referat asma bronchiale pada anak
TRANSCRIPT
8/16/2019 Referat ASMA Bronchiale pada anak
http://slidepdf.com/reader/full/referat-asma-bronchiale-pada-anak 1/33
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Pendahuluan
Asma merupakan penyakit respiratorik kronis yang paling sering dijumpai pada anak.
Prevalensi asma meningkat dari waktu ke waktu baik di negara maju maupun negara sedang
berkembang. Peningkatan tersebut diduga berkaitan dengan pola hidup yang berubah dan
peran faktor lingkungan terutama polusi baik indoor maupun outdoor .
Saat ini diseluruh dunia terjadi peningkatan angka kejadian dan derajat asma terutama
pada anak-anak, baik di negara maju maupun di negara berkembang. Walaupun pengetahuan
tentang patologi, patofisiologi, dan imunologi asma berkembang sangat pesat, khususnya
pada orang dewasa dan anak besar, pada anak kecil dan bayi mekanisme dasar perkembangan
penyakit ini belum diketahui pasti, lagi pula banyak bayi dan batita sering mengalami mengi
pada saat terkena infeksi saluran napas akut dan jarang menjadi asma di kemudian hari.
Prevalens total asma di dunia diperkirakan 7,2% (6% pada dewasa dan 10% pada anak).
Prevalens tersebut sangat bervariasi. Terdapat perbedaan prevalens antar negara dan bahkan
perbedaan juga didapat antar daerah di dalam suatu negara. Masalah epidemiologi yang lain
saat ini adalah morbiditas dan mortalitas asma vang relatif tinggi. WHO memperkirakan saat
ini terdp.pat 250.000 kematian akibat asma. Beberapa waktu yang lalu, penyakit asma bukan
penyebab kematian yang berarti. Namun, belakangan ini berbagai negara melaporkan bahwa
terjadi peningkatan kematian akibat penyakit asma, termasuk pada anak.
Serangan asma bervariasi mulai dari ringan sampai berat dan mengancam kehidupan.
Berbagai faktor dapat menjadi pencetus timbulnya serangan asma, antara lain adalah olahraga
(exercise), alergen, infeksi, perubahan suhu udara yang mendadak, atau pajanan terhadap
iritan respiratorik seperti asap rokok, dan lain-lain. Selain itu, berbagai faktor turut
mempengaruhi tinggi rendahnya prevalens asma di suatu tempat, misalnya usia, jenis
kelamin, ras, sosio-ekonomi, dan faktor lingkungan. Faktor-faktor tersebut dapat
mempengaruhi prevalens asma, derajat penyakit asma, terjadinya serangan asma, berat
ringannya serangan dan kematian akibat penyakit asma. 1-3
1
8/16/2019 Referat ASMA Bronchiale pada anak
http://slidepdf.com/reader/full/referat-asma-bronchiale-pada-anak 2/33
8/16/2019 Referat ASMA Bronchiale pada anak
http://slidepdf.com/reader/full/referat-asma-bronchiale-pada-anak 3/33
Sebenarnya, selama ini asma tidak termasuk kelompok penyakit yang mematikan
(fatal), tetapi akhir-akhir ini dilaporkan adanya peningkatan kematian akibat penyakit
asma. Kematian pada anak akibat penyakit asma jarang. Pada tahun yang sama,
didapatkan kematian 223 anak usia 0-17 tahun atau 0.5 kematian per 100.000 anak.Kematian paling banyak adalah pada non-hispanik kulit hitam; jumlah kematian pada
kulit hitam adalah 200% lebih tinggi daripada kulit putih dan 160% lebih tinggi daripada
kelompok Hispanik. Selain itu, kematian pada wanita 40% lebih tinggi daripada laki-
laki.1
Asma merupakan sepuluh besar penyebab kesakitan dan kematian di Indonesia, hal itu
tergambar dari data studi survei kesehatan rumah tangga (SKRT) di berbagai propinsi di
Indonesia. Survei kesehatan rumah tangga (SKRT) 1986 menunjukkan asma menduduki
urutan ke-5 dari 10 penyebab kesakitan (morbiditi) bersama-sama dengan bronkitis kronik
dan emfisema. Pada SKRT 1992, asma, bronkitis kronik dan emfisema sebagai penyebab
kematian (mortaliti) ke-4 di Indonesia atau sebesar 5,6 %. Tahun 1995, prevalensi asma di
seluruh Indonesia sebesar 13/ 1000, dibandingkan bronkitis kronik 11/ 1000 dan obstruksi
paru 2/ 1000.5
2.2 Faktor Risiko
Berbagai faktor dapat mempengaruhi terjadinya serangan asma, kejadian asma, berat
ringannya penyakit, serta kematian akibat penyakit asma. Faktor-taktot tersebut antara
lain adalah jenis kelamin, usia, sosio-ekonomi, alergen, infeksi, atopi, lingkungan, dan
lain-lain.1
Tabel 1. Prevalensi Asma di Indonesia.1
8/16/2019 Referat ASMA Bronchiale pada anak
http://slidepdf.com/reader/full/referat-asma-bronchiale-pada-anak 4/33
2.2.1 Jenis Kelamin
enurut laporan dan beberapa penelitian didapatkan bahwa prevalens asma pada
anak laki-laki sampai usia !" tahun adalah !,# sampai $ kali lipat anak perempuan.
%amun, dari benua Amerika dilaporkan bahwa belakangan ini ndak ada perbedaan prevalens asma antara anak laki-laki &#!,! per !"""' dan perempuan &#(.$ per !"""'.
Pada orang dewasa, rasio ini berubah menjadi sebanding antara laki-laki dan
perempuan pada usia !" tahun.1
2.2.2 Usia
Umumnya, pada kebanyakan kasus asma persisten, gejala seperti asma pertama kali
timbul pada usia muda, yaitu pada beberapa tahun pertama kehidupan. Dari Melbourne
(Australia), dilaporkan bahwa 25% anak dengan asma persisten mendapat serangan
mengi pada usia < 6 bulan, dan 75% mendapat serangan mengi pertama sebelum usia 5
tahun. Hanya 5% anak dengan asma persisten terbebas dari gejala asma pada usia 28-55
tahun, 60% tetap menunjukkan gejala seperti saat anak-anak, dan sisanya masih sering
mendapat serangan meskipun lebih ringan daripada saat masa kanak. 1
2.2.3 Riwayat Atopi
Adanya atopi berhubungan dengan meningkatnya risiko asma persisten dan beratnya
asma. enurut laporan dari )nggris, pada anak usia !( tahun dengan riwayat asma atau
mengi, akan terjadi serangan mengi dua kali lipat lebih banyak. *erdapat juga laporan
bahwa anak dengan mengi persisten dalam kurun waktu ( tahun pertama kehidupan
mempunyai kadar )g+ lebih tinggi daripada anak yang tidak pernah mengalami mengi
pada usia bulan. eberapa laporan menunjukkan bahwa sensitisasi alergi terhadap
alergen inhalan, susu, telur, atau kacang pada tahun pertama kehidupan, merupakan
prediktor timbulnya asma. 1
2.2.4 Lingkungan
Adanya alergen di lingkungan hidup anak meningkatkan risiko penyakit asma.
Alergen yang sering mencetuskan penyakit asma antara iain adalah serpihan kulit
binatang piaraan, tungau debu rumah, jamur, dan kecoa. 1
2.2.5 Ras
Menurut laporan dari Amerika Serikat didapatkan bahwa prevalens asma dan
kejadian serangan asma pada ras kulit hitam lebih tinggi daripada kulit putih. Tingginya
prevalens tersebut tidak dipengaruhi oleh pendapatan maupun pendidikan. 1
8/16/2019 Referat ASMA Bronchiale pada anak
http://slidepdf.com/reader/full/referat-asma-bronchiale-pada-anak 5/33
2.2.6 Asap Rokok
Prevalens asma pada anak yang terpajan asap rokok lebih tinggi daripada anak yang
tidak terpajan asap rokok. isiko terhadap asap rokok sudah dimulai sejak janin dalam
kandungan, umumnya berlangsuing terus setelah anak dilahirkan, dan menyebabkanmeningkatnya risiko. Pada anak yang terpajan asap rokok, kejadian eksaserbasi lebih
tinggi, anak lebih sering tidak masuk sekolah, dan umumnya fungsi faal parunya lebih
buruk daripada anak yang tidak terpajan. 1
2.2.7 Outdoor air pollution
eberapa partikel halus di udara seperti debu jalan raya, nitrat dioksida, karbon
monoksida, atau S"$, diduga berperan pada penyakit asma, meningkatkan gejala asma,
tetapi belum didapatkan bukti yang disepakati.1
2.2.8 Infeksi respiratorik
Beberapa penelitian mendapatkan adanya hubungan terbalik antara atopi (termasuk
asma) dengan infeksi respiratorik. Sebenarnya hubungan antara infeksi respiratorik
dengan prevalens asma masih merupakan kontroversi. Namun, hal ini tidak berlaku
pada infeksi respiratory syncytial virus (RSV) di usia dini yang mengakibatkan infeksi
saluran pernapasan bawah. Infeksi RSV merupakan taktor risiko yang bermakna untuk
terjadinya mengi di usia 6 tahun. 1
2.3 Patogenesis
Hingga saat ini, konsep patogenesis asma terus berkembang (evolving concept).
