askep eklampsia post partum

16
EKLAMSI POST PARTUM Pengertian Eklamsi adalah Penyakit akut dengan kejang dan coma pada wanita hamil dan dalam nifas dengan hipertensi, oedema dan proteinuria (Obtetri Patologi,R. Sulaeman Sastrowinata, 1981 ). Insiden Eklamsi lebih sering terjadi pada primigravidarum dari pada multipara (Obtetri Patologi,R. Sulaeman Sastrowinata, 1981 ). Patofisiologi Peredarah dinding rahim berkurang(ischaemia rahim) Placenta atau decidua mengeluarkan zat-zat yang menyebabkan spasme (ischaemia uteroplacenta) dan hipertensi Eklamsi Mata terpaku Kepala dipalingkan ke satu sisi Kejang-kejang halus terlihat pada muka (Invasi) Badan kaku Kadang episthotonus (Kontraksi/Kejang Tonis)

Upload: warudotome-runa-titadala

Post on 26-Jul-2015

195 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: ASKEP Eklampsia Post Partum

EKLAMSI POST PARTUM

Pengertian

Eklamsi adalah Penyakit akut dengan kejang dan coma pada wanita hamil dan dalam

nifas dengan hipertensi, oedema dan proteinuria (Obtetri Patologi,R. Sulaeman

Sastrowinata, 1981 ).

Insiden

Eklamsi lebih sering terjadi pada primigravidarum dari pada multipara (Obtetri

Patologi,R. Sulaeman Sastrowinata, 1981 ).

Patofisiologi

Peredarah dinding rahim berkurang(ischaemia rahim)

Placenta atau decidua mengeluarkan zat-zat yang menyebabkan spasme (ischaemia

uteroplacenta) dan hipertensi

Eklamsi

Mata terpaku

Kepala dipalingkan ke satu sisi

Kejang-kejang halus terlihat pada muka

(Invasi)

Badan kaku

Kadang episthotonus

(Kontraksi/Kejang Tonis)

Kejang hilang timbul

Rahang membuka dan menutup

Mata membuka dan menutup

Otot-otot badan dan muka berkontraksi dan berelaksasi

Kejang kuat terjadi dan kadang lidah tergigit

Ludah berbuih bercampur darah keluar dari mulut

Mata merah, muka biru

Page 2: ASKEP Eklampsia Post Partum

(Konvulsi/KejangClonis)

-Tensi tinggisekitar 180/110 mmHg

-Nadi kuat berisi-keadaan buruk nadi menjadi kecildan cepat

Demam,Pernafasan cepat, sianosisProteinuria dan oedema

Coma

Amnesia retrigrad post koma

Prognosis

Koma lama

Nadi diatas 120

Suhu diatas 39c

Tensi diatas 200 mmHg

Lebih dari 10 serangan

Proteinuria 10 gram sehari atau lebih

Tidak adanya edema

(Gejala-gejala yang memberatkan Prognosa Oleh Eden)

* Oedema paru dan apopleksi merupakan keadaan yang biasanya mendahului

kematian.

* Jika deuresi lebih dari 800 cc dalam 24 jam atau 200 cc tiap 6 jam maka prognosa

agak membaik.

* Sebaliknya oliguri dan uri merupakan gejala yang buruk.

* Multipara usia diatas 35 keadaan waktu MRS mempengaruhi prognosa lebih buruk.

Pemeriksaan

Involusi adalah perubahan yang merupakan proses kembalinya alat kandungan atau

uterus dan jalan lahir setelah bayi dilahirkan hingga mencapai keadaan seperti

sebelum hamil.

Proses involusi terjadi karena adanya:

Autolysis yaitu penghancuran jaringan otot-otot uterus yang tumbuh karena adanya

hiperplasi, dan jaringan otot yang membesar menjadi lebih panjang sepuluh kali dan

menjadi lima kali lebih tebal dari sewaktu masa hamil akan susut kembali mencapai

keadaan semula. Penghancuran jaringan tersebut akan diserap oleh darah kemudian

dikeluarkan oleh ginjal yang menyebabkan ibu mengalami beser kencing setelah

melahirkan.

