asidosis respiratorik

13
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Manusia sebagai organisme multiseluler dikelilingi oleh lingkungan luar dan sel - selnyapun hidup dalam Milieu interior yang berupa darah dan cairan tubuh lainnya. Cairan dalam tubuh termasuk darah meliputi lebih kurang 60% dari total berat badan laki-laki dewasa. Dalam cairan tubuh terlarut zat-zat makanan dan ion-ionyang diperlukan oleh sel untuk hidup, berkembang dan menjalankan tugasnya.Untuk dapat menjalankan fungsinya dengan baik sangat dipengaruhi oleh lingkungan di sekitarnya. Semua pengaturan fisiologis untuk mempertahankan keadaan normal disebut homeostasis. Homeostasis ini bergantung pada kemampuan tubuh mempertahankan keseimbangan antara subtansi- subtansi yang ada di milieu interior. Pengaturan keseimbangan cairan perlu memperhatikan dua parameter penting, yaitu volume cairan ekstrasel dan osmolaritas cairan ektrasel. Ginjal mengontrol volume cairan ekstrasel dengan mempertahankan keseimbangan garam dan mengontrol osmolaritas cairan ekstrasel dengan mempertahankan keseimbangan cairan. Ginjal mempertahankan keseimbangan ini dengan mengatur keluaran garam dan urine sesuai kebutuhan untuk mengkompensasi asupan dan kehilangan abnormal dari air dan garam tersebut. Ginjal juga turut Asidosis Respiratorik 1

Upload: xena

Post on 16-Feb-2016

22 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: asidosis respiratorik

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Manusia sebagai organisme multiseluler dikelilingi oleh lingkungan luar dan

sel - selnyapun hidup dalam Milieu interior yang berupa darah dan cairan tubuh

lainnya. Cairan dalam tubuh termasuk darah meliputi lebih kurang 60% dari

total berat badan laki-laki dewasa. Dalam cairan tubuh terlarut zat-zat

makanan dan ion-ionyang diperlukan oleh sel untuk hidup, berkembang dan

menjalankan tugasnya.Untuk dapat menjalankan fungsinya dengan baik sangat

dipengaruhi oleh lingkungan di sekitarnya. Semua pengaturan fisiologis untuk

mempertahankan keadaan normal disebut homeostasis. Homeostasis ini bergantung

pada kemampuan tubuh mempertahankan keseimbangan antara subtansi-subtansi

yang ada di milieu interior.

Pengaturan keseimbangan cairan perlu memperhatikan dua parameter

penting, yaitu volume cairan ekstrasel dan osmolaritas cairan ektrasel.

Ginjal mengontrol volume cairan ekstrasel dengan mempertahankan

keseimbangan garam dan mengontrol osmolaritas cairan ekstrasel dengan

mempertahankan keseimbangan cairan. Ginjal mempertahankan keseimbangan

ini dengan mengatur keluaran garam dan urine sesuai kebutuhan untuk

mengkompensasi asupan dan kehilangan abnormal dari air dan garam

tersebut. Ginjal juga turut berperan dalam mempertahankan keseimbangan asam-

basa dengan mengatur keluaran ion hidrogen dan ion karbonat dalam

urine sesuai kebutuhan.Selain ginjal, yang turut berperan dalam keseimbangan

asam - basa adalah paru-paru dengan mengekskresikan ion hidrogen dan

CO2, dan sistem dapar ( buffer ) kimia dalam cairan tubuh.

