askeb kpd

28
ASUHAN KEBIDANAN IBU BERSALIN PADA NY. W DENGAN KETUBAN PECAH DINI (KPD) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketuban pecah dini merupakan masalah penting dalam obstetri berkaitan dengan penyulit kelahiran prematur dan terjadinya infeksi khorioamnioritis sampai sepsis, yang meningkatkan morbiditas dan mortalitas perinatal, dan menyebabkan infeksi ibu Menurut EASTMAN insidens PROM (Premature Rupture of the Membrane) ini kira-kira (12 %) dari semua kejadiannya mencapai sekitar (24%). Ketuban pecah dini menyebabkan hubungan langsung antara dunia luar dan ruangan dalam rahim, sehingga memudahkan terjadinya infeksi asenden. Salah satu fungsi selaput ketuban adalah melindungi atau menjadi pembatasan dunia luar dan ruangan dalam rahim, sehingga mengurangi kemungkinan infeksi. Makin lama periode laten, makin besar kemungkinan infeksi dalam rahim. Persalinan prematuritas dan selanjutnya meningkatkan kejadian kesakitan dan kematian ibu dan bayi / janin dalam rahim. Oleh karena itu, tata laksana ketuban pecah dini memerlukan tindakan yang rinci, sehingga dapat menurunkan kejadian persalinan prematur dan infeksi dalam rahim Kasus ketuban pecah dini yang kami temukan di lapangan praktek, salah satunya yaitu di RST Ciremai Cirebon yaitu sekitar jumlah dari 60 persalinan. Diantaranya persalinan dengan anemia 30(50 %), persalinan dengan atonia uteri 5 (8,3 %), persalinan sungsang 25 (4,1 %). Untuk itu penulis tertarik untuk membuat laporan khusus tentang persalinan dengan ketuban pecah dini ini untuk dijadikan asuhan kebidanan pada ibu bersalin. 1.2 Tujuan .2.1 Tujuan Umum : Mahasiswa mampu menerapkan asuhan kebidanan pada ibu bersalin dengan ketuban pecah dini dengan menggunakan pola pikir varney dan pendokumentasian melalui SOAP. .2.2 Tujuan Khusus

Upload: jamil-senna

Post on 04-Aug-2015

219 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: ASKEB KPD

ASUHAN KEBIDANAN IBU BERSALIN PADA NY. W DENGAN KETUBAN PECAH DINI (KPD)

BAB IPENDAHULUAN

1.1    Latar BelakangKetuban pecah dini merupakan masalah penting dalam obstetri berkaitan

dengan penyulit kelahiran prematur dan terjadinya infeksi khorioamnioritis sampai sepsis, yang meningkatkan morbiditas dan mortalitas perinatal, dan menyebabkan infeksi ibu

Menurut EASTMAN insidens PROM (Premature Rupture of theMembrane) ini kira-kira (12 %) dari semua kejadiannya mencapai sekitar(24%).

Ketuban pecah dini menyebabkan hubungan langsung antara dunia luar dan ruangan dalam rahim, sehingga memudahkan terjadinya infeksi asenden. Salah satu fungsi selaput ketuban adalah melindungi atau menjadi pembatasan dunia luar dan ruangan dalam rahim, sehingga mengurangi kemungkinan infeksi. Makin lama periode laten, makin besar kemungkinan infeksi dalam rahim. Persalinan prematuritas dan selanjutnya meningkatkan kejadian kesakitan dan kematian ibu dan bayi / janin dalam rahim. Oleh karena itu, tata laksana ketuban pecah dini memerlukan tindakan yang rinci, sehingga dapat menurunkan kejadian persalinan prematur dan infeksi dalam rahim

Kasus ketuban pecah dini yang kami temukan di lapangan praktek, salah satunya yaitu di RST Ciremai Cirebon yaitu sekitar jumlah dari 60 persalinan. Diantaranya persalinan dengan anemia 30(50 %), persalinan dengan atonia uteri 5 (8,3 %), persalinan sungsang 25 (4,1 %). Untuk itu penulis tertarik untuk membuat laporan khusus tentang persalinan dengan ketuban pecah dini ini untuk dijadikan asuhan kebidanan pada ibu bersalin.

1.2    Tujuan1.2.1 Tujuan Umum :       Mahasiswa mampu menerapkan asuhan kebidanan pada ibu bersalin dengan

ketuban pecah dini dengan menggunakan pola pikir varney dan pendokumentasian melalui SOAP.

1.2.2 Tujuan Khusus1. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian pada ibu  bersalin  dengan ketuban pecah dini Ny. W  .  

2. Mahasiswa mampu menginterprestasi data untuk menentukan dignosa, masalah dan kebutuhan pada ibu bersalin dengan ketuban pecah dini pada.  

Page 2: ASKEB KPD

3. Mahasiswa mampu mengidentifikasi  diagnosa dan masalah  potensial pada ibu bersalin dengan ketuban pecah dini pada Ny. W.  

