“pengaruh ukuran perusahaan, kondisi ...repositori.buddhidharma.ac.id/702/1/skripsi...

159
“PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KONDISI KEUANGAN, PERTUMBUHAN PERUSAHAAN, DAN AUDIT TENURE TERHADAP OPINI AUDIT GOING CONCERN” (Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2016-2018) SKRIPSI Oleh: SHANIA 20160100200 JURUSAN AKUNTANSI KONSENTRASI PEMERIKSAAN AKUNTANSI FAKULTAS BISNIS UNIVERSITAS BUDDHI DHARMA TANGERANG 2020

Upload: others

Post on 02-Apr-2021

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: “PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KONDISI ...repositori.buddhidharma.ac.id/702/1/SKRIPSI SHANIA...(Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

“PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KONDISI

KEUANGAN, PERTUMBUHAN PERUSAHAAN, DAN AUDIT

TENURE TERHADAP OPINI AUDIT GOING CONCERN”

(Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Manufaktur yang Terdaftar di

Bursa Efek Indonesia Tahun 2016-2018)

SKRIPSI

Oleh:

SHANIA

20160100200

JURUSAN AKUNTANSI

KONSENTRASI PEMERIKSAAN AKUNTANSI

FAKULTAS BISNIS

UNIVERSITAS BUDDHI DHARMA TANGERANG

2020

Page 2: “PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KONDISI ...repositori.buddhidharma.ac.id/702/1/SKRIPSI SHANIA...(Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

“PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KONDISI

KEUANGAN, PERTUMBUHAN PERUSAHAAN, DAN AUDIT

TENURE TERHADAP OPINI AUDIT GOING CONCERN”

(Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Manufaktur yang Terdaftar di

Bursa Efek Indonesia Tahun 2016-2018)

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar

Sarjana Pada Jurusan Akuntansi Fakultas Bisnis

Universitas Buddhi Dharma Tangerang

Jenjang Pendidikan Strata 1

Oleh:

SHANIA

20160100200

FAKULTAS BISNIS

UNIVERSITAS BUDDHI DHARMA TANGERANG

2020

Page 3: “PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KONDISI ...repositori.buddhidharma.ac.id/702/1/SKRIPSI SHANIA...(Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Page 4: “PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KONDISI ...repositori.buddhidharma.ac.id/702/1/SKRIPSI SHANIA...(Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Page 5: “PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KONDISI ...repositori.buddhidharma.ac.id/702/1/SKRIPSI SHANIA...(Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Page 6: “PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KONDISI ...repositori.buddhidharma.ac.id/702/1/SKRIPSI SHANIA...(Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Page 7: “PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KONDISI ...repositori.buddhidharma.ac.id/702/1/SKRIPSI SHANIA...(Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Page 8: “PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KONDISI ...repositori.buddhidharma.ac.id/702/1/SKRIPSI SHANIA...(Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Page 9: “PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KONDISI ...repositori.buddhidharma.ac.id/702/1/SKRIPSI SHANIA...(Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Page 10: “PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KONDISI ...repositori.buddhidharma.ac.id/702/1/SKRIPSI SHANIA...(Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

i

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KONDISI KEUANGAN,

PERTUMBUHAN PERUSAHAAN, DAN AUDIT TENURE TERHADAP

OPINI AUDIT GOING CONCERN

(Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Manufaktur yang Terdaftar di

Bursa Efek Indonesia Tahun 2016-2018)

ABSTRAK

Opini going concern yang diterima oleh sebuah perusahaan menunjukkan

adanya kondisi dan peristiwa yang menimbulkan keraguan auditor akan

kelangsungan hidup perusahaan. Beberapa penelitian telah dilakukan mengenai

faktor-faktor yang berpengaruh terhadap opini audit going concern. Namun, hasil

penelitian tersebut masih menunjukkan ketidakkonsistenan.

Penelitian ini bertujuan untuk menguji kembali faktor-faktor yang

mempengaruhi opini audit going concern. Faktor-faktor yang diuji dalam penelitian

ini adalah ukuran perusahaan, kondisi keuangan, pertumbuhan perusahaan, dan

audit tenure.

Penelitian ini menggunakan perusahaan sektor manufaktur yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2016-2018 sebagai sampel penelitian.

Berdasarkan hasil metode purposive sampling, diperoleh sebanyak 31 perusahaan

manufaktur yang memenuhi kriteria sampel. Pengujian hipotesis dalam penelitian

ini dilakukan dengan menggunakan metode analisis regresi logistik.

Hasil penelitian menunjukkan variabel ukuran perusahaan dan kondisi

keuangan berpengaruh secara signifikan terhadap opini audit going concern.

Ukuran perusahaan dengan tingkat signifikansi sebesar 0,050 dan kondisi keuangan

dengan tingkat signifikansi 0,000. Sedangkan variabel pertumbuhan perusahaan

dan audit tenure tidak berpengaruh signifikan terhadap opini audit going concern.

Pertumbuhan perusahaan dengan tingkat signifikansi sebesar 0,647 dan audit tenure

dengan tingkat signifikansi sebesar 0,962.

Kata Kunci: Ukuran Perusahaan, Kondisi Keuangan, Pertumbuhan

Perusahaan, Audit Tenure, Opini Audit Going Concern.

Page 11: “PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KONDISI ...repositori.buddhidharma.ac.id/702/1/SKRIPSI SHANIA...(Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

ii

THE EFFECT OF COMPANY SIZE, FINANCIAL

CONDITIONS,COMPANY GROWTH, AND TENURE AUDIT OF GOING

CONCERN AUDIT OPINION

(Empirical Study on Manufactur Sector Companies Listed on the Indonesia

Stock Exchange in 2016-2018)

ABSTRACT

The going concern opinion received by a company indicates the existence

of conditions and events that raise the auditor’s doubts about the survival of the

company.

This study aims to examine several factors that are used in accepting the

going concern audit opinion. The factors tested in this study are company size,

financial conditions, company growth, and tenure audit.

This research uses companies in the manufactur sector listed on the

Indonesia Stock Exchange (IDX) in 2016-2018. Based on the results of the

purposive sampling method, obtained a sample of 31 companies that fulfill the

criteria. Testing the hypothesis in this study was conducted using the method of

logistic regression analysis.

The results of hypothesis testing indicate that company size and financial

conditions variables significantly influence of going concern audit opinion. The

company size with a significance level of 0,050 and financial conditions with a

significance level 0,000. While the company growth and tenure audit variables does

not significantly influence of the going concern audit opinion. The company growth

with a significance level of 0,647 and tenure audit with significance of 0,962.

Keywords: Company Size, Financial Conditions, Company Growth, Tenure

Audit, Going Concern Audit Opinion.

Page 12: “PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KONDISI ...repositori.buddhidharma.ac.id/702/1/SKRIPSI SHANIA...(Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

iii

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat

dan berkat yang dilimpahkan-Nya kepada penulis dan kepada kedua orang tua

penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi ini

berjudul “Pengaruh Ukuran Perusahaan, Kondisi Keuangan, Pertumbuhan

Perusahaan dan Audit Tenure Terhadap Opini Audit Going Concern (Studi Empiris

Pada Perusahaan Sektor Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun

2016–2018)”

Tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat dalam

mencapai gelar Sarjana Akuntansi pada program S1 Akuntansi pada Fakultas Bisnis

Universitas Buddhi Dharma.

Banyak rintangan dan hambatan yang ditemui oleh penulis selama

menyusun dan membuat proposal ini. Penulisan skripsi ini tidak mungkin dapat

berjalan dengan baik tanpa bantuan, dukungan, dan bimbingan dari berbagai pihak

baik secara langsung maupun tidak langsung. Penulis ingin mengucapkan rasa

hormat dan terima kasih kepada pihak yang telah membantu khususnya kepada:

1. Bapak Dr. Sofian Sugioko, M.M, CPMA, selaku Rektor Universitas Buddhi

Dharma.

2. Ibu Rr. Dian Anggraeni, S.E., M.Si., selaku Dekan Fakultas Bisnis Universitas

Buddhi Dharma.

3. Bapak Susanto Wibowo, S.E., M.Akt., selaku Ketua Jurusan Akuntansi

Fakultas Bisnis Universitas Buddhi Dharma.

Page 13: “PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KONDISI ...repositori.buddhidharma.ac.id/702/1/SKRIPSI SHANIA...(Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

iv

4. Bapak Peng Wi, S.E., M.Akt., selaku dosen pembimbing skripsi yang

meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk memberikan pengarahan,

bimbingan, serta masukan berupa kritik dan saran yang membangun sehingga

penulisan skripsi ini dapat selesai.

5. Seluruh Dosen Universitas Buddhi Dharma, yang telah memberikan ilmu

pengetahuan yang sangat bermanfaat selama masa kuliah.

6. Kokoh, Cici dan keluarga yang telah memberikan dukungan dan membantu

baik dalam doa, materiil, dan jasa yang tak pernah putus kepada penulis.

7. Kepada Apriyanto yang telah membantu dan mendukung dalam bentuk apapun

dan dalam keadaan apapun kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

8. Sahabat dari Kantor dan teman - teman yang tidak dapat penulis sebutkan satu-

persatu yang telah memberikan support.

9. Seluruh Dosen dan Staff Universitas Buddhi Dharma yang telah membantu

secara langsung maupun tidak langsung.

10. Serta pihak-pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu.

Penulis menyadari skripai ini masih jauh dari sempurna oleh karena itu

penulis dengan senang hati akan menerima kritik dan saran yang membangun dari

semua pihak dalam perbaikan dimasa mendatang.

Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para

pembaca dan pihak yang membutuhkan.

Tangerang, 28 Agustus 2019

Shania

Penulis

Page 14: “PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KONDISI ...repositori.buddhidharma.ac.id/702/1/SKRIPSI SHANIA...(Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

v

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL LUAR

JUDUL DALAM

LEMBAR PERSETUJUAN USULAN SKRIPSI

LEMBAR PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING

REKOMENDASI KELAYAKAN MENGIKUTI SIDANG SKRIPSI

LEMBAR PENGESAHAN

SURAT PERNYATAAN

LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH

ABSTRAK .......................................................................................................... i

ABSTRACT ......................................................................................................... ii

KATA PENGANTAR ....................................................................................... iii

DAFTAR ISI ...................................................................................................... v

DAFTAR TABEL .............................................................................................. ix

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... x

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xi

Page 15: “PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KONDISI ...repositori.buddhidharma.ac.id/702/1/SKRIPSI SHANIA...(Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

vi

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah ...................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ............................................................................. 9

C. Rumusan Masalah ............................................................................. 10

D. Tujuan Penelitian .............................................................................. 10

E. Manfaat Penelitian ............................................................................ 11

1. Manfaat Teoritis ............................................................................ 11

2. Manfaat Praktis ............................................................................. 11

F. Sistematika Penulisan ........................................................................ 12

BAB II LANDASAN TEORI .......................................................................... 14

A. Gambaran Umum Teori ..................................................................... 14

1. Auditing ........................................................................................ 14

2. Laporan Keuangan ........................................................................ 19

3. Opini Audit ................................................................................... 21

4. Opini Audit Going Concern .......................................................... 22

5. Ukuran Perusahaan ....................................................................... 25

6. Kondisi Keuangan ......................................................................... 26

7. Pertumbuhan Perusahaan ............................................................... 28

Page 16: “PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KONDISI ...repositori.buddhidharma.ac.id/702/1/SKRIPSI SHANIA...(Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

vii

8. Audit Tenure ................................................................................. 28

B. Hasil Penelitian Terdahulu ................................................................ 29

C. Kerangka Pemikiran .......................................................................... 35

D. Perumusan Hipotesa .......................................................................... 35

BAB III METODE PENELITIAN ................................................................. 39

A. Jenis Penelitian ................................................................................. 39

B. Objek Penelitian ................................................................................ 39

C. Jenis dan Sumber Data ...................................................................... 40

D. Teknik Pengumpulan Data ................................................................ 41

E. Populasi dan Sampel ......................................................................... 41

1. Populasi ........................................................................................ 41

2. Sampel .......................................................................................... 42

F. Variabel Penelitian ............................................................................ 44

1. Variabel Independen ..................................................................... 44

2. Variabel Dependen ........................................................................ 47

G. Teknik Analisis Data ......................................................................... 48

1. Analisis Statistik Deskriptif ........................................................... 48

2. Regresi Logistik ............................................................................ 49

Page 17: “PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KONDISI ...repositori.buddhidharma.ac.id/702/1/SKRIPSI SHANIA...(Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

viii

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................. 54

A. Deskripsi Data Hasil Penelitian ......................................................... 54

B. Analisis Hasil Penelitian ................................................................... 56

1. Uji Statistik Deskriptif .................................................................. 56

2. Analisis Rehgresi Logistik ............................................................ 62

C. Pembahasan Hasil Penelitian ............................................................. 70

BAB V PENUTUP ........................................................................................... 76

A. Kesimpulan ....................................................................................... 76

B. Implikasi ........................................................................................... 76

C. Saran ................................................................................................. 78

DAFTAR PUSTAKA

RIWAYAT HIDUP

SURAT KETERANGAN RISET

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 18: “PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KONDISI ...repositori.buddhidharma.ac.id/702/1/SKRIPSI SHANIA...(Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

ix

DAFTAR TABEL

Tabel II.1 Hasil Penelitian Terdahulu ................................................................ 29

Tabel III.1 Daftar Sampel Perusahaan Manufaktur 2016 – 2018 ........................ 43

Tabel III.2 Variabel Penelitian .......................................................................... 47

Tabel IV.1 Proses Seleksi Sampel ..................................................................... 54

Tabel IV.2 Daftar Sampel Perusahaan Manufaktur 2016 – 2018 ........................ 55

Tabel IV.3 Deskripsi Sampel Berdasarkan Opini Audit ..................................... 57

Tabel IV.4 Ringkasan Penerimaan Opini Audit ................................................. 59

Tabel IV.5 Descriptive Statistics ....................................................................... 60

Tabel IV.6 Iteration History 0 ........................................................................... 62

Tabel IV.7 Iteration History 1 ........................................................................... 63

Tabel IV.8 Perbandingan Nilai -2LL awal dengan -2LL akhir ........................... 63

Tabel IV.9 Menguji Kelayakan Model Regresi .................................................. 65

Tabel IV.10 Model Summary ............................................................................ 65

Tabel IV.11 Classification Table ....................................................................... 66

Tabel IV.12 Variables in The Equation .............................................................. 67

Page 19: “PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KONDISI ...repositori.buddhidharma.ac.id/702/1/SKRIPSI SHANIA...(Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar II.1 Pertimbangan Auditor dalam Memberikan Opini Audit Going

Concern ........................................................................................ 24

Gambar II.2 Kerangka Pemikiran ...................................................................... 35

Page 20: “PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KONDISI ...repositori.buddhidharma.ac.id/702/1/SKRIPSI SHANIA...(Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Perusahaan yang Dijadikan Sampel

Lampiran 2 Data Ukuran Perusahaan Dari Perusahaan yang Dijadikan Sampel

Lampiran 3 Data Kondisi Keuangan Dari Perusahaan yang Dijadikan Sampel

Lampiran 4 Data Pertumbuhan Perusahaan Dari Perusahaan yang Dijadikan

Sampel

Lampiran 5 Data Audit Tenure Dari Perusahaan yang Dijadikan Sampel

Lampiran 6 Data Opini Audit Going Concern Dari Perusahaan yang dijadikan

Sampel

Lampiran 7 Data Olah SPSS dari Variabel Ukuran Perusahaan, Kondisi

Keuangan, Pertumbuhan Perusahaan, dan Audit Tenure

Lampiran 8 Hasil Output SPSS Ver. 25

Page 21: “PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KONDISI ...repositori.buddhidharma.ac.id/702/1/SKRIPSI SHANIA...(Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Keberhasilan suatu perusahaan dalam menjalankan usahanya dapat

dipengaruhi oleh faktor internal maupun eksternal perusahaan. Faktor eksternal

perusahaan salah satu nya adalah kondisi lingkungan dari perusahaan tersebut

yang dapat juga meliputi kondisi perekonomian suatu negara. Kinerja suatu

perusahaan dapat semakin membaik apabila didorong pula dengan kondisi

perekonomian negara yang baik juga. Apabila kondisi perekonomian negara

kurang baik dapat menghambat perusahaan dalam mengembangkan bisnisnya.

Kondisi perekonomian adalah suatu hal yang tidak dapat dipastikan, dapat

menjadi semakin membaik ataupun sebaliknya. Ketika kondisi perekonomian

negara semakin memburuk, hal ini dapat berpengaruh pada kelangsungan hidup

suatu perusahaan di negara tersebut. Dengan adanya hal ketidakpastian ini, para

investor memerlukan suatu lembaga ataupun seorang ahli untuk dapat

membantunya dalam hal melakukan investasi pada suatu perusahaan. Suatu

lembaga yang dimaksud adalah Kantor Akuntan Publik yang menaungi seorang

auditor.

Seorang auditor mempunyai peranan yang cukup penting dalam hal

menjembatani berbagai pihak antara lain keperluan investor, keperluan

perusahaan serta publik. Keperluan investor dalam hal sebagai pengguna laporan

keuangan, keperluan perusahaan dalam hal sebagai penyedia laporan keuangan

Page 22: “PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KONDISI ...repositori.buddhidharma.ac.id/702/1/SKRIPSI SHANIA...(Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

2

dan keperluan publik dalam hal sebagai pengamat laporan keuangan untuk hal

tertentu. Oleh karena hal tersebut, auditor sangat diperlukan dalam memberikan

informasi dan menyajikan laporan keuangan yang baik untuk keperluan semua

pihak.

Menurut Standar Auditing (SA) seksi 341 menyatakan bahwa auditor

memiliki tanggungjawab untuk memberi nilai apakah terdapat kesangisan besar

terhadap kemampuan perusahaan dalam mepertahankan kelangsungan hidup

usahanya dalam periode tidak lebih dari satu tahun sejak tanggal laporan audit.

(Paramitha et al., 2016)

Jika seorang auditor telah melakukan pemeriksaan, penilaian dan

pengevaluasian atas kinerja suatu perusahaan yang tertuang pada laporan

keuangan perusahaan maka seorang auditor memiliki peranan untuk

memberikan opini atas penilaiannya terhadap laporan keuangan tersebut.

Adapun opini yang dapat diberikan dari seorang auditor pada hasil penilaiannya

terhadap laporan keuangan perusahaan yaitu opini audit non going concern dan

opini audit going concern. Opini audit non going concern diberikan oleh seorang

auditor apabila tidak terdapat kesangsian besar dalam kemampuan perusahaan

mempertahankan kelangsungan hidupnya sedangkan opini audit going concern

diberikan apabila seorang auditor meragukan perusahaan mengenai

kemampuannya dalam mempertahankan kelangsungan hidup perusahaannya.

