askep anak isi asma bronchiale

41
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Asma adalah suatu gangguan pada saluran bronkhial dengan ciri bronkospasme periodik(kontraksi spasme pada saluran nafas). (Iman somantri, 2008). Bronkiektasis merupakan dilatasi kronik bronkus dan bronkiolus permanen. Bronkiektasis bukan merupakan penyakit tunggal, muncul karena berbagai penyebab dan merupakan akibat dari beberapa keadaan yang mengenai diding bronkial, baik secara langsung maupun tidak yang dapat mengganggu sistem pertahanan. Oleh karena itulah, kami akan membahas masalah mengenai asma bronkhiale dan menjelaskan konsep teori serta asuhan keperawatannya. B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana konsep teori asma bronkhiale? 2. Bagaimana asuhan keperawatan anak dengan asma brinkhiale? C. Tujuan 1. Mengetahui konsep teori asma bronkhiale. 1

Upload: ridho-ndut-rimba-mania

Post on 12-Jan-2016

105 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

keperawatan

TRANSCRIPT

Page 1: Askep Anak Isi Asma Bronchiale

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Asma adalah suatu gangguan pada saluran bronkhial  dengan ciri

bronkospasme periodik(kontraksi spasme pada saluran nafas). (Iman

somantri, 2008).

Bronkiektasis merupakan dilatasi kronik bronkus dan bronkiolus

permanen. Bronkiektasis bukan merupakan penyakit tunggal, muncul karena

berbagai penyebab dan merupakan akibat dari beberapa keadaan yang

mengenai diding bronkial, baik secara langsung maupun tidak yang dapat

mengganggu sistem pertahanan.

Oleh karena itulah, kami akan membahas masalah mengenai asma

bronkhiale dan menjelaskan konsep teori serta asuhan keperawatannya.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana konsep teori asma bronkhiale?

2. Bagaimana asuhan keperawatan anak dengan asma brinkhiale?

C. Tujuan

1. Mengetahui konsep teori asma bronkhiale.

2. Mengetahui asuhan keperawatan anak dengan asma brinkhiale.

1

Page 2: Askep Anak Isi Asma Bronchiale

BAB II

PEMBAHASAN

A. TINJAUAN TEORI MEDIS

1. Pengertian

Asma adalah penyakit jalan nafas obstruktif intermiten,

reversibel dimana trakea dan bronchi berspon dalam secaa hiperaktif

terhadap stimuli tertentu (Smeltzer, C. Suzanne, 2001).

Asma adalah penyakit paru-paru kronis, asma ditandai dengan

mengi (wheezing), batuk dan rasa sesak di dada yang timbul secara

episodic atau kronis akibat bronkokonstriksi (Ganong, MD dan William

F, 2008).

Asma adalah penyakit dengan cirri meningkatnya respon trakea

dan bronkus terhadap berbagai rangsangan dengan manifestasi adanya

penyempitan jalan nafas yang luas dan derajatnya dapat berubah-ubah

secara spontan maupun sebagai hasil pengobatan (Muttaqin, 2008).

2. Anatomi Fisiologi

Gambar 2.1. Anatomi keadaan normal dan asmathic pada bronkial

(sumber: Syaifuddin, 2009)

2

Page 3: Askep Anak Isi Asma Bronchiale

Gambar 2.2 Anatomi pernafasan

(Sumber : Syaifuddin, 2009)

Menurut Syaifuddin, (2009) anatomi dan fisiologi pernafasan sistem

pernafasan dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

a. Anatomi Sistem Pernafasan

1) Hidung

Merupakan saluran udara yang pertama, mempunyai dua lubang

(kavum nasi), dipisahkan oleh sekat hidung (septum nasi). Di

dalamnya terdapat bulu-bulu yang berguna untuk menyaring udara,

debu yang masuk ke dalam hidung (Syaifuddin, 2009)

2) Sinus paranasalis

Sinus paranasalis rongga dalam tengkorak yang terletak di dekat

hidung dan mata.terdapat empat sinus yaitu: sinus frontalis,

etmoidalis, sfenoidalis, dan maksilaris (Brunner and Suddarth,

2001)

3) Faring

Faring atau tenggorok adalah rongga yang menghubungkan antara

hidung dan rongga mulut ke laring. Faring dibagi menjadi dalam

tiga area,yaitu nasofaring,orofaring dan hipofaring (Brunner and

Suddarth, 2001)

3

Page 4: Askep Anak Isi Asma Bronchiale

4) Laring

Merupakan unit organ terakhir pada jalan nafas atas. Laring juga

disebut kotak suara karena pita suara terdapat di sini. Terdapat juga

kartilago tiroid yang merupakan kartilago terbesar pada faring

(Syaifuddin, 2009).

5) Trakea

Trakea atau batang tenggorok merupakan lanjutan dari laring yang

dibentuk oleh 16-20 cincin yang terdiri dari tulang-tulang rawan

yang berbentuk seperti kuku kuda. Sebelah dalam diliputi oleh

selaput lender yang berbulu getar yang disebut sel bersilia

(Syaifuddin, 2009).

6) Bronkus

Bronkus merupakan lanjutan dari trakea terletak pada ketinggian

vertebra torakalis IV dan V. bronkus mempunyai struktur yang

sama dengan trakea dan terletak mengarah ke paru-paru

(Syaifuddin, 2009).

b. Fisiologi Sistem Pernapasan

Bernafas adalah proses keluar masuknya udara ke dalam dan keluar

paru. Proseses bernafas diawali dengan memasukan udara ke dalam

rongga paru untuk kemudian diedarkan ke dalam sirkulasi serta

pengeluaran zat sisa (CO2) dari sirkulasi menuju keluar tubuh melalui

paru.

