struktur baja asistensi

68
BAB IV PERHITUNGAN PORTAL GABLE 4.1. Ketentuan - Ketentuan : 1. Type Konstruksi : Portal Gable 2. Bahan Penutup Atap : Seng Gelombang 3. Jarak Antar Portal : 4 meter 4. Bentang kuda – kuda (L) : 15 meter 5. Tinggi Kolom (H) : 4 meter 6. Kemiringan atap () : 20 0

Upload: dani-sendi

Post on 11-Dec-2014

211 views

Category:

Documents


15 download

TRANSCRIPT

Page 1: Struktur Baja Asistensi

BAB IV

PERHITUNGAN PORTAL GABLE

4.1. Ketentuan - Ketentuan :

1. Type Konstruksi : Portal Gable

2. Bahan Penutup Atap : Seng Gelombang

3. Jarak Antar Portal : 4 meter

4. Bentang kuda – kuda (L) : 15 meter

5. Tinggi Kolom (H) : 4 meter

6. Kemiringan atap () : 200

7. Beban Angin : 50 kg/m2

8. Beban Berguna (P) : 100 kg

Page 2: Struktur Baja Asistensi

9. Alat sambung : Baut dan Las

10. Baja Profil : ST-37

11. Modulus elastisitas baja : 2,1x105 Mpa = 2,1x106 kg/cm2

12. Tegangan ijin baja : 1600 kg/cm2

13. Berat penutup atap : 10 kg/m2

14. Kapasitas Cranegirder : 25000 kg

4.2. Perhitungan Gording

4.2.1. Menghitung Panjang Balok

Diketahui (L) = 15 m

Jarak Miring

= 7,981 m

Tinggi kuda-kuda

x= tan 200 x 7,5 = 2,729 meter

Jarak gording yang direncanakan = 2 m

Banyaknya gording yang dibutuhkan

= 4,99 ≈ 5 buah

Jarak gording yang sebenarnya

x = ½ L

D

FC

yr

sb x

sb y

Page 3: Struktur Baja Asistensi

= 1,99 meter

4.2.2. Perhitungan Dimensi Gording

Untuk dimensi gording dicoba dengan menggunakan profil baja Light Lip

Channel C150 . 65 . 20 . 3,2 dengan data-data sebagai berikut :

- A = 9,567 Cm2 - q = 7,51 kg/m

- lx = 332 Cm4 - Wx = 44,3 Cm3

- ly = 53,8 Cm4 - Wy = 12,2 Cm3

a. Beban mati / Dead Load

- Berat gording = 7,51 kg/m

- Berat penutup atap (1,99x10 kg/m2) = 19,9 kg/m

- Berat Sambungan ( 10% berat gording) = 0,751 kg/m

∑q = 28,161 kg/m

Gording ditempatkan tegak lurus bidang penutup atap dan beban mati Px

bekerja vertical, P diuraikan pada sumbu X dan sumbu Y, sehingga diperoleh:

Gambar gaya kerja pada gording

Px1 = q . sin α = 28,161 x sin 200 = 9,632 kg/m

Py1 = q . cos α = 28,161 x cos 200 = 26,463 kg/m

Gording diletakkan di atas beberapa tumpuan (kuda-kuda), sehingga

merupakan balok menerus di atas beberapa tumpuan dengan reduksi momen

lentur maksimum adalah 80 %.

q.cosα

q.sinα

q

Y X

α

Page 4: Struktur Baja Asistensi

Gambar gaya kerja pada beban hidup atau beban berguna

Momen maksimum akibat beban mati :

Mx1 = 1/8 . Px1 . (l)2 . 80%

= 1/8 x 9,632 x (4)2 x 0,8

= 15,41 kgm

My1 = 1/8 . Py1 . (l)2 . 80%

= 1/8 x 26,463 x (4)2 x 0,8

= 42,34 kgm

b. Beban hidup / Live Load

Gambar gaya kerja pada beban hidup atau beban berguna

Beban berguna atau beban hidup adalah beban terpusat yang bekerja di

tengah-tengah bentang gording, beban ini diperhitungkan kalau ada orang yang

bekerja di atas gording. Besarnya beban hidup diambil dari PPURG 1987, P =

100 kg

Px2 = P . sin

= 100 . sin 200 = 34,20 kg

Py2 = P . cos

= 100 . cos 200 = 93,97 kg

P.cosα

P.sinα

P

Y X

α

Page 5: Struktur Baja Asistensi

Momen yang timbul akibat beban terpusat dianggap Continous Beam.

Gambar momen akibat beban berguna

Momen maksimum akibat beban hidup

Mx2 = (¼ . Px2 . l) . 80 %

= (¼ . 34,20 . 4) . 0,8

= 27,36 kgm

My2 = (¼ . Py2 . l) . 80 %

= (¼ . 93,97 . 4) . 0,8

= 75,17 kgm

c. Beban Angin :

Beban angin diperhitungkan dengan menganggap adanya tekanan positif

(tiup) dan tekanan negatif (hisap), yang bekerja tegak lurus pada bidang atap.

Menurut PPPURG 1987, tekanan tiup harus diambil minimal 25 kg/m2 . Dalam

perencanaan ini, besarnya tekanan angin (w) diambil sebesar 50 kg/m2.

Gambar gaya kerja pada beban angin

Wy

Y

X

α

Wx = 0

Page 6: Struktur Baja Asistensi

Ketentuan :

Koefisien angin tekan ( c ) = (0,02 x - 0,4)

Koefisien angin hisap ( c’ ) = - 0,4

Beban angin kiri (W1) = 50 kg/m2

Beban angin kanan (W2) = 50 kg/m2

Kemiringan atap () = 200

Jarak Gording = 1,99 m

Koefisien Angin

o Angin tekan ( c ) = (0,02 . - 0,4)

= (0,02 . 200 - 0,4) = 0

o Angin hisap ( c’) = -0,4

o Angin Tekan (wt) = c x W1 . (jarak gording)

= 0 . 50 . (1,99) = 0 kg/m

Angin Hisap (wh) = c’ . W1 . (jarak gording)

= -0,4 .50 . (1,99) = -39,8 kg/m

W max = 0 Kg/m

W x = 0, karena arah beban angin tegak lurus sumbu batang

balok.