4. Mahasisiwa dapat mengidentifikasi kebutuhan akan tindakan segera ataukolaborasi pada ibu bersalin dengan ketuban pecah dini pada Ny. W  .

5.  Mahasiswa dapat merencanakan asuhan kebidanan pada ibu bersalindengan  ketuban  pecah  dini  pada Ny. W.  

6. Mahasiswa dapat melaksanakan tindakan asuhan kebidanan pada ibubersalin dengan ketuban pecah dini pada Ny. W.  

7. Mahasiswa dapat mengevaluasi tindakan yang telah dilakukan pada ibu bersalin dengan ketuban pecah dini pada Ny. W  .  

1.3    Metode PenulisanDalam   penulisan   makalah   ini,   penulis   menggunakan   metode deskriptif dengan pendekatan studi kasus melalui teknik pengumpulan data :

1.3.1        Studi PustakaYaitu dengan mempelajari buku-buku yang berkaitan dengan topik kasus ketuban pecah dini.

1.3.2        Observsi PartisipasiYaitu dengan observasi dalam melakukan asuhan kebidanan secara langsung pada klien.

1.3.3        WawancaraYaitu menanyakan secara langsung kepada petugas, klien dan keluarga.

1.3.4         Studi DokumentasiYaitu membuat makalah ini penulis melakukan pendokumentasian dengan melihat catatan langsung pada klien yang ada di RST Ciremai Cirebon.  

1.4    Sistematika PenulisanMakalah ini disusun secara sistematis, terdiri dari :

: Pendahuluan            :  Terdiri dari latar balakang, tujuan, metode penulisan dalam sistematika penulisan. : Tinjauan Pustaka     : Terdiri   dari   konsep   medis   dan   Asuhan Kebidanan (7 langkah varney). : Tinjauan kasus          : terdiri dari pendokumentasian dengan menggunakan system SOAP.

BAB IV : Pembahasan             :  Terdiri dari pengumpulan data, interprestasi data, diagnosa potensial, tindakan kolaborasi, perencanaan, pelaksanaan, evaluasi

: Penutup                    : Terdiri dari kesimpulan dan saran.

Page 3: ASKEB KPD

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1  Konsep Medis.2.1.1        Definisi2.1.1.2  Persalinan adalah proses adanya kontraksi dari fase laten, fase aktif, fase

pengeluaran, fase uri, pemantauan post partum sampai kondisi ibu baik.2.1.1.3  Persalinan  adalah keluarnya janin disertai  plasenta  dari  mulai  umur

kehamilan nol bulan sampai sembilan bulan dan berakhir dengan enamjam pemantauan post partum

2.1.1.4  Persalinan    adalah   proses    keluarnya   janin,    sampai    plasenta   dan pemantauan kala empat post partum disertai dengan kondisi dan keadaan bayi baik.

2.1.1.5  Ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum terdapat tanda-tanda   persalinan   dan   ditunggu   satu  jam   belum   dimulainya   tanda persalinan.

2.1.1.6  Ketuban pecah dini atau spontaneus / early / premature rupture of themembrane (PROM) adalah pecahnya ketuban sebelum inpartu, yaitu bila pembukaan pada primi kurang dari 3 cm dan pada multipara kurang dari 5 cm.

2.1.1.7  Ketuban pecah dini adalah pecahnya selaput ketuban sebelum ada tanda-tanda persalinan.

2.1.1.8  Ketuban pecah dini adalah suatu keadaan ibu bersalin dimana ketubanpecah sebelum waktunya (pembukaan masih kecil).

Page 4: ASKEB KPD

2.1.2        EtiologiPenyebab   ketuban   pecah   dini   mempunyai   dimensi   multi faktoral yaitu sebagai berikut:

        Serviks inkompeten.        Ketegangan rahim berlebihan : kehamilan ganda, hidramnion. Kelainan letak janin

dalam rahim : letak sungsang, letak lintang. Kemungkinan   kesempitan   panggul   :   perut   gantung,   bagian terendah belum masuk PAP, sefalopelvik disproforsi.

        Kelainan bawaan dari selaput ketuban.        Infeksi yang menyebabkan terjadi proses biomekanik pada selaput ketuban dalam

bentuk proteolitik sehingga memudahkan ketuban pecah2.1.3        Patofisiologi

Hipermortalitas   selaput ketuban        infeksi             multipara        ketuban    Rahim                 terlalu tipis     (amnionitis dan      mal posisi     pecah dini

                                                      Korioamnionitis     disporposi       artificial

                                                           Teregang 

                                                      Selaput ketuban                                                        Pecah (KPD)Keterangan :

Page 5: ASKEB KPD

        Adanya hipermortalitas rahim yang sudah lama terjadi sebelum ketuban pecah. Penyakit-penyakit seperti pielonefritis, sititis, sevitis, dan vaginitis terdapat bersama-sama dengan hipermotilitis rahim ini.

