askep dhf

24
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Demam dengue (dengue fever, selanjutmya disingkat DF) adalah penyakit yang terutama pada anak-anak, remaja, atau orang dewasa, dengan tanda-tanda klinis demam, nyeri otot dan/atau nyeri sendi yang disertai leukopenia, dengan/tanpa uam (rash) dan limfadenopati, demam bifasik, sakit kepala yang hebat, nyeri pada pergerakan bola mata, rasa mengecap yang terganggu, trombositopenia ringan dan bintik-bintik perdarahan (petekie) spontan. Epidemi dengue dilaporkan pertama kali di Batavia oleh David Baylon pada tahun 1779, sedangkan DHF mula- mula dikemukakan oleh Quintos dan kawan-kawan di Manila pada anak-anak pada tahun 1954. Penyakit Dengue merupakan penyakit endemik di Indonesia, tetapi dalam jarak 5 sampai 20 tahun dapat timbul letusan epidemi. Dengan melihat epidemi dari penyakit DHF tersebut, penullis tertarik untuk mengambil kasus ini dalam penyusunan kasus pada Praktek Belajar Lapangan yang diharapkan mampu memberikan asuhan keperawatan yang tepat pada pasien ini. 1

Upload: eza-fahlevi

Post on 03-Jan-2016

48 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: ASKEP DHF

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Demam dengue (dengue fever, selanjutmya disingkat DF) adalah penyakit

yang terutama pada anak-anak, remaja, atau orang dewasa, dengan tanda-tanda

klinis demam, nyeri otot dan/atau nyeri sendi yang disertai leukopenia,

dengan/tanpa uam (rash) dan limfadenopati, demam bifasik, sakit kepala yang

hebat, nyeri pada pergerakan bola mata, rasa mengecap yang terganggu,

trombositopenia ringan dan bintik-bintik perdarahan (petekie) spontan.

Epidemi dengue dilaporkan pertama kali di Batavia oleh David Baylon

pada tahun 1779, sedangkan DHF mula-mula dikemukakan oleh Quintos dan

kawan-kawan di Manila pada anak-anak pada tahun 1954. Penyakit Dengue

merupakan penyakit endemik di Indonesia, tetapi dalam jarak 5 sampai 20 tahun

dapat timbul letusan epidemi.

Dengan melihat epidemi dari penyakit DHF tersebut, penullis tertarik

untuk mengambil kasus ini dalam penyusunan kasus pada Praktek Belajar

Lapangan yang diharapkan mampu memberikan asuhan keperawatan yang tepat

pada pasien ini.

B. Maksud dan Tujuan Penulisan

Adapun maksud dan tujuan dari penulisan makalah tentang DHF ini

adalah :

a. Memberikan gambaran kepada mahasiswa/I agar mengetahui tentang DHF.

b. Perawat diharapkan dapat memberikan Askep yang tepat pada pasien yang

mengalami DHF.

1

Page 2: ASKEP DHF

C. Metode Penulisan

Metode penulisan yang dipakai dalam penulisan makalah ini adalah Study

Perpustakaan dan study kasus.

D. Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan makalah ini yaitu sebagai berikut :

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I Pendahuluan, terdiri dari : Lata Belakang, tujuan penulisan, metode

penulisan dan sistematika penulisan.

BAB II Tinjauan Teoritis, terdiri dari : Pengertian, Etiologi, Manifestasi

Klinis, Penatalaksanaan.

BAB III : Askep Pada Pasien DHF, terdiri dari :

Pengkajian, Diagnosa dan Perencanaan.

BAB IV : Penutup, terdiri dari : Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA

2

Page 3: ASKEP DHF

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

DENGUE HAEMORAGIC FEVER (DHF)

A. Pengertian

DHF atau dikenal dengan istilah demam berdarah adalah penyakit yang

disebabkan oleh Arbovirus ( arthro podborn virus ) dan ditularkan melalui gigitan

nyamuk Aedes ( Aedes Albopictus dan Aedes Aegepty )

DHF adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue, terutama

menyerang anak-anak dengan ciri-ciri demam tinggi mendadak 2 s/d 7 hari

disertai dengan manifestasi perdarahan dan bertedensi meninggalkan renjatan

(shock) yang dapat menimbulkan kematian (Depkes RI, 1992)

Dengue haemorhagic fever (DHF) adalah penyakit yang terdapat pada anak

dan orang dewasa dengan gejala utama demam, nyeri otot dan nyeri sendi yang

disertai ruam atau tanpa ruam. DHF sejenis virus yang tergolong arbo virus dan

masuk kedalam tubuh penderita melalui gigitan nyamuk aedes aegepty (betina)

(Seoparman , 1990).

