kopi - isi

27
1 Manfaat Unsur Hara Makro Dan Zpt Pada Tanaman Kopi (Coffea Sp.) Kebijakan pemerintah mengenai pencabutan subsidi pupuk dan pembebasan tata niaganya sejak tanggal 1 Desember 1998, mengakibatkan harga pupuk semakin mahal dan sering terjadi kelangkaan pupuk pada beberapa tempat di lapangan (Sudika, 2000). Petani tidak mampu membeli pupuk sesuai dengan kebutuhannya, dan hal ini dapat menyebabkan dosis pupuk yang diterapkan sangat bervariasi. Hasil tanaman yang maksimal tidak akan dapat dicapai bila dosis pupuk tidak sesuai dengan kebutuhan optimal tanaman dan status kesuburan tanah setempat (PPT, 1993). Penggunaan pupuk yang tepat (jenis, dosis, waktu dan cara) akan sangat menguntungkan baik secara ekonomis, teknis, sosial, maupun kesehatan lingkungan. Untuk mendapatkan dosis pupuk yang efisien dan rasional, maka diperlukan dukungan data mengenai status kesuburan tanah dan kebutuhan tanaman akan unsur hara (Kadir dan Karo, 2006).

Upload: gilang-ramadhan

Post on 28-Jan-2016

34 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Pertanian

TRANSCRIPT

Page 1: KOPI - ISI

1

Manfaat Unsur Hara Makro Dan Zpt Pada Tanaman Kopi (Coffea Sp.)

Kebijakan pemerintah mengenai pencabutan subsidi pupuk dan pembebasan

tata niaganya sejak tanggal 1 Desember 1998, mengakibatkan harga pupuk

semakin mahal dan sering terjadi kelangkaan pupuk pada beberapa tempat di

lapangan (Sudika, 2000).

Petani tidak mampu membeli pupuk sesuai dengan kebutuhannya, dan hal

ini dapat menyebabkan dosis pupuk yang diterapkan sangat bervariasi. Hasil

tanaman yang maksimal tidak akan dapat dicapai bila dosis pupuk tidak sesuai

dengan kebutuhan optimal tanaman dan status kesuburan tanah setempat

(PPT, 1993).

Penggunaan pupuk yang tepat (jenis, dosis, waktu dan cara) akan sangat

menguntungkan baik secara ekonomis, teknis, sosial, maupun kesehatan

lingkungan. Untuk mendapatkan dosis pupuk yang efisien dan rasional, maka

diperlukan dukungan data mengenai status kesuburan tanah dan kebutuhan

tanaman akan unsur hara (Kadir dan Karo, 2006).

Sabihan dan Anas (2000) mengatakan penyusunan rekomendasi pemupukan

yang sesuai dengan status kesuburan tanah adalah menjadi tujuan penelitian

kesuburan tanah pada saat ini. Hal ini sangat penting mengingat penggunaan

pupuk yang tidak berimbang atau rasional (misalnya N, P, K) secara terus

menerus pada lahan pertanian akan mempercepat pengurangan unsur hara lain

seperti Ca, Mn, S, Cu dan Zn.

Rehabilitasi kebun kopi merupakan kegiatan untuk memulihkan kondisi

kebun kekeadaan yang lebih baik, sehingga produktivitasnya meningkat.

Rehabilitasi tanaman dilakukan pada populasi tanaman yang telah berkurang

Page 2: KOPI - ISI

2

karena kesalahan kultur teknis (pemupukan), serangan hama penyakit, serta

kekeringan sehingga produksi rendah dan tidak menguntungkan

(Iklanbaliku, 2009).

Tujuan Penulisan

Untuk mengetahui manfaat unsur hara makro dan ZPT pada

Kopi (Coffee sp.)

Kegunaan Penulisan

Sebagai salah satu syarat untuk melengkapi komponen penilaian di

Laboratorium Budidaya Tanaman Penyegar, Fakultas Pertanian, Universitas

Sumatera Utara, Medan dan Sebagai bahan informasi bagi pihak yang

membutuhkan informasi.