        Selaput ketuban terlalu tipis (kelainan ketuban).        Infeksi (amnionitis atau korioamnionitis).        Faktor-faktor lain yang merupakan predisposisi ialah multipara, malposisi, disproporsi,

cervik incompeten, dan Iain-lain.        Ketuban   pecah   dini   artifisial   (amniotomi)   dimana   ketuban dipecahkan terlalu

dini.

2.1.4         Penatalaksanaan        Konfirmasi usia kehamilan, kalau ada dengan USG.        Lakukan pemeriksaan inspekulo (dengan spekulum DTT) untuk menilai    cairan   

yang    keluar    (jumlah,    warna,    bau)    dan membedakannya dengan urin.        Jika ibu mengeluh perdarahan pada akhir kehamilan (setelah 22 minggu), jangan

lakukan pemeriksaan dalam secara digital.        Tentukan ada tidaknya infeksi        Tentukan tanda-tanda inpartu.       

2.2  Konsep Asuhan Kebidanan2.2.1        Pengkajian

A. Identitas

Nama kilen        :  Untuk membedakan pasien yang satu dengan yang lain (identifikasi pasien).Umur                 :  Untuk   mengetahui   apakah   ibu   mempunyai faktor risiko atau tidak.Agama               :   Untuk menentukan bagaimana kita memberikan dukungan kepada ibu selama

persalinan.Suku / bangsa    :   Untuk mengetahui adat istiadat / budayanya.Pendidikan        :  Untuk menentukan bagaimana kita memberikan konseling.Pekerjaan           :   Untuk mengetahui status sosial, ekonomi.Alamat              :  Untuk mengetahui keadaan lingkungan tempat tinggalnya.

B. Anamnesa

1.      Alasan utama masuk kamar bersalin pada KPD :mengatakan keluar air-air dari jalan lahir secara tiba-tiba

2.      Tanda-tanda bersalin :Cenderung belum terdapat tanda-tanda bersalin hanya ketuban saja yang telah pecah.

3.      Pengeluaran pervaginam :

Page 6: ASKEB KPD

Air  ketuban   :  Ketuban  sebelum   inpartu yaitu pada primi pembukaan kurang dari 3 cm dan pada multi para pembukaan ;   kurang dari 5 cm.

)4.      Riwayat kehamilan sekarang :

       HPHT        : Untuk mengetahui tentang faal alat kandungan dan  menentukan  taksiran persalinan.   Dengan diketahui HPHT  pelaksanaan aterm / tidak.

       Siklus        : Untuk menentukan taksiran persalinan.       ANC         : Teratur / tidak untuk mendeteksi secara dini kemungkinan      adanya      komplikasi    

pada kehamilannya.5.      Riwayat imunisasi :

Untuk mencegah penyakit tetanus neonatorum, maka ibu hamil sebaiknya mendapatkan imunisasi TT 2 kali dengan interval 4 minggu.

6.      Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu :Pada ketuban pecah dini, salah satu faktor predisposisinya yaitu multipara.

7.      Pergerakan janin :Untuk mengetahui apakah janin masih hidup.

8.      Pola nutrisi :memerlukan nutrisi yang cukup untuk proses persalinan.

9.      Pola eliminasi :BAK dan BAB terakhir : bila tidak lancar, bisa menghalangi atau menghambat penurunan terendah janin.

10.  Pola istirahat:Biasanya kurang istirahat.

11.  Psikologi: Cenderung   terjadinya   ketegagan   emosional   (gelisah   dancemas) karena menghadapi kelainan.C. Pemeriksaan 

Keadaan umum             :  Sedang, baik, cemasKeadaan emosional      :  Labil dan tidak labil dalam menghadapi persalinan

Tanda-tanda vital          :Tekanan darah               :  90/60 mmhg-140/90 mmhg

                             Sistole: ≤ 140 mmhg                             Diastole: ≤ 60 mmhg                        :   80-120 x/ menit                                   

Respirasi                        :  16-24 x/ menit                         :   36,5º C-37º C

3.    Tinggi badan dan berat badan

Page 7: ASKEB KPD

Tinggi badan kurang dari 145 cm bisa diperkirakan panggul sempit yang merupakan salah satu penyebab Ketuban Pecah Dini.

4.    Pemeriksaan fisikKepala                        :    Kulit kepala dan rambut : Kebersihan

                         :    apakah terdapat edema pada wajah dan tangan, dan apakah terdapat Cloasma gravidarum 

                         :   Apakah pucat, tidak pucat, tidak adanya polip dan berwarna putih.

