paper kopi

23
TEKNOLOGI PENGOLAHAN PRODUK DERIVAT Kopi dan Derivat Kompos Kopi PAPER oleh: Utiya Listy Biyumna 121710101119 Jurusan Teknologi Hasil Pertanian

Upload: utee-yaa

Post on 07-Feb-2016

61 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Morfologi Kopi

TRANSCRIPT

Page 1: Paper Kopi

TEKNOLOGI PENGOLAHAN PRODUK DERIVAT

Kopi dan Derivat Kompos Kopi

PAPER

oleh:

Utiya Listy Biyumna121710101119

Jurusan Teknologi Hasil Pertanian

Fakultas Teknologi Pertanian

Universitas Jember

2014

Page 2: Paper Kopi

ABSTRAK

Kopi adalah sejenis minuman yang berasal dari proses pengolahan dan ekstraksi

biji tanaman kopi. Kopi memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi di antara

tanaman perkebunan lainnya dan berperan penting sebagai sumber devisa

negara. Tanaman kopi memiliki struktur yang cukup lengkap yaitu akar, batang,

daun, bunga dan buah. Hampir dari semua struktur kopi dapat dimanfaatkan

menjadi produk derivat, termasuk limbah kopi. Limbah kopi dapat dimanfaatkan

menjadi pupuk kompos.

Kata kunci: kopi, limbah kopi dan pupuk kompos.

PENDAHULUAN

Kopi adalah spesies tanaman tahunan berbentuk pohon. Di dunia

perdagangan, dikenal beberapa golongan kopi, tetapi yang paling sering

dibudidayakan hanya kopi Arabika, Robusta, dan Liberika (Najiyati dan Danarti,

2006). Menurut Rahardjo (2012), kopi merupakan salah satu hasil komoditi

perkebunan yang memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi di antara tanaman

perkebunan lainnya dan berperan penting sebagai sumber devisa negara. Kopi

tidak hanya berperan penting sebagai sumber devisa, melainkan juga merupakan

sumber penghasilan bagi tidak kurang dari satu setengah juta jiwa petani kopi di

Indonesia.

Tanaman kopi memiliki struktur yang cukup lengkap yaitu akar, batang,

daun, bunga dan buah. Hampir dari semua struktur kopi dapat dimanfaatkan

menjadi produk derivat, salah satu contohnya adalah limbah kopi. Limbah kopi

sebagian besar dimanfaatkan sebagai pupuk, namun sebagian diantaranya

dimanfaatkan oleh pengrajin jamu tradisional sebagai bahan jamu (Muryanto dkk,

2004).

Page 3: Paper Kopi

PEMBAHASAN

Definisi Kopi

Kopi adalah sejenis minuman yang berasal dari proses pengolahan dan

ekstraksi biji tanaman kopi. Kata kopi sendiri awalnya berasal dari bahasa Arab

qahwah yang berarti kekuatan karena pada awalnya kopi digunakan sebagai

minuman berenergi tinggi. Kata qahwah kembali mengalami perubahan menjadi

kahveh yang berasal dari bahasa Turki dan kemudian berubah lagi menjadi koffie

dalam bahasa Belanda. Penggunaan kata koffie segera diserap ke dalam bahasa

Indonesia menjadi kata kopi yang dikenal saat ini.

Secara lengkap, klasifikasi botani kopi adalah sebagai berikut:

Divisi : Spermatophyta

Subdivisi: Angiospermae

Kelas : Dicotyledonae

Ordo : Rubiales

Famili : Rubiaceae

Genus : Coffea

Spesies : coffea sp.

Secara umum, terdapat dua jenis biji kopi, yaitu arabika (kualitas terbaik)

dan robusta. Pada umumnya tanaman kopi berbunga setelah berumur sekitar dua

tahun. Bila bunga sudah dewasa, terjadi penyerbukan dengan pembukaan kelopak

dan mahkota yang akan berkembang menjadi buah. Kulit buah yang berwarna

hijau akan menguning dan menjadi merah tua seiring dengan pertumbuhannya.