Page 3: KOPI - ISI

3

Botani Tanaman

Menurut Iklabaliku (2009) klasifikasi tanaman kopi (Coffea sp.) adalah

sebagai berikut : Kingdom : Plantae, Divisi : Spermatophyta, Subdivisio :

Angiospermae, Kelas : Dycotiledoneae, Ordo : Rubiales, Famili : Rubiaceae,

Genus : Coffea, Spesies : Coffea sp.

Kopi (Coffea sp.) adalah spesies tanaman berbentuk pohon. Tanaman ini

tumbuh tegak, bercabang dan bila dibiarkan akan mencapai tinggi 12 m. Tanaman

ini memiliki beberapa jenis cabang : cabang reproduksi, cabang primer, cabang

sekunder, cabang kipas, cabang pecut, cabang balik, dan cabang air

(Didiek dan Yufnal, 2008).

Meskipun kopi adalah tanaman tahunan, tetapi memiliki perakaran yang

dangkal. Secara alami tanaman kopi memiliki akar tunggang sehingga tidak

mudah rebah. Oleh sebab itu tanaman ini mudah mengalami kekeringan pada

kemarau yang panjang bila di daerah perakarannya tidak diberi mulsa

(Sudika, 2000)

Daun tanaman kopi berbentuk bulat telur dengan ujung tegak meruncing.

Daun tumbuh berhadapan pada batang, cabang dan ranting – rantingnya.Tanaman

kopi mulai berbunga setelah berumur ±2 tahun. Mula – mula bunga keluar dari

ketiak daun yang terletak pada batang reproduksi. Jumlah kuncup pada setiap

ketiak daun terbatas. Pada setiap ketiak daun menghasilkan 8 – 18 kuntum, setiap

buku menghasilkan 16 – 36 kuntum bunga. Waktu yang dibutuhkan untuk bunga

hingga jadi buah matang 6 – 11 bulan. Penyerbukan kopi ada 2 jenis yaitu

penyerbukan sendiri dan penyerbukan menyilang (Arief, 2011).

Page 4: KOPI - ISI

4

Syarat Tumbuh

Iklim

Tanaman kopi bisa tumbuh baik pada zone pada 200 lintang utara serta

200lintang selatan. indonesia yang terdapat pada 50 lintang utara hingga 100lintang

selatan mungkin untuk penanaman kopi yang baik. beberapa besar perkebunan

kopi di indonesia terdapat pada 0 – 100 lintang selatan layaknya sumatera selatan,

lampung, jawa, bali, serta sulawesi selatan, dan beberapa kecil perkebunan kopi

terdapat pada 0 – 50 lintang utara layaknya aceh serta sumatera utara

(Arief, 2011).

Tiap-tiap type kopi menginginkan temperatur atau elevasi yang tidak

sama. kopi arabika bisa ditanam pada elevasi 500 – 2. 000 m, namun elevasi yang

maksimal yaitu 800 – 1. 500 m dengan temperatur rata-rata tahunan 17 – 210c.

elevasi paling rendah untuk kopi arabika ditentukan oleh ketahanan tanaman pada

serangan penyakit karat daun (Sabihan dan Anas, 2000).

Tanaman kopi tumbuh optimum di tempat dengan curah hujan 2. 000 – 3.

000 mm per th., dengan 3 bln. kering, namun memperoleh “hujan kiriman” yang

cukup. tanaman kopi tetap tumbuh baik di tempat dengan curah hujan 1. 300 – 2.

000 mm per tahun, seandainya tanaman kopi diberi mulsa serta irigasi intensif

(Sudika, 2000).

Tanah

Tanaman kopi menginginkan tanah yang gembur, subur, serta kaya bahan

organik. perakaran tanaman kopi relatif dangkal, hingga sensitif pada lapisan-

lapisan tanah teratas. tanaman kopi membutuhkan susunan tanah yang baik

dengan kandungan bahan organik sekurang-kurangnya 3% (Arief, 2011).

