askep bronchopneumonia

24
ASKEP BRONCHOPNEUMONIA 1. Pengertian  Bronchopneumonia adalah peradangan pada parenkim paru yang menyebar membentuk bercak-bercak infitiat (konsolidasi) di aveoulus – bronkiolus terminalis yang sebelumnya didahulu oleh ISPA (Husain A, 1985) Bronchopneumonia terjadi pada ujung akhir bronkiolus yang tersumbat oleh eksudat muko purulen yang membentuk bercak konsolidasi dalam lobus yang berbeda didekatnya (Wong, 1996). Bronchopneumonia merupakan salah satu jenis penyakit saluran pernafasan yang terjadi akibat saluran infeksi akut diruang alveoli paru-paru,dapat melibatkan saluran bronkus pneumonia lobaris atau lebih bercak (lobuler) jika terbatas pada alveoli berdampingan pada bronki (Sacharine, 1997). Bronchopneumonia dapat juga dikatakan suatu keradangan pada parenkim paru yang disebabkan oleh bakteri, virus, jamur, ataupun benda aing (Hidayat, 2006). Bronchopneumonia adalah infeksi saluran pernafasan akut bagian bawah khususnya pada bronchus yang dapat mengenai parenkim paru (Mansjoer, 2000). 7 A.Etiologi

Upload: ana-mustika

Post on 16-Jul-2015

708 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

5/13/2018 ASKEP BRONCHOPNEUMONIA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/askep-bronchopneumonia-55a755c533e0c 1/24

 

ASKEP BRONCHOPNEUMONIA 

1.  Pengertian 

Bronchopneumonia adalah peradangan pada parenkim paru yang menyebar

membentuk bercak-bercak infitiat (konsolidasi) di aveoulus – bronkiolus terminalis yang

sebelumnya didahulu oleh ISPA (Husain A, 1985)

Bronchopneumonia terjadi pada ujung akhir bronkiolus yang tersumbat oleh

eksudat muko purulen yang membentuk bercak konsolidasi dalam lobus yang berbeda

didekatnya (Wong, 1996).

Bronchopneumonia merupakan salah satu jenis penyakit saluran pernafasan yang

terjadi akibat saluran infeksi akut diruang alveoli paru-paru,dapat melibatkan saluran

bronkus pneumonia lobaris atau lebih bercak (lobuler) jika terbatas pada alveoli

berdampingan pada bronki (Sacharine, 1997).

Bronchopneumonia dapat juga dikatakan suatu keradangan pada parenkim paru

yang disebabkan oleh bakteri, virus, jamur, ataupun benda aing (Hidayat, 2006).

Bronchopneumonia adalah infeksi saluran pernafasan akut bagian bawah

khususnya pada bronchus yang dapat mengenai parenkim paru (Mansjoer, 2000).

7

A.Etiologi

5/13/2018 ASKEP BRONCHOPNEUMONIA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/askep-bronchopneumonia-55a755c533e0c 2/24

 

Menurut Wong (1996) bronchopneumonia dapat disebabkan atau dapat dibagi:

1. Bayi dibawah umur 3 bulan disebabkan oleh Streptococcus dan Chlamydol infection

2. Umur 3 bulan-5 tahun Streptococcus pneumonia,haemophilus influenzae tipe B 

3. Umur lebih dari 5 tahun disebabkan oleh pneumonia.

Penyebab utama Bronchopneumonia yatu:

a. Bakteri: Diplokokus pneumonia,Atapilococcus pneumonia, Stapilococcus hemolitikus 

b. Virus: Virus influenza,para influenza adono virus,miko plasma pneumonia

c. Jamur: Aspegilus,koksidiodomi kosis,histoplasma

Sedangkan penularan penyakit Broncopneumonia dapat melalui droplet imfection

(percikan air ludah) makan dan minum yang terkontaminasi bakteri atau virus

Bronchopneumonia,peralatan pernafasan yang terkontaminasi.

3.  Tanda dan Gejala 

Menurut Wong (1996) tanda dan gejala dari bronchopneumonia adalah:

1.  Demam

Suhu mencapai 39,5oC – 40,5

oC bila terjadi proses inflamasi atau 103

oF- 105

oF.

2.  Penyumbatan pada jalan nafas

5/13/2018 ASKEP BRONCHOPNEUMONIA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/askep-bronchopneumonia-55a755c533e0c 3/24

 

Adanya sumbatan pada membran mukosa pada hidung menyebabkan saluran

pernafasan mengalami penyimpitan ambat eksudasi yang berhubungan dengan

pemberian makanan pada bayi yang mengalami gangguan pernafasan dengan

didukung ambt dari atitis media dan sinusitis.

