apendik akut 2 (lengkap)

30
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Arah dan kebijaksanaan yang ditetapkan dalam rangka pencapaian tujuan nasional yaitu tercapainya kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal sebagai salah satu unsur kesejahterana rakyat dan sekaligus sebagai sumber daya manusia yang sangat penting dalam kegiatan pembangunan juga sesuai dengan visi dan misi kesehatan Jawa Barat, dimana visinya itu sendiri adalah “Jawa Barat Sehat 2008”, sedangkan misinya adalah “Mewujudkan Sumber daya Manusia Yang Profesional dan Produktif Memiliki Sikap etis dan Bermoral Tinggi” Apendisitis merupakan penyakit bedah mayor yang paling sering terjadi walaupun apendisitis dapat terjadi pada setiap usia, namun paling sering orang dewasa muda, sehingga penulis merasa tertarik untuk memberikan perawatan khususnya pada pasien dengan Apendisitis, dan juga untuk kompetensi DIII Akademi Keperawatan mata kuliah Medikal Bedah I Semster Tiga. 1.2. Tujuan Penulisan “ASUHAN KEPERAWATAN APPENDIKCITIS” 1

Upload: olivia-riska-aprillia

Post on 01-Dec-2015

52 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

BHGGHGH NBVHGKJGKG

TRANSCRIPT

Page 1: Apendik Akut 2 (Lengkap)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Masalah

Arah dan kebijaksanaan yang ditetapkan dalam rangka pencapaian

tujuan nasional yaitu tercapainya kemampuan hidup sehat bagi setiap

penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal sebagai

salah satu unsur kesejahterana rakyat dan sekaligus sebagai sumber daya

manusia yang sangat penting dalam kegiatan pembangunan juga sesuai

dengan visi dan misi kesehatan Jawa Barat, dimana visinya itu sendiri adalah

“Jawa Barat Sehat 2008”, sedangkan misinya adalah “Mewujudkan Sumber

daya Manusia Yang Profesional dan Produktif Memiliki Sikap etis dan

Bermoral Tinggi”

Apendisitis merupakan penyakit bedah mayor yang paling sering

terjadi walaupun apendisitis dapat terjadi pada setiap usia, namun paling

sering orang dewasa muda, sehingga penulis merasa tertarik untuk

memberikan perawatan khususnya pada pasien dengan Apendisitis, dan juga

untuk kompetensi DIII Akademi Keperawatan mata kuliah Medikal Bedah I

Semster Tiga.

1.2.Tujuan Penulisan

Secara umum penulisan laporan kasus ini bertujuan untuk

memberikan informasi tentang penyakit Apendisitis dan penatalaksanaani

secara khusus untuk : Menerapkan teori yang diterima, memberikan asuhan

keperawatan, mampu mengumpulkan dan menganalisa data,

mengidentifikasi masalah, membuat perencanaan tindakan, dan

mendokumentasikan hasil asuhan keperawatan yang didapat

“ASUHAN KEPERAWATAN APPENDIKCITIS” 1

Page 2: Apendik Akut 2 (Lengkap)

1.3.Metode dan Teknik Penulisan

Metode yang digunakan dalamm penyusunan laporan kasus ini

adalah metode deskriptif analitik yang dilaksanakan dengan pendekatan

proses perawatan sedangkan teknik dalam pengumpulan data yang penulis

perlukan diperoleh dari data studi lapangan, wawancara, pemeriksaan fisik,

pemeriksaan penunjang, study literatur dan dokumenter.

1.4.Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan laporan kasus ini terdiri dari.

Bab I : Menguraikan pendahuluan mengenai Latar Belakang

Masalah, Tujuan Penulisan, Metode dan Teknik Penulisan

serta dan Sistematika Penulisan

Bab II : Menjelaskan tinjauan teoritis yang berisikan tentang teori-

teori yang sesuai dengan judul

Bab III : Berisi tinjauan kasus, proses keperawatan pada pasien

dengan Apendisitis

Bab IV : Penutup, yang berisi tentang kesimpulan dan saran

“ASUHAN KEPERAWATAN APPENDIKCITIS” 2

Page 3: Apendik Akut 2 (Lengkap)

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

Apendisitis merupakan penyakit bedah mayor yang paling sering

terjadi walaupun apendisitis dapat terjadi pada setiap usia, namun paling

sering orang dewasa muda. Sebelum era antibiotik mortalitas penyakit ini

tinggi.