Laporan keuangan yang telah diaudit oleh seorang auditor akan lebih

dipercaya oleh para investor dan pihak lainnya dibandingkan laporan keuangan

yang belum diaudit oleh seorang auditor, ini dikarenakan apabila laporan sudah

Page 23: “PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KONDISI ...repositori.buddhidharma.ac.id/702/1/SKRIPSI SHANIA...(Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

3

diaudit oleh seorang auditor, laporan tersebut dapat memberikan cerminan

kinerja dan kondisi perusahaan sesungguhnya. Laporan keuangan perusahaan

yang baik akan mendapatkan pernyataan wajar melalui opini audit. Tidak hanya

untuk kepentingan investor, dengan adanya analisis pada laporan keuangan

perusahaan, pemimpin perusahaan juga dapat mengetahui kondisi serta

perkembangan finansial perusahaan juga pencapaian di masa sebelumnya dan di

masa yang sedang berjalan selain itu dapat diketahui juga letak kelemahan

perusahaan dan hasil yang telah dianggap sudah cukup baik.

Going concern merupakan suatu kemampuan entitas untuk

mempertahankan kelangsungan hidup kegiatan usahanya tersebut di masa depan

dalam jangka waktu panjang. Kelangsungan hidup suatu perusahaan sering

dikaitkan dengan peranan manajemen dalam melakukan pengelolaan perusahaan

tersebut agar dapat selalu bertahan. (Sari, 2017).

Opini audit going concern merupakan sebuah asumsi atau pendapat dalam

hal pelaporan keuangan entitas sehingga apabila suatu entitas mengalami kondisi

yang berlawanan dengan asumsi kelangsungan hidup usaha, dalam entitas

tersebut diperlukan pemeriksaan karena kemungkinan entitas tersebut memiliki

sejumlah masalah (Alichia, 2013). Pengeluaran opini audit going concern dari

seorang auditor adalah hal yang tidak diinginkan bagi perusahaan karena opini

audit going concern memberikan tanda negatif bagi kelangsungan hidup

perusahaan sedangkan opini audit non going concern memberikan tanda positif

bagi perusahaan. Adanya opini audit going concern ini memberikan dampak

negatif untuk perusahaan seperti menurunnya harga saham, perusahaan sulit

Page 24: “PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KONDISI ...repositori.buddhidharma.ac.id/702/1/SKRIPSI SHANIA...(Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

4

untuk mendapatkan pinjaman, serta ketidakpercayaan investor, pelanggan, dan

karyawan terhadap manajemen perusahaan. Pemberian status going concern

terhadap suatu entitas tidaklah mudah karena menyangkut dengan reputasi

seorang auditor (Krissindiastuti et al., 2016).

Selain kondisi lingkungan yang dapat meliputi kondisi perekonomian

negara, terdapat banyak faktor yang dapat mempengaruhi suatu opini audit going

concern yaitu dapat berupa ukuran suatu perusahaan, pertumbuhan perusahaan,

opini audit tahun sebelumnya, kondisi keuangan, opinion shopping, audit tenure,

kualitas audit, dan hal lainnya. Dalam hal ini lebih difokuskan kepada 4 (empat)

faktor yang akan dijelaskan yaitu ukuran perusahaan, kondisi keuangan,

pertumbuhan perusahaan, dan audit tenure.

Ukuran perusahaan merupakan suatu gambaran mengenai besar atau

kecilnya suatu perusahaan yang biasanya dinilai dari total aset yang terdapat

pada perusahaan tersebut. Dengan besar kecilnya suatu perusahaan dapat

mempengaruhi penilaian auditor dalam memberikan opini audit going concern.

Jika suatu perusahaan termasuk dalam kategori kecil akan lebih sering

mendapatkan opini audit going concern dari seorang auditor yang dikarenakan

auditor lebih percaya kepada perusahaan dalam kategori besar yang dapat

menyelesaikan berbagai kesulitan yang sedang dihadapi oleh perusahaannya

dibandingkan dengan perusahaan berkategori kecil (Amalia, 2016).

Kondisi keuangan perusahaan merupakan sebuah hal mengenai gambaran

kinerja perusahaan serta kondisi kesehatan sebuah perusahaan, maksudnya

adalah apakah perusahaan tersebut dalam keadaan sehat atau sebaliknya.

Page 25: “PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KONDISI ...repositori.buddhidharma.ac.id/702/1/SKRIPSI SHANIA...(Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

5

Seorang auditor cenderung akan lebih sering memberikan opini audit going

concern terhadap perusahaan yang kondisi keuangannya sedang tidak sehat

bahkan kemungkinan akan segera mengalami kebangkrutan karena semakin

perusahaan mengalami kesulitan atau kondisi keuangan terganggu, semakin

besar juga kemungkinan perusahaan tersebut mendapatkan opini audit going

concern karena seorang auditor merasa ragu kepada perusahaan tersebut, apakah

perusahaan tersebut dapat mempertahankan kelangsungan hidup usahanya atau

tidak (Yanuariska et al., 2018).

Pertumbuhan perusahaan juga dapat memberikan tanda apakah perusahaan

berkemampuan untuk mempertahankan kelangsungan hidup usahanya.

Pertumbuhan perusahaan dapat diukur melalui pertumbuhan penjualan suatu

perusahaan, apabila pertumbuhan penjualan suatu perusahaan terus meningkat

dan memengaruhi pada laba perusahaan, maka perusahaan dianggap mampu

dalam mempertahankan kelangsungan hidup usahanya, namun sebaliknya

apabila pertumbuhan penjualan suatu perusahaan menurun dan memengaruhi

laba perusahan yang semakin menurun juga atau bahkan sampai mengalami

kerugian, maka perusahaan dianggap memiliki keraguan akan keberlangsungan

hidup usahanya dimasa depan sehingga semakin menurunnya pertumbuhan

perusahaan, maka kemungkinan seorang auditor memberikan opini audit going

concern terhadap perusahaan tersebut semakin besar dan sebaliknya (Iriawan,

2015).

Audit tenure merupakan suatu jangka waktu lamanya jalinan hubungan

antara Kantor Akuntan Publik (KAP) dengan auditee yang sama. Perikatan yang

Page 26: “PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KONDISI ...repositori.buddhidharma.ac.id/702/1/SKRIPSI SHANIA...(Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

6

sudah berlangsung lama antara auditor dengan klien dapat mempengaruhi

independensi seorang auditor tersebut. Auditor independen tersebut akan

memandang bahwa kliennya tersebut sebagai sumber penghasilannya maka

independensi auditor kemungkinan akan terganggu sehingga seorang auditor

akan semakin rendah pengungkapan umtuk memberikan opini audit going

concern terhadap kliennya tersebut dikarenakan takut akan kehilangan kliennya

tersebut (Makien, 2016). Dalam jurnal peneliti Anisa et al., (2018) menyatakan

pengukuran untuk audit tenure ini melalui menghitung tahun dimana Kantor

Akuntan Publik (KAP) yang sama melakukan perikatan dengan auditee dalam

batas waktu regulasi yang telah ditetapkan oleh pemerintah.

Beberapa kasus yang pernah terjadi terhadap perusahaan mengenai opini

audit yaitu mengenai kasus Enron Corporation yang merupakan sebuah

perusahaan energi yang berada di Amerika Serikat. Perusahaan ini melakukan

kerja sama dengan Kantor Akuntan Publik (KAP) Arthur Andersen. Mereka

bekerja sama dalam hal manipulasi laporan keuangan agar laba perusahaan

menjadi naik dengan cara mengubah neraca laba/ruginya. Perusahaan Enron ini

menyembunyikan kerugian serta hutangnya, serta hal penipuan hal lainnya

mengenai penggelapan dana perusahaan yang dilakukan oleh eksekutif Enron.

KAP Arthur Andersen mendapatkan fee audit sampai dengan $25 juta yang

belum termasuk dengan fee konsultan senilai $27 juta. Kemudian Kantor

Akuntan Publik (KAP) Arthur Andersen ini dinyatakan bersalah dalam kasus

Enron ini sehingga bisnis mereka dijual kepada rekan-rekan mereka di Big Five

yang sekarang menjadi Big Four (KPMG, Ernst & Young, Deloitte Touche

Page 27: “PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KONDISI ...repositori.buddhidharma.ac.id/702/1/SKRIPSI SHANIA...(Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

7

Tohmatsu dan Price Waterhouse Coopers). Hal ini dilakukan agar laporan

keuangan terlihat sehat sehingga akan mendapatkan opini audit wajar tanpa

pengecualian yang akan menarik minat investor untuk melakukan investasi pada

perusahaan nya tersebut (www.tirto.id)

Selain itu seiring berjalannya waktu, terdapat kasus jual beli opini yang

melibatkan para staff BPK. Indonesia Corruption Watch (ICW) mengungkapkan

kurun waktu 2005 sampai dengan 2017 terdapat 6 kasus mengenai penyuapan

untuk mendapatkan opini audit diantaranya yaitu penyuapan untuk mendapatkan

opini Wajar Tanpa Pengecualian sebanyak 3 kasus, penyuapan untuk

mendapatkan opini Wajar Dengan Pengecualian (WDP) sejumlah 1 kasus,

penyuapan untuk pengubahan hasil temuan BPK sejumlah 1 kasus, dan

penyuapan untuk melancarkan proses audit BPK sebanyak 1 kasus

(www.kompas.com)

Dengan beberapa kasus seperti ini tentu saja tingkat kepercayaan

masyarakat menjadi terkikis terhadap auditor atau lembaga yang memiliki

wewenang untuk melakukan proses pemeriksaan terhadap sejumlah entitas serta

minimbulkan juga rasa curiga terhadap entitas yang mendapatkan opini Wajar

Tanpa Pengecualian (WTP), apakah entitas tersebut benar-benar layak untuk

mendapatkan opini tersebut karena banyak nya rekayasa dalam hal pemberian

opini audit.

Karena begitu banyak nya faktor yang dapat mempengaruhi opini audit

going concern dari seorang auditor, maka dalam penelitian ini digunakan

beberapa faktor yaitu ukuran perusahaan, kondisi keuangan, pertumbuhan

Page 28: “PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KONDISI ...repositori.buddhidharma.ac.id/702/1/SKRIPSI SHANIA...(Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

8

perusahaan, dan audit tenure dan untuk sampelnya adalah perusahaan

manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2016 sampai

dengan 2018 sebagai objek penelitian. Perusahaan manufaktur merupakan sektor

yang memiliki pengaruh penting terhadap perindustrian negara dan

pembangunan perekonomian negara. Di Indonesia, perusahaan sektor

manufaktur yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI) memiliki jumlah

perusahaan yang lebih banyak jika dibandingkan dengan sektor lainnya. Dengan

jumlah perusahaan yang lebih banyak, perusahaan dengan sektor manufaktur ini

memiliki pengaruh industri serta fluktuasi saham pada Bursa Efek Indonesia.

Oleh karena itu, informasi mengenai perusahaan manufaktur akan dapat berguna

untuk para investor.

Berdasarkan ketidakkonsitenan hasil dari penelitian terdahulu yang telah

diuraikan di atas, maka penelitian ini ingin meneliti kembali faktor-faktor yang

memperngaruhi opini audit going concern. Penelitian ini mengambil judul

“Pengaruh Ukuran Perusahaan, Kondisi Keuangan, dan Pertumbuhan

Perusahaan dan Audit Tenure Terhadap Opini Audit Going Concern: Studi

Empiris Pada Perusahaan Sektor Manufaktur yang Terdaftar di Bursa

Efek Indonesia Tahun 2016-2018”.

Page 29: “PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KONDISI ...repositori.buddhidharma.ac.id/702/1/SKRIPSI SHANIA...(Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

9

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka dapat diketahui

identifikasi masalah sebagai berikut:

1. Banyak perusahaan yang mengalami keterpurukan dan tidak dapat

mempertahankan kelangsungan hidupnya.

2. Perusahaan yang tergolong besar memiliki kecenderungan gagal yang kecil

untuk melanjutkan keberlangsungan hidup perusahaannya. Namun

sebaliknya perusahaan kecil kemungkinan besar dapat gagal dalam

melanjutkan usahanya, karena modal yang dimiliki kurang mencukupi. Oleh

karena itu, perusahaan tergolong kecil semakin mungkin mendapat opini

audit going concern.

3. Perusahaan yang kondisi keuangannya sehat (baik) memiliki

kecenderungan lebih dapat mempertahankan kelangsungan hidup usahanya

dibandingkan perusahaan yang kondisi keuangan yang tidak sehat (buruk)

karena dengan kondisi keuangan yang tidak sehat (buruk) dapat

memungkinkan suatu perusahaan mengalami kebangkrutan sehingga akan

mendapatkan opini audit going concern.

4. Perusahaan dengan pertumbuhan penjualan yang meningkat mempunyai

kemungkinan lebih tinggi untuk dapat mempertahankan kelangsungan

hidup usahanya. Sebaliknya jika pertumbuhan penjualan perusahaan yang

menurun (melemah) dikhawatirkan sulit untuk mempertahankan

kelangsungan hidup usahanya dan memungkinkan mendapatkan opini audit

going concern.

Page 30: “PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KONDISI ...repositori.buddhidharma.ac.id/702/1/SKRIPSI SHANIA...(Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

10

5. Audit tenure sering kali dikaitkan dengan independensi seorang auditor.

Semakin lama hubungan antara seorang auditor dengan kliennya dapat

mempengaruhi seorang auditor dalam pemberian opini audit going concern

untuk perusahaan kliennya.

6. Adanya ketidakkonsistenan hasil dari penelitan terdahulu mengenai faktor-

faktor yang menyebabkan pengeluaran opini audit going concern.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah di atas, maka

peneliti membuat rumusan masalah sebagai berikut:

1. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap opini audit going

concern?

2. Apakah kondisi keuangan berpengaruh terhadap opini audit going concern?

3. Apakah pertumbuhan perusahaan berpengaruh terhadap opini audit going

concern?

4. Apakah audit tenure berpengaruh terhadap opini audit going concern?

D. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan Penulis dalam penelitian ini:

1. Untuk mengetahui apakah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap opini

audit going concern

2. Untuk mengetahui apakah kondisi keuangan berpengaruh terhadap opini

audit going concern

Page 31: “PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KONDISI ...repositori.buddhidharma.ac.id/702/1/SKRIPSI SHANIA...(Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

11

3. Untuk mengetahui apakah pertumbuhan perusahaan berpengaruh terhadap

opini audit going concern

4. Untuk mengetahui apakah audit tenure berpengaruh terhadap opini audit

going concern

E. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berkontribusi untuk menambah

informasi dan tambahan ilmu pengetahuan khususnya mengenai pengaruh

Ukuran Perusahaan, Kondisi Keuangan, Pertumbuhan Perusahaan dan

Audit Tenure terhadap Opini Audit Going Concern.

2. Manfaat Praktis

a. Manfaat Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat memperluas pengetahuan peneliti tentang

faktor-faktor yang berkaitan dengan opini audit going concern. Selain

itu, diharapkan penelitian ini dapat meningkatkan keterampilan berpikir

peneliti dalam hal penyelesaian masalah, dan dapat

mengimplementasikan ilmu yang telah diperoleh selama masa

perkuliahan.

Page 32: “PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KONDISI ...repositori.buddhidharma.ac.id/702/1/SKRIPSI SHANIA...(Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

12

b. Manfaat bagi Investor

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan

dalam mempertimbangkan pengambilan keputusan sehubungan dengan

investasi saham yang telah atau akan ditanamkan pada suatu perusahaan.

c. Manfaat Bagi Perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi terkait

pengeluaran opini audit going concern yang dikeluarkan oleh auditor,

juga memudahkan pihak manajemen dalam pengambilan keputusan yang

berkaitan dengan manfaat ekonomi dan pengembangan usaha untuk masa

yang akan dating.

d. Manfaat Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tambahan

bagi pembaca. Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi

masyarakat sebagai dokumentasi ilmiah untuk perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi, serta dapat dijadikan sebagai referensi atau

bahan acuan bagi peneliti lain jika mengangkat tema yang serupa namun

dalam sudut pandang yang berbeda.

F. Sistematika Penulisan

Dalam penulisan skripsi ini, sistematika penulisan terdiri dari lima bab dan

masing – masing bab akan diuraikan mengenai hal – hal sebagai berikut:

Page 33: “PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KONDISI ...repositori.buddhidharma.ac.id/702/1/SKRIPSI SHANIA...(Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

13

BAB I : PENDAHULUAN

Dalam bab ini membahas tentang latar belakang masalah,

identifikasi masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian,

manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II : LANDASAN TEORI

Menjelaskan pokok landasan teori yang relevan dengan penelitian,

meliputi teori utama, teori pendukung, definisi, kerangka berpikir,

model penelitian dan hipotesis konseptual penelitian ini.

BAB III : METODE PENELITIAN

Menjelaskan jenis dan sumber data penelitian, variabel

penelitian, definisi operasional variabel, populasi, sampel,

metode pengumpulan data, dan metode analisis data.

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Membahas gambaran umum objek penelitian, analisis data yaitu

analisis deskriptif dan pembahasan tentang pengujian hipotesis

menggunakan analisis tertentu.

BAB V : PENUTUP

Berisi simpulan hasil analisis deskriptif dan uji hipotesis, yang

merupakan jawaban atas pokok permasalahan penelitian ini,

kemudian berdasarkan hasil penelitian, pada bab ini penulis

memberikan saran – saran bagi subyek penelitian juga saran

untuk penelitian selanjutnya.

Page 34: “PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KONDISI ...repositori.buddhidharma.ac.id/702/1/SKRIPSI SHANIA...(Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

14

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Gambaran Umum Teori

1. Auditing

a. Definisi Auditing

Pendidikan pengauditan internasional dimulai dari pemahaman secara

menyeluruh tentang apa yang dimaksud dengan audit. Pada hakikatnya, tidak

terdapat definisi audit dalam Standar Pengauditan Internasional (International

Standards on Auditing-ISA).

Pengertian auditing menurut Sukrisno Agoes pada tahun 2017 halaman

4 dalam buku Auditing adalah:

“Suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistimatis, oleh

pihak yang independen, terhadap laporan keuangan yang telah disusun oleh

manajemen, beserta catatan – catatan pembukuan dan bukti – bukti

pendukungnya, dengan tujuan untuk dapat memberikan pendapat mengenai

kewajaran laporan keuangan tersebut.”

