artikel kopi
DESCRIPTION
Sejarah kopiTRANSCRIPT
SEJARAH KOPI
Kopi sudah menjadi salah satu kebutuhan primer bagi banyak orang di
muka bumi. Hasil penelitian mengenai jumlah konsumsi kopi menunjukkan
bahwa konsumsi kopi di dunia rerata tertinggi penikmat kopi adalah negara
Belanda dengan tingkat konsumsi 2,4 cangkir per kapita per hari, Indonesia
hanya mengkonsumsi sebanyak 0,04 cangkir per kapita per hari.
Sebagai bagian dari hidup sebagian besar orang di dunia, termasuk Anda,
tahukah Anda apa yang harus dilakukan dari menanam hingga dapat Anda
nikmati di cangkir Anda? Atau bahkan sejarah bagaimana sebuah tumbuhan kopi
dapat menjadi seperti saat ini?
Legenda kopi bermula dari seorang penggembala kambing bernama Kaldi
yang mengamati perubahan perilaku dari kambing-kambing yang digembala
olehnya setelah memakan buah kecil-kecil dari pohon tertentu. Kambing -
kambing menjadi sangat bertenaga, bersemangat hingga tidak mau tidur di
malam hari. Kaldi melaporkan perubahan ini ke teman rohaniawan yang
kemudian membuat minuman dengan buah ini dan menemukan bahwa setelah
meminum minuman ini membuatnya terjaga selama waktu lama untuk ibadah
malam. Akhirnya menyebarlah cerita tentang kekuatan buah tadi ke rekan
rohaniawan lain dan akhirnya ke daratan Arab dan kemudian akhirnya ke
seluruh dunia.
Pengolahan dan perdagangan kopi bermula di jazirah Arab. Pada abad ke-
15, kopi mulai ditanam di Yemen dan pada abad ke-16 mulai diketahui di daerah
Persia, Mesir, Syria dan Turki.
Seiring dengan makin dikenalnya khasiat kopi, minuman ini tidak hanya
dinikmati dirumah, mulai bermunculan warung kopi yang dikenal dengan nama
qahveh khaneh yang mulai bermunculan di pelbagai kota di jazirah Arab. Warung
kopi tidak hanya menjadi sebuah tempat menjual dan menikmati kopi, tetapi
menjadi sebuah lokasi untuk pelbagai aktivitas sosial, mulai bermain catur,
mendengarkan musik, melihat pentas seni, hingga percakapan gosip, politik, di
era tersebut, banyak pergerakan dan ide berasal dari perbincangan di warung
kopi.
Banyaknya jamaah haji mengunjungi Mekah dari seluruh dunia setelah
meminum kopi dan merasakan khasiatnya menceritakan kembali ke rekan -
rekannya setelah kembali ke negara masing - masing, semakin lama, kopi
semakin dikenal oleh masyarakat di seluruh dunia.
Beberapa pelancong dari Eropa ke jazirah Arab membawa kembali sebuah
cerita tentang kopi, minuman aneh berwarna hitam ini. Pada abad ke-17, kopi
telah memasuki Eropa dan menjadi popular di seluruh benua ini.
Warung kopi berkembang bak jamur di musim hujan di kota-kota besar di
Inggris, Austria, Perancis, Jerman dan Belanda. Warung kopi di Eropa juga
menjadi sebuah pusat kegiatan aktivitas sisial dan komunikasi. Secangkir kopi
dikenal sebagai stimulus percakapan yang luar biasa.
Di Eropa, posisi minuman berwarna gelap ini mulai menggantikan
minuman yang biasa dikonsumsi oleh masyarakat sebelumnya, yaitu bir dan
anggur. Peminum kopi dapat merasakan seharian penuh semangat dan etos
kerja lebih tinggi dibanding minum bir atau anggur, akhirnya kualitas kerja
peminum kopi lebih tinggi.
Di pertengahan abad ke-17, didapatkan lebih dari 300 warung kopi di
London. Warung kopi ini menjadi tempat berkumpulnya tokoh masyarakat,
pedagang, pelaut, makelar, pengirim barang, dan berbagai elemen bisnis lainnya,
sehingga banyak sekali pada jaman itu perusahaan yang lahir dari perbincangan
di warung kopi.