Dahulu asma dianggap semata-mata karena bronkospasme yang disertai hipersekresi
lendir dan edema dinding bronkus sehingga menyebabkan obstruksi. Akan tetapi, pada
tahun 1960, diperkenalkan konsep hiperreaktivitas bronkus pada patogenesis asma.1
Global Imtiative for Asthma (GINA) dengan jelas menggambarkan konsep inflamasi
kronis dalam definisinya tentang asma. Konsep tersebut menyatakan bahwa asma
adalah suatu proses inflamasi kronis yang khas, melibatkan dinding saluran
respiratorik, dan menyebabkan terbatasnya aliran udara serta meningkatnya reaktivitas
saluran respiratori.1
Hiperreaktivitas ini merupakan predisposisi terjadinya penyempitan saluran
respiratori sebagai respons terhadap berbagai macam rangsang. Pencetus serangan asma
dapat disebabkan oleh sejumlah faktor antara lain alergen, virus, iritan yang dapat
menginduksi respons inflamasi akut yang terdiri atas reaksi asma tipe cepat dan pada
8/16/2019 Referat ASMA Bronchiale pada anak
http://slidepdf.com/reader/full/referat-asma-bronchiale-pada-anak 6/33
sejumlah kasus diikuti reaksi asma tipe lambat. Alergen akan terikat pada IgE yang
menempel pada sel mast dan terjadi degranulasi sel mast tersebut. Degranulasi tersebut
mengeluarkan preformed mediator seperti histamin, protease dan newly generated
mediator seperti leukotrin, prostaglandin dan PAF yang menyebabkan kontraksi ototpolos bronkus, sekresi mukus dan vasodilatasi.1,4,5
Sejalan dengan proses inflamasi kronis, perlukaan epitel bronkus merangsang proses
reparasi/perbaikan saluran respiratori yang menghasilkan perubahan struktural dan
fungsional yang menyimpang pada saluran respiratori. Perubahan ini dikenal dengan
istilah remodeling saluran respiratori (airway remodeling; A'. *idak ada keraguan
bahwa faktor genetik memegang peranan penting dalam etiologi, patogenesis dan
tatalaksana asma. Asma merupakan 0comple1 genetic disorders" yang dipengaruhi oleh banyak gen, sehingga tidak mengikuti pola pewarisan endelian. 1,4,5
2onsep Epithelial-Mesenchymal Trophic Unit &+*3' diperkenalkan oleh 4olgate,
yaitu epitel saluran respiratori dan jaringan mesenkim di bawahnya yang bertindak
sebagai "trophic unit" yang saling berkomunikasi. Selama embriogenesis, +*3
berperan dalam remodeling fisiologis saluran respiratorik untuk meregulasi
pertumbuhan dan percabangan saluran respiratorik. 5aranya adalah dengan mengatur
keseimbangan epithelial growth factor &+67', fibroblast growth factoi &767', dan
transforming growth factor 8 &*67-8'.!,#
Komunikasi antar sel dalam EMTU, dan interaksinya dengan Th2 sitokin
proinflamasi dalam patogenesis asma berproses dalam tiga tahap, dengan hasil akhirnya
adalah inflamasi dan AR yang berfungsi secara paralel. Tahap pertama (inisiasi)
dimulai dengan adanya kepekaan epitel bronkus terhadap inhalan lingkungan. Pada
keadaan normal, epitel melepas zat-zat yang menekan sel-sel mesenkim seperti PGE2
dan 25-hydroxyeicotetraenoic acid (25-HETE). Pada asma, epitel yang rusak atau
cedera mengalami penurunan PGE2 dan HETE. Hal ini mengakibatkan aktivasi
fibroblas dan miofibroblas di bawah lapisan epitel. Aktivasi tersebut diatut oleh faktor-
faktor pertumbuhan yang dilepas oleh epitel (tahap propagasi).1,5
Pada tahap amplifikasi, aktivasi miofibroblas akan melepaskan growth factor &67'
yang menyebabkan proliferasi miofibroblas dan AS serta deposisi +5 dengan hasil
akhir terjadinya A. Aktivasi miofibroblas juga menyebabkan pelepasan sitokin dan
kemokin yang menyebabkan inflamasi saluran respiratori. Pada setiap tahap inisiasi,
propagasi, dan amplifikasi dalam +*3, terjadi juga proses inflamasi yang diatur oleh
8/16/2019 Referat ASMA Bronchiale pada anak
http://slidepdf.com/reader/full/referat-asma-bronchiale-pada-anak 7/33
limtosit *. Sitokin yang dihasilkan &tetutama )9-: ;an !9-!<' akan berinteraksi dengan
+*3 dan memperberat proses remodeling. Secara keseluruhan. +*3 yang
teraktivasi dan interaksinya dengan sitokin *h$ akan menyebabkan inflamasi dan A
yang prosesnya berlangsung parallel.!,:
Gambar 1. 2omunikasi sel-ke-sel dalam +*3, model paralel untuk patogenesis asma.:
Pada asma terdapat saling ketergantungan antara proses inflamasi dan remodeling.
Infiltrasi sel-sel inflamasi terlibat dalam proses remodeling, juga komponen lainnya
seperti matriks ekstraselular, membran retikular basal, matriks interstisial, fibrogenik
growth factor, protease dan inhibitornya, pembuluh darah, otot polos, kelenjar mukus.
Perubahan struktur yang terjadi :
• Hipertrofi dan hiperplasia otot polos jalan napas
• Hipertrofi dan hiperplasia kelenjar mukus
• Penebalan membran retikular basal
• Pembuluh darah meningkat
• Matriks ekstraselular fungsinya meningkat
8/16/2019 Referat ASMA Bronchiale pada anak
http://slidepdf.com/reader/full/referat-asma-bronchiale-pada-anak 8/33
• Perubahan struktur parenkim
• Peningkatan fibrogenic growth factor menjadikan fibrosis 1,4
Gambar 2. Perubahan struktur pada airway remodeling dan konsekuensi klinis
2.4 Patofisiologi
)nflamasi saluran napas yang ditemukan pada pasien asma diyakini merupakan hal
yang mendasari gangguan fungsi. espon terhadap inflamasi pada mukosa saluran napas
pasien asma ini menyebabkan hiperreaktifitas bronkus yang merupakan tanda utama
asma. Pada saat terjadi hiperreaktivitas saluran napas sejumlah pemicu dapat memulai
gejala asma. Pemicu ini meliputi respon hipersensitivitas tipe ! &dimedisi !g+' terhadap
alergen debu rumah dan serbuk sari yang tersensitisasi, iritan seperti udara dingin,
polutan atau asap rokok, infeksi virus, dan aktivitas fisik/olahraga.
anifestasi penymbatan jalan napas pada asma disebabkan oleh bronkokonstriksi,
hipersekresi mukus, edema mukosa, infiltrasi seluler, dan deskuamasi sel epitel serta sel
radang. erbagai rasangsan alergi dan rangsan nonspesifik, akan adanya jalan napas yang
hipereaktif, mencetuskan respons bronkokonstroksi dan radang, angsangan ini meliputi
alergen yang dihirup &tungau debu, tepung sari, sari kedelai, protein minyak', protein
8/16/2019 Referat ASMA Bronchiale pada anak
http://slidepdf.com/reader/full/referat-asma-bronchiale-pada-anak 9/33
sayuran lainnya, infeksi virus, asap rokok, polutan udara, bau busuk, obat obatab, udara
dingin dan obat obatan.
4iperreaktivitas saluran napas akan menyebabkan obstruksi saluran napas
menyebabkan hambatan aliran udara yang dapat kembali secara spontan atau setelah
pengobatan. Proses patologis utama yang mendukung obstruksi saluran napas adalah
edema mukosa, kontraksi otot polos dan produksi mukus. =bstruksi terjadi selama
ekspirasi ketika saluran napas mengalami volume penutupan dan menyebabkan gas di
saluran napas terperangkap. ahkan, pada asma yang berat dapat mengurangi aliran
udara selama inspirasi.