Adapun pengertian auditing menurut Hery pada tahun 2017 halaman 10

dalam buku Auditing dan Asurans adalah:

“suatu proses yang sistematis untuk memperoleh dan mengevaluasi

(secara obyektif) bukti yang berhubungan dengan asersi tentang tindakan –

tindakan dan kejadian ekonomi, dalam rangka menentukan tingkat kepatuhan

antara asersi dengan kriteria yang telah ditetapkan serta mengkomunikasikan

hasilnya kepada pihak – pihak yang berkepentingan.”

Menurut Standar Profesional Akuntan Publik (2011:100.1) auditing

merupakan proses pengumpulan dan pengevaluasian bahan bukti tentang

informasi yang dapat diukur mengenai suatu entitas ekonomi yang dilakukan

Page 35: “PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KONDISI ...repositori.buddhidharma.ac.id/702/1/SKRIPSI SHANIA...(Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

15

seorang yang kompeten dan independen untuk dapat menentukan dan

melaporkan kesesuaian informasi dimaksud dengan kriteria-kriteria yang telah

ditetapkan.

Maka dari beberapa pengertian mengenai audit seperti diatas, dapat

disimpulkan bahwa auditing merupakan suatu proses pengumpulan,

pemeriksaan, dan pengevaluasian bahan bukti yang dilakukan secara kritis

dan sistematis oleh pihak independen terhadap suatu entitas untuk

menentukan apakah informasi yang ada sesuai dengan kriteria yang telah

ditetapkan dan pada akhir pemeriksaan diberikan pendapat mengenai

hasilnya tersebut.

b. Jenis – Jenis Audit

Menurut Sukrisno Agoes (2017:13-16), audit ditinjau dari luasnya

pemeriksaan adalah meliputi :

1. General Audit (Pemeriksaan Umum)

Suatu pemeriksaan umum atas laporan keuangan yang dilakukan oleh

KAP independen dengan tujuan untuk dapat memberikan pendapat

mengenai kewajaran laporan keuangan secara keseluruhan. Pemeriksaan

tersebut harus dilakukan sesuai dengan Standar Profesional Akuntan

Publik dan memperhatikan Kode Etik Akuntan Indonesia, Aturan Etika

KAP yang telah disahkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia serta Standar

Pengendalian Mutu.

Page 36: “PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KONDISI ...repositori.buddhidharma.ac.id/702/1/SKRIPSI SHANIA...(Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

16

2. Special Audit (Pemeriksaan Khusus)

Suatu pemeriksaan terbatas (sesuai dengan permintaan auditee) yang

dilakukan oleh KAP yang independen, yang diakhir pemeriksaannya

auditor tidak perlu memberikan pendapat terhadap kewajaran laporan

keuangan secara keseluruhan. Pendapat yang diberikan hanya terbatas

pada pos atau masalah tertentu yang diperiksa, karena prosedur audit yang

dilakukan juga terbatas.

Jika ditinjau dari jenis pemeriksaan, audit dapat dibedakan atas:

1. Management Audit (Operational Audit)

Suatu pemeriksaan terhadap kegiatan operasi suatu perusahaan, termasuk

kebijakan akuntansi dan kebijakan operasional yang telah ditentukan oleh

manajemen, untuk mengetahui apakah kegiatan operasi tersebut sudah

dilakukan secara efektif, efisien, dan ekonomis.

2. Compliance Audit (Pemeriksaan Ketaatan)

Pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui apakah perusahaan telah

mentaati berbagai peraturan – peraturan dan kebijakan – kebijakan yang

diberlakukan, baik yang berlakukan oleh intern perusahaan (manajemen,

komisaris) maupun pihak ekstern (Pemerintah, Bapepam, Bank Indonesia,

Direktorat Jenderal Pajak, dan lain – lain). Pemeriksaan dilakukan baik

oleh KAP maupun Bagian Internal Audit.

3. Internal Audit (Pemeriksaan Intern)

Pemeriksaan yang dilakukan oleh bagian internal audit perusahaan, baik

terhadap laporan keuangan serta catatan akuntansi perusahaan, ataupun

Page 37: “PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KONDISI ...repositori.buddhidharma.ac.id/702/1/SKRIPSI SHANIA...(Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

17

ketaatan terhadap kebijakan manajemen yang telah ditentukan. Laporan

internal auditor berisi temuan pemeriksaan (audit findings) mengenai

penyimpangan dan kecurangan yang ditemukan, kelemahan pengendalian

intern, beserta saran perbaikannya (recommendations).

4. Computer Audit

Pemeriksaan oleh KAP kepada perusahaan yang data akuntansinya

diproses dengan menggunakan EDP (Electronic Data Processing) system.

c. Standar Audit

Menurut PSA No. 01 (SA Seksi 150) dalam buku Agoes (2017: 56)

standar auditing berbeda dengan prosedur auditing. Prosedur berkaitan

dengan tindakan yang harus dilaksanakan sedangkan standar berkaitan

dengan kriteria atau ukuran mutu kinerja tindakan tersebut dan berkaitan

dengan tujuan yang hendak dicapai melalui penggunaan prosedur tersebut.

Standar auditing yang telah ditetapkan dan disahkan oleh Ikatan

Akuntan Indonesia dalam Agoes (2017: 57) terdiri dari sepuluh standar yang

dikelompokkan menjadi tiga kelompok besar, yaitu:

a. Standar Umum

1. Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki

keahlian dan pelatihan tehnis yang cukup sebagai auditor.

2. Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi

dalam sikap mental harus dipertahankan auditor.

Page 38: “PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KONDISI ...repositori.buddhidharma.ac.id/702/1/SKRIPSI SHANIA...(Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

18

3. Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib

menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama.

b. Standar Pekerjaan Lapangan

1. Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan

asisten harus disupervisi dengan semestinya.

2. Pemahaman memadai atas pengendalian intern harus diperoleh untuk

merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian

yang akan dilakukan.

3. Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi,

pengamatan, permintaan keterangan, dan konfirmasi sebagai dasar

memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang

diaudit

c. Standar Pelaporan

1. Laporan auditor harus menyatakan apakah laporan keuangan telah

disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di

Indonesia.

2. Laporan auditor harus menunjukkan, jika terdapat ketidakkonsistenan

penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan

periode berjalan dibandingkan dengan penerapan prinsip akuntansi

tersebut dalam periode sebelumnya.

3. Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang

memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan auditor.

Page 39: “PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KONDISI ...repositori.buddhidharma.ac.id/702/1/SKRIPSI SHANIA...(Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

19

4. Laporan auditor harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai

laporan keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi bahwa

pernyataan demikian tidak dapat diberikan. Jika pendapat secara

keseluruhan tidak dapat diberikan, maka alasannya harus dinyatakan.

2. Laporan Keuangan

a. Definisi Laporan Keuangan

Laporan keuangan sangat diperlukan dalam sebuah perusahaan,

karena dengan adanya laporan keuangan dapat dilihat berbagai kondisi

yang ada di suatu perusahaan tersebut.

Menurut Kasmir pada tahun 2018 halaman 7 dalam buku Analisis

Laporan Keuangan, laporan keuangan adalah:

“suatu laporan yang menujukan kondisi keuangan perusahaan pada

saat ini atau dalam suatu periode tertentu.”

Menurut Bahri pada tahun 2016 halaman 134 dalam buku Pengantar

Akuntansi, laporan keuangan adalah:

“Laporan keuangan merupakan ringkasan dari satu proses

pencatatan transaksi – transaksi keuangan yang terjadi selama periode

pelaporan dan dibuat untuk mempertanggungjawabkan tugas yang

dibebankan kepadanya oleh pihak pemilik perusahaan.”

Dari berbagai pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa laporan

keuangan merupakan sebuah laporan yang menyajikan angka-angka dari

Page 40: “PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KONDISI ...repositori.buddhidharma.ac.id/702/1/SKRIPSI SHANIA...(Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

20

adanya suatu proses pencatatan transaksi yang dapat digunakan untuk

menunjukkan kondisi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode dan

digunakan oleh perusahaan sebagai suatu informasi keuangan

perusahaannya yang dapat digunakan untuk kepentingan perusahaan itu

sendiri, investor maupun publik.

b. Tujuan Laporan Keuangan

Adapun tujuan laporan keuangan menurut Kasmir pada tahun 2018

halaman 11 yaitu:

1. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah aktiva (harta) yang

dimiliki perusahaan pada saat ini.

2. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah kewajiban dan modal

yang dimiliki perusahaan pada saat ini.

3. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah pendapatan yang

diperoleh pada suatu periode tertentu.

4. Memberikan informasi tentang jumlah biaya dan jenis biaya yang

dikeluarkan perusahaan dalam suatu periode tertentu.

5. Memberikan informasi tentang perubahan – perubahan yang terjadi

terhadap aktiva, pasiva dan modal perusahaan.

6. Memberikan informasi tentang kinerja manajemen perusahaan dalam

suatu periode.

7. Memberikan informasi tentang catatan – catatan atas laporan keuangan.

Page 41: “PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KONDISI ...repositori.buddhidharma.ac.id/702/1/SKRIPSI SHANIA...(Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

21

8. Informasi keuangan lainnya.

3. Opini Audit

Opini audit merupakan suatu bagian dari laporan audit yang didalamnya

berisikan pendapat seorang auditor mengenai kondisi laporan keuangan suatu

perusahaan yang telah dilakukan pengauditan.

Menurut Sukrisno (2000) dalam (Indriani et al., 2018) Opini audit

adalah opini yang dikeluarkan dari seorang auditor setelah audit atas laporan

keuangan. Dalam melakukan sebuah penugasan umum, auditor mempunyai

tugas untuk memberikan opini terhadap laporan keuangan perusahaan. Opini

audit tersebut dinyatakan dalam paragraf pendapat dalam laporan audit.

Menurut Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) SA Seksi 508

(PSA No. 29), opini audit terdiri dari lima jenis yaitu:

a. Opini Wajar Tanpa Pengecualian (Unqualified Opinion)

Adalah suatu pendapat yang diberikan seorang auditor ketika audit telah

dilaksanakan sesuai Standar Auditing (SPAP), dan auditor tidak

menemukan kesalahan material secara keseluruhan dalam laporan

keuangan.

b. Opini Wajar Tanpa Pengecualian dengan Paragraf Penjelasan (Modif

Unqualified Opinion)

Adalah suatu pendapat yang diberikan seorang auditor ketika suatu

keadaan tertentu yang tidak memiliki pengaruh langsung terhadap

pendapat wajar.

Page 42: “PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KONDISI ...repositori.buddhidharma.ac.id/702/1/SKRIPSI SHANIA...(Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

22

c. Opini Wajar Dengan Pengecualian (Qualified Opinion)

Adalah suatu pendapat yang diberikan seorang auditor ketika laporan

keuangan dikatakan wajar dalam hal yang material, tetapi terdapat sesuatu

mengenai adanya penyimpangan atau kurang lengkap pada pos tertentu,

sehingga memerlukan pengecualian.

d. Opini Tidak Wajar (Adverse Opinion)

Adalah suatu pendapat yang diberikan seorang auditor ketika laporan

secara keseluruhan harus diberikan tambahan paragraf untuk menjelaskan

ketidakwajaran atas laporan keuangan, dan disertai dengan dampak dari

ketidakwajaran tersebut pada laporan auditnya.

e. Opini Tidak Memberikan Pendapat (Disclaimer of Opinion)

Adalah suatu pendapat yang diberikan seorang auditor ketika ruang

lingkup pemeriksaan yang dilakukan dibatasi oleh pihak auditee, sehingga

auditor tidak dapat melaksanakan pemeriksaan sesuai dengan standar

auditing yang telah ditetapkan IAI.

4. Opini Audit Going Concern

Setelah melakukan pemeriksaan laporan keuangan oleh aditor, auditor

pasti akan memberikan pendapatnya berdasarkan dari hasil pemeriksaan yang

dilakukannya.

Page 43: “PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KONDISI ...repositori.buddhidharma.ac.id/702/1/SKRIPSI SHANIA...(Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

23

Pengertian Going Concern menurut Sari (2017) merupakan:

“kemampuan usaha untuk dapat mempertahankan kelangsungan

hidupnya selama periode waktu tertentu yang tidak lebih dari satu tahun sejak

tanggal laporan keuangan.”

Pengertian Going Concern menurut Petronela (2004) dalam Kurnia et

al., (2018) adalah:

“kelangsungan hidup suatu badan usaha dan merupakan asumsi dalam

pelaporan keuangan suatu entitas sehingga jika suatu entitas mengalami

kondisi sebaliknya, entitas tersebut menjadi bermasalah.”

Adapun pengertian opini audit going concern menurut Yani et al.,

(2018) adalah:

“opini audit merupakan suatu modifikasi yang dalam pertimbangan

seorang auditor terdapat ketidakmampuan atau ketidakpastian signifikan atas

kelangsungan hidup perusahaan dalam menjalankan operasinya.”

Berdasarkan definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa opini audit

going concern adalah pendapat yang dikeluarkan oleh seorang auditor dalam

kemampuan perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan usahanya

dimasa yang akan datang.

Page 44: “PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KONDISI ...repositori.buddhidharma.ac.id/702/1/SKRIPSI SHANIA...(Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

24

Gambar II.1

Pertimbangan Auditor dalam Memberikan Opini Audit Going Concern

Tidak

Ya

Ya Tidak

Ya

Tidak

Tidak

Ya

Ya

Sumber: (Ikatan Akuntan Indonesia, 2011: SA Seksi 341)

Apakah ada

rencana

manajemen?

Apakah ada

kondisi/peristiwa

yang berdampak

terhadap

kelangsungan

hidup entitas?

Apakah auditor

sangsi atas

kelangsungan

hidup entitas?

Pendapat Wajar Tanpa

Pengecualian

SA Seksi 508

(PSA No. 29)

Apakah rencana

manajemen dapat

dilaksanakan?

Apakah cukup

pengungkapan?

Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian

dengan Paragraf Penjelasan

Berkaitan dengan Kelangsungan

Hidup Entitas atau Penekanan atas

Suatu Hal (Emphasis of a Matter)

Tidak Memberikan

Pendapat

Tidak Memberikan

Pendapat

Pendapat Wajar dengan Pengecualian atau

Pendapat Tidak Wajar

Page 45: “PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KONDISI ...repositori.buddhidharma.ac.id/702/1/SKRIPSI SHANIA...(Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

25

Ukuran perusahaan adalah suatu skala terhadap perusahaan yang

didalamnya dapat diklasifikasikan besar kecilnya perusahaan menurut

berbagai cara, antara lain total aktiva, log size, nilai pasar saham, dan lain-

lain. Secara umum biasanya suatu ukuran perusahaan diproksikan dengan

total aset. Total aset dipilih sebagai proksi atas ukuran perusahaan dengan

mempertimbangkan bahwa kestabilan nilai aktiva lebih baik dibandingkan

dengan nilai market capitalized dan penjualan (Wuryatiningsih, 2002 dalam

Alichia, 2013). Dalam penelitian ini, indikator yang digunakan untuk

mengukur tingkat ukuran perusahaan menggunakan total aset.

Menurut Badan Standarisasi Nasional dalam Sulistiono (2010), ukuran

perusahaan dibagi mejadi 3 kategori yaitu:

1. Perusahaan Kecil

Apabila kekayaan bersih lebih dari 50.000.000,- dengan paling banyak

500.000.000,- tidak termasuk bangunan tempat usaha

2. Perusahaan Menengah

Apabila kekayaan bersih lebih dari 500.000.000,- sampai dengan paling

banyak 10.000.000.000,- tidak termasuk bangunan tempat usaha

3. Perusahaan Besar

Apabila kekayaan bersih lebih dari 10.000.000.000,- tidak termasuk

bangunan tempat usaha

Page 46: “PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KONDISI ...repositori.buddhidharma.ac.id/702/1/SKRIPSI SHANIA...(Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

26

Adapun pengukurannya dengan menggunakan rumus:

Sumber: Ruroh et al., 2018

Mutchler (1985) dalam Ginting & Suryana (2014) menyatakan bahwa

auditor lebih cenderung sering mengeluarkan opini going concern kepada

perusahaan dengan total aset yang lebih kecil daripada kepada perusahaan

dengan total aset lebih besar.

6. Kondisi Keuangan

Kondisi keuangan perusahaan adalah suatu gambaran atau suatu

keadaan secara utuh atas suatu keuangan perusahaan selama periode atau

kurun waktu tertentu (Solikah, 2007 dalam Putra, 2016). Kondisi keuangan

yang diproksikan dengan menggunakan model prediksi kebangkrutan revised

Altman, yang dikenal dengan istilah Z Score yang merupakan suatu formula

yang Altman kembangkan untuk melakukan deteksi terhadap kebangkrutan

perusahaan pada beberapa periode sebelumnya terjadi kebangkrutan

(Wardhani, 2017).

Adapun formulanya adalah sebagai berikut:

Z’ = 0,717Z1 + 0,847Z2 + 3,107Z3 + 0,42Z4 + 0,998Z5

Sumber :Prihadi (2008, 181)

Ukuran Perusahaan = Ln dari Total Aset

Page 47: “PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KONDISI ...repositori.buddhidharma.ac.id/702/1/SKRIPSI SHANIA...(Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

27

Dimana:

Z1 = Modal Kerja / Total Aktiva (Working Capital / Total Assets)

Z2 = Laba Ditahan / Total Aktiva (Retained Earning / Total Assets)

Z3 = EBIT / Total Aktiva (Earning Before Interest and Taxes / Total

Assets)

Z4 = Nilai Buku Ekuitas / Nilai Buku Utang (Book Value of Equity / Book

Value of Debt)

Z5 = Penjualan / Total Aktiva (Sales / Total Assets)

Penelitian yang dilakukan Altman untuk perusahaan yang bangkrut dan

tidak bangkrut menunjukan nilai tertentu. Untuk melihat kriteria mengenai

prediksi kebangkrutan perusahaan dapat menggunakan nilai Z pada tabel zone

of ignorance yang kategori nya sebagai berikut:

Kriteria Titik Cut-off Model Z Score

Kriteria Nilai Z

Tidak bangkrut / sehat >2.90

Daerah Rawan Bangkrut 1,23 – 2,90

Bangkrut < 1,23

Sumber : Prihadi (2008, 181)

Page 48: “PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KONDISI ...repositori.buddhidharma.ac.id/702/1/SKRIPSI SHANIA...(Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

28

7. Pertumbuhan Perusahaan

Menurut Rahman dan Siregar dalam Iriawan et al., (2015) menyatakan

bahwa pertumbuhan perusahaan dapat mengindikasikan seberapa baik

perusahaan menjalankan aktivitas operasinya sehingga dapat

mempertahankan posisi keuangannya dan kelangsungan hidupnya.