Jadi momen akibat beban angin adalah :

Angin Tekan

Akibat Wx = 0

Mx3 = 1/8 . Wx . (I)2 . 80 %

= 1/8 . 0 . 4 . 0,8

= 0 kgm

Akibat Wy = 0

My3 = 1/8 . W . (l)2 . 80%

= 1/8 . 0 . (4)2 . 0,8

= 0 kgm

Angin Hisap

Akibat Wx = 0

Page 7: Struktur Baja Asistensi

Mx3 = 1/8 . Wx . (I)2 . 80 %

= 1/8 . 0 . 4 . 0,8

= 0 kgm

Akibat Wy = -39,8

My3 = 1/8 . W . (l)2 . 80%

= 1/8 . -39,8 . (4)2 . 0,8

= -63,68 kgm

D. Perhitungan Muatan Hujan

Ketentuan :

Koefisien air hujan ( c ) = (40 - 0,8)

= (40- 0,8(20))

= 24 Kg/m2

q = 24 . 1,99 m

q = 47,76 kg/m

qx = q Sin 400

= 47,76 Sin 20 = 16,33 kg/m

qy = q Cos 400

= 47,76.Cos 40 = 44,88 kg/m

MWx = 1/8 . Wx . (l)2 . 80 % MWy = 1/8 . Wy . (I)2 . 80 %

= 1/8 .16,33 (4)2 .0,8 = 1/8 . 44,88 . (4)2 . 0,8

= 26,13 Kgm = 71,81 Kgm

Wy

Y

X

α

Wx = 0

Page 8: Struktur Baja Asistensi

Tabel perhitungan momen

q, P dan M

Atap + Gording Beban Orang

Angin Hujan

(Beban Mati) (Beban Hidup)

P 28,161 Kg/m 100 Kg 0 Kg/m 24 Kg/m

qx, Pox 9,632 Kg/m 34,20 Kg 0 Kgm 16,33 kg/m

qy, Poy 26,462 Kg/m 93,97 Kg -39,8 Kg/m 44,88 kg/m

Mx 15,41 Kgm 27,36 Kgm 0 Kgm 26,14 Kgm

My 42,34 Kgm 75,17 Kgm -63,68 Kgm 71,81 Kgm

d. Kombinasi Pembebanan

Akibat Beban Tetap

M = M Beban Mati + M Beban Hidup

Mx = Mx1 + Mx2

= 15,41+ 27,36

Page 9: Struktur Baja Asistensi

= 42,77 kgm = 4277 kgcm

My = My1 + My2

= 42,34 + 75,17

= 117,51 kgm = 11751 kgcm

Akibat Beban Sementara 1

M = M Beban Mati + M Beban Hidup + M Beban Angin

Mx = Mx1 + Mx2 + Mx3

= 15,41+ 27,36+ 0

= 42,77 kgm = 4277 kgcm

My = My1 + My2 + My3

= 42,34 + 75,17+(-63,68)

= 53,83 kgm = 5383 kgcm

Akibat Beban Sementara 2

M = M Beban Mati + M Beban Hidup + M Beban Hujan

Mx = Mx1 + Mx2 + Mx3

= 15,41+ 27,36+ 26,13

= 68,9 kgm = 6890 kgcm

My = My1 + My2 + My3

= 42,34 + 75,17+71,81

= 189,32 kgm = 18932 kgcm

Akibat Beban Sementara 3

M = M Beban Mati + M Beban Hidup + M Beban Hujan+ M

Beban Angin

Mx = Mx1 + Mx2 + Mx3 + Mx4

= 15,41+ 27,36+ 26,13+0

Page 10: Struktur Baja Asistensi

= 68,9 kgm = 6890 kgcm

My = My1 + My2 + My3 + My4

= 42,34 + 75,17+71,81+(-63,68)

= 125,64 kgm = 12564 kgcm

e. Kontrol Tegangan

Kontrol gording terhadap tegangan

Dari tabel profil baja dapat diketahui bahwa C150 . 65 . 20 . 3,2

Wx = 44,3 cm3

Wy = 12,2 cm3

Akibat Beban Mati + Beban Hidup

σ=MxWy

+MyWx ≤ = 1600 kg/cm2

= 615,83 kg/cm2 ≤ = 1600

kg/cm2

σ = 615,83 kg/cm2 ≤ σ−

=1600 kg/cm2 ............ OK

Akibat Beban Mati + Beban Hidup + Beban Angin

= 472,1 kg/cm2 ≤ = 1600

kg/cm2

σ = 472,1 kg/cm2 ≤ σ−

=1600 kg/cm2 ............ OK

Page 11: Struktur Baja Asistensi

Akibat Beban Mati + Beban Hidup + Beban Hujan

σ=MxWy

+MyWx ≤ = 1600 kg/cm2

= 992,11 kg/cm2 ≤ = 1600

kg/cm2

σ = 992,11 kg/cm2 ≤ σ−

=1600 kg/cm2 ............ OK

f. Kontrol Lendutan :

Lendutan yang diijinkan untuk gording (pada arah x terdiri 2 wilayah

yang ditahan oleh trakstang).

Diketahui :

E = 2,1 . 106 Kg/cm2

l = 4 m = 400 cm

Ix = 332 cm4

Iy = 53,8 cm4

Syarat lendutan yang diizinkan akibat berat sendiri dan muatan hidup adalah

f = 1 /250 . l = 1 / 250 x 400 cm = 1,6 cm

1. Kontrol terhadap beban atap dan beban gording

qx = 9,632 Kg / m = 0,09632 Kg /cm

qy = 26,463 Kg / m = 0,26463 Kg /cm

Fx1 =

Fy1 =

2. Kontrol terhadap beban berguna

Page 12: Struktur Baja Asistensi

Px = 34,20 Kg

Py = 93,97 Kg

Fx2 =

Fy2 =

3. Kontrol terhadap beban angin

Wx = 0 Fx3 = 0

Wy = 0 Fx3 = 0

Akibat beban Hujan

qx = 16,33 Kg / m = 0,1633 Kg /cm

qy = 44,88 Kg / m = 0,4488 Kg /cm

Fx4 =

Fy4 =

Jadi pelenturannya adalah sebagai berikut :

f x total =

= 0,284 + 0,404 + 0 + 0,482 = 1,17 cm

f x total = 1,17 cm ≤ = 1,6 cm

f y total = ( f y1+f y2+ f y3+ f y4 )

= 0,127 + 0,179 + 0+ 0,214 = 0,52 cm

= 0,52 cm ≤ = 1,6 cm ….OK

Page 13: Struktur Baja Asistensi

f = √( f x total )2+( f y total )2≤f

= = 1,28 cm

= 1,28 cm ≤ = 1,6 cm ….OK

jadi, gording Light Lip Channel C150 .65 . 20 . 3,2 aman untuk digunakan.

