asd-tugas cardio

Upload: sita-aulia

Post on 06-Apr-2018

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/3/2019 ASD-tugas cardio

    1/6

    ATRIAL SEPTAL DEFECT

    A. Definisi

    Atrial Septal Defect (ASD) adalah suatu kelainan jantung bawaan

    dimana terdapat hubungan (lubang) abnormal pada sekat yang memisahkan

    atrium kanan dan atrium kiri. Septum tersebut tidak menutup secara sempurna

    dan membuat aliran darah atrium kiri dan kanan bercampur.

    Angka kejadian ASD berkisar 1 dari 1500 kelahiran hidup. Lubang

    septum tersebut dapat terjadi di bagian mana saja dari septum namun bagiantersering adalah pada bagian foramen ovale yang disebut dengan ostium

    sekundum ASD. Kelainan ini terjadi akibat dari resorpsi atau penyerapan

    berlebihan atau tidak adekuatnya pertumbuhan dari septum.

    Menurut lokasinya Atrial Septal Defect dibagi menjadi tiga, yakni :

    1. Defek Ostium Primum : letak lubang di bagian bawah septum, mungkin

    disertai kelainan katup mitral. ASD primum biasanya disertai dengan

    kelainan katup atrio-ventrikular dan VSD.

  • 8/3/2019 ASD-tugas cardio

    2/6

    2. Defek Ostium Secundum : letak lubang di tengah septum (defek pada

    foramen ovale).

    3. Defek Sinus Venosus : lubang berada diantara Vena Cava Superior dan

    Atrium Kanan.

    B. Etiologi

    Penyebab kelainan jantung kongenital sendiri sebagian besar tidak

    diketahui, namun beberapa kelainan genetik seperti sindroma Down,

    Trisomi 13 dan 18, sindroma Aplenia, sindroma DiGeorge dan infeksi

    Rubella (campak Jerman) pada trimester pertama kehamilan sang ibu

    berhubungan dengan kejadian tertentu. Setiap kejadian yang berdampak

    teratogenik bagi maternal atau fetal yang dapat mempengaruhi

    perkembangan jantung. Infeksi berat seperti influenza atau campak

    (measles), terutama bila disertai dengan suhu tinggi selama kehamilan

    trimester pertama, memiliki potensi untuk merubah perkembangan jantung

    janin.

    C. Patofisiologi

    Darah artenal dari atrium kiri dapat masuk ke atrium kanan melalui

    defek sekat ini. Aliran ini tidak deras karena perbedaan tekanan pada

  • 8/3/2019 ASD-tugas cardio

    3/6

    atrium kiri dan kanan tidak begitu besar (tekanan pada atrium kiri 6 mmHg

    sedang pada atrium kanan 5 mmHg).

    Adanya aliran darah menyebabkan penambahan beben pada

    ventrikel kanan, arteri pulmonalis, kapiler paru-paru dan atrium kiri. Bila

    shunt besar, maka volume darah yang melalui arteri pulmonalis dapat 3-5

    kali dari darah yang melalui aorta. Dengan bertambahnya volume aliran

    darah pada ventrikel kanan dan arteri pulmonalis. Maka tekanan pada alat

    alat tersebut naik., dengan adanya kenaikan tekanan, maka tahanan katup

    arteri pulmonalis naik, sehingga adanya perbedaan tekanan sekitar 15 -25

    mmHg. Akibat adanya perbedaan tekanan ini, timbul suatu bising sistolik .

    Jadi bising sistolik pada ASD merupakan bising dari stenosis relatif katup

    pulmonal . Juga pada valvula trikuspidalis ada perbedaan tekanan, sehingga

    disini juga terjadi stenosis relatif katup trikuspidalis sehingga terdengar

    bising diastolic.

    Karena adanya penambahan beban yang terus menerus pada arteri

    pulmonalis, maka lama kelamaan akan terjadi kenaikan tahanan pada arteri

    pulmonalis dan akibatnya akan terjadi kenaikan tekanan ventrikel kanan

    yang permanen.

