asites 3

Upload: reni-permana

Post on 06-Feb-2018

227 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/21/2019 asites 3

    1/4

    3. memahami dan menjelaskan gangguan kelebihan cairan dalam tubuh

    a.

    Asites

    Adalah penimbunan cairan secara abnormal di rongga peritoneum.pada dasarnya penimbunan

    cairan di rongga peritoneum dapat terjadi melalui 2 mekanisme dasar yakni transudasi dan

    eksudasi.

    1.

    Transudat

    adalah cairan yang tertimbun di dalam jaringan atau ruangan karena alasan-alasanlain dan

    bukan akibat dari perubahan permeabilitas pembuluh. Gagal jantung merupakan penyebab

    utama pembentukan transudat. Selain itu pada edema akibat turunnya tekanankoloid

    osmotik plasma, cairan edema akan terisi sedikit protein maka cairannya termasuk

    transudat.

    2.

    Eksudat

    adalah cairan yang tertimbun di dalam jaringan atau ruangan karena bertambahnya

    permeabilitas pembuluh terhadap protein. Edema peradangan merupakan salah satu jenis

    eksudat. Eksudat dengan sifatnya yang alami cenderungmengandung lebih banyak protein

    daripada transudat oleh karena itu eksudatcenderung memiliki berat jenis yang lebih besar.

    Etiologi asites

    Ada dua factor yang menyebabkan asites:

    1.

    Rendahnya kadar albumin dalam darah yang menyebabkan perubahan tekanan yang

    diperlukan untuk mencegah terjadinya pertukaran cairan yang memungkinkan cairan keluar

    dari pembuluh darah

    2.

    Disebabkan oleh hipertensi portal yang mengarah pada peningkatan tekanan didalam

    cabang-cabang vena porta melalui hati sehingga darah akan bocor ke rongga perut dan

    menyebabkan asites.

    Penyebab umum asites:

    1.

    Sirosis hati

    2.

    Infeksi bakteri

    3.

    Penyakit pankreatitis

    4.

    Penyakit gagal jantung kongensif

    http://www.persify.com/id/perspectives/medical-conditions-diseases/asites-_-951000103218

    PATOFISIOLOGI ASCITES

    a.

    Underfilling

    Dimulai dari volume cairan plasma yang menurun akibat hipertensi porta danhipoalbuminea.

    Hipertensi porta akan meningkatkan tekanan hidrostatik venosaditambah hipoalbuminemia

    akan menyebabkan transudasi, sehingga volumeintravascular menurun. Akibat volume cairan

    intravascular menurun, gijal akanbereaksi dengan melakukan reabsorpsi air dan garam melalui

    mekanismeneurohormonal. Sindrom hepatorenal terjadi bila volume cairan intravascularsangat

    menurun. Teori ini tidak sesuai dengan hasil penelitian selanjutnya yangmenunjukkan bahwa

    http://www.persify.com/id/perspectives/medical-conditions-diseases/asites-_-951000103218http://www.persify.com/id/perspectives/medical-conditions-diseases/asites-_-951000103218http://www.persify.com/id/perspectives/medical-conditions-diseases/asites-_-951000103218
  • 7/21/2019 asites 3

    2/4

    pada pasien sirosi hati terjadi vasodilatasi perifer, vasodilatasisplachnic bed, peningkatan

    volume cairan intravascular dan curah jantung.

    b.

    Over filling

    mengatakan bahwa ascites dimulai dari ekspansi cairan plasmaakibat reabsorpsi air oleh ginjal.

    Gangguan fungsi itu terjadi akibat peningkatanaktifitas hormone anti diuretic (ADH ) dan

    penurunan aktfitas hormone natriuretikkarena penurunan fungsi hati. Teori overfilling tidak

    dapat menerangkan kelanjutanascites menjadi sindrom hepatorenal. Teori ini juga gagal

    menerangkan gangguanneurohormonal yang terjadi pada sirosis hati dan asites. Evolusi dari

    kedua teori ituadalah teori vasodilatasi perifer. Menurut teori ini, factor

    pathogenesispembentukan asites yang amat penting adalah hipertensi porta yang sering

    disebutsebagai factor local dan gangguan fungsi ginjal yang sering disebut factor sistemik

    c.