4.3. Perhitungan Batang Tarik (Trackstang)

Trakstang berfungsi untuk menahan atau mengurangi lendutan pada gording

arah x dan sekaligus untuk mengurangi tegangan lentur yang timbul pada arah

sumbu x batang trakstang dipasang dua buah.

qx = ( berat sendiri gording+ berat yang didukung gording) pada sb.x

= 9,35 kg / m

Px = 34,20 Kg / m (Beban hidup)

Pts = qx . jarak antar portal + Px

= 9,632 . 4 + 34,20

= 72,728 Kg

Karena batang tarik dipasang dua buah maka per batang tarik

P = Ptotal/2 =72,728/2 = 36,364 kg

Fbr = 125% . Fn = 1,25 . 0,0227 = 0,0284 cm2

Fbr = ¼ . . d2, dimana :

d=√ 4 Fbrπ

=√ 4.0,02843,14

=0,19 cm = 1,90 mm

Karena dalam tabel nilai d yang paling kecil adalah d = 6 mm, maka

tulangan batang tarik yang digunakan d = 6 mm.

4.4. Perhitungan Ikatan Angin

Page 14: Struktur Baja Asistensi

Ikatan angin hanya bekerja menahan gaya normal atau gaya axial tarik

saja. Cara kerjanya kalau yang satu bekerjanya sebagai batang tarik, maka

yang lainnya tidak menahan apa-apa. Sebaliknya kalau arah anginya

berubah, maka secara berganti-ganti batang tersebut bekerja sebagai batang

tarik.

P P Nx

Kuda-kuda 7,981 m N

P N

Ny

Ikatan angin

4 m

N dicari dengan syarat keseimbangan, sedangkan P = gaya / tekanan

angin.

Tg = 7,981

4 = 1,99 = arc tg 1,99 = 63,38o

Beban angin = 50 kg/m2

P =beban angin . jarak miring

= 50 . 7,981

= 399,05 kg

H = 0, Nx = P

N cos = P

N = P

COSβ= 399,05

cos 63,38 = 890,59kg

σ= NFn

→ Fn= Nσ=890,59

1600=0,556 cm2

Page 15: Struktur Baja Asistensi

Fbr = 125% . Fn = 1,25 x 0,556 = 0,695 cm2

Fbr = ¼ d2

d=√ 4 Fbrπ

=√ 4 x 0,6953,14

=0,94 cm=9,4 mm

Maka ikatan angin yang dipakai adalah diameter 10 mm

Page 16: Struktur Baja Asistensi

4.5. Perhitungan Dimensi Balok Kuda-Kuda (Gable)

1. Pembebanan Pada Balok Gable

Gambar distribusi pembebanan

Pembebanan pada balok gable akibat beban-beban yang dipikul oleh gording

terpanjang 1,99 m

Page 17: Struktur Baja Asistensi

Gambar pembebanan yang dipikul gording

a. Beban Mati

Gording 1 (karena terletak di ujung balok maka menerima beban setengah

jarak gording = 0,985 m)

o Berat sendiri penutup atap : 4 m x 10 kg/m2 x 0.995 m = 39,8 kg

o Berat sendiri gording : (7.51 x 4) = 30,04 kg

o Berat alat penyambung : 10%*berat Gording =

Gording G2 = G3 = G4 (menerima beban setengah 2x setengah jarak

gording = 1,99 m)

o Berat sendiri penutup atap : 4 m x 10 kg/m2 x 1.99 m = 79,6 kg

o Berat sendiri gording : (7.51 x 6) = 30,04 kg

Dengan cara yang sama untuk mempermudah perhitungan beban-beban pada

balok gable akibat masing-masing gording dilakukan secara tabe laris sbb:

Tabel pembebanan pada gording

No Pembebanan G1 (Kg) G2 = G3 = G4(Kg)

1 Berat Penutup Atap 39,8 79,6

2 Berat Gording 30,04 30,04

3 Berat Alat Penyambung 3,004 3,004

P 69,84 109,64

q=∑ P12

L =62,48 kg/m

Page 18: Struktur Baja Asistensi

b. Beban Hidup = 100 kg

c. Tekanan angin pada bidang atap

Koefesien angin tekan Cth = 0 Wt = 0 x 50 x 4 = 0 kg/m

Koefesien angin hisap C’hs = -0,4 Wh = -0,4 x 50 x 4 = -80 kg/m

d. Tekanan angin pada bidang dinding

Koefesien angin tekan Ctk = 0,8, maka Wt = 0,8 x 50 x 4 = 160 kg/m

Koefesien angin hisap Chs = -0,4, maka Wh = -0,4 x 50 x 4 = -80 kg/m

Untuk kombinasi pembebanan ini beban angin dirubah menjadi vertikal :

q = Wt. cos 200 = 0 cos 200 = 44,879 kg/m

q’ = Wh. cos 200 = -80 cos 200 = -16,334 kg/m

d. Beban Air Hujan

e. Koefisien air hujan ( c ) = (40 - 0,8)

= (40- 0,8(20))

= 24 Kg/m2

q = 24 x 4 x = 96 Kg/m

Kombinasi Pembebanan Pada bidang atap :

Pembebanan tetap = beban mati + beban hidup

Pembebanan sementara 1 = beban mati + beban hidup + beban angin

Pembebanan sementara 2 = beban mati + beban hidup + beban Hujan

Pembebanan sementara 3 = beban mati + beban hidup + beban Angin +

Beban Hujan

a. Kombinasi pembebanan sementara 1 :

q = beban mati + beban hidup + beban angin

Akibat angin kiri : qt = 210,656 + 0 = 210,656 kg/m

gh = 210,656 + (-75,175) = 135,4808 kg/m’

Akibat angin kanan = Akibat angin kiri.

Page 19: Struktur Baja Asistensi

Untuk perhitungan momen maka dari beban diatas diambil pembebanan yang

terbesar : (qt = 210,656 kg/m’).

b. Kombinasi pembebanan sementara 2 :

q = beban mati + beban hidup + beban Hujan

Akibat angin kiri : qt = 210,656 + 44,879 = 255,535 kg/m

gh = 210,656 + 16,334 = 226,991 kg/m

Untuk perhitungan momen maka dari beban diatas diambil pembebanan yang

terbesar : (qt = 255,535 kg/m’).

c. Kombinasi pembebanan sementara 3 :

q = beban mati + beban hidup + beban Hujan + beban Angin

Akibat angin kiri : qt = 210,656 + 44,879 + 0 = 255,535 kg/m

gh = 210,656 + 16,334 + (-75,175) = 180,36 kg/m

Untuk perhitungan momen maka dari beban diatas diambil pembebanan yang

terbesar : (qt = 255,535 kg/m’).

Gambar beban merata pada konstruksi baja

6. Perhitungan Momen

Perhitungan momen dihitung dengan menggunakan SAP 2000* V.11

Page 20: Struktur Baja Asistensi

Hasil Output SAP

Gambar Momen Hasil Perhitungan SAP 2000 Versi 11

Gambar Reaksi Perletakan Hasil Perhitungan SAP 2000 Versi 11

Page 21: Struktur Baja Asistensi

Gambar Gaya Normal Hasil Perhitungan SAP 2000 Versi 11

Gambar Tabel Momen Hasil Perhitungan SAP 2000

a. Kontrol Balok yang Direncanakan.

