asd-tugas cardio
TRANSCRIPT
-
8/3/2019 ASD-tugas cardio
1/6
ATRIAL SEPTAL DEFECT
A. Definisi
Atrial Septal Defect (ASD) adalah suatu kelainan jantung bawaan
dimana terdapat hubungan (lubang) abnormal pada sekat yang memisahkan
atrium kanan dan atrium kiri. Septum tersebut tidak menutup secara sempurna
dan membuat aliran darah atrium kiri dan kanan bercampur.
Angka kejadian ASD berkisar 1 dari 1500 kelahiran hidup. Lubang
septum tersebut dapat terjadi di bagian mana saja dari septum namun bagiantersering adalah pada bagian foramen ovale yang disebut dengan ostium
sekundum ASD. Kelainan ini terjadi akibat dari resorpsi atau penyerapan
berlebihan atau tidak adekuatnya pertumbuhan dari septum.
Menurut lokasinya Atrial Septal Defect dibagi menjadi tiga, yakni :
1. Defek Ostium Primum : letak lubang di bagian bawah septum, mungkin
disertai kelainan katup mitral. ASD primum biasanya disertai dengan
kelainan katup atrio-ventrikular dan VSD.
-
8/3/2019 ASD-tugas cardio
2/6
2. Defek Ostium Secundum : letak lubang di tengah septum (defek pada
foramen ovale).
3. Defek Sinus Venosus : lubang berada diantara Vena Cava Superior dan
Atrium Kanan.
B. Etiologi
Penyebab kelainan jantung kongenital sendiri sebagian besar tidak
diketahui, namun beberapa kelainan genetik seperti sindroma Down,
Trisomi 13 dan 18, sindroma Aplenia, sindroma DiGeorge dan infeksi
Rubella (campak Jerman) pada trimester pertama kehamilan sang ibu
berhubungan dengan kejadian tertentu. Setiap kejadian yang berdampak
teratogenik bagi maternal atau fetal yang dapat mempengaruhi
perkembangan jantung. Infeksi berat seperti influenza atau campak
(measles), terutama bila disertai dengan suhu tinggi selama kehamilan
trimester pertama, memiliki potensi untuk merubah perkembangan jantung
janin.
C. Patofisiologi
Darah artenal dari atrium kiri dapat masuk ke atrium kanan melalui
defek sekat ini. Aliran ini tidak deras karena perbedaan tekanan pada
-
8/3/2019 ASD-tugas cardio
3/6
atrium kiri dan kanan tidak begitu besar (tekanan pada atrium kiri 6 mmHg
sedang pada atrium kanan 5 mmHg).
Adanya aliran darah menyebabkan penambahan beben pada
ventrikel kanan, arteri pulmonalis, kapiler paru-paru dan atrium kiri. Bila
shunt besar, maka volume darah yang melalui arteri pulmonalis dapat 3-5
kali dari darah yang melalui aorta. Dengan bertambahnya volume aliran
darah pada ventrikel kanan dan arteri pulmonalis. Maka tekanan pada alat
alat tersebut naik., dengan adanya kenaikan tekanan, maka tahanan katup
arteri pulmonalis naik, sehingga adanya perbedaan tekanan sekitar 15 -25
mmHg. Akibat adanya perbedaan tekanan ini, timbul suatu bising sistolik .
Jadi bising sistolik pada ASD merupakan bising dari stenosis relatif katup
pulmonal . Juga pada valvula trikuspidalis ada perbedaan tekanan, sehingga
disini juga terjadi stenosis relatif katup trikuspidalis sehingga terdengar
bising diastolic.
Karena adanya penambahan beban yang terus menerus pada arteri
pulmonalis, maka lama kelamaan akan terjadi kenaikan tahanan pada arteri
pulmonalis dan akibatnya akan terjadi kenaikan tekanan ventrikel kanan
yang permanen.