1) Ventilasi

Ventilasi adalah proses pergerakan udara masuk dan keluar

paru.ventilasi terdiri dari dua tahap yaitu,inspirasi dan ekspirasi.

2) Difusi gas

Difusi adalah proses ketika terjadi pertukaran oksigen dan karbon

dioksida pada tempat pertemuan udara-darah.

3) Transportasi gas

4

Page 5: Askep Anak Isi Asma Bronchiale

Bagian ketiga dari proses pernapasan adalah transportasi gas

(oksigen dan karbon dioksida) dari paru menuju ke sirkulasi tubuh

(Syaifuddin, 2009).

3. Etiologi

a. Asma alergik : disebabkan oleh allergen atau allergen – allergen

yang dikenal ( mis, : serbuk sari, binatang, amarah, makanan dan

jamur). Kebanyakan alergen terdapat di udara dan musiman. Pasien

dengan asma alergenik biasanya mempunyai riwayat keluarga

alergik dan riwayat medis masa lalu eczema atau rhinitis alergik.

b. Asma idiopatik atau nonalergik : tidak berhubungan dengan allergen

spesifik. Faktor-faktor, seperti common cold, infeksi traktus

respiratorius, latihan, emosi dan polutan lingkungan dapat

mencetuskan serangan. Beberapa agen farmakologi , seperti aspirin

dan agen antiinflamasi nonsteroid lain,pewarna rambut, antagonis

beta – adrenergik dan agen sulfit (pengawet makanan).

c. Asma gabungan : merupakan bentuk asma yang paling umum. Asma

ini mempunyai karakteristik dari bentuk alergik maupun bentuk

idiopatik atau nonalergik.

4. Tanda dan Gejala

Gejala-gejala yang lazim muncul pada asma bronchial menurut

Suzanne Smeltzer (2001: 612) adalah batuk, dispnea, dan mengi.

Biasanya pada penderita yang sedang bebas serangan tidak ditemukan

gejala klinis, tapi pada saat serangan penderita tampak bernafas cepat dan

dalam, gelisah, duduk dengan menyangga ke depan, serta tanpa otot-otot

bantu pernafasan bekerja dengan keras. Serangan asma seringkali terjadi

pada malam hari.

Selain gejala tersebut, ada beberapa gejala menyertainya :

a. Batuk

b. Napas berbunyi/ weezing

c. Sesak napas / dispnea

5

Page 6: Askep Anak Isi Asma Bronchiale

d. Gelisah dimalam hari

e. Nafsu / dada seperti tertekan

f. Takikardi

g. Hipoksia

h. Takipnea (napas cepat)

i. Hiperkapnia

j. Ansietas

k. Nusea

l. Emosional

m. Malaise

5. Patofisiologi

Asma ditandai dengan kontraksi spastic dari otot polos

bronkhiolus yang menyebabkan sukar bernafas. Penyebab yang umum

adalah hipersensitivitas bronkhioulus terhadap benda-benda asing di

udara. Reaksi yang timbul pada asma tipe alergi diduga terjadi dengan

cara sebagai berikut: seorang yang alergi mempunyai kecenderungan

untuk membentuk sejumlah antibody Ig E abnormal dalam jumlah besar

dan antibodi ini menyebabkan reaksi alergi bila reaksi dengan antigen

spesifikasinya. Pada asma, antibody ini terutama melekat pada sel mast

yang terdapat pada interstisial paru yang berhubungan erat dengan

brokhiolus dan bronkhus kecil. Bila seseorang menghirup alergen maka

antibody Ig E orang tersebut meningkat, alergen bereaksi dengan

antibodi yang telah terlekat pada sel mast dan menyebabkan sel ini akan

mengeluarkan berbagai macam zat, diantaranya histamin, zat anafilaksis

yang bereaksi lambat (yang merupakan leukotrient), faktor kemotaktik

eosinofilik dan bradikinin. Efek gabungan dari semua faktor-faktor ini

akan menghasilkan adema lokal pada dinding bronkhioulus kecil maupun

sekresi mucus yang kental dalam lumen bronkhioulus dan spasme otot

polos bronkhiolus sehingga menyebabkan tahanan saluran napas menjadi

sangat meningkat.

6

Page 7: Askep Anak Isi Asma Bronchiale

Pada asma, diameter bronkiolus lebih berkurang selama

ekspirasi daripada selama inspirasi karena peningkatan tekanan dalam

paru selama eksirasi paksa menekan bagian luar bronkiolus. Karena

bronkiolus sudah tersumbat sebagian, maka sumbatan selanjutnya adalah

akibat dari tekanan eksternal yang menimbulkan obstruksi berat terutama

selama ekspirasi. Pada penderita asma biasanya dapat melakukan

inspirasi dengan baik dan adekuat, tetapi sekali-kali melakukan ekspirasi.

Hal ini menyebabkan dispnea. Kapasitas residu fungsional dan volume

residu paru menjadi sangat meningkat selama serangan asma akibat

kesukaran mengeluarkan udara ekspirasi dari paru. Hal ini bisa

menyebabkan barrel chest.

6. Pathway

Sumber: Sumber: http://vedder-bellamy.blogspot.com/2011/07/askep-

asma-bronkial.html

7

Page 8: Askep Anak Isi Asma Bronchiale

7. Klasifikasi Asma pada Anak

a. Asma episode yang jarang.