3.  Batuk dan yeri dada yang digambarkan pada orang dewasa.

4.  Perubahan sistem pernafasan

Sistem pernafasan yang mengalami infeksi untuk memanifestasikan pernafasan yang

cepat dapat juga disertai dengan cairan (rinorea) atau kental bernanah, tergantung dari

tipe dan tempat inflamasi.

5.  Bunyi nafas

Serak, merintih, stridor, wheezing, crackles, tanpa bunyi.

6.  Tenggorokan luka

Komplikasi dari inflamasi tingkat tinggi.

7.  Mengismus

Dikompensasikan dengan sakit kepala, nyeri dan kekakuan punggung dan leher,

peningkatan suhu.

8.  Anoneksia

Menyerang anak yang terinfeksi akut

9.  Muntah

5/13/2018 ASKEP BRONCHOPNEUMONIA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/askep-bronchopneumonia-55a755c533e0c 4/24

 

Anak mudah muntah jika sakit, hal ini menunjukan ada serangan infeksi,biasanya

tidak lama tetapi tetap terjadi selama sakit

10. Diare

Biasanya ringan kemudian berat, sering menyertai infeksi pernafasan dan dapat

menyebabkan dehidrasi

11. Nyeri perut

Spasme otot mungkin disebabkan karena faktor muntah, takut, gelisah dan

ketegangan pada anak..

4.  Patofisiologi 

Branchopneomonia merupakan salah satu jenis pneumonia yang disebabkan oleh

adanya inflamasi dari virus, bakteri atau mikroba yang terhirup atau masuk melalui

sistem vaskularisasi dari nasofaring terbawa ke dalam bronkus bahkan sampai pada

seluruh bagian alveoli sehingga agent penyebab membuat granulasi leukosit yang dapat

meningkatkan produksi sputum.Eritrosit dalam bronkolos menurun sehingga

memanifestasikan tachipnea dan tampak sianosis akibat proses inflamasi yang

berlangsung dimana leukosit banyak yang kalah atau mati maka timbul eksudat fibrin

disepanjang bronkus. Akibatnya pembuangan CO2 dari alveoli terhambat oleh

penumpukan O2. bila keadaan tersebut dapat dikompensasikan oleh paru-paru maka tidak 

muncul gangguan pertukaran atau proses pernapasan berjalan normal dimana aspirasi dan

ekspirasi berlangsung didalam alveolus. Bronchopneumonia biasanya didahului oleh

infeksi traktus respiratorius bagian atas sealama beberapa hari. Suhu tubuh dapat naik 

5/13/2018 ASKEP BRONCHOPNEUMONIA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/askep-bronchopneumonia-55a755c533e0c 5/24

 

sangat mendadak sampai 39,5o

C – 40,5oC dan kadang disertai kejang karena demam

yang tinggi, anak sangat gelisah, dispnea, pernapasan cepat, dan dangkal disertai cuping

hidung serta sianosis disekitar hidung dan mulut. Kadang-kadang disertai muntah dan

diare. Batuk biasanya tidak ditemukan pada permulaan penyakit tetapi setelah beberapa

hari mula-mula kering kemudian produktif, pada auskultasi mungkin hanya terdengar

ronkhi basah, nyaring, halus atau sedang. Bila sarang bronchopneoumonia menjadi satu

mungkin pada perkusi terdengar keredupan dan suara pernapasan pada auskultasi

terdengar mengeras pada stadium resolusi, ronchi terdengar (Wong,1996).

5.  Pemeriksaan Penunjang 

Berbagai pemeriksaan penunjang pada klien dengan Broncopneumonia menurut

Sowden (2000),adalah:

1.  Pemeriksaan Radiologi

Untuk mengetahui penyebab dan mendiagnosa secara tepat.