Pada asma berat, patofisiologinya adalah bronkokonstriksi, hipertrofi otot polos
bronkus, hipertrofi kelenjar mukosa, edema mukosa, infiltrasi sel radang &eosinophil.
%eutrophil, basophil, makrofag' dan deskuamasi. *anda patognomonis adalah kristal
5harcot-9eyden &lisofosfolipase membrane eosinophil', spiral 5ursch-mann &silinder
mukosa bronkial', dan benda-benda 5reola &sel epitel terkelupas'.
2etidakseimbangan ventilasi dengan perfusi, hipoventilasi alveolar, dan
bertambahnya kerja pernapasan menyebabkan pepruban pada gas-gas darah.
4iperbentilasi beberapa daerah paru pada mulanya mengkompensasi tekanan
karbondioksaida yang lebih tinggi dalam darah yang memperfusi daerah yang terventilasi
jele. %amun, hiperventilasi ini tidak dapat mengkompensasi hipoksemaia saat bernapas
dengan udara kamar karena ketidakmampuan penderita menaikkan tekanan oksigen dan
saturasi oksihemoglobin parsial. Progresivitas penymbatan jalan napas lebih lanjut
menyebabkan hipoventilasi alveolar yang lebih banyak, dan hiperkapnea dapat terjadi
mendadak. 4ipoksia menganggu perubahan asma laktat menjadi karbondioksida dan air,
menimbulkan asidosis metabolik. 4iperkapnia menaikkan asam karbonat, yang
berdisosiasi menjadi ion hydrogen dan ion bikarbonat, menimbulkan asidosis
respiratorik.
8/16/2019 Referat ASMA Bronchiale pada anak
http://slidepdf.com/reader/full/referat-asma-bronchiale-pada-anak 10/33
6ambar <. Airway remodeling pada anak dan dewasa.
Sejumlah karakteristik anatomi dan fisiologi memberi kecenderungan bayi dan anak
kecil terhadap peningkatan risiko obstruksi saluran napas antara lain ukuran saluran
napas yang lebih kecil, recoil elastic paru yang lebih lemah, kurangnya bantuan otot
polos saluran napas kecil, hiperplasia kelenjar mukosa relatif dan kurangnya saluran
ventilasi kolateral &pori cohn' antar alveolus.!,#
2.5 Manifestasi Klinis dan Diagnosis
Penelitian oleh 5astro odrigue> dkk. &$"""' mengemukakan $ &dua' indeks klinis
untuk menggolongkan anak dengan risiko asma pada usia sekolah, yaitu stringent index
dan loose index. tringent index adalah jika seorang anak merupakan early fre!uent
wheeer pada < tahun pertama kehidupan dan memenuhi paling sedikit ! dari $ kriteria
mayor atau $ dari < kriteria minor. 9oose index adalah jika seorang anak merupakan
early wheeer pada < tahun pertama kehidupan dan memenuhi paling sedikit ! dari $
kriteria mayor atau $ dari < kriteria minor.
*abel !. 9oose inde1.!
Kriteria Maor Kriteria Minor
!
.
Asma pada orang tua &didiagnosis oleh
dokter'
!. hinitis alergi yang didiagnosis oleh
dokter
$
.
+ksema pada anak &didiagnosis oleh
dokter'
$. engi diluar selesma &common cold'
<. +osinofilia &? : @ dari jumlah leukosit'
8/16/2019 Referat ASMA Bronchiale pada anak
http://slidepdf.com/reader/full/referat-asma-bronchiale-pada-anak 11/33
Berdasarkan International consensus on (ICON) pediatric asthma adanya episode
wheezing yang berulang pada anak merupakan salah satu poin awal dalam diagnosis
asma pada anak. Jumlah dari episode yang berulang tidak spesifik, walaupun jumlah
minimal adalah >3 episode wheezing. Gejala klinis yang tipikal juga penting dalampenegakkan diagnosis yaitu adanya episode batuk yang berulang, mengi, sesak nafas,
rasa dada tertekan, batuk, dicetuskan dari beberbagai macam stimulus bahan bahan iritan
(asap rokok), alergen ( pollens), infeksi saluran pernafasan, olahraga, menangis atau
tertawa, khususnya pada malam atau dini hari. Adanya riwayat atopi (rhinitis alergi atau
alergi terhadap makanan) dan riwayat keluarga yang memiliki riwayat asma yang
memperkuat diagnosis.2,6
Perjalanan penyakit asma dapat menunjukkan berbagai macam manifestasi klinis yang
tidak spesifik dan heterogen, baik di antara beberapa individu maupun pada individu
yang sama. Berarti, terdapat berbagai fenotip seperti asma (asthma-like phenotypes) pada
berbagai usia yang mungkin dapat menerangkan perubahan klinis khas asma selama usia
anak. Karena keadaan tersebut, seringkah terjadi underdiagnosis atau bahkan
overdiagnosis dengan konsekuensi terjadinya undertreatment atau overtreatment dalam
penatalaksanaan.1
Akhir-akhir ini banyak yang berpendapat bahwa untuk menegakkan diagnosis asma
pada anak di bawah lima tahun sebaiknya berhati-hati apabila tidak pernah dijumpai
adanya wheezing. Hal itu disebabkan pada usia tersebut kemungkinan batuk yang
berulang hanyalah akibat infeksi respiratorik saja. Demikian pula apabila dijumpai
wheezing pada usia di bawah tiga tahun (batita) hendaknya berhati-hati dalam
mendiagnosis asma. Wheezing yang dijumpai pertama kali belum tentu merupakan gejala
asma. Bila dijumpai keadaan batuk kronis dan/atau berulang dengan/atau tanpa wheezing
dengan karakteristik seperti di atas, tetap perlu dipertimbangkan diagnosis asma.2,6
atuk merupakan gejala yang biasa menyertai infeksi saluran nafas atas oleh virus.
Walaupun beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa frekuensi batuk lebih sering
dari biasanya, hubungan antara batuk yang sering tersebut dengan asma masih
diperdebatkan.!-:
8/16/2019 Referat ASMA Bronchiale pada anak
http://slidepdf.com/reader/full/referat-asma-bronchiale-pada-anak 12/33
Diagram 1. Alur diagnosis asma pada anak.2
Oleh National Asthma Education and prevention program (NAEPP) telah banyak di
kembangkan berbagai macam jenis cara dan kuisioner untuk pemeriksaan kesehatan
yang berkaitan dengan kualitas hidup anak dengan asma dan kontrol terhadap asmanya.
Terdapat 2 jenis kuisioner yaitu untuk anak anak yang masih belum dapat membaca dan
untuk anak yang sudah dapat membaca atau dengan usia 12 tahun atau lebih. Kuisioner
tersebut dapat banyak membantu dalam hal pemantauan terapi pada anak dengan asma.8
8/16/2019 Referat ASMA Bronchiale pada anak
http://slidepdf.com/reader/full/referat-asma-bronchiale-pada-anak 13/33
Gambar 4. Kuisioner kontrol terhadap anak dengan asma.9
2.6 Klasifikasi
8/16/2019 Referat ASMA Bronchiale pada anak
http://slidepdf.com/reader/full/referat-asma-bronchiale-pada-anak 14/33
6)%A $""( asma diklasifikasikan berdasarkan etiologi, derajat penyakit asma, serta
pola obstruksi aliran udara di saluran napas. 6)%A membagi asma menjadi :
klasifikasi yaitu asma intermiten, asma persisten ringan, asma persisten sedang,
dan asma persisten berat. erbeda dengan 6)%A, P%AA membagi asma menjadi
< yaitu asma episodik ringan, asma episodik sedang, dan asma persisten. asar
pembagian ini karena pada asma anak kejadian episodik lebih sering dibanding
persisten. asar pembagian atau klasifikasi asma pada anak adalah frekuensi
serangan, lamanya serangan, aktivitas diluar serangan dan beberapa pemeriksaan
penunjang.!,$
*abel $. 2lasifikasi erajat Penyakit Asma pada Anak berdasarkan P%AA.!-<
Asma episodik
jarang
Asma episodik
seringAsma persisten
Frekuensi serangan < 1 x/ bulan ≥ 1 x/ bulan Sering
Lama serangan < 1 minggu > 1 minggu Hampir sepanjang
tahun, hampir tidak
ada remisi
Intensitas serangan Biasanya ringan Biasanya sedang Biasanya berat
Di antara serangan Tanpa gejala Sering ada gejala Gejala siang dan
malam
Tidur dan aktivitas Tidak terganggu Sering terganggu Sangat terganggu
Pemeriksaan fisik
diluar serangan
Normal (tidak
ditemukan kelainan)
Mungkin terganggu
(ditemukan kelainan)
Tidak pernah normal
Obat pengendali
anti inflamasi
Tidak perlu Perlu, steroid Perlu, steroid
Uji faal Paru PEF/FEV1
>80%
PEF/FEV1
60-80%
PEF/FEV1
<60% variabilitas 20-
30%
Variabilitas faal
paru
Variabilitas > 15% Variabilitas > 30% Variabilitas >50%
8/16/2019 Referat ASMA Bronchiale pada anak
http://slidepdf.com/reader/full/referat-asma-bronchiale-pada-anak 15/33
Tabel 3. Klasifikasi Derajat Serangan Asma.1,3
Para!eter "linis#
fungsi $aru#
la%oratoriu!