Pertumbuhan perusahaan dapat diukur dengan pertumbuhan penjualan jika

pertumbuhan penjualan mengalami penurunan dan mengakibatkan

penurunan laba ataupun megalami kerugian, maka perusahaan akan dianggap

adanya keraguan tentang kemampuan perusahaan dalam mempertahankan

kelangsungan hidupnya.

Pertumbuhan perusahaan diukur dengan rumus sebagai berikut :

Sumber : Iriawan, 2015

Keterangan :

PP = Pertumbuhan Perusahaan

PBt = Penjualan Bersih tahun sekarang

PBt-1 = Penjualan Bersih satu tahun sebelumnya

8. Audit Tenure

Menurut Ardiani dkk., (2012) dalam Nainggolan (2016) Audit Tenure

adalah lamanya hubungan yang terjalin antara KAP dengan auditee yang

sama. Tenure KAP diukur menggunakan perhitungan tahun dimana KAP

PP = PBt – PBt-1

PBt-1

Page 49: “PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KONDISI ...repositori.buddhidharma.ac.id/702/1/SKRIPSI SHANIA...(Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

29

yang sama telah melakukan perikatan dengan auditee sesuai batas regulasi

yang telah ditentukan oleh pemerintah. Masa perikatan audit dapat dibagi

menjadi kedalam tiga kategori. Kategori yang pertama adalah pendek, yaitu

dua sampai tiga tahun, kategori yang kedua adalah medium atau sedang yang

masa perikatannya empat sampai delapan tahun. Kategori yang ketiga adalah

panjang, yaitu lebih dari delapan tahun (Johnson et al., 2002) dalam

Nainggolan (2016).

Menurut Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 17/PMK.01/2008

pasal 3 ayat (1) yaitu pemberian jasa audit umum atas laporan keuangan

dilakukan oleh KAP paling lama 6 (enam) tahun buku berturut-turut dan oleh

seorang akuntan publik paling lama untuk 3 (tiga) tahun buku berturut-turut.

(Paputungan et al., 2018).

B. Hasil Penelitian Terdahulu

Keinginan peneliti untuk melakukan penelitian ini didorong oleh adanya

penelitian terdahulu, yaitu:

Tabel II.1

Hasil Penelitian Terdahulu

No. Peneliti Judul Variabel

Penelitian

Hasil

Penelitian

1. Krisna Ayu

Amalia

(2016)

“Pengaruh Auditor

Client Tenure,

Ukuran Perusahaan,

Pertumbuhan

Variabel

Independen:

Auditor Client

Tenure, Ukuran

Ukuran

Perusahaan

berpengaruh

signifikan

Page 50: “PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KONDISI ...repositori.buddhidharma.ac.id/702/1/SKRIPSI SHANIA...(Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

30

Perusahaan,

Reputasi Auditor,

Leverage, Dan

Financial Distress

Terhadap Opini

Audit Going

Concern (Studi

Empiris pada

Perusahaan

Manufaktur yang

terdaftar di Bursa

Efek Indonesia

tahun 2010 -2014).”

Perusahaan,

Pertumbuhan

Perusahaan,

Reputasi Auditor,

Leverage, dan

Financial

Distress

Variabel

Dependen:

Opini Audit

Going Concern

pada Perusahaan

Manufaktur yang

terdaftar di BEI

tahun 2010 -2014

terhadap

Opini Audit

Going

Concern

Pertumbuhan

Perusahaan

tidak

berpengaruh

signifikan

terhadap

Opini Audit

Going

Concern.

2. Rizki Azizah

dan Indah

Anisyukurillah

(2014)

“Pengaruh Ukuran

Perusahaan, Debt

Default, dan

Kondisi Keuangan

Terhadap

Penerimaan Opini

Audit Going

Concern.”

Variabel

Independen:

Ukuran

Perusahaan, Debt

Default, Kondisi

Keuangan

Variabel

Dependen:

Opini Audit

Going Concern

Ukuran

Perusahaan

tidak

berpengaruh

terhadap

Opini Audit

Going

Concern

Kondisi

Keuangan

berpengaruh

terhdapap

Opini Audit

Going

Concern

3. Lina Wulan

Sari

(2017)

“Pengaruh Ukuran

Perusahaan,

Profitabilitas,

Likuiditas, dan

Pertumbuhan

Perusahaan

Terhadap

Kecenderungan

Variabel

Independen:

Ukuran

Perusahaan,

Likuiditas,

Pertumbuhan

Perusahaan

Ukuran

Perusahaan

dan

Pertumbuhan

Perusahaan

secara parsial

berpengaruh

signifikan

Page 51: “PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KONDISI ...repositori.buddhidharma.ac.id/702/1/SKRIPSI SHANIA...(Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

31

Penerimaan Opini

Audit Going

Concern Pada

Perusahaan

Makanan Dan

Minuman Di BEI

Periode 2010 –

2014.”

Variabel

Dependen:

Opini Audit

Going Concern

Pada Perusahaan

Makanan Dan

Minuman Di BEI

Periode 2010 –

2014

terhadap

Opini Audit

Going

Concern.

4. Diah

Febriyanti

Wardhani

(2017)

“Pengaruh Prediksi

Kebangkrutan,

Pertumbuhan

Perusahaan Dan

Kualitas Audit

Terhadap

Penerimaan Opini

Audit Going

Concern (Studi

Empiris Pada

Perusahaan Garmen

dan Tekstil yang

Listing di BEI

Periode 2010 –

2015).”

Variabel

Independen:

Predikis

Kebangkrutan,

Pertumbuhan

Perusahaan, dan

Kualitas Audit

Variabel

Dependen:

Opini Audit

Going Concern

pada perusahaan

Garmen dan

Tekstil yang

listing di BEI

Periode 2010 –

2015.

Pertumbuhan

Perusahaan

tidak

berpengaruh

signifikan

terhadap

penerimaan

Opini Audit

Going

Concern.

5. Poppy Indriani

dan Rolia

Wahasusmiah

(2018)

“Pengaruh Kondisi

Keuangan, Rasio

Keuangan, Debt

Default, Kualitas

Audit Dan Opini

Audit Tahun

Sebelumnya

Terhadap Opini

Audit Going

Concern.”

Variabel

Independen:

Kondisi

Keuangan, Rasio

Keuangan, Debt

Default, Kualitas

Audit, dan Opini

Audit Tahun

Sebelumnya

Kondisi

Keuangan

tidak

berpengaruh

signifikan

terhadap

Opini Audit

Going

Concern.

Page 52: “PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KONDISI ...repositori.buddhidharma.ac.id/702/1/SKRIPSI SHANIA...(Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

32

Variabel

Dependen:

Opini Audit

Going Concern

6. Danang

Anugrah

Putra, Ach.

Syaiful

Hidayat

Anwar, dan

Thoufan Nur

(2016)

“Pengaruh

Pertumbuhan

Perusahaan,

Kondisi Keuangan

Perusahaan, dan

Opini Audit Tahun

Sebelumnya

Terhadap Opini

Audit Going

Concern.”

Variabel

Independen:

Pertumbuhan

Perusahaan,

Kondisi

Keuangan

Perusahaan, dan

Opini Audit

Tahun

Sebelumnya

Variabel

Dependen:

Opini Audit

Going Concern

Pertumbuhan

Perusahaan

tidak

berpengaruh

terhadap

Opini Audit

Going

Concern

Kondisi

Keuangan

Perusahaan

berpengaruh

terhadap

Opini Audit

Going

Concern.

7. Oktaviani

Rizqi Khusnul

Khotimah

(2015)

”Pengaruh Kualitas

Audit, Kondisi

Keuangan

Perusahaan, Opini

Audit Tahun

Sebelumnya, Dan

Pertumbuhan

Perusahaan

Terhadap Opini

Audit Going

Concern (Studi

Pada Perusahaan

Manufaktur yang

Terdaftar di Bursa

Efek Indonesia

Tahun 2011 –

2013).”

Variabel

Independen:

Kualitas Audit,

Kondisi

Keuangan

Perusahaan,

Opini Audit

Tahun

Sebelumnya, Dan

Pertumbuhan

Perusahaan

Variabel

Dependen:

Opini Audit

Going Concern

Kondisi

Keuangan

Perusahaan

dan

Pertumbuhan

Perusahaan

tidak

berpengaruh

terhadap

Opini Audit

Going

Concern

Page 53: “PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KONDISI ...repositori.buddhidharma.ac.id/702/1/SKRIPSI SHANIA...(Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

33

pada Perusahaan

Manufaktur yang

Terdaftar di BEI

Tahun 2011 –

2013

8. Emi Ardianti

(2018)

“Pengaruh Ukuran

Perusahaan, Opini

Audit Tahun

Sebelumnya,

Leverage, Dan

Pertumbuhan

Perusahaan

Terhadap Opini

Audit Going

Concern (Studi

Pada Perusahaan

Manufaktur yang

Terdaftar di BEI

Tahun 2012 –

2016).”

Variabel

Independen:

Ukuran

Perusahaan,

Opini Audit

Tahun

Sebelumnya,

Leverage, dan

Pertumbuhan

Perusahaan

Variabel

Dependen:

Opini Audit

Going Concern

Pada Perusahaan

Manufaktur yang

Terdaftar di BEI

Tahun 2012 –

2016

Ukuran

Perusahaan

berpengaruh

terhadap

Opini Audit

Going

Concern

Pertumbuhan

Perusahaan

tidak

berpengaruh

terhadap

penerimaan

Opini Audit

Going

Concern.

9. Piter

Nainggolan

(2016)

“Analisis Pengaruh

Audit Tenure,

Ukuran Perusahaan,

Opini Audit Tahun

Sebelumnya,

Kualitas Audit

Terhadap

Penerimaan Opini

Auidt Going

Concern Pada

Perusahaan

Manufaktur.”

Variabel

Independen:

Audit Tenure,

Ukuran

Perusahaan,

Opini Audit

Tahun

Sebelumnya,

Kualitas Audit

Variabel

Dependen:

Opini Audit

Going Concern

Audit Tenure

dan Ukuran

Perusahaan

tidak

berpengaruh

terhadap

penerimaan

opini audit

going concern

Page 54: “PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KONDISI ...repositori.buddhidharma.ac.id/702/1/SKRIPSI SHANIA...(Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

34

Pada Perusahaan

Manufaktur

10. Jehan Anisa,

Magnaz

Lestira

Oktaroza, Mey

Maemunah

(2018)

“Pengaruh Audit

Tenure dan

Reputasi Kantor

Akuntan Publik

(KAP) Terhadap

Opini Audit Going

Concern (Survei

Pada Perusahaan

Sektor Industri

Dasar dan Kimia

yang Terdaftar di

Bursa Efek

Indonesia Tahun

2012 – 2016).”

Variabel

Independen:

Audit Tenure,

Reputasi Kantor

Akuntan Publik

(KAP)

Variabel

Dependen:

Opini Audit

Going Concern

Pada Perusahaan

Sektor Industri

Dasar dan Kimia

yang Terdaftar di

Bursa Efek

Indonesia Tahun

2012 – 2016

Audit Tenure

berpengaruh

positif

signifikan

terhadap

opini audit

going concern

11. Fauzan

Syahputra, M.

Rizal Yahya

(2017)

“Pengaruh Audit

Tenure, Audit

Delay, Opini Audit

Tahun Sebelumnya

dan Opinion

Shopping Terhadap

Penerimaan Opini

Audit Going

Concern Pada

Perusahaan

Manufaktur Yang

Tedaftar di Bursa

Efek Indonesia

Tahun 2013 –

2015.”

Variabel

Independen:

Audit Tenure,

Audit Delay,

Opini Audit

Tahun

Sebelumnya dan

OpinionShopping

Variabel

Dependen:

Opini Audit

Going Concern

Pada Perusahaan

Audit Tenure

berpengaruh

positif

terhadap

penerimaan

Opini Audit

Going

Concern

Page 55: “PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KONDISI ...repositori.buddhidharma.ac.id/702/1/SKRIPSI SHANIA...(Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

35

Manufaktur

Yang Tedaftar di

Bursa Efek

Indonesia Tahun

2013 – 2015

Sumber: Penelitian terdahulu yang diolah

C. Kerangka Pemikiran

Berdasarkan uraian diatas kerangka yang menjadi dasar penelitian ini

adalah sebagai berikut:

H1

H2

H3

H3H3

H4

Sumber : Diolah Penulis

Gambar II.2

Kerangka Pemikiran

D. Perumusan Hipotesa

1. Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Opini Audit Going Concern

Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan aset positif dan diikuti

peningkatan hasil operasi akan menambah kepercayaan terhadap

perusahaan dan memberikan suatu tanda bahwa perusahaan tersebut jauh

Ukuran Perusahaan

X1

Kondisi Keuangan

X2

Pertumbuhan Perusahaan

X3

Audit Tenure

X4

Opini Audit Going Concern

( Y )

Page 56: “PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KONDISI ...repositori.buddhidharma.ac.id/702/1/SKRIPSI SHANIA...(Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

36

dari kemungkinan mengalami kebangkrutan. Jika total aset perusahaan

semakin tinggi, perusahaan masuk kedalam kategori perusahaan yang

besar dan mampu menjaga kelangsungan hidup usahanya sehingga kecil

kemungkinan menerima opini audit going concern, hal ini sesuai dengan

peneliti Alichia (2013) dan Pradika (2017) yang menyatakan bahwa

ukuran perusahaan memiliki pengaruh terhadap opini audit going concern.

Namun peneliti Amalia (2016) menyatakan sebaliknya. Maka dari uraian

diatas dapat diberikan suatu kesimpulan hipotesis pada penelitian ini yaitu:

H1: Ukuran Perusahaan berpengaruh terhadap Opini Audit Going

Concern pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia.

2. Pengaruh Kondisi Keuangan Terhadap Opini Audit Going Concern

Kondisi keuangan perusahaan adalah suatu gambaran atau suatu

keadaan secara utuh atas suatu keuangan perusahaan selama periode atau

atau kurun waktu terntetu (Solikah, 2007 dalam Putra, 2016). Kondisi

keuangan perusahaan merupakan suatu tingkat kesehatan perusahaan yang

sesungguhnya. Apabila banyak ditemukan masalah going concern pada

suatu perusahaan, maka perusahaan tersebut dikatakan memiliki kondisi

keuangan yang buruk.Tingkat kesehatan suatu perusahaan dapat dilihat

dari kondisi keuangan perusahaan. Perusahaan yang mempunyai kondisi

keuangan yang sehat (baik) maka opini audit going concern tidak akan

dikeluarkan oleh seorang auditor. Hal ini sama seperti peneliti Putra et al.,

Page 57: “PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KONDISI ...repositori.buddhidharma.ac.id/702/1/SKRIPSI SHANIA...(Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

37

(2016), Azizah dan Anisyukurilah (2014), serta Kusumawardhani (2018)

yang menyatakan bahwa kondisi keuangan memiliki pengaruh terhadap

opini audit going concern, namun peneliti Rahayuningsih (2014)

menyatakan sebaliknya. Maka dari uraian diatas dapat diberikan suatu

kesimpulan hipotesis pada penelitian ini yaitu:

H2: Kondisi Keuangan berpengaruh terhadap Opini Audit Going

Concern pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia.

3. Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Opini Audit Going

Concern

Rasio pertumbuhan penjualan dapat mengambarkan keadaan

perusahaan. Jumlah penjualan yang diperoleh dengan teratur atau adanya

peningkatan merupakan faktor yang penting bagi perusahaan untuk dapat

mempertahankan kelangsungan hidupnya. Sedangkan, perusahaan dengan

pertumbuhan penjualan yang negatif berpotensi untuk mengalami

kebangkrutan, karena penjualan seharusnya merupakan sumber dana

utama bagi perusahaan untuk beroperasi. Maka dari itu jika pertumbuhan

perusahaan positif, maka auditor cenderung tidak mengeluarkan opini

audit going concern. Hal ini sama seperti yang dilakukan oleh peneliti

Iriawan et al., (2015), dan Amaliyah et al., (2018) yang menyatakan bahwa

pertumbuhan perusahaan memiliki pengaruh terhadap opini audit going

concern namun peneliti Kurnia et al., (2018) menyatakan sebaliknya.

Page 58: “PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KONDISI ...repositori.buddhidharma.ac.id/702/1/SKRIPSI SHANIA...(Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

38

Maka dari uraian diatas dapat diberikan suatu kesimpulan hipotesis pada

penelitian ini yaitu:

H3: Pertumbuhan Perusahaan berpengaruh terhadap Opini Audit

Going Concern pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia.

4. Pengaruh Audit Tenure Terhadap Opini Audit Going Concern

Audit tenure dapat diartikan sebagai jangka waktu hubungan Kantor

Akuntan Publik (KAP) dan klien dalam hal pemeriksaan laporan

keuangan. Semakin lama perikatan auditor dengan klien maka dapat

menyebabkan berkurangnya independensi KAP, dan apabila independensi

auditor berkurang maka opini yang dikeluarkan oleh auditor merupakan

opini yang menyesatkan dan akan merugikan berbagai pihak. Peneliti

Syahputra et al., (2017) dan Nurmeidita (2018) menyatakan bahwa audit

tenure memiliki pengaruh terhadap opini audit going concern, sedangkan

peneliti Anisa et al., (2018) menolak hasil tersebut. Maka dari uraian diatas

dapat diberikan suatu kesimpulan hipotesis pada penelitian ini yaitu:

H4: Audit Tenure berpengaruh terhadap Opini Audit Going Concern

pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia.

Page 59: “PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KONDISI ...repositori.buddhidharma.ac.id/702/1/SKRIPSI SHANIA...(Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

39

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian kausal-komparatif yang menggunakan

pendekatan kuantitatif. Menurut Suryabrata (2014) secara harfiah, tujuan

penelitian kausal-komparatif adalah untuk menyelidiki suatu kemungkinan

hubungan sebab-akibat dengan berdasarkan atas pengamatan terhadap akibat

yang ada, dicari kembali faktor yang mungkin menjadi penyebab melalui data

tertentu. Penelitian kausal-komparatif bersifat ex post facto, artinya data

dikumpulkan setelah semua kejadian yang dipersoalkan telah berlangsung

(lewat).

Peneliti mengambil satu atau lebih akibat (sebagai “dependent variables”)

dan data tersebut di uji dengan melakukan penelusuran kembali ke masa lampau

untuk mencari sebab-sebab, saling keterhubungan, dan maknanya.

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

kuantitatif karena data yang disajikan berupa angka.

B. Objek Penelitian

Penelitian ini menggunakan unit analisis badan usaha yang bergerak di

industri manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2016 – 2018.

