artikel ilmiah - e-campus.fkip.unja.ac.id filedimiliki oleh setiap siswa. motivasi ini harus dimulai...
TRANSCRIPT
SRI DASWITA A1D109022______________________________________________________Page | 1
ARTIKEL ILMIAH
MENINGKATKAN MOTIVASI DAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI SISWA
MELALUI MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG
DI KELAS V SDN NO.09/I PAKU AJI
Oleh :
SRI DASWITA
NIM AID 109 022
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2014
SRI DASWITA A1D109022______________________________________________________Page | 2
MENINGKATKAN MOTIVASI DAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI SISWA
MELALUI MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG
DI KELAS V SDN NO.09/I PAKU AJI
Oleh :
Sri Daswita
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan Ilmu Pendidikan F.KIP
Universitas Jambi
ABSTRAK
Penelitian ini berlatar belakang ditemukan rendahnya motivasi dan kemampuan
membaca puisi siswa materi membaca puisi disebabkan oleh rendahnya minat dan motivasi
belajar siswa, karena ada kendala diantaranya : 1) pengaruh dialog bahasa local atau bahsa
sehari-hari, 2) kurang adanya percaya diri dan 3) minimnya contoh pembacaan puisi yang benar.
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terdiri dari tiga
siklus. Setiap siklus meliputi perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Penelitian ini
dilaksanakan pada semester II tahun ajaran 2013/2014. Setiap siklus terdapat perbedaan materi
dan tindakan yang disesuaikan dengan program pembelajaran, hasil observasi dan evaluasi,
dimana pada siklus III merupakan revisi dari siklus II dan siklus II merupakan revisi dari siklus
I. Tindakan yang dilakukan pada siklus I yaitu menyampaikan materi pelajaran puisi dan siswa
mendemonstrasikan ketrampilannya membaca puisi. Dan tindakan yang dilakukan pada siklus II
yaitu mengecek dan mengomentari kemampuan siswa dalam membaca puisi serta memberikan
umpan balik. Selanjutnya tindakan yang dilakukan pada siklus III yaitu membimbing dan
memberi latihan mandiri dalam membaca puisi.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa terjadi peningkatan ketuntasan secara
klasikal. Hasil yang diperoleh pada siklus I terdapat 8 siswa yang tuntas dari 21 siswa dengan
presentase 38,09% dan rata-rata 5,6. Persentase siklus I meningkat menjadi 61,9% pada siklus
II dengan siswa yang tuntas sebanyak 13 siswa dari 21 siswa dengan rata-rata kelas 7,76 pada
siklus II. Selanjunya, pada siklus III persentasenya semakin meningkat dari siklus I dan II yaitu
sebesar 90,47 % dan memperoleh nilai rata-rata 8,52, dimana jumlah siswa yang tuntas adalah
19 siswa dari 21 siswa
Dapat disimpulkan hasil penelitian ini menunjukkan peningkatan hasil belajar pada tiap
siklus, Sesuai dengan hasil penelitian yang diperoleh dan analisis maka membuktikan bahwa
model pembelajaran langsung dapat meningkatkan motivasi dan kemampuan membaca puisi
siswa di kelas V SDN No.09/1 Paku Aji.
Kata kunci: motivasi dan kemampuan, membaca puisi, pembelajaran langsung
SRI DASWITA A1D109022______________________________________________________Page | 3
1.PENDAHULUAN
Membaca puisi salah satu kompetensi dasar yang harus dicapai oleh siswa-
siswi SD dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia berdasarkan Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan ( KTSP). Kegiatan membaca puisi adalah suatu bentuk kegiatan
membaca estetis atau membaca dengan memperhatikan unsur keindahan. Baik
keindahan dalam mengolah kata menjadi kalimat yang indah, keindahan intonasi
dalam membacakan, bahkan ekspresi yang timbul dari pembacaan puisi oleh
pembaca puisi.
Penelitian ini dimaksudkan untuk menemukan jawaban bagaimana cara
meningkatkan motivasi belajar siswa kelas V SDN No.09/1 Paku Aji dalam
membaca puisi dengan pelafalan dan intonasi yang tepat dalam mata pelajaran
Bahasa Indonesia melalui penerapan strategi pembelajaran Langsung.Dengan
penerapan pembelajaran Langsung diharapkan timbul semangat dan kepercayaan
diri siswa sehingga dapat menghayati dan membaca puisi dengan lafal dan intonasi
yang baik dan benar.
Dengan uraian latar belakang masalah, maka penulis tertarik untk
mengadakan penelitian dengan judul : “Meningkatkan Motivasi dan Kemampuan
Membaca Puisi Siswa Melalui Model Pembelajaran Langsung di Kelas V SDN
No.09/1 Paku Aji ”.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Motivasi
Kata “motif” diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang
untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari
dalam dan di dalam subjek untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi
mencapai tujuan. Bahkan motif dapat diartikan sebagai kondisi intern
(kesiapsiagaan). Berawal dari kata “motif” itu, maka motivasi dapat diartikan
sebagai daya pegerrak yang telah menjadi aktif. Motif menjadi menjadi aktif
menjadi aktif pada saat-saat tertentu, terutama bila kebutuhan untuk mencapai
tujuan sangat dirasakan/ mendesak.
2.1.2 Upaya Menumbuhkan Motivasi Belajar
Pentingnya motivasi untuk belajar dalam pencapaian tujuan yang
diharapkan oleh siswa, maka motivasi merupakan hal yang utama yang harus
dimiliki oleh setiap siswa. Motivasi ini harus dimulai dari diri siswa itu sendiri.
Motivasi dalam diri siswa merupakan hal yang paling penting, karena apabila siswa
tersebut tidak mempunyai kesadaran dalam belajar mak motivasi itu tidak akan
tumbuh, walaupun faktor dari luar diri siswa sudah mendukung. Maka dari itu
harus terdapat upaya untuk menumbuhkan motivasi belajar.
