asistensi

5
MK Pendidikan Agama Islam Nama Asisten Praktikum : Derry Ferdani Kelas Asistensi : P 12 Nama : Muhammad Rifki E34130041 Hangga Fhambian E34130062 Muhammad Sahid Firdaus E44130051 Muhammad Ridwan I14130042 Muhammad Farhan Afif I14130061 Brian Sugara I14130066 RUKUN IMAN Dalam agama islam dikenal dua pilar penting yang menjadi pedoman hidup bagi seorang muslim, yaitu Rukun Iman dan Rukun Islam. Iman. Menurut bahasa, artinya membenarkan. Sedangkan, iman menurut istilah syariat, maksudnya mengakui dengan lisan (perkataan), membenarkan (tashdiiq) dengan hati dan mengamalkannnya dengan anggota tubuh. Adapun Rukun iman itu sendiri terdiri atas 6 rukun antara lain: 1. Iman kepada Allah. 2. Iman kepada para malaikat. 3. Iman kepada kitab-kitab Allah. 4. Iman kepada Nabi dan Rasul 5. Iman kepada had akhir (kiamat). 6. Iman kepada Qodar Allah yang baik atau yang buruk. Untuk memudahkan untuk memahami Makna masing-masing rukun kita hanya berpedoman pada pengertian iman itu sendiri, yaitu: Mengakuinya dengan lisan Membenarkannya dengan hati dan kemudian Mengamalkannya dengan anggota tubuh.

Upload: ridwan1696

Post on 26-Dec-2015

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Asistensi

MK Pendidikan Agama Islam

Nama Asisten Praktikum : Derry Ferdani

Kelas Asistensi : P 12

Nama : Muhammad Rifki E34130041

Hangga Fhambian E34130062

Muhammad Sahid Firdaus E44130051

Muhammad Ridwan I14130042

Muhammad Farhan Afif I14130061

Brian Sugara I14130066

RUKUN IMAN

Dalam agama islam dikenal dua pilar penting yang menjadi pedoman

hidup bagi seorang muslim, yaitu Rukun Iman dan Rukun Islam. Iman. Menurut

bahasa, artinya membenarkan. Sedangkan, iman menurut istilah syariat,

maksudnya mengakui dengan lisan (perkataan), membenarkan (tashdiiq) dengan

hati dan mengamalkannnya dengan anggota tubuh.

Adapun Rukun iman itu sendiri terdiri atas 6 rukun antara lain:

1. Iman kepada Allah.

2. Iman kepada para malaikat.

3. Iman kepada kitab-kitab Allah.

4. Iman kepada Nabi dan Rasul

5. Iman kepada had akhir (kiamat).

6. Iman kepada Qodar Allah yang baik atau yang buruk.

Untuk memudahkan untuk memahami Makna masing-masing rukun kita hanya

berpedoman pada pengertian iman itu sendiri, yaitu:

Mengakuinya dengan lisan

Membenarkannya dengan hati dan kemudian

Mengamalkannya dengan anggota tubuh.

Page 2: Asistensi

Berikut akan dibahas beberapa dari Rukun Iman yaitu :

1. Beriman kepada Nabi dan Rasul

Beriman kepada Nabi dan Rasul, bermakna bahwa kita meyakini Nabi dan

Rasul ialah manusia utusan Allah yang diutus di muka bumi untuk menyampaikan

kabar gembira dan ancaman. Meyakini bahwa Nabi dan Rasul adalah mahkluk

yang diutus Allah ke Bumi untuk memberi petunjuk pada umat manusia hingga

kembali ke jalan lurus. Beriman kepada Nabi dan Rasul artinya ialah memercayai

segala ajarannya baik dari lisan maupun sebagai suri teladan. Dengan mengetahui

maka beriman kepada Nabi dan Rasul, Manusia sebagai hamba yang mulia sudah

sepantasnya meyakininya dan mengikuti jejak suri teladan Nabi dan Rasul. Akan

tetapi mereka semua tetaplah merupakan manusia biasa yang sama sekali tidak

mempunyai sifat-sifat dan hak-hak ketuhanan, karenanya menyembah para nabi

dan rasul adalah kebatilan yang nyata.

Wajib mengimani bahwa semua wahyu nabi dan rasul itu adalah benar dan

bersumber dari Allah Ta’ala, karenanya siapa saja yang mendustakan kenabian

salah seorang di antara mereka maka sama saja dia telah mendustakan seluruh

nabi lainnya. Sehingga Allah Ta’ala mengkafirkan Yahudi dan Nashrani tatkala

tidak beriman kepada Muhammad shallallahu alaihi wasallam dan Allah

mendustakan keimanan mereka kepada Musa dan Isa alaihimassalam, karena

mereka tidak beriman kepada Muhammad shallallahu alaihi wasallam.