    D. Manifestasi Klinis

    Kebanyakan bayi tidak memilihi keluhan klinis atau disebut dengan

    asimptomatik pada ASD. Kelainan ASD umumnya diketahui melalui

    pemeriksaan rutin dimana didapatkan adanya murmur (kelainan bunyi

    jantung). Apabila didapatkan adanya gejala atau keluhan, umumnya

    didapatkan adanya sesak saat beraktivitas, mudah lelah, dan infeksi saluran

    pernapasan yang berulang. Keluhan yang paling sering terjadi pada orang

    dewasa adalah penurunan stamina dan palpitasi (dada berdebar-debar)

    akibat dari pembesaran atrium kanan.

    Dari hasil pemeriksaan fisik bisa didapatkan :

    1. Adanya pembesaran jantung kanan

    2. Bising ejeksi sistolik (Ejection sistolik murmur) pada SIC 2-3 sinistra

    http://perawatpskiatri.blogspot.com/2009/02/kesehatan-dan-keselamatan-kerja-suara.htmlhttp://perawatpskiatri.blogspot.com/2009/02/kesehatan-dan-keselamatan-kerja-suara.html
  • 8/3/2019 ASD-tugas cardio

    4/6

    3. Bising mid diastolic mungkin terdengar di SIC 4 parasternal sinistra,

    sifatnya menggenderang dan meningkat dengan inspirasi.bising ini

    terjadi akibat aliran melewati katup tricuspid yang berlebihan pada defek

    yang besar.

    4. Bunyi jantung 1 yang normal atau mengeras

    5. Bunyi jantung kedua terpisah lebar dan tidak mengikuti variasi

    pernafasan (wide fixed split). Merupakan akibat dari keterlambatan

    penutupan katup pulmonal karena overload di jantung kanan

    6. Jika telah terjadipulmonary hypertension, terdengar bunyi jantung III

    E. Pemeriksaan penunjang

    1. Foto thorax

    Didapatkan gambaran :

    a. Pembesaran atrium dan ventrikel kanan

    b. Segmen MPA yang prominens

    c. Corakan bronkovaskuler meningkat (pletorik)

    2. EKG

    Didapatkan gambaran deviasi sumbu QRS ke kanan, hipertropi

    ventrikel kanan, dan IRBBB. Pemanjangan interval PR dan deviasi

    sumbu QRS ke kiri mengarah pada kemungkinan defek septum atrium

    primum. Bila sumbu gelombang P negative, maka perlu dipikirkan

    kemungkinan defek sinus venosus.

    3. Echokardiografi

    4. Kateterisasi jantung, dilakukan bila defek interatrial pada

    echokardiografi tidak jelas terlihat atau bila terdapat hipertensi

    pulmonal.

    F. Penatalaksanaan

    Pembedahan dilakukan bila rasio aliran pulmonal terhadap aliran sistemik

    lebih dari 2. Bila pemeriksaan klinis dan EKG sudah dapat memastikan

    adanya defek septum atrium dengan pirau yang bermakna, maka penderita

  • 8/3/2019 ASD-tugas cardio

    5/6

    dapat diajukan untuk operasi tanpa didahului pemeriksaan kateterisasi

    jantung. Bila telah terjadi hipertensi pulmonal dan penyakit vaskuler paru,

    serta pada kateterisasi jantung didapatkan tahanan arteri pulmonalis lebih

    dari 10U.m2 yang tidak responsive dengan pemberian oksigen 100%, maka

    penutupan defek septum atrium merupakan kontra indikasi.

    G. Komplikasi

    1. Gagal Jantung

    2. Hipertensi pulmonal

    3. Endokarditis

    H. Prognosis

    Tanpa operasi umur rata-rata penderita defek ostium secundum dan defek

    sinus venos adalah 40 tahun . untuk defek ostium primum lebih muda lagi.

    ASD sangat membahayakan, karena selama puluhan tahun tidak

    menunjukkan keluhan dalam perjalanannya, tetapi dalam waktu sangat

    pendek terutama dengan timbulnya hipertensi pulmonal akan mengarah ke

    suatu keadaan klinis yang berat. Timbulnya filbrasi atrium dan gagal jantung

    merupakan gejala yang berat.

  • 8/3/2019 ASD-tugas cardio

    6/6

    DAFTAR PUSTAKA

    Rahajoe A.U. 2003. Defek Septum Atrium. Dalam : Buku Ajar Kardiologi.

    Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Hh : 229-231.