Biasanya terdapat pada anak umur 3 – 8 tahun. Serangan umumnya

dicetuskan oleh infeksi virus saluran nafas bagian atas. Banyaknya

serangan 3 – 4 kali dalam 1 tahun. Lamanya serangan dapat

beberapa hari, jarang merupakan serangan yang berat.

Gejala yang timbul lebih menonjol pada malam hari. Mengi dapat

berlangsung kurang dari 3-4 hari, sedang batuk-batuknya dapat

berlangsung 10 – 14 hari. Manifestasi alergi lainya misalnya, eksim

jarang terdapat pada golongan ini. Tumbuh kembang anak biasanya

baik, diluar serang tidak ditemukan kelainan. Waktu remisi

berminggu-minggu sampai berbulan-bulan. Golongan ini merupakan

70 – 75 % dari populasi asma anak.

b. Asma episode yang sering.

Pada 2/3 golongan ini serangan pertama terjadi pada umur sebelum 3

tahun. Pada permulaan, serangan berhubungan dengan infeksi

saluran nafas akut. Pada umur 5 – 6 tahun dapat terjadi serangan

tanpa infeksi yang jelas. Biasanya orang tua menghubungkan dengan

perubahan udara, adanya alergen, aktivitas fisik dan stress. Banyak

yang tidak jelas pencetusya. Frekwensi serangan 3 – 4 kali dalam 1

tahun, tiap serangan beberapa hari sampai beberapa minggu.

Frekwensi serangan paling tinggi pada umur 8 – 13 tahun. Pad

golongan lanjut kadang-kadang sukar dibedakan dengan golongan

asma kronik ataui persisten. Umumnya gejala paling jelek terjadi

pada malam hari dengan batuk dan mengi yang akan mengganggu

tidurnya. Pemeriksaan fisik di luar serangan tergantung frekwensi

serangan. Jika waktu serangan lebih dari 1 – 2 minggu, biasanya

tidak ditemukan kelainan fisik. Hay Fever dapat ditemukan pada

golongan asma kronik atau persisten. Gangguan pertumbuhan jarang

terjadi . Golongan ini merupakan 2-0 % dari populasi asma pada

anak.

c. Asma kronik atau persisten.

8

Page 9: Askep Anak Isi Asma Bronchiale

a. Pada 25 % anak golongan ini serangan pertama terjadi sebelum

umur 6 bulan; 75 % sebelum umur 3 tahun. Pada lebih adari 50

% anak terdpat mengi yang lama pada dua tahun pertama, dan

50 % sisanya serangannya episodik. Pada umur 5 – 6 tahun akan

lebih jelas terjadinya obstruksi saluran nafas yang persisten dan

hampir selalu terdapat mengi setiap hari; malam hari terganggu

oleh batuk dan mengi. Aktivitas fisik sering menyebabkan

mengi. Dari waktui ke waktu terjadiserangan yang berat dan

sering memerlukan perawatan di rumah sakit.

b. Terdapat juga gologan yang jarang mengalami serangan berat,

hanya sesak sedikit dan mengisepanjang waaktu. Biasanya

setelah mendapatkan penangan anak dan orang tua baru

menyadari mengenai asma pada anak dan masalahnya.

Obstruksi jalan nafas mencapai puncakya pada umur 8 – 14

tahun, baru kemudian terjadi perubahan, biasanya perbaikan.

Pada umur dewasa muda 50 % golongan ini tetap menderita

asma persisten atau sering. Jarang yang betul-betul bebas mengi

pada umur dewasa muda. Pada pemeriksaan fisik jarang yang

normal; dapat terjadi perubahan bentuk thoraks seperti dada

burung (Pigeon Chest), Barrel Chest dan terdapat sulkus

Harison. Pada golongan ini dapat terjadi gangguan pertumbuhan

yakni, bertubuh kecil. Kemampuan aktivitas fisik kurangsekali,

sering tidak dapat melakukan olah raga dan kegiatan lainya.

Juga sering tidak masuk sekolah hingga prestasi belajar

terganggu. Sebagian kecil ada mengalami gangguan psiko

sosial.

8. Pemeriksaan Penunjang

a. Laboratorium:

- Lekositosis dengan neutrofil yang meningkat menunjukkan

adanya infeksi

- Eosinofil darah meningkat > 250/mm3 , jumlah eosinofil ini

9

Page 10: Askep Anak Isi Asma Bronchiale

menurun dengan pemberian kortikosteroid.

b. Analisa gas darah:

Hanya dilakukan pada penderita dengan serangan asma berat atau

status asmatikus. Pada keadaan ini dapat terjadi hipoksemia,

hiperkapnia dan asidosis respiratorik. Pada asma ringan sampai

sedang PaO2 normal sampai sedikit menurun, PaCO2 menurun dan

terjadi alkalosis respiratorik. Pada asma yang berat PaO2 jelas

menurun, PaCO2 normal atau meningkat dan terjadi asidosis

respiratorik.

c. Radiologi:

Pada serangan asma yang ringan, gambaran radiologik paru biasanya

tidak menunjukkan adanya kelainan. Beberapa tanda yang

menunjukkan yang khas untuk asma adanya hiperinflasi, penebalan

dinding bronkus, vaskulasrisasi paru.

d. Faal paru:

Menurunnya FEV1

e. Uji kulit:

Untuk menunjukkan adanya alergi.

f. Uji provokasi bronkus:

Dengan inhalasi histamin, asetilkolin, alergen. Penurunan FEV 1

sebesar 20% atau lebih setelah tes provokasi merupakan petanda

adanya hiperreaktivitas bronkus.