Dengue haemorhagic fever (DHF) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus

dengue sejenis virus yang tergolong arbovirus dan masuk kedalam tubuh

penderita melalui gigitan nyamuk aedes aegypty (Christantie Efendy,1995 ).

Dapat disimpulkan DHF adalah penyakit infeksi akut yang disebabkan

Boleh virus dengue yang termasuk golongan Arthtropod Boon Virus Grup B yang

ditularkan oleh nyamuk aedes aegypti.

B. Etiologi

-          Penyakit Demam berdarah dengue disebabkan oleh virus dengue, yang termasuk

dalam group arboviruses (virus yang ditularkan melalui gigitan nyamuk asthropod).

3

Page 4: ASKEP DHF

-          Penyakit demam berdarah dengue ditularkan oleh nyamik Aedes Aegypti yang

banyak ditemukan dan hampir selalu menggigit di dalam rumah pada waktu siang

hari (Sumarmo, 1998).

C. Patofisiologi

(Terlampir)

D. Klasifikasi

a. Derajat I :Demam disertai gejala klinis lain atau perdarahan spontan, uji

turniket positi, trombositopeni dan hemokonsentrasi.

b. Derajat II : Manifestasi klinik pada derajat I dengan manifestasi perdarahan

spontan di bawah kulit seperti peteki, hematoma dan perdarahan dari lain

tempat.

c. Derajat III : Manifestasi klinik pada derajat II ditambah dengan ditemukan

manifestasi kegagalan system sirkulasi berupa nadi yang cepat dan lemah,

hipotensi dengan kulit yang lembab, dingin dan penderita gelisah.

d. Derajat IV : Manifestasi klinik pada penderita derajat III ditambah dengan

ditemukan manifestasi renjatan yang berat dengan ditandai tensi tak

terukur dan nadi tak teraba.

E. Tanda dan Gejala

a. Demam tinggi selama 5 – 7 hari

b. Mual, muntah, tidak ada nafsu makan, diare, konstipasi.

c.Perdarahan terutama perdarahan bawah kulit, ptechie, echymosis,

hematoma.

4

Page 5: ASKEP DHF

d. Epistaksis, hematemisis, melena, hematuri.

e. Nyeri otot, tulang sendi, abdoment, dan ulu hati.

f. Sakit kepala.

g. Pembengkakan sekitar mata.

h. Pembesaran hati, limpa, dan kelenjar getah bening.

i. Tanda-tanda renjatan (sianosis, kulit lembab dan dingin, tekanan darah

menurun, gelisah, capillary refill lebih dari dua detik, nadi cepat dan lemah).

F. Komplikasi

Adapun komplikasi dari penyakit demam berdarah diantaranya :

a. Perdarahan luas.

b. Shock atau renjatan.

c. Effuse pleura

d. Penurunan kesadaran.

G. Pemeriksaan penunjang

a. Darah

1) Trombosit menurun.

2) HB meningkat lebih 20 %

3) HT meningkat lebih 20 %

5

Page 6: ASKEP DHF

4) Leukosit menurun pada hari ke 2 dan ke 3

5) Protein darah rendah

6) Ureum PH bisa meningkat

7) NA dan CL rendah

b. Serology : HI (hemaglutination inhibition test).

1) Rontgen thorax : Efusi pleura.