Waktu yang diperlukan dari bunga menjadi buah matang sekitar 6-11 bulan,

tergantung jenis dan lingkungan. Kopi arabika membutuhkan waktu 6-8 bulan,

sedangkan kopi robusta 8-11 bulan. Bunga umumnya mekar awal musim kemarau

dan buah siap dipetik di akhir musim kemarau. Di awal musim hujan, cabang

primer akan memanjang dan membentuk daun-daun baru yang siap mengeluarkan

bunga pada awal musim kemarau mendatang (Najiyati dan Danarti, 2006). Jika

dibandingkan dengan kopi arabika, pohon kopi robusta lebih rendah dengan

ketinggian sekitar 1,98 hingga 4,88 meter saat tumbuh liar di kawasan hutan. Pada

Page 4: Paper Kopi

saat dibudidayakan melalui pemangkasan, tingginya sekitar 1,98 hingga 2,44

meter (Retnandari dan Tjokrowinoto, 1991).

Sejarah mencatat bahwa penemuan kopi sebagai minuman berkhasiat dan

berenergi pertama kali ditemukan oleh Bangsa Etiopia di Benua Afrika sekitar

3000 tahun (1000 SM) yang lalu. Kopi kemudian terus berkembang hingga saat

ini menjadi salah satu minuman paling populer di dunia yang dikonsumsi oleh

berbagai kalangan masyarakat. Indonesia sendiri telah mampu memproduksi lebih

dari 400 ribu ton kopi per tahunnya. Di samping rasa dan aromanya yang menarik,

kopi juga dapat menurunkan resiko terkena penyakit kanker, diabetes, batu

empedu dan berbagai penyakit jantung (kardiovaskuler). Ukuran panjang buah

kopi jenis arabika sekitar 12-18 mm. sedangkan kopi jenis robusta 8-16 mm.

Struktur dan Morfologi Kopi

Gambar 1. Tanaman Kopi

Kopi termasuk kelompok tanaman semak belukar dengan genus Coffea.

Kopi termasuk ke dalam family Rubiaceae, subfamili Ixoroideae dan suku Coffea.

Seorang bernama Linneaus merupakan orang yang pertama mendeskripsikan

spesies kopi (Coffee Arabica) pada tahun 1753. Menurut Bridson dan Vercourt

pada tahun 1988, kopi dibagi menjadi dua genus yakni Coffea dan Psilanthus.

Genus Coffea terbagi menjadi dua subgenus yakni Coffea dan Baracoffea.

Subgenus Coffea terdiri dari 88 spesies. Sementara itu, subgenus Baracoffea

Page 5: Paper Kopi

terdiri dari 7 spesies. Berdasarkan geografik (tempat tumbuh) dan rekayasa

genetik, kopi dapat dibedakan menjadi lima. Kopi yang berasal dari Ethiopia,

Madagaskar serta Benua Afrika bagian barat, tengah dan timur (Illy dan Viani,

2005).

1. Akar

Gambar 2. Akar Kopi

Tanaman kopi merupakan jenis tanaman berkeping dua (dikotil) dan

memiliki akar tunggang, sehingga tidak mudah rebah, tetapi akar tunggang

tersebut hanya dimiliki oleh tanaman kopi yang bibitnya berupa bibit

semaian atau bibit sambungan (okulasi) yang batang bawahnya merupakan

semaian. Pada akar tunggang, ada beberapa akar kecil yang tumbuh ke

samping (melebar) yang sering disebut akar lebar. Pada akar lebar ini,

tumbuh akar rambut, bulu-bulu akar dan tudung akar. Tudung akar

berfungsi untuk melindungi akar ketika mengisap unsur hara dari tanah.

Tanaman kopi yang bibitnya berasal dari bibit stek, cangkokan atau bibit

okulasi yang batang bawahnya merupakan bibit stek tidak memiliki akar

tunggang sehingga relatif mudah rebah. Meskipun kopi merupakan tanaman

tahunan, tetapi umumnya mempunyai perakaran yang dangkal. Oleh karena

itu, tanaman ini mudah mengalami kekeringan pada kemarau panjang bila di

daerah perakarannya tidak diberi mulsa.