9. Komplikasi

Berbagai komplikasi menurut Arief Mansjoer (2000: 477) yang mungkin

akan timbul adalah :

10

Page 11: Askep Anak Isi Asma Bronchiale

a. Status asmatikus

Status asmatikus adalah kekambuhan dari serangan asma yang

sifatnya akut dan tidak dapat diatasi dengan pemberian obat- obatan

yang melegakan saluran nafas maupun golongan steroid.

b. Atelektasis

Atelektasis adalah suatu keadaan paru yang mengalami hambatan

berkembang secara sempurna. Hal ini dikarenakan adanya

penyempitan dibronkus.

c. Hipoksemia

Hipoksemia adalah penurunan tekanan parsial oksigen dalam darah

akibat udara ekspirasi yang tertahan untuk keluar.

d. Pneumothoraks

Pneumothoraks adalah penumpukan udara di rongga dada akibat udara

ekspirasi yang tertahan untuk keluar.

e. Emfisema kronik

Emfisema dalah penyakit obstruksi kronik akibat berkurangnya

elastisitas paru dan luas permukaan paru akibat distensi jaringan paru

karena gas.

f. Gagal nafas

g. Kor pulmonal dengan gagal jantung kanan

Karena adanya tekanan darah yang tinggi dalam jangka waktu yang

lama di arteri pulmonalis. Hal ini menggambarkan bahwa ada

menggambarkan keterkaitan antara kerja pulmo dan jantung dalam

sistem respirasi.

h. Kematian

Kematian adalah komplikasi terminal akibat kurangnya suplai oksigen

dalam otak akibat terjadinya obstruksi paru

10. Penatalaksanaan

Dasar kelainan pada asma adalah proses inflamasi saluran nafas, oleh

karena itu penanggulangannya adalah penaggulangan proses inflamasi

untuk mengendalikan serangan asma. Sebaliknya pada saat asma, untuk

11

Page 12: Askep Anak Isi Asma Bronchiale

menanggulanginya tidak dengan obat anti inflamasi, yang dibutuhkan

adalah obat yang dapat segera merelaksasi otot saluran nafas, tindakan

untuk mengencerkan dan mengeluarkan lender yang tertimbun.

a. Penatalaksanaan Medis

1) Mengatasi serangan asma

a) Pemberian oksigen

b) Bronkodilator

(1) Adrenalin

Adrenalin atau epinefrin adalah golongan

simpatomimetika yang paling baik untuk asma, diberikan

subkutan dengan dosis 0,01 ml/kgbb/kali larutan 1:1000,

dengan dosis maksimal 0, 25 ml dan dapat diulang setiap

20-30 menit, 2-3 kali berturut-turut.

(2) Efedrin

Golongan katekolamin, mempunyai efek vasokonstriksi,

diberikan per oral dengan dosis 1 mg/tahun/kali.

(3) Metilxantin

Termasuk di dalamnya adalah teofilin dan aminopilin.

Aminofilin dapat diberikan dengan dosis 3-5

mg/kgbb/dosis oral dan diberikan tiap 6 jam.

Efek samping yang sering dijumpai adalah iritasi

lambung, insomnia, palpitasi, dan pada dosis yang

berlebihan dapat terjadi konvulsi.

c) Kortikosteroid

(1) Prednisone

(2) Hidrokortison

(3) Kenacort

(4) Oradexon

(5) Pulmicort

(6) Aldecin

12

Page 13: Askep Anak Isi Asma Bronchiale

2) Penanggulangan sumbatan lendir

a) Mukolitik

(1) OBP

(2) OBH

(3) Bisolvon

(4) Mucopect

(5) Fluimucil

(6) Banyak minum air

Dengan minum banyak,lender juga dapat diencerkan,

tetapi pada anak dengan asma umumnya mneolak untuk

makan dan minum. Pada anak kecil sebaiknya pemberian

mukolitik disertai dengan fisioterapi agar lender keluar

misalnya dengan postural drainase.

Cara pemberian obat asma:

1) Per oral

2) Per inhalasi atau aerosol: dose metered inhalation (DMI)

3) Subkutan

4) Intramuscular

5) Intravena

Pemilihan cara pemberian tergantung dari umur anak dan penting atau

tidaknya obat harus segera bekerja.

b. Penatalaksanaan Keperawatan

Perawatan pasien asma ditujukan bila pasien sedang tidak

mendapat serangan dan saat mendapat serangan.

Jika pasien sedang tidak mendapat serangan asma, perawatan

ditujukan untuk mencegah timbulnya serangan asma dengan

memberikan pendidikan pada pasien sendiri ataupun keluarganya.

1) Pasien atau orang tua harus mengenal tanda akan terjadi serangan

asma

13

Page 14: Askep Anak Isi Asma Bronchiale

2) Cara memberikan obat bronchodilator sebagai pencegahan bila

dirasakan akan mengalami serangan asma. Apakah dengan

aerosol atau semprot atau oral,dsb

3) Mencegah serangan asma dengan menghilangkan faktor pencetus

Orang tua juga perlu memperhatikan

1) Menjaga keserasian keluarga agar tidak menimbulkan maslah

psikologis bagi anak

2) Menjaga kesehatan anak dengan memberi makanan yang cukup

bergizi tetapi menghindari makanan yang mengandung alergen

bagi anaknya.

3) Kapan anak harus dibawa konsultasi. Persediaan obat tidak boleh

sampai habis. Lebih baik jika obat tinggal 1-2 kali pemakaian

anak sudah dibawa control ke dokter

4) Ikut melaksanakan atau mengawaasi kegiatan anak dalambatas

yang ditentukanoleh dokter.