2) Uji test tourniket (+)

H. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan pada pasien DHF adalah sebagai berikut:

1. Tirah baring atau istirahat baring

2. Diet makanan lunak

3. Minum banyak (2-2.5 liter /24 jam) dapat berupa susu .teh manis,sirup

atau oralit

4. Pemberian cairan intravena( RL)

5. Monitoring TTV tiap 3 jam

6. Periksa Hb,Ht, dan periksa trombosit setiap hari

7. Pemberian obat antipiretik, sebaiknya dari golongan asetaminofen,

eukinin, atau dipiron

8. Monitoring tanda-tanda perdarahan

9. Monitoring tanda-tanda dini renjatan

10. Bila timbul kejang dapat diberikan diazepan

6

Page 7: ASKEP DHF

I. Pencegahan DHF

Prinsip yang tepat dalam pencegahan DHF ialah sebagai berikut :

a. Memanfaatkan perubahan keadaan nyamuk akibat pengaruh alamiah

dengan melaksanakan pemberantasan vektor pada saat sedikit terdapatnya

kasus DHF.

b. Memelihara ikan pemakan jentik nyamuk

c. Fisik 3 M yaitu : menguras,menutup dan mengubur

7

Page 8: ASKEP DHF

patofisiologi

8

Beredar dalam darah

Infeksi virus dengue (viremia)

Menstimulasi pusat termogulasi

Peningkatan suhu tubuh

Permeabilitas membran meningkat

Resiko syok hipovolemik

Renjatan hipovolemik dan hipotensi Agregasi trombosit

trombositopeniKebocoran plasma

perdarahanKe extravaskuler

hepar abdomenparu

ascites

Mual dan muntah

Ketidakseimbangan nutrisi

kelelahan

Intoleransi aktivitas

hepatomegaliEpusi pleura

arbovirus

Page 9: ASKEP DHF

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK

PADA PASIEN DENGAN ‘DHF’

A. PENGKAJIAN

1. Identitas

a. Identitas pasien ( nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan,

pekerjaan, alamat, status perkawinan, diagnose medis, dll )

2. Keluhan Utama

a. Pasien mengeluh panas, sakit kepala, lemah, nyeri ulu hati, mual dan

nafsu makanmenurun

3. Riwayat penyakit sekarang

a. Riwayat kesehatan menunjukkan adanya sakit kepala, nyeri

otot, pegal seluruh tubuh, sakit pada waktu menelan, lemah, panas,

mual, dan nafsu makan menurun.

4. Riwayat penyakit terdahulu

a. tidak ada penyakit yang diderita secara specific

5. Riwayat penyakit keluarga

a. Riwayat adanya penyakit DHF pada anggota keluarga yang lain sangat

menentukan,karena penyakit DHF adalah penyakit yang bisa

ditularkan melalui gigitan nyamukaides aigepty.

6. Riwayat Kesehatan Lingkungan

a. Biasanya lingkungan kurang bersih, banyak genangan air bersih

seperti kaleng bekas,ban bekas, tempat air minum burung yang jarang

diganti airnya, bak mandi jarangdibersihkan.

7. Riwayat Tumbuh Kembang

8. Pengkajian Per Sistem

9

Page 10: ASKEP DHF

9. S i s t e m P e r n a p a s a n S e s a k , p e r d a r a h a n m e l a l u i h i d u n g ,

p e r n a p a s a n d a n g k a l , e p i s t a k s i s , pergerakan dada simetris,

perkusi sonor, pada auskultasi terdengar ronchi,krakles.

10. S i s t e m P e r s y a r a f a n

i. Pada grade III pasien gelisah dan terjadi penurunan kesadaran

serta padagrade IV dapat terjadi DSS

11. S i s t e m C a r d i o v a s k u l e r

i . P a d a g r a d e I d a p a t t e r j a d i h e m o k o n s e n t r a s i ,

ii. u j i t o u r n i q u e t p o s i t i f , trombositipeni, pada grade III

dapat terjadi kegagalan sirkulasi, nadi cepat,lemah, hipotensi,

cyanosis sekitar mulut, hidung dan jari-jari, pada grade IV nadi

tidak teraba dan tekanan darah tak dapat diukur.

12. S i s t e m P e n c e r n a a n

i. Se l ap u t muk osa ke r i ng , ke su l i t an mene l an , nye r i t ek an

pa da ep i ga s t r i k , pembesarn limpa, pembesaran hati, abdomen

teregang, penurunan nafsu makan, mual, muntah, nyeri saat menelan, dapat

hematemesis, melena.

13. S i s t e m p e r k e m i h a n

i. Produksi urine menurun, kadang kurang dari 30 cc/jam, akan

mengungkapkan nyeri saat kencing, kencing berwarna merah.