Asidosis Respiratorik 1

Page 2: asidosis respiratorik

B. TUJUAN

1. Untuk mengetahui maksud keseimbangan asam-basa

2. Untuk mengetahui jenis-jenis sistem dapar kimia

3. Untuk mengetahui kategori ketidak seimbangan asam basa

4. Untuk mengetahui pengertian dari asidosis respiratorik

5. Untuk mengetahui penyebab dari asidosis respiratorik

6. Untuk mengetahui manifestasi klinis asidosis respiratorik

7. Untuk mengetahui pathofisiologi asidosis respiratorik

C. RUMUSAN MASALAH

1. Apakah maksud dari keseimbangan asam – basa ?

2. Apa sajakah jenis-jenis sistem dapar kimia ?

3. Apa sajakah kategori ketidak seimbangan asam basa ?

4. Apakah definisi asidosis respiratorik ?

5. Bagaimana etiologi asidosis respiratorik ?

6. Bagaimana pathofisiologi asidosis respiratorik ?

7. Apakah manifestasi klinis dari asidosis respiratorik ?

8. Bagaimana pencegahan asidosis respiratorik?

Asidosis Respiratorik 2

Page 3: asidosis respiratorik

BAB II

PEMBAHASAN

A. Keseimbangan Asam Basa

Keseimbangan asam-basa terkait dengan pengaturan-pengaturan konsentrasi ion

H bebas dalam cairan tubuh. pH rata-rata darah adalah 7,4, pH darah arteri 7,45 dan

darah vena 7,35. Jika pH darah < 7,35 dikatakan asidosis, dan jika pH darah > 7,45

dikatakan alkalosis. Ion H terutama diperoleh dari aktivitas metabolik dalam tubuh.

Ion H secara normal dan kontinu akan ditambahkan ke cairan tubuh dari 3 sumber,

yaitu:

1. Pembentukan asam karbonat dan sebagian akan berdisosiasi menjadi ion H

dan bikarbonat

2.   Katabolisme zat organik

3.  Disosiasi asam organic pada metabolisme intermedia, misalnya pada

metabolisme lemak terbentuk asam lemak dan asam laktat, sebagian asam

ini akan berdisosiasi melepaskan ion H

Fluktuasi konsentrasi ion H dalam tubuh akan mempengaruhi fungsi normal sel,

antara lain:

1. Perubahan eksitabilitas saraf dan otot; pada asidosis terjadi depresi susunan saraf

pusat, sebaliknya pada alkalosis terjadi hipereksitabilitas.

2. Mempengaruhi enzim – enzim dalam tubuh.

3. Mempengaruhi konsentrasi ion K.

Bila terjadi perubahan konsentrasi ion H maka tubuh berusaha mempertahankan ion H

seperti nilai semula dengan cara:

1. Mengaktifkan sistem dapar kimia

2. Mekanisme pengontrolan pH oleh sistem pernapasan

3. Mekanisme pengontrolan pH oleh sistem perkemihan

B. Jenis - jenis sistem dapar kimiaAsidosis Respiratorik 3

Page 4: asidosis respiratorik

1. Dapar bikarbonat merupakan sistem dapar di cairan ekstrasel teutama untuk

perubahan yang disebabkan oleh non-bikarbonat.

2.   Dapar protein merupakan sistem dapar di cairan ekstrasel dan intrasel.

3. Dapar hemoglobin merupakan sistem dapar di dalam eritrosit untuk perubahan

asam karbonat.

4. Dapar fosfat merupakan sistem dapar di sistem perkemihan dan cairan intrasel.

Sistem dapar kimia hanya mengatasi ketidak seimbangan asam-basa

sementara. Jika dengan dapar kimia tidak cukup memperbaiki ketidakseimbangan,

maka pengontrolan pH akan dilanjutkan oleh paru-paru yang berespons secara

cepat terhadap perubahan kadar ion H dalam darah akibat rangsangan pada

kemoreseptor dan pusat pernapasan, kemudian mempertahankan kadarnya sampai

ginjal menghilangkan ketidakseimbangan tersebut. Ginjal mampu meregulasi

ketidakseimbangan ion H secara lambat dengan mensekresikan ion H dan

menambahkan bikarbonat baru ke dalam darah karena memiliki dapar fosfat dan

amonia.

C. Kategori ketidak seimbangan asam basa

Ada 4 kategori ketidakseimbangan asam-basa, yaitu:

1. Asidosis respiratori, disebabkan oleh retensi CO2 akibat hipoventilasi.

Pembentukan H2CO3 meningkat, dan disosiasi asam ini akan meningkatkan

konsentrasi ion H.

2. Alkalosis respiratori, disebabkan oleh kehilangan CO2 yang berlebihan akibat

hiperventilasi. Pembentukan H2CO3 menurun sehingga pembentukan ion H

menurun.