Juga wajib mengimani secara terperinci setiap nabi dan rasul yang kita ketahui

namanya. Sementara yang tidak kita ketahui namanya maka kita wajib

mengimaninya secara global. Allah Ta’ala berfirman:

Page 3: Asistensi

“Dan sesungguhnya telah Kami utus beberapa orang rasul sebelum kamu, di

antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antara mereka ada

(pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak dapat bagi seorang rasul

membawa suatu mukjizat, melainkan dengan seizin Allah; maka apabila telah

datang perintah Allah, diputuskan (semua perkara) dengan adil. Dan ketika itu

rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil..”(QS. Ghafir: 78)

2. Beriman kepada hari akhir

Dikatakan hari akhir karena dia adalah hari terakhir bagi dunia ini, tidak

ada lagi hari keesokan harinya. Hari akhir adalah hari dimana Allah Ta’ala

mewafatkan seluruh makhluk yang masih hidup ketika itu -kecuali yang Allah

perkecualikan-, lalu mereka semua dibangkitkan untuk mempertanggung

jawabkan amalan mereka. Allah Ta’ala berfirman:

“Sebagaimana Kami telah memulai panciptaan pertama begitulah Kami akan

mengulanginya, janji dari Kami, sesungguhnya Kami pasti akan

melakukannya.” (QS. Al-Anbiya`: 104)

Beriman kepada hari akhir artinya kita meyakini tanda-tanda akan

datangnya hari kiamat, seperti lahirnya dajjal turunnya Isa as, datangnya Ya'juj

dan Ma'juj, terbitnya matahari dari barat. Kemudiaan diangkatnya ilmu dari muka

bumi yang ditandai dengan wafatnya para ulama, semakin banyak terjadi

perzinaan, amanah tidak lagi dijalankan, urusan diserahkan kepada yang bukan

ahlihnya, jumlah perempuan jauh melebihi jumlah lak-laki dan terjadi kekacauan

dan pembunuhan dimana-mana.

Selain itu Pula, makna beriman kepada hari akhir yaitu kita mengimani

kejadian gaib lainnya seperti dibangkitkannya manusia dari kubur,

dikumpulkannya manusia di padang mashar, adanya hari pembalasan, adanya

Page 4: Asistensi

siksa kubur dan nikmat kubur, dan meyakini adanya surga dan neraka. Semua

dilakukan semata-mata untuk mendekatkan diri kepada Allah.

3. Beriman kepada Qada dan Qadar

Makna beriman kepada qada dan qadar artinya ialah kita mengimani

bahwa apapun yang terjadi di muka bumi bahkan kepada diri kita sendiri sebagai

manusia baik maupun buruk merupakan kehendak dari Allah swt.

Namun keburukan tersebut tidak dinisbahkan kepada Allah, melainkan

kepada manusia sebagai mahkluk ciptaanNya, sedangkan jika keburukan tersebut

dikaiitkan dengan Allah, maka keburukan tersebut merupakan suatu bentuk

keadilan terhadap sesuatu pihak yang tidak dapat terduga oleh pengetahuan

manusia. Allah menciptakan mudharat pastilah ada maslahat. Di setiap keburukan

terdapat makna yang mendalam, baik itu diketahui oleh manusia, maupun tidak

diketahui oleh manusia.

Beriman kepada takdir Allah tidak teranggap sempurna hingga mengimani

empat perkara, yaitu:

A. Mengimani bahwa Allah Ta’ala mengimani segala sesuatu kejadian, yang baik

maupun yang buruk. Bahwa Allah mengetahui semua kejadian yang telah

berlalu, yang sedang terjadi, yang belum terjadi, dan semua kejadian yang tidak

jadi terjadi seandainya terjadi maka Allah tahu bagaimana terjadinya.

Allah Ta’ala berfirman:

“Allah-lah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi. Perintah

Allah berlaku padanya, agar kamu mengetahui bahwasanya Allah Maha

Kuasa atas segala sesuatu, dan sesungguhnya Allah ilmu-Nya benar-benar

meliputi segala sesuatu” (QS. Ath-Thalaq: 12)

Page 5: Asistensi

B. Mengimani bahwa Allah Ta’ala telah menuliskan semua takdir makhluk di

lauh al-mahfuzh, 50.000 tahun sebelum Dia menciptakan langit dan bumi.

Dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin Al-’Ash radhiallahu anhuma dia berkata: Saya

pernah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

“Allah telah menuliskan takdir bagi semua makhluk 50.000 tahun sebelum

Allah menciptakan langit dan bumi.” (HR. Muslim)

C. Mengimani bahwa tidak ada satupun gerakan dan diamnya makhluk di langit,

di bumi, dan di seluruh alam semesta kecuali semua baru terjadi setelah Allah

menghendaki. Tidaklah makhluk bergerak kecuali dengan kehendak dan izin-

Nya, sebagaimana tidaklah mereka diam dan tidak bergerak kecuali setelah ada

kehendak dan izin dari-Nya. Allah Ta’ala berfirman :

“Dan kamu tidak dapat menghendaki (mengerjakan sesuatu) kecuali apabila

dikehendaki Allah, Tuhan semesta alam.” (QS. At-Takwir: 29)

D. Mengimani bahwa seluruh makhluk tanpa terkecuali, zat mereka beserta

seluruh sifat dan perbuatan mereka adalah makhluk ciptaan Allah.

Allah Azza wa Jalla berfirman:

“Allah menciptakan segala sesuatu dan Dia memelihara segala

sesuatu..” (QS. Az-Zumar: 62