2.1. PATOGENESIS

Apendiks vermiformis merupakan sisa apeks sekum yang pada

manusia fungsinya tidak diketahui apendiks merupakan tabung panjang,

sempit (sekitar 6 sampai 9 cm). Pada apendiks ini terdapat arteria

apendikularis yang merupakan “end-artery”. Pada posisinya yang normal

apendiks terletak pada dinding abdomen.

Apendisitis merupakan suatu peradangan apendiks yang mengenai

semua lapisan dinding organ tersebut. Tanda patogenetrik promer diduga

karena obstruksi lumen.

Biasanya oleh fekolit (feses keras). Penyumbatan pengeluaran sekret

mukus mengakibatkan pembengkakan. Infeksi dan ulserasi. Peningkatan

tekanan intraluminal dapat menyebabkan oklusi end-artery apendikularis. Bila

keadaan ini dibiarkan berlangsung terus biasanya menyebabkan nekrosis

gangren dan ferfusi.

2.2. GAMBARAN KLINIS

Pada kasus apendisitis akut yang klasik, gejala-gejala permulaan

adalah nyeri atau perasaan tidak enak sekitar umblikus diikuti oleh anoreksia

nausea dan muntah gejala-gejala ini umumnya berlangsung 1-2 hari.

“ASUHAN KEPERAWATAN APPENDIKCITIS” 3

Page 4: Apendik Akut 2 (Lengkap)

Dalam beberapa jam nyeri bergeser ke kuadran kanan bawah dan

mungkin terdapat nyeri tekan sekitar titik NC burney kemudian dapat timbul

spasme otot dan nyeri lepas. Biasanya ditemukan demam ringan dan

leukositus moderat. Bila ruptur apendik terjadi nyeri seringkali hilang secara

dramatis untuk sementara.

2.3. KOMPLIKASI

a. Perforasi

Terjadi pada 20% pasien rasa sakit yang bertambah demam tinggi

rasa nyeri yang menyebar dan jumlah leukosit yang tinggi merupakan

serta kemungkinan terjadinya perforasi.

b. Peribritis

Difus atau umum peritoritis ini merupakan salah satu akibat perforasi

periroritis disertai rasa sakit yang hebat, rasa nyeri kembung, demam

serta keracunan.

c. Abses Apendik

Merupakan sebab lain dari perforasi. Terasa suatu masa lunak

dikuadran kanan bawah atau di daerah peiris. Massa ini pula-pula

berupa piegme tetapi dapat berkembang menjadi rongga yang

mengandung nanah.

d. Pileflebitis (tromboprebitis septik uera portas)

2.4. PENGOBATAN

a. Persiapan sebelum operasi

1. Kalau diagnosis tak pasti maka pasien harus diamati dan

periksa abdomen serta pelvisnya pada interval waktu TH. Tak

ada yang boleh diberikan melewati mulut di tunda sampai ada

keputusan bila pasiennya tak merasa sakit hebat.

2. Selang nasogastruk dimasukkan kalau abdomen kembung

atau kalau pasien mengalami keracunan (toksik)

“ASUHAN KEPERAWATAN APPENDIKCITIS” 4

Page 5: Apendik Akut 2 (Lengkap)

3. Anak muda yang mengalami appendiksitis sederhana sering

tidak perlu mendapatkan tambahan cairan IV elektrolit Baya

lanjut usia dan psien yang sakit parah harus diganti apa yang

kurang sebelum mereka mengalami operasi.

4. Kalau diperkirakan ada operasi maka diberikan antibiotika

demam tinggi terutama pada anak kecil harus diturunkan

sebelum anak itu diberi anostesi.

b. Operasi

1. Appendiktomi merupakan satu-satunya pengobatan

appendiksitis sederhana atau appendiksitis perporesi yang

disertai peritonitis kalau tersedia fasilitasnya. Kalau tidak

diberikan gannya antibiotika IV dosis tinggi.

2. Kalau appendik dibuang apabila appendiknya mengalami

porperasi bebas maka abdomen dicuci dengan garam

fisiologis atau antibiotika drainase tak berguna kecuali

terdapat abses yang berbatas tegas.