&ingan 'edang Berat
*anpa ancamanhenti nafas
engan ancamanhenti nafas
'esa" erjalan, bayiBmenangis keras
erbicara,ayiB tangis pendek dan lemah,kesulitan menyusu
atau makan
)stirahatayiB tidak mauminum/ makan
Posisi isa berbaring 9ebih suka duduk uduk bertopanglengan
Bi(ara kalimat Penggal kalimat 2ata-kata
Kesadaran ungkin irritable iasanya irritable iasanya irritable 2ebingungan'ianosis *idak ada *idak ada Ada %yata
Mengi Sedang, sering
hanya pada akhirekspirasi
%yaring, sepanjang
ekspirasi C nspirasi
Sangat nyaring,
terdengan tanpastetoskop sepanjangekspirasi daninspirasi
Sulit/tidak
terdengar
Penggunaan otot
%antu res$iratori"
iasanya tidak iasanya ya Da 6erakan parado1torako-abdominal
&etra"si angkal, retraksiinterkostal
Sedang ditambahretraksi suprasternal
alam, ditambahnafas cuping hidung
angkal/ hilang
)re"uensi nafas *akipnea *akipnea *akipnea radipnea
Pedo!an nilai %a"u la*u na$as $ada ana" sadar+Usia fre"uensi nafas nor!al
, 2 %ulan ,- /0 !enit
212 %ulan ,5 /0 !enit
15 tahun , /0!enit
-3 tahun ,4 /0!enit
)re"uensi nadi %ormal *akikardi *akikardi radikardi
Pedo!an nilai %a"u fre"uensi nadi $ada ana"
Usia la*u nadi nor!al
212 %ulan ,1- /0!enit
12 tahun ,12 /0!enit
43 tahun ,11 /0 !enit
Pulsus $arado"sus *idak ada
E!" mm4g
Ada
!"-$" mm4g
Ada
F$" mm4g
*idak ada, tanda
kelelahan otot nafasPE)& atau )E1
67 nilai $redi"si
ter%ai"8
Pra%on"odilator
Pas(a
%ro"odilator
F("@FG" @
:"-("@("-G"@
E:"@E(" @, respon E $ jam
'a 92 F#@ !-#@ H "@
Pa 92 %ormal &biasanya
tidak perludiperiksa'
F(" mm4g E(" mm4g
Pa :92 E :# mm4g E:# mm4g F:# mm4g
8/16/2019 Referat ASMA Bronchiale pada anak
http://slidepdf.com/reader/full/referat-asma-bronchiale-pada-anak 16/33
Tabel 4. Klasifikasi Derajat Penyakit Asma menurut GINA.1,3
;e*ala0hari ;e*ala0!ala! PE) atau )E1
PE) <aria%ilit
Dera*at 1
Inter!iten
E !1/minggu,
asimtomatik dan nilai
P+7 normal diantara
serangan
H $ kali sebulan ?G"@
E $" @
Dera*at 2
Persisten ringan
F! kali perminggu, E
! kali perhari,
serangan
menggangguaktivitas
F $ kali sebulan ? G"@
$"@-<"@
Dera*at 4
Persisten sedang
Sehari sekali,
serangan
mengganggu
aktivitas
F! kali perminggu ("-G"@
F<"@
Dera*at
Persisten %erat
*erus menerus
sepanjang hari,
aktivitas fisik
terbatas
Sering H ("@
F<"@
2.7 Pemeriksaan Penunjang
Evaluasi pada fungsi paru-paru meurpakan salah satu yang paling penting untuk
diagnosis dan monitor perkembangan asma. Walaupun, pemeriksaan paru normal tidak
dapat di abaikan dalam diagnosis asma ringan atau episodic jarang. Oleh karena itu
pemeriksaan yang dilakukan bersifat suportif untuk penegakkan diagnosis. Apabila
dilakukan pemeriksaan pada saat anak sedang mengalami gejala maka akan
meningkatkan sensitivitas pemeriksaannya.1
Salah satu dari pemeriksaan tersebut adalah spirometri. Spirometri merupakan
rekomendasi untuk menilai volume paru pada anak, karena anak dapat melakukan
pemeriksaan ini dengan cukup baik. Biasanya spirometri ini dilakukan pada anak usia 5-
7 tahun. Hasil pemeriksaan akan bermakna apabila : FEV1: 80% dari yang diperkirakan,
yang reversivel setelah bronkodilatasi dengan ≥12%, 200 ml, atau ≥10% dari yang
diperkirakan. Pada anak dengan usia dibawa 5 tahun, pemeriksaan fungsi paru-paru yang terbaru
sudah digunakan seperti oscillometry atau specific airway resistance, dan pemeriksaan ini
biasanya hanya tersedia pada beberapa tempat saja. 1-7
8/16/2019 Referat ASMA Bronchiale pada anak
http://slidepdf.com/reader/full/referat-asma-bronchiale-pada-anak 17/33
Pemeriksaan terhadap airway hyperresponsive dan inflamasi jalan nafas dapat
dilakukan dengan memprovokasi dengan mengunakan inhalan berupa methacholine,
histamine, manitol, salin hipertonik atau udara dingin sudah banyak dilakukan pada
orang dewasa untuk menegakkan diagnosis asma. Penggunaan metode pada anak tidak terlalu akurat, karena dosis inhalan tidak disesuaikan dengan besarnya pasien. Olahraga
juga dapat menjadi salah satu pemeriksaan pada airway hyperresponsive, akan tetapi
standar dari pemeriksaan ini masih belum jelas untuk anak di setiap usia. Sehingga
metode pemeriksaan tersebut lebih banyak dilakukan untuk penelitian daripada untuk
praktis klinis. 6
Menurut hasil penelitan dengan pengukuran Fractional exhaled nitric oxide (FENO),
dapat sangat membantu dalam diagnosis. Interpretasi dari FENO dapat mendeteksi
adanya inflamasi jalan napas yang disebabkan oleh eosinophil, dan sebagai pertimbangan
untuk pemberian kortikosteroid, memantau inflamasi jalan napas sebagai hasil dari terapi
kortikosteroid. Akan tetapi, FENO masih tidak tersedia pada banyak negara. 6
Pemeriksaan sputum untuk eosinophil walaupun menjanjikan, namun masih tidak
dapat digunakan sebagai parameter yang cukup membantu sehingga saat ini tidak di
rekomendasikan untuk diagnosis atau pemantauan asma pada anak.6
Penilaian status atopi pada anak harus di evaluasi pada saat muncul suatu kecurigaan
pada anak dengan kemungkinan asma. Mengidentifikasikan alergen spesifik dapat
membantu diagnosis asma, mengetahui faktor pencetusnya dan dapat memberikan
prognosis pada asma. Baik pemeriksaan in vivo (skin prick test ) dan in vitro (specific IgE
antibodi) dapat dilakukan, dengan pertimbangan pada pelaksanaan, biaya, akurasi dan
parameter lainnya.6
2.8 Diagnosis Banding
Terdapat banyak kondisi dengan gejala dan tanda yang mirip dengan asma. Selain
asma, penyebab umum lain dari gejala batuk berulang pada asma meliputi rhinosinusitis
dan gastro-esophageal reflux (GER). GER merupakan silent-disease pada anak,
sedangkan pada anak dengan sinusitis kronik tidak memiliki gejala yang khas seperti
dewasa dengan adanya nyeri tekan local pada daerah sinus yang terkena. Selain itu,
kedua penyakit ini merupakan penyakit komorbid yang sering pada asma, sehingga
membuat terapi spesifik pada asma tidak diberikan dengan tepat.3,10
Pada masa-masa awal kehidupan, batuk kronis dan mengi dapat terjadi pada keadaan
8/16/2019 Referat ASMA Bronchiale pada anak
http://slidepdf.com/reader/full/referat-asma-bronchiale-pada-anak 18/33
aspirasi, tracheobronchomalacia, abnormalitas jalan napas congenital, fibrosis kistik dan
displasia bronkopulmoner. Pada anak usia 3 bulan, mengi biasanya ditemukan pada
keadaan infeksi, malformasi paru dan kelainan jantung dan gastrointestinal. Pada bayi
dan batita, bronkiolitis yang disebabkan oleh respiratory syncitial virus merupakanpenyebab mengi yang umum.pada anak yang lebih besar, mengi berulang dapat terjadi
pada disfungsi pita suara. Selain itu, batuk berulang jug dapat ditemukan pada
tuberculosis terutama pada daerah dengan penyebaran tinggi Tuberculosis.3,10
Gambar 5. Alur diagnosis asma pada anak.1
8/16/2019 Referat ASMA Bronchiale pada anak
http://slidepdf.com/reader/full/referat-asma-bronchiale-pada-anak 19/33
Tabel 5. Diagnosis banding asma pada anak.6
8/16/2019 Referat ASMA Bronchiale pada anak
http://slidepdf.com/reader/full/referat-asma-bronchiale-pada-anak 20/33
2.9 Penatalaksanaan
Gambar 6. Perkiraan keparahan eksaserbasi akut asma pada anak.6
8/16/2019 Referat ASMA Bronchiale pada anak
http://slidepdf.com/reader/full/referat-asma-bronchiale-pada-anak 21/33
2.9.1 Tahapan tatalaksana serangan asma
GINA membagi tatalaksan serangan asma menjadi dua, yaitu tatalaksana di rumah
dan di Rumah Sakit. Tatalksan dirumah dilakukan oleh pasien atau orang tuanya sendiri
dirumah. Pada panduan pengobatan di rumah, disebutkan bahwa terapi awal adalah
inhalasi -agonis kerja cepat sebanyak 2 kali dengan selang waktu 20 menit. Bila belumβ
ada perbaikan harus segera mencari pertolongan e dokter atau sarana kesehatan.