2.1.3 Ciri-Ciri Motivasi Belajar
Menurut Sardiman (2009:83) Teori ini mirip dengan teori insting, tetapi
lebih ditekankan pada unsur-unsur kejiwaan yang ada pada diri manusia. Bahwa
setiap tindakan manusia karena adanya unsure pribadi manusia yakni id dan ego.
Tokoh dari teori ini adalah Freud. Selanjutnya untuk melengkapi uraian mengenai
makna dan teori tentang motivasi itu, perlu dikemukakan adanya beberapa ciri
motivasi. Motivasi yang ada pada diri setiap orang itu memiliki indicator sebagai
berikut:
a. Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus menerus dalam waktu yang
lama,tidak berhenti sebelum selesai).
SRI DASWITA A1D109022______________________________________________________Page | 4
b. Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa). Tidak memerlukan dorongan
dari luar untuk berprestasi sebaik mungkin (tidak cepat puas dengan prestasi
yang telah dicapainya).
c. Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah untuk orang dewasa
(misalnya masalah pembangunan agama, politik, ekonomi, keadilan,
pemberantas korupsi, penentangan terhadap setiap tindakan kriminal, amoral, &
sebagainya.
d. Lebih senang belajar mandiri.
e. Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin (hal-hal yang bersifat mekanis,
berulang-ulang begitu saja, sehingga kurang kreatif).
f. Dapat mempertahankan pendapatnya (kalau sudah yakin akan sesuatu).
g. Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu.
2.1.4 Hakikat Belajar Menurut Hakim (2009:27) Belajar adalah proses perubahan prilaku, akibat
interaksi individu dengan lingkungannnya. Belajar adalah kegiatan yang dilakukan
oleh seseorang agar memiliki kompetensi berupa ketrampilan dan pengetahuan
yang diperlukan Pribadi (6:2009). Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dia
dapat menunjukkan perubahan perilakunya. Menurut teori ini dalam belajar yang
penting adalah input yang berupa stimulus dan output yang berupa respon. Stimulus
adalah apa saja yang diberikan guru kepada pelajar, sedangkan respon berupa reaksi
atau tanggapan pelajar terhadap stimulus yang diberikan oleh guru tersebut. Proses
yang terjadi antara stimulus dan respon tidak penting untuk diperhatikan karena
tidak dapat diamati dan tidak dapat diukur. Yang dapat diamati adalah stimulus dan
respon, oleh karena itu apa yang diberikan oleh guru (stimulus) dan apa yang
diterima oleh pelajar (respon) harus dapat diamati dan diukur.
Berdasarkan definisi di atas dapat dikatakan bahwa, belajar adalah suatu
proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh perubahan tingkah laku
yang baru sebagai pengalaman individu itu sendiri.
2.2 Pengertian Kemampuan
Sardiman (2009:20) mengatakan dari dalam prose belajar-mengajar, guru
sebagai pengajar dan siswa sebagai subjek belajar, dituntut adanya profil kualifikasi
tertentu dalam hal pengetahuan, kemampuan, sikap dan tata nilai serta sifat-sifat
pribadi, agar proses ini dapat berlangsung dengan efektif dan efesien.
Kadang keterampilan intelektual itu amat khusus, seperti menginterprestasi
tabel atau menggunakan rumus, namun kadang-kadang keterampilan intelektual itu
juga amat luas, seperti keterampilan berhitung atau pengertian membaca.
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli, peneliti menggaris bawahi bahwa
pengertian kemampuan adalah sesuatu perbuatan yang dapat dilakukan oleh
seseorang dalam mencapai suatu tujuan dimana dalam hal itu mencakup
kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor.
2.3 Pengertian Membaca Puisi
Puisi merupakan “proses kreatif yang menuangkan ungkapan, ide,
perasaan dan pemikiran dalam bentuk sastra yang dituangkan dalam bentuk
tulisan”. Puisi adalah “ungkapan imajinatif yang dirangkai dengan irama dan
memperhatikan pemaknaan” (Sembodo, 2010:20). Menurut Djodjosuroto (2006:12)
mengatakan “bahwa puisi bukan merupakan karya seni sederhana,melainkan
organisme yang sangat kompleks. Puisi merupakan suatu kesatuan yang indah".
Menurut Kosasih (2012:97) puisi adalah bentuk kara sastra yang menggunakan kata
SRI DASWITA A1D109022______________________________________________________Page | 5
– kata indah dan kaya makna. Keindahan sebuah puisi disebabkan oleh diksi,
majas, rima dan irama yang terkandung dalam karya sastra itu.
Dari pendapat para ahli diatas maka dapat disimpulkan bahwa membaca puisi
adalah kemampuan menyampaikan pesan yang dituangkan kedalam kata dengan
bahasa yang mampu menarik si pendengar. Menurut A.Pribadi (2009:36)
Kecerdasaan berbahasa memiliki beberapa karakteristik “1)Mampu mendengar
secara komprehensif, yaitu mampu memahami sesuatu yang didengar sekaligus
mengingatnya,2)Mampu membaca efektif yang meliputi memahami isi
bacaan,3)Mampu menulis dan menerapkan aturan-aturan penulisan,4)Mampu
berbicara didepan khalayak (audiences) yang berbeda dengan tujuan yang berbeda
pula”.
2.3.1 Teknik Membacakan puisi Salah satu ciri khas puisi adalah nada serta irama yang ada dalam setiap kata-
katanya. Oleh sebab itu, seringkali kegiatan membaca puisi diperlombakan
dengan istilah deklamasi puisi. Dalam Pelajaran ini, Anda akan berlatih
membacakan puisi. Sebelumnya, Anda harus memahami terlebih dahulu teknik-
teknik pembacaan Puisi.