1.  Pemeriksaan RSV (Respiratori Synatial Virus)

2.  Gas darah arteri

3.  Laboratorium

  Jumlah sel darah putih normal atau meningkat biasanya leukositosis dapat mencapai

15.000-40.000 / mm3 

  Urine biasanya berwarna lebih tua, terdapat albuminoria ringan

5/13/2018 ASKEP BRONCHOPNEUMONIA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/askep-bronchopneumonia-55a755c533e0c 6/24

 

6.  Penatalaksanaan

1.  Penatalaksanaan Medis

penatalaksanaan bronchopneumonia menurut Dahlan (2001) antara lain:

1.  Terapi oksigen

2.  Humidifikasi dengan nebulazer untuk pengenceran dahak yang kental

3.  Fisio terapi dada untuk pengeluaran dahak 

4.  Penaturan cairan

5.  Pemberian kortikosteroid pada fase sepsis berat perlu diberikan

6.  Obat motropik seperti dobutamin atau dopamine kadang-kadang

diperlukan bila terdapat komplikasi gangguan sirkulasi atau gagal

prenatal.

7.  Ventilasi mekanis,indikasi dan pemasangan ventilator pada pneumonia

adalah:

1.  Hipoksemia

2.  Gagal nafas

3.  Respiratori arrest

4.  Restensi aputum

1.  Drainase epidema bila ada

2.  Bila terdapat gagal nafas diberikan nutrisi dengan kalori yang cukup

yang didapatkan terutama dari lemak.

2.  Penatalaksanaan Keperawatan

1.  Pathways dan perumusan diagnosa keperawatan menurut Wong;s (1996)

Bakteri (pneumococcus) 

5/13/2018 ASKEP BRONCHOPNEUMONIA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/askep-bronchopneumonia-55a755c533e0c 7/24

 

Virus  

Mikroba  

Jamur  

Terhirup/masuk melalui sistem vaskularisasi (dari nasofaring) 

Masuk ke bronkus dan menyebar ke alveoli 

Proses inflamasi di saluran nafas bawah

Bronkus dan alveoli 

Terinfeksi gram + 

Eritrosit dalam

Bronkhiolus menurun  

  Suhu meningkat  

  Demam  

5/13/2018 ASKEP BRONCHOPNEUMONIA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/askep-bronchopneumonia-55a755c533e0c 8/24

 

 

Anorexia

Muntah

diare

Proses granulasi leukosit dalam saluran nafas

bawah menurun

Penumpukan produksi sputum

Hipertermi  

Banyak leukosit yang kalah/mati 

Dyspnea, tachypnea Crakles  

Nutrisi krg dari kebut

5/13/2018 ASKEP BRONCHOPNEUMONIA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/askep-bronchopneumonia-55a755c533e0c 9/24

 

 

Eksudat fibrin di sepanjang bronkus 

Bersihan jalan nafas tidak efektif 

Pembuangan CO2 dari alveoli terhambat oleh penumpukan O2 

Hiperventilasi Hipoksia  

Ketidakseimbangan suplai & kebutuhan O2 O2 menuruan, ekspansi paru terhambat 

Paru tidak dapat mengkompensasi penumpukan CO2 dalam alveoli

* Syansosis  

Tachikardi, dyspnea, tachypnea, pernafasan cuping hidung, batuk 

5/13/2018 ASKEP BRONCHOPNEUMONIA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/askep-bronchopneumonia-55a755c533e0c 10/24

 

 

Ansietas : cemas

Perubahan pola nafas  

Intoleransi aktivitas  

b.Fokus intervensi keperawatan

1.Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan penumpukan sekret

(Hidayat,2006)

Tujuan : bersihan jalan nafas kembali normal.

Intervensi :

  Kaji frekuensi / kedalaman pernafasan dan pergerakan dada.

  Kaji pengeluaran sputam pada anak 

  Hindari penggunaan pakaian sempit

  Berikan intake cairan yang adekuat

  Tingkatkan periode dan istirahat dan tidur.

2.Perubahan pola nafas berhubungan dengan peningkatan sekresi (Hidayat,2006)

5/13/2018 ASKEP BRONCHOPNEUMONIA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/askep-bronchopneumonia-55a755c533e0c 11/24

 

Tujuan : perubahan pola nafas kembali normal.

Intervensi :

  Tinggikan kepala dan bantu mengubah posisi

  Observasi pola batuk dan korakter semret.

  Aukultasi bunyi nafas dan catat adanya bunyi nafas abnormal.

  Kaji fekuensi, kedalaman pernafasan dan ekspansi dada

  Kolaborasi pemberian O2 tambahan

3.Hipertermi berhubungan dengan proses penyakit (Carpenito,1999)

Tujuan : hipertermi teratasi

Intervensi :

  Monitor tanda-tanda vital

  Monitor temperatur / suhu tubuh anak 

  Kompres hangat jika panas

  Beri obat penurun panas .