Hidung                       :    ada atau tidak ada polip                        :    Mulut bersih, gigi lengkap, caries geraham dan perdarahan pada gusi.                        : Pembesaran kelenjar tyroid dan kelenjar getah benig                         :

Jantung                       :    irama jantung regulerParu-paru                    :    Suara Wheezing, kadang pasien mengeluh sesak nafas, suara roachi.Payudara                     : payudara terlihat tegang dan membesar, putting susu menonjol bentuk simetris dan

ada benjolan atau tidak ada aerob mammae = hiperpegentasih.      Abdomen               

Pembesaran            :    sesuai dengan umur kehamilan   Bekas luka operasi : Bila ada tidak mempengaruhi keadaan persalinan dengan KPD

-    Pemeriksa keadaan pada klien dengan persalinan KPD dilakukan palpasi dan disertai denga linea alba, linea nigrae, dan adanya striae livida

-    PalpasiKontraksi : ada saat diraba

Leopold          :    Untuk menentukan umur kehamilan dan bagian apa yang terdapat difundus. KPD dapat terjadi kelainan letak janin (letak sunsang dan lintang).

Leopold II      : Untuk menentukan punggung bayi.Leopold III     : Untuk menentukan bagian terendah janin dan sudah masuk PAP atau belum.

Leopold IV       :    Untuk mengukur seberapa jauh bagian terendah janin masuk PAP. Ketuban pecah dini dapat terjadi akibat bagian terendah belum masuk PAP.

-          AuskultasiDjj normal : 120-140x /menitV. AnogenitalInpeksi                       : Tidak ada odema dan varises

Palpasi           : vulva/vagina warna merah kebiru-biruan (bayi tidak chedwick), tidak ada pembengkakan kelenjar bartholini dan kelenjar skene, anus tidak haemoroid.

j.        Pemeriksaan dalamVulva vagiana tidak ada kelainan portid tebal, tipis dan posisi partio antefleksi, retrofleksi, dan pembukaan dengan persalinan KPD primis < 3 cm, dan multi < 5 cm.

Page 8: ASKEB KPD

Persentase : Apakah kepala, apakah bokong, letak sungsang dan lintang dapat menyebabkan KPD.D. Uji Diagnotik

1.      Tes lakmus (tes nitrazine) :        Bila menjadi biru  air ketuban        Bila menjadi merah   air kemih

2.      Tes LEA (Leukosit Esterase) : leukosit darah > 15.000 / mm33.      Pemeriksaan pH perviks posterior pada PROM  pH adalah

basa (air ketuban).4.      Pemeriksaan histopatologi air ketuban.5.      Abonzation dan sitologi air ketuban.       

2.2.2        Interpretasi DataDiagnosa      :     G ....P…. A…. parturient aterem kala…. Janin hidup tunggal intro uterine dengan

Ketuban Pecah diniMasalah        :     Ibu cemas dalam menghadapi persalinan.Kebutuhan    :    Konseling dan kaji lebih lanjut.

2.2.3        Identifikasi Diagnosa dan Masalah PotensialIbu                      :  Partus lama, infeksi puerpuralis, perdarahan post partum, atonia uteri.Janin                   :  IUFD dan IPFD, asfiksia, prematuritas.

2.2.4        Identifikasi kebutuhan akan tindakan segera / kolaborasiPolindes puskesmas          : Rujuk kerumah sakitRumah sakit          : Konsultasi dengan DSOG.

2.2.5        Merencanakan asuhan yang menyeluruha.       Di Polindes / puskesmas          1.      Beritahu ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksan.2.      Observasi keadaan ibu dan janin.3.      Rujukb.      Di rumah sakit

 Konservatif

1.      Rawat di rumah sakit2.      Beritahu ibu tentang hasil pemeriksaan3.      Kaji ulang diagnosa4.      Observasi tanda ivfeksi dan distress janin.5.      Berikan antibiotika (ampisilin 4 x 500 mg atau eritromisin bila tidak ada ampisilin) dan

metronidazol 2 x 500 mg 7 hari).

Page 9: ASKEB KPD

6.      Jika umur kehamilan < 32 – 34 minggu dirawat selama air ketuban masih keluar atau sampai air ketuban tidak keluar lagi.

7.      Jika usia kehamilan 32 – 37 minggu, belum inpartu, tidak ada infeksi, tes busa (-) : beri dextametason, observasi tanda infeksi dan kesejahteran janin, terminasi pada kehamilan 37 minggu.

8.      Jika usia kehamilan 32 – 37 minggu sudah inpartu, tidak ada infeksi, berikan tokolitik (salbutamol), dexametason dan induksi sesudah 24 jam.

9.      Jika usia kehamilan 32-34 minggu ada infeksi, berikan antibiotic dan lakukan induksi.10.  Pada usia kehamilan  32 - 34 minggu berikan steroid intencid untuk memacu

kematangan paru janin dan kalau kemungkinan periksa kadar lesitin dan spingomiclin tiap minggu. Dosis betametason 12 mg sehari dosis tanggal selama 2 hari, dexametason 1 M 5 mg 6 jam sebanyak 4    . kali. Aktif

1.      Kehamilan > 37 minggu, induksi dengan oksitosin, bilagagal SC.

2.      Bila ada tanda-tanda infeksi berikan antibiotik dosis tinggidan persalinan diakhiri :

a.       Bila skor pelvik < 5, lakukan pematangan serviks, laluinduksi bila tidak berhasil, akhiri persalinan denganSC.

b.      Bila   skor   pelvik   >   5,   induksi   persalinan   patuspervaginam

2.2.6        Penatalaksanaan :a.       Konservatif1.      Merawat di rumah sakit.2.      Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan.3.      Mengkaji ulang diagnosa.4.      Mengobservasi tanda-tanda infeksi dan distres janin.5.      Memberikan antibiotik (ampisilin 4 x 500 mg atau eritromisin

bila tidak ada ampisilin) dan metronidazol 2 x 500 mg selama7 hari).

