artikel0a8b50a609cf89cf3ba49a7d495b36ce

11
7/23/2019 artikel0A8B50A609CF89CF3BA49A7D495B36CE http://slidepdf.com/reader/full/artikel0a8b50a609cf89cf3ba49a7d495b36ce 1/11 PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN BLENDEDLEARNING UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI SMA NEGERI 4 MALANG Ety Kumala Dewi, Hadi Suwono, Amy Tenzer Universitas Negeri Malang E-mail: [email protected] ABSTRAK: Penelitian dan pengembangan ini bertujuan untuk mengembangkan perangkat pembelajaran berbasis masalah dengan blended learning berupa silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), bahan ajar dan instrumen penilaian untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar Biologi siswa kelas XI IA 6 SMAN Malang. Penelitian dan pengembangan ini menggunakan tahapan four-D model yang dikembangkan oleh Thiagarajan dkk. Penelitian dan pengembangan yang dilakukan dalam tiga tahap yaitu pendefinisian ( define ), perancangan ( design ) dan pengembangan ( develop ). Kemudian produk pengembangan divalidasi dan dilanjutkan dengan uji coba produk untuk mengetahui keefektifan produk yang telah dikembangkan. Hasil dari penelitian dan pengembangan ini yakni produk yang berupa perangkat pembelajaran berkualifikasi valid dan layak untuk digunakan serta dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas XI materi Sistem Regulasi. Kata Kunci: Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM), blended learning, motivasi belajar, hasil belajar ABSTRACT: This research and development is purpose to expand set of learning based problem with blended learning that are syllabus, plan of realization learning, matter for study and instrument grader to increase motivation and Biology learning achievement of eleven student XI IA 6 SMAN Malang. This research and development use four-D model by Thiagarajan et al. This research and development just do till third stage that are define, design and develop. Then this develop product must be validation and then step for experiment product to know effective this product. Result from this research and development is this product kind of set of learning have valid qualification and can be proper to use and also increase motivation and learning achievement of eleven student subject Regulation System Key Words: Problem Based Learning (PBL), blended learning, motivation, learning achievement Proses pembelajaran yang tercantum dalam Peraturan Menteri Nomor 81A terdiri dari lima pengalaman belajar pokok, yaitu mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi, dan mengkomunikasikan. Lima pengalaman belajar tersebut yang sering dikenal dengan pendekatan saintifik. Pemerintah menuntut penerapan pendekatan saintifik harus dapat diterapkan pada semua matapelajaran termasuk Biologi. Kegiatan mengamati dilakukan untuk memfasilitasi siswa dalam melatih memperhatikan (melihat, membaca, mendengar) dari kegiatan tersebut, akan muncul rasa ingin tahu siswa. Kegiatan

Upload: mukhammad-baihaqi

Post on 18-Feb-2018

213 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: artikel0A8B50A609CF89CF3BA49A7D495B36CE

7/23/2019 artikel0A8B50A609CF89CF3BA49A7D495B36CE

http://slidepdf.com/reader/full/artikel0a8b50a609cf89cf3ba49a7d495b36ce 1/11

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASISMASALAH DENGAN BLENDED LEARNI NG UNTUK MENINGKATKAN

MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XISMA NEGERI 4 MALANG

Ety Kumala Dewi, Hadi Suwono, Amy TenzerUniversitas Negeri Malang

E-mail: [email protected]

ABSTRAK: Penelitian dan pengembangan ini bertujuan untuk mengembangkan perangkat pembelajaran berbasis masalah dengan blended learning berupasilabus, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), bahan ajar dan instrumen

penilaian untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar Biologi siswa kelas XIIA 6 SMAN Malang. Penelitian dan pengembangan ini menggunakan tahapan

four-D model yang dikembangkan oleh Thiagarajan dkk. Penelitian dan pengembangan yang dilakukan dalam tiga tahap yaitu pendefinisian ( define ), perancangan ( design ) dan pengembangan ( develop ). Kemudian produk pengembangan divalidasi dan dilanjutkan dengan uji coba produk untukmengetahui keefektifan produk yang telah dikembangkan. Hasil dari penelitiandan pengembangan ini yakni produk yang berupa perangkat pembelajaran

berkualifikasi valid dan layak untuk digunakan serta dapat meningkatkanmotivasi dan hasil belajar siswa kelas XI materi Sistem Regulasi.

Kata Kunci: Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM), blended learning,motivasi belajar, hasil belajar

ABSTRACT: This research and development is purpose to expand set oflearning based problem with blended learning that are syllabus, plan ofrealization learning, matter for study and instrument grader to increasemotivation and Biology learning achievement of eleven student XI IA 6 SMAN

Malang. This research and development use four-D model by Thiagarajan et al.This research and development just do till third stage that are define, design anddevelop. Then this develop product must be validation and then step forexperiment product to know effective this product. Result from this research anddevelopment is this product kind of set of learning have valid qualification andcan be proper to use and also increase motivation and learning achievement ofeleven student subject Regulation System

Key Words: Problem Based Learning (PBL), blended learning, motivation,learning achievement