Page 5: KOPI - ISI

5

Oleh dikarenakan itu, tanah di lebih kurang tanaman kopi mesti kerap

diberi pupuk organik supaya subur serta gembur hingga sistem perakaran tanaman

kopi dapat tumbuh baik. jika drainase tanah kurang baik, maka perakaran tanaman

kopi dapat menderita, hingga perkembangan tanaman dapat kerdil serta

kekuningan (Foth, 1990).

Tanaman kopi tak hanya menginginkan tanah yang gembur serta kaya

bahan organik, tanaman kopi juga menginginkan derajat keasaman tanah ( ph )

lebih kurang 5, 5 – 6, 5 namun faktor-faktor yang lain juga memegang fungsi

mutlak. apabila ph tanah kurang dari angka tersebut, tanaman kopi tetap bisa

tumbuh namun kurang dapat menyerap sebagian unsur hara, hingga butuh

dikerjakan pengapuran (Irfanda, 2010).

Page 6: KOPI - ISI

6

MANFAAT UNSUR HARA MAKRO DAN ZPT PADA TANAMAN KOPI

Pemeliharaan Tanaman Kopi

Pemeliharaan dianggap sangat penting karena sekalipun diperoleh bibit

yang unggul, tanah dan iklim yang cocok, bilamana tanaman kopi dibiarkan saja

tidak akan menghasilkan sesuai dengan yang diharapkan. Beberapa kegiatan

pemeliharaan tanaman kopi di antaranya: Penyulaman, penggemburan tanah,

pemangkasan, pengendalian hama, penyakit dan gulma; pemupukan dan

pemberian zat pengatur tumbuh. Tulisan ini menitikberatkan pemupukan dan

pemberian zat pengatur tumbuh (Areif, 2011).

Beberapa minggu selesai penanaman, dilakukan pemeriksaan, bilamana ada

yang kurang sesuai lakukan penyulaman dengan bibit yang baik. Penggemburan.

Dimaksudkan agar peredaran udara dan air lancar, sekaligus agar merangsang

pertumbuhan akar baru tanaman perlu dibumbun. Pemangkasan. Bila tidak

dipangkas tanaman bisa mencapai ± 7-10 m sehingga produksi berkurang.

Pemangkasan dimaksudkan agar cahaya leluasa masuk secara merata guna

merangsang pembentukan bunga; memperlancar udara sehingga proses

penyerbukan berlangsung secara intensif; menghindari kelembaban berlebihan;

membuang cabang tua yang kurang produktif atau terkena hama sehingga zat hara

dapat disalurkan ke cabang muda yang lebih produktif (PPT, 1993).

Ada berbagai macam pemangkasan yakni: (a) pangkasan bentuk, agar

tanaman bisa membentuk mahkota pohon yang dikehendaki yang akhirnya

pertumbuhan bertambah luas dan melebar; (b) pangkasan pemeliharaan, meliputi

mewiwil, pemangkasan berat, pemangkasan Beaumont-Fukunaga (sistem pangkas

berbatang ganda dengan masa pemotongan beberapa tahun) dan pemangkasan

Page 7: KOPI - ISI

7

yang ditujukan untuk pengendalian hama, penyakit; (c) pangkasan peremajaan

(rejunevasiperemajaan dengan penyambungan secara selektif atau peremajaan

secara menyeluruh), adalah proses untuk membuat kebun kopi yang sudah tua dan

pohon-pohon kopi yang tidak produktif menjadi muda kembali tanpa disertai

penanaman secara besar-besaran, dengan kata lain untuk memperbaiki sifat pohon

yang kurang baik (Iklabaliku, 2009).