4.Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia

(Carpenito,1999)

Tujuan : kebutuhan nutrisi terpenuhi

Intervensi :

  Berikan diet tinggi kalori dan tinggi protein

  Timbang berat badan setiap hari.

  Berikan makan dan minum porsi kecil tapi sering.

  Berikan susu formula.

  Kaji tanda-tanda malnutrisi

5.Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidak seimbangan antara suplai

kebutuhan O2 (Carpenito,1999)

5/13/2018 ASKEP BRONCHOPNEUMONIA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/askep-bronchopneumonia-55a755c533e0c 12/24

 

Tujuan : peningkatan intoleransi aktivitas

Intervensi :

  Evaluasi respon Pasien terhadap aktivitas

  Berikan lingkungan yang nyaman dan tenang.

  Batasi pengunjung selama fase akut

  Bantu aktivitas perawatan diri yang diperlukan

  Bantu pasien memilih posisi yang nyaman untuk istirahat dan tidur.

6.Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi (NANDA,2001)

Tujuan : menyatakan pemahaman kondisi, proses penyakit

Intervensi :

  Kaji pengetahuan dan pemahaman klien / orang terdekat.

  Diskusikan aspek ketidak mampuan dari penyakit, lama penyembuhan dan harapan

kesembuhan.

  Berikan informasi dalam bentuk tertulis dan verbal

  Tekangkan perlunya melanjutkan terapi antibiotik selama periode yang dianjurkan.

  Terangkan pentingnya melanjutkan evaluasi medik dan vaksin / imunisasi dengan

tepat.

7.Ansietas( cemas ) berhubungan dengan kesulitan bernafas, prosedur-prosedur

yang tidak biasa dan mungkin lingkungan (Wong’s,1996)

Tujuan: Menunjukan adanya penurunan dari ansietas klien

Intervensi:

  Jelaskan prosedur-prosedur yang tidak biasa dan peralatan pada anak sebelum

tindakan

  Terapkan hasil yang akan dicapai bersama dengan anak dan orang tua

  Temani anak selama prosedur tindakan

  Tingkatkan frekuensi datang kepasien selama fase akut

5/13/2018 ASKEP BRONCHOPNEUMONIA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/askep-bronchopneumonia-55a755c533e0c 13/24

 

  Libatkan keluarga dalam setiap tindakan

  Tingkatkan frekuensi datang kepasien selama fase akut

  Berikan benda/mainan yang dapat menyenangkan anak 

  Tidak melakukan tindakan yang dapat membuat anak bertambah cemas atau takut

TINJAUAN TEORI 

A.  PENGERTIAN 

Bronchopneumoni adalah salah satu jenis pneumonia yang mempunyai pola

penyebaran berbercak, teratur dalam satu atau lebih area terlokalisasi di dalam bronchi dan

meluas ke parenkim paru yang berdekatan di sekitarnya. (Smeltzer & Suzanne C, 2002 : 572)

Bronchopneomonia adalah penyebaran daerah infeksi yang berbercak dengan

diameter sekitar 3 sampai 4 cm mengelilingi dan juga melibatkan bronchi. (Sylvia A. Price &

Lorraine M.W, 1995 : 710)

Menurut Whaley & Wong, Bronchopneumonia adalah bronkiolus terminal yang

tersumbat oleh eksudat, kemudian menjadi bagian yang terkonsolidasi atau membentuk 

gabungan di dekat lobulus, disebut juga pneumonia lobaris.

Bronchopneumonia adalah suatu peradangan paru yang biasanya menyerang di

bronkeoli terminal. Bronkeoli terminal tersumbat oleh eksudat mokopurulen yang

membentuk bercak-barcak konsolidasi di lobuli yang berdekatan. Penyakit ini sering bersifat

sekunder, menyertai infeksi saluran pernafasan atas, demam infeksi yang spesifik dan

penyakit yang melemahkan daya tahan tubuh.(Sudigdiodi dan Imam Supardi, 1998)

5/13/2018 ASKEP BRONCHOPNEUMONIA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/askep-bronchopneumonia-55a755c533e0c 14/24

 

Kesimpulannya bronchopneumonia adalah jenis infeksi paru yang disebabkan oleh

agen infeksius dan terdapat di daerah bronkus dan sekitar alveoli.