6.      Jika umur kehamilan < 32 - 34 minggu dirawat selama airketuban masih keluar atau sampai air ketuban tidak keluarlagi.

7.      Jika usia kehamilan 32 - 37 minggu, belum inpartu, tes busa(-)   berikan   dektametason,   observasi   tanda   infeksi   dankesejahteraan janin, terminasi pada kehamilan 37 minggu.

Page 10: ASKEB KPD

8.      Jika usia kehamilan 32 - 37 minggu sudah inpartu, tidak adainfeksi   berikan   tokolitik   (salbutamol),   deksametason  daninduksi sesudah 24 jam.

9.      Jika usia kehamilan 32 - 34 minggu ada infeksi beri antibiotikdan lakukan induksi.

10.  Pada usia kehamilan 32 - 34 minggu berikan steroid. Aktif

1.      Usia kehamilan < 37 minggu, induksi dengan oksitosin bilagagal SC. Dapat diberikan misoprostal 50 mg intra vaginaltiap 6 jam

2.      Bila ada tanda-tanda infeksi berikan antibiotika dosis tinggidan persalinan diakhiri :

a.       Bila skor pelvik < 5, lakukan pematangan serviks, laluinduksi dan jika tidak berhasil, akhiri persalinan dengan SC.

b.      Bila skor pelvik > 5, induksi persalinan partus pervaginam

Page 11: ASKEB KPD
Page 12: ASKEB KPD
Page 13: ASKEB KPD
Page 14: ASKEB KPD

2.2.7        EvaluasiDengan penanganan yang cepat dan tepat diharapkan :

•         Tekanandarah            : Dalam batas normal (120 / 80 mmHg)

Nadi                          : Dalam batas normal (80 - 100 x /menitj

Pernafasan                 : Dalam batas normal (16 - 20 x / menit)

Suhu                          : Dalam batas normal (36,5 - 37,5°C)

•         DJJ                            : Frekuensi 120- 160 x/ menit

•         Air ketuban tidak kering.

•         Keadaan umum ibu dan bayi baik

•         Diagnosa potensial tidak terjadi

Page 15: ASKEB KPD

BAB IIITINJAUAN KASUS

Tanggal           : 19 Januari, Pukul 12.30  WIB3.1  Data SubjektifA.     Identitas

Nama Klien    : Ny. W                           Nama            :  Tn. TUmur              :                                       26 Tahun      Umur :           35 TahunKebangsaan    :                                       Jawa/Indonesia        Kebangsaan     :           Jawa/IndonesiaAgama            :                                       Islam             Agama            :           IslamPendidikan     :                                       SMU             Pendidikan     :           SMUPekerjaan        :                                       Tidak Bekarja Pekerjaan     :           Wiraswasta                                                                                      

B.      Anamnesa

1.      Alasan utama

Ibu   datang   ke RS   merasa   hamil   9   bulan anak yang I    dan   merasa  

mau melahirkan karena keluar air-air.       

2.      Keluhan

Keluar air-air sejak tanggal 19 Januari 2008 Puku 12.30 WIB

3.      Pengeluaran pervaginam

        Darah lendir               : Tidak ada

         Airketuban                 : Pecah sejak  Pukul 12.30 WIB

4.      Masalah khusus

Tidak ada

5.      Riwayat kehamilan sekarang :

         HPHT   :   16 April 2007

        TP       :   23 Januari 2008

        ANC     :   5 kali

6.      Riwayat imunisasi

TT lengkap.

7.              Pergerakan janin dalam 24 jam terakhir :

Sering

8.              Pola nutrisi

Page 16: ASKEB KPD

        Makan dan minum terakhir pukul 13.00 WIB

         Jenis : Nasi putih, ikan, air teh manis.

9.      Pola eliminasi

        BAK terakhir pukul

         BAB terakhir pukul

10.  Pola aktivitas        

        Tidur siang     : ± 1 jam.

        Tidur malam  : ± 6 - 8 jam

11.  Psikologi

Ibu merasa cemas menghadapi persalinan.

3.2  Data Obyektif

1.              Keadaan umum         :  Sedang

Keadaan emosional  : Labil

Kesadaran                  : Composmentis

2.              Tanda-tanda vital

Tekanandarah             :  120/80 mmHg

Nadi                           : 84 x/menit

Pernafasan                  : 20 x/menit

Suhu                           : 37°C

3.      Tinggi badan         : 156 cm

Berat badan          : 54 kg

4.      Pemeriksaan fisik

a.       Kepala                  : Rambut, kulit kepala bersih.

Muka                   :  Tidak ada oedem, konjungtiva tidak pucat, sclera putih.

Hidung                : Tidak ada benjolan.

Mulut                   :  Tidak ada caries, tidak ada perdarahan, gusi, tidak ada tonsilitis.

Leher                   : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan kelenjar getah bening.

Dada                    : Jantung   : Seirama

Page 17: ASKEB KPD

Paru-paru        :    Wheezing (-), Ronchi (-)

Payudara         :   Bentuk  simetris,  areola  mammae hiperpygmentasi, puting susu menonjol.

Kebersihan  :Cukup, colostrum (-), benjolan(-)

Punggung dan pinggang       : Posisi tulang belakang : Lordosis

CVAT : - / -

Ekstremitas

Atas                :    Tidak ada oedema, kuku tidak cyanosis, palmar tidak pucat.

Bawah            :    Oedem        : - / -

Varices        : - / -

Reflek         : +/ +

Abdomen        :   Pemeriksaan                      : Sesuai dengan umur kehamilan

Luka bekas operasi         : Tidak ada

Linea nigra                     : Ada

Konsistensi                     : Tegang saat ada kontraksi

5.      Pemeriksaan kebidanan

a.       Palpasi

Leopold I             : TFU 32 cm, fundus berisi bokong.

Leopold II            :    Puka

Leopold III          :    Sudah masuk PAP

Leopold IV          :    Penurunan 4/5

Auskultasi       :   DJJ (+) Frekuensi 139 x/menit, irama 11-12-11

Anogenital (inspeksi)

Vulva / vagina           :     Tidak ada kelainan

Kelenjar bartolini       :     Tidak ada pembengkakan

Kelenjar skene           :     Tidak ada pembengkakan

Perineum                   :     Tidak ada luka parut

Anus                          :     Tidak ada haemoroid    

Pemeriksaan dalam : V/V   : tak

Portio           : tebal

Page 18: ASKEB KPD

Pembukaan : 2 cm

Ketuban       : (-)

Presentasi    : Kepala

Penurunan   : 4/5

III.    ASSESMENT

G1PoAo parturient aterm kala I fase latent janin tunggal hidup, DJJ 139 x/menit,

intra uterin presentasi kepala U dengan ketuban pecah dini. Ibu merasa cemas dalam

menghadapi persalinan.

Potensial        :  Amnionitis, kala I memanjang, infeksi intra uterin, prolaps tali pusat, asfiksia, IUFD,

IUGR.

Ibu                 : Keadaan umum ibu baik dengan TD : 120/80 mmHg, Nadi : 84x /menit, pernafasan

20x /menit, suhu : 370C

Janin              : Keadaan umum janin tunggal hidup intra uterin baik dengan Djj 139x /menit dan

persentasi kepala.    

IV.    PLANNING

1.              Memberitahu ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksaan  Ibu tahu tentang

kondisi kesehatannya.

2.      Memberikan   dukungan   moral   dan   membiarkan   suami   /   keluarga

menemaninya   Ibu merasa lebih tenang.

3.      Menganjurkan ibu untuk melakukan perubahan posisi sesuai dengan kemauan

ibu Ibu memilih miring ke kiri, kaki ditinggikan.

4.      Memberikan nutrisi cukup minum  Ibu sudah makan.

5.      Menganjurkan ibu untuk berkemih sesering mungkin.

6.      Melakukan kolaborasi dengan dokter SPOG untuk therapy lebih lanjut.Advis dokter :

drip oksitosin   Oksitosin 10 unit sudah diberikan.Pada infus D 5 % dengan tetesan

20 tetes dinaikkan 4 tetes / 15 menit.

7.              Merencanakan pemeriksaan dalam ulang dalam 4 jam kemudian :

 Pukul 12.30 WIB       : TD     : 120/80 mmHg

PL      : DJJ 140 x/menit, kontraksi 3 x 30' PD      : V/V tak, Portio : tebal, pemkaan 5 cm,

kepala H II.

Page 19: ASKEB KPD

 Pukul 16.30 WIB        : TD      :  110/80 mmHg

PL       :  DJJ 144 x/menit, kontracsi 4 x 40'

PD      : V/V tak, Portio : tebal, pembukaan 7  cm, kepala H II. –

Pukul 20.30 WIB      : TD      :  120/80 mmHg

PL      :  DJJ 140 x/menit, kontraksi 4x50'

PD      : V/V tak, Portio : tipis, pembukaan 8 cm,penurunan 2/5.

III.    ASSESMENT

G1P0A2 parturient aterm kala I fase aktif janin tunggal hidup, intra uterin  presentasi

U dengan ketuban pecah dini.

Ibu merasa cemas dalam menghadapi persalinannya.

Potensial    :  Amnionitis, infeksi, prolaps tali pusat, asfiksia, IUFD, IUGR.

IV.    PLANNING

1.      Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan  Ibu tahu tentang hasil pemeriksaan.