Page 3: ASKEP Eklampsia Post Partum

Aktifitas otot-otot yaitu adanya kontrasi dan retraksi dari otot-otot setelah anak lahir

yang diperlukan untuk menjepit pembuluh darah yang pecah karena adanya pelepasan

plasenta dan berguna untuk mengeluarkan isi uterus yang tidak berguna. Karena

kontraksi dan retraksi menyebabkan terganggunya peredaran darah uterus yang

mengakibatkan jaringan otot kurang zat yang diperlukan sehingga ukuran jaringan

otot menjadi lebih kecil.

Ischemia yaitu kekurangan darah pada uterus yang menyebabkan atropi pada jaringan

otot uterus.

Involusi pada alat kandungan meliputi:

Uterus

Setelah plasenta lahir uterus merupakan alat yang keras, karena kontraksi dan

retraksi otot-ototnya.

Perubahan uterus setelah melahirkan dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 2.1 Tabel Perubahan Uterus Setelah melahirkan

Involusi TFU Berat

Uterus

Diameter

Bekas Melekat

Plasenta

Keadaan

Cervix

Setealh

pladsenta lahir

1 minggu

2 minggu

6 minggu

8 minggu

Sepusat

Pertengahan pusat

symphisis

Tak teraba

Sebesar hamil 2

minggu

Normal

1000 gr

500 gr

350 gr

50 gr

30 gr

12,5

7,5 cm

5 cm

2,5 cm

Lembik

Dapat dilalui 2

jari

Dapat

dimasuki 1 jari

Sumber: Rustam muchtar, 1998

Involusi tempat plasenta

Pada permulaan nifas bekas plasenta mengandung banyak pembuluh darah besar

yang tersumbat oleh trombus. Luka bekas implantasi plasenta tidak meninggalkan

parut karena dilepaskan dari dasarnya dengan pertumbuhan endometrium baru

dibawah permukaan luka. Endometrium ini tumbuh dari pinggir luka dan juga sisa-

sisa kelenjar pada dasar luka. (Sulaiman S, 1983l: 121)

Perubahan pembuluh darah rahim

Dalam kehamilan, uterus mempunyai banyak pembuluh darah yang besar, tetapi

karena setelah persalinan tidak diperlukan lagi peredaran darah yang banyak maka

arteri harus mengecil lagi dalam masa nifas.

Page 4: ASKEP Eklampsia Post Partum

Perubahan pada cervix dan vagina

Beberapa hari setelah persalinan ostium eksternum dapat dilalui oleh 2 jari, pada

akhir minggu pertama dapat dilalui oleh 1 jari saja. Karena hiperplasi ini dan karena

karena retraksi dari cervix, robekan cervix jadi sembuh. Vagina yang sangat diregang

waktu persalinan, lambat laun mencapai ukuran yang normal. Pada minggu ke 3 post

partum ruggae mulai nampak kembali.

Rasa sakit yang disebut after pains ( meriang atau mules-mules) disebabkan

koktraksi rahim biasanya berlangsung 3 – 4 hari pasca persalinan. Perlu diberikan

pengertian pada ibu mengenai hal ini dan bila terlalu mengganggu analgesik.

( Cunningham, 430)

Lochia

Lochia adalah cairan yang dikeluarkan dari uterus melalui vagina dalam masa nifas.

Lochia bersifat alkalis, jumlahnya lebih banyak dari darah menstruasi. Lochia ini

berbau anyir dalam keadaan normal, tetapi tidak busuk.

Pengeluaran lochia dapat dibagi berdasarkan jumlah dan warnanya yaitu lokia rubra

berwarna merah dan hitam terdiri dari sel desidua, verniks kaseosa, rambut lanugo,

sisa mekonium, sisa darah dan keluar mulai hari pertama sampai hari ketiga.

Lochia sanginolenta berwarna putih bercampur merah , mulai hari ketiga sampai hari

ketujuh.