Proses pembelajaran yang tercantum dalam Peraturan Menteri Nomor 81Aterdiri dari lima pengalaman belajar pokok, yaitu mengamati, menanya,mengumpulkan informasi, mengasosiasi, dan mengkomunikasikan. Lima

pengalaman belajar tersebut yang sering dikenal dengan pendekatan saintifik.Pemerintah menuntut penerapan pendekatan saintifik harus dapat diterapkan padasemua matapelajaran termasuk Biologi. Kegiatan mengamati dilakukan untukmemfasilitasi siswa dalam melatih memperhatikan (melihat, membaca,

mendengar) dari kegiatan tersebut, akan muncul rasa ingin tahu siswa. Kegiatan

Page 2: artikel0A8B50A609CF89CF3BA49A7D495B36CE

7/23/2019 artikel0A8B50A609CF89CF3BA49A7D495B36CE

http://slidepdf.com/reader/full/artikel0a8b50a609cf89cf3ba49a7d495b36ce 2/11

2

selanjutnya yakni menanya. Saat siswa memiliki rasa ingin tahu, siswa akanmemberikan perhatian lebih pada objek yang diamati. Perhatian siswa dapatdiungkapkan dalam bentuk berbagai pertanyaan yang berhubungan dengan objektertentu. Lanjutan dari perhatian lebih yang dimiliki siswa, akan diungkapkan

dalam kegiatan mengumpulkan informasi seputar jawaban atas pertanyaan yangingin diketahui oleh siswa. Siswa tentu memiliki beberapa dugaan sementara yangterpikir. Dengan adanya dugaan-dugaan tersebut, siswa mencoba untukmenghubungkan dugaan siswa dengan literatur yang ada (mengasosiasikan).Kegiatan terakhir yakni mengkomunikasikan. Dengan adanya kegiatanmengkomunikasikan, siswa akan menyampaikan serangkaian informasi jawabandari rumusan masalah yang telah di diskusikan dengan kelompok kepadatemannya. Informasi yang dimiliki oleh siswa menjadi lebih bermakna dalam

proses pembelajaran.Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan untuk membantu

keterlaksanaan pendekatan saintifik adalah PBL ( Problem Based Learning ). PBLadalah model pembelajaran yang menggunakan masalah nyata sebagai suatukonteks belajar bagi siswa berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalahuntuk memperoleh pengetahuan dan konsep esensial dari materi pelajaran(Sugiharto dkk, 2010). Model pembelajaran PBL ini juga dilakukan denganblended learning. Blended learning adalah kegiatan pembelajaran yangmengkombinasikan tatap muka di kelas dengan kegiatan belajar menggunakanmedia internet (Stepp-Greany, 2000).

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan pengajar serta siswadi SMAN 4 Malang pada bulan Oktober 2013 diketahui bahwa motivasi siswa

pada saat proses pembelajaran berlangsung masih sangat kurang. Hal inidibuktikan dengan rendahnya minat siswa untuk menjawab pertanyaan-

pertanyaan yang diberikan oleh guru mereka. Mereka juga mengatakan bahwamereka lebih suka ditunjuk terlebih dahulu oleh guru daripada menjawab dengansukarela. Ini berarti siswa mengalami masalah dengan keaktifan dalam proses

pembelajaran, keaktifan dalam hal ini adalah kurangnya keterampilan berkomunikasi pada saat pembelajaran berlangsung. Hal tersebut menunjukkan bahwa motivasi belajar siswa masih kurang.

Dari hasil observasi juga diketahui bahwa para peserta didik tidakkeberatan jika tugas yang diberikan guru mengharuskan mereka ke warnet ataurental komputer. SMA Negeri 4 Malang memiliki fasilitas wifi yang jangkauannyake seluruh wilayah sekolah. 94% responden menyatakan bahwa fasilitas wifi atau

hotspot tersebut menunjang siswa dalam mencari sumber belajar. Siswa jugadiperkenankan memanfaatkan komputer atau laptop yang tersedia di sekolah yangmenjadikan penggunaan fasilitas wifi atau hotspot lebih efektif. Meski demikiandalam pembelajaran Biologi hanya 40% yang senang dan berusaha untukmemecahkan permasalahan yang ada secara logis berdasarkan konsep dalam suatumateri dan 91% siswa menyatakan bahwa mereka hanya paham pada materi yangdisukai saja.

Pembelajaran gabungan antara online learning dengan pembelajarankonvensional/tradisional sudah banyak dilakukan yang hasilnya antara lain bahwa

Blended Learning dapat membantu meningkatkan proses pembelajaran yang berpusat pada siswa, dapat mengubah pembelajaran yang berpusat pada guru

menjadi berpusat pada siswa, dapat meningkatkan minat siswa terhadap

Page 3: artikel0A8B50A609CF89CF3BA49A7D495B36CE

7/23/2019 artikel0A8B50A609CF89CF3BA49A7D495B36CE

http://slidepdf.com/reader/full/artikel0a8b50a609cf89cf3ba49a7d495b36ce 3/11

3

pembelajaran (Collis, 2003). Penerapan blended learning ini memungkinkansiswa belajar dari berbagai cara yakni dengan online , offline dan pembelajarantatap muka.