Berikut ini teknik dasar yang dapat Anda praktikkan untuk berlatih
mendeklamasikan puisi.
1. Kenali dulu gaya atau jenis puisi tersebut. Misalnya, puisi yang
berisi perjuangan nantinya harus dibawakan dengan gaya semangat. Adapun
jika puisi tersebut berisi hal yang penuh nilai-nilai religius dapat dibawakan
dengan suasana syahdu.
2. Hayati dan pahami isi puisi dengan interpretasi Anda sendiri. Hal ini akan
membantu Anda merasakan bahwa puisi yang dibawakan nantinya akan
menyatu dengan sanubari Anda sendiri.
3. Selanjutnya, Anda dapat membaca secara berulang-ulang isi puisi tersebut.
Mulanya, mungkin Anda bisa membacanya dalam hati kemudian
mengucapkan secara bergumam. Selama menghayati dengan membaca
berulang-ulang, janganlah Anda terpengaruh oleh suasana sekeliling.
Tanamkanlah dalam diri bahwa Anda bisa masuk dalam isi dunia puisi
tersebut. Dengan begitu, Anda akan menyatu dengan keseluruhan bait puisi dan
makna di dalamnya secara penuh.
4. Lakukanlah latihan membaca puisi dengan berulang-ulang
2..3.2 Indikator Penilaian dalam Pembacaan Puisi (Poetry Reading)
Indikator yang dinilai dalam pembacaan puisi adalah sebagai berikut:
1. Ketepatan pengucapan kosa kata
2. Ketepatan pengucapan tekanan, nada, dan irama
3. Kenyaringan suara
4. Ketepatan gerak-gerik dan mimik
5. Kelancaran
6. Penghayatan/pengimajinasian
7. Sikap wajar, tenang, tidak kaku
8. Variasi pandangan berubah-ubah
2.4 Pembelajaran Langsung
SRI DASWITA A1D109022______________________________________________________Page | 6
Menurut Aunurrahman (2012:169) pembelajaran langsung merupakan
suatu model pembelajaran dimana kegiatan terfokus pada aktivitas akademik.
Model pembelajaran langsung menurut Arends (Trianto, 2011 : 29)
adalah “Salah satu pendekatan mengajar yang dirancang khusus untuk menunjang
proses belajar siswa yang berkaitan dengan pengetahuan deklaratif dan
pengetahuan prosedural yang terstruktur dengan baik yang dapat diajarkan dengan
pola kegiatan yang bertahap, selangkah demi selangkah”. Sejalan dengan
Widaningsih, Dedeh (2010:150) bahwa pengetahuan prosedural yaitu pengetahuan
mengenai bagaimana orang melakukan sesuatu, sedangkan pengetahuan deklaratif,
yaitu pengetahuan tentang sesuatu.Pembelajaran langsung tidak sama dengan
metode ceramah, tetapi ceramah dan resitasi (mengecek pemahaman dengan tanya
jawab) berhubungan erat dengan model pembelajaran langsung. Guru berperan
sebagai penyampai informasi, dan dalam hal ini guru seyogyanya menggunakan
berbagai media yang sesuai, misalnya film, tape recorder, gambar, peragaan, dan
sebagainya. Pembelajaran langsung memiliki pola urutan kegiatan yang sistematis untuk mengetahui
kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan oleh guru atau peserta didik. Mengacu pada fase-fase tersebut, berikut merupakan ilustrasi pembelajaran
dengan menggunakan pembelajaran langsung yang akan digunakan dalam
penelitian sebagai berikut :
1. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi peserta didik untuk
belajar.
2. Guru menyampaikan materi dengan membahas bahan ajar melalui kombinasi
ceramah dan demonstrasi.
3. Setelah materi selesai disampaikan, guru memberikan Lembar Kerja Peserta
Didik (LKPD) kepada peserta didik untuk dikerjakan sebagai latihan secara
individu.
4. Selanjutnya guru bersama peserta didik membahas Lembar Kerja Peserta Didik
(LKPD).
5. Di akhir pembelajaran guru memberikan soal-soal latihan sebagai pekerjaan
rumah.
Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Langsung Widaningsih,
Dedeh (2010 : 153) adalah sebagai berikut :
Kelebihan model pembelajaran langsung:
1. Relatif banyak materi yang bisa tersampaikan.
2. Untuk hal-hal yang sifatnya prosedural, model ini akan relatif mudah diikuti.
Kekurangan/kelemahan model pembelajaran langsung adalah jika terlalu
dominan pada ceramah, maka siswa merasa cepat bosan.Pembelajaran langsung
akan terlaksana dengan baik apabila guru mempersiapkan materi yang akan
disampaikan dengan baik pula dan sistematis, sehingga tidak membuat peserta
didik cepat bosan dengan materi yang dipelajari.
III. METODE PENELITIAN
3.3.1 Tahap Perencanaan.
Tahap Perencanaan tindakan adalah kegiatan mempersiapkan segala
sesuatu yang akan dilakukan pada setiap pertemuan. Persiapan dilakukan mulai dari
awal sampai pertemuan terakhir.
SRI DASWITA A1D109022______________________________________________________Page | 7
1) Membuat scenario pembelajaran dengan menjelaskan materi pembelajaran
terlebih dahulu menyampaikan konsep-konsep pengajaran. Kemudian guru
mempersiapkan model pembelajaran Langsung sesuai dengan tujuan
pembelajaran.
2) Membuat instrumen observasi guru dan observasi siswa untuk melihat
bagaimana kondisi kegiatan belajar mengajar dikelas dilakukan ketika
guru menjelaskan materi sehingga dapat diketahui kelemahan dan
kelebihan yang sudah ada dan sedang dilaksanakan untuk menjadi alat
ukur dalam menentukan tindakan selanjutnya.