3. Abses appendiks diobati dengan antibiotika IV masanya

mungkin mengecil atau abses mungkin memerlukan drainase

dalam jangka waktu bebreapa hari. Appendiktomi dilakukan

apabila abses drainase dilakukan operasi efektif sesudah 6

minggu-3 bulan.

c. Perawatan sesudah operasi

1. Appendiksitis sedrhana pada hari pertama pasien sudah

mulai berjalan tak perlu dilakukan pengisapan nasogastrik

antibiotika tidak diperlukan. Cairan IV dihentikan kalau cairan

oral sudah mulai diberikan pada hari ke 2 atau ke 3. dIet

diberikan dengan cepat.

“ASUHAN KEPERAWATAN APPENDIKCITIS” 5

Page 6: Apendik Akut 2 (Lengkap)

Pasien bisa meninggalkan rumah sakit atau keluar dari

perawatan RS dalam 3-5 hari sesudah operasi dan sudah

dapat aktif kembali seperti semula dalam jangka waktu 3

minggu.

2. Appendiksitis perforasi pengobatan tergantung dari berat

tidaknya penaykit biasanya dilakukan pengisapan nasogastrik

antibiotika untuk 5-7 hari dan pemberian cairan IV untuk

jangka waktu yang lama. Pasien yang penyakitnya kritis

memerlukan perawatan yang insentif.

d. Komplikasi

Infeksi terjadi pada 10% atau lebih penderita appendisitis

yang mengalami perperasi kalau insisi pada kulit ditutup primer

abses abdomen khususnya di daerah pelvis dan subfrenik

diakibatkan karena perperasi yang disertai dengan pentonitis.

Penyumbatan usus halus akibat adhesi dapat juga terjadi abses

hati merupakan akibat plebhitis.

2.5. PROGNOSIS

Angka kematian 0-0,3% pada appendiksitis sederhana dan df atau

lebih pada yang sudah mengalami porferasi pada anak kecil dan orang tua

porferasi dapat menyebabkan kematian sekitar 10-15%. Porferasi dan

kematian diakibatkan karena pasien terlambat memeriksakan diri atau karena

keterlambatan ahli bedah atau dokter yang bersangkutan.

“ASUHAN KEPERAWATAN APPENDIKCITIS” 6

Page 7: Apendik Akut 2 (Lengkap)

BAB III

TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATANPADA PASIEN APPENDIKCITIS AKUT

DI RUANG PERAWATAN I RUMAH SAKIT DUSTIRACIMAHI

3.1. Pengkajian

A. Biodata

Nama klien : Tn.K

Umur : 50 tahun

Jenis klamin : Laki-laki

Pendidikan : SMA

Agama : Islam

Suku Bangsa : Sunda / Indonesia

Alamat : Jl. Leuwi Panjang RT.04 RW.01

No. Registrasi : 2858 / HI / VI / 2002

Tanggal masuk : 2-6-2002

Tanggal pengkajian : 4-6-2002

B. Riwayat Penyakit

1. Alasan masuk Rumah Sakit

Sejak 2 hari yang lalu klien merasa nyeri perut kanan bawah

dan mual.

“ASUHAN KEPERAWATAN APPENDIKCITIS” 7

Page 8: Apendik Akut 2 (Lengkap)

2. Keluhan utama

P : Paliatiu/Provokatiu

Klien tidak mengetahui secara pasti penyebab dari

penyakitnya keluhan bertambah bila klien melakukan

aktivitas dan terasa berkurang jika klien menarik

nafas panjang.

Q : Qualitas

Nyeri pada perut kanan bawah

R : Region

Nyeri dimulai dari ulu hati menjalar ke bawah dan

kemudian menutup ke prut kanan bawah

S : Skala

Nyeri mendadak pada perut kanan bawah

mengganggu aktivitas

T : Time

Nyeri terasa bila melakukan aktivitas dan berkurang

bila tidak melakukan aktivitas

3. Riwayat penyakit yang lalu

Klien belum pernah merasakan keluhan seperti ini, klien belum

pernah di operasi

4. Riwayat penyakit sekarang

Sejak 2 hari lalu klien merasa nyeri perut kanan bawah, mual

5. Riwayat kesehatan keluarga

Dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit yang sama

6. Struktur Keluarga

Klien merupakan anakan bungsu dari 4 bersaudara dan telah

menikah dikarunia 5 orang anak. Anak pertama telah menikah

dan sekarang kien tinggal bersama istri 4 orang anaknya yang

belum menikah.