Perangkat pembelajaran merupakan sekumpulan alat penunjang

keberhasilan suatu pembelajaran yang telah direncanakan sebelumnya untukdigunakan dalam proses pembelajaran yang terdiri atas silabus, RPP, bahan ajardan instrumen penilaian. Perangkat pembelajaran Biologi berbasis masalahdengan blended learning merupakan perangkat pembelajaran (silabus, RPP, bahanajar, instrumen penilaian) Biologi berbasis masalah yang disusun oleh gurusebagai wujud perencanaan pembelajaran yang dapat membantu pelaksanaan

pembelajaran dan dengan kegiatan blended learning yang dilakukan di luar kelasmaupun di dalam kelas. Kelayakan perangkat pembelajaran adalah hasil penilaian

perangkat pembelajaran dari validator yang memberikan penilaian danmasukan/saran dalam angket yang disediakan.

METODEModel pengembangan yang digunakan dalam penelitian dan

pengembangan ini mengadopsi model 4D yang dikembangkan oleh Thiagarajandkk (1974) yang disesuaikan dengan kondisi penelitian dan pengambangan yangdilakukan. Tahapan-tahapan pengembangan model 4D adalah terdiri dari define (pendefinisiain), design (perancangan), develop (pengembangan) dan disseminate (penyebarluasan). Pengembangan model 4D hanya akan dilakukan oleh penelitihingga tahap develop (pengembangan).

Tahap pertama yaitu pendefinisian (define ), tahap ini dilakukan dengantujuan untuk mendefinisikan masalah dasar, syarat-syarat dan informasi masalahyang muncul dalam pembelajaran sebagai dasar pengembangan yang akandilakukan. Pada tahap ini ada lima langkah yang harus dilakukan yaitu 1) analisisawal-akhir ( front-end analysis ) ditetapkan permasalah dasar pada kegiatan

pembelajaran Biologi di SMAN 4 Malang, 2) analisis karakteristik siswa ( learneranalysis ) siswa SMAN 4 Malang memiliki karakteristik sebagai manusia dewasaawal yang mulai ingin mengetahui dan memahami permasalahan dengan logika,3) analisis tugas ( task analysis ) bertujuan untuk mengidentifikasi keterempilan-keterampilan utama yang diperlukan dalam pembelajaran sesuai dengankurikulum, 4) analisis konsep ( concept analysis ) langkah analisis konsep inidiidentifikasi konsep utama yang akan diajarkan kemudian dijabarkan dalamkonsep-konsep yang lebih khusus, 5) perumusan tujuan pembelajaran ( specifying

instructional objectives ) langkah ini akan ditentukan tujuan pembelajaran berdasarkan indikator yang telah ditetapkan.Tahap kedua yaitu perencanaan (design ), tahap ini merupakan tahap untuk

mendesain prototype produk pengembangan yang akan dihasilkan. Langkah-langkah dalam tahap ini adalah 1) penentuan kriteria tes acuan ( constructingcriterion-referenced test ) penyusunan kriteria dan tes acuan didasarkan padaindikator pembelajaran yang telah ditetapkan, 2) pemilihan media ( media

selection ) langkah pemilihan media dilakukan penetapan media pengembanganyang tepat dan sesuai dengan permasalahan yang muncul dalam pembelajaran

biologi materi sistem regulasi di SMAN 4 Malang, karakteristik siswa dan situasi pembelajaran di sekolah, 3) pemilihan format ( format selection ) langkah

pemilihan format disesuaikan dengan media yang dipilih untuk siswa, 4)

Page 4: artikel0A8B50A609CF89CF3BA49A7D495B36CE

7/23/2019 artikel0A8B50A609CF89CF3BA49A7D495B36CE

http://slidepdf.com/reader/full/artikel0a8b50a609cf89cf3ba49a7d495b36ce 4/11

4

rancangan awal ( initial design ) langkah ini dirancang konsep dasar yangditampilkan dalam perangkat pembelajaran kemudian dikembangkan sesuaikebutuhan.

Tahap ketiga yaitu pengembangan ( develop ), tahap ini bertujuan untuk

memodifikasi lebih lanjut bentuk perangkat pembelajaran yang telahdikembangkan menjadi perangkat pembelajaran yang siap pakai. Produk

pengembangan yang siap pakai melalui uji validasi terlebih dahulu. Tahapan-tahapan yang perlu dilakukan adalah penilaian oleh ahli ( expert appraisal ) dan

pengujian hasil pengembangan ( developmental testing ). Penilaian oleh ahlidilakukan oleh tiga validator yaitu validator ahli perangkat pembelajaran (Drs.Triastono Imam Prasetyo, M.Pd), validator ahli materi (Nuning Wulandari, S.Si.,M. Si) dan validator praktisi lapangan (Dra. Listijo Kapti P. S).