Pasien asma yang datang dalam keadaan serangan ke Unit Gawat Darurat (UGD)
langsung dinilai serangannya. Tatalaksana awal terhadap pasien adalah pemberian β2-
agonis kerja cepat dengan penambahan garam fisiologis secara nebulisasi. Nebulisasi
serupa dapat diulang dua kali dengan selang waktu 20 menit. Pada pemberian ketiga,
dapat ditambahkan antikolinergik. Tatalaksana awal ini sekaligus sebagai penapis, yaitu
untuk penentuan derajat serangan, karena penilaian derajat secara klinis tidak dapat
selalu dilakukan dengan cepat dan jelas.
2.9.1.1 Serangan asma ringan
jika dengan sekali nebulisasi pasien menunjukkan respons yang baik berarti derajat
serangannya ringan. Pasien diobservasi selama 1-2 jam, jika respons tersebut bertahan,
pasien dapat dipulangkan. Pasien dibekali obat -agonis (hirupan atau oral) yangβ
diberikan tiap 4-6 jam. Jika penyebab serangannya adalah infeksi virus dapat diberikan
steroid oral jangka pendek (3-5 hari). Pasien kemudian dianjurkan untuk kontrol ke
poliklinik dalam waktu 24-48 jam untuk reevaluasi tatalaksana. Apabila sebelum
serangan pasien telah mendapatkan obat pengendali, obat tersebut diteruskan hingga re-
evaluasi dilakukan di klinik rawat jalan. Namun, jika setelah diobservasi 2 jam gejala
timbul kembali, pasien merupakan asma sedang.
2.9.1.2 Serangan asma sedang
Jika dengan pemberian nebulisasi dua kali pasien hanya menunjukkan respons parsial,
kemungkinan derajat serangannya sedang. Untuk itu, derajat serangan harus dinilai ulang
sesuai dengan pedoman. Jika serangannya memang termasuk serangan sedang, inhalasi
langsung dengan β2-agonis dan ipratropium bromide (antikolinergik), pasien perlu
dilakukan observasi dan ditangani diruang rawat sehari (RRS). Pada serangan asma sedag
dapat diberikan kortikosteroid oral metilprednisolon dengan dosis 0,5-1mg/kgBB/hari
selama 3-5 hari.
Pada ruang rawat sehari pemberian oksigen sejak di UGD dilanjutkan. Setelah UGD
8/16/2019 Referat ASMA Bronchiale pada anak
http://slidepdf.com/reader/full/referat-asma-bronchiale-pada-anak 22/33
menjalani nebulisasi 2 kali dalam 1 jam dengan respons parsial, di ruang rawat dieteruskan
pemberian nebulisasi -agonis + antikolinergik bila perlu setiap 2 jam. Kemudian,β
diberikan steroid sistemik oral (metilprednisolon, prednisone, atau triamsinolon).
Pemberian kortikosteroid dilanjutkan sampai 3-5 hari. Jika dalam 8-12 jam keadaan klinispasien tetap baik, pasien dapat dipulangkan dan dibekali obat seperti pasien sernagan
ringan yang dibulangkan dari klinik/IGD. Bila dalam 12 jam responsnya tetap tidak baik,
pasien dialih di rawat ke ruang rawat inap dengan indikasi asma berat.
2.9.1.3 Serangan asma berat
Apabila dengan 3 kali nebulisasi berturut-turut pasien tidak menunjukkan respons (poor
response), yaitu, gejala dan tanda serangan masih ada, pasien harus dirawat di ruang rawat
inap. Bila pasien diduga/diperkirakan serangan berat maka langsung diberikan nebulisasi
denganβ2-agonis dan antikolinergik. Oksigen 4L/menit diberikan sejal awal termasuk saat
nebulisasi. Kemudian dipasang jalur parenteral dan dilakukan foto toraks.
Di ruang rawat inap, pemberian oksigen pada pasien tetap diteruskan. Jika pasien
menunjukan adanya dehidrasi dan asidosis, atasi dehidrasi dengan pemberian carian
intravena dan lakukan koreksi terhadap asidosis. Steroid intravena diberikan secara bolus
tiap 6-8 jam dengan dosis 0,5-1 mg/kgBB/ hari. Nebulisasi 2-agonis + antikolinergik β
dengan oksigen dilanjutkan tiap 1-2 jam. Jika dengan 4-6 kali pemberian mulai terjadi
perbaikan klinis, jarak pemberian dapat diperlebar menjadi tiap 4-6 jam.
Aminofilin diberikan secara intravena dengan ketentuan, jika pasien belum mendapat
aminofilin sebelumnya, diberikan aminofilin dosis awal (inisial) sebesar 6-8 mg/kgBB
dilarutkan dalam dekstrosa atau garam fisiologis sebanyak 20ml, diberikan dalam 20-30
menit. Apabila pasien telah mendapat aminofilin sebelumnya (kurang dari 4 jam), dosis
yang diberikan adalah setengah dosis inisial. Sebaiknya kadar aminofilin dalam darah
diukur dan dipertahankan sebesar 10-20µ g/ml. Setelah empat jam pemberian aminofilin
dosis rumatan sebesar 0,5-1 mg/kgBB/jam.
Apabila sudah ada perbaikan klinis, nebulisasi diteruskan setiap 6 jam, sampai dengan
24 jam. Steroid dan aminofilin digantin dengan pemberian peroral.jika dalam 24 jam
pasien tetap stabil, pasien dapat dipulangkan dengan dibekali obat -agonis yang diberikanβ
4-6 jam selama 24-48 jam. Selain itu, steroid oral dilanjutkan hingga psien kontrol ke
klinik rawat jalan dalam 24-48 jam untuk re-evaluasi tatalaksana.
2.9.1.4 Serangan asma sangat berat ancaman anti napas.
8/16/2019 Referat ASMA Bronchiale pada anak
http://slidepdf.com/reader/full/referat-asma-bronchiale-pada-anak 23/33
Bila pasien menunjukkan gejala dan tanda anaman henti napas pasien harus langsung
dirawat diruang rawat intensif. Pada pasien dnegan serangan berat dan ancaman henti
napas, foto thorax harus langsung dibuat untuk mendeteksi komplikasi pneumothoraks dan
atau penumomediastinum. Kriteria pasien yang memerlukan perawatan di ICU adalahtidak ada respons sama sekali terhadap tatalaksana awal di UGD dan/atau oerburukan
serangan asma yang cepat. Adanya penurunan kesadan dan tanda lain ancaman henti
napas. Tidak adanya perbaikan di ruang rawat inap. Hipoksemia tetap terjadi walaupun
sudah diber oksigen (kadar PaO2 <60mmHg dan/atau PaCO2 >45mmHg.
