asites 3
TRANSCRIPT
-
7/21/2019 asites 3
1/4
3. memahami dan menjelaskan gangguan kelebihan cairan dalam tubuh
a.
Asites
Adalah penimbunan cairan secara abnormal di rongga peritoneum.pada dasarnya penimbunan
cairan di rongga peritoneum dapat terjadi melalui 2 mekanisme dasar yakni transudasi dan
eksudasi.
1.
Transudat
adalah cairan yang tertimbun di dalam jaringan atau ruangan karena alasan-alasanlain dan
bukan akibat dari perubahan permeabilitas pembuluh. Gagal jantung merupakan penyebab
utama pembentukan transudat. Selain itu pada edema akibat turunnya tekanankoloid
osmotik plasma, cairan edema akan terisi sedikit protein maka cairannya termasuk
transudat.
2.
Eksudat
adalah cairan yang tertimbun di dalam jaringan atau ruangan karena bertambahnya
permeabilitas pembuluh terhadap protein. Edema peradangan merupakan salah satu jenis
eksudat. Eksudat dengan sifatnya yang alami cenderungmengandung lebih banyak protein
daripada transudat oleh karena itu eksudatcenderung memiliki berat jenis yang lebih besar.
Etiologi asites
Ada dua factor yang menyebabkan asites:
1.
Rendahnya kadar albumin dalam darah yang menyebabkan perubahan tekanan yang
diperlukan untuk mencegah terjadinya pertukaran cairan yang memungkinkan cairan keluar
dari pembuluh darah
2.
Disebabkan oleh hipertensi portal yang mengarah pada peningkatan tekanan didalam
cabang-cabang vena porta melalui hati sehingga darah akan bocor ke rongga perut dan
menyebabkan asites.
Penyebab umum asites:
1.
Sirosis hati
2.
Infeksi bakteri
3.
Penyakit pankreatitis
4.
Penyakit gagal jantung kongensif
http://www.persify.com/id/perspectives/medical-conditions-diseases/asites-_-951000103218
PATOFISIOLOGI ASCITES
a.
Underfilling
Dimulai dari volume cairan plasma yang menurun akibat hipertensi porta danhipoalbuminea.
Hipertensi porta akan meningkatkan tekanan hidrostatik venosaditambah hipoalbuminemia
akan menyebabkan transudasi, sehingga volumeintravascular menurun. Akibat volume cairan
intravascular menurun, gijal akanbereaksi dengan melakukan reabsorpsi air dan garam melalui
mekanismeneurohormonal. Sindrom hepatorenal terjadi bila volume cairan intravascularsangat
menurun. Teori ini tidak sesuai dengan hasil penelitian selanjutnya yangmenunjukkan bahwa
http://www.persify.com/id/perspectives/medical-conditions-diseases/asites-_-951000103218http://www.persify.com/id/perspectives/medical-conditions-diseases/asites-_-951000103218http://www.persify.com/id/perspectives/medical-conditions-diseases/asites-_-951000103218 -
7/21/2019 asites 3
2/4
pada pasien sirosi hati terjadi vasodilatasi perifer, vasodilatasisplachnic bed, peningkatan
volume cairan intravascular dan curah jantung.
b.
Over filling
mengatakan bahwa ascites dimulai dari ekspansi cairan plasmaakibat reabsorpsi air oleh ginjal.
Gangguan fungsi itu terjadi akibat peningkatanaktifitas hormone anti diuretic (ADH ) dan
penurunan aktfitas hormone natriuretikkarena penurunan fungsi hati. Teori overfilling tidak
dapat menerangkan kelanjutanascites menjadi sindrom hepatorenal. Teori ini juga gagal
menerangkan gangguanneurohormonal yang terjadi pada sirosis hati dan asites. Evolusi dari
kedua teori ituadalah teori vasodilatasi perifer. Menurut teori ini, factor
pathogenesispembentukan asites yang amat penting adalah hipertensi porta yang sering
disebutsebagai factor local dan gangguan fungsi ginjal yang sering disebut factor sistemik
c.