Setelah produk pengembangan selesai maka tahap selanjutnya yaitu ujicoba produk. Pada tahap ini ada 3 uji yang akan dilakukan yaitu uji kelayakanoleh validator, uji kepraktisan oleh siswa dan uji keefektifan oleh peneliti untukmengetahui peningkatan motivasi dan hasil belajar siswa setelah menggunakan

produk yang telah dikembangkan. Uji coba produk dilakukan untuk mendapatkandata yang akan digunakan untuk perbaikan atau revisi sehingga dihasilkan produk

pengembangan dengan kelayakan dan efektifitas yang tinggi. Uji coba produkdilakukan melalui tahapan sebagai berikut: 1) desain uji coba, produk berupasilabus, RPP, bahan ajar dan instrumen penilaian yang dikembangkan akan diujitingkat kelayakan, keefektifan dan kepraktisannya, 2) subjek uji coba, dalam

penelitian dan pengembangan perangkat pembelajaran Biologi ini terdiri darisubjek uji coba lapangan terbatas yaitu siswa kelas XI-IA 6 SMA Negeri Malangsebanyak 32 siswa, 3) jenis data, jenis data dalam penelitian ini berupa datakuantitatif dan kualitatif berupa skor penilaian angket dan tanggapan atau saranyang diberikan melalui angket, 4) instrumen pengumpulan data yang digunakanuntuk memperoleh data penelitian adalah angket validasi oleh validator (dosendan guru), lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran oleh observer danangket untuk uji kepraktisan setelah menggunakan bahan ajar oleh siswa, angketmotivasi.

Tahap selanjutnya setelah dilakukan uji coba adalah analisis data yangtelah diperoleh dari penelitian yang telah dilakukan. Teknik analisis data yangdilakukan diperoleh dari hasil validasi, hasil belajar dan keterlaksanaan modul

pembelajaran Biologi berbasis Blended Learning. Data penelitian dan pengembangan ini adalah hasil penilaian oleh tim validasi yang memberikan

penilaian dan masukan/saran dalam angket yang disediakan, validasi pada penelitian ini digunakan untuk mengetahui tingkat kelayakan dari perangkat pembelajaran yang telah dikembangkan. Motivasi belajar siswa diketahui dariskor angket motivasi siswa sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran dan

juga dari lembar observasi oleh observer selama tindakan berlangsung. Motivasisiswa yang diukur pada penelitian ini meliputi 4 aspek, yakni attention, relevance,confidence dan satisfaction yang diukur menggunakan angket motivasi ARCS danlembar observasi oleh observer . Hasi belajar siswa yang dinilai ada tiga aspekyaitu aspek kognitif, aspek afektif dan aspek psikomotor. Hasil belajar kognitifdiukur melalui perbandingan skor pretes dan postes siswa, hasil belajar afektifdiukur pada setiap pertemuan oleh observer yang terdiri dari lima aspek perilaku

siswa yaitu 1) menerima, individu yang telah mencapai tingkat ini merasa sadar

Page 5: artikel0A8B50A609CF89CF3BA49A7D495B36CE

7/23/2019 artikel0A8B50A609CF89CF3BA49A7D495B36CE

http://slidepdf.com/reader/full/artikel0a8b50a609cf89cf3ba49a7d495b36ce 5/11

5

untuk menerima rangsangan/gejala (misalnya petunjuk guru, buku pelajaran,kegiatan kelas), 2) partisipasi, tidak hanya memberikan perhatian tetapi juga memberikan reaksi terhadap suatu gejala, 3) menghargai dan penentuansikap, 4) pengorganisasian, 5) kepercayaan diri, fikiran, ide dan sikap ke dalam

pandangan hidup.dan hasil belajar psikomotor siswa akan diukur melalui kegiatan praktikum.

HASILUji Kelayakan

Produk yang sudah dikembangkan kemudian akan di uji coba. Uji coba produk ini ada tiga yaitu uji kelayakan, uji kepraktisan dan uji keefektifan. Ujikelayakan dilakukan oleh validator. Uji kepraktisan diketahui melalui siswa dariangket yang disebarkan kepada siswa setelah menggunakan bahan ajar yang telahdikembangkan. Uji keefektifan diketahui dari peningkatan motivasi dan hasil

belajar siswa setelah menggunakan perangkat pembelajaran yang telahdikembangkan. Kualifikasi yang didapat dari uji kelayakan oleh validator adalahsilabus (Tabel 4.1), RPP (Tabel 4.2) dan instrumen penilaian (Tabel 4.3)

berkualifikasi sangat baik dan berkualifikasi baik untuk bahan ajar (Tabel 4.5).

Tabel 4.1 Data Hasil Validasi SilabusKomponen Silabus Validator 1 Validator 2 Rata – rata Kualifikasi

1. Kelengkapan komponensilabus

3,9 3,7 3,8 Sangat layak

2. Indikator 3,5 3,7 3,6 Sangat layak3. Materi pembelajaran 4 4 4 Sangat layak4. Kegiatan pembelajaran 3,8 3,5 3,6 Sangat layak5. Penilaian hasil belajar 3,7 3,7 3,7 Sangat layak

6. Alokasi waktu 4 3 3,5 Sangat layak7. Sumber belajar 4 4 4 Sangat layak

Jumlah 26,9 25,6 26,2 Nilai rata-rata silabus 3,8 3,7 3,7 Sangat layak

Catatan: validator 1 (Dra. Listijo Kapti P. S)validator 2 (Drs. Triastono Imam Prasetyo, M.Pd)

Tabel 4.2 Data Hasil Validasi RPPKomponen RPP Validator 1 Validator 2 Rata – rata Kualifikasi