B.  ETIOLOGI 

Secara umun individu yang terserang bronchopneumonia diakibatkan oleh adanya

penurunan mekanisme pertahanan tubuh terhadap virulensi organisme patogen. Orang yang

normal dan sehat mempunyai mekanisme pertahanan tubuh terhadap organ pernafasan yang

terdiri atas : reflek glotis dan batuk, adanya lapisan mukus, gerakan silia yang menggerakkan

kuman keluar dari organ, dan sekresi humoral setempat.

Timbulnya bronchopneumonia disebabkan oleh virus, bakteri, jamur, protozoa,

mikobakteri, mikoplasma, dan riketsia. (Sandra M. Nettiria, 2001 : 682) antara lain:

1.  Bakteri : Streptococcus, Staphylococcus, H. Influenzae, Klebsiella.

2.  Virus : Legionella pneumoniae

3. 

Jamur : Aspergillus spesies, Candida albicans

4.  Aspirasi makanan, sekresi orofaringeal atau isi lambung ke dalam paru-paru

5.  Terjadi karena kongesti paru yang lama.

Sebab lain dari pneumonia adalah akibat flora normal yang terjadi pada pasien yang

daya tahannya terganggu, atau terjadi aspirasi flora normal yang terdapat dalam mulut dan

karena adanya pneumocystis cranii, Mycoplasma. (Smeltzer & Suzanne C, 2002 : 572 dan

Sandra M. Nettina, 2001 : 682)

C.  PATHOFISIOLOGI 

5/13/2018 ASKEP BRONCHOPNEUMONIA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/askep-bronchopneumonia-55a755c533e0c 15/24

 

Bronchopneumonia selalu didahului oleh infeksi saluran nafas bagian atas yang

disebabkan oleh bakteri staphylococcus, Haemophillus influenzae atau karena aspirasi

makanan dan minuman.

Dari saluran pernafasan kemudian sebagian kuman tersebut masukl ke saluran

pernafasan bagian bawah dan menyebabkan terjadinya infeksi kuman di tempat tersebut,

sebagian lagi masuk ke pembuluh darah dan menginfeksi saluran pernafasan dengan

ganbaran sebagai berikut:

1.  Infeksi saluran nafas bagian bawah menyebabkan tiga hal, yaitu dilatasi pembuluh darah

alveoli, peningkatan suhu, dan edema antara kapiler dan alveoli.

2.  Ekspansi kuman melalui pembuluh darah kemudian masuk ke dalam saluran pencernaan dan

menginfeksinya mengakibatkan terjadinya peningkatan flora normal dalam usus, peristaltik 

meningkat akibat usus mengalami malabsorbsi dan kemudian terjadilah diare yang beresiko

terhadap gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit.

(Soeparman, 1991)

E. PATHWAY 

5/13/2018 ASKEP BRONCHOPNEUMONIA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/askep-bronchopneumonia-55a755c533e0c 16/24

 

D.  MANIFESTASI KLINIS 

Bronchopneumonia biasanya didahului oleh suatu infeksi di saluran pernafasan

bagian atas selama beberapa hari. Pada tahap awal, penderita bronchopneumonia mengalami

tanda dan gejala yang khas seperti menggigil, demam, nyeri dada pleuritis, batuk produktif,

hidung kemerahan, saat bernafas menggunakan otot aksesorius dan bisa timbul sianosis.

(Barbara C. long, 1996 :435)

Terdengar adanya krekels di atas paru yang sakit dan terdengar ketika terjadi

konsolidasi (pengisian rongga udara oleh eksudat).

(Sandra M. Nettina, 2001 : 683)

E.  PEMERIKSAAN PENUNJANG 

Untuk dapat menegakkan diagnosa keperawatan dapat digunakan cara:

eriksaan Laboratorium

  Pemeriksaan darah

Pada kasus bronchopneumonia oleh bakteri akan terjadi leukositosis (meningkatnya jumlah

neutrofil). (Sandra M. Nettina, 2001 : 684)

  Pemeriksaan sputum

Bahan pemeriksaan yang terbaik diperoleh dari batuk yang spontan dan dalam. Digunakan

untuk pemeriksaan mikroskopis dan untuk kultur serta tes sensitifitas untuk mendeteksi agen

infeksius. (Barbara C, Long, 1996 : 435)

  Analisa gas darah untuk mengevaluasi status oksigenasi dan status asam basa. (Sandra M.

Nettina, 2001 : 684)

 

Kultur darah untuk mendeteksi bakteremia

5/13/2018 ASKEP BRONCHOPNEUMONIA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/askep-bronchopneumonia-55a755c533e0c 17/24

 

  Sampel darah, sputum, dan urin untuk tes imunologi untuk mendeteksi antigen mikroba.