Terhadap Momen Tahanan ( Wx ).

M max = 5414.433 kgm = 541443.3 kgcm

Wx = 541443.3

1600 = 338.4 cm3.

Page 22: Struktur Baja Asistensi

Profil baja IWF 350.175.9.14 dengan harga Wx hitung = 338.4 cm3 < Wx

rencana = 641 cm3, maka profil baja ini dapat digunakan………. OK

Terhadap Balok yang Dibebani Lentur ( KIP ).

Profil balok yang digunakan adalah IWF 300.150.6,5.9 dengan data–data

sebagai berikut :

H = 300 mm b = 150 mm q = 36.7 kg/m

Ts = 9 mm tb = 6.5 mm A = 46.8 cm2

Wx = 481 cm3 Wy = 67.7 cm3 ix = 12.4 cm

Ix = 7210 cm4 Iy = 508 cm4

Cek profil berubah bentuk atau tidak :

o 75

351.4 75

25 75 ………. OK.

o

19735

1.25 x 9

1.4

5.63 15.625 ………… Tidak OK

Gambar 4.8 Penampang IWF 350.175.9.14

9

53.7

175

350

175161

14

322

Page 23: Struktur Baja Asistensi

Jadi, pada penampang terjadi perubahan bentuk ( PPBBI 1984 pasal 5.1(1)

)

o Terhadap bahaya lipatan KIP.

16

HB=16

(350−14−14 )=53.67 mm

Iy Bidang yang diarsir = ¿

= 625.26 + 0.33 = 625.59 cm4

Luas yang diarsir = (1.4 x 17.5) + (0.9 x 5.37) = 29.33 cm2

iy =√ 0.5 xIyA

=√ 0.5 x625.5929.33

=¿3.3 cm

= dengan L panjang batang = 1379.2 cm

Dimana Lk jarak antara titik-titik sokong lateral = 197 cm

= 1973.3

=¿ 59.7 = 1.282 ( tabel 3 hal 15 PPBBG)

Syarat Berubah Bentuk

σ KIP=π 2 Eλy2 =

π2 xE

( lIy)

2=3.142 x 2100000

( 1379.23.3

)2 =¿

118.54 kg/cm2

1.282 x 118.54 = 151.96 kg/cm2 < kg/cm2

Jadi balok IWF 350.175.9.14 aman dan tidak mengalami tegangan KIP.

b. Kontrol Tegangan Syarat

θ ambil = 1 (PPBBI)

1) ωmax xNA+0.85 xθx

nxnx−1

xMxWx

≤ σ

2)NA+θx

MxWx

≤ σ

Dimana λx =Lx/ix dimana Lkx = 2L = 2 (13.792) = 27.584 m

λx =2758.4/14.5 =190,2≈191 → ωx =5.867

λy =Lky/iy

Page 24: Struktur Baja Asistensi

λy =197/3.3 =59.7≈60 → ωy =1.282

karena λx > λy maka menekuk terhadap sumbu-x dan kerena sumbu tekuk =

sumbu lentur maka perlu faktor amplikasi nx (buka PPBBI hal 37)

nx=σ EX . A

N dimana λx =191→σEX=568 kg/cm2

= 568 x52.68

1.5 x 4017.928= 4.96

Syarat PPBBI

1)

ωmax xNA+0.58 xθx

nxnx−1

xMxWx

=5.8674017.929

52.68+0.85 x 1 x

4.964.96−1

x541443.3

641

=1346,77 kg/cm2<

kg/cm2.........OK

2)NA+θx

MxWx

≤ kg/cm2

4017.92952.68

+1 x541443.3

641=920.96kg/cm2≤ σ 1600kg/

cm2..........................OK

Jadi balok IWF 350.175.9.14 aman digunakan.

c. Kontrol Terhadap Tegangan Lentur yang Terjadi

kg/cm2

σ=541443.3641

=844.69 kg /cm2

σ=844.69 kg /cm2≤ σ=1600 kg/cm2 ...................OK

Jadi balok aman terhadap tegangan lentur.

d. Kontrol Terhadap Tegangan Geser yang Terjadi

Page 25: Struktur Baja Asistensi

D = 1765,787 kg

Tegangan geser yang diijinkan :

Sx = F1 .y1 + F2 . Y2

= (17,5 x 1,4)x16,8 + (0,9 x 16,8) x 8,4

= 538,61 cm

τ=1765,787 x 538,610,9 x11100

= 95.2 kg/cm2 960 kg/cm2 .……………. OK

Jadi balok aman terhadap tegangan geser

e. Kontrol Terhadap Lendutan

q = 239.15 kg/m = 2.3915 kg/cm

fx =

¿5(2.3915)(1379.2)4

384 (2,1 x106 )11100

= 4.8 cm

f maks= 1250

x L= 1250

x1379.2=5.5 cm

fx = 4.8 cm fmaks = 5.5 cm ......... OK

(Balok aman terhadap lendutan)

7. Perencanaan Dimensi Kolom

a. Perhitungan Momen Kolom Setelah Menggunakan Cranegirder

Perhitungan momen dihitung dengan menggunakan SAP 2000 V.11

Hasil Output SAP

Page 26: Struktur Baja Asistensi

Tabel hasil Perhitungan SAP 2000 V.11

Tabel hasil Perhitungan SAP 2000 V.11

Dari hasil analisa SAP didapatkan Pu kolom sebelum menggunakan crane

sebesar -3298.426 kg, karena menggunakan crane, maka Pu ditambah dengan

Pu setelah menggunakan crane, dimana Pu yang didapat dari hasil analisa SAP

setelah menggunakan crane adalah -1195.296 kg

Jadi Pu yang digunakan dalam perencanaan adalah:

(-3298.426) + (-1195.296) = - 4493.722 kg ≈- 4494 kg

Page 27: Struktur Baja Asistensi

Gambar pembebanan crane pada kolom

Batasan parameter kelangsingan batang tekan harus memenuhi persamaan

berikut :

Gambar perhitungan koefisin pada perencanaan kolom

Dimana nilai kc pada kolom dengan asumsi ujung jepit – sendi = 0,7

Tinggi kolom = 4 m = 400 cm

Lk = 0,7 x 400 cm = 280 cm

rmin ≥L

250=280

250=1.12 cm

b. Mencari luas bruto minimum :

Min ; dimana = 0,85

KL = L KL = L/2

L/4

L/4

L

0,7L

L

K = 1,0(a)

K = 0,7(c)

K = 0,5(b)

KL = L KL = L/2

L/4

L/4

L

0,7L

L

K = 1,0(a)

K = 0,7(c)

K = 0,5(b)

Page 28: Struktur Baja Asistensi

Nilai ω berdasarkan nilai λ :