5) Kepada anak sendiri (yang telah mengerti) diberitahukan apa

yang boleh ia lakukan dan yang tidak.

6) Jika pasien sedang mendapat serangan asma masalah yang perlu

diperhatikan pada saat serangan adalah pasien menderita

kesukaran bernapas (pakaian yang menganggu pernapasannya

supaya dilepas saja, usahakan agar ruangan cukup mengandung

O2 bila perlu jendela dibuka tetapi anak jangan ditempatkan di

depan jendela (bahaya terkena angina langsung) dan gangguan

rasa aman dan nyaman.

11. Pencegahan

a. Menghindari pencetus

Cara menghindari berbagai pencetus serangan pada asma perlu

diketahui dan diajarkan pada keluarganya yang sering menjadi faktor

pencetus adalah debu rumah. Untuk menghindari pencetus karena

debu rumah dianjurkan dengan mengusahakan kamar tidur anak:

14

Page 15: Askep Anak Isi Asma Bronchiale

- Sprei, tirai, selimut minimal dicuci 2 minggu sekali. Sprei dan

sarung bantal lebih sering. Lebih baik tidak menggunakan karpet

di kamar tidur atau tempat bermain anak. Jangan memelihara

binatang.

- Untuk menghindari penyebab dari makanan bila belum tau pasti,

lebih baik jangan makan coklat, kacang tanah atau makanan

yang mengandung es, dan makanan yang mengandung zat

pewarna.

- Hindarkan kontak dengan penderita influenza, hindarkan anak

berada di tempat yang sedang terjadi perubahan cuaca, misalnya

sedang mendung.

b. Kegiatan fisik

Anak yang menderita asma jangan dilarang bermain atau berolah

raga. namun olahraga perlu diatur karena merupakan kebutuhan

untuk tumbuh kembang anak. Pengaturan dilakukan dengan cara:

- Menambahkan toleransi secara bertahap, menghindarkan

percepatan gerak yang mendadak.

- Bila mulai batuk-batuk, istirahatlah sebentar, minum air dan

setelah tidak batuk-batuk, kegiatan diteruskan.

- Adakalanya beberapa anak sebelum melakukan kegiatan perlu

minum obat atau menghirup aerosol terlebih dahulu.

B. ASUHAN KEPERAWATAN

1. PENGKAJIAN

a. Identitas

Pada asma episodik yang jarang, biasanya terdapat pada anak

umur 3-8 tahun.Biasanya oleh infeksi virus saluran pernapasan

bagian atas. Pada asma episodik yang sering terjadi, biasanya pada

umur sebelum 3 tahun, dan berhubungan dengan infeksi saluran

napas akut. Pada umur 5-6 tahun dapat terjadi serangan tanpa infeksi

yang jelas.Biasanya orang tua menghubungkan dengan perubahan

cuaca, adanya alergen, aktivitas fisik dan stres.Pada asma tipe ini

15

Page 16: Askep Anak Isi Asma Bronchiale

frekwensi serangan paling sering pada umur 8-13 tahun. Asma

kronik atau persisten terjadi 75% pada umur sebeluim 3 tahun.Pada

umur 5-6 tahun akan lebih jelas terjadi obstruksi saluran pernapasan

yang persisten dan hampir terdapat mengi setiap hari.Untuk jenis

kelamin tidak ada perbedaan yang jelas antara anak perempuan dan

laki-laki.

b. Keluhan Utama

Batuk-batuk dan sesak napas.

c. Riwayat Penyakit Sekarang

Batuk, bersin, pilek, suara mengi dan sesak napas.

d. Riwayat Penyakit Dahulu

Anak pernah menderita penyakit yang sama pada usia sebelumnya.

e. Riwayat Penyakit Keluarga

Penyakit ini ada hubungan dengan faktor genetik dari ayah atau ibu,

disamping faktor yang lain.

f. Riwayat Kesehatan Lingkungan

Bayi dan anak kecil sering berhubungan dengan isi dari debu rumah,

misalnya tungau, serpih atau buluh binatang, spora jamur yang

terdapat di rumah, bahan iritan: minyak wangi, obat semprot nyamuk

dan asap rokok dari orang dewasa.Perubahan suhu udara, angin dan

kelembaban udara dapat dihubungkan dengan percepatan terjadinya

serangan asma.

g. Riwayat Tumbuh Kembang

1) Tahap Pertumbuhan

Pada anak umur lima tahun, perkiraan berat badan dalam

kilogram mengikuti patokan umur 1-6 tahun yaitu umur (tahun)

x 2 + 8. Tapi ada rata-rata BB pada usia 3 tahun: 14,6 kg, pada

usia 4 tahun 16,7 kg dan 5 tahun yaitu 18,7 kg. Untuk anak usia

pra sekolah rata-rata pertambahan berat badan 2,3 kg/tahun.

Sedangkan untuk perkiraan tinggi badan dalam senti meter

menggunakan patokan umur 2- 12 tahun yaitu umur (tahun) x 6

+ 77. Tapi ada rata-rata TB pada usia pra sekolah yaitu 3 tahun

16

Page 17: Askep Anak Isi Asma Bronchiale

95 cm, 4 tahun 103 cm, dan 5 tahun 110 cm. Rata-rata

pertambahan TB pada usia ini yaitu 6 – 7,5 cm/tahun. Pada anak

usia 4-5 tahun fisik cenderung bertambah tinggi.

2) Tahap Perkembangan.