Data yang diambil yaitu total aset, modal kerja, laba ditahan, laba sebelum pajak,

nilai buku ekuitas, nilai buku utang, penjualan dan lamanya KAP yang

Page 60: “PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KONDISI ...repositori.buddhidharma.ac.id/702/1/SKRIPSI SHANIA...(Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

40

mengaudit badan usaha yang bersangkutan. Objek penelitian difokuskan kepada

sektor manufaktur disebabkan karena industri manufaktur mempunyai

karakteristik padat modal, dan merupakan sektor ekonomi yang jumlahnya

paling banyak menyerap dana dari masyarakat, pemegang peranan penting

dalam pertumbuhan ekonomi dan dianggap sebagai sektor pemimpin (leading

sector) bagi sektor lainnya dan selalu berkembang seiring dengan pemenuhan

kebutuhan masyarakat sehingga memiliki kesempatan untuk tumbuh dan

berkembang pesat terutama dalam hal investasi.

C. Jenis dan Sumber Data

Jenis data dari penelitian ini adalah data sekunder. Waktu penelitian bulan

Agustus – Desember tahun 2019, lokasi penelitian adalah Bursa Efek Indonesia

yang menyediakan informasi laporan keuangan perusahaam dengan mengakses

situs resmi Bursa Efek Indonesia yaitu www.idx.co.id. Penelitian ini mengambil

data pada laporan keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia tahun 2016 – 2018 berupa pengambilan data pada neraca yang berupa

total aset, modal kerja, laba ditahan, laba sebelum pajak, nilai buku ekuitas, nilai

buku utang, penjualan dan lamanya KAP yang mengaudit badan usaha yang

bersangkutan, hal ini dilakukan berhubungan dengan variabel yang penulis

ambil yaitu ukuran perusahaan, kondisi keuangan, pertumbuhan perusahaan, dan

audit tenure.

Page 61: “PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KONDISI ...repositori.buddhidharma.ac.id/702/1/SKRIPSI SHANIA...(Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

41

D. Teknik Pengumpulan Data

Data yang digunakan adalah data sekunder. Analisis peneliti menggunakan

data sekunder dikarenakan data sekunder dapat diperoleh dengan lebih mudah,

relatif lebih murah dalam hal biaya, sudah terdapat penelitian sebelumnya serta

keabsahan datanya dapat lebih dipercaya karena untuk sumber laporan keuangan

yang diambil telah diaudit oleh akuntan publik. Metode pengumpulan data

dalam penelitian ini adalah metode dokumentasi. Metode dokumentasi adalah

mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip,

buku, surat kabar, jurnal, majalah dan sebagainya. Data yang dicari yaitu total

aset, modal kerja, laba ditahan, laba sebelum pajak, nilai buku ekuitas, nilai buku

utang, penjualan dan lamanya KAP yang mengaudit badan usaha yang

bersangkutan pada tahun 2016 – 2018. Secara teknis pengumpulan data

menggunakan dokumentasi ini dilakukan dengan pencarian data melalui website

www.idx.co.id dalam rangka mengumpulkan data seluruh variabel penelitian.

E. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Menurut Sugiyono populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri

atas obyek / subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya

(Sugiyono, 2017:119). Jadi dapat disimpulkan bahwa populasi adalah

keseluruhan unit, nilai maupun individu yang menjadi objek penelitian.

Page 62: “PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KONDISI ...repositori.buddhidharma.ac.id/702/1/SKRIPSI SHANIA...(Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

42

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2016 sampai 2018.

2. Sampel

Menurut Sugiyono sampel adalah bagian atau jumlah dan karakteristik

yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasinya besar, peneliti tidak

mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misal karena ada dana,

tenaga dan waktu yang dimilki terbatas, maka peneliti akan mengambil

sampel dari populasi itu. Hal yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya

akan diberlakukan untuk populasi. Untuk itu perusahaan manufaktur yang

dapat dijadikan sampel dalam penelitian ini berjumlah 31 (tiga puluh satu),

sampel yang diambil dari populasi harus benar-benar representative

(Sugiyono, 2017:120).

Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini

adalah purposive sampling. Metode ini dilakukan untuk memilih target

tertentu yang dapat memberikan informasi sesuai dengan kriteria yang telah

ditetapkan oleh peneliti. Adapun kriteria yang telah ditetapkan sebagai sampel

penelitian adalah sebagai berikut:

1. Menerbitkan laporan keuangan yang telah diaudit oleh auditor independen

selama tahun 2016-2018

2. Menggunakan laporan keuangan dengan periode mulai dari 1 Januari

sampai dengan 31 Desember

3. Menggunakan mata uang IDR

Page 63: “PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KONDISI ...repositori.buddhidharma.ac.id/702/1/SKRIPSI SHANIA...(Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

43

4. Perusahaan yang memiliki laba bersih setelah pajak bernilai negatif

sekurang-kurangnya satu (1) periode laporan keuangan. Hal ini

dikarenakan auditor hampir tidak pernah mengeluarkan opini audit going

concern pada perusahaan yang memiliki laba bersih setelah pajak yang

positif.

Berikut ini disajikan tabel mengenai daftar sampel pada pada penelitian ini,

yaitu :

Tabel III.1

Daftar Sampel Perusahaan Manufaktur 2016 – 2018

No. Nama Perusahaan

1. ALMI ( Alumindo Light Metal Industry Tbk )

2. APLI ( Asiaplast Industries Tbk )

3. BAJA ( Saranacentral Bajatama Tbk )

4. BRNA ( Berlina Tbk )

5. BTON ( Betonjaya Manunggal Tbk )

6. CPRO ( Central Proteina Prima Tbk )

7. GDST ( Gunawan Dianjaya Steel Tbk )

8. JKSW ( Jakarta Kyoei Steel Works Tbk )

9. YPAS ( Yanaprima Hastapersada Tbk )

10. SIPD ( Sierad Produce Tbk )

11. TIRT ( Tirta Mahakam Resources Tbk )

12. KBRI ( Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk )

13. KRAH ( Grand Kartech Tbk )

14. GJTL ( Gajah Tunggal Tbk )

15. IMAS ( Indomobil Sukses Internasional Tbk )

16. LPIN ( Multi Prima Sejahtera Tbk )

Page 64: “PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KONDISI ...repositori.buddhidharma.ac.id/702/1/SKRIPSI SHANIA...(Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

44

17. PRAS ( Prima Alloy Steel Universal Tbk )

18. HDTX ( Panasia Indo Resources Tbk )

19. MYTX ( Asia Pacific Investama Tbk )

20. SSTM ( Sunson Textile Manufacturer Tbk )

21. ALTO ( Tri Banyan Tirta Tbk )

22. PSDN ( Prasidha Aneka Niaga Tbk )

23. RMBA ( Bentoel Internasional Investama Tbk )

24. INAF ( Indofarma Tbk)

25. MBTO ( Martina Berto Tbk )

26. MRAT ( Mustika Ratu Tbk )

27 KICI ( Kedaung Indah Can Tbk )

28. LMPI ( Langgeng Makmuk Industri Tbk )

29. BTEK ( Bumi Teknokultura Unggul Tbk )

30. MGNA ( PT Magna Investama Mandiri Tbk )

31. IKAI ( Intikeramik Alamasri Industri Tbk )

Sumber : Bursa Efek Indonesia

G. Variabel Penelitian

Untuk mencapai tujuan penelitian, variabel – variabel yang digunakan

adalah sebagai berikut:

1. Variabel Independen

a. Ukuran Perusahaan

Menurut Warnida (2012) dalam Azizah (2014) mengatakan ukuran

perusahaan merupakan besar atau luasnya suatu perusahaan dan

merupakan suatu indikator yang dapat menunjukan kondisi atau

karakteristik suatu perusahaan. Dalam hal ini ukuran perusahaan

diproksikan dengan mengambil nilai dari total aset perusahaan.

Page 65: “PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KONDISI ...repositori.buddhidharma.ac.id/702/1/SKRIPSI SHANIA...(Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

45

Rumus Menghitung Ukuran Perusahaan = Ln dari Total Asset (Ruroh,

2018).

b. Kondisi Keuangan

Kondisi keuangan perusahaan menggambarkan kinerja sebuah

perusahaan. Dalam hal ini rasio yang digunakan dalam menilai kondisi

keuangan antara lain rasio profitabilitas, rasio likuiditas dan rasio aktivitas.

Kondisi keuangan diukur dengan menggunakan model prediksi

kebangkrutan revised Altman, yang terkenal dengan istilah Z score

(Azizah 2014)

Rumus menghitung kondisi keuangan:

Z’ = 0,717Z1 + 0,847Z2 + 3,107Z3 + 0,42Z4 + 0,998Z5

Sumber : Prihadi (2008, 180)

Dimana:

Z1 = Modal Kerja / Total Aktiva (Working Capital / Total Assets)

Z2 = Laba Ditahan / Total Aktiva (Retained Earning / Total Assets)

Z3 = EBIT / Total Aktiva (Earning Before Interest and Taxes / Total

Assets)

Z4 = Nilai Buku Ekuitas / Nilai Buku Utang (Book Value of Equity /

Book Value of Debt)

Z5 = Penjualan / Total Aktiva (Sales / Total Asset)

Page 66: “PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KONDISI ...repositori.buddhidharma.ac.id/702/1/SKRIPSI SHANIA...(Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

46

c. Pertumbuhan Perusahaan

Menurut penelitian Setyarno (2006) dalam Khotimah (2015) pertumbuhan

aset perusahaan menunjukkan pertumbuhan kekuatan perusahaan dalam

industri dan mengindikasikan kemampuan perusahaan dalam

mempertahankan kelangsungan usahanya.

Auditee yang mempunyai rasio pertumbuhan penjualan yang tinggi berarti

auditee tersebut dapat mempertahankan posisi ekonominya dan lebih

dapat mempertahankan kelangsungan usahanya.

Rumus menghitung pertumbuhan perusahaan:

Pertumbuhan Perusahaan = Penjualan Bersiht – Penjualan Bersiht-1

Penjualan Bersiht-1

(Sumber: Iriawan, 2015)

d. Audit Tenure

Audit tenure dapat diartikan sebagai jangka waktu hubungan Kantor

Akuntan Publik (KAP) dan klien dalam hal pemeriksaan laporan

keuangan. Ketika auditor memiliki jangka waktu hubungan yang cukup

lama dengan kliennya, hal ini dapat memungkinkan mendorongnya

pemahaman yang lebih atas kondisi keuangan klien dan oleh karena itu

auditor akan cenderung dapat untuk mendeteksi masalah going concern

(Anisa et al., 2018).

Audit tenure diukur dengan menghitung tahun dimana KAP yang sama

telah melakukan perikatan dengan auditee. Tahun pertama perikatan

Page 67: “PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KONDISI ...repositori.buddhidharma.ac.id/702/1/SKRIPSI SHANIA...(Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

47

dimulai dengan angka 1 dan ditambah dengan satu untuk tahun-tahun

berikutnya (Syahputra et al., 2018).

2. Variabel Dependen

Variabel Dependen (Y) dalam penelitian ini adalah opini audit going concern.

Opini audit going concern ini adalah variabel yang akan dipengaruhi atau

dihasilkan dari variabel independen.

Berdasarkan hasil analisis terhadap laporan keuangan auditee pada tahun –

tahun penelitian, dapat diketahui jenis – jenis opini yang diterima masing –

masing perusahaan selama rentang periode penelitian. Opini tersebut

kemudian digolongkan menjadi dua jenis opini audit, yaitu opini audit going

concern atau Going Concern Audit Opinion (GCAO) dan opini audit non

going concern atau Non Going Concern Audit Opinion (NGCAO).

Tabel III.2

Variabel Penelitian

Variabel Rumus Skala

Ukuran Perusahaan Ln dari Total Asset Rasio

Kondisi Keuangan Z’ = 0,717Z1 + 0,847Z2 + 3,107Z3 + 0,42Z4 +

0,998Z5

Rasio

Pertumbuhan

Perusahaan

Penjualan Bersiht – PenjualanBersiht-1

Penjualan Bersiht-1

Rasio

Audit Tenure Tahun pertama perikatan dimulai

dengan angka 1 dan ditambah

Interval

Page 68: “PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KONDISI ...repositori.buddhidharma.ac.id/702/1/SKRIPSI SHANIA...(Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

48

dengan satu untuk tahun-tahun

berikutnya

Opini Audit Going

Concern

Variabel ini diukur dengan variabel

dummy

0 = Jika tidak diungkapkan opini

audit going concern dalam

laporan keuangan.

1 = Jika diungkapkan opini audit

going concern.

Nominal

Sumber : Diolah Oleh Penulis

H. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah dengan

analisis data kuantitatif. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat apakah

ukuran perusahaan, kondisi keuangan, pertumbuhan perusahaan dan audit tenure

berpengaruh signifikan terhadap opini audit going concern. Dalam melakukan

penelitian ini alat analisis yang digunakan adalah software SPSS (Statistical

Package for the Social Scene) versi 25 dan Microsoft Excel. Metode analisis

statistik yang digunakan adalah analisis statistik deskriptif, uji regresi logisitik,

dan uji hipotesis.

1. Analisis Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif merupakan metode untuk mendeskripsikan dan

memberikan gambaran tentang distribusi frekuensi variabel – variabel dalam

penelitian, nilai maksimum, minimum, rata – rata (mean), serta standar

deviasi.

Page 69: “PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KONDISI ...repositori.buddhidharma.ac.id/702/1/SKRIPSI SHANIA...(Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

49

2. Regresi Logistik

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan

analisis multivariate dengan menggunakan regresi logistik (logistic

regression). Variabel independen dalam regresi logistik merupakan

campuran antara variabel metrik dan non metrik. Pada teknik analisis regresi

logistik tidak memerlukan lagi asumsi normalitas data pada variabel

independennya (Ghozali, 2016). Model regresi logistik yang digunakan untuk

menguji hipotesis adalah sebagai berikut:

OAGC = a + β1UKP + β2KK + β3PP + β4AT + ε

Keterangan :

OAGC = Opini Audit Going Concern ( variabel dummy, 1 untuk

auditee dengan opini audit going concern (GCAO) dan 0

untuk auditee dengan opini audit non going concern

(NGCAO)

α = Konstanta

βi = Koefisien Regresi

UKP = Ukuran Perusahaan

KK = Kondisi Keuangan

PP = Pertumbuhan Perusahaan

AT = Audit Tenure

ε = Kesalahan Residual

Page 70: “PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KONDISI ...repositori.buddhidharma.ac.id/702/1/SKRIPSI SHANIA...(Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

50

a. Menilai Keseluruhan Model (Overall Model Fit Test)

Langkah pertama adalah menilai overall fit model terhadap data.

Beberapa test statistik diberikan untuk menilai hal ini. Hipotesis untuk

menilai model fit adalah:

H0 : Model yang dihipotesiskan fit dengan data

HA : Model yang dihipotesiskan tidak fit dengan data

Dari hipotesis ini jelas bahwa kita tidak akan menolak H0 agar model fit

dengan data. Statistik yang digunakan berdasarkan pada fungsi

Likelihood. Likelihood L dari model adalah probabilitas bahwa model

yang dihipotesiskan menggambarkan data input. Untuk menguji hipotesis

nol dan alternatif, L ditransformasikan menjadi -2LogL. Penurunan

likelihood (-2LogL) menunjukan model regresi yang lebih baik atau

dengan kata lain model yang dihipotesiskan fit dengan data. Menurut

Ghozali pada tahun 2016 halaman 328 dalam buku Aplikasi Analisis

Multivariete, dengan program SPSS, menyatakan:

“Statistik -2LogL atau rasio X2 statistics, dimana X2 distribusi

dengan degree of freedom n-q, q adalah jumlah parameter dalam

model. Output SPSS memberikan 2 (dua) nilai -2logl yaitu 1 (satu)

untuk model yang hanya memasukkan konstanta dan yang kedua

untuk model dengan konstanta dan variabel bebas.”

Adanya pengurangan nilai antara -2LogL awal (initial -2LogL Function)

dengan nilai -2LogL pada langkah berikutnya menunjukan bahwa model

yang dihipotesiskan fit dengan data. Log Likehood pada regresi logistik

Page 71: “PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KONDISI ...repositori.buddhidharma.ac.id/702/1/SKRIPSI SHANIA...(Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

51

mirip dengan pengertian “Sum of Square error” pada model regresi,

sehingga penurunan Log Likehood menunjukan model regresi semakin

baik.

b. Uji Kelayakan Model Regresi (Goodness of Fit Test)

Pengujian kelayakan model regresi logistik dinilai dengan

menggunakan Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test yang diukur

dengan nilai Chi-square. Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test

menguji hipotesis nol bahwa data empiris cocok atau sesuai dengan model

(tidak ada perbedaan antara model dengan data sehingga model dapat

dikatakan fit). Menurut Ghozali pada tahun 2016 halaman 329 dalam buku

Aplikasi Analisis Multivariete, dengan program SPSS adalah seperti

berikut hasilnya:

a. Jika nilai statistik Hosmer and Lemeshow Goodness of Fit Test sama

dengan atau kurang ( = / < ) dari 0,05, maka hipotesis nol ditolak yang

berarti terdapat perbedaan signifikan antara model dengan nilai

observasinya sehingga Goodness Fit Model tidak baik karena model

tidak dapat memprediksi nilai observasinya.

b. Jika nilai statistik Hosmer and Lemeshow Goodness of Fit Test lebih

besar dari (>) 0,05, maka hipotesis nol diterima dan berarti model

mampu memprediksi nilai observasinya atau dapat dikatakan model

dapat diterima karena cocok dengan data.

Page 72: “PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KONDISI ...repositori.buddhidharma.ac.id/702/1/SKRIPSI SHANIA...(Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

52

c. Koefisien Determinasi (Nagelkerke R Square)

Koefisien determinasi dalam regresi logistik biner ditunjukkan

dengan nilai Nagelkerke R Square. Nagelkerke R Square merupakan

modifikasi dari koefisien Cox dan Snell untuk memastikan bahwa nilainya

bervariasi dari 0 (nol) sampai 1 (satu). Hal ini dilakukan dengan cara

membuat nilai Cox dan Snell’s R² dengan nilai maksimumnya. Nilai

Nagelkerke’s R² dapat diintrepretasikan seperti nilai R² dalam regresi

berganda (multiple regression), yaitu mengukur seberapa jauh

kemampuan model dalam menerangkan variabel dependen.

d. Tabel Klasifikasi

Tabel klasifikasi menghitung nilai estimasi yang benar (correct) dan

salah (incorrect). Pada model yang sempurna, maka semua kasus akan

berada pada diagonal dengan tingkat ketepatan peramalan 100%. Jika

model logistik mempunyai homoskedastisitas, maka prosentase yang

benar (correct) akan sama untuk kedua baris (Ghozali, 2013:342). Tabel

ini menunjukkan kekuatan prediksi dari model regresi untuk memprediksi

kemungkinan penerimaan variabel dependen, yaitu penerimaan opini audit

going concern.