14. S i s t e m I n t e g u m e n .

i. Terjadi peningkatan suhu tubuh, kulit kering, pada grade I

terdapat positif pada uji tourniquet, terjadi pethike, pada grade

III dapat terjadi perdarahanspontan pada kulit.

B. Diagnosa Keperawatan

1. Peningkatan suhu tubuh (Hipertemia)berhubungan dengan proses penyakit

(viremia)

2. Gangguan pemenuhan nutrisi berhubungan dengan anoreksia

10

Page 11: ASKEP DHF

3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik

4. Potensial terjadinya perdarahan lebih lanjut berhubungan dengan

trombositopenia.

C. Perencanaan Keperawatan

DP 1. Peningkatan suhu tubuh (Hipertemia)berhubungan dengan proses

penyakit (viremia)

Kriteria hasil :.Suhu tubuh normal (36-37 0c )

Demam hilang

INTERVENSI RASIONALISASI

Tindakan Mandiri :

- Mengobservasi tanda-tanda

vital:suhu,nadi,tekanan

darah,pernapasan setiap 3 jam

atau sering.

- Menganjurkan pasien untuk

banyak minum ±2.5 liter dan

jelaskan manfaat bagi pasien

- Memberikan kompres dingin

pada daerah axial dan lipatan

paha.

- Tanda-tanda vital merupakan acuan

untuk keadaan umum pasien.

- Peningkatan suhu tubuh

mengakibatkan penguapan tubuh

meningkat sehingga perlu diimbangi

dengan asupan cairan yang banyak.

- Kompres dingin akan membantu

mengurangi pengupan tubuh .

11

Page 12: ASKEP DHF

- Menganjurkan tidak memakai

seliput dan pakaian tebal.

- Mencatat asupan dan

pengeluaran.

Tindakan kolaborasi :

- Kolaborasi dengan petugas

medis/ dokter untuk pemberian

terapi cairan intravena dan obat-

obatan

- Pakaian yang tipis akan membantu

pengupan tubuh

- Untuk mengetahui adanya

ketidakseimbangan cairan tubuh.

- Pemberian cairan sangat penting

bagi pasien dengan suhu tinggi.

2. DP 2. Gangguan pemenuhan nutrisi berhubungan dengan anoreksia

Kriteria hasil : kebutuhan nutrisi terpenuhi,pasein dapat menghabiskan

makanan sesuai dengan porsi yang diberikan.

INTERVENSI RASIONALISASI

Tindakan mandiri :

- Mengkaji keluhan mual,muntah

yang dialami pasien.

- Memberikan makanan yang

mudah ditelan sperti

bubur,tim,dan hidangan makanan

dalam keadaan hangat.

- Menjelaskan makanan/nutrisi

bagi pasien terutama pada sakit.

- Untuk menetapkan cara

mengatasinya.

- Meningkatkan asupan makanan

karena mudah ditelan.

- Meningkatkan pengetahuan pasien

tentang nutrisi sehingga motivasi

untuk makan meningkat.

12

Page 13: ASKEP DHF

- Mencatat jumlah /porsi makanan

yang dihabiskan setiap hari

Tindakan kolaborasi :

- Memberikan nutrisi parenteral .

- Untuk mengetahui pemenuhan

nutrisi pasien.

- Nutrisi parenteral sangat bermanfaat

jika intake per oral sangat kurang.

DP 3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik.

Kriteria hasil :

- Kebutuhan aktivitas terpenuhi

- Pasien mampu mandiri setelah hilang demam

INTERVENSI RASIONALISASI

Tindakan mandiri :

- Mengkaji keluhan pasien

- Mengkaji hal-hal yang mampu

/tidak mampu dilakukan pasien

- Membantu pasien memenuhi

kebutuhan aktivitasnya sehari-

hari sesuai dengan tingkat

keterbatasan pasien seperti

mandi,makan,eliminasi.

- Meletakkan barang-barang di

tempat yang mudah dijangkau

pasien

- Untuk mengindentifikasi masalah

pasien

- Untuk mengetahui ketergantungan

dalam memenuhi kebutuhannya.

