penyegar mulut diantara makan.
Membran mukosa menjad kerng dan ecah.
Perawatan mulut menyejukkan, meminyaki,
dan membantu menyegarkan rasa mulut,
yang sering tidak nyaman pada uremia dan
membatasi pemasukan oral. Pencucian
dengan asam asetat membantu menetralkan
amonia yang dibentuk oleh perubahan urea.
Timbang berat badan tiap hari. Pasien puasa/ katabolik akan secara normal
kehilangan 0,2-0,5 kg/hari. Perubahan
kelebihan 0,5 kg dapatm menunjukn
perpindahan keseimbangan cairan.
Kolaborasi
Awasi pemeriksaan laboratorium, contoh
BUN, albumin serum, transferin, natrium,
dan kalium.
indikator kebutuhan nutrisi, pembatasan, dan
kebutuhan efektivitas terapi.
Konsul dengan ahli gizi/ tim pendukung
nutrisi.
Menentukan kalori individu dan kebutuhan
nutrisi dalam pembatasan, dan
mengidentifikasi rute paling efektif dan
produknya, contoh tambahan oral, makanan
selang hiperalimentasi.
Berikan kalori tinggi, diet rendah/ sedang
protein. Termasuk kompleks karbohidrat dan
sumber lemak untuk memenuhi kebutuhan
kalori (hindari sumber gula pekat).
Jumlah protein eksogen yang dibutuhkan
kurang dari normal kecuali pada pasien
dialisis. Karbohidrat memenuhi kebutuhan
energi dan membatasi jaringan katabolisme,
mencegah pembentukan asam keto dan
oksidasi protein dan lemak. Intoleran
karbohidrat menunjukan DM dapat terjadi
pada ginjal berat. Asam amino esebsial
memperbaiki keseimbangan dan status
nutrisi.
Batasi kalium, natrium, dan pemasukan
fospat sesuai indikasi.
Pembatasan elektrolit ini diperlukan untuk
mencegah kerusakan ginjal lebih lanjut,
khususnya bila dialisis tidak menjadi bagian
pengobatan, dan/ atau selama fase
penyembuhan GGA.
Berikan obat sesuai indikasi:
Sedian besi; Defiseinsi besi dapat terjadi bila protein
dibatasi, pasien anemik, atau ganguan fungsi
GI
Kalsium; Memperbaiki kadar normal serum untuk
memperbaiki fungsi jantung dan
neuromuskular, pembekuan darah, dan
metabolisme tulang.
Vitamin D; Perlu untuk memudahkan absorpsi kalsium
dari traktus GI.
Vitamin B kompleks; Vital sebagai koenzim pada pertumbuhan sel
dan kerjanya. Pemasukn diturunkan untuk
pembatasan protein.
Antiemetik, contoh proklorperazin
(Compazine), trimetobenzamid (Tigan).
Diberikan untuk menghilangkan mual/
muntah dan dapat meningkatkan pemasukan
oral.
4) Kelelahan berhubungan dengan penurunan produksi energi metabolik/ pembatasan
diet, anemia, peningkatan kebutuhan nergi, contoh demam/ inflamasi, renerasi
jaringan ditandai dengan kekurangan energi, ketidakmampuan untuk
mempertahankan aktivitas biasa, penurunan penampilan, letargi, tidak tertarik pada
sekitar.
Kriteria evaluasi : pasien akan melaporkan perbaikan rasa berenergi dan
berpartisipasi pada aktivitas yang diinginkan.
TINDAKAN/INTERVENSI RASIONAL
Mandiri
Evalusi laporan kelelahn, kesulitan
menyelesaikan tugas. Perhatikan kemapuan
tidur/ istirahat dengan
Menentukan derajat (berlanjutnya/
perbaikan) dari efek ketidak mampuan.
Kaji kemampuan untuk berpartisifasi pada
aktivitas yang diinginkan/ dibutuhkan.
Mengidentifikasi kebutuhan individual dan
membantu pemilihan intervensi.
Identifikasi faktor stre/ psikologis yang dapat
memperberat.
Mungkin mempunyai efek akumulatif
( sepanjang faktor psikologis) yng dapat
diturunkan bila masalah dan takut diakui/
diketahui.
Rencanakan periode istirahat adekuat. Mencegah kelelahan berlebihan dan
menyimpan energi untuk penyyembuhan,
regenerasi jaringan.
Berikan bantuan dalam aktivitas sehari-hari
dan ambulsi.