Page 6: Paper Kopi

2. Batang

Gambar 3. Batang Kopi

Kopi (Coffea spp) adalah species tanaman berbentuk pohon yang

termasuk dalam famili Rubiaceae dan genus Coffea. Tanaman ini

tumbuhnya tegak, bercabang dan bila dibiarkan tumbuh dapat mencapai

tinggi 12 m. Kopi mempunyai sistem percabangan yang agak berbeda

dengan tanaman lain. Tanaman ini mempunyai beberapa jenis cabang yang

sifat dan fungsinya agak berbeda.

a. Cabang Primer (Plagiotrop)

Cabang primer adalah cabang yang tumbuh pada batang utama atau

cabang reproduksi dan tempat tumbuhnya cabang sekunder dan cabang

balik. Cabang primer yang terdapat pada batang kopi berada pada ruas ke

5 atau ke 6 dari leher akar. Pada setiap ketiak daun hanya mempunyai

satu tunas primer, sehingga apabila cabang ini mati, ditempat itu sudah

tidak dapat tumbuh cabang primer lagi. Cabang primer mempunyai ciri-

ciri tumbuh ke samping dengan arah mendatar, lemah dan berfungsi

sebagai penghasil bunga karena di setiap ketiak daunnya terdapat mata

atau tunas yang dapat tumbuh menjadi bunga.

Setiap ketiak daun pada cabang primer mempunyai tunas reproduksi

dan tunas sekunder. Tunas reproduksi dapat tumbuh menjadi cabang

reproduksi, demikian pula tunas sekunder dapat tumbuh menjadi cabang

sekunder. Namun demikian, tunas reproduksi dan tunas sekunder tersebut

biasanya tidak berkembang menjadi cabang, melainkan tumbuh dan

berkembang menjadi bunga.

Page 7: Paper Kopi

b. Cabang Sekunder

Cabang yang tumbuh di cabang primer. Cabang sekunder berfungsi

sebagai tempat tumbuhnya cabang reproduksi atau ranting bunga dan

buah. Berbagai arah tumbuh cabang sekunder di antaranya samping

bawah, samping atas dan membentuk cabang-cabang lain (cabang kipas).

c. Cabang Reproduksi (Orthtotrop)

Tempat tumbuh cabang orthotrop berada di batang tanaman,

tumbuhnya tegak dan lurus. Cabang ini berasal dari tunas reproduksi

yang terdapat di setiap ketiak daun pada batang utama atau cabang

primer. Setiap ketiak daun bisa mempunyai 4-5 tunas reproduksi,

sehingga apabila cabang reproduksi mati bisa diperbaharui sebanyak 4-5

kali. Cabang ini mempunyai sifat seperti batang utama, sehingga bila

suatu ketika batang utama mati atau tidak tumbuh sempurna, maka

fungsinya dapat digantikan oleh cabang ini. Dari cabang orthotrop akan

tumbuh cabang-cabang lain yang biasa disebut cabang air (wiwilan).

Cabang air adalah cabang reproduksi yang tumbuhnya pesat, ruas-ruas

daunnya relatif panjang dan lunak atau banyak mengandung air.

d. Cabang Balik

Cabang balik tumbuh di cabang primer. Sama seperti cabang

sekunder, cabang ini juga sebagai cabang reproduksi. Selain itu, cabang

balik juga berfungsi sebagai tempat tumbuhnya bunga dan buah. Arah

pertumbuhan cabang balik agar berbeda dengan jenis cabang lainnya

yaitu ke arah mahkota tajuk.