Pemupukan

Pemupukan merupakan penambahan bahan organik atau anorganik ke

tanah/tanaman dengan tujuan untuk menyediakan unsur-unsur hara yang

dibutuhkan tanaman. Dalam hal ini pemupukan bermanfaat memperbaiki kondisi

tanaman, meningkatkan produksi, mutu hasil, dan stabilisasi produksi. Dengan

demikian kebutuhan pupuk ditentukan setidaknya oleh pengambilan hara oleh

tanaman dari dalam tanah (tergantung dari kandungan tanaman, persediaan

kandungan hara dalam tanaman) dan persediaan kandungan hara dalam tanah.

Oleh karena itu untuk mengetahui kebutuhan pupuk diperlukan analisis daun,

analisis tanah serta percobaan lapangan (Arief, 2011).

Waktu Pemupukan, Umumnya pemupukan kopi-nitrogen diberikan dua

kali dalam setahun kecuali kopi muda, awal dan akhir musim hujan, sedang yang

mengandung P, K diberikan hanya sekali setahun yaitu akhir musim hujan. Ada

pupuk yang hanya mengandung pupuk tunggal, tetapi akhirakhir ini banyak pupuk

majemuk yang beredar. Memilih pupuk yang tepat sangat penting karena ada

pupuk yang mudah larut dan mudah diserap oleh tanaman dan ada yang agak

lambat. Bila keadaan tanaman merana dan tanah tempat tumbuhnya miskin hara,

harus menggunakan pupuk yang mudah diserap (Didiek dan Yufnal, 2008).

Page 8: KOPI - ISI

8

Bila pupuk hanya sebagai cadangan sebaiknya memakai pupuk yang tahan

lama. Bila hasil analisis tanah kurang subur, sebelum penanaman kopi sebaiknya

ditanam dulu pupuk hijau (tumbuh merambat seperti Centrosema pubescens, C.

plumieri, Calopogonium mucunoides, C. caeruleum, Pueraria mucunoides atau

dapat juga dipilih yang tumbuh dalam bentuk perdu seperti Crotalaria

usaramoensis, C. anagyroides sedang preferasi tumbuhan berbentuk pohon seperti

Leucaena leucocephala, Erythrina abyssinica dan Albizia stipulata

(Iklabaliku, 2009).

Selain itu, sebagai pupuk dasar dapat diberi pupuk organik lainnya seperti

pupuk kandang, kompos (sisa bahan organik tanaman, sampah dapur, sisa

makanan ternak campur kotorannya). Sebelum menutup lubang pertanaman kopi,

bagi tanah yang amat miskin hara perlu ditambah lagi fosfat alam. Cara

pemupukan ada yang disebarkan, dibenamkan dalam alur sekitar tanaman dan bisa

melalui penyemprotan daun. Jika menggunakan pupuk N,P,K, dapat disebarkan

sekitar tanaman atau dibenamkan (Joko dan Anggi, 2012).

Bila menggunakan pupuk tunggal yang dicampur, sebaiknya dibenamkan

dengan jarak 25-100 cm dari batang. lain adalah pupuk dimasukkan dalam rorak

agar dapat dimanfaatkan oleh akar rambut. Pada kebun yang curam topografinya,

pupuk diberi dibagian lereng sebelah atas, di bawah batang tanaman pokok

(Arief, 2011).

Dosis Pemupukan. Modal dari tanaman kopi terletak pada cabang-cabang

dimana bunga/buah dibentuk. Pengaruh pemupukan dapat ditujukan terhadap

cabang buah lebih panjang, jumlah cabang buah lebih banyak, biji kopi lebih

besar, rendemen naik, daya tahan lebih tinggi. Pemupukan akan berhasil bila

Page 9: KOPI - ISI

9

dilakukan tindakan kultur teknis seperti pengendalian OPT, pembukaan naungan

secara bertahap, pupuk diberi setelah kopi sesesai dipangkas, teras dipelihara agar

pupuk tidak tercuci (Irfanda, 2010).