3. Asidosis metabolik, asidosis yang bukan disebabkan oleh gangguan ventilasi

paru. Diare akut, diabetes mellitus, olahraga yang terlalu berat, dan asidosis

uremia akibat gagal ginjal akan menyebabkan penurunan kadar bikarbonat

sehingga kadar ion H bebas meningkat.

4. Alkalosis metabolik, terjadi penurunan kadar ion H dalam plasma karena

defisiensi asam non-karbonat. Akibatnya konsentrasi bikarbonat meningkat. Hal

ini terjadi karena kehilangan ion H karena muntah-muntah dan minum obat-obat

alkalis. Hilangnya ion H akan menyebabkan berkurangnya kemampuan untuk

menetralisir bikarbonat, sehingga kadar bikarbonat plasma meningkat. Untuk

Asidosis Respiratorik 4

Page 5: asidosis respiratorik

mengkompensasi gangguan keseimbangan asam-basa tersebut, fungsi pernapasan

dan ginjal sangat penting

D. Definisi asidosis respiratorik

1. Pengertian Asidosis Respiratorik

Asidosis Respiratorik adalah gangguan klinis dimana pH kurang dari 7,35

dan tekanan parsial karbondioksida arteri (PaCO2) lebih besar dari 42

mmHg.Kondisi ini terjadi akibat tidak kuatnya ekskresi CO2 dengan tidak

kuatnya ventilasi sehingga mengakibatkan kenaikan kadar CO2 plasma.

Asidosis Respiratorik adalah keasaman darah yang berlebihan karena

penumpukan karbondioksida dalam darah sebagai akibat dari fungsi paru-paru

yang buruk atau pernafasan yang lambat. Kecepatan dan kedalaman pernafasan

mengendalikan jumlah karbondioksida dalam darah. Dalam keadaan normal, jika

terkumpul karbondioksida, pH darah akan turun dan darah menjadi asam.

Tingginya kadar karbondioksida dalam darah merangsang otak yang mengatur

pernafasan, sehingga pernafasan menjadi lebih cepat dan lebih dalam.

Asidosis respiratorik adalah suatu kedaan medis dimana penurunan respirasi

(hypoventilation) menyebabkan peningkatan darah karbondioksida dan

penurunan pH (suatu kondisi yang umumnya di sebut asidosis). Gangguan asam

basa ini dicirikan dengan penurunan ventilasi alveolar dan di manifestasikan

dengan hiperkapnia (tekanan karbondioksida parsial [PaCO2 ] lebih dari 45 mm

Hg).Keasaman darah yang berlebihan karena penumpukan karbondioksida dalam

darah sebagai akibat dari fungsi paru-paru yang buruk atau pernafasan yang

lambat. Kecepatan dan kedalaman pernafasan mengendalikan jumlah

karbondioksida dalam darah. Tingginya kadar karbondioksida dalam darah

merangsang otak yang mengatur pernafasan sehingga pernafasan menjadi lebih

cepat dan dalam.

2. Klafisikasi Asidosis Respiratorik

a. Asidosis Respiratorik Akut.

Terjadi jika komponen ginjal belum berjalan dan HCO3- masih dalam

keadaan normal. Seperti pada edema pulmonal akut, aspirasi benda asing,

atelektasis, pneumutorak, syndrome tidur apnea, pemberian oksigen pada

pasien hiperkapnea kronis (kelebihan CO2 dalam darah), ARSP.

Asidosis Respiratorik 5

Page 6: asidosis respiratorik

b. Asidosis Respiratorik Kronis.

Jika kompensasi ginjal telah berjalan dan HCO3- telah meningkat. Terjadi

pada penyakit pulmunari seperti emfisema kronis dan bronchitis, apnea tidur

obstruktif.

E. Etiologi Asidosis Respiratorik

1. Hambatan pada pusat pernafasan di medula oblongata.

Obat-obatan : kelebihan dosis opiate, sedative, anestetik (akut).

Terapi oksigen pada hiperkapnea kronik.

Henti jantung (akut).

Apnea saat tidur.

2.   Gangguan otot-otot pernafasan dan dinding dada.

Penyakit neuromuscular : Miastenia gravis, poliomyelitis, sclerosis lateral

amiotropik.

Deformitas rongga dada : Kifoskoliosis.