Perkembangan psikososial

(Eric Ercson): Inisiatif vs rasa bersalah. Anak punya insiatif

mencari pengalaman baru dan jika anak dimarahi atau

diomeli maka anak merasa bersalah dan menjadi anak peragu

untuk melakukan sesuatu percobaan yang menantang

ketrampilan motorik dan bahasanya.

Perkembangan psikosexsual

(Sigmund Freud): Berada pada fase oedipal/falik (3-5 tahun).

Biasanya senang bermain dengan anak berjenis kelamin

berbeda. Oedipus komplek (laki-laki lebih dekat dengan

ibunya) dan elektra komplek (perempuan lebih dekat ke

ayahnya).

Perkembangan kognitif

(Piaget): Berada pada tahap preoperasional yaitu fase

preconseptual ( 2- 4 tahun ) dan fase pemikiran intuitive (4-7

tahun). Pada tahap ini kanan-kiri belum sempurna, konsep

sebab akibat dan konsep waktu belum benar dan magical

thinking.

Perkembangan moral berada

pada prekonvensional yaitu mulai melakukan kebiasaan

prososial: sharing, menolong, melindungi, memberi sesuatu,

mencari teman dan mulai bisa menjelaskan peraturan-

peraturan yang dianut oleh keluarga.

Perkembangan spiritual yaitu

mulai mencontoh kegiatan keagamaan dari orang tua atau

guru dan belajar yang benar-salah untuk menghindari

hukuman.

Perkembangan body image

17

Page 18: Askep Anak Isi Asma Bronchiale

yaitu mengenal kata cantik, jelek, pendek-tinggi, baik-nakal,

bermain sesuai peran jenis kelamin, membandingkan ukuran

tubuhnya dengan kelompoknya.

Perkembangan sosial yaitu

berada pada fase “Individuation-Separation”. Dimana sudah

bisa mengatasi kecemasannya terutama pada orang yang tak

di kenal dan sudah bisa mentoleransi perpisahan dari orang

tua walaupun dengan sedikit atau tidak protes.

Perkembangan bahasa yaitu

vokabularynya meningkat lebih dari 2100 kata pada akhir

umur 5 tahun. Mulai bisa merangkai 3- 4 kata menjadi

kalimat. Sudah bisa menamai objek yang familiar seperti

binatang, bagian tubuh, dan nama-nama temannya. Dapat

menerima atau memberikan perintah sederhana.

Tingkah laku personal sosial

yaitu dapat memverbalisasikan permintaannya, lebih banyak

bergaul, mulai menerima bahwa orang lain mempunyai

pemikiran juga, dan mulai menyadari bahwa dia mempunyai

lingkungan luar.

Bermain jenis assosiative

play yaitu bermain dengan orang lain yang mempunyai

permainan yang mirip. Berkaitan dengan pertumbuhan fisik

dan kemampuan motorik halus yaitu melompat, berlari,

memanjat, dan bersepeda dengan roda tiga.

h. Riwayat Imunisasi

Anak usia pre sekolah sudah harus mendapat imunisasi lengkap

antara lain : BCG, POLIO I,II, III; DPT I, II, III; dan campak.

i. Riwayat Nutrisi

Kebutuhan kalori 4-6 tahun yaitu 90 kalori/kg/hari. Pembatasan

kalori untuk umur 1-6 tahun 900-1300 kalori/hari. Untuk

pertambahan berat badan ideal menggunakan rumus 8 + 2n.

Status Gizi

18

Page 19: Askep Anak Isi Asma Bronchiale

Klasifikasinya sebagai berikut :

- Gizi buruk kurang dari 60%

- Gizi kurang 60 % - <80 %

- Gizi baik 80 % - 110 %

- Obesitas lebih dari 120 %

j. Dampak Hospitalisasi

Sumber stressor :

1) Perpisahan

a) Protes : pergi, menendang,

menangis

b) Putus asa : tidak aktif, menarik

diri, depresi, regresi

c) Menerima : tertarik dengan

lingkungan, interaksi

2) Kehilangan kontrol : ketergantungan fisik, perubahan rutinitas,

ketergantungan, ini akan menyebabkan anak malu, bersalah dan

takut.

3) Perlukaan tubuh : konkrit tentang penyebab sakit.

4) Lingkungan baru, memulai sosialisasi lingkungan.

k. Pemeriksaan Fisik / Pengkajian Persistem

1) Sistem Pernapasan / Respirasi

Sesak, batuk kering (tidak produktif), tachypnea, orthopnea,

barrel chest, penggunaan otot aksesori pernapasan, Peningkatan

PCO2 dan penurunan O2,sianosis, perkusi hipersonor, pada

auskultasi terdengar wheezing, ronchi basah sedang, ronchi

kering musikal.

2) Sistem Cardiovaskuler

Diaporesis, tachicardia, dan kelelahan.

3) Sistem Persyarafan / neurologi

19

Page 20: Askep Anak Isi Asma Bronchiale

Pada serangan yang berat dapat terjadi gangguan kesadaran :

gelisah, rewel, cengeng → apatis → sopor → coma.

4) Sistem perkemihan

Produksi urin dapat menurun jika intake minum yang kurang

akibat sesak nafas.

5) Sistem Pencernaan / Gastrointestinal

Terdapat nyeri tekan pada abdomen, tidak toleransi terhadap

makan dan minum, mukosa mulut kering.

6) Sistem integumen

Berkeringat akibat usaha pernapasan klien terhadap sesak nafas.