“ASUHAN KEPERAWATAN APPENDIKCITIS” 8

Page 9: Apendik Akut 2 (Lengkap)

GENOGRAM KELUARGA Tn.K

KETERANGAN :

Laki-laki

Perempuan

Klien

Hubungan Pernikahan

Tinggal Serumah

Meninggal

“ASUHAN KEPERAWATAN APPENDIKCITIS” 9

Page 10: Apendik Akut 2 (Lengkap)

C. Pola Kehidupan Sehari-hari

NO POLA DI RUMAH DI RUMAH SAKIT1

2.

3.

4.

Pola Nutrisia. Makan Frekuensi Jenis Nafsu makan Pantangan

b. Minum Frekuensi Jenis Keluhan

Pola Eliminasia. BAB Frekuensi Konsistensi Warna Keluhan

Pola Istirahat dan Tidura.Siangb.Malam

Personal Hygienea. Mandib.Gosok gigic.Keramas

3x/hariNasi, sayur dan lauk 1 porsi habisTidak ada

6-7 gelas/hariAir putih Tidak ada

1 x/hariLembekKuning tengguliTidak ada

Jam 14.00-15.00Jam 22.00-04.00

2 x/hari pakai sabun 2 x/hari pakai odol2 x/minggu

3x/hariML ½ porsi habisTidak ada

6-7 gelas/hariAir putih Alkohol dan asem

1 x/hariLembekKuning tengguliTidak ada

Jam 14.00-15.00Jam 22.00-04.00

2 x/hari pakai sabun 2 x/hari pakai odol2 x/minggu

D. Pemeriksaan fisik

1. Keadaan umum : Agak lemah

Kesadaran : Compos mentis

Tanda-tanda Vital :

TD : 130/90 mmHg R : 20 x/menit

N : 80 x/menit BB : 59 kg

S : 37 oC TB : 160 cm

“ASUHAN KEPERAWATAN APPENDIKCITIS” 10

Page 11: Apendik Akut 2 (Lengkap)

2. Kepala

a. Rambut : Hitam dan tidak rontok

Kebersihan : Nampak bersih

Alopesia : Tidak ada kebotakan

Distribusi : Lebat merata

b. Mata

Bentuk : Simetris kanan dan kiri

Konjungtiva : Tidak anemis

Skelera : Tidak kretik

Palpebra : Tidak ada oedema

Fungsi penglihatan : Baik

Alat bantu : Tidak menggunakan alat bantu

c. Hidung

Bentuk : Simetris kanan dan kiri

Sekret : Tidak ada sekret

Polip : Tidak ada polip

Suara nafas : Terdengar suara nafas vasiculer

Alat bantu : Tidak pakai alat bantu

d. Telinga

Bentuk : Simetris kanan dan kiri

Kebersihan : Tidak ada serumen

Kelainan : Tidak ada kelainan

Fungsi : Normal, nafas terdengar baik

e. Mulut

Bentuk : Simetris atas dan bawah

Kebersihan : Tampak bersih

Kelainan : Tidak ada kelainan

Alat bantu : Tidak menggunakan alat bantu

“ASUHAN KEPERAWATAN APPENDIKCITIS” 11

Page 12: Apendik Akut 2 (Lengkap)

Bibir

Warna : Kemerahan

Lesi : Tidak ada lesi

Mukosa : Lembab

Gigi

Caries : Tidak ada caries

Gigi palsu : Tidak memakai gigi palsu

Kelainan : Tidak ada

Lidah

Warna : Kemerahan

Lesi :Tidak Ada

Tonsil : Tidak ada pembengkakan

Pharinx : Tidak ada peradangan

f. Leher

Pembesaran kelenjar tyroid : Tidak teraba pembesaran

Pembesaran jugalaris : Tidak teraba pembesaran

Kelainan pada leher : Tidak ada kelainan

g. Dada

Thorax : Bentuk unlercostal datar dan

simetris

Pernafasan : Diafragma

h. Abdomen

Bentuk : Simetris

Acites : Tidak ada

“ASUHAN KEPERAWATAN APPENDIKCITIS” 12

Page 13: Apendik Akut 2 (Lengkap)