Page 73: “PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KONDISI ...repositori.buddhidharma.ac.id/702/1/SKRIPSI SHANIA...(Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

53

e. Uji Hipotesis / Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)

Estimasi parameter dapat dilihat melalui pengujian dengan model

regresi logistik dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh dari tiap

variabel yang diuji dan menunjukkan bentuk hubungan antara variabel

yang satu dengan yang lainnya. Pengujian hipotesis dilakukan dengan cara

membandingkan antara nilai probabilitas dengan tingkat signifikasi. Pada

penelitian ini, tingkat signifikasi (sig) yang digunakan adalah sebesar 5%

atau 0,05. Apabila terlihat angka signifikan lebih kecil dari 0,05 maka

variabel independen berpengaruh secara signifikan terhadap variabel

dependen.

Kriteria pengujian dijelaskan sebagai berikut:

1. Tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95% atau taraf

signifikansi 5% (α = 0,05).

2. Kriteria penerimaan atau penolakan hipotesis didasarkan pada

signifikansi p-value. Jika taraf signifikansi < 0,05 maka H0 diterima,

jika taraf signifikansi > 0,05 maka H0 ditolak.

Page 74: “PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KONDISI ...repositori.buddhidharma.ac.id/702/1/SKRIPSI SHANIA...(Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

54

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data Hasil Penelitian

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan

manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2016 – 2018.

Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive

sampling. Metode ini dilakukan untuk memilih target tertentu yang dapat

memberikan informasi sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan oleh peneliti.

Penentuan sampel dengan menggunakan purposive sampling pada penelitian ini

akan digambarkan pada tabel berikut:

Tabel IV.1

Proses Seleksi Sampel

Keterangan Perusahaan Data

Jumlah perusahaan manufaktur yang terdaftar berturut-

turut di BEI Tahun 2016-2018

143 429

Tidak menerbitkan laporan keuangan yang telah di

audit oleh auditor independen selama tahun 2016-2018

(11) (33)

Tidak menggunakan laporan keuangan dengan periode

mulai dari 1 Januari sampai dengan 31 Januari

(0) (0)

Menggunakan mata uang selain IDR (26) (78)

Perusahaan yang memiliki laba bersih setelah pajak

bernilai positif selama tahun 2016-2018

(75) (225)

Jumlah Sampel 31 93

Page 75: “PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KONDISI ...repositori.buddhidharma.ac.id/702/1/SKRIPSI SHANIA...(Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

55

Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan sesuai diatas, maka diperoleh sebanyak

31 (tiga puluh satu) perusahaan manufaktur yang digunakan sebagai sampel selama

tiga periode pengamatan (2016-2018) dalam penelitian ini. Sampel yang diperoleh

oleh peneliti berdasarkan purposive sampling tersebut dapat digambarkan dalam

tabel IV.2 yang tertera sebagai berikut:

Tabel IV.2

Daftar Sampel Perusahaan Manufaktur 2016 – 2018

No. Nama Perusahaan

1. ALMI ( Alumindo Light Metal Industry Tbk )

2. APLI ( Asiaplast Industries Tbk )

3. BAJA ( Saranacentral Bajatama Tbk )

4. BRNA ( Berlina Tbk )

5. BTON ( Betonjaya Manunggal Tbk )

6. CPRO ( Central Proteina Prima Tbk )

7. GDST ( Gunawan Dianjaya Steel Tbk )

8. JKSW ( Jakarta Kyoei Steel Works Tbk )

9. YPAS ( Yanaprima Hastapersada Tbk )

10. SIPD ( Sierad Produce Tbk )

11. TIRT ( Tirta Mahakam Resources Tbk )

12. KBRI ( Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk )

13. KRAH ( Grand Kartech Tbk )

14. GJTL ( Gajah Tunggal Tbk )

15. IMAS ( Indomobil Sukses Internasional Tbk )

16. LPIN ( Multi Prima Sejahtera Tbk )

17. PRAS ( Prima Alloy Steel Universal Tbk )

18. HDTX ( Panasia Indo Resources Tbk )

19. MYTX ( Asia Pacific Investama Tbk )

Page 76: “PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KONDISI ...repositori.buddhidharma.ac.id/702/1/SKRIPSI SHANIA...(Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

56

20. SSTM ( Sunson Textile Manufacturer Tbk )

21. ALTO ( Tri Banyan Tirta Tbk )

22. PSDN ( Prasidha Aneka Niaga Tbk )

23. RMBA ( Bentoel Internasional Investama Tbk )

24. INAF ( Indofarma Tbk)

25. MBTO ( Martina Berto Tbk )

26. MRAT ( Mustika Ratu Tbk )

27 KICI ( Kedaung Indah Can Tbk )

28. LMPI ( Langgeng Makmuk Industri Tbk )

29. BTEK ( Bumi Teknokultura Unggul Tbk )

30. MGNA ( PT Magna Investama Mandiri Tbk )

31. IKAI ( Intikeramik Alamasri Industri Tbk )

Sumber : Bursa Efek Indonesia

B. Analisis Hasil Penelitian

1. Uji Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif menampilkan deskripsi dari data penelitian berupa

nilai minimum (min), nilai maksimum (max), nilai rata-rata (mean), dan

standar deviasi masing-masing variabel. Pada penelitian ini, statistik

deskriptif menampilkan deskripsi variabel dependen, yaitu opini audit going

concern dan deskripsi variabel independen, yaitu ukuran perusahaan, kondisi

keuangan, pertumbuhan perusahaan dan audit tenure.

a. Deskripsi Variabel Dependen

Berdasarkan hasil analisis terhadap laporan keuangan auditee pada tahun-

tahun penelitian, dapat diketahui jenis-jenis opini yang diterima masing-

masing perusahaan selama rentang periode penelitian. Opini tersebut

kemudian digolongkan menjadi dua jenis opini audit, yaitu opini audit

Page 77: “PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KONDISI ...repositori.buddhidharma.ac.id/702/1/SKRIPSI SHANIA...(Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

57

going concern (GCAO) dan opini audit non going concern (NGCAO).

Hasil analisis terhadap opini audit perusahaan yang dijadikan sampel akan

digambarkan pada tabel berikut:

Tabel IV.3

Deskripsi Sampel Berdasarkan Opini Audit

No. Perusahaan Tahun

2016 2017 2018

1. ALMI NGCAO NGCAO NGCAO

2. APLI NGCAO NGCAO NGCAO

3. BAJA NGCAO NGCAO NGCAO

4. BRNA NGCAO NGCAO NGCAO

5. BTON NGCAO NGCAO NGCAO

6. CPRO GCAO GCAO GCAO

7. GDST NGCAO NGCAO NGCAO

8. JKSW GCAO GCAO GCAO

9. YPAS NGCAO NGCAO NGCAO

10. SIPD NGCAO NGCAO NGCAO

11. TIRT NGCAO NGCAO NGCAO

12. KBRI GCAO GCAO GCAO

13. KRAH NGCAO NGCAO NGCAO

14. GJTL NGCAO NGCAO NGCAO

15. IMAS NGCAO NGCAO NGCAO

Page 78: “PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KONDISI ...repositori.buddhidharma.ac.id/702/1/SKRIPSI SHANIA...(Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

58

16. LPIN NGCAO NGCAO NGCAO

17. PRAS NGCAO NGCAO NGCAO

18. HDTX GCAO GCAO GCAO

19. MYTX GCAO GCAO GCAO

20. SSTM GCAO GCAO GCAO

21. ALTO NGCAO NGCAO NGCAO

22. PSDN NGCAO NGCAO NGCAO

23. RMBA NGCAO NGCAO NGCAO

24. INAF NGCAO NGCAO NGCAO

25. MBTO NGCAO NGCAO NGCAO

26. MRAT NGCAO NGCAO NGCAO

27. KICI NGCAO NGCAO NGCAO

28. LMPI NGCAO GCAO GCAO

29. BTEK NGCAO NGCAO NGCAO

30. MGNA NGCAO NGCAO NGCAO

31. IKAI NGCAO GCAO GCAO

Sumber: Diolah Oleh Penulis

Secara ringkas, gambaran sampel perusahaan yang memperoleh opini audit

going concern (GCAO) dan yang memperoleh opini audit non going concern

(NGCAO) akan disajikan pada tabel berikut:

Page 79: “PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KONDISI ...repositori.buddhidharma.ac.id/702/1/SKRIPSI SHANIA...(Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

59

Tabel IV.4

Ringkasan Penerimaan Opini Audit

2016 2017 2018 Jumlah

GCAO 6 19,35% 8 25,81% 8 25,81% 22

NGCAO 25 80,65% 23 74,19% 23 74,19% 71

Jumlah 31 100% 31 100% 31 100% 93

Sumber: Data diolah Penulis

Sesuai dengan data pada tabel IV.4, pada tahun 2016 perusahaan yang

mendapatkan opini audit going concern sebanyak 6 (enam) perusahaan dari

31 (tiga puluh satu) perusahaan. Pada tahun 2017, perusahaan yang

mendapatkan opini audit going concern adalah sebanyak 8 (delapan)

perusahaan dari 31 (tiga puluh satu) perusahaan. Dan pada tahun 2018,

perusahaan yang mendapatkan opini audit going concern sama seperti pada

tahun 2017 yaitu sebanyak 8 (delapan) perusahaan dari 31 (tiga puluh satu)

perusahaan. Perusahaan yang mendapatkan opini audit going concern

dikarenakan pengaruh dari peningkatan jumlah liabilitas perusahaan yang

melebihi total asset lancar perusahaan dan juga karena perusahaan telah

mengalami kerugian yang berulang-ulang sehingga mengakibatkan saldo

defisit.

Selama tahun yang bersangkutan tersebut, pihak manajemen perusahaan terus

berusaha melakukan perbaikan terhadap kegiatan usahanya, seperti misalnya

dengan mendapatkan fasilitas pinjaman baru dengan bunga yang lebih

rendah, mengefisiensikan semua biaya-biaya dari setiap divisi, meningkatkan

Page 80: “PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KONDISI ...repositori.buddhidharma.ac.id/702/1/SKRIPSI SHANIA...(Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

60

penjualan produk, serta melakukan negosiasi atas sebagian utang yang akan

jatuh tempo.

b. Deskripsi Variabel Independen

Berikut ini adalah gambaran analisis statistik deskriptif perusahaan sampel

secara keseluruhan:

Tabel IV.5

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Variance

UKP 93 14.30 31.34 24.8973 4.61354 21.285

KK 93 -3.72 5.96 .9527 1.59419 2.541

PP 93 -1.00 1.89 .0157 .38989 .152

AT 93 1.00 3.00 1.6882 .76583 .586

OP 93 .00 1.00 .2366 .42727 .183

Valid N (listwise) 93

Sumber: Hasil Pengolahan Data dengan SPSS 25.0

Variabel Ukuran Perusahaan (UKP) menunjukan nilai minimum 14,30,

nilai maksimum 31,34, dengan nilai rata-rata (mean) sebesar 24,8973, dan

standar deviasi sebesar 4,61354. Variabel ukuran perusahaan ini diukur dengan

menggunakan total asset yang dijadikan dalam bentuk logaritma natural. Untuk

menentukan apakah perusahaan masuk kedalam perusahaan dengan total aktiva

besar atau total aktiva kecil dapat dilihat dari nilai median. Nilai median

diperoleh dari nilai minimum 14,30 ditambah dengan nilai maksimum 31,34

lalu dibagi 2 menjadi 22,82. Dari hasil perhitungan tersebut dapat diketahui

bahwa nilai rata-rata lebih besar dari nilai median yaitu 24,8973 > 22,82. Hal

Page 81: “PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KONDISI ...repositori.buddhidharma.ac.id/702/1/SKRIPSI SHANIA...(Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

61

ini menunjukan perusahaan sampel penelitian termasuk kedalam perusahaan

dengan total aktiva yang besar.

Variabel Kondisi Keuangan (KK) menunjukkan nilai minimum -3,72, nilai

maksimum 5,96, dengan nilai rata-rata (mean) 0,9527, dan standar deviasi

sebesar 1,59419. Variabel kondisi keuangan ini diukur dengan menggunakan

teori revised Altman. Berdasarkan 93 data yang diolah nilai rata-rata Z Score

adalah 0,9527 yang mengindikasikan bahwa rata-rata perusahaan sampel

penelitian berada pada area kebangkrutan sehingga perlu dilakukannya

perbaikan kondisi keuangan.

Variabel Pertumbuhan Perusahaan (PP) menunjukkan nilai minimum -

1,00, nilai maksimum 1,89, dengan nilai rata-rata (mean) 0,0157, dan standar

deviasi sebesar 0,38989. Nilai rata-rata dari 93 data penelitian adalah 0,0157

yang mengindikasikan rata-rata perusahaan mengalami pertumbuhan penjualan

yang positif.

Variabel Audit Tenure (AT) menunjukkan nilai minimum 1,00, nilai

maksimum 3,00, dengan nilai rata-rata (mean) 1,6882, dan standar deviasi

0,76583. Nilai rata-rata (mean) sebesar 1,6882 menunjukkan bahwa perusahaan

sampel memiliki rata-rata perikatan dengan KAP selama 1,6882 tahun. Nilai

maksimum sebesar 3 menunjukkan bahwa ada perusahaan sampel yang diaudit

oleh KAP yang sama selama 3 tahun.

Page 82: “PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KONDISI ...repositori.buddhidharma.ac.id/702/1/SKRIPSI SHANIA...(Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

62

2. Analisis Regresi Logistik

a. Menilai Keseluruhan Model (Overall Model Fit Test)

Pengujian ini merupakan pengujian yang dilakukan untuk mengetahui

apakah model fit terhadap data baik sebelum atau sesudah variabel bebas

dimasukkan ke dalam model regresi. Pengujian overall model fit dilakukan

dengan membandingkan nilai antara -2 Log Likelihood pada awal (Block

Number=0) dengan -2 Log Likelihood akhir (Block Number=1). Adanya

pengurangan nilai antara -2LogL awal (initial -2LogL Function) dengan

nilai -2LogL pada langkah berikutnya menunjukan bahwa model yang di

hipotesiskan fit dengan data. Hipotesis untuk menilai model fit adalah:

H0 : Model yang dihipotesiskan fit dengan data

Ha : Model yang dihipotesiskan tidak fit dengan data

Berdasarkan hipotesis ini, maka H0 harus diterima dan Ha harus ditolak

agar model fit dengan data.

Tabel IV.6

Iteration History 0

Sumber: Hasil Pengolahan Data dengan SPS

Iteration History (Block Number=0)

Iteration -2 Log likelihood

Coefficients

Constant

Step 0 1 101.995 -1.054

2 101.757 -1.168

3 101.757 -1.172

4 101.757 -1.172

a. Constant is included in the model.

b. Initial -2 Log Likelihood: 101.757

Page 83: “PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KONDISI ...repositori.buddhidharma.ac.id/702/1/SKRIPSI SHANIA...(Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

63

Tabel IV.7

Iteration History 1

Iteration History(Block Number=1)

Iteration

-2 Log

likelihood

Coefficients

Constant UKP KK PP AT

Step

1

1 70.272 1.416 -.077 -.569 -.186 -.001

2 60.863 2.239 -.108 -1.079 .281 -.020

3 59.417 2.687 -.126 -1.375 .397 .008

4 59.353 2.796 -.130 -1.454 .397 .021

5 59.353 2.802 -.131 -1.459 .395 .022

6 59.353 2.802 -.131 -1.459 .395 .022

a. Method: Enter

b. Constant is included in the model.

c. Initial -2 Log Likelihood: 101.757

d. Estimation terminated at iteration number 6 because parameter estimates changed

by less than .001.

Sumber: Hasil Pengolahan Data dengan SPSS 25.0

Tabel IV.8

Perbandingan Nilai -2LL awal dengan -2LL akhir

Block Number = 0 Block Number = 1 Penurunan / Kenaikan

101,757 59,353 Penurunan

Sumber: Diolah Penulis

Berdasarkan tabel IV.7 dapat dilihat bahwa nilai -2 Log Likelihood awal

pada block number = 0, yaitu model yang hanya memasukkan konstanta

memperoleh nilai sebesar 101,757. Kemudian pada tabel 4.8 dapat dilihat

bahwa nilai -2 Log Likelihood akhir dengan block number = 1 nilai -2 Log

Likelihood mengalami perubahan setelah masuknya beberapa variabel

independen pada model penelitian, akibatnya nilai -2 Log Likelihood akhir

menunjukkan nilai 59,353. Berdasarkan hasil output tersebut, terjadi

penurunan nilai sebesar 42,404.

Page 84: “PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KONDISI ...repositori.buddhidharma.ac.id/702/1/SKRIPSI SHANIA...(Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

64

Adanya pengurangan nilai antara -2LL awal (initial -2LL function) dengan

nilai -2LL akhir menunjukkan bahwa H0 dapat diterima dan Ha ditolak

yang artinya model yang dihipotesiskan fit dengan data. Penurunan nilai

-2 Log Likelihood menunjukkan bahwa model penelitian ini merupakan

model regresi yang baik karena model regresi yang dihipotesiskan fit

dengan data, artinya penambahan-penambahan variabel bebas yaitu

ukuran perusahaan, kondisi keuangan, pertumbuhan perusahaan, dan audit

tenure kedalam model penelitian akan memperbaiki model fit penelitian

ini.

b. Hasil Uji Kelayakan Model Regresi (Goodness of Fit Test)

Untuk menilai kelayakan dari model regresi dapat dilakukan dengan

menggunakan Goodness of Fit Test yang diukur dengan nilai Chi-Square

pada bagian bawah uji Hosmer and Lemeshow’s. Nilai signifikansi yang

tertera kemudian dibandingkan dengan tingkat signifikansi (α) sebesar 5%

(Ghozali, 2016:329). Hipotesis yang digunakan untuk menilai kelayakan

model regresi ini adalah:

H0 : Tidak ada perbedaan antara model dengan data

Ha : Ada perbedaan antara model dengan data

Page 85: “PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KONDISI ...repositori.buddhidharma.ac.id/702/1/SKRIPSI SHANIA...(Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

65

Tabel IV.9

Menguji Kelayakan Model Regresi

Hosmer and Lemeshow Test

Step Chi-square Df Sig.