Menurut Iklabaliku (2009) Tiap tanaman kopi terdiri dari air dan bahan

kering. Bahan kering bila dibakar sebagian akan menguap (C, H, O, N) sisanya

terdiri dari abu. Hara yang diserap kopi seperti pada Tabel 1.

Tabel 1. Hara yang Diserap oleh Tanaman Kopi Selama Pertumbuhannya (g) Hara Umur (Tahun)

Tabel 2. Dosis Pemupukan Kopi (g/pohon/tahun)

Unsur Hara Esensial

Beberapa unsur hara mineral yang esensial untuk tanaman kopi di

antaranya:

Page 10: KOPI - ISI

10

Dikatakan esensial karena: (1) Tanaman kopi tidak lengkap siklus hidupnya bila

kekurangan unsur hara di atas; (2) fungsi masing-masing unsur hara tidak dapat

diganti oleh unsur hara yang lain; (3) unsur hara tersebut langsung terlibat dalam

metabolisme tanaman, misalnya sebagai konstituen enzim atau dalam reaksi

enzim unsur hara itu dibutuhkan (Foth, 1990).

Peranan Masing – Masing Unsur Hara

Nitrogen (N)

N merupakan bagian dari asam amino, amida, protein, asam nukleat,

nukleotida dan koenzim, heksosaamin dan sebagainya. Dalam hal ini, N

merupakan unsur hara yang utama bagi pertumbuhan vegetatif. N dengan P yang

berimbang memberi pertumbuhan kopi muda cepat dan kuat, menambah jumlah

cabang produktif. Kekurangan N dapat dilihat dari daun berwarna pucat hingga

kuning, pertumbuhan tanaman lemah dan merana, hasil merosot (PPT, 1993).

Phospor (P)

P Merupakan komponen dari gula fosfat, asam nukleat, nukleotida,

koenzim, fosfolipid, juga berperan dalam reaksi ATP. Bagi tanaman kopi muda,

P205 sebagai perangsang akar cabang, dan organ tanaman yang paling banyak

mengandung P bagian generatif. Selesai pembungaan, P diangkut ke biji dan

disana mempengaruhi pemasakannya. Unsur ini juga mempengaruhi kecepatan

pertumbuhan dan pembentukan buah, sehingga menentukan produktivitas

tanaman. P berfungsi juga dalam respirasi, sintesis klorofil (Arief, 2011).

Kandungan P di daun mempunyai hubungan dengan berat buah/pohon,

sebagai berikut:

Page 11: KOPI - ISI

11

Kekurangan unsur hara P memperlihatkan gejala daun berwarna kuning

kelabu dengan becak-becak pucat, pertumbuhan akar jelek sehingga produksi

rendah (Arief, 2011).

Kalium (K).

K diperlukan sebagai suatu kofaktor bagi enzim, berperan dalam

pergerakan stomata, mempertahankan netralitas listrik dalam sel tumbuhan. Unsur

K (mobil) terdapat di semua tanaman kopi, unsur ini memperkuat sel dan jaringan

tanaman sehingga mempertinggi daya ketahanan terhadap gangguan hama dan

penyakit. K bersama dengan N, P akan memulihkan pengaruh buruk musim

kemarau. Kadar K (%) di daun-cabang berbuah sekitar 0.57 – 1.15 dan pada daun-

cabang tidak berbuah 0.96 – 1.90 (Kadir dan Karo, 2006).

K tidak mengambil bagian dalam pembentukan zat organik karena K

terbentuk sebagai ion. K diperlukan pada waktu pembentukan dan pemasakan

buah sehingga kadar K di daun pada saat itu turun. Hanya 20 % dari K dalam

buah terkandung di biji sedang yang 80 % ada dalam kulit tanduk dan buah/pulp.

Terdapat hubungan yang positif antara kadar K di daun dan kandungan pati.

Apabila kandungan pati rendah, cabang dan daun baru terhambat

pembentukannya. Kekurangan K, timbul gejala warna daun pucat, tepi daun

mengering, mudah timbul penyakit die back (Sudika, 2000).