3) Mendesain alat evaluasi untuk mengetahui apakah dengan menggunakan
model pembelajaran langsung dapat meningkatkan kemampuan membaca
puisi yang akhirnya berdampak pada hsil belajar.
3.3.2 Tahap Pelaksanaan
1. Menginformasikan tujuan pembelajaran dan orientasi pelajaran kepada
siswa. Dalam tahap ini guru menginformasikan hal-hal yang harus dipelajari
dan kinerja siswa yang diharapkan.
2. Me-review pengetahuan dan keterampilan prasyarat. Dalam tahap ini
guru mengajukan pertanyaan untuk mengungkap pengetahuan dan
keterampilan yang telah dikuasai siswa.
3. Menyampaikan materi pelajaran. Dalam fase ini, guru menyampaikan
materi, menyajikan informasi, memberikan contoh-contoh,
mendemontrasikan konsep dan sebagainya.
4. Melaksanakan bimbingan. Bimbingan dilakukan dengan mengajukan
pertanyaan-pertanyaan untuk menilai tingkat pemahaman siswa dan
mengoreksi kesalahan konsep.
5. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk berlatih. Dalam tahap ini,
guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk melatih keterampilannya
atau menggunakan informasi baru secara individu atau kelompok.
6. Menilai kinerja siswa dan memberikan umpan balik. Guru memberikan
reviu terhadap hal-hal yang telah dilakukan siswa, memberikan umpan balik
terhadap respon siswa yang benar dan mengulang keterampilan jika
diperlukan.
7. Memberikan latihan mandiri. Dalam tahap ini, guru dapat memberikan
tugas-tugas mandiri kepada siswa untuk meningkatkan pemahamannya
terhadap materi yang telah mereka pelajari.
3.3.3 Tahap Observasi dan Evaluasi
a. Observasi
observasi dilakukan dengan mengamati kegiatan kerja guru dan aktivitas siswa
selama proses pembelajaran berlangsung pada setiap siklus yang berpedoman pada
lembar observasi guru dan aktivitas siswa.
b. Evaluasi
Kegiatan evaluasi dilaksanakan oleh peneliti, pada proses belajar mengajar
berlangsung dan data kuantitatif digunakan sebagai masukan bagi peneliti untuk
menyempurnakan tindakan pada siklus berikutnya. Kemudian data ini juga dibahas
pada hasil penelitian melengkapi data hasil belajar yang diperoleh siswa.
Persentase tingkat kemampuan hasil belajar siswa digunakan tes sebagai alat ukur
dalam penelitian ini. Dengan menggunakan tes dapat dilihat sejauh mana tingkat
kemampuan siswa membaca puisi dalam pembelajaran bahasa indonesia materi
menulis puisi apabila hasil tes lebih besar dan sama dengan KKM yang telah
SRI DASWITA A1D109022______________________________________________________Page | 8
ditentukan maka tingkat kemampauan membaca puisi dapat dikatakan baik atau
tuntas dalam pembelajaran.
3.4 Teknik Analisis Data
Data dalam penelitian ini ada dua, yaitu data aktivitas siswa dan data hasil
belajar. Kedua data tersebut diolah dengan mencari presentasenya.
a. Analisis Motivasi Siswa
% konsentrasi siswa = skor motivasi siswa x 100%
skor maksimum
b. Analisis Kemampuan Belajar membaca puisi Siswa
% ketuntasan siswa = skor siswa x 100%
skor maksimum
% Rata-rata siswa = jumlah siswa yang tuntas x 100%
jumlah siswa seluruhnya
Untuk mengetahui tingkat motivasi siswa, maka diambil data telah diolah
dari hasil observasi aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung.
Pengambilan data motivasi belajar siswa menggunakan lembar observasi siswa,
yang selanjutnya dianalisis dengan berpedoman rumus Sudjana (2009:109):
A = Na X 100%
N
Keterangan A = Persentase motivasi Siswa
Na = Jumlah Siswa yang motivasi
N = jumlah Seluruh Siswa
Interpretasi data dilakukan dengan menggunakan kategori dalam Rasyid
(2009:21) sebagai berikut:
00 -20% = buruk sekali
20 - 40% = kurang baik
40 - 60% = cukup baik
60 - 80% = baik
80 -100% = baik sekali
Untuk mengetahui tingkat kemampuan guru dalam proses pembelajaran, maka
diambil data yang telah diolah dari hasil observasi oleh observer selama proses
pembelajaran berlangsung. Setiap aspek diberi sesuai dengan penilaian observer dengan
rentang nilai 1 sampai 5. Skor diperoleh dari 7 aspek yang dinilai, sehingga setiap guru
memperoleh skor minimal 7 dan maksimal 35. Kemudian skor yang diperoleh dikalikan
100% dan dibagi jumlah skor maksimal.
Persentase Motivasi guru = Jumlah skor yang didapat x 100%
skor maksimal
SRI DASWITA A1D109022______________________________________________________Page | 9
Selanjutnya dikonversi ke dalam pedoman konversi yaitu sebagai berikut :
Tabel 3.4. Pedoman Konversi Motivasi Kerja Guru
3.5 Kiteria Keberhasilan
Kriteria keberhasilan dalam penelitian tindakan kelas ini dikatakan berhasil
jika:
1. Penguasaan hasil belajar siswa dikatakan meningkat jika kualifikasinya
berkategori baik atau dengan nilai paling rendah 65.
2. Prestasi siswa dikatakan berhasil jika skor siswa lebih dari KKM yang telah
ditentukan yaitu 65.
3. Motivasi dan kemampuan siswa dikatakan positif jika 85% siswa hasil
belajarnya meningkat melalui penggunaan alat peraga bangun datar, dengan
nilai rata-rata konsentrasi siswa yang diperoleh sudah berkategori cukup.
4. Keberhasilan guru apabila sudah menerapkan pembelajaran langsung dengan
tepat.