1 9.360 8 .313

Sumber: Hasil Pengolahan Data dengan SPSS 25.0

Pada tabel IV.9 menunjukkan hasil pengujian Hosmer and Lemeshow’s

Test. Pengujian menunjukkan bahwa nilai Chi-Square sebesar 9,360

dengan signifikansi sebesar 0,313. Berdasarkan hasil tersebut, nilai

signifikansi lebih besar dari 0,05 yaitu 0,313 > 0,05 yang berarti hipotesis

nol (H0) tidak dapat ditolak (diterima). Hal ini dapat disimpulkan bahwa

model dapat diterima karena sesuai dengan data observasinya.

c. Koefisien Determinasi (Nagelkerke R Square)

Dalam regresi logistik, dapat digunakan statistik Nagelkerke R Square.

Pengujian ini dilakukan untuk mengukur kemampuan variabel-variabel

independen dalam menjelaskan atau menerangkan variabel dependen.

Koefisien determinasi dalam regresi logistik dapat ditunjukkan dengan

nilai Nagelkerke R Square.

Tabel IV.10

Model Summary

Sumber: Hasil Pengolahan Data dengan SPSS 25.0

Step -2 Log likelihood

Cox & Snell R

Square

Nagelkerke R

Square

1 59.353a .366 .550

Page 86: “PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KONDISI ...repositori.buddhidharma.ac.id/702/1/SKRIPSI SHANIA...(Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

66

Berdasarkan Tabel IV.10, nilai Nagelkerke R Square sebesar 55%. Hal ini

artinya bahwa variabel dependen dapat dijelaskan oleh variabel

independen sebesar 55%, sedangkan sisanya sebesar 45% dijelaskan oleh

variabel – variabel lain diluar model penelitian.

d. Tabel Klasifikasi

Menurut Ghozali (2016:334) tabel klasifikasi berguna untuk menjelaskan

nilai estimasi yang benar (correct) dan yang salah (incorect). Matriks

klasifikasi menunjukkan prediksi dari model regresi untuk memprediksi

kemungkinan penerimaan opini audit going concern pada perusahaan.

Berikut ini adalah tabel klasifikasi untuk penelitian ini:

Tabel IV.11

Classification Table

Observed

Predicted

OP

Percentage Correct

NGCAO GCAO

Step 1 OP NGCAO 69 2 97.2

GCAO 8 14 63.6

Overall Percentage 89.2

Sumber: Hasil Pengolahan Data dengan SPSS 25.0

Berdasarkan Tabel IV.11 menunjukkan kekuatan prediksi dari model

regresi untuk memprediksi kemungkinan penerimaan opini audit going

concern dan opini audit non going concern. Dari hasil model regresi dapat

dilihat kemungkinan perusahaan menerima opini audit going concern

adalah sebesar 63,6%. Hal ini berarti dengan menggunakan model regresi

tersebut terdapat 14 perusahaan (63,6%) yang diprediksi akan menerima

opini audit going concern dari awal 22 perusahaan yang menerima opini

Page 87: “PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KONDISI ...repositori.buddhidharma.ac.id/702/1/SKRIPSI SHANIA...(Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

67

audit going concern. Sedangkan, kekuatan prediksi model untuk penerima

opini audit non going concern adalah sebesar 97,2%. Hal ini berarti bahwa

terdapat 69 perusahaan (97,2%) yang diprediksi akan menerima opini

audit non going concern (NGCAO) dari total 71 perusahaan yang

menerima opini audit non going concern. Sedangkan untuk keseluruhan

kekuatan prediksi dari model regresi dalam penelitian ini adalah sebesar

89,2%.

e. Estimasi Parameter dan Interpretasinya

Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi

logistik (logistic regression), yaitu dengan melihat pengaruh ukuran

perusahaan, kondisi keuangan, pertumbuhan perusahaan, dan audit tenure

terhadap opini audit going concern pada perusahaan manufaktur. Pada

tabel Variables in the Equation, kolom Significant (Sig) dibandingkan

dengan tingkat alpha (α) 0,05 (5%). Apabilai nilai signifikansi dibawah

0,05 (5%) maka hipotesis (Ha) diterima.

Tabel IV.12

Variables in The Equation

B S.E. Wald Df Sig. Exp(B)

Step 1a UKP -.131 .067 3.855 1 .050 .878

KK -1.459 .369 15.612 1 .000 .232

PP .395 .861 .210 1 .647 1.484

AT .022 .463 .002 1 .962 1.022

Constant 2.802 1.928 2.113 1 .146 16.482

Sumber: Hasil Pengolahan Data dengan SPSS 25.0

Page 88: “PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KONDISI ...repositori.buddhidharma.ac.id/702/1/SKRIPSI SHANIA...(Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

68

Berdasarkan Tabel IV.12, model regresi yang terbentuk berdasarkan nilai

estimasi parameter dalam Variables in The Equation adalah sebagai

berikut ini:

OAGC = 2,802 – 0,131 UKP – 1,459 KK + 0,395 PP + 0,022 AT + ε

Berikut ini disajikan penjelasan dari model regresi yang telah terbentuk:

1. Variabel opini audit going concern tanpa dipengaruhi variabel ukuran

perusahaan, kondisi keuangan, pertumbuhan perusahaan, dan audit

tenure, nilai opini audit going concern adalah tetap sebesar 2,802 atau

jika nilai variabel ukuran perusahaan, kondisi keuangan, pertumbuhan

perusahaan, dan audit tenure adalah sebesar 0 (nol) maka nilai opini

audit going concern adalah tetap yaitu sebesar 2,802.

2. Jika variabel ukuran perusahaan naik sebesar satu satuan, maka nilai

opini audit going concern akan menurun sebesar 0,131.

3. Jika variabel kondisi keuangan naik sebesar satu satuan, maka nilai opini

audit going concern akan menurun sebesar 1,459.

4. Jika variabel pertumbuhan perusahaan naik sebesar satu satuan, maka

nilai opini audit going concern akan mengalami kenaikan sebesar

0,395.

5. Jika variabel audit tenure naik sebesar satu satuan, maka nilai opini audit

going concern akan mengalami kenaikan sebesar 0,022.

Page 89: “PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KONDISI ...repositori.buddhidharma.ac.id/702/1/SKRIPSI SHANIA...(Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

69

Dari Tabel IV.12 juga dapat dilihat hasil pengujian estimasi parameter dan

interpretasinya yang dilihat dari nilai koefisien regresi dan signifikansi

untuk setiap variabel independen dengan timgkat signifikansi (0,05) yang

digunakan untuk menjawab hipotesis sebagai berikut:

H1: Ukuran Perusahaan berpengaruh terhadap Opini Audit Going

Concern

Variabel ukuran perusahaan (UKP) yang diproksikan dengan total asset

perusahaan pada tabel IV.12 menunjukkan koefisien sebesar -0,131

dengan tingkat signifikansi sebesar 0,05 yang berarti H1 diterima. Maka,

ukuran perusahaan (UKP) berpengaruh signifikan terhadap opini audit

going concern yang dikarenakan semakin besar total aset perusahaan maka

perusahaan semakin mampu mempertahankan kelangsungan hidupnya

sehingga kemungkinan menerima opini audit going concern akan semakin

kecil.

H2: Kondisi Keuangan berpengaruh terhadap Opini Audit Going

Concern

Variabel kondisi keuangan (KK) yang diukur dengan menggunakan teori

revised Altman pada tabel IV.12 menunjukkan koefisien sebesar -1,459

dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000 < 0,05 yang berarti H2 diterima.

Maka, kondisi keuangan (KK) berpengaruh signifikan terhadap opini audit

going concern yang dikarenakan semakin baik kondisi keuangan

perusahaan maka akan semakin kecil juga kemungkinan penerimaan opini

going concern dari seorang auditor.

Page 90: “PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KONDISI ...repositori.buddhidharma.ac.id/702/1/SKRIPSI SHANIA...(Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

70

H3: Pertumbuhan Perusahaan berpengaruh terhadap Opini Audit

Going Concern

Variabel pertumbuhan perusahaan (PP) yang diproksikan dengan

pertumbuhan penjualan. Pada Tabel IV.12 menunjukkan koefisien sebesar

0,395 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,647 > 0,05 yang berarti H3

ditolak. Maka, pertumbuhan perusahaan (PP) tidak berpengaruh signifikan

terhadap opini audit going concern. Hal ini dikarenakan pertumbuhan

perusahaan tidak hanya dapat diukur dengan pertumbuhan penjualan saja

tetapi dapat diukur menggunakan beberapa rumus pertumbuhan.

H4: Audit Tenure berpengaruh terhadap Opini Audit Going Concern

Variabel audit tenure (AT) yang diukur dengan menggunakan masa

perikatan KAP dengan perusahaan. Pada Tabel IV.12 menunjukkan

koefisien sebesar 0,022 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,962 < 0,05

yang berarti H4 ditolak. Maka, audit tenure tidak berpengaruh signifikan

terhadap opini audit going concern. Hal ini dikarenakan independensi

auditor tidak terganggu dengan lamanya perikatan yang terjadi antara klien

dengan KAP.

C. Pembahasan Hasil Penelitian

Penelitian ini merupakan studi mengenai pengeluaran opini audit going concern

oleh seorang auditor kepada perusahaan yang diaudit (auditee). Penelitian ini

menggunakan variabel independen (ukuran perusahaan, kondisi keuangan,

pertumbuhan perusahaan, dan audit tenure) untuk menguji faktor-faktor yang

Page 91: “PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KONDISI ...repositori.buddhidharma.ac.id/702/1/SKRIPSI SHANIA...(Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

71

dapat mempengaruhi opini audit going concern. Penelitian ini dilakukan

terhadap 93 perusahaan sampel sektor manufaktur pada periode 2016-2018

yang telah dipilih menggunakan metode purposive sampling. Berdasarkan hasil

penelitian, sebesar 22 perusahaan mendapat opini audit going concern dan

sisanya sebesar 71 perusahaan tidak memperoleh opini audit going concern.

Dari penelitian ini terdapat ringkasan hasil pengujian ke empat hipotesis yaitu

pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen yang dapat

dijelaskan sebagai berikut:

a. Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa tingkat signifikansi ukuran

perusahaan sebesar 0,050 sehingga dapat diberi kesimpulan bahwa ukuran

perusahaan yang diukur dengan logaritma natural total aset perusahaan

berpengaruh terhadap opini audit going concern. Hasil tersebut mendukung

hipotesis pertama dari penelitian ini. Penelitian ini sejalan dengan hasil

penelitian dari Alichia (2013) dan Pradika (2017) yang menyatakan bahwa

ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap opini audit going

concern, namun tidak sejalan dengan hasil penelitian dari Amalia (2016)

yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap

opini audit going concern.

Sesuai dengan hasil tersebut dapat dikatakan bahwa ukuran perusahaan

dapat berpengaruh terhadap opini audit going concern karena semakin

tinggi total aset yang perusahaan miliki, maka perusahaan dianggap sebagai

perusahaan yang tergolong besar dan lebih mampu mempertahankan

kelangsungan hidup usahanya, selain itu perusahaan yang tergolong besar

Page 92: “PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KONDISI ...repositori.buddhidharma.ac.id/702/1/SKRIPSI SHANIA...(Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

72

biasanya memiliki manajemen yang baik dalam setiap pengelolaan sistem

aspek perusahaan, juga jika perusahaan tergolong besar akan lebih mudah

mendapatkan pinjaman dari para penyedia peminjaman jika perusahaan

memerlukan pinjaman. Maka dari itu perusahaan yang tergolong besar akan

semakin kecil potensinya untuk mendapatkan opini audit going concern.

b. Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa tingkat signifikansi kondisi

keuangan adalah sebesar 0,000 < 0,05 sehingga dapat diberi kesimpulan

bahwa kondisi keuangan yang diukur dengan menggunakan teori

kebangkrutan revised Altman berpengaruh signifikan terhadap opini audit

going concern. Hasil hipotesis ini mendukung hipotesis kedua dari

penelitian ini. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Putra et

al., (2016), Azizah dan Anisyukurilah (2014), serta Kusumawardhani

(2018) yang menyatakan bahwa kondisi keuangan berpengaruh terhadap

opini audit going concern, namun tidak mendukung penelitian dari

Rahayuningsih (2014) yang menyatakan sebaliknya. Hal ini dikarenakan

dalam memberikan opini audit going concern, seorang auditor akan

memperhatikan kondisi keuangan perusahaan melalui laporan

keuangannya. Apabila laporan keuangan tidak memiliki permasalahan

keuangan yang serius, seperti tidak mengalami likuiditas, laba yang

dihasilkan meningkat meskipun sedikit, mempunyai modal kerja cukup,

tidak mengalami defisit maka tidak akan menerima opini audit going

concern, namun jika perusahaan yang memiliki permasalahan keuangan

serta kerugian terus menerus akan berpeluang mendapatkan opini audit

Page 93: “PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KONDISI ...repositori.buddhidharma.ac.id/702/1/SKRIPSI SHANIA...(Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

73

going concern berarti semakin buruk kondisi keuangan perusahaan semakin

besar profitabilitas perusahaan menerima opini audit going concern.

c. Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa tingkat signifikansi pertumbuhan

perusahaan adalah sebesar 0,647 > 0,05 sehingga dapat diberi kesimpulan

bahwa pertumbuhan perusahaan yang diproksikan dengan pertumbuhan

penjualan tidak berpengaruh terhadap opini audit going concern. Hasil

hipotesis ini tidak mendukung hipotesis ketiga dari penelitian ini, namun

hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Kurnia et al., (2018) yang

menyatakan bahwa pertumbuhan perusahaan tidak berpengaruh terhadap

opini audit going concern dan tidak sejalan dengan hasil penelitian dari

Iriawan et al., (2015), dan Amaliyah et al., (2018) yang menyatakan bahwa

pertumbuhan perusahaan memiliki pengaruh terhadap opini audit going

concern. Hal ini dikarenakan pertumbuhan perusahaan dapat diukur

menggunakan beberapa rumus pertumbuhan, yaitu pertumbuhan aktiva

lancar, pertumbuhan aset perusahaan, dan pertumbuhan laba. Banyaknya

cara mengukur pertumbuhan perusahaan menyebabkan penggunaan

pertumbuhan penjualan saja belum dapat mencerminkan seberapa baik

perusahaan dalam menjalakan aktivitas operasinya. Maka auditor tidak

hanya melihat pertumbuhan perusahaan yang diukur menggunakan

penjualan saja dalam memberikan opini audit going concern, tetapi akan

melihat pertumbuhan perusahaan secara menyeluruh. Meskipun penjualan

suatu perusahaan meningkat atau menurun tidak menjamin perusahaan

tersebut akan mendapatkan opini audit going concern atau tidak, hal ini

Page 94: “PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KONDISI ...repositori.buddhidharma.ac.id/702/1/SKRIPSI SHANIA...(Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

74

karenakan jika perusahaan mengalami kenaikan penjualan namun tidak

diikuti dengan kemampuan auditee untuk menghasilkan laba serta

meningkatkan saldo labanya sama saja seperti penurunan penjualan yang

menurun dan tidak selalu membuat penurunan laba. Juga jika semakin tinggi

penjualan memungkinkan juga terjadinya peningkatan beban operasional

sehingga perusahaan tidak dapat menaikkan saldo labanya. Maka dari itu

seorang auditor akan lebih mempertimbangkan pertumbuhan perusahaan

secara keseluruhan dalam hal untuk memberikan opini audit going concern

kepada suatu perusahaan.

d. Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa tingkat signifikansi audit tenure

adalah sebesar 0,962 < 0,05 sehingga dapat diberi kesimpulan bahwa audit

tenure yang diukur dengan menggunakan masa perikatan antara KAP dengan

perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap opini audit going concern.

Hasil hipotesis ini tidak mendukung hipotesis keempat dari penelitian ini.

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Anisa et al., (2018) yang

menyatakan bahwa audit tenure tidak berpengaruh terhadap opini audit

going concern, namun tidak sejalan terhadap penelitian dari Syahputra et al.,

(2017) dan Nurmeidita (2018) menyatakan bahwa audit tenure memiliki

pengaruh terhadap opini audit going concern. Hal ini dikarenakan

independensi seorang auditor tidak mengalami gangguan dengan lamanya

perikatan yang terjadi antara klien dengan KAP melainkan lebih kepada

kualitas seorang auditor selama mengaudit perusahaan klien yang dimana

seorang auditor harus dapat memprediksi kemampuan perusahaan untuk

Page 95: “PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KONDISI ...repositori.buddhidharma.ac.id/702/1/SKRIPSI SHANIA...(Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

75

mempertahankan kelangsungan usahanya tanpa memperdulikan lama waktu

perikatan yang akan diterima dimasa depan karena kehilangan klien.

Page 96: “PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KONDISI ...repositori.buddhidharma.ac.id/702/1/SKRIPSI SHANIA...(Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

76

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dan mengacu pada perumusan serta

tujuan dari penelitian ini, maka dapat ditarik kesimpulan-kesimpulan sebagai

berikut:

1. Berdasarkan hasil uji regresi logistik (logistic regression) menunjukkan

bahwa ukuran perusahaan berpengaruh secara signifikan terhadap Opini

Audit Going Concern.

2. Berdasarkan hasil uji regresi logistik (logistic regression) menunjukkan

bahwa kondisi keuangan perusahaan berpengaruh secara signifikan terhadap

Opini Audit Going Concern.

3. Berdasarkan hasil uji regresi logistik (logistic regression) menunjukkan

bahwa pertumbuhan perusahaan tidak berpengaruh secara signifikan

terhadap Opini Audit Going Concern.

4. Berdasarkan hasil uji regresi logistik (logistic regression) menunjukkan

bahwa audit tenure tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Opini Audit

Going Concern.

B. Implikasi Penelitian

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), implikasi adalah keterlibatan

antar suatu hal. Jadi dalam penelitian ini, implikasi dapat diartikan sebagai

Page 97: “PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KONDISI ...repositori.buddhidharma.ac.id/702/1/SKRIPSI SHANIA...(Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

77

sebuah keterlibatan dari hasil temuan atas suatu penelitian. Adapun implikasi

dalam penelitian ini yaitu:

1. Secara Teoritis

Secara teoritis, teori yang digunakan untuk menjelaskan masing-masing

variabel pada penelitian ini sudah jelas, dengan menggunakan sumber-sumber

baik melalui buku ataupun dari peneliti sebelumnya yang dapat

dipertanggungjawabkan dan telah sesuai dengan kriteria.