    Peripheral vasodilator

    Akibat vasokonstriksi dan fibrotisasi sinusoid terjadi peningkatan resistensi systemporta dan

    terjadi hipertensi porta. Peningkatan resistensi vena porta yang diimbangidengan vasodilatasi

    splanchnic bed oleh vasodilator endogen. Peningkatanresistensi system portayang diikuti oleh

    peningkatan aliran darah akibatvasodilatasi splancnic bed oleh vasodilator endogen

    menyebabkan hipertensi portamenjadi menetap. Hipertensi porta akan meningkatkan tekanan

    transudasiterutama di sinusoid dan selanjutnya kapiler usus. Transudat akan terkumpul

    dirongga peritoneum. Vasodilator endogen yang dicurigai berperan antara lain :glucagon, nitrit

    oxide (NO) , calcitonine gene related peptide ( CGRP ), endotelin,factor natriuretik atrial ( ANF ),

    polipeptida vasoaktif intestinal ( VIP ), substansi P,prostaglandin, enkefalin, dan tumor necrosis

    factor ( TNF )Vasodilator endogen pada saatnya akan memengaruhi sirkulasi arterial

    sistemik;terdapat peningkatan vasodilatasi perifer sehingga terjadi proses underfillingrelative.tubuh akan bereaksi dengan meningkatkan aktivitas system saraf simpatik,sisten renin-

    angiotensin-aldosteron dan arginine vasopressin.akibatnya selanjutnya adalah peningkatan

    reabsorbsi air dan garam oleh ginjal dan peningktan indeks jantung.

    Gejala dari asites:

    1.

    Bersendawa

    2.

    Mual

    3.

    Muntah

    4.

    Penurunan berat badan

    5.

    Perut kembung

    6.

    Sesak napas

    http://www.persify.com/id/perspectives/medical-conditions-diseases/asites-_-951000103218

    pemeriksaan fisik dan penunjang

    pada inspeksi akan tampak perut membuncit seperti perut katak,pada perkusi,pekak samping

    meningkat dan terjadi shifting dullness.asites yang masih sedikit belum menunjukkan tanda-

    http://www.persify.com/id/perspectives/medical-conditions-diseases/asites-_-951000103218http://www.persify.com/id/perspectives/medical-conditions-diseases/asites-_-951000103218http://www.persify.com/id/perspectives/medical-conditions-diseases/asites-_-951000103218
  • 7/21/2019 asites 3

    3/4

    tanda fisis yang nyata.diperlukan cara pemeriksaan khusus misalnya dengan pudle sign untuk

    menemukan asites.

    Pemeriksaan penunjang yang dapat memeberikan informasi untuk mendeteksi asites adalah

    ultrasonografi.untuk menegakkan diagnosis asites,ultrasonografi mempunyai ketelitian yang

    tinggi.pemeriksaan cairan asites dapat memberikan informasi yang amat penting untuk

    pengelolaan selanjutnya misalnya:

    1.

    Gambaran makroskopik

    Cairan asites hemoragik,sering dihubungkan dengan keganasan.warna lemerahan dapat

    dijumpai pada asites karena sirosis hati akibat rupture kapiler peritoneum

    2.

    Gradient nimal albumin dan asites.

    Pemeriksaaan ini sangat penting untuk membedakan asites yang ada hubungannya dengan

    hipertensi porta atau asites eksudat.disepakati bahwa gradient tinggi bila nilainta >1,1

    gram/dL.jikan gradient tinggi teardapat pada asites transudate dan berhubungan dengan

    hipertensi porta,sedangkan gradient rendah terdapat pada asites eksudat.

    3.

    Hitung sel

    Peningkatan jumlah sel leukosit menunjukkan proses inflamasi

    4.

    Biakan kuman

    Dilakukan pada pasien yang dicurigai terinfeksi.asites yang terinfeksi akibat perforasi usus

    akan menghasilkan kuman polimikroba sedangkan peritonitis bakteri spontan

    monomikroba.metode pengambilam sampel yakni bed side inoculation blood culture bottle

    5.

    Pemeriksaan sitology

    Pada kasus karsinomatosis pertonium,pemeriksaaan sitologi asites engan cara baik

    memeberikan hasil true positive hamper 100% sampel untuk pemeriksaan sitology (kira0kira

    200ml)untuk meningkatkan sensitivitas

    PENGOBATAN

    Pengobatan asites transudat sebaiknya dilakukan secara komprehensif, meliputi:

    1. Tirah baring.Tirah baring dapat memperbaiki efektifitas diuretika, pada pasien asites

    transudatyang berhubungan dnegan hipertensi porta, perbaikan efek diuretika tersebut

    berhubungan dengan perbaikan aliran darah ginjal dan filtrasi glomerulus akibat tirah baring.

    Tirah baring akan menyebabkan aktifitas simpatis dan sistem renin-angiotensin-aldosteron

    menurun. Yang dimaksud tirah baring disini bukanistirahat total di tempat tidur sepanjang hari,

    tetapi tidur terlentang, kaki sedikitdiangkat, selama beberapa jam setelah minum obat diuretika.