IV.HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pembahasan
Berdasarkan latar belakang yang ditemukan rendahnya motivasi dan kemampuan
membaca puisi siswa materi membaca puisi disebabkan oleh rendahnya minat dan motivasi
belajar siswa, karena ada kendala diantaranya : 1) pengaruh dialog bahasa local atau bahsa
sehari-hari , 2) kurang adanya percaya diri dan 3) minimnya contoh pembacaan puisi yang
benar.
Untuk memperbaiki kondisi tersebut penulis mencoba menggunakan model
pembelajaran langusung dalam pembelajaran membaca puisi agar lebih menarik dan diharapkan
akan meningkatkan motivasi belajar siswa yang akhirnya bermuara kepada peningkatan hasil
belajar siswa.
Menurut Aunurrahman (2012:169) pembelajaran langsung merupakan suatu model
pembelajaran dimana kegiatan terfokus pada motivasi akademik. Model pembelajaran langsung
menurut Arends (Trianto, 2011 : 29) adalah “Salah satu pendekatan mengajar yang dirancang
khusus untuk menunjang proses belajar siswa yang berkaitan dengan pengetahuan deklaratif dan
pengetahuan prosedural yang terstruktur dengan baik yang dapat diajarkan dengan pola kegiatan
yang bertahap, selangkah demi selangkah”..
Motivasi dan kemampuan membaca siswa meningkat secara bertahap dari setiap
siklus sebagai berikut:
1. Motivasi dan kemampuan membaca puisi siswa pada materi membaca puisi meningkat dari
setiap siklus. Untuk melihat lebih jelas keterhubungan hasil penelitian pada masing-masing
siklus dengan kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan dapat dilihat pada tabel
rekapitulasi.
No Interval Kriteria
1. 0% - 40% Sangat kurang mampu
2. 41% - 55% Kurang mampu
3. 56%-70% Cukup Mampu
4. 71% - 85% Mampu
5 86%-100% Sangat Mampu
SRI DASWITA A1D109022______________________________________________________Page | 10
2. Hasil observasi motivasi belajar siswa secara keseluruhan dari semua indikator yang
diobservasi pada siklus I masih berkategori kurang, sudah mulai membaik pada siklus ke II
dan terus membaik pada siklus ke III. Ini menunjukkan adanya peningkatan motivasi belajar
dan kemampuan membaca puisi siswa dari setiap siklus.
Dengan meninjau kembali hasil observasi dan evaluasi serta refleksi tindakan pada setiap siklus,
dan berpedoman pada data akhir terhadap motivasi dan kemampuan membaca puisi siswa serta
memperhatikan pendapat dan pandangan para ahli, maka peneliti menyimpulkan bahwa dengan
menggunakan model pembelajaran langsung dapat melibatkan siswa dalam proses
pembelajaran, siswa lebih termotivasi, termotivasi dan lebih percaya diri dalam bertanya dan
berpendapat yang pada akhirnya dapat meningkatkan motivasi dan kemampuan membaca puisi
siswa itu dapat dilihat pada grafik rekapitulasi dibawah ini:
Siklus 1
a. Observasi Berdasarkan hasil pengamatan, motivasi belajar siswa dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 4.1 Hasil observasi motivasi belajar siswa siklus I
No
Faktor yang diobservasi
Siklus I
Ket
1 2 3
1. Tekun menghadapi tugas √
2. Ulet Menghadapi Kesulitan √
3. Meenunjukkan minat terhadap materi yang diajarkan
√
4. Lebih senang belajar mandiri √
5. Cepat bosan dengan tugas-tugas yang rutin( hal-hal yang bersiafat mekanis, berulang-ulang begitu saja, sehingga kurang kreatif)
√
6. Dapat mempertahankan pendapatnya(kalau sudah yakin akan sesuatu)
√
7. Tidak mudah melepas yang diyakini √
8. Senang mencari & memecahkan masalah soal-soal
√
Jumlah skor 12
Persentase 50%
Kategori Kurang Termotivasi
SRI DASWITA A1D109022______________________________________________________Page | 11
- catatan: 1.(0%-55%)=kurang termotivasi ,2.(55%-75%) = termotivasi , 3.(75%-100%)= sangat termotivasi,
- jumlah maksimal skor = 24
- % Motivasi Belajar siswa = skor motivasi siswa x 100%
skor maksimum
Pada tabel 4.1 di atas dapat disimpulkan bahwa siswa dalam pembelajaran membaca puisi masih banyak yang belum termotivasi dengan model langsung yang disajikan, masih banyak dari meraka yang belum mengerti, dapat dilihat dari hasil observasi motivasi belajar siswa dengan 50% kategori kurang termotivasi.
Data hasil observasi teman sejawat, dapat dilihat kegiatan yang dilakukan guru sebagai berikut:
Tabel 4.2 Hasil observasi motivasi guru siklus I
No
Faktor yang diobservasi
Siklus I
Ket
1 2 3 4 5
1. Menjelaskan Tujuan, Materi Prasyarat, memotivasi siswa, dan mempersiapkan siswa
√
2. Mendemonstrasikan keterampilan atau menyajikan informasi tahap demi tahap
√
3. Guru memberi latihan terbimbing √
4. Mengecek kemampuan siswa dan memberikan umpan balik
√
5. Mempersiapkan latihan untuk siswa dengan menerapkan konsep yang dipelajari pada kehidupan sehari-hari.
√
Jumlah skor 14
Persentase 56%
Kategori Cukup
- catatan: 1= sangat kurang mampu (0 % < 40%), 2= kurang mampu (40%<60%), 3= cukup mampu (60%<75%), 4= mampu (75%<85%), 5=sangat mampu (85%<100%)
- jumlah maksimal skor = 25
SRI DASWITA A1D109022______________________________________________________Page | 12
- % kemampuan guru = jumlah skor X 100%
jumlah skor maksimal
Dari data lembar observasi guru diatas, dapat dijelaskan bahwa persentase kemampuan guru pada siklus I berkategori cukup, yaitu 56% sehingga perlu peningkatan kemampuan hampir disetiap indikator yang di observasi.