e. Cabang Kipas

Cabang kipas adalah cabang reproduksi yang tumbuh kuat pada

cabang primer karena pohon sudah tua. Pohon yang sudah tua biasanya

hanya mempunyai sedikit cabang primer karena sebagian besar sudah

mati dan luruh. Cabang yang tinggal sedikit ini biasanya terletak di ujung

batang dan mempunyai pertumbuhan yang cepat, sehingga mata

Page 8: Paper Kopi

reproduksinya tumbuh cepat menjadi cabang-cabang reproduksi. Cabang

reproduksi ini sifatnya seperti batang utama dan sering disebut sebagai

cabang kipas. Arah pertumbuhan cabang kipas mengarah ke samping dan

atas.

f. Cabang Pecut

Cabang pecut adalah cabang kipas yang tidak mampu membentuk

cabang primer, meskipun tumbuhnya cukup kuat.

3. Daun

Gambar 4. Daun Kopi

Salah satu panduan untuk membedakan jenis tanaman kopi adalah

dengan memerhatikan bentuk dan fisik daun. Secara umum, daun kopi

berbentuk seperti telur, bergaris ke samping, bergelombang (talang air),

hijau pekat, kekar dan meruncing di bagian ujungnya. Daun tumbuh dan

tersusun secara berdampingan di ketiak batang, cabang dan ranting.

Sepasang daun terletak di bidang yang sama di cabang dan ranting yang

tumbuh mendatar.

Tabel 1. Perbedaan jenis kopi arabika dan robusta berdasarkan karakteristik

daun.

Jenis  

KopiTekstur   dan Ketebalan Daun Warna   Daun

Arabika Kurus memanjang dan tebalHijau kuat pekat dan bergaris  

gelombang seperti talang air

RobustaLebih “gendut” dibandingkan

dengan   kopi jenis arabikaHijau agak terang

Page 9: Paper Kopi

4. Bunga

Gambar 5. Bunga Kopi

Bunga kopi terbentuk pada akhir musim hujan, akan mulai berbunga

setelah berumur ± 2 tahun dan akan menjadi buah hingga siap petik pada

awal musim kemarau. Setelah penyerbukan, kopi akan menghasilkan

kuntum bunga. Mula-mula bunga ini keluar dari ketiak daun yang terletak

pada batang utama atau cabang reproduksi. Tetapi bunga yang keluar dari

kedua tempat tersebut biasanya tidak berkembang menjadi buah, jumlahnya

terbatas dan hanya dihasilkan oleh tanaman-tanaman yang masih sangat

muda. Bunga yang jumlahnya banyak akan keluar dari ketiak daun yang

terletak pada cabang primer. Bunga ini berasal dari kuncup-kuncup

sekunder dan reproduktif yang berubah fungsinya menjadi kuncup bunga.

Kuncup bunga kemudian berkembang menjadi bunga secara serempak dan

bergerombol.

Setiap ketiak daun menghasilkan 2-4 kelompok bunga. Setiap

kelompok bunga menghasilkan 4-6 kuntum bunga sehingga di setiap ketiak

daun menghasilkan 8-24 kuntum bunga. Kuntum bunga kopi berukuran

kecil yang tersusun dari kelopak bunga, mahkota bunga, benang sari,

tangkai putik dan bakal buah. Kelopak bunga berwarna hijau, pangkalnya

menutupi bakal buah yang mengandung dua bakal biji. Mahkota bunga

terdiri dari 3-8 helai daun. Sementara itu, benang sari terdiri dari 5-7 helai.

Tangkai putik terdiri dari dua sirip berukuran kecil yang panjang. Bunga

umumnya muncul ketika tanaman kopi berumur sekitar 2-2,5 tahun.

Sementara itu, lama waktu perubahan bunga menjadi buah tergantung dari

Page 10: Paper Kopi

jenis kopi yang ditanam. Untuk jenis arabika, perubahan bunga menjadi

buah membutuhkan waktu 7-10 bulan, sedangkan kopi jenis robusta 9-12

bulan.

5. Buah

Gambar 6. Buah Kopi

Menurut Panggabean (2011), buah kopi terdiri atas empat bagian,

yaitu lapisan kulit luar buah (eksokarp), lapisan daging buah (mesocarp),

lapisan kulit tanduk (endokarp) dan biji (masih dibungkus lagi dengan kulit

ari). Adapun penampang buah kopi disajikan pada Gambar 7.