Lochia serosa berwarna kekuningan dari hari ketujuh sampai hari keempat belas.

Lochia alba berwarna putih setelah hari keempat belas.(Manuaba, 1998: 193)

Dinding perut dan peritonium

Setelah persalinan dinding perut longgar karena diregang begitu lama, biasanya akan

pulih dalam 6 minggu. Ligamen fascia dan diafragma pelvis yang meregang pada

waktu partus setelah bayi lahir berangsur angsur mengecil dan pulih kembali.Tidak

jarang uterus jatuh ke belakang menjadi retrofleksi karena ligamentum rotundum jadi

kendor. Untuk memulihkan kembali sebaiknya dengan latihan-latihan pasca

persalinan.( Rustam M, 1998: 130)

Sistim Kardiovasculer

Selama kehamilan secara normal volume darah untuk mengakomodasi penambahan

aliran darah yang diperlukan oleh placenta dan pembuluh darah uterus. Penurunan

dari estrogen mengakibatkan diuresis yang menyebabkan volume plasma menurun

secara cepat pada kondisi normal. Keadaan ini terjadi pada 24 sampai 48 jam

pertama setelah kelahiran. Selama ini klien mengalami sering kencing. Penurunan

progesteron membantu mengurangi retensi cairan sehubungan dengan penambahan

vaskularisasi jaringan selama kehamilan. ( V Ruth B, 1996: 230)

Page 5: ASKEP Eklampsia Post Partum

Ginjal

Aktifitas ginjal bertambah pada masa nifas karena reduksi dari volume darah dan

ekskresi produk sampah dari autolysis. Puncak dari aktifitas ini terjadi pada hari

pertama post partum.( V Ruth B, 1996: 230)

Sistim Hormonal

Oxytoxin

Oxytoxin disekresi oleh kelenjar hipofise posterior dan bereaksi pada otot uterus dan

jaringan payudara. Selama kala tiga persalinan aksi oxytoxin menyebabkan pelepasan

plasenta. Setelah itu oxytoxin beraksi untuk kestabilan kontraksi uterus, memperkecil

bekas tempat perlekatan plasenta dan mencegah perdarahan. Pada wanita yang

memilih untuk menyusui bayinya, isapan bayi menstimulasi ekskresi oxytoxin

diamna keadaan ini membantu kelanjutan involusi uterus dan pengeluaran susu.

Setelah placenta lahir, sirkulasi HCG, estrogen, progesteron dan hormon laktogen

placenta menurun cepat, keadaan ini menyebabkan perubahan fisiologis pada ibu

nifas.

Prolaktin

Penurunan estrogen menyebabkan prolaktin yang disekresi oleh glandula hipofise

anterior bereaksi pada alveolus payudara dan merangsang produksi susu. Pada wanita

yang menyusui kadar prolaktin terus tinggi dan pengeluaran FSH di ovarium ditekan.

Pada wanita yang tidak menyusui kadar prolaktin turun pada hari ke 14 sampai 21

post partum dan penurunan ini mengakibatkan FSH disekresi kelenjar hipofise

anterior untuk bereaksi pada ovarium yang menyebabkan pengeluaran estrogen dan

progesteron dalam kadar normal, perkembangan normal folikel de graaf, ovulasi dan

menstruasi.( V Ruth B, 1996: 231)

Laktasi

Laktasi dapat diartikan dengan pembentukan dan pengeluaran air susu ibu. Air susu

ibu ini merupakan makanan pokok , makanan yang terbaik dan bersifat alamiah bagi

bayi yang disediakan oleh ibu yamg baru saja melahirkan bayi akan tersedia makanan

bagi bayinya dan ibunya sendiri.

Selama kehamilan hormon estrogen dan progestron merangsang pertumbuhan

kelenjar susu sedangkan progesteron merangsang pertumbuhan saluran kelenjar ,

kedua hormon ini mengerem LTH. Setelah plasenta lahir maka LTH dengan bebas

dapat merangsang laktasi.