(Sandra M. Nettina, 2001 : 684)

2.  Pemeriksaan Radiologi

  Rontgenogram Thoraks

Menunjukkan konsolidasi lobar yang seringkali dijumpai pada infeksi pneumokokal atau

klebsiella. Infiltrat multiple seringkali dijumpai pada infeksi stafilokokus dan haemofilus.

(Barbara C, Long, 1996 : 435)

  Laringoskopi/ bronkoskopi untuk menentukan apakah jalan nafas tersumbat oleh benda

padat. (Sandra M, Nettina, 2001)

F.  DIAGNOSA KEPERAWATAN 

1.  Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan inflamasi trakeobronkial,

pembentukan edema, peningkatan produksi sputum. (Doenges, 1999 : 166)

2.  Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membran alveolus kapiler,

gangguan kapasitas pembawa aksigen darah, ganggguan pengiriman oksigen. (Doenges, 1999

: 166)

3.  Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan proses inflamasi dalam alveoli. (Doenges, 1999

:177)

4.  Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan kehilangan cairan

berlebih, penurunan masukan oral. (Doenges, 1999 : 172)

5.  Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kebutuhan metabolik sekunder

terhadap demam dan proses infeksi, anoreksia yang berhubungan dengan toksin bakteri bau

dan rasa sputum, distensi abdomen atau gas.( Doenges, 1999 : 171)

6.  Intoleransi aktifitas berhubungan dengan insufisiensi oksigen untuk aktifitas sehari-hari.

(Doenges, 1999 : 170)

5/13/2018 ASKEP BRONCHOPNEUMONIA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/askep-bronchopneumonia-55a755c533e0c 18/24

 

G.  FOKUS INTERVENSI 

1.  DP : Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan inflamasi trakeobronkial,

pembentukan edema, peningkatan produksi sputum

Tujuan :

-  Jalan nafas efektif dengan bunyi nafas bersih dan jelas

-  Pasien dapat melakukan batuk efektif untuk mengeluarkan sekret

Hasil yang diharapkan :

-  Mempertahankan jalan nafas paten dengan bunyi nafas bersih/ jelas

-  Menunjukkan perilaku untuk memperbaiki bersihan jalan nafas

Misalnya: batuk efektif dan mengeluarkan sekret.

Intervensi :

a.  Auskultasi bunyi nafas, catat adanya bunyi nafas. Misalnya: mengi, krekels dan ronki.

Rasional: Bersihan jalan nafas yang tidak efektif dapat dimanifestasikan dengan adanya bunyi nafas

adventisius

b.  Kaji/ pantau frekuensi pernafasan, catat rasio inspirasi/ ekspirasi

Rasional: Takipnea biasanya ada pada beberapa derajat dan dapat ditemukan pada penerimaan atau

selama stres/ adanya proses infeksi akut. Pernafasan dapat melambat dan frekuensi ekspirasi

memanjang dibanding inspirasi.

c.  Berikan posisi yang nyaman buat pasien, misalnya posisi semi fowler

Rasional: Posisi semi fowler akan mempermudah pasien untuk bernafas

d.  Dorong/ bantu latihan nafas abdomen atau bibir

Rasional: Memberikan pasien beberapa cara untuk mengatasi dan mengontrol dipsnea dan menurunkan

 jebakan udara

e.  Observasi karakteristik batik, bantu tindakan untuk memoerbaiki keefektifan upaya batuk.

5/13/2018 ASKEP BRONCHOPNEUMONIA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/askep-bronchopneumonia-55a755c533e0c 19/24

 

Rasional: Batuk dapat menetap, tetapi tidak efektif. Batuk paling efektif pada posisi duduk tinggi atau

kepala di bawah setelah perkusi dada.

f.  Berikan air hangat sesuai toleransi jantung.

Rasional: Hidrasi menurunkan kekentalan sekret dan mempermudah pengeluaran.

2. DP : Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membran alveolus kapiler,

gangguan kapasitas pembawa oksigen darah, gangguan pengiriman oksigen.

Tujuan :

-  Perbaikan ventilasi dan oksigenasi jaringan dengan GDA dalam rentang normal dan tidak 

ada distres pernafasan.