1. Kelengkapan komponenRPP

2. Indikator3. Tujuan Pembelajaran4. Materi pokok5. Metode pembelajaran6. Kegiatan pembelajaran7. Penilaian hasil belajar8. Alokasi waktu9. Sumber belajar

3,93,83,743

3,6434

43,53,74

3,73,7434

3,93,73,74

3,33,7434

Sangat layakSangat layakSangat layakSangat layak

LayakSangat layakSangat layak

LayakSangat layak

Jumlah 33 33,6 33,3 Nilai rata-rata RPP 3,7 3,7 3,7 Sangat layak

Tabel 4.3 Data Hasil Validasi Instrumen PenilaianKriteria yang dinilai Validator 1 Validator 2 Rata-rata Kualifikasi

Komponen rubrik penilaian 3,3 4 3,7 Sangat layak

Jumlah 3,3 4 3,7

Page 6: artikel0A8B50A609CF89CF3BA49A7D495B36CE

7/23/2019 artikel0A8B50A609CF89CF3BA49A7D495B36CE

http://slidepdf.com/reader/full/artikel0a8b50a609cf89cf3ba49a7d495b36ce 6/11

6

Nilai rata-rata rubrik penilaian 3,3 4 3,7 Sangat layak

Tabel 4.5 Data Hasil Validasi Bahan Ajar Materi Sistem RegulasiKriteria yang dinilai Validator 1 Validator 2 Rata – rata Kualifikasi

1. Kebenaran konsep2. Validitas3. Penyajian isi materi

pembelajaran

43

3,7

3,33

2,9

3,73

3,3

Sangat layakLayakLayak

Jumlah 10,7 9,2 10 Nilai rata-rata validasi materi 3,7 3,1 3,3 Layak

Catatan : validator 1 (Dra. Listijo Kapti P. S)validator 2 (Nuning Wulandari, S.Si., M.Si)

Uji kepraktisan diketahui dari hasil skor angket yang telah dibagikankepada siswa setelah menggunakan model pembelajaran dan bahan ajar yang telahdikembangkan. Rata-rata skor yang di dapatkan dari hasil perhitungan angket 3,3

untuk kualitas bahan ajar, 3 untuk isi ahan ajar, 2,9 untuk menunjang pembelajaran dan 3,1 untuk website yang digunakan dalam men- download bahanajar yang telah disediakan. Selengkapnya dapat anda lihat pada Tabel 4.6

Tabel 4.6 Data Hasil Skor Angket Uji KepraktisanKriteria yang dinilai Rata-rata Kualifikasi

1. Kualitas bahan ajar2. Isi bahan ajar3. Menunjang pembelajaran4. Website untuk download

3,33

2,93,1

Sangat layakLayakLayakLayak

Jumlah 12,3 Nilai rata-rata 3,1 Layak

Motivasi BelajarMotivasi dapat didefenisikan sebagai daya penggerak dari seseorang untuk

melakukan aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. Salah satu tujuan pengembangan modul pembelajaran berbasis masalah dengan blended learningadalah untuk meningkatkan motivasi. Setelah penelitian dilakukan maka diperolehdata dari pengisian angket pada Tabel 4.8, selain itu data yang diperoleh melaluilembar observasi juga menunjukkan bahwa motivasi belajar siswa kelas XI-IPA 6telah meningkat yang dapat dilihat pada Tabel 4.9.

Tabel 4.8 Data Jawaban Angket Motivasi Siswa Berdasarkan Indikator

Ʃ Siswa IndikatorAtt ention Relevance Conf idence Satisfaction

Awal Akhir Awal Akhir Awal Akhir Awal Akhir32 57,14 108,13 59,30 104,8 62,04 106,91 58,70 110,67

Rata2 1,79 3,38 1,85 3,28 1,94 3,34 1,83 3,46

Kategori cukup Sangat baik

cukup Sangat baik

cukup Sangat baik

cukup Sangat baik

Tabel 4.9 Data Motivasi Siswa yang Diperoleh dari Lembar Observasi

Ʃ

SiswaIndikator

Sub Bab I Sub Bab II Sub Bab IIIRerata

skor % KetRerata

skor % KetRerata

skor % Ket

32 Attention 1,63 54,2 Kurang 2,50 83,3 Baik 2,72 90,6Sangat baik

Page 7: artikel0A8B50A609CF89CF3BA49A7D495B36CE

7/23/2019 artikel0A8B50A609CF89CF3BA49A7D495B36CE

http://slidepdf.com/reader/full/artikel0a8b50a609cf89cf3ba49a7d495b36ce 7/11

7

Relevance 1,56 52,1 Kurang 2,22 74 Baik 2,28 76 Baik

Confidence 2,34 78,1 Baik 2,53 84,4 Baik 2,72 90,6 Sangat baik

Satisfaction 2 66,7 Cukup 2,59 86,5 Sangat baik 2,75 91,7 Sangat

baik

Berdasarkan Tabel 4.8 dapat diketahui bahwa motivasi belajar siswasecara klasikal pada akhir pembelajaran dibandingkan dengan awal pembelajaranmengalami peningkatan pada setiap indikatornya. Indikator attention mengalami