Seiring dengan peningkatan kebutuhan akan kopi, terjadilah kebutuhan
untuk meningkatkan produksi biji kopi, sehingga dimulailah penanaman kopi di
luar Arab. Pihak Belanda lah yang pertama kali mencoba menanam di luar
jazirah Arab, percobaan pertama dilakukan di India, tetapi ternyata gagal,
percobaan kedua dilakukan di Indonesia dan ternyata berhasil. Pihak Belanda
melanjutkan penanaman kopi di pelbagai tempat di Indonesia, seperti Sumatra,
Jawa, Lombok, dsb
Pada tahun 1714, Walikota Amsterdam menganugerahkan tumbuhan kopi
muda untuk Raja Perancis Louis XIV. Raja tersebut menginginkan tumbuhan itu
ditanam di Taman Botanikal di Paris. Setelah ditanam, tumbuhan kopi ini ini
tidak hanya tumbuh dengan baik, melainkan menjadi cikal bakal penyebaran 18
juta kopi di sekitar Karibia, Amerika Selatan dan Amerika Tengah.
Pembagian besar biji kopi dibagi menjadi dua, yaitu Arabika dan Robusta
dengan pemakaian kopi di dunia sebagian besar (sekitar 70-80%) adalah tipe
Arabika. Tipe Arabika memiliki kadar kafein lebih sedikit dibanding tipe
Robusta. Kopi jenis ini harus ditanam minimal 900 meter diatas permukaan laut,
dengan iklim tropis dan lingkungan yang lembab. temperatur sekitar 20 derajat
celcius. Jenis Robusta lebih tahan dan tidak selektif untuk tempat tumbuhnya
dibanding jenis Arabika, karena itu disebut robust yang berarti kuat dalam
bahasa Inggris. Kopi jenis robusta rata-rata adalah kopi dengan grading lebih
rendah dibanding jenis arabika. Kopi jenis ini dapat ditanam pada berbagai
ketinggian, berbagai jenis kelembaban dengan temperatur yang lebih flexibel,
walaupun masih dibutuhkan untuk tumbuh di iklim tropis. Kadar kafein dua kali
lipat dibanding tipe arabika. Kopi jenis ini sering digunakan sebagai kopi instan
atau kopi dalam bentuk sudah digiling dalam kemasan. Kopi robusta juga lebih
tahan terhadap serangan penyakit dan hama dibanding jenis arabika.
Iklim, jenis tanah, ketinggian, suhu dan lingkungan sekitarnya membawa
pengaruh terhadap rasa biji kopi, tidak hanya lokasi penanaman, tetapi proses
pasca panen juga sangat mempengaruhi. Mulai cara panen, berapa banyak
kandungan air dalam biji kopi, lama penjemuran, panas yang digunakan pada
saat dijemur, masa tunggu biji kopi sebelum dikonsumsi juga mempengaruhi.
Seorang barista (orang yang ahli membuat kopi) seringkali tidak mau
menerima apabila kopinya sudah dalam bentuk bubuk. Bagi penggila kopi,
membeli biji kopi mulai dari biji kopi mentah, sehingga kita bisa mengatur
sendiri seberapa matang saya akan mensangrai kopi saya, idealnya kopi
dikonsumsi tidak lebih dari 2 minggu setelah disangrai untuk mendapat rasa
yang baik. Penggilingan biji kopi menjadi kopi bubuk juga diatur seberapa halus
yang kita inginkan. Tingkat kehalusan mempengaruhi tipe kopi apa yang ingin
kita dapatkan, mulai tingkat sangat halus untuk espresso hingga tingkat medium
untuk metode pour-over. Idealnya, tidak lebih dari 1 menit biji kopi yang digiling
harus di campur dengan air, karena itu di tempat kedai kopi yang serius tidak
ada kopi bubuk, biji kopi akan digiling sesaat sebelum dibuat. Temperatur air
untuk membuat minuman kopi juga idealnya antara 85-95 derajat celcius, terlalu
panas akan membuat kopi anda terlalu pahit karena ekstraksi tannin yang
berlebihan dan akhirnya menutupi rasa kopi yang ada.
Rumus singkat membuat kopi adalah rumus 1:15, yaitu 1 gram kopi untuk
15 cc air. Suhu 85-95 derajat celcius dan biji kopi digiling sesaat sebelum
dicampur dengan air.
Bagi yang ingin serius menikmati kopi, saran saya adalah membeli alat
giling kopi (coffee grinder) dengan tipe Burr karena homogenitas ukuran gilingan
yang lebih baik, alat ukur suhu air dan timbangan yang akurat hingga 0,1 gram.
Selalu beli biji kopi, jangan beli kopi dalam bentuk bubuk, kalau memungkinkan,
beli kopi yang tidak terlalu lama disangrai, seringkali pada kemasan biji kopi
didapatkan tulisan kapan kopi tersebut disangrai.
dr. Hari Nugroho, SpOG
Coffee Addict :)