Gambar 7. Ilustrasi penampang lintang buah kopi (Panggabean, 2011)

Keterangan :

a. Lapisan kulit luar (eksokarp)

b. Lapisan daging buah (mesokarp)

Page 11: Paper Kopi

c. Lapisan kulit tanduk (endokarp)

d. Kulit ari

e. Biji

Kulit luar terdiri dari satu lapisan yang tipis. Buah yang masih muda

bewarna hijau tua, kemudian berangsur-angsur berubah menjadi hijau

kuning dan jika sudah matang akan berwarna merah, daging buahnya

berlendir dan memiliki senyawa gula yang rasanya manis. Keadaan kulit

bagian dalam (endokarp) cukup keras dan membungkus sepasang biji kopi,

biasanya disebut sebagai kulit tanduk. Kulit ari merupakan kulit halus yang

menyelimuti masih-masing biji kopi. Bagian dalam yang terakhir dari buah

kopi adalah biji kopi (coffee bean) atau kopi beras (Panggabean, 2011).

Pada penampang melintang biji kopi tampak spermoderm yang terdiri

dari satu lapis sel batu, dinding tebal, lumen lebar, bernoktah, bentuk dan

ukuan bermacam-macam, tunggal atau berkelompok. Perisperm terdiri dari

sel parenkim yang berbentuk hampir segi empat, dinding tebal, dan lumen

lebar. Pada sel yang lebih besar dinding berpenebalan tidak merata, berisi

tetes minyak dan aleuron, kadang-kadang butir-butir pati. Serbuk kopi

berwarna coklat kehitaman. Fragmen pengenal adalah sel batu lumen lebar

bernoktah, parenkim dinding tipis, dan lapisan pigmen parenkim tetes

minyak.

Buah kopi pada umumnya mengandung 2 butir biji, tetapi kadang-

kadang mengandung hanya sebutir saja (Ciptadi dan Nasution, 1985). Pada

kemungkinan yang pertama biji-bijinya mempunyai bidang datar (perut biji)

dan bidang cembung (punggung biji). Pada kemungkinan yang kedua biji

kopi berbentuk bulat panjang (kopi jantan). Dalam bahasa daerah umumnya

disebut biji lanang, kong, atau kung. Komposisi kimia biji kopi berbeda-

beda, tergantung tipe kopi, tanah tempat tumbuh dan cara pengolahan kopi.

Berikut ini adalah komposisi jumlah kandungan zat dari daging buah kopi

yang sudah matang.

Page 12: Paper Kopi

Tabel 2. Komposisi jumlah kandungan zat dari daging buah kopi yang

sudah matang.

No KomponenJumlah  

(%)

1 Air 42,66

2 Serat 27,44

3 Gula 9,46

4 Tanin 8,56

5 Mineral 3,77

6 Lemak dan resin 1,18

7 Senyawa volatil 0,11

8 Lain-lain 6,82

Struktur kimia yang terpenting tedapat didalam kopi adalah kafein dan

caffeol. Kafein yang menstimuli kerja saraf, caffeol memberikan flavor dan

aroma yang baik. Bentuk murni kafein terlihat seperti kristal berbentuk

tepung putih atau berbentuk seperti benang sutera yang panjang dan kusut.

Bentuk kristal benang itu berkelompok akan terlihat seperti bulu domba.

Kristal kafein mengikat satu molekul air, dapat larut dalam air mendidih.

Pada pelarut organik pengkristalan terjadi tanpa ikatan molekul air. Kafein

mencair pada suhu 235-237°C dan akan menyublim pada suhu 1760oC di

ruangan terbuka. Kafein mengeluarkan bau yang wangi, mempunyai rasa

yang sangat pahit dan mengembang di dalam air. Kafein adalah suatu

alkaloid turunan dari methyl xanthyne 1,3,7 trimethyl xanthyne. Kafein

adalah basa yang lemah dan dapat memisah dengan penguapan, serta mudah

diuraikan oleh larutan alkali yang panas (Ridwansyah, 2003).