peningkatan dari nilai rata-rata 1,79 menjadi 3,38 yang berarti mengalami peningkatan sebesar 39,75%, indikator relevance mengalami peningkatan darinilai rata-rata 1,85 menjadi 3,28 yang berarti mengalami peningkatan sebesar35,75%, indikator confidence mengalami peningkatan dari nilai rata-rata 1,94menjadi 3,34 yang berarti mengalami peningkatan sebesar 35% dan indikator

satisfaction mengalami peningkatan dari nilai rata-rata 1,83 menjadi 3,46 yang berarti mengalami peningkatan sebesar 40,75%. Berdasarkan Tabel 4.9 dapatdiketahui bahwa motivasi belajar siswa berdasarkan data lembar observasimengalami peningkatan mulai dari Sub Bab I, Sub Bab II dan Sub Bab III.

Hasil BelajarPada mata pelajaran Biologi di SMA Negeri 4 Malang nilai KKM Biologi

adalah 78. Nilai rata-rata pretes sebelum penelitian adalah 44 dan setelahmenerapkan perangkat pembelajaran berbasis masalah dengan blended learningdapat mencapai nilai rata-rata 83. Persentase peningkatan yang diperoleh adalah88%.

Berdasarkan data yang telah diperoleh diketahui bahwa siswa sudah mulaikonsisten dengan sikap yang diukur oleh peneliti, yaitu 93,75% sangat baik dan6,25% baik. Hal ini bisa dibandingkan bahwa sebelum diujicobakan perangkat

pembelajaran berbasis masalah dengan blended learning Data yang diperoleh dari penelitian ini telah menunjukkan bahwa perangkat pembelajaran berbasis masalahdengan blended learning ini dapat meningkatkan hasil belajar afektif siswa.

Hasil belajar psikomotor diukur melalui kegiatan praktikum yangdilakukan pada saat kegiatan pembelajaran. Nilai rata-rata yang diperoleh siswa

pada kegiatan praktikum 1 adalah 79,84 dan praktikum 2 adalah 85,91. Hal inimenunjukkan bahwa hasil belajar psikomotor mengalami peningkatan sebesar6,10%.

PEMBAHASANA. Uji Kelayakan

Perangkat pembelajaran yang telah divalidasi oleh validator ahli pendidikan yaitu dosen Biologi dan ahli penerapan lapangan yaitu guru BiologiSMA. Nilai rata-rata validasi silabus yaitu 3,7 yang dapat dilihat pada Tabel 4.1.

Nilai rata-rata menunjukkan hasil yang sangat layak, sehingga dapat dikatakan bahwa silabus sudah layak. Data kualitatif yang diperoleh berupa tanggapan dansaran tentang silabus yang divalidasi. Saran yang diperoleh dari validator yaitutugas online yang diberikan kepada siswa agar lebih ditampakkan. Nilai rata-ratavalidasi RPP adalah 3,7 yang dapat dilihat pada Tabel 4.2. Nilai rata-rata

Page 8: artikel0A8B50A609CF89CF3BA49A7D495B36CE

7/23/2019 artikel0A8B50A609CF89CF3BA49A7D495B36CE

http://slidepdf.com/reader/full/artikel0a8b50a609cf89cf3ba49a7d495b36ce 8/11

8

menunjukkan hasil yang sangat layak, sehingga dapat dikatakan bahwa RPPsudah layak dan tidak memerlukan revisi. Data kualitatif yang diperoleh berupatanggapan dan saran tentang RPP yang divalidasi. Saran yang diperoleh darivalidator yaitu antara tugas dan pertanyaan lebih di sesuaikan, indikator sebaiknya

dibuat lebih spesifik, tujuan pembelajaran harus disesuaikan antara tujuan dancara yang akan digunakan dalam pencapaiannya. Nilai rata-rata validasi rubrik

penilaian adalah 3,7 seperti tertera pada Tabel 4.3. Nilai rata-rata ini menunjukkanhasil yang baik, sehingga dapat dikatakan bahwa rubrik penilaian sudah layak dantidak memerlukan revisi lagi. Data kualitatif yang diperoleh berupa tanggapan dansaran tentang rubrik penilaian yang telah divalidasi. Menurut validator, rubrik

penilaian yang dibuat sudah sangat baik sehingga bisa langsung digunakan tanpamelakukan revisi.

Data hasil perhitungan rata-rata dari validator pada bahan ajar materiSistem Regulasi dapat dilihat pada Tabel 4.5 dan data validasi secara keseluruhan

bahan ajar materi Sistem Regulasi dari validator dapat dilihat di Lampiran 6. Nilairata-rata validasi bahan ajar Sistem Regulasi adalah 3,3. Nilai rata-rata tersebutmenunjukkan bahwa materi yang disajikan dalam bahan ajar sudah baik danmemenuhi kriteria atau layak untuk di ujicobakan.