2. Secara Metodologi

Secara metodologi, penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dan

metode deskriptif. Penelitian ini juga menggunakan data sekunder yang

menggunakan studi pustaka dan dokumentasi. Studi pustaka dilakukan

dengan membaca buku dan jurnal, mengolah data, dan melalui situs internet

yang berkaitan dan dapat dijadikan referensi dalam penelitian. Dokumentasi

dilakukan dengan mengumpulkan, mencatat, dan mengkaji data sekunder

yang berhubungan dengan variabel yang diteliti pada Bursa Efek Indonesia

dan kemudian diolah pada Program SPSS 25 dengan menggunakan teknik

analisis data berupa uji statistik deskriptif dan uji regresi logistik sesuai

dengan penelitian sebelumnya.

3. Secara Manajerial

Secara Manajerial, penelitian ini digunakan untuk mengidentifikasi kinerja

perusahaan serta mendeteksi segala permasalahan yang ada di perusahaan

sehingga dengan diketahuinya hal tersebut, pihak perusahaan dapat berusaha

untuk meningkatkan serta memperbaiki kinerjanya.

Page 98: “PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KONDISI ...repositori.buddhidharma.ac.id/702/1/SKRIPSI SHANIA...(Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

78

C. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka beberapa saran yang dapat diajukan

adalah sebagai berikut:

1. Bagi peneliti selanjutnya:

a. Sebaiknya penelitian selanjutnya menggunakan variabel independen

lainnya yang belum ada dalam penelitian ini, dan menggunakan lebih dari

empat variabel independen sehingga hasil penelitian akan semakin

berkembang dalam mengidentifikasikan penerimaan opini audit going

concern.

b. Sebaiknya periode tahun pengamatan lebih diperpanjang, sehingga dapat

melihat kecenderungan (trend) penerimaan opini audit going concern

secara lebih akurat.

c. Sebaiknya penelitian selanjutnya menggunakan sektor lain didalam BEI

seperti perbankan dan keuangan, real estate, dan pertambangan sehingga

dapat melihat kecenderungan (trend) penerimaan opini audit going

concern secara lebih luas.

2. Bagi Investor:

Tidak hanya menggunakan ukuran perusahaan, kondisi keuangan,

pertumbuhan perusahaan, dan audit tenure sebagai dasar pengambilan

keputusan, tetapi juga memperhatikan hal-hal lain yang berhubungan dengan

opini audit going concern.

Page 99: “PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KONDISI ...repositori.buddhidharma.ac.id/702/1/SKRIPSI SHANIA...(Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

79

3. Bagi Perusahaan

Mengoptimalkan kinerjanya sehingga dapat menghasilkan laporan keuangan

yang baik dan juga pihak perusahaan atau pihak manajemen dapat

memperbaiki berbagai masalah yang ada pada perusahaannya sehingga dapat

terus melanjutkan kelangsungan hidup usahanya

Page 100: “PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KONDISI ...repositori.buddhidharma.ac.id/702/1/SKRIPSI SHANIA...(Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

DAFTAR PUSTAKA

Agoes, Sukrisno. 2017. Auditing. Edisi kelima. Jakarta: Salemba Empat.

Alichia, Yashinta Putri. 2013. Pengaruh Ukuran Perusahaan, Pertumbuhan

Perusahaan, dan Opini Audit Tahun Sebelumnya Terhadap Opini Audit

Going Concern (Studi Empiris Perusahaan Manufaktur yang terdaftar pada

Bursa Efek Indonesia). Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang.

Anisa. Jehan, Magnaz Lestira Oktaroza, Mey Maemunah. 2018. Pengaruh Audit

Tenure dan Reputasi Kantor Akuntan Publik (KAP) terhadap Opini Audit

Going Concern (Survei pada Perusahaan Sektor Industri Dasar dan Kimia

yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2016). Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Bandung.

Amalia, Krisna Ayu. 2016. Pengaruh Auditor Client Tenure, Ukuran Perusahaan,

Pertumbuhan Perusahaan, Reputasi Auditor, Leverage dan Financial

Distress Terhadap Opini Audit Going Concern (Studi Empiris pada

Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun

2010-2014). Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah

Surakarta.

Bahri, Syaiful. 2016. Pengantar Akuntansi. Yogyakarta: Andi.

Ghozali, Imam. 2016. Aplikasi Analisis Multivariete Dengan Program IBM SPSS

23 (Edisi 8). Cetakan ke VIII. Semarang: Badan Penerbit Universitas

Diponegoro.

Ginting, Suriani dan Linda Suryana. 2014. Analisis Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi Opini Audit Going Concern pada Perusahaan Manufaktur

di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Wira Ekonomi Mikroskil. Vol. 4, No. 2.

Hery. 2017. Auditing dan Asurans. Jakarta: PT Grasindo.

Indriani. Poppy, Rolia Wahasusmiah. 2018. Pengaruh Kondisi Keuangan, Rasio

Keuangan, Debt Default, Kualitas Audit dan Opini Audit Tahun

Sebelumnya Terhadap Opini Audit Going Concern. Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Bina Darma Palembang.

Institut Akuntansi Indonesia. 2011. Standar Profesional Akuntan Publik. Jakarta:

Salemba Empat.

Page 101: “PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KONDISI ...repositori.buddhidharma.ac.id/702/1/SKRIPSI SHANIA...(Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Iriawan. Wisnu Putra, Leny Suzan. 2015. Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan,

Opinion Shopping, Dan Prior Opinion Terhadap Penerimaan Opini Audit

Going Concern (Studi Pada Perusahaan Property and Real Estate yang

Listing di BEI Tahun 2009-2013). E-Proceeding of Management. Vol. 2.

No. 2: 1683.

Kasmir. 2018. Analisis Laporan Keuangan. Depok: PT. Raja Grafindo Persada.

Khotimah, Oktaviani Rizqi Khusnul. 2015. Pengaruh Kualitas Audit, Kondisi

Keuangan Perusahaan, Opini Audit Tahun Sebelumnya Dan Pertumbuhan

Perusahaan Terhadap Opini Audit Going Concern (Studi Pada Perusahaan

Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2011-

2013). Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Muhammadiyah

Surakarta.

Krissindiastuti. Monica, Ni Ketut Rasmini. 2016. Faktor-faktor yang

Mempengaruhi Opini Audit Going Concern. E-Jurnal Akuntansi

Universitas Udayana. Vol. 14. No. 1: 451-481

Kurnia. Pipin, Nanda Fito Mella. 2018. Opini Audit Going Concern: Kajian

Berdasarkan Kualitas Audit, Kondisi Keuangan, Audit Tenure, Ukuran

Perusahaan, Pertumbuhan Perusahaan dan Opini Audit Tahun Sebelumnya

pada Perusahaan yang Mengalami Financial Distress pada Perusahaan

Manufaktur (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa

Efek Indonesia Tahun 2010-2015). Jurnal Riset Akuntansi dan Keuangan.

Vol. 6. No. 1.

Kusumawardhani, Indra. 2018. Pengaruh Kondisi Keuangan, Financial Distres,

Profitabilitas dan Ukuran Perusahaan Terhadap Opini Audit Going

Concern. Buletin Ekonomi. Vol.16. No. 1: 1-136.

Makien, Ahmad. 2016. Pengaruh Ukuran Perusahaan, Return On Asset, Audit

Tenure, Audit Lag, Dan Proporsi Komisaris Independen Terhadap Opini

Audit Going Concern (Studi Pada Perusahaan Sektor Jasa yang Terdaftar di

BEI dan Menerima Opini Going Concern Periode 2010-2014). Skripsi.

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Nainggolan, Piter. 2016. Analisis Pengaruh Audit Tenure, Ukuran Perusahaan,

Opini Audit Tahun Sebelumnya, Kualitas Audit Terhadap Penerimaan

Opini Audit Going Concern Pada Perusahaan Manufaktur. Jurnal Lentera

Akuntansi. Vol. 2. No 2.

Page 102: “PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KONDISI ...repositori.buddhidharma.ac.id/702/1/SKRIPSI SHANIA...(Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Nurmeidita, Reza. 2018. Pengaruh Audit Tenure, Reputasi KAP, Opini Audit

Tahun Sebelumnya dan Opinion Shopping Terhadap Penerimaan Opini

Audit Going Concern (Studi Empiris pada Perusahaan Real Estate dan

Property yang terdaftar di BEI tahun 2013–2017). Skripsi. Fakultas

Ekonomi Universitas Islam Indonesia Yogyakarta.

Paramitha. Indriani Khanza, Hendra Gunawan, Pupung Purnamasari. 2016.

Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan dan Reputasi KAP Terhadap

PenerimaanOpini Going Concern (Studi Empiris Pada Perusahaan

Pertambangan yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011–2015).

Fakultas Ilmu Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Bandung.

Paputungan. Rahmita Dwinesia, David Kaluge. 2018. Pengaruh Masa Perikatan

Audit dan Ukuran Kantor Akuntan Publik Terhadap Kualitas Audit. Jurnal

Reviu Akuntansi dan Keuangan. Vol. 8. No. 1.

Prihadi, Toto. 2008. Analisis Rasio Keuangan. Jakarta: PPM.

Putra. Danang Anugrah, Ach. Syaiful Hidayat Anwar, Thoufan Nur. 2016.

Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan, Kondisi Keuangan Perusahaan, Dan

Opini Audit Tahun Sebelumnya Terhadap Opini Audit Going Concern.

Jurnal Reviu Akuntansi dan Keuangan. Vol. 6. No. 1.

Rahayuningsih, Anita. 2014. Pengaruh Kondisi Keuangan, Reputasi Auditor,

Disclosure, Dan Opini Audit Tahun Sebelumnya Pada Pengungkapan Opini

Audit Going Concern. Jurnal Akuntansi & Auditing. Vol. 11. No. 1: 25 –

37.

Ruroh. Ivon Nurmas, Sri Wahjuni Latifah. 2018. Pengaruh Profitabilitas, Leverage,

Ukuran Perusahaan Dan Risk Minimization Terhadap Pengungkapan

Corporate Social Responsibility (Studi Empiris Pada Perusahaan

Pertambangan Yang Terdaftar Di BEI Periode 2015-2016). Jurnal Akademi

Akuntansi. Vol. 1. No. 1.

Sari, Lina Wulan. 2017. Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Likuiditas dan

Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Kecenderungan Penerimaan Opini

Audit Going Concern pada Perusahaan Makanan dan Minuman di BEI

Periode 2010-2014. Fakultas Ekonomi Universitas Nusantara Persatuan

Guru Republik Indonesia Kediri.

Suryabrata, Sumadi. 2014. Metode Penelitian. Jakarta: RajaGrafindo Persada.

Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan Kombinasi. Bandung:

Alfabeta.

Page 103: “PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KONDISI ...repositori.buddhidharma.ac.id/702/1/SKRIPSI SHANIA...(Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Sulistiono. 2010. Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Struktur Modal dan Ukuran

Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur di BEI

Tahun 2006-2008. Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Negeri

Semarang.

Syahputra. Fauzan, M. Rizal Yahya. 2017. Pengaruh Audit Tenure, Audit Delay,

Opini Audit Tahun Sebelumnya Dan Opinion Shopping Terhadap

Penerimaan Opini Audit Going Concern Pada Perusahaan Manufaktur Yang

Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013-2015. Fakultas Ekonomi

dan Bisnis Universitas Syiah Kuala.

Yani. Meria, Rina Asmeri, Nurul Andini. 2018. Analisis Pengaruh Profitabilitas,

Cash Flow, Dan Kebijakan Manajemen Terhadap Opini Audit Going

Concern Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek

Indonesia. Jurnal Indovisi. Vol. 1. No. 1: 18 – 33.

Yanuariska. Maria Dini, Aloysia Yanti Ardiati. 2018. Pengaruh Kondisi Keuangan,

Audit Tenure, dan Ukuran KAP terhadap Opini Audit Going Concern pada

Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Tahun 2012-2016. Jurnal

Maksipreneur. Vol. 7. No. 2: 117–128.

www.idx.co.id

www.kompas.com

www.tirto.id

Page 104: “PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KONDISI ...repositori.buddhidharma.ac.id/702/1/SKRIPSI SHANIA...(Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Page 105: “PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KONDISI ...repositori.buddhidharma.ac.id/702/1/SKRIPSI SHANIA...(Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Page 106: “PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KONDISI ...repositori.buddhidharma.ac.id/702/1/SKRIPSI SHANIA...(Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

LAMPIRAN

Page 107: “PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KONDISI ...repositori.buddhidharma.ac.id/702/1/SKRIPSI SHANIA...(Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Page 108: “PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KONDISI ...repositori.buddhidharma.ac.id/702/1/SKRIPSI SHANIA...(Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Page 109: “PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KONDISI ...repositori.buddhidharma.ac.id/702/1/SKRIPSI SHANIA...(Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Page 110: “PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KONDISI ...repositori.buddhidharma.ac.id/702/1/SKRIPSI SHANIA...(Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Page 111: “PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KONDISI ...repositori.buddhidharma.ac.id/702/1/SKRIPSI SHANIA...(Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Page 112: “PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KONDISI ...repositori.buddhidharma.ac.id/702/1/SKRIPSI SHANIA...(Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Page 113: “PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KONDISI ...repositori.buddhidharma.ac.id/702/1/SKRIPSI SHANIA...(Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Page 114: “PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KONDISI ...repositori.buddhidharma.ac.id/702/1/SKRIPSI SHANIA...(Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Page 115: “PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KONDISI ...repositori.buddhidharma.ac.id/702/1/SKRIPSI SHANIA...(Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Page 116: “PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KONDISI ...repositori.buddhidharma.ac.id/702/1/SKRIPSI SHANIA...(Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Page 117: “PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KONDISI ...repositori.buddhidharma.ac.id/702/1/SKRIPSI SHANIA...(Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Page 118: “PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KONDISI ...repositori.buddhidharma.ac.id/702/1/SKRIPSI SHANIA...(Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Page 119: “PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KONDISI ...repositori.buddhidharma.ac.id/702/1/SKRIPSI SHANIA...(Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Page 120: “PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KONDISI ...repositori.buddhidharma.ac.id/702/1/SKRIPSI SHANIA...(Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Page 121: “PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KONDISI ...repositori.buddhidharma.ac.id/702/1/SKRIPSI SHANIA...(Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Page 122: “PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KONDISI ...repositori.buddhidharma.ac.id/702/1/SKRIPSI SHANIA...(Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Page 123: “PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KONDISI ...repositori.buddhidharma.ac.id/702/1/SKRIPSI SHANIA...(Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Page 124: “PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KONDISI ...repositori.buddhidharma.ac.id/702/1/SKRIPSI SHANIA...(Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Page 125: “PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KONDISI ...repositori.buddhidharma.ac.id/702/1/SKRIPSI SHANIA...(Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Page 126: “PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KONDISI ...repositori.buddhidharma.ac.id/702/1/SKRIPSI SHANIA...(Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Page 127: “PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KONDISI ...repositori.buddhidharma.ac.id/702/1/SKRIPSI SHANIA...(Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Page 128: “PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KONDISI ...repositori.buddhidharma.ac.id/702/1/SKRIPSI SHANIA...(Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Page 129: “PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KONDISI ...repositori.buddhidharma.ac.id/702/1/SKRIPSI SHANIA...(Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Page 130: “PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KONDISI ...repositori.buddhidharma.ac.id/702/1/SKRIPSI SHANIA...(Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

110

Page 131: “PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KONDISI ...repositori.buddhidharma.ac.id/702/1/SKRIPSI SHANIA...(Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

111

Page 132: “PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KONDISI ...repositori.buddhidharma.ac.id/702/1/SKRIPSI SHANIA...(Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Page 133: “PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KONDISI ...repositori.buddhidharma.ac.id/702/1/SKRIPSI SHANIA...(Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Page 134: “PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KONDISI ...repositori.buddhidharma.ac.id/702/1/SKRIPSI SHANIA...(Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Page 135: “PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KONDISI ...repositori.buddhidharma.ac.id/702/1/SKRIPSI SHANIA...(Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Page 136: “PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KONDISI ...repositori.buddhidharma.ac.id/702/1/SKRIPSI SHANIA...(Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Page 137: “PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KONDISI ...repositori.buddhidharma.ac.id/702/1/SKRIPSI SHANIA...(Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Page 138: “PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KONDISI ...repositori.buddhidharma.ac.id/702/1/SKRIPSI SHANIA...(Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Page 139: “PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KONDISI ...repositori.buddhidharma.ac.id/702/1/SKRIPSI SHANIA...(Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Page 140: “PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KONDISI ...repositori.buddhidharma.ac.id/702/1/SKRIPSI SHANIA...(Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Page 141: “PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KONDISI ...repositori.buddhidharma.ac.id/702/1/SKRIPSI SHANIA...(Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Page 142: “PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KONDISI ...repositori.buddhidharma.ac.id/702/1/SKRIPSI SHANIA...(Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Page 143: “PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KONDISI ...repositori.buddhidharma.ac.id/702/1/SKRIPSI SHANIA...(Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Page 144: “PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KONDISI ...repositori.buddhidharma.ac.id/702/1/SKRIPSI SHANIA...(Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Page 145: “PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KONDISI ...repositori.buddhidharma.ac.id/702/1/SKRIPSI SHANIA...(Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Page 146: “PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KONDISI ...repositori.buddhidharma.ac.id/702/1/SKRIPSI SHANIA...(Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Page 147: “PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KONDISI ...repositori.buddhidharma.ac.id/702/1/SKRIPSI SHANIA...(Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Page 148: “PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KONDISI ...repositori.buddhidharma.ac.id/702/1/SKRIPSI SHANIA...(Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Page 149: “PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KONDISI ...repositori.buddhidharma.ac.id/702/1/SKRIPSI SHANIA...(Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Page 150: “PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KONDISI ...repositori.buddhidharma.ac.id/702/1/SKRIPSI SHANIA...(Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Page 151: “PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KONDISI ...repositori.buddhidharma.ac.id/702/1/SKRIPSI SHANIA...(Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Page 152: “PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KONDISI ...repositori.buddhidharma.ac.id/702/1/SKRIPSI SHANIA...(Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Page 153: “PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KONDISI ...repositori.buddhidharma.ac.id/702/1/SKRIPSI SHANIA...(Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Page 154: “PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KONDISI ...repositori.buddhidharma.ac.id/702/1/SKRIPSI SHANIA...(Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Page 155: “PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KONDISI ...repositori.buddhidharma.ac.id/702/1/SKRIPSI SHANIA...(Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Page 156: “PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KONDISI ...repositori.buddhidharma.ac.id/702/1/SKRIPSI SHANIA...(Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Page 157: “PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KONDISI ...repositori.buddhidharma.ac.id/702/1/SKRIPSI SHANIA...(Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Page 158: “PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KONDISI ...repositori.buddhidharma.ac.id/702/1/SKRIPSI SHANIA...(Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Page 159: “PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KONDISI ...repositori.buddhidharma.ac.id/702/1/SKRIPSI SHANIA...(Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia