pre-eklampsia dan eklampsia
DESCRIPTION
EklamsiaTRANSCRIPT
Pre-eklampsia dan
Eklampsia
Blok 15 Sistem Reproduksi dan
Gangguan
Kelompok 2
• Valentine Wijaya (611.11.002)
• Ririk Indrayani (611.11.009)
• Diikuti Muda Putri (611.11.018)
• Juliana Askim (611.11.025)
• Erla Nurani (611.11.033)
• Thariq Muslim (611.11.039)
• Dita Karmila Sari (611.11.041)
• Tsintia P. Buchory (611.11.052)
• Retzer Situmorang (611.11.054)
• Nila Permata Sari (611.11.061)
• Tiara Syahbana (611.11.070)
Skenario 2
-Kehamilan yang Sulit-
Ny. Aisyah, 42 tahun, memiliki 3 orang anak dan saat
ini tengah hamil 8 bulan. Pada saat kontrol ke puskesmas
ditemukan tekanan darah Ny. Aisyah 160/110 mmHg,
edema pretibia (+) dan protein urin +2, sehingga dokter puskesmas menduga Ny. Aisyah mengalami preeklampsia.
Kemudian dokter memasang infus berupa regimen MgSO4,
dokter juga memasang kateter urin dan memberikan obat
antihipertensi. Dokter puskesmas ini sangat memahami
bahwa preeklampsia ini adalah salah satu penyebab
kematian utama Ibu dan berisiko terjadinya Eklampsia,
sehingga segera merujuk ke RSUD.
Skenario 2
Di RSUD, Dokter spesialis Obsgyn melakukan anamnesis
ulang dan diketahui bahwa pada kehamilan 2 bulan Ny.
Aisyah pernah mengalami perdarahan sedikit namun sejak
saat itu tidak pernah perdarahan lagi, dan tidak ada
riwayat hipertensi diluar kehamilan.
Dari pemeriksaan fisik Dokter menemukan tinggi
fundus uteri 2 jari diatas pusat, DJJ 140x/menit reguler.
Kemudian dokter memberikan penjelaskan pada ibu bahwa saat ini ia menderita preeklampsia berat dengan
kemungkinan terjadi gangguan pertumbuhan janin
sehingga harus dilakukan perawatan serta pemeriksaan
penunjang berupa pemeriksaan USG , CTG dan
laboratorium. Ibu Aisyah pun dirawat diruang patologi
kehamilan di RSUD. Bagaimana anda menjelaskan apa
yang terjadi pada kehamilan Ny. Aisyah ?
Seven Jumps
• Step 1. Terminologi Asing – Pre-eklampsia
• Hipertensi gestasional yang disertai proteinuria pada kehamilan >20mg
– Regimen MgSO4
• Obat anti kejang (anti konvulsan)
– Eklampsia • Kejang pada wanita hamil/dalam masa nifas
– CTG • Suatu alat yang dapat mengukur DJJ, aktivitas
janin dan kontraksi ibu.
• Step 2. Penetapan Masalah 1. Mengapa TD Ny. Aisyah (47thn) meningkat (160/110
mmHg)?
2. Mengapa pada pemeriksaan fisik ditemukan edema pretibia?
3. Mengapa pada pemeriksaan urin ditemukan protein (+2) dalam urin Ny. Aisyah?
4. Mengapa dokter memberikan infus regimen MgSO4?
5. Mengapa dokter memasang kateter urin?
6. Bagaimana hubungan usia ibu dan kehamilan dengan keluhannya sekarang?
7. Bagaimana hubungan perdarahan yang dialami pada kehamilan bulan ke-2 dengan pre-eklampsia yang dialami Ny. Aisyah?
8. Bagaimana hubungan pre-eklampsia dengan gangguan pertumbuhan yang mungkin dialami janin Ny. Asiyah?
Seven Jumps
• Step 3. Hipotesis 1. Karena adanya kerusakan endotel vaskular
sehingga sekresi vasodilator (protasiklin) yang normalnya pada kehamilan , hal ini juga menyebabkan peningkatan peningkatan sekresi tromboksan sehingga timbul vasokontriksi generalisata.
2. Karena adanya retensi natrium dan air serta kadar aldosteron akibat gangguan fungsi ginjal.
3. Karena retensi natrium dan air yang terjadi akibat laju filtrasi dari glomerulus karena spasme arteriol ginjal.
4. Mencegah dan mengurangi spasme (kejang).
Seven Jumps
• Step 3. Hipotesis 5. Pertama untuk analisis kadar protein urin. Untuk
memantau diuresis, karena pada pre-eklampsia dapat terjadi oligouri atau anuria.
6. Usia ibu >35 th merupakan faktor resiko terjadi pre-eklampsia, manifestasi klinis pre-eklampsia biasanya muncul pada T3.
7. Perdarahan pada T1 bisa dikarenakan abortus imminens, mola hidatosa atau KET. Dimana mola hidatosa merupakan faktor resiko terjadinya preeklampsia atau bisa jadi normal yang terjadi karena proses implantasi.
8. Pada pre-eklampsia terjadi vasokontriksi dan viskositas darah sehingga aliran darah menjadi lambat dan volumenya pun menurun sehingga janin kurang mendapat O2 dan nutrisi.
Seven Jumps
• Step 4. Skema
Seven Jumps
Pre-eklampsia
Edema :
Pretibia (+)
Protein Urin:
(+2)
Usia Ibu
>35th
Perdarahan Awal
Kehamilan
Ringan Berat Eklamsia
TD: >140/90
mmHg
TD: >160/110
mmHg
•Regimen MgSO4
•Kateter Urin
Gg. Pertumbuhan
Janin
•USG, CTG
•Laboratorium
Seven Jumps
• Step 5. LO (Learning Objective) – Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan
tentang: • Pre-eklampsia
– Epidemiologi
– Etiologi dan Faktor Resiko
– Klasifikasi
– Patofisiologi
– Manifestasi Klinis
– Penegakan Diagnosis
– Pentalaksanaan
– Komplikasi
– Prognosis
• Eklampsia – Penatalaksanaan
– Prognosis
Pre-eklampsia
• Hipertensi yang disertai proteinuria
yang terjadi pada kehamilan >20
mg.
• Karena tidak ada etiologi yang pasti,
hanya teori-teori sehingga dikenal
dengan “disease of theory”.
• Epidemiologi
– Di Indonesia frekuensi kejadian pre-
eklampsia sekitar 3-10% (2003)
– Di AS dilaporkan sebanyak 5% dari semua
kehamilan, yaitu 23,6 kasus per 1.000
kelahiran (2007)
– Dan insiden tertinggi terjadi pada
primigravida
Pre-eklampsia
• Etiologi – Penyebab terjadinya pre-eklampsia
hingga saat ini belum diketahui secara pasti. Namun ada banyak teori tentang hal ini walaupun belum memberikan jawaban yang memuaskan, antara lain: • Teori disfungsi endotel
• Teori genetik
• Teori imunologik
• Teori diet
Pre-eklampsia
• Faktor Resiko – Usia : <20 th, >35th
– Paritas : primigravida
– Faktor genetik : riwayat persalinan ibu
– Diet/gizi : kalsium
– Kehamilan Ganda : 3x lebih sering
– Obesitas : insidens
– Mola hidatidosa
– Behavior & activity
Pre-eklampsia
• Klasifikasi
– Ringan
• TD: > 140/90 mmHg
• Proteinuria : 0,3gr/24 jam atau (+1), (+2)
• Dengan atau tanpa edema
– Berat
• TD: > 140/90 mmHg
• Proteinuria : 5gr/24 jam atau (+3), (+4)
• Dengan atau tanpa edema
Pre-eklampsia
• Patofisiologi
– Berdasarkan teori yang dipakai, namun
sebenarnya semuanya saling
berhubungan.
Pre-eklampsia
Gagalnya sel-sel trofoblast
dlm ekspresikan integrin
Kegagalan trofoblast pd lap. otot
a. spiralis & jar. matriks sekitarnya
Berkurangnya ekspresi
HLA-G di desidua
Lap. otot a. spiralis jadi
kaku & keras
Lumen arteri sulit
distensi & berdilatasi
A. Spiralis vasokontriksi Gagal remodeling a. spiralis Aliran darah uteroplasenta
Terbentuk oksidan (hidroksil) Hipoksia & iskemia plasenta Membran sel endotel rusak
Gg. Metabolisme prostaglandin
Kerusakan agregasi tombosit
Permeabelitas kapiler
Perubahan endotel
kapiler glomerulus
Faktor koagulasi
Produksi vasopresor
Asam urat
Kreatinin
Permeabelitas
membran basalis
Terjadi
kebocoran
Proteinuria
Edema
Vasospasme p. darah Hipovolemik
aliran darah ke ginjal
GFR
Sekresi asam urat
Sekresi kreatinin Sekresi urin
Oligouria
Iskemik jar. Otak
Retina Pelihatan kabur Perdarahan
sel pariportal
Subkapsular
hematoma
Nyeri
epigastrium
Nekrosis
sel hepar
Enzim
hepar
• Patofisiologi
Pre-eklampsia
• Manifestasi Klinis – Pre-eklampsia ringan
• Umumnya asimptomatis
– Pre-eklampsia berat • Hipertensi
• Edema
• Gangguan pada: – Mata
– Otak
– Ginjal
– Paru
– Hati
– Darah
– Plasenta
Pre-eklampsia
Pre-eklampsia
• Penegakan Diagnosis – Anamnesis
• Identitas pasien: nama, umur, nama & pekerjaan suami
• Keluhan utama
• Riwayat kehamilan sebelumnya
• Riwayat keluarga
– Pemeriksaan Fisik • Keadaan umum : TTV
• Status Obstetricus : tinggi fundus
Pre-eklampsia
• Penegakan Diagnosis
– Pemeriksaan Laboratorium
• Darah lengkap
• Urin
– Pemeriksaan Tambahan
• USG
• CTG
Pre-eklampsia
• Penatalaksanaan – Pre-eklampsia ringan
• Bed rest merupakan terapi utama dengan posisi miring
• Tidak perlu restriksi garam ketat
• Rawat inap jika perlu
• ANC rutin
– Pre-eklampsia berat • Segera rawat inap
• Bed rest total posisi miring , pasang kateter, diet
• Medikamentosa:
– Anti konvulsan: Regimen MgSO4
– OAH: Nifedipin
Pre-eklampsia
Pre-eklampsia
• Penatalaksanaan
– Pre-eklampsia berat
• Sikap terhadap kehamilannya:
– Perawatan konservatif
– Perawatan aktif
Pre-eklampsia
• Komplikasi – Maternal
• Eklampsia
• HELLP syndrome
• Perdarahan serebrovaskular
• Gagal ginjal
• Edema paru
• Kematian
– Fetal • IUGR
• IUFD
Pre-eklampsia
• Prognosis
– Prognosis baik pada pre-eklampsia ringan
apabila dideteksi secara dini sehingga
perjalanan pernyakit tidak berlanjut ke
pre-eklampsia berat yang prognosisnya
lebih buruk. Bahkan dapat menyebabkan
kematian jika sudah timbul komplikasi-
komplikasi yang tidak diinginkan.
Pre-eklampsia
• Berasal dari bahasa Yunani yang
berarti “Halilintar”. Kata tersebut
dipakai karena seolah-olah gejala
eklampsia timbul dengan tiba-tiba.
• Merupakan komplikasi dari pre-
eklampsia berat yang tidak segera
ditangani atau dengan penanganan
yang tidak adekuat.
Eklampsia
• Penatalaksanaan – Tujuannya mencegah berulangnya kejang
serta mengakhiri kehamilan secepatnya dengan aman bila kondisi ibu dan janin telah stabil. • Dirawat inap di ruang isolasi
• Bed rest dengan posisi miring
• Perhatikan ABC
• Medikamentosa: – Sodium pentorbal
– MgSO4
– Lytic cocktail
Eklampsia
Eklampsia
• Prognosis
– Prognosisnya umumnya buruk, namun jika
penanganan tepat dan dilakukan segera
maka kematian ibu dan janin mungkin
tidak terjadi.
Kesimpulan
• Pre-eklampsia dan eklampsia merupakan penyebab utama kematian ibu dan janin di negara berkembang.
• Perawatan antenatal yang teratur adalah cara untuk mencegah timbulnya pre-eklampsia dan eklampsia terutama bagi berisiko tinggi.
Terima Kasih
Pertanyaan
Pertanyaan