Lobus prosterior hypofise mengeluarkan oxtoxin yang merangsang pengeluaran air

susu. Pengeluaran air susu adalah reflek yang ditimbulkan oleh rangsangan

penghisapan puting susu oleh bayi. Rangsang ini menuju ke hypofise dan

menghasilkan oxtocin yang menyebabkan buah dada mengeluarkan air susunya.

Page 6: ASKEP Eklampsia Post Partum

Pada hari ke 3 postpartum, buah dada menjadi besar, keras dan nyeri. Ini menandai

permulaan sekresi air susu, dan kalau areola mammae dipijat, keluarlah cairan puting

dari puting susu.

Air susu ibu kurang lebih mengandung Protein 1-2 %, lemak 3-5 %, gula 6,5-8 %,

garam 0,1 – 0,2 %.

Hal yang mempengaruhi susunan air susu adalah diit, gerak badan. Benyaknya air

susu sangat tergantung pada banyaknya cairan serta makanan yang dikonsumsi ibu.

(Obstetri Fisiologi UNPAD, 1983: 318 )

Tanda-tanda vital

Perubahan tanda-tanda vital pada massa nifas meliputi:

Tabel 2.2 Tabel perubahan Tanda-tanda Vital

Parameter Penemuan normal Penemuan abnormal

Tanda-tanda vital Tekanan darah < 140 / 90

mmHg, mungkin bisa naik dari

tingkat disaat persalinan 1 – 3

hari post partum.

Suhu tubuh < 38 0 C

Denyut nadi: 60-100 X / menit

Tekanan darah > 140 / 90

mmHg

Suhu > 380 C

Denyut nadi: > 100 X / menit

2. Perubahan Psikologi

Perubahan psikologi masa nifas menurut Reva- Rubin terbagi menjadi dalam 3 tahap

yaitu:

Periode Taking In

Periode ini terjadi setelah 1-2 hari dari persalinan.Dalam masa ini terjadi interaksi

dan kontak yang lama antara ayah, ibu dan bayi. Hal ini dapat dikatakan sebagai

psikis honey moon yang tidak memerlukan hal-hal yang romantis, masing-masing

saling memperhatikan bayinya dan menciptakan hubungan yang baru.

Periode Taking Hold

Berlangsung pada hari ke – 3 sampai ke- 4 post partum. Ibu berusaha bertanggung

jawab terhadap bayinya dengan berusaha untuk menguasai ketrampilan perawatan

bayi. Pada periode ini ibu berkosentrasi pada pengontrolan fungsi tubuhnya, misalnya

buang air kecil atau buang air besar.

Periode Letting Go

Terjadi setelah ibu pulang ke rumah. Pada masa ini ibu mengambil tanggung jawab

terhadap bayi.( Persis Mary H, 1995)

Sedangkan stres emosional pada ibu nifas kadang-kadang dikarenakan kekecewaan

yang berkaitan dengan mudah tersinggung dan terluka sehingga nafsu makan dan

Page 7: ASKEP Eklampsia Post Partum

pola tidur terganggu. Manifestasi ini disebut dengan post partum blues dimana terjadi

pada hari ke 3-5 post partum.( Ibrahim C S, 1993: 50)

Perawatan Masa Nifas

Setelah melahirkan, ibu membutuhkan perawatan yang intensif untuk pemulihan

kondisinya setelah proses persalinan yang melelahkan. Dimana perawatan post

partum meliputi:

1. Mobilisasi Dini

Karena lelah sehabis melahirkan , ibu harus istirahat tidur telentang selama 8 jam

pasca persalinan. Kemudian boleh miring kekanan kekiri untuk mencegah terjadinya

trombosis dan trombo emboli. Pada hari kedua diperbolehkan duduk, hari ketiga

jalan-jalan dan hari keempat atau kelima sudah diperbolehkan pulang. Mobilisasi

diatas memiliki variasi tergantung pada komplikasi persalinan, nifas dan sembuhnya

luka-luka.