Luka operasi : Luka operasi apendiks

Nyeri tekan : Ya, terdapat pad abdomen kanan

bawah

i. Genetalia

Testis : Ada

Lesi : Tidak ada

Kelainan penis : Tidak ada kelainan

Pemasangan kateter : Tidak terpasang

j. Ekstremitas atas dan bawah

Kelemahan : Tidak ada

Kelumpuhan : Tidak ada

Fraktur : Tidak ada

Amputasi : Tidak ada

Varises : Tidak ada

Infus : Terpasang infus pada tangan kiri

k. Kulit

Warna : Sawo matang

Kbersihan : Bersih

Turgor : Baik, tidak nampak kelainan pada

kulit

E. Data Penunjang

PEMERIKSAAN LABORATORIUM DARAH NORMAL

HB : 13,6 gr% 13-16 gr%

Al : 7,0 rb/mm3 4,0-10,0 rb/mm3

At : 40% 38-47%

“ASUHAN KEPERAWATAN APPENDIKCITIS” 13

Page 14: Apendik Akut 2 (Lengkap)

PEMERIKSAAN URINE

Leukosit : 5-8

Eritrosit : 2-3

Epitel : 3-6

Co Oxalat : 2-5

Warna : Jernih kuning muda

THERAPY

Infus NaCl

Amoxilin 3x1 gr

Posntand

F. Data Psikososial

Interaksi klien terhadap perawat, dokter baik. Klien dapat beradaptasi

dengan lingkungan.

G. Data Spiritual

Klien beraga Islam taat menjalankan ibadah dan selalu berdoa untuk

kesembuhan penyakitnya.

“ASUHAN KEPERAWATAN APPENDIKCITIS” 14

Page 15: Apendik Akut 2 (Lengkap)

3.2. Analisa Data

NO DATA ETIOLOGI MASALAH

1.

2.

3.

Ds. :

Klien mengatakan nyeri

pada daerah lokal

operasi

Do :

Klien tampak kesakitan

dan klien gelisah

Ds :

Klien tidak bisa

melakukan aktivitas

Do :

Klien bedrest dan dalam

aktivitas dibantu

Ds :

Klien mengatakan rasa

gatal dan oanas pada

daerah operasi serta

luka belum diobati

Do :

Gaas belum diganti dan

tampak kotor

Terputusnya jaringan

akibat operasi

Terasa nyeri

Klien post ops

Tidak bisa melakukan

aktivitas sehari-hari

Balutan belum diganti

Balutan tampak kotor

Terasa gatal dan panas

pada daerah lokal ops

Gangguan

rasa nyaman

nyeri

Gangguan

aktivitas

Potensial

terjadi infeksi

“ASUHAN KEPERAWATAN APPENDIKCITIS” 15

Page 16: Apendik Akut 2 (Lengkap)

Prioritas Masalah

1. Gangguan rasa nyaman nyeri

2. Gangguan aktivitas sehari-hari

3. Potensial terjadinya infeksi

3.3. Diagnosa Keperawatan

1. Gangguan perubahan nyaman nyeri sehubungan dengan

terputusnya jaringan ditandai dengan klien tampak kesakitan

dan tidak bisa tidur

2. Gangguan aktivitas sehari-hari sehubungan dengan klien post

ops yang ditandai dengan klien bedrest dan dalam aktivitas

klien dibantu

3. Potensial terjadi infeksi sehubungan dengan luka belum diobati

pembalut belum diganti dan tampak kotor

“ASUHAN KEPERAWATAN APPENDIKCITIS” 16

Page 17: Apendik Akut 2 (Lengkap)

3.4. Proses Keperawatan

NODIAGNOSA

KEPERAWATAN

PERENCANAANIMPLEMENTASI EVALUASI

TUJUAN INTERVENSI RASIONALISASI

1 Gangguan rasa nyman nyeri

sehubungan dengan

terputusnya jaringan yang

ditandai dengan klien

tampak kesakitan dan

gelisah

-Klien merasa

nyaman dan

tenang

-Klien tidak

tampak

kesakitan

-Klien tidak

gelisah

Atur posisi tidur

dan kurangi

pergerakan

Dengan mengatur

posisi tidur klien,

luka bekas operasi

tidak terganggu

Menidurkan

klien tidur

terlentang dan

jangan banyak

bergerak

Klien tenang

dan merasa

nyaman

2 Gangguan aktivitas sehari-

hari sehubungan dengan

post ops yang ditandai

dengan klien bed rest dalam

aktivitas, klien selalu dibantu

Aktivitas sehari-

hari terpenuhi

Bantu klien

untuk dpt

melakukan

aktivitas sehari

hari(BAB, BAK

dan personal

hygiene)