Hasil yang diharapkan :

-  Menunjukkan adanya perbaikan ventilasi dan oksigenasi jaringan

-  Berpartisispasi pada tindakan untuk memaksimalkan oksigenasi

Intervensi :

a.  kaji frekuensi, kedalaman, dan kemudahan pernafasan

Rasional :Manifestasi distres pernafasan tergantung pada derajat keterlibatan paru dan status kesehatan

umum

b.  Observasi warna kulit, membran mukosa dan kuku. Catat adanya sianosis

Rasional :Sianosis menunjukkan vasokontriksi atau respon tubuh terhadap demam/ menggigil dan

terjadi hipoksemia.

c.  Kaji status mental

Rasional :Gelisah, mudah terangsang, bingung dapat menunjukkan hipoksemia.

d.  Awsi frekuensi jantung/ irama

Rasional :Takikardi biasanya ada karena akibat adanya demam/ dehidrasi.

e.  Awasi suhu tubuh. Bantu tindakan kenyamanan untuk mengurangi demam dan menggigil

5/13/2018 ASKEP BRONCHOPNEUMONIA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/askep-bronchopneumonia-55a755c533e0c 20/24

 

Rasional :Demam tinggi sangat meningkatkan kebutuhan metabolik dan kebutuhan oksigen dan

mengganggu oksigenasi seluler.

f.  Tinggikan kepala dan dorong sering mengubah posisi, nafas dalam, dan batuk efektif 

Rasional :Tindakan ini meningkatkan inspirasi maksimal, meningkatkan pengeluaran sekret untuk 

memperbaiaki ventilasi.

g.  Kolaborasi pemberian oksigen dengan benar sesuai dengan indikasi

Rasional :Mempertahankan PaO2 di atas 60 mmHg.

3.  DP: Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan proses inflamasi dalam alveoli

Tujuan:

-  Pola nafas efektif dengan frekuensi dan kedalaman dalam rentang normal dan paru jelas/ 

bersih

Intervensi :

a.  Kaji frekuensi, kedalaman pernafasan dan ekspansi dada.

Rasional :Kecepatan biasanya meningkat, dispnea, dan terjadi peningkatan kerja nafas, kedalaman

bervariasi, ekspansi dada terbatas.

b.  Auskultasi bunyi nafas dan catat adanya bunyi nafas adventisius.

Rasional :Bunyi nafas menurun/ tidak ada bila jalan nafas terdapat obstruksi kecil.

c.  Tinggikan kepala dan bentu mengubah posisi.

Rasional :Duduk tinggi memungkinkan ekspansi paru dan memudahkan pernafasan.

d.  Observasi pola batuk dan karakter sekret.

Rasional :Batuk biasanya mengeluarkan sputum dan mengindikasikan adanya kelainan.

e.  Bantu pasien untuk nafas dalam dan latihan batuk efektif.

Rasional :Dapat meningkatkan pengeluaran sputum.

f.  Kolaborasi pemberian oksigen tambahan.

Rasional :Memaksimalkan bernafas dan menurunkan kerja nafas.

5/13/2018 ASKEP BRONCHOPNEUMONIA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/askep-bronchopneumonia-55a755c533e0c 21/24

 

g.  Berikan humidifikasi tambahan

Rasional :Memberikan kelembaban pada membran mukosa dan membantu pengenceran sekret untuk 

memudahkan pembersihan.

h.  Bantu fisioterapi dada, postural drainage

Rasional :Memudahkan upaya pernafasan dan meningkatkan drainage sekret dari segmen paru ke dalam

bronkus.

4.  Dp : Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan kehilngan cairan

berlebih, penurunan masukan oral.

Tujuan : Menunjukkan keseimbangan cairan dan elektrolit

Intervensi :

a.  Kaji perubahan tanda vital, contoh :peningkatan suhu, takikardi,, hipotensi.

Rasional :Untuk menunjukkan adnya kekurangan cairan sisitemik 

b.  Kaji turgor kulit, kelembaban membran mukosa (bibir, lidah).

Rasional :Indikator langsung keadekuatan masukan cairan

c.  Catat lapporan mual/ muntah.

Rasional :Adanya gejala ini menurunkan masukan oral

d.  Pantau masukan dan haluaran urine.

Rasional :Memberikan informasi tentang keadekuatan volume cairan dan kebutuhan penggantian

e.  Kolaborasi pemberian obat sesuai indikasi.

Rasional :Memperbaiki ststus kesehatan

5.  DP : Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan peningkatan kebutuhan

metabolik sekunder terhadap demam dan proses infeksi, anoreksia, distensi abdomen.