Keuntungan dari mobilisasi dini adalah melancarkan pengeluaran lochia, mengurangi

infeksi purperium, mempercepat involusi alat kandungan, melancarkan fungsi alat

gastrointestinal dan alat perkemihan, meningkatkan kelancaran peredaran darah

sehingga mempercepat fungsi ASI dan pengeluaran sisa metabolisme.( Manuaba,

1998: 193)

2. Rawat Gabung

Perawatan ibu dan bayi dalan satu ruangan bersama-sama sehingga ibulebih banyak

memperhatikan bayinya, segera dapat memberikan ASI sehingga kelancaran

pengeluaran ASI lebih terjamin.( Manuaba, 1998: 193)

3. Pemeriksaan Umum

Pada ibu nifas pemeriksaan umum yang perlu dilakukan antara lain adalah kesadaran

penderita, keluhan yang terjadi setelah persalinan.

4. Pemeriksaan Khusus

Pemeriksaan khusus pada ibu nifas meliputi:

Fisik : tekanan darah, nadi dan suhu

Fundus uteri : tinggi fundus uteri, kontraksi uterus.

Payudara : puting susu, pembengkakan, pengeluaran ASI

Patrun lochia : Locia rubra, lochia sanginolenta, lochia serosa, lochia alba

Luka jahitan episiotomi : Apakah baik atau terbuka, apakah ada tanda-tanda

infeksi. ( Manuaba, 1998: 193)

5. Nasehat Yang Perlu diberikan saat pulang adalah:

Diit

Page 8: ASKEP Eklampsia Post Partum

Masalah diit perlu diperhatikan karena dapat berpengaruh pada pemulihan kesehatan

ibu dan pengeluaran ASI. Makanan harus mengandung gizi seimbang yaitu cukup

kalori, protein, cairan, sayuran dan buah-buahan.

Pakaian

Pakaian agak longgar terutama didaerah dada sehingga payudara tidak tertekan.

Daerah perut tidak perlu diikat terlalu kencang karena tidak akan mempengaruhi

involusi. Pakaian dalam sebaiknya yang menyerap, sehingga lochia tidak

menimbulkan iritasi pada daerah sekitarnya. Kasa pembalut sebaiknya dibuang setiap

saat terasa penuh dengan lochia,saat buang air kecil ataupun setiap buang air besar.

Perawatan vulva

Pada tiap klien masa nifas dilakukan perawatan vulva dengan tujuan untuk mencegah

terjadinya inveksi di daerah vulva, perineum maupun didalam uterus. Perawatan

vulva dilakukan pada pagi dan sore hari sebelum mandi, sesudah buang air kemih

atau buang air besar dan bila klien merasa tidak nyaman karena lochia berbau atau

ada keluhan rasa nyeri. Cara perawatan vulva adalah cuci tangan sebelum dan

sesudah melakukan perawatan luka, setelah BAK cebok ke arah depan dan setelah

BAB cebok kearah belakang, ganti pembalut stiap kali basah atau setelah BAB atau

BAK , setiap kali cebok memakai sabun dan luka bisa diberi betadin.

Miksi

Kencing secara spontan sudah harus dapat dilakukan dalam 8 jam post partum.

Kadang kadang wanita sulit kencing, karena spincter uretra mengalami tekanan oleh

kepala janin dan spasme oleh iritasi musculus spincter ani selama persalinan. Bila

kandung kemih penuh dan wanita sulit kencing sebaiknya dilakukan kateterisasi.

(Persis H, 1995: 288)

Defekasi

Buang air besar harus terjadi pada 2-3 hari post partum. Bila belum terjadi dapat

mengakibatkan obstipasi maka dapat diberikan obat laksans per oral atau perektal

atau bila belum berhasil lakukan klisma.( Persis H,1995: 288)

Perawatan Payudara

Perawatan payudara telah mulai sejak wanita hamil supaya puting susu lemas, tidak

keras dan kering, sebagai persiapan untuk menyusui bayinya. Dianjurkan sekali

supaya ibu mau menyusui bayinya karena sangat berguna untuk kesehatan bayi.Dan

segera setelah lahir ibu sebaiknya menyusui bayinya karena dapat membantu proses

involusi serta colostrum mengandung zat antibody yang berguna untuk kekebalan

tubuh bayi.( Mac. Donald, 1991: 430)

Kembalinya Datang Bulan atau Menstruasi

Dengan memberi ASI kembalinya menstruasi sulit diperhitungkan dan bersifat

Page 9: ASKEP Eklampsia Post Partum

indifidu. Sebagian besar kembalinya menstruasi setelah 4-6 bulan.