Peripheral vasodilator
Akibat vasokonstriksi dan fibrotisasi sinusoid terjadi peningkatan resistensi systemporta dan
terjadi hipertensi porta. Peningkatan resistensi vena porta yang diimbangidengan vasodilatasi
splanchnic bed oleh vasodilator endogen. Peningkatanresistensi system portayang diikuti oleh
peningkatan aliran darah akibatvasodilatasi splancnic bed oleh vasodilator endogen
menyebabkan hipertensi portamenjadi menetap. Hipertensi porta akan meningkatkan tekanan
transudasiterutama di sinusoid dan selanjutnya kapiler usus. Transudat akan terkumpul
dirongga peritoneum. Vasodilator endogen yang dicurigai berperan antara lain :glucagon, nitrit
oxide (NO) , calcitonine gene related peptide ( CGRP ), endotelin,factor natriuretik atrial ( ANF ),
polipeptida vasoaktif intestinal ( VIP ), substansi P,prostaglandin, enkefalin, dan tumor necrosis
factor ( TNF )Vasodilator endogen pada saatnya akan memengaruhi sirkulasi arterial
sistemik;terdapat peningkatan vasodilatasi perifer sehingga terjadi proses underfillingrelative.tubuh akan bereaksi dengan meningkatkan aktivitas system saraf simpatik,sisten renin-
angiotensin-aldosteron dan arginine vasopressin.akibatnya selanjutnya adalah peningkatan
reabsorbsi air dan garam oleh ginjal dan peningktan indeks jantung.
Gejala dari asites:
1.
Bersendawa
2.
Mual
3.
Muntah
4.
Penurunan berat badan
5.
Perut kembung
6.
Sesak napas
http://www.persify.com/id/perspectives/medical-conditions-diseases/asites-_-951000103218
pemeriksaan fisik dan penunjang
pada inspeksi akan tampak perut membuncit seperti perut katak,pada perkusi,pekak samping
meningkat dan terjadi shifting dullness.asites yang masih sedikit belum menunjukkan tanda-
http://www.persify.com/id/perspectives/medical-conditions-diseases/asites-_-951000103218http://www.persify.com/id/perspectives/medical-conditions-diseases/asites-_-951000103218http://www.persify.com/id/perspectives/medical-conditions-diseases/asites-_-951000103218 -
7/21/2019 asites 3
3/4
tanda fisis yang nyata.diperlukan cara pemeriksaan khusus misalnya dengan pudle sign untuk
menemukan asites.
Pemeriksaan penunjang yang dapat memeberikan informasi untuk mendeteksi asites adalah
ultrasonografi.untuk menegakkan diagnosis asites,ultrasonografi mempunyai ketelitian yang
tinggi.pemeriksaan cairan asites dapat memberikan informasi yang amat penting untuk
pengelolaan selanjutnya misalnya:
1.
Gambaran makroskopik
Cairan asites hemoragik,sering dihubungkan dengan keganasan.warna lemerahan dapat
dijumpai pada asites karena sirosis hati akibat rupture kapiler peritoneum
2.
Gradient nimal albumin dan asites.
Pemeriksaaan ini sangat penting untuk membedakan asites yang ada hubungannya dengan
hipertensi porta atau asites eksudat.disepakati bahwa gradient tinggi bila nilainta >1,1
gram/dL.jikan gradient tinggi teardapat pada asites transudate dan berhubungan dengan
hipertensi porta,sedangkan gradient rendah terdapat pada asites eksudat.
3.
Hitung sel
Peningkatan jumlah sel leukosit menunjukkan proses inflamasi
4.
Biakan kuman
Dilakukan pada pasien yang dicurigai terinfeksi.asites yang terinfeksi akibat perforasi usus
akan menghasilkan kuman polimikroba sedangkan peritonitis bakteri spontan
monomikroba.metode pengambilam sampel yakni bed side inoculation blood culture bottle
5.
Pemeriksaan sitology
Pada kasus karsinomatosis pertonium,pemeriksaaan sitologi asites engan cara baik
memeberikan hasil true positive hamper 100% sampel untuk pemeriksaan sitology (kira0kira
200ml)untuk meningkatkan sensitivitas
PENGOBATAN
Pengobatan asites transudat sebaiknya dilakukan secara komprehensif, meliputi:
1. Tirah baring.Tirah baring dapat memperbaiki efektifitas diuretika, pada pasien asites
transudatyang berhubungan dnegan hipertensi porta, perbaikan efek diuretika tersebut
berhubungan dengan perbaikan aliran darah ginjal dan filtrasi glomerulus akibat tirah baring.
Tirah baring akan menyebabkan aktifitas simpatis dan sistem renin-angiotensin-aldosteron
menurun. Yang dimaksud tirah baring disini bukanistirahat total di tempat tidur sepanjang hari,
tetapi tidur terlentang, kaki sedikitdiangkat, selama beberapa jam setelah minum obat diuretika.