λc= 1π

xLk

rmin √ fyE=1

πx

2801.12 √ 2400

2.1 x106=2.69

Karena λc > 1,2 maka nilai ω = 1,25 λc2 = 1,25 (2,69)2 = 9.05

Makanilai Ag=4494 x 9.050.85 x2400

=19.94 cm2

Coba pilih profil IWF 350.175.9.14

Data Profil :

Ag = 52.68 cm2 Ix = 11100 cm4 b = 175 mm

bf = 87.5 mm Iy = 792 cm4 h = 350 mm

ts = 14 mm Wx = 641 cm3

tb = 9 mm Wy = 91 cm3

c. Kontrol penampang :

1. Chek kelangsingan penampang

a) Pelat sayap

λ= b2tf

= 1752 .14

=6,25

λ p=170

√ fy= 170

√240=10,97

λ = 6,25 < λp = 10,97 ………...... Ok

b) Pelat badan

λ= htb=350

9=38.89

Page 29: Struktur Baja Asistensi

λ = 38.89 < λp = 108.44 ………………………… Ok

2. Kuat tekan rencana kolom, Pn

Pn = 0,85 x Ag x Fy = 0.85 x 52.68 x 2400 = 107467.2 kg

4494107467.2

=0.04<0.2maka digunakan persamaan :

3. Kuat lentur rencana kolom, Mnx

Mnx = Fy x Wx = 2400 x 641 = 1538400 kgcm = 15384 kgm

Diperoleh nilai Mmax = 6166,34 kgm + 1399,99 (Momen akibat beban

crane) = 7566,33 kgm

4. Rasio tegangan total

44942 x 107467.2

+ 7566.330.9 x15384

=0.56

0.56 < 1.0 …………………… OK

Jadi kolom IWF 350.175.9.14 kuat menerima beban dan memenuhi syarat.

8. Perencanaan Balok Keran (“Cranegirder”)

a. Data-data keran :

Kapasitas keran = 5 ton

Berat sendiri keran = 12 ton

Page 30: Struktur Baja Asistensi

Berat takel = 2 ton

Jarak bersih dihitung dari sisi atas rel ke puncak kolom (atau sisi luar balok)

= 1900 mm, ambil 1.9 m

Berat sendiri rel (ditaksir) = 30 kg/m

Jarak roda-roda keran = 3600mm = 3.6 m

Jarak bersih dari permukaan lur kolom ke rel = 225mm = 22.5cm

Jarak minimum lokasi takel terhadap rel = 680 mm ambil 1m

Gambar perencanaan crane pada kolom

Page 31: Struktur Baja Asistensi

Gambar pembebanan pada crane

RA = ½ (12) + 7 (23.575/24.55) = 12.71 ton

RA = 12.71 ton dipikul 2 roda keran, masing-masing 6.355 ton

b. Sekarang tinjau balok keran bentang 6 meter

Agar diperoleh momen maximum, maka pertengah antara resultante gaya 2

roda merupakan lokosi as balok tsb (lihat gambar)

RA=12.71+3.96

=8.262ton

RB = 12.71 – 8.262 = 4.448 ton

Momen maximum terjadi

Page 32: Struktur Baja Asistensi

di titik b = 8.262 (3-0,9-1.8) = 2.4786 tm

atau di titik b = 4.448 (3-0,9) = 9.7856 tm

Momen maximum = 9.7856 tm

Koef kejut = 1,15 (PPI 1983)

Momen maximum pada balok keran akibat beban hidup = 1,15x(9.7856) =

11.3 tm.

c. Akibat beban mati

Berat sendiri rel + berat sendiri balok keran taksir berat sendiri rel = 30kg/m

dan berat sendiri balok keran = 150 kg/m.

Jadi M = 1/8 (180)(6)2 = 810 kgm 0.81 tm

Jadi momen total = 0.81 + 11.3 = 12.11 tm

d. Reaksi maximum balok keran

Terjadi jika salah satu roda keran tepat pada perletakan balok tersebut.

Bs rel + bs balok keran = 180 kg/m

e. Akibat beban hidup keran

RA = 6.355 + 6.355 ((6-3,6)/6) = 8.897 ton

Koef kejut = 1,15

Page 33: Struktur Baja Asistensi

Jadi RA = 1,15 (8.897) = 10.23 ton

Akibat berat sendiri rel + balok keran

RA = 0.5 x (0.18) x (6) = 0.54 t/m

Jadi RA = 10.23 + 0.54 = 10.77 ton.

f. Gaya rem melintang : (“lateral force”)

Biasanya 1/15 (beban kapasitas keran + berat takel) untuk : lintasan dimana

ada 2 roda.

Beban lateral per roda = 0,5 . 1/15(5+2) = 0,233 ton.

Kita sudah tahu bahwa akibat beban roda 6.355 ton, momen maximum yang

bekerja pada balok keran = 9.7856 tm

Jadi akibat 0,233 ton, momen = (0.233/6.355) x 9.7856 = 0,359 tm

g. Menentukan profil balok keran

Mutu baja Fe360.

Momen maximum yang dipikul = 12.11 tm = 12.11 x 105 kgcm

Wx=12.11 x105

1600=756.875 cm3

Coba WF 300.200.8.12 (tinggi = 294 mm), dimana Wx = 771 cm3.

Dikombinasikan dengan memakai profil kanal C 220.80.9.12.5, yang

diikatkan pada flens WF.

Data-data :

Page 34: Struktur Baja Asistensi

Data – data profil C220.80.9.12,5 dan IWF 300.200.8.12:

C220.80.9.12,5 :

h = 220 mm ht = 167 mm ix = 8.48 cm

b = 80 mm A = 37.4 cm2 iy = 2.3 cm

d = 9 mm q = 29.4 kg/m Wx = 245 cm3

r1 = 6.5 mm Ix = 2690 cm4 Wy = 33.6 cm3

s = 21.4 mm Iy = 197 cm4

IWF 300.200.8.12 :

q = 56.8 kg/m A = 72.4 cm2 Wx = 771 cm3

h = 294 mm Ix = 11300 cm4 Wy = 160 cm3

b = 200 mm Iy = 1600 cm4 tb = 8 mm

ts = 12 mm ix = 12.5 cm iy = 4.71 cm

h. Tentukan garis berat penampang gabungan :

Berjarak dari serat atas :

= 11 cm

Ix = 11300 + (72.4)(14.5+0.9-11)2 + 197 + (37.4)(11-2.14)2 = 15834.55cm4

Cek kembali terhadap momen maximum :

σ atas=12.11 x105 x11

15834.55=841.26 kg /cm2(tekan)

σ tekan=12.11 x 105 x (29.4+0.9−11)

15834.55=1476 kg /cm2

i. Pengecekan tegangan akibat beban lateral.