Page 13: Paper Kopi

Derivat Kopi dan Reaksinya: Pupuk Kompos dari Limbah Kopi

Gambar 8. Pupuk Kompos dari Limbah Kopi

Kompos merupakan hasil fermentasi (dekomposisi) dari bahan-bahan

organik seperti tanaman, hewan atau limbah organik lainnya. Kompos yang

digunakan sebagai pupuk disebut pupuk organik karena penyusunannya terdiri

dari bahan-bahan organik. Bahan-bahan organik yang umum dimanfaatkan

sebagai kompos adalah limbah pertanian dan residunya, limbah ternak dan

residunya, pupuk hijau, tanaman air, limbah industri padat dan cair, limbah rumah

tangga dan sampah. Secara garis besar keberhasilan pengomposan sangat

ditentukan oleh susunan bahan mentah, kondisi mikro (suhu, pH, kadar air atau

kelembaban, dan tinggi tumpukan), kandungan nitrogen, serta pengadukan atau

pembalikan tumbukan.

Salah satu sumber pupuk untuk tanaman kopi berasal dari limbah cangkang

kopi (endocarp) itu sendiri. Para petani kopi di Kabupaten Aceh Tengah dan

Bener Meriah yang jumlahnya mencapai 62.100 kepala keluarga sudah banyak

yang meninggalkan pupuk an-organik. Kini, mereka beralih menggunakan pupuk

organik yang berasal dari limbah cangkang biji kopi.

Proses pengolahan kopi ada 2 macam, yaitu pengolahan kopi merah/masak

dan pengolahan kopi hijau/mentah. Pengolahan kopi merah diawali dengan

pencucian dan perendaman serta pengupasan kulit luar, proses ini menghasilkan

65% biji kopi dan 35% limbah kulit kopi. Limbah kopi sebagian besar

dimanfaatkan sebagai pupuk pada tanaman kopi dan tanaman disekitarnya,

Page 14: Paper Kopi

sebagian kecil digunakan sebagai media budidaya jamur serta dimanfaatkan

sebagai bahan jamu tradisional. Biji kopi kemudian dikeringkan dengan oven dan

hasilnya adalah biji kopi kering oven sebanyak 31%, kemudian kopi ini digiling

dan menghasilkan 21% beras kopi (kopi bubuk) dan 10% berupa limbah kulit

dalam. Limbah yang dihasilkan dari proses ini (kulit dalam) pada umumnya

dimanfaatkan sebagai pupuk, namun sebagian diantaranya dimanfaatkan oleh

pengrajin jamu tradisional sebagai bahan jamu (Muryanto dkk, 2004).

Pada pembuatan kompos kopi, selain memanfaatkan hasil samping dari

pabrik kopi berupa kulit buah kopi, juga memanfaatkan sampah-sampah dari

kampung, pupuk kandang dan abu dapur. Jika pabrik kopi bekerja, maka setiap

hari dapat diperoleh sampah-sampah yang langsung dipergunakan sebagai bahan

kompos dengan perbandingan sebagai berikut:

a. 6,5 m3 kulit buah kopi, dari 10 pikul buah kopi.

b. 750 kg pupuk kandang baru, sebanyak 50 blek.

c. 2,5 – 4 m3 sampah kampong.

d. 30 kg abu dari kayu.

Kulit buah kopi dari pabrik, pupuk kandang dan sampah dari kampung

dimasukkan ke dalam bak-bak tempat kompos yang disemen. Tinggi tumpukan di

dalam bak 1 meter dan diatasnya ditaburi abu, sehingga dapat terhindar dari lalat.