2.      Advis dokter teruskan yaitu D 5 % + Oksitosin 10 menit.

3.      Menganjurkan ibu untuk melakukan perubahan posisi  Ibu memilihmiring ke kiri.

4.      Memberikan ibu untuk makan dan minum  Ibu sudah makan danminum.   

5.      Menyiapkan alat-alat partus set steril  Sudah terlaksana     

6.      Memberikan dukungan moral  Ibu merasa cukup tenang.

7.      Mengobservasi  kemajuan persalinan dengan  partograf   Kemajuan persalinan

terlampir dalam partograf.

 Pukul 21.00 WIB tampak dorongan meneran, tekanan pada anus, perineum menonjol, vulva

membuka, dilakukan pemeriksaan dalam : V/V : tak, portio: tidak  teraba,

pembukaan : 10 cm, penurunan kepala di H III.

III.   ASSESMENT

G1 P0 A0  parturient aterm kala II janin tunggal intra uterine dengan Ketuban Pecah

Dini.

Potensial    : Partus lama, infeksi, asfiksia.

Page 20: ASKEB KPD

IV.   PLANNING

1.              Memberitahu itu tentang hasil pemeriksaan   Ibu tahu tentang

hasil pemeriksaan.

2.              Advis dokter teruskan  Infus D 5 % + Oksitosin 10 menit.

3.              Memberikan dukungan moral pada ibu Ibu merasa tenang.

4.      Mengatur posisi ibu dalam membimbing mengedan  Ibu dalam posisi setengah

duduk.

5.              Mengajari   ibu cara  mengedan  yang  benar     Ibu  sudah  tahu

cara mengedan yang benar.

6.              Memimpin ibu untuk mengedan  Ibu sudah dipimpin menera jika adahis, dan

istirahat jika tidak ada his.

7.      Melakukan pertolongan persalinan   Pukul, bayi  lahirspontan segera menangis,

jenis kelamin laki-laki, berat badan : 3600 gram, panjang badan : 51 cm, a/s . 8/9.

III.    ASSESMENT                         

Tanggal     19 Februari 2008, pukul 21.35 wib

G1PoAo kala III dengan ketuban pecah dini, keadaan ibu dan bayi baik.

Potensial    :  Atonia uteri, infeksi.

IV. PLANNING

Melakukan manajemen aktif kala III.

1.  Mengecek fundus uteri   Fundvs uteri sudah dicek dan tidak ada bayi kedua.

2.              Memberitahu ibu akan disuntik dan menyuntikan oksitosin Oksitosin sudah

diberikan 1 ampul IM pada paha kanan.

3.              Melakukan PTT   PTT dilakukan.

4.              Melahirkan placenta  Pukul 21.23 WIB placenta lahir spontan lengkap.

5.              Melakukan masase uterus dan cek perdarahan  Kontraksi baik, uterus keras,

placenta lengkap, perdarahan ± 100 ml, perineum utuh.

6.              Advis dokter   Teruskan.

III.  ASSESMENT

Pi Ao kala IV dengan ketuban pecah dini, keadaan ibu dan bayi baik.

Page 21: ASKEB KPD

Potensial    :   HPP, infeksi puerperalis.

IV.   PLANNING

1.      Mengajari ibu tentang bagaimana melakukan masase   ibu mengerti dan mau

melakukan massase uterus.

2.      Mebersihkan ibu dari darah dan membantu ibu mengganti pakaian  bersih dan

merasa nyaman.

3.      Mendokumentasikan alat  alat sudah dibersihkan.

4.      Melengkapi partograf  partograf terisi.

5.      Mengobservasi kala iv persalinan selama 2 jam pp pemantauan kala IV terlampir

dalam partrograf.

6.      Advis dokter  teruskan  

Page 22: ASKEB KPD

BAB IVPEMBAHASAN

Setelah penulis melakukan pengkajian pada ibu bersalin Ny. W dengan KPD)

penulis mendapat perbedaan-perbedaan antara teori dengan lahan prakek yaitu :

4.1  Pengkajian

Pada tanggal  19 Februari 2008   penulis melakukan pengkajian pada Ny. W  dengan

kasus KPD ditemukan T : 120/80 ramHg, P : 80 x/menit, R : 22 x/menit, S : 36,8°C

dan ditemukan data dengan umur 23 tahun. Dari data tersebut tidak adanya resiko

tinggi karena pada kasus KPD bisa terjadi pada umur > 35 tahun dan bisa terjadi pada

ibu bersalin primi dan multigravida selain itu juga ditemukan partus lama prematur,

fetal distress sedangkan menurut teori kasus KPD bisa terjadi pada usia terlalu muda

atau terlalu tua dan bisa menyebabkan terjadi partus lama prematur fetal distress

maka tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus di lapangan.