2. DIAGNOSA YANG MUNGKIN MUNCUL

a. Bersihan jalan nafas tidak efektif  berhubungan dengan

bronkospasme, peningkatan produksi sekret, sektet kental.

b. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan bronkospasme dan

meningkatnya secret.

c. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan faktor psikologis dan biologis yang mengurangi pemasukan

makanan .

d. Kecemasan berhubungan dengan hospitalisasi dan distres pernafasan.

e. Kurang pengetahuan bgan dengan proses penyakit dan pengobatan.

No.Diagnosa Keperawatan

Rencana

NOC dan indicator NIC

1. Bersihan jalan nafas tidak

efektif  b.d bronkospasme,

peningkatan produksi

sekret, sektet kental

NOC :

Respiratory status : Ventilation

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 3 x 24 jam,

diharapkan bersihan jalan nafas

efektif.

Dengan indikator :

1. Mendemonstrasikan batuk

NIC :

Airway Management

1) Pertahankan kepatenan jalan

nafas; pertahankan support

ventilasi bila diperlukan (oksigen

2 ml dengan kanule).

2) Kaji fungsi pernafasan; auskultasi

bunyi nafas, kaji kulit setiap 15

20

3. INTERVENSI KEPERAWATAN

Page 21: Askep Anak Isi Asma Bronchiale

2. Gangguan pertukaran gas

berhubungan dengan

bronkospasme dan

meningkatnya sekret

efektif dan suara nafas yang

bersih, tidak ada sianosis dan

dyspneu (mampu

mengeluarkan sputum,

mampu bernafas dengan

mudah, tidak ada pursed lips)

2. Menunjukkan jalan nafas

yang paten (klien tidak

merasa tercekik, irama nafas,

frekuensi pernafasan dalam

rentang normal, tidak ada

suara nafas abnormal)

3. Mampu mengidentifikasikan

dan mencegah factor yang

dapat menghambat jalan

nafas

NOC:

Respiratory status: airway

patency

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 2 X 1 jam,

status pertukaran gas tidak akan

bermasalah dengan indikator

sedang, dengan criteria hasil:

1. Status neurologist dalam

menit sampai 4 jam.

3) Berikan oksigen sesuai program

dan pantau pulse oximetry.

4) Kaji kenyamanan posisi tidur

anak.

5) Monitor efek samping

pengobatan; monitor serum darah;

theophyline dan catat kemudian

laporkan dokter. Normalnya 10-

20 ug/ml pada semua usia.

6) Berikan cairan yang adekuat per

oral atau peranteral

7) Pemberian terapi pernafasan;

nebulizer, fisioterapi dada, ajarkan

batuk dan nafas dalam efektif

setelah pengobatan dan

pengisapan sekret ( suction ).

8) Jelaskan semua prosedur yang

akan dilakukan pada anak untuk

menurunkan kecemasan.

9) Berikan terapi bermain sesuai

usia.

NIC :

Airway Management

1. Kaji bunyi paru, frekuensi

nafas, kedalaman, dan usaha serta

produksi sputum.

2. Identifikasi kebutuhan pasien

akan insersi aktual/potensial jalan

nafas

3. Auskultasi suara nafas, catat

adanya suara tambahan

4. Jelaskan ke pasien sebelum

21

Page 22: Askep Anak Isi Asma Bronchiale

ketentuan yang diharapkan

2. Dipsneu saat istirahat dan

aktivitas tidak ada

3. Gelisah, sianosis dan

kelelahan tidak ada

4. PaO2, PaCO2, pH arteri, dan

saturasi O2 dalam batas

normal.

memulai prosedur untuk

menurunkan kecemasan dan

meningkatkan pengkontrolan.

5. Buka jalan nafas, guanakan

teknik chin lift atau jaw thrust bila

perlu

6. Posisikan pasien untuk

memaksimalkan ventilasi

7. Pasang mayo bila perlu

8. Lakukan fisioterapi dada jika

perlu

9. Keluarkan sekret dengan batuk

atau suction

10. Lakukan suction pada mayo

11. Atur intake untuk cairan

mengoptimalkan keseimbangan.

12. Ajarkan paien untuk batuk

efektif

13. Ajarkan pasien menggukanan

inhaler yang dianjurkan, sesuai

kebutuhan

14. Kolaborasi pemberian

bronkodilator bila perlu

15. Berikan pelembab udara Kassa

basah NaCl Lembab

16. Monitor respirasi dan status O2

17. Monitor saturasi O2, hasil gas

darah, kadar elektrolit dan status

mental.

2. Ketidak seimbangan

nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

berhubungan dengan

faktor psikologis dan

biologis yang mengurangi

NOC:

Nutritional status: food and

fluid intake

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 2 x 24 jam

NIC :

Management nutrisi

1. Tentukan kemampuan pasien untuk

memenuhi kebutuhan nutrisi

2. Berikan informasi yang tepat

22

Page 23: Askep Anak Isi Asma Bronchiale

pemasukan makanan pasien menunjukkan status nutrisi

yang adekuat dengan indicator

sedang.

Kriteria hasil:

1. Pasien akan menyatakan

keinginannya untuk

mengikuti diet yang

terprogram

2. Pasien akan melaporkan

tingkat energi yang adekuat

3. Nilai laboratorium dalam

batas normal (transferin,

albumin dan elektrolit)

tentang kebutuhan nutrisi dan

bagaimana memenuhinya

3. Timbang berat badan setiap hari

4. Kembangkan perilaku modifikasi

program tertentu untuk kebutuhan

pasien.

5. Berikan umpan balik positif untuk

perilaku makan yang tepat

6. Diskusikan keuntungan dari

perilaku makan yang sehat dan

konsekuensi dari ketidakpatuhan.

7. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk

menentukan asupan kalori harian

yang dibutuhkan untuk mencapai

berat badan yang diinginkan

Monitor Nutrisi

1. Monitor adanya penurunan berat

badan

2. Monitor respon emosi saat makan

3. Monitor tipe dan jumlah aktivitas

yang biasa dilakukan

4. Monitor lingkungan saat makan

5. Jadwalkan pengobatan dan

tindakan tidak selama jam makan

6. Monitor kult kering dan perubahan

pigmentasi

7. Monitor turgor kulit

8. Monitor kadar albumin, total

protein, Hb, Hmt dan elektrolit

9. Monitor pucat, kemerahan dan

kekeringan jaringan konjungtiva

10. Monitor kalori dan intake nutrisi

3. Kecemasan berhubungan

dengan hospitalisasi dan

NOC:

Control anxiety

NIC:

Anxiety Reduction

23

Page 24: Askep Anak Isi Asma Bronchiale

distress pernafasan. Setelah dilakukan keperawatan

selama 1 x 24 jam diharapkan

cemas pasien berkurang atau

hilang.

Kriteria Hasil:

1. Pasien dapat

mengidentifikasi dan

mengungkapkan gejala

cemas.

2. Mengidentifikasi,

mengungkapkan dan

menunjukkan tehnik untuk

mengontol cemas

3. Vital sign dalam batas

normal

4. Postur tubuh, ekspresi

wajah, bahasa tubuh dan

tingkat aktivitas

menunjukkan berkurangnya

kecemasan

1. Gunakan pendekatan yang

menenangkan

2. Nyatakan dengan jelas harapan

terhadap pelaku pasien

3. Jelaskan semua prosedur dan

apa yang dirasakan selama prosedur

4. Pahami prespektif pasien

terhdap situasi stres

5. Temani pasien untuk

memberikan keamanan dan

mengurangi takut

6. Berikan informasi faktual

mengenai diagnosis, tindakan

prognosis

7. Dorong keluarga untuk

menemani anak

8. Lakukan back / neck rub

9. Dengarkan dengan penuh

perhatian

10. Identifikasi tingkat kecemasan

11. Bantu pasien mengenal situasi

yang menimbulkan kecemasan

12. Dorong pasien untuk

mengungkapkan perasaan,

ketakutan, persepsi

13. Instruksikan pasien

menggunakan teknik relaksasi

14. Barikan obat untuk

mengurangi kecemasan

4. Kurang pengetahuan

berhubungan dengan

kurang paparan informasi

NOC:

Knowledge: disease proses

Setelah dilakukan tindakan

perawatan selama 2 x 1 jam,

NIC :

Teaching : disease Process

1. Berikan penilaian tentang

tingkat pengetahuan pasien tentang

24

Page 25: Askep Anak Isi Asma Bronchiale

tingkat pengetahuan klien

meningkat untuk proses penyakit

dan perilaku kesehatan dengan

indicator cukup.

Kriteria Hasil :

1. Pasien dan

keluarga menyatakan

pemahaman tentang

penyakit, kondisi, prognosis

dan program pengobatan

2. Pasien dan

keluarga mampu

melaksanakan prosedur yang

dijelaskan secara benar

3. Pasien dan

keluarga mampu

menjelaskan kembali apa

yang dijelaskan perawat/tim

kesehatan lainnya

proses penyakit yang spesifik

2. Jelaskan patofisiologi dari

penyakit dan bagaimana hal ini

berhubungan dengan anatomi dan

fisiologi, dengan cara yang tepat.

3. Gambarkan tanda dan gejala

yang biasa muncul pada penyakit,

dengan cara yang tepat

4. Gambarkan proses penyakit,

dengan cara yang tepat

5. Identifikasi kemungkinan

penyebab, dengan cara yang tepat

6. Sediakan informasi pada

pasien tentang kondisi, dengan cara

yang tepat

7. Hindari harapan yang kosong

8. Sediakan bagi keluarga atau

SO informasi tentang kemajuan

pasien dengan cara yang tepat

9. Diskusikan perubahan gaya

hidup yang mungkin diperlukan

untuk mencegah komplikasi di

masa yang akan datang dan atau

proses pengontrolan penyakit

10. Diskusikan pilihan terapi atau

penanganan

11. Dukung pasien untuk

mengeksplorasi atau mendapatkan

second opinion dengan cara yang

tepat atau diindikasikan

12. Eksplorasi kemungkinan

sumber atau dukungan, dengan cara

yang tepat

13. Rujuk pasien pada grup atau

agensi di komunitas lokal, dengan

25

Page 26: Askep Anak Isi Asma Bronchiale

cara yang tepat

14. Instruksikan pasien mengenai

tanda dan gejala untuk melaporkan

pada pemberi perawatan kesehatan,

dengan cara yang tepat

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Asma adalah mengi berulang atau batuk persisten dalam keadaan di

mana asma  adalah yang paling mungkin, sedangkan sebab lain yang lebih

26

Page 27: Askep Anak Isi Asma Bronchiale

jarang telah disingkirkan. Insidensi  asma dalam kehamilan adalah sekitar

o,5-1% dari seluruh kehamilan.

Asma adalah suatu gangguan pada saluran bronkhial  dengan ciri

bronkospasme periodik (kontraksi spasme pada saluran nafas). (Iman

Somantri, 2008)

Asma adalah penyakit jalan nafas obstruktif intermiten, reversibel

dimana trakea dan bronki berespon secara hiperaktif terhadap stimulasi

tertentu (Smeltzer, Suzanne C, 2002).

27