    2. Diet.Diet rendah garam ringan sampai sedang dapat membantu diuresis. Konsumsigaram

    (NaCl) perhari sebaiknya dibatasi hingga 40-60meq/hari. Hiponatremiaringan sampai sedang

    bukan merupakan kontraindikasi untuk memberikan dietrendah garam, mengingat

    hiponatremia pada pasien asites transudat bersifatrelatif. Jumlah total Na dalam tubuh

    sebenarnya di atas normal. Biasanya dietrendah garam yang mengandung NaCl kurang dari 40

    mEq/ hari tidak diperlukan.Konsentrasi NaCl yang sangat rendah justru dapat mengganggu

    fungsi ginjal.

  • 7/21/2019 asites 3

    4/4

    3. Diuretika.Diuretika yang dianjurkan adalah diuretika yang bekerja sebagaiantialdosteron,

    misalnya spironolakton. Diuretika ini merupakan diuretika hematkalium, bekerja di tubulus

    distal dan menahan reabsorpsi Na. Sebenarnya potensinatriuretik diuretika distal lebih rendah

    dari pada diuretikaloopbila etiologi peningkatan air dan garam tidak berhubungan dengan

    hiperaldosteronisme.Efektifitas obat ini lebih bergantung pada konsentrasinya di plasma,

    semakintinggi semakin efektif. Dosis yang dianjurkan antara 100-600 mg/hari. Jarangdiperlukandosis yang lebih tinggi lagi.Diuretika loop dibutuhkan sebagai kombinasi. Diuretika ini

    sebenarnya lebih berpotensi daripada diuretika distal. Pada sirosis hati, karena

    mekanismeutama reabsorpsi air dan natrium adalah hiperaldosteronisme, diuretika loop

    menjadi kurang efektif.Target yang sebaiknya dicapai dengan terapi tirah baring, diet rendah

    garam dan terapi diuretika adalah peningkatan diuresis sehingga berat badan turun400-800

    gram/hari. Pasien yang disertai edema perifer penurunan berat badandapat sampai 1500

    gram/hari. Sebagian besar pasien berhasil baik dengan terapikombinasi tirah baring, diet rendah

    garam dan diuretika kombinasi.

    4. Terapi Parasentesis.

    Parasentesis sebenarnya merupakan cara pengobatan asites yang tergolong kuno.Pada mulanya

    karena berbagai komplikasi. Beberapa tahun terakhir ini parasentesis kembali dianjurkan karena

    mempunyai banyak keuntungandibandingkan terapi konvensional bila dikerjakan dengan baik.

    Untuk setiap liter cairan asites yang dikeluarkan sebaiknya diikuti dengan substitusi albumin

    parenteral sebanyak 6-8 gram. Setelah parasentesis sebaiknya terapi konvensionaltetap

    diberikan. Parasentesis asites sebaiknya tidak dilakukan pada pasien sirosisdengan Child-Pugh C,

    kecuali asites tersebut refrakter. Parasentesis dilakukan bila asites sangat besar. Pengeluaran

    asites bisahingga 4-6 liter dan dilindungi dengan pemberian albumin

    5.

    Pengobatan terhadap penyakit yang mendasari

    Asites sebagai komplikasi penyakit-penyakit yang dapat diobati dengan menyembuhkanpenyakit yang mendasari akan menghilangakan asites.

    Lebih kurang 60% berat badan orang dewasa pada umumnya terdiri dari cairan (air dan elektrolit). Rata-

    rata seseorang memerlukan sekitar 11 liter cairan tubuh untuk nutrisi sel dan pembuangan residu

    jaringan tubuh. Zat terlarut yang ada dalam cairan tubuh terdiri dari elektrolit dan nonelektrolit. Non

    elektrolit adalah zat terlarut yang tidak terurai dalam larutan dan tidak bermuatan listrik, seperti :

    protein, urea, glukosa, oksigen, karbon dioksida dan asam-asam organik. Sedangkan elektrolit tubuh

    mencakup natrium (Na+), kalium (K+), Kalsium (Ca++), magnesium (Mg++), Klorida (Cl-), bikarbonat

    (HCO3-), fosfat (HPO42-), sulfat (SO42-). Garam mineral ketika berada dalam bentuk cairan sel, baik

    seluruhnya maupun sebagian berbentuk ion elektron, yaitu kation dan anion. Kation dibentuk oleh

    metal (Na+, K+, Ca2+, Mg2+, dll.), sedangkan anion dibentuk oleh residu asam (Cl-, HCO-3, SO2-4, H2PO-

    4). Ion amonium (NH+4) termasuk kation, sedangkan asam organik dan protein adalah anion.