apa sih buffer dan manfaatnya

Upload: eli-nira

Post on 09-Feb-2018

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/22/2019 Apa Sih Buffer Dan Manfaatnya

    1/2

    APA SIH BUFFER DAN MANFAATNYA?

    Setiap hari kalian makan. Makanan yang

    masuk ke tubuh kalian tak hanya akan berhubungan

    dengan organ mulut, kerongkongan, lambung, dan

    usus saja. Pada pelajaran biologi kalian telahmempelajari proses transportasi makanan dalam

    tubuh, bukan? Makanan akan mengalami

    serangkaian proses metabolisme di dalam tubuh

    dan hasilnya akan diedarkan ke seluruh tubuh

    melalui darah. Tahukah kalian bahwa hasil

    metabolisme dapat bersifat asam ataupun basa,

    tergantung dari sifat makanan yang kita konsumsi? Nah, tentu saja hal ini akan berpengaruh

    terhadap pH darah. Padahal, agar dapat bekerja dengan baik, pH darah harus tetap stabil. Oleh

    karena itulah darah memiliki sistem buffer untuk dapat mempertahankan pH-nya. Lalu apakah

    buffer itu? Bagaimana sifatnya? Bagaimana peranannya dalam tubuh?

    Sistem larutan buffer sangat berperan dalam tubuh makhluk hidup. Oleh karena itu,

    darah yang berperan penting dalam metabolisme harus merupakan suatu larutan buffer yang

    dapat mempertahankan pH-nya, sehingga pH darah tetap stabil dengan adanya zat asam atau

    basa yang terlibat dalam metabolisme. Lain halnya dengan larutan bukan buffer yang tidak

    dapat mempertahankan pH-nya. Kerusakan organ tubuh atau bahkan kematian dapat terjadi

    jika darah bukan merupakan suatu larutan buffer.

    Dalam tubuh kita, pH darah berkisar 7,35 - 7,45. Agar pH darah tidak banyak berubah,

    maka di dalatnnya terdapat sistem buffer. Begitu juga enzim pemecah protein, yang hanya

    dapat bekerja dengan baik pada pH = 3.

    Agar pH cairan dalam lambung selalu

    berada dalam kisaran 3, maka dalarnlambung terdapat larutan buffer. Makanan

    yang kita konsumsi akan disalurkan ke

    seluruh tubuh, salah satunya melalui darah.

    pH darah relatif stabil dan tetap karena

    kandungan larutan buffer karbonat dalam

    darah mempunyai komposisi yang selalu

    tetap. Lantas bagaimana cara larutan

    buffer karbonat mempertahankan pH

    darah?

    Berikut gambaran mengenai proses

    tersebut.

    Jika yang dihasilkan oleh metabolisme adalah suatu basa, maka ion OH

    akan bereaksi dengan

    asam bikarbonat (H2CO3) menurut reaksi:

    H2CO3+ OH

    HCO3

    + H2O

  • 7/22/2019 Apa Sih Buffer Dan Manfaatnya

    2/2

    Sebaliknya, jika hasil metabolisme adalah suatu asam, maka ion H+dari asam tersebut akan

    diikat oleh ion HCO3

    menurut reaksi :

    H++ HCO3

    H2CO3

    Dengan adanya kedua reaksi di atas, maka perbandingan konsentrasi karbonat dan bikarbonat

    selalu tetap, sehingga pH darah relatif tetap.

    Konsentrasi H2CO3berasal dari gas CO2terlarut dan konsentrasi HCO3

    berasal dari

    garam yang terkandung dalam air laut. Jika air hujan yang umumnya besifat asam tercurah ke

    laut atau air dari sungai-sungai mengalir ke laut dengan berbagai sifat asam dan basa maka sifat

    asam dan basa itu tidak akan mengubah pH air laut. Dengan kata lain, pH air laut relatif tetap.

    Jika Anda ingin memiliki larutan yang mempunyai nilai pH mulai dari 1 sampai 14 dan tahan

    lama di laboratorium, Anda dapat membuat larutan-larutan tersebut dari larutan penyangga.

    Nilai pH larutan penyangga tidak

    berubah walaupun disimpan

    dalam kurun waktu yang lama.

    Apabila mekanisme pengaturan

    pH dalam tubuh gagal, seperti

    dapat terjadi selama sakit,

    sehingga pH darah turun di bawah

    7,0 atau naik ke atas 7,8, dapat

    menyebabkan kerusakan

    permanen pada organ tubuh atau

    bahkan kematian.

    Faktor-faktor yang dapat menyebabkan keadaan asidosis (penurunan pH) adalahpenyakit jantung, penyakit ginjal, diabetes mellitus (penyakit gula), diare yang terus menerus,

    atau makanan berkadar protein tinggi dalam jangka waktu lama. Keadaan asidosis sementara

    dapat terjadi karena olahraga intensif yang dilakukan terlalu lama.

    Alkalosis (peningkatan pH darah) dapat terjadi sebagai akibat muntah yang hebat,

    hiperventilasi (bernapas terlalu berlebihan, kadang-kadang karena cemas atau histeris atau

    berada di ketinggian). Suatu penelitian yang dilakukan terhadap para pendaki gunung yang

    mencapai puncak Everest (8.848 m) tanpa oksigen tambahan menunjukkan pH darah mereka

    berada di antara 7,77,8. Hiperventilasi diperlukan untuk mengatasi tekanan oksigen yang amat

    rendah (kira-kira 43 mmHg) di tempat setinggi itu.