D. Manifestasi Klinis
Kebanyakan bayi tidak memilihi keluhan klinis atau disebut dengan
asimptomatik pada ASD. Kelainan ASD umumnya diketahui melalui
pemeriksaan rutin dimana didapatkan adanya murmur (kelainan bunyi
jantung). Apabila didapatkan adanya gejala atau keluhan, umumnya
didapatkan adanya sesak saat beraktivitas, mudah lelah, dan infeksi saluran
pernapasan yang berulang. Keluhan yang paling sering terjadi pada orang
dewasa adalah penurunan stamina dan palpitasi (dada berdebar-debar)
akibat dari pembesaran atrium kanan.
Dari hasil pemeriksaan fisik bisa didapatkan :
1. Adanya pembesaran jantung kanan
2. Bising ejeksi sistolik (Ejection sistolik murmur) pada SIC 2-3 sinistra
http://perawatpskiatri.blogspot.com/2009/02/kesehatan-dan-keselamatan-kerja-suara.htmlhttp://perawatpskiatri.blogspot.com/2009/02/kesehatan-dan-keselamatan-kerja-suara.html -
8/3/2019 ASD-tugas cardio
4/6
3. Bising mid diastolic mungkin terdengar di SIC 4 parasternal sinistra,
sifatnya menggenderang dan meningkat dengan inspirasi.bising ini
terjadi akibat aliran melewati katup tricuspid yang berlebihan pada defek
yang besar.
4. Bunyi jantung 1 yang normal atau mengeras
5. Bunyi jantung kedua terpisah lebar dan tidak mengikuti variasi
pernafasan (wide fixed split). Merupakan akibat dari keterlambatan
penutupan katup pulmonal karena overload di jantung kanan
6. Jika telah terjadipulmonary hypertension, terdengar bunyi jantung III
E. Pemeriksaan penunjang
1. Foto thorax
Didapatkan gambaran :
a. Pembesaran atrium dan ventrikel kanan
b. Segmen MPA yang prominens
c. Corakan bronkovaskuler meningkat (pletorik)
2. EKG
Didapatkan gambaran deviasi sumbu QRS ke kanan, hipertropi
ventrikel kanan, dan IRBBB. Pemanjangan interval PR dan deviasi
sumbu QRS ke kiri mengarah pada kemungkinan defek septum atrium
primum. Bila sumbu gelombang P negative, maka perlu dipikirkan
kemungkinan defek sinus venosus.
3. Echokardiografi
4. Kateterisasi jantung, dilakukan bila defek interatrial pada
echokardiografi tidak jelas terlihat atau bila terdapat hipertensi
pulmonal.
F. Penatalaksanaan
Pembedahan dilakukan bila rasio aliran pulmonal terhadap aliran sistemik
lebih dari 2. Bila pemeriksaan klinis dan EKG sudah dapat memastikan
adanya defek septum atrium dengan pirau yang bermakna, maka penderita
-
8/3/2019 ASD-tugas cardio
5/6
dapat diajukan untuk operasi tanpa didahului pemeriksaan kateterisasi
jantung. Bila telah terjadi hipertensi pulmonal dan penyakit vaskuler paru,
serta pada kateterisasi jantung didapatkan tahanan arteri pulmonalis lebih
dari 10U.m2 yang tidak responsive dengan pemberian oksigen 100%, maka
penutupan defek septum atrium merupakan kontra indikasi.
G. Komplikasi
1. Gagal Jantung
2. Hipertensi pulmonal
3. Endokarditis
H. Prognosis
Tanpa operasi umur rata-rata penderita defek ostium secundum dan defek
sinus venos adalah 40 tahun . untuk defek ostium primum lebih muda lagi.
ASD sangat membahayakan, karena selama puluhan tahun tidak
menunjukkan keluhan dalam perjalanannya, tetapi dalam waktu sangat
pendek terutama dengan timbulnya hipertensi pulmonal akan mengarah ke
suatu keadaan klinis yang berat. Timbulnya filbrasi atrium dan gagal jantung
merupakan gejala yang berat.
-
8/3/2019 ASD-tugas cardio
6/6
DAFTAR PUSTAKA
Rahajoe A.U. 2003. Defek Septum Atrium. Dalam : Buku Ajar Kardiologi.
Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Hh : 229-231.