b. Evaluasi
Pada akhir siklus dilakukan evaluasi dengan tes untuk mengetahui tingkat penguasaan konsep siswa terhadap materi yang dipelajari. Secara keseluruhan dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.3 Hasil tes membaca puisi pada siklus I
NO
Nama siswa Jumlah skor
% Keter
capaian
Ketuntasan
Ya Tidak
1 Gilang Agri Pratama 6 60
2 Aanggiansyah 7 70
3 Ahmad Suradi 6 60
4 Dia Alif Saputra 6 60
5 Medi Susanto 7 70
6 Riyanto Handoni 6 60
7 Irwan Saputra 7 70
8 Wawan 6 60
9 Gilang Aditia 7 70
10 Josi Alfian 4 40
11 Ahmad Sudeysi 5 50
12 Yumi Yanti Putri 4 40
13 Septiana 8 80
14 Imel Purnama Sari 7 70
15 Indah Okta Lisa 8 80
16 Siti Fatimah 0 0
17 Melanie Adistira 5 50
SRI DASWITA A1D109022______________________________________________________Page | 13
18 Miftahul Janah 3 30
19 Deka Okta Fiana 4 40
20 Siti Rahma Dona 8 80
21 Armi Arpia Sulasi 5 50
Jumlah 119 1190 8 13
Rata-rata 5,6 - - -
% (Persentase) - - 38,09 61,90
Dari tabel 4.3 dapat dilihat bahwa rata-rata belum mencapai target penilaian ini hampir sama dengan hasil uji pre tes sebelum menggunakan model pembelajaran langsung. Pada siklus I dari 21 siswa nilai rata-rata yang diperoleh 5,6. Siswa yang memperoleh nilai ≥ 65 atau tuntas sebanyak 8 siswa, sedangkan siswa yang belum tuntas 13 siswa.
Siklus II
a. Observasi Tahap observasi siklus II yaitu mengamati motivasi belajar siswa dan guru dalam
proses pembelajaran. Motivasi belajar siswa dan guru selama proses belajar mengajar berlangsung dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.4 Hasil observasi motivasi belajar siswa pada siklus II
No
Faktor yang diobservasi
Siklus II
Ket
1 2 3
1. Tekun menghadapi tugas √
2. Ulet Menghadapi Kesulitan √
3. Meenunjukkan minat terhadap materi yang diajarkan
√
4. Lebih senang belajar mandiri √
5. Cepat bosan dengan tugas-tugas yang rutin( hal-hal yang bersiafat mekanis, berulang-ulang begitu saja, sehingga kurang kreatif)
√
6. Dapat mempertahankan pendapatnya(kalau sudah yakin akan sesuatu)
√
7. Tidak mudah melepas yang diyakini √
SRI DASWITA A1D109022______________________________________________________Page | 14
8. Senang mencari & memecahkan masalah soal-soal
√
Jumlah skor 18
Persentase 75%
Kategori Termotivasi
- catatan: 1.(0%-55%)=kurang termotivasi ,2.(55%-75%) = termotivasi , 3.(75%-100%)= sangat termotivasi,
- jumlah maksimal skor = 24
- % Motivasi Belajar siswa = skor motivasi siswa x 100%
skor maksimum
Dari hasil observasi pada siklus II disimpulkan bahwa pada observasi motivasi belajar siswa menunjukkan peningkatan motivasi belajar siswa, sebagian besar siswa sudah perhatian terhadap model pembelajaran langsung yang disajikan guru, siswa sudah mulai berani membaca puisi didepan kelas , siswa juga mulai berani mengeluarkan pendapatnya. Berdasarkan observasi teman sejawat, dapat dilihat kegiatan yang dilakukan guru pada tabel berikut:
Tabel 4.5 Hasil Observasi Motivasi Guru Siklus II
No
Faktor yang diobservasi
Siklus II
Ket
1 2 3 4 5
1. Menjelaskan Tujuan, Materi Prasyarat, memotivasi siswa, dan mempersiapkan siswa
√
2. Mendemonstrasikan keterampilan atau menyajikan informasi tahap demi tahap
√
3. Guru memberi latihan terbimbing √
4. Mengecek kemampuan siswa dan memberikan umpan balik
√
5. Mempersiapkan latihan untuk siswa dengan menerapkan konsep yang dipelajari pada kehidupan sehari-hari.
√
Jumlah skor 19
SRI DASWITA A1D109022______________________________________________________Page | 15
Persentase 76%
Kategori Baik
- catatan: 1=sangat kurang mampu (0 % < 40%), 2= kurang mampu (40%<60%), 3= cukup mampu (60%<75%), 4=mampu (75%<85%), 5=sangat mampu (85%<100%)
- jumlah maksimal skor = 25
- % kemampuan guru = jumlah skor X 100%
jumlah skor maksimal
Berdasarkan tabel 4.7 dapat diketahui motivasi yang dilakukan guru selama kegiatan belajar mengajar berlangsung, secara keseluruhan motivasi yang dilakukan lebih baik dari siklus I dan mencapai 76 kegiatan guru dikategorikan baik.
b.Evaluasi
Pada akhir siklus dilakukan evaluasi dengan tes untuk mengetahui tingkat penguasaan konsep siswa terhadap materi yang dipelajari. Secara keseluruhan dapat dilihat pada tabel 4.6.