Pasien dengan indikasi pemakaian ventilator adalah adanya pulsus paradoksus yang
cepat meningkat, penurunan pulsus paradoksus pada pasien yang kelelahan, perburukan
status mental, aritmia jantung atau henti jantung, henti napas, tidak bisa bicara, asidosis
laktat yang tidak bisa membaik, diaphoresis pada posisi berbaring, silient chest walaupun
sudah terjadi usaha napas yang hebat. Indikasi relatif untuk pemasangan ventilator adalah
hipoksemia (PaO2 <60mgHg) tidak membaik dengan oksigen 100%, serta PaCO2
>60mgHg dan meningkat lebih dari 5 mmHg/jam.
2.9.2 Tatalaksana jangka panjang asma pada anak
2.9.2.1 Asma Episodik Jarang
Asma episodik jarang cukup diobati dengan bronkodilator beta-agonis hirupan kerja
pendek bila perlu saja, yaitu jika ada gejala/serangan. Pemakaian obat inhalan (metered
dose inhaler ) memerlukan pelatihan yang benar (untuk anak besar), dan membutuhkan
alat bantu (untuk anak kecil/bayi). Bila obat hirupan tidak ada/tidak dapat digunakan,
maka -agonis diberikan per oral. Penggunaan teofilin sebagai bronkodilator semakinβ
kurang berperan dalam tatalaksana asma karena batas keamanannya sempit. Namun
mengingat di Indonesia obat -agonis oralpun tidak selalu ada maka dapat digunakanβ
teofilin dengan memperhatikan kemungkinan timbulnya efek samping. Di samping itu
penggunaan -agonis oral tunggal dengan dosis besar seringkali menimbulkan efek β
samping berupa palpitasi, dan hal ini dapat dikurangi dengan mengurangi dosisnya
serta dikombinasikan dengan teofilin.1,5
2onsensus )nternasional ))) dan juga pedoman %asional Asma Anak tidak
menganjurkan pemberian anti inflamasi sebagai obat pengendali untuk asma episodik
ringan. 4al ini juga sesuai dengan 6)%A yang belum perlu memberikan obat untuk
8/16/2019 Referat ASMA Bronchiale pada anak
http://slidepdf.com/reader/full/referat-asma-bronchiale-pada-anak 24/33
mengontrol pada Asma )ntermiten, dan baru memberikannya pada Asma Persisten
ingan &derajat $ dari :' berupa anti-inflamasi yaitu steroid inhalan dosis rendah, atau
kromoglikat inhalan. ;ika dengan pemakaian 8$-agonis inhalan lebih dari <1/minggu
&tanpa menghitung penggunaan pra-aktivitas fisik' atau serangn sedang/berat muncul
F!1/bulan atau pengobatan yang diberikan sudah adekuat dalam waktu :-( minggu,
namun tidak menunjukkan respon yang baik maka tatalaksananya berpindah ke asma
episodik sering.!,<
2.=.2.2 As!a E$isodi" 'ering
;ika penggunaan 8$-agonis hirupan sudah lebih dari <1 perminggu &tanpa
menghitung penggunaan praaktivitas fisis' atau serangan sedang/berat terjadi lebih dari
sekali dalam sebulan, maka penggunaan anti-inflamasi sebagai pengendali sudah
terindikasi.*ahap pertama obat pengendali pada asma episodic sering adalah pemberian
steroid hirupan dosis rendah. =bat steroid hirupan yang sudah sering digunakan pada
anak adalah budesonid, sehingga digunakan sebagai standar. osis rendah steroid
hirupan adalah setara dengan !""-$"" µ g/hari budesonid &#"-!"" uµ /hari flutikason'
untuk anak berusia kurang dari !$ tahun, dan $""-:"" µ g/hari budesonid &!""-$""
µ g/hari flutikason' untuk anak berusia di atas !$ tahun. alam penggunaan
beklometason atau budesonid dengan dosis !""-$"" µ g/hari, atau setara flutikason #"-
!"" µ g belum pernah dilaporkan adanya efek samping jangka panjang. !,<
Sesuai dengan mekanisme dasar asma yaitu inflamasi kronik, obat pengendali
berupa anti-inflamasi membutuhkan waktu untuk menimbulkan efek terapi. =leh
karena itu penilaian efek terapi dilakukan setelah (-G minggu, yaitu waktu yang
diperlukan untuk mengendalikan inflamasinya. ;ika setelah pengobatan selama (-G
minggu dengan steroid hirupan dosis rendah tidak menunjukkan respons &masih
terdapat gejala asma atau atau gangguan tidur atau aktivitas sehari-hari', maka
dilanjutkan dengan tahap kedua yaitu menaikkan dosis steroid hirupan sampai dengan
:"" ug/hari yang termasuk dalam tatalaksana Asma Persisten. !,<
;ika tatalaksana dalam suatu derajat penyakit asma sudah adekuat namun responsnya
tetap tidak baik dalam (-G minggu, maka derajat tatalaksanya berpindah ke yang lebih
berat &step-up'. Sebaliknya jika asmanya terkendali dalam (-G minggu, maka derajatnya
beralih ke yang lebih ringan &step-down'. ila memungkinkan steroid hirupan
dihentikan penggunaannya.!,<
8/16/2019 Referat ASMA Bronchiale pada anak
http://slidepdf.com/reader/full/referat-asma-bronchiale-pada-anak 25/33
Sebelum melakukan step-up, perlu dievaluasi pelaksanaan penghindaran pencetus,
cara penggunaan obat, faktor komorbid yang mempersulit pengendalian asma seperti
rintis dan sinusitis.dan dengan penatalaksanaan rinitis dan sinusitis secara optimal dapat
memperbaiki asma yang terjadi secara bersamaan.
2.=.2.4 As!a $ersisten
Pada penatalaksanaan asma persisten terdapat dua alternative yaitu dengan
menggunakan steroid hirupan dosis medium dengan memberikan budenoside $""-:""
µ g/hari budesonid &!""-$"" µ g/hari flutikason' untuk anak berusia kurang dari !$
tahun, :""-("" µ g/hari budesonid &$""-<"" µ g/hari flutikason' untuk anak berusia di
atas !$ tahun. Selain itu, dapat digunakan alternatif pengganti dengan menggunakan
steroid hirupan dosis rendah ditambah dengan 9AA &9ong Acting 8-$ Agonist' atau
ditambahkan *heophylline Slow elease &*S' atau ditambahkan Anti-9eukotriane
eceptor &A9*.'.!,<
Apabila dengan pengobatan tersebut selama (-G minggu tetap terdapat gejala asma,
maka dapat diberikan alternatif lapis ketiga yaitu dapat meningkatkan dosis
kortikosteroid sampai dengan dosis tinggi pada pemberian F:"" µ g/hari budesonid
&F$"" µ g/hari flutikason' untuk anak berusia kurang dari !$ tahun, dan F("" µ g/hari
budesonid &F<"" µ g/hari flutikason' untuk anak berusia di atas !$ tahun atau tetap dosis
medium ditambahkan dengan 9AA, atau *S, atau A9*. Penambahan 9AA pada
steroid hirupan telah banyak dibuktikan keberhasilannya yaitu dapat memperbaiki
7+I), menurunkan gejala asmanya, dan memperbaiki kualitas hidupnya.!,<,!"
Apabila dosis steroid hirupan sudah mencapai FG"" µ g/hari namun tetap tidak
mempunyai respons, maka baru digunakan steroid oral &sistemik'. ;adi penggunaan
kortikosteroid oral sebagai controller &pengendali' adalah jalan terakhir setelah
penggunaan steroid hirupan atau alternatif di atas telah dijalankan. 9angkah ini diambil
hanya bila bahaya dari asmanya lebih besar daripada bahaya efek samping obat. 3ntuk
steroid oral sebagai dosis awal dapat diberikan !-$ mg/kg/hari. osis kemudian
diturunkan sampai dosis terkecil yang diberikan selang hari pada pagi hari. Penggunaan
steroid secara sistemik harus berhati-hati karena mempunyai efek samping yang cukup
berat.<
Pada pemberian antileukotrien &>afirlukas' pernah dilaporkan adanya peningkatan
en>im hati, oleh sebab itu kelainan hati merupakan kontraindikasi. engenai
pemantauan uji fungsi hati pada pemberian antileukotrien belum ada rekomendasi. <
8/16/2019 Referat ASMA Bronchiale pada anak
http://slidepdf.com/reader/full/referat-asma-bronchiale-pada-anak 26/33
engenai obat antihistamin generasi baru non-sedatif &misalnya ketotifen dan
setiri>in', penggunaannya dapat dipertimbangkan pada anak dengan asma tipe rinitis,
hanya untuk menanggulangi rinitisnya. Pada saat ini penggunaan kototifen sebagai obat
pengendali &controller' pada asma anak tidak lagi digunakan karena tidak mempunyai
manfaat yang berarti.<
Apabila dengan pemberian steroid hirupan dicapai fungsi paru yang optimal atau
perbaikan klinis yang mantap selama (-G minggu, maka dosis steroid dapat dikurangi
bertahap hingga dicapai dosis terkecil yang masih bisa mengendalikan asmanya.