Mengubah energi, memungkinkan
berlanjutnya aktivitas yang dibutuhkan/
normal, memberikan keamanan pada psien.
Tingkatkan tingkat partisipasi sesuai toleransi
pasien.
Meningkat rasa membaik/ meningkatkan
kesehatan, dan membatasi frustasi.
Kolaborasi
Awasi kadar elektrolit termasuk kalsium,
magnesium, dan kalium.
Ketidak seimbangan dapat
mengganggufungsi energi untuk
menyelesaikan tugas dan potensial perasaan
lelah.
5) Infeksi risiko tinggi berhubungan dengan defresi pertahanan imunologi (sekunder
terhadap uremia). Prosedur invasif/ alat (contoh kateter urine). Perubahan pemasukan
diet/ malnutrisi ditandai dengan tidak dapat diterapkan: adanya tanda-tanda dan gejal-
gejala membuat diagnosa aktual.
Kriteria hasil : evluasi pasien akan tak mengalami tanda/ gejala infeksi.
TINDAKAN/ INTERVENSI RASIONAL
Mandiri
Tingkatkan cuci tangan yang baik pada
pasien dan staf.
Menurunkan resiko kontaminasi silang.
Hindari prosedur invasif, instrumen, dan
manipulasi kateter tkmenetap, kapanpun
mungkin, gunakan tehnik aseptik bila
merawa/ memanipulasi IV/ area invasif.
Ubah sisi/ balutan per protokol. Perhatikan
edema, drainase purulen
Membatasi introduksi bakteri ke dalam
tubuh. Deteksi dini/ pengobatan terjadi
infeksi dapat menjegah sepsis.
Berkan perawatan kateter rutin dn tingkatkan
perawatan perianal. Pertahankan sistem
drainase urine tertutup dan lepaskan kateter
tak menetap sesegera mungkin.
Menurunkan kolonisasi bakteri dan resiko
ISK asenden
Dorong napas dalam, bentuk dan pengubahan
posisi sering.
Mencegah atelektasis dan memobilisasi
sekret untuk menurunkan resiko infeksi paru.
Kaji integritas kulit (rujuk ke DK: gagal
ginjal: kronis,DK: Integritas kulit, kerusakan,
resiko tinggi).
Ekskorisasi akibat gesekan dapat menjadi
infeksi sekunder.
Awasi tanda vital Demam dengan peningkatan nadi dan
penapasan adalah tanda peningkatan laju
metabolik dari proses inflamasi, meskipun
sepsis dapat terjadi tanpa respon demam.
Kolaborasi
Awasi pemeriksaan laboratorium, contoh
SDP dengn diferensial.
Meskipun peningkatan SDP dapat
mengindikasikan infeksi umum, leukositosis
umum terlihat pada GGA dan dapat
menunjukkan inflamasi/ cidera pada ginjal,
perpindahan diferensial kekiri menunjukan
infeksi.
Ambil spesimen untuk kultur dan sensitivitas
dan berikan antibiotik tapat sesuai indikasi.
Memstikan infeksi dan identifikasi organisme
khusus, membantu pemilihan pengobatan
infeksi paling efektif.
6) Kekurangan volume cairan, berhubungan dengan kehilangan cairan berlebihan (fase
deuritik GGA, dengan peningkatan volume urine dan melambatnya pengembalian
kemampuan absorbsi tubular) ditandai dengan tidak dapat diterapkan; adanya tanda-
tanda dan gejala-gejala membuat diagnosa aktual.
Kriteria evaluasi : pasien akan menunjukkn pemasukan dan pengeluaran mendekati
seimbang; turgor kulit baik membran mukosa lembab, nadi perifer teraba, berat
badan dan tanda vital stabil, dan elektrolit dalam batas normal.
TINDAKAN/ INTERVENSI RASIONAL
Mandiri
Ukur pemasukan dan pengeluaran denggan
akurat. hitung kehilangan tak kasat mata.
Membantu memperkirakan kebutuhan
pengganti cairan. Pemasukan cairan harus
memperkirakan kehilangan melalui urine,
nasogastrik/ drainase luk, dan kehilangan tak
kasatmata (contoh keringat, dan metabolise).
Catatan: beberapa sumber meyakini bahwa
penggantian cairan tidak hari lebih dari dua
pertiga pengeluran sehari sebelumnya untuk
mencegah diuresis lama.
Berikan cairan yang diizinkan selama periode
24 jam.
Fase diuretik GGA dapat berlanjut pada fase
oliguria bila pemasukan cairan tidak
diperhatikan atau terjadi ehidrasi nokturnal.
Awasi TD (perubahan posturnal) dan
frekuensi jantung.
Hipotensi ortostatik dan takikardia
perhatikan tanda/ gejala dehidrasi contoh
membran mukosa kering, haus, sensori
dangkal, vasokonstriksi perifer.
Hipotensi ortostaltik dan takikardia indikasi
hipofalemia pada fase dioretik gagal
ginjal,haluaran urin dapat lebih dari 3
liter/hari.
Control suhu lingkungan;batasi linen tempat
tidur.
Menurunkan diaphoresis yang memperberat
kehilangan cairan.
Kolaborasi
Awasi pemeriksaan laboratorium,natrium.
Pada GGA non-eligurin atau fase dioretik
GGA,kehilangan urin besar dapat
mengakibatkan kehilangan natrium yang
meningkat.
7) Diagnosa keperawatan Kurang pengethuan (kebutuhan belajar) tentang
kondisi,prognosis,dan kebutuhan pengobatan berhubungan dengan Kurang
terpajang/mengingat. Salah interpretasi informasi. Tidak mengenal sumber informasi.
Kriteria evaliasi: pasien akan Menyatakan pemahaman kondisi atau proses
penyakit,prognosis dan pengobatan. Mengidentifikasi hubungan tanda atau gejala
proses penyakit dan gejala yang berhungan dengan foktor penybab. Melakukan
perubahan perilaku yang perlu dan berpartisipasi pada programpengobatan.
TINDAKAN/ INTERFENSI RASIONAL
Mandiri.
Kaji ulang proses penykit,prognosis,dan
factor pencetus bila di ketahui.
Membrikan dasar pengetahuan di mana
pasien dapat membuat pilihan informasi.
Jelaskan tingkat fungsi ginjal setelah episode
akut berlalu.
Pasien dapat mengalami defek sisa pada
fungsi ginjal yang mungkin sementara
Diskusikan dialisis ginjal atau transflantasi
bila ini merupakan bagian yang mungkin
akan di lakukan di massa mendatang.
Meskipun bgian ini akan di berikan
sebelumnya oleh dokter ,pasien boleh
mengetahui di mana kebutusan harus di buat
dan mungkin memerlukan masukan
tambahan.
Kaji ulang rencana diet atau
penbatasan.termasuk lembar daftar mkanan
yang di batasi.
Nutrisi adekuat perlu untuk meningkatkan
penyembuhan/ regenerasi jaringan dan
kepatuhan pada pembatasan dapat mencegah
kompliksi.
Dorong pasien untuk mengoverfasi
karakteristik urin dan jumlah atau frekuensi
pengeluaran.
Perubahan dapat menunjukan gangguan
fungsi ginjal/ kebutuhan dialisis.
Buat jadwal teratur untuk penimbangan . Alat yang berguna untuk pengawasan status
cairan dan kebutuhan diet.
Kaji ulang pemasukan atau
pembatasan.ingatkan pasien untuk membagi
Tergantung pada penyebab GGA pasien
dapat memerlukan pembatasan atau
cairan selama sehari dan termasuk semua
cairan contoh es pada jumlah cairan sehari.
peningkatan pemasukan cairan.
Diskusikan pembatasan aktifitas dan memulai
aktifitas yang di inginkan secara
bertahap.dorong menggunakan teknik
penghematan energy,relaksasi,dan aktifitas
terapiutik.
Pasien dengan GGA berat dapat memerlukan
pembatasan aktivitas dan/merasa lemahuntuk
periode panjang selama fase penyembuhan,
memerlukan tindakan penghematan energi
dan menurunkan kebosanan/ kerusakan
permanen pada ginjal.
Tekankan perlunya perawat
efaluasi,pemeriksaan laboratorium.
Fungsi ginjaldapat lambatsampai
gagalakut(sampai 12 bulan) dan defisit dapat
menetap, memerlukan perubahan dalam
terapi untuk menghindari kekambuhan/
komplikasi.
Identifikasi gejala yang memerlukan
intervensi medic,contoh,penurunan
pengeluaran urine,peningkatan berat badan
tiba-tiba,adanya
edema,letargi,perdarahan,tanda
infeksi,gangguan mental.
Upaya evaluasi dan intervensi dapat
mencegah komplikasi/berlanjud nya GGA
serius.