Tujuan :

-  Menunjukkan peningkatan nafsu makan

-  Mempertahankan/ meningkatkan berat badan

5/13/2018 ASKEP BRONCHOPNEUMONIA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/askep-bronchopneumonia-55a755c533e0c 22/24

 

Intervensi :

a.  Identifikasi faktor yang menimbulkan mual/ muntah.

Rasional :Pilihan intervensi tergantung pada penyebab masalah

b.  Berikan wadah tertutup untuk sputum dan buang sesering mungkin, bantu kebersihan mulut.

Rasional :Menghilangkan bahaya, rasa, bau,dari lingkungan pasien dan dapat menurunkan mual

c.  Jadwalkan pengobatan pernafasan sedikitnya 1 jam sebelum makan.

Rasional :Menurunkan efek mual yang berhubungan dengan pengobatan ini

d.  Auskultasi bunyi usus, observasi/ palpasi distensi abdomen.

Rasional :Bunyi usus mungkin menurun bila proses infeksi berat, distensi abdomen terjadi sebagai

akibat menelan udara dan menunjukkan pengaruh toksin bakteri pada saluran gastro intestinal

e.  Berikan makan porsi kecil dan sering termasuk makanan kering atau makanan yang menarik 

untuk pasien.

Rasional :Tindakan ini dapat meningkatkan masukan meskipun nafsu makan mungkin lambat untuk 

kembali

f.  Evaluasi status nutrisi umum, ukur berat badan dasar.

Rasional :Adanya kondisi kronis dapat menimbulkan malnutrisi, rendahnya tahanan terhadap infeksi,

atau lambatnya responterhadap terapi

6.  DP : Intoleransi aktifitas berhubungan dengan insufisiensi oksigen untuk aktifitas hidup

sehari-hari.

Tujuan : Peningkatan toleransi terhadap aktifitas.

Intervensi :

a.  Evakuasi respon pasien terhadap aktivitas.

Rasional :Menetapkan kemampuan/ kebutuhan pasien dan memudahkan pilihan intervensi

b.  Berikan lingkungan yang tenang dan batasi pengunjung selama fase akut.

Rasional :Menurunkan stres dan rangsangan berlebihan, meningkatkan istirahat

5/13/2018 ASKEP BRONCHOPNEUMONIA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/askep-bronchopneumonia-55a755c533e0c 23/24

 

c.  Jelaskan pentingnya istitahat dalam rencana pengobatan dan perlunya keseimbamgan

aktivitas dan istirahat.

Rasional :Tirah baring dipertahankan untuk menurunkan kebutuhan metabolik 

d.  Bantu aktivitas perawatan diri yang diperlukan.

Rasional :Meminimalkan kelelahan dan membantu keseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen

DAFTAR PUSTAKA 

Doenges, Marilynn E. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan :Pedoman Untuk Perencanaan dan

Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta :EGC

Nettina, Sandra M. (1996). Pedoman Praktik Keperawatan. Jakarta :EGC

Long, B. C.(1996). Perawatan Madikal Bedah. Jilid 2. Bandung :Yayasan Ikatan Alumni Pendidikan

Keperawatan

Soeparma, Sarwono Waspadji. (1991). Ilmu Penyakit Dalam. Jilid II. Jakarta :Balai Penerbit FKUI

Sylvia A. Price, Lorraine Mc Carty Wilson. (1995). Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses

Penyakit. Jakarta :EGC

DAFTAR PUSTAKA

Cecily, L Beth, Linda A Sowden (2002), Buku Saku Keperawatan Pediatric, Edisi 3, Penerbit Buku

Kedokteran EGC, Jakarta

Donna L Wong, (2004), Pedoman Klinis Keperawatan Pediatric, Cetakan Pertama Penerbit Buku

Kedokteran, EGC, Jakarta

Harrison, Prinsip-Prinsip Ilmu Penyakit Dalam, Volume 3 Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

5/13/2018 ASKEP BRONCHOPNEUMONIA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/askep-bronchopneumonia-55a755c533e0c 24/24

 

 

Marylin E Doenges . Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3 Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Price Silvia A & Wilson Lorraine M. Patofisiologi; Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Edisi 4.

Penerbit Buku Kedokteran, EGC Jakarta.

Ngastiyah (1997), Keperawatan Anak Sakit, Edisi Pertama, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta

Suryadi SKp, Rita Yuliani SKp (2001), Asuhan Keperawatan Anak Edisi Pertama, PT Fajar Inter

Pratama Jakarta