askep emfisema

22
Emfisema Created by : 1.Rora Lusiana

Upload: rora-lusiana

Post on 16-Sep-2015

226 views

Category:

Documents


12 download

DESCRIPTION

menjelaskan tentang pengertian, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinis, komplikasi, penatalaksanaan medis, dan asuhan keperawtan

TRANSCRIPT

Patofisiologi dan WOC

EmfisemaCreated by :Rora Lusiana

Apa itu emfisema ?Emphysema (emfisema) adalah penyakit paru kronis yang dicirikan oleh kerusakan pada jaringan paru, sehingga paru kehilangan keelastisannya.Menurut WHO, emfisema merupakan gangguan pengembangan paru-paru yang ditandai oleh pelebaran ruang udara di dalam paru-paru disertai destruksi (perusakan) jaringan.Di Amerika Serikat kurang lebih 2 juta orang menderita emfisema. Di Indonesia sendiri penyakit emfisema menduduki peringkat keenam dari sepuluh penyebab terbesar kematian di Indonesia. Menurut survei kesehatan rumah tangga (SKRT) bahwa 65% laki-laki lebih beresiko terkena emfisema daripada wanita yang hanya berkisar 15%. Tak hanya orang dewasa, anak-anak yang secara rutin terkena asap rokok berisiko memiliki penyakit emfisema saat dewasa.

1. CLE (Centrilobular Emphysema atau Centriacinar)

Merupakan tipe yang sering muncul, menyebabkan kerusakan bronkiolus, biasanya pada region paru-paru atas. Inflamasi (peradangan) berkembang sampai bronkiolus tetapi biasanya kantong alveolar tetap bersisa yang berarti masih ada bronkiolus dan alveolus yang sehat

2. PLE (Panlobular Emphysema atau Panacinar)

Merusak ruang udara pada seluruh asinus dan biasanya juga merusak paru-paru bagian bawah. PLE ini mempunyai gambaran khas yaitu tersebar merata diseluruh paru-paru.

3. Emfisema Paraseptal

Merusak alveoli pada lobus bagian bawah yang mengakibatkan isolasi blebs (udara dalam alveoli) sepanjang perifer paru-paru.

PatologiEmfisema menyebabkan overdistensi permanen ruang udara. Perjalanan udara terganggu akibat dari perubahan ini. Kesulitan selama ekspirasi pada emfisema merupakan akibat dari adanya destruksi dinding (septum)di antara alveoli, jalan napaskolapssebagian, dan kehilangan elastisitasuntuk mengerut ataurecoil.

Merokok Enzim alfa-1-antitripsin, enzim proteaseInflamasi Destruksi kapiler paruPerfusi O2Bibir biru, cyanotik perfusi jaringan perifer ventilasi Upaya menangkap O2RRRetraksi otot bantu nafasPola nafas tdk efektifKelelahan / kelemahanIntoleransi aktivitas- Elastisitas paruDestruksi jaringan paruPLE (pelebaran merata)Bronktus, duktus alveolar, alveoli jarang

CLEMasih ada bronkiolus dan alveolus yang sehatEmfisema paraseptalPelebaran ruang udara di dalam paru (bronkus terminal menggembung)CO2 / terperangkap dalam paru Sesak RR > 20 x/menitCO2 hiperkapniaO2 hipoksiaGangguan pertukaran gasTerbentuk :Blebs (di distal alveoli)Bulai (di parenkim paru) Ventilatory dead space area.Pertukaran gas / darahNyeri dyspnea Reflex batukSekret tertahanBersihan jalan nafas tdk efektifManifestasi KlinisKomplikasi Penatalaksanaan MedisPendekatan Terapi :Teknik terapi fisik untuk memperbaiki dan meningkatkan ventilasi paruMemelihara kondisi lingkunganyang memungkinkan untuk memfasilitasipernapasan yang edekuatDukungan psikologisEdukasi dan rehabilitasi klien(Suradi. 2004. 60).Edukasi yakni memberikan pemahaman kepada penderita untuk mengenali gejala dan faktor-faktor pencetus kekambuhan emfisema paru.

#LanjutanJenis obat yg diberikan :Bronkodilatordigunakan untuk mengontrol gejala-gejala dari emphysema sebagai terapi pemeliharaan, dan dapat bekerja secara singkat ketika gejala-gejala menyala atau timbul (terapi pertolongan).2. Terapi aerosolAerosolisasi dari bronkodilator sering kali digunakan untuk membantu dalam bronkodilatasi. Hal ini memudahkan proses pembersihan bronkiolus, membantu mengendalikan proses inflamasi, dan memperbaiki fungsi ventilasi

3. Terapi infeksiPasien dengan emfisema rentan terjadap infeksi paru dan harus diobati pada saat awal timbulnya tanda-tanda infeksi.

4. KortikosteroidDigunakan setelah tindakan lain untuk melebarkan bronkiolus dan membuang sekresi. Prednison biasanya diresepkan.

Proses KeperawatanPengkajianAktivitas/IstirahatSirkulasiMakanan/CairanHyginePernapasanKeamananSeksualitasInteraksi SosialPenyuluhan atau Pembelajaran

2. Diagnosa KeperawatanGangguan pertukaran gas berhubungan dengan kerusakan alveoli yangreversible.Pola pernapasan tidak efektif berhubungan dengan ventilasi alveoli.Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan adanya sekret.

3. Intervensi1. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan kerusakan alveoli yangreversible.Tujuan :Perbaikan dalam pertukaran gas.Rencana Tindakan:Berikan bronkodilator sesuai yang diresepkan.Evaluasi tindakan nebuliser, inhaler dosis terukur, atau IPPB.Instruksikan dan berikan dorongan pada pasien pada pernapasan diafragmatik dan batuk efektif.Berikan oksigen dengan metode yang diharuskan.

4. ImplementasiLakukan tindakan sesuai dengan intervensi yang akan diberikan.

4. Evaluasi Diagnosa 1 : Pasien bisa bernapas normal tanpa menggunakan otot tambahan pernapasanPasien tidak mengatakan nyeri saat bernapas.Diagnosa 2 : Pasien memperlihatkan frekuensi pernapasan yang efektif dan mengalamiPerbaikan pertukaran gas pada paru.Pasien menyatakan faktor penyebab, jika mengetahui.Diagnosa 3: Sekret encer dan jalan napas bersih

KESIMPULANKesimpulan yang di dapat :Emphysema (emfisema) adalah penyakit paru kronis yang dicirikan oleh kerusakan pada jaringan paru, sehingga paru kehilangan keelastisannya. Gejala utamanya adalah penyempitan (obstruksi) saluran napas, karena kantung udara di paru menggelembung secara berlebihan dan mengalami kerusakan yang luas.Terdapat 3 (tiga) jenis emfisema utama, yang diklasifikasikan berdasarkan perubahan yang terjadi dalam paru-paru : PLE (Panlobular Emphysema/panacinar), CLE (Sentrilobular Emphysema/sentroacinar), Emfisema Paraseptal.Asuhan keperawatan pada penderita emfisema secara garis besar adalah membantu menjaga keseimbangan antara kebutuhan dan suplai oksigen klien.