Pasien dapat

memenuhi aktivitas

sehari-hari

Membantu untuk

melakukan

aktivitas sehari-

hari seperti

BAB, BAK dan

personal

hygiene

Klien dapat

melakukan

aktivitas dengan

mandiri

3 Potensial terjadi infeksi Tidak terjadi -Ganti balutan -Dengan -Mengganti Infeksi tidak

“ASUHAN KEPERAWATAN APPENDIKCITIS” 17

Page 18: Apendik Akut 2 (Lengkap)

sehubungan dengan adanya

rasa rasa panas dan gatal

daerah luka

infeksi dengan

kriteria :

-Luka berih

-Tidak ada

tanda-tanda

infeksi

-Bersihkan luka

dan berikan

betadine

mengganti balutan

diharapkan klien

tidak mengeluh

gatal dan panas

pada daerah luka

ops.

-Dengan

membersihkan luka

diharapkan luka

cepat kering

balutan

-Membersihkan

luka dengan anti

septik

terjadi dan luka

dapat kering

“ASUHAN KEPERAWATAN APPENDIKCITIS” 18

Page 19: Apendik Akut 2 (Lengkap)

3.5. Catatan Perkembangan

“ASUHAN KEPERAWATAN APPENDIKCITIS” 19

Page 20: Apendik Akut 2 (Lengkap)

BAB IV

PENUTUP

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. Kesimpulan

Apendisitis merupakan penyakit bedah mayor yang paling sering terjadi

walaupun apendisitis dapat terjadi pada setiap usia, namun paling sering

orang dewasa muda. Sebelum era antibiotik mortalitas penyakit ini tinggi.

Pembahasan kasus lebih ditekankan pada riwayat kesehatan klien,

riwayat kesehatan keluarga, data biologis, pemeriksaan fisik, data psikologis,

menganalisa data dan melaksanakan tindakan keperawatan hingga pada

tahap evaluasi dan catatan perkembangan. Tujuan pemulangan adalah :

a. Pasien menghadapi situasi yang ada secara realistik.

b. Cedera dicegah.

c. Komplikasi dihilangkan atau diminimalkan.

d. Rasa sakit dihilangkan atau dikontrol.

e. Luka sembuh / prosedur pembedahan, prognosis dan regimen

terapeutik dipahami dan sebelum dan sesudah operasi

dilakukan penyuluhan mengenai nutrisi dan perawatan post

Apendisitis.

“ASUHAN KEPERAWATAN APPENDIKCITIS” 20

Page 21: Apendik Akut 2 (Lengkap)

4.2. Saran

Dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien Apendisitis

hendaknya diperhatikan dan ditekankan pada perawatan post operasi

Apendisitis. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah terjadinya infeksi dan

pendarahan serta komplikasi lain.

Mengidentifikasi rasa nyeri penting mengingat nyeri akan menimbulkan

ketidaknyamanan sehingga akan mempengaruhi organ-organ lain dan

mengganggu aktivitas dari pasien.

“ASUHAN KEPERAWATAN APPENDIKCITIS” 21

Page 22: Apendik Akut 2 (Lengkap)

DAFTAR PUSTAKA

1. Anderson M.D. Cliford, (1975), Petunjuk Modern Kepada Kesehatan

Indonesia, Publishing House, Bandung.

2. Arif Maesoer, (1999), Kapita Selekta Kedokteran, Edisi III, EKUI,

Jakarta.

3. Carpenito, Lynda Juan, (1998), Diagnosa Keperawatan, ECG,

Jakarta.

4. Doerges E. Marlyn, (2000), Rencana Asuhan Keperawatan, ECG,

Jakarta.

5. Junaedi Purnawan Soesmaseto, (1982), Kapita Selekta Kedokteran,

Edisi II, EKUI, Jakarta.

6. Long C. Barbara, (1996), Perawatan Medik di Bedah Ikatan Alumni

Pendidikan Keperawatan, Pajajaran Bandung.

“ASUHAN KEPERAWATAN APPENDIKCITIS” 22