Iy = Ix kanal + Iy flens tertekan dari WF dimana Iyflens tekan WF diambil

½ Iy dari WF = ½(1600) = 800 cm4.

Iy = 2690 + 800 = 3490 cm4.

Mmax lateral = 0.359 tm = 0,359. 105

σ tekan=0,359. 105 .( 22

2)

3490=113,15kg /cm2

Page 35: Struktur Baja Asistensi

Tekan total = 113,15 + 841,26 = 954,41 kg/cm2

j. Mencari tegangan izin kip, dari balok keran.

Karena akibat beban lateral tsb, balok keran mengalami kip.

Dimana =Iy = inersia penampang total terhadap sumbu Y

= 2690 + 1600 = 4290 cm4

h = jarak titik berat flens tekan (terdiri atas kanal + flens WF)

terhadap titik berat flens tarik.

Kita tentukan dulu letak titik berat flens tekan:

= 1.91 cm

Jarak titik berat flens tekan ke flens tarik = (29.4 +0.9 – (1.2/2) – 27) =

2.7cm

k. Tentukan konstanta torsi ( = j )

J = b t3

Dimana b = ukuran terbesar dari penampang persegi

t = ukuran terkecil dari penampang persegi

untuk badan WF : = 6.561 cm4

flens WF : = 23.04 cm4

badan kanal : = 4.74 cm4

flens kanal : = 10.41 cm4

j = 44.76 cm4

tentukan harga k2

Page 36: Struktur Baja Asistensi

Dari tabel k2 (Tabel 5-4 Design of steel structures by Arya Armani), didapat

k2 = 0,6. Jadi :

cr=1,0363 .107 4290 .27,8

( 15834,5511 ) .(600)2 √1+0,156 .

44,76 .(600)2

4290 . (27,8 )2+0,6 .

1,0363 .107 . 4290. 27,8

( 15834,5511 ).(600)2

= 3162,3 + 1430,95= 4593,25 kg/cm2

Mutu baja yang kita gunakan = Fe360 σy = 2400kg/cm2

Karena σcr > 1/2 σy maka kita pakai angka kekakuan ekivalen

untuk menentukan tegangan izin kip.

¿ π √ 2,1 .106

4593,25=67,14 cm

σ

cr =

¿2400(1− 2400

4 π2 .2,1 . 106(67,14 )2)

= 2086,81 kg/cm2

σ KIP=σ KIP

1,67=2086,81

1,67=1429,22 kg/cm2

Sedangkan tegangan tekan yang bekerja = 954,41 kg/cm2 < kip

=1429,22 kg/cm2 (Balok keran aman terhadap kip)

Page 37: Struktur Baja Asistensi

l. Gaya rem memanjang.

Besarnya 1/7 reaksi maksimum yang terjadi pada masing-masing roda = 1/7

(6.355) = 0.91 ton. Gaya ini bekerja pada rel.

Jika tinggi rel = 7,5 cm maka momen memanjang (“longitudinal moment”)

= 0.91 (7,5 + 11) = 16,835 ton. Tegangan yang tejadi :

σ= 91037,4+72,4

+ 1693515834,55/11

=8,29+11,76=20,05 kg/cm2

Kecil sekali ……………….. OK

m.Menentukan hubungan profil WF dan kanal.

Gaya lintang maksimum yang bekerja = 10.77 ton

=

Dimana S = statis momen bagian kanal terhadap sumbu x

= (37.4) (11 - 2,14) = 331.364 cm3

Gaya geser horizontal yang bekerja pada bidang kontak

FlensWF dan Kanal=10770.331,36415834,55

=225,38 kg /cm

Untuk sepanjang 600 cm, gaya geser horizontal = 225,38 x (600)

= 135227,98 kg

Dipikul oleh baut (pakai baut hitam mutu 4.6) MI6 (tak diulir penuh)

Ngeser 1 irisan = ¼ π(1,2)2 . 0,6. 1600 = 1085.7344 kg

Ntumpuan = 1.7*0.9*1600*1.5 = 3672 kg

Jumlah baut = 135227,981085,7344

= 124,5 pakai 2 x 70

Cek jarak baut : maksimum = 7d = 7 * 1.6 = 11.2 cm, pakai 10 cm

Jadi jumlah baut satu baris = 60010

= 60 buah

Jadi, pakai 2 baris baut M16 jarak satu sama lain = 10 cm

Page 38: Struktur Baja Asistensi

n. Merencanakan konsol.

Reaksi balok keran pada lokasi konsol akan maximum jika salah satu roda

tepat berada di perletakan tersebut.

RB = 6.355 + 2,4/6(6,355) = 8,897 ton

Koef kejut = 1,15

Jadi akibat beban keran

RB = 1,15(8,897) = 10,231 ton

Akibat berat rel (taksir 30kg/m) = 30(6) = 180 kg

Akibat berat balok keran (terdiri atas profil kanal C22+WF300x200) = (29.4

+ 56.8)(6) = 370,2 kg,

Rtotal = 10,231 + 0,18 + 0,3702 = 10,78 ton

Page 39: Struktur Baja Asistensi

M = 10,78 (0,225) = 2,43 tm

Pada lokasi gaya, bekerja tegangan geser

τ=10,78 .103

Abadan

=0,58 σ

Abadan=10,78 .103

0,58 .1600=11,61 cm2

Coba WF 200x100x4.5x7

Abadan = 0,45(20-0.7-0.7) = 8.375 cm2, berarti sisanya harus dipikul oleh

potongan WF (dr WF 200x100x4.5x7) setinggi (11.5 – 8.375)/0,45 = 7 cm,

ambil 7cm.

Panjang konsol ambil 22.5+20 = 42.5 cm,

Page 40: Struktur Baja Asistensi

tinggi WF potongan pada sisi luar kolom = , pakai baut

HTB 16 mm, jarak baut ambil 7d = 112mm 100mm.

Kt baut no 1 = = 2400 kg (dipikul 2 baut)

sebelumnya lebih baik kita periksa dulu WF konsol tepat sebelah kanan

sedikit dari luar kolom:

M = 2,43 tm

D = 10,78 t

Kita cek penampang sedikit sebelah kanan permukaan luar kolom.

data-data :

Ix = 1580 cm4

A = 23.18 cm2

=

=

= 18.240cm

Ix =

Page 41: Struktur Baja Asistensi

= 17415.6 cm4

σ atas=2,43 .105

( 17415,618,240

)=254,5 kg/cm2

Untuk geser, anggap hanya dipikul badan

τ= 107800,45.(20+21,25−0,7−0,7)

= 601,143 < 0,58 x 1600 = 928 …. OK

σ i=√(254,5)2+3(601,43)2

= 1072,34 kg/cm2 < 1600 …. OK

o. Baut

Baut HTB 16mm tipe A325_N

=

Gaya tarik awal T untuk 16mm tipe A325 = 85KN = 85000/9,8 = 8673.5

kg tegangan geser izin(akibat gabungan tarik + geser)

τijin = Fv(1 – ft , Abaut

T), dimana Fv = 15ksi = 1050 kg/cm2

= 1050 (1 – 2400/28673.5

) = 953 kg/cm2

Jumlah baut = 10 buah, gaya geser = 10,78 ton

τ = 10780

14

π (1.6)2 10 = 536,15 kg/cm2 < 928 kg/cm2 …..OK!!!!