Sementara itu penggunaan 8-agonis sebagai obat pereda tetap diteruskan. <
5ara pemberian obat asma harus disesuaikan dengan umur anak karena perbedaan
kemampuan menggunanakan alat inhalasi. emikian juga kemauan anak perlu
dipertimbangkan. 9ebih dari #"@ anak asma tidak dapat memakai alat hirupan biasa
&etered ose )nhaler'. Perlu dilakukan pelatihan yang benar dan berulang kali.
erikut tabel anjuran pemakaian alat inhalasi disesuakan dengan usia. !,<
*abel #. *atalaksana asma jangka panjang.<
Dera*at as!a Pengendali 6(ontroller8 Pereda 6relie<er8
Persisten %erat *erapi harianB
Anti inflamasiB kortikosteroid inhalasi &dosis tinggi'
dan bronkodilator kerja panjang 8 $-agonis
inhalasi/tablet kerja panjang, teofilin sustained
release atau kortikosteroid/prednisone
$mg/kg/hari &ma1 ("mg perhari'
Anti inflamasiB kortikosteroid inhalasi &dosis rendah
atau dosis tinggi'
ronkodilator kerja cepatB 8
$-agonis agonis inhalasi
)ntensitas terapi tergantung
pada seringnya eksaserbasi
Persisten sedang *erapi harianB
Anti inflamasiB salah satu dari kortikosteroid
inhalasi &dosis rendah' atau cromolyn atau
endokromil &anak-anak biasanya dimuali darikromolin atau nedokromil'.
an jika diperlukanB bronkodilator jangka panjang B
salah satu dari 8 $-agonis inhalasi atau tablet kerja
panjang. Teofilin sustained release atau leu#otriene
receptor antagonist &9A'
ronkodilator kerja cepatB 8
$-agonis inhalasi untuk
mengatasi gejala.
eski demikian, penggunaan8 $-agonis lebih dari <-: kali
perhari atau penggunaan
teratur setiap hari
mengindikasikan perlunya
pengobatan tambahan.
E$isodi" ringan *idak diperlukan terapi harian ronkodilator kerja cepatB 8
$-agonis inhalasi untuk
mengatasi gejala.
)ntensitas terapi tergantung
pada seringnya eksaserbasi 8
8/16/2019 Referat ASMA Bronchiale pada anak
http://slidepdf.com/reader/full/referat-asma-bronchiale-pada-anak 27/33
$-agonis inhalasi , cromolyn
sebelum olahraga
2.=.4 Non!edi"a !entosa
Yang paling penting pada penatalaksanaan asma adalah edukasi pada penderita
maupun orangtuanya mengenai penyakit, pilihan pengobatan, identifikasi dan
penghindaran allergen, perngertian tentang kegunaan obat yang dipakai, ketaatan dan
pemantauan, dan yang paling utama adalah menguasai cara penggunaan obat hirupan.
Edukasi mengenal 5R yang penting untuk diketahui:
• Reach agreement on goals
Sepakati tujuan penatalaksanaan: tailored treatment yang sederhana, membuat
prioritas, bertindak segera mengatasi kekambuhan. Buat rencana penatalaksanaan di
mana rencana tatalaksana harian dapat berupa diary card yang memberikan panduanpada anak mengenai pemantauan dengan PFM (Peak Flow Meter ), penggunaan obat,
dan laporan gejala. Rencana tindakan kegawatan (emergency action plan) dapat
membantu mengenali serangan akut dan memberi petunjuk tindakan apa ynag harus
dilakukan. Semua rencana ini harus dibuat dan dibicarakan saat pertemuan awal
dengan anak dan orangtuanya, dan diberikan secara tertulis.
• Rehearse asthma management skills
Latih keterampilan pengelolaan asma: penggunaan obat-obatan, memantau gejala,
PFR, dan membuat keputusan. Pastikan pasien menguasai teknik penggunaan alat
inhalasi yang benar.
• Repeat messages
Ulang pesan yang penting beberapa kali guna menigkatkan pengertian penderita dan
keluarganya.
• Reinforce appropriate behavior
Memuji penatalaksanaan yang benar, memberi hadiah kecil, atau dengan
menghubungi dan mendiskusikan perkembangan penyakitnya. Sertakan orang yang
penting bagi anak untuk memberikan dukungan.
• Review results
Tinjau kembali penatalaksanaannya guna menilai tercapainya tujuan
penatalaksanaan.11
2.1 Pre$arat >era$i
2.1.1 Beta adrenergi( "er*a $ende" 6short a(ting8
6olongan obat ini terdiri dari epinefrin/adrenalin dan b$ agonis selektif.
8/16/2019 Referat ASMA Bronchiale pada anak
http://slidepdf.com/reader/full/referat-asma-bronchiale-pada-anak 28/33
8/16/2019 Referat ASMA Bronchiale pada anak
http://slidepdf.com/reader/full/referat-asma-bronchiale-pada-anak 29/33
perbaikan, berikan loading dose 4-5 mg/kgBB, diencerkan dengan NaCl 0,9% dan
diberikan perlahan-lahan dalam waktu 10 menit, dilanjutkan dengan dosis rumatan 0,7-
0,9 mg/kgBB/jam atau 5-6 mg/kgBB/8jam. Efek samping yang sering dijumpai adalah
iritasi lambung, insomnia, palpitasi dan pada dosis yang berlebihan dapat terjadikonvulsi. !-<
2.1.2 LABA 6long a(ting ?2agonis8
Ada $ preparat inhalasi yaitu salmeterol dan formoterol, dan ! obat oral yaitu
procaterol. *ersedia kombinasi steroid hirupan dengan 9AA, yaitu kombinasi
fluticasone propionate dan salmeterol menjadi seretide, kombinasi budesonide dan
formoterol menjadi Symbicort. Seretide dalam ) &etered osed )nhaler' sedangkan
Symbicort dalam P)&ry Powder )nhaler'.
!-<
2.1.4 Anti"olinergi"
I$ratro$iu! %ro!ide
osis yang dianjurkan adalah ",! ml/kg, nebulisasi setiap : jam. apat juga
diberikan dalam larutan ","$#@ dengan dosis sebagai berikutB untuk anak usiaF( tahunB
G-$" tetesK usia E ( tahunB :-!" tetes. +fek sampingnya adalah kekeringan minimal atau
rasa tidak enak di mulut &dosis oral ",(-Gmg/kg pada orang dewasa' secara umum
tidak ada efek samping yang berarti.!-<
2.1. Korti"osteroid
Preparat oral yang dipakai adalah prednisone, prednisolon atau triamsinolon dengan
dosis !-$ mg/kg/hari diberikan $-< kali sehari selama <-# hari. 2ortikosteroid )I
diberikan pada kasus asma yang dirawat di rumah sakit. etilprednisolon merupakan
pilihan yang utama karena memiliki kemampuan penetrasi ke jaringan paru yang lebih
baik, efek antiinflamasi yang lebih besar, serta efek mineralokortikoid minimal. osis
yang dianjurkan adalah ! mg/kg, diberikan tiap :-( jam. eksametason diberikan
secara bolus intravena, dengan dosis ",#-! mg/kg, dilanjutkan ! mg/kg/hari ,
diberikan setiap (-G jam. !-<
2.1.5 Antileu"otrien 6Leu"otriene re(e$tor antagonist# L&A8
• ontelukast
Preparat ini belum ada di )ndonesia dan harganya mahal. =bat ini dapat diberikan
sejak usia $ tahun. osis peroral hanya ! kali sehari sehingga memudahkan
penggunaan dan meningkatkan ketaatan pemakaian obat.
• Lafirlukast
8/16/2019 Referat ASMA Bronchiale pada anak
http://slidepdf.com/reader/full/referat-asma-bronchiale-pada-anak 30/33
Preparat ini terdapat di )ndonesia &Accolate, Astra Leneca', digunakan untuk anak F M
tahun.bekerja dengan menekan produksi cystenil leukotriene yang setara dengan
montelucast. Sayangnya obat ini dapat mengganggu fungsi hati &meningkatkan
tranaminase', sehingga pada bulan-bulan pertama penggunaannya diperlukan
pemeantauan terhadap fusngsi hati. osis dibagi menjadi $ kali dalam sehari,
diberikan saat perut kosong. !-<
2.11 Komplikasi
Kebanyakan eksaserbasi asma dapat ditangani di rumah. Dengan adanya asma akut,
komplikasi kebanyakan sekitar hipoxemia dan asidosis dan dapat juga seizure
generalisata. Status asmatikus adalah eksaserbasi akut asma yang tidak menunjukkan
respon adekuat terhadap terapi dan mungkin memerlukan perawatan di rumah sakit.