Calcium (Ca)

Page 12: KOPI - ISI

12

Ca (tidak mobil) merupakan bagian lamela tengah dari dinding sel sebagai

Ca pektat. Ca diperlukan sebagai kofaktor oleh beberapa enzim yang terlibat

dalam hidrolisis ATP dan fosfolipid. Makin tua daun/cabang kandungan Ca makin

tinggi. Ca maximum pada waktu panen sebaliknya N,P,K. Dalam cairan sel, ion

Ca mempunyai sifat mengurangi keasaman yang berlebihan. Ca dan K antagonis,

Ca memperlambat permeabilitas dinding sel, K sebaliknya (Foth, 1990).

Ca juga berfungsi untuk pertumbuhan tudung akar dan pembentukan

rambut akar. Kekurangan Ca, pada daun muda klorosis sekeliling tepi daun,

kadang daun berbentuk seperti mangkok sebagai akibat perkembangan yang tidak

sama antara tulang dan helaian daun. Kadar Ca untuk kopi arabika berkisar antara

1 – 2.20 %. Pemberian kapur ke tanah dapat menaikkan pH, nitrifikasi dan

penguraian bahan organik digiatkan, P yang dapat larut berkurang dan

tersedianya hara mikro (Mn, Zn, Fe) berkurang (Didiek dan Yufnal, 2008).

Sulfur (S)

S merupakan komponen dari sistein, cystine, metionin dan protein. S

merupakan bagian dari asam lipoat, koenzim A, thiamin pyrofosfat, glutathion,

biotin, 3- fosfo adenosin 5 fosfo sulfat-terdapat sebagai ion sulfat dalam cairan sel

dan senyawa lainnya. Kandungan S pada akar kopi arabika sekitar 0.164 %, pada

batang 0.121 %, cabang 0.141 % dan daun 0.238 %. Selanjutnya, tiap 100 g buah

kopi basah, pada biji mengandung 0.022 g, kulit tanduk 0.001 g, daging buah

0.007 g. Tanda-tanda kekurangan S, menguningnya daun muda, klorosis dimulai

sekitar tulang daun memanjang (Sabihan dan Anas, 2000).

Magnesium (Mg)

Page 13: KOPI - ISI

13

Mg merupakan bagian dari molekul klorofil, diperlukan tidak spesifik oleh

sejumlah besar enzim yang terlibat dalam transfer fosfat. Tandatanda kekurangan

Mg (mobil) ditandai oleh klorosis antara tulang daun utama dan anak tulang daun,

pada akhirnya terdapat bintik-bintik hitam pada ujung daun. Kandungan Mg di

daun kurang lebih 0.30-0.40 %, perbandingan K/Mg di daun 4:1. Pemupukan K

yang berat mengakibatkan “induced deficiency” Mg (Irfanda, 2010).

Pemberian Mg (1-2 %) bisa melalui daun yaitu MgSulfat atau KMG

Sulfat/patenkali. Pada umumnya unsur hara mikro berperan pada sistem enzim.

Ada 2 peran penting dari hara mikro yaitu: (1) sebagai pembawa elektron karena

adanya kemungkinan terjadinya perubahan valensi. Misalnya, Fe pada sistem

sitokrom oksidase, Cu pada sistem oksidase polifenol dan asam askorbat dan Mo

pada reduksi nitrat ke nitrit; (2) sebagai aktivator dalam reaksi enzimatik,

misalnya enzim amino peptidase memerlukan ion Mn++ untuk dapat mengkatalisis

(Iklabaliku, 2009).

Zat Pengatur Tumbuh (ZPT)

Zat pengatur tumbuh merupakan senyawa organik bukan nutrisi yang

dalam konsentrasi rendah (<1 mM) mendorong, menghambat atau secara

kualitatif mengubah pertumbuhan dan perkembangan tanaman. IAA adalah auksin

alamiah pada tumbuhan, translokasi di dalam tanaman terjadi melalui floem.

