artikel paper bb

3
TEKNIK PENGAWETAN KAYU Cara pengawetan kayu Cara rendaman: kayu direndam di dalam bak larutan bahan pengawet yang ditentukan konsentrasi (kepekatan) dan larutannya, selama beberapa jam atau hari. Waktu pengawetan kayu harus seluruhnya terendam, jangan ada yang terapung. Karena itu diberi beban pemberat dan sticker. Ada beberapa macam pelaksanaan rendaman, antara lain rendaman dingin, rendaman panas, dan rendaman panas dan rendaman dingin. Cara rendaman dingin dapat dilakukan dengan bak dari beton, kayu atau logam anti karat. Sedangkan cara rendaman panas atau rendaman panas dan dingin lazim dilakukan dalam bak dari logam. Setelah kayu siap dengan beban pemberat dan lain-lain, maka bahan pengawet dialirkan ke bak berisi kayu tersebut. Cara rendaman panas dan dingin lebih baik dari cara rendaman panas atau rendaman dingin saja. Penetrasi dan retensi bahan pengawet lebih dalam dan banyak masuk ke dalam kayu. Larutan bahan pengawet berupa garam akan memberikan hasil lebih baik daripada bahan pengawet larut minyak atau berupa minyak, karena proses difusi. Kayu yang diawetkan dengan cara ini dapat digunakan untuk bangunan di bawah atap dengan penyerang perusak kayunya tidak hebat. 1. Cara pencelupan: kayu dimasukkan ke dalam bak berisi larutan bahan pengawet dengan konsentrasi yang telah ditentukan, dengan waktu hanya beberapa menit bahkan detik. Kelemahannya yaitu penetrasi dan retensi bahan pengawet tidak memuaskan. Hanya melapisi permukaan kayu sangat tipis, tidak berbeda dengan cara penyemprotan dan pelaburan. Bahan pengawet yang

Upload: stephanie-k-chan

Post on 05-Jul-2015

36 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Artikel Paper BB

TEKNIK PENGAWETAN KAYU

Cara pengawetan kayu

Cara rendaman: kayu direndam di dalam bak larutan bahan pengawet yang ditentukan

konsentrasi (kepekatan) dan larutannya, selama beberapa jam atau hari. Waktu pengawetan

kayu harus seluruhnya terendam, jangan ada yang terapung. Karena itu diberi beban pemberat

dan sticker. Ada beberapa macam pelaksanaan rendaman, antara lain rendaman dingin,

rendaman panas, dan rendaman panas dan rendaman dingin. Cara rendaman dingin dapat

dilakukan dengan bak dari beton, kayu atau logam anti karat. Sedangkan cara rendaman panas

atau rendaman panas dan dingin lazim dilakukan dalam bak dari logam. Setelah kayu siap

dengan beban pemberat dan lain-lain, maka bahan pengawet dialirkan ke bak berisi kayu

tersebut. Cara rendaman panas dan dingin lebih baik dari cara rendaman panas atau rendaman

dingin saja. Penetrasi dan retensi bahan pengawet lebih dalam dan banyak masuk ke dalam

kayu. Larutan bahan pengawet berupa garam akan memberikan hasil lebih baik daripada bahan

pengawet larut minyak atau berupa minyak, karena proses difusi. Kayu yang diawetkan dengan

cara ini dapat digunakan untuk bangunan di bawah atap dengan penyerang perusak kayunya

tidak hebat.

1. Cara pencelupan: kayu dimasukkan ke dalam bak berisi larutan bahan pengawet dengan

konsentrasi yang telah ditentukan, dengan waktu hanya beberapa menit bahkan detik.

Kelemahannya yaitu penetrasi dan retensi bahan pengawet tidak memuaskan. Hanya

melapisi permukaan kayu sangat tipis, tidak berbeda dengan cara penyemprotan dan

pelaburan. Bahan pengawet yang dipakai Natrium Penthachlorophenol. Hasil pengawetan

akan lebih baik bila kayu dalam keadaan kering dan bahan pengawetnya dipanaskan lebih

dahulu.

2. Cara pemulasan dan penyemprotan : cara pengawetan ini dapat dilakukan dengan alat yang

sederhana. Bahan pengawet yang masuk dan diam di dalam kayu sangat tipis. Bila dalam

kayu terdapat retak-retak, penembusan bahan pengawet tentu lebih dalam. Cara pengawetan

ini hanya dipakai untuk maksud tertentu, yaitu : pengawetan sementara di daerah ekploitasi

atau kayu gergajian untuk mencegah serangan jamur atau bubuk kayu basah, untuk

membunuh serangga atau perusak kayu yang belum banyak dan belum merusak kayu dan

untuk pengawetan kayu yang sudah terpasang. Cara pengawetan ini hanya dianjurkan bila

serangan perusak kayu tempat kayu akan dipakai tidak hebat.

Page 2: Artikel Paper BB

3. Cara pembalutan : cara pengawetan ini khusus untuk mengawetkan tiang-tiang dengan

menggunakan bahan pengawet bentuk cream (cairan) pekat, yang dilaburkan/diletakkan

pada permukaan kayu yang masih basah. Selanjutnya dibalut sehingga terjadilah proses

difusi secara perlahan-lahan ke dalam kayu.

4. Proses vakum dan tekanan (cara modern) : proses ini ada 2 macam menurut kerjanya yaitu:

1. Proses sel penuh antara lain :

Proses Bethel Proses Burnett

2. Proses sel kosong antara lain :

Proses Rueping Proses Lowry

Keduanya berbeda pada pelaksanaan awal, proses Rueping langsung memasukkan bahan pengawet

dengan tekanan sampai ± 4 atmosfer, kemudian dinaikkan sampai sekitar 7-8 atmosfer. Sedangkan

pada proses lowry tidak digunakan tekanan awal, tapi tekanan langsung sampai 7 atmosfer.

Beberapa jam kemudian tekanan dihentikan dan bahan pengawet dikeluarkan dan dilakukan vakum

selama 10 menit untuk membersihkan permukaan kayu dari larutan bahan pengawet.

Akhir Proses Pengawetan kayu

Ada 3 hal yang perlu diperhatikan pada akhir proses pengawetan kayu :

1. Pembongkaran kayu dari tumpukan dalam bak celup harus dilakukan dengan hati-hati,

jangan sampai terjadi kerusakan kayu yang mengakibatkan tergoresnya permukaan yang

telah terlapiskan bahan pengawet.

2. Untuk pengeringan kayu setelah diawetkan, dapat digunakan pengeringan secara alami atau

buatan. Tetapi, tidak semua bahan pengawet dapat dikeringkan secara pengeringan buatan

(dry kiln). Sebab dengan pengeringan yang mendadak, bahan pengawet akan menguap dari

dalam kayu, yang berarti pelunturan bahan pengawet. Biasanya bahan pengawet larut

minyak dan berupa minyak mengijinkan pengeringan akhir dengan kiln. Setelah kayu benar-

benar kering, penggunaan dapat dilakukan.

3. Penyimpanan sementara sebelum kayu dipakai harus di tempat terlindung dan terbuka bagi

sirkulasi udara. cara penyusunannya sama dengan kayu gergajian yaitu dengan alat ganjel.