9. Perencanaan Base Plate :

Gaya normal dan gaya lintang yang terjadi pada kolom setelah dibebani crane

adalah:

Page 42: Struktur Baja Asistensi

DA = (2895,193) + (3891,00) (beban setelah crane) = 6756,193 kg

NA = (4017,929) kg + (1195,296) kg (beban setelah crane) = 5213,225 kg

Mmax = 6166,34 kgm = 616634 kgcm

Ukuran base plate ditaksir 35 cm x 25 cm dan tebal = 10 mm = 1 cm

Kontrol tegangan yang timbul :

σ b=NAF+ M

Wu<σb=225 kg /cm2

F=a . b=45 . 27,5=1237,5 cm2

Wu=16

. a2 . b=16

. 452 .27,5=9281,25 cm2

τ b=5213,225

1237,5+ 616634

9281,25=70,65 kg /cm2<σb=225 kg /cm2→ A man

Page 43: Struktur Baja Asistensi

10. Angker Baut

Angker baut yang digunakan sebanyak 4 buah

Akibat beban Gaya geser, tiap baut memikul beban

DA4=6756,193

4=1689,05 kg

Diameter angker baut

d=√ DA14

. π . τ=√ 6756,193

14

. π . 960=2,99 cm=29,9 ≈ 30 mm

Ambil baut 16 mm sebanyak 4 buah

Fgs=4.14

. π . d2=4.14

. π .(1,6)2=8,04 cm2

Kontrol tegangan yang terjadi :

τ=0,6 σ=0,6 .1600=960 kg /cm2

τ=DA /4Fgs

=1689,058,04

=210.1kg

cm2<τ=960

kg

cm2→ A man !

11. Sambungan:

a. Pertemuan balok dan kolom :

Momen Maksimal yang bekerja 6166,34 kgm

Dipakai baut (mutu tinggi) 16

Jarak baut dalam 1 baris ambil = 5d = 8 cm (antara 2.5d s/d 7d)

Page 44: Struktur Baja Asistensi

Tinjau Akibat Momen 6166,34 Kgm

Berarti baut no.6 tertarik dan sebagai titik putar ambil baut no.1

K t=6166,34 .100 .(8+8+8+8+8+8+8)

482+402+322+242+162+82 =6361,86 kg

Dipikul 2 baut masing-masing = 3180,93 kg

σ tr=3180,93

14

. π .(1,6)2=1582,1

kg

cm2<44 ksi=3080

kg

cm2→ OK

Gaya geser yang bekerja 1765,787 kg, karena geser bekerja bersamaan

dengan tarik maka tegangan geser izin F'v = Fv(1- (ft.Abaut))

Dimana T = gaya pra tarik awal = 125 KN untuk baut

A325Ø16mm

= 125000/9,8 = 12755 kg

f t . Abaut=6361,86

2=3180,93 kg

F ' v=1050(1− 112755

(3180,93 ))=788,144 kg /cm2

Yang bekerja= 1765,787

12.14

. π .(1,6)2=73,2 kg /cm2<788,144 kg /cm2→ OK

Page 45: Struktur Baja Asistensi

b. Perhitungan Sambungan di titik Bahul

MC = 1675,35 kgm = 167535 kgcm

DC = 1233,59 kg

h=237,5

cos25=82,75 cm

Diameter baut ditaksir ½ “ = 12,7 mm

Jarak antar baut :

S1 = 1,5 d - 3 d

1,5(12,7) - 3(12,7)

19,05 mm -38,9 mm

1,905cm - 3,89 cm diambil S = 3 cm

S = 2,5 d - 7 d

2,5(12,7) - 7(12,7)

31,75 mm - 88,9 mm

3,175 cm - 8,89 cm diambil S = 8 cm

Page 46: Struktur Baja Asistensi

Direncanakan menggunakan baut ½ “ sebanyak 2 x 9 buah.

11 = 3 cm (11)2 = 9 cm2

12 = 9 cm (12)2 = 81 cm2

13 = 15 cm (13)2 = 225 cm2

14 = 21 cm (14)2 = 441 cm2

15 = 27 cm (15)2 = 729 cm2

16 = 33 cm (16)2 = 1089 cm2

17 = 39 cm (17)2 = 1521 cm2

18 = 45 cm (18)2 = 2025 cm 2 +

12 = 6120 cm2

Gaya baut terbesar pada baut paling atas ( T ) :

T=M . I 6

∑l2 =167535 .45

6120=1231,9 kg

Karena baut berpasangan, maka setiap baut menerima gaya sebesar :

P = ½ .T = ½ . 1231,9 = 615,94 kg

Kontrol tegangan aksial akibat momen terhadap ulir :

σ tr=P

14

. π . du2= 615,94

14

.3,14 .(0,999)2=1001,5 kg /cm2

dimana du = 9.99 mm = 0.999 cm

σ t .ijin=0,7 σ=0,7 .1600=1120 kg/cm2

σ tr=1001,5 kg /cm2<σ t . ijin=1120kg /cm2...........Aman

Gaya geser baut akibat gaya lintang :

DD = 1233,59 kg

Setiap baut memikul gaya geser sebesar Q = V/8 = 1233,59 / 8 = 154,2 kg

Gaya geser pada baut :

τ= QAbaut

= 154,214

. π . 1,272=121,7 kg /cm2<τ=960 kg /cm2→ Aman

Kombinasi gaya geser dan gaya aksial baut :

Page 47: Struktur Baja Asistensi

σ t=√σ ta2+1,56. τ2

σ t=√(1001,5)2+1,56.(121,7)2=1012,97 kg/cm2<σ=1600 kg /cm2

Gaya geser pada ulir :

τ= QAbaut

= 154,214

. π . 0,9992=196,73 kg /cm2<τ=960kg /cm2 → Aman

c. Perhitungan Las Pelat Sambung Arah Sejajar Kolom

Tebal las ditaksir a = 4 mm = 0,4 cm

Panjang las (lbr) = 36 cm

P = N balok = 3298,426 kg

Beban ditahan oleh las kiri dan las kanan, masing-masing sebesar P kiri dan

P kanan, dimana :