- Pemberian bantuan sangat

diperlukan oleh pasien pada saat

kondisinya lemah dan perwat

mempunyai tanggung jawab dalam

memenuhi kebutuhannya.

- Akan membatu pasien untuk

memenuhi kebutuhannya sendiri

13

Page 14: ASKEP DHF

- Menyiapkan bel didekat pasien - Agar pasien dapat segera meminta

bantuan perawat saat

membutuhkannya.

DP 4. Potensial terjadinya perdarahan lebih lanjut berhubungan dengan

trombositopenia

Kriteria hasil : tidak terjadinya tanda-tannda perdarahan lebih

lanjut,jumlah trombosit meningkat

INTERVENSI RASIONALISASI

Tindakan Mandiri :

- Monitor tanda-tanda penurunan

trombosit

- Memonitoring jumlah trombosit

pada pasien

- Menganjurkan pasien untuk

banyak istirahat

- Menjelaskan pada pasien dan

keluarga untuk segera

- Penurunan jumlah trombosit

merupakana tanda-tanda adanya

kebocoran pembuluh darah yang

pada tahap tertu menimbulkan gejala

klinis

- Dengan jumlah trombosit yng

dipanyau setiap hari ,dapat diketahu

tingkat kebocoran pembuluh darah.

- Aktivitas pasien yang tidak

terkontrol dapat menyebabkan

terjadinya perdarahan,

- Untuk mengetahui tingkat kebocoran

pembuluh darah yang dialami pasien

14

Page 15: ASKEP DHF

melaporkan bila ada tanda-tanda

perdarahan

- Menjelaskan obat-obat yang

diberikan dan manfaat serta

akibatnya bagi pasien

dan untuk acuan melakukan tindakan

lebih lanjut terhadap perdarahan

tersebut.

- Dengan mengetahui obat –obatan

yang diminum dan manfaatnya maka

pasien akan termotivasi untuk mau

minum obat sesuai dosis

D. Evaluasi

1. Suhu tubuh menjadi normal

2. Pemenuhan nutrisi terpenuhi

3. Mempertahakan atau berupaya kearah peningkatan tingkat

aktivitas

4. tidak terjadinya tanda-tannda perdarahan lebih lanjut

15

Page 16: ASKEP DHF

16

Page 17: ASKEP DHF

BAB IV

PENUTUP

DHF atau dikenal dengan istilah demam berdarah adalah penyakit yang

disebabkan oleh Arbovirus ( arthro podborn virus ) dan ditularkan melalui gigitan

nyamuk Aedes ( Aedes Albopictus dan Aedes Aegepty )

Tanda dan Gejala: Demam tinggi selama 5 – 7 hari. Mual, muntah, tidak ada

nafsu makan, diare, konstipasi.,Perdarahan terutama perdarahan bawah kulit,

ptechie, echymosis, hematoma.,Epistaksis, hematemisis, melena, hematuri,Nyeri

otot, tulang sendi, abdoment, dan ulu hati,.Sakit kepala.,Pembengkakan sekitar

mata..Pembesaran hati, limpa, dan kelenjar getah bening.,Tanda-tanda renjatan

(sianosis, kulit lembab dan dingin, tekanan darah menurun, gelisah, capillary refill

lebih dari dua detik, nadi cepat dan lemah).

Prinsip yang tepat dalam pencegahan DHF ialah sebagai berikut :

1. Memanfaatkan perubahan keadaan nyamuk akibat pengaruh alamiah dengan

melaksanakan pemberantasan vektor pada saat sedikit terdapatnya

kasus DHF.

2. Memelihara ikan pemakan jentik nyamuk

3. Fisik 3 M yaitu : menguras,menutup dan mengubur

17

Page 18: ASKEP DHF

DAFTAR PUSTAKA

1. Effendy Christantie, Perawatan Pasien DHF, EGC, Jakarta, 1995.

2. FKUI, Ilmu Kesehatan Anak, Buku Kuliah 3, Jakarta, 1985.

3. Lynda Juall Carpenito, Diagnosa Keperawatan, Edisi 8, Jakarta, 2001.

4. Wahidiyat, Iskandar, dkk, Buku Kuliah I Ilmu Kesehatan Anak, Bagian Ilmu

Kesehatan Anak FKUI, Jakarta, 1985.

18