Obesitas yang berlebihan.

Cedera dinding dada seperti patah tulag-tulang iga.

3. Gangguan pertukaran gas.

PPOM (emfisema dan bronchitis).

Tahap akhir penyakit paru intrinsic yang difus.

Pneumonia atau asma yang berat.

Edema paru akut.

Pneumotorak.

4.   Obstruksi Saluran Nafas Atas Yang Akut.

Aspirasi benda asing atau muntah.

Laringospasme atau edema laring, bronkopasme berat.

5. Hipofentilasi Dihubungkan Dengan Penurunan Fungsi Pusat Pernafasan Seperti

Trauma Kepala, Sedasi Berlebihan, Anesthesia Umum, Alkalosis Metabolik.

Asidosis Respiratorik 6

Page 7: asidosis respiratorik

F. Patofisiologi Asidosis respiratorik

Gambar Skema Phatofisiologi Asidosis Respiratorik

G. Manifestasi klinis dari asidosis respiratorik

Tanda-Tanda Klinis Berubah-Ubah Pada Asidosis Respiratorik akut dan kronis yaitu :

a. Hiperkapnea mendadak (kenaikan PaCO2) dapat menyebabkan peningkatan frekuensi

nadi dan pernafasan, peningkatan tekanan darah, kusust piker, dan perasaan penat pada

kepala.Peningkatan akut pada PaCO2 hingga mencapai 60 mmHg atau lebih

mengakibatkan : somnolen, kekacauan mental, stupor, dan akhirnya koma.

b. menyebabkan sindrom metabolic otak, yang dapat timbul asteriksis (flapping tremor) dan

mioklonus (kedutan otot).

c. Retensi O2 menyebabkan vasodilatasi pembuluh darah otak, maka kongesti pembuluh

darah otak yang terkena menyebabkan peningkatan tekanan intra cranial dan dapat

bermanifestasi sebagai papilladema (pembengkakan dikus optikus yang terlihat pada

pemeriksaan dengan optalmoskop).

d. Hiperkalemia dapat terjadi sebagai akibat konsentrasi hydrogen memperburuk mekanisme

kompensatori dan berpindah kedalam sel, sehingga menyebabkan kalsium keluar dari sel.

Asidosis Respiratorik 7

Page 8: asidosis respiratorik

BAB III

KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Asidosis respiratorik adalah kondisi medis dimana paru-paru tidak dapat

mengeluarkan semua karbondioksida yang dihasilkan dalam tubuh. Hal ini

mengakibatkan gangguan keseimbangan asam-basa dan membuat cairan tubuh

lebih asam, terutama darah. Asidosis respiratorik ada 2 yaitu Asidosis

Respiratorik Akut dan Asidosis Respiratorik Kronis. Gejala-gejala asidosis

meliputi kebingungan, lesu, sesak napas, mengantuk, dan mudah lelah. Untuk

pengobatan Asidosis Respiratorik, pengobatan harus difokuskan pada akar

penyebab yang mendasarinya. Seperti asidosis respiratorik yang dipicu oleh

penyakit paru-paru, pengobatan akan mencakup obat broncho-dilator untuk

memperbaiki ganggaun jalan napas dan saat tingkat oksigen darah turun,

pemberian suplai oksigen terbukti membantu.

Asidosis Respiratorik 8

Page 9: asidosis respiratorik

DAFTAR PUSTAKA

Guyton and hall.2014.Buku Ajar Fisiologi Kedokteran,edisi 12. EGC.

Jakarta.Halaman 407

Price,Sylvia A. dan Lorraine M. Wilson. 2005. Patofisiologi Konsep Klinis

Proses - Proses Penyakit., volume 2 edisi 6. Jakarta. EGC

Sherwood,lauralee.2014.Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem,edisi 8. EGC.

Jakarta. Halaman 598

http://staff.ui.ac.id/system/files/users/afifah/material/agd.pdf (teori dan

konsep keperawatan - Website Staff UI)

http://eprints.undip.ac.id/44027/3/

LaOdeMuhamadSaleh_G2A009096_BAB_2.pdf (Keseimbangan Asam-Basa, oleh

LOM Saleh - 2013)

Asidosis Respiratorik 9