Pki = Pka = ½ . P = ½ . 3298,426 = 1649,213 kg

Ln = lbr – 3a = 36 – (3 x 0,4) = 34,8 cm

D = Pki . sin 45 = 1649,213 . sin 45 = 1166,17 kg

τ= PFgs

=1166,1736 . 0,4

=80,98 kg/cm2<τ=960 kg /cm2

σ= NF tr

= Nln. . a

= 1166,1734,8 . 0,4

=83,78 kg /cm2<σ=1600 kg /cm2

Kontrol :

σ i=√σ2+3 τ2=√83,782+3. 80,982=163.38 kg/cm2<σ=1600kg /cm2

Kesimpulan : Tebal las 0,4 cm dapat digunakan pada pelat penyambung

arah sejajar kolom.

d. Perhitungan Las pelat Sambung Arah Sejajar Balok

Tebal las ditaksir a = 4 mm = 0,4 cm

Panjang las (lbr) = 100 cm

Mc = 167535 kgcm

Ln = lbr – 3a = 100 – (3 x0,4) = 98,8 cm

Page 48: Struktur Baja Asistensi

e = 1/3 . H + ¼ .0,4 .2

= 1/3 x 82,75 + ¼ x 0.4 . 2

= 27,72 cm

D=Me=167535

27,72=6043,83 kg

D = N = D sin 45 = 6043,83 sin 45 = 4273,63 kg

τ= PFgs

=4273,63100 . 0,4

=106,84 kg /cm2<τ=960 kg/cm2

σ= NF tr

= Nln. . a

= 4273,6398,8.0,4

=108,14 kg /cm2<σ=1600 kg/cm2

Kontrol :

σ i=√σ2+3 τ2=√108,142+3.(106,84)2=214,33 kg /cm2<σ=1600 kg/c m2

Kesimpulan : Tebal las 0,4 cm dapat digunakan pada pelat penyambung

arah sejajar balok.

4.6. Perhitungan Pondasi

Sebagai data awal dari penyelidikan tanah, diperoleh data sebagai berikut :

Kedalaman = 1,2 m

Nilai Conus = 26 kg/cm2 = 2,6 . 105 kg/m2

Perhitungan kapasitas daya dukung

Reaksi horizontal = 3626 Kg

Reaksi vertikal = 4677,4 Kg

Momen = 6958 Kgm

Perhitungan daya dukung tanah

Direncanakan kedalaman tanah L = 1,2 m

Beban Vertikal total Pv= reaksi vertikal + berat kolom (50/35 )

= 4677,4+ 0,5. 0,4. 2 ( 2400 ) = 5097,4 kg

Menentukan diameter pondasi =5097,4 Kg/26 Kg/cm2=196 cm2

Page 49: Struktur Baja Asistensi

A = 196 cm2→D =√ A14

. π=√ 196

14

. π=¿ 15,79 cm ≈ 25 cm

Qb = Ah . qc

Qb = (1/4. Л.D2).qc

= (1/4. 3,14. 252). 26

= 12762,14 kg

As = л.D. L

= 3,14 . 25. 120

= 9420 cm2

Fs = 0,012 . 26

= 0,312 kg/cm2

Qs = As. Fs

=9420 cm2 . 0,312 kg/cm2

=2939,04 kg

Q ult = Qb + Qs

= 12762,14 +2939,04

= 15701,18 kg

Q all = Qult/SF

= 15701,18/3

= 5233,73 kg

Q all = P safe = 5233,73 kg

Kontrol

P safe = 5233,73 kg > Pv =5097,4 kg...............OK

Dimensionering pondasi

Diameter pondasi = 25 cm

L (kedalaman) = 120 cm

Fc’ = 25 Mpa = 250 kg/cm2

Vu = 3626 Kg

Page 50: Struktur Baja Asistensi

Stabilitas pondasi

Penulangan geser di daerah sendi plastis :

Gaya geser Vu = q safe =3626 kg

Vc = 4 √fc’ . bo . d = 4√250 . 25 . 20 = 31622,77 kg

Vu =3626 Kg ≤ φ Vc =0,6 . 31622,77 = 18973 Kg..............OK

BAB V

KESIMPULAN

5.1. Kesimpulan

5.1.1. Deskripsi

i. Type Konstruksi : Portal rectangular gable

ii. Bahan penutup atap : Seng bergelombang

iii. Jarak portal : 6 m

iv. Panjang bentang : 25 m

v. Tinggi kolom : 4 m

vi. Kemiringan atap (α) : 250

vii. Berat Crane : 5ton

viii. Alat sambung : Las dan baut

ix. Pondasi : Sumuran

5.1.2. Pembebanan

Page 51: Struktur Baja Asistensi

i. DL + LL : 209,24 kg/m’

ii. Tekanan angin : 55 kg/m’

a. Angin tekan : 29,91 kg

b. Angin hisap : -119,63 kg

5.1.3. Dimensi Portal

i. Dimensi gording : Light Lip Channel C150 .

65 . 20 ,2,3

ii. Dimensi batang tarik (trackstang) : Φ 6mm

iii. Dimensi ikatan angin : Φ 8mm

iv. Dimensi balok gable : profil IWF 350 . 175 . 9 . 14

v. Dimensi kolom gable : profil IWF 350 . 175 . 9 . 14

Dimensi balok crane : profil IWF 450.200.8.12

: profil kanal

C220.80.9.12,5

vi. Dimensi base plate :45 x 27,5cm dan

tebal 10mm

vii. Dimensi pondasi

a. Mutu beton/baja : f’c = 25 MPa

b. Mutu baja tulangan pokok : St.37 4 Φ20mm

c. Mutu baja tulangan sengkang : St.37 4 Φ20mm

d. Tulangan utama : St.37 4 Φ20mm

e. Tulangan sengkang sendi plastis : St.37

f. Tulangan sengkang sendi luar plastis : St.37

5.1.4. Sambungan Baut dan Las

Jenis Las : las sejajar

Tebal Las Maximum : 0.4 mm

Sambungan di titik A

Page 52: Struktur Baja Asistensi

a. Dimensi Baut : Φ 10 mm

b. Banyak Baut : 4 baut

Sambungan di titik B=D

a. Dimensi Baut : Φ 16 mm

b. Banyak Baut : 6 baut

Sambungan di titik C

a. Dimensi Baut : Φ 12,7 mm

b. Banyak Baut : 8 baut

Sambungan di titik F

c. Dimensi Baut : Φ 16 mm

d. Banyak Baut : 5 baut

DAFTAR PUSTAKA

T, Gunawan & S, Margaret. 2005. Diktat Teori Soal Dan Penyelesaian Konstruksi

Baja II Jilid I, Jakarta: Delta Teknik Group

Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia (PBBI), DPMB, 1983.

Catatan Kuliah Konstruksi Baja II

Ir. Sunggono kh. 1995. Buku Teknik Sipil. Bandung. Nova.

Page 53: Struktur Baja Asistensi