Cuti Hamil dan Bersalin

Bagi wanita pekerja menurut undang-undang berhak mengambil cuti hamil dan

bersalin selama 3 bulan yaitu 1 bulan sebelum bersalin dan 2 bulan setelah

melahirkan.

Mempersiapkan untuk Metode KB

Pemeriksaan post partum merupakan waktu yang tepat untuk membicarakan metode

KB untuk menjarangkan atau menghentikan kehamilan. Oleh karena itu penggunaan

metode KB dibutuhkan sebelum haid pertama kembali untuk mencegah kehamilan

baru. Pada umumnya metode KB dapat dimulai 2 minggu setelah melahirkan.(Bari

Abdul,2000:129)

Kemugkinan Diagnosa Yang Timbul

1. Resiko tinggi terjadinya cedera b/d kejang-kejang berulang

2. Resiko tinggi terjadi Asidosis respirasi b/d Kejang – kejang berulang

3. Resiko tinggi terjadi oliguri sampai anuri b/d hipovolaemi karena oedema

meningkat

4. Resiko tinggi terjadi gangguan vasospasme pembuluh darah b/d hipotensi

mendadak karena usaha penurunan tensi.

Rencana Tindakan Keperawatan

Dx. 1

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan Perawatan resiko tinggi terjadinya cedera tidak

terjadi dengan kriteria : tidak terjadi fraktur, pasien tidak jatuh, lidah tidak tergigit

Intervensi : - Fiksasi tidak terlalu kencang

- Pemasangan sudip lidah

R : Memberikan ruang gerak waktu kejang

Menghalangi supaya lidah tidak tergigit

Dx 2

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan Perawatan dan Medis resiko Asidosis respirasi

tidak terjadi

Kriteria : Kejang berkurang, sianosis tidak ada, nafas 20 x/menit

Intervensi :- Berikan Obat anti kejang sesuai terapi Medis

Berikan Oksigen 2-6 liter/ menit

Observasi R/R dan Nadi

R : Memberikan ruang gerak bagi paru u/mengembang

Membantu suplai oksigen sel jaringan tubuh

Page 10: ASKEP Eklampsia Post Partum

Menilai pola nafas dan kerja jantung

Dx.3

Tujuan : Setelah dilakuakn tidakan perawatan Resiko oliguri sampai anuri tidak

terjadi

Kriteria : Urine > 30 cc/jam

Intervensi : -Memperbaiki diuresi dengan pemberian glukose 5%-10 %

R : Sehingga terjadi pengenceran haemokonsentrasi

Dx.4

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan perawatan dan Medis resiko suplai zat-zat yang

dibutuhkan sel tubuh menurun tidak terjadi.

Kriteria : -Tensi tidak boleh turun lebih dari 20 % dalam 1 jam (maksimal dari

200/120 mmHg menjadi 160/95 mmHg dalam 1 jam).

-Tekanan darah tidak boleh kurang dari 140/90 mmHg.

Intervensi : Observasi tensi dan Nadi pasien setiap 1 jam

R : Supaya terjadi penurunan tensi secara berangsur-angsur sehingga suplai cukup

sampai kejaringan dan organ-organ penting.

Page 11: ASKEP Eklampsia Post Partum

DAFTRA PUSTAKA

Persis Mary Hamilton, (1995), Dasar-dasar Keperawatan Maternitas, EGC, Jakarta

R. Sulaeman Sastrawinata, (1981), Obstetri Patologi, Elstar Offset, Bandung.

------(1995), Ilmu Penyakit Kandungan UPF Kandungan Dr.Soetomo. Surabaya