2. Diet.Diet rendah garam ringan sampai sedang dapat membantu diuresis. Konsumsigaram
(NaCl) perhari sebaiknya dibatasi hingga 40-60meq/hari. Hiponatremiaringan sampai sedang
bukan merupakan kontraindikasi untuk memberikan dietrendah garam, mengingat
hiponatremia pada pasien asites transudat bersifatrelatif. Jumlah total Na dalam tubuh
sebenarnya di atas normal. Biasanya dietrendah garam yang mengandung NaCl kurang dari 40
mEq/ hari tidak diperlukan.Konsentrasi NaCl yang sangat rendah justru dapat mengganggu
fungsi ginjal.
-
7/21/2019 asites 3
4/4
3. Diuretika.Diuretika yang dianjurkan adalah diuretika yang bekerja sebagaiantialdosteron,
misalnya spironolakton. Diuretika ini merupakan diuretika hematkalium, bekerja di tubulus
distal dan menahan reabsorpsi Na. Sebenarnya potensinatriuretik diuretika distal lebih rendah
dari pada diuretikaloopbila etiologi peningkatan air dan garam tidak berhubungan dengan
hiperaldosteronisme.Efektifitas obat ini lebih bergantung pada konsentrasinya di plasma,
semakintinggi semakin efektif. Dosis yang dianjurkan antara 100-600 mg/hari. Jarangdiperlukandosis yang lebih tinggi lagi.Diuretika loop dibutuhkan sebagai kombinasi. Diuretika ini
sebenarnya lebih berpotensi daripada diuretika distal. Pada sirosis hati, karena
mekanismeutama reabsorpsi air dan natrium adalah hiperaldosteronisme, diuretika loop
menjadi kurang efektif.Target yang sebaiknya dicapai dengan terapi tirah baring, diet rendah
garam dan terapi diuretika adalah peningkatan diuresis sehingga berat badan turun400-800
gram/hari. Pasien yang disertai edema perifer penurunan berat badandapat sampai 1500
gram/hari. Sebagian besar pasien berhasil baik dengan terapikombinasi tirah baring, diet rendah
garam dan diuretika kombinasi.
4. Terapi Parasentesis.
Parasentesis sebenarnya merupakan cara pengobatan asites yang tergolong kuno.Pada mulanya
karena berbagai komplikasi. Beberapa tahun terakhir ini parasentesis kembali dianjurkan karena
mempunyai banyak keuntungandibandingkan terapi konvensional bila dikerjakan dengan baik.
Untuk setiap liter cairan asites yang dikeluarkan sebaiknya diikuti dengan substitusi albumin
parenteral sebanyak 6-8 gram. Setelah parasentesis sebaiknya terapi konvensionaltetap
diberikan. Parasentesis asites sebaiknya tidak dilakukan pada pasien sirosisdengan Child-Pugh C,
kecuali asites tersebut refrakter. Parasentesis dilakukan bila asites sangat besar. Pengeluaran
asites bisahingga 4-6 liter dan dilindungi dengan pemberian albumin
5.
Pengobatan terhadap penyakit yang mendasari
Asites sebagai komplikasi penyakit-penyakit yang dapat diobati dengan menyembuhkanpenyakit yang mendasari akan menghilangakan asites.
Lebih kurang 60% berat badan orang dewasa pada umumnya terdiri dari cairan (air dan elektrolit). Rata-
rata seseorang memerlukan sekitar 11 liter cairan tubuh untuk nutrisi sel dan pembuangan residu
jaringan tubuh. Zat terlarut yang ada dalam cairan tubuh terdiri dari elektrolit dan nonelektrolit. Non
elektrolit adalah zat terlarut yang tidak terurai dalam larutan dan tidak bermuatan listrik, seperti :
protein, urea, glukosa, oksigen, karbon dioksida dan asam-asam organik. Sedangkan elektrolit tubuh
mencakup natrium (Na+), kalium (K+), Kalsium (Ca++), magnesium (Mg++), Klorida (Cl-), bikarbonat
(HCO3-), fosfat (HPO42-), sulfat (SO42-). Garam mineral ketika berada dalam bentuk cairan sel, baik
seluruhnya maupun sebagian berbentuk ion elektron, yaitu kation dan anion. Kation dibentuk oleh
metal (Na+, K+, Ca2+, Mg2+, dll.), sedangkan anion dibentuk oleh residu asam (Cl-, HCO-3, SO2-4, H2PO-
4). Ion amonium (NH+4) termasuk kation, sedangkan asam organik dan protein adalah anion.