4.2  Diagnosa

G1P0A0 Parturient arterm kala I fase laten Janin tunggal hidup intra uterin persentase U

dengan Ketuban Pecah D

Dalam diagnosa yang ditegakan pada kasus KPD adalah infeksi, partus lama, asfiksia,

fetal distress, dinyatakan sesuai dengan teori (Prawirohardjo, 2002: 218). Dan dari

pemeriksaan tanda-tanda vitalnya pada Ny. W, T : 120/80 mmHg, maka tidak ada

kesenjangan antara teori dan diagnosa di lapangan.

4.3  Identifikasi Diagnosa dan Masalah Potensial

Masalah diagnosa atau masalah potensial yang ditegakan adalah infeksi,  partus

lama, dan asfiksia, fetal distress, atonia uteri, IUFD. (Prawirohardjo, 2002 : 219). Pada

Ny. W terjadi partus lama tetapi tidak terjadi atonia uteri, IUFD, dan asfiksia.

4.4  Identifikasi Kebutuhan Akan Tindakan Segera / Kolaborasi

Pada tahap ini penulis tidak menemukan kesenjangan antara teori dan praktek karena

bidan melakukan kolaborasi dengan dokter DSOG.. Pada Ny. W dilakukan segera

dan berkolaborasi dengan DSOG. Tindakan segera

4.5  Merencanakan Asuhan yang Menyeluruh

Pada tahap  merencanakan asuhan yang menyeluruh berpedoman pada teori yaitu

dilakukan observasi keadaan umum ibu dan janin, dan kolaborasi  dengan DSOG.

(Prawirohardjo, 2002 : M-114). Pada Ny. W  dilakukan sesuai dengan teori yaitu

Page 23: ASKEB KPD

dilakukan tirah baring, observasi keadaan umum ibu dan janin, dan kolaborasi dengan

DSOG.

4.6  Pelaksanaan

Dalam melaksanakan asuhan menurut teori yaitu melakukan tirah baring, observasi

keadaan umum ibu dan janin, dan kolaborasi dengan DSOG. Pada Ny. W

dilaksanakan sesuai dengan teori yaitu tirah baring, observasi keadaan umum ibu dan

janin, dan kolaborasidengan DSOG.

4.7  Evaluasi

Pada langkah evaluasi tiap 15 menit jam pertama, 30 menit jam kedua, dan 6 - 8  jam

hari pertama.. Pada Ny. W penulis hanyamengobservasi 2 jam post partum

selanjutnya perawatan dipantau di ruang nifas.

Page 24: ASKEB KPD

BAB V

PENUTUP

5.1  Kesimpulan

1.      Pengkajian    .

Setelah melakukan pengkajian pada Ny. W penulis tidak mengalami kesulitan karena

selama penulis melakukan pengkajian klien sangat kooperatif. Sehingga penulis

mendapatkan data sesuai dengan yang dibutuhkan.

2.      Diagnosa

Dalam menegakan diagnosa penulis tidak menemukan

adanyakesenjangan antara teori dengan lahan praktek karena dalam

menegakan diagnosa sesuai dengan teori yang ada.

3.      Identifikasi Diagnosa dan Masalah Potensial

Dalam mengidentifikasi diagnosa dan masalah potensial penulis

tidak menemukan kesenjangan antara teori dengan lahan praktek.

4.      Identifikasi Kebutuhan Akan Tindakan Segera / Kolaborasi

Setiap pasien yang ada di RS sangat memerlukan pengawasan bersama bidan untuk

mencegah komplikasi yang akan terjadi. Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa pada

tahap ini tidak ada kesenjangan antara teori dan lahan praktek.

5.      Perencanaan

Dalam menyusun rencana, penulis menyusun berdasarkan teori seperti penanganan 2

jam post partum sampai 6 jam post partum

6.      Pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan, penulis menemukan kesenjangan pada saat sebelum ada

tanda-tanda persalinan ketuban sudah pecah dahulu, maka penulis melakukan

pemantauan dari mulai ketuban pecah sampai berlangsungnya persalinan.

7.      Evaluasi

Pada hari kesatu keadaan umum ibu baik, pengeluaran ASI positif,  kontraksi uterus

baik, pola nutrisi baik, mobilisasi positif, kandung kemih kosong dan ibu sudah mulai

menyusui bayinya dan diperbolehkan pulang pada tanggal 20 Februari 2008 . Akan

Page 25: ASKEB KPD

tetapi karena keterbatasan waktu maka penulis tidak dapat mengetahui perkembangan

klien selanjutnya.

5.2  Saran

5.2.1        Bagi RS     

Untuk meningkatkan profesionalisme sehingga pelayanan pada klien  sesuai

dengan prosedur yang telah ditetapkan.

5.2.2        Bagi Institusi Pendidikan

Diharapkan pendidikan lebih banyak meningkatkan prosedur

belajar mengajar mengenai manajemen kebidanan karena penulis masih

sangat kurang dalam hal pemahaman tersebut.

5.2.3        Bagi Ny.W

Hendaknya waspada terhadap komplikasi yang mungkin terjadi seperti halnya

ketuban pecah dini (KPD).