Auksin eksogen terdiri dari IAA, IBA, NAA dan herbisida yang bersifat auksin

seperti 2.4-D, 2.4.5-T, Dicamba, Tordon 4-CPA, Picloram. Peran fisiologis

auksin adalah mendorong perpanjangan sel, pembelahan sel, diferensiasi jaringan

xilem dan floem, pembentukan akar, menghambat pengguguran daun, bunga dan

buah (Didiek dan Yufnal, 2008).

Page 14: KOPI - ISI

14

Gibberellin (C19 GA’S) disintesis dari Asam Mevalonat (MVA) di

jaringan muda-pucuk muda dan pada biji yang sedang berkembang. Translokasi

GA melalui xilem dan floem. Sintesis GA di antaranya GA3, GA4, GA7 dan lain-

lain. Beberapa peran fisiologis GA diantaranya menyebabkan hiperelongasi

batang melalui stimulasi divisi sel dan elongasi sel, “fruit setting” dan

pertumbuhannya (Iklabaliku, 2009).

Sitokinin alamiah di dalam tanaman adalah zeatin, zeatin ribosida dan

zeatin ribotida. Biosintesis zeatin terutama di ujung akar dan dalam biji yang

sedang berkembang. Translokasi zeatin terutama melalui xilem. Sitokinin sintetik

terdiri dari Zeatin, Bensil Adenin (BA), 2-ip, PBA dan Kinetin. Selain itu adalah

Senyawa Fenil Urea (2 Cl-4PU, 2.6 Cl-4PU), Tidiazuron, Adenin Sulfat, Benomil

dan Air Kelapa. Peran fisiologis sitokinin adalah mendorong pembelahan sel,

morfogenesis, pertunasan, pembentukan kloroplas, pembukaan stomata,

menghambat senesens dan absisi (Arief, 2011).

ABA disintesis pada jaringan yang mengalami stres terutama jaringan

daun tua. ABA dapat ditranslokasikan melalui xilem dan floem. ABA sintetik

jarang digunakan karena harganya terlalu mahal. Peran fisiologis ABA adalah

penutupan stomata, transpor fotosintat ke biji, pembentukan protein cadangan dan

mendorong absisi daun, bunga dan buah.

Etilen di dalam tanaman disintesis pada jaringan yang mengalami

penuaan, bersifat gas, bergerak secara difusi. Transpor etilen bukan dalam bentuk

etilen tetapi dalam bentuk zat antara yaitu ACC. Etilen sintetik dalam bentuk

ethepon/ethrel atau karbid (CaC2). Beberapa peran fisiologis etilen adalah

mendorong pembungaan tanaman, senesens bunga dan daun (Irfanda, 2010).

Page 15: KOPI - ISI

15

Senyawa fenolik, Triacontanol, Poliamin dan Brasinolida. Contoh

senyawa fenolik adalah asam cafeik, asam koumarat, flavonoid yang semuanya

sebagai pelindung terhadap mikro organisme. Koumarin menghambat

perpanjangan akar, mendorong pertumbuhan lateral akar. Senyawa monofenolik

(koumarin, kaemferol) berantagonis dengan IAA. Atonik untuk meningkatkan

produksi tanaman tergolong senyawa polifenolik (Arief, 2011).

Triacontanol merupakan alkohol berantai panjang yang dapat menaikkan

klorofil dan hasil tanaman. Poliamin (misalnya Putresin/Diamin,

Spermidin/Triamin dan Spermin/Tetraamin) berperan mendorong dan membentuk

makromolekul, stabilitas membran, mengontrol struktur protein dan aktifitas

enzim dan memperlambat senesens. Brasinolida dapat menaikkan hasil,

menaikkan ketahanan terhadap suhu dingin, toleran terhadap garam tinggi dan

toksisitas herbisida. Brasinolida berpengaruh juga menyerupai auksin, giberelin

dan sitokinin (Joko dan Anggi, 2012).