Eksaserbasi dapat berlangsung dalam beberapa hari dan dalam tingkatan ringan hingga
membahayakan nyawa. Status asmatikus dapat menyebabkan pneumomediastinum atau
pneumothorax. Asma anak yang tergantung kortikosteroid dapat menyebabkan hambatan
pertumbuhan namun tinggi maksimum saat dewasa nampaknya tidak dipengaruhi.3,8
2.12 Pencegahan
Pengendalian lingkungan sejak dalam kandungan dan juga setelah lahir serta
pemberian ASI minimal 4 bulan sangat dianjurkan. Pengendalian lingkungan terutama
dilakukan bagi asma balita yang diduga akibat alergi, yaitu dengan penghindaran
terhadap asap rokok, tidak memelihara binatang berbulu di rumah, perbaikan ventilasi
ruangan dan penghindaran kelembapan kamar. 5
Selain itu, diperlukan juga pendidikan dan kemitraan dalam penanggulangan asma
terhadap pasien dan keluarganya serta tenaga kesehatan. Edukasi yang berhasil meliputi
edukasi mengenai dasar dari asma, peranan terapi, dan meningkatkan pengetahuan pasien
akan cara penggunaan alat spacer untuk metered dose-inhaler dan PFM. MonitoringPFM berguna untuk anak usia >5 tahun, di mana nomor tertingginya adalah PFR. Uji ini
dilakukan 3 kali guna memperoleh hasil yang terbaik. Nilai PFR terbaik adalah nilai
stabil yang diperoleh dalam waktu 2 minggu, di mana berdasarkan nilai tsb akan
ditentukan rencana tertulis yang dibagi menjadi 3 zona:
o Zona hijau: PFR 80%-100%. Anak asimtomatik dan harus melanjutkan
pengobatannya seperti biasa.
o Zona kuning: PFR 50%-80%. Anak memiliki gejala asma. Tambahkan terapi
resusitasi seperti albuterol dan hubungi tenaga medis bila PEFR tidak kembali
8/16/2019 Referat ASMA Bronchiale pada anak
http://slidepdf.com/reader/full/referat-asma-bronchiale-pada-anak 31/33
ke zona hijau dalam 24 – 48 jam atau jika gejala asma
o Zona merah: PFR di bawah 50% dan merupakan suatu kedaruratan. Medikasi
darurat perlu dilaksanakan segera dan apabila PEFR tetap di zona merah
berarti anak memiliki gangguan jalan nafas yang signifikan. Hubungi tenaga
medis.3
Tindakan dini pada asma anak berdasarkan pendapat bahwa keterlambatan
penghindaran pencetus dan pemberian obat pengendali akan berakibat perubahan jalan
nafas yang ireversibel (airway remodeling).3,5
Pesan kunci untuk keluarga dengan anak yang asma adalah bahwa anak tersebut harus
dibawa mengunjungi tenaga medis bukan hanya ketika terlihat sakit namun juga saat
kondisinya sedang sehat. Kunjungan regular akan mempermudah tenaga medis untuk
meninjau ulang tingkat kepentingan dari pengobatan guna menentukan penyesuaian
pengobatan.3,5
2.13 Prognosis
Bagi beberapa anak, gejala mengi dengan infeksi pernafaasan akan menghilang saat
mencapai usia prasekolah, sementara anak lainnya memiliki gejala asma yang lebih
persisten. Anak dengan asma episodik yang jarang akan berhenti mengi pada awal masa
dewasa, hanya 20% dari mereka dengan episode asma yang sering dan kurang dari 5%
dari mereka dengan asma persisten akan bebas mengi pada saat dewasa. Namun, dengan
terapi yang benar dan baik, asma dapat dikendalikan. Faktor prediktor adanya mengi
yang berlanjut hingga persisten adalah adanya atopi. Indikator prognostik untuk anak
usia kurang dari 3 tahun yang beresiko asma adalah adanya eksema, asma pada orangtua,
atau dua dari: rhinitis alergi, mengi dengan demam, atau eosinofilia >4%.3,8
8/16/2019 Referat ASMA Bronchiale pada anak
http://slidepdf.com/reader/full/referat-asma-bronchiale-pada-anak 32/33
BAB III
PENU>UP3.1 Kesimpulan
Asma adalah suatu gangguan inflamasi kronis saluran nafas dengan banyak sel
berperan, khususnya sel mast, eosinofil, dan limfosit *. atuk dan/atau mengi yang
berulang &episodik', nokturnal, musiman, setelah melakukan aktivitas, dan adanya
riwayat atopi pada penderita maupun keluarganya merupakan gejala atau tanda yang
patut diduga suatu asma. 6ejala tersebut timbul karena adanya proses inflamasi kronis
pada saluran nafas yang menyebabkan adanya bronkonstriksi, edema mukosa saluran
nafas, hipersekresi bronkus dan proses remodeling pada mukosa. Seluruh proses tersebut
menimbulkan ketidak padupadanan antara ventilasi dan perfusi.
Asma dapat diklasifikasikan berdasarkan gejala dan serangan menjadi asma dengan
gejala intermiten, persisten ringan, sedang dan berat. erdasarkan derajat serangannya
yaitu asma serangan ringan, sedang, berat dan sangat berat. erajat penyakit asma
berhubungan dengan inflamsi kronik yang terjadi. erajat serangan berhungan dengan
proses akut perburukan dari penyakit asma itu sendiri.
Penilaian derajat serangan dan penyakit asma penting untuk penatalaksaan asma.
engan pentalaksanaan yang adekuat diharapkan dapat memperbaiki tumbuh kembang
dan kualitas hidup anak. Selain terapi dengan obat-obatan standar untuk asma,
diperlukan peran aktif keluarga dan pasien untuk menghindari factor pencetus. Dang
tidak kalah pentingnya dalam penatalaksanaan asma ialah kerjasama antara pasien-
keluarga dan dokter.
8/16/2019 Referat ASMA Bronchiale pada anak
http://slidepdf.com/reader/full/referat-asma-bronchiale-pada-anak 33/33
DA)>A& PU'>AKA
!. ahajoe %, Supriyatno , Setyanto . uku ajar respirologi anak. +disi
pertama. ;akartaB ikatan dokter anak )ndonesiaK $"!$. M!- !#G.
$. Supriyanto, . iagnosis dan penatalaksanaan terkini asma pada anak.
ajalah 2edokteran )ndonesia, IolumeB ##, %omorB <, aret $""#. 723)
<. arcdante 2;, 2liegman , ;enson 4, ehrhman +. %elson ilmu
kesehatan anak esensial edisi !#. ;akartaB +65K $"!$ &!'. MM#-
:. Akib AAP, unasir L, 2urniati %. uku ajar alergi N imunologi anak. edisi
kedua. ;akartaB ikatan dokter anak )ndonesiaK$""G.h. $#$-((
#. Pedoman Pengendalian Penyakit Asma. apertemen 2esehatan ). $"".
6. Papadopoulos NG, Arakawa H, Carlsen KH, Custovic A, Gern J, etc.
International consensus on (ICON) pediatric asthma. Athens: European
Journal of Allergy and clinical immunology. Published 30 may 2012. P.976-
77.
M. 2onsensus %asional asma anak. ;akartaB Pulmonologi )katan dokter anak
)ndonesia. $""" &$'B!. 4. #"-((
8. Hay WW, Levin MJ, Sondheimer JM, Deterding RR, editor. Current diagnosis
& treatment in pediatrics. 18th ed. US: The MCGraw-Hill companies; 2007.
P.506-8, 521-3, 1049-50.
9. Childhood astma control test. Published: December 2014.Acsesced: 4
september 2015. Source: www.asthma.com
10. Hendarto A, Trihono P, Oswari H, Gunardi H. State of art:common problems
in hospitalized children. Jakarta: Ikatan dokter anak Indonesia cabang DKI
Jakarta; 2011.32-9.
11. Sidhartani M. Peran penatalaksanaan asma pada anak. Disampaikan pada
Upaca Penerimaan Jabatan Guru Besar Ilmu Kesehatan Anak FK Universitas
Diponegoro, Semarang, 28 Juli 2007. H.12-8, 24-5