B. Motivasi BelajarHasil perhitungan dan analisis angket ARCS serta lembar observasi oleh

observer menunjukkan bahwa motivasi belajar siswa telah meningkat, hal inimenunjukkan bahwa produk yang telah dikembangkan sudah efektif. Salah satufaktor motivasi siswa dapat meningkat adalah guru menerapkan model

pembelajaran yang tepat sesuai dengan kebutuhan siswa, dikarenakan gurumenerapkan perangkat pembelajaran berbasis masalah dengan blended learning. Keller (2008) mengatakan bahwa agar siswa termotivasi, rasa ingin tahu merekaharus dibangkitkan dan berkelanjutan, instruksi harus dianggap relevan dengannilai-nilai pribadi atau tujuan yang diinginkan, mereka harus memiliki keyakinan

pribadi bahwa mereka akan berhasil dan konsekuensi dari pengalaman belajarharus konsisten dengan insentif pribadi dari siswa. Sesuai dengan pernyataantersebut guru berusaha untuk memberikan motivasi kepada siswa dengan caramenerapkan cara belajar berbasis masalah dan menyediakan forum untuk diskusionline serta siswa dapat bebas melakukan chatting dengan guru untuk membahasmateri pelajaran. Motivasi dapat di defenisikan sebagai daya penggerak dariseseorang untuk melakukan aktifitas tertentu demi mencapai suatu tujuan

(Poulsen, et al, 2008). Menurut Sanjaya (2008) motivasi adalah dorongan yangdapat menimbulkan perilaku tertentu yang terarah kepada pencapaian suatu tujuantertentu.

Motivasi akan menyebabkan terjadinya perubahan energi pada diriseseorang yang berhubungan dengan persoalan kejiwaan, perasaan dan juga emosiuntuk kemudian bertindak atau melakukan sesuatu. Semua ini didorong karenaadanya tujuan, kebutuhan atau keinginan. Berkaitan dengan aktivitas belajar,Dimyati dan Mujiono (2002) mengatakan bahwa motivasi belajar merupakandorongan mental yang memiliki motivasi yang tinggi akan mempunyai banyakenergi untuk melakukan kegiatan belajar.

Page 9: artikel0A8B50A609CF89CF3BA49A7D495B36CE

7/23/2019 artikel0A8B50A609CF89CF3BA49A7D495B36CE

http://slidepdf.com/reader/full/artikel0a8b50a609cf89cf3ba49a7d495b36ce 9/11

9

C. Hasil BelajarHasil belajar dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa dari tiga ranah,

yakni ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotor. Berdasarkan hasilanalisis data hasil belajar siswa pada ranah kognitif maka dapat diketahui

ketuntasan hasil belajar siswa secara klasikal. Ketuntasan belajar secara klasikaldapat dilihat dari banyaknya siswa yang tuntas mencapai KKM yang telahditetapkan yakni 75. Dari siswa yang tuntas tersebut dapat diketahui ketuntasan

belajar secara klasikal dengan ketetapan persentase klasikal sebesar ≥75%.Ketuntasan belajar klasikal siswa pada penelitian ini adalah 93,75%.

Peningkatan yang terjadi tersebut dikarenakan siswa sudah mulai terbiasadengan menggunakan model pembelajaran PBL dipadu dengan blended learning.Penerapan model pembelajaran PBL dipadu dengan blended learning mampumeningkatkan hasil belajar siswa. PBL ( Problem Based Learning ) memberikankesempatan siswa melakukan penemuan sendiri, hal ini sangat efektif untuk siswayang beragam karena siswa memilih sendiri permasalahan dan metode

pemecahannya berdasarkan tingkatan masalah yang diminati dan memiliki tujuan pendidikan yang sangat luas. Pembelajaran PBL ( Problem Based Learning ) jugameningkatkan kemampuan menjawab pertanyaan terbuka dengan banyakalternatif jawaban benar sehingga pada akhirnya siswa mampu meningkatkankemampuan berpikir kritis berupa peningkatan dari pemahaman ke aplikasi,sintesis dan analisis serta menjadikan mereka sebagai siswa mandiri (Ibrahim dan

Nur, 2000).Pembelajaran blended learning juga dikenal sebagai pembelajaran hybrid.

Menurut Susilo (2011) melalui pembelajaran hybrid siswa dapat lebih suksesmencapai tujuan pembelajaran dibandingkan pembelajaran tradisional, sertaadanya peningkatan interaksi dan kontak antar siswa dan antara siswa denganguru. Hal ini terjadi karena mereka telah belajar lebih serius karena meningkatnyarasa ingin tahu mereka. Pendidik atau ahli pendidik dengan jarak jauh dapatmenjadikan adanya kesempatan interaksi yang aktif dalam konteks belajar jarak

jauh (Roosman, 1999) . Susilo (2011) juga menyatakan bahwa tujuandikembangkan hybrid supaya siswa lebih mendalami materi yang mereka pelajaritidak hanya dengan pembelajaran tatap muka, tetapi juga bisa melalui online

berupa chatting facebook yang selalu siswa kunjungi setiap harinya. Hal itu akanmembuat siswa lebih banyak belajar sehingga dapat meningkatkan motivasi danhasil belajar siswa.

Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima

pengalaman belajarnya (Sudjana, 1995). Kemampuan tersebut dapat meliputi pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi, danketerampilan (Suprijono, 2011), sehingga siswa menjadi lebih baik darisebelumnya. Menurut Bloom (2011), hasil belajar dapat meliputi tiga ranah, yaitukognitif, afektif, dan psikomotor. Hasil belajar dalam ranah kognitif meliputi

pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi. Hasil belajardalam ranah afektif meliputi penerimaan, partisipasi, menghargai dan penentuansikap, organisasi, karakteristik. Sedangkan hasil belajar dalam ranah psikomotormeliputi selalu teliti dalam melaksanakan kegiatan praktikum serta selalu aktifdalam kegiatan yang dilakukan, memfokuskan diri pada kegiatan praktikum,membersihkan meja praktikum setelah kegiatan selesai dan mengambalikan alat

dalam keadaan rapi dan bersih.

Page 10: artikel0A8B50A609CF89CF3BA49A7D495B36CE

7/23/2019 artikel0A8B50A609CF89CF3BA49A7D495B36CE

http://slidepdf.com/reader/full/artikel0a8b50a609cf89cf3ba49a7d495b36ce 10/11

10

PENUTUP Kesimpulan

Berdasarkan paparan data dan pembahasan tentang pengembangan perangkat pembelajaran berbasis masalah dengan blended learning dapat

disimpulkan bahwa: , 1) hasil validasi produk oleh validator menunjukkan bahwa perangkat pembelajaran berbasis masalah dengan blended learning yangdikembangkan telah layak untuk diujicobakan, 2) pengembangan perangkat

pembelajaran berbasis masalah dengan blended learning dapat meningkatkanmotivasi belajar Biologi siswa kelas XI SMA Negeri 4 Malang, 3) pengembangan

perangkat pembelajaran berbasis masalah dengan blended learning dapatmeningkatkan hasil belajar Biologi ranah kogitif, afektif dan psikomotor siswakelas XI SMA Negeri 4 Malang

SaranBerdasarkan hasil pembahasan dapat dikemukakan saran-saran adalah: 1)

Sebaiknya pada penelitian selanjutnya dilakukan uji keefektifan lebih dari satukelas untuk mengetahui secara signifikan perbedaan hasil dari perangkat

pembelajaran yang telah dikembangkan, 2) Perangkat pembelajaran berbasismasalah dengan blended learning dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajarsiswa, oleh sebab itu perlu dilakukan kerjasama untuk guru matapelajaran Biologiuntuk mampu mengembangkan perangkat pembelajaran berbasis masalah denganblended learning, 3) Sebaiknya pada kegiatan online seperti menyampaikan

pendapat atau bertanya pada chatting, guru harus memberikan reward kepadasiswa agar siswa lebih termotivasi untuk melakukan kegiatan chatting.

DAFTAR RUJUKANBloom, B. S. 2000. Handbook an Formative and Sumative Evaluation of Student

Learning. USA: Mc Graw Hill.

Collis, B. 2003. Course Redesign For Blended Learning: Modern Optics forTechnical Professionals, International Journal of Continuing Engineering

Education and Lifelong Learning. Vol. 13, No. ½

Dimyati & Mujiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta

Ibrahim, M dan Nur, M. 2000. Pengajaran Berdasarkan Masalah. Surabaya:Pusat Sain dan Matematika Sekolah. Program Pasca Sarjana Unesa,

University PressKeller, J. M. 2008. First Principles Motivation to Learn and E-Learning. Journal

Distance Education. Vol. 29(2). Agustus 2008.

Poulsen, A. Larn, K. Cimeros, S & Trust, T. 2008. ARCS Model of Motivational Design

Roosman, M. H. 1999. Successful Online Teaching Using an Arynchonea Learner Discussion Forum. Journal of Asynchroneous Learning Network Vol 3, No. 2, 1999, pp-91-97 (online, http://net.educause.eduir/library.pdf ) diakses tanggal 1 September 2013

Page 11: artikel0A8B50A609CF89CF3BA49A7D495B36CE

7/23/2019 artikel0A8B50A609CF89CF3BA49A7D495B36CE

http://slidepdf.com/reader/full/artikel0a8b50a609cf89cf3ba49a7d495b36ce 11/11

11

Sanjaya, W. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran . Jakarta: Prenada Media Group.

Stepp-Greany, J. 2000. Student Perception on Language Learning in aTechnological Environment: Implication for the New Milennium.

Language Learning and Technology , Vol. 6 No. 1

Sudjana, N. 1995. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PTRemaja Rosda Karya

Sugiharto, Bowo, dkk. 2010. Integrasi Pendekatan Konstruktivisme dalam Model Problem Based Learning Berbasis Kooperatif untuk Meningkatkan Kompetensi Mahasiswa pada Matakuliah Strategi Pembelajaran BiologiTahun Akademik 2009/2010. Semarang: FKIP Universitas NegeriSemarang

Suprijono, A. 2011. Cooperative Learning: Teori & Aplikasi Paikem . Yogyakarta:Pustaka Belajar.

Susilo, H. 2011. Blended Learning untuk Menyiapkan Siswa Hidup Di Abad 21.Makalah disajikan dalam Seminar Nasional 2011 PengembanganPembelajaran Berbasis Blended Learning. Perpustakaan UM, Malang

Thiagarajan, S., Dorothy, S,. Melvyn, I., & Semmel. 1974. Instruction Development For Training Teachers of Exceptional Children. BlomingtonIndiana: Indiana University