Tabel 4.6 Hasil tes membaca puisi pada siklus II
NO
Nama siswa Jumlah
Skor
% Keter
capaian
Ketuntasan
Ya Tidak
1 Gilang Agri Pratama 6 60
2 Aanggiansyah 10 100
3 Ahmad Suradi 8 80
4 Dia Alif Saputra 6 60
5 Medi Susanto 8 80
6 Riyanto Handoni 6 60
7 Irwan Saputra 8 80
8 Wawan 6 60
9 Gilang Aditia 9 90
10 Josi Alfian 6 60
11 Ahmad Sudeysi 6 60
12 Yumi Yanti Putri 10 100
13 Septiana 9 90
SRI DASWITA A1D109022______________________________________________________Page | 16
14 Imel Purnama Sari 10 100
15 Indah Okta Lisa 10 100
16 Siti Fatimah 8 80
17 Melanie Adistira 6 60
18 Miftahul Janah 8 80
19 Deka Okta Fiana 8 80
20 Siti Rahma Dona 8 80
21 Armi Arpia Sulasi 7 70
Jumlah 163 1630 13 8
Rata-rata 7,76 - - -
% Daya serap - - 61,90 38,09
Dari tabel 4.6 dapat dilihat bahwa rata-rata kelas telah mencapai target penilaian. Pada siklus II dari 21 siswa nilai rata-rata yang diperoleh 7,76 siswa yang memperoleh nilai ≥ 65 atau tuntas sebanyak 13 siswa, sedangkan siswa yang belum tuntas 8 siswa
Siklus III
a. Observasi
Berdasarkan hasil pengamatan, motivasi belajar siswa dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.7 Hasil observasi motivasi belajar siswa pada siklus III
No
Faktor yang diobservasi
Siklus III
Ket
1 2 3
1. Tekun menghadapi tugas √
2. Ulet Menghadapi Kesulitan √
3. Meenunjukkan minat terhadap materi yang diajarkan
√
4. Lebih senang belajar mandiri √
5. Cepat bosan dengan tugas-tugas yang rutin( hal-hal yang bersiafat mekanis, berulang-ulang begitu saja, sehingga kurang kreatif)
√
SRI DASWITA A1D109022______________________________________________________Page | 17
6. Dapat mempertahankan pendapatnya(kalau sudah yakin akan sesuatu)
√
7. Tidak mudah melepas yang diyakini √
8. Senang mencari & memecahkan masalah soal-soal
√
Jumlah skor 21
Persentase 87,5%
Kategori Sangat Termotivasi
- catatan: 1.(0%-55%)=kurang termotivasi ,2.(55%-75%) = termotivasi , 3.(75%-100%)= sangat termotivasi,
- jumlah maksimal skor = 24
- % Motivasi Belajar siswa = skor motivasi siswa x 100%
skor maksimum
Dari tabel 4.7 diatas, dapat ditarik kesimpulan keaktifan siswa menunjukkan peningkatan, siswa sudah termotivasi dan memahami tujuan pembelajaran dan mengerti dengan model pembelajaran yang disajikan guru, khususnya model pembelajaranlangsung.
Berdasarkan observasi teman sejawat, dapat dilihat kegiatan yang dilakukan guru sebagai berikut :
Tabel 4.8 Hasil observasi motivasi guru siklus III
No
Faktor yang diobservasi
Siklus III
Ket
1 2 3 4 5
1. Menjelaskan Tujuan, Materi Prasyarat, memotivasi siswa, dan mempersiapkan siswa
√
2. Mendemonstrasikan keterampilan atau menyajikan informasi tahap demi tahap
√
3. Guru memberi latihan terbimbing √
4. Mengecek kemampuan siswa dan memberikan umpan balik
√
5. Mempersiapkan latihan untuk siswa √
SRI DASWITA A1D109022______________________________________________________Page | 18
dengan menerapkan konsep yang dipelajari pada kehidupan sehari-hari.
Jumlah skor 22
Persentase 88 %
Kategori Sangat Mampu
- catatan: 1= sangat kurang mampu (0 % < 40%), 2= kurang mampu (40%<60%), 3= cukup mampu (60%<75%), 4= mampu (75%<85%), 5=sangat mampu (85%<100%)
- jumlah maksimal skor = 25
- % kemampuan guru = jumlah skor X 100%
jumlah skor maksimal
Berdasarkan tabel 4.8 dapat diketahui motivasi yang dilakukan guru selama kegiatan belajar mengajar berlangsung, secara keseluruhan motivasi yang dilakukan guru sudah optimal dan baik. Tindakan pada siklus II merupakan revisi dan perbaikan tindakan siklus I, sehingga pada siklus II memotivasi belajar siswa sangat meningkat. Begitu pula dengan tindakan siklus III merupakan perbaikan dari kekurangan siklus II sehingga pada siklus III motivasi belajar siswa lebih baik dari siklus I dan siklus II. Dengan model pembelajaran langsung motivasi dan kemampuan membaca puisi siswa terhadap membaca puisi semakin meningkat.
b. Evaluasi
Pada akhir siklus dilakukan evaluasi dengan tes untuk tingkat keberhasilan siswa terhadap materi yang dipelajari. Secara keseluruhan dapat dilihat pada tabel 4.9.
Tabel 4.9 Hasil tes membaca puisi pada siklus III
NO
Nama
siswa
Jmblh skor
%
Tercapai Ketuntasan
Ya Tdk
1 Gilang Agri Pratama 9 90
2 Aanggiansyah 8 80
3 Ahmad Suradi 10 100
4 Dia Alif Saputra 8 80
5 Medi Susanto 7 70
6 Riyanto Handoni 10 100
7 Irwan Saputra 8 80
8 Wawan 9 90
SRI DASWITA A1D109022______________________________________________________Page | 19
9 Gilang Aditia 5 50
10 Josi Alfian 9 90
11 Ahmad Sudeysi 10 100
12 Yumi Yanti Putri 7 70
13 Septiana 9 90
14 Imel Purnama Sari 4 40
15 Indah Okta Lisa 10 100
16 Siti Fatimah 10 100
17 Melanie Adistira 9 90
18 Miftahul Janah 9 90
19 Deka Okta Fiana 8 80
20 Siti Rahma Dona 10 100
21 Sukina 10 100
Jumlah
179
1790
19
2
Rata-rata 8,52 - - -
% Daya Serap - - 90,47 9,52
Dari tabel 4.9 dapat dilihat bahwa rata-rata kelas telah mencapai target penilaian. Pada siklus III dari 21 siswa nilai rata-rata yang diperoleh 8,52, siswa yang memperoleh nilai ≥ 65 atau tuntas sebanyak 19 siswa, sedangkan siswa yang belum tuntas 2 siswa. Maka, dapat dilihat adanya perubahan dari siklus I sampai siklus III.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan, yaitu meningkat motivasi dan
kemampuan membaca puisi siswa pada materi membaca puisi dengan menggunakan
model pembelajaran langsung, pada tahap penelitian ini dilakukan beberapa siklus yaitu
siklus I, siklus II dan siklus III. Pada siklus I tindakan yang dilakukan menyampaikan
materi pelajaran puisi dan siswa mendemonstrasikan ketrampilannya membaca puisi
berdasarkan tempat duduk tanpa komentar atau saran dari guru. Pada siklus II yaitu
tindakan yang dilakukan ialah mengecek dan mengomentari kemampuan siswa dalam
membaca puisi serta memberikan umpan balik. Selanjutnya pada siklus III tindakan
yang dilakukan yaitu memberikan bimbingan dan memberi latihan mandiri dalam
membaca puisi. Hasil yang diperoleh dari siklus I terdapat 8 siswa yang tuntas
dengan ketuntasan 38,09% dengan rata-rata kelas 5,6 dan meningkat 61,90% dengan
siswa yang tuntas 13 orang dengan rata-rata 7,76 pada siklus ke II. Pada siklus III
SRI DASWITA A1D109022______________________________________________________Page | 20
persentase semakin meningkat dimana jumlah siswa yang tuntas 19 orang dengan
persentase ketuntasan 90,47% dan memperoleh rata-rata kelas 8,52. Sehingga
disimpulkan dari hasil siklus I, siklus II dan siklus III, mengalami peningkatan motivasi
dan kemampuan membaca puisi siswa mencapai 90,47% yang termasuk kategori tinggi
karena hampir seluruh siswa mendapat nilai rata-rata lebih dari atau sama dengan 8,52.
Berdasarkan hasil observasi siswa selama pembelajaran dari ketiga siklus dapat
di simpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran langsung dapat meningkatkan
motivasi dan kemampuan membaca puisi siswa di kelas V SDN No.09/1 Paku Aji
khususnya pada pembelajaran bahasa Indonesia dengan materi membaca puisi.
5.2 Saran
Berdasarkan dari hasil penelitian yang diperoleh, maka saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut :
1. Dalam proses belajar mengajar, hendaknya guru jangan bersifat konvensional dan
monoton lagi, guru sebaiknya aktif dalam mencari sumber-sumber belajar untuk
materi pengajaran mata pelajaran bahasa.
2. Guru sebaiknya aktif dan kreatif dalam penggunaan model pembelajaran untuk
mendukung proses belajar mengajar bahasa agar lebih menarik, tidak
membosankan serta dapat memotivasi siswa.
3. Adanya kerjasama antara pihak sekolah dengan pihak instansi pendidikan lainnya,
yang diharapkan dapat memfasilitasi dalam mengembangkan proses pembelajaran
bahasa dengan cara berusaha menyediakan sarana pembelajaran, seperti pelatihan
pembuatan dan penggunaan model pembelajaran langsung yang sesuai dengan
materi ajar.
DAFTAR PUSTAKA
Aunurrahman,2012. Belajar dan Pembelajaran. Bandung : Alfabeta
Aminuddin, 2009. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung: Sinar Baru Algensindo
A.Pribadi benny, 2009. Model desain Sistem Pembelajaran: Dian Rakyat. Jakarta
Clegg, brian,2000. Instan Motivation. Erlangga. Jakarta.
Campbeel, linda, 2006. Metode Praktis Pembelajaran. Intuisi Pers. Pancoranmas Depok
Depdiknas.2006. Kurikulum 2006 Standar Kompetensi Mata Pelajaran. Jakarta:
Depdiknas
Depdiknas.2003. KTSP 2003. Jakarta: Depdiknas
Eka warna, 2011. Penelitian tindakan kelas. GP Press. Jakarta
Hakim Lukmanul, 2009. Perencanaan Pembelajaran. Bandung, Wacana prima
Kosasih,.2012. Dasar-dasar keterampilan bersastra. Bandung: Wacana prima
Purwanto. 2009. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta. Pustaka Pelajar
Rasyid, harun, 2009. Penilaian Hasil Belajar. Bandung, Wacana prima
SRI DASWITA A1D109022______________________________________________________Page | 21
Sardiman, A. M. (2004). Interaksi dan motivasi belajar-mengajar. Jakarta: Rajawali.
Susilana, rudi, 2009. Media Pembelajaran. Bandung, Wacana prima
Sardiman, AM, 2009, Interaksi dan Motivasi Belajar. PT Raja Gravindo Persada.
Jakarta.
Sumiati, 2009. Metode Pembelajaran. Bandung, Wacana prima
Pradopo. 1987. Pengertian Puisi(http//sobatbaru.blogspot.com/2010/03/pengertian
puisi.html.
Nur, M dan Kardi, S. 2000. Pengajaran Langsung. Pusdat Sains dan Matematika
Sekolah Program Pasca Sarjana.Unesa
Trianto. (2011).Model-model pembelajaran inovatif berorientasi konstruktivitis.
Jakarta:Prestasi Pustaka.
Widaningsih, Dedeh. (2010). Perencanaan Pembelajaran matematika. Bandung: Rizqi
Press