Menurut PPT (1993) beberapa hal yang harus diperhatikan dalam

pemberian ZPT eksogen di antaranya:

1) ZPT harus sampai di jaringan target (tergantung formulasi ZPT,

konsentrasi, cara pemberian, waktu pemberian dan lingkungan);

2) ZPT harus berada cukup lama di jaringan target. Hal ini tergantung dari

sifat translokasi ZPT dan persistensinya

3) ZPT yang diberikan akan berinteraksi dengan fitohormon, bisa

aditif/sinergis dengan fitohormon pendorong (auksin, GA, sitokinin) atau

antagonis dengan kelompok penghambat (ABA, etilen, senyawa fenolik);

4) Bagian tanaman yang sehat memberi respon.

Page 16: KOPI - ISI

16

KESIMPULAN

1. Beberapa kegiatan pemeliharaan tanaman kopi di antaranya: Penyulaman,

penggemburan tanah, pemangkasan, pengendalian hama, penyakit dan

gulma; pemupukan dan pemberian zat pengatur tumbuh.

2. Pemupukan bermanfaat memperbaiki kondisi tanaman, meningkatkan

produksi, mutu hasil, dan stabilisasi produksi.

3. Kekurangan N dapat dilihat dari daun berwarna pucat hingga kuning,

pertumbuhan tanaman lemah dan merana, hasil merosot.

4. Selesai pembungaan, P diangkut ke biji dan disana mempengaruhi

pemasakannya. Unsur ini juga mempengaruhi kecepatan pertumbuhan dan

pembentukan buah, sehingga menentukan produktivitas tanaman. P

berfungsi juga dalam respirasi, sintesis klorofil.

5. Kekurangan K, timbul gejala warna daun pucat, tepi daun mengering,

mudah timbul penyakit die back.

6. Mg merupakan bagian dari molekul klorofil, diperlukan tidak spesifik oleh

sejumlah besar enzim yang terlibat dalam transfer fosfat.

7. Zat pengatur tumbuh merupakan senyawa organik bukan nutrisi yang

dalam konsentrasi rendah (<1 mM) mendorong, menghambat atau secara

kualitatif mengubah pertumbuhan dan perkembangan tanaman.

Page 17: KOPI - ISI

17

DAFTAR PUSTAKA

Arif, M. W. 2011. Budidaya Kopi Konservas. C.I Indonesia.

Didiek H.G dan Yufnal A. 2008. Teknologi Budidaya Tanaman Kopi. Balai Penelitian Biotek Perkebunan Indonesia.

Foth H.D. 1990. Dasar – Dasar Ilmu Tanah. Edisi ketujuh. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta

Iklabaliku. 2009. Cara Meningkatkan Produuktivitas Tanaman Kopi. http://Iklanku.com Diakses 19 Oktober 2014

Irfanda, M. 2010. Pemeliharaan dan Pemupukan Kopi. Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Joko, P. dan S. R. Anggi. 2012. Pemupukan dan Pengairan Tanaman Kopi. Balai Pengkajian teknologi Pertanian Jawa Tengah.

Kadir, S. dan M.Z Karo. 2006. Pengaruh pupuk organik terhadap pertumbuhan dan produksi kopi Arabika, Jurnal Agrivigor Vol.6 (1) : 85 – 92.

PPT. 1993. Kombinasi Beberapa Sifat Kimia Tanah dan Status Kesuburannya. Bogor.

Sabihan S. dan Anas. 2000. Perkembangan Ilmu dalam Bidang Kimia, Biologi dan Kesuburan Tanah. Prosseding Kongres Nasional ke VII HITI Bandung.

Sudika, 2000. Kebijaksanaan Penggunaan Pupuk Alternatif melalui Program Bimas. Makalah Pertemuan Aplikasi Paket Teknologi Pertanian. Bimas Propinsi Bali, Denpasar.