Dasar bak dibuat dari tanah yang dipadatkan dan miring ke dalam agar cairan

yang ke dasar dapat keluar. Cairan ini dikumpulkan di dalam drum, kemudian

disiramkan kembali pada timbunan didalam bak. Air abu alkalis yang meresap ke

bawah, baik sekali pengaruhnya terhadap bahan-bahan di bagian bawah, sedang

asam organik yang terbentuk dari zat gula yang terdapat didalam kulit buah kopi

dinetralkan. Bahan tersebut banyak mengandung zat gula dan hidrat arang

bertingkat tinggi, maka bahan-bahan itu tidak boleh diinjak-injak agar tidak

menjadi anaerob. Oleh karena itu, sebaiknya di dasar bak diberi bumbung bambu

agar udara dapat masuk kedalamnya dan bak-bak itu perlu diberi atap.

Pengomposan dilakukan secara aerobik (memerlukan oksigen) karena proses

aerobik tidak menimbulkan bau, waktu lebih cepat, temperatur tinggi, sehingga

dapat membunuh bakteri patogen dan telur cacing, serta kompos yang dihasilkan

Page 15: Paper Kopi

bersih (higienis). Setelah proses berlangsung, suhu dalam bak naik hingga kurang

lebih 50o C, tetapi setelah itu suhu akan turun lagi. Setiap 3 minggu sekali, bak-

bak tersebut dibalik. Setelah 2–3 bulan, kompos siap digunakan dan menghasilkan

warna kehitam-hitaman yang tidak berbau.

Volume yang dihasilkan dari 1 ton buah kopi dapat menghasilkan 0,4 ton

kompos. Untuk kepentingan pengangkutan, maka kompos dikeringkan hingga

kandungan airnya tinggi 50–60%, berat jenisnya rendah rata-rata 0,67. Mengenai

pemakaiannya, diberikan tiap tahun kira-kira sebanyak 5 kg bahan kering atau 10–

12 kg kompos masak (basah) untuk setiap pohon.

Hasil analisis kualitas kimia kompos yang dihasilkan dari limbah kulit

kopi menggunakan aktivator Stardec menghasilkan kadar Fe 0,32%, kadar CaO

0,99%, kadar air 46,25%, Kadar C-Organik 27,34% memenuhi Standar SNI 19-

7030-2004, namun pH belum memenuhi Standar SNI yaitu 8,49. 

KESIMPULAN

Tanaman kopi memiliki struktur yang cukup lengkap yaitu akar, batang,

daun, bunga dan buah. Hampir dari semua struktur kopi dapat dimanfaatkan

menjadi produk derivat, salah satu contohnya adalah limbah kopi yang dapat

dijadikan sebagai pupuk kompos.

DAFTAR PUSTAKA

Ciptadi, W. dan Nasution, M.Z. 1985. Pengolahan Kopi. Bogor: Fakultas

Teknologi Institut Pertanian Bogor.

Illy, A. dan Viani, R. 2005. Espresso Coffee - The Science of Quality (2nd ed.)/

Massimo Marcone, Editors. Elsevier Academic Press (2005) ISBN 0-12-

370371-9., Food Research International, Volume 39, Issue 2, March 2006,

p. 256, ISSN 0963-9969.

Muryanto, U., Nuschati, D., Pramono dan Prasetyo, T. 2004. Potensi Limbah

Kulit Kopi Sebagai Pakan Ayam. Ungaran: Balai Pengkajian Teknologi

Pertanian.

Page 16: Paper Kopi

Najiyati dan Danarti. 2004. Kopi Budidaya dan Penanganan Lepas Panen. Edisi

Revisi. Jakarta: Penebar Swadaya.

Panggabean, E. 2011. Buku Pintar Kopi. 1st edition. Jakarta: Agromedia Pustaka.

Rahardjo, P. 2012. Kopi Panduan Budidaya dan Pengolahan Kopi Arabika dan

Robusta. Jakarta: Penebar Swadaya.

Retnandari, N. D., dan Tjokrowinoto, M. 1991. Kopi Kajian Sosial Ekonomi.

Yogyakarta: Aditya Medya.

Ridwansyah. 2003. Pengolahan Kopi. Skripsi. Sumatera Utara: Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara.